KARYA AKHIR TANAMAN PISANG DALAM KARYA LUKIS REALIS
Diajukan Kepada Universitas Negeri Padang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Seni Rupa
Oleh
ANDRISA 07740/2008
PROGRAM STUDI SENI RUPA FAKULTAS BAHASA SASTRA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2011
PERSETUJUAN PEMBIMBING
KARYA AKHIR TANAMAN PISANG DALAM KARYA LUKIS REALIS
Nama NIM Program Studi Jurusan Fakultas
: Andrisa : 07740 : S1 : Seni Rupa : Bahasa Sastra dan Seni
Padang, 30 Agustus 2010
Disetujui untuk ujian:
Dosen Pembimbing I,
Dosen Pembimbing II,
Drs. Erfahmi, M.Sn NID: 19551011.198303.1.002
Drs. Ariusmedi, M.Sn NID: 19620602.198903.1.003
Mengetahui Ketua Jurusan Seni Rupa
Dr. Ramalis Hakim, M.Pd NID. 19550712.198503.1.002
i
HALAMAN PENGESAHAN
Dinyatakan lulus setelah dipertahankan di depan Tim Penguji Tugas Akhir jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa Sastra dan Seni Universitas Negeri Padang
Judul Nama NIM Program Studi Jurusan Fakultas
: Makna Simbolis Pisang Dalam Lukisan : Andrisa : 07740 : Pendidikan Seni Rupa : Seni Rupa : Bahasa Sastra dan Seni
Padang, 7 Agustus 2010
Tim Penguji : Nama/NID
1. Ketua
: Dra. Minarsih, M.Sn : 1. NID. 19560419.198403.2.001
2. Sekretaris
: Drs.Erwin A, M.Sn : 2. NID. 1959118.198503.1.007
3. Anggota / Penguji
: Drs. Syafei, M.Ag :3 NID. 19600816.198803.1.004
ii
Tanda Tangan
ABSTRAK Andrisa
: Tanaman Pisang Dalam Karya Lukis Realis
Di pasar banyak ragam buah – buahan namun diantaranya buah yang sangat dekat dengan
masyarakat diminangkabau adalah buah pisang. Hal ini pulalah yang mendorong penulis untuk menghadirkan ide dengan cara membuat lukisan di atas kampas dengan media cat minyak dan cat akrilik dengan mengambil tema dari tanaman pisang dengan judul yang berbeda. Selain sebagai makanan adat bagian dari tanaman pisang dapat di jadikan untuk sayur,untuk berlindung di musim hujan,sebagai bahan untuk pengikat sayur. Sehabis makan rasanya kurang lengkap makanan yang di makan kalau tidak memakan buah pisang ini. Walaupun banyak sekali jenis buah‐ buahan buah pisang ini dari zaman dahulu kala sangat dekat dengan orang minangkabau.
Dalam tugas karya akhir ini pisang sebagai objek sebelumnya melakukan observasi di lapangan,
perpustakaan. Agar dapat di peroleh pemahaman yang mendalam terhadap karya lukis baik porposi, warna, gelap terang, ataupun backgroundnya.
Sepuluh karya dalam bentuk lukisan akan lebih utuh bila objek dari satu jenis tumbuhan
judulnya di urut sesuai dengan perkembangan hidup tanaman itu.
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis telah dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul “Pisang sebagai objek lukisan”. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan Allah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia dari zaman kebodohan kepada zaman yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakanpada saat sekarang ini, semoga kita selalu berada dan berpegang dalam dua pusaka yang ditinggalkan-Nya yakni Al-Qur’an dan Al-Hadist, Amin yarobal Alamin. Dalam penulisan ini, penulis menemukan berbagai rintangan, namun karena semangat dan bimbingan serta bantuan moral dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Dan dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati yang tulus penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. Erfahmi M.Sn selaku dosen pebimbing I 2. Bapak Drs. Ariusmedi.M.Sn selaku dosen pembimbing II 3. Bapak Dr. Ramalis Hakim, M.Pd. selaku ketua jurusan 4. Bapak Drs. Syahril, M.Sn sebagai sekretaris jurusan, serta staf Administrasi jurusan Seni Rupa yang telah memberikan fasilitas dalam penulisan penelitian ini 5. Ibu Dra. Zubaidah, M.Pd. selaku ketua kontributor yang telah memberikan berbagai saran dan kritikan demi kesempurnaan laporan ini. 6. Bapak, ibuk staf pengajar jurusan Seni Rupa yang memberikan dukungan moril, masukan, saran-saran dalam penyelesaian laporan ini. 7. Suami dan anak-anak ku tercinta yang selalu emberikan semangat, motivasi dan memanjatkan doa kepadayang Maha Kuasa demi keberhasilan penulis. 8. Rekan-rekan guru SMP 23 Koto Luar Kec. Pauh yang selalu memberikan semangat kepada penulis untuk penyelesaian laporan ini.
v
Penulis Menyadari bahwa penulisan ini masih banyak kekurangan jauh dari kesempurnaan, untuk ini penulis mengharapkan saran serta kritikan yang membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan laporan ini. Penulis berserah diri dan bermohon kepada Allah SWT semoga laporan karya akhir ini di ridhoi Allah SWT dan bermanfaat bagi siapa yang membacanya, Amin...
Padang, 30 Agustus 2010
ANDRISA NIM 07740
v
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................................ .
i
PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ...........................................................
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH ......................................
iii
ABSTRAK .....................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................
v
DAFTAR ISI .................................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan ............................................................
1
B. Rumusan Ide Penciptaan ................................................................
6
C. Orisinalitas ....................................................................................
6
D. Tujuan dan Manfaat ......................................................................
7
BAB II KONSEP PENCIPTAAN A.
Kajian Sumber Penciptaan ........................................................
9
B.
Landasan Penciptaan .................................................................
9
C.
Tema/ Ide/ Judul ........................................................................
19
D.
Konsep Perwujudan ..................................................................
20
vi
BAB III METODE/PROSES PENCIPTAAN A.
Perwujudan Ide-Ide Seni .................................................................
22
BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KARYA A.
Pembahasan Karya ....................................................................
23
B.
Hasil Karya ................................................................................
23
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan ...............................................................................
44
B.
Saran-Saran ...............................................................................
45
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Tanaman Pisang ............................................................................
7
Gambar 2. Pisang Masak Satandan ................................................................
17
Gambar 3. Pangabek ......................................................................................
18
Gambar 4. Jantung Pisang ..............................................................................
19
Gambar 5. Anak Pisang .................................................................................
24
Gambar 6. Pangabek ......................................................................................
26
Gambar 7. Tuduang daun ...............................................................................
28
Gambar 8. Jantung Pisang ..............................................................................
30
Gambar 9. Pisang Sasikek Masak Ciek ..........................................................
32
Gambar 10. Pisang Pai Maninjau ...................................................................
34
Gambar 11. Pisang Masak Satandan ................................................................
36
Gambar 12. Pisang Bakubak ..........................................................................
38
Gambar 13. Pambungkuih ..............................................................................
40
Gambar 14. Karisiak ......................................................................................
42
vii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Struktur Penciptaan ..........................................................................
vii
21
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia merupakan daerah tropis yang sangat kaya akan berbagai jenis flora dan fauna karena wilayah ini terletak tepat digaris khatulistiwa, sehingga negeri ini dijuluki zambrut khatulistiwa. Topografi wilayahnya yang sangat beragam seperti, perbukitan pegunungan, pantai, ngarai, dan lain sebagainya memungkinkan tumbuh berbagai jenis tumbuh-tumbuhan, dalam hal ini beragam jenis tumbuhan buah-buahan seperti jeruk, nenas, pisang, durian dan lain sebagainya. Demikian juga halnya wilayah Sumatera Barat dimana salah satu provinsi di Indonesia berada digaris khatulistiwa sehingga tidak heran jika daerah ini termasuk daerah yang sangat subur dan dapat ditumbuhi beragam jenis buah- buahan. Pisang merupakan salah satu jenis buah-buahan yang sangat sering dan banyak di konsumsi oleh masyarakat pada umumnya khususnya diwilayah Sumatera Barat. Oleh karena masyarakat Minangkabau sangat dekat dengan buah pisang ini, sehingga tidak mengherankan dalam upacara adat di Minangkabau pisang selalu disuguhkan disetiap kegiatan. Selain murah dan juga mudah mendapatkannya, pisang memiliki unsur gizi yang baik. Selain itu seluruh bagian dari pohon pisang tersebut dapat di manfaatkan baik untuk makanan maupun untuk bahan obat-obatan, bahkan dimasyarakat minangkabau pisang itu sendiri dijadikan sebagai perlambang makna adat dan nasehat- nasehat kepada generasi penerus.
