KARAKTERISTIK PEMBELAJAR DAN KONSKWENSINYA PADA PROSES PEMBELAJARAN Oleh : Samsudi (Widyaiswara Pusdiklat Kehutanan) Abstract The characteristics of participants in education or training are important to be understood by the teacher. The understanding will influence the teaching activities. Child and adults have different characteristics related to teaching implementation. Therefore, they have specific implication to the design of contents, methods and teaching aids. Recently the teaching orientation has changed. Teachers should think “what the participants obtain will from the teaching rather than what the teacher has completed”
Key word :characteristics of participants, education or training/characteristics pembelajar, pendidikan, pelatihan, diklat.
Pentingnya karakteristik pembelajar dalam pembelajaran Secara umum, dalam pendidikan ada dua kelompok pembelajar, yaitu anak-anak dan orang dewasa. Pendidikan bagi anak-anak dikembangkan
melalui paedagogy dan
untuk orang dewasa dikembangkan melalui andragogy. Pembelajar anak-anak dan orang dewasa memiliki karakteristik yang berbeda. Dalam pembelajaran amatlah penting memahami kondisi atau karakteristik lawan bicara. Dalam pembelajaran, karakteristik pembelajar merupakan bagian yang penting untuk dipahami oleh para pengajar, agar apa yang diajarkan dapat dipahami secara lebih baik oleh pembelajar. Pembelajar merupakan konstituen atau sebagai pengambil manfaat dari materi yang disajikan oleh para pengajar. Oleh karena itu orientasi berpikir didalam pembelajaran baik di pendidikan maupun di pelatihan/diklat haruslah kepada pembelajar bukan pada pengajar.Dengan demikian tugas seorang pengajar adalah membawa/membantu para pembelajar untuk memahami atau menguasai materi pembelajaran yang diberikan. Paham lama yang menyatakan bahwa tugas
seorang
guru/pengajar adalah menyelesaikan materi pelajaran yang diampunya
haruslah
ditinggalkan. Pada saat ini yang harus dikembangkan oleh guru atau pengajar adalah “apa yang didapat oleh pembelajar dan bukan apa yang sudah diselesaikan guru/pengajar dalam mengajar”. Konskwensi dari hal tersebut adalah sangat penting 1
para pengajar mempelajari karakteristik pembelajar, karena merupakan faktor penentu dalam menyusun materi, memilih metode dan alat bantu/peraga yang dipergunakan. Strategi dan teknik-teknik pembelajaran akan lebih cermat didesain bila karakteristik para pembelajar diketahui oleh pengajar dengan baik.
Karakteristik pembelajar Telah disampaikan bahwa dalam pendidikan ada dua kelompok pembelajar, yaitu anak-anak dan orang dewasa. Pembelajar anak-anak dan orang dewasa memiliki karakteristik yang berbeda. Karakteristik pembelajar tersebut akan mempengaruhi pembelajaran yang akan dilaksanakan, yaitu pada materi, metode dan alat bantu dan peraga. Oleh karena itu memahami karakteristik pembelajar menjadi hal yang sangat penting bagi guru atau pengajar. Surya
Putri
(2010)
pada
http://evie4210.blogspot.com/2010/05/faktor-yang-dapat-
menurunkan-moral-di.html (Tanggal 2 Mei 2014) menyebutkan beberapa karakteristik anak-anak sebagai pembelajar seperti dibawah ini: Senang bermain Senang bergerak, Senang bekerja dalam kelompok Senang merasakan/ melakukan sesuatu secara langsung Anak cengeng/manja Belum mandiri dan perlu dibimbing Dituruti keinginannya Sulit memahami isi pembicaraan orang lain. Senang diperhatikan Senang meniru Berdasarkan terhadap
karakteristik anak-anak seperti tersebut diatas,
pembelajaran
yang
akan
dilaksanakan,
baik
terdapat konskwensi
pada
materi,
metode
pembelajaran maupun pada alat bantu/peraganya. Di bawah ini diuraikan konskwensi dari karakteristik yang dimiliki anak-anak sebagai pembelajar terhadap pembelajaran :
2
Anak-anak senang bermain Seringkali anak cenderung menghabiskan waktunya hanya untuk bermain. Oleh karena itu
metode pembelajaran yang menggunakan permainan perlu banyak diterapkan
dengan catatan
sesuai dengan konteks dan sasaran yang ingin dicapai. Alat
bantu/peraga, lokasi dan waktu perlu disesuaikan dangan catatan tidak membahayakan kecuali mampu diawasi/dijaga dengan baik.
