Karaoke sebagai Budaya Populer… (Fanta Eri Kurnia)
Karaoke sebagai Budaya Populer di Kalangan Mahasiswa Yogyakarta
Oleh: Fanta Eri Kurnia dan Grendi Hendrastomo
[email protected] Pendidikan Sosiologi – Fakultas Ilmu Sosial – Universitas Negeri Yogyakarta
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana karaoke menjadi budaya populer di kalangan mahasiswa dan faktor-faktor pendukungnya dengan studi kasus pada tempat karaoke keluarga di Yogyakarta. Kajian tentang karaoke sebagai budaya populer di kalangan mahasiswa Yogyakarta ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan mahasiswa yang rutin mengunjungi karaoke tersebut sebagai informan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa populernya karaoke di kalangan mahasiswa Yogyakarta yaitu karena (1) karaoke sebagai hiburan yang disukai oleh banyak orang, (2) citra positif tempat karaoke keluarga yang ada di Yogyakarta, (3) promo dan diskon khusus bagi mahasiswa, (4) karaoke sebagai tempat untuk bersenang-senang dan mengisi waktu luang, (5) kerjasama antara pihak tempat karaoke dan mahasiswa sehingga membuat mahasiswa tertarik untuk datang ke tempat karaoke tersebut dan membuat karaoke semakin populer. Sedangkan faktor yang melatar belakangi populernya karaoke di kalangan mahasiswa Yogyakarta dari faktor eksternal yaitu (1) adanya pengaruh dari teman dan media massa, (2) promo dan diskon dari pihak tempat karaoke, dan (3) fasilitas tempat karaoke. Kemudian faktor internalnya yaitu (1) karaoke dianggap sebagai tempat hiburan yang menghibur dan menyenangkan untuk mengisi waktu luang, (2) karaoke sebagai pelepas penat dan stress, (3) karaoke sebagai sarana mengekspresikan diri dan ajang berkumpul, dan (4) keprivatan tempat karaoke. Kata Kunci: Mahasiswa, Budaya Populer, Karaoke, Waktu Luang
Jurnal Pendidikan Sosiologi | 1
Karaoke sebagai Budaya Populer… (Fanta Eri Kurnia)
Karaoke as a Popular Culture Among University Students of Yogyakarta
By: Fanta Eri Kurnia and Grendi Hendrastomo
[email protected] Sociology Education Departement – Faculty of Social Science – Yogyakarta State University
ABSTRACT
This research aimed to understand how karaoke becoming such a popular culture amongst students and its factors with a case study in a family karaoke in Yogyakarta. This study employed qualitative method approach taking students who frequently doing karaoke as informants. The study showed the reasons behind the popularity of karaoke among the students of Yogyakarta were (1) karaoke regarded as an entertainment preferred by many people, (2) positive image of karaoke place in Yogyakarta, (3) promos and special discounts for students, (4) Karaoke as a place for having fun and for spending leisure time, (5) cooperation between the family karaoke and students that affected students interest to the family karaoke and it made even more popular to do karaoke. The external factors behind the popularity of karaoke were (1) the influence of friends and the media, (2) promos and discounts promoted from karaoke place, and (3) fasilities offered from karaoke. Then internal factors were (1) karaoke was regarded as an entertaining place a fun place to spend spare time, (2) karaoke as the way to release fatigue and stress, (3) karaoke as a mean to self-express and a gathering place, and (4) a privation offered by a karaoke place. Keywords: Students, Popular Culture, Karaoke, Leisure Time
Jurnal Pendidikan Sosiologi | 2
Karaoke sebagai Budaya Populer… (Fanta Eri Kurnia) dianggap memiliki peluang yang besar
A. PENDAHULUAN Indonesia memiliki banyak sekali
dikarenakan
tingginya
kebutuhan
budaya pop yang datang dari luar negeri
masyarakat akan hiburan. Ada berbagai
seperti musik pop, anime, dan karaoke.
tempat karaoke yang ada di Yogyakarta
Karaoke sebagai salah satu hiburan musik
seperti NAV, Inul Vizta, Happy Puppy,
yang banyak digemari oleh berbagai
dan Hyperbox, bahkan baru-baru ini juga
kalangan umur ini juga menjadi salah satu
ada tempat karaoke baru seperti Syahrini
budaya populer yang ada di Indonesia.
dan Masterpiece milik artis Ahmad Dhani
Terutama yaitu karaoke keluarga yang
(Tomi, 2014).
banyak berdiri di Indonesia.
