KEEFEKTIFAN KONSELING KELOMPOK REALITA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA DALAM MENGERJAKAN PEKERJAAN RUMAH (PR)
ARTIKEL
Oleh: Diah Novriyanti NIM. 081014032 Drs. Hadi Warsito W, M.Si.,Kons. NIP. 19581115 198503 1 002
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING 2013
THE EFFECTIVENESS OF REALITY GROUP COUNSELING TO IMPROVING STUDENTS RESPONSIBILITY IN DOING SCHOOLWORK
Diah Novriyanti1, Drs. Hadi Warsito W, M.Si., Kons.2
ABSTRACT
Purpose of this research was to test the effectiveness of reality group counseling to increase student’s responsibility in doing schoolwork. Subject of this research are seven student which selected by purposive sampling from XI-Ak 2 grade of SMK Kartika 1 Surabaya that indicated to have low responsibility in doing schoolwork score as an experiment group and eight student from XI-Ak 1 grade as control group. This research applying quasi experimental design with non-equivalent control group design, data collecting method that applied was questioner to know student’s responsibility in doing schoolwork. Research analysis tried to compare result that obtained on data collection before (pre-test) and after (post-test) between experiment group and control group. Based on the nonparametric by applying Wilcoxon rank sum test show that n1 = 7 and n2 =8. From r score table obtained R0.05 = 38 and R0.01 = 34. On α = 0.05 that was R =28 < R0.05 = 38. If Rcount calculation result is smaller than R table so Ho rejected and Ha accepted. Thus, research hypothesis that sound “student’s responsibility in doing schoolwork score between student that received help with reality group counseling was increasing significantly than other student group that usually assisted by conventional method” can be accepted.
Keywords: Reality group counseling, Responsibility in doing homework
1
Alumnus Prodi BK FIP Unesa
2
Staff Pengajar Prodi BK FIP Unesa
Novriyanti, Keefektifan Konseling Kelonpok Realita...
KEEFEKTIFAN KONSELING KELOMPOK REALITA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA DALAM MENGERJAKAN PEKERJAAN RUMAH (PR)
Diah Novriyanti1, Drs. Hadi Warsito W, M.Si., Kons.2
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menguji keefektifan konseling kelompok realita untuk meningkatkan skor tanggung jawab siswa dalam mengerjakan PR. Subyek penelitian diambil dengan teknik purposive sampling yaitu siswa kelas XI-Ak 2 SMK Kartika 1 Surabaya yang terindikasi memiliki skor tanggung jawab mengerjakan PR rendah sebagai kelompok eksperimen dan kelas X-Ak 1 sebagai kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan pendekatan quasi eksperimental design dengan rancangan non-equivalent control group design, metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket untuk mengetahui tanggung jawab siswa dalam mengerjakan PR. Analisis penelitian ini mencoba membandingkan hasil yang diperoleh pada pengumpulan data sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil analisis non parametrik dengan menggunakan Uji Jumlah Jenjang Wilcoxon (Wilcoxon Rank Sum Test) menunjukkan n1= 7 dan n2= 8. Dari tabel nilai R diperoleh R0,05 = 38 dan R0,01 = 34. Pada α = 0,05 ternyata R = 28 < R0,05 = 38. Jika nilai hitung Rhitung lebih kecil dari nilai Rtabel maka Ho di tolak dan Ha diterima. Dengan demikian hipotesis penelitian yang berbunyi “skor tanggung jawab mengerjakan PR antara kelompok siswa yang dibantu dengan konseling kelompok realita meningkat secara signifikan dibandingkan dengan kelompok siswa lain yang biasa dibantu dengan metode konvensional” dapat diterima.
