Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
PENERAPAN MOBILE GLOBAL POSITIONING SYSTEM UNTUK INVENTARISASI RAMBU LALU LINTAS DAN KELENGKAPAN JALAN PROPINSI DAN NASIONAL DI JAWA TIMUR Sholeh Hadi Setyawan1, Soesantiyo2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Surabaya Raya Kalirungkut, Gedung TC, Lantai 2, Surabaya 60293 Tel. +62 31 298 1395, Fax. +62 31 298 1151 email:
[email protected] 2 Divisi Jalan dan Transportasi, Enciety Business Consult Jl.Manyar Tirtoyoso Utara V/7, Surabaya 60117 Tel. +62 31 599 2340, Fax. +62 31 599 4230 email:
[email protected]
1
ABSTRAK Data dan informasi keberadaan dan kondisi rambu lalu-lintas dan kelengkapan jalan nasional dan jalan propinsi di Jawa Timur penting diketahui untuk proses perencanaan, evaluasi dan analisa rekayasa lalu lintas yang akurat. Metode pengambilan data secara konvensional memerlukan waktu yang lama, sumber daya manusia yang relatif banyak, dan melibatkan proses manual pada saat pencatatan posisi dan kondisinya. Teknologi Mobile Global Positioning System (GPS) dapat dimanfaatkan untuk membantu proses pengambilan data tersebut. Sistem ini terdiri dari perangkat penerima GPS yang dihubungkan ke sebuah server di dalam sebuah mobil, dan dilengkapi dengan komputer terhubung jaringan lokal untuk melakukan input data kondisi rambu lalu lintas dan kelengkapan jalan selama mobil tersebut bergerak di sepanjang jalan yang disurvey. Koordinat bumi yang diterima oleh GPS dipakai sebagai acuan posisi obyek survey, yang setelah diperhitungkan dengan posisi referensi pal kilometer, dapat digunakan untuk menentukan posisi secara otomatis obyek rambu dan kelengkapan jalan. Surveyor hanya perlu mengamati kondisi obyek survey, kemudian melakukan input secara langsung ke komputer dan disimpan dalam bentuk basis data. Hasil pencatatan koordinat bumi juga disisipkan pada gambar video yang direkam sepanjang perjalanan, untuk memudahkan analisa lebih lanjut. Hasil pengolahan data ditampilkan dalam bentuk sistem informasi geografis yang dilengkapi dengan video hasil survey. Kata kunci: Mobile GPS, Lalu-lintas, Rambu, kelengkapan jalan, Survey inventarisasi
PENDAHULUAN Keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas kendaraan di jalan adalah tujuan utama pada sistem transportasi di jalan. Tujuan tersebut dapat dipenuhi dengan adanya dukungan rambu / kelengkapan jalan yang ditempatkan pada lokasi yang tepat diseluruh ruas jalan. Konsep dasarnya adalah bahwa pergerakan kendaraan dalam sistem jaringan lalu lintas di jalan perlu dilengkapi alat kontrol dan kendali terhadap seluruh lalu-lintas kendaraan lewat, berupa kesatuan jaringan rambu dan kelengkapan jalan. Perubahan arah geometrik di jalan, horisontal maupun vertikal, di dalam pola aliran lalu-lintas haruslah mendapat perhatian serius para pengemudi kendaraan secara individual melalui kendali rambu dan kelengkapan jalan, serta memperingatkan adanya kondisi bahaya potensial di
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
depan, mengikuti kaidah keselamatan, keamanan, ketertiban lalu-lintas di seluruh ruas jalan[1]. Kelengkapan jalan/alat pengatur lalu lintas kendaraan, sesuai Undang-Undang RI No. 14 /1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan[2], terdiri atas: 1. Rambu : Rambu Peringatan, Rambu Larangan, Rambu Perintah, Rambu Petunjuk, dan Papan Tambahan 2. Marka : Marka Membujur, Marka Melintang, Marka Serong, Marka Lambang, Marka Parkir, Marka Tempat Penyeberangan, Marka Larangan Parkir, Paku Jalan 3. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas: Lampu Tiga Warna, Lampu Dua Warna, Lampu Satu Warna Kelap – Kelip. 4. Alat Pengendali dan Pengaman : Pagar Pengaman (Guardrail), Patok, Delinator, Median, Pulau Lalu – Lintas. 