PENGARUH SLOW DEEP BREATHING TERHADAP SKALA NYERI AKUT PADA PASIEN CIDERA KEPALA RINGAN DI RUANG IGD RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
1). Beny susilo satmoko, 2). Anita Istiningtyas 2). Rufaida Nur Fitriana Program Studi S-1 Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta 2015
Abstrak
Cidera kepala ringan adalah trauma kepala dengan GCS 14- 15 (sadar penuh) tidak ada kehilangan kesadaran, mengeluh pusing dan nyeri akut, hematoma, laserasi dan abrasi.Slow deep breathing merupakan tindakan yang disadari untuk mengatur pernapasan secara dalam dan lambat yang dapat menimbulkan efek relaksasi.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh latihan Slow deep breathing terhadap nyeri akut pada pasien cedera kepala ringan. Desain Penelitian ini menggunakan Pre-Experimental Design dengan pendekatan One Group Pretest-Posttest Design.Teknik sampling dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Jumlah responden pada penelitian ini adalah sebanyak 30 orang. Hasil analisa uji wilcoxon menunjukan nilai P value = 0.000 sehingga P value < 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima bahwa terdapat pengaruh slow deep breathing terhadap skala nyeri akut pada pasien cidera kepala ringan. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini didapatkan hasilada perbedaan yang bermakna rata-rata skala nyeri kepala sebelum dan setelah tindakan slow deep breathing (p=0,000, α = 0,05). Rekomendasi hasil penelitian ini adalah slow deep breathing dapat dilakukan pasien cidera kepala ringan dalam penatalaksanaan non-farmakologi nyeri akut yang dialami. Kata kunci: nyeri kepala, cedera kepala ringan, slow deep breathing Daftar pustaka : 50(2004-2015)
1
2
EFFECT OF SLOW DEEP BREATHING ON ACUTE PAIN SCALE OF MILD HEAD INJURY PATIENTS AT EMERGENCY INSTALLATION OF PANDAN ARANG LOCAL GENERAL HOSPITAL OF BOYOLALI
1). Beny susilo satmoko, 2). Anita Istiningtyas 2). Rufaida Nur Fitriana BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA 2015
ABSTRACT
Mild head injury is a head trauma with GCS 14 - 15 (fully awake) without loss of consciousness, feeling dizzy, and acute pain, hematoma, laceration abrasion. Slow deep breathing is an act to regulate breathing deeply and slowly which can cause a relaxing effect. The objective of this research is to investigate the effect of the slow deep breathing training on the acute pain scale of the mild head injury patients. This research used the pre-experimental design with one group pretestposttest design approach. The samples of research were 30 respondents and were taken by using the purposive sampling technique. The result of the Wilcoxon’s test shows that the p-value was 0.000, which was less than 0.05 so that H0 was rejected and H1 was verified, meaning that there was an effect of the slow deep breathing on the acute pain scale of mild head injury patients. Thus, there was a significant difference between the average scale of headache prior to and following the application of the slow deep breathing (p=0.000, α = 0.05). It is recommended that the slow deep breathing can be applied to the mild injury patients in the non-pharmacological management of experienced acute pain. Keywords: Headache, mild head injury, slow peep breathing hematoma, laserasi dan abrasi. Cidera
PENDAHULUAN Cidera hilangnya
kepala
fungsi
ringan neurology
adalah atau
kepala merupakan salah satu masalah kesehatan
yang
dapat
menyebabkan
menurunnya kesadaran tanpa menyebabkan
gangguan fisik dan mental yang kompleks.
kerusakan lainnya. Cidera kepala ringan
(Soertidewi, 2006).