Kata Kunci : Konseling kelompok realita, Tanggung jawab mengerjakan PR
1
Alumnus Prodi BK FIP Unesa
2
Staff Pengajar Prodi BK FIP Unesa
untuk
Pendaluhuan Pendidikan
adalah
usaha
untuk
jawab
yang
membimbing
bertujuan
Pekerjaan rumah yang dalam pembahasan selanjutnya akan disebut
didik
dengan akronim PR, merupakan
menuju kearah kedewasaan. Proses
strategi penting dalam pembelajaran.
pendidikan
formal,
Melalui pemberian PR kepada siswa,
informal dan nonformal. Sebagai
diharapkan proses pencapaian tujuan
salah
pendidikan,
pembelajaran berjalan dua arah, di
sekolah mempunyai peranan penting
sekolah dan di rumah. PR merupakan
dalam membentuk pribadi siswa.
alat untuk mempercepat langkah
Pembentukan
yang
perolehan pengetahuan. Adanya PR
sebagai
mengajarkan siswa untuk memiliki
bisa
satu
dimaksud
anak
pemahaman
siswa tehadap materi.
manusia secara sadar dan penuh tanggung
meningkatkan
bersifat
lembaga
kepribadian
disini
baik
individu maupun sebagai anggota
kebiasaan
belajar.
Siswa
harus
masyarakat,
memahami
bahwa
belajar
tidak
sebagai
mahkluk
jasmaniah maupun sebagai mahkluk
hanya identik di kelas saja, tetapi
rohaniah. Pelaksanaan pendidikan di
bisa
sekolah melalui kegiatan belajar
termasuk di rumah.
mengajar
berdasarkan
kurikulum
dilakukan
PR
bisa
di
mana
disebut
saja,
sebagai
yang berlaku, yang dilakukan oleh
homelink, karena PR merupakan
petugas profesional. Dalam aktivitas
jembatan penghubung antara sekolah
belajar mengajar, salah satu hal yang
dan rumah. PR merupakan salah satu
dilakukan guru selain menjelaskan
unsur
materi pelajaran adalah memberikan
pendidikan, sehingga baik murid,
tugas.
sekolah
Tugas
tersebut
meliputi
penting
maupun
dalam
proses
orang
tua
mengerjakan menjawab soal latihan
mempunyai peranan penting (Bean,
buatan sendiri, soal di dalam buku
2011:67).
pegangan, tugas yang dikerjakan di
yang dilakukan oleh Zaroh, terdapat
rumah, ulangan harian, ujian sub
hubungan
sumatif dan ujian sumatif. Tujuan
terhadap PR dengan prestasi belajar
dari pemberian tugas tersebut adalah
dengan mengendalikan intelegensi,
Berdasakan
positif
penelitian
antara
sikap
Novriyanti, Keefektifan Konseling Kelonpok Realita...
artinya semakin positif sikap siswa
memberikan umpan balik kepada
terhadap PR maka prestasi belajar
siswa
siswa semakin tinggi, demikian pula
(http://blogspot.com/riesa-prihartini,
sebaliknya semakin negatif sikap
diakses 9 Desember 2011). Perilaku
siswa terhadap PR maka semakin
tidak mengerjakan PR jika dilakukan
rendah pula prestasi belajar siswa
secara terus menerus dan tanpa
tersebut. Sumbangan efektif sikap
adanya
terhadap PR dan inteligensi dengan
tentunya akan menimbulkan dampak
prestasi
23,9%
negatif yang bisa merugikan siswa
sedangkan 76,1% dipengaruhi oleh
sendiri seperti, siswa tidak bisa
faktor
memperoleh
belajar
lain
sebesar
yang
tidak
diteliti
juga
turut
mendukung
kesadaran
dari
manfaat
siswa,
kegiatan
(http://digilib.umm.ac.id/, diakses 5
belajar mengajar di sekolah secara
Mei 2012).
optimal, siswa memperoleh sanksi
Banyak
siswa
sekolah
dari guru mata pelajaran.
menengah mengetahui bahwa PR itu
Dari hasil wawancara dengan
penting namun kurang memiliki
koordinator BK SMK Kartika 1
kesadaran
Surabaya pada 8 November 2011,
untuk
mengerjakannya
dengan sungguh-sungguh. Seiring
banyak
berkembangnya
masalah dengan guru mata pelajaran
remaja
lebih
televisi
ataupun
untuk
teknologi, senang
menonton
bermain
melepas
gagdet
karena
yang
terlalu
mengerjakan
PR.