Banyaknya tempat karaoke yang
Berdirinya banyak tempat karaoke
dibangun
di
Yogyakarta
di Indonesia menandakan bahwa tinggi
bahwa
pula minat masyarakat indonesia terhadap
masyarakat. Berdasarkan data pengunjung
karaoke. Seperti Inul Vizta sebagai salah
mingguan dari
satu industri karaoke yang mempunyai
Keluarga per Februari 2016, pengunjung
outlet di berbagai kota di Indonesia. Outlet
tempat karaoke tersebut dalam rentang
inul vizta di Kota Jambi misalnya, jumlah
waktu satu minggunya ada sekitar 1.467
pengunjung di tempat karaoke ini rata-rata
pengunjung. Bila dihitung dalam waktu
mencapai 4000 lebih pengunjung setiap
satu bulan maka jumlah pengunjung
bulannya (Rahmad, 2012). Hal inilah yang
tempat karaoke bisa lebih banyak lagi.
menjadikan
keluarga
Jumlah
karaoke
minat masyarakat terhadap karaoke yang
bisnis
karaoke
menjamur di Indonesia terlihat
menjadi
dan
budaya
populer
di
masyarakat. Yogyakarta
karaoke
menandakan
tersebut
banyak
Family Fun
diminati
Karaoke
membuktikan
bahwa
ada di Yogyakarta cukup tinggi. Karaoke sebagai salah satu
yang
tempat hiburan di Yogyakarta dapat
memiliki jumlah pendatang yang tinggi
dinikmati oleh berbagai kalangan termasuk
menjadikan berbagai permintaan akan
mahasiswa.
hiburan semakin bermunculan mulai dari
tertarik dengan karaoke dan bisa berkali-
kalangan mahasiswa/ pelajar, karyawan,
kali pergi ke tempat karao7ke. Hasil
sampai
sekalipun.
penelitian di Jakarta pada Diva Karaoke
Salah satu tempat hiburan yang ada di
menyebutkan bahwa mahasiswa memiliki
Yogyakarta yaitu tempat karaoke keluarga.
presentase terbanyak sebagai pengunjung
Banyak para pebisnis karaoke mendirikan
tempat karaoke, yaitu sebesar 33.3 %
tempat karaoke di Yogyakarta karena
(Fadillah, 2014).
kalangan
sebagai
eksekutif
kota
Banyak
mahasiswa
yang
Jurnal Pendidikan Sosiologi | 3
Karaoke sebagai Budaya Populer… (Fanta Eri Kurnia) Karaoke juga sering dilakukan oleh
yang disebut “budaya luhur”. Definisi
mahasiswa karena kecintaan atau hobinya
ketiga menyamakan budaya pop dengan
akan
Budaya Massa. Hal ini terlihat sebagai
bernyanyi.
Mereka
ingin
menyanyikan lagu-lagu artis idolanya atau
budaya
komersial,
diproduksi
massal
lagu-lagu yang sedang populer di media
untuk konsumsi massa (Storey, 2008).
massa dan juga untuk menirukan gaya
2. Karaoke
bernyanyi artis idolanya. Karaoke menjadi
Kata karaoke berasal dari dua kata
hal yang begitu melekat bahkan menjadi
bahasa Jepang yaitu “Kara” merupakan
kebiasaan atau tren bagi mahasiswa.
bentuk pendek dari Karappo yang berarti
belakang
‘kosong’ dan “Oke” yang merupakan
masalah diatas maka peneliti tertarik
bentuk pendek dari Okesutora yang berarti
mengadakan penelitian tentang karaoke
‘Orkestra’. Secara harfiah karaoke berarti
sebagai
melodi
Berdasarkan
budaya
latar
populer di
kalangan
mahasiswa Yogyakarta.
yang
tidak
ada
vokalnya.
