PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR STUDIO (Kode Mata Kuliah ISI 128)
Kampanye Manfaat Pemberian ASI Eksklusif Bagi Bayi Sampai Dengan Umur 6 Bulan Melalui Media Komunikasi Visual Di Kabupaten Tabanan
Oleh I PUTU TONY HARTAWAN 0210205017 JURUSAN DESAIN PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNKASI VISUAL
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN ISTITUT SENI INDONESIA (ISI) DENPASAR 2011
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR STUDIO (Kode Mata Kuliah ISI 128)
Kampanye Manfaat Pemberian ASI Eksklusif Bagi Bayi Sampai Dengan Umur 6 Bulan Melalui Media Komunikasi Visual Di Kabupaten Tabanan
Karya tulis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memeperoleh Gelar Sarjana Seni (S1)
Oleh I PUTU TONY HARTAWAN 0210205017 JURUSAN DESAIN PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNKASI VISUAL
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTIUT SENI INDONESIA (ISI) DENPASAR 2011
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pengantar Karya Tugas Akhir dengan judul: Kampanye Manfaat Pe mberian Asi Eksklusif Bagi Bayi Sampai Dengan Umur 6 Bulan Melalui Media Komunikasi Visual Di Kabupaten Tabanan. Telah diperbaiki dan disetujui untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh ujian tingkat akhir guna memperoleh gelar sarjana (S1) pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia yang diujikan pada :
Hari
: Rabu
Tanggal : 8 Juni 2011
Menyetujui :
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Cok Gd. Rai Padmanaba M.Erg
Drs. Cok Gd. Raka Swendra M.Si
NIP: 195912161988031002
NIP: 195805041090031001
i
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN DAN LEMBAGA Pengantar Karya Tugas Akhir ini disusun oleh: Nama : I Putu Tony Hartawan NIM : 0210205017 Jurusan : Desain Program studi : Desain Komunikasi Visual Judul : KAMPANYE MANFAAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAGI BAYI SAMPAI DENGAN UMUR 6 BULAN MELALUI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL DI KABUPATEN TABANAN. Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Sarjana Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar pada tanggal 8 Juni 2011 sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Seni (S1) dan dinyatakan sah. Dewan Penguji Nama Lengkap
NIP
Ketua Sidang: Drs. Cok Gd. Rai Padmanaba M.Erg
197310041999031002 ...…............
Sekretaris:
195805041990031001 ...................
Drs. Cok Gd. Raka Swendra, M.Si
TTD
Penguji Utama : Drs. Olih Solihat Karso, M.Sn
196107061990031005 .…..............
Anggota:
Drs. I Gede Mugi Raharja, M.Sn
196307051990101001…................
Anggota:
Prof. Dr. Drs. I Nym Artayasa, M.Kes 196403241990031002 …...............
Mengesahkan Denpasar, ……………………………. Pj. Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar
Mengetahui Pj. Ketua Jurusan Desain Fakultas Seni dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar
Dra. Ni Made Rinu, M.Si NIP. 195702241986012002
Prof. Dr. Drs. I Nym Artayasa, M.Kes NIP. 1964 03241 99 0031002
ii
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
Sebagai mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : I Putu Tony Hartawan, Mahasiswa Institut Seni Indonesia Denpasar NIM
: 0210205017
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Bebas Royalti Non-Eksklusif (NonEksklusif Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul KAMPANYE MANFAAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAGI BAYI SAMPAI DENGAN UMUR 6 BULAN MELALUI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL DI KABUPATEN TABANAN, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada), dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini. Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar berhak menyimpan, mengalihkanmedia/format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database) mendistribusikannya, dan menampilkan/mempublikasikannya di internet/media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, segala bentuk tuntutan hukum yang diambil atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah saya ini.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di
: Denpasar
Pada Tanggal : ........................ Yang menyatakan
( I Putu Tony Hartawan )
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul Kampanye Manfaat Pemberian Asi Eksklusif Bagi Bayi Sampa i Dengan Umur 6 Bulan Melalui Media Komunikasi Visual Di Kabupaten Tabanan. Tugas akhir ini dibuat untuk memenuhi persyaratan akademis meraih gelar sarjana S1 untuk program studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar. Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Prof. DR. I Wayan Rai S, MA selaku Rektor Institur Seni Indonesia Denpasar, yang mengijinkan mengikuti perkuliahan di Institur Seni Indonesia Denpasar. 2. Dra. Ni Made Rinu, M.Si selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar, yang telah memberikan fasilitas selama kuliah. 3. Bapak Dr. Drs. I Nyoman Artayasa, M.Kes selaku Ketua Jurusan Desain Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar, atas kebijakan-kebijakan akademis. 4. Bapak Drs. I Nyoman Mantra Fandy, M.Si Selaku Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual Institut Seni Indonesia Denpasar, atas arahan, wawasan kurikulum dan program-program akademik. 5. Bapak Drs. Cok Gd. Rai Padmanaba, M.Erg. selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan selama menyusun Tugas Akhir ini. 6. Bapak Drs. Cok Gd. Raka Swendra M.Si selaku pembimbing II atas bimbingan yang diberikan dalam menyusun Tugas akhir ini. 7. Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan, atas attensi dan bantuannya selama penulis melakukan observasi. 8. Segenap keluarga dan yang selalu memberikan motivasi dan semangat dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.
iv
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih sangat kurang dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini.
Denpasar, ..........................
Penulis
v
ABSTRAK Nama : I Putu Tony Hartawan Judul : Kampanye Manfaat Pemberian Asi Eksklusif Bagi Bayi Sampai Dengan Umur 6 Bulan Melalui Media Komunikasi Visual Di Kabupaten Tabanan Kampanye Manfaat Pemberian Asi Eksklusif Bagi Bayi Sampai Dengan Umur 6 Bulan Melalui Media Komunikasi Visual Di Kabupaten Tabanan merupakan sebuah Skripsi Tugas Akhir yang mencoba memaparkan sebuah proses perancangan media untuk menginformasikan suatu pesan berkenaan dengan upaya kampanye manfaat pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Tabanan. Pemilihan manfaat pemberian ASI eksklusif ini sebagai studi kasus dalam Tugas Akhir ini didasari atas pertimbangan bahwa rendahnya tingkat keberhasilan pemberian ASI eksklusif dikabupaten tabanan dan menduduki peringkat keenam di Bali. Kurangnya pengetahuan mengenai manfaat dari pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu faktornya. Oleh karena itu dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan membutuhkan bantuan seorang desainer yang dapat merancang media komunikasi visual untuk kampanye manfaat pemberian ASI eksklusif dengan harapan masyarakat mendapat informasi dan pengetahuan tentang manfaat pemberian ASI eksklusif ini. Untuk memperoleh data dalam tulisan ini digunakan metode observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Setelah data-data tersebut terkumpulkan, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Kemudian mengenai kriteria yang dijadikan indikator untuk menilai desain adalah: fungsional, komunikatif, informatif, ergonomis, estetis, simplicity, surprise, dan etis. Adapun konsep dasar yang digunakan untuk peranca ngan media komunikasi visual untuk kampanye manfaat pemberian ASI ekskluif ini adalah konsep simplicity. Dari segi ilustrasi, digunakan ilustrasi fotografi yang akan disempurnakan di media komputer. Dari segi tipografi, jenis font yang digunakan adalah jenis font yang mudah dibaca dan jelas seperti Arial, Bickham Script Pro Semibold, Calibri, Century Gothic, One Stroke Script LET, Trebuchet MS dan font lainnya sesuai dengan kebutuhan media tersebut. Dan dari segi warna, warna putih dan biru (primer) akan lebih dominan digunakan yang memberikan kesan hidup sehat yang merupakan unsur dari kesehatan. Adapun beberapa rancangan media yang dibuat untuk kampanye manfaat pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Tabanan diantaranya adalah : Poster, Spanduk, X- Banner, Flayer, Brosur, T-Shirt, Paper bag , Stiker, Pin, serta Katalog. Kata kunci: ASI eksklusif, manfaat dari pemberian, media komunikasi visual.
vi
ABSTRACT Name : I Putu Tony Hartawan Title : A campaign which promotesthe benefit of breastfeeding babies until 6 months old trough visual communication media in Tabanan. The aim of the final work ”Kampanye Manfaat Pemberian Asi Eksklusif Bagi Bayi Sampai Dengan Umur 6 Bulan Melalui Media Komunikasi Visual Di Kabupaten Tabanan” was to explain about a media design process to inform a message to the residents of Tabanan Regency in the matter of the efforts of a campaign about the benefit of the breastfeeding. The subject of the positive effects of the breatsfeeding as a studie case in this final work has been chosen, actually was based on the consideration of how low the rate of the giving of the breastfeeding in this regency, which earned the sixth rank in Bali. The lack of knowledge in the benefit of giving the breastfeeding to the baby is one of the issues of the situation. Therefore, Health Department of Tabanan Regency in this case needed an assitent from a designer to be able to visualize the message to the residents in a visual communication media to support their campaign about how important the breastfeeding is. From this project, they hoped that the recidents could be well informed en educated, so then the babies in this regency could get more better nutrition to increase their health. There are three reseach methods were used to collect the data to write this work, such as observation method, interview method and library method. First of all, all the data were gathered. After that, it had been analyzed with descriptive analysis method. Furthermore, over the criterions which were used as indicators to analyzed the design, namely funtional, communicative, informative, ergonomic, estetic, simplicity, surprise and ethic. It so happens that the main concept which was used in the design of the visual communication media was the concept of simplicity to campaign the benefit of the giving of breastfeeding. From the illustration aspects, photography illustration was used, which had completed with computer media. Based on the typography, Arial, Trebuchet MS and other fonts depend on the nesissities of the works were applied to the media designs in order to make the message clear to the targets. Concerning the aspect of the colours, white and blue (as the dominant colour) were utilized to give the impression of healthy life. There were few media designs have been created for the campaign in Tabanan Regency concerned to the benefit of giving breastfeeding, just as Poster, Banner, X-Banner, Brochure, Tshirt, Paper bag, Sticker, Pin and the last one Catalogue. Key words: breastfeeding, the benefit of giving, visual communication media.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN DAN LEMBAGA...............................
ii
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN ....................................................
iii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN ..........................
iii
KATA PENGANTAR......................................................................................
iv
ABSTRAK .......................................................................................................
vi
ABSTRACT .....................................................................................................
vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xiii
LAMPIRAN DESAIN .....................................................................................
xvi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN ...........................................................................
1
1.1
Latar Belakang Masalah ....................................................
1
1.1.1
Faktor Obyektif .................................................................
2
1.1.2
Faktor Subyektif ................................................................
4
1.2
Pengertian Judul ................................................................
6
1.3
Rumusan Masalah .............................................................
7
1.4
Batasan Masalah ................................................................
8
1.5
Tujuan dan Manfaat Perancangan .....................................
8
1.5.1
Tujuan Perancangan ..........................................................
8
1.5.2
Manfaat Perancangan ........................................................
8
1.6
Metode Perancangan .........................................................
9
1.6.1
Metode Pengumpulan Data ...............................................
9
1.6.2
Metode Analisis Data ........................................................
11
1.6.3
Indikator serta Model Penilaian Desain ............................
11
1.7
Sitematika Penulisan .........................................................
14
TINJAUAN DAN ANALISA DATA .............................................
16
2.1
Data Teoritis / Aktual ........................................................
16
2.1.1
Aspek-aspek Desain Komunikasi Visual ..........................
16
viii
2.1.1.1 Ilustrasi ..............................................................................
16
2.1.1.2 Teks ...................................................................................
20
2.1.1.3 Tipografi ............................................................................
23
2.1.1.4 Warna ................................................................................
28
2.1.1.5 Media .................................................................................
41
2.1.1.6 Tata Letak atau Layout ......................................................
44
2.1.2
Prinsip Desain Komunikasi Visual....................................
49
2.1.2.1 Keseimbangan ...................................................................
49
2.1.2.2 Titik Fokus (Centre of Interest).........................................
52
2.1.2.3 Irama (Rhythm) ..................................................................
53
2.1.2.4 Kesatuan ............................................................................
54
2.1.2.5 Hirarki Visual ....................................................................
57
2.1.2.7 Proporsi (Proportion) ........................................................
58
2.1.2.8 Skala (Scale) ......................................................................
58
2.1.3
Aspek Teknis Perwujudan .................................................
58
2.1.3.1 Bahan .................................................................................
59
2.1.3.2 Tehnik Produksi.................................................................
63
2.1.4
Teori Sosial Yang Mendukung Kasus ...............................
70
2.1.4.1 Teori Semantik ..................................................................
71
2.1.4.2 Teori Pragmatik .................................................................
71
2.1.4.3 Teori Sintatik .....................................................................
72
2.2
Data Lapangan / Data Faktual ...........................................
75
2.2.1
Nama Obyek ......................................................................
75
2.2.2
Penanggung Jawab ...........................................................
75
2.2.3
Lokasi ...............................................................................
75
2.2.4
Sarana Komunikasi Yang Ada ..........................................
76
2.2.5
Potensi kasus .....................................................................
78
2.3
Analisis dan Sintesis ..........................................................
79
2.3.1
Analisis ..............................................................................
79
2.3.2
Sintesis...............................................................................
82
BAB III KONSEP DESAIN ..........................................................................
85
ix
3.1
Konsep Dasar Desain ........................................................
85
3.2
Pola Pikir ...........................................................................
86
3.3
Skema Proses Perancangan ...............................................
87
3.4
Strategi Media ...................................................................
89
3.4.1
Khalayak Sasaran ..............................................................
90
3.4.1.1 Demografi ..........................................................................
90
3.4.1.2 Geografi .............................................................................
90
3.4.1.3 Psikografi...........................................................................
90
3.4.1.4 Behaviour ..........................................................................
91
3.4.2
Panduan Media ..................................................................
91
3.4.2.1 Flayer .................................................................................
91
3.4.2.2 Poster .................................................................................
91
3.4.2.3 X-Banner ...........................................................................
92
3.4.2.4 Paper bag ...........................................................................
92
3.4.2.5 T-Shirt................................................................................
92
3.4.2.6 Stiker..................................................................................
92
3.4.2.7 Pin ......................................................................................
93
3.4.2.8 Spanduk .............................................................................
93
3.4.2.9 Katalog Pameran ...............................................................
93
3.5
Program Tayangan Media .................................................
94
3.6
Strategi Kreatif ..................................................................
96
3.6.1
Isi Pesan .............................................................................
97
3.6.2
Bentuk Pesan .....................................................................
97
3.6.3
Strategi Visual ...................................................................
97
3.6.4
Gaya Visual .......................................................................
97
3.6.5
Material..............................................................................
97
BAB IV VISUALISASI DESAIN .................................................................
99
4.1.
Flyer...................................................................................
99
4.1.1
Unsur Visual Desain ..........................................................
99
4.1.2
Kreatif Desain....................................................................
101
4.1.3
Tampilan Desain................................................................
101
x
4.1.4
Biaya Kreatif .....................................................................
101
4.2
X-Banner ...........................................................................
102
4.2.1
Unsur Visual Desain ..........................................................
102
4.2.2
Kreatif Desain....................................................................
104
4.2.4
Biaya Kreatif .....................................................................
105
4.3
Stiker..................................................................................
105
4.3.1
Unsur Visual Desain ..........................................................
105
4.3.2
Kreatif Desain....................................................................
106
4.3.3
Tampilan Desain................................................................
107
4.4.
Poster .................................................................................
107
4.4.1
Unsur Visual Desain ..........................................................
108
4.4.2
Kreatif Desain....................................................................
109
4.4.3
Tampilan Desain................................................................
109
4.4.4
Biaya Kreatif .....................................................................
110
4.5
Pin ......................................................................................
111
4.5.1
Unsur Visual Desain ..........................................................
111
4.5.2
Kreatif Desain....................................................................
112
4.5.3
Tampilan Desain................................................................
112
4.6
Paperbag ............................................................................
113
4.6.1
Unsur Visual Desain ..........................................................
113
4.6.2
Kreatif Desain....................................................................
114
4.6.3
Tampilan Desain................................................................
114
4.6.4
Biaya Kreatif .....................................................................
115
4.7
Spanduk .............................................................................
116
4.7.1
Unsur Visual Desain ..........................................................
116
4.7.2
Kreatif Desain....................................................................
117
4.7.3
Tampilan Desain................................................................
117
4.8
T-Shirt................................................................................
118
4.8.1
Unsur Visual Desain ..........................................................
118
4.8.2
Kreatif Desain....................................................................
119
4.8.3
Tampilan Desain................................................................
119
xi
BAB V
4.9
Brosur ................................................................................
121
4.9.1
Unsur Visual Desain ..........................................................
121
4.9.2
Kreatif Desain....................................................................
122
4.9.3
Tampilan Desain................................................................
122
4.9.4
Biaya Kreatif .....................................................................
123
4.10
Katalog ..............................................................................
124
4.10.1
Unsur Visual Desain ..........................................................
124
4.10.2
Tampilan Desain................................................................
125
4.10.3
Biaya Kreatif .....................................................................
126
PENUTUP .......................................................................................
118
5.1
Simpulan ............................................................................
128
5.2
Saran ..................................................................................
129
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 130
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Ilustrasi Gambar Tangan ........................................................
18
Gambar 2.2
Ilustrasi Fotografi ...................................................................
19
Gambar 2.3
Ilustrasi tehnik gabungan ......................................................
20
Gambar 2.5
Contoh Tipografi Jenis Sans Serif ..........................................
24
Gambar 2.6
Contoh Tipografi Serif ...........................................................
24
Gambar 2.7
Contoh Tipografi Sricpt .........................................................
25
Gambar 2.8
Contoh Tipografi Decoratif....................................................
25
Gambar 2.9
Contoh Tipografi Monospace.................................................
25
Gambar 2.10
Contoh Huruf Oldstyle ...........................................................
26
Gambar 2.11
Contoh Huruf Modern ...........................................................
26
Gambar 2.12
Contoh Huruf Slab Serif .........................................................
27
Gambar 2.13
Contoh huruf kelompok Sans Serif ........................................
27
Gambar 2.14
Contoh rumpun huruf Universe..............................................
28
Gambar 2.15
Gambar Lingkaran Warna ......................................................
29
Gambar 2.16
Warna Primer .........................................................................
30
Gambar 2.17
Contoh Warna Primer.............................................................
30
Gambar 2.18
Warna Sekunder .....................................................................
31
Gambar 2.19
Warna Intermediete ................................................................
32
Gambar 2.20
Warna Tertier .........................................................................
32
Gambar 2.21
Warna Kuarter........................................................................
33
Gambar 2.22
Gambar logoteks Fiea Catering ..............................................
34
Gambar 2.23
Gambar logoteks Kosmetik Tje Fuk ......................................
34
Gambar 2.24
Gambar logo PLN ..................................................................
34
Gambar 2.25
Logo IMS ...............................................................................
35
Gambar 2.26
Logo Fusion Media ................................................................
35
Gambar 2.27
Logo Visit Indonesia 2008 .....................................................
36
Gambar 2.28
Logo Altria .............................................................................
36
Gambar 2.29
contoh gambar media lini atas (iklan majalah) ......................
42
Gambar 2.30
contoh gambar media lini bawah (stiker) ...............................
43
xiii
Gambar 2.31
Model iklan dengan layout Axial. ..........................................
44
Gambar 2.32
Model iklan dengan layout Group. ........................................
45
Gambar 2.33
Model iklan dengan layout Band. ..........................................
45
Gambar 2.34
Model iklan dengan layout Path. ...........................................
46
Gambar 2.35
Model iklan dengan layout T..................................................
46
Gambar 2.36
Model iklan dengan layout Z..................................................
47
Gambar 2.37
Model iklan dengan layout S. .................................................
47
Gambar 2.38
Model iklan dengan layout U. ................................................
48
Gambar 2.39
Model iklan dengan layout Grid/sistem kolom......................
48
Gambar 2.40
Model iklan dengan layout Checkerboard/Papan Catur. .......
49
Gambar 2.41
Keseimbangan Simetri ...........................................................
50
Gambar 2.42
gambar Aplikasi Keseimbangan Simetri................................
50
Gambar 2.43
Keseimbangan Radial ............................................................
51
Gambar 2.44
gambar Aplikasi Keseimbangan Radial .................................
51
Gambar 2.45
Keseimbangan Sederajat ........................................................
51
Gambar 2.46
gambar Aplikasi Keseimbangan Sederajat.............................
51
Gambar 2.47
Keseimbangan Asimetri .........................................................
52
Gambar 2.48
gambar Aplikasi Keseimbangan Asimetri..............................
52
Gambar 2.49
Titik Fokus .............................................................................
53
Gambar 2.50
Irama, lukisan karya Widayat.................................................
54
Gambar 2.51
Kesatuan Melalui Prinsip Hubungan......................................
55
Gambar 2.52
Kesatuan Melalui Prinsip Grid...............................................
55
Gambar 2.53
Kesatuan Melalui Prinsip Kesejajaran ...................................
56
Gambar 2.54
Kesatuan Melalui Prinsip Aliran ............................................
56
Gambar 2.55
Hirarki Visual .........................................................................
57
Gambar 2.56
Kontras Antarelemen..............................................................
57
Gambar 2.57
Bagan Mesin Letterpress........................................................
