Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 KARAKTERISTIK KIMIA AIR TANAH PADA BERBAGAI KELOMPOK AKUIFER DI CEKUNGAN AIR TANAH PASURUAN Hari Siswoyo, M. Sholichin, M. Taufiq, M.A. Helmy S, Anggara WWS, Ratih DA Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang (e-mail :
[email protected])
Abstrak Sejalan dengan semakin pentingnya peran airtanah dalam memenuhi berbagai kebutuhan, maka diperlukan upaya nyata dalam pengelolaan sumberdaya airtanah yang berwawasan lingkungan. Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam upaya pengelolaan airtanah adalah karakteristik kimia dari airtanah tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji tentang karakteristik kimia airtanah pada berbagai kelompok akuifer yang ada di Cekungan Air Tanah Pasuruan. Pada Cekungan Air Tanah Pasuruan terdapat 6 kelompok akuifer. Penelitian terhadap airtanah difokuskan pada airtanah dangkal dengan pengambilan sampel dilakukan terhadap sumur-sumur penduduk pada tiap kelompok akuifer. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa airtanah di lokasi penelitian pada umumnya adalah airtanah tawar. Untuk mengetahui karakteristik kimia airtanah, hasil uji laboratorium dianalisis menggunakan Metode Diagram Trilinier Piper dengan bantuan paket program AquaChem versi 3.6 for windows. Berdasarkan hasil analisis, dapat dinyatakan bahwa karakteristik kimia airtanah di lokasi penelitian umumnya memiliki kekerasan karbonat (alkalinitas sekunder) lebih dari 50%, airtanah didominasi oleh alkali tanah dan asam lemahnya. Kata kunci: karakteristik kimia, airtanah, kelompok akuifer.
Abstract Along with increasingly the important of groundwater’s function to fulfill the level of need, then it would be required the real effort of processing environmentally sound the groundwater resource. One aspect that must be considered in order processing groundwater is the groundwater chemical characteristics. The purpose of this research is to assess the chemical characteristics of groundwater aquifers in various groups that exist in Pasuruan Groundwater Basin. In Pasuruan Groundwater Basin there are six groups of aquifers. The research of this groundwater is focused on shallow groundwater sampling conducted on the wells of the population in each aquifer group. The laboratory test results indicate that the groundwater at the site of research in general is fresh water. To determine the chemical characteristics of this groundwater, the laboratory test results were analyzed using the method with the help of Piper Diagrams Trilinier AquaChem package version 3.6 for Windows. Based on the analysis results, it can be stated that the chemical characteristics of groundwater at the study site is generally has a carbonate hardness (alkalinity secondary) more than 50% of groundwater dominated by weak acid and alkaline soil. Key words: chemichal characteristic, groundwater, aquifer group.
PENDAHULUAN Pada dasawarsa terakhir ini, seiring dengan pertumbuhan penduduk dan kemajuan pembangunan pemanfaatan sumber daya airtanah menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat. Sumber daya airtanah telah menjadi komoditi ekonomi yang memiliki peran penting dalam menunjang kehidupan masyarakat dan segala aktivitas yang dilakukannya, terutama sebagai sumber pasokan air bersih untuk keperluan sehari-
hari penduduk, proses industri, dan irigasi, bahkan di berbagai daerah peranan airtanah tersebut dapat digolongkan menjadi komoditi strategis (Setiadi et. al., 2003). Keterbatasan pemerintah dalam penyediaan air bersih, membuat masyarakat masih tergantung pada sumber air alami dalam hal ini sumur gali dan sumur pantek. Sering pula terjadi, secara alami kondisi air setempat tidak layak dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga, khususnya untuk air minum (Rosadi, 2008). Keberadaan pemukiman-pemukiman yang kurang
