Karakteristik Partikulat Udara Ambien dan Terespirasi di Sekitar Kawasan Industri Non Formal (Muhayatun)
ISSN 1411 – 3481
KARAKTERISTIK PARTIKULAT UDARA AMBIEN DAN TERESPIRASI DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI NON FORMAL 1
2
1
3
Muhayatun Santoso , Mariana Marselina , Diah Dwiana Lestiani , Rita Mukhtar 1
Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Jl. Tamansari 71, Bandung 40132 2 Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10, Bandung 3 Pusat Penelitian dan Pengembangan Kualitas dan Laboratorium Lingkungan, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kawasan Puspiptek Serpong Email:
[email protected] Diterima: 15-01-2016 Diterima dalam bentuk revisi: 01-03-2016 Disetujui: 07-03-2016
ABSTRAK KARAKTERISTIK PARTIKULAT UDARA AMBIEN DAN TERESPIRASI DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI NON FORMAL. Penelitian karakterisasi partikulat udara ambien dan paparan partikulat terespirasi di sekitar kawasan industri aki bekas non formal Parung Panjang dilakukan sebagai tindak lanjut hasil penelitian sebelumnya tentang pencemaran Pb di kawasan Serpong. Pengambilan sampel partikulat udara ambien di Parung Panjang dilakukan menggunakan Gent sampler, sedang partikulat terespirasi di kawasan industri non formal parung panjang dan Sukarasa tangerang (kontrol) dikumpulkan menggunakan personal dust sampler, pada periode 2011 hingga 2012. Penentuan konsentrasi massa partikulat dilakukan secara gravimetri, sedang konsentrasi unsur menggunakan metode berbasis sinar-X. Hasil rerata konsentrasi massa udara ambien PM2,5 dan PM10 Parung Panjang masing-masing sebesar 27,3 -3 ± 13,7 dan 77,5 ± 17,1 µg.m , sedang rerata konsentrasi partikulat terespirasi di kawasan -3 industri non formal dan kontrol masing-masing sebesar 260 ± 233 dan 82 ± 38 µg.m . Rerata konsentrasi Pb pada PM2,5 dan PM2,5-10 masing-masing mencapai 45 dan 10 %. Prosentase konsentrasi maksimum unsur Pb pada partikulat terespirasi kawasan Industri non formal dan kontrol, masing-masing mencapai 12,11 dan 0,27 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi Pb pada partikulat tersespirasi di wilayah industri non formal secara signifikan mencapai puluhan kali dibandingkan di wilayah kontrol. Tingginya konsentrasi Pb di Parung panjang merupakan penanda utama yang berasal dari kegiatan pengolahan aki bekas serta merupakan salah satu sumber yang berkontribusi pada pencemaran Pb di wilayah Serpong. Kata kunci: PM2,5, PM10, partikulat terespirasi, Pb, aki bekas, Serpong. ABSTRACT CHARACTERISTIC OF AMBIENT AIRBORNE AND RESPIRABLE PARTICULATE AROUND A NON FORMAL INDUSTRIAL AREA. Characterization of airborne particulate matter and respirable particulate in Parung Panjang district especially on souronding non formal used batteries industrial area has been carried out to follow up the previous results with respect to high concentrations of lead detected in Serpong area. Sampling of airborne particulate matter in Parung Panjang was conducted using Gent stacked filter unit sampler, while the respirable particulate matter samples collected using personal dust sampler in Parung Panjang as a non formal Industrial area and Sukarasa village as a control, during 2011-2012. The concentration of masses were determined gravimetrically, while for elemental concentrations by X-Ray based methods. The average of mass concentration of air ambient PM2.5 and PM10 in Parung Panjang -3 were 27.3 ± 13.7 and 77.5 ± 17.1 µg.m , respectively. While the average concentration of respirable particulate in non formal industrial and control areas were 260 ± 233 and 82 ± 38 -3 µg.m , respectively. The percentage of average Pb concentration in PM2.5 and PM2.5-10 were contribute up to 45 and 10 % of the mass concentration, respectively. The maximum percentage concentration of Pb in respirable particulate in industrial and control area were 12.11 and 0.27 %, respectively. These results showed that the Pb concentrations in respirable particulate in 49
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. 17, No 1, Februari 2016; 49-58
ISSN 1411 - 3481
industrial area were significantly tens times higher than in the control area. The high concentration of Pb in Parung panjang was the main key element came from the used lead battery industry and one of pollutant source that contributed to the Pb pollution in Serpong area. Keywords: PM2.5, PM10, respirable particulate, Pb, used batteries, Serpong.