64
Gambar 2.58
Gambar Mesin Flexography ...................................................
65
Gambar 2.59
Mekanisme Cetak Offset Lithografi .......................................
66
Gambar 2.60
Proses dimesin Offset .............................................................
66
Gambar 2.61
Mekanisme Proses Cetak Dalam (Gravure)...........................
67
xiv
Gambar 2.62
Mekanisme proses cetak Saring .............................................
68
Gambar 2.63
Proses Mencetak Tehnik Cetak Saring...................................
68
Gambar 2.64
Proses Tehnik Cetak Digital...................................................
69
Gambar 2.65
Denah Lokasi Dinas Kesehatan..............................................
76
Gambar 2.66
Brosur mengenai ASI .............................................................
77
Gambar 2.67
Aplikasi unsur-unsur desain komunikasi visual pada Brosur
80
Gambar 3.1
Skema Pola Pikir ....................................................................
86
Gambar 3.2
Skema Proses Perancangan ....................................................
88
Gambar 4.1
Bentuk fisik flyer....................................................................
100
Gambar 4.2
Media flyer .............................................................................
101
Gambar 4.3
Bentuk fisik X-Banner ...........................................................
103
Gambar 4.4
Media X-Banner .....................................................................
104
Gambar 4.5
Bentuk stiker ..........................................................................
106
Gambar 4.6
Media Stiker ...........................................................................
107
Gambar 4.7
Bentuk fisik poster .................................................................
109
Gambar 4.9
Bentuk pin ..............................................................................
112
Gambar 4.10
Media Pin ...............................................................................
112
Gambar 4.11
Bentuk paperbag ....................................................................
114
Gambar 4.12
Media paperbag .....................................................................
115
Gambar 4.13
Bentuk spanduk ......................................................................
117
Gambar 4.14
Media spanduk .......................................................................
117
Gambar 4.15
Bentuk T-Shirt ........................................................................
119
Gambar 4.16
Media T-Shirt .........................................................................
120
Gambar 4.17
Bentuk Mug ............................................................................
122
Gambar 4.18
Media brosur ..........................................................................
123
Gambar 4.19
Bentuk Katalog.......................................................................
125
Gambar 4.20
Media katalog .........................................................................
126
xv
LAMPIRAN DESAIN Flyer X-banner Stiker Poster Pin Paperbag Spanduk T-shirt Brosur Katalog Karya
xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang dan
berpatisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (Pasal 4 UU No. 23 tahun 2002, tentang perlindungan anak). Salah satu hak anak yang tercantum di dalam lima cluster hak anak adalah hak uatuk mendapatkan kesehatan dasar dan kesejahteraan, dimana bayi 0-6 bulan mendapat ASI eksklusif. (Brosur Dinas Kesehatan Propinsi Bali : 2007). Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama dan utama bagi bayi yang belum tumbuh gigi- geliginya dan mempunyai nilai biologik yang tinggi. Kecuali sebagai zat makanan, ASI juga menjadi media untuk hubungan bayi dan ibunya. Hubungan secara psikologis dan immunologis menghantarkan kasih sayang dan perlindungan ibu kepada bayinya serta memikat kemesraan bayi terhadap ibunya sehingga terjalin hubungan yang harmonis. Dengan memberikan ASI sejak bayi lahir yang diikuti dengan pemberiaan MP-ASI yang cukup pada 6 bulan berikutnya akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak secara optimal, termasuk perkemba ngan otak serta bayi terlindung dari penyakit infeksi dan alergi. Pemberian ASI juga merupakan media untuk menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayinya. Hubungan ini akan menghantarkan kasih sayang dan perlindungan ibu kepada bayinya serta memikat kemesraan bayi terhadap ibunya, sehingga terjalin hubungan yang harmonis dan erat. Namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui bayinya atau menghentikan menyusui lebih dini.
1
2
Pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Tabanan untuk saat ini (tahun 2010) untuk tingkat keberhasilan mencapai angka 36,88 % menduduki peringkat keenam dari delapan kabupaten yang ada di provinsi Bali. Penelitian dan pengamatan yang dilakukan di berbagai daerah di wilayah kabupaten
Tabanan
menunjukkan
dengan
jelas
adanya
kecenderungan
meningkatkannya jumlah ibu yang tidak menyusui bayi ini dimulai di kota yang kemudian menjalar ke daerah pinggiran kota dan menyebar sampai ke desa-desa. Penulis tertarik mengangkat kasus ini karena masyarakat khususnya di Kabupaten Tabanan banyak yang kurang paham dan kurangnya pengetahuan mengenai manfaat dari pemberian ASI eksklusif, selain bermanfaat untuk ibu dan bayinya (bayi lebih kebal terhadap penyakit, tumbuh kembang serta tingkat kecerdasan yang optimal, ibu yang menyusui memiliki resiko yang lebih rendah terhadap kanker rahim dan kanker payudara, dll) juga untuk keluarga, biaya lebih hemat dan murah (Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit dan tidak perlu uang untuk membeli susu formula). Apalagi belakangan ini masyarakat cukup dibuat resah dan khawatir dengan bahaya dari bakteri sakazaki yang diduga ada pada beberapa merek susu formula yang ada di pasaran saat ini. Oleh karena itu sangat diperlukan media komunikasi visual yang tepat dan efektif, yang dapat menginformasikan tentang manfaat dari pemberian ASI eksklusif kepada para ibu- ibu khususnya di Kab. Tabanan. Dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai dengan umur 6 bulan maka bayi lebih sehat, lincah dan mengurangi biaya untuk pemeliharaan kesehatan ibu dan bayi khususnya di Kabupaten Tabanan. 1.1.1 Faktor Obyektif ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini. Pada tahun 2001 (WHO) World Health Organization/ Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian,
3
ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi. Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan perkembangannya. ASI memberi semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran. Bayi yang sehat, lahir dengan membawa cukup cairan di dalam tubuhnya. Kondisi ini akan tetap terjaga bahkan dalam cuaca panas sekalipun, bila bayi diberi ASI secara eksklusif (ASI saja) siang dan malam. Namun sayangnya kebiasaan memberi minuman lain pada bayi selama 6 bulan pertama yaitu periode pemberian ASI eksklusif masih dilakukan di banyak belahan dunia, yang berakibat buruk pada gizi dan kesehatan bayi. Kebiasaan memberi air putih dan minuman lain seperti teh, air manis, dan jus kepada bayi menyusui dalam bulan bulan pertama, umum dilakukan di banyak negara. Kebiasaan ini seringkali dimulai saat bayi berusia sebulan. Riset yang dilakukan di pinggiran kota Lima, Peru menunjukkan bahwa 83% bayi menerima air putih dan teh dalam bulan pertama. Penelitian di masyarakat Gambia, Filipina, Mesir, dan Guatemala melaporkan bahwa lebih dari 60% bayi baru lahir diberi air manis dan/atau teh. Alasan untuk memberi tambahan minuman kepada bayi berbeda sesuai nilai budaya masyarakatnya masing- masing. Alasan yang paling sering dikemukakan adalah: diperlukan untuk hidup menghilangkan rasa haus menghilangkan rasa sakit (dari sakit perut atau sakit telinga) mencegah dan mengobati pilek dan sembelit
menenangkan
bayi/
membuat
bayi
tidak
rewel.
(http://bayidananak.com/2008/19/asi-eksklusif, diakses 14 Maret 2011) Nilai budaya dan keyakinan agama juga ikut mempengaruhi pemberian minuman tambahan untuk bayi. Dari generasi ke generasi diturunkan keyakinan bahwa bayi sebaiknya diberi minuman tambahan. Air dipandang sebagai sumber kehidupan suatu kebutuhan batin maupun fisik sekaligus. Sejumlah kebudayaan
4
menganggap tindakan memberi air kepada bayi baru lahir sebagai cara menyambut kehadirannya di dunia. Berikut manfaat dari pemberian ASI eksklusif untuk ibu dan bayinya (bayi lebih kebal terhadap penyakit, tumbuh kembang serta tingkat kecerdasan yang optimal, ibu yang menyusui memiliki resiko yang lebih rendah terhadap kanker rahim dan kanker payudara, dll) juga untuk keluarga, biaya lebih hemat dan murah (bila bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit dan tidak perlu uang untuk membeli susu formula). 1.1.2 Faktor Subyektif ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi baru lahir. ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi akan energi dan gizi selama 6 bulan pertama kehidupannya, sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. Selain sebagai sumber energi dan zat gizi, pemberian ASI juga merupakan media untuk menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayinya. Hubungan ini akan menghantarkan kasih sayang dan perlindungan ibu kepada bayinya serta memikat kemesraan bayi terhadap ibunya, sehingga terjalin hubungan yang harmonis dan erat. Namun sering ibu- ibu tidak berhasil menyusui bayinya atau menghentikan menyusui lebih dini. Pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Tabanan untuk saat ini (tahun 2010) untuk tingkat keberhasilan mencapai angka 36,88 % menduduki peringkat keenam dari delapan kabupaten yang ada d i provinsi Bali (dikutip dari data yang ada pada Dinas Kab. Tabanan: 2010). Data tersebut didapatkan melalui Penggabungan dari data-data pada tiap-tiap puskesmas yang berada di masingmasing kecamatan yang ada di Kabupaten Tabanan. Teknis penelitiannya dengan melakukan pendataan/dipantau tiap bulan Februari dan Agustus. Penelitian dan pengamatan yang dilakukan di berbagai daerah di wilayah kabupaten
Tabanan
menunjukkan
dengan
jelas
adanya
kecenderungan
meningkatkannya jumlah ibu yang tidak menyusui bayi ini dimulai di kota terutama pada kelompok ibu dan keluarga yang berpenghasilan cukup, yang
5
kemudian menjalar ke daerah pinggiran kota dan menyebar sampai ke desa-desa. Banyak hal yang menyebabkan ASI ekslusif tidak diberikan khususnya bagi ibuibu di Kabupaten Tabanan, hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh: a.
Adanya perubahan struktur masyarakat dan keluarga. Hubungan kerabat yang luas di daerah pedesaan menjadi renggang setelah keluarga pindah ke kota. Pengaruh orang tua seperti nenek, kakek, mertua dan ora ng terpandang dilingkungan keluarga secara berangsur menjadi berkurang, karena mereka itu umumnya tetap tinggal di desa sehingga pengalaman mereka dalam merawat makanan bayi tidak dapat diwariskan.
b.
Kemudahan-kemudahan yang didapat sebagai hasil kemajuan Teknologi pembuatan makanan bayi seperti pembuatan tepung makanan bayi, susu buatan bayi, mendorong ibu untuk mengganti ASI dengan makanan olahan lain.
c.
Iklan yang menyesatkan dari produksi makanan bayi menyebabkan ibu beranggapan bahwa makanan- makanan itu lebih baik dari ASI
d.
Para ibu sering keluar rumah baik karena bekerja maupun karena tugas-tugas sosial, maka susu sapi adalah satu-satunya jalan keluar dalam pemberian makanan bagi bayi yang ditinggalkan dirumah.
e.
Adanya anggapan bahwa memberikan susu botol kepada anak sebagai salah satu simbol bagi kehidupan tingkat sosial yan lebih tinggi, terdidik dan mengikuti perkembangan zaman.
f.
Ibu takut bentuk payudara rusak apabila menyusui dan kecantikannya akan hilang. Sering juga ibu tidak menyusui bayinya karena terpaksa, baik karena
faktor intern dari ibu seperti terjadinya bendungan ASI yang mengakibatkan ibu merasa sakit sewaktu bayinya menyusu, luka- luka pada puting susu yang sering menyebabkan rasa nyeri, kelainan pada puting susu dan adanya penyakit tertentu seperti tuberkolose, malaria yang merupakan alasan untuk tidak menganjurkan ibu menyusui bayinya, demikian juga ibu yang gizinya tidak baik akan menghasilkan ASI dalam jumlah yang relatif lebih sedikit dibandingkan ibu yang sehat dan gizinya baik.
6
Di samping itu juga karena faktor dari pihak bayi seperti bayi lahir sebelum waktunya (prematur) atau bayi lahir dengan berat badan yang sangat rendah yang mungkin masih telalu lemah apabila mengisap ASI dari payudara ibunya, serta bayi yang dalam keadaan sakit. Semua faktor-faktor tersebut diatas yang dianggap sebagai penyebab semakin berkurangnya kegiatan meminumkan ASI di kalangan para ibu- ibu untuk saat ini, Khususnya di Kab. Tabanan. Oleh karena itu sangat diperlukan media komunikasi visual yang tepat dan efektif
namun
tetap
memperhitungkan
biaya
yang
ada,
yang
dapat
menginformasikan tentang manfaat dari pemberian ASI eksklusif kepada para ibuibu khususnya di Kab. Tabanan. Dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai dengan umur 6 bulan maka bayi lebih sehat, lincah dan mengurangi biaya untuk pemeliharaan kesehatan ibu dan bayi khususnya di Kabupaten Tabanan.
1.2
Pengertian Judul
Adapun judul yang diangkat dalam tugas akhir (studio) ini antara lain; “Kampanye Manfaat Pemberian Asi Eksklusif Bagi Bayi Sampai Dengan Umur 6 Bulan Melalui Media Komunikasi Visual Di Kabupaten Tabanan, Bali”. Kampanye Artinya
serentak
mengadakan
suatu
gerakan
yang
biasanya
bersifat
mempengaruhi (Poerwadarminta, 1983 : 439). Manfaat Artinya guna, faedah; lw mudarat; mengerjakan pekerjaan yang tak ada –nya sama dengan membuang-buang waktu dengan sia-sia; (badudu, 2001:858) Pemberian (:berian) suatu yang diberikan:…( Poerwadarminta, 2003 : 144) Asi Ekslusif ASI eksklusif berarti memberikan hanya ASI saja. Ini berarti bayi tidak diberi air putih, teh, minuman ramuan, cairan lain, maupun MP-ASI lainnya selama 6 bulan
7
pertama usianya. (http;//asuh.wikia.com/index.php,title=definisi ASI_ekslusif, diakses 22 februari 2011) Bagi Bayi Berati untuk anak yang baru lahir Umur 6 bulan Berarti lama waktu hidup (sejak dilahirkan): Anak itu-nya enam tahun… (Poerwadarminta, 2003 : 1338). Usia anak pada waktu 6 bulan Melalui Menempuh (jalan, ujian, percobaan, dsb)… (Poerwadarminta, 2003 :653) Media Komunikasi Visual Adalah sarana untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada publik dengan menggunakan berbagai unsur komunikasi grafis seperti teks atau gambar/foto. (Pujirianto, 2005:15) Kabupate n Tabanan, Bali Menunjukkan dimana nama tempat/lokasi (salah satu kabupaten di Bali) kasus yang diangkat. Maka arti judul secara keseluruhan dapat disimpulkan sebagai berikut : Suatu gerakan yang mampu mempengaruhi khalayak ramai (masyarakat) mengenai kegunaan dari pemberian ASI saja tanpa pemberian cairan lain dan MPASI (makanan pendamping ASI) lainnya selama 6 bulan usia pertamanya melalui sarana yang dapat menyampaikan pesan atau informasi kepada publik dengan menggunakan berbagai unsur komunikasi grafis seperti teks atau gambar/foto mengenai manfaat dari pemberian ASI eksklusif di salah satu kabupaten yang ada di Bali. 1.3
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ingin disampaikan antara lain, sebagai berikut; a.
Media apa saja yang tepat untuk kampanye manfaat pemberian ASI ekslusif bagi bayi sampai dengan umur 6 bulan ?
b.
Bagaimana merancang media komunikasi visual yang baik, menarik, komunikatif dan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terutama para
8
ibu- ibu di Tabanan mengenai manfaat yang diperoleh bayi sampai dengan umur 6 bulan dengan mengkonsumsi ASI eksklusif? 1.4
Batasan Masalah Dari rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka batasan masalahnya
lebih difokuskan mulai dari perumusan masalah sampai dengan perwujudan yang hanya sebagai contoh/prototype untuk kampanye manfaat pemberian ASI Ekslusif bagi bayi sampai dengan umur 6 bulan di kabupaten Tabanan yang tepat untuk masyarakat. 1.5
Tujuan dan Manfaat Perancangan Tujuan perancangan adalah suatu pencapaian akhir yang diharapkan dari suatu
perancangan yang telah disusun atau direncanakan sebelumnya dan merupakan suatu jawaban yang akan dicari sehubungan dengan adanya pertanyaan pada rumusan masalah perancangan, sedang manfaat adalah suatu guna atau faedah yang didapatkan dari suatu perancangan baik terhadap penulis maupun masyarakat. 1.5.1 Tujuan Perancangan Tujuan perancangan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui media komunikasi visual (media promosi/iklan layanan masyarakat) yang tepat dan efektif untuk menginformasikan kepada masyarakat di Tabanan mengenai manfaat dari pemberian ASI eksklusif. b. Untuk mengetahui proses perancangan media komunikasi visual yang baik, menarik, komunikatif, dan sebagai media informasi yang dapat meningkatkan kesadaran (mampu mempengaruhi) masyarakat mengenai manfaat dari pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Tabanan. 1.5.2 Manfaat Pe rancangan Adapun manfaat yang diharapkan dari karya tugas akhir ini antara lain sebagai berikut : a. Bagi Mahasiswa : Dapat melatih mahasiswa (penulis) dalam melihat suatu permasalahan serta mencari solusi dari permasalahan tersebut yang tidak lain
9
adalah bagaimana merancang/membuat suatu Media Komunikasi Visual yang efektif dan tepat guna untuk memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat di Kabupaten Tabanan mengenai pemberian ASI eksklusif, serta mahasiswa mampu untuk berpikir secara terstruktur/sistematis dalam mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah didapatkan selama berkuliah yang nantinya akan diterapkan dilapangan. b. Bagi Lembaga : Memperkaya khazanah desain dan karya tulis baik yang bersifat komersil maupun sosial. c. Bagi Masyarakat : Masyarakat di kabupaten Tabanan memperoleh informasi lebih jelas mengenai manfaat pemberian ASI Ekslusif bagi bayi sampai dengan umur 6 bulan. d. Bagi Pihak Dinas Kesehatan : Akan menjadi referensi atau acuan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan itu sendiri dalam membuat suatu media kepada masyarakat dengan berdasarkan disiplin ilmu Desain Komunikasi Visual.
1.6
Metode Perancangan Metode merupakan suatu langkah awal
yang digunakan untuk dijadikan
pedoman secara teoritis dan dapat di pertanggung jawabkan secara tertulis mengenai tugas yang dirancang sebagai karya Tugas Akhir. Adapun metode perancangan yang digunakan penulis pada karya tugas akhir ini, antara lain sebagai berikut : 1.6.1 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam penyusunan karya tulis, data yang terkumpul akan digunakan sebagai bahan analisis yang telah dirumuskan. Metode yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ini adalah: a.
Kepustakaan. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang bersifat teoritis dari beberapa literatur atau bahan bacaan yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. (Surakhmad, 1787 : 2) misalnya mencari informasi data-data
10
pada buku, artikel, majalah, surat kabar, brosur dan media lainnya yang ada hubunganya dengan manfaat ASI eksklusif yang akan kami bahas. b. Observasi. Adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara terjun langsung atau survei ke lapangan untuk mendapatkan data asli yang ada pada tempat melakukan survey. Metode observasi juga bisa diartikan sebagai suatu pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena atau gejala objek yang sedang diselidiki. (Hadi, 1978 : 28). Tempat melakukan survey yaitu di Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan. c. Wawancara. Adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab sepihak / melalui kontak secara langsung kepada nara sumber, dan dilakukan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian (Marzuki, 1995 : 62). Wawancara ini dapat dilakukan dengan bertanya langsung pada orang yang dianggap dapat memberikan informasi secara mendetail dan sebenarnya. Wawancara kami lakukan pada Ibu I.G.A.A Witarini Dwipayanti, S.KM. (bidang Promosi Kesehatan) pada tanggal 24 Maret 2011, pukul 11.00 Wita di Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan yang beralamat di Jln. Gunung Agung No. 82, Tabanan-Bali. Dengan No. Telp. (0361) 811419 dan fax. (0361) 815158 d. Dokumentasi. Metode pengumpulan data dengan cara mencari data berupa foto-foto dan gambar yang berhubungan dengan tema kesehatan (Arikunto, 1985 : 72), metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara merekam suatu gambar dengan kamera
foto
serta
mengumpulkan arsip-arsip
yang
menyangkut pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Kabupaten Tabanan. c. Inte rnet. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data baik berupa gambar maupun teori dengan cara mengunduh atau dengan cara mengopinya, sebaiknya
11
sumber yang diambil dari alamat web yang dapat dipercaya keakuratan datanya. 1.6.2 Metode Analisis Data Metode analisis data yang di gunakan dalam perancangan media komunikasi visual ini adalah metode analisis deskritif. Metode analisis deskritif adalah suatu metode dimana dalam melakukan penelitian pada suatu kelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem, pemikiran ataupun satu kelas peristiwa pada masa sekarang melalui analisis tentang hubungan sebab akibat. Kemudian dilakukan melalui berbagai kajian historis, kajian dokumen, intepretasi peristiwa, kajian informasi, perekaman suatu kejadian, hingga penafsiran suatu fenomena sosial yang didapat melalui pencatatan di lapangan yang kemudian ditampilkan dalam bentuk yang terarah dan terolah secara teoritis. Metode ini bertujuan untuk membuat deskripsi/gambaran atau lukisan secara jelas, sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Jadi dalam hal ini penulis menganalisa dan membandingkan data yang didapat dari Dinas Kesehatan mengenai manfaat ASI eksklusif dengan teori yang berkaitan dengan kasus yang diangkat, kesimpulannya metode analisis deskritif adalah menggambarkan fakta- fakta tentang manfaat pemberian ASI ekslusif bagi bayi sampai dengan umur 6 bulan kemudian dibandingkan dengan teori- teori yang diperoleh. Dari hasil perbandingan tersebut kemudian dilakukan koreksi atas selisih yang terjadi sehingga nantinya akan diperoleh suatu pemecahan masalah yaitu diperoleh suatu desain yang terpilih, sebagai media promosi yang baik dan menarik serta komunikatif untuk menginformasikan kepada masyarakat di Kabupaten Tabanan mengenai manfaat pemberian ASI ekslusif bagi bayi sampai dengan umur 6 bulan. 1.6.3 Indikator serta Model Penilaian Desain Indikator yang nantinya akan dipakai sebagai acuan didalam menilai desain ialah ilustrasi, teks, warna, teknik cetak. Dibuat alternatif desain dari media yang
12
dipilih. Desain yang terbaik dipilih dari tiga alternatif desain yang diukur berdasarkan kriteria desain. Adapun kriteria desain yang dijadikan indikator yaitu: a. Komunikatif Desain harus menggambarkan sesuatu yang tepat dan mudah d imengerti sehingga mampu mengarahkan konsumen pada misi dan tujuan (Sachari, 1986 : 78). b. Informatif Pesan yang disampaikan berisi informasi yang dibutuhkan sangat jelas (Poerwadarminta, 2000 : 432). c. Ergonomis Memiliki sifat sesuai desain, dan nyaman saat d inikmati oleh konsumen, baik dari segi bentuk, ukuran, bahan dan komposisi (Sachari, 1986 : 3). d. Artistik Keindahan adalah sifat dari sesuatu benda yang memberi kita kesenangan yang tidak berkepentingan yang kita bisa peroleh semata- mata dari memikirkan atau melihat benda individu itu bagaimana mestinya (Susanto, 2002 : 54). e. Simplicity Penyampaian pesan yang tidak terlalu rumit, singkat, padat, dan jelas (Poerwadarminta, 2000 : 888). f.
