CERAI GUGAT PERSPEKTIF PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA (Studi Kasus Di Pengadilan Agama Kelas 1B Watampone Pada Tahun 2010-2012) oleh Darliana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Watampone Email:
[email protected] Abstract
manusia lain, demikian pula interaksi
The results show that the divorce to sue in the Religious Class 1B Watampone from year to year has increased significantly, the events of divorce sue greater in number than the divorce on the grounds that the wife is more aware of their rights and obligations in marriage. Factors that lead to divorce contested in the Religious are factors moral, Hurting, child marriage, dispute continuously, biological defect and no harmony, these factors are supported by a state of "inability" and "unwillingness" in running rights and obligations in marriage resulting in a violation of the party. Divorced jerk negative impact for both parties and its offspring. These impacts include the psychological impact on the children and the wife because the resulting Psychological and mental, social impact on the husband and wife because the predicate status of widows and widowers, economically affect the financial borne wife during the marriage the husband. While the solution regarding custody of the child given to her for a child is not mumayyiz and joint property during the marriage should be halved fair and equitable manner.
sosial dalam masyarakat, baik dalam
Kata Kunci : Cerai Gugat, PerundangUndangan, Pengadilan
bentuk organisasi yang besar seperti negara
maupun
organisasi
terkecil
seperti keluarga dalam rumah tangga. Setiap makhluk hidup akan berusaha untuk tetap hidup dan menginginkan terjadinya
regenerasi.
Perkawinan
dalam syariat Islam adalah sesuatu yang sangat
sakral
dan
suci.Islam
memberikan legalitas hubungan antara dua insan yang berlainan jenis melalui proses akad nikah yang disebut ijab kabul. Perkawinan
merupakan
ikatan
lahir batin antara perempuan dan lakilaki untuk membentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera. Bahkan Islam menganjurkan agar tiap laki-laki dan perempuan menjalani perkawinan untuk menjalankan
separoh
ibadah
di
dunia.Dengan berbagai keistimewaan yang digambarkan, Islam menempatkan hakekat perkawinan sebagai sesuatu yang agung (Habsul, 1994:1).
Pendahuluan
Kompilasi Hukum Islam Pasal 2 Manusia adalah makhluk sosial, manusia
tidak
dapat
hidup
menyebutkan
bahwa
perkawinan
tanpa
Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. II
| No.2
240 | Darliana
menurut hukum Islam adalah akad yang
kemungkinan perceraian, baik dengan
sangat kuat atau misaqan ghalidan
jalan talak maupun dengan cerai gugat
untuk menaati perintah Allah dan
demi
melaksanakannya merupakan ibadah.
kebebasan dan kemerdekaan manusia.
Selain itu, baik Undang-Undang RI
Walaupun maksud dari perkawinan itu
Nomor
untuk
1
Tahun
1974
tentang
menjunjung
mencapai
tinggi
prinsip
kebahagiaan
dan
Perkawinan yang berlaku di Indonesia
kerukunan hati masing-masing, tentu
atau Kompilasi Hukum Islam telah
kebahagiaan itu tidak akan tercapai
merumuskan dengan jelas bahwa tujuan
dalam
Perkawinan adalah untuk membentuk
disesuaikan, karena kebahagian itu
keluarga (rumah tangga) yang bahagia
tidak dapat dipaksakan. Memaksakan
dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
kebahagiaan bukan kebahagiaan, tetapi
Maha Esa (Syarifuddin, 2007:40).
penderitaan. Karena itu Islam tidak
Salah satu prinsip perkawinan Islam
adalah
menguatkan
ikatan
hal-hal
yang
tidak
dapat
mengikat mati perkawinan, tetapi tidak pula mempermudahkan perceraian..
perkawinan agar berlangsung selama-
Pada dasarnya terjadinya suatu
lamanya. Oleh karena itu, segala usaha
perceraian tidak lepas dari berbagai
harus
macam faktor-faktor penyebab yang
dilakukan
untuk
tetap
mempertahankan keluarga yang telah
memengaruhi
terbina. Tetapi jika semua harapan dan
perkawinan.Berbagai
kasih
menjadi
sayang
telah
musnah,
serta
keutuhan
alasan
bagi
faktor
yang
istri,
untuk
perkawinan menjadi sesuatu yang mem-
mengajukan
bahayakan,
suaminya, baik itu faktor ekstern dalam
maka
perceraian
boleh
dilakukan. (Departemen Pendidikan dan
cerai
ikatan
gugat
terhadap
rumah tangganya maupun faktor intern.
Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Perceraian masih banyak terjadi
Indonesia, 1988:163). Islam berusaha
dalam kondisi masayarakat dewasa ini
untuk menguatkan ikatan perkawinan,
karena dianggap sebagai jalan yang
namun
bahwa
legal formal untuk mengatasi konflik
pasangan itu tidak dapat dipisahkan lagi
perkawinan di bawah payung hukum
seperti ajaran dalam agama yang lain.
Indonesia dan hukum Islam yang telah
tidak
mengajarkan
Islam memahami dan menyadari
diformalkan (Kompilasi Hukum Islam)
hal tersebut, karena itu Islam membuka
yang diakibatkan oleh perilaku suami
AL-RISALAH | Juli - Desember 2016
CERAI GUGAT PERSPEKTIF PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA (Studi Kasus Di... | 241
atau istri. Karenanya proses beracara
berdosa menerima tebusan dari istrinya
yang
mengharuskan
(Mughniyah, 2000; 462).Sebagaimana
jalan penyelesaian yang tuntas, tanpa
yang telah disebutkan dalam QS al-
menimbulkan
Baqarah/2: 229
mendukungnya
akibat
hukum
yang
panjang di kemudian hari. Keinginan atau hak cerai bukan hanya ada pada suami, tetapi Islam juga
memberikan hak kepada istri untuk mengajukan gugat cerai.Seorang suami bisa menceraikan istrinya, istri juga bisa meminta suami untuk menceraikan dirinya dengan jalan cerai gugat.Cerai
gugatmerupakan permintaan cerai istri kepada suami dengan alasan yang
sesuai dengan syara.(Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 1991, 1999:14).
