MEDIA KOMUNIKASI INTERNAL SP NIBA BCA
INT E G R ITA S - KU AT - A M A N A H
Diterbitkan oleh KOMINFO SP NIBA BCA
Edisi. 4 / Maret 2016
Kebenaran & Pembenaran Dalam hidup ini seringkali kita berupaya mencari kebenaran, namun anehnya ketika kita mendapatkan kebenaran yang kita cari, tidak jarang pula baik secara sadar maupun tidak, secara kasat mata maupun tidak kasat mata, acapkali kita merubahnya menjadi pembenaran. Bahayanya lagi diantara keduanya perbedaannya sangatlah tipis. Perbedaan tipis ini disebabkan keduanya berasal dari satu sumber fakta yang sama, hanya saja bila kita bisa menerima fakta tersebut dengan apa adanya, maka kita menjadikan fakta tersebut sebagai kebenaran, sementara bila kita menerima fakta tersebut sesuai keinginan kita, maka kita melakukan pembenaran terhadap fakta tersebut.
untuk melihat kedalam lubang mikroskop, Palelualus lalu menundukkan kepalanya secara perlahan dan melihat Palelupeyang meletakkan sebuah kelopak bunga dalam lubang tersebut “Astaga Naga” seru Palelualus tidak percaya dengan penglihatannya. Rupa-rupanya Palelualus, dapat melihat serat-serat kelopak bunga yang indah. Sejenak kemudian Palelupeyang mengganti kelopak bunga tersebut dengan sebutir berlian, “Nah, sekarang lihat lagi” perintah Palelupeyang, dan dengan sigap Palelualus segera mengintip kembali lubang mikroskop tersebut. “Wowww !!!” Palelualus kembali berteriak kegirangan dengan wajah berseri seri, iapun tertawa gembira kearah penonton seraya mengacungkan kedua jempol tangannya. Melalui Mikroskop ini dia bisa melihat pantulan sinar berlian yang indah dan kemilau dengan sangat jelas. Ketika Palelupeyang menawarkan mikroskop tersebut, langsung saja Palelualus membayarnya tanpa menawarnya lagi, dengan gembiranya Palelualus langsung kembali ke kampong halaman. Setibanya di kampong halaman Palelualus memanggil seluruh warga kampong dan memamerkan mikroskop miliknya. Lalu Palelualus mulai menjelaskan
untuk kalangan sendiri
Seorang pemuda dari sebuah desa di pedalaman Yunani (sebut saja namanya Palelualus) berjalan jalan di Kota Raja, setelah melihat banyak keramaian dan suasana hiruk pikuk di kota, sang pemuda tertarik dengan kerumunan orang banyak disalah satu sudut kota. Dengan berdesak-desakan, Palelualus akhirnya bisa berdiri di barisan paling depan dari kerumunan tersebut, ia menyaksikan sorang lakilaki setengah baya berkepala botak (yang bernama Palelupeyang) berdiri ditengah sebuah panggung, dengan suara lantang Palelupeyang beteriak dengan suara lantang “ini adalah alat paling ajaib yang pernah ada”, sambil telunjuknya menunjuk kepada sebuah mikroskop yang diletakkannya diatas sebuah meja. Penasaran dengan perkataan Palelupeyang tersebut, Palelualus menyimak dengan penuh perhatian, tiba-tiba dia mendengar suara Palelupeyang berdentum memanggilnya, “Hai kamu !!”, sejenak Palelualus menengok kekanan dan kekiri untuk memastikan siapa yang dimaksud oleh Palelupeyang. “Ia, kamu….ayo naik” si Pemuda desa ini raguragu naik ke atas panggung. “Lihat….” Palelupeyang memaksa Palelualus