1. PENDAHULUAN Salah
satu
memberikan titik terang dan gambaran lebih dampak
negatif
dari
peningkatan kegiatan industri adalah me-
jelas terkait sumber pencemar Pb yang berasal dari kegiatan peleburan (1). Industri peleburan pengolahan aki
ningkatnya pencemaran udara yang dapat masyarakat.
bekas dapat menghasilkan produk timah
Pencemaran udara khususnya pencemaran
hitam (Pb) yang akan digunakan kembali
Pb di kawasan Industri daerah Serpong dan
sebagai
sekitarnya, telah mulai terdeteksi sejak
Proses peleburan aki bekas berpotensi
tahun 1996 (1). Serangkaian kegiatan riset
menghasilkan partikulat berbahaya yang
telah dilakukan untuk memperoleh solusi
mengandung berbagai logam berat dan
penanggulangan yang tepat. Untuk men-
memiliki resiko terjadinya paparan partikulat
dapatkan sebuah rekomendasi yang ber-
yang berpotensi mengganggu kesehatan
basis scientific research yang valid dan
masyarakat. Beberapa hasil riset telah
akurat, maka studi komprehensif tentang
menunjukkan bahwa konsentrasi partikulat
kontributor pencemar Pb tersebut sangat
udara ambien dan terespirasi di kawasan
diperlukan. Sehubungan dengan hal ter-
sekitar dilakukannya proses pengolahan aki
sebut, pada tahun 2009 – 2011, Badan
bekas, memiliki konsentrasi Pb yang tinggi
Tenaga Nuklir Nasional dan Kementrian
dan berbeda signifikan dengan daerah lain-
Lingkungan Hidup telah melakukan kerja-
nya (1,6-8). Karakteristik komposisi kimia
sama penelitian berupa pemantauan di 26
pada partikulat dapat digunakan sebagai
titik lokasi sampling di daerah kawasan
indikator dalam penentuan sumber yang
industri dan perumahan yang tersebar pada
mengemisikan partikulat tersebut (9).
membahayakan
kesehatan
bahan
baku berbagai
industri.
radius 5, 10 hingga 20 km dari titik sentral
Partikulat udara halus dan partikulat
kawasan industri di daerah Cikupa. Hasil
terespirasi merupakan partikulat yang ber-
yang
bahwa
bahaya karena dapat secara efektif masuk
di daerah
ke saluran pernafasan. Partikulat yang
Tangerang dan sekitarnya berada pada
berukuran kurang dari 2,5 um (PM2,5) dapat
diperoleh
konsentrasi Pb
menunjukkan pada PM2,5
level ratusan bahkan ribuan ng.m berbeda
secara
signifikan
-3
serta
dibandingkan
berpenetrasi menembus bagian terdalam dari
paru-paru
dan
sistem
jantung,
dengan daerah Lembang, Bandung dan
menyebabkan infeksi saluran pernafasan
Jakarta yang berada pada level puluhan
akut,
hingga ratusan ng.m diperoleh
50
hingga
-3
(1-5). Hasil yang
kegiatan
2011
telah
kanker
paru-paru,
penyakit
kardiovaskular dan bahkan kematian (6-11). Pada makalah ini akan disajikan hasil
Karakteristik Partikulat Udara Ambien dan Terespirasi di Sekitar Kawasan Industri Non Formal (Muhayatun)
ISSN 1411 – 3481
kegiatan penelitian yang dilakukan pada
sampler (Gent SFU Sampler). Gent SFU
periode tahun 2011 - 2012 sebagai tindak
Sampler merupakan sebuah alat pencuplik
lanjut hasil penelitian sebelumnya khusus-
udara yang terdiri dari dua bagian utama
nya tentang karakterisasi partikulat udara
yaitu kontainer hitam dan pompa vakum.
ambien di kawasan Serpong dan sekitarnya.