Keduanya dapat dilakukan selama tidak
Terjemahnya : Talak (yang dapat
menyimpang dan sesuai dengan hukum
dirujuki) dua kali setelah itu boleh rujuk
Allah dan mempunyai hak yang sama
lagi dengan cara yang ma'ruf atau
untuk mengajukan perceraian apabila
menceraikan dengan cara yang baik.
mempunyai keinginan untuk bercerai.
tidak halal bagi kamu mengambil
Jika suamiistri saling berselisih, dimana
istri
tidak
lagi
berikan kepada mereka, kecuali kalau
melaksanakan hak suaminya, sehingga
keduanya khawatir tidak akan dapat
istri membencinya dan tidak mampu
menjalankan hukum-hukum Allah. Jika
menggaulinya,
dapat
kamu khawatir bahwa keduanya (suami
memberikan tebusan kepada suaminya
isteri) tidak dapat menjalankan hukum-
atas apa yang pernah diberikan oleh
hukum Allah, maka tidak ada dosa atas
suami kepadanya dengan maksud agar
keduanya
suami menceraikannya. Tidak ada dosa
diberikan oleh isteri untuk menebus
bagi istri yang memberikan tebusan
dirinya. Itulah hukum-hukum Allah,
kepada suaminya, dan suami juga tidak
maka janganlah kamu melanggarnya.
maka
sanggup
kembali sesuatu dari yang telah kamu
istri
tentang
bayaran
Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. II
yang
| No.2
242 | Darliana
Barangsiapa yang melanggar hukum-
dikaruniai seorang anak, karena selama
hukum Allah mereka Itulah orang-
ikatan perkawinan antara penggugat
orang yang zalim (Kementerian Agama
dan tergugat belum pernah melakukan
RI, 2010:36).
hubungan layaknya suami istri. Masa
Fenomena
putusnya
ikatan
perkawinannya
berlangsung
kurang
perkawinan itu sudah ada sebelum
lebih 4 bulan. Menurut keterangan
datangnya Islam dan pada abad modern
pihak istri, selama membina rumah
ini, perceraian merupakan gejala sosial
tangga, hidup kedua belah pihak tidak
yang
pernah
menunjukkan
kecenderungan
tertentu
suatu yang
selalu
diliputi
percekcokan,
dan
meningkatkan laju perceraian.Seperti
berkepanjangan.
Istri
halnya
berusaha
merasakan kebahagiaan dalam suasana
menghindarkan sebab-sebab terjadinya
rumah tangga yang demikian, bahkan
perpecahan dalam rumah tangga. (al-
penderitaan yang dialami dipendam
Ati, 1984:286).
menjadi derita batin.
perkawinan,
bisa
harmonis,
Untuk menilai sebuah faktor
Pemicu
perselisihan tidak
utama
pernah
ketidak-
atau alasan yang dapat dijadikan dasar
harmonisan dan penderitaan batin istri
perceraian menurut hukum Islam ialah
disebabkan karena suami tidak mampu
dengan menemukan jawaban apakah
membahagiakan
istrinya
salah satu atau kedua belah pihak ”tidak
maupun
suami
mau” lagi hidup bersama menjalani
terhadap istri, juga suami mengalami
ikatan suami istri tersebut. Kondisi ini
kelainan jiwa bahkan terkadang suami
disebut dalam Islam dengan istilah
menyiksa istri di tempat tidur.Hal inilah
syiqaq atau perceraian psikologis, yang
yang membuat istri menderita batin
ditandai dengan telah terjadinya sikap
yang berkepenjangan.Masalah dalam
nusyuz
rumah
atau
menjalankan
sikap
”tidak
kewajibannya
mau” (Sanusi,
2010:201).
batin,
tangga
lahir
pencemburu
pasangan
tersebut
berjalan berlarut-larut tanpa ada upaya penyelesaian,
Kasus cerai gugat, pasangan
baik
pada
puncaknya
hubungan suami istri tidak dapat lagi
suami istri (RS-YM) yang sedang
dipertahankan
berperkara
perceraian dengan talak raj’i (Putusan
di
Pengadilan
Agama
Watampone.Pasangan tersebut belum
AL-RISALAH | Juli - Desember 2016
sehingga
terjadilah
Nomor 0195/Pdt G/2011/PA.Wtp.).
CERAI GUGAT PERSPEKTIF PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA (Studi Kasus Di... | 243
Kondisi suami dalam kasus itu yang
tidak
mampu
kewajibannya
memenuhi
sebagai
menjatuhkan Demikian
talak
juga
kepada
istri
istri.
berhak
pula
laki-
meminta cerai dari suami atau melalui
laki/impoten, tidak termasuk dalam
pengadilan karena ada sebab yang
kategori jenis nusyuz, karena ia bukan
membolehkan cerai.
merupakan
pelanggaran
atau
Di samping sang suami dapat
pembangkangan atas kewajiban suami
menggunakan
(nusyuz). (Sanusi, 2010: 223) Namun
menceraikan istrinya, di Indonesia tidak
demikian, menurut Wahbah al-Zuhaili
sedikit
bahwa dalam hal penyakit impoten,
haknya untuk mem-peroleh cerai dari
meski telah terbukti secara medis,
suaminya melalui lembaga taklik talak
hakim
di depan Pengadilan Agama (Latif,
tidak
boleh
langsung
menjatuhkan putusan cerai ketika salah
istri
hak
telah
talaknya
untuk
mempergunakan
1985:31).
satu pasangan/pihak yang dirugikan
Pengadilan Agama Watampone
mengajukan permohonan/gugatan untuk
sebagai tempat dilakukannya penelitian,
bercerai. Pengadilan dalam hal ini
sebagaimana Pengadilan Agama yang
memberikan waktu selama satu tahun
lain merupakan salah satu lingkungan
(terhitung sejak perkaranya diajukan ke
peradil-an dalam kekuasaan kehakiman
pengadilan), karena penyakit impoten
yang menangani perkara perceraian,
ada yang bisa diobati. Jika dalam satu
termasuk di dalamnya perkara cerai
tahun penyakit yang diderita belum bisa
gugat yang menduduki ranking tertinggi
disembuhkan,
maka
di Pengadilan Agama Wilayah Sulawesi
menceraikan
pasangan
hakim suami
boleh istri
tersebut (Sanusi, 2010:224). Hal ini juga
berlaku
pada
Selatan. Pengadilan
Agama
merupakan
cacat/penyakit
instansi yang menangani perkara bagi
lainnya yang tidak bisa di obati
rakyat pencari keadilan khususnya yang
(Effendi, 2004:136).
beragama Islam di wilayah hukum Kota
Keseimbangan antara hak lakilaki
dan
hak
wanita
hal
gugat (permohonan cerai yang diajukan
pengajuan cerai mencerminkan rasa
Istri) di Pengadilan Agama Kelas 1B
keadilan yang luhur menurut agama
Watampone
Islam.Suami
perkara cerai talak (permohonan cerai
memiliki
dalam
Watampone.Setiap tahun, perkara cerai
hak
untuk
selalu
mendominasi
Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. II
| No.2
244 | Darliana
yang diajukan suami). Pada tahun 2010
yang bersifat deskriptif analitik, yaitu
berjumlah 196 perkara dari pihak laki-
data
laki dan 649 perkara yang diajukan dari
kata/informasi dan perilaku, dalam
pihak istri pada tahun 2011, 800 wanita
bentuk kualitatif yang memiliki arti
mengajukan perkara, sedangkan pihak
yang lebih kaya daripada sekedar angka
laki-laki
atau
berjumlah
280
yang
yang
diperoleh
frekuensi.
berupa kata-
Semua
data
yang
mengajukan perkara cerai. Sedangkan
dikumpulkan berkemungkinan menjadi
pada tahun 2012, 906 perempuan
kunci terhadap apa yang sudah diteliti.