Surprise Desain yang dibuat harus bisa memberikan kejutan bagi komunikan de ngan menampilkan unsur-unsur yang lain sehingga mampu menarik perhatian (Sachari, 1986 : 89).
g. Etis Desain tidak melanggar norma- norma yang ada di masyarakat (Sachari, 1986 : 67). Untuk menentukan desain terpilih dengan melakukan pengukuran atau penilaian alternatif-alternatif desain menggunakan skala ordinat (skala yang
13
menunjukkan tingkatan atau rangking). Rangking didapatkan setelah dilakukan penilaian berdasarkan prinsip-prinsip desain yang ada. Dari sinilah diperlukan usaha menentukan tingkatan dan kualitas, kriteria-kriteria tentang apa yang disebut sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Masing- masing tingkatan kualitas akan disususun berdasarkan jenjang ilmu dan mulai dari nilai tertinggi adalah lima 5 dan nilai terendah adalah 1. a. Nilai 5 = sangat baik b. Nilai 4 = baik c. Nilai 3 = cukup d. Nilai 2 = kurang e. Nilai 1 = sangat kurang Untuk menentukan desain terpilih dari alternatif- alternatif desain yang dibuat, dapat dilakukan melalui pemberian nilai dari masing- masing indikator dan unsurunsur desain, dengan menggunakan perhitungan rumus, yaitu:
R = Jumlah rata-rata skor keseluruhan (tiap unsur) x 100% N Keterangan : N = Nilai skor tertinggi x jumlah indikator (5 x 8 = 40)
Setelah masing- masing alternatif desain dinilai berdasarkan prinsip dan kriteria desain akan terlihat satu desain yang menduduki rangking teratas dan desain inilah yang nantinya sebagai desain terpilih (Nazir, 2000 : 338). Berikut adalah format penilaian yang digunakan untuk memberikan nilai pada seluruh alternatif desain yang ada.
14
1.7
Sitematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran yang jelas, terarah dan terstruktur mengenai
pengantar karya Tugas Akhir maka dalam penulisan pengantar karya ini akan dibagi dalam 5 bab yang dibuat secara sistematis yang mana antara bab yang satu dengan bab yang lainnya akan memeiliki hubungan erat yang tidak akan dapat dipisahkan. Sistematika dari pengantar karya pada masing- masing babnya dapat dirincikan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah yang merupakan hal dasar diangkatnya suatu masalah yang nantinya dapat digunakan sebagai acuan untuk perancangan media yang akan dibuat, termasuk di dalamnya terdapat pengertian judul khasus, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat perancangan, metode analisis data, dan indikator penilaian desain. Bab II Tinjauan dan Analisa Data Pada bab ini akan diuraikan mengenai tinjauan dari berbagai data-data yang diperoleh sehingga nantinya akan digunakan sebagai data aktual dan faktual untuk
15
nantinya akan dianalisis kembali menjadi sebuah data sintesa sehingga dapat dicjadikan acuan dalam perumusan konsep desain. Bab III Konsep Desain Pada bab ini akan menguraikan tentang konsep dasar perancangan, pola pikir, skema proses perancangan, strategi media, program tayangan media, dan strategi kreatif yang selanjutnya akan dijadikan dasar pada visualisasi desain. Bab IV Visualisasi Desain Pada bab ini menguraikan tentang seluruh visualisasi desain yang telah dibuat dalam bentuk gambar serta uraian/keterangan rinci mengenai masingmasing desain. Adapun visualisasi desain yang diuraikan, antara lain: Flyer, Xbanner, Stiker, Poster, Pin, Paperbag, Spanduk, T’shirt, Brosur, dan Katalog. Bab V Penutup Pada bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari unsur- unsur yang berpengaruh pada proses perancangan yang telah dibuat sehingga akan diketahui hal yang menjadi alasan media informasi yang layak untuk diperlihatkan (ditampilkan) kepada masyarakat. Sedangkan saran merupakan rekomendasi kepada pihak-pihak terkait. Kemudian tidak lupa bab ini berisi mengenai saran-saran dan rekomendasi pada pihak-pihak yang terkait.
BAB II TINJAUAN DAN ANALISA DATA
2.1
Data Teoritis / Aktual
Data teoritis atau aktual adalah data yang mengarah (mengacu) pada sumbersumber data ilmiah yang bisa dipertanggung jawabkan dan literatur mengenai teori-teori tentang media desain komunikasi visual yang berhubungan dengan kasus dan konsep pengerjaan Tugas Akhir ini (data yang bisa dimanfaatkan dalam perancangan). 2.1.1 Aspek-aspek Desain Komunikasi Visual Media adalah alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster dan spanduk yang terletak di antara dua pihak. (Hasan, 2002 : 726.) Landasan pemikiran dalam pemilihan media adalah kemampua n untuk menjangkau massa, kapasitas informasi yang dapat diemban media, target audience (Ananda, 1978 : 10). Jadi dapat disimpulkan Media komunikasi visual adalah suatu sarana informasi yang dapat dilihat dan dapat menginformasikan suatu maksud atau pesan (informasi) yang ingin di sampaikan. Media- media yang dirancang tentu tidak akan terlepas dari unsur-unsur desain yang mendukung media yang akan dibuat nantinya, antara lain : ilustrasi, teks, huruf/ tipografi, warna dan media. 2.1.1.1 Ilustrasi Ilustrasi berasal dari bahasa latin yaitu ilustrare yang berarti menerangkan atau memperlihatkan sesuatu, ilustrasi dapat berupa gambar, simbol, relief, musik yang tujuannya untuk mengkomunikasikan atau menjelaskan sesuatu (Santosa, 2002 : 57). Ilustrasi adalah gambar untuk membantu memperjelas isi buku, atau karangan (Hasan, 2002 : 425.). Pengertian ilustrasi menurut Maya Ananda, adalah sesuatu yang dapat menyemarakkan halaman-halaman buku atau media lainnya sebagai karya seni yang memiliki nilai estetis. Bentuk gambar ilustrasi dapat berupa : foto,
16
17
karikatur, kartun, potret manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan. Fungsi dari ilustrasi adalah untuk
menarik perhatian publik
guna mendorong dan
mengembangkan gagasan dalam bentuk cerita realistis, dapat menumbuhkan suasana emosional karena ilustrasi lebih mudah dipersepsi atau diserap daripada tulisan (Kusmiati, 1999 : 44). Ilustrasi kalau dilihat dari segi teknisnya dapat digolongkan menjadi beberapa teknik yaitu: a.
Ilustrasi Gambar Tangan (Hand Drawing)
Yaitu gambar teknik ilustrasi dengan cara mengandalkan keterampilan tangan sepenuhnya baik itu menggunakan kuas, pensil, pena, air brush dan alat-alat yang dipakai menggambar lainnya atau gambar tangan dibuat secara keseluruhan menggunakan tangan, dengan memberikan ekspresi dan karakter tertentu untuk mendukung media komunikasi grafis (Pujiriyanto, 2005 : 42), ada beberapa tehnik ilustrasi gambar tangan yaitu : 1. Teknik Arsir: adalah teknik menggambar dengan unsur-unsur garis, digoreskan secara silang- menyilang untuk mewujudkan gambar yang diinginkan. Garis tersebut saling menumpang membentuk efek gelap terang, volume dan plastisitas. 2. Teknik Halftone: adalah teknik yang menggunakan gradasi gelap terang dengan tinta yang dicairkan untuk memperoleh nuansa, sehingga hasilnya mendekati foto. 3. Teknik
Blok: pada teknik
ini pembentukan wujud
gambar dengan
memanfaatkan efek kontras antar bagian yang paling terang dengan bagian yang paling gelap. 4. Teknik Scraper Board: pada teknik ini, cara menggoreskan garis arahnya mengikuti obyek, garis tidak saling menumpang, tetapi dibuat sejajar satu sama lain. Pada bagian yang gelap garis arsir dibuat rapat, sedangkan pada bagian yang terang garis arsir dibuat agak renggang. 5. Teknik Goresan Kering: pada teknik ini, tinta/cat dibuat setengah kering, baru kemudian ditumpangi goresan lagi dengan tujuan untuk mendapatkan atau mencapai efek tekstur yang timbul. Untuk goresan pertama dibuat tipis,
18
terutama pada bidang yang terang, pada bagian bidang yang gelap goresan diulang-ulang sampai mendapatkan hasil yang diinginkan. 6. Teknik Dots/ Pointilisme (titik-titik): wujud gambar terdiri dari titik-titik, dimana gelap terang dan plastisitas gambar dicapai dengan menggunakan titiktitik. Kalau menginginkan bagian yang gelap titik-titiknya dibuat rapat dari pada bagian yang terang. Ada beberapa guna dari ilustrasi tangan, yaitu: 1) Sebagai simbolisasi 2) Menggambarkan fantasi 3) Menggambarkan sesuatu yang membangkitkan selera humor 4) Untuk pengganti foto.
Gambar 2.1 Ilustrasi Gambar Tangan (Su mber: www.google.com, 25-03/2011
a.
Ilustrasi Fotografi
Tehnik ilustrasi fotografi yaitu teknik membuat gambar ilustrasi berupa foto dengan bantuan kamera baik itu manual maupun digital. Biasanya obyek fotografi menjadi lebih realistis, eksklusif dan persuasif. (Pujiriyanto, 2005: 42).
19
Adapun kelebihan dari menggunakan ilustrasi fotografi adalah gambar yang dihasilkan nyata/ realistis, waktu pembuatannya relatif singkat dan dapat dibuat secara spontan. Teknik fotografi dapat dibuat (diproses) berwarna ataupun hitam putih. Ilustrasi fotografi memiliki beberapa kegunaan, yaitu: 1. Menggambarkan perbandingan menunjukkan berita 2. Mengabadikan sesuatu 3. Mencitakan suasana hati 4. Menggambarkan sesuatu yang membangkitkan rasa kemanusiaan (Suyanto, 2004: 89).
Gambar 2.2 Ilustrasi Fotografi (Su mber: http://med ia02.hongkiat.co m/art-baby-photography.jpg, 13.04.2011)
b.
Ilustrasi Tehnik Gabungan
Yaitu ilustrasi bentuk komunikasi dengan struktur visual atau rupa yang terwujud dari perpaduan antara teknik fotografi/ ilustrasi gambar tangan dengan teknik drawing di komputer (Pujiriyanto, 2005 : 41). Teknik ini memiliki kelebihan tersendiri yaitu: 1. Dengan aplikasi penggunaan computer tehnik menggambar tangan dan fotografi dapat lebih disempurnakan dalam proses desainnya. 2. Hasil desain jauh lebih inofatif dan menarik karena terjadi suatu kombinasi (tambahan/nilai plus) pada desain yang akan disempurnakan.
20
Gambar 2.3 Ilustrasi tehnik gabungan (Su mber:http://envoguephoto.files.wordpress.com/baby_art_blog.jpg . 13.04.2011)
Ilustrasi yang akan dipakai dalam perancangan media komunikasi visual untuk mengkampenyekan manfaat Asi Eksklusif pada bayi sampai dengan umur 6 bulan di Kabupaten Tabanan tidak lain menggunakan ilustrasi fotografi, karena dianggap mampu untuk memberikan informasi yang lebih jelas dan lebih mudah untuk dimengerti. 2.1.1.2 Teks Adalah sederetan kata atau kalimat yang menjelaskan suatu barang atau jasa untuk tujuan tertentu. Bahasa yang digunakan untuk penyusunan teks pada iklan hendaknya sederhana jelas, singkat, dan tepat serta memiliki daya tarik pada kalimatnya. (Ananda, 1978: 63). Teks dalam suatu media promosi merupakan alat menjamin komunikasi yang mempengaruhi sasarannya, seakan terlibat dalam suatu dialog. Adapun fungsi teks yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Untuk menarik perhatian konsumen tentang pesan dan tujuan yang hendak disampaikan. Jadi harus permulaan, isi dan penutup sehingga begitu selesai membaca maksud dan tujuan dari pesan yang disampaikan dapat dimengerti. 2. Sebagai sarana komunikasi tentang barang atau jasa, mengenai kualitas atau kegunaan, keuntungan-keuntungan dan keterangan lainnya. 3. Untuk membangkitkan hasrat pembaca agar mengikuti dan melaksanakan pesan yang disampaikan.
21
4. Untuk menyatakan dan mempertahankan keberadaan suatu perusahaan atau lembaga kepada masyarakat.
Gambar 2.4 Contoh penggunaan teks pada iklan (Su mber: Desain Grafis Ko mputer, Pujiriyanto, 2005: 41)
Teks dibagi menjadi beberapa sistem penamaan yang masing- masing memiliki fungsi berbeda yaitu: a. Headline (Baris Utama/ Judul) Adalah teks yang letaknya paling atas pada sebuah iklan, dengan ukuran huruf paling besar antara yang lainnya dan biasanya untuk menyampaikan pesan yang paling penting. (Santosa, 2002 : 54). Judul hendaknya ekspresif, mempertegas kata-katanya yang singkat dan berfungsi untuk mengkombinasikan watak sebuah tulisan. Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain judul, yaitu: 1. Bentuk huruf mendukung judul dan memancarkan watak tulisan. 2. Judul kontras dengan teks lainnya baik dari segi warna, ukuran dan bentuknya. 3. Ditempatkan dalam frame atau bingkai. 4. Kata tidak terlalu panjang dan mudah dibaca. 5. Judul sebaiknya diposisikankan di tengah-tengah. 6. Hindari judul dengan pemakaian huruf kapital semua. (Pujiriyanto, 2005 : 38)
22
Menurut James F. Engle (Riyanto, 2000: 303), Headline dapat diklarifikasikan menjadi : 1. Identification Headline, yang langsung menyebutkan identitas nama atau merek dari produk atau jasa yang ditawarkan. 2. Advice or benefit Headline, yang memberikan janji, nasihat, manfaat atau mengarahkan tentang kelebihan produk secara langsung. 3. Information or News Headline, yang berisi berita atau informasi tentang suatu produk. 4. Command Headline, isinya bersifat anjuran atau perintah kepada calon konsumen untuk menggunakan produk yang ditawarkan. 5. Question Headline, yang dikemukakan dengan gaya bertanya. 6. Curlosity or Provocative Headline, untukmembangkitkan kecemasan dan ketakutan pada diri pemirsanya, serta mengundang keingintahuan pemirsa terhadap apa yang ingin disampaikan. 7. Boast Headline, sifatnya membesar-besarkan atau melebihkan keunggulan suatu produk atau jasa. b. Sub Headline (Sub Judul) Sub judul berfungsi untuk melengkapi serta memperjelas pengertian headline dan untuk membagi serta sebagai penyela teks berikutnya. Biasanya ukurannya lebih kecil daripada judul dengan warna yang berbeda pula. Sub judul dapat juga disebut sebagai kalimat peralihan yang mengarah pembaca dari judul ke kalimat pembuka dari naskah (body copy). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain sub judul, yaitu: 1.
Sub judul serasi dan saling mendukung dengan judulnya.
2.
Hindari penempatan di bawah kolom.
3.
Jangan berlebih menggunakan materi visual, sesuaikan jenis huruf dengan judul dan teks isinya.
4.
Gunakan tipe huruf yang kontras, misalnya tipe huruf Sans Serif.
5.
Gaya dan ukuran huruf pada artikel dapat dideformasi dengan memiringkan atau memperbesar 1-3 kali.
6.
Sub judul dapat ditulis dengan lekukan atau indent dengan posisi sebelah kiri.
23
7.
Gunakan garis bawah atau di atas sub judul untuk kejelasan atau buatkan frame.
8.
Gunakan warna berbeda dengan warna artikel.
9.
Tempatkan di kolom terpisah di samping atas, jangan di bawah artikel.
10. Susun unsur-unsur dengan posisi, proporsi, irama, latar belakang, pilihan tipografi dalam kesatuan yang artistik. (Pujiriyanto, 2005: 38) c. Body Copy (Teks isi) Merupakan kalimat yang menerangkan lebih rinci tentang isi pesan yang ingin disampaikan, berfungsi untuk mengarahkan pembaca dalam mengambil sikap, berpikir, dan bertindak lebih lanjut (Pujiriyanto, 2005: 39). d. Logotype (Merek dagang/ usaha) Merupakan simbol atau nama yang dipakai oleh suatu perusahaan (Nuradi, 1996: 102). e. Slogan (Semboyan) Slogan (semboyan) adalah kalimat pendek yang unik dan khas yang dimiliki oleh sebuah produk untuk lebih meyakinkan dan memperkuat sikap konsumen untuk memilih produk atau jasa yang ditawarkan. f.
Clossing word (Kata Penutup)
Kata penutup adalah kalimat pendek yang jelas, singkat, jujur dan jernih yang biasanya bertujuan untuk mengarahkan pembaca untuk membuat keputusan (Pujiriyanto, 2005: 39). Teks yang akan digunakan atau dipakai dalam perancangan media komunikasi visual untuk kampanye manfaat ASI eksklusif d i Kabupaten Tabanan tidak lain berisikan mengenai manfaat dari ASI eksklusif secara singkat namun jelas. 2.1.1.3 Tipografi Kata tipografi berasal dari bahasa latin yaitu terdiri dari kata typos dan graphia. Typos artinya cetakan bentuk dan sejenisnya, sedangkan graphia artinya hal tentang seni tulisan (Schneder, 1997 : 4). Secara umum tipografi diartikan seni mencetak dengan menggunakan huruf, seni menyusun huruf dan cetakan dari huruf atau penyusunan bentuk dengan gaya-
24
gaya huruf. Tipografi sama dengan menata huruf yang merupakan unsur penting dalam sebuah karya desain komunikasi visual untuk mendukung terciptanya kesesuaian antara konsep dan komposisi karya (Santosa, 2002: 108). Tipografi lebih dari sepuluh ribu jenis huruf yang berlaku secara internasiona l dan sudah dibakukan. Beberapa jenis huruf mengesankan suasana-suasana tertentu, seperti kesan berat, ringan, kuat, lembut, jelita dan sebagainya. Masing- masing huruf merupakan bagian individual dalam alfabet. Bentuk dasar huruf tidak dapat diubah. Sedangkan variasi bentuknya sangat banyak jumlahnya. Jenis huruf baru selalu dirancang sebagai hasil teknik produksi yang lebih progresif atau sebagai adaptasi daripada mode dan gaya. Huruf- huruf secara tersendiri berbeda dalam bentuk, ukuran, berat, kelebaran dan miringnya (Scheder, 1976: 41). Huruf saat ini dapat dikelompokkan menjadi lima yaitu: a. Huruf Tak Berkait (Sans Serif) Bentuk huruf yang tidak memiliki kait, bertangkai tebal, sederhana dan lebih mudah dibaca dan sifat huruf ini kurang formal. Contoh bentuk huruf ini yang paling populer yaitu tipe Arial dan Helvetic
Aa Bb Cc Gambar 2.5 Contoh Tipografi Jenis Sans Serif (Su mber: Tipografi Ko mputer Untuk desainer Grafis, Adi Kusrianto, 2004: 39)
b. Huruf Berkait (Serif) Bentuk huruf yang memiliki kait, dengan ketebalan yang kontras. Jenis ini merupakan huruf formal, sangat anggun dan konservatif. Contoh yang paling umum yaitu huruf tipe Times New Roman.
