Karakteristik Lahan Gambut dan Pola Agroforestri Di Kelurahan Kalampangan Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah Tim Penelit Daniel Itta Asysyifa Trisnu Satriadi
PENDAHULUAN • Lahan gambut merupakan suatu ekosistem khas dari segi struktur, fungsi dan kerentanan. • Pemanfaatan lahan gambut yang tidak bertanggung jawab akan menyebabkan kehilangan salah satu sumberdaya yang berharga, karena sifatnya yang tidak dapat diperbaharui (non renewable). • Lahan gambut terbagi dalam tiga kategori, yaitu : a) gambut dangkal dengan ketebalan lapisan gambut 50-100 cm, b) gambut tengahan dengan ketebalan lapisan gambut 101-200 cm dan c) gambut dalam dengan ketebalan lapisan gambut > 2 m (Widjaya Adhi et al., 1992 ).
Pemanfaatan lahan gambut sebaiknya mengacu kepada bagaimana karakteristik lahan tersebut • Pola agroforestri mempunyai manfaat ekologi, ekonomi dan sosial • Berdasarkan pengalaman tersebut diatas, maka dipandang perlu adanya kajian untuk menganalisis karakteristik dan pola agroforestri lahan gambut.
Tujuan Penelitian • Mengidentifikasi karakteristik lahan gambut dan menganalisis pola agroforestri yang memberikan nilai manfaat
Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian : • Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kalampangan Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah. 2. Metode Analisis 1) Metode penelitian adalah metode survei langsung dilapangan dengan pengambilan sampel tanah tanah dianalisis berdasarkan Method of soil Analisis Part 1. Physical and Mineralogical Methods. 2) Penetuan pola agroforestri melalui pendekatan menghitung nilai NPV dan B/C ratio.
Hasil Dan Pembahasan 1. KarakteristikLahan Gambut Karakteristik Lahan
No
Hasil pengukuran
Keterangan
1
Temperatur
24-34
Pengukuran
2
280.mm
Analisis
3
Curah hujan rata-rata (20072011) Drainase
Baik
Pengamatan
4
Tekstur
Agak halus
Analisis Lab
5
Kedalaman gambut
> 200 cm
Pengukuran
6
Kematangan gambut
Saprik,Hemik
Pengamatan
7
KTK liat (cmol)
38,89
Analisis Lab
8 9 10 11 12 13 14
Kejenuhan Basa (%) Ph C Organik Sanilitas Lereng (%) Bahaya erosi Batuan di permukaan
21,62 5,14 16,69 0 0–3 Ringan 0
Analisis Lab Analisis Lab Analisis Lab Pengamatan Pengukuran Pengamatan Pengamatan
2. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman a. Tanaman Jagung Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan untuk tanaman jagung ternyata persyaratan temperatur, tekstur, KTK,C, ESP, bahaya erosi, lereng dan batuan dipermukaan masuk dalam golongan sangat sesuai, sedangkan curah hujan, drainase, KB, masuk dalam golongan cukup sesuai dan kedalam gambut, dan pH masuk kategori S3 (sesuai marginal).
• b.Tanaman Sawi • Tanaman sawi berdasarkan kesesuaian lahan termasuk kategori S3, namun bisa ditingkatkan ke kategori S2 (cukup sesuai) dengan jalan pemberian kapur, abu dan pupuk kandang. Perubahan dari kategori S3 menjadi S2 maka dapat disimpulkan bahwa untuk tanaman jagung cukup sesuai di usahakan di lahan gambut yang tebal dengan beberapa faktor pembatas. Unsur yang dapat dilakukan perbaikan seperti menaikkan pH, perbaikan drainase, dan penurunan KB melalui penambahan bahan organik.