2
Menurut Bambang Cahyono ( 1996 : 8 ) bahwa : “tanaman pisang yang di budidayakan secara intensif dengan menerapkan teknologi secara benar dapat memberikan keuntungan yang tinggi dan mampu bersaing dengan tanaman lain. Apalagi saat ini pisang sudah memasukin jajanan komoditas ekspor non migas yang dapat memberikan sumbangan terhadap pedapatan devisa Negara yang cukup tinggi”. Menurut Rismunandar ( 1987 :1 ) bahwa: Tanaman pisang merupakan tumbuhan yang sangat subur didaerah tropis sehingga tidak salah jika dalam sejarah menyatakan bahwa tanaman pisang berasal dari Asia tenggara. Nama latin tanaman pisang adalah Musa paradiciaca. Musa diambil dari nama seorang dokter pada jaman kaisar Romawi oktavianus augustus. Nama dokter itu adalah Antonius Musa ( 623-14 sebelum Masehi ). Dokter itu menyarankan kaisarnya untuk memakan pisang demi kesehatan beliau. Melalui penjelasan ini dapat dikatakan bahwa pisang merupakan buah – buahan yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Tanaman pisang mempunyai keunikan lain bila dibandingkan dengan tanaman lainnya, dimana tanaman ini dapat bertahan hidup dalam kondisi apapun baik dalam kondisi hujan maupun pada musim kemarau. Menurut Efrizal : dilihat dari segi tumbuhnya pisang setiap ditebang tumbuh lagi tunas yang baru dan dari segi kehidupan pisang itu sendiri ada yang disebut dengan anak pisang, anak pisang ini tumbuhnya selalu mengelilingi induknya. Bila anak pisang mulai tumbuh besar daunnya selalu menampung ke bawah untuk melindungi tunas – tunas yang baru, dalam hal ini tersimpanlah suatu kesejukan. Makin bertambah umur
pisang maka daunnya semakin
menampung ke bawah dan diikuti dengan keluarnya jantung pisang. Bila jantung pisang sudah keluar di ikuti dengan keluarnya bunga pisang, perkembangan dari bunga akan menghasilkan buah pisang. Apabila buah pisang sudah tua barulah ditebang untuk mendapatkan buahnya. Batang pisang yang sudah ditebang akan bertunas kembali tetapi tidak akan menghasikan buah lagi. Pisang sebelum ditebang sudah memberikan manfaat pada
3
manusia dan satu kali saja berbuah selama hidupnya sesuai dengan pepatah adat jarang pisang babuah duo kali. Dari kehidupan pisang ini bila dihubungkan dengan kehidupan manusia apakah sebelum meninggal sudahkah memberikan manfaat antara sesama manusia sesuai dengan pepatah adat manusia mati meninggalkan nama harimau mati meninggalkan belang pisang mati meninggakan buah. Setiap tunas yang tumbuh dari tanaman pisang selalu memberikan manfaat bagi orang lain. Lain lagi pendapat tentang Kik Wahyu Peshang dalam http://m.antaranews.com menyebutkan tanaman pisang di Indonesia merupakan tanaman yang melambangkan kesejahteraan hidup pemiliknya dan merupakan bagian dari peradaban hidup manusia. Tanaman pisang banyak memiliki kegunaan, fungsi formal, dan non formal yang multi fungsi untuk kehidupan sehari-hari, upacara-upacara adat bahkan untuk permainan anak. Selain memiliki varietas banyak tanaman pisang memiliki makna filosofi hidup yang tinggi. Meskipun siklus hidupnya tidak terlalu panjang, tanaman pisang memberikan manfaat bagi kehidupan disekitarnya. Untuk mempertahankan keturunan dengan tunas tumbuh silih berganti memaknai kehidupan, ditebangpun tetap akan tumbuh dan bertunas. Rismunandar (1987 : 81) menyebutkan bahwa : Manfaat tanaman pisang selain untuk menkomsumsi buah segar juga dapat di gunakan untuk ramuan obat tradisional misalnya untuk mengbati obat diare. Air dan umbi batang pisang” kepok ( pisang batu )” dan pisang “kelutuk (pisang kalotok)” dapat di gunakan sebagai bahan obat untuk penyakit disentri, pendarahan dalam usus, dan untuk mengobati amandel dengan cara berkumur, selanjutnya dari anak pisang dapat dijadikan
4
paureh “ sebagai bahan untuk mengobati demam pada anak-anak dengan cara memotong kecil – kecil anak pisang kemudian diberi air diremas - remas dan dibasahi keseluruh tubuh. Manfaat pisang yang tak kalah pentingnya air dari perasan batang pisang dapat menyembuhkan penyakit kencing panas dan menawarkan racun warangan. Menurut Java keris.com di akses tanggal 8 agustus 2010 menjelaskan bahwa “ warangan” adalah obat atau bahan ramuan untuk menyembuhkan luka dan mengurangi rasa sakit akibat asam lambung”. Sedangkan menurut kamus Glosarium Biologi Balai pustaka ( 1996 :54 ) Depdikbud menyebutkan : Warangan adalah racun pembunuh tikus dan cairan berisi ramuan untuk membersihkan keris atau benda – benda pusaka lainnya. Selanjutnya menurut Rismunandar ( 1987 : 82 ) menyebutkan “bahwa bagian batang dari tanaman pisang dapat digunakan untuk membuat janur dan untuk bahan makanan sapi dan kerbau disaat musim kemarau. Dari pelepah daun pisang yang dipotong memanjang dapat dijadikan sebagai tali untuk mengikat sayur dan pembungkus tembakau. Dari umbi batang pisang dapat dijadikan sebagai soda untuk membuat sabun dengan cara memotong umbi pisang tipis – tipis,kemudian dijemur sampai kering. Apabila sudah kering potongan umbi pisang tersebut di bakar sampai menjadi abu. Abu umbi pisang ini sangat kaya akan zat kalium yang berguna sebagai soda dalam campuran pembuatan sabun. Bunga pisang yang belum terbuka ( jantung pisang ) dapat digunakan sebagai sayur yang sangat bermanfaat bagi ibu yang masih menyusui anaknya karena dapat meningkatkan produksi ASI ( air susu ibu ). Rismunandar ( 1987 : 84 ) menjelaskan : Dari jenis pisang ambon dapat menghasilkan tepung pisang yang merupakan makanan yang bermutu bagi anak-anak dan orang tua.Cara membuat tepung pisang adalah
5
buah pisang yang sudah tua dikupas, setelah itu di potong tipis – tipis dengan pisau yang terbuat dari bambu , kemudian dijemur selama 3 hari setelah kering ditumbuk halus. Berdasarkan berbagai manfaat tanaman pisang untuk kebutuhan sehari – hari pada masyarakat, tanaman pisang juga dapat dijadikan sebagai makanan adat, dan juga sebagai kata–kata perumpamaan seperti jenis pisang ambon yang disebut dengan pisang pai maninjau artinya pisang sebagai buah tangan untuk menaiki rumah seorang laki – laki yang akan dipinang sebagai calon menantu. Selain pisang pai maninjau ada juga yang disebut dengan pisang masak satandan maksudnya adalah dalam satu keluarga semuanya berhasil. Sedangkan yang lainnya lagi yang disebut dengan pisang sasikek masak ciek maksudnya adalah dalam satu keluarga kecil hanya satu orang saja yang berhasil. Selain itu dari tanaman pisang ada juga istilah yang disebut karisiak maksudnya adalah daun pisang yang sudah tua dan tidak berwarna hijau lagi. Pemilihan karya lukis ini sebagai wujud dari karya akhir adalah karena selain penulis lebih menguasai teknik melukis, juga dengan pertimbangan melalui media lukisan maka maksud yang penulis utarakan lebih terungkap dan bermakna bila dibandingkan dengan media lain.