Anak-anak senang bergerak Anak-anak yang umumnya senang bergerak perlu difasilitasi dalam pembelajaran karena
bermanfaat
untuk
pertumbuhan
fisik
dan
mentalnya.
Oleh karena itu, guru hendaknya mampu merancang berbagai model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak bentuknya kunjungan,
permainan,
demo
dan
latihan,
pameran
dan
lain
dapat berupa sebagainya.
Anak-anak senang bekerja dalam kelompok Anak senang bekerja dalam kelompok terutama pada umur yang sama, ukuran fisik yang
sama,
permainan
yang
sama
atau
tempat
tinggal
yang
sama.
Dalam kelompok tersebut anak dapat belajar bagaimana mereka mematuhi aturanaturan kelompok, membangun kesetiakawanan, berkompetisi, berdiskusi, bekerja sama, berbagi jatah, berbagi tugas atau tanggung jawab dan lain sebagainya. Dengan demikian pengajar/guru perlu mendesain materi, memilih metode dan alat bantu agar anak mendapatkan pelajaran seperti yang telah disebutkan di atas.
Anak-anak senang merasakan/melakukan sesuatu secara langsung Sewaktu penulis duduk dibangku SD, guru memerintahkan setiap siswa diminta untuk membawa lidi untuk belajar berhitung. Dengan demikian murid akan lebih paham betul tentang hitung-hitungan yang biasanya hanya ditunjukan dengan angka-angka.Contoh lain misalnya, untuk melatih bagaimana caranya menghitung luas empat persegi panjang dapat dilakukan dengan kegiatan mengukur ruang kelas atau lapangan sepak bola disekolahnya. Dengan cara yang sama juga dapat dilakukan untuk mengajar
3
pengetahuan lingkungan, misalnya tunjukkan arah kanan kiri, utara selatan dan lainlain.
Anak-anak sering cengeng Pada umur anak SD, banyak anak yang masih cengeng dan manja. Pada umur-umur tersebut umumnya selalu ingin diperhatikan dan dituruti keinginannya. Disamping itu mereka masih belum mandiri sehingga perlu bimbingan. Dengan demikian guru perlu mendesain materi dan alat bantu pembelajaran yang membantu pendewasaan atau membangun kepercayaan diri anak, misalnya dengan permainan kompetisi, kegiatan produksi dan atau kegiatan lain sejenis.
Anak-anak belum mandiri dan perlu dibimbing Pada umumnya anak-anak misalnya SD dan SMP belum mandiri sehingga memerlukan bimbingan dan masukan informasi lebih banyak. Bimbingan kepada anak dilakukan secara tatap muka/langsung sangat baik, walaupun bimbingan juga bisa dibuat dalam bentuk tertulis, misalnya berupa urutan bagaimana mengerjakan soal, melakukan kegiatan menanam tanaman, membuat minuman dan lain-lain. Bimbingan tertulis harus dibuat secara rinci dan sejelas mungkin. Pada awalnya umumnya anak-anak tetap perlu bimbingan langsung untuk mengunakan bimbingan tertulis, tetapi setelah beberapa kali umumnya anak-anak akan dapat mengikutinya.