1
MEDIA KOMUNIKASI INTERNAL SP NIBA BCA
INT E G R ITA S - KU AT - A M A N A H
Diterbitkan oleh KOMINFO SP NIBA BCA
Edisi. 4 / Maret 2016
kita merubahnya menjadi pembenaran. Bahayanya lagi diantara keduanya perbedaannya sangatlah tipis. Perbedaan tipis ini disebabkan keduanya berasal dari satu sumber fakta yang sama, hanya saja bila kita bisa menerima fakta tersebut dengan apa adanya, maka kita menjadikan fakta tersebut sebagai kebenaran, sementara bila kita menerima fakta tersebut sesuai keinginan kita, maka kita melakukan pembenaran terhadap fakta tersebut. Upaya untuk mlakukan pembenaran mengalami stadium seperti halnya kanker. Pada Stadium Awal, pembenaran yang kita lakukan adalah melakukan blaming, atau menyalahkan orang lain atau hal lain. Contoh blaming, yang biasa dilakukan, misalnya “Saya sudah berusaha melakukan yang terbaik, tetapi tidak ada yang mendukung saya” tentu saja kalimat tersebut bisa berarti orang yang mengucapkannya benarbenar sudah berusaha namun dalam konteks blaming, ia sebenarnya belumlah berusaha sebaik dan semaksimal yang dia ucapkan, namun menutupinya dengan menyalahkan pihak-pihak yang tidak mendukungnya. Pembenaran dalam bentuk blaming bisa diperbaiki dengan bertanya terlebih dahulu kepada diri sendiri sebagai berikut : “Benarkah saya sudah melakukan yang terbaik dan benarkah tidak ada satupun orang yang mendukung saya?” Selanjutnya pada Stadium Menengah, pembenaran mengambil bentuk exuse. Dalam hal ini si pelaku, seolah-olah menerima bahwa dirinya belum berusaha namun memaklumi hal tersebut. Contoh exuse misalnya: “Tentu saja saya belum bisa melakukan usaha terbaik karena saya tidak memiliki biaya, orang dan waktu yang cukup untuk itu” Pembenaran dalam bentuk exuse bisa dikoreksi dengan pertanyaan : “Bila saya memiliki biaya, orang dan waktu apakah saya akan melakukan usaha yang lebih baik daripada yang saya lakukan sekarang?” Pada Stadium Akhir, pembenaran mengambil bentuk justify, misalnya : “Saya tidak perlu melakukan usaha terbaik, karena belum jelas hasil yang akan dicapai” Pembenaran atas sikap atau tidakan yang
2
untuk kalangan sendiri
dengan penuh semangat dan berapi api…akan fungsi dan kegunaan mikroskop yang dibelinya dari Palelupeyang. Lalu Palelualus mulai memperagakan kegunaan mikroskop tersebut dengan meniru gaya Palelupeyang, sejurus kemudian Palelualus mulai mencoba berbagai benda untuk ditaruh dibawah lensa mikroskop tersebut. Setelah bosan bermain main dengan mikroskop barunya, Palelualus merasa lapar, dan mulai bersiap siap untuk menyantap hidangan yang ada. Sesaat sebelum melahap makanannya Palelualus tertarik dengan sambal kesukaannya “saya sudah makan sambal ini selama bertahun tahun. Koq jadinya penasaran, apa sih isinya” gumam Palelualus. Ia pun mengambil sedikit sambal kesukaannya dan meletakkannya dibawah lensa mikroskop. Dengan perasaan berdebar Palelualus mengintip ke lubang mikroskop tersebut….”Astaga….????” Palelupeyang kaget luar biasa. Secara jelas