Karakteristik Manajemen Nyeri (Nur Yeti Syarifah)
KARAKTERISTIK MANAJEMEN NYERI PADA LANSIA DENGAN LOW BACK PAIN DI PUSKESMAS DEPOK III YOGYAKARTA Nur Yeti Syarifah Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Wira Husada Yogyakarta Email:
[email protected]
INTISARI Latar Belakang: The International Association for the Study of Pain (IASP) mendefinisikan nyeri sebagai “an unpleasant sensory and emotional experience which we primarily associate with tissue damage or describe in terms of such damage, or both.” Definisi ini menyatakan bahwa nyeri merupakan phenomena kombinasi dari aspek sensory, emosional, dan kognitif dan eksistensi dari keadaan pathology fisik tidaklah mutlak muncul pada pasien yang sedang mengalami nyeri. (The IASP, dalam Parrot,2002)1. Gejala nyeri punggung bawah (low back pain) bervariasi mulai dari rasa nyeri ke sensasi tertusuk atau tertembak. Rasa sakit ini dapat membuat penderita sulit untuk bergerak atau berdiri tegak2. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui gambaran penatalaksanaan non farmakologi nyeri pada lansia dengan Low Back Pain di Puskesmas Depok III Yogyakarta. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain penelitain kualitatif dengan teknik wawancara terstruktur. Hasil: Penatalaksanaan nyeri punggung bawah yang digunakan ke-2 partisipan untuk mengurangi nyeri yang dirasakan dalam penelitian ini adalah penatalaksanaan nonfarmakologi dengan fisioterapi atas indikasi dari dokter, fisioterapi dilakukan 6 kali terapi, bentuk terapi yang dijalani yakni terapi panas, terapi listrik, massage, dan latihan gerakan. Kesimpulan: Sebelum dilakukan penatalaksanaan nonfarmakologi nyeri yang dirasakan partisipan termasuk dalam nyeri sedang diukur menggunakan Visual Analogue Scale. Setelah dilakukan terapi tersebut nyeri punggung yang dirasakan partisipan berkurang menjadi nyeri ringan diukur menggunakan Visual Analogue Scale. Kata Kunci: Low back pain, manajemen nyeri, dan lansia.
PENDAHULUAN
Managemen nyeri atau Pain management adalah salah satu bagian dari displin ilmu medis yang berkaitan dengan upaya-upaya menghilangkan nyeri atau pain relief. Management nyeri ini menggunakan pendekatan multidisiplin yang didalamnya termasuk pendekatan farmakologikal (termasuk pain modifiers), non farmakologikal dan psikologikal. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan manifestasi keadaan patologik yang dialami oleh jaringan atau alat tubuh yang merupakan bagian punggung atau yang ada di dekat punggung3. Gejala nyeri punggung bawah (low back pain) bervariasi mulai dari rasa nyeri ke sensasi tertusuk atau tertembak. Rasa sakit ini dapat membuat penderita sulit untuk bergerak atau berdiri tegak4. Low Back Pain (LBP) sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, terutama di negara-negara industri, diperkirakan 70-85% dari seluruh populasi pernah mengalami episode ini selama hidupnya. Prevalensi tahunnya bervariasi dari 15-45%, dengan point prevalence rata-rata 30%. Data epidemiologi mengenai LBP di Indonesia belum ada, namun diperkirakan 40%
77
MIKKI Vol 05/No.01/Februari/2017
penduduk pulau Jawa Tengah berusia diatas 65 tahun pernah menderita nyeri punggung, prevalensi pada laki-laki 18,2% dan pada wanita 13,6%. Insiden berdasarkan kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di Indonesia berkisar antara 3-17%5. Adapun salah satu faktor penyebab dari nyeri punggung bawah adalah umur dengan rentang umur 20-50 tahun. Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara degeneratif yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial dan seksual. Perubahan fisik yang terjadi antara lain pada sistem indra, kardiovaskuler dan respirasi, pencernaan dan metabolisme, perkemihan, saraf, reproduksi dan musculoskeletal. Perubahan sistem musculoskeletal pada lansia antara lain pada jaringan penghubung (kolagen dan elastin), kartilago, otot dan sendi1. Perubahan terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Nyeri punggung bawah adalah salah satu alasan paling umum yang membuat orang tidak dapat bekerja atau melakukan kegiatannya dengan baik. Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa nyeri punggung bawah mengenai kira-kira 60-80% anggota masyarakat semasa hidupnya dan 50% diantaranya menderita nyeri sepanjang tahun. Penderita Low Back Pain (LBP) yang sembuh dalam 1 bulan sebanyak 30% dan 60% sembuh dalam 3 bulan dankemungkinan 60% akan kambuh lagi2.