6
B. Rumusan Ide Penciptaan Berdasarkan latar belakang penciiptaan di atas maka dapat dirumuskan ide penciptaan sebagai berikut : b.1
Karya yang akan dibuat adalah karya lukis dengan mengambil tanaman pisang sebagai objeknya dengan gaya ungkap realis.
b.2
Karya yang akan dibuat ini adalah karya lukis dengan mengambil tanaman pisang sebagai objeknya aplikasi dengan filsafat yang ada pada tanaman pisang
C. Orisinalitas Melalui karya akhir yang berjudul “Tanaman pisang dalam karya lukis realis ” ini penulis mencoba mengungkapkan beberapa manfaat tanaman pisang terhadap kehidupan masyarakat minangkabau dan beberapa filsafat dan beberapa sifat dan bahasa perumpamaan dalam masyarakat minangkabau yang berhubungan dengan tanaman pisang ini. Menurut sepengetahuan penulis, lukisan yang mengambil objek tanaman pisang (dalam manfaatnya terhadap kehidupan sehari – hari masyakarat minangkabau itu sendiri), belum pernah diangkat oleh penulis terdahulu pada karya akhirnya. Dalam menciptakan karya ini penulis tidak meniru karya siapapun tetapi hanya membuat komparasi karya terdahulu dari seniman lain seperti karya Camille Corot dengan perbedaannya terdapat pada warna, tema, serta gaya yang dibuat.
7
Gambar 1. Tanaman Pisang Karya Camille Corot Di Akses Tgl. 20 oktober 2010 D. Tujuan dan Manfaat Berkarya 1. Tujuan berkarya 1.1. Sebagai persyaratan untuk melengkapi mata kuliah karya akhir dalam program strakta 1 (S1) di jurusan fakultas bahasa sastra dan seni UNP Padang. 1.2. Menambah wawasan atau pengetahuan tentang berbagai jenis pisang didaerah Minangkabau. 1.3. Setelah menciptakan karya lukis ini harapan penulis dapat menghasilkan karya yang lebih baik dengan mengambil objek dari tanaman pisang dalam gaya realis dengan menggunakan media cat air dan cat minyak di atas canvas. 1.4. Untuk melatih kreativitas penulis melukis melalui karya. 1.5. Untuk meningkatkan apresiasi penulis khususnya dan penikmat umumnya dalam memahami seni lukis dengan gaya realis yang ada pada bagian–bagian tanaman pisang.
8
1.6. Menjadikan tanaman pisang sebagai karya lukisan. 1.7. Mendokumentasikan karya. 2. Manfaat berkarya 2.1 Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang karya lukis dalam aliran realis dan manfaat dari tanaman pisang dalam kehidupan masyarakat Minangkabau. 2.2 Dapat melatih kreatifitas penulis dalam melukis melalui karya yang dibuat.
9
BAB II KONSEP PENCIPTAAN
A. Kajian Sumber Penciptaan Manfaat dari tanaman pisang memberikan inspirasi dalam penciptaan karya akhir ini. Baik manfaat dari seluruh bagian yang terdapat pada tanaman itu sendiri (buah, daun, batang, dan umbi) maupun bahasa perumpamaan dari tanaman pisang oleh masyarakat Minangkabau. Penciptaan karya akhir dengan objek tanaman pisang ini adalah dalam bentuk lukisan. Pilihan ini mengingat bahwa karya lukisan dirasa lebih cocok dengan jiwa dan keahlian penulis jika dibandingkan dengan media ungkap lainnya. Selain itu lukisan lebih terlihat alami dan mewakilkan dari objek yang menjadi dasar konsep penciptaan.
B. Landasan Penciptaan Pengertian Seni Berbicara tentang masalah seni tentulah terlintas ungkapan tentang keindahan. Sebagian orang menganggap pengertian seni adalah keindahan dan semua yang indahadalah seni. Antara keindahan dan seni perlu diperjelas penggunaannya dan ketepatan arti sehingga tidak menimbulkan kekeliruan makna. Ada beberapa pendapat tentang seni. Depdikbut (1982:10) menjelaskan bahwa : seni itu sebagai percobaan menggambarkan perhubungan gaib antara lahir batin juga antara yang fana dan baka.
10
Pengertian Seni Rupa Seni sebagai hasil curahan perasaan manusia dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk salah satu diantaranya adalah seni rupa. Ada beberapa pendapat tentang seni rupa. Depdikbut (1983:3) menyebutkan bahwa : ”Seni rupa adalah bentuk hasil ekspresi manusia yang diwujudkan melalui unsur garis, bidang, warna, tekstur, volume dan ruang”
Unsur-Unsur Seni rupa Untuk memahami pendidikan seni perlu dijelaskan unsur-unsur yang membangun karya seni rupa. Adapununsur-unsur yang membangun karya seni rupa itu adalah garis, bidang, warna, ruang dan tekstur. Garis adalah unsur utama dalam karya seni rupa. Tampa garis karya seni rupa tidak dapat tercipta. Garis dapat berfungsi sebagai penghubungdua titik menjadi sumbu penyilang atau pembatas bidang. Garis yang mencipta bentuk dan melengkup bdang disebut kontur. Bidang terbentuk setelah dibatasi garis kontur misalnya bidang segitiga, lingkaran dan seterusnya. Warna merupakan unsuryang secara langsung dapat menyentuh perasaan. Warna dapat dibedalan menjadi warna primer, warna sekunder dan warna tersier Ruang adalah unsur yang dapat memanipulatif seperti kedalamanan ruang tiga dimensi, kesan jarak jauh dekat secara perfektif. Sedangkan tekstur merupakan unsur yang mampu menunjukkan sifat dan keadaan suatu permukaan bidang atau benda seperti kesan licin, kesat, kusam dan mengkilap. Prinsip-Prinsip Karya Seni Rupa Unsur-unsur karya senirupa adalah elemen-elemen dasar untuk terciptanya karya seni rupa. Untuk dapat terwujudnya sebuah karya seni rupa yang baikharuslah memahami terlebih dahulu prinsip-prinsip karya seni rupa, adapun prinsip-prinsip dari karya seni rupa itu adakah kesatuan (Unity). Dalam karya seni yang satu dengan yang lainnya saling menunjang yang
11
disusun dalam sebuah komposisi yang baik dan serasi. Keseimbangan (Balance) yaitu untuk menata proporsi kiri dan kanan, atas dan bawah sehingga terasa simetris. Irama (Rytme) yang dapat diciptaan atas dasar perbedaan ukuran, penempatan atau susunan elemen-elemen objek yang ada dalam seni rupa. Penekana (Assentuasi) yang merupakan bagian terpenting dalam seni rupa dengan memberikan penonjolan lebih dari yang lainnya melalui gelap terang dan detail. Proporsi yaitu perbandingan antara elemen-elemen onjek yang ada dalam karya seni tersebut misalnya proporsi tinggi manusia sesuai dengan tinggi pintu rumah. Keserasian adalah untuk mengatakan beberapa unsur rupa dari berbagai bentuk yang berbeda, keserasian dapat meliputi keserasian objek, warna dan komposisi Ranah Seni (Vol 03 : 410,411). 1. Lukisan Realis Realisme di dalam seni rupa berarti usaha menampilkan subjek dalam suatu karya sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atau interpretasi tertentu. Maknanya bisa pula mengacu kepada usaha dalam seni rupa unruk memperlihatkan kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk sekalipun. Pembahasan realisme dalam seni rupa bisa pula mengacu kepada gerakan kebudayaan yang bermula di Perancis pada pertengahan abad 19. Namun karya dengan ide realisme sebenarnya sudah ada pada 2400 SM yang ditemukan di kota Lothal, yang sekarang lebih dikenal dengan nama India. Realisme sebagai gerakan kebudayaan Realisme menjadi terkenal sebagai gerakan kebudayaan di Perancis sebagai reaksi terhadap paham Romantisme yang telah mapan di pertengahan abad 19. Gerakan ini biasanya berhubungan erat dengan perjuangan sosial, reformasi politik, dan demokrasi. Realisme kemudian mendominasi dunia seni rupa dan sastra di Perancis, Inggris, dan
12
Amerika Serikat di sekitar tahun 1840 hingga 1880. Penganut sastra realisme dari Perancis meliputi nama Honoré de Balzac dan Stendhal. Sementara seniman realis yang terkenal adalah Gustave Courbet dan Jean François Millet.