mempunyai
sering Hal
tidak tersebut
daripada
didukung oleh keterangan beberapa
Rendahnya
guru mata pelajaran bahwa banyak
kesadaran siswa dalam mengerjakan
siswa mempunyai tanggung jawab
PR
mengerjakan PR rendah seperti, tidak
mengerjakan
didukung
penat
para
siswa
PR.
oleh
kebijakan
pemerintah dalam Sistem Pendidikan
mengerjakan
Nasional yang memberikan bobot
terlambat
persentase nilai PR sangat rendah
berbohong kepada guru apabila tidak
bila
mengerjakan
dibandingkan
dengan
nilai
PR
secara
mengumpulkan
PR,
sering
tuntas, PR,
terlihat
Ujian. Selain itu perilaku guru di
berkerumun di kelas untuk menyalin
sekolah
PR teman, bahkan kesulitan untuk
yang
seringkali
tidak
menjelaskan jawaban PR di depan
XI di SMK Kartika 1 Surabaya
kelas.
mempunyai tingkat tanggung jawab Oleh
karena
memperkuat
itu
untuk
data,
rendah dalam mengerjakan PR.
peneliti
Menurut adalah
kepada
dirinya sendiri, sehingga setiap orang
SMK
Kartika
1
yang
individu
menyebarkan angket tanggung jawab siswa
agen
Glasser
menentukan
Surabaya. Lebih dari 5 siswa pada
memiliki
kesanggupan
tiap
tanggung
jawab
kelas
mempunyai
tingkat
memikul
pribadi
untuk
tanggung jawab mengerjakan PR
menerima konsekuensi dari tingkah
rendah. Tingkat tanggung jawab
lakunya sendiri (dalam Corey 2007:
mengerjakan
paling
265). Orang yang bertanggung jawab
banyak dialami oleh siswa kelas XI.
akan melakukan sesuatu yang bisa
PR
rendah
hasil
menimbulkan perasaan diri berguna
wawancara kepada siswa ternyata
dan perasaan bahwa dirinya berguna
ada
bagi orang lain. Jika siswa kurang
itu,
Selain
berdasarkan
beberapa
menyebabkan
faktor
siswa
yang
mempunyai
memiliki
tanggung jawab
untuk
perilaku tersebut, antara lain adalah
mengerjakan tugas yang diberikan
siswa
guru
lebih
senang
bersantai
maka
konsekuensi
(menonton tv, mendengarkan musik,
diterima
atau bermain handphone) daripada
mengalami
mengerjakan PR, anggapan bahwa
mencapai
PR tidak terlalu bermanfaat, adanya
pendidikan. Berdasarkan penjelasan
ajakan dari teman untuk bersama-
di
sama tidak mengerjakan PR, guru
tanggung
tidak pernah mengoreksi PR yang
mengerjakan PR maka diperlukan
diberikan, serta orang tua tidak
upaya-upaya
peduli dan tidak membantu jika
dengan
kesulitan
bimbingan dan konseling.
mengerjakan
PR.
adalah
atas,
mereka
yang akan
kegagalan
dalam
keberhasilan
dalam
untuk jawab
meningkatkan siswa
dalam
penanggulangan
memanfaatkan
layanan
Berdasarkan asumsi ciri-ciri di atas,
Dalam layanan bimbingan dan
perilaku – perilaku yang ditunjukkan
konseling terdapat salah satu layanan
mengindikasikan bahwa siswa kelas
yaitu konseling kelompok. Konseling
Novriyanti, Keefektifan Konseling Kelonpok Realita...
kelompok merupakan salah satu
berpendapat
layanan bimbingan dan konseling
2007:269) bahwa konsep inti dari
dimana
terapi realitas adalah mengajarkan
konselor
terlibat
dalam
(dalam
hubungan dengan sejumlah konseli
tanggung
pada waktu yang bersamaan, dengan
pendekatan
berinteraksi dengan yang lainnya
meningkatkan tanggung jawab siswa
para anggota membentuk hubungan
dalam
yang
pendekatan realita.
bersifat
jawab.