Pengertian menurut kamus bahasa Jepang kojien adalah karaoke (berarti melodi
B. KERANGKA TEORI
tanpa lirik). Rekaman atau disc yang berisi
1. Budaya Populer
rekaman
Budaya Populer terdiri dari dua istilah, budaya dan populer. William
iringan
musik
tanpa
lirik,
digunakan untuk menyanyi sesuai dengan iringan tersebut (Agustin, 2008).
memberikan empat makna dari kata
Di Indonesia sendiri karaoke mulai
“populer” yakni banyak disukai orang,
menjadi tren sejak usaha ini dibuka tahun
jenis kerja rendahan, karya yang dilakukan
1998, terlebih-lebih sejak tahun 2005
untuk mnyenangkan orang, budaya yang
bisnis karaoke mulai menjadi salah satu
dibuat oleh orang untuk dirinya sendiri.
tempat hiburan alternatif bagi orang-orang
Budaya
yang menginginkan hiburan sekaligus
pop
adalah
budaya
yang
menyenangkan dan banyak disukai orang
menyalurkan
(Storey, 2003).
Pelopor karaoke keluarga di Indonesia
Definisi
budaya
populer
yaitu
adalah
hobi
Happy
mereka
Puppy
bernyanyi.
(Dita,
2015).
definisi kuantitatif, suatu budaya yang
Perkembangan bisnis karaoke keluarga
dibandingkan
“luhur”
mulai populer sejak kalangan artis ikut
kesenian
membuka bisnis karaoke keluarga juga.
daerah) jauh lebih disukai. “Budaya pop”
Artis yang menjadi pelopor membuka
juga didefinisikan sebagai sesuatu yang
bisnis
(Misalnya:
dengan
budaya
festival-festival
karaoke
keluarga
adalah
Inul
“diabaikan” saat kita telah memutuskan Jurnal Pendidikan Sosiologi | 4
Karaoke sebagai Budaya Populer… (Fanta Eri Kurnia) Daratista di tahun 2005 dengan bendera
kelakuannya disebabkan oleh kebiasaan
Inul Vizta (Tomi, 2014).
/habit (Vairindyanto, 2014).
3. Popularitas Karaoke Kepopuleran karaoke terlihat dari
C. METODE PENILITIAN
banyaknya pebisnis tempat karaoke yang saat
ini
membangun
Penelitian
ini
dilaksanakan
di
tempat-tempat
tempat karaoke keluarga Yogyakarta yaitu
karaoke tidak hanya di kota besar saja,
di Family Fun Karaoke Keluarga, Hello
namun
FKTV, dan TOP 40 Family Karaoke..
sudah
masuk
ke
kabupaten-
kabupaten. Hal ini berarti masyarakat
Penelitian
banyak yang suka dengan karaoke itu
penelitian kualitatif agar datanya dapat
sendiri hingga karaoke menjadi budaya
diperoleh secara mendalam. Karena dalam
populer, karena budaya pop adalah budaya
metode penelitian kualitatif ini sumber
yang menyenangkan dan banyak disukai
data
orang (Storey, 2003: 10).
wawancara mendalam kepada responden.
4. Mahasiswa, Karaoke, dan Waktu
ini
digali
menggunakan
dengan
metode
observasi
dan
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling.
Luang Waktu luang merupakan waktu
Sampel yang diambil adalah mahasiswa
disela-sela kegiatan atau aktivitas manusia.
Yogyakarta yang suka karaoke. Informan
Orang biasa mengisi waktu luang ini
tersebut
dengan sesuatu hal yang menghibur. The
memenuhi
Leisure Class merupakan teori dari salah
ditetapkan oleh peneliti yaitu mahasiswa
satu tokoh Sosiologi, yaitu Thorstein
Yogyakarta
Veblen yang membahas tentang waktu
perempuan yang sering karaoke yaitu
luang. Leisure Class berasal dari kata
minimal
leisure yang berarti ”waktu luang” dan
memilih 7 orang informan yang terdiri dari
leisure
4 orang mahasiswa dan 3 orang dari pihak
class
sendiri
teori
yang
menjelaskan tentang perilaku seseorang dalam memanfaatkan waktu luang mereka.
sesuai
dengan
syarat
seperti
baik
satu
ciri-ciri
atau
yang
telah
laki-laki
bulan
sekali.
maupun
Peneliti
tempat karaoke. Sumber data primer diperoleh dari
Mahasiswa dalam memanfaatkan waktu
wawancara
luangnya diisi dengan kegiatan yang
mahasiswa yang suka karaoke, dan hasil
menghibur seperti karaoke. Pada dasarnya
observasi di lapangan yaitu di Family Fun
manusia bebas untuk menentukan isi
Karaoke Keluarga, Hello FKTV, dan TOP
hidupnya, namun umumnya ia bertindak
40 Family Karaoke. Sumber data sekunder
karena
rutin
saja.