adalah trauma kepala dengan GCS: 14 - 15 (sadar
penuh)
tidak
ada
Insiden trauma kepala di Amerika
kehilangan
Serikat adalah 200 per 100.000 orang
kesadaran, mengeluh pusing dan nyeri akut,
pertahun (Wagner, 2006). Kecelakaan
3
kendaraan bermotor di Indonesia, mencapai
peningkatan tekanan intrakranial adalah
13.339
mengakibatkan
nyeri akut. Nyeri akut pada cidera kepala
kematian 9.865 jiwa, luka berat 6.143 jiwa
disebabkan karena tidak adekuatnya perfusi
serta luka ringan 8.694 jiwa. Data dari
jaringan
DepKesRI menunjukan 50% dari semua
perubahan metabolisme dari aerob ke
kasus kecelakaan kendaraan bermotor,
metabolisme
adalah berupa cidera kepala (DepkesRI,
penelitian sebelumnya telah banyak di
2005). Diperkirakan lebih dari 30% kasus
kemukakan berbagai penatalaksanaan nyeri
cidera kepala berakibat fatal sebelum
non medis salah satunya adalah slow deep
datang ke rumah sakit dan 20% kasus cidera
breathing dari penelitian tersebut peneliti
kepala mengalami komplikasi sekunder
tertarik untuk meneliti adakah pengaruh
seperti iskemia serebral akibat hipoksia dan
slow deep breathing terhadap skala nyeri
hipotensi, perdarahan serebral serta edema
akut pada pasien cidera kepala ringan di
serebral (Black & Hawks, 2009). Pada
Ruang IGD, sehingga rumusan masalah
penelitian Lusiyawati (2009) tercatat dari
dalam
sepuluh kasus penyakit di Rumah Sakit
pengaruh slow deep breathing terhadap
Pandan Arang Boyolali sebanyak 32,28%
skala nyeri akut pada pasien cidera kepala
adalah penyakit cidera kepala, yang terbagi
ringan di Ruang IGD RSUD Pandan Arang
menjadi 20,05% cidera kepala ringan,
Boyolali.
kejadian
yang
9,12% cidera kepala sedang, 2,11% cidera
otak
sehingga
anaerob
penelitian
Tujuan
ini
akan
dari
penelian-
adalah
penelitian
terjadi
ini
adakah
adalah
kepala berat. Data yang didapatkan peneliti
Mengetahui pengaruh slow deep breathing
dari rekam medik RSUD Pandan Arang
terhadap skala nyeri akut pada
Boyolali menunjukan pada tahun 2013
cidera kepala ringan di Ruang IGD RSUD
terdapat 29 kasus cidera kepala berat, 39
Pandan Arang Boyolali. penelitian ini
kasus cidera kepala sedang, 508 cidera
diharapkan dapat menjadi masukan bagi
kepala ringan. Tahun 2014 jumlah pasien
pasien cidera kepala ringan agar dapat
cidera kepala berat terdapat 22 kasus, cidera
melakukan slow deep breathing dalam
kepala sedang 39 kasus, dan cidera kepala
penatalaksanaan nyeri akut pada kasus
ringan 497 kasus.
cidera kepala ringan.
Pasien dengan cidera kepala akan mengalami
peningkatan
pasien
METODOLOGI
tekanan
Penelitian ini menggunakan Pre-
intrakranial yang disebabkan karena edema
Experimental Design dengan pendekatan
serebri maupun perdarahan atau hematoma
One
serebral.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
Salah
satu
tanda
adanya
Group
Pretest-Posttest
Design.
4
responden cidera kepala ringan yang masuk ke
IGD.
Tahun
2014
terdapat
HASIL
497
Bab ini akan diuraikan hasil
responden cidera kepala ringan yang masuk
penelitian tentang pengaruh slow deep
ke IGD RSUD Pandan Arang Boyolali dan
breathing terhadap skala nyeri akut pada
rata-rata terdapat 41 kasus cidera kepala
pasien cidera kepala ringan di RSUD
ringan perbulan pada tahun 2014. Populasi
Pandan Arang Boyolali. Berdasarkan data
responden cidera kepala ringan pada bulan
yang di peroleh selama 34 hari yaitu dari
Februari 2015 terdapat 37 responden yang
tanggal 1 Februari 2015 sampai 6 Maret
dirawat di ruang IGD RSUD Pandan Arang
2015 di dapatkan 30 responden yang sesuai
Boyolali. Teknik sampling dalam penelitian
dengan kriteria inklusi dan ekslusi sampel
ini adalah sampling purposive. Sampel pada
penelitian.
penelitian ini adalah responden cidera kepala ringan di IGD RSUD Pandan Arang Boyolali pada periode penelitian Februari – Maret 2015 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan jumlah responden pada penelitian ini adalah sebanyak 30 orang. Data yang terkumpul dilakukan pengolahan
Tabel 4.1 Karakteristik Responden
data yang meliputi editing, koding dan
Menurut Umur (n=30)
tabulasi kemudian data dianalisis untuk
maka untuk menganalisi hasil eksperimen
Klasifikasi umur Frekuensi % respondem Remaja (12 – 18 7 23,4 tahun) Dewasa muda (19-40 14 46,6 tahun) Dewasa madya (419 30 66 tahun) Total 30 100 Tabel 4.1 menunjukan tahap
yang digunakan adalah uji Wilcoxon.