METODE
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi data (menggunakan berbagai sumber data) analisis data bersifat induktif, bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus alamiah6. Penelitian ini menggunakan desain penelitain kualitatif dengan wawancara terstruktur yaitu data diambil melalui wawancara secara langsung dengan menggunakan pedoman wawancara terstruktur, dimana pada saat pengambilan data peneliti dibantu oleh seorang asisten peneliti.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Karakteristik umum partisipan penelitian Penelitian ini melibatkan 2 partisipan lansia yang didiagnosa low back pain oleh dokter setelah memeriksakan kesehatannya di Puskesmas Depok III. Berikut karakteristik umum partisipan: Tabel 2 Karakteristik umum partisipan berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin
%
Laki-laki
-
0%
Perempuan
2
100%
(Sumber: data primer yang diolah, 2016)
78
f
Karakteristik Manajemen Nyeri (Nur Yeti Syarifah)
Berdasarkan Tabel 2 karakteristik umum partisipan berdasarkan jenis kelamin partisipan terdiri dari 2 orang partisipan dengan jenis kelamin perempuan (100%), dan tidak ada partisipan laki-laki. Tabel 3 Karakteristik umum partisipan berdasarkan umur
Partisipan
Umur
f
%
P1
65 tahun
1
50%
P2
61 tahun
1
50%
(Sumber: data primer yang diolah, 2016)
Berdasarkan Tabel 3 karakteristik umum partisipan berdasarkan umur partisipan menunjukkan bahwa seluruh partisipan berumur diatas 60 tahun, yakni P1 65 tahun dan P2 berumur 61 tahun. Tabel 4 Karakteristik umum partisipan berdasarkan alamat partisipan
Partisipan
Alamat
f
%
P1
Papringan
1
50%
P2
Santren
1
50%
(Sumber: data primer yang diolah, 2016)
Berdasarkan Tabel 4 karakteristik umum partisipan berdasarkan alamat menunjukkan bahwa seluruh partisipan bertempat tinggal di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Tabel 5 Karakteristik umum partisipan berdasarkan pekerjaan
Partisipan
Pekerjaan
Jumlah
P1
Tidak bekerja
1
50%
P2
Tidak bekerja
1
50%
f
(Sumber: data primer yang diolah, 2016)
Berdasarkan Tabel 5 Karakteristik umum partisipan berdasarkan pekerjaannya menunjukkan bahwa P1 dan P2 tidak bekerja dan beraktivitas di rumah saja. 2. Deskripsi Data Hasil Penelitian a. Keluhan lansia dengan low back pain Hasil penelilitian menunjukkan ke-2 partisipan mengeluh pernah merasakan nyeri punggung bawah dengan nyeri yang berbeda-beda seperti nyeri tekan, cenut-cenut, seperti nyeri tusuk. Hal ini dijelaskan dalam penelitian dengan judul penatalaksanaan nyeri pada lansia bahwa kelainan muskuloskelatal seringkali terjadi pada lansia dengan nyeri punggung bawah (low back pain/LBP) merupakan prevalensi terbesar7. LBP kronik terjadi akibat degenerasi diskus spinalis. Degenerasi diskus ini merupakan akibat dari menurunnya produksi matriks extraseluler pada lansia.
79
MIKKI Vol 05/No.01/Februari/2017
b.
c.
d.
e.
