KECEMBURUAN AISYAH DALAM RUMAH TANGGA POLIGAMI BERSAMA NABI MUHAMMAD SAW (Studi Ma’ani Al-Hadis)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Theologi Islam (S Th. I)
Disusun Oleh: ZAKIAH UMIHANI 10530051
JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2014
i
ii
iii
iv
MOTTO Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
(QS. Al-Mujaadilah [58]: 11)
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk: Mamah (Euis Siti Rukiah) dan Bapak (Yusuf) yang tercinta, yang senantiasa memberikan doa kepada anaknya, serta dorongan motivasi dalam segala hal; Adik-adikku tercinta, M Muzaki Mubarok, Yayah Lutfiyah, dek Alif, dan dek Arfah Jamil yang menjadi semangatku untuk menjadi kakak yang baik; Aa Syarif, yang selalu menyertai dan memberi dukungan dalam melewati ini semua; Sahabat-sahabatku; Serta almamaterku tercinta (Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Ushuluddin UIN SUKA) yang telah memercikan ilmu pengetahuan kepada diri pribadi.
vi
ABSTRAK Suatu hal menjadi sebuah tujuan dari pernikahan, adalah menciptakan keluarga yang sakinah. Keluarga sakinah adalah keluarga yang harmonis, sejahtera, bahagia lahir dan batin, hidup tenang, tenteram, dan damai penuh kasih sayang, serta relasi suami isteri yang seimbang dan setara dan tidak ada kekerasan di dalamnya. Namun pada kenyataannya, untuk menciptakan keluarga yang harmonis ini sangatlah sulit, apalagi dalam keuarga yang berpoligami. Banyak problem dimana-mana yang disebabkan oleh beberapa faktor. Beberapa faktor tersebut diantaranya yaitu faktor ekonomi, status sosial, poligami, dan kecemburuan. Satu hal yang sering di anggap biasa, yakni kecemburuan, bahkan dikatakan bahwa cemburu adalah tanda cinta, ternyata dapat menyebabkan keretakan rumah tangga. Hal ini terbukti dari data PTA Bandung bulan Juni 2013, terdapat 90 perceraian yang disebabkan oleh kecemburuan, dan 42 kasus poligami. Berangkat dari realita di atas, maka pokok penelitian skripsi ini difokuskan pada kajian ma’ani al-hadis terhadap hadis kecemburuan Aisyah dalam rumah tangga poligaminya bersama Nabi SAW sebagai suatu ide solusi atas permasalahan di atas khususnya kecemburuan. Untuk memetakan penelitian, penulis merumuskan penelitian dengan dua rumusan masalah yakni: Bagaimanakah kandungan makna hadis kecemburuan Aisyah dalam rumah tangga poligaminya bersama Nabi SAW?, dan bagaimana hadis tersebut bisa dipahami dan diaplikasikan pada masa sekarang? Dalam penelitian ini,penulis mengunakan teori ma’ani al-hadis yang dikembangkan oleh Indal Abror, yang memakai empat langkah kerja yang dikenal sebagai kaidah mayor dan minor. Dari penelitian ini dihasilkan kesimpulan, pertama, bahwa sifat cemburu adalah sifat alami yang ada pada diri wanita, tidak terkecuali Aisyah, atas dorongan cintanya kepada Nabi Muhammad SAW. Karena pada dasarnya tidak ada wanita yang rela dimadu. Kedua, hadis tersebut tidak mutlak harus diikuti, sebagaimana melihat kapasitas Nabi sebagai Rasulullah, sebab Nabi juga memiliki kapasitas sebagai suami. Tetapi setidaknya, potret rumah tangganya beliau bisa dijadikan contoh dan dapat diamalkan. Ketiga, potret kehidupan rumah tangga Nabi SAW hanyalah salah satu gambaran solusi dalam mengatasi permasalahan cemburu dalam rumah tangga, sehingga tidak menutup kemungkinan adanya strategi lain menangani masalah cemburu dan menciptakan keluarga yang harmonis.
vii
KATA PENGANTAR
ْل اّٙاٚ ل اْ الاٌٗ اال اهللّٙ ا،ّبدٌّٙاُ٘ اٚ اٌؼًّ ثٗ ِٓ اهفغ اٌلهعبدٚ ٍُاٌؾّ ل هلل اٌني عؼً اٌؼ ٍٓاصؾبثٗ اعّؼٚ ٌٗ ػٍى اٚ اٌّوٍٍٍٓ ٍٍلٔب ِؾّلٚ اٌَالَ ػٍى اّوف االٔجٍبءٚ اٌصالحٚ ي اهللٍِٛ ؾّلا ه اِب ثؼل. Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan nikmat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat mengajukan gelar Strata Satu. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, keluarga sahabat dan pengikutpengikut beliau. Skripsi ini membahas Kecemburuan Aisyah dalam Rumah Tangga Poligami bersama Nabi Muhammad SAW (Studi Ma‘ani al-Hadis). Dengan penuh kerendahan hati penulis mengatakan tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa ada bantuan dari pihak-pihak yang terkait dengan judul yang telah disebutkan di atas. Untuk itulah penyusun ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Musa Asy‘ari, M.Ag. beserta segenap jajarannya,
2.
Bapak Dr. Syaifan Nur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
3.
Bapak Dr. Phil Sahiron, M.A. selaku Ketua Jurusan dan Bapak Afdawaiza, M.Ag. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Al-Qur‘an dan Tafsir Usuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
viii
Fakultas
4.
Bapak Drs. H. M. Yusron, M.A selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan dorongan dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi,
5.
Bapak Afdawaiza, M.Ag, selaku Pembimbing Skripsi yang tak pernah lelah dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis,
6.
Bapak Drs. H.M. Yusuf, M.Si dan Bapak Muh. Hidayat Noor selaku Penguji II dan III yang telah member arahan dan masukan kepada penulis,
7.
Bapak Drs. Indal Abror, Bapak Roni Ismail, M.Ag, Ibu Dr. Inayah Rahmaniyah, M.Hum, dan seluruh dosen yang tidak bias penulis sebutkan satu persatu yang telah memberi arahan dan semangat kepada penulis,
8.
Staf Tata Usaha Jurusan Ilmu Al-Qir‘an dan Tafsir Fakultas Usuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
9.
Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
10. Bapak KH. Ahmad Warson (alm.) berserta Ny. Hj. Khusnul Khotimah, KH. Fairuz Zabadi (gus Nang) beserta keluarga, serta Ny. Hj. Qori Ainah sekeluarga yang telah menjadi inspirasi untuk menjadi yang lebih baik, 11. Bapakku tercinta (Yusuf) dan Mamahku tercinta (Euis Siti Rukiah), yang telah member dorongan, motivasi, serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis, 12. Adik-adikku (M Muzaki Mubarok, Yayah Lutfiyah, Abdul Latif (Alif), dan Arfah Jamil), yang menjadi pemicu semangatku untuk menjadi kakak yang baik, 13. Seseorang yang telah menyertaiku dan memberi dukungan dengan tanpa rasa bosan hingga akhir, Aa Syarifuddin,
ix
14. Sahabat-sahabatku yang selalu menemaniku, dek Elisa, Eni Riwayati, Nisaun Naja, neng Irma, mas Ilyas, Musta‘in, Udzoh, juga teman-teman Q6e, Luluk, Shofi, Hikmah, Ara, Desti, Leha, Dila, Putri, Nisa‘, Ima, Nophi, dan Khotim, juga mba Zai, dan yang lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, 15. Teman-teman TH yang memberi semangat kepada penulis, Isef, Barir, Ela, Feni, Fela, Rosi, Dayat, Asiyah, Dona, Juned, Anis, Jule, Ida, Ulfa, Lasti, Imas, neng Ulfa, Mba Jannah, Eko, Mba Nafis, Mba Faza, Umi, Ocha, Zia, Taufik, Defri, Fahmi, dan masih banyak lagi yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, 16. Teman-teman KKN angkatan 80 kelompok Gunung Kidul 70, Yosi (terima kasih les bahasa Arabnya walau sehari), Anam (terima kasih les bahasa Inggrisnya), Wida (terima kasih atas tumpangannya), Via, Icha, Lilis, Hani, Riki, Ihsan, Rina dan Abid, 17. Seluruh teman-teman TPA Fathul Islam, Ngadisuryan kec. Kraton, Bu Nur, Bu Rina, Bu Vita, Atik, Amah, Eva, Fandi dan Bakti, 18. Seluruh teman-teman Badko Rayon Kraton, khususnya Murtiza, 19. Seluruh pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan oleh penyusun satu- persatu yang selalu membantu penyusun dalam melakukan penelitian dan menyelesaikan skripsi, Terakhir, penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itulah penyusun meminta saran dan kritikan dari pembaca sehingga dapat dijadikan
x
bahan masukan dan dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penyusun sendiri dalam mengembangkan penelitian berkaitan dengan judul skripsi ini. Yogyakarta, 24 Januari 2014 Penyusun Skripsi
Zakiah Umihani NIM.10530051
xi
PEDOMAN TRANSLITERASI Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan skripsi ini menggunakan pedoman transliterasi dari Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tanggal 10 September 1985 No: 158 dan 0543b/U/1987. secara garis besar uraiannya adalah sebagai berikut: Konsonan Tunggal
Huruf Arab ا
Nama Alif
Huruf Latin Tidak dilambangkan
Keterangan Tidak dilambangkan
ة
Ba’
B
Be
د
Ta’
T
Te
س
Sa’
S|
Es (titik di atas)
ط
Jim
J
Je
ػ
H{a
H{
Ha (titik di bawah)
ؿ
Kha
Kh
Ka dan ha
ك
Dal
D
De
م
Z|al
Z|
Zet (titik di atas)
ه
Ra’
R
Er
ى
Zai
Z
Zet
ً
Sin
S
Es
ُ
Syin
Sy
Es dan Ye
ٓ
S{ad
S{
Es (titik di bawah)
xii
ض
D{ad
D{
De (titik di bawah)
ط
T{a
T{
Te (titik di bawah)
ظ
Z{a
Z{
Zet (titik di bawah)
ع
‘Ain
‘-
Koma terbalik (di atas)
ؽ
Gain
G
Ge
ف
Fa’
F
Ef
ق
Qaf
Q
Qi
ن
Kaf
K
Ka
ي
Lam
L
El
َ
Mim
M
Em
ْ
Nun
N
En
ٚ
Wau
W
We
٘ـ
Ha’
H
Ha
ء
Hamzah
’-
Apostrof
Ya
Y
Ye
ي
Konsonan Rangkap Konsonan rangkap yang disebabkan Syaddah ditulis rangkap. Contoh :
ٔيّ يditulis nazzala. ّٓٙث
ditulis bihinna.
Vokal Pendek
Fathah ( _َ_ ) ditulis a, Kasrah ( _ِ_ ) ditulis i, dan Dammah ( _ُ_ ) ditulis u. Contoh :
َ أؽّلditulis ah}mada.
xiii
هفِكditulis rafiqa. صٍُؼditulis s}aluha. Vokal Panjang Bunyi a panjang ditulis a>, bunyi i panjang ditulis i> dan bunyi u panjang ditulis u>, masing-masing dengan tanda hubung ( - ) di atasnya. Fathah + Alif ditulis a> فال
ditulis fala>
Kasrah + Ya’ mati ditulis i> ٍِضبق
ditulis mi>s}aq
Dammah + Wawu mati ditulis u> ditulis us}u>l Vokal Rangkap Fathah + Ya’ mati ditulis ai ًٍٍ اٌيؽditulis az-Zuh}aili> Fathah + Wawu mati ditulis au قٛط
ditulis t}auq.
Ta’ Marbutah di Akhir Kata Kalau pada kata yang terakhir dengan ta’ marbutah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang ‚al‛ serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta’ marbutah itu ditransliterasikan dnegan ha/h. Contoh : ظخ اٌغٕخٚه
ditulis Raud}ah al-Jannah.
xiv
Hamzah Bila terletak di awal kata, maka ditulis berdasarkan bunyi vokal yang mengiringinya. ْإ
ditulis inna
Bila terletak di akhir kata, maka ditulis dengan lambang apostrof ( ’ ). طءٚ
ditulis wat}’un
Bila terletak di tengah kata dan berada setelah vokal hidup, maka ditulis sesuai dengan bunyi vokalnya. هثبئتditulis rabâ’îb Bila terletak di tengah kata dan dimatikan, maka ditulis dengan lambang apostrof ( ’ ). ْٚ رأفنditulis ta’khużûna. Kata Sandang Alif + Lam Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al. اٌجموح
ditulis al-Baqarah.
Bila diikuti huruf syamsiyah, huruf l diganti dengan huruf syamsiyah yang bersangkutan. إٌَبء
ditulis an-Nisa’.
Catatan: yang berkaitan dengan ucapan-ucapan bahasa Persi disesuaikan dengan yang berlaku di sana seperti: Kazi (qadi).
xv
DAFTAR ISI Halaman Judul ...............................................................................................
i
Halaman Nota Dinas .....................................................................................
ii
Halaman Pernyataan ....................................................................................
iii
Halaman Pengesahan. ....................................................................................
iv
Halaman Motto .............................................................................................
v
Halaman Persembahan .................................................................................
vi
Halaman Abstrak ..........................................................................................
vii
Halaman Kata Pengantar .............................................................................
viii
Halaman Transliterasi ..................................................................................
xii
Halaman Daftar Isi .......................................................................................
xvi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................
6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .........................................
7
D. Tinjauan Pustaka ..................................................................
8
E. Kerangka Teori......................................................................
10
F. Metodologi Penelitian ..........................................................
14
G. Sistematika Pembahasan ......................................................
18
KECEMBURUAN DAN POLIGAMI A. Definisi dan Perilaku Cemburu .............................................
20
B. Faktor- faktor Cemburu.........................................................
22
C. Akibat Cemburu ....................................................................
23
D. Pengertian dan Macam-macam Poligami..............................
25
E. Kaitan Antara Cemburu dan Poligami. .................................
26
xvi
BAB III
TINJAUAN
REDAKSIONAL
TERHADAP
HADIS-HADIS
DAN
PEMAKNAAN
KECEMBURUAN
AISYAH
DALAM RUMAH TANGGA POLIGAMINYA BERSAMA NABI MUHAMMAD SAW A. Tinjauan Redaksional Hadis tentang Kecemburuan Aisyah dalam Rumah Tangga Poligaminya bersama Nabi SAW ................
30
B. Kualitas Hadis tentang Kecemburuan Aisyah dalam Rumah Tangga Poligaminya bersama Nabi SAW.............................
41
C. Pemahaman Hadis tentang Kecemburuan Aisyah dalam Rumah
BAB IV
Tangga Poligaminya bersama Nabi SAW.............................
37
1.
Analisis Matan. ...............................................................
37
2.
Analisa Realita Historis. .................................................
79
3.
Penyimpulan....................................................................
83
KONTEKSTUALISASI
TENTANG
PEMAHAMAN
KECEMBURUAN AISYAH DALAM RUMAH TANGGANYA BERSAMA NABI MUHAMMAD SAW A. Harmonisasi dan Permasalahan Rumah Tangga ................... B. Rumah
BAB V
Tangga
Aisyah
Bersama
Nabi
SAW
88
Sebagai
Pembelajaran .........................................................................
92
C. Strategi Penanganan. .............................................................
95
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................