Aa Bb Cc Gambar 2.6 Contoh Tipografi Serif
25
(Su mber: Tipografi Ko mputer Untuk desainer Grafis, Kusrianto, 2004: 32)
c. Huruf Tulis atau Latin (Srcipt) Jenis ini merupakan dasar dari bentuk huruf yang ditulis dengan tangan, kontras tebal dan tipisnya sedikit saling berhubungan dan mengalir. Dapat memberikan kesan keanggunan dan sentuhan pribadi.
Aa Bb Cc Gambar 2.7 Contoh Tipografi Sricpt (Su mber: Tipografi Ko mputer Untuk desainer Grafis, Kusrianto, 2004 : 42)
d. Decoratif (Graphic) Bentuk huruf yang sangat rumit desainnya. Bentuk ini hanya cocok dipakai untuk headline tidak cocok digunakan sebagai body copy jadi sifatnya sangat terbatas dalam penggunaannya.
Gambar 2.8 Contoh Tipografi Decoratif (Su mber: Tipografi Ko mputer Untuk Desainer Grafis, Kusrianto, 2004 : 43)
e. Monospace Setiap huruf yang berjenis monospace mempunyai jarak atau lebar yang sama setiap hurufnya. Contoh huruf monospace yaitu huruf tipe courier dan huruf yang ada pada mesin ketik.
Aa Bb Cc Gambar 2.9 Contoh Tipografi Monospace (Su mber: Tipografi Ko mputer Untuk desainer Grafis, Kusrianto, 2004 : 25)
Ada juga teori yang mengelompokan huruf sesuai dengan ciri-ciri anatominya, yaitu:
a.
Oldstyle
26
Huruf yang diciptakan dalam periode tahun 1470 dan periode Oldstyle berakhir di akhir abad ke-16 dengan munculnya periode transisi berupa karya John Baskerville yang menjembatani periode berikutnya. (Kusrianto, 2006 : 202) Ciri-ciri huruf Oldsyle adalah seperti gambar berikut:
Gambar 2.10 Contoh Huruf Oldstyle (Su mber : Pengantar Desain Ko munikasi Visual : 202)
b.
Modern
Perkembangan huruf ini dimulai pada abad ke-18 ketika Giambastita Bodoni menciptakan karya-karyanya yang kita kenal hingga sekarang sebagai font Bodoni dengan anggota keluarganya yang cukup banyak. Periode itu cukup panjang hingga abad ke-20 dan jumlah karya-karya typeface sudah semakin banyak. (Kusrianto, 2006 : 203). Ciri-ciri huruf Modern adalah seperti gambar berikut: Gambar 2.11 Contoh Huruf Modern (Su mber : Pengantar Desain Ko munikasi Visual : 203)
27
c.
Slab Serif
Kelompok huruf Slab Serif ditandai dengan bentuk serif yang tebal, bahkan sangat tebal. Masa kemunculan jenis huruf itu bervariasi dan ikut menandai kemunculan huruf- huruf yang berfungsi lebih tepat sebagai penarik perhatian ( Header). (Kusriyanto, 2006 : 203)
Gambar 2.12 Contoh Huruf Slab Serif (Su mber : Pengantar Desain Ko munikasi Visual : 204)
d.
Sans Serif
Jenis huruf sans serif diciptakan oleh William Caslon IV (keturunan William Caslon di era Oldstyle) pada tahun 1816. Pada awal kemunculannya, font jenis itu disebut Grotesque karena pada zaman itu bentuk huruf tanpa serif itu dirasa aneh dan unik. (Kusrianto, 2005: 204).
Gambar 2.13 Contoh huruf kelo mpok Sans Serif (Su mber : Pengantar Desain Ko munikasi Visual : 204)
e.
Type Family
Pada tahun 1488, Moritz Brandis dari Leipzig Jerman untuk pertama kalinya membuat font semi bold dari bentuk font yang telah ada untuk melengkapi typeface itu. Tahun 1980-an, American Type Founder Company, sebuah perusahaan pembuat huruf menawarkan koleksi huruf yang diproduksinya
28
lengkap dengan hasil modifikasi dari karya-karya klasik yang telah ada sehingga pilihan huruf-huruf semakin diperluas. Jadi type Family adalah kumpulan hasil modifikasi dari bentuk font yang telah ada ke arah: 1. Ketebalannya sehingga kita mengenal huruf Semi Bold, Bold, dan Extra Bold. 2. Proporsi dari bentuk huruf sehingga kita mengenal huruf Condensed atau penyempitan dan Expanded atau pelebaran. 3. Sudut kemiringan yaitu untuk memeperoleh efek tertentu, sejak awal dikenal istilah Italic untuk yang bentuknya condong ke kanan. 4. Texture permukaan yang juga merupakan variasi dari tipe family. 5. Desainnya, seperti adanya type family yang memiliki desain yang berbeda. Salah satu contoh nyata dari family yang berbeda desain adalah ITC Officiana,dan juga ITC Stone.
Gambar 2.14 Contoh rumpun huruf Universe (Su mber : Pengantar Desain Ko munikasi Visual : 207)
Tipografi yang akan digunakan atau dipakai dalam perancangan media komunikasi visual untuk kampanye dari manfaat pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Tabanan tidak lain adalah jenis tipografi sans serif, jenis huruf ini dipilih karena mampu membuat desain terlihat lebih menarik dan lebih mudah untuk dibaca. 2.1.1.4 Warna Warna adalah hal yang pertama dilihat oleh seseorang (terutama warna background). Warna akan membuat kesan atau mood untuk keseluruhan gambar atau grafis. Warna merupakan unsur penting dalam grafis karena dapat memberikan dampak psikologis kepada orang yang melihatnya (Pujiriyanto, 2005: 43). Warna adalah kualitas dari mutu cahaya yang dipantulkan suatu obyek ke mata manusia. Setiap warna memiliki daya tarik
yang berbeda dan dalam
29
penggunaannya diharapkan dapat menciptakan keserasian dan membangkitkan emosi (Wirya, 1999: 26).
Gambar 2.15 Gambar Lingkaran Warna (Su mber: Pengenalan Teori Warna, Nugroho, 2008: 10)
Secara umum warna dapat dibagi menjadi tiga, antara lain : a. Warna Primer Warna primer disebut warna pertama, atau warna pokok. Disebut warna primer karena warna tersebut tidak dapat dibentuk dari warna lain dan disebut warna pokok karena warna tersebut dapat digunakan sebagai pokok percampuran untuk memperoleh warna-warna yang lain. (Sanyoto, 2009: 28). Nama- nama warna primer tersebut, adalah: 1.
Biru, nama warna sebenarnya adalah sian (cyan), yaitu biru semu hijau. Warna cyan yang sebenarnya terdapat pada warna bahan tinta cetak.
2.
Merah, nama sebenarnya magenta, yaitu merah semu ungu. Warna magenta yang sebenarnya terdapat pada warna bahan tinta cetak.
3.
Kuning, dalam tube cat disebut lemon yellow, dalam tinta cetak disebut yellow.
30
Gambar 2.16 Warna Primer (Su mber : Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain Nirmana : 24)
Contoh media;
Gambar 2.17 Contoh Warna Primer (Su mber : dok. Pribadi Gambar Kartupos Mahasiswa UBINUS 2004)
b. Warna Sekunder Yaitu merupakan warna hasil pencampuran dari dua warna primer. Contohnya: Nama- nama warna sekunder adalah: 1.
Jingga (orange), adalah hasil percampuran warna merah dan kuning.
2.
Ungu (violet), adalah hasil percampuran warna merah dan biru.
31
3.
Hijau (green), adalah hasil percampuran warna kuning dan biru. (Sanyoto,
2009: 30)
Gambar 2.18 Warna Sekunder ( Su mber : Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain Nirmana : 24)
c. Warna Intermediate Warna intermediate adalah warna perantara, yaitu warna yang ada diantara warna primer dan sekunder pada lingkaran warna. (Sanyoto, 2009: 30). Nama-nama warna intermediate adalah: 1.
Kuning hijau (sejenis moon green), yaitu warna yang ada diantara kuning dan hijau.
2.
Kuning jingga (sejenis deep yellow), yaitu warna yang ada diantara kuning dan jingga.
3.
Merah jingga (red/ vermilion), yaitu warna yang ada diantara merah dan jingga.
4.
Merah ungu (purple), yaitu warna yang ada diantara merah dan ungu/ violet.
5.
Biru violet (sejenis blue/ indigo), yaitu warna yang ada diantara biru dan ungu/ violet.
6.
Biru hijau (sejenis sea green), yaitu warna yang ada diantara biru dan hijau.
32
Gambar 2.19 Warna Intermediete ( Su mber : Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain Nirmana : 24)
d. Warna Tertier Warna tertier, atau warna ke tiga, adalah warna hasil percampuran dari dua warna skunder atau warna ke dua. (Sanyoto, 2005: 31). Nama- nama warna tersier adalah: 1.
Coklat kuning, disebut juga siena mentah, kuning tersier, yellow ochre, atau olive, yaitu percampuran warna jingga dan hijau.
2.
Coklat merah, disebut juga siena bakar, merah tersier, burnt siena, atau red brown, yaitu percampuran warna jingga dan ungu.
3.
Coklat biru, disebut juga siena sepia, biru tersier, zaitun, atau navy blue, yaitu percampuran warna hijau dan ungu.
Gambar 2.20 Warna Tertier (Su mber : Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain Nirmana : 23)
33
e. Warna Kuarter Warna kuarter, atau warna ke empat, yaitu warna hasil percampuran dari dua warna tersier atau warna ke tiga. (Sanyoto, 2005: 31). Nama-nama warna kuarter adalah: 1. Coklat jingga (jingga/ oranye kuarter), atau semacam brown, adalah hasil percampuran kuning tersier dan merah tersier. 2. Coklat hijau (hijau kuarter), atau semacam moss green, adalah hasil percampuran biru tersier dan kuning tersier. 3. Coklat ungu (ungu/ violet kuarter), atau semacam deep purple, adalah hasil percampuran merah tersier dan biru tersier.
Gambar 2.21 Warna Kuarter (Su mber : Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain Nirmana : 23)
Jika menginginkan warna yang selaras atau bervariatif maka ada beberapa aplikasi warna yang dapat dikombinasikan, berikut ulasannya : 1) Monokromatik. Merupakan paduan warna-warna yang sama tetapi berbeda kemurniannya.
34
Gambar 2.22 Gambar logoteks Fiea Catering (Su mber : dok. pribadi)
2) Analogis adalah paduan warna-warna yang bersebelahan letaknya dalam lingkaran warna. Misalnya kuning dengan hijau kekuningan pada logograf Tje Fuk.
Gambar 2.23 Gambar logoteks Kosmetik Tje Fuk (Su mber : dok pribadi)
3) Triadik. Merupakan kombinasi warna-warna yang letaknya pada titik segitiga sama sisi dalam lingkaran warna. Misalnya merah dengan kuning dan biru.
Gambar 2.24 Gambar logo PLN (Su mber : www.kaskus.com, 5 April 2011)
35
4) Komple menter adalah kombinasi warna-warna yang saling berseberangan letaknya dalam lingkaran warna. Misalnya orange dengan biru.
Gambar 2.25 Logo IMS (Su mber : Majalah Digital Art, Vol 01/09: 2005)
5) Split-komplementer merupakan kombinasi warna-warna yang letaknya pada semua titik yang membentuk huruf Y pada lingkaran warna. Misalnya kuning dengan ungu kemerahan dan ungu kebiruan yang mengapit ungu.
Gambar 2.26 Logo Fusion Media (Su mber : Majalah Digital Art, Vol 01/09: 2005)
6) Komple menter Ganda, merupakan sepasang warna yang berdampingan dengan sepasang komplementernya. Misalnya perpaduan kuning, orange, biru dan ungu (orange kemerahan komplementer biru muda, sedangkan orange dengan biru).
36
Gambar 2.27 Logo Visit Indonesia 2008 (Su mber : dok. pribadi)
7) Polikromatik, yaitu menggunakan banyak jenis warna.
Gambar 2.28 Logo Altria (Su mber : Majalah Digital Art, Vo l 01/09: 2005)
Warna Menurut Kejadiannya dapat dibagi menjadi dua, antara lain yaitu: a. Warna Additive Adalah warna yang berasal dari cahaya, yang disebut spectrum. Warna pokok additive ialah Merah (Red), Hijau (Green), dan Biru (Blue) dalam komputer disebut warna model RGB. (Sanyoto, 2009 : 17). Percampuran warna cahaya (spectrum), yaitu: 6. Cahaya biru (blue) dipadukan dengan cahaya merah (red) menghasilkan cahaya magenta. 7. Cahaya merah (red) dipadukan dengan cahaya hijau (green) menghasilkan cahaya kuning (yellow). 8. Cahaya hijau (green) dipadukan dengan cahaya biru (blue) menghasilkan cahaya sian (cyan).
37
9. Cahaya biru (blue) dipadukan dengan cahaya merah (red) dan cahaya hijau (green) menghasilkan cahaya putih jernih/ bening/ cahaya terang siang hari. Warna-warna lain dapat dibuat dengan cara mencampur-campur warna cahaya dengan berbagai kemungkinan warna cahaya untuk memperoleh efek tertentu. Percampuran warna cahaya ini sifatnya sempurna, artinya pekat menyatu. Warna cahaya sangat cermelang karena betul-betul murni tidak tercampur warna lainnya. Paduan warna-warna cahaya ini digunakan pada dunia televisi, panggung dan audio visual lainnya.di dunia televisi, jika kita melihat berbagai gambar pemandangan alam sebenarnya hanya karena perpaduan tiga warna pokok cahaya tersebut. (Sanyoto, 2009: 17) b. Warna Subtractive Adalah warna yang berasal dari bahan yang disebut pigmen. Warna pokok subtractive menurut teori adalah Sian (Cyan), Magenta, dan Kuning (Yellow), dalam komputer disebut warna model CMY. (Sanyoto, 2009 : 18). Percampuran warna bahan (pigmen), yaitu: 10. Kuning (yellow) dicampur dengan sian (cyan) menghasilkan hijau (green). 11. Magenta dicampur dengan kuning (yellow) menghasilkan jingga merah (orange). 12. Sian (cyan) dicampur dengan magenta menghasilkan ungu biru (violet). 13. Kuning (yellow) dicampur magenta dicampur sian (cyan) menghasilkan warna gelap atau hitam. Warna-warna lain dapat dibuat dengan cara mencampur-campur warna dari hasil pencampuran-pencampuran warna-warna pokok bahan tersebut di atas untuk memperoleh warna-warna baru. Percampuran warna bahan sifatnya tidak sempurna, dimana warna-warna tersebut sesungguhnya tidak bercampur tetapi pigmennya hanya berdampingan saja. Warna bahan tidak secermelang warna cahaya karena sifat pigmen selalu ada kandungan unsur kotor atau kandungan warna lain yang mempengaruhinya, sehingga pada komputer selalu dengan rumusan CMYK. K adalah prosentase Black (Hitam/ gelap), dimana setiap warna selalu mengandung unsur warna gelap.
38
Warna bahan (pigmen) yang memiliki warna lengkap adalah tinta cetak, baik cetak offset maupun tinta printer komputer. Tinta cetak memiliki warna Cyan, Magenta, Yellow, yang sesungguhnya. Jika kita melihat hasil cetakan foto atau gambar-gambar pemandangan sebenarnya hanyalah perpaduan 3 warna pokok ditambah 1 warna gelap, yaitu Cyan, Magenta, Yellow, Black (CMYK). Maka pada setiap hasil cetakan selalu diberi contoh warna CMYK dibagian tepinya. Dengan demikian jika kita merancang sesuatu (desain) dengan komputer yang nantinya akan dicetak, sebaiknya menggunakan warna-warna dengan model CMYK tersebut agar tepat. (Sanyoto, 2009 : 19) Karakter dan Simbolisasi Warna Setiap warna dapat menimbulkan respons psikologis yang berbeda-beda. (Pujiriyanto, 2005 : 47). Respon psikologis berbeda tersebut disebabkan karena perbedaan karakter yang dimiliki antara warna yang satu dengan warna yang lainnya sehingga dapat mempengaruhi mood seseorang. Untuk lebih jelasnya, uraian mengenai karakter dan simbolisasi warna-warna dijabarkan sebagai berikut: Kuning Karakter yang dimunculkan dari warna kuning yaitu: terang, gembira, ramah, supel, riang, cerah. Asosiasi warnanya mengarah pada sinar matahari atau bahkan pada mataharinya sendiri. Simbul/ lambang dari warna kuning, yaitu: kecerahan, kehidupan, kemenangan, kegembiraan, kemeriahan, dan kecermelangan. Kuning dan kuning kehijau-hijauan juga mengasiosiasikan pada sakit, penakut, iri, cemburu bohong, luka. Bendera kuning kadang-kadang juga digunakan pada kapal karantina, atau rumah sakit. (Sanyoto, 2009 : 54) Jingga Karakter yang dimunculkan dari warna jingga yaitu: memberi dorongan, merdeka, anugrah, dan bahaya. Asosiasi warnanya mengarah pada awan yang terlihat pada pagi hari sebelum matahari terbit. Simbul/lambang dari warna jingga, yaitu: kemerdekaan, penganugrahan, kehangatan, dan bahaya. (Sanyoto, 2009 : 55)
39
Merah Karakter yang dimunculkan dari warna merah yaitu: kuat, enerjik, marah, berani, bahaya, positif, agresif, merangsang, dan panas. Asosiasi warna merah mengarah pada darah dan juga api. Simbul/ lambang dari warna merah, yaitu: sifat nafsu primitif, marah, berani, perselisihan, bahaya, pera ng, seks, kekejaman, bahaya, kesadisan. (Sanyoto, 2009 : 56) Ungu Ungu sering disamakan dengan violet, tetapi ungu ini lebih tepat disamakan dengan purple, yaitu warna tersebut cenderung kemerahan. Karakter yang dimunculkan dari warna ungu yaitu: keangkuhan, kebesaran, dan kekayaan. Simbul/lambang dari warna ungu, yaitu: kebesaran, kejayaan, keninggratan, dan kebangsawanan. (Sanyoto, 2009 : 56) Violet Violet adalah warna yang lebih dekat dengan biru. Karakter yang dimunculkan dari warna violet yaitu: dingin, negatif, dan diam. Simbul/lambang dari warna violet, yaitu: melankolis sampai kesusahan, kesedihan, belasungkawa, bahkan bencana. (Sanyoto, 2009 : 57) Biru Asosiasi warna biru, yaitu pada air, laut, langit, dan es. Karakter yang dimunculkan dari warna biru yaitu: dingin, pasif, melankolis, sayu, sendu, sedih, tenang, berkesan jauh tetapi cerah. Simbul/ lambang dari warna biru yaitu: dihubungkan dengan langit tempat tinggal para dewa/yang maha tinggi/surga/ kahyangan, sehingga biru lambang keagungan, keyak inan, keteguhan imam, kesetiaan, kebenaran, kemurahan hati, kecerdasan, kesehatan dan pedamaian. (Sanyoto, 2009 : 57) Hijau Asosiasi warna hijau, yaitu pada hijaunya alam, tumbuh-tumbuhan, sesuatu yang hidup dan berkembang. Karakter yang dimunculkan dari warna hijau yaitu: segar, muda, hidup, tumbuh, dan beberapa hampir sama dengan warna biru. Dibanding dengan warna-warna lain, warna hijau relatif lebih netral pengaruh emosinya, sehingga cocok untuk istirahat, hijau sebagai pusat spektrum menghadirkan
40
keseimbangan yang sempurna dan sebagai sumber kehidupan. Simbul/lambang dari warna hijau, yaitu: kesuburan, kesetiaan, kebangkitan, kesegaran, kemudaan, keremajaan, keyakinan, kepercayaan, keimanan, pengharapan, kesanggupan, keperawanan, dan kementahan/belum pengalaman. (Sanyoto, 2009 : 58) Putih Asosiasi warna putih, yaitu di Barat pada salju, di Indonesia pada sinar putih berkilauan, pada kain kafan sehingga dapat menakutkan pada anak-anak. Karakter yang dimunculkan dari warna putih yaitu: positif, merangsang, cerah, tegas, dan mengalah. Simbul/lambang dari warna putih, yaitu: sinar kesucian, kemurnian, kekanak-kanakan, kejujuran, ketulusan, kedamaian, ketentraman, kebenaran, kesopanan, keadaan tak bersalah, kehalusan, kelembutan, dan kewanitaan. (Sanyoto, 2009 : 58) Hitam Asosiasi warna
hitam,
yaitu kegelapan malam, kesengsaraan, bencana,
perkabungan, kebodohan, misteri, ketiadaan, dan keputusasaan. Karakter yang dimunculkan dari warna hitam yaitu: menekan, tegas, dalam, dan depresive. Simbul/ lambang dari warna hitam, yaitu: kesedihan, malapetaka, kesuraman, kemurungan, kegelapan, bahkan kematian, teror, kejahatan, keburukan ilmu sihir, kedurjanaan, kesalahan,kekejaman, kebusukan, rahasia, dan masih banyak lagi. Sebagai latar belakang warna, warna hitam mengaso siasikan kuat, tajam, formal, dan bijaksana. Hitam apabila dipergunakan bersama-sama putih mempunyai makna kemanusiaan,
resolusi,
tenang,
sopan,
keadaan
mendalam,
dan
kebijaksanaan. (Sanyoto, 2009 : 59) Abu-abu Asosiasi warna abu-abu, yaitu suasana suram, mendung, dan kelabu tidak ada cahaya bersinar. Karakter yang dimunculkan dari warna abu-abu yaitu: antara hitam dan putih, pengaruh emosinya berkurang dari putih, tetapi terbebas dari tekanan warna hitam, sehingga wataknya lebih menyenangkan, walaupun masih membawa watak-watak warna putih dan hitam. Simbul/ lambang dari warna abuabu, yaitu: ketenangan, kebijaksanaan, mengalah, kerendahan hati, tetapi simbul turun tahta, juga suasana kelabu, dan ragu-ragu. (Sanyoto, 2009 : 60)
41
Coklat Asosiasi warna coklat, yaitu pada tanah atau warna natural. Karakter yang dimunculkan dari warna coklat yaitu: kedekatan hati, sopan, arif, bijaksanan, hemat, hormat, tetapi sedikit terasa kurang bersih atau tidak cemerlang karena warna ini berasal dari percampuran beberapa warna seperti halnya warna tersier. Simbul/lambang dari warna coklat, yaitu: kesopanan, kearifan, kebijaksanaan, dan kehormatan. (Sanyoto, 2009 : 60) Emas Warna yang memiliki daya pantul paling tinggi dibanding dengan warna lain. Mengandung/melambangkan nilai yang tinggi seperti emas yaitu kehangatan, pencerahan, intelektual. Kesan negatif yang ditimbulkan adalah sakit, pengecut dan penghianat. Perak Sebuah warna yang tidak murni berwarna abu-abu natural tetapi lebih bersifat abu-abu hangat. Warna ini tidak bisa disebut warna solid karena terdapat efek silau apabila terkena cahaya dan warna ini juga tidak bisa ditampilkan secara murni dikomputer. Kesan modern dan kemajuan dapat dimunculkan dari warna silver. 2.1.1.5 Media Media merupakan sarana untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada publik dengan menggunakan berbagai unsur komunikasi grafis seperti teks atau gambar/foto (Pujiriyanto, 2005 : 15). Didalam periklanan, media penyampaian pesan dapat dibedakan menjadi dua pengertian yaitu: a. Media Lini Atas (above the line media) Adalah kelompok media promosi yang memerlukan luar ruang, artinya sarana komunikasi massa. Misalnya media cetak, elektronik, serta media luar ruang (iklan majalah). Dan bisa juga dikatakan kelompok media promosi yang memerlukan luar ruang, artinya melalui sarana komunikasi massa. Misalnya media cetak, media elektronik (radio, televisi, film, video, dsb) , serta media luar
42
ruang atau outdoor media. Pada umumnya biro iklan bersangkutan mendapat komisi karena pemasangan iklan tersebut seperti billboard, painted bulletin, neon sign, spanduk (Nuradi, 1996 : 3). Media Lini Atas juga merupakan iklan yang dibebani Agency Commision Fee (komisi yang dikenakan kepada perusahaan pemasang iklan oleh agency iklan atas iklan yang dibuatnya) yang telah disepakati dan dan telah ditentukan oleh P3I (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia) yaitu sebesar 17, 50% dari netto. (Santosa, 2009 : 18)
Gambar 2.29 contoh gambar med ia lini atas (iklan majalah) (Su mber : https://lh4.googleusercontent.com/Botol-Uang.JPG 13.04 2011)
b. Media Lini Bawah (below the line media) Adalah kelompok media promosi yang tidak memerlukan media luar ruang, artinya dalam hal ini tidak melibatkan pemasangan iklan di media massa dan tidak memberikan komisi kepada perusahaan iklan. Media lini bawah merupakan media yang terdiri dari media seperti direct mail, exebition (pameran), kalender, agenda, serta media yang berupa souveneer (Kusmiati, 1999 : 23). Promo
media
lini bawah juga
mempunyai beberapa kelebihan
(Agusrijanto, 2001 : 131) yaitu:
Efektifitas waktu serta kecepatan penyampaian promosi kepada khalayak sasaran.