Gent SFU sampler, dilengkapi dengan pe-
Selain itu, pada makalah ini juga dibahas
ngatur waktu, rotameter, penunjuk volume
tentang konsentrasi partikulat tersespirasi,
udara dan unit stacked filter, merupakan
khususnya di kawasan industri peleburan
dichotomous sampler. Dalam setiap kali
timbal non formal. Hasil kegiatan ini diharap-
sampling digunakan 2 jenis filter Nucleopore
kan dapat melengkapi hasil yang diperoleh
polikarbonat yaitu filter halus (PM2,5) dan
sebelumnya serta dijadikan research based
filter kasar (PM2,5-10) yang masing-masing
scientific evidence yang dapat digunakan
berpori-pori 0,4 dan 8 µm. Pelaksanaan
oleh pembuat kebijakan, pemerintah se-
sampling dilakukan di Parung Panjang pada
tempat
ketinggian sekitar 6 meter diatas tanah, laju
dan
pihak
industri
dalam
me-
-1
nyelesaikan permasalahan pencemaran Pb
alir 16-18 L.menit
agar masyarakat dapat lebih terlindungi dan
hingga tiga kali dalam seminggu selama 24
kerugian yang lebih besar dapat dihindari.
jam pada bulan Mei 2011. Sampel partikulat
dan dilakukan dua
udara dengan ukuran hingga 2,5 µm akan 2. TATA KERJA
terkumpul pada filter halus dan antara 2,5-
2.1 Bahan dan Peralatan
10 µm pada filter kasar (2).
Bahan-bahan yang digunakan berupa filter nuclepore polikarbonat yang berpori-
2.3 Sampling Paktikutat Terespirasi
pori diameter berukuran 0,4 µm dan 8 µm
Pengambilan sampel partikulat ter-
serta filter mixed cellulose esther (MCE) ber-
espirasi dilakukan menggunakan personal
diameter 25 mm dengan pori-pori 8 µm.
sampling yang dipasang selama 4 jam pada
Peralatan yang digunakan untuk pengambil-
setiap responden. Adapun jenis filter yang
an sampel partikulat udara adalah GENT
digunakan adalah mixed cellulose esther
Stacked Filter Unit sampler dan personal
(MCE) dari Millipore dengan diameter 25
sampler. Peralatan lain yang digunakan
mm dan berpori - pori 8 µm. Alat ini akan
adalah
stain
menghisap debu, ditempelkan pada pakaian
reflectometer, ED XRF Epsilon 5 dan
responden dengan ujungnya terletak pada
fasilitas Particle Induced X-Ray Emission
breathing zone. Lokasi pengambilan sampel
(PIXE) di Geological Nuclear Science (GNS),
dilakukan pada Mei 2012 di sekitar industri
New Zealand.
non formal di kecamatan Parung Panjang,
neraca
mikro,
smoke
kabupaten Bogor didasarkan pada kawasan 2.2 Sampling Paktikutat Udara Ambien Pengambilan sampel partikulat udara ambient
PM2,5
tersebut dekat dengan Serpong, yang telah terindikasi terjadi pencemaran Pb di udara
dilakukan
ambien, serta terdapatnya aktivitas pe-
menggunakan GENT Stacked Filter Unit
ngolahan aki bekas di daerah tersebut.
