KEMATANGAN KARIR DITINJAU DARI LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN USIA PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Etik Budiwati, Zidni Immawan Muslimin Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Email :
[email protected] Abstract This study is aimed to determine the relationship between internal locus of control with career maturity on student of Psychology Islamic State University and to determine difference career maturity between student on 8th semester and 2nd semester. The subjects were student of Psychology Islamic State University Sunan Kalijaga Yogyakarta totalled 70 people, consist of 35 students on 8th semester and 35 students on 2nd semester. The sampling technique in this research using purposive sampling technique. Data collection methode used is the scale of internal locus of control and career maturity scale. Data analysis was done by using product moment correlation and independent sample t-test. The result showed that : 1. There is a significant positive relationship between internal locus of control with career maturity on student of Psychology State Islamic University, this is shown with correlation coefficient rxy = 0,809 with p =0,000, so concluded that the first hipothesis is accepted. 2. There isn’t difference career maturity between student of Psychology on 8th semester and 2nd semester, this shown that value of t = 1,449 with p = 0,152, so concluded that the second hipothesys is rejected. 3. Internal locus of control contributes to career maturity amounted to 65,4 %, shown with R square = 0,654. Keyword : internal locus of control, career maturity.
PENDAHULUAN Pendidikan tinggi merupakan jenjang yang paling tinggi pada sistem pendidikan di Indonesia, maka pada pendidikan tinggi ini diharapkan menjadi tempat untuk mempersiapkan sumber daya yang berkualitas, berprestasi tinggi, serta berorientasi ke masa depan yang lebih mantap dari jenjang sebelumnya. Artinya, diharapkan pendidikan tinggi mampu mencetak Jurnal Psikologi mandiri
tenaga-tenaga terampil yang berkualitas, sehingga lulusan dari perguruan tinggi diharapkan mampu mengembangkan ilmu yang didapat dengan maksimal. Dengan demikian ada relevansi antara ilmu yang dipelajari dengan aplikasi di masyarakat, dan aplikasi ini tercermin dari pekerjaan yang ditekuni setelah lulus dari perguruan tinggi. Berlandaskan tujuan adanya relevansi antara ilmu dengan 21
Etik Budiwati, Zidni Immawan Muslimin
pekerjaan yang ditekuni oleh lulusan dari perguruan tinggi, maka hendaknya sudah ada proses persiapan melakukan pilihan karir oleh individu sejak masih berstatus sebagai mahasiswa. Hal ini seperti dikemukakan oleh Komalasari (2012) bahwa salah satu kesuksesan yang diharapkan dibawa oleh mahasiswa adalah kesuksesan terhadap persiapan karir, yakni untuk dapat memasuki dunia kerja yang sesuai dengan bidang keahliannya. Pola pikir mahasiswa diarahkan untuk menjadi lebih matang dalam memecahkan permasalahan, termasuk masalah pekerjaan. Lebih jauh lagi, mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan sikap membina ilmu demi kemajuan bangsa, dengan mengembangkan kepribadian sesuai potensi yang dimiliki dan mampu merencanakan masa depan sesuai dengan keadaan dirinya. Salah satu indikator penting bahwa mahasiswa mampu merencanakan masa depan adalah dengan merencanakan karir atau pekerjaan, dan untuk dapat memilih dan merencanakan karir secara tepat diperlukan adanya kematangan karir (Kurniati, dkk, 2006). Menurut Super (Winkel dan Hastuti, 2004) kematangan karir adalah keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karir yang khas pada tahap perkembangan tertentu, di mana mahasiswa termasuk dalam tahap kedua yaitu eksplorasi. Pada tahap eksplorasi ini tugas perkembangan karir adalah melakukan observasi atau mencari informasi yang terdapat di sekelilingnya untuk mendapatkan Jurnal Psikologi mandiri