5. Alat Pengawasan dan Pengamanan Jalan : Alat Penimbangan 6. Fasilitas Pendukung : Trotoar, Tempat Penyeberangan, Tempat Parkir, Jembatan Penyeberangan, Terowongan Penyeberangan, Halte, Tempat Istirahat, Penerangan Jalan. Prinsip dan pola dasar perlu diikuti pada perancangan & pemasangan 1. Penafsiran / Interpretasi: Sederhana & jelas , tidak membingungkan 2. Berkelanjutan: Berkelanjutan sepanjang jalur rute & jaringan jalan. 3. Petunjuk/Peringatan awal : Cukup waktu bereaksi/menanggapi 4. Dikenal : Arti setiap rambu/kelengkapan jalan dikenal pengemudi Manajemen rambu dan kelengkapan jalan membutuhkan informasi yang lengkap, akurat, dan terkini mengenai kondisi nyata di lapangan, kondisi geometrik dan lingkungan, serta titik lokasi penempatannya. PERMASALAHAN Informasi yang lengkap, akurat, dan terkini mengenai kondisi nyata rambu lalu lintas dan kelengkapan jalan di lapangan, kondisi geometrik dan lingkungan, serta titik lokasi penempatannya didapatkan dari survey inventarisasi. Survey yang metode pengambilan datanya dilakukan secara konvensional pada jalan propinsi dan nasional sepanjang lebih dari 4000 kilometer memerlukan waktu yang lama, sumber daya manusia yang relatif banyak, dan melibatkan proses manual pada saat pencatatan posisi dan kondisinya. Untuk itu dibutuhkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat membantu kegiatan survey inventarisasi rambu dan kelengkapan jalan secara mudah, cepat, akurat, lengkap dan dapat diolah lebih lanjut untuk memudahkan kegiatan-kegiatan manajemen lalu-lintas METODE Untuk menjawab kebutuhan di atas, maka dalam penelitian ini digunakan penerapan teknologi Global Positioning System (GPS) untuk mendapatkan koordinat bumi sesaat sebagai dasar pencatatan lokasi dan Geographical Information System (GIS) untuk menampilkan hasil survey inventarisasi.
ISBN : 979-99735-1-1 C-9-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Sasaran yang ingin dicapai adalah untuk mendapatkan data koordinat bumi pada tiap-tiap komponen perlengkapan jalan dan ruas jalan propinsi dan nasional di Jawa Timur. Data koordinat tersebut digunakan sebagai input dalam menyusun peta digital jalan propinsi dan nasional dan perlengkapan jalan propinsi dan nasional di Propinsi Jawa Timur. Dukungan beberapa peralatan survey yang dibutuhkan untuk survey lapangan, antara lain : GPS Receiver, Notebook PC dan asesorisnya, Handycam dan asesorisnya Digital Still Camera TV Monitor Warna 8” Video Mixer Video Recorder External CD Writer Inverter DC-AC, Stavolt, Electrical Supply Obyek survey adalah berupa komponen perlengkapan jalan. Obyek-obyek tersebut diambil oleh kamera video, (dan kamera digital jika diperlukan, untuk kasus khusus) dan posisinya direkam dari pembacaan GPS receiver oleh Notebook PC.
GPS Satellites GPS Satellites
GPS Receiver Data
Video
Television
SEPANJANG JALAN NASIONAL JAWA TIMUR Geographical Information System
Gambar 1. Survey Menggunakan Mobile-GPS
Prosedur yang dilakukan selama survey adalah : 1. Survey dilakukan pada setiap ruas jalan yang telah ditentukan dalam satu arah. Menentukan permulaan suatu ruas jalan adalah dengan menggunakan Titik Referensi (Sesuai SNI 03-2842-1992 Tentang Tata Cara pelaksanaan Survai Titik Referensi Jalan). Titik referensi adalah titik tetap yang ditentukan pada suatu ruas jalan yang digunakan sebagai acuan (referensi) permulaan survey. Titik referensi pada dasarnya berupa bangunan permanen, yaitu jembatan, persimpangan jalan, persilangan jalan dengan rel kereta api, atau benda yang dianggap permanen, yaitu
ISBN : 979-99735-1-1 C-9-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
paal kilometer, patok dan beton. Metode ini digunakan untuk menentukan titik awal dan titik akhir dari satu ruas jalan. GPS ANTENNA
AV OUT
GPS RX
HANDYCAM KIRI
HANDYCAM KANAN
putih AV OUT
merah
hitam
hitam + ext. abu2
INPUT 4 kuning TV OUT