dan
PM2,5-10
51
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. 17, No 1, Februari 2016; 49-58
ISSN 1411 - 3481
Adapun responden untuk kawasan Industri
dari
non formal ini dipilih sekelompok anak-anak
partikulat terespirasi diperoleh dari selisih
yang berusia 10 - 14 tahun yang tinggal di-
hasil penimbangan filter setelah dan se-
sekitar
dan
belum terpapar. Sebelum dilakukan pe-
kriteria responden mengacu pada hasil
nimbangan filter dikondisikan di ruang pre-
penelitian yang dilakukan di wilayah pe-
parasi pada temperatur 18 – 25 ºC dan
mukiman dekat pengolahan aki bekas New
kelembaban dibawah 60 % (13).
lokasi
tersebut.
Pemilihan
massa
filter
kasar,
dan
paparan
Jersey, Amerika, yang menunjukkan bahwa anak-anak lebih mudah terkena paparan
2.5 Analisis Unsur Penentuan kadar unsur pada sampel
timbal partikulat, baik melalui pernafasan, makanan, serta berbagai aktivitas lainnya
dilakukan
dari tangan ke mulut setelah terpapar debu /
berbasis sinar-X, particle induced X-ray
terkontaminasi timbal (12). Pada makalah ini
emission (PIXE) dan X-ray Flourescence
akan difokuskan membahas hasil dari 19
(XRF). Analisis kualitatif dan kuantitatif
responden yang sampelnya telah dikarakter-
metode PIXE dan XRF didasarkan pada
isasi secara lengkap baik untuk konsentrasi
pancaran sinar-X karakteristik yang dihasil-
massa partikulat ataupun konsentrasi logam
kan dari proses eksitasi atom. Energi yang
berat Pb. Disamping itu, untuk kawasan
diemisikan adalah karakteristik untuk masing
kontrol dipilih 5 responden
Desa
- masing unsur dan luas area yang dihasil-
Sukarasa kecamatan Tangerang. Adapun
kan proporsional dengan jumlah atom yang
rerata
yang
terdapat pada sampel. Hal ini digunakan
meliputi kecepatan angin, temperatur udara,
untuk menentukan konsentrasi unsur melalui
kelembaban untuk lokasi Parung Panjang
perbandingan standar yang telah diketahui.
dan Sukarasa masing-masing sebesar 3,0 ±
PIXE memanfaatkan proton berenergi tinggi
kondisi
fisika
dari
lingkungan
-1
0,73 m.s ; 30,3 ± 1,7 ºC; 61,6 ± 7,2 % dan -1
menggunakan
metode
yang
yang diakselerasi oleh akselerator Van de
3,2 ± 0,8 m.s ; 29,9 ± 1,0 ºC; 58 ± 4,8 %.
Graff untuk mengeksitasi elektron suatu
Adapun tata cara pemilihan responden,
atom. Sinar-X yang dihasilkan akan di-
berbagai informasi spesifik lainnya serta
deteksi oleh detektor dan akan dioleh lebih
jumlah total responden secara lengkap
lanjut oleh amplifier dan channel analyzer.
dibahas oleh Marselina (8).
XRF menggunakan prinsip yang sama, dimana sinar-X yang dihasilkan dideteksi oleh
2.4 Konsentrasi massa partikulat terespirasi
PM
dan
Penentuan konsentrasi massa dilakukan dengan metode gravimetri menggunakan neraca mikro. Konsentrasi PM2.5 diperoleh dari penimbangan massa partikulat udara pada filter halus, PM2.5-10 diperoleh
52
detektor HpGe. Kalibrasi sistem dilakukan menggunakan standar dan validasi dilakukan menggunakan reference materials (13). Analisis PIXE dilakukan di fasilitas GNS New
Zealand,
dilakukan
sedang
menggunakan
analisis epsilon
laboratorium BATAN Bandung.