C - 244
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 terencana baik dapat mengakibatkan sistem sebagai berikut : pembuangan limbah rumah tangga tidak 1. Mengetahui karakteristik/kelompok terkoordinasi dengan baik, sehingga limbah akuifer yang ada di lokasi penelitian. tersebut dapat mengakibatkan terjadinya 2. Mengetahui kualitas airtanah pada tiap pencemaran airtanah. Selain mengakibatkan kelompok akuifer di lokasi penelitian. pencemaran airtanah dapat juga 3. Mengetahui karakteristik kimia airtanah mengakibatkan lingkungan di daerah pada tiap kelompok akuifer di lokasi pemukiman tersebut menjadi tercemar penelitian. (Harmayani dan Konsukartha, 2007). Terkait dengan kualitas air (airtanah) METODE PENELITIAN untuk irigasi, menurut FAO (1974) dalam Sutedjo (2004), bahwa kualitas air dan sifat Penelitian ini dilaksanakan di CAT iklim pada tanah yang akan mendapatkan Pasuruan dengan subyek penelitian airtanah pengairan mempunyai arti yang lebih dangkal dengan menggunakan sampel penting dibandingkan dengan sifat-sifat penelitian dari sumur-sumur dangkal tanah. Pengaruh air pengairan terhadap (sumur penduduk). Langkah awal yang tanah dapat bersifat netral, positif, maupun dilakukan dalam penelitian ini adalah negatif. Sifat negatif misalnya kemasaman, mengidentifikasikan kelompok-kelompok kegaraman, dan peracunan pada tanah oleh akuifer yang ada di CAT Pasuruan air irigasi. berdasarkan Peta Cekungan Airtanah dan Sejalan dengan semakin pentingnya Peta Hidrogeologi. Berdasarkan kelompokperan airtanah dalam memenuhi berbagai kelompok akuifer yang teridentifikasi di kebutuhan, maka diperlukan upaya nyata lokasi penelitian, dilakukan survey untuk dalam pengelolaan sumberdaya airtanah mendapatkan lokasi-lokasi sumur yang ada yang berwawasan lingkungan. Salah satu pada tiap kelompok akuifer dan untuk aspek yang harus diperhatikan dalam upaya selanjutnya diambil sampel air. Sampel air pengelolaan airtanah adalah karakteristik yang diperoleh dari lapangan diujikan di kimia dari airtanah tersebut. Hal ini laboratorium. Untuk mengetahui dikarenakan karakteristik kimia akan dapat karakteristik kimia airtanah, hasil uji memberikan pengaruh baik bersifat positif laboratorium dianalisis menggunakan ataupun negatif terhadap obyek yang Metode Diagram Trilinier Piper dengan menerima pasokan airtanah tersebut. bantuan paket program AquaChem versi 3.6 Berkaitan dengan karakteristik kimia for windows. airtanah, dalam penelitian ini akan dikaji tentang karakteristik kimia airtanah pada LOKASI PENELITIAN berbagai kelompok akuifer di dengan mengambil lokasi penelitian Cekungan Air Tanah (CAT) Pasuruan. Rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah. 1. Bagaimana karakteristik/kelompok akuifer yang ada di CAT Pasuruan? 2. Bagaimana kualitas airtanah berdasarkan sampel yang diambil dari sumur dangkal Gambar 1. Lokasi Penelitian (CAT yang ada pada tiap kelompok akuifer Pasuruan) yang ada di CAT Pasuruan? 3. Bagaimana karakteristik kimia airtanah Tahapan penelitian yang dilakukan pada tiap kelompok akuifer yang ada di meliputi: CAT Pasuruan? 1. Inventarisasi Data Sekunder Tujuan dari penelitian ini adalah Inventarisasi data sekunder dilakukan C - 245