mengajukan perkara cerai gugat dan
Dimaksudkan
dari pihak laki-laki berjumlah 323 yang
gambaran analisa tentang cerai gugat
mengajukan perkara cerai. Dari tahun
dalam perspektif hukum Islam yang
ke tahun jumlah perkara cerai gugat
mencakup,
lebih besar jumlahnya di bandingkan
menyebabkan cerai gugat, dampak cerai
dengan perkara cerai talak.
gugat dan solusinya menurut hukum
Berawal dari fenomena tersebut,
untuk
memberikan
faktor-faktor
yang
Islam.
penelitian ini berusaha mengetahui
Penelitian studi
ini
dikategorikan
secara tepat faktor yang mendorong
sebagai
kasus
(case
study).
terjadinya kasus cerai gugat seorang
(Nasution,
2006:27)
Studi
kasus
istri ingin menceraikan suaminya yang
terhadap cerai gugat di Pengadilan
ada di Pengadilan Agama kelas 1B
Agama
Watampone.
bertujuan untuk menggambarkan gejala
Kelas
1B
Watampone,
sosial atau perilaku masyarakat di
Metodologi Penelitian
Kabupaten Bone dalam hal perceraian. Dalam penelitian ini metode yang
digunakan
adalah
metode
penelitian kualitatif, (Moloeng, 2007:4) yang tidak mengisolasikan individu ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi memandangnya sebagai bagian dari keutuhan. Jenis
Penelitian
deskriptif
ini,
dilakukan dengan berusaha mencatat, menganalisis dan menginterpretasikan kondisi
yang
ada,
artinya
mengumpulkan
informasi
tentang
keadaan
sebenarnya
dengan
yang
variabel yang menjadi indikasi dalam penelitian
ini
adalah
penelitian lapangan (Field research)
AL-RISALAH | Juli - Desember 2016
penelitian, yakni untuk mendapatkan data-data
konkret
tentang
putusan
CERAI GUGAT PERSPEKTIF PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA (Studi Kasus Di... | 245
perkara-perkara cerai gugat yang ada di Pengadilan
Agama
Kelas
1B
kajian
penelitian
ini
Watampone. Objek
Hasil Penelitian dan Pembahasan Faktor-Faktor yang Menyebabkan Cerai Gugat di Pengadilan Agama Kelas 1B Watampone Salah satu tujuan perkawinan
adalah cerai gugat dalam perspektif hukum Islam, maka pendekatan yang digunakan
adalah
pendekatan
multidisipliner karena sangat terkait dengan beberapa disiplin ilmu lainnya, adapun
pendekatan
keilmuan
yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah yuridis, teologi normatif dan sosiologis. Ketiga
pendekatan
ini
digunakan
Didasarkan atas asumsi awal tentang pelaksanaan cerai gugat dalam hukum
yang damai dan abadi, tanpa dibatasi oleh
waktu
Islam,
kecuali
dengan
meninggalkannya salah satu dari suami istri.Kelestarian serta kelanggengan tali perkawinan adalah salah satu yang sangat prinsip dalam perkawinan, dalam rangka membina rumah tangga yang tentram,
dengan pertimbangan.
perspektif
adalah untuk membina rumah tangga
sehingga
pendidikan
anak
kesinambungan turunan
dapat
berlangsung dengan baik. Berpegang
maka
kepada
kerangka
ditemukan masalah pokok yang akan
pemikiran ini, maka cerai gugat adalah
menjadi objek kajian. Bertolak dari
sesuatu
permasalahan tersebut, maka langkah
tujuan perkawinan. Namun demikian,
awal yang peneliti tempuh adalah
cerai gugat bisa dilakukan jika dalam
melihat, mengkaji, dan menganalisis
keadaan terpaksa untuk menghindarkan
pandangan para ulama tentang cerai
bahaya yang lebih besar.Hal ini sesuai
gugat,
dengan
kemudian
mengkaji
dan
yang
bertentangan
kaidah
dengan
fiqhiyah
yang
menganalisis ketentuan cerai gugat
menegaskan jika seseorang dihadapkan
dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI),
kepada suatu dilema, maka dibenarkan
khususnya
untuk
yang
berkaitan
dengan
memilih
melakukan
alasan
kemudharatan yang paling ringan di
pengajuan cerai gugat di Pengadilan
antara beberapa kemudharatan yang
Agama.
sedang dihadapinya.
inisiatif,
prosedur,
atau
Dengan demikian syari’at Islam bertujuan untuk memperkecil jumlah
Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. II
| No.2
246 | Darliana
cerai gugat jika hal ini dihubungkan
pernah dipukul, ditinggalkan, tidak
dengan pelaksanaan perceraian yang
diberi nafkah lahir dan batin (PA
terjadi di Indonesia khususnya bagi
2014).ditambahkan oleh Fasiha Koda
umat Islam, cerai hanya bisa dilakukan
juga salah satu Hakim Pengadilan
di depan sidang Pengadilan Agama,
Agama Kelas 1B Watampone, rata-rata
setelah Pengadilan Agama tersebut
perkara cerai gugat yang terjadi di
telah
Pengadilan
berusaha
dan tidak
berhasil
Agama
Kelas
mendamaikan kedua belah pihak. Maka
Watampone
hal itu tidak bertentangan dengan
perselisihan dan pertengkaran, yang
syari’at Islam, karena jika dilihat dari
sudah barang tentu pada pertengkaran
esensi aturan ini, bertujuan untuk
tersebut
memperkecil jumlah perceraian.
sangat
Pengadilan kewenangan
mempunyai
untuk
mengabulkan
diawali
1B
terungkap
dengan
kata-kata
yang
menyakitkan hati kemudian
diakhiri dengan tindakan meninggalkan pihak istri tanpa memberikan nafkah.
