KATAKAN HAL ITU DENGAN BIJAKSANA (Taktik Yang Bijaksana), 8 Desember 2012
Pelajaran 10 KATAKAN HAL ITU DENGAN BIJAKSANA Taktik yang Bijaksana 8 Desember 2012
1. Persiapan A. Sumber Amsal 16:24 1 Korintus 9:22 (ayat pendukung: 2 Samuel 12:1-14; Ester 4:9-17; 5:1-8; 7; 1 Raja-raja 12:1-16; Yohanes 4:1-26, 39-42)
“Jika seorang memiliki kebijaksanaan, ketrampilan industri, dan keantusiasan, dia akan sukses dalam bisnis yang sementara, dan kualitas yang sama, dibaktikan untuk pekerjaan Tuhan, akan terbukti bahkan berdayaguna ganda; karena kuasa ilahi digabungkan dengan usaha manusia” (Testimonies, vol 5, halaman. 276).
“Betapa banyaknya jiwa yang hilang karena kurangnya kebijaksanaan dan keterampilan dalam penyampaian kebenaran kepada orang lain” (Testimonies, vol. 5, halaman 380).
(Lihat ayat-ayat tambahan pada pelajaran untuk murid)
B. Apa yang dikatakan tentang “Katakan hal itu dengan Bijaksana” Komunikasi adalah bagain dari siapakah kita dan tata cara bagaimana kita berkomunikasi adalah penting—ini adalah alat oleh mana kita berhubungan dengan orang lain dan membagi diri kita dengan mereka. Ada sesuatu dalam kita semua pada suatu waktu merasa canggung dalam hubungan kita, tetapi komunikasi secara hati-hati dapat mengatasi ketidaknyamanan tersebut. Kebijaksanaan kita—atau ketidakbijaksanaan kita—menentukan apakah hubungan kita dengan orang lain membangun atau merusak hubungan tersebut. Tidak mengherankan, Alkitab telah banyak berbicara tentang kuasa berbicara. Ada cerita-cerita dari orang bijaksana yang berbicara dengan bijaksana dan orang-orang bodoh yang tidak bijaksana. Tetapi mungkan hal yang paling menantang untuk berbicara dengan
KATAKAN HAL ITU DENGAN BIJAKSANA (Taktik Yang Bijaksana), 8 Desember 2012 bijaksana adalah mengatakan kepada orang lain tentang iman kita. Ada contoh-contoh yang baik tentang perkara ini juga dalam Alkitab. Kita dapat melatih menjadi bijaksana, berpikir tentang apa yang kita bicarakan dan bagaimana hal itu boleh mempengaruhi orang lain. Dan ketika kita dapat berhubungan dengan orang lain secara lebih mudah dan menjadi teman yang lebih baik bagi orang lain, kita dapat mempunyai pengaruh yang lebih besar bagi Allah dengan teman-teman kita dan dengan orang –orang dengan siapa kita berhubungan setiap hari.
C. Apa Tujuan “Katakan Hal itu Dengan Bijaksana” Sebagai hasil dari pelajaran ini kita ingin para murid dapat: 1. Menghargai pentingnya komunikasi yang baik, khususnya memilih kata-kata yang terpilih dengan baik. 2. Mengenali cerita-cerita dalam Alkitab di mana orang itu bertindak secara bijaksana dan juga secara tidak bijaksana. 3. Berpikir bagaimana untuk bereaksi dengan bijaksana dalam situasi kehidupan yang praktis.
D. Benda-benda yang Dibutuhkan Permulaan • (Kegiatan A) lembaran-lembaran kertas kecil cukup untuk masing-masing murid, pena atau pensil, mangkok atau kotak yang layak pakai; (Aktivitas B) kamus, papan tulis atau Papan lipat Menghubungkan • Kertas kerja, pena atau pensil, Alkitab, pelajaran untuk murid, papan tulis, papn lipat. Meja (pilihan).
2. Jembatan A. Di Mana Kita Sebelumnya Beri 10 menit ketika siswa baru datang untuk: 1. Tanyakan ayat mana yang mereka pilih untuk dipelajari dari bagian hari Rabu pelajaran mereka. Beri mereka kesempatan untuk menghafalkan ayat-ayat mereka. 2. Beri kesempatan murid untuk membuat kutipan sendiri, menggunakan apa yang mereka tulis dalam pelajaran hari Senin. Pastikan untuk menjelaskan kepada mereka mengenai kutipan-kutipan yang mungkin tidak mencerminkan dengan tepat kehidupan Kristen. Namun, kutipan seperti ini tidak lazim terjadi pada setiap pelajaran.
