50
KARAKTERISTIK LUMPUR LAPINDO DAN FLUKTUASI LOGAM BERAT Pb DAN Cu PADA SUNGAI PORONG DAN ALOO CHARACTERISTIC OF LAPINDO MUD AND THE FLUCTUATION OF LEAD AND COPPER IN PORONG AND ALOO RIVERS Oleh: Alvin Juniawan, Barlah Rumhayati, Bambang Ismuyanto Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya Malang, Jl. Veteran Malang, Jawa Timur Corresponding author :
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini mengkaji karakteristik dan fluktuasi logam berat Pb dan Cu dalam perairan Sungai Aloo dan Sungai Porong. Dalam penelitian ini pengambilan sampel lumpur Lapindo diambil dari 4 lokasi yang berbeda. Berdasarkan analisis karakteristik dari lumpur Lapindo diperoleh parameter fisik berat jenis berkisar 1,25-2,35 (cm.cm-3), dengan kandungan liat dan debu sebesar 34-53% dan 3946%, dimana tekstur dari lumpur Lapindo merupakan jenis lempung berliat. Untuk parameter kimia diperoleh nilai pH berkisar 6,6-7, KTK sebesar 3,89-35,42 me/100g), logam berat Pb sebesar 0,19-0,34 mg/L, Cu sebesar 0,19-0,85 mg/L, asam humat tidak teridentifikasi, kadar air sebesar 40,41-60,73% dan kandungan total karbon organik 54,75-55,47%. Fluktuasi logam berat Pb dan Cu pada lumpur Lapindo tertinggi terdapat pada lokasi air tawar yaitu SA1, SA2 dan SP1, SP2. Pada Sungai Aloo, fluks logam tertinggi adalah untuk Cu, sedangkan pada Sungai Porong fluks logam tertinggi adalah Pb. Kata kunci : fluktuasi logam berat , lumpur Lapindo ABSTRACT This research has examined the characteristic and fluctuation of Pb and Cu beneath the waters of Aloo and Porong Rivers. The samples of Lapindo mud were taken from 4 different locations. The characteristic of Lapindo mud being investigated conveyed of physical and chemical parameters. The physical parameters included mass weight of 1.25-2.35 (cm.cm-3), clay content of 34-53 %, dust content of 39-46 %, and the clay loam texture of mud. The chemical parameters were measured to have pH of 6.6-7, CEC of 3.89-35.42 Me/100, Pb content of 0.19-0.34 mg/L, Cu content of 0.19-0.85 mg/L. The presence of humic acid was not detected in the area of samplings, water content of 40.41-60.73 %, and organic carbon total rate of 54.75-55.47 %. The fluctuation of Pb and Cu content in the Lapindo mud were found to be highest at some freshwater locations, precisely at SA1, SA2, SP1 and SP2. At Aloo River, the flux of Cu was found to be the highest, while at Porong River, the flux of Pb was the highest. Keyword : fluctuation of heavy metals, Lapindo mud
Karakteristik Lumpur Lapindo dan Fluktasi Logam Berat… (Juniawan, Rumhayati, Ismuyanto)
51
LATAR BELAKANG
berat Cu sebesar 24,5 ppm, sedangkan
Banjir Lumpur Panas Sidoarjo atau Lumpur Lapindo
untuk kandungan logam berat Pb sebesar
merupakan peristiwa
17,8 ppm (UNDAC, 2006). Apabila logam
menyemburnya lumpur panas di lokasi
berat tersebut masuk ke dalam perairan
pengeboran PT Lapindo Brantas di Desa
akan dapat menyebabkan pencemaran
Renokenongo,
terhadap sungai, tanah dan organisme di
Kecamatan
Porong,
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sejak tanggal 27 Mei 2006. Lumpur Lapindo di
sekitar aliran sungai. Logam
berat
sendiri
sebenarnya
Sidoarjo tersusun atas 70% air dan 30%
merupakan unsur esensial yang sangat
padatan (Usman et al., 2006). Kadar
dibutuhkan setiap makhluk hidup, namun
garam (salinitas) lumpur sangat tinggi (38-
beberapa di antaranya (dalam kadar
40 0/0), sehingga bersifat asin (Arisandi,
tertentu) bersifat racun. Di alam, unsur ini
2006).