permintaan cerai gugat istri terhadap
Sebagai dasar pengambilan data
suaminya dalam kasus-kasus tertentu
kasus perceraian khususnya cerai gugat
dan dibenarkan oleh syara. Bahkan
perspektif
menurut Hj. Heriyah, salah seorang
mengacu pada data peristiwa cerai
Hakim Pengadilan Agama Kelas 1B
tentang
Watampone
terjadinya perceraian yang ada di
mengatakan
bahwa
hukum
Islam,
faktor-faktor
penyebab
perceraian yang banyak terjadi di
Pengadilan
Pengadilan
1B
Watampone pada Tahun 2010 sampai
Watampone yaitu karena permintaan
dengan Tahun 2012 sebagaimana yang
istri yang disebabkan karena kasus yang
terdapat pada tabel berikut:
Agama
Kelas
Agama
penulis
Kelas
1B
mengandung unsur KDRT, misalnya
Tabel 1 Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Perceraian Di Pengadilan Agama Kelas 1B Watampone No 1
Penyebab 2010
Tahun 2011
2012
Jumlah
-
2
-
2
64
59
73
196
MORAL 1)Poligami yang tidak sehat 2)Krisis Akhlak
AL-RISALAH | Juli - Desember 2016
CERAI GUGAT PERSPEKTIF PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA (Studi Kasus Di... | 247
3)Cemburu
25
-
222
247
1)Kawin paksa
50
120
4
174
2)Ekonomi
256
152
304
712
3)Tidak ada tanggung jawab
110
123
157
390
3
KAWIN DI BAWAH UMUR
20
30
-
50
4
MENYAKITI 1)Kekejaman jasmani
36
17
27
80
2)Kekejaman mental
10
21
-
31
5
DIHUKUM
7
9
-
16
6
CACAT BIOLOGIS
10
4
-
14
7
TERUS MENERUS 1)Politis
5
2
-
7
2)Gangguan pihak ketiga
80
50
73
203
3)Tidak ada keharmonisan
172
198
206
576
Lain-LAIN
-
110
-
-
JUMLAH
845
897
1.066
2.698
2
MENINGGALKAN kewajiban
Pada tabel di atas secara jelas dicantumkan
(222) perkara serta faktor karena tidak
tentang
faktor-faktor
terjadinya
perceraian,
Berdasarkan hal tersebut di atas,
menurut data dari Pengadilan Agama
faktor penyebab terjadinya cerai gugat
Watampone pada tahun 2010 berjumlah
di
845 perkara dan yang paling banyak
dipengaruhi
karena faktor ekonomi (256) perkara
diantaranya
dan faktor tidak ada keharmonisan
perselisihan dan percekcokan yang
(172)
terus
penyebab
perkara.
Pada
tahun
2011
ada keharmonisan (206) perkara.
Pengadilan
Agama
oleh
Kelas
beberapa
faktor
menerus,
lemah
1B
faktor
ekonomi,
syahwat,
berjumlah 897 perkara dan yang paling
gangguan pihak ketiga dan tidak ada
dominan
tanggung jawab.
karena
faktor
tidak
ada
keharmonisan (198) perkara dan faktor
Untuk
lebih
lanjut
penulis
ekonomi (152) perkara. Sedangkan
menggambarkan
faktor
yang
pada tahun 2012 berjumlah 1.066
menyebabkan cerai gugat di Pengadilan
perkara yang paling dominan yaitu
Agama Kelas 1B Watampone dengan
faktor ekonomi (304) perkara, dan
melakukan wawancara kepada sejumlah
faktor karena memiliki rasa cemburu
informan yang kasus cerainya telah
Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. II
| No.2
248 | Darliana
diputus di Pengadilan Agama Kelas 1B
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Watampone sekaligus bertindak sebagai
Dan saat ini suaminya kembali ke
informan yang memberikan informasi
rumah orang tuanya.
tentang faktor penyebab cerai gugat
Berdasarkan
hasil
interview
yang terjadi dalam kehidupan rumah
kepada responden tersebut di atas, dapat
tangganya.
dikatakan bahwa perkara cerai gugat
Setelah
penulis
mengadakan
yang
diajukan
istri di Pengadilan
wawancara langsung dengan informan
Agama
didapati bahwa cerai gugat yang terjadi
disebabkan karena
memang disebabkan oleh beberapa
kekerasan dalam rumah tangga, faktor
faktor, seperti yang dialami Saninah
ekonomi,
mengajukan gugatan di Pengadilan
kecemburuan, pemabuk dan penjudi,
Agama
awal
pernikahan atas kehendak kedua orang
pernikahannya tidak ada kecocokan
tua, penelantaran keluarga dan berbagai
karena sebelum menikah suaminya
macam faktor lainnya dan kasus yang
telah menjalin cinta dengan perempuan
paling menonjol adalah karena faktor
lain dan perempuanF itu telah hamil
ekonomi, tidak ada keharmonisan dan
hasil
tidak ada tanggung jawab suami dalam
disebabkan
dari
sekarang
dari
hubungannya, suaminya
meninggalkannya
bahkan
telah
pergi
kembali
ke
perempuan itu.
1B
Watampone
beberapa faktor
perselingkuhan,
rumah tangga. Penyebab
cerai
gugat
dalam
realitas kehidupan masyarakat harus
Nasib yang sama di alami Nanni dan
Kelas
Nurmasyita,
didasari dengan alasan yang jelas dan
perceraiannya
sesuai dengan ketentuan syara. Di satu
disebabkan karena suaminya orang
sisi masih banyak problematika lainnya
emosional dan faktor kecemburuan
yang dihadapi oleh masyarakat muslim
yang berlebihan, dan marah bila istrinya
dalam realitas kehidupan manusia. Oleh
berbicara
lain
karena itu berikut ini penulis akan
sendiri.
menggambarkan sebuah hasil penelitian
Bahkan dalam hal keuangan dipegang
yang penulis dapatkan di lapangan yaitu
oleh
tidak
berbagai macam faktor penyebab atau
kepada
alasan yang menyebabkan cerai gugat
keuangan
dalam realitas masyarakat di Kabupaten
dengan
laki-laki
sekalipun dengan keluarga
suaminya
memberikan istrinya
untuk
karena
kepercayaan mengolah
AL-RISALAH | Juli - Desember 2016
CERAI GUGAT PERSPEKTIF PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA (Studi Kasus Di... | 249
Bone.
Berdasarkan
perkara
yang
faktor
yang
dapat
menyebabkan
diajukan oleh masyarakat ke Pengadilan
terjadinya “perselisihan terus menerus”
Agama Watampone selama 3 tahun
atau syikak seperti terlihat pada tabel
terkahir ada sebanyak 300 sampel kasus
berikut:
yang diambil, ditemukan 35 buah jenis
Tabel 2 Faktor-faktor yang menyebabkan cerai gugat di Pengadilan Agama Watampone Tahun 2010-2012 No
Faktor-Faktor yang Penyebab Cerai Gugat
Persen
1.
Suami tidak memberi uang nafkah
14,4%
2.
Suami suka pencemburu
11,3%
3.
Suami tidak memberikan uang nafkah dengan layak
8,1%
4.
Suami sering marah-marah
8,1%
5.
Suami sering bertindak kasar (memukul, mengancam dll)
5,9%
6.
Suami sering berjudi
5,4%
7.
Suami selingkuh dengan wanita lain
5,4%
8.
Suami sering mabuk-mabuk/narkoba
4%
9.
Suami selingkuh dengan wanita lain
4%
10.
Suami tidak mampu menunaikan kewajiban sebagai laki-laki (Impoten)
4%
11.
Suami menikah lagi dengan perempuan lain
3,6%
12.
Suami suka main perempuan
3,2%
13.
Suami tidak mempunyai pekerjaan tetap/layak
2,3%
14.
Suami sering pergi bermalam tanpa sepentahuan istri
2,3%
15.
Keluarga suami sering mencampuri urusan keluarga
2,3%
16.
Suami tidak terbuka masalah keuangan
1,8%
17.
Suami kurang tanggung jawab sebagai kepala keluarga
1,4%
18.
Suami berhutang tanpa sepengetahuan istri
1,4%
19.
Suami sering pergi tanpa sepengetahuan istri
1,4%
20.
Suami tidak harmonis dengan keluarga istri
1%
21.