99
B. Saran-saran ............................................................................. 100 DAFTAR PUSTAKA. .................................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvii
102
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah tangga ialah tempat tinggal pasangan suami istri di mana umat manusia mulai membina dan menyusun keluarga, baik keluarga kecil atau keluarga besar.1 Sedangkan tujuan dari kehidupan berumah tangga adalah untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat dengan sebuah komitmen yang ada. Ketika komitmen itu sudah mulai hilang maka timbul banyak permasalahan yang akan terjadi. Akhir-akhir ini permasalahan terkait kehidupan rumah tangga seringkali mencuat di media. Permasalahan yang sering muncul selalu diakhiri dengan perceraian yang kadang disebabkan oleh kekerasan dalam rumah tangga, perselingkuhan, dan atau kecemburuan baik itu dari pihak suami maupun istri. Seperti halnya data yang didapat dari Pengadilan Tinggi Agama Bandung, terdapat faktor perceraian yang disebabkan oleh kecemburuan sebanyak 90 kasus tertanggal bulan Juni 2013.2Juga data yang
diperoleh
dari
1
Aisyah Dahlan, Membina Rumah Tangga Bahagia dan Peranan Agama dalam Rumah Tangga, (Jakarta: Jamunu, 1969), hlm. 17. 2
Pengadilan Tinggi Agama, ‚Faktor Penyebab Terjadinya Perceraian Pada Pengadilan Agama Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Bandung Bulan Juni Tahun 2013@ dalam www. PtaBandung.go.id diakses tanggal 04 Januari 2014.
1
2
data Panmud Hukum PA Nunukan, salah satu penyebab perceraiannya yaitu cemburu yang terdiri dari tiga kasus.3 Terkait dengan kecemburuan ini, ternyata rumah tangga Nabi SAW juga tidak luput dari masalah seperti ini. Yang lebih menarik, ternyata Nabi SAW juga dibuat repot dalam menghadapi masalah tersebut. Dan hal ini terekam dalam hadis yang menceritakan kecemburuan Aisyah terhadap isteri-isteri Nabi SAW yang lainnya. Banyak hal yang melingkupi kehidupan Nabi, dari mulai beliau hidup dalam keadaan yatim, diangkatnya menjadi Rasul, rumah tangganya dengan Khadijah dalam kehidupan monogami, rumah tangganya yang poligami, dan lain-lain. Salah satu yang sering diperbincangkan adalah soal kehidupan rumah tangga poligaminya beliau, dan dari sini nama Aisyah muncul sebagai isteri yang paling dicintai dan sering pula diperbincangkan. Aisyah adalah salah satu istri nabi yang memiliki banyak keistimewaan. Selain merupakan puteri dari sahabat Nabi yang paling disenangi yaitu Abu Bakar Ash-Shiddieq, ia memiliki sifat lemah lembut yang menarik, kecerdasan yang menonjol4, ikut berperang dalam masa pemerintahan khalifah Ali bin Abi Thalib. Ia juga banyak diperbincangkan oleh para sejarawan termasuk juga orientalis terkait dengan usia Aisyah ketika menikah dengan Nabi yang dipandang tidak wajar jika dilihat dari 3
Kaltim Utara, ‚Mayoritas Perceraian Karena www.korankaltim.htm diakses tanggal 04 Januari 2014. 4
Tidak
Harmonis‛
dalam
Aisyah Abdurrahman Bintusy Syathi’, Istri-istri Rasulullah SAW, jilid 1terj. Chadijah Nasution (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), hlm. 65
3
perspektif keadaan sekarang.5 Hal lain yang juga menarik ialah ketika musibah tuduhan menimpa Aisyah yang akhirnya diselesaikan dengan turunnya ayat al-Qur‘an yaitu QS. Nur ayat 11-19, dan masih banyak lagi keistimewaan-keistimewaan Aisyah yang lain yang tidak terlepas dari kedudukan Aisyah dalam rumah tangga Nabi SAW. Dalam rumah tangga Nabi ini, Aisyah hidup dalam rumah tangga Nabi yang kedua setelah meninggalnya Khadijah dengan keadaan berpoligami. Keadaan poligami ini menuntut perhatian dan perilaku Aisyah ketika satu persatu istri datang ke rumah Nabi SAW, berbagi dalam segala persoalan rumah tangga, sehari dengan sehari dan semalam dengan semalam. Tentu hal ini membuat Aisyah berusaha untuk mencegah agar istri-istri lain tidak menempati hati Rasulullah selain dirinya, karena sebagaimana wanita lain, tidak ada wanita yang rela dan bersedia untuk dimadu6 atau berbagi cinta. Selain itu ia juga merasa iri kepada Khadijah,7 karena sepanjang pernikahan Nabi dengan Khadijah hingga wafatnya, Nabi tidak pernah memasukkan istri lain ke dalam rumah tangganya. Dan hal lain yang membuat Aisyah gelisah, adalah kenyataan bahwa Nabi masih sering mengingat khadijah meskipun sudah ada dirinya dan istri-istri yang lain, dan ini membuat Aisyah cemburu.
5
HMH Al-Hamidi al-Husaini, Baitun Nubuwwah: Rumah Tangga Nabi Muhammad SAW (Bandung: Pustaka Hidayah, 1997), Hlm. 102 6
Musdah Mulia, Pandangan Islam Tentang Poligami (Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Jender, 1999), hlm. 50 7
Aisyah Abdurrahman Bintusy Syathi’, Istri-istri Rasulullah SAW, jilid 1 terj. Chadijah Nasution, Hlm. 82
4
Sikap cemburunya Aisyah ini banyak diceritakan dalam hadis Nabi SAW, yang salah satunya adalah sebagai berikut. ََْٓاؽِلِ ثُْٓ أٌَََّْٓ لَبيَ ؽَلَصًَِٕ اثُْٓ أَثًِ ٍٍَُِْىَخَ ػَْٓ اٌْمَبٍُِِ ػٌْٛ ُٔؼٍٍَُْ ؽَلَصََٕب ػَجْلُ اُٛؽَلَصََٕب أَث ٍٍََََُ وَبَْ إِمَا فَوَطَ أَلْوَعَ ثٍََْٓ ََِٔبئِِٗ َفطَب َهدْ اٌْمُوْػَخُ ٌِؼَب ِئَْخَٚ ٍٍََِْٗػَب ِئَْخَ أََْ إٌَجًَِ صٍََى اٌٍَُٗ ػ ٍٍَََُ إِمَا وَبَْ ثِبًٌٍٍَِْ ٍَبهَ َِغَ ػَب ِئَْخَ ٌَزَؾَ َلسُ فَمَبٌَذْ ؽَفْصَخُ أٌََبَٚ ٍٍَََِْٗوَبَْ إٌَجًُِ صٍََى اٌٍَُٗ ػٚ ََؽَفْصَخٚ ٍٍَََِْٗأَ ْٔظُوُ فَمَبٌَذْ ثٍََى فَوَوِ َجذْ فَغَبءَ إٌَجًُِ صٍََى اٌٍَُٗ ػٚ ٌََِٓأَهْ َوتُ ثَؼٍِ َونِ رَ ْٕظُوٚ رَوْوَجٍَِٓ اٌٍٍٍََْخَ ثَؼٍِوِي اٌََُٛافْزَمَلَرُْٗ ػَب ِئَْخُ فٍَََّب َٔيٚ اٌََُٛب صَُُ ٍَبهَ ؽَزَى َٔيٍٍَََْٙػٍٍََِْٗ ؽَفْصَخُ َفٍََََُ ػٚ ٍٍََََُ إٌَِى عًََِّ ػَب ِئَْخَٚ ٌَُٗ َيٌََُٛب َأٍْ َزطٍِغُ أَْْ أَلٚ ًُِْٕ ؽٍََخً رٍَْ َلغٚيُ ٌَب َهةِ ٍٍَِطْ ػًٍَََ ػَمْوَثًب َأَُٛرَمٚ َِب ثٍََْٓ اٌْئِمْفِوٍٍَْْٙعَؼٍََذْ هِع ًٍَّْئ Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim Telah menceritakan kepada kami Abdul Wah{id bin Aiman ia berkata; Telah menceritakan kepadaku Ibnu Abu Mulaikah{ dari Al Qasim dari ‘Aisyah bahwasanya; Apabila Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hendak keluar mengadakan perjalanan, beliau mengadakan undian antara isteri-isterinya, lalu undian itu pun jatuh pada ‘Aisyah dan H{afs|ah. Dan pada malam hari, biasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berjalan bersama Aisyah dan berbincang-bincang deangannya. Maka Hafs{ah berkata, "Maukah malam kamu menaiki kendaraanku dan aku menaiki kendaraanmu kemudian kamu melihat dan pun juga dapat melihat?" Aisyah menjawab, "Ya." Akhirnya ia pun menaikinya. Kemudian datanglah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada kendaraan Aisyah, sementara yang berada di atasnya adalah Hafshah. Beliau pun mengucapkan salam kepadanya, lalu beliau berjalan hingga mereka singgah disuatu tempat, dan ternyata ia kelihangan Aisyah. Saat singgah, Aisyah meletakkan kedua kakinya di antara semak-semak tumbuhan, lalu ia pun berkata, "Wahai Rabbi, perintahkanlah kalajengking atau ular untuk menggigitku." Maka aku tidak bisa berkata apa-apa kepada beliau.8 Selain hadis di atas, terdapat juga hadis yang mengisahkan bagaimana perilaku Aisyah atas kecemburuannya terhadap istri-istri lain, karena seperti yang diketahui dan berdasarkan pula para ahli sejarah, jumlah istri Nabi SAW sebanyak sembilan, dan ada juga yang 8
Al-Bukha>ri, Tarjim Riwayah fi S|ah{ih{ Bukha>ri, dalam Hadis riwayat S|ah{ih{ Bukha>ri 4810 Mausu'ah al-Hadis asy-Syarif, Global Islamic software, 1991-1997.