biasanya terdapat dalam bentuk terlarut
Selama
ini
pembuangan
lumpur
atau
tersuspensi
(terikat
dengan
zat
dialirkan ke laut melalui Sungai Porong
padat) serta terdapat sebagai bentuk
dan
ionik. Logam berat Cu merupakan unsur
Aloo.
mencemari
sehingga
diduga
kelestarian
dapat di
logam berat yang bersifat esensial yang
sekitar aliran sungai. Pembuangan lumpur
keberadaannya dalam jumlah tertentu
ke laut tentu akan menimbulkan dampak
sangat dibutuhkan oleh organisme hidup,
terhadap ekosistem air, terlebih di Sungai
namun jika jumlahnya berlebih dapat
Porong dan Aloo. Apabila ada bahan
menimbulkan
pencemar yang masuk ke aliran sungai
logam berat Pb termasuk salah satu
akan dapat membahayakan kehidupan
golongan
biota,
kenyamanan
sehingga jika masuk ke dalam tubuh
kesehatan
organisme hidup akan dapat bersifat
manusia di sepanjang aliran sungai dan
racun. Unsur logam berat Pb memiliki
laut.
afinitas
sumberdaya
ekosistem
dan
perairan
Menurut
ekosistem
serta
Dahuri
dan
Arumsyah
efek
logam
tinggi
racun.
berat
terhadap
Sedangkan
non-esensial
unsur
S
(1994) masuknya bahan pencemar ke
menyebabkan logam ini menyerang ikatan
dalam
mempengaruhi
belerang dalam enzim sehingga enzim
kualitas perairan. Apabila bahan yang
bersangkutan menjadi tak aktif. Gugus
masuk ke perairan melebihi ambang
karboksilat (COOH) dan amina (NH2 ) juga
batas, maka daya dukung lingkungan
berikatan dengan logam berat, salah
akan menurun.
satunya Cu, terikat pada sel-sel membran
perairan
dapat
Berdasarkan hasil uji pendahuluan yang dilakukan oleh UNDAC, lumpur
yang menghambat proses transformasi melalui dinding sel (Manahan, 1994).
Lapindo diketahui mengandung logam
Sains dan Terapan Kimia, Vol.7, No. 1 (Januari 2013), 50-59
52
Penelitian
ini
akan
mengkaji
H2SO4 pekat, H3PO4 pekat, K2Cr2O7 0,5
karakteristik dari lumpur Lapindo dan
M, FeSO4.7H2O 0,5 M, padatan Pb(NO3)2,
fluktuasi unsur logam berat Cu dan Pb di
CuSO4 akuades, sampel lumpur Lapindo
dalam lumpur Lapindo ke dalam perairan.
dan sampel air tawar, payau dan asin.
Pencemaran
Pengambilan
logam
berat
ini
terkait
sampel
lumpur
Lapindo
dengan dampaknya terhadap ekosistem
diambil dari 4 titik (A, B, C dan D) yaitu 2
perairan badan air Sungai Porong
titik (A dan B) di daerah dekat dengan sungai Aloo dan 2 titik (C dan D) di dekat
PROSEDUR
daerah sekitar sungai Porong. Untuk
Alat dan bahan
masing-masing titik diambil sebanyak 3
Peralatan yang digunakan adalah seperangkat
alat-alat
gelas,
cawan
sampel dengan jarak pengambilan sampel ±5
meter.
Pengambilan
sampel
porselen, neraca analitik, biuret 100 mL,
menggunakan botol plastik agar sampel
stop
saring,
tidak tumpah dan terkontaminasi logam
pengocok, sentrifugasi, pH meter dan
lain. Kordinat titik sampel dapat dilihat di
AAS AA-6200 Shimadzu.
