KARAKTERISTIK MORFOLOGI IKAN ASANG (Osthechilus haselti CV) BERDASARKAN TRUSS MORFOMETRIK PADA HABITAT PERAIRAN YANG BERBEDA Muhammad Rafi1, Hafrijal Syandri2, Azrita3 1 Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Bung hatta e-mail :
[email protected]
Abstrak Fishes of asang (Ostheochilus haselti CV) is species in tastlees water which live in shore. In West Sumatera especially in lake of Singkarak, Maninjau, Magek Talatang Kamang Kabupaten Agam. The implicit of the population of asang fishes are casued by cathes fish more than usually. The purposed of the research is to know the characteristics’ of morphology between the differnces of habit, the quality of water. The method is used by the reseacher is truss morfometric (Huwoyon,2010). The population are 20 fishes for one location in lake Singkarak. Lake Maninjau, in Magek Tilatang Kamang as fishpond. The data Analys is use by One Way Anova with spss program. The result of reseach found that there are differencies of the characteristics’ morfometric truss of asang fish in three location it is the long of fishes are differnt each other of Singkarak 126,23±15,83 mm, Maninjau 94,81±16,23 mm, and Magek Tilatang Kamang 255,21±163,3 mm. Standar of long singkarak 104,36±12,8 mm, Maninjau 7.559±1.328 mm, and Magek Tilatang Kamang 204,31±133,2 mm. Meanwhile the imortant factor is the chaeacteristics’ of morfology is the upper jaw (A3) lower jaw(A2), muzzle (A1) while the quality of the water are good base in (DO) the soluble of oxigen from the location of research in in magek tilatang kamang as fishpond based on the the quality of water(DO) 7,4mg/L, lake singakarak 7,3mg/L, lake maninjau 6.,39 mg/L. Kata kunci : Karakteristik morfologi ikan asang, truss morfometrik, habitat perairan.
PENDAHULUAN
negara
dan prospek cukup baik. Salah satu jenis
kepulauan yang terletak di daerah tropis.
ikan akan yang dapat dibudidayakan
Ditinjau dari luas wilayahnya, Indonesia
diperairan
merupakan salah satu negara di dunia yang
(Ostheochilus haselti CV). Ikan asang
memiliki wilayah terluas, sehingga kaya
merupakan salah satu ikan endemik (asli)
akan keanekaragaman flora dan fauna,
Indonesia yang hidup di sungai, danau,
termasuk fauna ikannya. Kekayaan fauna
dan waduk, selain itu juga memiliki nilai
perairan umum merupakan suatu dorongan
ekonomis penting dalam satu komuditas
untuk melakukan budidaya terutama
perikanan, karena dagingnya yang gurih
Indonesia
merupakan
umum
adalah
ikan
asang
dengan
dan di Laboratorium Perikanan Fakultas
kandungan lemak yang rendah sehingga
Perikanan Dan ilmu Kelautan Universitas
ikan
Bung Hatta.
serta
protein
yang
tinggi
ini mempunyai nilai jual yang laku
dipasaran,
sehingga
pemerintah
harus
melakukan program penyuluhan perikanan terhadap petani ikan, khususnya dengan
Materi Penelitian Bahan Penelitian
melakukan kegiatan budidaya di Sumatera Barat. perairan
Ikan
asang
terdistribusi
di
danau
yaitu
(1)
Danau
Maninjau Kabupaten Agam, (2) Danau Singkarak Kacamatan X Koto Kabupaten Solok, dan (3) kolam pembesaran ikan di daerah
Magek
Tilatang
Kamang
Kabupaten Agam. Untuk itu perlu diteliti karakteristik
morfologi
meliputi
morfometrik dari tiga lokasi yang berbeda sehingga dapat diperoleh perbedaan antar lokasi perairan. Variasi morfologi dapat dipertimbangkan
sebagai
Ikan asang (Ostheochilus haselti
pada
indikator
CV) yang diambil sebanyak 20 ekor dari masing-masing lokasi yang berbeda yaitu: (1) Danau Singkarak Kacamatan X Koto Kabupaten Solok, sampel diambil dari hasil
tangkapan
nelayan
bentuk badan ikan yang hidup di sungai
Danau
Singkarak (2) Danau Maninjau Kabupaten Agam,
sampel
diambil
dari
hasil
tangkapan nelayan di Danau Maninjau dan (3) kolam pembesaran ikan di daerah Magek
Tilatang
Kamang
Kabupaten
Agam. Magek
pembeda genetik antar spesies, strain, jenis kelamin, dan populasi. Sebagai contoh
di
Maninjau Singkarak
dengan arus yang deras biasanya lebih pipih, dibandingkan dengan ikan yang hidup
dilingkungan
budidaya
dan
bentuknya juga lebih tebal (McGlade and
Peta Lokasi Penelitian.