• c.Tanaman Bawang Prei • Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan pada untuk tanaman bawang prei ternyata persyaratan temperatur, CH, KTK, C, ESP, bahaya erosi, lereng dan batuan dipermukaan masuk dalam golongan sangat sesuai, sedangkan drainase, tekstur dan KB masuk dalam golongan cukup sesuai dan kedalam gambut dan pH masuk kategori S3 (sesuai marginal)
• d. Cabai Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan untuk tanaman cabai ternyata persyaratan temperatur, KTK, C, ESP, bahaya erosi,lereng dan batuan dipermukaan masuk dalam golongan sangat sesuai (S1), sedangkan curah hujan, drainase, tektur, KB masuk dalam golongan cukup sesuai (S2) dan kedalam gambut dan pH masuk kategori S3 (sesuai marginal)
3. Pola Agroforestri Pola kombinasi dua jenis tanaman pada pola agroforestri ternyata yg memberikan nilai manfaat yang terbaik adalah pola jelutung dengan sawi
N0
Jenis Tanaman
Pendapatan
Biaya
Nilai Manfaat
(Rp/ha)
(Rp/ha)
(Rp/ha)
B/C
1
Jelutung + Jagung
32.760.000
8.775.000
24.475.500
3,7
2
Jelutung + Sawi
33.250.500
4.950.000
27.810.000
6,7
3
Jelutung + Cabai
31.500.000
13.875.000
17.625.000
2,3
4
Jelutung + Bawang Prei
28.618.750
7.175.000
21.443.750
3,9
Pola kombinasi tiga jenis tanaman pada pola agroforestri ternyata yg memberikan nilai manfaat yang terbaik adalah pola jelutung,jagung dan sawi N0
Jenis Tanaman
Pendapatan
Biaya
Nilai Manfaat
(Rp/ha)
(Rp/ha)
(Rp/ha)
B/C
1
Jelutung + Jg + S
66.010.000 13.725.000
52.285.000
4,8
2
Jelutung + Jg + C
64.260.000 22.650.000
41.610.000
2,8
3
Jelutung + Jg + BP
61.378.750 15.950.000
45.428.750
3,8
4
Jelutung + S + C
64.750.500 18.825.000
45.925.500
3,4
5
Jelutung + S + BP
61.869.250 12.125.000
49.744.250
5,1
6
Jelutung + C + BP
60.118.750
39.068.750
2,9
21.050.000
Pola kombinasi empat jenis tanaman ternyata yang memberikan nilai manfaat yang terbaik adalah jelutung,jagung,sawi dan bawang prei N0
Jenis Tanaman
Pendapatan (Rp/ha)
Biaya (Rp/ha)
Nilai Manfaat (Rp/ha)
B/C
1
Jelutung + Jg + S + C
97.510.500 27.600.000
69.910.500
3,5
2
Jelutung + Jg + S + BP
94.629.250 20.900.000
73.729.250
4,5
3
Jelutung + Jg + C + BP
92.878.750 29.825.000
71.978.750
3,1
4
Jelutung + S + C + BP
93.369.250 26.000.000
67.369,250
4,0
Kesimpulan Dan Saran • A.Kesimpulan • Kawasan gambut yang tebal seharusnya masih virgin, yang hanya diperuntukan sebagai kawasan konservasi, tetapi kenyataannya sudah terbuka karena dimanfaatkan oleh masyarakat. Karakteristik lahan gambut yang berada di eks transmigrasi sudah mengalami perubahan sifat fisik dan kimia, karena sifatnya yang rapuh (fragile). Adanya kegiatan di lahan gambut tebal maka maknanya sudah berubah pada tingkat kematangan yaitu bersifat saprik dimana sudah mengalami perombakan (dekomposisi) sehingga nilai KTK meningkat. Konsekuensi bahwa akan terjadi pemadatan yang berdampak kepada penurunan permukaan lahan gambut (subsiden). Oleh karena itu perlu kehati-hatian dalam memanfaatkan kawasan gambut yang tebal karena sangat rentan.
•
Pola agroforestri pada lahan gambut dengan empat kombinasi tanaman sela, dan yang memberikan nilai manfaat tinggi adalah kombinasi antara Jelutung, Jagung, Sawi dan Bawang Prei
B.Saran
Pemilihan jenis tanaman di lahan gambut selalu berpedoman kepada kemampuan tanaman beradaptasi dengan lingkungan gambut, sehingga diharapkan mampu untuk berproduksi (mampu memberikan nilai ekonomi). Karena alam memberikan insentive untuk kebutuhan manusia maka perlu pengelolaan yang arif dan bijaksana sehingga keseimbangan alam tetap terjaga untuk mempertahankan kelestariannya sebagai fungsi produksi dan fungsi ekologis.
TERIMA KASIH