Tabel 1 dan Gambar 1
watch,
penjepit,
Bahan-bahan
kertas
yang
dibutuhkan
adalah larutan HNO3 pekat (65% bj 1,39 kg/L), HCl pekat (37% bj 1,19 kg/L),
Tabel 1
Lokasi sampling lumpur Lapindo
No
Kode sampel
LS”(lintang selatan)
BT”(bujur timur)
1
A (Dekat Lokasi Sungai Aloo I)
7”31’00.52”
112o42’43.03”
2
B (Dekat Lokasi Sungai Aloo II)
7”31’08.90”
112 43’12.32”
3
C (Dekat Lokasi Sungai Porong I)
7”32’05.82”
112 42’27.40”
4
D (Dekat Lokasi Sungai Porong II)
7”31’56.92”
112o43’07.31”
o o
Karakteristik Lumpur Lapindo dan Fluktasi Logam Berat… (Juniawan, Rumhayati, Ismuyanto)
53
Gambar. 1 Peta Lokasi Sampling Lumpur Lapindo
Sampling air
yang meliputi asam humat, kapasitas
Pengambilan sampel air dilakukan di
tukar kation (KTK), pH, dan kadar C-
tiga tempat yaitu daerah sungai air tawar,
organik. Kandungan logam dalam lumpur
muara sungai dan daerah pinggir laut.
ditentukan
Pengambilan sampel air diambil sebanyak
(Shimadzu).
1
liter
di
setiap
lokasi
menggunakan
AAS
sampling
menggunakan jerigen berbahan dasar
Penentuan fluks logam yang berdifusi
plastik yang tidak tembus cahaya.
dari lumpur ke air
Sampel
air
untuk
logam
Sampel lumpur lapindo yang diambil
dipisahkan dengan menggunakan botol
dari 4 lokasi sampling diberi label yaitu
plastik
sampel A, B,C, dan D. Sebanyak 5 gr
ukuran
disaring
150
terlebih
analisa
mL.
Sampel
dahulu
air
kemudian
sampel
lumpur
Lapindo
kering
dilakukan pengawetan sampel air dengan
dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 mL
ditambahkan HNO3 pekat, hingga pH 2.
lalu ditambahkan dengan 50 mL sampel
Sampel air untuk analisa logam berat
air sungai yang berasal dari Sungai
disimpan di dalam ice box bersuhu ±40C.
Porong, kemudian dikocok selama 24 jam, kemudian
Karakterisasi lumpur Lapindo Karakterisasi
lumpur
disaring.
Filtrat
lalu
disentrifugasi dengan kecepatan 500 rpm Lapindo
selama ±15 menit. Filtrat yang telah
dilakukan terhadap sampel kering yang
disentrifugasi
telah
menggunakan
larutannya dan diasamkan dengan HNO3
ayakan 80-100 mesh. Parameter yang
pekat, kemudian diukur dengan AAS
ditentukan
untuk menentukan konsentrasi Pb(II) dan
diayak
dengan
meliputi
parameter
fisik
(porositas, tekstur), dan parameter kimia
Cu(II).
Sains dan Terapan Kimia, Vol.7, No. 1 (Januari 2013), 50-59
diambil
permukaan
54
Perhitungan fluks logam
massa logam yang berdifusi ke air(mg) ………………………………………(1) A(cm2 ) x t(jam) (makhir mawal ) ………………………………………(2) A(cm2 ) x t ( jam)
F
dimana: mawal
= massa logam dalam air mula-mula (mg)
makhir
= massa logam yang terlarut setelah kontak dengan lumpur (mg)
A
= luas permukaan sampel lumpur cm2
t
= lama waktu kontak(jam)
F
= Fluks logam yang berdifusi(mg/cm2.jam)
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan lapindo C sebesar 44,5%. Hasil
Kandungan lumpur Lapindo
analisa porositas menunjukkan bahwa
Parameter
diamati
pada
lumpur Lapindo memiliki nilai porositas
Lapindo
yaitu
yang hampir sama dengan nilai porositas
parameter fisik dan parameter kimia. Hasil
tanah yang biasanya berkisar antara 30-
karakterisasi kandungan lumpur Lapindo
60%.