Suami terlalu membatasi istri
1%
22.
Suami berbohong tentang masa lalunya
1%
23.
Sering berbeda prinsip /pendapat
0,9%
23.
Suami sering membohongi istri
0,9%
24.
Suami malas beribadah
0,9%
25.
Suami tidak adil terhadap istri-istrinya
0,4%
Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. II
| No.2
250 | Darliana
26.
Suami melarang istri berpakaian muslimah
0,4%
27.
Suami tidak memberikan nafkah batin dengan layak
0,4%
28.
Suami yang pergi meninggalkan istri
0,4%
29.
Suami yang tidak mampu menunaikan kewajibannya
0,4%
30.
Keluarga suai yang tidak harmonis dengan istri
0,4%
31.
Belum ada keturunan
0,4%
32.
Suami yang sering berbuat nekat/mencederai dirinya sendiri
0,3%
33.
Suami murtad
0,3%
34.
Suami tergantung pada orang tuanya
0,3%
35.
Suami bertindak kasar terhadap anak
0,3%
Faktor-faktor di atas menjadi penyebab-penyebab masyarakat
di
Agama Watampone yang dipaparkan di
cerai
gugat
atas ada beberapa hal yang penulis tidak
Pengadilan
Agama
masukan sebagai pelanggaran terhadap
Watampone. Hal ini bukan berarti
kewajiban
bahwa penyebab terjadinya cerai gugat
putusan
dalam realitas kehidupan masyarakat
faktor penyebab syikak. Faktor-faktor
muslim hanya terbatas pada sejumlah
yang dimaksud adalah Suami sangat
faktor di atas, namun kemungkinan
cemburu, Sering beda pendapat/prinsip,
untuk bertambah masih sangat terbuka.
Keluarga suami tidak harmonis dengan
Hal ini tentu saja disebabkan bahwa
istri, Belum ada keturunan, Suami
setiap daerah memiliki situasi dan
impoten.
kondisi
serta
pengadilan
namun tetap
dalam
dianggap
yang
Faktor-faktor yang di atas tidak
dihadapi masing-masing mempunyai
penulis masukkan sebagai salah satu
kesamaan
bentuk
juga
problematika
(nusyuz),
perbedaan
dengan
nusyuz,
didasarkan
pada
daerah-daerah lainnya.Di samping itu
beberapa pertimbangan bahwa faktor
perkembangan
tersebut alami terjadi dalam manusia
disegala
aspek
kehidupan manusia setiap tahunnya
bukan
disebabkan
tentu saja ikut menyebabkan munculnya
pelanggaran/pembangkangan
atas
persoalan-persoalan baru, yang bisa saja
kewajiban
oleh
menganggu harmonisasi sebuah ikatan
suami.Seperti halnya faktor cemburu
pasangan suami istri.
justru lebih baik dimiliki oleh setiap
yang
dimiliki
karena
Di antara faktor-faktor penyebab
pasangan karena menandakan sebuah
terjadinya cerai gugat di Pengadilan
kasih sayang terhadap pasangannya.
AL-RISALAH | Juli - Desember 2016
CERAI GUGAT PERSPEKTIF PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA (Studi Kasus Di... | 251
Karena merupakan reaksi dari rasa takut
sebelum
hakim
akan kehilangan atas apa yang dimiliki.
keputusan.
menjatuhakan
Sedangkan faktor beda prinsip juga
Dengan demikian, berdasarkan
tidak termasuk ke dalam pelanggaran
uraian di atas dapat dipahami bahwa
suami atas kewajiban istri karena
cerai gugat dibolehkan selama dengan
masing-masing pihak tentu memiliki
alasan-alasan
sedaikit banyak perbedaan, baik dalam
memungkinkan hidup rukun dan damai,
watak, karakter, sifat yang semua itu
aman tentram kekal dan bahagia dalam
tidak dapat dihindari dalam kehidupan
satu rumah tangga, hal ini pun harus
rumah tangga.
dilakukan
Kedua mampuan”
alasan dan
menjalankan
“ketidak-
“ketidakmauan”
kewajiban
dipahami
sebagai alasan-alasan cerai gugat yang
tertentu
yang
berdasarkan
tidak
ketentuan
hukum Islam. Dampak dan Solusi Cerai Gugat terhadap Pihak-Pihak yang Berperkara di Pengadilan Agama Kelas 1B Watampone.
cukup mendasar dan juga dibenarkan
Akad nikah dalam Islam tidak
oleh tuntutan agama, meski dalam hal
untuk jangka waktu tertentu, tetapi
penanganannya
untuk selama hayat dikandung badan.
Perbedaan
terdapat
dalan
hal
perbedaan. penanganan
Baik
suami
maupun
istri,
harus
tersebut yaitu gugatan cerai dengan
berusaha memelihara rumah tangga
alasan ketidakmampuan menjalankan
yang tenang penuh kedamaian lahir
kewajiban, karena merupakan hak dari
batin serta menciptakan taman yang
pasangan
untuk
permai, tempat tumbuhnya generasi
melanjutkan hubungan atau tidak, maka
yang berbudi penerus dari orang tuanya.
penanganannya
Karena itu hubungan suami istri itu
dengan
yang
dirugikan
cukup
melakukan
pembuktian.Adapun dengan
alasan
ke
dilakukan pembuktian-
gugatan tidak
cerai mauan
sangat
suci
dan
terhormat,
kuat
ikatannya, dan tinggi nilanya sesuai dengan tinggi nilai manusia itu sendiri.
menjalankan kewajiban, karena bersifat konflik, maka perlu terlebih dahulu dilakukan upaya perdamaian dengan menggunakan
pengaruh
keluarga
masing-masing pihak sebagai hakam,
Cerai
gugat
sebagai
sesuatu
perbuatan yang halal namun tidak disukai Tuhan. tidak disukai cerai gugat karena
memiliki
berbagai
dampak
negatif bagi kedua belah pihak maupun
Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. II
| No.2
252 | Darliana
anak keturunannya. Dampak tersebut
masyarakat
antara lain secara psikologis, moral,
perceraiannya dikabulkan, namun hal
sosial dan ekonomis.
ini lebih berdampak juga kepada anak
Pemutusan
ikatan
setelah
perkaranya
perkawinan
dari hasil pernikahan apabila orang
menimbulkan kekerasan dalam jiwa
tuanya bercerai psikologis anak akan
istri dan menjadikan perpisahan itu
berpengaruh
sebagai
sikapnya.
suatu
tusukan
yang
terhadap
Sedangkan
mental solusi
dan dalam
menyakitkan. Bahkan bagi sang istri
menengani dampak tersebut yaitu Anak
setelah diputuskan perkara gugatan
yang
yang diajukan di Pengadilan Agama
tanggung jawab seorang ibu, apabila
tentu
anak
akan
sebagai
mendapatkan
janda.