KATAKAN HAL ITU DENGAN BIJAKSANA (Taktik Yang Bijaksana), 8 Desember 2012 3. Melihat kembali berbagai tanggapan yang diberikan mereka dan orang lain terhadap skenario yang disajikan pada Minggu. Diskusikan berbagai tanggapan, berakhir dengan pokok-pokok pikiran dari Apa Yang Dikatakan Tentang … di penuntun guru. Jika Anda memiliki kelompok yang sangat besar, pastikan ada beberapa orang dewasa yang bersedia melakukan bagian ini dengan kelompok murid yang lebih kecil.
B. Komponen Sekolah Sabat Lainnya Lagu Pujian pendahuluan Penekanan Missi (dapatkan bahan Berita Missi Advent untuk Pemuda dan Dewasa di www.realtimefaith.net) Laporan-laporan proyek pelayanan
3. Permulaan Catatan untuk guru: Susun program Anda sendiri dengan pilihan dari kategori di bawah ini— Pembukaan, Mengaitkan, Penerapan, dan Penutupan. Perlu diingat, bahwa murid perlu memiliki kesempatan untuk interaksi (berpartisipasi secara aktif satu sama lain) dan belajar dari Firman Allah. Pada saat tertentu Anda harus mengarahkan atau menarik perhatian mereka pada pelajaran mereka minggu ini.
A. Aktivitas Permulaan Bersedia • Alkitab berkata, “Kata-kata yang baik seperti madu—manis kepada jiwa dan menyehatkan tubuh” (Amsal 16:24, NLT). Merupakan suatu hal yang mudah untuk mengatakan sesuatu yang baik ketika hari itu menyenangkan, tetapi seberapa sering kita melakukannya? Kegiatan ini dirancang agar murid mengenali kesempatan-kesempatan ini dan betapa mudahnya hal ini mendorong orang lain juga, sebagaimana kita menikmati sedikit kata-kata kekuatan dari mereka.
Siap-siap • Ketika murid memasuki kelas, mintalah masing-masing mereka menuliskan nama mereka pada salah satu sisi kertas, tempatkan nama mereka ke dalam mangkok yang telah disediakan. Tanyakanlah kepada para murid jika mereka mau memiliki kesempatan untuk membuat seseorang senang, sebisa mungkin. Ketika engkau mendapat reaksi positif, mintalah para murid untuk mengambil aktivitas ini dengan serius dan ambillah kesempatan untuk melakukannya.
Lakukan • Instruksikan para murid untuk memilih secarik kertas dari mangkok secara acak—jika mereka mendapatkan nama mereka sendiri, mereka harus mengembalikannya ke mangkok dan memilih yang lain. Instruksikan kepada murid untuk menulis pada sisi yang kosong dari kertas itu sesuatu yang baik tentang seseorang yang namanya di tulis pada sisi yang lain.
KATAKAN HAL ITU DENGAN BIJAKSANA (Taktik Yang Bijaksana), 8 Desember 2012 Sesuatu yang baik dapat berupa sebuah pujian tentang sesuatu yang dapat dia lakukan dengan baik, karakter atau bahkan sesuatu yang mereka kenakan. Dalam suatu kelompok yang lebih kecil engkau boleh memilih lebih dari satu orang untuk menambahkan pujian atau dorongan pada tiap-tiap lembar kertas. Ketika hal ini selesai, kumpulkan semua kertas dan kembalikan kepada nama yang tertera pada kertas tersebut. Dengan cara ini, masing-masing murid menerima pesan yang positif. Tanya jawab • Tanyakan: Seberapa pentingkah kata-kata dalam persahabatan? (Kata-kata yang dipilh dengan baik dapat memberikan dorongan yang luar biasa.) Bagaimana engkau merasa tentang sesuatu yang baik yang dikatakan tentang anda? (Itu terasa baik) Apakah mudah atau susah untuk memberikan sebuah pujian? (Hal ini mungkin tergantung pada seberapa baik kita mengenal seseorang, tetapi ini seharusnya tidak terlalu berat) Apakah engkau berpikir kita cukup sering berbicara dengan kata-kata dorongan? (Kita dapat melakukannya lebih lagi)
B. Aktivitas Permulaan Siap-siap • Aktivitas ini akan memperkenalkan para murid untuk menggunakan kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari dan menguji pemahaman mereka terhadap kata kebijaksanaan tersebut. Bersedia • Gunakan satu atau dua kamus untuk satu pengertian definisi tentang “kebijaksanaan.” Sediakanlah papan tulis atau papan lipat untuk membuat sebuah daftar pekerjaan. Lakukan • Mintalah para murid untuk menerangkan apakah mereka mengerti pengertian “kebijaksanaan.” Ijinkan sejumlah jawaban, kemudian baca dengan keras defini kamus dan bandingkan. Tanyakan: apakah kata tersebut memberikan gambaran positif atau negatif? Setelah sejumlah tanggapan, mintalah para murid mendaftarkan pekerjaan yang mereka lihat menuntut kebijaksanaan secara reguler. Ketika sebuah usulan diberikan, mintalah para murid membayangkan sebuah situasi di mana seseorang dalam pekerjaan itu membutuhkan kebijaksanaan. Usulan pertama mungkin merujuk kepada tipe pekerjaan penjualan. Doronglah para murid untuk berpikir di luar pekerjaan itu kepada pekerjaan apa saja yang melibatkan hubungan dengan orang lain, apakah sebagai teman kerja atau sebagai klien, pelanggan atau pasien.