dia melihat cacing-cacing yang sangat kecil menari nari didalam sambat tersebut, Palelualus menatap nanar dan bersandar di dinding dengan penuh kebingungan “Apa yang harus aku lakukan ?” gumamnya gundah gulana. Setelah melihat kenyataan yang mengejutkan itu, Palelualus bimbang apakah dia harus menghentikan kebiasaannya mengkonsumsi sambal kesukaannya itu ? cukup lama ia berdiam diri dan terbenam dalam kesunyian. Sampai akhirnya Palelualus melangkah dengan gontai dan akhirnya Palelualus berusaha bangkit dengan sisa tenaga yang dimilikinya, kemudian diambilnya mikroskop tersebut, perlahan namun pasti Palelualus berjalan menuju luar rumah. Sesaat dia berhenti melangkah, menarik nafas dalam-dalam dan menengadah keatas, lalu dengan berteriak nyaring Palelualus membuang mikroskop tersebut kearah semak belukar sejauh dia bisa. Seperti cerita diatas, dalam hidup ini seringkali kita berupaya mencari kebenaran, namun anehnya ketika kita mendapatkan kebenaran yang kita cari, tidak jarang pula baik secara sadar maupun tidak, secara kasat mata maupun tidak kasat mata, acapkali
MEDIA KOMUNIKASI INTERNAL SP NIBA BCA
INT E G R ITA S - KU AT - A M A N A H
Diterbitkan oleh KOMINFO SP NIBA BCA
Edisi. 4 / Maret 2016
dilakukannya. Pembenaran dalam bentuk justify lebih sulit diatasi karena si pelaku berlindung dibalik argument yang sepertinya cukup kuat. Namun demikian, upaya perbaikan bisa dilakukan dengan, mengajukan pertanyaan: “Bila hasilnya sudah jelas, apakah saya bersedia melakukan usaha terbaik?”. Anda tentu bisa menyimpulkan, bahwa semakin parah upaya pembenaran yang dilakukan seseorang, semakin halus bentuknya. Seolah olah ia memang sudah melakukan hal yang benar, itulah sebabnya kita menyebutnya dengan Pembenaran. Dengan memberikan dalih-dalih yang sepertinya benar. Si pelaku berusaha mendapatkan permakluman dari orang-orang
KETERANGAN
di sekitarnya. Semakin tinggi stadium Pembenaran yang dialami seseorang, semakin kuat dalihdalih yang digunakannya. Lalu bagaimana agar kita bisa terlepas dari sebuah pembenaran?. Jawabannya terletak pada kisah Palalualus dengan mikroskopnya diatas. Sama seperti halnya Palalualus tadi, dalam hidup ini kita memiliki (atau menemukan) mikroskop. Ketika sebuah mikroskop tersebut digunakan untuk melihat faktafakta yang indah seperti kelopak bunga atau berlian, kitapun menerimanya sebagai kebenaran. Namun ketika mikroskop tersebut dipergunakan untuk melihat faktafakta yang tidak indah seperti cacing didalam sambal tadi, maka kita dihadapkan pada dua pilihan.
Pilihan pertama adalah membuang mikroskopnya seperti Palalualus tadi, atau pilihan yang lebih bijak adalah berhenti memakan sambal yang penuh dengan cacing sebelum kita sakit perut. Penulis yakin anda akan cukup bijak untuk mempertahankan mikroskop anda, walau untuk itu anda harus berhenti menikmati sambal kesukaan anda. Sekarang coba kita gunakan mikroskop kita yang paling jernih untuk melihak fakta-fakta organisasi SP NIBA BCA dilapangan dengan jujur dan mengendapkan semua ego pribadi masing-masing. Adapun faktafakta yang bisa kita lihat adalah sbb :