5
berpendapat sebelas.9 Di antara sikapnya yang lain adalah ketika Aisyah berkomplotan dengan H{afs{ah{ untuk melakukan tipu daya karena kecemburuannya terhadap Zainab binti Jahsy terkait dengan hadis meminum madu. Melihat beberapa sikap Aisyah atas kecemburuannya, Nabi SAW tidaklah hanya diam saja. Melainkan Nabi SAW juga mengambil respon sikap yang membuat keutuhan rumah tangganya tetap terjaga. Seperti halnya dengan cara merenungi penyebab sikap cemburunya Aisyah. Beberapa peristiwa yang dialami oleh Aisyah dalam kehidupan rumah tangganya tersebut, menjadi suatu pertimbangan penulis untuk mengangkat Aisyah dalam penelitian. Juga dengan melihat realita banyak rumah tangga sekarang, kasus yang terjadi pada kehidupan rumah tangga Nabi tentang bagaimana keduanya yakni Nabi SAW dan Aisyah dapat mengatasi permasalahan rumah tangganya, khususnya kecemburuan, menarik untuk dikaji. Karena kecemburuan ini bisa terjadi pada rumah tangga yang monogami, apalagi yang poligami. Seperti halnya dalam rumah tangga Nabi SAW yang poligami, tidak luput dari rasa cemburu. Dan bagaimana Aisyah menghadapi masalah-masalah dalam rumah tangga poligami bersama Nabi Muhammad SAW khususnya rasa cemburu yang dilihat dari perspektif hadis, merupakan fokus dari penelitian ini.
9
Muhammad Ridho, Sirah Nabawiyah (Bandung: IBS, 2010), hlm. 832
6
B. Rumusan Masalah Dari uraian di atas, dapat ditarik beberapa rumusan masalah di antaranya yaitu: 1. Bagaimana kandungan makna hadis tentang kecemburuan Aisyah dalam rumah tangga poligami bersama Nabi Muhammad SAW? 2. Bagaimana kontekstualisasi pemaknaan hadis tentang kecemburuan Aisyah dalam rumah tangga poligami bersama Nabi Muhammad SAW sehingga dapat diamalkan pada masa sekarang? Dari rumusan masalah ini, dapat terbagi dalam objek material dan objek formalnya untuk memudahkan dalam melakukan penelitian. Objek materialnya adalah hadis-hadis tentang kecemburuan Aisyah dalam rumah tangga poligaminya bersama Nabi Muhammad SAW, sedangkan objek formalnya adalah kajian ma’anil hadis terhadap hadis-hadis tentang kecemburuan Aisyah dalam rumah tangganya bersama Nabi Muhammad SAW.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Dari beberapa rumusan masalah di atas, maka tujuan dan kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui kandungan makna hadis tentang kecemburuan Aisyah dalam rumah tangga poligami bersama Nabi Muhammad SAW.
7
2. Mengetahui kontekstualisasi pemaknaan hadis tentang kecemburuan Aisyah dalam rumah tangga poligami bersama Nabi Muhammad SAW sehingga dapat diamalkan pada masa sekarang Sedangkan kegunaan dari penelitian ini, diharapkan dapat memberi wawasan baru terhadap pemaknaan hadis, khususnya mengenai kecemburuan Aisyah dalam rumah tangganya bersama Nabi Muhammad SAW, dan bahwa untuk memahaminya diperlukan kajian yang lebih mendalam terhadap hadis dengan berbagai metode yang ada. Selain itu juga diharapkan mampu memberikan sumbangsih yang dikategorikan pada dua hal, yaitu: 1. Secara teoritis/ akademis, penelitian ini dapat menjadi sumbangsih dalam pengembangan studi ilmu hadis, dan menambah khazanah literatur untuk Fakultas Ushuluddin, terutama Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir dalam kajian ilmu hadis. 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan bagi masyarakat secara umum, khususnya bagi mahasiswa dalam memahami hadis Nabi yang berkaitan dengan pemahaman hadis tentang kecemburuan Aisyah dalam rumah tangganya bersama Nabi Muhammad SAW.
8
D. Tinjauan Pustaka Dalam tinjauan pustaka ini, penulis menelusuri berbagai literatur yang bersangkutan dengan tema penelitian yakni kecemburuan Aisyah dalam rumah tangganya bersama Nabi SAW. Buku tentang sejarah Nabi Muhammad SAW yang memuat pembahasan tentang Aisyah dan rumah tangga Nabi seperti buku yang berjudul Baitun Nubuwwah: Rumah Tangga Nabi Muhammad SAW karya HMH al-Hamid al-Husaini. Di dalamnya terdapat penjelasan tentang Bunda-Bunda Nabi, Istri-istri Nabi Muhammad SAW, Putra-Putri Nabi SAW juga beserta cucu-cucunya.10 Buku Istri-istri Rasulullah SAW karya ‘Aisyah Abdurrahman Bintu al-Syathi’ yang di dalamnya terdapat uraian tentang bagaimana awal dari Nabi bertemu dengan Khodijah, hingga menikah dan akhirnya Khodijah meninggal. Setelah itu diuraikan pula bagaimana Aisyah memasuki kehidupan Nabi SAW, yang kemudian diikuti dengan istri-istri Nabi yang lain. Dalam penulisannya Bintu al-Syathi’ ini terlihat kekuatan sastranya, selain itu ia juga menulis dengan melihat kondisi sosial yang ada pada waktu itu, juga ia bersandar pada karya-karya penulis terdahulu, ahli sejarah, juga terkadang membandingkan dengan tulisan dari orientalis. Buku yang ditulis oleh Adil Fathil Abdullah, Ketika Suami Isteri
Hidup Bermasalah Bagaimana Mengatasinya, berisi tentang berbagai 10
HMH Al-Hamidi al-Husaini, Baitun Nubuwwah: Rumah Tangga Nabi Muhammad SAW (Bandung: Pustaka Hidayah, 1997), hlm.xxiv
9
konflik dalam rumah tangga, yang salah satunya menerangkan tentang kecemburuan. Buku yang ditulis M. Nasaruddin Latif, Ilmu Perkawinan:
Problematika Seputar Keluarga dan Rumah Tangga, juga menerangkan berbagai problem rumah tangga, yang di antaranya terdapat penjelasan tentang cemburu dan strategi untuk mengatasi rasa cemburu tidak sehat, seperti merenungi penyebab cemburu dan menggunakan akal sehat. Serta buku yang ditulis oleh Musdah Mulia yang berjudul Pandangan Islam
tentang Poligami, yang menerangkan tentang poligami dalam perspektif Islam, berbagai implikasi dalam poligami dan kritikan terhadap kebijakan pemerintah mengenai poligami. Skripsi yang berjudul ‚Riwayat Aisyah dalam Musnad Ahmad bin Hambal‛ yang ditulis oleh Wahyuni Syifatur Rahmah dari Fakultas Ushuluddin, menerangkan bahwa Aisyah adalah salah satu istri Nabi yang paling banyak meriwayatkan hadis, dan si penulis lebih khusus meneliti terhadap riwayat Aisyah yang ada di Musnad Ahmad bin Hanbal.11 Kemudian dapat juga disebutkan skripsi yang lain tentang ‚Aisyah dan Perang Jamal (Potret Politik Perempuan Pada Masa Khalifah Ali Ibn Abi Thalib‛ yang ditulis oleh Ratnani Suminar. Penelitiannya lebih menitikberatkan kepada bagaimana wanita dalam potret politik Islam. 12
11
Wahyuni Syifatur Rahmah, ‚Riwayat Aisyah dalam Musnad Ahmad bin Hanbal‛, Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2004. 12
Ratnani Suminar, ‚Aisyah dan Perang Jamal (Potret Politik Perempuan Pada Masa Khalifah Ali Ibn Abi Thalib)‛, Skripsi Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2003.