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 terutama untuk mendapatkan Peta Spektrofotometri). Hidrogeologi dan Peta Cekungan Air 5. Analisis Karakteristik Kimia Airtanah Tanah. Selain untuk mendapatkan petaAnalisis karakteristik kimia airtanah peta, kegiatan inventarisasi ini juga dilakukan dengan menggunakan Metode dimaksudkan untuk mendapatkan Diagram Trilinier Piper. Metode ini informasi-informasi awal, literatur, merupakan metode yang terpenting maupun studi-studi sebelumnya yang untuk studi genetik airtanah, dimana terkait dengan penelitian ini. sangat efektif dalam pemisahan analisis 2. Analisis Kelompok Akuifer data bagi studi krisis terutama mengenai Analisis Kelompok Akuifer dilakukan sumber unsur penyusun terlarut dalam dengan cara mengeplotkan Peta CAT airtanah. Perubahan atau modifikasi Pasuruan pada Peta Hidrogeologi sifat–sifat air yang melewati suatu dengan menggunakan bantuan program wilayah tertentu serta hubungannya autocad. Peta CAT Pasuruan yang sudah dengan problem–problem geokimia diplotkan pada Peta Hidrogeologi, (Suharyadi, 1984). Diagram ini terdiri kemudian didigitasi sesuai dengan jenis dari dua segitiga sama sisi yang terletak akuifer yang ada pada Peta di bawah kanan dan kiri. Masing-masing Hidrogeologi. Setelah dilakukan digitasi segitiga untuk pengeplotan kation di satu maka diketahui kelompok-kelompok pihak dan anion di pihak lain. Di atas akuifer yang ada pada CAT tersebut. kedua segitiga itu dibuat jajaran genjang Peta sebaran kelompok akuifer pada dan pada jajaran genjang tersebut titikCAT selanjutnya digunakan sebagai titik kation dan anion ditarik ke atas ke acuan untuk investigasi lapangan di dalam jajaran genjang. Dari kedudukan lokasi penelitian. titik tersebut pada jajaran genjang dapat 3. Investigasi di Lokasi Penelitian diinterpretasikan tipe kualitas Investigasi di lokasi penelitian dilakukan airtanahnya. untuk menentukan lokasi-lokasi pengambilan sampel penelitian yang dapat merepresentasikan kondisi di lokasi penelitian. Lokasi-lokasi yang dimaksud adalah penyebaran keberadaan sumur-sumur pada tiap kelompok akuifer yang ada di lokasi penelitian. 4. Analisis Kualitas Airtanah Analisis kualitas airtanah di lokasi penelitian dilakukan dengan cara mengambil sampel di lapangan dan Gambar 2. Diagram Trilinier Piper pengujian di laboratorium. Sampel air (Sumber: Piper, 1944 dalam blog.fitb.itb.ac.id diunduh 4 Mei 2011) yang telah diperoleh dari lokasi penelitian diuji di Laboratorium Tanah Analisis karakteristik kimia airtanah dan Airtanah Jurusan Teknik Pengairan dengan Metode Diagram Diagram Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Trilinier dilakukan dengan cara Malang dengan pengujian parameter mengelompokkan air tanah dari masingterbatas untuk diketahui sifat-sifat masing sampel (kelompok akuifer) ke kimianya. Parameter-parameter kualitas dalam kelompok-kelompok menurut air yang diujikan meliputi: pH tingkat kesadahannya, alkalinitasnya, (menggunakan pHmeter); DHL dan kadar garamnya. Tipe kualitas air (menggunakan Ecmeter); Cl, SO4, CO3, tanah dapat diketahui dengan cepat dan HCO3 (menggunakan Volumetri); K, dengan memperhatikan kelompok Na, Mg, dan Ca (menggunakan C - 246
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 dominan hasil pengeplotan data pada tertekan (Q2) sebesar 43 juta m3/tahun jajaran genjang. Pembagian daerah pada (Kepmen ESDM No. 716 jajaran genjang ditunjukkan pada K/40/MEM/2003). Berdasarkan Peta Gambar 3 di bawah ini. Cekungan Air Tanah dan Peta Hidrogeologi, dapat diinterpretasikan bahwa pada CAT Pasuruan terdapat 6 50 50 6 50 50 (enam) kelompok akuifer seperti 9 4 1 5 7 ditunjukkan pada gambar 4, yaitu: 3 2 9 50 50 50 8 50 (1)Warna Biru : Akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir. Akuifer Gambar 3. Pembagian Daerah pada produktif dengan penyebaran luas. Jajaran Genjang menurut Piper Akuifer dengan keterusan sedang, muka (Sumber: Walton, 1970 dalam Suharyadi, 1984) airtanah atau tinggi pisometri airtanah dekat atau di atas muka tanah, debit Apabila titik yang diplot jatuh pada sumur umumnya 5 sampai 10 liter/detik, daerah (Suharyadi, 1984): dan di beberapa tempat lebih dari 20 1. Berarti kandungan alkali tanah liter/detik. melebihi kandungan alkalinya. (2)Warna Hijau Tua : Akuifer dengan aliran 2. Berarti kandungan alkali melebihi melalui celahan dan ruang antar butir. kandungan alkali tanahnya. Akuifer produktif tinggi dengan 3. Berarti asam lemah melebihi asam penyebaran luas. Akuifer dengan kuatnya. keterusan dan kisaran kedalaman muka 4. Berarti asam kuat melebihi asam airtanah sangat beragam, debit sumur lemahnya. umumnya lebih dari 5 liter/detik. 