Realisme dalam seni rupa Perupa realis selalu berusaha menampilkan kehidupan sehari-hari dari karakter, suasana, dilema, dan objek, untuk mencapai tujuan Verisimilitude (sangat hidup). Perupa realis cenderung mengabaikan drama-drama teatrikal, subjek-subjek yang tampil dalam ruang yang terlalu luas, dan bentuk-bentuk klasik lainnya yang telah lebih dahulu populer saat itu. Dalam pengertian lebih luas, usaha realisme akan selalu terjadi setiap kali perupa berusaha mengamati dan meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat. Sebagai contoh,pelukis foto di zaman renaisans, Giotto bisa dikategorikan sebagai perupa dengan karya realis, karena karyanya telah dengan lebih baik meniru penampilan fisik dan volume benda lebih baik daripada yang telah diusahakan sejak zaman Gothic. Kejujuran dalam menampilkan setiap detail objek terlihat pula dari karya-karya Rembrandt yang dikenal sebagai salah satu perupa realis terbaik. Kemudian pada abad 19, sebuah kelompok di Perancis yang dikenal dengan nama Barbizon School memusatkan pengamatan lebih dekat kepada alam, yang kemudian membuka jalan bagi berkembangnya impresionisme. Di Inggris, kelompok Pre-Raphaelite Brotherhood menolak idealisme pengikut Raphael yang kemudian membawa kepada pendekatan yang lebih intens terhadap realisme. Teknik Trompe l'oeil, adalah teknik seni rupa yang secara ekstrim memperlihatkan usaha perupa untuk menghadirkan konsep realisme.
13
Daftar pelukis realisme terkenal •
Karl Briullov
•
Ford Madox Brown
•
Jean Baptiste Siméon Chardin
•
Camille Corot
•
Gustave Courbet
•
Honoré Daumier
•
Edgar Degas (juga seorang Impressionis)
•
Thomas Eakins
•
Nikolai Ge
•
Aleksander Gierymski
•
William Harnett (spesialis trompe l'oeil)
•
Louis Le Nain
•
Édouard Manet (berhubungan pula dengan Impressionisme)
•
Jean-François Millet
•
Ilya Yefimovich Repin
2. Pisang Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Beberapa jenisnya (Musa acuminata, M. balbisiana, dan M. ×paradisiaca) menghasilkan buah konsumsi yang dinamakan sama. Buah ini tersusun dalam tandan dengan kelompok-kelompok tersusun menjari, yang disebut sisir. Hampir semua buah pisang memiliki kulit berwarna kuning ketika matang,
14
meskipun ada beberapa yang berwarna jingga, merah, ungu, atau bahkan hampir hitam. Buah pisang sebagai bahan pangan merupakan sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium. Istilah "pisang" juga dipakai untuk sejumlah jenis yang tidak menghasilkan buah konsumsi, seperti pisang abaka, pisang hias, dan pisang kipas. Pusat keragaman utama pisang terletak di daerah Malesia (Asia Tenggara, Papua dan Australia tropika). Pusat keragaman minor juga terdapat di Afrika tropis. Tumbuhan ini menyukai iklim tropis panas dan lembab, terutama didataran rendah. Di daerah dengan hujan merata sepanjang tahun, produksi pisang dapat berlangsung tanpa mengenal musim. Indonesia, Kepulauan Pasifik, negara-negara Amerika Tengah, dan Brasil dikenal sebagai negara utama pengekspor pisang. Masyarakat di negara-negara Afrika dan Amerika Latin dikenal sangat tinggi mengonsumsi pisang setiap tahunnya. Pisang budidaya pada masa sekarang dianggap merupakan keturunan dari Musa acuminata yang diploid dan tumbuh liar. Genom yang disumbangkan diberi simbol A. Persilangan alami dengan Musa balbisiana memasukkan genom baru, disebut B, dan menyebabkan bervariasinya jenis-jenis pisang. Pengaruh genom B terutama terlihat pada kandungan tepung
pada buah yang lebih tinggi. Secara umum, genom A menyumbang
karakter ke arah buah meja (banana), sementara genom B ke arah buah pisang olah/masak (plantain). Hibrida M. acuminata dengan M. balbisiana ini dikenal sebagai M. ×paradisiaca. Khusus untuk Kelompok AAB, nama Musa sapientum pernah digunakan. Pisang secara tradisional tidak dibudidayakan secara intensif. Hanya sedikit yang dibudidayakan secara intensif dan besar-besaran dalam perkebunan monokultur, seperti 'Gros Michel' dan 'Cavendish'. Jenis-jenis lain biasanya ditanam berkelompok di pekarangan, tepi-tepi lahan tanaman lain, serta tepi sungai.
15
Berdasarkan cara konsumsi buahnya, pisang dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu pisang meja (dessert banana) dan pisang olah (plantain, cooking banana). Pisang meja dikonsumsi dalam bentuk segar setelah buah matang, seperti pisang ambon, susu, raja, seribu, dan sunripe. Pisang olahan dikonsumsi setelah digoreng, direbus, dibakar, atau dikolak, seperti pisang kepok, siam, kapas, tanduk, dan uli. Buah pisang diolah menjadi berbagai produk, seperti sale, kue, ataupun arak (di Amerika Latin). Selain memberikan kontribusi gizi lebih tinggi daripada apel, pisang juga dapat menyediakan cadangan energi dengan cepat bila dibutuhkan. Termasuk ketika otak mengalami keletihan. Beragam jenis makanan ringan dari pisang yang relatif populer antara lain kripik pisang asal Lampung, Sale pisang(Bandung), Pisang Molen (Bogor), dan epe (Makassar). Pisang mempunyai kandungan gizi sangat baik, antara lain menyediakan energi cukup tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lain. Pisang kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, besi, dan kalsium. Oleh sebab itu, banyak atlet saat jeda atau istirahat mengonsumsi pisang sebagai cadangan energi Kandungan energi pisang merupakan energi instan, yang mudah tersedia dalam waktu singkat, sehingga bermanfaat dalam menyediakan kebutuhan kalori sesaat. Karbohidrat pisang merupakan karbohidrat kompleks tingkat sedang dan tersedia secara bertahap, sehingga dapat menyediakan energi dalam waktu tidak terlalu cepat. Karbohidrat pisang merupakan cadangan energi yang sangat baik digunakan dan dapat secara cepat tersedia bagi tubuh. Untuk melakukan aktivitasnya, otak memerlukan energi berupa glukosa. Glukosa darah sangat vital bagi otak untuk dapat berfungsi dengan baik, antara lain diekspresikan dalam kemampuan daya ingat. Pisang adalah alternatif terbaik untuk menyediakan energi
16
di saat-saat istirahat
atau jeda, pada waktu otak sangat membutuhkan energi yang cepat
tersedia untuk aktivitas biologis.
3. Bahasa Perumpamaan Tanaman Pisang Oleh Masyarakat Minangkabau. Masyarakat Minangkabau merintis penyusunan adat mereka dengan mengambil kenyataan yang ada pada alam sebagai sumber analogi bagi nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur kehidupan mereka. Mereka mengungkapkan hal ini dalam perumusan yang dianggap mereka sebagai kebenaran: alam takambang jadi guru. Hukum alam menjadi sumber inspirasi yang dijadikan pedoman untuk merumuskan norma-norma yang akan menuntun mereka dalam berfikir dan berbuat. Bahasa-bahasa perumpamaan banyak menjadi pedoman atau falsafah hidup masyarakat Minangkabau. Bahasa perumpamaan itu disebut petatah-petitih yang dijalankan dan diturunkan kepada generasi penerus masyarakat
Minangkabau.