Tanya Jawab • Tanyakan: Apakah engkau berpikir engkau sanggup melakukan sebuah pekerjaan “kebijaksanaan yang intensif”? ( tanggapan pribadi) Apakah kebijaksanaan diterapkan hanya kepada situasi pekerjaan atau jabatan? (tidak, ini relevan kepada semua hubungan kita—setiap waktu kita berhubungan dengan orang). Jadi bagaimana engkau memberikan definisi sederhana dari “kebijaksanaan”? (Ijinkan berbagai tanggapan.)
KATAKAN HAL ITU DENGAN BIJAKSANA (Taktik Yang Bijaksana), 8 Desember 2012 C. Ilustrasi Permulaan Bagikan ilustrasi berikut dengan kata-katamu sendiri. Baru-baru ini, sebuah surat kabar melaporkan pakaian seorang muda yang tampak di sebuah pengadilan lokal. Khususnya, ia mengenakan sebuah jaket Michael Schumacher (Michael Schumacher: seorang pembalap terkemuka formula 1 saat ini) lengkap dengan logo Ferrari. Itu mungkin bukanlah pilihan pakaian yang paling pantas untuk tanggal pengadilannya. Dia di sana sebagai seorang pelanggar kecepatan yang dilakukan berulang kali dan surat ijin mengemudinya dicabut selama empat tahun. Hari-hari adu kecepatan di jalanan telah berakhir, paling tidak untuk sementara waktu. Seseorang berpikir bahwa hukumannya mungkin tidak seberat itu jika ia memilih jaket yang berbeda hari itu. Tanya jawab • Tanyakan: Dapatkah engkau berpikir kejadian-kejadian di mana cara kita berpakaian dapat membuat sebuah perbedaan bagaimana kita diperlakukan? (Ijinkan berbagai tanggapan—dan tunjukkan bahwa bagaimana kita berpakaian adalah satu cara berkomunikasi siapa kita sebenarnya dan apa yang penting bagi kita, sebagaimana cerita tersebut.) Dalam aspek lain apa dalam hidup kita kebijaksanaan dapat memainkan sebuah peranan? (Tanggapan yang mungkin termasuk berbicara, hubungan, keluarga, gereja, mengatakan kepada orang lain tentang Allah.)
4. Hubungkan A. Hubungkan dengan Kerajaan Dengan kata-katamu sendiri, bagikan hal berikut: Bagi kelas ke dalam empat kelompok dan tugaskan satu dari karakter Alkitab berikut kepada masing-masing kelompok: Natan (2 Samuel 12:1-14); Ester (Ester 4:9-17; 5:1-8; 7); Rehabeam (1 Raja-raja 12:1-16); Yesus (Yohanes 4:1-26, 39-42). Mintalah setiap kelompok membaca ayat-ayat Alkitab yang berhubungan dan datang dengan jawaban terhadap pertanyaan berikut: • Dalam dua kalimat, cerita tentang apakah kelompokmu? • Apakah karakter utama dalam serita itu menggunakan kebijaksanaan? • Pada masing-masing cerita, apakah hasilnya jika kebijaksanaan dilakukan secara berlebihan atau bahkan kurang? • Satu pelajaran apakah yang dapat kita ambil tentang kebijaksanaan dari cerita ini? • Bagaimana tindakan orang ini sesuai dengan rencana Allah bagi umatNya? Setelah beberapa menit bekerja dengan kelompok, mintalah wakil dari masing-masing kelompok membagikan kesimpulan kelompok kepada kelas yang lebih besar. Diskusikan kemiripan dan perbedaan di antara cerita-cerita ini dengan kelas.