10
Melihat dari beberapa tinjauan pustaka di atas, sejauh ini penulis belum menemukan karya yang membicarakan tentang kecemburuan Aisyah dalam rumah tangga poligaminya bersama Nabi Muhammad SAW. Karya-karya yang sudah ada lebih banyak membicarakan kehidupan rumah tangga Nabi secara umum, dan penelitian yang sudah ada lebih menitikberatkan kepada periwayatan Aisyah dan aspek politiknya saja.
E. Kerangka Teori Dalam hal ini, penulis membahas teori yang menjadi objek penelitian penulis yakni teori tentang cemburu beserta poligami yang menjadi acuan ke depan dalam melakukan penelitian. Berikut beberapa poin dasar dalam kajian penulis. 1. Cemburu Cemburu adalah sikap yang merasa tidak atau kurang senang melihat orang lain beruntung dan lain sebagainya, sirik, juga perasaan kurang percaya, curiga yang dikarenakan iri hati.13 Pengertian cemburu yang lain adalah ketakutan atau kecurigaan akan adanya ancaman, persaingan, dan ketidaksetiaan.14Dalam konteks hidup berpasangan (suami-isteri), cemburu adalah cetusan yang jujur dari perasaan cintanya, dan dalam waktu yang sama juga merupakan pantulan yang sehat dari 13
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 204.
14
Dictionary.com, ‛Menguak kebenaran Ari http:www.coretantanpatitik.htm diakses tanggal 04 Januari 2014.
Cemburu‛
dalam
11
ukuran ke-aku-annya dalam keinginannya untuk monopoli mencintai suami/isterinya itu, tanpa disertai oleh wanita/lelaki lain.15 Cemburu juga didefinisikan sebagai suatu perasaan terancam atau takut akan kehilangan seseorang yang dikasihi karena kehadiran orang lain. Jadi bukan saja kehilangan orang yang dikasihi namun ada faktor karena campur tangan pihak ketiga atau orang lain. Pada dasarnya kecemburuan bersumber dari rasa takut akan kehilangan orang yang berharga.16 Dan penelitian penulis lebih fokus menggunakan teori kecemburuan dalam ruang lingkup pasangan dalam penelitian ini. Faktor yang menyebabkan rasa cemburu diantaranya adalah besarnya rasa cinta terhadap pasangan, jiwa yang egois, rasa curiga, merasa rendah diri, dan merasa bahwa cinta suaminya lebih besar kepada orang lain.17 Cemburu yang disebabkan oleh beberapa hal tersebut, jika telah melampaui batasnya ternyata dapat menimbulkan beberapa akibat yang buruk. Akibat dari rasa cemburu yang berlebihan di antaranya yaitu buruk terhadap fisik, mental, merusak komunikasi, salah persepsi, bahkan terancam berakhirnya suatu hubungan.18Sehingga ada yang mengatakan
15
Abdul Nasir Taufiq Al-Athar, Poligami Ditinjau Dari Segi Agama, Sosial, dan Perundang-undangan, terj. Chadijah Nasution, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), hlm. 48. 16
Paul Gunadi, ‚Kecemburuan dalam Hubungan Suami Isteri‛ dalam www.telaga.htm diakses tanggal 04 Januari 2014. 17
Musdah Mulia, Pandangan Islam Tentang Poligami, (Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Jender, 1999), hlm. 50.
12
bahwa cemburu itu tak ubahnya sebagai garam pada makanan, tidak baik kurang dan tidak boleh lebih dari yang semestinya. Makanan yang terlalu banyak garamnya akan terasa asin dan tidak sedap.19 2. Poligami Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah satu pihak (suami/isteri) mengawini beberapa isteri/suami dalam waktu yang bersamaan. Istilah poligami seringkali diartikan sebagai perkawinan seorang suami dengan banyak isteri. Namun dalam khasanah bahasa Yunani, terdapat pembagian yang terkait dengan praktek perkawinan, yaitu: 20 a. Poligami (poly:banyak dan gami: nikah), artinya banyak nikah. Istilah ini dikenakan bagi kegiatan manusia yang melakukan banyak nikah. b. Poliandri (poly: banyak dan andros:pria), artinya banyak pria. Istilah ini dikenakan bagi kegiatan seorang perempuan yang melakukan praktek banyak nikah dengan banyak pria. c. Poligini (poly: banyak dan gini: perempuan), artinya banyak perempuan. Istilah ini dikenakan bagi kegiatan seorang pria
18
Rizqi Adnamazida, ‚10 Dampak Cemburu www.merdeka.com diakses pada tanggal 04 Januari 2014.
Pada
Hubungan
Asmara‛
dalam
19
M. Nasaruddin Latif, Ilmu Perkawinan: Problematika Seputar Keluarga dan Rumah Tangga, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2001), hlm. 84. 20
Abraham Silo Wilar, Poligini Nabi: Kajian Kritis_teologis Terhadap Pemikiran Ali Syari’ati dan Fathimah Mernissi (Yogyakarta: Pustaka Rihlah, 2006), hlm. 3-4.
13
yang melakukan praktek banyak nikah dengan banyak perempuan. d. Eksogami (ekso: keluar (dari), bukan, dan mantan, dan gami: nikah), artinya nikah dengan orang luar klan. Istilah ini dikenakan bagi kegiatan seorang lelaki yang mencari seorang isteri di luar kalangan marganya semdiri. e. Endogami (endo: dalam dan gami: nikah), artinya nikah dengan sesama anggota dalam klan. Istilah ini dikenakan bagi kegiatan yang terbatas pada anggota-anggota sekelompok atau sesuku menurut penentuan adat. Dari beberapa keterangan tersebut, dapat ditarik poin bahwa poligami adalah praktek banyak nikah yang diartikan secara umum yang terbagi dalam dua jenis. Pertama yaitu poligini (suami banyak isteri), dan kedua yaitu poliandri (isteri dengan suami yang banyak). Dari sini penulis menggunakan istilah poligami yang diartikan sebagai ikatan perkawinan yang salah satu pihak (suami) mengawini beberapa isteri dalam waktu yang bersamaan,21yang dikenal pula dengan istilah poligini. Dan bahwa dengan poligami ini, menjadi salah satu penyebab potensi terbesar adanya rasa cemburu, karena pada dasarnya tidak ada wanita yang rela berbagi dengan yang lain.
21
Musdah Mulia, Pandangan Islam tentang Poligami, (Jakarta: Bulan Bintang, 1999), hlm.