80
Selanjutnya degenerasi semakin meningkat karena berkurangnya aliran darah yang mengakibatkan menurunnya persediaan nutrisi ke dalam sel diskus. Akibatnya terjadi nyeri somatik yang meliputi nyeri sekitar sendi, otot, ligamen dan kemudian menyebar ke jaringan. Keluhan sensorik yang dinyatakan seperti pegal, linu, ngilu, keju, kemeng, dan seterusnya dapat dianggap sebagai modalitas nyeri8. Kualitas dan kuantitas nyeri Berdasarkan hasil penelitian ke dua partisipan mengalami low back pain akut dan kronik. Kualitas nyeri yang dirasakan ke dua partisipan yakni nyeri menjalar, nyeri terus menerus dan hilang timbul. Menurut International Association for the Study of Pain (IASP) membagi low back pain ke dalam beberapa bagian berdasarkan lama nyeri yang dirasakan yakni low back pain akut telah dirasakan kurang dari 3 bulan. Low back pain kronik telah dirasakan sekurangnya 3 bulan atau lebih, dan low back pain subakut telah dirasakan minimal 5-7 minggu, tetapi tidak lebih dari 12 minggu9. Ditemukan bahwa nyeri punggung bawah mengenai kira-kira 60-80 % anggota masyarakat semasa hidupnya dan 50 % diantaranya menderita nyeri sepanjang tahun. Walaupun 30 % dari penderita Low Back Pain (LBP) sembuh dalam 1 bulan dan 60 % sembuh dalam 3 bulan dan kemungkinan 60 % akan kambuh lagi. Aktivitas yang menyebabkan nyeri punggung bawah Berdasarkan aktivitas yang dilakukan ke-2 partisipan, hal yang bisa memunculkan nyeri low back pain diantaranya aktivitas seperti membungkuk, duduk dalam waktu yang lama dan berdiri dalam waktu lama serta berjalan. Sikap tubuh yang salah merupakan penyebab NPB yang sering tidak disadari oleh penderitanya. Terutama sikap tubuh yang menjadi kebiasaan. Kebiasaan seseorang seperti duduk, berdiri, tidur, mengangkat beban pada posisi yang salah dapat menyebabkan NPB. Penelitian dengan desain kasus kontrol terhadap 110 responden didapat bahwa posisi duduk memiliki hubungan yang bermakna dengan nyeri punggung bawah (OR= 6,01), orang yang mempunyai posisi duduk beresiko 6,01 kali untuk timbulnya NPB10. Skala nyeri low back pain sebelum tindakan terapi nonfarmakologi Berdasarkan hasil penelitian ke-2 partisipan mengalami nyeri sedang diukur menggunakan Visual Analogue Scale, hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh kelompok Studi Persatuan Dokter Saraf Seluruh Indonesia (PERDOSSI) pada tahun 200711, bahwa ditemukan 18,13% penderita low back pain dengan rata-rata nilai nyeri berada pada nyeri sedang sampai berat12. Penatalaksanaan Low Back Pain secara nonfarmakologi Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang dilakukan partisipan untuk mengatasi nyeri yakni fisioterapi. Penatalaksanaan konservatif low back pain biasanya diatasi dengan dua cara yaitu farmakologis dan non farmakologis. Penelitian dengan judul Pengaruh Latihan Fleksi William (Stretching) terhadap Tingkat Nyeri Punggung Bawah pada Lansia di Posyandu Lansia RW 2 Desa Kedungkandang Malang Ungaran, dalam hasil penelitiannya mengemukakan bahwa latihan fleksi William (stretching) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penurunan tingkat
Karakteristik Manajemen Nyeri (Nur Yeti Syarifah)
nyeri punggung bawah pada lansia di Posyandu Lansia RW 2 Desa Kedungkandang Malang13. Penelitian tentang penatalaksanaan nyeri pada lansia mengatakan pada penderita nyeri punggung bawah tersedia berbagai modalitas fisioterapi antara lain dengan tindakan operasi dan non operasi. Untuk tindakan operasi dinamakan laminectomy, sedangkan untuk tindakan non-operasi antara lain: Short Wave Dhiatermy (SWD), Micro Wave Dhiatermy (MWD) dan terapi latihan. Untuk terapi latihan ada william flexion exercise dan Mc Kenzie exercise. Micro wave diathermy merupakan terapi panas dengan manfaat kerjanya adalah mengurangi rasa nyeri, rileksasi otot dan meningkatkan sirkulasi darah7. Penderita low back pain perlu kiranya secara rutin melakukan latihan yang telah diajarkan untuk mengulang dengan hati-hati (seperti yang diajarkan terapis pada P2) ketika berada di rumah, selain itu hendaknya penderita dengan low back