Sebagian
dengan
informan
yaitu
besar Jurnal Pendidikan Sosiologi | 5
Karaoke sebagai Budaya Populer… (Fanta Eri Kurnia) diperoleh dari foro, website, dan data pengunjung.
D. HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Teknik pengumpulan data yaitu
1. Popularitas Karaoke di Kalangan
menggunakan observasi, wawancara, dan
Mahasiswa pada Tempat Karaoke
dokumentasi.
Keluarga Yogyakarta
Observasi
dilakukan
di
tempat karaoke untuk melihat pengunjung
Kepopuleran karaoke tidak terlepas
yang datang di tempat karaoke pada siang
dari peran para pebisnis tempat hiburan
dan malam hari. Kemudian wawancara
yang mampu membuat hiburan tersebut
dilakukan dengan mahasiswa yang sering
disukai oleh banyak orang dan mampu
karaoke
pedoman
dinikmati oleh semua kalangan. Menurut
dokumentasi
Storey audiens budaya pop adalah sosok
diperoleh dari data pengunjung tempat
konsumen yang tidak memilih. Budaya
karaoke tersebut.
pop adalah budaya yang berasal dari
sesuai
wawancara.
dengan
Sedangkan
Peneliti menggunakan triangulasi
rakyat. Budaya pop seperti halnya budaya
sebagai uji kevalidan data. Triangulasi
daerah merupakan budaya dari rakyat
dalam pengujian kredibilitas ini diartikan
untuk rakyat. Apapun budaya pop itu,
sebagai pengecekan data dari berbagai
bahan mentahnya selalu disediakan secara
sumber dengan berbagai cara dan berbagai
komersial (Storey, 2003: 10). Budaya pop
waktu.
adalah budaya yang menyenangkan dan
Dengan
triangulasi
sumber,
demikian triangulasi
terdapat teknik
pengumpulan data, dan waktu (Sugiyono, 2001:
273).
Banyaknya
minat
masyarakat
menggunakan
terhadap karaoke terlihat dari banyaknya
triangulasi sumber dan triangulasi teknik
pengunjung tempat karaoke yang setiap
pengumpulan data.
harinya bisa mencapai ratusan orang.
Teknik
Peneliti
banyak disukai orang (Storey, 2003: 10).
analisis
data
dalam
Itupun hanya dihitung dari satu perwakilan
penelitian ini menggunakan interactive
dari setiap kelompoknya. Karena memang
model sebagaimana yang diajukan oleh
karaoke merupakan hiburan yang bisa
Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011:
dinikmati secara berkelompok bisa dua
246) yang terdiri dari empat aspek, yaitu
orang atau bahkan puluhan orang.
pengumpulan data, reduksi data, penyajian
a. Karaoke
data, dan penarikan kesimpulan.
sebagai
hiburan
yang
disukai banyak orang Awal
mahasiswa
mengenal
karaoke yaitu karena dikenalkan oleh teman sepermainannya. Mereka mengenal Jurnal Pendidikan Sosiologi | 6
Karaoke sebagai Budaya Populer… (Fanta Eri Kurnia) karaoke rata-rata sebelum mereka menjadi mahasiswa namun ada juga yang setelah
b. Citra
positif
tempat
karaoke
keluarga di Yogyakarta
menjadi mahasiswa. Mereka diajak oleh
Tempat
karaoke
keluarga
ini
teman sepergaulannya pergi ke tempat
menyuguhkan suatu tempat hiburan yang
karaoke untuk mengisi waktu luang. Lama
santai dan menghibur bebas dari stigma
kelamaan mereka menjadi suka dengan
negatif tempat karaoke yang identik
karaoke dan pergi ke tempat karaoke
dengan tempat maksiat. Bahkan tempat
secara berulang-ulang. Selain itu ada juga
karaoke keluarga tidak menjual minuman
mahasiswa
beralkohol dan juga melarang pengunjung
yang
melakukan
karaoke
karena memang memiliki inisiatif sendiri.