perkembangan dewasa muda merupakan
Hipotesis yang diterapkan pada penelitin ini
tahap perkembangan tertinggi terjadi kasus
adalah H0 = tidak terdapat pengaruh slow
cidera kepala ringan yaitu sebanyak 46,6 %.
deep breathing terhadap skala nyeri akut
Tabel 4.2 Karakteristik Responden
pada responden cidera kepala ringan
Menurut Jenis Kelamin (n=30)
mencapai tujuan penelitian. Analisis data yang digunakan analisis bivariat. Anaisis data secara bivariat dilakukan uji normalitas menggunakan
uji
Shapiro-wilk
dan
didapatkan distribusi data tidak normal
sedangkan H1 = terdapat pengaruh slow deep breathing terhadap skala nyeri akut pada Responden cidera kepala ringan
Klasifikasi kelamin Laki-laki Perempuan
jenis Frekuensi % 16 14
53,4 46,6
5
Total Tabel
4.2
30 100 menunjukan Jenis
kelamin responden laki - laki sebanyak 53,4 % merupakan jenis kelamin terbanyak yang
Z -4.8002a Asymp. Sig. (2-tailed) .000 Tabel 4.5 menunjukan Z hitung (4.8002) terletak di daerah luar Z tabel (responden <1000 = -1,96 - 1,96) atau di
mengalami cidera kepala ringan. Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Skala Nyeri Akut Sebelum dan Sesudah Slow Deep
daerah Ho di tolak, maka keputusan adalah menolak Ho. Tanda min (-) pada tabel hasil Z menunjukan arah pengaruh slow deep
Breathing (N=30) Skala nyeri akut Sebelum Sesudah Mean 3.5333 1.9333 Minimum 2 1 Maksimum 5 3 Tabel 4.3 menunjukan rata-rata
breathing. Tanda (-) menunjukan arah berlawanan yang berarti semakin sering dilakukan tindakan slow deep breathing makan akan semakin menurun skala nyeri yang dirasakan oleh responden. Melihat P
skala nyeri akut pasien cidera kepala ringan
value (Sig.) < 0.05 maka H0 ditolak dan H1
sebelum tindakan adalah 3.5333 dengan
diterima, sedangkan apabila P value (Sig.)
nilai minimum 2 dan nilai maksimum 5
> 0.05 maka H0 di terima dan H1 ditolak.
sedangkan skala rata-rata skala nyeri akut
Hasil analisa uji wilcoxon menunjukan nilai
pasien
sesudah
P value = 0.000 sehingga P value < 0.05
dilakukan tindakan adalah 1.9333 dengan
maka H0 ditolak dan H1 diterima bahwa
nilai minium 1 dan nilai maksimum 3.
terdapat pengaruh slow deep breathing
cidera
kepala
ringan
Tabel 4.4 Hasl Uji Shapiro-Wilk (N=30)
terhadap skala nyeri akut pada pasien cidera
Shapiro-Wilk Statistik Df Sig. Sebelum .877 30 .002 Sesudah .807 30 .000 Tabel 4.4 menunjukan hasil uji test
kepala ringan.
normalitas Shapiro-wilk P value (sebelum) = 0.002 sehingga P value < 0.05 maka data kelompok sebelum tidak normal sedangkan P value (sesudah) = 0.000 sehingga P value < 0.05 maka koelompok sesudah tiedak normal. Hasil normalitas menunjukan data tidak normal sehingga uji analisa data menggunakan uji wilcoxon.