Bouling, 1985). METODELOGI PENELITIAN Waktu Dan Tempat
Alat Penelitian Timbangan Digital (UWG GEW5500B 5,5 Kg x 0,5 g ), Manual Caliper (
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni sampai juli 2013 pengukuran dilakukan langsung di lokasi penelitian
KRISBOWR KW06-422-200mmx 8”/0,01 mm), GPS (Garmin”s GPS map tipe 60 CSx sensor and map), Rol Besi 50 cm,
Metode Penelitian
Prosedur Kerja Pengukuran morfometrik spesimen
Metode yang digunakan untuk
dilakukan dengan menggunakan manual
menggambarkan perbedaan bentuk tubuh
kaliper dengan ketelitian 0,10 mm. Metode
ikan
pengukuran dengan menggunakan manual
Huwoyon (2010) meliputi pengukuran
kaliper adalah metode yang sampai saat
jarak titik-titik tanda yang dibuat pada
sekarang paling banyak digunakan dalam
kerangka tubuh (Gambar 3) .
asang
mengacu kepada metode
studi morfologi, paling tidak terdapat 31 dari 42 studi tentang subjek ini yang telah dipublikasikan (Wibowo 2008; Azrita et al,
2012).
Pengukuran
karakter
morfometrik ikan asang dilakukan pada 20 karakter morfologi bentuk badan (Gambar 3) pada bagian sisi kiri tubuh ikan. Karakter morfometrik diwakili oleh data
Gambar 3. Pengukuran Truss Morfometrik Ikan Asang.
Tabel 1. Deskripsi 20 karakter truss morfometrik yang diukur untuk analisis variabilitas intraspesifik ikan asang Bagian Kode Tubuh A1 A2 A3 Kepala A4 A5 A6
Badan
B1 B2 B3 B4 B5 C1 C2 C3 C4 C5
D1 D2 Batang D3 ekor D4
Deskripsi
Ujung mulut atas-rahang bawah Rahang bawah- is’thmus Ujung mulut atas - is’thmus Ujung mulut atas – pangkal sirip punggung Rahang bawah – pangkal sirip punggung is’thmus – pangkal sirip punggung
is’thmus – pangkal sirip perut ujung sirip – pangkal sirip punggung Pangkal sirip punggung – pangkal perut is’thmus – ujung sirip punggung Pangkal sirip perut – ujung sirip punggung Pangkal sirip perut – pangkal sirip anal Pangkal sirip anal – ujung sirip anal Pangkalsirip perut – ujung sirip anal Pangkal sirip anal – ujung sirip punggung Ujung sirip punggung – ujung sirip anal Ujung sirip anal – pangkal bawah siripekor Ujung sirip puggung–pangkal sirip punggun Ujung sirip pungung–pangkal atas sirip ekor Pangkal atas sirip ekor – pangkal bawah sirip ekor
Keterangan
Panjang moncong Panjang rahang bawah Panjang rahang atas Panjang kepala Lebar kepala Tinggi kepala Panjang is’thmus Panjang sirip dorsal Tinggi badan
Lebar badan Lebar sirip dada Panjang sirip perut Lebar sirip anal Panjang sirip anal Tinggi sirip anal Tinggi ujung badan Panjang batang ekor Tinggi sirip punggung Panjangbatang ekor atas Tinggi batang ekor
Data parameter
kualitas air diambil
langsung di lokasi penelitian pada habitat
yang
Singkarak,
berbeda
Danau
Pembesaran
tiga
adalah
Danau
Maninjau,
Kolam
Tilatang
ikan
di
Kamang
Daerah
Magek
Kabupaten
Agam,
seperti Tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2. Metode Dan Parameter Pengujian Kualitas Air. No
Parameter
Satuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13 14 15
Suhu air Zat terlarut Zat tersuspensi DHL Nitrat (NO3) Alkalinitas Pospat (PO4-P) Ph DO COD BOD Kesadahan Total Posfor Total Nitrogen