membawa minuman beralhohol di area
Pengaruh teman sepermainan dan
tempat karaoke. Berkat citra positif tempat
media massa tersebut telah membuat
karaoke yang berlabel keluarga tersebut
banyak
maka
mahasiswa
pergi
ke
tempat
karaoke
semakin
populer
di
karaoke dan menyukai karaoke. Pada
masyarakat. Citra tempat karaoke di
dasarnya
bebas
untuk
Yogyakarta dan pandangan masyarakat
hidupnya,
namun
Yogyakarta terhadap tempat karaoke yang
umumnya ia bertindak karena rutin saja.
positif membuat mahasiswa tertarik untuk
Sebagian besar kelakuannya disebabkan
melakukan karaoke.
oleh
c. Promo dan diskon khusus bagi
menentukan
manusia isi
kebiasaan
/habit
(Vairindyanto,
2014). Pada awalnya memang mahasiswa
mahasiswa
yang suka dengan karaoke dan sering pergi
Melalui promo dan diskon yang
ke tempat karaoke dikarenakan kebiasaan
diberikan oleh tempat karaoke, membuat
atau habit, mereka melakukan karaoke
mahasiswa tertarik untuk karaoke. Promo
karena pengaruh teman dan media massa
dan diskon yang diberikan oleh pihak
kemudian merasa suka dengan karaoke
tempat karaoke memang tidak hanya
lalu membuat mereka berulang-ulang pergi
dikhususkan untuk mahasiswa saja, tetapi
ke tempat karaoke. Mahasiswa memiliki
juga
persentase tertinggi sebagai pengunjung
berbagai kalangan. Namun ada tempat
tempat karaoke yaitu sekitar 60% sampai
karaoke yang mengkhususkan diskonnya
70% dibandingkan dengan kalangan lain
untuk mahasiswa. Setiap mahasiswa yang
seperti keluarga, pekerja atau kalangan
datang
eksekutif.
menunjukkan kartu mahasiswa maka akan
untuk
langsung
ke
seluruh
pengunjung dari
tempat
mendapatkan
karaoke
diskon
dan
atau
potongan harga dari tarif karaoke. Diskon Jurnal Pendidikan Sosiologi | 7
Karaoke sebagai Budaya Populer… (Fanta Eri Kurnia) tersebut bahkan separuh dari tarif normal
tersebut
karaoke.
Kemudian pihak tempat karaoke akan
d. Karaoke
sebagai
tempat
bersenang-senang
dan
untuk mengisi
dari
pihak
tempat
karaoke.
memberikan voucher karaoke dalam acara tersebut
yang
dapat
digunakan
oleh
mahasiswa untuk karaoke secara gratis.
waktu luang Mahasiswa Yogyakarta pergi ke tempat karaoke karena mereka menyukai
2. Faktor-Faktor
yang
karaoke sebagai tempat hiburan untuk
Melatarbelakangi
bersenang-senang, berkumpul
bersama
Mahasiswa
yang
Populernya
bersantai
dan
Karaoke di Kalangan Mahasiswa
dengan
teman.
pada Tempat Karaoke Keluarga
menyukai
karaoke
membuat mereka dapat berkali-kali untuk datang ketempat karaoke. Dalam sebulan
Yogyakarta Budaya populer merupakan budaya komersial yang diproduksi massal untuk
mereka bisa satu bulan sekali melakukan karaoke, bahkan ada yang sampai satu minggu
sekali
melakukan
karaoke.