Dalam ilmu kebudayaan dan kemasyarakatan (antropologi dan sosiologi) konsep kebudayaan mempunyai arti yang sangat luas. Dalam anggota suatu masyarakat. Setiap generasi dalam suatu masyarakat mewariskan kepada generasi berikutnya hal-hal yang bersifat abstrak (gagasan, nilai-nilai, norma- norma) dan hal-hal atau benda-benda yang bersifat kongkrit. Apa yang
diwariskan atau dipelajari tersebut disebut secara umum
kebudayaan. Dengan demikian wujud kebudayaan tersebut ada yang ideal (abstrak) dan ada yang kongkrit (benda-benda budaya). Berdasarkan ungkapan alam takambang jadi guru, masyarakat Minangkabau juga menjadikan tanaman pisang sebagai bahasa perumpamaan. Bahasa-bahasa perumpamaan ini selain mempunyai arti yang menggambarkan sikap hidup dan fenomena dalam
17
masyarakat, juga bisa berupa bahasa tradisional yang menggambarkan kegunaan tanaman pisang dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Minangkabau (sebagai ramuan obat tradisional, makanan, dan berbagai kegunaan lainnya) Seperti: 1. Pisang masak satandan: artinya dalam suatu keluarga semuanya berhasil (baik berhasil dalam bidang perekonomian maupun berhasil dalam bidang pendidikan).
Gambar 2. Pisang masak satandan
2. Pisang sasikek masak ciek: artinya dalam satu keluarga kecil hanya satu orang saja yang berhasil, baik berhasil dalam bidang perekonomian maupun berhasil dalam bidang pendidikan. 3. Pisang bakubak: artinya pisang sebagai makanan adat. Saat ada baralek (pesta) buah pisang dijadikan sebagai makanan pencuci mulut. 4. Pisang mancari minantu: artinya pisang yang dibawa kerumah calon untuk meminang. Pisang yang dibawa adalah pisang buai satu sisir yang mempunyai sisir yang besar. Pisang mancari minantu disebut juga pisang moucok. 5. Pisang malapeh baka: yaitu setelah pengajian orang meninggal 40 hari atau 100 hari. Jika yang meninggal adalah laki-laki maka yang dibawa adalah pakaian lengkap lakilaki mulai dari kepala sampai kekaki seperti topi, baju, celana, dan selop. Sedangkan bila yang meninggal perempuan maka yang dibawa adalah selendang, jilbab, baju,
18
rok, dan selop. Selanjutnya, pisang diletakkan diatas baki/ dulang dilengkapi dengan nanas, timun, tebu, nasi satu gelas kecil, alas piring, dan lemang sati buah. 6. Anak pisang: artinya anak dari saudara laki-laki. 7. Pisang manaikan kudo-kudo rumah: pisang yang diatas bangunan yang baru dibangun. Lengkap dengan satu buah bendera, dan satu buah kelapa tumbuh. 8. Karisiak: daun pisang yang digunakan untuk membungkus gula enau. Karena karisiak terbebas dari bahan kimia dan baik untuk kesehatan. Karisiak ini adalah daun pisang yang sudah kering. 9. Paureh: artinya anak pisang yang dipotong kecil-kecil, diremas-remas dan diberi air. Gunanya untuk obat demam bagi anak kecil. 10. Pangabek: artinya tali yang dibuat dari pelepah pisang diiris tipis kemudian dijemur sampai kering. Tali ini biasa digunakan untuk mengikat sayur, seperti sayur kangkung, sayur bayam, dan bisa juga digunakan untuk mengikat benih (bibit tanaman padi).
Gambar 3. Pangabek
11. Jantuang pisang (bunga pisang): yaitu buah pisang yang belum berkembang. Manfaatnya bisa digunakan sebagai sayur, dan bahan pical. Selain itu jantuang
19
pisang dapat digunakan ibu sehabis melahirkan untuk meningkatkan produsi ASI (Air Susu Ibu).
Gambar 4. Jantung Pisang
12. Pambungkuih: daun yang digunakan untuk membungkus makanan seperti pical, sate, lotek, lepat, dan lain sebagainya.
C. Tema/ Ide/ Judul Karya yang mempunyai tema tentang manfaat tanaman pisang baik kegunaannya dalam kehidupan keseharian maupun bahasa perumpamaan sebagai falsafah hidup atau nilai budaya yang diharapkan diamalkan dalam kehidupan masyarakat Minangkabau. Pemilihan karya lukisan sebagai wujud dari karya akhir ini adalah karena selain penulis lebih menguasai teknik lukisan, juga dengan pertimbangan melalui media lukisan maka maksud yang akan penulis utarakan akan menarik dan bermakna. Karya akhir dengan judul ”Tanaman pisang dalam karya lukis realis” akan menambahkan bahan referensi tentang keanekaragaman kebudayaan Minangkabau. Karena dengan ketersediaan bahan referensi yang memadai, akan lebih menimbulkan kebanggan serta akan lebih memberikan pilihan yang beragam, yang memungkinkan tewariskan nilai-nilai kebudayaan itu sendiri.
20
Bagaimanapun juga kebanggaan dan rasa hormat adakalanya akan muncul apabila kebudayaan itu sendiri diwujudkan dalam bentuk- bentuk yang menarik, khususnya dalam bentuk karya seni.
D. Konsep Perwujudan Dalam mewujudkan ide tantang manfaat pisang dalam keseharian manusia dan falsafahnya dalam kehidupan masyarakat minangkabau. Penulis akan menjelaskan tentang falsafah tanaman pisang dalam kehidupan masyarakat minangkabau. Baik dalam pengertian ungkapan kehidupan dan kegunaannya dalam kehidupan manusia minangkabau. Seluruh falsafah dan arti kehidupan tanaman pisang ini akan penulis wujudkan dalam bentuk lukisan yang beraliran realis.
21
Struktur Penciptaan PENGAMATAN REFERENSI PUSTAKA FOTO OBJEK DAN SKETSA KONSULTASI PEMBIMBING I
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN PROSES PEMBUATAN FINISHING PAMERAN Tabel 1. Struktur Penciptaan
PEMBIMBING II
22
BAB III METODE/ PROSES PENCIPTAAN
A. Perwujudan Ide-ide Seni Dalam proses mewujudkan ide-ide seni ini menggunakan beberapa tahapan, yaitu: persiapan, elaborasi, sitesis, realisasi konsep, dan penyelesaian (finishing). Yang pertama persiapan, penulis mencari ide-ide seni dengan melakukan survey terhadap karya-karya terdahulu dan dengan melihat kondisi alam ditempat tinggal penulis. Lalu penulis menyimpulkan masalah yang akan menjadi dasar penciptaan karya ini. Setelah ide-ide seni didapatkan maka penulis akan melakukan survey secara langsung maupun tidak langsung. Survei secara tidak langsung penulis lakukan dengan membaca buku sumber, sedangkan survei secara langsung adalah dengan melakukan penelitian langsung di lingkungan tempat tinggal penulis. Kedua elaborasi, penulis melakukan analisis terhadap ide-ide yang telah didapat lalu menyimpulkan sesuai dengan keperluan. Ketiga sintesis, setelah menganalisis ide-ide penulis membuat konsep tentang karya yang akan dibuat dengan jalan menyusun jadwal tentang pelaksanaan pengerjaan karya akhir ini. Keempat realisasi konsep, penulis akan mewujudkan ide-ide dalam bentuk lukisan realis seperti yang telah penulis rencanakan. Kelima penyelesaian, lukisan tersebut di finishing dan diberi bingkai agar lebih menarik. Sehingga realisasi tujuan dapat lebih terwujudkan.