0
C Mg/L Mg/l m/detik Mg/L Mg/L Mg/L Unit Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L
Mdl (-) 1.0 1,0 0,01 0,02 (-) 0,5 2,0 0,5 2,0 2,0 0,01
Baku mutu kualitas air (-) 1000 50 10 (-) 0,2 (-) 4 25 3 (-) (-) 10
Metode Insitu Gravimetrik Gravimetrik Gravimetrik Analisis labor Gravimetrik Asam askobat Insitu Elektrokimia Metode refluk Analisis labor Gravimetrik Gravimetrik Analisis labor
Analisis data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data dianalisis menggunakan uji
Karakteristik Morfometrik Ikan Asang
One Way Anova. Faktor pembeda utama dari karakter morfologi digunakan uji komponen
utama
pengelompokan
(PCA),
populasi
sedangkan ikan
asang
berdasarkan habitat diuji dengan analisis deskriminan. Untuk mengetahui korelasi antara
karakter
karakteristik
habitat
morfologi Data
dengan dianalisis
menggunakan uji One Way Anova. pembeda utama dari karakter morfologi
Faktor
Setelah dilakukan penelitian dari tiga lokasi perairan habitat yang berbeda, yaitu Danau Singkarak, Danau Maninjau dan kolam pembesaran ikan di Magek didapatkan nilai data rataan dari 20 karakter morfologi ikan asang berdasarkan truss
morfometrik
seperti
yang
ditunjukkan pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Nilai Data Rataan Karakter Morfologi Berdasarkan Truss Morfometrik Ikan Asang. Danau Danau Maninjau Kolam Pembesaran Ciri Morfologi Singkarak Sumatera Barat Ikan Magek, Sumatera Barat Sumbar 25.521±16.33b 12.623±1.583a 9.481±1.623a PT panjang total 20.431±13.32c PS panjang standar 10.436±1.28a 7.559±1.328a a b 930.3±81.5a BB Bobot 823.3±44.3 635.5±33.3 Panjang moncong 9.750±2.633b 6.550±1.431a 7.350±2.476a A1 2 a b Panjang rahang bawah A 7.100±1.252 8.850±2.518 12.900±3.809c 3 a b Panjang rahang atas A 11.750±1.970 12.600±2.702 20.550±5.808c Panjang kepala A4 55.450±5.246a 57.450±5.707a 70.250±3.753b 5 a a Lebar kepala A 54.250±4.228 55.450±7.451 64.150±4.016b 6 a a Tinggi kepala A 51.200±4.652 52.540±6.369 57.650±3.990a 1 a b Panjang is’thms B 48.050±3.953 53.300±6.292 55.000±1.973c Panjang sirip dorsal B2 42.900±3.041a 45.400±4.309a 49.000±3.713a 3 a a Tinggi badan B 43.350±4.312 45.950±5.020 50.700±5.252b 4 a a Lebar badan B 87.750±4.482 88.500±5.510 88.650±3.313b 5 a a Lebar sirip dada B 50.250±4.777 50.750±7.433 57.950±6.021b Panjang sirip perut C1 34.750±3.711a 36.900±6.592b 40.400±4.057a 2 a b Lebar sirip anal C 10.300±1.750 12.200±2.587 14.050±2.211c 3 a a Panjang sirip anal C 41.100±3.959 45.550±3.705 54.900±5.389b 4 a b Tinggi sirip anal C 22.050±2.837 28.050±3.845 28.700±3.465c Tinggi ujung badan C5 22.350±2.254a 24.150±3.422b 29.050±3.456c 1 a a Panjang batang ekor D 15.350±2.455 16.750±2.336 18.500±2.350b 2 a b Tinggi sirip punggung D 40.850±3.030 42.150±4.120 50.150±4.715c 3 a b Panjang batang ekor atas D 28.100±2.149 29.800±2.948 30.650±2.852c 4 a a Tinggi batang ekor D 11.100±1.651 15.650±2.323 19.300±2.226b Keterangan: Rataan ±SD (n=20) dengan huruf supersript yang berbeda menunjukkan berbeda nyata (p<0.05) dan huruf superscript yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0.05) Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat
panjang sirip anal (C3), tinggi batang ekor
diperoleh informasi mengenai morfometrik
(D4). Perbedaan karakter morfometrik
ikan asang menggunakan analisis One
pada Ikan
Way Anova dapat dilihat bahwa dari 20
faktor
karakter morfometrik ternyata terdapat
lingkungan dan perbedaan habitat tempat
karakter yang tidak berbeda nyata (p<0.05)
hidup ikan tersebut. Faktor lingkungan ini
yaitu panjang total (PT), panjang standar
selain
asang disebabkan oleh dua
yang
banyak
menonjol
yaitu
bepengaruh
faktor
terhadap
(A1), panjang
fisiologi ikan, juga mempengaruhi variasi
kepala (A4), lebar kepala (A5), tinggi
morfologi ikan. Faktor lingkungan yang
kepala (A6), panjang sirip punggung (B2),
paling berpengaruh terhadap terjadinya
(B3) tinggi badan, (B4) lebar badan, (B5)
variasi morfologi dalam satu spesies
(PS), panjang moncong
1
lebar sirip dada, panjang sirip perut (C ),
adalah faktor fisika, terutama arus.
Karakter Pembeda Utama Morfologi
analisis (PCA). PCA merupakan salah satu
Ikan Asang
metode yang banyak digunakan dalam
Analisis yang dilakukan untuk melihat ciri pembeda utama morfologi Ikan
asang dari populasi Danau
Singkarak, Danau Maninjau, dan kolam pembesaran ikan di Magek (Sumatera Barat) dilakukan dengan mengunakan analisis data uji principal component
pengukuran
morfometrik.
karakter
pembeda
Munculnya
utama
karakter
morfologi ikan asang dari tiga populasi yang berbeda menggunakan analisis data uji principal component analisis (PCA) yang diurut dari nilai tertinggi secara berurutan seperti yang ditampilkan pada Tabel
5
di
bawah
ini.
Tabel 5. Karakter dominan pembeda sifat populasi ikan asang pada habitat perairan yang berbeda. Faktor pembeda utama secara Nilai pembeda di urut dari nilai tertinggi berurutan 3 Panjang rahang atas (A ) 0.984 Panjang rahang bawah(A2) 0.974 0.965 Panjang moncong (A1) 4 0.956 Lebar badan (B ) 0.943 Panjang isthmus(B1) 0.867 Panjang batang ekor (D3) 0.812 Panjang sirip dorsal (B4) Panjang kepala (A4) 0.760 5 Lebar kepala (A ) 0.742 Tinggi sirip anal (C4) 0.732 0.663 Tinggi sirip punggu (D2) 1 0.655 Panjang batang ekor bawah (D ) 0.611 Panjang sirip anal (C3) Berdasarkan Tabel 5 di atas bahwa dan Panjang sirip dorsal (B2). Pembeda karakter dominan yang sering muncul
dari karakter ini disebabkan karena secara
merupakan
merupakan
umum ikan asang masih merupakan ikan
pembeda antara tiga populasi ikan asang
yang mempunyai tingkat keragaman yang
secara berurutan yang diambil dari tiga
cukup tinggi dan masih memiliki sifat
lokasi sampel. Maka berdasarkan Tabel 5
imigran yang tinggi. Pendapat ini di
tersebut di atas dapat diketahui bahwa
kuatkan
faktor pembeda dari karakter morfometrik
mengatakan
yang menentukan Panjang rahang atas
berhubungan dengan pertumbuhan ikan
(A3), Panjang rahang bawah (A2), Panjang
yang lebih erat hubungan dengannya
moncong (A1), Lebar badan (B4), Panjang
pakan.