Corey,
yang
Salah
satu
sesuai
mengerjakan
untuk
PR
adalah
membantu
yang
mereka
dapat
Konseling realita merupakan
mengembangkan pemahaman dan
pendekatan konseling yang berfokus
kesadaran terhadap dirinya.
pada
memungkinkan
Winkel dan Hastuti (2004:589) mengemukakan
bahwa
konseling
perilaku
sekarang,
dengan
menitik beratkan tanggung jawab yang dipikul setiap siswa untuk
kelompok merupakan bentuk khusus
berperilaku
dari
yaitu
kenyataan yang dihadapi. McArthur
wawancara konseling antara konselor
menjelaskan (dalam Parrot, 2003)
profesional dengan beberapa siswa
bahwa konseling kelompok realita
sekaligus yang tergabung dalam
memberikan kesempatan yang lebih
suatu
Menurut
besar bagi individu untuk terlibat,
McArthur dalam Parrot (2003:357),
baik dalam memiliki perhatian lain
konseling kelompok sangat efektif
bagi
ketika para anggota
menyediakan
layanan
konseling,
kelompok
kecil.
mempunyai
sesuai
mereka
realitas
maupun kesempatan
atau
dalam bagi
permasalahan yang sama meskipun
individu itu untuk merawat orang
dalam berbagai tahap pemecahan.
lain.
Intervensi
melalui
konseling
dalam membuat penilaian tentang
kelompok,
dapat
dilaksanakan
apakah perilaku sebelumnya bekerja,
Selain
membantu
ini
juga
individu
dengan berbagai jenis pendekatan
kelompok
sesuai dengan berbagai permasalahan
sumber daya yang luar biasa ketika
yang timbul dari pengembangan diri
individu
siswa dan menekankan pada perilaku
menawarkan ide tanpa menasehati,
yang dialami oleh siswa. Glasser
sehingga komitmen untuk kelompok
membuat
merupakan
rencana,
ini menjadikan motivator yang kuat,
memudahkan
dan dukungan teman sebaya dapat
rumusan masalah penelitian, maka
membantu individu untuk berhasil
secara khusus rumusan masalahnya
menyelesaikan
rencananya.
yaitu, Apakah terdapat perbedaan
Dukungan dari kelompok sebaya
yang signifikan pada skor tanggung
yang tidak menghukum ini sangat
jawab siswa dalam mengerjakan PR
penting dalam mencapai identitas
antara kelompok siswa yang dibantu
sukses.
dengan konseling kelompok realita
Berdasarkan uraian di atas,
dibantu
kelompok realita dapat digunakan
konvensional?
siswa
dalam
mengerjakan
memahami
dibandingkan dengan siswa yang
dapat disimpulkan bahwa konseling
untuk meningkatkan tanggung jawab
dalam
dengan
Sesuai
metode
dengan
rumusan
PR.
masalah di atas maka tujuan umum
Dengan demikian, secara teoritis
penelitian ini adalah untuk menguji
untuk meningkatkan tanggung jawab
keefektifan
siswa dalam mengerjakan PR pada
realita
siswa kelas XI SMK Kartika 1
tanggung
Surabaya dapat dilakukan dengan
mengerjakan
menggunakan konseling kelompok
Tujuan khusus dalam penelitian ini
realita. Untuk meyakinkan kebenaran
adalah untuk mengetahui perbedaan
teori
yang signifikan pada skor tanggung
tersebut
perlu
dilakukan
penelitian.
konseling dalam jawab
kelompok
meningkatkan siswa
pekerjaan
dalam rumah.
jawab siswa dalam mengerjakan PR
Berdasarkan
latar
belakang
antara kelompok siswa yang dibantu
yang telah diuraikan di atas, maka
dengan konseling kelompok realita
dapat dirumuskan masalah penelitian
dibandingkan dengan siswa yang
sebagai berikut: Apakah konseling
dibantu
kelompok realita dapat diterapkan
konvensional.
dengan
metode
sebagai strategi intervensi konseling yang efektif untuk meningkatkan tanggung
jawab
mengerjakan
siswa PR?.
dalam Untuk
Metode Penelitian ini pendekatan
menggunakan
kuantitatif
dengan
Novriyanti, Keefektifan Konseling Kelonpok Realita...
metode eksperimen yaitu metode
adalah metode Uji Jenjang-Bertanda
penelitian yang digunakan untuk
Wilcoxon
mencari pengaruh perlakuan tertentu
penyempurnaan dari uji tanda.
yang
merupakan
terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan
2009:6).