semuanya
predikat
Walaupun
demikian,
tetapi
belum
itu
mumayyiz
sudah
menjadi
dewasa
dapat
tidak
menentukan sendiri tempat tinggalnya
janda
antara ikut bapak atau ibu, serta harta
merupakan simbol yang menunjukkan
bersama
bahwa
perkawinan harus dibagi dua secara
terjadi
kegagalan
perkawinan.Siapa yang punya penilaian seperti
ini
tentu
saja
masyarakat
yang
diperoleh
selama
adil. Menurut
adat
istiadat
di
sekitar.Ini disebut masalah sosial atau
Kabupaten Bone jika terjadi suatu
beban sosial. Seyogianya suami dapat
perceraian suami istri, baik itu cerai
memberikan mut’ah (pemberian) untuk
talak maupun cerai gugat, maka harta
menyenangkan
hati
bersama yang diperoleh si suami istri
memberinya
sesuai
istri
yakni dengan
dalam
masa
perkawinan
biasanya
kemampuan. Perbuatan ini memiliki
dibagi antara kedua belah pihak secara
nilai
damai.
psikologis
keberadaannya
di sebagai
samping bentuk
penghargaan. Sebagimana yang dikatakan oleh H. Ahmad Jakar (PA 2014) bahwa
Bahkan apabila perceraian itu atas kehendak
suami,
biasanya
harta
bersama yang diperoleh suami istri itu diserahkan sepenuhnya kepada istri.
dampak dari cerai gugat berimplikasi
Tetapi kalau perceraian itu atas
kepada kedua belah pihak baik suami
permintaan istri maka biasanya harta
maupun istri dimana diantara keduanya
bersama itu lebih banyak diserahkan
akan mendapat predikat status baru di
kepada suami manakala suami menolak
AL-RISALAH | Juli - Desember 2016
CERAI GUGAT PERSPEKTIF PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA (Studi Kasus Di... | 253
pada
saat
istri
minta
cerai.Tetapi
kekurangan di bidang finansial yang
manakala suami istri itu sama-sama
selama ini di tanggung oleh suami dan
ingin untuk cerai, maka harta dibagi
setelah berpisah akan kembali mencari
dua.Dan ada kalanya persoalan tersebut
sendiri nafkah (uang) untuk memenuhi
diserahkan kepada Pengadilan Agama
kebutuhan
kalau diantara kedua belah pihak yang
Solusinya dari dampak perkara yang
berperkara tidak ada kesepakatan.
ditimbulkan
hidupnya
sehari-hari.
menurutnya
dengan
Sedangkan menurut Hj. Heriyah
memberikan permohonan kepada suami
(PA 2014) mengatakan bahwa dampak
istri tentang hak dan kewajiban serta
cerai
dampak buruk yang akan ditimbulkan
gugat
yaitu
masing-masing
berpisah dari pasangannya, dan dampak
apabila mereka bercerai.
terburuk adalah bagi anak-anak yang
Lebih
lanjut
akan
diuraikan
dihasilkan dari hasil perkawinan karena
mengenai dampak cerai gugat yang
akan mempengaruhi mental anak yang
terjadi di Pengadilan Agama Kelas 1B
memiliki orang tua yang bercerai berai.
Watampone dalam tabel berikut:
Selain itu pihak istri akan merasakan
Tabel 3 Dampak Cerai Gugat di Pengadilan Agama Kelas 1B Watampone Tahun 2010-2012 No
Dampak Cerai Gugat di Pengadilan Agama
Persen
1.
Akan mempengaruhi kejiwaan anak atas perceraian yang terjadi
15%
2.
Harta gono gini harus dibagi secara adil
15%
3.
Kejiwaan istri akan terganggu dalam menyikapi keadaan ini
10%
4.
Adanya rasa trauma untuk kembali membina rumah tangga
10%
5.
Istri atau suami tak ada motivasi untuk mencari nafkah lagi
10%
6.
Istri harus banting tulang untuk mencari nafkah sendiri
8%
7.
Memberikan pengalaman baru atas perceraian yang terjadi
8%
8.
Memberikan kemandirian kepada anak untuk menghadapi masalah
8%
9.
Suami akan memiliki predikat status duda
8%
10.
Istri akan memiliki predikat status janda
8%
Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. II
| No.2
254 | Darliana
Dengan
demikian, berdasarkan
masa sekarang dan masa depan anak,
hal tersebut di atas maka menurut
dengan begitu anak tidak akan tersia-
penulis dampak yang dihasilkan dari
sia.
perkara cerai gugat yaitu berdampak
Begitu luasnya dampak negatif
kepada suami dan istri karena akan
yang ditimbulkan oleh cerai gugat,
mendapat predikat status janda dan
maka Islam tidak menyukainya atau
duda
membencinya.Karena itu, kalau terjadi
yang
akan
perkembangan
mempengaruhi
kejiwaaan
atau
hal-hal yang dinilai dapat mengarah
psikologis masing-masing dan menjadi
pada cerai gugat, maka perlu dipikir
penilaian
seribu kali sebelum diputuskan untuk
tertentu
bagi
masyarakat
sekitar. Bagi anak yang ditinggalkan
menempuh cerai gugat.
oleh suatu pasangan yang utuh, tentu
Untuk
mengurangi
dampak
akan memiliki perasaan yang berbeda
negatif dari aspek
sebelumnya.
memiliki
finansial, inilah peraturan perundang–
kegembiraan dengan kehadiran secara
undangan yang berlaku menegaskan
lengkap ayah dan ibu, namun dengan
(Hasbi Indra, 2008:225).
Sang
anak
ekonomis
atau
perceraian yang terjadi sulit untuk
Pertama, baik ibu atau bapak
mendapatkan ayah dan ibu secara
tetap berkewajiban dan mendidik anak-
lengkap lagi.
anaknya
semata-mata
Alangkah baiknya suami istri
kepentingan
yang hendak bercerai mau berpikir
perselisihan
masak-masak akan nasib yang akan
anak,
menimpa
keputusannya.
anaknya
kelak,
sehingga
berdasarkan
anak.Bilamana mengenai pengadilan
ada
penguasaan memberi
janganlah mengajukan gugatan cerai
Kedua, bapak yang bertanggung
hanya karena dorongan hawa nafsu.
jawab atas semua biaya pemeliharaan
Namun seandainya cerai gugat itu
dan
terpaksa harus dilakukan, karena sebab-
anak.Bila bapak dalam kenyataannya
sebab
tidak
yang
memaksa
suami
istri
pendidikan
dapat
yang
memenuhi
diperlukan
kewajiban
melakukannya, maka lakukan dengan
tersebut, pengadilan dapat menentukan
cara yang baik. Ambillah cara-cara
bahwa ibu ikut memikul beban biaya
terbaik dan hati-hati untuk menjaga
tersebut.