karakter
yang
is’thmus (B1), Panjang batang ekor (D3),
oleh
Djajasewaka karakter
(1988) morfologi
Terjadinya pengelompokan tiga populasi
habitat dari permukaan laut dan faktor
yang berasal dari habitat yang berbeda
lingkungan, terutama yang berhubungan
disebabkan oleh perbedaan letak geografis
dengan kualitas air dan pH air. Seperti
yang berhubungan dengan letak ketinggian
ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 4. Hasil analisis diskriminan pengelompokan ikan asang secara morfologi pada habitat perairan yang berbeda. Dari hasil analisis diskriminan
di Magek, sedangkan pada kelompok
dapat diketahui pengelompokkan ikan
negatif
yaitu populasi ikan asang yang
asang berdasarkan karakter morfologi dari
berasal dari Danau Singkarak dan Danau
habitat yang berbeda terdapat perbedaan
Maninjau. Perbedaan ini disebabkan oleh
antar populasi (Gambar 4). Dimana dari
faktor lingkungan tempat ikan asang
analisis diskriminan menunjukkan adanya
tersebut hidup. Pendapat ini dikuatkan
pembagian kelompok secara garis besar
oleh Pendi (2003) menyatakan hal ini
yaitu kelompok positif dan kelompok
mengindikasikan bahwa di setiap daerah
negatif. Ikan asang yang berada dari
kelompok tertentu tumbuh dalam laju yang
kelompok positif yaitu populasi ikan asang
berbeda yang dipengaruhi oleh faktor
yang berasal dari kolam pembesaran ikan
lingkungan habitat ikan tersebut hidup.
Analisis Kualitas Air Pada Habitat
laboratorium, diperoleh nilai kualitas air
Yang Berbeda
seperti disajikan pada Tabel 6.
Berdasarkan
pengamatan
yang
dilakukan di lokasi penelitian dan analisis Tabel 6. Parameter Kualitas Air Berdasarkan PP No. 81 Tahun 2001
No 1
Parameter
Danau Singkarak
Danau Maninjau
Magek
Baku Mutu
C
28
27
30
30
-
6
6,5
7,5
6-9
Satuan 0
Suhu
mg/L
6,8
13,7
14,33
1000
4
Derajat Keasaman (pH) Zat Padat Terlarut (TDS) Zat Tersuspensi (TSS)
mg/L
0,73
4,22
12,81
50
5
DO
mg/L
7,30
6,39
7,40
4
6
BOD.5
mg/L
1,95
2,6
2,93
3
7
COD
mg/L
5,25
8,94
22,65
25
8
Alkalinitas
mg/L
90,07
83,51
80,72
>80
9
Kesadahan
mg/L
81,15
30,78
58,6
350
2 3
Dari Tabel 6 di atas menunjukkan adanya
Danau Singkarak berkisar 7,30 mg/L,
perbedaan parameter kualitas air dari tiga
Danau Maninjau 6,39 mg/L, dan Kolam
habitat
Pembesaran ikan Di Magek 7,40 mg/L.
yang
berbeda
yaitu
0
Danau 0
Singkarak 28 C , Danau Maninjau 27 C,
Nilai BOD pada Danau Singkarak berkisar
dan Kolam pembesaran ikan
di magek
1,95 mg/L, Danau Maninjau 2,6 mg/L, dan
30 C. Suhu pada tiga lokasi habitat
kolam pembesaran ikan di Magek 2,93
berbeda, tidak menunjukkan perbedaan
mg/L.
yang jauh antar habitat . Ini merupakan
Singkarak 5,25 mg/L, Danau Maninjau
suhu optimal untuk perairan yang berada
8,94 mg/L, dan kolam pembesaran Ikan di
di daerah tropis sesuai
baku mutu.