(Sugiyono,
Desain penelitian yang
digunakan
dalam
Berdasarkan
hasil
pre-test
ini
pada kelas XI Ak-2 dapat diketahui
adalah quasi eksperimental design
7 siswa memiliki skor tanggung
dengan
rancangan
jawab mengerjakan PR rendah yang
control
group
eksperimen
penelitian
Hasil dan Pembahasan
non-equivalent
design.
dilakukan
Dimana
dijadikan
sebagai
dua
kelompok eksperimen. Sedangkan
kelompok
hasil pre-test yang dilakukan pada
eksperimen yang diberi perlakuan
kelas XI Ak-1 diketahui 8 siswa
konseling
memiliki
kelompok
pada
selanjutnya
yaitu
kelompok
realita
dan
tanggung
jawab
kelompok pembanding atau disebut
mengerjakan PR rendah, kemudian
sebagai
dijadikan sebagai kelompok kontrol
diberi
kelompok
kontrol
perlakuan
yang metode
konvensional.
Subjek
Sedangkan penelitian anggota
ini
dalam penelitian ini.
sampel adalah
populasi
dari
kelompok
dalam
eksperimen Peach, Kiwi, Aprikot,
sebagian
Carica, Delima, Markisa dan Ceri
(Siswa
SMK
diberikan
perlakuan
konseling
Kartika 1 Surabaya) yang diambil
kelompok
realita.
Perlakuan
dengan
teknik
tersebut diberikan dalam lima kali
yaitu
pertemuan selama kurang lebih tiga
dengan jenis purposive sampling
minggu oleh peneliti. Sedangkan
(sampel dipilih berdasarkan ciri dan
subjek dari kelompok kontrol yaitu
tujuan tertentu), yaitu tujuh siswa
Sakura, Rosella, Krisan, Aster,
kelas XI Ak-2 sebagai kelompok
Cempaka, Dandelion, Bougenville,
eksperimen dan delapan siswa kelas
Edelweis,
XI Ak-1 sebagai kelompok kontrol.
metode
Metode analisis data yang digunakan
nasehat yang diberikan guru BK
menggunakan
nonprobability
sampling
dan
Tulip
konvensional
diberikan berupa
SMK Kartika 1 Surabaya. Untuk
dibantu
dengan
mengetahui perbedaan hasil antara
kelompok
realita
kelompok
dengan siswa yang dibantu dengan
eksperimen
diberikan
perlakuan
yang
konseling
metode
konseling dibandingkan
konvensional”
telah
kelompok realita dan kelompok
terbukti. Hal ini dibuktikan dengan
kontrol yang diberikan metode
peningkatan skor tanggung jawab
konvensional,
mengerjakan PR pada kelompok
maka
melakukan
post-test kepada subjek dengan
eksperimen
lebih
signifikan
menggunakan
dibandingkan
dengan
kelompok
angket
tanggung
jawab dalam mengerjakan PR.
kontrol yang peningkatan skornya
Untuk selanjutnya hasil yang diperoleh yaitu skor pre-test dan
kecil. Secara
individual
pada
post-test dianalisis menggunakan
kelompok eksperimen, peningkatan
uji statistik non parametrik dengan
tanggung
uji
Wilcoxon
mengerjakan PR cukup beragam.
(Wilcoxon’s Rank sum Tes). Dari
Peach dari skor 105 kategori rendah
hasil
menjadi
jumlah
jenjang
analisis
tersebut
jumlah
jawab
146
dalam
kategori
tinggi.
jenjang terkecil adalah R’1=28 atau
Delima dari skor 105 kategori
Rhitung=28. Berdasarkan tabel nilai
rendah menjadi 151 kategori tinggi.
R
jenjang
Carica dari skor 102 kategori
wilcoxon dengan taraf signifikansi
rendah menjadi 145 kategori tinggi.