gambaran berbagai macam pekerjaan, serta mulai mencoba pekerjaan-pekerjaan tertentu yang dipilihnya sesuai dengan minat dan kemampuan yang dimiliki (Savickas, 2001). Kematangan karir dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, sebagaimana yang telah di identifikasi oleh Osipow (1983) bahwa kematangan karir dipengaruhi oleh kecerdasan, tingkat sosial ekonomi orangtua, konsep diri, pola pengasuhan orangtua, pola karir orangtua, aspirasi pekerjaan orangtua, lingkungan sekolah, bakat khusus, dan proses pendidikan. Sedangkan Naidoo, dkk (1998) mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi kematangan karir adalah usia, bangsa, etnik, locus of control, status sosial ekonomi orangtua, pekerjaan yang menonjol, serta jenis kelamin. Mahasiswa dalam usahanya untuk mencapai karir yang diinginkan membutuhkan usaha yang besar, mulai dari merencanakan, mengeksplorasi, mengumpulkan informasi serta mengkristalisasikan informasi tersebut pada pilihan karir tertentu. Untuk itu diperlukan keyakinan dalam diri individu supaya karir tersebut dapat dicapai dengan baik. Keyakinan di dalam diri individu untuk dapat meraih sukses ini disebut dengan locus of control internal. Locus of control adalah bagian dari social learning theory yang menyangkut kepribadian dan mewakili harapan umum mengenai masalah faktor-faktor yang menentukan keberhasilan dalam mendapatkan pujian dan hukuman dalam kehidupan seseorang (Pervin dalam Smet, 1994). Thompson & 22
KEMATANGAN KARIR DITINJAU DARI LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN USIA PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Schlehover (www.jurnalpdf.com) menyatakan bahwa locus of control mengacu pada keyakinan seseorang tentang bantuan atas peristiwa yang terjadi dalam hidupnya. Apabila seseorang cenderung meyakini mampu mendapatkan hasil yang baik dan menghindari hasil yang buruk melalui tindakan mereka sendiri maka dia mempunyai locus of control internal, namun sebaliknya artinya apabila hasil yang diperoleh diyakini ditentukan oleh faktorfaktor di luar dirinya, maka dia cenderung memiliki locus of control eksternal. Zulkaida, dkk (2007) menyatakan bahwa tingkat usaha yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam mencapai karir yang diinginkan dipengaruhi oleh locus of control internal . Zulkaida, dkk (2007) menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai locus of control internal, ketika dihadapkan pada pemilihan karir, maka ia akan melakukan usaha untuk mengenali diri, mencari tahu tentang pekerjaan dan langkahlangkah pendidikan serta berusaha mengatasi masalah yang berkaitan dengan pemilihan karir. Berdasarkan pemaparan di atas, penulis merumuskan bahwa konsep kematangan karir dan locus of control internal pada mahasiswa prodi Psikologi ini perlu dikaji lebih dalam, di mana locus of control internal merupakan keyakinan di dalam diri individu bahwa pencapaian atau hasil yang datang pada dirinya merupakan efek dari usaha yang telah dilakukannya, artinya keberhasilan di dalam hidup individu, termasuk dalam merencanakan karirnya, ditentukan oleh dirinya sendiri, bukan dikontrol Jurnal Psikologi mandiri
oleh lingkungan. Atas dasar uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam apakah terdapat hubungan yang positif antara locus of control internal dengan kematangan karir. Peneliti tertarik pula untuk meneliti gambaran tentang tingkat kematangan karir antara mahasiswa tingkat akhir yang sudah melalui pembelajaran lebih lama di perguruan tinggi dengan mahasiswa tingkat awal yang baru satu tahun menempuh proses perkuliahan. Hal ini dikuatkan dengan pendapat Osipow (1983) yang menyatakan bahwa siswa yang lebih tua (masa studinya lebih lama) mempunyai kematangan karir yang lebih matang daripada siswa yang lebih muda, di mana siswa yang lebih tua memberikan respon yang mengindikasikan bahwa mereka lebih konsen untuk memperhatikan kesempatan karir, informasi mengenai karir, dan nilai sosial yang diberikan oleh karir, daripada siswa yang lebih muda. Adapun manfaat yang bisa didapatkan dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis, yaitu diharapkan mampu memberikan sumbangsih ilmiah bagi keilmuan psikologi, khususnya bidang psikologi pendidikan dan psikologi perkembangan, lebih khusus lagi yang berkaitan dengan kematangan karir dalam hubungannya dengan konsep Locus of Control Internal dan usia, 2. Manfaat praktis, yaitu dapat digunakan sebagai bank data sekaligus bahan rujukan bagi penelitian yang lebih komprehensif selanjutnya. Temuan dari penelitian ini dapat juga dijadikan sebagai informasi tentang Locus of Control 23
Etik Budiwati, Zidni Immawan Muslimin
Internal dan hubungannya dengan kematangan karir pada mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, serta menjadi informasi mengenai tingkat kematangan karir pada mahasiswa semester awal dan di semester akhir.