Magek 22,65 mg/L. alkalinitas air di danau
Pendapat ini di perkuat oleh (Boyd) 1990
singkarak berkisar 90,07 mg/L berada
0
0
0
Kandungan
COD
di
Danau
suhu antara 25 C-30 C masih dalam
diatas baku mutu ini menunjukan bahwa
keadaan normal tidak membahayakan
Danau Singkarak dikatagorikan sebagai
kehidupan Ikan Derajat keasaman (pH) di
perairan
Danau
Danau
Maninjau berkisar 83,51 mg/L, dan kolam
Maninjau 6,5 dan kolam pembesaran ikan
pembesaran ikan di Magek berkisar 80,72
di Magek 7,5. Oksigen terlarut (DO)
mg/L
Singkarak
berkisar
6,
keras,
sedangkan
di
Danau
Dendogram
bentuk
mempunyai hubungan kekerabatan yang
berdasarkan jarak genetik membuktikan
lebih dekat dibandingkan dengan kolam
bahwa
Magek seperti (gambar 5).
populasi
singkarak
yang
ikan
dengan
di
asang
danau
danau
maninjau
Gambar 5. Dendogram berdasarkan cluster mahalobis distance karakter morfometrik ikan asang. Dari hasil cluster mahalobis terlihat bahwa
pembesaran ikan
populasi ikan asang dari Danau Singkarak,
ukuran karakter morfologi yang kecil
dan populasi ikan asang Danau Maninjau
terdapat
mempunyai hubungan kekerabatan yang
Kacamatan X Koto Kabupaten Solok dan
lebih dekat jika dibandingkan dengan
Danau
populasi ikan asang yang berasal dari
(Sumatera Barat ).
Magek. Hal ini disebabkan karena Danau
Pembeda faktor utama karakter morfologi
Maninjau
Singkarak
pada tiga lokasi perairan berbeda adalah
merupakan habitat perairan danau yang
Panjang rahang atas (A3), Panjang rahang
hampir
karakteristik
bawah (A2), Panjang moncong (A1), Lebar
hidrologisnya, sedangkan daerah Magek
badan (B4), Panjang is’thmus(B1), Panjang
merupakan areal kolam ikan.
batang ekor (D3), dan Panjang sirip dorsal
dan
Danau
bersamaan
KESIMPULAN Terdapat karakter morfometrik populasi Ikan asang antar lokasi penelitian, yaitu ukuran yg lebih besar terdapat di kolam
pada
Maninjau
di Magek, sedangkan
Danau
Singkarak
Kabupaten
Agam
(B2). Parameter kualitas air dari tiga habitat yang berbeda masih dalam standar baku mutu perairan yang baik dalam budidaya, sedangkan yang lebih baik lagi dari tiga habitat yang berbeda yaitu kolam
pembesaran ikan di Magek karena oksigen terlarut (DO) berkisar 7,40 mg/L, Danau Singkarak 7,30 mg/L, Danau Maninjau 6,39 mg/L, sehingga oksigen terlarut di kolam pembesaran ikan Magek Tilatang Kamang sangat tinggi diantara dua habitat yang berbeda Saran Untuk memperbaiki populasi ikan Danau
Singkarak,
Danau
Maninjau
disarankan untuk mengambil induk ikan yang berada dikolam pembesaran ikan di Magek untuk memperbaiki genetik ikan tersebut. DAFTAR PUSTAKA Boyd, E. C. 1990. Water quality in ponds for aquaculture. Brimingham publishing Co. Brimingham. 442 p. Djajasewaka, Z. 1988. Pengaruh Pakan Terhadap Pertumbuhan Morfologi Ikan. Jurnal aquakultur.yogyakarta, 2 (3) : 213-215. Huwoyon. 2010. Metode Pengukuran Dengan Mengunakan Truss Morfometrik. Jurnal balai Riset Perikanan Indonesia 1 (2) : 2243. Lowe-McConnell. (1975). Geographical Influence Of Fish Habitat. London: Cambridge University. 23. McGlade, J. M. and E. Bouling. 1985. The Truss : A Geometric And Statistical Approach To The Analysis Of Form In Fishes. Can. Tech. Rep. Fish Aquacul. Pendi, P. 2003. Ciri Morfometrik Meristik dan Pertumbuhan Ikan Kakap Laut Dalam (Panakol Bedug)
Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan. 57 hlm Wibowo. 2008. Karakterisasi Populasi Ikan Nilem (Osthechilus haselti) Menggunakan analisis Morfometrik. Jurnal penelitian perikanan Indonesia.1 (5) : 1114