5% dan n1 = 7 dan n2 = 8, diperoleh
Markisa dari skor 99 kategori
Rtabel
rendah
untuk
=
uji
38.
jumlah
Sehingga
dapat
menjadi
127
kategori
diketahui bahwa bahwa Rhitung lebih
sedang. Ceri dari skor 95 kategori
kecil dari Rtabel (28 < 38) maka H0
rendah
menjadi
124
ditolak dan Ha diterima. Jadi,
sedang.
Aprikot
dari
hipotesis penelitian yang berbunyi
kategori
rendah
“terdapat
kategori sedang. Kiwi dari skor 81
perbedaan
signifikan
pada
skor
yang tanggung
jawab siswa dalam mengerjakan PR antara
kelompok
siswa
yang
kategori
rendah
kategori sedang.
kategori skor
menjadi
menjadi
85 111
106
Novriyanti, Keefektifan Konseling Kelonpok Realita...
Pada
kelompok
kontrol
siswa antara sebelum dan sesudah
sendiri masih ada dua siswa yang
diberikan
berada
realita. Siswa yang pada awalnya
dalam
kategori
rendah.
konseling
kelompok
Edelweis dari skor 94 kategori
memiliki
rendah
mengerjakan PR rendah menjadi
menjadi
101
kategori
skor tanggung jawab
rendah. Aster dari skor 85 kategori
meningkat,
dengan
rendah menjadi 94 kategori rendah.
menekankan
pada
Sakura dari skor 96 kategori rendah
sekarang dan bertanggung jawab
menjadi
melalui proses konseling kelompok
110
kategori
sedang.
perilaku
Krisan dari skor 111 kategori
yang
rendah
menjadi
perencanaan perilaku baru dan
sedang.
Tulip
kategori
121 dari
rendah
kategori
efektif
cara
skor
110
pelaksanaannya.
menjadi
127
Tanggung
dengan
cara
jawab
kategori sedang. Bougenville dari
mengerjakan PR dalam penelitian
skor 104 kategori rendah menjadi
ini yaitu kesadaran siswa untuk
121 kategori sedang. Dandelion
mengerjakan
dari skor 102 kategori rendah
pekerjaan rumah yang dibebankan
menjadi
sedang.
kepadanya dengan sebaik-baiknya
Rosella dari skor 98 kategori
serta bersedia menanggung resiko
rendah
yang muncul berkaitan dengan PR
116
kategori
menjadi
114
kategori
sedang.
setiap
tugas
atau
tersebut. Adapun indikator dari
Hasil
penelitian
ini
tanggung jawab mengerjakan PR
menunjukkan bahwa ada dampak
dalam
yang
setelah
mengerjakan tugas secara teratur
pelaksanaan konseling kelompok
tanpa harus diingatkan, mempunyai
realita, yaitu adanya perubahan
alasan yang dapat dijelaskannya
tanggung jawab mengerjakan PR
dalam
kurang baik menjadi
mampu
diperoleh
siswa
tanggung
penelitian
melakukan membuat
ini
meliputi:
pekerjaannya, pilihan
dari
jawab mengerjakan PR baik. Hal
berbagai alternatif yang ada, dapat
ini terlihat dari peningkatan skor
bekerja
tanggung jawab mengerjakan PR
terpaksa, mengakui kesalahan tanpa
sendiri
tanpa
merasa
memberikan
alasan
yang
berlebihan.
siswa ditekankan pada keadaan
Konseling kelompok realita sesuai
tanggung jawab mengerjakan PR
untuk
yang
tampak
terjadi
saat
ini,
meningkatkan
membentuk perilaku baru yang
tanggung jawab mengerjakan PR,
bertanggung jawab dan disesuaikan
ditinjau dari asumsi Glasser (Corey,
dengan nilai baik-kurang baiknya
2007: 265) bahwa manusia adalah
serta
agen yang menentukan dirinya
konseling kelompok realita
sendiri. Prinsip ini menyiratkan
dilakukan
bahwa
mengidentifikasi
masing-masing
orang
benar-salahnya.