43
Penguatan citra yang relatif tanggap dan mudah diterima dibenak konsumen.
Nilai finansial yang dikeluarkan jauh lebih ekonomis (tidak makan biaya dalam promosinya)
Timbal balik dan reaksi khalayak sasaran terhadap kegiatan berpromo melalui media lini bawah cukup menjanjikan.
Tenggang waktu pemanfaatan media lini bawah sangat fleksibel.
Media juga dapat digolongkan dalam beberapa bentuk antara lain:
Berdasarkan cara pembuatannya dengan alat-alat cetakan seperti: selembaran, brosur, folder, dll.
Berdasarkan lokasi penempatannya: - Diluar ruangan (outdoor) seperti: poster, baliho, papan nama, spanduk, dll. - Dalam ruangan (indoor) seperti: poster, etalase, dll.
Berdasarkan bentuk media yang digunakan: - Media langsung seperti: katalog, selembaran, kartu nama, dll. - Media tak langsung seperti: iklan majalah, surat kabar, televisi, radio (Ananda, 1978 : 50)
Gambar 2.30 contoh gambar med ia lini bawah (stiker) (Su mber : https://lh6.googleusercontent.com/asi-stiker.jpg 13.04 2011)
44
2.1.1.6 Tata Letak atau Layout Menata layout halaman cetak adalah satu bagian dari kegiatan desain grafis. Bidang halaman yang ditata tak ubahnya kanvas yang harus diisi dengan elemenelemen grafis pengisi halaman itu (Kusrianto, 2007 : 268). Tantangan yang palik menarik dari desain grafis maupun tata desain layout adalah ”ketiadaan aturan atau hukum yang universal”. Semuanya serba relatif. Sarana dan teknik dalam suatu karya bisa dipakai secara efektif dan berhasil, tetapi belum tentu sarana dan teknik tersebut efektif dan cocok untuk karya yang lain. Sebagai contoh, desain iklan dengan ruang putih yang dominan di pinggir bidang halaman akan mampu menonjolkan isi pesan serta memberi kesan menarik. Namun di pihak lain, ruang kosong di pinggir halaman koran bisa membuat teks terkesan tidak rapi sehingga pembaca akan enggan melihatnya. Menyusun layout iklan adalah pekerjaan yang sangat menentukan. Sebuah ide, copywrite, ataupun elemen-elemen iklan yang bagus akan gagal bila disusun dan disajikan dengan layout yang kurang tepat. Oleh karena itu, kenalilah beberapa model layout iklan cetak yang masih diikuti hingga sekarang (Kusrianto, 2007 : 307). Beberapa contoh tipikal metode layout iklan adalah sebagai berikut: a.
Axial Elemen-elemen iklan diletakan berdasarkan sebuah sumbu yang diletakan
pada posisi tertentu di halaman iklan. Pada metode ini akan banyak ditampakan bidang kosong.
Gambar 2.31 Model iklan dengan layout Axial. (Su mber: www.huonaqua.com.au/28.04.2011).
45
b.
Group Menggunakan sejumlah elemen berupa foto yang diletakan berke lompok
dalam suatu titik konsentrasi pandang di halaman iklan, Tujuan adalah untuk memberikan satu pusat perhatian.
Gambar 2.32 Model iklan dengan layout Group. (Su mber: www.eat medaily.co m/28.04.2011).
c.
Band Elemen iklan dipasang membentang seperti sabuk, tetapi letaknya
membujur secara vertikal. Tipikal tersebut memberikan blocking materi setinggi halaman iklan.
Gambar 2.33 Model iklan dengan layout Band. (Su mber: www.b log.lib.u mn.edu/28.04.2011).
46
d.
Path Model ini menyebabkan materi, baik berupa foto maupun teks secara zig-
zag seluas halaman iklan. Secara estetika, model itu membuat mata pembaca cepat lelah, tetapi dalam trik tertentu halaman iklan itu mendapatkan perhatian merata pada pada permukaan halaman.
Gambar 2.34 Model iklan dengan layout Path. (Su mber: www.v isitwesthollywood.com/28.04.2011).
e.
T Walaupun ini termasuk model lama yang sudah kuno tetapi ternyata model
itu masih banyak yang menggunakan karena dirasa masih efektif.
Gambar 2.35 Model iklan dengan layout T. (Su mber: www.calvinscl.wordpress.com/28.04.2011).
47
f.
Z Ide pengguanaan model ini adalah untuk meratakan perhatian di seluas
permukaan halaman. Biasanya model ini digunakan dalam iklan- iklan ber-scrip latin yang dibaca dari kiri ke kanan.
Gambar 2.36 Model iklan dengan layout Z. (Su mber: www.housewareslive.net/28.04.2011)
g.
S Layout ini merupakan kebalikan dari mode Z, tetapi dipergunakan bagi
pembaca yang menggunakan script non latin dan membacanya dari kanan ke kiri, misalnya huruf arab.
Gambar 2.37 Model iklan dengan layout S. (Su mber: www.amazon.co.uk/ 28.04.2011)
48
h.
U Elemen iklan dipasang mengikuti bentuk huruf U.
Gambar 2.38 Model iklan dengan layout U. (Su mber: www.newsspace.com.au/28.04.2011)
i.
Grid/Sistem Kolom Model ini mirip dengan Axial, tetapi ukuran dan letak elemen lebih
memenuhi bidang iklan sehingga tidak banyak bidang kosong.
Gambar 2.39 Model iklan dengan layout Grid/sistem kolo m. (Su mber: www.corey hengen.blogspot.com/28.04.2011)
49
j.
Checkerboard/Papan Catur Model yang
memasang
elemen-elemen
gambar/foto
secara
rapi
menyerupai kotak-kotak papan catur. Model ini cocok dipergunakan untuk iklan yang memiliki banyak elemen foto yang serupa.
Gambar 2.40 Model iklan dengan layout Checkerboard/Papan Catur. (Su mber: www.ba-reps.com/28.04.2011)
layout yang digunakan pada perancangan media komunikasi visual The Caesar International Restaurant adalah tipe band dan tipe T karena layout ini terlihat simpel dan menonjolkan satu obyek utama 2.1.2 Prinsip Desain Komunikasi Visual Prinsip desain digunakan sebagai pedoman dalam mengorganisasikan elemen-elemen grafis untuk dapat menghasilkan desain yang berkualitas. Prinsipprinsip desain tersebut antara lain: 2.1.2.1 Keseimbangan Keseimbangan atau balance merupakan prinsip komposisi yang menghindari kesan berat sebelah atas suatu bidang atau ruang yang diisi dengan unsur-unsur rupa. (Kusrianto, 2007: 38) Suatu keseimbangan bisa terjadi secara fisik maupun secara optis. Keseimbangan menurut ilmu matematika adalah keadaan yang dialami oleh sesuatu (benda) jika semua daya yang bekerja saling meniadakan. Dalam bidang seni/desain sifatnya perasaan, tetapi pengertiannya hampir sama, yaitu suatu keadaan di mana semua
50
bagian pada karya tidak ada yang lebih terbebani. Jadi dikatakan seimbang manakala disemua bagian pada karya bebannya sama, sehingga pada gilirannya akan membawa rasa tenang dan enak dilihat. (Sanyoto, 2009: 259) Keseimbangan dapat dibagi menjadi yaitu: a. Keseimbangan Simetri (Symmetrical Balance), Yaitu keseimbangan antara ruang sebelah kiri dan kanan sama persis atau setangkup. Karakter yang ditimbulkan dari keseimbangan ini adalah formal/resmi, tenang, statis/tak bergerak, dan kaku. (Sanyoto, 2009 : 260).
Gambar 2.41 Keseimbangan Simetri (Su mber : Dasar-Dasar Seni & Desain : 261)
Gambar 2.42 gambar Aplikasi Keseimbangan Simet ri (Su mber : http://kvp2131irul.files.wordpress.com/2010/12/poster2.jpg 13.04.2011)
b. Keseimbangan Memancar (Radial Balance) Yaitu keseimbangan ruang kiri, kanan, atas, bawah, sama persis, karakternya sama seperti keseimbangan simetri. (Sanyoto, 2009 : 261)
51
Gambar 2.43 Keseimbangan Radial (Su mber : Dasar-Dasar Seni & Desain : 262)
Gambar 2.44 gambar Aplikasi Keseimbangan Radial (Su mber : http://fc04.deviantart.net/Leehyori_by_aznsarang86.jpg 13 .04.2011)
c. Keseimbangan Sederajat (Obvius Balance) Yaitu suatu keseimbangan antara ruang kiri dan sebelah kanan memiliki beban besaran sederajat (besaran sama tetapi bentuk rautnya berbeda), misalnya lingkaran dengan segitiga dengan besaran sama. Karakternya: tidak terlalu resmi, ada sedikit dinamika. (Sanyoto, 2009: 262).
Gambar 2.45 Keseimbangan Sederajat (Su mber : Dasar-Dasar Seni & Desain (Nirmana) : 263)
Gambar 2.46 gambar Aplikasi Keseimbangan Sederajat (Su mber : http://fairuzelsaid.files.wordpress.com/communicat ion.gif 13.04.2011)
52
d. Keseimbangan Tersembunyi (Asymmetrical Balance) Yaitu keseimbangan antara ruang sebelah kiri dan kanan tidak memiliki beban sama besaran maupun bentuk rautnya tetapi tetap dalam keadaan seimbang. Karakter yang ditimbulkan dari keseimbangan ini adalah dinamik, hidup, dan tidak resmi. (Sanyoto, 2009: 263).
Gambar 2.47 Keseimbangan Asimetri
(Dasar-Dasar Seni & Desain (Nirmana) : 263)
Gambar 2.48 gambar Aplikasi Keseimbangan Asimetri (Su mber : http://images.irwandesigner.multip ly.co m/sundanes ekecil.jpg13.04.2011)
2.1.2.2 Titik Fokus (Centre of Interest) Titik fokus adalah untuk menghindari kesan monoton atau membosankan sehingga salah satu unsur dapat ditampilkan lebih menonjol dari dari unsur lainnya. (Riyanto, 1992: 27) Titik fokus atau pusat perhatian selalu diperlukan dalam suatu komposisi untuk menunjukkan bagian yang dianggap penting dan diharapkan menjadi perhatian utama. Penjagaan keharmonisan dalam membuat suatu titik fokus dilakukan dengan menjadikan segala sesuatu yang berada di sekitar titik fokus mendukung titik fokus yang telah ditentukan.
53
Gambar 2.49 Titik Fokus (Su mber : dok. pribadi)
2.1.2.3 Irama (Rhythm) Irama berasal dari kata wirama (Jawa), wirahma (Sunda), rhutmos (Yunani), semua berarti gerak berukuran, ukuran perbandingan, berkerabatan dengan kata rhein yang artinya mengalir. Jadi irama dalam hal ini dapat diartikan sebagai gerak yang berukuran (teratur) dan mengalir. (Sanyoto, 2005: 121). Irama atau ritme adalah penyusunan unsur- unsur dengan mengikuti suatu pola penataan tertentu secara teratur agar didapatkan kesan yang menarik. Penataannya dapat dilaksanakan dengan mengadakan pengulangan maupun pergantian secara teratur dapat berupa perubahan intesitas per- ulangan dalam keberkalaan bentuk (besar-kecil, tinggi- rendah, panjang-pendek), berkalaan warna (panas-dingin, tuamuda, cemerlang-suram), keberkalaan ruang/ kedudukan (atas-bawah, kanan-kiri, muka-belakang), keberkalaan arah (vertikal-diagonal- horisontal), dan keberkalaan gerak (repetisi-transisi-oposisi). Irama berfungsi untuk mengarahkan perhatian dari suatu tempat atau bidang ke tempat atau bidang yang lain, sehingga tercipta suatu kesan gerak.
54
Gambar 2.50 Irama, lukisan karya Widayat (Su mber : Dasar- dasar Seni dan Desain, Sanyoto : 177))
2.1.2.4 Kesatuan Prinsip kesatuan atau unity (proximity = kedekatan) adalah hubungan antara elemen-elemen desain yang semula berdiri sendiri-sendiri serta memiliki ciri sendiri-sendiri yang disatukan menjadi sesuatu yang baru dan memiliki fungsi baru yang utuh. (Kusrianto, 2007: 285) Prinsip
kesatuan dalam desain
grafis adalah suatu prinsip bagaimana
mengorganisasi seluruh elemen dalam suatu tampilan grafis. (Suyanto, 2004 : 67) Untuk mencapai kesatuan seorang desainer harus mengerti tentang garis, bentuk, warna, tekstur, kontras nilai, format, keseimbangan, titik fokus, dan ritme. Dengan kata lain, seseorang harus mengetahui bagaimana mengorganisasi elemen dan membangun ikatan atau hubungan diantaranya. Beberapa prinsip untuk membuat kesatuan, antara lain: a. Hubungan Yaitu keseimbangan yang diperoleh dengan cara mengulang suatu elemen, misalnya: warna, arah, nilai tekstur, atau membangun suatu gaya, misalnya gaya linier atau membangun hubungan di antara elemen yang ada. (Suyanto, 2004 : 68)
55
Gambar 2.51 Kesatuan Melalui Prinsip Hubungan (Su mber : Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan : 69)
b. Grid Yaitu keseimbangan yang diperoleh dengan cara membagi subbagian format ke dalam bagian horizontal dan vertikal secara tetap, kolom, margin, dan ruang yang membentuk kerangka untuk mengorganisasi ruang, huruf, dan gambar dalam desain. (Suyanto, 2004 : 68)
Gambar 2.52 Kesatuan Melalui Prinsip Grid
(Sumber : Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan : 70)
56
c. Kesejajaran Yaitu hubungan visual yang dibuat antara eleme-elemen, bentuk, dan objek yang mempunyai garis poros yang sama. (Suyanto, 2004 : 68)
Gambar 2.53 Kesatuan Melalui Prinsip Kesejajaran (Su mber : Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan : 70
d. Aliran Yaitu keseimbangan yang diperoleh dengan menggunakan prinsip ritme bergerak dari elemen satu ke elemen lain (Suyanto, 2004 : 68).