pain lebih baik menggunakan korset lumbal ketika beraktivitas di rumah untuk menstabilisasi vertebra, menghindari pembebanan yang berlebih pada vertebra lumbal misalnya dengan mengangkat, atau memindahkan barang secara benar apabila sudah diajarkan teknik yang benar. f. Penjelasan tentang penatalaksanaan nonfarmakologi (fisioterapi) Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan bawha untuk mengurangi nyeri punggung bawah partisipan mengikuti fisioterapi dengan terapi yang berbeda-beda seperti terapi panas, terapi listrik, massase, dan latihan gerakan. Penelitian dengan judul Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Low Back Pain Miogenik di RSUD Boyolali, untuk mengatasi masalah Pada nyeri punggung bawah dapat digunakan modalitas fisioterapi seperti : Terapi panas antara lain Hot pack, Short Wave Diathermy (SWD), Micro Wafe Diathermy (MWD), IR. Terapi dingin yaitu antara lain Cold pack, kompres dingin dan Massage es. Terapi listrik antara lain Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS), interferensi (IF), dyadinamis. Terapi manipulasi atau stretching, Massage. Terapi latihan: William Flexion Exercise dan Mc Kanzie14. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa ada beberapa manajemen nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, salah satunya adalah stimulasi kutan yaitu stimulasi pada kulit yang dilakukan untuk menurunkan nyeri yaitu terapi panas, terapi dingin, terapi listrik, dan massage15. g. Alasan partisipan memilih tindakan nonfarmakologi Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan alasan menggunakan terapi nonfarmakologi karena mengikuti saran dari dokter. Hal ini sesuai dengan artikel yang menyatakan bahwa kepatuhan pasien merupakan faktor penting dalam keberhasilan terapi, kepatuhan kepatuhan rata-rata pasien pada terapi jangka panjang terhadap penyakit kronis di Negara maju hanya sebesar 50%, sedangkan di Negara berkembang bahkan lebih rendah. Kepatuhan pasien sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan terapi, terutama pada penyakit tidak menular seperti low back pain16. Selain saran dari dokter yang meruapakan faktor penting dalam keberhasilan terapi, keluarga penderita juga memegang peranan yang sangat penting dalam memberikan motivasi kepada pasien dalam menjalani terapi serta hendaknya selalu memerhatikan keadaan penderita ketika berada di rumah.
81
MIKKI Vol 05/No.01/Februari/2017
h. Frekuensi penggunaan terapi nonfarmakologi Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan frekuensi penggunaan terapi nonfarmakologi ke dua partisipan melakukan 6 kali terapi dengan frekuensi 2 kali dalam seminggu. Penelitian yang berjudul Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Pada Kasus Low Back Pain Akibat Spondyloarthrosis L3-L4 di RSUD Dr.Moewardi Surakarta, setelah dilakukan intervensi fisioterapi selama 6 kali dengan modalitas Infra Red (IR) non luminous, TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation) Konvensional dan terapi latihan William flexion exercise serta edukasi diperoleh hasil yaitu (1) Pada nyeri diam dari skala 3 menjadi skala 0, nyeri tekan dari skala 4 menjadi skala 3 dan nyeri gerak dari skala 5 menjadi skala 32. i. Efektifitas penggunaan terapi nonfarmakologi terhadap nyeri punggung bawah Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan setelah penggunaan terapi nonfarmakologi nyeri berkurang dan nyeri termasuk dalam kategori nyeri ringan. Penelitian yang dilakukan oleh kelompok Studi Persatuan Dokter Saraf Seluruh Indonesia (PERDOSSI) pada tahun 200711 bahwa ditemukan 18,13% penderita low back pain dengan rata-rata nilai nyeri berada pada nyeri sedang sampai berat. Intensitas nyeri responden sesudah dilakukan terapi paling banyak berada di nyeri ringan (1-3). Sesuai dengan hasil tersebut dapat disimpulkan tingkat nyeri sesudah dilakukan terapi paling banyak berada pada nyeri ringan12. j. Hasil observasi menggunakan lembar observasi indeks Barthel Hasil penelitian menunjukkan partisipan memiliki kemampuan fungsional mandiri dan ketergantungan