TAHUN 2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
103,206 T
117,304 T
133,260 T
149,169 T
150,181 T
176,799 T
218,005 T
245,570 T
282,392 T
9%
12%
9%
10%
11%
2,64 X
3X
3X
3X
3,5 X
<= 3 Tahun
500,000
600,000
800,000
800,000
900,000
> 3 Tahun - 5 Tahun
800,000
900,000
1,100,000
1,200,000
1,300,000
1,200,000
1,300,000
1,500,000
1,600,000
1,700,000
Total Aktiva Budget Gaji Budget Bonus Tambahan Bonus :
> 5 Tahun - 10 Tahun > 10 Tahun Laba Bersih
1,600,000
1,700,000
1,900,000
2,000,000
2,100,000
3,119 T
2,542 T
2,391 T
3,196 T
3,598 T
4,243 T
4,489 T
5,776 T
6,807 T
Audited
Audited
Audited
Audited
Audited
Audited
Audited
Audited
Audited
∆ Laba Bersih
(0,577) T
(0,151) T
0,805 T
0,402 T
0,645 T
0,246 T
1,287 T
1,031 T
% ∆ Laba Bersih
-18.50%
-5.94%
33.67%
12.58%
17.93%
5.80%
28.67%
17.85%
untuk kalangan sendiri
3
MEDIA KOMUNIKASI INTERNAL SP NIBA BCA
INT E G R ITA S - KU AT - A M A N A H
Diterbitkan oleh KOMINFO SP NIBA BCA
Edisi. 4 / Maret 2016
KETERANGAN
TAHUN 2011
2015
2012
2013
2014
Total Aktiva
324,419 T
381,908 T
442,994 T
496,305 T
552,424 T
594,373 T
Budget Gaji
8.50%
9.50%
10% (S1-S4)
8% (S1-S4)
9% (S1-S4)
10% (S1-S3)
12% (S5-S8)
10% (S5-S8)
12% (S5-S8)
14% (S4-S8)
Budget Bonus
2010
TAHUN
4,5 X
4,5 X
5,25 X + 1
5,25 X + 1
5,25 X + 1
6,25 X + 1
5,00 X + 1
5,00 X + 1
5,00 X + 1
6,00 X + 1
Tambahan Bonus :
∆ Prft ≤ 15%
<= 3 Tahun
1,000,000
1,200,000
1,600,000
1,800,000
2,100,000
2,100,000
> 3 Tahun - 5 Tahun
1,400,000
1,600,000
2,000,000
2,200,000
2,500,000
2,500,000
> 5 Tahun - 10 Tahun
1,800,000
2,000,000
2,400,000
2,600,000
2,900,000
2,900,000
> 10 Tahun
2,200,000
2,400,000
2,800,000
3,000,000
3,300,000
3,300,000
∆ Laba Bersih % ∆ Laba Bersih
8,479 T
10,820 T
11,721 T
14,254 T
16,486 T
18,019 T
Audited
Audited
Audited
Audited
Audited
Audited
1,672 T
2,341 T
0,901 T
2,533 T
2,232 T
1,533 T
24.56%
27.61%
8.33%
21.61%
15.66%
9.30%
Tahun
KETERANGAN
2016
Total Aktiva Budget Gaji
Budget Bonus Tambahan Bonus :
∆ Prft ≥ 15%
8% (S1-S3)
(- 2 %)
10% (S4-S8)
(- 4 %)
5,75 X + 1
(- 0,5 x)
5,50 X + 1
(- 0,5 x)
∆ Prft ≥ 20%
∆ Prft ≥ 25%
∆ Prft ≤ 15%
∆ Prft ≥ 15%
∆ Prft ≥ 20%
∆ Prft ≥ 25%
<= 3 Tahun
2,300,000
2,600,000
3,100,000
2,100,000
2,300,000
2,600,000
3,100,000
> 3 Tahun - 5 Tahun
2,700,000
3,000,000
3,500,000
2,500,000
2,700,000
3,000,000
3,500,000
> 5 Tahun - 10 Tahun
3,100,000
3,400,000
3,900,000
2,900,000
3,100,000
3,400,000
3,900,000
> 10 Tahun
3,500,000
3,800,000
4,300,000
3,300,000
3,500,000
3,800,000
4,300,000
untuk kalangan sendiri
Laba Bersih ∆ Laba Bersih % ∆ Laba Bersih
4
MEDIA KOMUNIKASI INTERNAL SP NIBA BCA
INT E G R ITA S - KU AT - A M A N A H
Diterbitkan oleh KOMINFO SP NIBA BCA
Edisi. 4 / Maret 2016
KETERANGAN era BILAL IDRIS era BIBIT GUNAWAN era ABADI GINTING
Laba Bersih tahun 2015, sebesar Rp. 18.019 T atau naik Rp. 1.533 T (9,3%) dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp. 16.486 T TETAPI