Gambar 2.54 Kesatuan Melalui Prinsip Aliran (Su mber : Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan : 71)
57
2.1.2.5 Hirarki Vis ual Prinsip hirarki visual merupakan prinsip yang mengatur elemen-elemen yang mengikuti perhatian yang berhubungan secara langsung dengan titik fokus. Titik fokus merupakan perhatian yang pertama, kemudian baru diikuti perhatian yang lainnya. (Suyanto, 2004 : 64)
Gambar 2.55 Hirarki Visual (Su mber : Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan : 64)
2.1.2.6 Kontras Kontras di dalam komposisi diperlukan sebagai vitalitas agar tidak terkesan monoton. Tentu saja, kontras ditampilkan secukupnya saja karena bila terlalu berlebihan, akan muncul ketidakteraturan dan kontradiksi yang jauh dari kesan harmonis. (Kusrianto, 2007: 42)
Gambar 2.56 Kontras Antarelemen (Su mber : Pengantar Desain Ko munikasi Visual : 43)
58
2.1.2.7 Proporsi (Proportion) Proporsi atau perbandingan adalah merupakan perbandingan antara satu bagian dari suatu objek/komposisi terhadap bagian yang lain atau terhadap keseluruhan objek. (Kusmiati, 1999 : 13) Pengertian proporsi ada kemiripan dengan pengertian skala hanya saja uns ur proporsi tidak berdiri sendiri, melainkan selalu dikaitkan dengan ukuran objek lain yang telah diketahui sebelumnya. Dalam menciptakan karya seni/desain, seniman/ desainer harus dapat menciptakan karya yang memiliki proporsi yang bagus (proposional), sesuai dengan ukuran- ukuran perbandingan yang dianggap proposional yang mengacu pada prinsip proporsi, yaitu bagaimana menciptakan suatu karya yang serasi sehingga dapat terlihat menarik. 2.1.2.8 Skala (Scale) Skala adalah ukuran relatif dari suatu objek, jika dibandingkan terhadap objek atau elemen lain yang telah diketahui ukurannya. Pemakaian skala dimaksud untuk menciptakan keserasian dan kesatuan objek suatu desain, melalui kesamaan-kesamaan atau kontras yang dibuat dalam skala. (Kusmiati, 1999 : 14) Skala biasanya dinyatakan dengan ukuran panjang dan lebar. Elemen-elemen yang digunakan memiliki hubungan dalam skala secara konsisten. 2.1.3 Aspek Teknis Perwujudan Untuk perwujudan suatu desain diperlukan adanya suatu proses cetak yang berarti usaha untuk mereproduksi atau menyalin suatu original dengan menggunakan suatu alat/ mesin atau secara umum dikatakan “mencetak”. Yang dimaksudkan ialah mencetak teks atau gambar. Dalam teknis perwujudannya sebuah karya desain menggunakan bahan, media dan teknik cetak untuk menghasilkan karya desain yang diinginkan. Aspek teknik desain tersebut meliputi :
59
2.1.3.1 Bahan Penggunaan bahan harus sesuai dengan kebutuhan. Ada beberapa jenis bahan yang dugunakan yaitu berupa kertas, kayu, logam, plastik dan sebagainya. (Scheder, 1976 : 43). Kertas merupakan bahan yang pada umumnya dipakai dalam mewujudakan suatu rancangan desain ke media cetak. Nama kertas berasal dari bahasa Yunani “Papyros”, suatu tanaman air yang telah digunakan oleh orang-orang Mesir kuno sebagai bahan tulis menulis. Dari kata Papyros ini diturunkan menjadi kata Paper. Pabrik kertas yang pertama dibangun di Eropa pada pertengahan abad 15. sobekan kertas merupakan bahan mentah berserat. Satu-satunya alat yang dipakai menumbuk dan melumatkan serat-serat itu menjadi kertas adalah kincir angin pada waktu itu. Pada tahun 1799 seorang yang bernama Louis Robert dari Prancis memperoleh gagasan untuk membuat sebuah mesin yang akan menghasilkan kertas yang tak putus. Kertas yang panjang dan sudah berupa gulungan itu dipotong-potong menjadi lembaran dan dikeringkan. Proes tersebut masih berlaku sampai saat ini. Pembuatan kertas juga bisa digunakan bubur kertas. Bubur kertas adalah bahan mentah pokok untuk membuat semua kertas. Ditambah ramuan tambahan untuk mewarnai, membuat kuat dan tahan lama. Bubur ini hanya memilki serat pendek dan kertas yang dihasilkan sifatnya mudah robek. Kertas model ini hanya dipakai pada koran surat selebaran dan kertas buram (coklat). Bubur kertas kimiawi dibuat dengan memasak serpihan potongan kayu dalam alat pelarut untuk menyingkirkan getah, minyak dan bahan lainya. Hasil pengolahan model ini menghasilkan serat yang murni dan panjang yang akan menghasilkan kertas yang kuat. Selain itu kapas juga bisa digunakan untuk membuat bubur kertas, bubur kertas yang dihasilkan oleh kapas sangat halus sehingga kertas yang dihasilkan sangat kuat dan tahan lama. Setelah kayu, sobekan kertas menjadi bubur kertas dan dibuat menjadi serat maka bubur atau serat tersebut dibawa ke dalam satu alat penggilas, yaitu wadah yang didalamnya berisi pisau kecil yang berputar pada suatu tabung. Proses ini
60
akan menjadi serta kertas kasar sehingga akan lebih baik dalam menjalinnya ke lembaran kertas jadi nantinya. Untuk kertas yang akan digunakan dalam proses cetak mencetak maka bahan tersebut dicampur dengan bahan perekat dalam pengolahanya, namun kertas yang dihasilkan akan tidak lunak dan sedikit kaku. Pemberian tanah liat juga dilakukan dalam pencampuran ke dalam bubur kertas, ini gunanya agar kertas yang dipakai untuk kepentingan cetak mencetak tintanya mudah rekat. Adapun jenis-jenis kertas yaitu : a. Machine finished printing paper (MF Paper) Machine finished printing paper (MF Paper) merupaka kertas yang diolah lewat rol-rol penekanan, pengeringan dan pendinginan dalam mesin pembuat kertas dan meninggalkan mesin dalam bentuk jadi. b. Ke rtas licin (Calendered Paper) Kertas licin adalah kertas yang halus, bakal kertas harus melewati mesin tambahan yaitu Calendered (mesin pengepres), bakal kertas disalurkan lewat suatu sistem putar tekan meliuk yang berbentuk huruf S sistem putar tekan itu terdiri dari silinder-silinder besi dan kertas.tekanan yang tinggi dan efek gesekan membuat membuat mencapai gesekan dan kehalusan tetentu. c. Coated Paper (kertas berlapis) Kertas berlapis dihasilkan dalam mesin pembuat kertas dalam sekali jalan. Setelah bakal kertas melewati selinder pengering, kemudian disalurkan kealat pelapis dan meninggalkan mesin pembuat kertas sebagai kertas kunstdruk ( art paper ) olahan mesin. d. Karton Kertas disebut karton kalau kertas tersebut mempunyai berat berat melampui 170 gsm, untuk percetakan biasanya dipakai empat macam karton diantaranya ; 1) Karton yang tidak diputihkan, diolah mesin atau lewat mesin pengepres. 2) Karton berlapis, satu atau kedua mukanya. 3) Karton lapis (pasteboard) terdiri dari dua atau lebih lapisan yang dilekatkan bersama, dengan berat sekitar 200 gsm.
61
4) Karton Emboss adalah karton yang diberi permukaan yang khusus, dikerjakan oleh mesin embos (Embossing Calender), misalnya permukaan kertas linen atau moyif tekstur lainnya. ( Scheder,1976 : 250) Berikut adalah beberapa istilah kertas yang dipakai diantaranya : a. Rim Rim yaitu kertas yang berisi 500 lembaran kertas, yang biasanya jumlah itu dibungkus dalam kertas biasa. b. Potongan kertas ( Piece ) Potongan kertas adalah kertas dengan ukuran penuh yang dikeluarkan dari bungkusan satu Rim, dipotong menjadi ukuran untuk keperluan cetak atau pekerjaan lainya. c. Lembaran kertas Lembaran Kertas adalah lembaran – lembaran besar dan dapat dipotong – potong sesuai dengan kebutuan, tetapi setelah mencapai percetakan potongan kertas itu disebut disebut kembali lembaran. d. Sisi kempa kertas Sisi kempa kertas adalah sisi permukaan kertas yang terkena permukaan lembaran kempa pada mesin pembuat kertas, dimana sisi ini adalah sisi permukaan yang terbaik pada kertas. e. Sisi saringan kertas Sisi saringan kertas adalah permukaan kertas yang terkena jaringan kawat peda mesin pembuat kertas, pola-pola jaringan dapat dilihat nyata pada beberapa kertas dengan memegang kertas horisontal ke arah cahaya. f. Arah serat kertas Arah serat kertas adalah arah serat yang ditentukan oleh serat-serat bubur kertas yang membentuk lembaran kertas pada kertas, arah ini biasanya panjang dan bergaris tipis. Disamping istilah kertas tersebut diatas ada beberapa ukuran kertas yang dibagi menurut ukurannya. Berikut adalah beberapa jenis ukuran kertas :
62
1) Format A -
A1 ( 59.4 x 84.1 cm ).
-
A2 ( 42.0 x 59.4 cm ).
-
A3 ( 29,7 x 42,0 cm ).
-
A4 ( 21,0 x 29,7 cm ).
-
A5 ( 14,8 x 21,0 cm ).
-
A6 (10,5 x 14,8 cm )
-
A7 ( 7,4 x 10,5 cm )
2) Format B -
B0 (1000 mm x 1.414 mm)
-
B1 (707 mm x 1000 mm)
-
B2 (500 mm x 707 mm)
-
B3 (353 mm x 500 mm)
-
B4 (250 mm x 353 mm)
-
B5 (176 mm x 250 mm)
-
B7 (88 mm x 125 mm)
3) Plano dengan ukuran 65 cm x 100 cm, 69 cm x 88 cm, dan ukuran 79 cm x 109 cm. (Santosa, 2009 : 80) Negara- negara yang berbahasa inggris masih menggunakan berbagai macam ukuran kertas dan juga lebih rumit sistem yang dipakai untuk menentukan berat kertas. (Scheder, 1976 :255-259 ). Dalam fungsi, ukuran, dan kegunaan kertas yang berdasarkan atas tingkat kehalusannya dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu : a.
Kertas band ( Coated Paper ), merupakan kertas yang sifatnya mudah menerima tinta, mudah dihapus, ukuran lembarannya 21.25 x 27.5 cm.
b.
Kertas teks ( Teks Paper ), kerupakan kertas tekstur dan memiliki warna yang menarik dan biasanya digunakan untuk buku kecil dan brosur khusus. Ukurannya 62,5 x 95 cm
c.
Kertas Lapis ( Coated Paper ), kerupakan kertas yang lapisanya halus sekali dan mengkilap dan digunakan untuk cetak kualitas tinggi. Ukuran dari kertas ini adalah 62,5 x 95 cm
63
d.
Kertas sampul ( Cover Paper ), kertas yang agak tebal dan berat berlapis dan memilki warna menarik. Ukuran kertas ini adalah 50 x 65 cm
e.
Kertas Buku, Kertas yang digunakan untuk buku – buku umum dengan permukaan yang halus dan harganya lebih murah dari dari kertas teks. Ukuran dari kertas ini adalah 62,5 x 76,25 cm
f.
Kertas kartolik ( Index Paper ), kertas ini kaku dan mudah ditulisi tinta. Ukuran kertas ini adalah 56,25 x 87,5 cm
g.
Kertas Offset ( Offset Paper ), kertas ini serupa dengan kertas buku, berlapis khusus dibuat untuk kepentingan percetakan litografi offset. Ukuran kertas ini adalah 62,5 x 76,25 cm.
h.
Kertas koran ( News Print Paper ), kertas ini digunakan khusus untuk kertas koran dengan hisap air yang sangat kuat. Ukuran kertas ini adalah 60 x 90 cm.
i.
Kertas etiket ( Taq Paper ), kertas ini ada yang berwarna di salah satu permukaanya, bisa dipakai dalam segala macam cetakan. (Pujirianto, 2005 : 105)
2.1.3.2 Tehnik Produksi Produksi adalah apa yang terjadi diantara disetujuinya sebuah gagasan iklan dan waktu ketika akhirnya tampil di media yang direncanakan. Produksi cetak, siaran, dan internet semuanya memiliki karakteristik umum yang sama : mereka berawal pada reset awal, perencanaan, dan penaskahan konsep periklanan dari tim kreatif. Dalam semua kasus, tim kreatif pada umumnya bekerja pada tim produksi untuk memastikan bahwa iklan sebagaimana dibayangkan, telah benar-benar diproduksi. Produksi media cetak merangkul keahlia tersendiri menyangkut tipografi, repodruksi dan percetakan. (Lee, 1999 : 169). Proses cetak berarti usaha mereproduksi atau menyalin suatu original dengan menggunakan suatu alat / mesin atau secara umum dikatakan “mencetak “. Selalu yang dimaksud adalah mencetak teks atau gambar. (Scheder, 1977 : 160). Sebelum diuraikan perbedaan proses cetak, berikut sejarah awal ditemukan proses cetak/percetakan.
64
Proses cetak dibedakan berdasarkan prinsip kerjanya yang berbeda, yaitu: 1. Cetak Tinggi (Relief Printing) Disebut cetak tinggi karena pada acuan cetaknya permukaan bagian yang mencetak lebih tinggi dari pada bagian yang tidak mencetak. (Tapran, 2006 : 22). Cetak tinggi ada dua macam yaitu cetak letterpress dan cetak flekso. Hal yang membedakan antara cetak yaitu cetak letterpress dan cetak flekso yaitu pada acuan cetaknya. a.
Letterpress (Boekdruck)
Acuan cetaknya terbuat dari bahan yang keras. Disebut boekdruck yang berarti cetak buku. Secara historikal pada pertengahan abad ke 15 tepatnya pada tahun 1440, seorang bernama Johannes Gutenberg, memikirkan dan melakukan teknik cetak ini untuk mencetak buku dengan menyusun huruf-huruf lepas yang terbuat timah sebagai acuan cetaknya, maka dari itu proses ini dikenal sebagai cetak boedruck. (idem). Contoh produknya meliputi: formulir, nota dan pekerjaanpekerjaan sederhana.
Gambar 2.57 Bagan Mesin Letterpress (Su mber: Buku Pengantar Desain Ko munikasi Visual, 2007 : 135)
Proses cetak ini semakin jarang digunakan, karena biaya pembuatan acuan cetaknya mahal dan keterbatasan mutu produknya. b.
Cetak Flekso (Fleksografi)
Acuan cetak flekso halus dan elastis menjadikan sifat permukaannya mampu mengalihkan tinta cetak dengan viskositas yang rendah ke berbagai jenis bahan yang menyerap tinta maupun yang tidak menyerap tinta. Proses cetaknya sederhana seperti halnya cetak letterpress. (Tapran, 2006 : 24).
65
Kualitas cetaknya memenuhi tuntutan pasar, maka teknik cetak ini masih terus berkembang mengimbangi kemajuan teknik cetak lainnya. Produk-produknya berupa label, kemasan dan sebagainya.
Gambar 2.58 Gambar Mesin Flexography (Su mber: Buku Pengantar Desain Ko munikasi Visual, 2007 : 136)
2.
Cetak Datar (Lithografi Offset)
Disebut cetak datar karena pada acuan cetaknya permukaan bagian yang mencetak sama tinggi dengan bagian yang tidak mencetak. Lithografi artinya gambar pada batu solnhofen atau limestone, batu ini disebut batu litho dan proses cetak yang menggunakan batu ini disebut cetak lithografi. (Tapran, 2006: 25). Ada dua jenis cetak lithografi, yaitu: a.
Lithografi dengan pembasah dimana pada acuan cetaknya bagian yang
mencetak bersifat menyerap minyak (oleophilic) dan menolak air (hydrophobic) dan bagian yang tidak mencetak smenyerap air (hydrophilic) dan tidak menolak minyak. b.
Lithografi tanpa pembasah dimana pada acuan cetaknya bagian yang
mencetak menyerap minyak (oleophilic) dan bagian yang tidak mencetak menolak minyak (oleophobic). Proses cetak lithografi offset adalah proses alih tinta dari acuan cetak lithografi kepada bahan yang dicetak melalui silinder kain karet (blanket cylinder) yang disebut silinder offset. Cetak lithografi offset dengan pembasahan (wet offset) adalah proses cetak yang melibatkan banyak komponen dengan berbagai macam proses yang saling berkaitan. Setiap komponen dan setiap
66
prosesnya akan mempengaruhi hasil cetaknya. Oleh karena itu proses cetak offset lithografi dengan pembasahan ini bisa disebut cetak multi parameter. Acuan cetaknya disebut pelat cetak. Bahan dasar pelat cetak umumnya pelat aluminium. Ada yang dilapisi dengan bahan peka cahaya ultra violet yaitu pelat photopolymer dan pelat silver halida. Proses pembuatan pelat cetak offset lithografi ada dua cara yaitu secara manual menggunakan plate maker dan secara digital dari komputer ke platesetter yang disebut Computer To Plate (CTP). (Tapran, 2006 : 25)
Gambar 2.59 Mekanisme Cetak Offset Lithografi (Su mber : Pengantar Desain Ko munikasi Visual : 132)
Gambar 2.60 Proses dimesin Offset (Su mber : dok. Pribadi)
3.
Cetak Dalam (Gravure Printing)
Cetak dalam adalah teknologi cetak yang permukaan bagian yang mencetak pada acuan cetaknya lebih rendah dari pada bagian yang tidak dicetak. Dalam bahasa Indonesia Gravure adalah ukiran ke dalam permukaan logam yang rata. Baik itu
67
berupa teks maupun gambar. Gravure merupakan kebalikan dari relief yang gambarnya menonjol keluar. (Tapran, 2006 : 26). Acuan cetak gravure umumnya berupa silinder yang disebut silinder gravure. Bagian permukaan silinder yang rata adalah bagian yang tidak mencetak dan ukiran ke dalam menjadi bagian yang mencetak. Cetak gravure populer dengan sebutan rotogravure dan intaglio. Sedangkan acuan cetak dalam yang datar disebut klise. Proses cetaknya adalah proses cetak tidak langsung.
Gambar 2.61 Mekanisme Proses Cetak Dalam (Gravure) (Sumber : Gra fika & Teknologi Cetak Offset Lithography : 27)
4.
Cetak Saring/ Sablon (Screen Printing)
Cetak saring yaitu teknik cetak yang acuan cetaknya berupa kasa. Kasa ini merupakan kombinasi stensil dengan screen. Bagian yang mencetak pada acuan cetak bersifat tembus tinta dan bagian yang tidak mencetak tidak tembus tinta. Teknik cetak ini disebut juga cetak tembus atau cetak sablon. (Tapran, 2006 : 28). Proses cetak sablon relatif sederhana, dapat mencetak dalam jumlah kecil maupun besar. Teknik cetak ini diaplikasikan pada banyak hal, dari yang bersifat seni sampai industri. Selain itu juga, teknik cetak ini bisa digunakan untuk mencetak di atas segala dasar seperti kayu, kertas, tekstil, keramik, logam, plastik dan lain sebagainya. Dalam proses cetak sablon terdiri dari empat metode yaitu proses cetak rata ke rata (flat to flate), rata ke silinder (flat to cylnder), silinder ke silinder (cylinder to cylinder) dan menurut bentuk (body printing). (Tapran, 2006 : 29)
68
Gambar 2.62 Mekanisme proses cetak Saring (Su mber : Grafika & Teknologi Cetak Offset Lithography : 29)
Gambar 2.63 Proses Mencetak Teknik Cetak Saring (Su mber: Buku Pengantar Desain Ko munikasi Visual, 2007 : 133)
5.
Digital Printing
Merupakan suatu teknologi cetak memiliki high quality langsung dari komputer. Perbandingan kwalitas antara cetakan offset dan digital printing bukan lagi menjadi aspek utama karena ada kelebihan dan digital printing yang tidak dapat dilakukan oleh cetak offset, yaitu kecepatan (speed) dan flexibilitas. Beberapa kelebihan dari digital printing dibandingkan teknik cetak lainnya, yaitu: a. Short Run Printing Yaitu mencetak dengan oplah di bawah 1000, dalam full colour termasuk 3 lembar, 20 lembar, atau 100 lembar. b.
On Demand Printing
Yaitu mencetak sesuai dengan kebutuhan, kapan saja, dimana saja, serta dapat merubah data pada siap cetak. c.
Personalization
Yaitu memiliki kemampuan mencetak secara personal/ per individu/ per group dengan data yang bervariasi.
69
d.
Distribud Printing
Yaitu data digital dapat langsung dicetak secara bersamaan di tempat lain, segera setelah data tersebut diterima dimanapun.
Gambar 2.64 Proses Teknik Cetak Dig ital (Su mber: Buku Grafika dan Teknologi Cetak Offset Lithografy)
Tidak seperti istem cetak offset, untuk mendapatkan hasil cetak harus melewati tahap pembuatan film separasi warna, motage, platmaking, hingga proses cetak. Proses tersebut memakan waktu yang cukup lama. Apalagi terdapat perubahan, maka memerlukan waktu yang lebih lama. (Dameria, 2000 : 36) Banyak sekali cara memberi efek dalam cetakan yang akan dibuat, berikut adalah beberapa diantaranya : a.
UV (Varnish)
Yaitu memberikan lapisan tipis diatas permukaan kertas yang berfungsi sebagai pelindung dan untuk mempercantik penampilan cetakan. b.
Spot UV
Yaitu pemberian lapisan vernis pada bagian tertentu gambar yang akan dicetak c.
Die Cutting
Untuk membuat efek ini digunakan Die atau pisau yang dibentuk sesuai gambar yang akan dipotong.
70
d.
Embosse
Yaitu cetak timbul, dapat memberikan efek kertas benar- benar menyembul, akan terasa bila diraba. e.
Debose
Merupakan kebalikan dari embosse, dengan memberikan efek cekung pada kertas. f.
Special Color
Mencetak dengan menggunakan warna khusus yang tidak terdapat pada campuran warna CMYK, misalnya toka atau pantone. g.
Hot Print
Adalah mencetak dengan menggunakan warna emas atau perak, memberi efek pada huruf agar mengkilat seperti emas atau perak. h.
Line Art
Adalah gambar yang solid, berwarna hitam dan putih, tanpa ada warna abu- abu. i.
Halftones
Adalah gambar yang tercetak seperti sebuah foto hitam putih. 2.1.4 Teori Sosial Yang Mendukung Kasus Teori sosial yang akan digunakan dalam mendukung kasus ini adalah teori semiotika, kata semiotika berasal dari kata Yunani yaitu “semeion”yang berarti tanda, jadi semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda (sign), berfungsinya tanda, dan produksi makna. Tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu yang lain, oleh karena itu tanda tidak terbatas pada benda (Widyatama, 2007 : 11). Semiotik atau semiology adalah ilmu tentang tanda-tanda atau simbol. Istilah semiotik berasal dari bahasa Yunani yaitu Semeion/Sema, yang berarti tanda. Dengan demikian tentu akan mudah dipahami bahwa untuk menggambarkan suatu pesan atau informasi secara visual diperlukan suatu gambar, yang akan ditafsirkan sama oleh semua orang yang menerima pesan tersebut. Oleh karena itu, semiotik bisa dikatakan sebagai ilmu untuk memahami konteks tanda secara umum yang berlaku di masyarakat, yang akan menjadi sasaran penerima pesan. Suatu studi tentang pemaknaan semiotik menyangkut aspek-aspek budaya, adat- istiadat, atau
71
kebiasaan di masyarakat (Kusrianto, 2007 : 58). Semiotik dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: 2.1.4.1 Teori Se mantik Semantik berasal dari kata Semanien dalam bahasa Yunani yaitu: berarti, bermaksud, dan meneliti. Sedangkan semantik merupakan semiotika yang berkenaan dengan makna dan konsep. Dalam dunia Komunikasi Visual, Semantik berarti :
Meneliti dan menganalisis makna dalam visual tertentu. Visualiasi dari suatu image merupakan simbol dari suatu makna.