AL-RISALAH | Juli - Desember 2016
CERAI GUGAT PERSPEKTIF PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA (Studi Kasus Di... | 255
Ketiga,
pengadilan
dapat
pemecahan
persoalan-persoalan
mewajibkan kepada bekas suami untuk
sebelum
memberikan biaya penghidupan dan
adalah mengikuti sebagian cara yang
atau menentukan sesuatu kewajiban
bisa menghasilkan buah-buah positif
bagi bekas istrinya.
dalam
Dari sudut moral, para hakim atau majelis
hakim
mendapatkan kebenaran
berkewajiban
dan
materil
menegakkan melalui
produk
membesar
meredam
mengembalikan
dan
bara kedua
membeku
perselisihan insan
pada
bingkai kehidupan perkawinan. Hilangnya perasaan cinta, tak berarti
menjadi
tanda
akhir
keputusannya. Ada ungkapan yang
pernikahan.Karena
popular dikalangan ahli hukum bahwa
perasaan itu hilang, banyak pasangan
putusan hakim tidak akan bisa merubah
yang memilih untuk tetap bertahan
hakikat peristiwa yang pernah terjadi.
walau harus dijalani secara terpaksa dan
Atau dengan kata lain, putusan hakim
penuh kepura-puraan.Menariknya, hal
tidak dapat menghalalkan yang haram
tersebut tak pandang bulu. Perempuan
dan mengharamkan yang halal.
mapan dengan wawasan luas dan
Dengan
demikian,
faktanya,
dari meski
menurut
berpikiran maju pun turut berada dalam
penulis dalam memutuskan perkara
golongan ini. Alasan-alasan tertentu
cerai gugat harus berlandaskan kepada
telah mematahkan ego dari pihak yang
hukum materil maupun hukum fikih
tengah dilanda "lost love syndrome".
Islam serta merujuk dengan kitab-kitab
1. Faktor anak, seperti yang terungkap
lain supaya dalam menjatuhkan suatu
banyak kasus, memang menjadi alasan
perkara lebih berkekuatan hukum dan
terbesar para pasangan untuk tetap
tetap dipercaya akan kebenarannya.
bertahan.Bagaimanapun
Bukan berarti dengan adanya Kompilasi
menjadi korban atas perceraian orang
hukum Islam Maka kitab-kitab yang
tuanya. Meski kemudian pasangan yang
lain telah disampingkan bahkan dengan
telah berpisah mengklaim tetap akan
kata lain sudah tidak pernah lagi dibuka
memberikan perhatian dan kasih sayang
oleh hakim karena lebih memudahkan
terbaiknya kepada anak, toh luka hati
dengan
anak bukanlah sesuatu yang mudah
hanya
merujuk
kepada
Kompilasi Hukum Islam. Upaya
yang
anak
selalu
dihapuskan. baik
dalam
Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. II
| No.2
256 | Darliana
2. Faktor pencitraan, hidup di negara
sepenuh
hati.Memikirkan
Timur yang penuh dengan aturan
kesalahan
satu
normatif memang menjadi tantangan
tekad untuk menghilangkan ketegangan
tersendiri bagi orang-orang yang hidup
sebelum terlambat. Melakukan itu harus
di dalamnya. Sanksi sosial kadang lebih
tanpa keraguan, karena nafsu selalu
garang daripada sanksi mana pun
menyuruh
sehingga sang pelaku tak berdaya. Hal
kadang mengalihkan niat baik sebelum
ini pulalah yang membuat pasangan
melakukannya, yaitu dengan mengkaji
berpikir dua kali untuk merampungkan
persoalan dari segala seginya dan
hubungannya. Belum lagi urusan norma
membayangkan apa yang akan terjadi
dalam keluarga.
kalau
3. Faktor orang tua menjadi faktor yang
mempertahankan
egoismenya,
serta
turut
dampak-dampak
buruk
yang
memberatkan
melepaskan
diri
Hilangnya
sandaran
menjadi
alasan
hati dari
untuk
pasangan.
ekonomi
lain
juga
bertahannya
semua
persatu.Memastikan
kepada
keburukan
masing-masing
yang
tetap
lain
disebabkan yang kadang menemukan titik
nadirnya
runtuhnya
pada
rumah
cerai tangga
gugat, dan
pernikahan yang jelas “ambruk”. Meski
terlantarnya anak-anak. Berbagai tips
di zaman modern banyak wanita yang
yang perlu dikemukakan agar terhindar
berkarir sendiri, bukan berarti peranan
dari tindakan cerai gugat atau solusi
suami
menurut hukum Islam:
sebagai
tulang
punggung
keluarga hilang begitu saja. 4. Faktor
ekonomi
perceraian,
tentu
1. Perlu
bila
selalu
diingatkan
dalam
terjadi
kehidupan keluarga, bahwa hubungan
banyak
suami istri adalah hubungan ibadah.
pengeluaran yang ditanggung sendiri.
Bukan sekedar hubungan cinta-cintaan
Karena faktor inilah, istri pun pada
semata.
akhirnya
2. Perlu
akan
bersedia
mengorbankan
dibangun
kesamaan,
perasaan dengan tetap melabuhkan diri
keterusterangan, keterbukaan, antara
dalam ikatan pernikahan.
suami istri mengenai informasi baik
Paling peristiwa
penting adalah
dalam
semua
penyesalan
dari
masing-masing pihak atas apa yang telah
terjadi.
Menyadari
AL-RISALAH | Juli - Desember 2016
dengan
keuangan, maupun kemesraan serta keinginan berasama.
CERAI GUGAT PERSPEKTIF PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA (Studi Kasus Di... | 257
3. Jadikanlah shalat jamaah di rumah
gagal
dan doa sebagai perekat kehidupan
melanjutkan
suami istri.
menemukan
jalan
4. Kalau terjadi perbedaan pandangan
penderitaan
dalam
antara suami dan istri, maka lakukanlah
terjadi.Solusi
diskusi dengan berada antara kedua
kebahagian perkawinan tetap tegak di
pasangan.
tengah-tengah
5. Dalam kondisi yang membutuhkan
Ketika
bantuan orang tua, maka orang tua akan
antara dua insan tidak dapat dibangun
mengkangkat dua orang dari masing-
karena
masing
melakukan
keduanya, maka masing-masing diberi
investigasi atau pencarian fakta yang
waktu dan kesempatan agar melakukan
dalam istilah agama Islam disebut
sesuatu untuk menciptakan kebahagian
hakamain.
dengan perkawinan dengan orang lain.
keluarga
6. Pihak
untuk
hakamain
perlu
mencari
nasehat.
upaya
kebahagian
keluarga
buntu,
itu
sehingga
rumah
tangga
penting
kehidupan
kebahagaian
untuk
agar
manusia.
rumah
ketidakcocokan
tangga
karakter
Berdasarkan
data
dari
juga
pengamatan dan informasi yang penulis
meminta pendapat imam desa atau
peroleh pada masalah cerai gugat dalam
ustadz atau BP4 yaitu badan penasehat
perspektif Perundang-undangan studi
perkawinan
kasus di Pengadilan Agama Kelas 1B
dan
Boleh
semua
Kesimpulan
anggota keluarga yang dipandang bisa memberikan
dan
penyelesaian
perceraian.
Watampone
7. Apapun hasil keputusan dari point
sebagaimana yang telah dibahas pada
13 ini kiranya dapat dijadikan sebagai
bab-bab
landasan untuk melakukan cerai gugat
dikemukakan
(Hamzah Hasan Khaeriyah, 2207: 118-
sebagai berikut:
119).