Kegiatan
dengan
ini cara
rendahnya
memikul tanggung jawab untuk
tanggung jawab mengerjakan PR
menerima
yang tampak saat ini dan faktor
konsekuensi-
konsekuensi dari tingkah lakunya
yang
sendiri. Jika siswa tidak memiliki
Selanjutnya akan diarahkan untuk
tanggung jawab terhadap tanggung
pembuatan rencana dan komitmen
jawab mengerjakan PR
maka
yang bertanggung jawab sesuai
konsekuensi yang diterima adalah
dengan nilai baik-kurang baik serta
mereka akan mengalami kegagalan
benar-salahnya.
dalam
pandangan
mencapai
keberhasilan
dalam pendidikan. Menurut
mempengaruhinya.
Menutut
optimistik
Glasser
menegaskan bahwa manusia dapat
Glasser
(dalam
mengubah perasaan, tindakan dan
Mappiare, 2006) bahwa konseling
nasib
kelompok realita berdasarkan 3R
Namun, itu dapat dilakukan jika
yaitu perencanaan perilaku yang
hanya manusia telah menerima
bertanggung
tanggung
jawab
(Responsibility),
realitas
atau
pemusatan pada perilaku (Reality), mempertimbangkan perilaku
klien
nilai-nilai
keputusan
baik
(kehidupannya)
mengubah
jawab
dan
identitasnya
sendiri.
bersedia (dalam
Darminto, 2007: 152). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yakni
kurang baik (Right and Wrong).
penelitian
yang
dilakukan
Siti
Dalam penelitian ini meningkatnya
Zulaiha (2011) berjudul “Penerapan
Novriyanti, Keefektifan Konseling Kelonpok Realita...
Konseling Kelompok Realita untuk
konseling kelompok realita dapat
Meningkatkan
Jawab
mengurangi tingkah laku membolos
Siswa dalam Mematuhi Tata Tertib
pada siswa kelas XI IPS 3 SMA
Sekolah pada Siswa Kelas XI IPA 1
GIKI 1 Surabaya.
Tanggung
SMA Negeri 1 Kamal”. Hasil
Berdasarkan analisis diatas
penelitiannya disimpulkan bahwa
terlihat bahwa ketujuh siswa dari
terdapat
skor
kelompok
pelanggaran tata tertib sekolah pada
diberikan
seluruh
realita
penurunan
subjek
perlakuan.
pada
sesudah
Artinya
diberi
eksperimen konseling
yang
kelompok
mengalami
peningkatan
konseling
tanggung jawab mengerjakan PR.
kelompok
realita
dapat
Penelitian ini memiliki sumbangan
meningkatkan
tanggung
jawab
bagi
pengembangan
ilmu
siswa dalam mematuhi tata tertib
pengetahuan. Berdasarkan seluruh
sekolah pada siswa kelas XI IPA 1
uraian diatas, maka hasil penelitian
SMA Negeri 1 Kamal.
ini
Pada penelitian sebelumnya juga
dapat
diketahui
bahwa
rekomendasi
penggunaan
konseling
kelompok
realita
dapat
konseling kelompok realita dapat
meningkatkan
tanggung
jawab
digunakan
mengerjakan PR siswa.
sebagai
bahwa
memberikan
bentuk
perlakuan yang bermanfaat seperti
Dalam proses penelitian ini
pada penelitian yang dilakukan oleh
juga terdapat kendala dan hambatan
Riska Wilyanti Handayani (2007)
yang
mengenai
kelompok
keterbatasan peneliti sendiri. Tidak
realita dalam mengurangi tingkah
adanya instrumen yang khusus
laku membolos di kelas XI IPS 3
dipakai untuk mengukur tanggung
SMA GIKI 1 Surabaya”. Hasil
jawab mengerjakan PR. Instrumen
yang diperoleh dari penelitian ini
dibuat
adalah
sehingga ada kemungkinan data
“konseling
terdapat
penurunan
dialami,
sendiri
frekuensi membolos siswa setelah
yang
diberikan
sempurna.