NOTEBOOK KIRI
LAN
VIDEO MIXER
INPUT 2
INPUT 1
hitam
NOTE BOOK SERVER (KANAN)
QUAD
kuning
VIDEO IN
TV MONITOR
VIDEO IN
merah VIDEO OUT
VHS VIDEO RECORDER
AUDIO IN
Gambar 2. Diagram koneksi komponen-komponen survey
2. Observer berada di sisi kiri pengemudi, bertugas : a) Membawa list penuh gambar-gambar berwarna komponen perlengkapan jalan dan landmark yang telah diberikan kode-kode. b) Memastikan penunjukan waktu di video dan GPS tepat sama (hingga detiknya), dan memastikan perekaman video mencantumkan juga perekaman waktu saat itu. c) Menjaga view kamera agar tetap pada sudut pandang yang konstan. d) Mengambil obyek-obyek perlengkapan jalan dengan kamera video jika diperlukan e) Menjaga GPS receiver mendapat sinyal satelit (minimal 3 buah sinyal) yang signifikan, serta mencermati jika ada gangguan terhadap penerimaan oleh GPS receiver (lost satellite reception, low battery). f) Mengawasi proses perekaman kaset video HI-8 pada dua kamera video, agar penghentian (stop) perekaman video (misalnya karena kaset video akan habis) dilakukan sebelum kaset benar benar habis (periksa indikator di kamera video). g) Membantu navigasi driver h) Sebelum mobil berjalan, observer melakukan dokumentasi mengenai awal perjalanan, awal koordinat bujur dan lintang (dibaca dari layar GPS receiver), tanggal dan jam berangkat serta arah yang dituju, ditulis di kertas, dan direkam ke kamera video sebagai awal score board. i) Pada saat itu juga menggambar lokasi awal ruas jalan yang akan disurvey, apakah berupa landmark, persilangan kereta api, jembatan atau persimpangan jalan di balik score board.
ISBN : 979-99735-1-1 C-9-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
j) Sebelum mobil berjalan, setelah observer melakukan dokumentasi mengenai awal perjalanan, observer melakukan pengukuran lebar perkerasan jalan pada awal ruas jalan yang akan disurvey dan mencatatnya k) Ketika akan mendekati rambu atau obyek lain, memberi tahu terlebih dahulu akan adanya obyek tersebut, dan saat kendaraan tepat berada di samping suatu rambu dan atau obyek lain yang diobservasi, maka observer memberitahukan ke operator komputer kode / nomer jenis obyek yang harus dimasukkan berupa titik awal atau titik akhir obyek memanjang atau satu titik obyek saja. Setiap penekanan tombol, akan dicatat oleh notebook PC disaat itu nilai koordinat hasil pembacaan GPS receiver, dan disimpan di database. Di saat yang sama, secara terus-menerus notebook mencatat setiap perubahan koordinat setiap detik oleh pergerakan mobil, yang jika direkonstruksi akan menggambarkan bentuk garis perjalanan kendaraan survey. l) Jika ada obyek yang perlu difoto, kendaraan berhenti, proses perekaman dua kamera video dan perekaman video VHS di-pause bersamaan, observer keluar kendaraan dan memotret obyek dimaksud m) Pada saat akhir ruas (finish), observer melakukan dokumentasi tentang tanggal dan jam akhir survey suatu ruas, ditulis di kertas dan direkam ke kamera video sebagai akhir score board di akhir suatu ruas
Gambar 3. Tampilan Hasil Perekaman Video
3. Operator notebook PC : a) Memasukkan data setiap obyek yang disebutkan oleh observer b) Memastikan GPS receiver mendapat sinyal dari satelit (minimal 3 satelit) c) Membantu memonitor arah dua kamera video dan hasil mixing dari dua kamera video dan hasil perekaman GPS di notebook PC melalui TV monitor warna 8”. d) Mengawasi proses mixing dan recording pada Video VHS Recorder 4. Kendaraan bergerak sesuai dengan route yang telah ditetapkan. Diusahakan kendaraan bergerak pada jalur kendaraan yang tetap terhadap tepi perkerasan (sisi lajur paling kiri). 5. Sepanjang pergerakan ini perekaman obyek yang dilakukan. Dua buah kamera video, GPS receiver, video VHS recorder dan still photo camera harus sinkron (tanggal dan waktu, sampai detiknya).