5. Berarti kekerasan karbonat (3)Warna Hijau Sedang : Akuifer dengan (alkalinitas sekunder) lebih dari 50%, aliran melalui celahan dan ruang antar airtanah didominir oleh alkali tanah butir. Akuifer produktif sedang dengan dan asam lemahnya. penyebaran luas. Akuifer dengan 6. Berarti kekerasan non karbonat keterusan sangat beragam, kedalaman (kegaraman sekunder) lebih dari 50%. muka airtanah bebas umumnya dalam, 7. Berarti non karbonat alkali debit sumur umumnya kurang dari 5 (kegaraman primer) lebih dari 50%, liter/detik. airtanah didominir oleh alkali dan (4)Warna Hijau Muda : Akuifer dengan asam kuat. aliran melalui celahan dan ruang antar 8. Berarti karbonat alkali (alkalinitas butir. Setempat, akuifer produktif. primer) lebih dari 50%. Akuifer dengan keterusan sangat 9. Berarti pasangan kation-anion beragam, umumnya airtanah tidak seimbang tidak ada yang melebihi dimanfaatkan karena dalamnya muka 50%. airtanah, setempat mata air berdebit kecil Penyelesaian analisis karakteristik kimia dapat diturap. airtanah dilakukan dengan menggunakan (5)Warna Coklat Muda : Akuifer (bercelah bantuan paket program AquaChem versi atau sarang) produktif kecil dan daerah 3.6 for windows. airtanah langka. Akuifer produktif kecil, setempat berarti. Umumnya keterusan HASIL PENELITIAN DAN sangat rendah, setempat airtanah dalam PEMBAHASAN jumlah terbatas dapat diperoleh pada daerah lembah atau zona pelapukan dari Petensi airtanah yang dimiliki oleh batuan padu. CAT Pasuruan adalah berupa airtanah bebas (6) Warna Coklat Tua : Daerah airtanah (Q1) sebesar 628 juta m3/tahun dan airtanah langka. C - 247
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 Tabel 1. Hasil Pengujian Laboratorium No.
Parameter
Sumur 1 Kel. (1)
1
pH DHL
2
Sumur 2 Kel. (2)
Sumur 3 Kel. (3)
Sumur 4 Kel. (5)
Sumur 5 Kel. (2)
Sumur 6 Kel. (1)
6 ,50
6,36
6,87
7,00
7,40
7,39
0 ,41
0,35
0,97
1,83
0,61
1,30
0 ,02
0,01
0,05
0,26
0,03
0,19
31,39
15,12
50,00
70,93
55,81
74,42
38,40
43,20
62,40
86,40
72,00
76,80
39,04
43,92
63,44
87,84
73,20
78,08
39,54
22,38
24,30
16,52
16,78
71,29
14,49
6,41
14,62
19,06
14,58
27,49
21,23
17,47
32,26
50,93
66,95
76,41
5 ,40
3,89
6,69
23,84
9,50
4,71
(mS/cm)
3 4 5 6 7 8 9
Gambar 4. Peta Sebaran Akuifer di CAT Pasuruan
10
Cl (mg/l) SO 4 (mg/l) CO 3 (mg/l) HCO3
(mg/l) K (mg/l) Na (mg/l) Mg (mg/l) Ca (mg/l)
Sumber : Hasil Uji Laboratorium
Pengambilan sampel terhadap airtanah bebas (dangkal) di lokasi penelitian dilakukan pada 4 kelompok akuifer saja. Untuk kelompok akuifer berwarna hijau muda (kelompok 4) dan kelompok akuifer berwarna coklat tua (kelompok 6) tidak dilakukan pengambilan sampel karena pada daerah tersebut masing-masing umumnya airtanah tidak dimanfaatkan karena dalamnya muka airtanah (4) dan daerah airtanah langka (6). Sampel penelitian tersebut diambil dari sumur-sumur penduduk (sumur dangkal) di tiap kelompok akuifer. Setelah dilakukan pengambilan sampel penelitian, selanjutnya sampel-sampel penelitian tersebut diujikan di Laboratorium Tanah dan Airtanah, Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang. Parameter-parameter kualitas air yang diujikan di laboratorium untuk masing-masing sampel penelitian adalah: pH, daya hantar listrik (DHL), klorida (Cl), SO4, CO3, HCO3, kalium (K), natrium (Na), magnesium (Mg), dan kalsium (Ca). Hasil pengujian beberapa sampel penelitian dapat ditunjukkan pada tabel 1.