PEMBAHASAN Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan hasil remaja 23,4%, dewasa muda 46,6%, dewasa madya 30%. Tingginya angka kejadian cidera kepala pada usia dewasa muda karena pada usia tersebut merupakan golongan umur yang paling aktif dan produktif (Nasution, 2010). Produktifitas yang tinggi pada usia dewasa muda dibarengi dengan tingkat aktifitas dan mobilitas yang tinggi inilah yang menjadi
Tabel 4.5 Hasil Uji Wilcoxon Pre – post
penyebab banyaknya kejadian kecelakan
6
baik kecelakaan lalulintas maupun kerja
nyeri akut pasien cidera kepala ringan
yang
sesudah dilakukan tindakan adalah 1.9333
menimbulkan
cidera
kepala
khususnya pada kasus ini adalah cidera
dengan nilai minium 1 dan nilai
kepala ringan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa
Berdasarkan tabel 4.2 Responden
pasien nyeri kepala akut pada cidera kepala
diklasifikasikan menjadi 2 yaitu laki - laki
ringan yang diberikan tindakan slow deep
sebanyak 53,3 % dan perempuan sebanyak
breathing di ruang IGD memperlihatkan
46,3. Data ini juga didukung oleh Evan
adanya perbedaan yang bermakna rata-rata
(1996) dalam Nasution, (2010) yang
intensitas nyeri kepala sebelum dan sesudah
menyebutkan distribusi kasus cidera kepala
tindakan ( p value = 0.000 < 0.05). Selisih
pada laki-laki dua kali lebih sering dari pada
rata-rata skala nyeri kepala akut sebelum
wanita. Penelitian lain juga menunjukkan
dan susudah dilakukan slow deep breathing
hal sama yaitu sebagian besar (74 %) kasus
adalah
cidera kepala adalah laki-laki. Besarnya
diperoleh dalam penelitian ini, terlihat
jumlah laki-laki dalam kejadian cidera
bahwa tindakan slow deep breathing
kepala erat kaitannya dengan mobilisasi
mempunyai
individu yang lebih sering sehingga angka
terhadap penurunan intensitas nyeri kepala
kecelakaan lebih tinggi (Suparnadi, 2002
akut pada pasien cidera kepala ringan.
1.6.
Berdasarkan
hasil
yang
pengaruh yang signifikan
dalam Nasution, 2010). Mobilitas pada laki-
Slow deep breathing adalah teknik
laki lebih aktif dari perempuan seperti pada
untuk mengurangi ketegangan nyeri dengan
aktifitas pekerjaan dan transportasi. Laki-
mekanisme
laki umumya lebih sering bekerja pada
breathing merupakan salah satu terapi
lingkungan outdoor dan menggunakan
komplementer
kendaraan
laki-laki
manfaatnya melalui penelitian-penelitian
lalulintas
terutama dalam upaya menurunkan atau
rentang maupun
pribadi terjadi
sehingga
kecelakaan
kecelelakaan
kerja
yang
mengurangi
merelaksasi.
yang
stres,
telah
Slow
deep
dibuktikan
kecemasan
pasien,
menimbulkan cidera kepala khususnya
penurunan tekanan darah, meningkatkan
pada kasus ini adalah cidera kepala ringan.
fungsi paru dan saturasi oksigen. Slow deep
Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan
breathing dapat menurunkan nyeri dengan
hasil penelitian ini menunjukan rata-rata
cara mengurangi stres, kecemasan pasien,
skala nyeri akut pasien cidera kepala ringan
penurunan tekanan darah, meningkatkan
sebelum tindakan adalah 3.5333 dengan
fungsi paru dan saturasi oksigen yang
nilai minimum 2 dan nilai maksimum
menyebabkan terjadinya relaksasi sehingga
adalah 5 sedangkan skala rata-rata skala
mengurangi rasa nyeri. Beberapa penelitian
7
menunjukan bahwa relaksasi efektif dalam
meningkatkan aktivitas tubuh, sedangkan
menurunkan nyeri akibat trauma. Tindakan
respons
relaksasi
menurunkan ativitas tubuh atau relaksasi
dapat
mengubah
persepsi
responden terhadap nyeri (Tarwoto, 2011).
parasimpatis
sehingga
dapat
lebih
menurukan
banyak
aktivitas
Relaksasi memberikan efek secara
metabolik (Velkumary & Madanmohan,
langsung terhadap efek secara langsung
2004). Stimulasi saraf parasimpatis dan
terhadap fungsi tubuh seperti penurunan
penghambatan stimulasi saraf simpatis juga
tekanan
berdampak pada vasodilatasi pembuluh
darah,
konsumsi
nadi,
oksigen
dan
oleh
penurunan
tubuh
serta
darah otak yang memungkinkan suplai
penurunan ketegangan otot (Smeltzer &
oksigen otak lebih banyak sehingga perfusi
Bare, 2008). Slow deep breathing dapat
jaringan otak diharapkan lebih adekuat
mengendalikan dan mengembalikan emosi
(Downey, 2009).