XRF 5
di
Karakteristik Partikulat Udara Ambien dan Terespirasi di Sekitar Kawasan Industri Non Formal (Muhayatun)
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
beberapa kota lain seperti Jakarta (5) dan
Karakterisasi kualitas udara ambien di Parung
panjang
ISSN 1411 – 3481
dilakukan
Bandung (14). Dibandingkan dengan rerata
sebanyak
PM2,5 Serpong (1), hasil yang diperoleh di
sembilan kali dengan menggunakan alat
Parung Panjang juga lebih tinggi, hall ini
pencuplik Gent Sampler. Hasil analisis
dikarenakan
konsentrasi massa partikulat PM2,5 dan
pembangunan beberapa proyek perumnas
PM2,5-10 serta konsentrasi logam berat Pb
yang harganya relatif masih terjangkau bagi
pada kedua partikulat tersebut disajikan
masyarakat menengah ke bawah. Tingginya
pada Gambar 1 dan Gambar 2. Berdasar-
konsentrasi PM2,5 dapat pula menjadi salah
kan hasil tersebut dapat ditunjukkan bahwa
satu penyebab tingginya kasus ISPA di
konsentrasi PM2,5 yang diperoleh berada
daerah ini. Berdasarkan data yang dimiliki
-3
pada rentang 10,16 - 54,37 µg.m , dengan -3
masih
banyaknya
aktivitas
Puskesmas kecamatan Parung Panjang,
rerata sebesar 27,3 ± 13,7 µg.m . Adapum
kasus penyakit ISPA selama 2010 mencapai
konsentrasi partikulat kasar PM2,5-10 berada
26 % (8).
pada rentang 29,9 - 82,4 µg.m
-3
dengan
Konsentrasi logam berat Pb yang ter-
rerata 50,2 ± 14,7 µg.m . Konsentrasi PM10
dapat pada partikulat halus dan kasar
diperoleh dari penjumlahan PM2,5 dan PM2,5-
memiliki rerata masing-masing sebesar 13,2
-3
± 9,0 dan 5,0 ± 2,3 µg.m atau setara 45
dengan rentang 52,5 - 98,1 µg.m . Rerata
dan 10 %, dengan konsentrasi maksimum
konsentrasi PM2,5 yang diperoleh relatif
sebesar 30,9 dan 9,1 µg.m .
-3
10
memiliki rerata sebesar 77,5 ± 17,1 µg.m -3
-3
-3
tinggi dibandingkan dengan rerata PM2,5
Gambar 1. Konsentrasi Massa PM2,5 dan PM2,5-10 Parung Panjang.
\
Gambar 2. Konsentrasi logam berat Pb pada PM2,5 dan PM2,5-10 Parung Panjang.
53
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. 17, No 1, Februari 2016; 49-58
Konsentrasi Pb ini telah jauh melebihi
ISSN 1411 - 3481
bekas untuk memperoleh kembali logam
baku mutu udara ambient yang ter-tuang
timbalnya.
dalam peraturan pemerintah PP 41/1999 (2
dilakukan dengan membuka lahan hutan
-3
Tingginya konsentrasi Pb yang terdapat
penduduk. Kegiatan ini umumnya dilakukan
pada partikulat halus sangat berbahaya
pada malam hingga dini hari dan tidak
untuk
karena
memiliki sarana pengendalian pencemaran
diakibatkan
sangat
udara seperti sarana pengendalian partikulat
ke-sehatan
manusia
yang dihasilkan dari sisa pembakaran aki
masyarakat yang
berpengaruh
pada
24
jam)
ini
yang tidak terlalu jauh dari perumahan
dampak
rata-rata
pengolahan
(15).