ringan, kemampuan aktifitas sehari-hari pada lanjut usia dipengaruhi dengan umur lanjut usia itu sendiri, dimana semakin tua ketergantungannya semakin besar. Umur seseorang menunjukkan tanda kemauan dan kemampuan, ataupun bagaimana seseorang bereaksi terhadap ketidakmampuan melaksanakan aktifitas sehari-hari15. Penelitian eksperimen dengan judul Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kemampuan Fungsional Pada Lansia Yang Mengalami Low Back Pain (Nyeri Punggung) di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang dengan hasil penelitian Ada pengaruh senam lansia terhadap kemampuan fungsional lansia yang mengalami low back pain (nyeri punggung) di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, dengan p-value sebesar 0,039<α (0,05). Kemampuan fungsional lansia diukur menggunakan Indeks Barthel5.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Karakteristik umum partisipan yang mempengaruhi kejadian low back pain pada penelitian ini adalah usia dan jenis kelamin partisipan yakni usia lansia lebih dari 60 tahun sangat rentan terjadi low back pain dibandingkan dengan usia kurang dari 60 tahun, ke-2 partisipan dalam penelitian berjenis kelamin perempuan dan ke-2 partisipan tidak bekerja (beraktivitas di rumah saja).
82
Karakteristik Manajemen Nyeri (Nur Yeti Syarifah)
2. Berdasarkan lama nyeri punggung bawah yang dirasakan partisipan dalam penelitian ini termasuk dalam nyeri akut yakni nyeri yang dirasakan kurang dari 3 bulan dan nyeri kronik yaitu nyeri yang dirasakan lebih dari 3 bulan. 3. Aktivitas yang bisa memicu munculnya nyeri punggung belakang yang dirasakan P1 yakni nyeri saat ditekan, nyeri saat berdiri dan berjalan, sedangkan P2 nyeri muncul dengan gerakan seperti membungkuk, duduk lama, dan berjalan. 4. Sebelum dilakukan penatalaksanaan nonfarmakologi nyeri yang dirasakan partisipan termasuk dalam nyeri sedang yakni P1 nyeri skala 6 dan P2 nyeri skala 5 diukur menggunakan Visual Analogue Scale. 5. Penatalaksanaan nyeri punggung bawah yang digunakan partisipan untuk mengurangi nyeri yang dirasakan dalam penelitian ini adalah penatalaksanaan non-farmakologi yakni P1 menggunakan jasa tukang pijit sebeblum memeriksakan kesehatan ke Puskesmas Depok III dan kemudian menjalani fisioterapi, sedangkan P2 langsung memeriksakan kesehatan ke Puskesmas Depok III dan menjalani fisioterapi atas indikasi dari dokter, fisioterapi dilakukan 6 kali terapi, bentuk terapi yang dijalani yakni P1 dengan terapi panas dan terapi listrik, sedangkan P2 dengan terapi panas, massage dan latihan gerakan (dengan 6 gerakan latihan). 6. Setelah dilakukan terapi tersebut nyeri punggung yang dirasakan partisipan berkurang menjadi nyeri ringan yakni P1 dan P2 dengan nyeri skala 2 diukur menggunakan Visual Analogue Scale. 7. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan menggunakan lembar observasi Indeks Barthel, dari segi kemampuan fungsional lansia yang terdiri dari aktivitas makan/minum, toileting, berpakaian, mobilitas tempat tidur, dan ambulasi/ berpindah didapatkan hasil yakni P1 memiliki kemampuan fungsional pada tingkat ketergantungan ringan dan P2 memiliki kemampuan fungsional mandiri.
SARAN
1. Bagi yang mengalami low back pain Pada kondisi ini maka perlu kiranya diberikan saran kepada penderita yang mengalaminya untuk : a. Secara rutin melakukan latihan yang telah diajarkan untuk mengulang dengan hati-hati ketika berada di rumah. b. Hendaknya lebih baik menggunakan korset lumbal ketika beraktivitas di rumah untuk menstabilisasi vertebra. c. Menghindari pembebanan yang berlebih pada vertebra lumbal misalnya dengan mengangkat, atau memindahkan barang secara benar apabila sudah diajarkan teknik yang benar. d. Melakukan terapi secara rutin dan teratur karena pengobatan selama 6 kali itu belum tentu cukup untuk memperoleh hasil yang maksimal e. Selalu kontrol ke dokter untuk mengetahui tingkat kesembuhan 2. Saran kepada keluarga pasien, hendaknya memberikan motivasi kepada pasien untuk tetap menjalani terapi serta memperhatikan keadaan pasien ketika di rumah.