yang akan membuat tubuh rileks seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Mekanisme
Jerath, et al. (2006) mengemukakan bahwa mekanisme penurunan metabolisme
latihan slow deep
tubuh pada pernapasan lambat dan dalam
breathing dalam menurunkan skala nyeri
masih
akut pada pasien cedera kepala ringan
hipotesanya napas dalam dan lambat yang
sangat
disadari akan mempengaruhi sistem saraf
terkait
dengan
pemenuhan
belum
jelas,
menurut
kebutuhan oksigen pada otak melalui
otonom
peningkatan suplai dan dengan menurunkan
reseptor
kebutuhan oksigen otak. Latihan slow deep
hiperpolarisasi baik melalui jaringan saraf
breathing merupakan tindakan yang dapat
dan non-saraf dengan mensinkronisasikan
meningkatkan
elemen saraf di jantung, paru-paru, sistem
menurunkan
suplai kebutuhan
oksigen
dan
oksigen
otak,
limbik,
melalui
namun
penghambatan
peregangan
dan
korteks
serebri.
arus
Selama
sehingga terjadi keseimbangan oksigen
inspirasi,
otak. Slow deep breathing merupakan
menghasilkan
tindakan yang disadari untuk mengatur
penghambat yang mengakibatkan adaptasi
pernapasan secara dalam dan lambat. Napas
reseptor peregangan lambat atau slowly
dalam lambat dapat menstimulasi respons
adapting stretch reseptors (SARs) dan
saraf
hiperpolarisasi
otonom
melalui
pengeluaran
peregangan
dan
sinyal
sinyal
pada
jaringan
paru
inhibitor
atau
fibroblas.
Kedua
neurotransmitter endorphin yang berefek
penghambat impuls dan hiperpolarisasi ini
pada penurunan respons saraf simpatis dan
dikenal untuk menyinkronkan unsur saraf
peningkatkan
yang menuju ke modulasi sistem saraf dan
respons
parasimpatis
(Tarwoto, 2011). Stimulasi saraf simpatis
8
penurunan
aktivitas
metabolik
yang
merupakan status saraf parasimpatis.
penelitian
sebelumnya
dapat menurunkan skala nyeri
dikarenakan
Penelitian penelitian ini sesuai dengan
beathing
menurunkan
slow atau
deep
breathing
mefngurangi
stres,
yang
kecemasan pasien, penurunan tekanan
dilakukan oleh Tarwoto (2011) yang
darah, meningkatkan fungsi paru dan
menggunakan Quasi-Experimental Design
saturasi oksigen yang menimbulkan efek
dengan
relaksasi sehingga nyeri yang dirasakan
pendekatan
Pretest-Posttest
Control Group Design dengan judul
oleh responden dapat berkurang.
pengaruh latihan slow deep breathing
maksimum 3. Hasil pengukuran ini
terhadap intensitas nyeri kepala akut pada
sesuai dengan penelitian Tarwoto (2011)
pasien cedera kepala ringan didapatkan
intensitas nyeri kepala akut pada kelompok
hasil ada perbedaan yang bermakna rata-
intervensi dan kontrol sebelum perlakuan
rata intensitas nyeri kepala sebelum dan
termasuk dalam kategori nyeri kepala
setelah intervensi slow deep breathing pada
ringan. Hasil penelitian ini sesuai yang
kelompok
ada
dikemukakan oleh Kraus (1980) dalam
rata-rata
Tarwoto (2011) yang menyatakan bahwa
intensitas nyeri kepala sebelum dan setelah
sebagian besar (72,5%) pasien cedera
intervensi
kepala mengalami nyeri kepala ringan.
perbedaan
intervensi, yang
pada
dan
juga
bermakna
kelompok
kontrol.
Penurunan intensitas nyeri kepala pada
Pasien cidera kepala ringan pada
kedua kelompok tersebut tidak terlepas dari
umumnya mengalami nyeri kepala dengan
pengaruh pemberian obat analgetik dan
skala kecil, sebab trauma pada cidera kepala
perbaikan jaringan serebral seperti adanya
ringan
pemulihan edema serebri. Dilihat dari
menimbulkan trauma pada jaringan otak.
perbedaan
selisih
kelompok
Trauma pada cidera kepala ringan pada
intervensi
dengan
kontrol
umumnya hanya terjadi dibagian kulit
mean kelompok
tidak
melukai
kepala
berarti terapi analgetik yang dikombinasi
dipermukaan
dengan teknik latihan slow deep breathing
menimbulkan respon nyeri dengan skala
lebih efektif menurunkan nyeri kepala akut
kecil. Menurut Packard dan Ham (1997
pada
ringan
dalam Tarwoto 2011) nyeri kepala post
dibandingkan dengan hanya menggunakan
trauma kepala, khususnya pada cedera
terapi analgetik saja.