Mahasiswa Yogyakarta yang memilih
konsumsi
massa
Populernya
(Storey,
karaoke
di
2008). kalangan
mahasiswa Yogyakarta tidak terlepas dari
karaoke sebagai hiburan untuk mengisi waktu
luangnya
termasuk
kedalam
kelompok leisure class. Kelompok ini bersifat hedonistic yang menghamburhamburkan
uang
untuk
karaoke dan mahasiswa
dibentuk oleh perusahaan-perusahaan yang memfasilitasi kegiatan ini (Agustin, 2008)
karaoke
pada
mahasiswa Yogyakarta juga terbukti dari tempat
untuk dikonsumsi oleh orang banyak bahkan semua kalangan. Budaya karaoke
e. Kerjasama antara pihak tempat
banyaknya
karaoke, karena karaoke memang dibuat
memenuhi
kesenangan mereka.
Kepopuleran
industri hiburan yang menyediakan tempat
karaoke
yang
mempunyai kerjasama dengan mahasiswa
seperti tempat-tempat karaoke keluarga yang ada di Yogyakarta. Tempat-tempat karaoke
yang
ada
di
Yogyakarta
kepada
konsumen
untuk suatu event. Event ini biasanya merupakan
acara
yang
dibuat
oleh
mahasiswa dan bekerjasama dengan pihak tempat karaoke sebagai sponsor acara.
memberikan
ruang
seperti mahasiswa yang ingin memperoleh hiburan dengan cara bernyanyi. Faktor
Mahasiswa biasa mencari dana untuk acara Jurnal Pendidikan Sosiologi | 8
Karaoke sebagai Budaya Populer… (Fanta Eri Kurnia) faktor
yang
mendukung
atau
yang
melatarbelakangi populernya karaoke di
3) Fasilitas tempat karaoke Tempat
karaoke
juga
menyediakan
fasilitas yang mencoba untuk memenuhi kalangan mahasiswa pada tempat karaoke keluarga Yogyakarta yaitu:
1) Pengaruh teman dan media massa Mahasiswa yang suka karaoke, pada awalnya mereka mendapat pengaruh dari teman sepermainannya untuk diajak ke tempat karaoke sehingga lama kelamaan menjadi
suka
dan
terbiasa
melakukan karaoke. Teman sepermainan merupakan agen sosialisasi yang ikut mempengaruhi proses sosialisasi individu (Wachidah, 2009). Selain itu Mahasiswa mengenal karaoke melalui media massa seperti internet, televisi, dan media cetak
dan
diskon
dari
pihak
Pihak tempat karaoke sebagai pelaku dalam pemasaran memberikan promo dan diskon untuk menarik konsumen agar ke
tempat
karaoke
tersebut.
Konsumen tersebut berasal dari berbagai kalangan
menjadi
ini
nyaman
agar ketika
konsumen tertarik untuk pergi ke tempat karaoke tersebut secara berulang-ulang. b. Faktor Internal 1) Karaoke sebagai tempat hiburan yang menyenangkan dan menghibur untuk mengisi waktu luang Karaoke
dipilih
oleh
mahasiswa
Yogyakarta sebagai tempat hiburan yang menyenangkan dan menghibur apabila dibandingkan dengan tempat hiburan yang lain. Karaoke menjadi pilihan sebagai pengisi waktu luang mahasiswa disela-sela
termasuk
dalam
maupun
Kecenderungan
tempat karaoke
datang
konsumen
Hal
sibuknya kuliah dan kegiatan baik di
(Agustin, 2008). 2) Promo
konsumen.
melakukan karaoke dan dapat membuat
a. Faktor Eksternal
mereka
keinginan
mahasiswa.
Pihak
tempat karaoke gencar melakukan promosi kepada mahasiswa dengan datang ke kampus-kampus yang ada di Yogyakarta dan membagikan voucher tersebut kepada mahasiswa untuk membuat mereka tertarik pergi ke tempat karaoke.
di
luar
kampus.
mahasiswa
memilih
karaoke untuk mengisi waktu luangnya sama seperti leisure class, mahasiswa merupakan kelompok leisure class yang memanfaatkan waktu luang mereka untuk karaoke. Karaoke sebagai hiburan yang dipilih
oleh
merupakan membajak
mahasiswa
Yogyakarta
kecenderungan (predatory
instinct),
untuk yang
mendorong orang untuk menikmati barang tanpa
bekerja)
(Vairindyanto,
2014).