Anak-anak maunya dituruti keinginannya Anak-anak umumnya memiliki keinginan yang harus dituruti, bila tidak mereka akan ngambeg atau marah. Mereka tidak mengetahui bahwa segala sesuatu perlu disediakan melalui proses dan kadang-kadang tidak mudah disediakan. Misalnya, bila guru disekolah menyatakan bahwa semua murid harus memiliki buku pelajaran matematika, maka mereka akan minta uang kepada orang tuanya tanpa memikirkan apakah orang tuanya punya uang atau tidak, yang penting dia memiliki buku matematika seperti teman-temannya. Oleh karena itu tugas guru harus menjelaskan bahwa siswa dapat menggunakan
buku matematika yang mana saja. Guru harus
bijaksana dan justru memberitahukan bahwa semua buku matematika dapat dipakai 4
untuk belajar. Sampaikan juga bahwa makin bervariasi buku yang dipakai dikelasnya akan makin baik, karena dapat memberikan variasi ilmu pengetahuan yang lebih luas.
Anak-anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain. Nalar dan cara berpikir anak dalam banyak hal belum baik seperti orang dewasa. Mereka belum memiliki modal yang cukup untuk menghubungkan pengetahuan satu dengan lainnya, oleh karena itu dalam menjelaskan materi harus jelas, rinci dan memberikan contoh-contoh yang dikenali oleh siswa/peserta.Berikanlah kesempatan kepada anak didik untuk mempelajari dan menemukan sesuatu pada suatu benda, proses atau kondisi tertentu.
Anak-anak senang diperhatikan Sifat ingin diperhatikan bagi seorang anak adalah sesuatu yang penting. Anak-anak seringkali mencari perhatian dengan cara yang aneh bahkan ekstrem. Oleh karena itu mengabsen anak dengan memanggil dan memuji sangat penting untuk menunjukan perhatian kepadanya. Memberi hadiah bagi sang juara sekecil apapun adalah hal penting dilakukan oleh guru. Anak yang sedang sakit, sedih, berjuang gigih perlu diperhatikan dan diapresiasi oleh guru dan sekolah.
Anak-anak sering meniru Dalam kehidupan sehari hari anak suka meniru.Sejak awal kelahirannya dan kemudian tumbuh berkembang secara fisik dan spiritual sebagian besar mereka meniru.Seorang anak bisa berbicara karena meniru orang tua atau lingkungannya yang berbicara.Hal ini juga pada kegiatan-kegiatan lainnya termasuk tingkah laku lainnya. Acara-acara di TV maupun kegiatan lainnya yang sering mereka tonton dan ikuti akan ditiru olehnya. Guru yang memiliki gaya mengajar tertentu juga mudah ditiru oleh anak didiknya.
Oleh
karena itu dalam pembelajaran anak-anak memberikan contoh-contoh yang baik menjadi pilihan yang bagus. Pada pembelajaran orang dewasa misalnya di kegiatan pelatihan atau diklat pada umumnya
bertujuan
untuk
membantu
pembelajar
agar
dapat
mengerjakan
pekerjaannya, memecahkan masalah, mengembangkan diri atau agar meningkatkan 5
kualitas/kuantitas pekerjaannya. Terkait dengan pembelajaran, orang dewasa dibawah ini dicantumkan karakteristik sebagai berikut :
Orang dewasa telah memiliki pengetahuan dan pengalaman
Orang dewasa akan meninggalkan pelajaran bila tidak cocok dengan kebutuhannya.
Orang dewasa telah memiliki pola dalam hidupnya
Orang dewasa ingin pembelajaran yang segera dapat diterapkan.
Orang dewasa secara fisik fungsinya menurun, misalnya mudah lupa, penglihatan dan pendengaran menurun dan lain sebagainya.
Orang dewasa tidak suka ditekan/dipaksa
Orang dewasa memiliki tanggung jawab
Orang dewasa tidak mudah percaya
Orang dewasa ingin pembelajaran yang dapat memecahkan masalahnya.