TINJAUAN TEORI Kematangan Karir Karir merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena karir seseorang menentukan berbagai segi dari kehidupannya. Perkembangan karir merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perkembangan individu (Crites, 1974), maka prinsip-prinsip perkembangan pada umumnya juga berlaku pada perkembangan karir. Menurut Allison (2007), individu mulai perhatian terhadap karir ketika berada pada fase remaja dan dewasa, di sini individu akan mulai melakukan observasi terhadap karir-karir yang ada di sekitarnya. Seperti diungkapkan Bussey & Bandura (1999) bahwa observasi merupakan sumber utama informasi lingkungan, sehingga dinilai sangat penting bagi individu untuk mengembangkan karirnya. Super (Osipow, 1983) menyebutkan bahwa psikologi karir berangkat dari psikologi perkembangan, sehingga asumsi perkembangan karir disesuaikan dengan perkembangan manusia, Sedangkan Crites (1974) menegaskan bahwa kematangan karir merupakan tingkat kesiapan sikap dan kompetensi individu dalam mengambil keputusan karir yang tepat dalam suatu rentang kehidupan Jurnal Psikologi mandiri
sejak tahap eksplorasi sampai dengan tahap kemunduran. Super (Savickas, 2001) menjelaskan bahwa kematangan karir remaja adalah kesiapan untuk membuat pilihan karir, dan menjelaskan bahwa kepentingan dan pilihan tersebut belum pasti, karena masih berada pada proses uji coba, maka pengembangan lebih lanjut harus diperhatikan sehingga mereka dapat mengatasi kebingungan dan keraguan, dan tentu saja selanjutnya dimaksudkan untuk membuat pilihan karir yang bijak dan realistis. Kematangan karir remaja adalah keberhasilan remaja dalam menyelesaikan tugas perkembangan karir yang ditandai dengan memiliki informasi mengenai pendidikan dan karir, mengarahkan diri pada eksplorasi yang sistematis terhadap dunia kerja, memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan, memiliki kesadaran terhadap gaya hidup yang diinginkan, berkembangnya citra diri dengan jelas, positif dan realistik, serta mampu membentuk rencana karir sementara dan tujuan yang sesuai dengan citra diri dan gaya hidup yang diinginkan (Seligman, 1994). Berdasarkan berbagai pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa kematangan karir adalah kesiapan individu untuk memenuhi tugas perkembangan karir yang sesuai dengan usia dan tahapan perkembangannya. Super (Savickas, 2001) mengemukakan empat aspek yang dapat digunakan untuk mengukur kematangan karir, dimana keempat aspek ini mengukur kematangan karir untuk tahap eksplorasi, yang oleh Super dikatakan sebagai 24
KEMATANGAN KARIR DITINJAU DARI LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN USIA PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
pengukuran bagi pemuda atau remaja. Aspek-aspek tersebut mempunyai sifat berkelanjutan, artinya tidak dapat berdiri sendiri. Empat aspek tersebut terdiri dari : a. Perencanaan Perencanaan (planfullness) adalah kesadaran individu untuk membuat pilihan pendidikan dan karir, serta mempersiapkan diri untuk membuat pilihan tersebut. b. Eksplorasi Dimensi eksplorasi ini diartikan sebagai kecenderungan individu untuk secara aktif menggunakan kesempatan dari lingkungan sekitarnya dan berbagai sumber daya yang ada untuk memperoleh informasi mengenai dunia kerja umumnya dan untuk memilih salah satu bidang pekerjaan yang disukai khususnya. c. Kompetensi informasional Kompetensi informasional mengacu pada pengetahuan tentang bekerja, pekerjaan, dan karir. Kompetensi informasional dikatakan berkembang dengan baik jika individu cukup mengetahui tentang berbagai macam tugas-tugas pekerjaan dan menerapkan informasi tersebut untuk dirinya sendiri, kemudian mengkristalisasikan pada bidang dan tingkat pekerjaan tertentu. d. Pengambilan keputusan Pada dimensi terakhir ini dimaknai bahwa individu mengetahui apa saja yang harus dipertimbangkan dalam membuat pilihan karir, kemudian membuat pilihan karir yang sesuai dengan minat dan kemampuan yang dimilikinya. Jurnal Psikologi mandiri