Kegiatan karaoke merupakan suatu hal yang ringan tanpa harus besusah payah melakukannya. Jurnal Pendidikan Sosiologi | 9
Karaoke sebagai Budaya Populer… (Fanta Eri Kurnia) 2) Karaoke sebagai pelepas penat dan
masalah secara positif tidak seperti ketika memilih diskotik sebagai tempat hiburan
stres Semakin kompleksnya kegiatan manusia
malam untuk melampiaskan masalah.
saat ini terkadang membuat mereka merasa
4) Keprivatan tempat karaoke
capek
Tempat
dan
stress.
Seperti
halnya
karaoke
menyediakan
baik di dalam maupun di luar kampus,
membuat nuansa karaoke lebih privat.
belum lagi masalah pribadi yang menimpa.
Munculnya tempat karaoke keluarga ini
Banyaknya tugas kuliah membuat mereka
mengakibatkan
stress sehingga mencari hiburan yang
ruang privat keluarga pada masyarakat
sesuai yaitu karaoke untuk melepaskan
modern. Ruang keluarga yang awalnya
penat dan stress tersebut. Selain itu
berada di dalam rumah (privat) berpindah
karaoke dipilih oleh mahasiswa karena
ke tempat lain yang berada di luar rumah
dengan
dapat
atau publik yaitu tempat hiburan karaoke
mengeluarkan seluruh beban yang ada
keluarga (Irhamna, 2014). Mahasiswa
dalam
membuat
yang mencari hiburan dengan melakukan
perasaan serta fikiran menjadi tenang dan
karaoke dapat merasakan keprivatan ketika
beban yang ada menjadi sedikit berkurang
melakukan berbagai kegiatan di dalam
bahkan bisa hilang meskipun sifatnya
room karaoke selain bernyanyi. Keprivatan
sementara.
tersebut membuat mereka lebih terjaga
fikirannya
mereka
sehingga
untuk
yang
mahasiswa yang memiliki banyak kegiatan
karaoke
room
keluarga
terjadinya
beryanyi
perpindahan
sarana
prifasinya. Ajang berkumpul bersama
mengekspresikan diri dan ajang
temanpun juga menjadi terasa sekali
berkumpul
kebersamaannya. Dibandingkan dengan
3) Karaoke
sebagai
Kebebasan mengekspresikan diri di dalam
tempat hiburan lain karaoke memiliki sifat
room karaoke juga membuat mahasiswa
yang
dapat
emosinya
mahasiswa dapat bernyanyi. berteriak
dengan berteriak ketika bernyanyi tanpa
sesuka hati dan menyanyikan lagu sesuai
takut mengganggu orang lain. Karaoke
dengan keinginan mereka.
melepaskan
seluruh
tidak
membosankan.
Karena
juga digunakan oleh mahasiswa untuk ajang berkumpul bersama dengan teman
E. PENUTUP
sehingga
Simpulan
menumbuhkan
rasa
kebersamaan. Selain itu karaoke dipilih
Hasil
penelitian
dilakukan
sebagai
Budaya populer di Kalangan Mahasiswa
untuk
melampiaskan
Karaoke
telah
oleh mahasiswa karena dapat digunakan tempat
mengenai
yang
sebagai
Jurnal Pendidikan Sosiologi | 10
Karaoke sebagai Budaya Populer… (Fanta Eri Kurnia) Yogyakarta
dapat
ditarik kesimpulan,
yaitu:
Selain itu juga karena citra positif tempat karaoke yang ada di Yogyakarta.
1. Popularitas Mahasiswa
Karaoke pada
di
Kalangan
Mahasiswa Yogyakarta menyukai
Tempat Karaoke
karaoke sebagai tempat untuk bersenang-
Keluarga Yogyakarta
senang, bersantai, dan berkumpul bersama
Ketertarikan para pebisnis tempat
dengan teman. Mereka yang menyukai
karaoke untuk membangun tempat karaoke
karaoke membuat mereka dapat berkali-
di
karena
kali datang ke tempat karaoke. Mereka
Yogyakarta memiliki perkembangan yang
dapat pergi ke tempat karaoke satu bulan
cepat
sekali bahkan satu minggu sekali.