23
BAB IV HASIL KARYA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Karya Lukisan karya akhir ini merupakan bentuk ungkapan serta penulisan dan kerja keras dalam memberikan atau menyempurnakan pemaknaan terhadap tanaman pisang dan sekaligus merupakan tema pada karya akhir ini. Oleh sebab itu merasa perlu untuk memberi pembahasan tentang karya akhir ini satu persatu untuk membantu mempermudah bagi pengamat dalam mengamati dan menikmati karya yang tercipta dari tanaman pisang, sehingga si pengamat tidak menimbulkan perselisihan pemahaman dalam membaca makna yang termuat dalam karya sebagai ungkapan pengalaman visual. Dari program karya yang telah direncanakan sebelumnya dan kemudian direalisasikan dalam waktu yang beberapa bulan, maka terbentuk suatu produk akhir dari program tersebut yaitu berupa karya seni lukis. Karya tersebut terdiri dari 10 buah dengan objek dan judul yang berbeda, namun tetap merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan ada keterkaitan, karena sama-sama bertolak dari ide pokok yang sama yaitu mengenai mamfaat tanaman pisang.
B. Pembahasan Karya Untuk lebih jelasnya mengenai 10 karya yang telah dibuat dengan judul dan bentuk yang berbeda tersebut maka perlu pembahasan karya guna menentukan lebih jelas mengenai karya tersebut.
24
Karya 1
Gambar 5. Anak Pisang, 2010, Cat Akrilik, 120x100 cm Foto : Andrisa
25
Objek yang ditampilkan pada karya ini adalah empat batang anak pisang. Yang satu batang daunnya sudah mengembang dan yang tiga batang lagi masih menguncup, dan sebuah pisang yang letaknya berdampingan dengan tunas. Anak pisang tumbuhnya selalu di sekitar tubuh induknya berarti anak pisang selalu setia menemani induknya walaupun saat hujan, panas, siang dan malam sampai tubuh induknya mati. Dari kehidupan anak pisang dapat diambil pelajaran bahwa sebagai anak-anak dari seorang induk janganlah sampai menyia-nyiakan seorang ibu yang sudah memelihara anak-anaknya mulai dari rahim ibu sampai dewasa, karena tanggung jawab dari seorang ibu sangatlah berat. Jadi anak pisang adalah anak yang selalu setia dan berbakti pada induknya, karena jasa seorang ibu sangatlah besar terhadap anaknya. Semakin condong tubuh induknya maka anaknya semakin banyak pula yang tumbuh disamping tubuh yang condong tersebut. Yang menyebabkan tubuh induknya condong adalah karena beratnya beban beban yang dipikul oleh induk. Jadi pada karya no. 1 ini pesan yang pelukis sampaikan adalah sebagai anak dari seorang ibu yang sudah merawat mulai dari kecil sampai dewasa semua anak-anak haruslah memahami jasa dari seorang ibu. Warna yang di dominasikan dalam lukisan ini adalah warna hijau, kuning dengan latar balakang gelap. Warna hijau dan kuning pada karya ini, berorientasi dari warna obyek yang digunakan sebagai acuan (warna-warna alami). Secara keseluruhan dari lukisan ini, memberikan kesan kesejukan dan suasana gembira dengan paduan warna kuning. Warna gelap sengaja diterapkan sebagai latar belakang pada karya ini, agar obyek utama terlihat lebih menonjol. Posisi obyek utama, sengaja ditempatkan padabagian tengah terhadap bidang karya. Hal ini dilakukan, untuk menjaga keseimbangan (balance).
26
Karya 2
Gambar 6. Pangabek, 2010, Cat Akrilik, 60x80 cm Foto : Andrisa
27
Pada karya no 2 ini objek yang ditampilkan adalah satu ikat tali pisang yang digantungkan di dinding. Tali yang penulis ikat ini memberikan kesan satu kesatuan yang utuh dalam satu kesatuan keluarga besar. Bila dalam satu keluarga sudah punya ikatan yang kuat maka keluarga tersebut akan hidup dengan tenang dan tenteram akan tetapi dalam satu keluarga tidak mempunyai satu kesatuan yang kuat maka keluarga tersebut tidak akan mempunyai kehidupan yang tenang dan tenteram sesuai dengan ungkapan bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Warna yang ditampilkan adalah hijau, hijau muda, hijau tua, orange. Warna hijau tua diberikan sebagai kontur pada ikatan tali tersebut sedangkan warna orange digunakan sebagai latar belakang untuk lebih menonjolkan objek. Warna hijau muda dan hijau tua pada karya ini berorientasi pada warna obyek yang digunakan sebagai acuan (warna alam). Secara keseluruhan dari lukisan ini memberikan kesan ketentraman dan kegembiraan dengan paduan warna pink (warna cerah). Warna cerah sengaja ditmpilkan pada lukisan ini sebagai latar belakang dengan tujuan agar obyek terlihat lebih menonjol. Posisi obyek utama sengaja penulis tampilkan pada posisi mendatar terhadap bidang. Hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan (balance).
28
Karya 3
Gambar 7. Tuduang Daun, 2010, Cat Akrilik, 120x100 cm Foto : Andrisa
29
Pada gambar no.3 ini penulis beri judul ”Tuduang Daun”. Tuduang daun ini di pergunakan pada saat datang musim hujan saja. Kalau hujan sudah berhenti tuduang daun dibuang begitu saja, tapi kalau hujan datang lagi di ambil daun yang baru dari batangnya. Tuduang daun yang lama sudah di injak-injak sampai hancur oleh orang yang lewat karena tuduang daun di buang di jalan dengan begitu saja. Dari fenomena di atas dapat di petik makna bahwa kalau berbuat baik pada seserang janganlah di saat orang tersebut dibutuhkan, kalau sudah tidak dibutuhkan lagi orang itu tidak dihargai lagi. Fenomena yang terjadi pada tuduang daun tidak baik bagi kehidupan sendiri maupun bagi kehidupan orang lain. Jadi pesan yang penulis sampaikan pada karya ini adalah berbuat baiklah pada seseorang dalam keadaan senang ataupun susah dan janganlah berbuat baik pada seseorang itu saat ada maunya saja. Sedangkan dalam keadaan senang lupa dengan orang lain. Warna yang di tampilkan pada karya ini adalah warna hijau yang diberi kesan bayangan pada bagian bawah daun. Pemberian kesan bayangan ini dimaksudkan, agar karya tidak monoton, disamping itu penampakan kesan ruang dan lebih menonjolkan obyek utamanya (daun pisang). Penempatan daun sebagai obyek utama, dibuat dalam posisi miring (diagonal) terhadap bidang karya, agar terlihat tidak kaku. Hal ini dilakukan karena obyek yang ditampilkan adalah obyek tunggal tampa diiringi oleh obyek-obyek yang lain. Secara keseluruhan dari karya ini, didominasi oleh warna-warna alami seperti warna hijau sebagai warna hijaunya daun pisang dan abu-abu kebiruan sebagaimana warna langit (cakrawala). Sementara penggunaan warna gelap (berupa bayangan) agar obyek utama lebih menonjol.
30
Karya 4
Gambar 8. Jantung Pisang, 2010, Cat Akrilik, 80x100 cm Foto : Andrisa
31
Pada karya no 4 ini objek yang ditampilkan adalah satu buah jantung pisang lengkap dengan tangkainya yang disekitarnya terdapat beberapa helai daun pisang beserta tangkainya juga. Warna yang ditampilkan pada lukisan ini adalah warna merah, orange, coklat, hijau dan warna blueberry. Pada karya ini obyek yang ditampilkan adalah sebuah jantung pisang yang beberapa kelopaknya terbuka dan sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Jantung ini menghadap kebawah, untuk tampak lebih alami pada obyek ini penulis tampilkan garis lengkung agar pada obyek ini terlihat tidak kaku. Warna blueberry pada background penulis tampilkan untuk lebih menonjolkan obyek dan saat penulis melukis cuaca dalam keadaan mendung. Sedangkan pemberian warna putih pada kelopak dari jantung pisang merupakan warna alami dari obyek tersebut.