µg/m
untuk
Kegiatan
sekitarnya
bahkan dapat menyebabkan kematian. Apa-
bekas (8).
bila Pb yang terdapat di udara terhisap dan -1
Berdasarkan hasil yang diperoleh ter-
telah terakumulasi lebih dari 10 ug/dL pada
sebut, dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
seorang anak misalnya, maka dapat meng-
mengetahui
akibatkan menurunnya tingkat intelegensia,
espirasi di kawasan tersebut. Responden
learning disability, mengalami gejala anemia,
yang dipilih adalah anak-anak, 11 laki-laki
hambatan dalam pertumbuhan, perkem-
dan 8 perempuan, di sekitar kawasan ter-
bangan kognitif buruk, sistem kekebalan
sebut
tubuh yang lemah dan gejala autis, bahkan
Sekolah Dasar. Pemilihan responden anak-
kematian dini (7,16). Tingginya konsentrasi
anak dikarenakan mereka lebih mudah ter-
Pb pada partikulat halus juga dapat menjadi
kena paparan timbal partikulat baik melalui
indikator terdapatnya sumber yang memiliki
pernafasan ataupun makanan. Selain itu
aktivitas mengemisikan Pb di sekitar lokasi
tingkat mobilitas anak-anak tersebut sangat
tersebut. Hal ini sesuai dengan hasil survey
kecil, sehingga dapat digunakan untuk me-
yang menunjukkan terdapatnya aktivitas pe-
wakili
ngolahan aki bekas sejak beberapa tahun
konsentrasi partikulat terespirasi dari 19
terakhir. Kegiatan pengolahan tersebut di-
responden disajikan pada Gambar 3 dan
dominasi oleh kegiatan pembakaran aki
Gambar 4.
konsentrasi
yang
kondisi
meiliki
partikulat
jenjang
kawasan
54
pendidikan
tersebut.
Gambar 3. Konsentrasi partikulat terespirasi di kawasan industri non formal Parung Panjang dan kontrol.
ter-
Hasil
Karakteristik Partikulat Udara Ambien dan Terespirasi di Sekitar Kawasan Industri Non Formal (Muhayatun)
ISSN 1411 – 3481
Gambar 4. Konsentrasi Pb pada partikulat terespirasi di daerah Industri non formal Parung Panjang dan kontrol.
Penentuan
Pada Gambar 3 dan Gambar 4 dapat
konsentrasi
partikulat
ditunjukkan bahwa untuk daerah industri
terespirasi untuk daerah kontrol dilakukan di
non formal, rerata konsentrasi partikulat
kelurahan Sukarasa, kecamatan Tangerang,
terespirasi
sebesar
260
µg.m
-3
dengan
-3
sekitar
25
km
dari
Parung
panjang.
maksimum sebesar 865 µg.m . Adapun
Pemilihan wilayah ini karena lokasinya
konsentrasi logam berat Pb pada partikulat
memiliki kesamaan topografi serta memiliki
terespirasi
konsentrasi partikulat dan logam berat Pb di
maksimum
mencapai
12,13
-3
µg.m atau setara dengan 12,11 %. Tinggi-
udara
nya konsentrasi Pb tersebut harus men-
dibandingkan
dapat perhatian karena dampak yang di-
Panjang. Adapun responden yang dipilih
hasilkannya
sangat
berbahaya
bagi
sebanyak 5 anak menggunakan kriteria
masyarakat
sekitar.
Pelaksanaan
pe-
yang sama dengan pemilihan responden di
ngambilan
sampel
partikulat
terespirasi
ambien
wilayah
yang
dengan
Parung
lebih
rendah
wilayah
Parung
Panjang.
Hasil
yang
sebagian besar dilakukan pada pagi hingga
diperoleh ditunjukkan pada Gambar 3 dan
sore hari, sedang aktivitas pembakaran aki
Gambar 4
bekas umumnya dilakukan malam hari,
Pada Gambar 3 dan Gambar 4 dapat
sehingga dapat diperkirakan konsentrasi
ditunjukkan bahwa konsentrasi partikulat
partikulat terespirasi yang diperoleh pada
terespirasi di wilayah kontrol memiliki rerata
malam
sebesar
hari
dibandingkan Konsentrasi
akan
jauh
dengan partikulat
lebih
hasil
besar
tersebut.
terespirasi
yang
82
µg.m
-3
dengan
maksimum -3
konsentrasi mencapai 135 µg.m . Hasil ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan
diperoleh di daerah industri non formal
wilayah
Parung Panjang tersebut secara signifikan
konsentrasi
berbeda dengan hasil dari 4 lokasi di
-3
µg.m , setara dengan enam kali lebih tinggi
Bandung
dibandingkan
dengan
konsentrasi
partikulat -3
terespirasi tertinggi sebesar 157 µg.m (17).
industri
non
maksimum
wilayah
formal,
dengan
mencapai
kontrol.