Orang dewasa telah memiliki pengetahuan dan pengalaman Secara umum orang dewasa telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang bila dicermati masing-masing unik. Setiap orang mengalami proses perkembangannya khas yang sangat baik dan bermanfaat untuk pembelajaran bagi orang lain. Bahkan akhirakhir ini ada topik bahasan di seminar-seminar atau diklat tentang ‘Storey of Change’. Topik ini intinya membahas tentang suatu cerita kesuksesan seseorang yang berguna untuk pembelajaran, umumnya meliputi proses, tokoh maupun waktu. Dengan demikian orang lain dapat mengambil pelajaran yang sangat mungkin untuk ditiru. Intinya orang dewasa yang memiliki pengetahuan dan pengalaman akan baik sebagai nara sumber atau sumber belajar bagi teman-temannya (Annie Leonard 2012).
Orang
dewasa
akan
meninggalkan
pelajaran
bila
tidak
cocok
dengan
kebutuhannya Orang dewasa
yang mengikuti pendidikan/pembelajaran
mengharapkan meterinya
berguna untuk memecahkan persoalan yang dihadapi, sehingga bila mereka datang ke kelas dan ternyata materinya tidak sesuai harapannya, mereka akan meninggalkan kelas. Orang dewasa umumnya memiliki tugas yang harus diselesaikan, diklat atau pendidikan harapannya dapat membantu menyelesaikannya. Bagi mereka waktu harus 6
digunakan seefektif mungkin, sehingga bila merasa pembelajaran yang diikuti tidak berkaitan dengan kepentingannya mereka akan tinggalkan dan mengisinya dengan halhal yang berguna baginya. Oleh karena itu materi
pembelajaran
harus didesain
relevan dengan tugas pekerjaan atau masalah aktual yang dihadapi. Metode yang dikembangkan dapat berupa studi kasus, kunjungan, demonstrasi- peragaan dan lainlain yang membangun kemampuan pemecahan masalah dan penyelesaian pekerjaan tertentu.
Orang dewasa telah memiliki pola dalam hidupnya Biasanya orang dewasa telah terbentuk baik kepribadiannya maupun arah/pola hidupnya.Oleh karena itu sering kali tidak mudah merubah cara pandangnya. Biasanya memerlukan proses dan dukungan bukti membangun keyakinannya bahwa perubahan baginya memberi keuntungan. Untuk itu perlu dikembangkan diskusi-diskusi dalam kelompok, kunjungan untuk menunjukan bukti-bukti
dengan melihat
aktivitas riel
dilapangan.
Orang dewasa ingin pembelajaran yang segera dapat diterapkan. Orang dewasa memang mengharapkan materi pembelajaran yang segera memberi keuntungan baginya.Mereka menghadapi persoalan yang segera harus diselesaikan, maka pendidikan/pelatihan/diklat yang diikuti diharapkan segera dapat diterapkan.Oleh karena itu materi pembelajaran harus aktual baik dari metode, manajemen, teknologi, peralatan dan bahan yang digunakan.
Orang dewasa secara fisik kondisinya menurun, misalnya mudah lupa, penglihatan dan pendengaran menurun dan lain sebagainya. Karena kondisi fisik
orang dewasa telah menurun maka kegiatan pembelajaran
sebaiknya jangan terlalu lama. Kegiatan fisik yang memerlukan energi/kekuatan serta memerlukan waktu
lama hendaknya dihindari. Jangan mendesain kegiatan yang
memerlukan transport yang waktunya lama. Sebaiknya dibuat suasana kelas yang ceria dengan menyediakan hiburan sehingga tidak membosankan. Pencahayaan harus memadahi, sound system, ruangan yang nyaman (AC), persiapan kesehatan (obat 7
ringan dan dokter), kendaraan angkutan bila sewaktu-waktu diperlukan ke rumah sakit disediakan.