KATAKAN HAL ITU DENGAN BIJAKSANA (Taktik Yang Bijaksana), 8 Desember 2012 B. Hubungan dengan Ilustrasi Pelajaran Sebelumnya mintalah seseorang untuk membaca atau menceritakan cerita dari pelajaran hari Sabat, ikuti petunjuk berikut ini. Bagi kelas ke dalam dua kelompok. Jika tersedia engkau boleh menempatkan sebuah meja di antara dua kelompok, kemudian perankan karakter dalam ilustrasi pelajaran. Tugaskan satu kelompok berperan sebagai pria pertama dan kelompok kedua memerankan sesama pelancong. Tunjukkan para murid cerita dalam pelajaran untuk murid dan mulai membaca cerita tersebut. Pada satu titik yang tepat pada cerita itu, hentikan dan tanyakan kepada masing-masing kelompok menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Bagaimana perasaan karakter yang engkau perankan saat ini? Maukah engkau mengatakan sesuatu kepada orang lain? Jika ya, apa yang engkau akan katakan dan bagaimana engkau mengatakannya? Bagaimana kebijaksanaan terkait saat ini dalam cerita tersebut? Mungkin ada beberapa diskusi dalam dua kelompok. Ijinkan ruang untuk hal ini, sadari berbagai reaksi yang mungkin. Pada kesimpulan cerita ini, tanyakan masing-masing kelompok bagaimana karakter mereka dapat membuat situasi makin buruk atau makin baik.
C. Hubungkan dengan Kehidupan Dengan kata-katamu sendiri, bagikan hal berikut. Mungkin hubungan yang paling sulit bagi orang kristen adalah berhubungan dengan orang yang sudah tahu tentang menjadi seorang kristen tetapi tidak memilih untuk mengikut Allah. Dalam berhubungan kepada siapa saja yang mempunyai sikap yang kurang positif terhadap kekristenan, mengetahui bagaimana kita mengangkat hal yang penting ini adalah sulit. Sebagai orang kristen, kita diberitahukan untuk membagikan cerita kasih Allah kepada setiap orang dan kita percaya hal ini adalah yang paling penting dalam hidup; bagaimana kita melakukannya tanpa membuat orang berpaling bahkan mungkin kehilangan persahabatan itu sendiri? Tanyakan: Apakah kebijaksanaan penting dalam mengatakan kepada orang lain tentang Allah, atau karena hal itu benar kita harus mengatakannya secara langsung kepada mereka? (Kebijaksanan adalah penting untuk membangun sebuah hubungan di mana kita bisa membagikan kasih Allah.) Bagaimana kita dapat mengatakan tentang kekristenan kepada seseorang tanpa “berkhotbah” kepada mereka? Buatlah sebuah daftar ide pada sebuah papan tulis atau papan. (Usulan-usulan termasuk mendoakan mereka, siap untuk menjawab pertanyaan jika mereka bertanya, bertanya dengan lembut dan tertarik tentang kepercayaan mereka, termasuk orang dalam kelompok dengan teman-teman gerejamu, menghidupkan sebuah kehidupan yang asli yang menunjukkan nilai dari apa yang engkau percayai.) Arahkan ke 1 Korintus 9:22 dan cerita Paulus di Athena dalam Apa hubungan semua ini dengan Aku? Bagian dari pelajaran untuk murid. Tanyakan: Sikap Paulus apakah yang bijaksana dalam mengkhotbahkan kabar baik tentang Yesus? ( Dia melakukan apapun yang perlu agar orang mendengarkan. Bagian dari hal ini adalah menunjukkan hormat
KATAKAN HAL ITU DENGAN BIJAKSANA (Taktik Yang Bijaksana), 8 Desember 2012 kepada kepercayaan dan pengalaman orang lain. Secara bijaksana, dia sanggup membagikan kepercayaan dan pengalamannya.)
5. Aplikasi A. Aktivitas Aplikasi Rancanglah satu sisi ruangan atau kelas sebagai sisi “jangan katakan” dan yang lain sebagai “katakanlah secara langsung”. Di tengah di antara dua sisi itu adalah sisi “katakanlah dengan beberapa kebijaksanaan” dan ruang di antara tiga posisi mewakili berbagai tingkatan pada skala “jangan katakan” dan “katakan secara langsung.” Mintalah semua murid berdiri (membuat ruang bersih jika perlu) dan untuk masing-masing skenario mintalah para murid bergerak ke tempat pada skala yang meraka rasa sesuai. Bacalah masing-masing skenario bergantian. Berikan waktu kepada para murid untuk bergerak ke posisi sesuai pilihan mereka dan waktu untuk berkomentar dari para murid tentang pilihan mereka. Beberapa Skenario: 1.