disajikan pada Tabel 2.
memiliki persentase ruang pori total lebih
kandungan
yang lumpur
Dari hasil analisa tekstur lumpur Lapindo
menggambarkan
bahwa
Tanah
bertekstur
halus
akan
tinggi daripada tanah bertekstur kasar, walaupun
ukuran
pori
dari
tanah
komponen terbesar adalah liat (sekitar
bertekstur halus kebanyakan sangat kecil.
53%) yang berarti bahwa butiran lumpur
Perlu ditegaskan di sini, bahwa porositas
sangat halus. Karena ukuran partikel
total sama sekali tidak menunjukkan
sangat halus, maka sesama partikel dapat
distribusi ukuran pori dalam tanah yang
menyusun diri sangat rapat sehingga tidak
merupakan
mudah diintroduksi oleh molekul lain
(Sarief,
(misalnya molekul air). Tetapi dengan
dipengaruhi
pengadukan,
partikel
organik, struktur tanah, dan tekstur tanah.
akan intensif, sehingga apabila ada aliran
Porositas tanah tinggi jika terdapat bahan
alir yang cukup kuat, secara perlahan
organik dalam jumlah yang besar. Tanah
partikel
dengan struktur granular atau remah
tumbukan
lumpur
akan
antar
saling
terlepas
(Agustanto,, 2007). Hasil analisa porositas pada lumpur Lapindo untuk Lapindo A sebesar 46,75%
memiliki
suatu 1988). oleh
porositas
sifat
yang
penting
Porositas
tanah
kandungan
bahan
yang
lebih
tinggi
daripada tanah dengan struktur masif (pejal).
Tanah
dengan
tekstur
Karakteristik Lumpur Lapindo dan Fluktasi Logam Berat… (Juniawan, Rumhayati, Ismuyanto)
pasir
55
banyak
mempunyai
makro
kg. Kandungan logam Pb pada sampel
sehingga sulit menahan air. Dalam lumpur
lumpur Lapindo A = 0,34 mg/kg; B = 0,34
Lapindo
bahwa
mg/kg; C = 0,29 mg/kg, dan D = 0,27
dalam
mg/kg.
dapat
kemampuan mengikat
pori-pori
disimpulkan
lumpur air
Lapindo
cukup
yang
Konsentrasi logam Cu lebih besar
dikarenakan persentase ruang pori dalam
dibandingkan konsentrasi logam Pb dalam
Lapindo
lumpur Lapindo.
sangat
besar
tinggi,
sehingga
Hal ini dikarenakan
memudahkan molekul-molekul air untuk
kelimpahan logam berat Cu pada kerak
terikat di dalamnya.
bumi sebesar 50 mg/kg sedangkan logam
Parameter kimia dari lumpur Lapindo
Pb hanya sebesar 15 mg/kg (Moore,
yang diamati meliputi kandungan logam
1991).
berat, KTK, pH, kadar air dan karbon
logam di alam Cu relatif lebih besar
organik
dibandingkan
total
pada
lumpur
Lapindo.
Dengan
demikian
logam
Pb.
keberadaan
Sedangkan
Berdasarkan hasil analisa dari berbagai
konsentrasi logam Pb dan Cu pada tiap
lokasi pengambilan
sampel, diperoleh
lokasi yang berdekatan berbeda, yang
bahwa kandungan logam Cu pada sampel
mungkin dikarenakan semburan lumpur
lumpur Lapindo A = 0,83mg/kg; B =0,85
Lapindo memiliki kedalaman berbeda-
mg/kg; C = 1,31 mg/kg, dan d = 0,83 mg/
beda setiap semburannya.
Tabel 2 No 1.