Orang dewasa tidak suka ditekan/dipaksa Orang dewasa harus dibangun semangatnya dan jangan diminta mengerjakan sesuatu dengan memaksa.Untuk itu maka pendekatan partisipatif adalah metode yang harus dikembangkan dalam pembelajaran.Bangunlah suasana agar mereka bekerja karena motivasi yang muncul dari mereka sendiri. Bila materi yang disajikan sesuai kebutuhannya maka membangun motivasi bekerja dan belajar akan mudah dilakukan. Metode partisipatif dan penugasan akan sangat membantu menumbuhkan motivasi.
Orang dewasa memiliki tanggung jawab Bila kegiatan atau materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan para pembelajar maka motivasinya akan tumbuh dengan sendirinya. Dalam mengerjakan tugas dapat dilakukan secara tim ataupun kelompok. Metode penugasan dengan membentuk tim/regu kerja atau kerja kelompok akan sangat cocok diterapkan. Orang dewasa umumnya memiliki tanggung jawab sehingga bila diberi tugas, maka akan dilaksanakan.
Orang dewasa tidak mudah percaya Orang dewasa dengan pengalaman dan pengetahuannya yang banyak telah mengalami berbagai macam situasi.Tidak semua pengalaman merupakan hal baik/mengenakkan, pengalaman yang pahit juga pernah dialami.Mungkin saja memilikipengalaman yang jelek, misalnya menghadapi orang yang suka banyak bicara tanpa bukti atau banyak cerita-cerita yang sukses, tetapi
ternyata memerlukan
perjuangan yang panjang dan meletihkan, tidak seperti yang dilihat saat kini. Jadi materi yang harus disajikan pada pembelajaran orang dewasa adalah kegiatan yang relevan dengan kebutuhannya.Metode pembelajaran yang diterapkan dapat berupa kunjungan untuk melihat bukti-bukti, proses kerja dan lain-lain.
8
Orang dewasa ingin pembelajaran yang dapat memecahkan masalahnya. Sudah beberapa kali disinggung diatas bahwa orang dewasa umumnya mempunyai tugas dan persoalan yang harus diselesaikan.Oleh karena itu materinya harus sesuai kebutuhan didunia kerjanya.Persoalan-persoalan diharapkan dapat diselesaikan setelah pelatihan/diklat diikuti.Metode pembelajaran yang dikembangkan dapat berupa kunjungan lapangan, lokakarya, studi kasus, diskusi kelompok/tim dan lain sejenis.
Bila kita cermati, karakteristik orang dewasa secara koprehensif memiliki konsekuensi pada pembelajaran, yaitu
pada materinya, metodenya dan alat bantu/peraga yang
digunakan. Dari aspek materi pembelajaran yang disajikan untuk orang dewasa tentu saja yang sesuai dengan kebutuhannya, yaitu yang sesuai dengan tugas atau persoalan yang dihadapi pembelajar. Sedang dari segi metode perlu adanya variasi metode pembelajaran yang diterapkan agar tidak membosankan dan membangun motivasi. Untuk membicarakan satu topik seringkali pengajar menggunakan lebih dari satu metode tetapi bisa menggunakan dua, tiga atau lebih metode pembelajaran, hal ini dikenal dengan istilah akleptik. Alat bantu dan peraga yang paling baik dalam pembelajaran adalah benda sebenarnya; yaitu bahan/alat/benda/kondisi yang biasa dipakai didunia kerja secara riel. Namun demikian memang
tidak semua benda
sebenarnya diadakan/dibawa ke kelas/tempat pembelajaran, maka diganti dengan alat bantu/peraga berupa gambar, foto, film, model, handout
dan lain-lain disesuaikan
dengan kondisi pembelajar dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Hal lain yang kiranya juga penting diperhatikan dalam penggunaan alat bantu dalam pembelajaran variasinya dan keterbacaannya.
DAFTAR PUSTAKA Surya Putri (2010). http://evie4210.blogspot.com/2010/05/faktor-yang-dapatmenurunkan-moral-di.html (Tanggal 2 Mei 2014) Annie Leonard (2012). The Story of Change.http://storyofstuff.org/movies/story-ofchange (Tanggal 15 Mei 2014).
9