tahun ini dan tahun lalu (2 tahun berturut-turut) kita tidak dapat menikmati kenaikan tambahan bonus walaupun sebesar Rp. 200 saja, Karena KOMNAS telah terjebak dengan perangkap yang dibuatnya sendiri berupa rumus "JIKA" karena mereka tidak memiliki kemampuan analisis yang memadai untuk membaca trend ekonomi ke depan yang sedang melambat dimana target pertumbuhan laba ≥ 15 % (15,66 % - Konsolidasian) adalah hal yang SULIT untuk dicapai. Kondisi yang sama terjadi tahun lalu dimana Laba Bersih tahun 2014 naik sebesar Rp. 2,232 T dibandingkan thn 2013 tetapi NIHIL kenaikan tambahan bonus. KATA KUNCI
■ Prosentase penurunan budget gaji adalah - 2 % dan - 4 %, merupakan penurunan yang tertajam dari setiap penurunan yang pernah terjadi, bahkan memecah rekor penurunan periode BI yang turun - 3 %. (2007 - 3 %, 2010 - 2,5 %, 2013 - 2 %, 2016 - 4 %). ■ Penurunan ini diperparah dengan penurunan di dalam sebaran tabel sehingga budget yang turun tajam itu masih tidak terserap secara maksimal (colek Prof. Sapto). Ini bukti bahwa Tim Perunding KOMNAS tidak memiliki kemampuan analisis dan negosiasi yangmemadai sehingga lebih menggunakan jurus POKOKNYA!!! KATA KUNCI nya
■ Penurunan ini diperparah dengan penurunan di dalam sebaran tabel yang mencapai - 0,75 X (rata kiri nilai A & B) untuk eselon S4-S8dan kemungkinan besar budget yang terjun bebas itupun tidak terserap secara maksimal (colek Prof. Sapto). (2004 : 2,64 X, 2005-2007 : 3 X, 2008 : 3,5 X, 2009-2010 : 4,5 X, 2011-2013 : 6,25 X & 6 X, 2014 : 7,25 X & 7 X, 2015 : 6,75 X & 6,5 X)
5
untuk kalangan sendiri
■ Penurunan perkalian budget bonus adalah - 0,5 X, merupakan "REKOR BARU DAN TERBURUK" dalam sejarah perundingan Budget Bonus di BCA dimana sejak tahun 2005 s.d. 2015 belum pernah terjadi penurunan, yang ditangan KOMNAS terciptalah rekor baru tersebut.
MEDIA KOMUNIKASI INTERNAL SP NIBA BCA
INT E G R ITA S - KU AT - A M A N A H
Diterbitkan oleh KOMINFO SP NIBA BCA
Edisi. 4 / Maret 2016
KATA KUNCI
KESIMPULAN :
■■ SEBUAH IRONI KETIKA LABA 18 T (NAIK 1,5 T), GAJI TURUN - 4 %, BONUS TURUN - 0,75 X DAN EXTRA BONUS NIHIL ■■ KOMNAS TELAH MENJADI "PARTNER DARLING" MANAJEMEN, SEHINGGA MANAJEMEN SANGAT NYAMAN BERUNDING DENGAN KOMNAS YANG TIDAK MENGGUNAKAN OTAKNYA DALAM BERUNDING. Yang terpenting jangan pernah terperangkap dalam sebuah jargon yang mengagungkan perjuangan dan persaudaraan, namun didalamnya penuh dengan intrik dan fitnah serta jauh dari apa yang namanya perjuangan dan persaudaraan, sebagaimana dikatakan oleh Eric Sloane dalam bukunya School Of Dictator yang menyatakan Jargon hanyalah sebuah alat yang membuat kita berhenti untuk berpikir kritis. (DCA/SAS/NHS).
bukalah mata dan bukalah hati yang paling jernih, jangan terpasung dengan kosa kata Perjuangan dan Persaudaraan,
apalah arti sebuah slogan perjuangan dan persaudaraan jika kita malah menafikan saudaranya.
6
untuk kalangan sendiri
Memang tepat apa yang dikemukakan oleh Ignazio Silone dalam bukunya yang berjudul " SCHOOL FOR DICATATORS ", bahwa slogan itu ialah alat untuk mencegah manusia berfikir.