865
Adapun
konsentrasi maksimum Pb pada partikulat 55
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. 17, No 1, Februari 2016; 49-58
terespirasi daerah kontrol hanya sebesar -3
ISSN 1411 - 3481
sejalan dengan tingginya hasil konsentrasi
dapat
logam berat Pb pada partikulat terespirasi.
menunjukkan bahwa aktivitas pembakaran
Konsentrasi maksimum Pb pada partikulat
aki bekas diwilayah industri non formal
terespirasi
Parung Panjang telah secara signifikan
mencapai 6 kali lebih tinggi dibandingkan
menyebabkan tingginya konsentrasi Pb di
dengan wilayah kontrol. Hal tersebut me-
partikulat udara halus, partikulat kasar dani
nunjukkan bahwa aktivitas pengolahan aki
partikulat terespirasi. Selain berkontribusi
bekas di Parung Panjang telah secara
pada tingginya konsentrasi Pb di udara
signifikan berkontribusi terhadap tingginya
ambien
aktivitas
konsentrasi logam berat Pb pada partikulat
berkontribusi
udara di daerah tersebut. Hasil yang di-
0,14
µg.m .
Hasill
Parung
pembakaran
tersebut
Panjang,
tersebut
juga
di
wilayah
Parung
Panjang
yang
peroleh ini diharapkan dapat mendukung
menyebabkan tingginya konsentrasi Pb di
dan mendorong pemerintah setempat untuk
udara ambien Serpong Tangerang. Hal
membuat kebijakan yang tepat dan terarah
tersebut
berdasarkan
agar gangguan kesehatan dan kerugian
sumber
pencemar
sebagai
salah
satu
sumber
hasil
yang
identifikasi menunjukkan
finansial yang lebih besar dapat dihindari.
bahwa kontributor utama pencemaran Pb berasal dari aktivitas industri Pb di wilayah
5. UCAPAN TERIMA KASIH Terimakasih
Serpong dan sekitarnya (1).
disampaikan
kepada
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini
Badan Tenaga Nuklir Nasional, kelompok
mampu menunjukkan kontribusi teknik nuklir
Teknik Analisis Radiometri di Pusat Sains
yang mampu berperan secara signifikan
dan Teknologi Nuklir Terapan, serta rekan-
dalam memberikan research scientific based
rekan
evidence untuk pengambil kebijakan agar
Hidup dan Kehutanan atas semua kontribusi
tepat dan terarah dalam penanggulangan
dan kerjasama yang sangat baik sehingga
pencemaran khususnya pemcemaran logam
kegiatan riset ini dapat terlaksana.
P3K2L
Kementerian
Lingkungan
berat Pb di wilayah Parung Panjang dan sekitarnya.
Hasil
mengakselerasi
ini
diharapkan
terwujudnya
dapat
masyarakat
6. DAFTAR PUSTAKA 1.
Muhayatun S, Diah Dwiana L, Rita M,
yang hidup dengan lingkungan udara sehat
Esrom H, Halimah S, Philip KH.
dan generasi muda yang lebih berkualitas
Preliminary study of the sources of
untuk masa depan bangsa yang lebih baik.
ambient air pollution in Serpong, Indonesia. Air Pollution Research
4. KESIMPULAN Hasil karakterisasi partikulat udara
Journal. 2011;2:190-196 2.