Parameter Fisik Berat (Cm.cm-3) a. Isi b. Jenis -
2.
Karakterisasi lumpur Lapindo
Kimia a. b. -
* Td = tidak terdeteksi
A
Kode sampel B C
D
1,25 1,30
-
2,35 2,34
-
Porositas % Pasir % Debu% Liat% Tekstur
46,75 8,00 39,00 53,00 Liat
-
44,50 20,00 46,00 34,00 Lempung berliat
-
pH 1:1 H2O KCl 1N
6,90 6,60
-
7,00 6,60
-
3,89
-
35,42
-
Td 0,34 0,83 51,11 54,75
0,34 0,85 45,27 55,47
Td 0,29 1,31 60,73 54,82
0,27 0,83 40,41 55,02
KTK (NH4OAC 1 N pH ; 7 Me/100g) Asam Humat % Pb (mg/Kg) Cu(mg/Kg) Kadar air(%) C-Organik total (%)
Sains dan Terapan Kimia, Vol.7, No. 1 (Januari 2013), 50-59
56
Pada setiap kedalaman pada perut bumi
proses
terjadinya
maka kontribusi kedua gugus fungsional
pelapukan
tersebut berkisar antara 85-90%. Selain
berbeda-beda, pelapukan batuan salah
gugus COOH dan fenol, gugus enol
satunya
(COH-OH)
dipengaruhi
oleh
temperatur,
dan
imida
(=NH)
juga
sehingga semakin dalam ke dalam lumpur
memberikan kontribusi yang signifikan
maka temperatur pada perut bumi makin
terhadap nilai KTK tanah. Dari data
besar sehingga kandungan logam berat
analisa
akan semakin meningkat.
kandungan senyawa asam humat tidak
Karbon Lapindo
organik
dalam
mempengaruhi
senyawa
teridentifikasi. Koloid tanah yang memiliki muatan
negatif
besar
akan
dapat
Kapasitas tukar kation terhadap unsur
kation yang dapat dijerap koloid dalam
logam
berhubungan
bentuk dapat tukar pada pH tertentu
dengan kandungan asam humat dan
disebut kapasitas tukar kation (KTK).
fulvat yang merupakan polimer dari asam-
Kapasitas tukar kation merupakan jumlah
asam lemah dimana satu sama lain
muatan negatif persatuan berat koloid
memiliki gugus fungsional yang hampir
yang dinetralisasi oleh kation yang yang
sama walaupun berbeda berat molekulnya
mudah diganti. Kapasitas tukar kation
(Tan, 1994). Kadar karbon organik total
didefinisikan sebagai nilai yang diperoleh
pada lumpur Lapindo yang diperoleh dari
pada pH 7, yang dinyatakan dalam
hasil analisa yaitu untuk Lapindo A =
milligram setara per 100 gram koloid. Dari
54,75%; Lapindo B = 55,47%; Lapindo C
data
= 54,82%, dan Lapindo D = 55,02%.
diperoleh
Sumber karbon organik yang terdapat di
(KTK) sebesar 34,89 – 35,42 me/100g.
dalam
lumpur
di
Lapindo
menjerap sejumlah besar kation. Jumlah
di
humat
kandungan
lumpur
dalamnya.
dalam
asam
lumpur
karakteristik
tanah
lumpur
Lapindo
nilai kapasitas tukar kation
kemungkinan
Keberadaan logam berat Pb dan Cu
berasal dari dekomposisi tumbuhan dan
dalam lumpur Lapindo dipengaruhi oleh
hewan. Karbon organik berada dalam
penyerapan. Penyerapan Pb dan Cu
tanah
sangat
dan
Lapindo
karakterisasi
sedimen
dalam
berbagai
tergantung
pada
kondisi
bentuk, dari bentuk yang baru seperti
kemasaman larutan (pH). Pada kondisi
daun, ranting dan cabang hingga bentuk
pH<4,4;
yang
monomerik melalui interaksi elektrostatik
sudah
terurai
seperti
humus.