Aspek perencanaan dan eksplorasi ini dikatakan Super (Savickas, 2001) sebagai paruh pertama dalam pengembangan karir, kemudian sebagai paruh keduanya terdapat kompetensi kognitif yang melibatkan informasi dan pengambilan keputusan seperti yang telah dipaparkan di atas. Crites (Kurniati dkk, 2006) menyatakan bahwa terdapat lima aspek untuk menjelaskan kematangan karir, yaitu : a. Self-appraisal Aspek ini mengungkapkan kemampuan individu dalam memperkirakan kekuatan dan kelemahan mereka terhadap karir yang berbeda, pada aspek ini diberikan suatu deskripsi mengenai karakteristik individu. b. Occupational Information Aspek ini mengungkap kemampuan individu memahami apa yang dilakukan tiap-tiap pekerjaan dan bagaimana perbedaan tugas mereka, pada aspek ini diberikan suatu deskripsi mengenai seseorang dalam melakukan suatu tugas. c. Goal Selection Aspek memilih karir ingin mengungkap kemampuan individu dalam memilih karir yang paling pas, sehingga menemukan kepuasan dan kesuksesan bagi individu tersebut. d. Planning Aspek perencanaan ingin mengungkap kemampuan individu dalam merencanakan dengan benar langkah-langkah yang harus diikuti baik dalam mempersiapkan diri dalam 25
Etik Budiwati, Zidni Immawan Muslimin
memasuki karir maupun dalam meningkatkan karir. e. Problem Solving Aspek ini ingin mengungkapkan kemampuan individu dalam memecahkan masalah yang timbul dalam perkembangan karir. Savickas (2001) mengatakan bahwa remaja yang belum mempunyai kematangan karir juga tetap melakukan pilihan terhadap karir, namun pilihan-pilihan mereka akan mampu terdistorsi oleh orangorang di sekitar dirinya, seperti keluarga, teman sebaya, guru, dan faktor kebetulan. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai aspekaspek atau karakteristik kematangan karir di atas, penulis cenderung untuk memilih pendapat Super sebagai acuan pengukuran terhadap kematangan karir. Menurut Super (Savickas, 2001), perkembangan kematangan karir dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan faktor dari luar diri individu. Faktor dari dalam diri individu atau disebut juga dengan faktor internal, terdiri dari inteligensi, bakat, minat, kepribadian, harga diri, dan nilai. Faktor dari luar individu atau disebut juga dengan faktor eksternal, terdiri dari keluarga, latar belakang sosial ekonomi, gender, teman sebaya, lingkungan sekolah, faktor realitas, dan proses pendidikan. Faktor dari dalam diri individu ini berkolaborasi dengan faktor yang ada di luar diri individu, kemudian menjadi patokan dalam pemilihan karir. Faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karir Jurnal Psikologi mandiri
menurut Super dan Overstreet (Osipow, 1983) antara lain : a. Biososial (inteligensi dan usia individu) Skor kematangan karir total meliputi dimensi orientasi terhadap tugas-tugas pilihan yang terdiri dari faktor-faktor perhatian terhadap pilihan, kespesifikan informasi dan perencanaan, serta penerimaan tanggungjawab untuk memilih dan membuat perencanaan masa depan. b. Lingkungan Lingkungan yang dimaksud di sini adalah tercermin dari tingkat pekerjaan orangtua, kurikulum sekolah (program akademik yakni siswa yang dicanangkan untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi, dan program vokasional yakni siswa yang dipersiapkan untuk masuk dunia kerja), sejumlah rangsangan budaya, dan keakraban dalam keluarga. c. Pekerjaan Faktor pekerjaan ini dimaksudkan sebagai aspirasi terhadap pekerjaan, yakni derajat kesesuaian antara aspirasi terhadap pekerjaan dengan harapan. d. Sifat-sifat kepribadian Terdapat empat kelompok karakteristik kepribadian yang dimaksud dalam sifat-sifat kepribadian ini. e. Prestasi remaja Prestasi remaja ini meliputi nilainilai rapor, partisipasi dalam kegiatan di sekolah dan di luar sekolah serta kemandirian secara positif.