kepala
cedera
kepala
ringan
kontisio
atau
menunjukkan nilai yang signifikan. Hal ini
pasien
dan
sampai
kulit,
serta
edema
sehingga
hanya
disebabkan
perubahan
Mengacu pada teori diatas dapat
neurokimia yang meliputi depolarisasi
peneliti simpulkan bahwa teknik slow deep
saraf, pengeluaran asam amino pada
9
neurotransmitter
berlebihan,
perkembangan dewasa muda. Penelitian ini
disfungsi serotonergik, gangguan pada
juga dapat dilanjutkan dengan sampel yang
opiate endogen, kehilangan keseimbangan
lebih besar dan kriteria inklusi yang lebih
kalsium dan perubahan kadar magnesium.
ketat. Karena penelitian ini bersifat aplikatif
Nyeri
kepala
sehingga layak untuk dikembangkan lagi
disebabkan karena kerusakan sel saraf akan
untuk memperkaya khasanah keilmuan
memicu pelepasan hormone tirotropin yang
keperawatan. Hasil penelitian ini juga
menjadi antagonis dari efek opioid peptide
diharapkan menjadi inspirasi para peneliti
endogen tanpa gangguan analgesik.
selanjutnya untuk meneliti pada kasus-
SIMPULAN
kasus lain selain pada nyeri kepala akut.
kepala
yang
pada
Berdasarkan
cedera
hasil
penelitian
DAFTAR PUSTAKA
tentang pengaruh slow deep breathing
1) Black, M. J., & Hawks, H.J. (2009).
terhadap skala nyeri akut pada pasien cidera
Medical Surgical Nursing Clinical
kepala ringan di ruang IGD Rsud Pandan
Management for Positive Outcomes.
Arang Boyolali diambil kesimpulan bahwa
8th Edition. St Louis Missouri: Elsevier
hipotesis terdapat pengaruh slow deep
Saunders.
breathing terhadap skala nyeri akut pada
2) Downey, L.V. (2009). The Effects of
Responden cidera kepala ringan diterima.
Deep Breathing Training on Pain
Bagi pasien cidera kepala ringan dapat
Management
melakukan slow deep breathing dalam
Department. Southern Medical Journal,
penatalaksanaan nyeri akut yang dialami.
(102), 688-692.
in
the
Emergency
3) Jerath, R., Edry, J.W., Barnes, V.A.,
SARAN Diharapkan
dapat
menerapkan
Jerath, V. (2006). Physiology of long
slow deep breathing dalam penatalaksanaan
pranayamic
nyeri akut pada pasien cidera kepala ringan
respiratory elements may provide a
dan didukung dengan pelayanan jasa
mechanism that explains how slow
konseling yang terpadu sehingga dapat
deep breathing shifts the autonomic
mengoptimalkan hasil yang diperoleh dari
nervous system, Medical Hypothesis.
intervensi terapi slow deep breathing dalam
4) Lusiyawati
breathing
:
(2009).
Neural
Asuhan
penatalaksanaan nyeri akut pada pasien
Keperawatan Pada Nn. S Dengan
ciderakepala ringan. Diharapkan hasil
Cedera Kepala Ringan Di Bangsal
penelitian ini menjadi bahan kajian, dan
Flamboyan
rujukan dalam melakukan penelitian angka
Boyolali.
kejadian
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
cidera
kepala
pada
face
Rsud Karya
Pandan
Arang
Tulis
Ilmiah.
10
5) Nasution.
E.S.(2010).
Karakteristik
Cedera Kepala Akibat Kecelakaan Lalu Lintas. http://repository.usu.ac.id/bitstream, diakses tanggal 20 Juni 2015 6) Soertidewi L, Misbach J, Sjahrir H, Hamid A, Jannis J, Bustami M, editors. (2006).
Konsensus
nasional
penanganan trauma kapitis dan trauma spinal. Jakarta : Perdossi. 7) Tarwoto. (2011). Pengaruh Latihan Slow
Deep
Breathing
Terhadap
Intensitas Nyeri Kepala Akut Pada Pasien
Cedera
Kepala
Ringan.
Universitas Indonesia. 8) Velkumary, G.K.P.S., & Madanmohan. (2004). Effect of Short-term Practice of Breathing Exercise on Autonomic Function in Normal Human Volunteers. Indian Journal Respiration. 9) Wagner
AK.
(2006).
Conducting
research in TBI: current concepts and issues. In: Zasler ND, Katz DI, Zafonte RD. Brain Injury Medicine. New York: Demos Medical Publishing.