konseling
kelompok
realita. Hal ini menunjukkan bahwa
diperoleh
termasuk
oleh
masih
peneliti,
belum
Meskipun terdapat beberapa kendala
dan
hambatan, namun
yang signifikan pada skor tanggung jawab siswa dalam mengerjakan PR
penelitian ini secara umum dapat
antara
berjalan
penggunaan
lancar
karena
adanya
sebelum
dan
sesudah
konseling
kelompok
bimbingan dari dosen pembimbing
realita pada kelompok yaitu dengan
skripsi. Bimbingan skripsi yang
melihat hasil analisis data yang
diberikan oleh dosen pembimbing
dilakukan dengan menggunakan Uji
memudahkan
dalam
Jumlah Jenjang Wilcoxon (Wilcoxon
menyusun instrumen. Selain itu,
Rank Sum Test), jumlah jenjang
adanya kemudahan yang diberikan
terkecil
oleh
1
Berdasarkan tabel nilai R untuk uji
Surabaya seperti disediakan waktu
jumlah jenjang wilcoxon dengan
dan tempat untuk proses konseling
taraf signifikansi 5% dan n1 = 7 n2 =
kelompok.
8, diperoleh Rtabel = 38. Sehingga
pihak
peneliti
SMK
Namum
Kartika
pada
akhirnya
dengan segala kendala, hambatan,
berharap
agar
hasil
penelitian ini dapat memberikan
lebih kecil dari Rtabel (28 < 38). Berdasarkan
penelitian
di
simpulan
yang
telah dikemukakan, dapat diberikan saran sebagai berikut :
manfaat teoritis dan praktis bagi pengembangan
Rhitung=28.
dapat diketahui bahwa bahwa Rhitung
dan faktor pendukung yang ada, peneliti
adalah
Sehubungan dengan selesainya penelitian
ini,
diharapkan
agar
Indonesia. Peneliti juga berharap,
konselor / pihak sekolah setempat
agar
dapat
peneliti
mengembangkan
lain penelitian
dapat ini
dengan baik.
bermasalah
tidak
siswanya hanya
yang
melalui
konseling individu saja tetapi juga dapat melalui konseling kelompok
Simpulan dan Saran Berdasarkan
membantu
hasil
dari
penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa: Ada perbedaan
agar interaksi sosial siswa ikut berkembang.
Apabila
ditemui
permasalahan yang sama dengan penelitian ini, yaitu tanggung jawab mengerjakan
PR
rendah,
maka
Novriyanti, Keefektifan Konseling Kelonpok Realita...
konselor dapat memilih konseling kelompok realita sebagai alternatif untuk
menyelesaikannya.
Atau
konselor juga dapat menggunakan pendekatan atau teknik konseling lainnya
untuk
tersebut,
semuanya
dikembalikan
kepada
kebijakan
konselor. Selain itu peneliti berharap guru mata pelajaran ikut mendukung pemberian layanan bimbingan dan konseling dengan cara berkolaborasi dengan konselor maupun kepala
diharapkan
Untuk dapat
Nursalim, Moch dan Retno Tri Hariastuti. 2007. Konseling Kelompok. Surabaya: Unesa University Press
menyelesaikan
permasalahan
sekolah.
Mappiare, Andi. 2006. Kamus Istilah Konseling dan Terapi. Jakarta: Rajawali Pers
pihak
sekolah
menyediakan
tempat khusus untuk pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling terutama konseling kelompok.
DAFTAR PUSTAKA Corey, Gerald. 2007. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Rafika Aditama Darminto, Eko. 2007. Teori-Teori Konseling. Surabaya: Unesa University Press Djarwanto. 2011. Statistik Nonparametrik. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Parrot, Les III. 2003. Counseling and Psychoteraphy second edition. USA: Thomson, Brooks/Cole Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Winkel, W.S dan Hastuti, MM.Sri. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi Zaroh, Rulik Mauliati. 2005. Hubungan Antara Sikap terhadap Pekerjaan Rumah dengan Prestasi Belajar Siswa, (online), (http://digilib.umm.ac.id/gdl .php?mod=browse&op=read &id=jiptummpp-gdl-s12005rulikmauli5040&PHPSESSI D=42d6ee65b827a38f44956 092d28ba985, diakses 5 Mei 2012) Zulaiha,
Siti. 2011. Penerapan Konseling Kelompok Realita untuk Meningkatkan Tanggung jawab siswa dalam mematuhi tata tertib sekolah pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Kamal. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surabaya: FIP UNESA