26
KEMATANGAN KARIR DITINJAU DARI LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN USIA PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Naidoo, dkk (1998) menemukan kematangan karir dipengaruhi oleh variabel usia, bangsa, etnik, locus of control, status sosial ekonomi orangtua, pekerjaan yang menonjol, dan jenis kelamin. Osipow (1983) mengidentifikasi sejumlah faktor yang mempengaruhi kematangan karir, yaitu; kecerdasan, tingkat sosial ekonomi orangtua, konsep diri, pola pengasuhan orangtua, pola karir orangtua, aspirasi pekerjaan orangtua, lingkungan sekolah, bakat khusus, dan proses pendidikan. Berdasarkan berbagai pendapat para ahli mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi kematangan karir di atas, penulis membuat kesimpulan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi kematangan karir dapat dibagi menjadi faktor internal yang meliputi : inteligensi, bakat, minat, kepribadian, harga diri, usia individu, nilai, sifat-sifat kepribadian, prestasi remaja, locus of control, konsep diri, dan jenis kelamin. Sedangkan faktor eksternal meliputi latar belakang sosial ekonomi, gender, teman sebaya, lingkungan, faktor realitas, proses pendidikan, pekerjaan, bangsa, etnik, pola pengasuhan orangtua, pola karir orangtua, dan aspirasi pekerjaan orangtua. Locus of Control Internal Menurut Pervin (Smet, 1994) konsep locus of control adalah bagian dari social learning theory yang menyangkut kepribadian dan mewakili harapan umum mengenai masalah faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pujian dan hukuman terhadap kehidupan seseorang. Demikian juga Phares Jurnal Psikologi mandiri
(1976) menyatakan bahwa locus of control tumbuh dari social learning theory, Phares yang menurunkan teori locus of control dari Rotter (Phares, 1976) mengatakan bahwa locus of control adalah keyakinan individu mengenai kejadian-kejadian dalam kehidupannya. Lau (1988) mengartikan locus of control sebagai kontrol diri yang berkaitan dengan hal-hal yang menyangkut masalah perilaku dari individu yang bersangkutan. Individu dengan kontrol diri yang tinggi akan melihat bahwa ia mampu mengontrol perilakunya (locus of control internal). Pendapat tersebut didukung oleh Sarafino (1998) yang menyatakan bahwa individu dengan locus of control internal yakin bahwa kesuksesan dan kegagalan yang terjadi dalam hidup tergantung pada diri sendiri. Menurut Zulkaida dkk (2007) locus of control menggambarkan seberapa jauh seseorang memandang hubungan antara perbuatan yang dilakukannya (action) dengan akibat/hasilnya (outcome). Rotter (Crowson dkk, 2002) menyatakan bahwa locus of control internal menggambarkan sejauhmana seseorang merasakan penguatan sebagai hasil dari usaha atau perilakunya. Menurut Lefcourt (Smet, 1994) locus of control internal adalah keyakinan individu mengenai peristiwa-peristiwa yang berpengaruh dalam kehidupannya merupakan akibat dari tingkah lakunya sehingga dapat dikontrol. Rotter (Sarafino, 1998) membedakan orientasi locus of control menjadi dua, yakni locus of control internal dan locus of control 27
Etik Budiwati, Zidni Immawan Muslimin
eksternal. Individu dengan locus of control internal mengerahkan usaha yang lebih besar untuk mengendalikan lingkungannya, menunjukkan pembelajaran yang lebih baik, mencari informasi baru secara lebih efektif apabila informasi tersebut memiliki relevansi pribadi, menggunakan informasi secara lebih baik, dan lebih menaruh perhatian pada informasi daripada tuntutan sosial dari situasi. Menurut Rotter (Corsini & Marsella, 1983), individu dengan locus of control internal cenderung menganggap bahwa keterampilan (skill), kemampuan (ability), dan usaha (effort) lebih menentukan apa yang mereka peroleh dalam hidup mereka. Sedangkan individu yang memiliki locus of control eksternal cenderung menganggap bahwa hidup mereka terutama ditentukan oleh kekuatan dari luar diri mereka, seperti nasib, takdir, keberuntungan, dan orang lain yang berkuasa atas dirinya. Thompson & Schlehover (www.jurnalpdf.com) menyatakan bahwa locus of control mengacu pada keyakinan seseorang tentang bantuan atas peristiwa yang terjadi dalam hidupnya. Apabila seseorang cenderung mampu mendapatkan hasil yang baik dan menghindari hasil yang buruk melalui tindakan mereka sendiri, maka dia mempunyai locus of control internal. Namun sebaliknya jika hasil yang diperoleh ditentukan oleh faktor-faktor di luar dirinya, maka dia cenderung memiliki locus of control eksternal. Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa locus of control internal adalah persepsi atau keyakinan individu bahwa Jurnal Psikologi mandiri