2
14
F. Metodologi Penelitian 1. Jenis dan Sifat Penelitian Penelitian ini termasuk library research (penelitian kepustakaan), dengan menggunakan dokumentasi atas karya tulis yang berkenaan dengan hadis tentang kecemburuan dalam rumah tangga Aisyah bersama Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Dan penelitian ini bersifat deskriftif-analitis, yaitu data yang dikumpulkan terkait dengan kecemburuan dalam rumah tangga Aisyah bersama Nabi Muhammad SAW dianalisis kembali untuk memperoleh hasil yang relevan sesuai dengan rumusan masalah. 2. Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data Pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi atau koleksi. Hal itu dikarenakan sumber data yang digunakan karya-karya tulis (paper). Data-data yang dikumpulkan pada penelitian ini bersumber pada dua hal yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer berupa kitab-kitab hadis yang relevan untuk mempermudah
dalam
penelusuran
kitab-kitab
hadis,
serta
agar
memperoleh pokok kajian ini digunakan bantuan CD-Rom hadis yang telah ada yaitu CD-ROM Mausu’ah al-H{adis al-Syarif al-Kutub al-Tis’ah, serta CD-ROM Lidwa Pusaka I-Software- Kitab Hadis 9 Imam. Sedangkan untuk mendukung lengkapnya data yang diperoleh digunakan sumber data sekunder berupa kitab syarah Fath{ul Ba>ri, dan buku-buku yang membicarakan rumah tangga Nabi SAW dan yang membicarakan
15
kecemburuan itu sendiri. Seperti buku Istri-istri Rasulullah karya Bintu al-Syathi, dan sumber data pendukung lainnya yang terdapat dalam artikel, jurnal, karya ilmiah, koran, media online, dan lain sebagainya. 3. Metode analisis data. Dalam
menganalisis
data,
penulis
menggunakan
metode
operasional metodologis: Kaidah Mayor dan Minor dengan langkahlangkah sebagai berikut22: a. Menentukan Tema b. Kritik Hadis, yaitu dengan melakukan takhrijul hadis, bil alfaz, bil
maudu’ untuk menemukan hadis yang satu tema, yakni dengan kata kunci غبهد, غبه,dan غودyang kemudian dibuat kategorisasi. Dan penulis membaginya ke dalam tiga kategori yakni kecemburuan Aisyah terhadap orang yang sudah meninggal, kecemburuan kepada madu sezaman, dan angan-angan. Selain itu penulis menentukan kualitas hadis, yang dalam penelitian ini hadis yang penulis ambil adalah hadis yang berkualitas s{ah{ih{ yakni S{ah{ih{ Bukha>ri. c. Pemaknaan Hadis, yaitu dengan: 1) Analisis matan, dengan melakukan tiga tahapan yaitu: kajian kebahasaan: Kamus, Syarah, Tafsir, dan lain-lain; kajian
22
Langkah-langkah ini diambil dari hand out mata kuliah ma’ani al-hadis yang diampu oleh Indal Abror.
16
tematik,
mempertimbangkan
bentuk
matan
dan
membandingkan antar matan hadis yang satu tema dan yang berkaitan
dengan
tema
utama;
konfirmasi,
yaitu
membandingkan dengan dalil lain baik sesama hadis maupun al-Qur’an, data sejarah, pengetahuan, dan lain-lain untuk memperoleh pemahaman secara tekstual. 2) Analisis realita historis: mencari konteks sosio historis, yakni dengan Asbabul Wurud; memperhatikan fungsi Nabi; dan sejarah social teks hadis. 3) Penyimpulan, dalam rangka menangkap makna universal yang terkandung dalam hadis. Yakni dengan menggabungkan hasil kebahasaan dan analisa sosio historis untuk menemukan bangunan rasional universal. d. Problem realita kekinian. Diperlukan kajian yang cermat terhadap situasi kekinian dengan mempertimbangkan hasil pemaknaan hadis dalam rangka mengimplementasikan nilai-nilai hadis. Kajian ini penulis uraikan bersama dengan kontekstualisasi hadis itu sendiri. 4. Pendekatan Untuk memperoleh pemahaman hadis yang relatif lebih tepat, apresiatif dan akomodatif terhadap perubahan dan perkembangan zaman sehingga dalam memahami hadis tidak hanya terpaku pada dzahir teks hadis melainkan harus memperhatikan konteks sosio-
17
kultural waktu itu23, maka penulis menggunakan suatu pendekatan yakni sosio-historis. Dengan pendekatan sosio-historis, penulis memperoleh keadaan sosial ketika hadis itu muncul yang dilihat juga melalui sejarah peradaban Nabi SAW saat itu, yang tampak pada uraian syarah hadis itu sendiri.
G. Sistematika Pembahasan Supaya pembahasan ini tersusun secara sistematis dan tidak keluar dari permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah, maka penulis menetapkan sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab Pertama, berupa pendahuluan sebagai gambaran umum dari penelitian yang dilakukan oleh penulis. Bab ini mencakup latar belakang masalah yang berisikan beberapa hal yang menjadi alasan penulis dalam mengkaji tema ini. Sebagai acuan dan untuk mempertegas permasalahan serta membatasi pembahasan agar tidak meluas, maka dicantumkan dalam rumusan masalah berupa pertanyaan yang jelas. Kemudian, agar lebih jelas maksud dari penenlitian ini, maka subbab selanjutnya adalah memaparkan tujuan dan manfaat dari penelitian. Tinjauan pustaka dipaparkan untuk melihat perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Kemudian metode penelitian yang di dalamnya terdapat
23
Hlm. 64
M. Alfatih Suryadilaga, Metodologi Syarah Hadis, (Yogyakarta: Suka Press, 2012),
18
juga pendekatan yang penulis gunakan, kerangka teori yang menjadi landasan penulis dan diakhiri dengan sistematika pembahasan. Bab Kedua, penulis memaparkan gambaran umum tentang kecemburuan dan tinjauan redaksi hadis tentang kecemburuan dalam rumah tangga Aisyah bersama Nabi Muhammad SAW dengan melakukan
takhrij hadis baik itu bil alfadz, bil maudu’ yang kemudian diuraikan jalur sanadnya serta menentukan kualitas hadisnya dalam penelitian rijal hadis. Bab Ketiga, dalam bab ini penulis melakukan penelitian pemahaman hadis dengan metode yang sudah dipaparkan di atas, yakni dengan menggunakan analisis matan, baik itu dari aspek kajian kebahasaan, kajian tematik dan konfirmasi. Kemudian analisa realita historis dengan melihat asbabul wurud, fungsi Nabi, sejarah sosial teks hadis. Juga disertakan bagaimana pemahaman dengan menggunakan pendekatan sosiologis. Dan yang terakhir yaitu penyimpulan. Bab Keempat, berisi uraian tentang kontekstualisasi pemahaman hadis kecemburuan Aisyah dalam rumah tangganya bersama Nabi SAW dengan melihat realita sekarang terkait keluarga harmonis, mengambil pelajaran dari kehidupan rumah tangga Aisyah dengan Nabi SAW sebagai strategi dalam mengatasi kecemburuan yang dapat menyebabkan perceraian. Bab yang terakhir yaitu bab kelima yakni penutup. Bab ini terdiri dari kesimpulan dari penelitian yang dilakukan yang merupakan jawaban
19
dari masalah yang sudah dirumuskan, dan saran yang merupakan anjuran dan rekomendasi bagi peneliti selanjutnya.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pembahasan mengenai
kecemburuan Aisyah dalam rumah
tangganya bersama Nabi SAW dengan menggunakan metode ma‘anil hadis ini memberikan beberapa kesimpulan yakni: 1. Pemaknaan hadis tentang kecemburuan Aisyah ini memberikan informasi bahwa kecemburuan adalah tabiat murni seorang isteri yang mencintai suaminya, tidak terkecuali pada kehidupan rumah tangga Nabi SAW dengan ummahatul mukminin yang dalam hal ini adalah Aisyah. Karena Aisyah adalah wanita yang memiliki watak wanita normal, yang didorong oleh perasaannya sebagai kaum hawa, dan tidak berpura-pura, sehingga sifat cemburu yang dimiliki oleh Aisyah adalah wajar adanya apalagi melihat keadaan rumah tangganya yang poligami. Karena pada hakikatnya, tidak ada wanita yang rela suaminya berbagi cinta dengan yang lain. 2. Dalam memaknai hadis tidak cukup hanya melihat kapasitas Nabi SAW sebagai Rasul, karena terlepas dari hal itu Nabi SAW adalah manusia biasa seperti yang dijelaskan oleh firman-Nya dalam QS. Al-Kahfi ayat 10.