(Schumacher, 2002).
dengan
Parameter kimia yang lain yaitu KTK. Kontribusi
COOH
terhadap
akan
terbentuk
permukaan
silika,
kompleks
sedangkan
bentuk kompleks dimerik kovalen Pb dan
Kapasitas
Cu pada permukaan silika terbentuk pada
Tukar Kation (KTK) tanah kira-kira 54%.
kondisi pH > 6. Pada lumpur Lapindo dari
Apabila dihitung dengan gugus fenol,
data
uji
karakteristik
mengenai
Karakteristik Lumpur Lapindo dan Fluktasi Logam Berat… (Juniawan, Rumhayati, Ismuyanto)
pH
57
diperoleh kisaran pH antara 6-7, sehingga
dari fluks logam pada air laut. Hal ini
ikatan yang terjadi antara SiO 2 yang
diakibatkan senyawa logam Pb dan Cu
terdapat
yang cenderung
dalam
merupakan
lumpur
ikatan
Lapindo
kovalen
yang
kloro
yang
membentuk kompleks
dominan
yang
dapat
membentuk kompleks dimerik. Hal ini
menurunkan kelarutan senyawa logam di
menunjukkan
SiO2
dalam perairan. Sedangkan pada air laut
dalam menahan Pb2+ dan Cu2+ sangat
yaitu lokasi PL dan AL, fluks logam sangat
tergantung pada kondisi larutan tanah
kecil dalam larutan. Hal ini dikarenakan
yang
pada kepekatan NaCl yang tinggi, kation
bahwa
mengalami
efektivitas
kontak
dengan
permukaan SiO2
logam berat Pb dan Cu akan cenderung membentuk
pengambilan
mempengaruhi perairan.
fluks
Setiap
sampel
logam
lokasi
dan
endapan
dengan Cl- menjadi Pb(Cl3)- ,Cu(Cl3)- dan
Fluktuasi logam berat Pb dan Cu Lokasi
kompleks
berat
di
pengambilan
endapan PbCl2 dan CuCl2. Sedangkan pada air tawar spesies logam Pb dan Cu yang
dominan
berada +
dalam bentuk
dan CuCO3, Cu(OH)+.
sampel memiliki kisaran nilai salinitas
PbCO3, Pb(OH)
yang berbeda-beda, sehingga kelarutan
Akibatnya
logam
mengalami
penurunan
perubahan. Sedangkan konsentrasi logam
menyebabkan
logam
di air dan di dalam lumpur Lapindo
cenderung terendapkan di dalam lumpur
mempengaruhi difusi logam dari dalam
Lapindo. Fluktuasi logam Pb dan Cu
lumpur ke air. Pada penelitian ini sampel
berbeda antara dalam air payau dan air
yang
laut yang dikarenakan jumlah garam NaCl
berat
digunakan
cenderung
berasal
mengalami
dari
lumpur
Pb
akan
sehingga dan
Cu
sungai Aloo dan dekat dengan sungai
dibandingkan dengan air laut, sehingga
Porong. Sampel lumpur Lapindo yang
kompleks yang terbentuk juga relatif kecil.
dekat dengan sungai Aloo diberi kode
Spesies logam pada air tawar dan air laut
lumpur Lapindo A dan B, dan untuk lokasi
terutama
sampel
dekat
perbedaan kekuatan ionik, (2) kandungan
dengan Sungai Porong diberi kode lumpur
permukaan penyerapan yang lebih rendah
Lapindo C dan D. Grafik fluks logam berat
pada air laut, (3) perbedaan kepekatan
Pb dan Cu pada lumpur Lapindo dari
logam berat (4) perbedaan kepekatan
berbagai lokasi sampling dapat dilihat dari
kation dan anion utama, dan (5) biasanya
Gambar 2.
kepekatan ligan organik dalam sistem air
yang
Pada air payau, yaitu lokasi APY dan
berbeda
sangat
Pb
pada
Lapindo
payau
logam
Lapindo yang berlokasi dekat dengan
lumpur
air
kelarutan
dalam
tawar lebih tinggi (Miller, 1995).