Yogyakarta
akibat
disebabkan
banyaknya
termasuk mahasiswa.
pendatang
Meskipun sasaran
2. Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi
pengunjung yang mereka ambil tidak
Populernya
Karaoke
hanya mahasiswa saja melainkan semua
Mahasiswa
pada
segmen.
Keluarga Yogyakarta
Pihak tempat karaoke yang ada di Yogyakarta
bahwa
Kalangan
Tempat Karaoke
Karaoke menjadi populer karena
minat
disukai oleh banyak orang termasuk
masyarakat terhadap karaoke tinggi karena
mahasiswa, selain itu terdapat faktor yang
dapat dilihat dari pengunjung tempat
menunjang populer karaoke di kalangan
karaoke yang setiap hari dapat mencapai
mahasiswa
ratusan pengunjung. Dari keseluruhan
tersebut yaitu:
pengunjung tersebut mahasiswa menjadi
a. Faktor Eksternal
pengunjung
menyebut
di
yang memiliki
persentasi
1)
tertinggi dibandingkan dengan segmen yang lain seperti keluarga, pekerja, dan
dengan70%.
Ini
menunjukkan
bahwa
karaoke memang disukai oleh banyak
Faktor-faktor
Pengaruh teman sebaya dan media massa
2)
kalangan eksekutif. Persentase pengunjung mahasiswa yaitu sekitar 60% sampai
Yogyakarta.
Promo dan diskon dari pihak tempat karaoke
3)
Fasilitas tempat karaoke
b. Faktor Internal 1)
Karaoke sebagai tempat hiburan
orang termasuk mahasiswa. Hal tersebut
yang
juga ditunjang oleh pihak tempat karaoke
menghibur untuk mengisi waktu
yang berusaha memberikan promo dan
luang
diskon yang dapat menarik mahasiswa untuk datang ke tempat karaoke tersebut.
2)
menyenangkan
dan
Karaoke sebagai pelepas penat dan stress
Jurnal Pendidikan Sosiologi | 11
Karaoke sebagai Budaya Populer… (Fanta Eri Kurnia) 3)
Karaoke
sebagai
sarana
mengekspresikan diri dan ajang berkumpul 4)
Keprivatan tempat karaoke
DAFTAR PUSTAKA Agustin, F. R. (2008). Karaoke Sebuah Kebudayaan Populer Jepang. Skripsi S1. http://lib.ui.ac.id/. Universitas Indonesia. Dita, S. (2015). Happy Puppy Pelopor Karaoke Keluarga di Indonesia. Tersedia di: http://www.wisatajakarta.com. Diakses pada 15 Januari 2016. Fadillah, F. (2014). Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Citra Merek terhadap Kepuasan Konsumen dan Dampaknya Terhadap Minat Beli Ulang pada PT. Diva Karaoke. Skripsi S1. http://library.binus.ac.id/. Universitas Bina Nusantara.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatid dan R&D. Bandung: Alfabeta Tomi. (2014). Bisnis Artis: Ahmad Dhani Hingga Syahrini Buka Usaha Karaoke. Tersedia di: http://www.suara.com/. Diakses pada 15 Januari 2016. Vairindyanto, Y.A. (2014). Makna Konsumsi Bagi Atlet Junior Balap Sepeda di Kota Malang. Jurnal Online UNESA. 2(1). Wachidah, L. (2009). Pengaruh AgenAgen Sosialisasi terhadap Siswa SLTP Berprestasi di Bandung. Jurnal Sosial dan Pembangunan. 25(1).
Irhamna, C. (2014). Karaoke “Keluarga” (Studi Kasus Empat Mahasiswa dan Karaoke Keluarga Happy Puppy di Ring Roand Utara Yogyakarta). Skripsi S1. Tidak diterbitkan. Universitas Gajah Mada. Rahmad, A. (2012). Analisis Persepsi Konsumen terhadap Pelayanan Karaoke Inul Vizta Family Outlet Cabang Kota Jambi. Jurnal Online UNJA. 1(2). Storey, J. (2003). Teori Budaya dan Budaya dan Budaya Pop. Yogyakarta: Qalam. Storey, J. (2008). Culture Studies dan Kajian Budaya Pop. Yogyakarta : Jalasutra. Jurnal Pendidikan Sosiologi | 12