99
100
Artinya : Katakanlah: Sesungguhnya Aku Ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa. Dan dalam hal ini Nabi SAW berkapasitas sebagai suami dan kepala keluarga. Sehingga tentang sikap Nabi SAW dalam menghadapi sikap Aisyah khususnya, yang tertera dalam hadis, tidaklah mutlak harus diimani layaknya ajaran ibadah oleh umatnya. Meskipun begitu, kehidupan rumah tangga beliau patut
dijadikan
contoh.
Karena
beliau
mampu
mempertahankan keutuhan keluarga dalam limpahan kasih sayang, yang tentu masih berlaku dan dapat dipraktekan pada era dewasa ini. Dengan kata lain, hadis ini masih relevan untuk bisa diamalkan pada masa kini, yang sangat jauh zamannya dengan Nabi SAW. 3. Hadis Nabi SAW mengenai kecemburuan Aisyah ini hanyalah sebuah gambaran tentang kehidupan rumah tangga, disertai dengan permasalahan dan penyelesaiannya. Namun tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan strategi lain dalam menghadapi permasalahan rumah tangga di zaman yang semakin rumit ini.
B. Saran Untuk mengamalkan suatu hadis, seseorang tidaklah cukup hanya berpedoman kepada bunyi teks hadis tersebut, akan tetapi perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang melingkupi kapan dimana saat itu
101
berada, seperti keadaan sosial, adat istiadat setempat dan kondisi geografis daerah tesebut. Serta perlu mempertimbangkan peranan kapasitas Nabi SAW yang universal, sehingga tidak memandang hadis itu dengan sebelah mata. Mengarungi bahtera rumah tangga sangatlah rumit dan tidak gampang. Maka dari itu, sebelum memasuki ataupun bagi yang sudah, perlu belajar lagi tentang kesiapan dan bagaimana kedewasaan dalam menghadapi setiap permasalahan dalam berumah tangga, yang salah satunya sudah dicontohkan oleh Nabi SAW. Semoga penelitian ini, bisa menjadi rangsangan untuk penelitian selanjutnya yang lebih konprehensif dan lebih membuka cakrawala bagi para
pemerhati
studi
Islam
khususnya
Studi
Ma‘ani
al-Hadis.
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Adil Fathil. Ketika Suami Isteri Hidup Bermasalah Bagaimana Mengatasinya. Jakarta: Gema Insani Press. 2005. Abror, Indal. Handout mata kuliah Ma’anil Hadis. Adnamazida, Rizqi. ‚10 Dampak Cemburu Pada Hubungan Asmara‛ dalam www.merdeka.com diakses pada tanggal 04 Januari 2014. Al-Asqalani, Ibnu Hajar. Fath{ul Ba>ri, Terj. Amiruddin. Jakarta: Pustaka Azzam. 2009. Athar, Abdul Nasir Taufiq. Poligami Ditinjau Dari Segi Agama, Sosial, dan Perundang-undangan, terj. Chadijah Nasution. Jakarta: Bulan Bintang. 1982. Bukha>ri, Tarjim Riwayah fi S|ah{ih{ Bukha>ri, Mausu'ah al-Hadis asy-Syarif, Global Islamic software. 1991-1997. CD Soft ware Al-Qur’an in Word CD-ROM Lidwa Pusaka I-Software- Kitab Hadis 9 Imam. Ciciek, Farha. Ikhtiar Mengatasi Kekerasan dalam Rumah Tangga: Belajar dari Kehidupan Rasulullah SAW. Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Jender. 1999. Dahlan, Aisyah. Membina Rumah Tangga Bahagia dan Peranan Agama dalam Rumah Tangga. Jakarta: Jamunu. 1969. Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2005. Gunadi, Paul. ‚Kecemburuan dalam Hubungan Suami www.telaga.htm diakses tanggal 04 Januari 2014.
Isteri‛
dalam
Hajar, Ibn. Tahdzibut Tahdzib. Dalam Software Rijal Al-Hadis . Husaini, HMH Al-Hamidi. Baitun Nubuwwah: Rumah Tangga Nabi Muhammad SAW.Bandung: Pustaka Hidayah. 1997. Ismail, Syuhudi. Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual: Tela’ah Ma’ani Al-
Hadis tentang Ajaran Islam yang Universal, Temporal dan Lokal. Jakarta: Bulan
Bintang.
102
1984.
103
Ismail, Syuhudi. Metodologi Penelitian Hadis Nabi. Jakarta: Bulan Bintang. 2007. Kaltim Utara, ‚Mayoritas Perceraian Karena Tidak Harmonis‛ dalam www.korankaltim.htm diakses tanggal 04 Januari 2014. Latif, M. Nasaruddin. Ilmu Perkawinan: Problematika Seputar Keluarga dan Rumah Tangga. Bandung: Pustaka Hidayah. 2001. Mizzi,Tahdzibul Kamal, Dalam Software Rijal Al-Hadis. Moh, Athian Ali. Keluarga Sakinah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 1998. Mulia, Musdah. Pandangan Islam Tentang Poligami. Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Jender. 1999. Najwah, Nurun, dkk. Menyoal Keadilan dalam Poligami. Yogyakarta: SUKSES Offset. 2009 Pengadilan Tinggi Agama, ‚Faktor Penyebab Terjadinya Perceraian Pada Pengadilan Agama Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Bandung Bulan Juni Tahun 2013‛ dalam www. Pta-Bandung.go.id diakses tanggal 04 Januari 2014. PSW UIN Sunan Kalijaga, Jurnal Musa>wa, vol 3, Yogyakarta: PSW UIN Sunan Kalijaga, 2004 Rahmah,Wahyuni Syifatur. ‚Riwayat Aisyah dalam Musnad Ahmad bin Hanbal‛, Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2004. Rahman, Fathur. Ikhtis{ar Mus{t{alah{ul H{adis. Yogyakarta: PT Al-Ma’arif. 1970. Ridho, Muhammad. Sirah Nabawiyah, terj. Bandung: IBS. 2010. Rohmaniyah, Inayah. Pembinaan Keluarga Sakinah,pdf. Yogyakarta: Diklat. 2012.
Pusat
Rohmaniyah, Inayah, dkk. Modul Kursus Calon Pengantin Membangun Keluarga Harmonis.Yogyakarta: Pusat Studi Wanita UIN Sunan Kalijaga. 2009. Setiawan, Ebta. ‚Kamus Besar Bahasa Indonesia‛ dalam KBBI Offline Versi 1.1 Freeware, 2010 Shiddieqy, Hasbi. Rijalul Hadis, cet. 2. Yogyakarta: Matahari. 1970..
104
______Pokok- pokok Dirayah Hadits. Jakarta: Bulan Bintang, 1987. Suminar, Ratnani. ‚Aisyah dan Perang Jamal (Potret Politik Perempuan Pada Masa Khalifah Ali Ibn Abi Thalib)‛, Skripsi Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2003. Suryadilaga, M. Alfatih. Metodologi Syarah Hadis.Yogyakarta: Suka Press. 2012. Syathi’, Aisyah Abdurrahman Bintusy. Istri-istri Rasulullah SAW, jilid 1, terj. Chadijah Nasution. Jakarta: Bulan Bintang. 1974. Wilar, Abraham Silo. Poligini Nabi: Kajian Kritis_teologis Terhadap Pemikiran Ali Syari’ati dan Fathimah Mernissi. Yogyakarta: Pustaka Rihlah. 2006
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Pribadi Nama
: Zakiah Umihani
Tempat /Tanggal Lahir
: Subang, 31 Desember 1991
Alamat Asal
: Desa Bojong Tengah, RT. 07 RW. 02 Kec. Pusaka Jaya Kab. Subang Jawa Barat
Alamat di Yogyakarta
: PP.