Makna suatu visual dan perkembangannya.
Etimologinya adalah
mempelajari perubahan dan perkembangan desain, sejarah seni dan desain, serta pergerakannya. Ditinjau berdasarkan makna, konsep, dan arti terdapat 2 aspek dalam visual image yaitu:
Aspek secara umum yaitu: suatu tanda atau simbol bisa diterima oleh setiap orang secara luas.
Pada lingkup tertentu, misalnya tanda atau simbol yang dimengerti maknanya secara kepercayaan turun-temurun atau berdasarkan adatistiadat. Contohnya: Hong Shui, Primbon (Jawa), Feng Shui, Numerologi, dll.
2.1.4.2 Teori Pragmatik Pragmatik adalah mempelajari hubungan tanda dengan pemakainya (Sachari, 2000 : 53). Jadi pragmatik yaitu hubungan fungsional yang berkenaan dengan teknis dan praktis, material atau bahan yang dipergunakan, serta efisiensi yang menyangkut
ukuran bahan,
warna
yang dipergunakan,
memproduksinya, dst (Kusrianto, 2007 : 96).
maupun teknik
72
2.1.4.3 Teori Sintatik Sintatik berasal dari kata Sintaksis (yang berasal dari bahasa Yunani Suntattein) yang berarti mengatur dan mendisiplinkan. Ketika kita menyadari adanya korelasi, kita akan mendapatkan apa yang dalam dunia desain disebut dengan kepatutan atau kepantasan. Dalam hal ini, Sintatik berkenaan dengan perpaduan, keseragaman, dan kesatuan sistem. Penerapannya sangat penting untuk menjaga citra yang baik dari sebuah rancangan dalam bentuk apa pun. Usaha itu dilakukan agar citra yang baik dapat tertanam serta dapat diingat oleh para khalayak. Di dalam kalangan desainer istilah yang digunakan adalah “benang merah” sebuah rancangan yang merujuk pada kesatuan rancangan (Kusrianto, 2007 : 89). Jadi teori semiotika dipakai oleh penulis (desainer) untuk menentukan efisiensitas pada media yang akan dibuat. Menurut Charles Sanders Pierce (1839-1914) tanda (semiotika) dibagi menjadi tiga jenis yaitu icon, indeks, simbol. Media yang akan dibuat setidaknya akan mengandung tiga jenis tanda ini,berikut penjelasan mengenai jenis tanda yang aka nada pada media yang akan dirancang dan dibuat : a.
Icon
adalah tanda yang menggambarkan kemiripan dengan suatu objek/benda yang pernah dikenal berdasarkan pengalaman, jadi icon yang ada pada media komunikasi visual yang akan dibuat adalah ilustrasi fotografi yang ada pada media tersebut, penulis menggunakan ilustrasi fotografi karena dengan ilustrasi fotografi diharapkan
mampu
memperlihatkan
ilustrasi
secara
nyata/jelas
kepada
masyarakat. b.
Indeks
adalah tanda yang memiliki hubungan sebab–akibat, indikasi, informasi/petunjuk antara tanda dengan obyek yang sangat dekat. Indeks yang ada pada media yang akan dibuat tidak lain berupa keterangan–keterangan (teks) mengenai manfaat dari pemberian ASI eksklusif itu sendiri, sehingga selain dapat mempertegas ilustrasi yang ada pada media, keterangan (teks) ini dapat memberikan informasi yang singkat, padat, dan jelas kepada khalayak sasaran.
73
c.
Simbol
adalah tanda yang telah menjadi kesepakatan/terbentuk secara konfensional di masyarakat, jadi simbol yang ada pada media yang akan dirancang dan dibuat tidak lain adalah logo dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan itu sendiri, sehingga dapat memberikan kesan kepada khalayak sasaran (masyarakat) bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan peduli terhadap tumbuh kembang anak-anak yang baik khususnya Kabupaten Tabanan. Desainer menggunakan teori ini karena dengan teori semiotika desainer dapat mengetahui bagaimana efek media yang dibuat terhadap masyarakat, apakah sudah mampu menyampaikan pesan dengan baik ke masyarakat dalam hal ini menyangkut manfaat dari pemberian ASI eksklusif. Media yang akan dibuat adalah media yang mampu untuk memberikan informasi dengan tepat sehingga membuat masyarakat akan lebih tahu mengenai manfaat yang didapatkan dengan memberikann ASI eksklusif pada bayinya. Untuk mendukung teori semiotik maka pada proses perancangan media komunikasi visual dalam upaya untuk menginformasikan kepada masyarakat di kabupaten Tabanan akan manfaat dari pemberian ASI eksklusif, penulis mempergunakan data-data yang digunakan dari hasil survey yang telah didapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan mengenai manfaat ASI eksklusif, hal ini bertujuan agar desain yang akan dibuat dapat memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti, serta sesuai dengan norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat (Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan bagian Bidang Bina Kesehatan Masyarakat). Dalam proses perancangan media komunikasi visual untuk kampanye manfaat dari pemberian ASI eksklusif, penulis menggunakan data-data survey yang didapat sebagai berikut : a.
ASI eksklusif merupakan pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan (aturan 0-4 bulan sudah tidak berlaku lagi). Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.
74
b.
Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan perkembangannya. ASI memberi semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran.
c.
Banyak hal yang menyebabkan ASI ekslusif tidak diberikan khususnya bagi ibu- ibu di Kabupaten Tabanan, hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh:
Adanya perubahan struktur masyarakat dan keluarga. Hubungan kerabat yang luas di daerah pedesaan menjadi renggang
setelah keluarga pindah ke kota. Pengaruh orang tua seperti nenek, kakek, mertua dan orang terpandang dilingkungan keluarga secara berangsur menjadi berkurang, karena mereka itu umumnya tetap tinggal di desa sehingga pengalaman mereka dalam merawat makanan bayi tidak dapat diwariskan.
Kemudahan-kemudahan
yang
didapat
sebagai
hasil
kemajuan
Teknologi pembuatan makanan bayi seperti pembuatan tepung makanan bayi, susu buatan bayi, mendorong ibu untuk mengganti ASI dengan makanan olahan lain.
Iklan yang menyesatkan dari produksi makanan bayi menyebabkan ibu beranggapan bahwa makanan- makanan itu lebih baik dari ASI
Para ibu sering keluar rumah baik karena bekerja maupun karena tugastugas sosial, maka susu sapi adalah satu-satunya jalan keluar dalam pemberian makanan bagi bayi yang ditinggalkan dirumah.
Adanya anggapan bahwa memberikan susu botol kepada anak sebagai salah satu simbol bagi kehidupan tingkat sosial yang lebih tinggi, terdidik dan mengikuti perkembangan zaman.
Ibu takut bentuk payudara rusak apabila menyusui dan kecantikannya akan hilang.
75
2.2
Data Lapangan / Data Faktual
Data lapangan/faktual merupakan data yang diperoleh berdasarkan kenyataan yang ada di lapangan atau berdasarkan keterangan yang ada dilapangan atau sebenarnya yang nantinya akan digunakan sebagai materi (sample) sebagai data pendukung saat merancang media nanti. 2.2.1 Nama Obyek Dalam penulisan Tugas Akhir ini, nama obyek yang diangkat adalah Kampanye Manfaat Pemberian Asi Eksklusif Bagi Bayi Sampai Dengan Umur 6 Bulan Melalui Media Komunikasi Visual Di Kabupaten Tabanan. Penulis tertarik mengangkat kasus ini karena masyarakat khususnya di Kabupaten Tabanan yang tingkat keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif
menduduki peringkat 6
banyak yang kurang paham dan kurangnya pengetahuan mengenai manfaat dari pemberian ASI eksklusif, selain bermanfaat untuk ibu dan bayinya (bayi lebih kebal terhadap penyakit, tumbuh kembang serta tingkat kecerdasan yang optimal, ibu yang menyusui memiliki resiko yang lebih rendah terhadap kanker rahim dan kanker payudara, dll) juga untuk keluarga, biaya lebih hemat dan murah (Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit dan tidak perlu uang untuk membeli susu formula). Apalagi belakangan ini masyarakat cukup dibuat resah dan khawatir dengan bahaya dari bakteri sakazaki yang diduga ada pada beberapa merek susu formula yang ada di pasaran saat ini. 2.2.2 Penanggung Jawab Data-data survey mengenai manfaat pemberian asi eksklusif diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan bagian Pelayanan Kesehatan serta bagian Jibang Promosi dengan Ibu I.G.A.A. Witarini Dwipayanti, S.KM 2.2.3 Lokasi Dalam penulisan pengantar Tugas Akhir ini penulis membutuhkan data mengenai Manfaat pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai dengan umur 6 bulan di kabupaten Tabanan, data-data tersebut diambil, dicari dan disurvey di Dinas
76
Kesehatan Kabupaten tabanan yang berlokasi di Jl. Gunung Agung No. 82, Tabanan-Bali, dengan tlp (0361) 811419, dan fax (0361) 815158. Berikut adalah denah lokasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan tersebut:
Gambar 2.65 Denah Lokasi Dinas Kesehatan 2.2.4 Sarana Komunikasi Yang Ada Dinas
Kesehatan
kabupaten
Tabanan
belum
memiliki
media
untuk
mengkampanyekan manfaat ASI eksklusif. Ini dikarenakan selain terbentur masalah biaya, masalah rabies dan flu burung yang menjadi paling diperhatikan oleh Dinas Kabupaten Tabanan, itu menyebabkan kurang diperhatikannya masalah pemberian ASI eksklusif di Tabanan. Satu-satunya media kampanye resmi yang dikeluarkan hanya berupa brosur mengenai pengetahuan ASI secara menyeluruh yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Provinsi Bali. 1. Aplikasi Uns ur-Uns ur Desain Komunikasi Visual Unsur-unsur media komunikasi visual yang digunakan selama ini yaitu:
77
a. Brosur
Gambar 2.66 Brosur mengenai ASI (Su mber: Foto hasil survey dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan)
Aplikasi unsur-unsur desain komunikasi visual pada brosur: 1) Ilustrasi Dalam brosur ini menggunakan ilustrasi fotografi berupa foto seorang ibu yang sedang menyusui bayinya. 2) Warna Warna yang di gunakan adalah warna primer, sekunder serta warna monokromatik yaitu biru, hijau serta merah muda. 3) Teks Teks yang digunakan adalah berupa judul, sub judul, dan Dinas terkait yang mengeluarkan brosur ini
78
4) Huruf dan Tipografi Jenis huruf yang di gunakan adalah jenis huruf Sans Serif (tak berkait). 5) Ukuran dan Bahan Brosur ini berukuran A4 atau 21,0cm x 29,7cm dengan bahan art paper 6) Teknik Untuk media brosur ini tehnik pencetakannya menggunakan tehnik offset. 2.2.5 Potensi kasus Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama dan utama bagi bayi yang belum tumbuh gigi- geliginya dan mempunyai nilai biologik yang tinggi. Kecuali sebagai zat makanan, ASI juga menjadi media untuk hubungan bayi dan ibunya. Hubungan secara psikologis dan immunologis menghantarkan kasih sayang dan perlindungan ibu kepada bayinya serta memikat kemesraan bayi terhadap ibunya sehingga terjalin hubungan yang harmonis. Manfaat dari pemberian ASI eksklusif untuk ibu dan bayinya (bayi lebih kebal terhadap penyakit, tumbuh kembang serta tingkat kecerdasan yang optimal, ibu yang menyusui memiliki resiko yang lebih rendah terhadap kanker rahim dan kanker payudara, dll) juga untuk keluarga, biaya lebih hemat dan murah (bila bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit dan tidak perlu uang untuk membeli susu formula). Apalagi belakangan ini masyarakat cukup dibuat resah dan khawatir dengan bahaya dari bakteri sakazaki yang diduga ada pada beberapa merek susu formula yang ada di pasaran saat ini. Pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Tabanan untuk saat ini (tahun 2010) untuk tingkat keberhasilan mencapai angka 36,88 % menduduki peringkat keenam dari delapan kabupaten yang ada di provinsi Bali (dikutip dari data yang ada pada Dinas Kab. Tabanan: 2010). Untuk itulah alasan penulis mengangkat judul Kampanye Manfaat Pemberian ASI Eksklusif Bagi Bayi Sampai Dengan Umur 6 Bulan Melalui Media Komunikasi Visual Di Kabupaten Tabanan sebagai usaha untuk membuat suatu media komunikasi visual yang menarik serta komunikatif yang tentunya tepat sasaran
79
untuk menginformasikan kepada masyarakat di Kabupaten Tabanan mengenai Manfaat ASI eksklusif.
2.3
Analisis dan Sintesis
Analisis sangat diperlukan untuk memperoleh kesimpulan dari permasalahan yang ada. Sedangkan sintesa adalah suatu perpaduan dari permasalahan yang ada pada latar belakang masalah yang telah dirangkum dalam analisis. 2.3.1 Analisis Analisis dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu analisis teori, analisis faktual, dan analisis wawancara. Adapaun ketiga analisis tersebut yaitu : a.
Analisis data Teori
Analisis data yang dilakukan dengan menganalisis semua pendekatan teori yang dipakai dalam perencanaan untuk mendapatkan keabsahan yang lebih ak urat di dalam proses perancangan untuk dikaji agar memperoleh positif dan negatifnya. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode analisa kualitatif komparatif. Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan data-data aktual dengan datadata faktual atau dengan memperhatikan hubungan sebab-akibat antara data aktual dengan faktual, sehingga pada nantinya bisa ditarik kesimpulan mengenai desain yang tepat digunakan sebagai dasar dalam perancangan media komunikasi visual. b.
Analisis data Faktual
Dalam perancangan Tugas Akhir ini guna mendapatkan data-data yang akurat penulis menganalisa segala permasalahan yang ada di lapangan yang berkaitan dengan penulisan. Belum pernah terdapat media kampanye yang dibuat untuk manfaat ASI eksklusif selama ini oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan, media yang tersedia hanya brosur mengenai ASI yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan provinsi Bali tahun 2007.
80
Gambar 2.67 Aplikasi unsur-unsur desain ko munikasi visual pada Brosur (Su mber: Foto hasil survey dari Dinas Kes ehatan Kabupaten Tabanan)
1) Ilustrasi Pada Brosur ini menggunakan ilustrasi fotografi berupa gambar foto Ibu yang sedang menyusui bayinya. Dengan melihat ilustrasi ini saja orang dapat menebak apa kira- kira isi brosur ini, yang berisi tentang penjelasan mengenai asi dan lainnya, itu berarti ilustrasi yang digunakan sudah tepat. 2) Warna Warna yang di gunakan dominan mengunakan warna primer dan sekunder serta warna monokromatik yaitu wana biru, hijau serta merah muda dengan dasar putih. Warna biru dan hijau memberikan kesan hidup sehat, sedangkan merah muda memberikan sedikit kesan suatu peringatan/ajakan. 3) Teks Teks yang digunakan adalah berupa judul, sub judul, Dinas terkait yang mengeluarkan brosur ini. kurang lengkap dan informatif untuk memberi tahu orang mengenai isi brosurnya.
81
4) Huruf dan Tipografi Pemilihan jenis huruf sudah terlihat baik dengan jenis huruf yang terlihat kokoh, terkesan kuat dan yang sifatnya sederhana sehingga mudah untuk dibaca, jenis huruf yang di gunakan adalah jenis huruf Sans Serif agar kata-katanya mudah untuk dibaca, selain itu jenis huruf ini memiliki jarak yang agak longgar per hurufnya, sehingga ergonomi bagi mata saat membaca teks di brosur ini. 5) Ukuran dan Bahan Brosur ini berukuran A4 atau 21,0cm x 29,7cm. Dengan bahan art paper, merupakan ukuran standar brosur agar tidak banyak terdapat kertas yang terbuang saat pemotongan sehingga menghemat biaya pencetakan. 6) Material Untuk brosur menggunakan kertas Art Paper dengan ukuran A4 atau 21 cm x 29,7cm 7) Teknik cetak Untuk media brosur tehnik pembuatan yang dibuat adalah tehnik offset, karena jumlah cetakannya cukup banyak, dengan cetak offset hasil cetakan didapat dengan waktu yang cepat serta harga yang murah. c.
Analisis data wawancara
Analisis wawancara dilakukan dengan cara bertanya pada beberapa staf yang bekerja di Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan, antara lain; Bapak I Wayan Sudiarta, M.Kes (selaku seksi di bagian Bina Gizi Masyarakat pada Bidang Bina Kesehatan Masyarakat), serta Ibu I.G.A.A Witarini Dwipa yanti, S.KM di bagian PROMKES Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan, karena dianggap tahu dan mengerti mengenai permasalahan yang ada di lapangan khususnya yang berkaitan dengan penulisan ini. Pertanyaan yang diajukan saat wawancara berupa staf jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan, denah dan lokasi kantornya, sub bidang yang menangani masalah
ASI
eksklusif,
upaya-upaya
yang
telah
dilakukan
untuk
mengkampanyekan manfaat dari pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai dengan umur 6 bulan di kabupaten Tabanan, serta media apa saja yang sudah pernah dibuat.
82
Belum ada upaya khusus dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan untuk mengkampanyekan masalah manfaat ASI eksklusif ini, yang ada saat ini hanya berupa program Posyandu secara umum, belum pernah membuat media ya ng secara khusus untuk mengkampanyekan manfaat ASI eksklusif. Maka dari itu penulis mengambil kesimpulan bahwa memang benar saat ini perlu adanya media kampanye untuk manfaat pemberian ASI eksklusif untuk menginformasikan kepada masyarakat Tabanan. 2.3.2 Sintesis Berdasarkan analisa yang telah dilakukan maka diketahui bahwa media komunikasi viaual yang digunakan sebagai sarana informasi masih kurang bahkan hampir tidak ada , untuk itu guna mencapai tujuan yang diinginkan maka akan dirancang
beberapa
media
komunikasi
visual
yang
nantinya
mampu
menginformasikan tentang manfaat pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Tabanan, adapun unsur media yang akan dirancang yaitu : 1. Media Media yang akan dirancang untuk menginformasikan manfaat pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Tabanan menggunakan media Media Lini Bawah (below the line media) saja, sebab semua media hanya digunakan pada saat penyuluhan saja. Adalah merupakan kelompok media promosi yang tidak memerlukan media luar ruang, artinya dalam hal ini tidak melibatkan pemasangan iklan di media massa dan tidak memberikan komisi kepada perusahaan iklan. Media lini bawah merupakan media yang terdiri dari media seperti direct mail, exhebition (pameran), kalender, agenda, serta media yang berupa souveneer (Kusmiati, 1999 : 23). Media- media yang akan digunakan untuk mengkampanyekan manfaat pemberian ASI eksklusif adalah media media yang dapat menarik perhatian dan beberapa diantaranya memiliki fungsi lain yang bisa digunakan dalam kehidupan seharihari. dan media yang dirancang adalah Pin, Poster, Stiker, T-Shirt, Brosur, Paper bag, X- banner, Spanduk, flyer, Katalog karya.
83
2.
Ilustrasi
Selain tehnik komputer beberapa ilustrasi yang akan di gunakan menggunakan tehnik gabungan yaitu ilustrasi tehnik fotografi yang diolah kembali di komputer, dimana menggunakan foto yang berhubungan dan menggambarkan mengenai manfaat dari pemberian ASI eksklusif dan dikomposisikan agar menarik dan komunikatif. 3. Teks Teks berisi judul (headline), sub judul (sub headline), teks isi (body copy) pada beberapa media saja, baseline dan logotype dari dinas kesehatan. secara singkat, jelas, informatif, komunikatif sehingga mudah dipahami dan cepat dimengerti. Sedangkan untuk head line teks yang digunakan adalah berupa keterangan nama (judul slogan). 4. Huruf Menggunakan tipe huruf yang mudah di baca seperti san serif dan decorative dengan jenis Arial, Bickham Script Pro Semibold, Calibri, Century Gothic, One Stroke Script LET, Trebuchet MS, Pilihan jenis huruf divariasikan sehingga terlihat indah namun tetap mudah dibaca dan tidak mengganggu informasi yang hendak dibawakan. 5. Warna Warna yang di gunakan ialah warna-warna primer, sekunder, tersier. Dalam desain yang akan di rancang akan dominan menggunakan biru dan putih sehingga dapat mewakili dari unsur kesehatan yaitu hidup sehat. Untuk proses cetaknya nanti akan menggunakan warna CMYK (yellow, magenta, cyan, key). 6. Ukuran dan Bahan Ukuran memakai satuan panjang cm, dan disesuaikan dengan jenis media agar memenuhi syarat ergonomis sehingga menarik dan nyaman dipandang. Sedangkan bahan yang digunakan harus sesuai dengan media promosi yang akan digunakan. Dan bahan yang di gunakan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan tahan lama sehingga pesan yang terkandung di dalam media dapat berfungsi lebih lama.
84
7. Tehnik Cetak Tehnik yang di gunakan dalam perancangan desain adalah menggunakan tehnik cetak offset warna (Lithography) untuk media stiker, poster, paper bag, flyer dan brosur. Sedangkan tehnik digital printing digunakan untuk mencetak pin, x-banner, dan katalog. Sedangkan untuk media T-Shirt dan menggunakan teknik cetak saring.