Engkau adalah seorang penjaga bayi yang berusia empat tahun. Engkau lengah bebeapa saat dan sekarang engkau melihat anak itu berjalan menuju jalanan yang ramai.
2.
Gurumu telah menandai kertas jawaban ujianmu yang salah tetapi engkau percaya itu sebenarnya benar.
3.
Engkau mempunyai pekerjaan paruh waktu di sebuah toko lokal. Engkau telah berkata kepada si manajer bahwa engkau tidak dapat bekerja pada hari Sabtu tetapi di jadwal kerja yang baru engkau harus bekerja di akhir pekan.
4.
Engkau berada di rumah teman dan mereka menonton film yang engkau tahu bahwa film itu tidak layak untuk ditonton.
5.
Seorang teman telah berhenti datang ke gereja dan nampaknya tidak tertarik pada apapun yang berhubungan dengan Allah.
6.
Engkau tidak diberikan cukup uang kembali di supermarket oleh seorang kasir wanita yang sibuk.
7.
Pamanmu menngatakan kepadamu dengan keras mengapa agama adalah sebuah lelucon bahwa hanya orang bodoh saja yang percaya.
8.
Engkau sedang mengadakan perjalanan di atas pesawat, kereta api, atau bis, dan orang yang duduk di sampingmu bertanya kemana engkau akan pergi. Engkau akan pergi ke sebuah perkemahan gereja.
Tanya jawab • Tanyakan: Apakah ada jawaban yang benar dan salah dalam kegiatan seperti ini? (mungkin dalam beberapa situasi) Mengapa kita mempunyai berbagai tanggapan di
KATAKAN HAL ITU DENGAN BIJAKSANA (Taktik Yang Bijaksana), 8 Desember 2012 antara orang yang berbeda dalam kegiatan ini? (Faktor-faktor yang mungkin termasuk kepribadian, membayangkan situasi secara berbeda, kepercayaan yang berbeda menuntun reaksi kita.) Faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi tanggapan kita dalam situasi seperti itu? (Seberapa baik kita mengenal orang lain, seberapa umum tempat di mana situasi itu terjadi, apa yang sedang kita dan orang lain pertaruhkan.)
B. Pertanyaan Aplikasi 1.
Apakah kebijaksanaan penting dalam hubungan dengan teman dan keluarga? Mengapa atau mengapa tidak?
2.
Bagaimana kita tahu ketika kita harus berbicara melawan sesuatu yang kita pikir salah atau tetap diam untuk menghindari masalah?
3.
Apakah ada sebuah garis batas bahwa berbicara dengan bijaksana dapat dipertimbangkan sebagai kebohongan? Terangkan
4.
Karena orang kristen sering mempunyai pandangan yang kuat tentang yang benar dan salah, apakah itu berarti orang kristen lebih atau kurang bijaksana? Mengapa?
5.
Apakah salah mengatakan kepada orang lain bahwa mereka salah? Mengapa atau mengapa tidak? Apakah situasinya mempunyai pengaruh?
6.
Bagaiman kita dapat mempraktekkan kebijaksanaan?
6. Penutupan Kesimpulan Dengan kata-katamu sendiri, buat kesimpulan dengan ide-ide berikut: Bagaimana kita berkomunikasi menunjukkan bagaimana kita berhubungan kepada dunia di sekitar kita, kepada orang lain, dan seringkali bagaimana kita berhubungan dengan Allah. Belajar berkomunikasi dengan lebih efektif adalah penting kepada perkembangan pribadi dan rohani. Mengetahui kapan waktu berbicara dan kapan untuk tetap diam, mendorong orang lain berpikir secara berbeda, dan sanggup mengatakan kepada orang lain tentang kasih Allah dapat menjadi tantangan pada suatu waktu. Mempraktekkan kebijaksanaan yang jujur sebagaimana dilakukan dalam kehidupan dan pelayanan banyak karakter Alkitab harus menjadi bagian dari pertumbuhan kekristenan kita. Yang terbaiknya, kebijaksanaan adalah mengijinkan kasih Allah mengalir melalui pembicaraan dan kehidupan kita.