keberhasilan yang datang kepada dirinya berasal dari tindakan dan kapasitas yang ada dalam diri individu tersebut, bukan dari faktor di luar diri mereka. Menurut Crider (1983), ciriciri atau karakteristik seseorang dengan locus of control internal adalah sebagai berikut : a. Suka bekerja keras b. Memiliki inisiatif yang tinggi c. Selalu berusaha untuk menemukan pemecahan masalah d. Selalu mencoba untuk berfikir seefektif mungkin e. Selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin berhasil. Menurut Sarafino (1998), karakteristik individu yang mempunyai locus of control internal adalah sebagai berikut : a. Kontrol Individu mempunyai keyakinan bahwa peristiwa hidupnya adalah hasil dari faktor internal /kontrol personal. b. Mandiri Individu dalam usahanya untuk mencapai suatu tujuan atau hasil, percaya dengan kemampuan dan keterampilannya sendiri. c. Tanggung jawab Individu memiliki kesediaan untuk menerima segala sesuatu sebagai akibat dari sikap atau tingkah lakunya sendiri, serta berusaha memperbaiki sikap atau tingkah lakunya agar mencapai hasil yang lebih baik lagi. d. Ekspektasi Individu mempunyai penilaian subyektif atau keyakinan bahwa konsekuensi positif akan diperoleh pada situasi tertentu sebagai imbalan tingkah lakunya. 28
KEMATANGAN KARIR DITINJAU DARI LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN USIA PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Phares (1976) menyebutkan terdapat dua dimensi locus of control internal, yaitu : a. Kognitif Kognitif adalah hal yang berhubungan dengan kognisi, yaitu kegiatan memperoleh pengetahuan atau usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri. Aspek kognitif ini mempunyai dua dimensi yaitu keterampilan dan kemandirian. Keterampilan merupakan kecakapan untuk mewujudkan harapan yang diinginkan, sedangkan kemandirian adalah dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. b. Motivasi Motivasi merupakan usaha dari dalam diri yang dapat menyebabkan seseorang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapat kepuasan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti cenderung memilih pendapat Phares sebagai acuan dalam pengukuran locus of control internal, yaitu: kognitif dan motivasi. Adapun dalam penelitian ini peneliti mengajukan dua hipotesis : 1. Ada hubungan positif antara locus of control internal dengan kematangan karir pada mahasiswa Psikologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Artinya, apabila nilai locus of control internal tinggi maka tingkat kematangan karir mahasiswa juga tinggi, sebaliknya apabila nilai locus of control internal rendah maka tingkat kematangan karir mahasiswa juga rendah. 2. Ada perbedaan tingkat kematangan karir antara Jurnal Psikologi mandiri
mahasiswa prodi psikologi semester 8 dengan mahasiswa semester 2, di mana mahasiswa semester 8 mempunyai tingkat kematangan karir yang lebih tinggi daripada mahasiswa semester 2.
METODE Variabel tergantung yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kematangan Karir. Sedangkan variabel bebas adalah Locus of Control Internal. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga semester 2 dan 8, yang terdiri dari 96 orang dari mahasiswa semester 8, dan 143 mahasiswa semester 2, sehingga keseluruhan populasi dalam penelitian ini berjumlah 239 orang. Dari populasi kemudian diambil sampel sebanyak 70 mahasiswa, yang terdiri 35 mahasiswa semester 8, dan 35 mahasiswa semester 2. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Variabel kematangan karir diungkap melalui skala kematangan karir yang disusun peneliti berdasarkan aspek-aspek kematangan karir yang dikemukakan oleh Super (Savickas, 2001) yang terdiri atas 4 aspek, yaitu : perencanaan, eksplorasi, kompetensi informasional, dan pengambilan keputusan. Sedangkan skala yang digunakan untuk mengukur tingkat Locus of Control Internal pada penelitian ini merupakan skala yang disusun peneliti berdasarkan aspekaspek Locus of Control Internal yang 29
Etik Budiwati, Zidni Immawan Muslimin
dikemukakan oleh Phares, yaitu kognitif dan motivasi. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan validitas isi, yaitu validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi skala dengan analisis rasional atau lewat professional judgement. Validitas isi merupakan validitas yang dapat menunjukkan sejauh mana aitem-aitem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan yang hendak diukur atau sejauh mana isi skala mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Penentuan aitem yang layak digunakan dalam skala dilakukan pengujian dengan cara mengkorelasikan skor setiap aitem dengan skor total aitem yang didapat dari proses try out. Penghitungan koefisien korelasi sendiri menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson. Angka yang dihasilkan menunjukkan keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dan fungsi skala secara keseluruhan (Azwar, 2011). Kriteria dalam pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem-total menggunakan batasan indeks daya beda aitem > 0,30. Apabila didapatkan koefisien korelasi kurang dari 0,30 maka aitem dianggap tidak memuaskan (Azwar, 2001). Berdasarkan hasil uji reliabilitas skala kematangan karir diperoleh koefisien alpha (α) sebesar 0,943 dan untuk skala Locus of Control Internal diperoleh koefisien alpha (α) sebesar 0,942. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa kedua skala tersebut reliabel, artinya layak untuk digunakan untuk penelitian. Kesimpulan ini didasarkan pada pendapat Azwar (2011) bahwa semakin koefisien Jurnal Psikologi mandiri
reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Uji Hipotesis yang dipakai dalam penelitian ini meliputi uji korelasi dan uji komparasi. Uji korelasi dengan menggunakan formula product moment dari Pearson atau dikenal dengan product moment Pearson, sedangkan untuk menguji hipotesis kedua digunakan teknik uji independent sample t-test. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 16.0 for Windows.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil analisis data menggunakan formula product moment Pearson, diketahui bahwa koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,809 dengan p = 0,000 (p<0,00). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima, artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara locus of control internal dengan kematangan karir pada mahasiswa Psikologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Artinya, semakin tinggi locus of control internal maka semakin tinggi pula kematangan karir, demikian pula sebaliknya semakin rendah locus of control internal maka semakin rendah pula kematangan karirnya. Sedangkan dari hasil uji dengan independent sample t-test dihasilkan t sebesar 1,449 dan p sebesar 0,152 (p > 0,00). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis kedua ditolak, karena p = 0,152 (p > 0,05). Artinya, tidak ada perbedaan 30
KEMATANGAN KARIR DITINJAU DARI LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN USIA PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
kematangan karir antara mahasiswa Program Studi Psikologi semester 8 dan semester 2. Semua teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 16.0 for windows. Tingkat locus of control internal tinggi yang dimiliki oleh mahasiswa prodi Psikologi akan membuat mereka yakin bahwa keberhasilan dapat dikendalikan oleh mereka sendiri, artinya mereka mampu mengontrol keberhasilan mereka, bukan ditentukan oleh orang lain atau menunggu datangnya keberuntungan, mereka lebih mengutamakan usaha dan kemandirian. Mahasiswa dengan locus of control internal tinggi akan menyadari pentingnya pemilihan pendidikan dan karir, berusaha mempersiapkan diri untuk membuat pilihan tersebut. Persiapan tersebut dilakukan dengan mengumpulkan informasi-informasi mengenai karir, mencari hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan karir, serta mengenali minat dan kemampuan yang dimilikinya, dimana hal-hal ini merupakan ciriciri individu dengan kematangan karir yang matang atau tinggi. Menurut Phares (1976) individu dengan locus of control internal tinggi memiliki ketrampilan dan kemandirian yang tinggi dalam memperoleh pengetahuan atau usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri, sehingga individu ketika akan merencanakan atau menetapkan karir masa depannya akan berusaha mendapatkan informasi terkait dengan karir/pekerjaan secara lebih Jurnal Psikologi mandiri
komprehensif dengan berbagai macam cara (browsing, wawancara, observasi, dan lain-lain) dan dilakukan secara mandiri, tanpa tergantung pada pihak lain. Dengan dimilikinya informasi yang komprehensif tentang berbagai macam profesi/karir/pekerjaan, maka individu akan lebih mudah untuk mengambil keputusan dalam penentuan karir/pekerjaan yang akan ditekuninya. Penelitian ini didukung pula dengan pernyataan Zulkaida, dkk (2007) bahwa siswa yang memiliki locus of control internal akan berusaha untuk mengenali diri, mencari tahu tentang pekerjaan serta berusaha mengatasi masalah yang berkaitan dengan pemilihan karir. Dari hasil uji komparasi diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan kematangan karir antara mahasiswa semester 8 dan semester 2. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan usia atau lamanya waktu kuliah tidak mempengaruhi kematangan karir. Tidak ada perbedaan kematangan karir antara mahasiswa semester 8 dan 2 bisa jadi disebabkan perbedaan usia yang tidak jauh berbeda yang menyebabkan pengalaman dan informasi (karir) yang didapatkan pun juga relatif tidak berbeda. Selain itu, bisa juga diartikan bahwa perbedaan lamanya pengalaman dalam mengikuti perkuliahan tidak memberikan pengaruh yang berbeda pada kematangan karir.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka dapat 31