ISBN : 979-99735-1-1 C-9-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
6. Setiap penghentian kendaraan yang lebih dari 5 detik pada suatu ruas jalan yang disurvey, perekaman pada dua buah kamera video, notebook PC dan video VHS recorder di-pause bersamaan. 7. Setiap pengaktifan (Start/Play), penghentian sementara (Pause) dan penghentian tetap (Stop) (pada saat permulaan dan akhir suatu ruas jalan, karena kemacetan temporer, traffic light, kaset video habis, dan baterai GPS receiver habis), dari dua kamera video dan video VHS recorder harus dilakukan secara bersamaan. 8. Survey dilakukan bila cuaca cerah (tidak mendung, tidak hujan, tidak berkabut) dan pencahayaan cukup untuk kamera video. Waktu kerja standar adalah pukul 8 pagi hingga pukul 5 sore.
Gambar 4. Tampilan Software Pencatat Koordinat GPS
HASIL DAN DISKUSI Hasil survey berupa basis data berkoordinat bumi dan obyek survey diolah, kemudian dibentuk sebagai dasar basis data spasial untuk Geographical Information System (GIS).
Gambar 5. Presentasi Data dalam Bentuk GIS
ISBN : 979-99735-1-1 C-9-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Gambar 6. Peta Digital Yang Dihasilkan
Metode yang digunakan pada penelitian ini menghasilkan pendekatan penentuan lokasi obyek survey, bukan lokasi yang sebenarnya, karena proses pengambilan koordinat dilakukan di dalam kendaraan, bukan tepat pada lokasi obyek survey. Data yang dihasilkan memiliki kesalahan posisi koordinat yang terdiri dari komponen tingkat akurasi dan error pada GPS receiver dan selisih antara lokasi obyek dengan lokasi kendaraan. Meskipun demikian tingkat akurasi yang sedemikian sudah cukup memenuhi kebutuhan bagi manajemen rekayasa lalu lintas di instansi terkait. Dari datadata yang didapat dilakukan analisa secara manual (menggunakan pengamatan gambar video) dan otomatis (berdasarkan kondisi rambu dan kelengkapan jalan) untuk menghasilkan rekomendasi perbaikan dan/atau pengadaan baru, yang dapat ditampilkan dalam bentuk laporan tercetak per ruas jalan. Sistem survey inventarisasi ini tidak dapat melakukan identifikasi adanya kebutuhan atas perlengkapan jalan yang tidak bisa terdeteksi di lapangan pada saat pelaksanaan survey, yang hanya bisa diketahui oleh petugas dan/atau masyarakat setempat, yaitu antara lain : Rambu yang hilang ( daun, tiang rambu, daun dan tiang ) Marka jalan terhapus total atau tertindih saat di-overlay aspal Lokasi dimana pada waktu hujan permukaan jalan licin Adanya Longsoran tanah / batu dari atas lereng bukit / gunung Bola lampu penerangan jalan apakah berfungsi baik atau tidak ( survey hanya dilakukan pada siang hari )
Gambar 7. Tampilan Laporan Hasil Analisa Data
ISBN : 979-99735-1-1 C-9-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Gambar 8. Executive Summary
KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa teknologi mobile-GPS dapat diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan survey inventarisasi rambu lalu lintas dan kelengkapan jalan dengan waktu yang lebih singkat dibanding metode konvensional, dan menghasilkan basis data spasial yang dapat ditampilkan dalam sebuah GIS. Sistem Informasi berbasiskan GIS hasil survey lapangan dapat digunakan sebagai pemandu perencanaan dan pengendalian fungsi–fungsi perlengkapan jalan propinsi dan nasional di Jawa Timur, serta penyediaan data dan informasi yang cepat, tepat dan akurat bagi keperluan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan serta pengendalian rencana pembangunan yang berkaitan dengan jaringan ruas-ruas jalan propinsi dan nasional. Saran bagi pengembangan berikutnya adalah untuk meminimalkan kesalahan penentuan lokasi karena penentuan koordinat dilakukan pada kendaraan, bukan tepat pada obyek survey sebagai koreksi terhadap koordinat obyek survey, adalah dengan memanfaatkan data arah perjalanan kendaraan, posisi rata-rata obyek survey terhadap kendaraan dan akurasi GPS receiver. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, Sub Direktorat Perencanaan Teknis Jalan Bipran Bina Marga, “Spesifikasi Standar untuk Perencanaan Geometrik Jalan Luar Kota”, 1990. Undang-Undang RI No. 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
ISBN : 979-99735-1-1 C-9-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
ISBN : 979-99735-1-1 C-9-9
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
ISBN : 979-99735-1-1 C-9-10