Muhayatun S, Diah Dwiana L, Philip
ambien di lokasi Parung Panjang menunjuk-
KH, Andreas M. Nuclear analytical
kan rerata konsentrasi Pb pada PM2,5 telah
techniques INAA and PIXE application
melebihi baku mutu harian. Hasil tersebut
for characterization of airborne
56
Karakteristik Partikulat Udara Ambien dan Terespirasi di Sekitar Kawasan Industri Non Formal (Muhayatun)
3.
particulate matter in Indonesia. Journal
industri aki bekas non formal [master’s
of Applied Science in Environmental
thesis]. Institut teknologi Bandung;
Sanitation. 2010; 5(2):213-222
2012
Muhayatun S, Diah Dwiana L, Philip KH,
urban and suburban sites in Indonesia.
quality in the Asian region, Science of
Journal of Applied Science in
The Total Environment. 2008;
Environmental Sanitation. 2013;8(1):39-
404(1):103-112
Katharina O, Muhayatun S.
Barry B, Davy P, Markwitz A.
Determination of informal sector as
Determination of chemical elements in
urban pollution source: fume
airborne particulate matter collected at
characterization of small-scale manual
Lembang, Indonesia by particle induced
metal arc welding using factor analysis
X-ray emission. Journal of
in Bandung city. Atom Indonesia
Radioanalytical and Nuclear Chemistry.
Journal. 2012;38(1):35-42
Manganese exposure on welders in
M. Characterization of airborne
small scale mild steel manual metal arc
particulate matter collected at Jakarta
welding industry. Journal of Applied
roadside of an arterial road. J.
Science in Environmental Sanitation.
Radioanal Nucl. Chem. 2013;
2010;5(3):227-238 12. Eugene YW. The relationship between
Muhayatun S, Philip KH, Achmad H,
the dust lead concentration and the
Diah Dwiana L. Sources identification of
particle sizes of household dust
the atmospheric aerosol at urban and
collected. Journal of Applied
suburban sites in Indonesia by positive
Occupational and Environmental
matrix factorization. Science of The
Hygiene. 1996;11(3):199-206 13. Diah Dwiana L, Muhayatun S.
Muhayatun S, Diah Dwiana L, Rita M,
Analytical methods INAA and PIXE
Esrom H. Peringatan dini status
applied to characterization of airborne
kualitas udara melalui karakterisasi
particulate matter in Bandung,
kandungan timbal dan PM2.5 di
Indonesia. Atom Indonesia Journal.
beberapa kota di Indonesia. Ecolab,
2011;37(2):52-56
Jurnal Kualitas Lingkungan Hidup,
8.
11. Anindrya N, Muhayatun S, Katharina O.
Muhayatun S, Diah Dwiana L, Andreas
Total Environment. 2008;397:229-237 7.
10. Anindrya N, Diana Y. Pramudyastuti,
Lestiani D, Santoso M, Trompetter W,
297(2):165-169 6.
Philip KH, David DC, Bilkis AB, Swapan KB, Bangfa N, Gauri GP at al. Urban air
2012;297(2):177-182. 5.
9.
Andreas M. Lead In the ambient air at
46 4.
ISSN 1411 – 3481
14. Muhayatun S, Diah Dwiana L, Syukria
2015;9(1):1-8.
K, Andreas M, Trompetter WJ, Barry B
Mariana M. Analisis paparan partikulat
at al. Long term airborne lead pollution
terespirasi serta pengaruhnya terhadap
monitoring in Bandung, Indonesia,
kesehatan masyarakat di sekitar
International Journal of PIXE. 57
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. 17, No 1, Februari 2016; 49-58
2015:24(3):157-165 15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, PP No 41 Tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara; 1999. 16. Budi H, Bambang S, I Made D. Effect of calcium supplementation on school
58
ISSN 1411 - 3481
children’s blood lead levels in Indonesia, International Journal of Science and Research. 2015;4(5):1620-1625 17. Noneng DZ, Dwina R, Muhayatun S. Karakteristik kimia paparan partikulat terespirasi. Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia. 2009;X(1):37-50