Berdasarkan hasil pengujian secara terbatas terhadap perameter-parameter kualitas air dari sampel-sampel yang diambil di lokasi penelitian, dapat dinyatakan bahwa secara umum pH airtanah pada berbagai kelompok akuifer masih memiliki kisaran nilai yang normal. Apabila merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010, kisaran besarnya pH bagi air yang diperuntukkan untuk air minum adalah 6,5 – 8,5. Besarnya kandungan klorida dan sulfat juga berada di bawah kadar maksimum yang diperbolehkan menurut peraturan tersebut, yaitu klorida <250 mg/liter sedangkan sulfat <250 mg/liter. Meskipun demikian, hasil pengujian parameter terbatas ini belum bisa digunakan untuk menyimpulkan bahwa kualitas airtanah yang diteliti layak atau tidak untuk digunakan sebagai sumber air minum (memerlukan penelitian lebih lanjut). Terkait dengan keasinan airtanah dan adanya intrusi air laut, untuk mengetahui adanya intrusi air laut menurut Revelle (1941dalam Irham, Achmad, dan Widodo, 2006) dapat ditentukan berdasarkan perbandingan konsentrasi kloridabikarbonat (R). Apabila nilai R > 1 dan DHL > 1500 S/cm maka keasinan airtanah C - 248
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 disebabkan adanya intrusi air laut, CAT adalah sama perlu dibuktikan lebih sedangkan apabila R < 1 dan DHL > 1500 lanjut pada beberapa CAT yang lain. S/cm maka keasinan airtanah disebabkan adanya pelarutan mineral-mineral garam yang terdapat pada batuan akuifer. Sampel airtanah yang diambil dari Sumur 1 dan Sumur 6 (Kelompok Akuifer 1), Sumur 2 dan Sumur 5 (Kelompok Akuifer 2), dan Sumur 3 (Kelompok Akuifer 3) merupakan airtanah tawar (DHL < 1500 S/cm). Untuk sampel airtanah yang diambil dari Sumur 4 (Kelompok Akuifer 5) merupakan airtanah payau (DHL 1500–5000 S/cm) dimana keasinan airtanahnya diakibatkan oleh adanya Gambar 5. Hasil Analisis Diagram Trilinier Piper pelarutan mineral garam-garam yang terdapat pada batuan akuifer (R < 1 dan DHL > 1500 S/cm). KESIMPULAN DAN SARAN Hasil analisis menggunakan Metode Diagram Trilinier Piper dengan bantuan Kesimpulan : paket program AquaChem versi 3.6 for 1. Pada CAT Pasuruan terdapat 6 (enam) windows terhadap hasil uji laboratorium kelompok akuifer, 2 (dua) diantaranya dapat diketahui semua sampel penelitian adalah akuifer dimana airtanah tidak menunjukan bahwa airtanah pada tiap dimanfaatkan karena dalamnya muka kelompok akuifer di CAT Pasuruan airtanah dan akuifer dimana merupakan mempunyai karakteristik kimia dimana daerah airtanah langka. kekerasan karbonat (alkalinitas sekunder) 2. Beberapa unsur dari sampel yang lebih dari 50%, airtanah didominasi oleh diambil di lokasi penelitian memenuhi alkali tanah dan asam lemahnya. Kationstandar baku mutu sebagai sumber air kation pada tiap sampel airtanah pada minum meskipun harus dilakukan masing-masing kelompok kelompok akuifer penelitian lebih lanjut untuk memiliki Tipe Magnesium, kecuali pada menyimpulkan kelayakannya. Airtanah sampel Sumur 1 yang memiliki Tipe No di lokasi penelitian pada umumnya dominan, dimana cederung tidak ada kation adalah airtanah tawar, kecuali pada yang dominan khususnya antara kation Mg sampel Sumur 4 adalah airtanah payau dengan Na+K. Tipe anion dari semua dimana keasinan airtanahnya diakibatkan sampel dari tiap kelompok akuifer yang oleh adanya pelarutan mineral garamditeliti menunjukkan menunjukkan tipe garam yang terdapat pada batuan akuifer yang sama yaitu Tipe Bikarbonat. (bukan akibat intrusi air laut). Hasil penelitian ini menunjukkan sampel3. Karakteristik kimia airtanah