1. Cerai gugat di Pengadilan Agama Dengan
demikian
Tahun
sebelumnya, beberapa
2010-2012
maka
dapat
kesimpulan
dapat
Kelas 1B Watampone dari tahun ke
dikatakan bahwa cerai gugat adalah
tahun masih mengalami peningkatan
langkah atau solusi terakhir dalam
yang cukup signifikan, peristiwa cerai
menghadapi kemelut rumah tangga
gugat
yang tidak bisa didamaikan lagi, atau
dibandingkan peristiwa cerai talak. Hal
salah satunya ketika segala solusi telah
ini menunjukkan bahwa perkara cerai
lebih
besar
jumlahnya
Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. II
| No.2
258 | Darliana
gugat
yang
dilakukan
menandakan
banyak
pihak
istri
tindakan
dan juga akan mengalami gangguan psikologis
begitupun
finansial
dialami oleh pihak istri, dari keterangan
ditanggung pihak suami akan berubah
pihak Hakim Pengadilan Agama Kelas
setelah terjadinya perceraian maka dari
1B Watampone bahwa hampir semua
itu suami harus memberikan mut’ah(
alasan cerai gugat yang dikemukakan
pemberian) terhadap istri, pengaruh
oleh pihak penggugat cukup beralasan
kepada suami karena akan mendapat
dan sesuai dengan aturan perundang-
predikat status duda dan merupakan
undangan.
beban moral yang mesti ditanggung
diadakan
perkawinan
pengecekan langsung di lapangan, di
dalam
dapati bahwa cerai gugat yang terjadi
berdampak
memang disebabkan oleh beberapa
dihasilkan dari perkawinan karena akan
faktor-faktor diantaranya yaitu suami
berpengaruh terhadap beban psikologis,
sangat pencemburu, suami tidak dapat
karakter dan gaya hidupnya yang
memberi nafkah yang layak, suami suka
dulunya
marah-marah
terjadinya
malah sekarang mempunyai keluarga
perselingkuhan yang dilakukan oleh
yang bercerai, mengenai hak asuh anak
suami dengan perempuan lain. Namun
tetap kepada ibu selama anak itu belum
dalam satu sisi bahwa faktor ini pun
mumayyiz tetapi apabila sudah dewasa
didukung karena kondisi yang “ketidak
maka hak anak untuk menentukan harus
mampuan” an “ketidak mauan” dari
ikut bapak atau ibu. Mengenai harta
salah satu pihak baik suami maupun
bersama harus dibagi dua secara adil
istri yang disebabkan karena adanya
dan merata. Solusi yang baik dalam
pelanggaran atas hak dan kewajiban
pemecahan
sebagai suami istri dan juga diatur
sebelum
dalam pasal 116 Kompilasi hukum
adalah mengikuti sebagian cara yang
Islam.
bisa menghasilkan cara-cara positif
2. Dampak cerai gugat terhadap pihak
dalam
yang berperkara adalah berimplikasi
mengembalikan
kepada istri karena akan mendapat
bingkai kehidupan perkawinan.
dan
predikat dengan status sebagai janda
AL-RISALAH | Juli - Desember 2016
hal
selama
hal
perselisihan dan pertentangan yang
Setelah
yang
dalam
putusnya terhadap
perkawinan, anak
yang
mempunyai keluarga utuh
persoalan-persoalan
membesar
meredam
dan
bara kedua
membeku
perselisihan insan
pada
CERAI GUGAT PERSPEKTIF PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA (Studi Kasus Di... | 259
Undang-undang.
Implikasi Penelitian Berdasarkan hasil penelitian ini, ada
beberapa
implikasi
rekomendasi
kepada
berkompeten
dalam
pihak
ditemukan
Kiranya
suasana
dapat
baru
dalam
atau
kedamaian berumah tangga, yang tidak
yang
selalu
menyelesaikan
dengan
percekcokan
dalam
rumah tangga, tapi rumah tangga yang
perkara cerai gugat adalah :
bahagia lahir dan batin di dunia dan
1. Akhir-akhir
kecenderungan
akhirat kelak.
perempuan untuk mengajukan cerai
2. Hendaknya
lebih tinggi dibandingkan dengan pihak
meningkatkan pengetahuan agama dan
laki-laki. Oleh karena itu, dicarikan
memperkokoh keimanan dengan akhlak
solusi melalui ijtihad ulang dalam
sehingga menghindarkan keluarga dari
masalah-masalah hak perempuan yang
perselisihan dan pertengkaran yang
sumber
Al-Qur’an,
berakibat
hadist dan sumber lainnya berupa
keluarga
ini
hukumnya dari
suami
buruk
istri
lebih
bagi
kehidupan
terutama
anak.
Daftar Pustaka Abd al-Ati, Harismudah.Family Stucture in Islam, terj. Anshari Thayib, dengan judul “Keluarga Muslim” .Cet. I; Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1984. al-Haddad, Tahir. Wanita dalam Syariat dan Masyarakat terj. M. Adib Bisri. Cet. I; Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993. Departemen Agama Republik Indonesia, The Indonesia Marriage Law. Jakarta: Biro Konsultasi Perkawinan, 1988. Departemen Pendidikan Nasional.Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III. Cet. II; Jakarta: Balai Pustaka, 2002. Fauzan, M. Pokok-Pokok Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Mahkamah Syar’iyah Di Indonesia.Cet. III; Jakarta: Kencana, 2005. Habsul, Wannimaq. Perkawinan Terselubung di Antara Berbagai Pandangan. Jakarta: PT. Golden Terayon Press, 1994. Indra, Hasbi et al, Potret Wanita Shalehah. Cet. III; Jakarta: Penamadani, 2004. Jauziyah, Ibn Qoyyim.Fatwa-Fatwa Rasulullah.Cet. I; Kairo: Maktabatul Qur’an, 2000. Jaziriy, Abd. Al-Rahman.Kitab al-Fiqhu’ala al-Mazahib al-Arba’ah Juz IV. Mesir: alMaktab al-Tijariyahal Kubra, 1969. Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya. Jakarta: Syaamil Cipta media, 2010.
Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. II
| No.2
260 | Darliana
Moloeng, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Cet. V; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008. Mughniyah, Muhammad Jawad. penerjemah Masykur A.B, Afif Muhammad, Idrus Al-Kaff, Al-Fiqh ‘Ala al-Mazahib al-Khamsah. Jakarta: Lentera, 2000. Putusan Majelis Hakim Pengadilan Agama Watampone, Putusan Nomor 0195/Pdt G/2011/PA.Wtp. Putusan Pengadilan Agama Kelas 1B Watampone pada Tahun 2012. Sanusi, Nur Taufiq. Fikih Rumah Tangga Perspektif Al-Qur’an dalam Mengelola Konflik Menjadi Harmoni.Cet. I; Depok: Elsas, 2010.
AL-RISALAH | Juli - Desember 2016