Al-Munawwir
Komplek
Q
Krapyak
Yogyakarta
B. Identitas Orang Tua Nama Ayah
: Yusuf
Pekerjaan
: Wiraswasta
Nama Ibu
: Siti Rukiah
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Desa Bojong Tengah, RT. 07 RW. 02 Kec. Pusaka Jaya Kab. Subang Jawa Barat
C. Jenjang Pendidikan : 1997-2003
: SDN Pangeran Kornel Pusaka Jaya Subang
2003-2006
: SMPN 1 Pusaka Nagara Subang
2006-2009
: MAN 1 Sumedang
2010- Sekarang
: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
D. Jenjang Pendidikan Non Formal: 2010- Sekarang
: Pondok Pesantren al-Munawwir Komplek Q Krapyak Yogyakarta
E. Pengalaman Organisasi : 2004-2006
: Ketua MPK SMPN 1 Pusaka Nagara Subang
2007-2009
: Wakil Ketua MPK MAN 1 Sumedang : Wakil Dewan Penegak Pramuka MAN 1 Sumedang
2011-2013
:Wakil Ketua Bidang Adminstrasi Umum Kopontren PP. Al-Munawwir
2012-sekarang
: Wakil Sekretaris Badan Koordinator Rayon Kraton Yogyakarta
Yogyakarta, 24 Januari 2014 Ditandatangani oleh:
Zakiah Umihani NIM: 10530051
Sanad Hadis Tentang Kecemburuan Aisyah terhadap isteri lain yang satu zaman dan satu rumah dengan Nabi Muhammad SAW (Dalam perjalanan Aisyah dan H{afs{ah{)
َِرسُولُ الّلَه
َعَائِشَت ِالْقَاسِن َابْيُ أَبِي ُهلَ ْيكَت َعَبْدُ الْىَاحِدِ بْيُ أَ ْيوَي ٍأَبُى ًُعَيْن َحقُ بْيُ إِ ْبرَاهِين َ ِْإس
ٍعَبْدُ بْهُ حُمَيْد
البخاري
هسلن
Sanad Hadis Tentang Kecemburuan Aisyah terhadap isteri lain yang satu zaman dan satu rumah dengan Nabi Muhammad SAW )(Persoalan Nabi Meminum Madu
َرسُولُ الّلَهِ عَاائِشَتَ عوَيْرٍ عُبَيْدَ بْيَ ُ
عرْوَةَ ُ ِهشَامٌ
عطَاءٌ َ
سهِرٍ عَِليُ بْيُ هُ ْ
فَرْوَةُ بْيُ أَبِي ا ْل َوغْرَاءِ
البخاري
سعِيدٍ سُىَيْدُ بْيُ َ
أَبُى ُأسَاهَتَ أَبُى كُرَ ْي ٍ ب هُحَوَدُ بْيُ الْعَلَاءِ
ابْيِ خُرَيْحٍ حَدَاجٌ
هَارُوىُ بْيُ عَبْدِ اللَهِ حوَدُ بْيُ حَاتِنٍ هُ َ
هسلن
قُتَيْبَتُ
الٌساءي
حوَدِ الْ َحسَيُ بْيُ هُ َ بْيِ صَبَاذٍ
Sanad Hadis Tentang Kecemburuan Aisyah Terhadap Orang yang Sudah Meninggal Yakni Khadijah
َرسُولُ الّلَهِ
عَائِشَتَ
عرْوَةَ ُ
ِهشَامٌ
التزمذي
ابي هاخت
أَبُى ِهشَامٍ الرِفَاعِيُ هُحَوَدِ بْيِ َ حسَيٍ
سَهْلُ بْيُ عُثْوَاىَ
هَارُونُ بْهُ إِسْحَقَ
حمَدُ ابْهُ أَبِّي أَ ْ رَجَاءٍ
سعِيدٍ قُتَيْبَتُ بْهُ َ
عفَيْزٍ سعِيدُ بْهُ ُ َ
أَبُى ُأسَامَتَ عُبَيْدُ بْهُ إِ ْ سمَاعِيلَ
حمَادُ بْهُ أُسَامَتَ َ
عَبْدَةُ بْهُ سُلَ ْيمَانَ
الّنَضْزُ
حمَيْدُ بْهُ عَبْ ِد ُ حمَهِ الزَ ْ
اللَيْثُ
حفْصٌ َ
سهِزٍ عَِلّيُ بْهُ مُ ْ
أَبُى كُزَيْبٍ مُ َ حمَدُ بْهُ ا ْلعَلَا ِء
عَامِزُ بْهُ صَالِحٍ
زُ ْهرِي
سُىَيْدُ بْهُ سعِيدٍ َ
عُوَرُ بْيُ هُحَوَدِ
أحود
هسلن البخاري
َه ْع َورٌ عَبْدُ ال َرزَاقِ حوَيْدٍ ي ُ عَبْ ُد بْ ُ
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERCERAIAN PADA PENGADILAN AGAMA WILAYAH PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG BULAN JUNI TAHUN 2013 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB Meninggalkan Kewajiban
Moral NO
PENGADI Polig LAN Kris ami AGAMA is Cemb Tida Akh uru k lak Sehat
Tidak Ka Ada win Ekon Tangg Pak omi ung sa Jawa b
Menyakiti Jasmani
Terus-menerus Berselisih
Kawi n Caca Gang Diba Kekeja Dihuk t Tidak Kekeja wah man um Biolo Poli guan Ada Umu Jasma man gis tis Pihak Keharm Mental Ketig r ni onisan a
Lai n- Jumla Ketera lai h ngan n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
BANDUN G
12
2
1
0
110
20
0
17
0
0
2
0
38
108
0
310
2
INDRAM AYU
1
0
1
0
551
1
0
0
0
0
0
0
2
1
0
557
3
MAJALE NGKA
0
1
4
0
180
49
0
1
0
0
2
0
35
41
0
313
4
SUMBER
1
0
1
0
137
116
0
0
0
0
0
0
0
212
0
467
5
CIAMIS
0
10
0
0
219
0
0
0
0
0
0
0
0
105
0
334
6
TASIKMA LAYA
1
2
1
0
199
37
0
0
0
0
0
0
1
2
0
243
7
KARAWA NG
0
0
31
0
45
32
0
0
0
0
0
0
18
27
0
153
19
8
CIMAHI
8
-
5
0
135
152
0
6
8
3
0
0
38
47
12
414
9
SUBANG
1
3
8
0
49
55
0
0
0
0
0
0
5
54
0
175
10
SUMEDA NG
2
0
3
0
128
24
0
0
0
0
0
0
8
118
0
283
11
PURWAK ARTA
3
2
8
2
15
13
5
0
0
2
0
0
8
11
0
69
12
SUKABU MI
0
2
3
0
13
3
0
1
0
0
1
0
6
14
1
44
13
CIANJUR
0
0
0
0
24
43
0
0
0
0
0
0
0
69
0
136
14
KUNINGA N
0
0
4
0
69
65
0
0
0
0
0
0
0
58
0
196
15
CIBADAK
0
0
1
0
18
17
0
1
0
1
0
0
0
18
0
56
16
CIREBON
0
0
0
0
15
6
0
1
0
0
1
0
12
16
0
51
17
GARUT
0
0
0
0
15
75
0
0
0
1
0
0
7
77
0
175
18
BOGOR
3
2
1
0
15
15
0
3
0
1
0
0
12
30
0
82
19
BEKASI
0
0
0
0
41
24
0
0
0
0
0
0
5
97
0
167
20
CIBINON G
0
16
6
0
39
69
0
0
0
0
0
0
0
78
0
208
21
CIKARAN G
7
0
2
0
4
39
0
5
0
0
0
0
20
35
0
112
22
DEPOK
0
25
10
0
25
25
0
5
4
0
0
0
12
51
20
177
23
KOTA TASIKMA LAYA
2
4
0
0
65
18
0
2
0
0
0
0
2
48
0
141
24
KOTA BANJAR
0
2
0
0
34
5
0
0
1
0
0
0
3
18
6
69
JUM LAH
41 202
71
90
2 305 0
2145
903
5
42 55
13
8
6
0
232
1335
39
4932
156 7
1
1
Pengadilan Tinggi Agama, “Faktor Penyebab Terjadinya Perceraian Pada Pengadilan Agama Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Bandung Bulan Juni Tahun 2013” dalam www. Pta-Bandung.go.id diakses tanggal 04 Januari 2014.