32
Karya 5
Gambar 9. Pisang Sasikek Masak Ciek, 2010, Cat Akrilik, 120x100 cm Foto : Andrisa
33
Pada karya no.5 ini objek yang ditampilkan adalah 1 sisir pisang. Pisang yang satu sisir ini hanya 1 buah saja yang masak, maka penulis memberi judul karya ini dengan ”Pisang Masak Ciek”. Pada pembahasan karya ini penulis tidak hanya membahas pisang yang setandan, tetapi penulis juga membahas pisang yang sasikek, kalau pada pisang yang satandan, penulis artikan pada sekeluarga yang besar, tapi pada pisang yang sasikek penulis artikan pada keluarga yang kecil. Sehubungan dengan judul yang pelukis buat, dapat penulis artikan di sini bahwa dalam 1 keluarga kecil hanya 1 orang saja yang berhasil atau mencapai sukses. Jadi melalui konsep karya ini, penulis menyampaikan pesan dalam 1 keluarga, janganlah hanya 1 orang saja yang berhasil, kalau dapat dalam satu keluarga di harapkan semua mencapai kesuksesan. Warna yang di tampilkan pada obyek utama adalah warna hijau dan warna kuning. Warna hijau penulis tampilkan pada pisang yang masih muda sedangkan warna kuning pada pisang yang sudah masak. Untuk menjaga keseimbangan pada karya ini warna kuning ditempatkan pada tempat yang jauh agar terlihat seimbang. Sedangkan pada latar belakang penulis memberikan warna coklat dengan maksud untuk lebih menonjolkan obyek. Untuk memberikan kesan obyek ini berada diatas lantai dan dindingnya terbuat dari papan maka warna coklat yang penulis tampilkan dengan memberikan garis lurus berupa kontur.
34
Karya 6
Gambar 10. Pisang Pai Maninjau, 2010, Cat Akrilik, 120x100 cm Foto : Andrisa
35
Pada karya no 6 ini objek yang ditampilkan adalah satu sisir pisang yang sudah masak yang terletak diatas sebuah meja. Buah pisang yang satu sisir ini disandarkan ke dinding. Objek yang ditampilkan disini seharusnya dilengkapi dengan sirih serta perlengkapan lainnya, akan tetapi penulis tidak melukiskannya karena objek yang dominan penulis tampilkan disini adalah buah pisang yang satu sisir saja. Pisang disini dapat diartikan sebagai buah tangan pada saat seorang ibu pai maninjau ke rumah calon menantu. Warna yang ditampilkan pada obyekadalah warna kuning yang sesuai dengan warna alam dari buah pisang, kemudian diantara warna kuning terdapat warna coklat dalam bentuk garis lengkung dengan maksud untuk membedakan antara masing-masing dari buah pisang. Sedangkan warna hijau pada bagian pangkal buah adalah dengan tujuan bahwa pisang yang ditampilkan ini adalah pisang yang masak dari batangnya. Pisang sasikek ini penulis tempatkan diatas sebuah meja kecil. Dengan penempatan cahaya yang datang dari sebelah kanan dengan pemberian warna terang atau putih sedangkan sebelah kirinya dengan memberikan warna gelap.
36
Karya 7
Gambar 11. Pisang Masak Satandan, 2010, Cat Akrilik, 120x100 cm Foto : Andrisa
37
Pada karya no.7 ini objek yang di tampilkan adalah pisang satandan masak sadonyo. Pisang satandan masak sadonyo memberikan pertanda bahwa tanaman ini mendapatkan perawatan yang sempurna serta pemberian makanan yang bergizi. Pisang satandan masak sadonyo dapat penulis artikan di sini, bahwa kalau dalam beberapa keluarga selalu memperhatikan cakupan gizi terhadap masing-masing anaknya, maka pertumbuhannya lebih sehat dan sempurna. Kalau pertumbuhan sudah sehat dan sempurna maka daya tangkap akan sempurna pula, dengan demikian pendidikan akan lancar dan daya fikir menjadi lebih kuat.Sebab makanan sangat besar pengaruhnya terhadap daya tangkap seseorang. Semakin cukup zat makanan yang diberikan pada seseorang maka daya tangkap akan semakin kuat. Jadi pesan yang pelukis sampaikan pada karya ini adalah kesehatan seseorang sangat mahal harganya dan tidak dapat di hargai dengan uang. Sebagaimana pengungkapan obyek karya yang mengarah realis, sehungga warna-warna yang digunakan juga berorientasi kepada warna-warna yang ada pada obyek aslinya sebagai acuan dalam berkarya. Disini penulis menggunakan dominan warna kuning dan hijau untuk obyek utama. Warna kuning dan hijau pada karya ini sekaligus dimanfaatkan untuk pemberian kesan gelap terang pada obyek utama. Agar tampilan obyek utama tampak lebih menonjol, penulis sengaja menerapkan warna ungu gelapsebagai latar belakang dari karya ini.
38
Karya 8
Gambar 12. Pisang Bakubak, 2010, Cat Akrilik, 120x100 cm Foto : Andrisa
39
Pada karya no 8 ini objek yang ditampilkan adalah sebuah pisang yang sudah masak yang kulitnya terbuka sebagian saja. Karya ini penulis artikan sebagai makanan adat, juga sebagai pelengkap hidangan yang berfungsi sebagai pencuci mulut sehabis makan. Jadi setiap ada pesta perkawinan buah pisang ini selalu disediakan karena harganya murah dan mudah didapat dimanapun kita berada. Pada karya no.8 ini penulis memberikan makna bahwa seseorang dalam menjalani kehidupannya janganlah selalu berharap kepada orang lain. Sebagai manusia haruslah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup untuk diri sendiri dan juga untuk kehidupan keluarga. Bsgian kulit yang belum terbuka sengaja penulis tampilkan titik dan garis lengkung dengan maksud pisang yang sudah masak warna kultnya tidak cerah lagi. Sedangkan pada kulit yang sudah terbuka penulis tampilkan dengan menggunakan garis lengkung agar obyek terlihat alami. Pada bagian buah supaya obyek tidak terlihat datar penulis memberikan warna kuning dalam bentuk garis lurus.
40
Karya 9
Gambar 13. Pambungkuih, 2010, Cat Akrilik, 120x100 cm Foto : Andrisa
41
Pada karya no 9 ini objek yang ditampilkan adalah empat bungkus makanan yang dibungkus dengan menggunakan daun pisang. Penulis disini mengungkapkan betapa pentingnya untuk menjaga kesehatan tubuh seluruh anggota keluarga. Makanan yang terbungkus dengan rapi tidak akan dihinggapi lalat dan terbebasdari pencemaran. Kalau makanan sudah di bungkus rapi maka kesehatan tubuh akan terjaga sebab daun pisang yang digunakan untuk membungkus makanan ini adalah merupakan bahan yang tidak mengandung bahan kimia yang dapat merusak tubuh, dibandingkan dengan bahan makanan yang dibungkus dengan bahan plastik yang mengandung bahan kimia. Warna Hijau pada obyek utama ditamplkan sesuai dengan obyek aslinya (hijau daun). Agar karya tidak terlalu monoton penulis menampilkan kombinasi warnawarna cerah (kombinasi warna merah, kuning, orange, biru, dan putih). Warna gelap penulis tampilkan pada obyek ini dengan maksud memberikan kesan bahwa obyek utama (bungkusan daun pisang) terletak pada bidang datar.
42
Karya 10
Gambar 14. Karisiak, 2010, Cat Akrilik, 60x80 cm Foto : Andrisa
43
Pada karya no 10 ini objek yang ditampilkan adalah satu helai daun pisang yang sudah mati yang disebut dengan karisiak. Sesuai dengan pepatah adat tidak mungkin karisiak menjadi daun yang artinya perbuatan sia-sia yang tidak mungkin terjadi lagi. Pada karya no.10 ini warna yang penulis tampilkan memang agak berbeda dari aslinya karena penulis mengambil obyek dengan kamera jadi penulis mengambil warna yang ada dalam obyek yang sudah di foto. Warna yang penulis tampilkan pada karya ini adalah warna coklat tua yang terdapat pada bgian daun yang tidak kena cahaya sedangkan warna coklat muda penulis tampilkan pada bagian obyek yang kena cahaya. Garis lengkung pada obyek adalah untuk memberikan kesan agar obyek kelihatan alami sesuai dengan bentuk asli dari daun pisang yang sudah kering. Untuk latar belakang sengaja penulis tampilkan warna hijau yang penulis ambil dari warna asli dari obyek serta untuk lebih menonjolkan obyek.