pada sampel airtanah yang diambil dari berbagai kelompok akuifer yang diteliti kelompok akuifer yang berbeda dalam satu yaitu memiliki kekerasan karbonat lebih cekungan air tanah memiliki karakteristik dari 50%, airtanah didominasi oleh alkali kimia yang sama. Berdasarkan hasil tanah dan asam lemahnya. penelitian ini tentunya masih menimbulkan Saran : pertanyaan ataupun dugaan bagi peneliti 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk ditindaklanjuti dalam penelitiantentang kalayakan kualitas airtanah pada penelitian berikutnya. Dugaan bahwa tiap kelompok akuifer di lokasi karakteristik kimia airtanah pada tiap penelitian terhadap peruntukannya kelompok akuifer yang berbeda dalam satu C - 249
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 sebagai air baku untuk air minum. CAT yang lain, untuk menjawab 2. Perlu dilakukan penelitian sejenis pada 3. pertanyaan apakah kelompok akuifer Setelah Letusan). Buletin Geologi Tata yang berbeda dalam satu CAT yang Lingkungan, Volume 18 Nomor 1, sama memiliki karakteristik kimia April 2008. Pp. 38-50. airtanah yang sama dan apakah (isjd.pdii.lipi.go.id). Diunduh 4 Mei kelompok akuifer yang sama pada CAT 2011. yang berbeda memiliki karakteristik Sagnak, C. Groundwater Pollution yang sama? Originated from Geological Formation (Example of KonyaDAFTAR PUSTAKA Cumra-Karapinar Palin with GIS Application). Arismunandar. (2000). Penyelidikan www.balwois.com/balwois/administrati on/full_paper/ffp-617.pdf. Diunduh 4 Potensi Cekungan Airtanah Surakarta Jawa Tengah. Direktorat Mei 2011. Geologi Tata Lingkungan. Bandung. Setiadi, H., M. Burhanul A., A. Sukrisna., blog.fitb.itb.ac.id/derwinirawan/wp.../groun E. Murtianto., dan Sjaiful Ruchijat. dwater-geology-week-9-2.ppt. Akifer (2003). Pejelasan Peta Cekungan Air dan Berbagai Parameter Hidroliknya. Tanah P. Jawa dan P. Madura Skala Diunduh 4 Mei 2011. 1:250.000 Sebagai Basis Pengelolaam Harmayani, K.D. dan I G. M. Konsukartha Sumber Daya Air Tanah. Direktorat (2007). Pencemaran Air Tanah Akibat Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan, Direktorat Pembuangan Limbah Domestik di Jenderal Geologi dan Sumber Daya Lingkungan Kumuh (Studi Kasus Mineral, Departemen Energi dan Banjar Ubung Sari, Kelurahan Ubung). Jurnal Permukiman Natah. Sumber Daya Mineral. Bandung. Volume 5, Nomor 2, Agustus 2007. Soetrisno, S. (2010). Pengertian Dasar (ejournal.unud.ac.id). Diunduh 4 Mei Tentang Airtanah. 2011. st290934.sitekno.com/.../pengertianIrham, N. M., R.T. Achmad., dan S. dasar-tentang-airtanah.html. Diunduh 4 Widodo. (2006). Pemetaan Sebaran Mei 2011. Suharyadi. (1984). Geohidrologi. Fakultas Air Tanah Asin Pada Aquifer Dalam di Wilayah Semarang Bawah. Berkala Teknik Universitas Gadjah Mada. Fisika. Vol. 9, No. 3, Juli 2006, hal. Yogyakarta. 137-143. ISSN: 1410-9662. Sutedjo, M.M. (2004). Analisis Tanah, Air, (eprints.undip.ac.id). Diunduh 4 Mei dan Jaringan Tanaman. Cetakan 2011. Ketiga. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Todd, D.K. (1980). Groundwater Daya Mineral, Nomor : 716 Hydrologi. John Wiley and Sons. K/40/MEM/2003 tentang Batas New York. Horisontal Cekungan Air Tanah di wiretes.wordpress.com/.../interpretasigeologi-berdasarkan-data-komposisiPulau Jawa dan Pulau Madura. Kodoatie, R. J. (1996). Pengantar kimia-airtanah. (2010). Interpretasi Hidrogeologi. Andi. Yogyakarta. Geologi Berdasarkan Data Rosadi, D. (2008). Kualitas Air Tanah Komposisi Kimia Airtanah. Diunduh 4 Mei 2011. Dangkal di Daerah Lumpur Sidoarjo dan Sekitarnya, Jawa Timur (Setahun
C - 250