83
MIKKI Vol 05/No.01/Februari/2017
3. Bagi tenaga kesehatan agar melakukan pengkajian dengan tepat dan cepat karena dari pengkajian akan diketahui jenis low back pain yang dialami sehingga penatalaksanaan atau implementasi yang diberikan sesuai dengan jenis low back pain yang diderita oleh pasien. 4. Bagi institusi pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk institusi pendidikan sebagai sarana pembelajaran untuk mempersiapkan peserta didik terjun ke lapangan dalam mengaplikasikan penatalaksanaan nonfarmakologi sesuai dengan teori yang telah ada meskipun pasien dengan low back pain jarang ditemui tetapi jika low back pain dibiarkan tanpa adanya penatalaksanaan bisa bertambah parah. 5. Bagi peneliti dan peneliti selanjutnya Manfaat hasil penelitian ini bagi penulis sendiri diharapkan dapat menambah dan memperluas wawasan, serta pengetahuan penulis tentang penatalaksanaan nonfarmakologi pada low back pain. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk lebih menambah sampel yang lebih banyak lagi dan menggunakan desain yang berbeda.
RUJUKAN
1. Mujianto. (2013). Cara cepat mengatasi 10 besar kasus musculoskeletal dalam praktik klinik fisioterapi. Jakarta. CV Trans Info Media. 2. Idyan. (2008). Hubungan Lama Duduk saat Perkuliahan dengan Keluhan Low Back Pain. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Avaiable from:http://www. innappni.or.id/index.php/includes/index.php?name=News&file=print&sid=130 diakses pada tangal 3 Oktober 2015. 3. Adnyana, I Wayan Widhi. (2013). Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kemampuan Fungsional Pada Lansia Yang Mengalami Low Back Pain (Nyeri Punggung) Di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Skripsi Stikes Ngudi Waluyo. Semarang. 4. Sugiyono. (2013). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta. 5. Kasran dan Kusumaratna. (2006). Penatalaksanaan rasa nyeri pada lanjut usia. Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. Januari-Maret 2006, Vol.25 No.1. Universa Medicina 6. Muttaqin, A. (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Sistem Persarafan. Jakarta: Medika. 7. Yuliana. 2011. Low Back Pain. RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 8. Putri, P. 2010. Pengaruh Postur dan Posisi Tubuh Terhadap Timbulnya Nyeri Punggung Bawah. http://eprints.undip.ac.id/23653/1/Putri_P.pdf. Diakses 19 Maret 2016. 9. Kelompok Studi Nyeri PERDOSSI. (2007). Nyeri neuropatik di daerah punggung bawah (low back pain) : penuntun penatalaksanaan nyeri punggung bawah. Yogyakarta : PERDOSSI. 10. Purba, J. S., & Susilawaty, D. (2008). Nyeri punggung bawah: patofisiologi, terapi farmakologi dan nonfarmakologi akupunktur.
84
Karakteristik Manajemen Nyeri (Nur Yeti Syarifah)
11. Hamidatus Daris Sa’adah. (2007). STIKES NU Tuban Jurnal Sain Med, Vol. 5. No. 2 Desember 2013: 56–61. Pengaruh Latihan Fleksi William (Stretching) terhadap Tingkat Nyeri Punggung Bawah pada Lansia di Posyandu Lansia RW 2 Desa Kedung kandang Malang Ungaran. Diakses di httpperpusnwu.web.idkaryailmiahdocuments3551.pdf diakses pada tanggal 03 Oktober 2015. 12. Hanung Priyambodo. (2008). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Low Back Pain Miogenik di Rsud Boyolali. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta. 13. Potter &Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi Keempat. Jakarta : EGC 14. Alviyanti, risa umari yuli.2016. Kepatuhan paien: factor penting dalam keberhasilan terapi. Mahasiswa farmasi universitas ahmad dahlan.
85