44
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Karya lukis merupakan ajang ekspresi pelukis, hal ini dapat terlihat pada teknik pembuatan karya maupun elemen rasional yang ada dalam lukisan. Disamping sebagai ungkapan bathin pelukis, hasil yang tak kalah pentingnya adalah bisa dijadikan sebagai makna filsafat dalam lukisan untuk menyampaikan pesan-pesan kepada seluruh masyarakat Minangjabau khususnya. Setelah menyeleseikan karya lukis ini dapat penulis rasakan bahwa melukis bukanlah hal yang mudah dapat dibayangkan sebelumnya, tapi perlu adanya proses berpikir untuk menyampaikan bathin pelukis kepada penikmat karya, masalah teknik pun akan matang apabila seseorang melaksanakan latihan dan eksperimen-eksperimen material. Media dalam lukisan bukan hanya pada media yang telah baku tetapi dapat kita manfaatkan material yang tidak dibatasi seperti yang terlihat pada lukisan kontemporer yang kaya dengan aktifitas. Hasil akhir yang diterapkan oleh penulis bukan semata-mata selesei pada pameran karya, tetapi bagaimana pesan yang disampaikan melalui lukisan sampai kepada penikmat karya dan ada respon positif dari pesan-pesan yang disampaikan tersebut. Lukisan dengan mengambil pisang sebagai objeknya tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pisang selain banyak manfaatnya bagi manusia juga dapat dijadikan sebagai makanan adat, sebagai bahasa perumpamaan sebagai tanaman hias dan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk mengobati beberapa jenis penyakit. Setelah penulis mengerjakan beberapa karya akhir, maka penulis menemukan kendala seperti karya yang dibuat hasilnya tidak seperti yang dibuat, hal ini disebabkan oleh karena keterbatasan waktu dan selain itu diwaktu berkarya
45
inspirasi tidak keluar. Dalam hal ini penulis berharap alangkah baiknya didalam berkarya disediakan waktu yang cukup. Hasil akhir yang diharapkan adalah bagaimana penikmat karya terpancing untuk menggali makna-makna yang terdapat pada tanaman pisang terutama bagi penulis sendiri.
B. Saran-Saran Setelah menyeleseikan 10 ( sepuluh ) karya ini maka pada kesempatan ini penulis menyarankan : 1. Diharapkan pada pelukis tanaman pisang agar sering mengadakan pameran karya untuk lebih mempopulerkan seni lukis. 2. Diharapkan dengan karya lukisan pisang ini dapat lebih merangsang pelukis tanaman pisang untuk berkarya dengan ide dan media yang lebih kreatif. 3. Diharapkan melalui karya lukisan pisang ini dapat menggali bagian-bagian dari tanaman pisang untuk dijadikan karya realis
46
DAFTAR PUSTAKA
Efrizal (55thn), Staf pengajar UNP Padang, wawancara tanggal 26 september 2010 di rumahnya jalan andalas gang sarga indah Padang, Sumatera Barat http://m.antaranews.com diakses tanggal 1 Agustus 2010 H.Ch.N.Latief.Datuak.Bandaro.SH.N.S.Prof.Dr.H.Buchari.Almarhum.Datuak.Rajo.Lelo.Dr.Fasli .Jalal.Ph.D.Prof.Dr.Azmi.Irwandi.S.Ag. Bambang Cahyono. 1996. Pisang (Edisi ke dua). Bandung: Kanisius http://Hoocher.com diakses tanggal 1 Agustus 2010 http://Javakeris.com diakses tanggal 1 Agustus 2010 http://id.wikipedia.org/wiki/realisme_%28seni_rupa% diakses tanggal 15 September 2010 http://ngrano.wordpress.com/tag/tanaman-pisang/ diakses tanggal 15 September 2010 http:/palantaminang.wordpress.com/2008/02/16/falsafah_adat_minangkabau_kepentingan_religi us_dengan_budaya/ diakses tanggal 15 September 2010 Ris Munandar. 1990. Membudidayakan Tanaman Buah-buahan. Bandung: CV Sinar Baru Bwid, Joseputra. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia Rismunandar. 1987. Bertanan Pisang. Bandung: Sinar Baru Algesindo Depdikbud, 1996. Glosarium.Biologi. Balai Pustaka
Karya 1
Gambar 5. Anak Pisang
Judul Karya
: Anak Pisang
Ukuran
: 120 x 100 cm
Tahun
: 2010
Bahan
: Cat Akrilik
Karya 2
Gambar 6. Pangabek
Judul Karya
: Pangabek
Ukuran
: 120 x 100 cm
Tahun
: 2010
Bahan
: Cat Akrilik
Karya 3
Gambar 7. Tuduang Daun
Judul Karya
: Tuduang Daun
Ukuran
: 120 x 100 cm
Tahun
: 2010
Bahan
: Cat Akrilik
Karya 4
Gambar 8. Jantung Pisang
Judul Karya
: Jantuang Pisang
Ukuran
: 80 x 100 cm
Tahun
: 2010
Bahan
: Cat Akrilik
Karya 5
Gambar 9. Pisang Sasikek Masak Ciek
Judul Karya
: Pisang Sasikek Masak Ciek
Ukuran
: 120 x 100 cm
Tahun
: 2010
Bahan
: Cat Akrilik
Karya 6
Gambar 10. Pisang Pai Maninjau
Judul Karya
: Pisang Pai Maninjau
Ukuran
: 80 x 100 cm
Tahun
: 2010
Bahan
: Cat Akrilik
Karya 7
Gambar 11. Pisang Masak Satandan
Judul Karya
: Pisang Masak Satandan
Ukuran
: 120 x 100 cm
Tahun
: 2010
Bahan
: Cat Akrilik
Karya 8
Gambar 12. Pisang Bakubak
Judul Karya
: Pisang Bakubak
Ukuran
: 120 x 100 cm
Tahun
: 2010
Bahan
: Cat Akrilik
Karya 9
Gambar 13. Pambungkuih
Judul Karya
: Pambungkuih
Ukuran
: 70 x 90 cm
Tahun
: 2010
Bahan
: Cat Minyak
Karya 10
Gambar 14. Karisiak
Judul Karya
: Karisiak
Ukuran
: 60 x 80 cm
Tahun
: 2010
Bahan
: Cat Akrilik
Judul Tanaman Pisang Dalam Karya Lukis Realis
Judul Karya : Anak Pisang
Judul Karya : Pangabek
Judul Karya : Tuduang Daun
Judul Karya : Jantung Pisang
Ukuran
: 120 x 100 cm
Ukuran
: 120 x 100 cm
Ukuran
: 120 x 100 cm
Ukuran
: 120 x 100 cm
Bahan
: Cat Akrilik
Bahan
: Cat Akrilik
Bahan
: Cat Akrilik
Bahan
: Cat Akrilik
Judul Karya : Pisang Sasikek Masak Ciek
Judul Karya : Pisang Pai Maninjau
Judul Karya : Pisang Masak Satandan
Judul Karya : Pisang Bakubak
Ukuran
: 120 x 100 cm
Ukuran
: 80 x 100 cm
Ukuran
: 120 x 100 cm
Ukuran
: 120 x 100 cm
Bahan
: Cat Akrilik
Bahan
: Cat Akrilik
Bahan
: Cat Akrilik
Bahan
: Cat Akrilik
Judul Karya : Pisang Pai Maninjau
Judul Karya : Karisiak
Ukuran
: 80 x 100 cm
Ukuran
: 60 x 80 cm
Bahan
: Cat Akrilik
Bahan
: Cat Akrilik
KATALOG – PAMERAN – KARYA AKHIR – OKTOBER 2010