PPY, fluks logam Pb dan Cu lebih rendah
Sains dan Terapan Kimia, Vol.7, No. 1 (Januari 2013), 50-59
sedikit
hal
(1)
58
Gambar 2
Fluks logam Pb dan Cu pada Sungai Porong dan Aloo, SA= Sungai Aloo, APY =Sungai Aloo Payau, AL= Sungai Aloo Laut, SP = Sungai Porong, PPY= Sungai Porong Payau, PL= Sungai Porong Laut, PPY= Sungai Porong Payau;
KESIMPULAN
kadar air sebesar 40,41-60,73% dan
Berdasarkan karakteristik
analisis lumpur
parameter fisik
terhadap
Lapindo,
Untuk besarnya fluktuasi logam berat Pb
dengan
dan Cu pada lumpur Lapindo, fluktuasi
kandungan liat dan debu sebesar 34-53%
tertinggi terdapat pada lokasi air tawar
dan 39-46%, tekstur dari lumpur Lapindo
yaitu Sungai Aloo SA1, SA2 dan Sungai
merupakan jenis lempung berliat. Untuk
Porong SP1, SP2. Pada Sungai Aloo,
parameter
pH
fluks logam tertinggi adalah untuk Cu
berkisar 6,6-7, KTK sebesar 3,89-35,42
sedangkan pada Sungai Porong fluks
me/100g), kandungan logam berat Pb
logam yang tertinggi adalah untuk Pb.
1,25-2,35
kimia
berat
55,47%
jenis
berkisar
diperoleh
untuk
kandungan total karbon organik 54,75-
-3
(cm.cm ),
diperoleh
nilai
sebesar 0,27-0,34 mg/L, Cu sebesar 0,831,31 mg/L, asam humat tidak terdeteksi, Karakteristik Lumpur Lapindo dan Fluktasi Logam Berat… (Juniawan, Rumhayati, Ismuyanto)
59
DAFTAR PUSTAKA Agustanto, BP., 2007, Pemerintah Tidak Bisa Hentikan Semburan Lumpur Lapindo, Media Indonesia Online Minggu, 25 Maret 2007. Arisandi, P., 2006, Menebar Bencana Lumpur di Kali Porong. Ecological Observation And Wetlands Conservation Aristianto, 2006, Pemeriksaan Pendahuluan Lumpur Panas Lapindo Sidoarjo, Balai Besar Keramik Departemen Perindustrian, Bandung. Connell. J.Miller., 1995, Terjemahan : Kimia Dan Ekotoksikologi Pencemaran, UI Press, Jakarta Manahan, S.E., 1994, Environmental Chemistry, 6th edition, CRC Press, Inc., USA, McLachlan-Karr, J., 2006. Sidoarjo Mud Emergency Response, Consultant Report Ecological Engineering Approach. Simposium Nasional: Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut Surabaya.
Moore, J.W. 1991, Living in the environment, Seventh edition, Wadsworth Publishing Company, California. Sarief, S., 1988, Konservasi Tanah dan Air. CV Pustaka Buana, Bandung. Schumacher, B. A., 2002, Method of Determination of Total Organic Carbon(TOC) in Soil and Sediments. Ecological Risk Assasment Support Center, US Environmental Protection Agency, Las Vegas. Tan, K.H. 1994, Soil Sampling, Preparation and Analysis. New York: Marcel Dekker, Inc. Usman, E., Salahuddin, M., Ranawijaya DAS., dan Hutagaol, J. P., 2006, Paper Pendukung, Simposium Nasional: Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke Laut? Surabaya. United Nation Disaster Assessment and Coordination, 2006, Environment Assessment Hot Mud Flow East Java, Indonesia, UNEP/OCHA Environment Unit, Switzerland.
Sains dan Terapan Kimia, Vol.7, No. 1 (Januari 2013), 50-59