Etik Budiwati, Zidni Immawan Muslimin
diambil beberapa kesimpulan berikut ini : 1. Ada hubungan positif yang signifikan antara locus of control internal dengan kematangan karir pada mahasiswa prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, artinya semakin tinggi tingkat locus of control internal maka semakin tinggi pula tingkat kematangan karir, demikian pula sebaliknya semakin rendah tingkat locus of control internal maka semakin rendah pula tingkat kematangan karir. 2. Locus of control internal memberikan sumbangan efektif kepada kematangan karir sebesar 65,4 %, hal ini menunjukkan sumbangan yang cukup besar sehingga locus of control internal dapat dijadikan indikator sebagai petunjuk adanya kematangan karir. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Naidoo dkk, bahwa locus of control internal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kematangan karir (Naidoo dkk, 1998). 3. Tidak ada perbedaan kematangan karir antara mahasiswa Psikologi UIN semester 8 dan semester 2. Adapun saran-saran yang bisa diberikan antara lain : 1. Bagi Mahasiswa Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga perlu untuk lebih meningkatkan lagi kematangan karir dengan cara meningkatkan locus of control Internalnya. 2. Bagi Program Studi Psikologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta diharapkan dalam proses perkuliahan (pembelajaran) mampu menyelipkan muatanmuatan yang dapat meningkatkan kematangan karir mahasiswa. 3. Bagi Jurnal Psikologi mandiri
peneliti selanjutnya yang ingin meneliti kematangan karir untuk melihat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat kematangan karir, di antaranya konsep diri, inteligensi, pola pengasuhan orangtua, lingkungan sekolah, dan sebagainya (Osipow, 1983). DAFTAR PUSTAKA Allison, C. J., & Cossette, M. (2007). Three Theories of Career Development and Choice (Literature Review). Lynnwood: Edmonds Community College. Azwar, S. (2001). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Bussey, K., & Bandura, A. (1999). Social Cognitive Theory of Gender Development and Differentiation. Psychological Review, 106 (4), 676-713. Corsini, R. J., & Marsella, A. J. (1983). Personality Theories: Research and Assesment. USA: University of Hawai at Manoa Peacock Published, Inc. Crites, J. O. (1974). The Career Maturity Inventory. New York: McGraw-Hill Book Company. 32
KEMATANGAN KARIR DITINJAU DARI LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN USIA PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Komalasari, G. (2012). Bimbingan Belajar Bagi Mahasiswa. Bahan Ajar Jurusan Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta. Kurniati,
N.M.T. Putri, D.E.; Rahardjo, W, Muluk, H, Rifameutia, T. (2006). Adaptasi, Uji Validitas dan Reliabilitas Career Maturity Inventory (CMI) pada Siswa Menengah Atas (SMA) di Jakarta. Jurnal Penelitian Psikologi, 2 (11), 163-177.
Lau, R. (1988). Belief About Control and Health Behavior. New York : Plenum Press. Naidoo, A. V. Bowman, S. L. & Gerstein, L. H. (1998). Demographics, Causality, Work Salience, And The Career Maturity of African-American Student: A Causal Model. Journal of Vocational Behavior, 53, 15-27. Osipow, S. H. (1983). Theories Of Career Development. Englewood Cliffs. New Jersey: Prenrice-Hall Inc. Phares, E. J. (1976). Locus of Control in Personality. New Jearsey : General Learning Press. Sarafino,
E.P. (1998). Psychology Biopsychosocial Interaction 3rd
Jurnal Psikologi mandiri
Health :
New York : John Wiley & Sons. Savickas,
M. L. (2001). A Developmental Perspective on Vocational Behavior: Career Pattern, Salience, and Themes, International Journal for Educational and Vocational Guidance, 1, 49-57.
Seligman, L. (1994). Developmental Career Counseling & Assesment (2nd ed). California : SAGE Publications. Smet,
B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta : Grasindo.
Thompson, C. S., & Schlehover, M. M. Perceived Control. Tersedia pada www.jurnalpdf.com. di unduh pada 6 Desember 2011 Pukul 19.38. Winkel, W. S., & Hastuti, S. (2004). Bimbingan Karir di Institusi Pendidikan. Jakarta: Media Abadi. Zulkaida,
A, Kurniati, N.M.T, Retnaningsih, Muluk, H, dan Rifameutia, T. (2007). Pengaruh Locus of Control dan Efikasi Diri Terhadap Kematangan Karir Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Proceeding PESAT, 2, B1-B4.
edition. 33
Etik Budiwati, Zidni Immawan Muslimin
Jurnal Psikologi mandiri
34