BAB III KONSEP DESAIN
3.1
Konsep Dasar Desain Konsep dasar perancangan dijadikan sebagai landasan pemikiran untuk
membuat suatu desain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Adapun konsep simplicity dipilih sebagai konsep dasar perancangan media komunikasi. Dalam arti kata simplicity diartikan penyampaian pesan yang tidak terlalu rumit, singkat, padat dan jelas. (Poerwadarminta, 2000 : 888). Sedangkan simple dalam bahasa Inggris mengandung arti kesederhanaan. Makin sederhana ide yang kita punya, makin mudah dimengerti dan diterima audience. Sebab iklan hanya memiliki
beberapa
detik
untuk
menyampaikan
pesan,
sehingga
perlu
penyederhanaan isi pesan. Sederhana yang dimaksud dalam hal ini bukan berarti harus sedikit, tetapi dalam memvisualisasikan desain media yang dibuat tidak terlalu berlebih dan tidak kurang sehingga mudah untuk dicerna, namun dengan catatan tidak mengurangi dan keluar dari maksud dan tujuan daripada perancangan media yang telah ditetapkan sebelumnya. Desain dari alternatif media komunikasi visual tersebut ditekankan pada penggunaan warna seperti biru (warna primer) dan putih, yang kembali ke konsep awal yaitu simplicity agar desain tidak terlihat ramai sehingga isi pesan yang terkandung di dalamnya lebih cepat dan mudah ditangkap oleh audience. Dalam visualisasi media, ilustrasi fotografi yang diberikan sedikit efek pada komputer digunakan untuk memperjelas maksud iklan dan mempermuda h orang yang melihatnya untuk mengerti, seperti ilustrasi foto bayi yang sehat yang mendapatkan ASI eksklusif dimana si bayi memiliki kekebalan tubuh yang bagus, cerdas dll . Penyampaian teks dalam hal ini juga tidak terlalu rumit, tetapi singkat, padat dan jelas agar tidak membosankan untuk dibaca namun tetap dapat dimengerti, dimana teksnya berupa headline, sub headline, baseline, serta bodycopy. Huruf yang digunakan adalah jenis huruf tak berkait (Sans Serif) yang mudah dibaca dan memiliki nilai estetis.
85
86
3.2
Pola Pikir Pola pikir merupakan langkah- langkah pemikiran dalam merancang media
komunikasi visual dari komunikator (pihak yang menyampaikan pesan) ke komunikan (penerima pesan), tujuannya adalah untuk memastikan pesan yang disampaikan agar sesuai sasarannya. Adapun pola pikir perancangannya yaitu:
Gb. 3.1 Skema Pola Pikir Dalam hal ini manusia dikatakan sebagai mahkluk sosial sehingga pasti memiliki suatu permasalahan yang bisa saja berkaitan dengan kebutuhan akan
87
suatu informasi kesehatan. Lalu ada pihak yang berfungsi sebagai penyedia informasi yaitu komunikator yang dalam kasus ini dimaksud adalah Subdin Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan. Agar informasi (pesan) yang hendak disampaikan oleh komunikator kepada komunikan (masyarakat umum) dapat menjadi informasi yang komunikatif dan informatif. Desain media yang dibuat tentunya harus berisikan informasi yang dibutuhkan oleh komunikan namun dengan catatan tetap mengacu pada peraturan serta norma-norma yang berlaku di masyarakat. Adapun visualisasi media informasi yang akan dirancang dapat berupa brosur, poster, flyer, x-banner, stiker dan jenis media lainnya yang dirasa perlu untuk kepentingan penyampaian informasi yang berkaitan dengan kampanye kesehatan.
3.3
Skema Proses Perancangan
Skema proses perancangan merupakan skema yang menjabarkan bagaimana proses awal pemilihan tema sampai akhirnya pada perwujudan desain. Adapun skema pola perancangan dari tema yang diangkat, yaitu:
88
Gb. 3.2 Skema Proses Perancangan
89
Dari bagan skema proses perancangan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: Skema proses perancangan merupakan skema yang akan dijadikan sebagai patokan dalam membuat media rancang grafis atau media desain komunikasi visual. Tema yang diangkat dalam Tugas Akhir Studio ini adalah tema sosial (kampanye kesehatan) dengan mengambil judul Kampanye Manfaat Pemberian ASI eksklusif Bagi Bayi Sampai Dengan Umur 6 Bulan Melalui Media Komunikasi Visual Di Kabupaten Tabanan, kemudian dilanjutkan dengan masalah yang dihadapi, dapat ditetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Kemudian tahapan dilanjutkan dengan identifikasi data, baik itu data aktual maupun data faktual. Setelah data-data tersebut terkumpul, barulah data dianalisis dan disintesa sehingga diperoleh jawaban media- media komunikasi visual apa saja yang sesuai dan dirasa efektif sebagai media informasi manfaat dari pemberian asi eksklusif. Tahapan selanjutnya adalah proses kreatif dengan membuat alternatif pra desain masing- masing media yang disesuaikan dengan kriteria dan uns urunsur desain, kemudian dilakukan analisa pra desain sehingga diperoleh desain terpilih. Desain terpilih kemudian diwujudkan sesuai dengan teknik cetak, alat dan bahan yang disesuaikan dengan keperluan masing- masing media. Kemudian setelah melewati proses perwujudan maka akan diperoleh wujud media yang akhirnya siap untuk didistribusikan. Tahapan distribusi merupakan tahapan penyebaran media yang sudah jadi ke masyarakat sasaran.
3.4
Strategi Media Strategi kreatif memfokuskan pada apa yang harus dikomunikasikan yang
akan memandu pengembangan seluruh pesan yang digunakan dalam kampanye atau mempromosikan sebuah iklan. Media tersebut adalah berupa Poster, Spanduk, Flyer, X- Banner, yang akan dipasang ditempat keramaian atau di rumah sakit dan puskesmas-puskesmas, sedangkan media lainnya berupa Pin, Stiker, T-Shirt, Paper bag, Brosur digunakan sebagai merchandise atau dibagikan pada saat penyuluhan ke masyarakat.
90
3.4.1 Khalayak Sasaran Merupakan sasaran dari tujuan perancangan media komunikasi visual yang ingin dicapai. Adapaun sasaran/audience ini dapat dilihat dari beberapa sisi, yaitu: 3.4.1.1 Demografi Masyarakat dikelompokkan berdasarkan variabel- variabel pendapatan, jenis kelamin, pendidikan, jumlah pendududk, usia, ukuran, keluarga, siklus hidup keluarga, pekerjaan, agama, ras, generasi, kewarganegaraan dan kelas sosial (Suyanto, 2004 : 3) Ditinjau dari faktor demografi, media yang dirancang diperuntukkan untuk seluruh lapisan masyarakat, dan informasi mengenai manfaat dari pemberian ASI eksklusif. 3.4.1.2 Geografi Merupakan pembagian Masyarakat menjadi unit-unit geografis yang berbeda, misalnya wilayah, negara bagian, provinsi kota dan kepulauan. (Suyanto, 2004 : 2). Segi geografi yang berubah berkenaan dengan daerah, besarnya kota atau area metropolitan, kepadatan (urban, pinggir kota, pedesaan) dan iklim atau semua hal yang menyangkut faktor geografi. Berdasarkan geografi maka sasaran yang diinginkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan adalah seluruh daerah baik dari pedesaan, perkotaan, maupun pegunungan ataupun masyarakat pesisir di Kabupaten Tabanan. 3.4.1.3 Psikografi Mengelompokkan Masyarakat dalam variabel gaya hidup, nilai dan kepribadian. (Suyanto, 2004 : 4) Kepribadian berkaitan dengan faktor kejiwaan, maka daripada itu mediamedia yang dibuat hendaknya disesuaikan dengan kondisi kejiwaan masyarakat yang seperti diketahui sebagian besar orang cenderung lebih senang melihat daripada membaca apabila melihat suatu tampilan media untuk memperoleh
91
informasi. Oleh sebab itu media yang dibuat hendaknya menampilkan unsur gambar yang lebih dominan dibandingkan unsur teksnya. 3.4.1.4 Behaviour Dalam strategi media, behaviour dari masyarakat sangat perlu kita perhatikan karena hal ini akan berpengaruh terhadap media yang digunakan untuk sosialisasi. Behaviour disini meliputi kesukaan dan kebutuhan masyarakat akan sesuatu. Jadi dalam media, diharapkan mempunyai suatu daya tarik pesan yang mampu mempengaruhi (persuasif), mengajak, dan membujuk masyarakat ataupun dapat menginformasikan kepada masyarakat tentang manfaat dari pemberian Asi Eksklusif. 3.4.2 Panduan Media Media yang digunakan sebagai solusi di dalam mempengaruhi/mengajak masyarakat agar memberikan Asi eksklusif kepada bayi mereka dengan manfaat yang diperoleh, oleh Dinas Kabupaten Tabanan antara lain: 3.4.2.1 Flyer Flyer adalah bahan promosi yang dibuat dalam bentuk selebaran. Merupakan media pengumuman untuk memberitahukan sesuatu pesan kepada khalayak sasaran dengan cara ditaruh di tempat umum atau dibagi-bagikan. Berbentuk lembaran kertas dengan media gambar pada 1 atau 2 sisi. (Nuradi dkk, 1996:67). 3.4.2.2 Poster Poster di tinjau dari segi etimologinya, berasal dari kata to post yang berarti mengumumkan surat tempelan. Poster dapat pula berarti media grafis yang memuat unsur teks dan gambar/ilustrasi yang dipasang atau ditempel pada dinding (Pujirianto,2005:16). Poster akan menjadi media promosi yang efektif bila didukung oleh unsur-unsur desain komunikasi visual yang menarik akan langsung bisa menjadi pusat perhatian dan akan menjadi media yang sangat efektif untuk mengkampanyakan manfaat dari pemberian ASI eksklusif.
92
.Poster dapat dicetak dalam jumah banyak dengan biaya yang terjangkau guna menarik perhatian orang agar menerima pesan yang di sampaikan. 3.4.2.3 X-Banner Merupakan media komunikasi grafis yang dibuat dari kertas dan dipasang dengan direntangkan dengan plastik yang berbentuk X sebagai penyangga. (Pujiriyanto, 2005 : 45). X-Banner ini merupakan media promosi yang efektif bila diletakkan di tempattempat strategis/tempat yang ramai misal pada rumah sakit, puskesmas-puskesmas dan dibalai desa tempat mengadakan penyuluhan-penyuluhan yang berhubungan dengan manfaat yang didapatkan dengan memberikan ASI eksklusif. 3.4.2.4 Paper bag Tas belanjaan berbahan kertas yang yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda kecil dan ringan (Sigit Santoso, Advertising Guide Book, 2002). 3.4.2.5 T-Shirt Merupakan media komunikasi grafis yang dicetak diatas kain katun atau TC. Cara mencetaknya adalah menggunakan teknik cetak saring atau sablon. Bagian yang tercetak biasanya bagian depan dan bagian belakang. Unsur-unsur yang digunakan meliputi warna, teks, dan ilustrasi. (Pujiriyanto, 2005 : 28). Fungsi T’Shirt adalah sebagai benda pakai yang dapat digunakan secara berulangulang dalam jangka waktu yang lebih lama, sehingga promosi/informasi yang terdapat pada media ini juga akan dilakukan secara berulang-ulang juga. Apalagi ditunjang dengan desain yang unik dan menarik akan menjadi media yang sangat efektif untuk mengkampanyekan manfaat dari pemberian ASI eksklusif. 3.4.2.6 Stiker Merupakan lembaran kecil berupa kertas atau plastik yang bisa direkatkan atau ditempel. (Alwi, 2002:1091). Termasuk media paling efektif karena bisa direkatkan dimana saja tetapi kekurangan media ini tidak dapat memuat banyak informasi karena ukurannya yang terbatas. Pesan yang ditampilkan pada stiker
93
sangat beragam. Mulai dari nama produk, organisasi, sampai dengan kalimat himbauan, ajakan, petunjuk-petunjuk tertentu, dan bahkan ada yang menyertakan gambar-gambar tertentu. Kendati begitu beragam bentuk dan pesan yang muncul, setidaknya sebagai media komunikasi visual striker mempunyai fungsi atau manfaat sebagai berikut: a. Mengkomunikasikan citra suatu organiasasi (nama, logo atau bahkan corporate colour) dan biasanya dalam rangka membangun citra. b. Mengkomunikasikan pesan-pesan tertentu seperti: ajakan, himbauan, perintah, penolakan, petunjuk-petunjuk atau semboyan. c. Mengkomunikasikan foto atau image tertentu: tokoh, bayi, buah-buahan, binatang dan lain- lain. 3.4.2.7 Pin Merupakan salah satu media promosi yang berbentuk seperti lencana ada peniti atau semacam jarum penyemat di bagian belakangnya. Pin merupakan suatu media promosi yang tergolong cukup efektif dalam memberikan informasi kepada khalayak sasaran mengenai manfaat pemberian ASI eksklusif karena pin dapat disematkan dimana- mana baik di baju, tas, dll. Selain untuk media promosi, pin juga merupakan aksesoris yang cukup menarik. 3.4.2.8 Spanduk Merupakan media kain rentang yang berisi slogan, propaganda, atau berita yang perlu diketahui umum. (Alwi, 2001 : 1086) Jenis media promosi luar ruang yang pada umumnya diletakkan di tepian jalan atau perempatan. Bentuknya memanjang dan dapat digunakan sebagai media komunikasi yang efektif untuk mengkampanyekan manfaat dari pemberian ASI eksklusif. 3.4.2.9 Katalog Pame ran Katalog merupakan media komunikasi grafis berbentuk buku yang didalamnya berisi aneka jenis produk, harga, formulasi dan cara penggunaanya. (Ibid, 2005 : 20)
94
Katalog pameran berisi daftar desain media komunikasi visual yang dibuat oleh penulis mengenai manfaat asi eksklusif.
3.5
Program Tayangan Media Program tayangan media yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Tabanan dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat akan manfaat dari pemberian Asi Eksklusif bagi bayi sapai dengan umur 6 bulan dapat dilihat pada tabel berikut: Jenis Media 1. Poster
Kapan
Dimana
Frekuensi
pada saat
di Rumah Sakit,
ditempel pada
melakukan
Puskesmas-
waktu acara
program
puskesmas, dan
penyuluhan dan
penyuluhan-
Balai Desa di
bisa tetap dipasang
penyuluhan.
pemukiman warga
di tempat-tempat umum semisal rumah sakit, puskesmas, dll.
2. Flyer
pada saat
di Rumah Sakit,
dibagikan pada
melakukan
Puskesmas-
waktu acara
program
puskesmas, dan
penyuluhan dan
penyuluhan-
Balai Desa di
bisa disediakan di
penyuluhan.
pemukiman warga
tempat-tempat umum semisal rumah sakit, puskesmas, dll.
3. Brosur
pada saat
di Rumah Sakit,
dibagikan pada
melakukan
Puskesmas-
waktu acara
program
puskesmas, dan
penyuluhan dan
95
penyuluhan-
Balai Desa di
bisa disediakan di
penyuluhan.
pemukiman warga
tempat-tempat umum semisal rumah sakit, puskesmas, dll.
4. Spanduk
pada saat
di Rumah Sakit,
dipasang pada
melakukan
Puskesmas-
waktu acara
program
puskesmas, dan
penyuluhan dan
penyuluhan-
Balai Desa di
bisa terus dipasang
penyuluhan.
pemukiman warga
di tempat-tempat umum semisal rumah sakit, puskesmas, dll.
5. X-Banner
pada saat
di Rumah Sakit,
digunakan pada
melakukan
Puskesmas-
waktu acara
program
puskesmas, dan
penyuluhan dan
penyuluhan-
Balai Desa di
bisa terus
penyuluhan.
pemukiman warga
ditempatkan di tempat-tempat umum semisal rumah sakit, puskesmas, dll.
6. T’Shirt
pada saat
di Rumah Sakit,
digunakan oleh
melakukan
Puskesmas-
petugas pada waktu
program
puskesmas, dan
acara penyuluhan
penyuluhan-
Balai Desa di
dan dapat
penyuluhan.
pemukiman warga
dibagikan terbatas sebagai souvenir
96
7. Pin
pada saat
di Rumah Sakit,
digunakan oleh
melakukan
Puskesmas-
petugas pada waktu
program
puskesmas, dan
acara penyuluhan
penyuluhan-
Balai Desa di
dan dapat dibagi -
penyuluhan.
pemukiman warga
bagikan sebagai souvenir
8. Stiker
9. Paperbag
10. Katalog
pada saat
di Rumah Sakit,
melakukan
Puskesmas-
sebagai souvenir di
program
puskesmas, dan
tempat acara
penyuluhan-
Balai Desa di
penyuluhan
penyuluhan.
pemukiman warga
dibagi-bagikan
di Rumah Sakit,
dibagi - bagikan
pada saat
Puskesmas-
sebagai souvenir di
melakukan
puskesmas, dan
tempat acara
program
Balai Desa di
penyuluhan
penyuluhan
pemukiman warga
digunakan pada
disediakan di lokasi
digunakan hanya
waktu ujian akhir
ujian Tugas Akhir
pada saat ujian TA
TA
3.6
dibagi - bagikan
berlangsung
Strategi Kreatif Strategi adalah siasat, taktik, langkah- langkah atau kebijakan-kebijakan
yang ditempuh untuk mencapai tujuan dan strategi kreatif adalah kebijakan yang akan dilakukan terhadap paduan kreatif (creative mix).
97
3.6.1 Isi Pesan Pesan atau informasi yang akan disampaikan hendaknya memberikan informasi atau keterangan yang berkaitan dengan manfaat pemberian ASI eksklusif kepada khalayak sasaran. 3.6.2 Bentuk Pesan Bentuk pesan yang bersifat informal dan komunikatif agar lebih menarik dan mudah dimengerti oleh kalayak sasaran dalam kalimat-kalimat sederhana dengan menggunakan bahasa Indonesia. 3.6.3 Strategi Visual Ilustrasi yang ditampilkan adalah berupa ilustrasi fotografi bagaimana manfaat dari Pemberian ASI eksklusif yang diolah dengan bantuan komputer agar tampilan terlihat lebih menarik dan komunikatif. 3.6.4 Gaya Vis ual Guna menarik minat khalayak sasaran untuk memperhatikan is i pesan yang disampaikan sehingga khalayak yang menjadi sasaran bisa terpengaruh dan memudahkan di dalam memahami isi pesan, maka gaya visual yang akan ditampilkan yaitu gaya visual ilustratif, dimana setiap media yang dibuat mengandung ilustrasi yang berkaitan dengan kampanye manfaat Asi Eksklusif dan tidak keluar dari konsep dasar yang telah ditentukan yaitu simplicity (penyampaian pesan yang tidak terlalu rumit, singkat, padat dan jelas) untuk mendukung keseluruhan unsur dalam media sehingga menciptakan kesatuan (unity). 3.6.5 Material Akan diuraikan jenis material yang digunakan dalam perwujudan dari masing- masing media yang dirancang, yaitu: 1)
Paperbag
: Artpaper 210 gsm
2)
Poster
: Art Paper 150 gsm.
3)
Flyer
: Art Paper 150 gsm.
4)
X-Banner
: Pvc gliter
98
5)
Spanduk
: Coley Bright.
6)
T-Shirt
: Bahan katun combed 20’s
7)
Stiker
: Stiker Bontax 100 gsm
8)
Pin
: Plastik
9)
Brosur
: Art Paper 150 gsm.
10)
Katalog
: Art Paper 260 gsm.
BAB IV VISUALISASI DESAIN
Pada Bab ini akan dibahas visualisasi media yang dibuat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya manfaat pemberian ASI eksklusif, khususnya di Kabupaten Tabanan.
4.1. Flyer 4.1.1 Uns ur Visual Desain a. Ilustrasi Ilustrasi yang ditampilkan pada media flyer yaitu ilustrasi tehnik gabungan yang digunakan pada ilustrasi fotografi wajah bayi yang terlihat sehat dan ceria. Ditampilkannya ilustrasi logotype ASI eksklusif, logotype Bakti Husada dan Pemkab. Tabanan pada media flyer ini sebagai petunjuk bahwa Dinas Kesehatan kabupaten Tabanan juga mendukung program kampaye pemberian ASI eksklusif khususnya di Kabupaten Tabanan. b. Teks Teks yang digunakan pada flyer adalah, ”apakah ASI eksklusif?” yang juga merupakan headline dari flyer ASI eksklusif tersebut, kemudian teks “ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan…” sebagai bodycopy yang merupakan pengertian dari ASI eksklusif. Kemudian di bagian bawah flyer tertera logotype dan informasi mengenai alamat lokasi, nomor telepon Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan. c. Tipografi Jenis huruf/tipografi yang digunakan dalam media flyer ini adalah Trebuchet MS pada isi pesannya. Penggunaan teks sengaja dibuat sederhana sehingga mampu menyampaikan informasi dengan cepat dan jelas, memberikan kesan modern namun tetap mudah dibaca.
99
100
d. Warna Warna yang digunakan pada media flyer lebih didominasi oleh warna putih. Sedangkan warna lain yang digunakan adalah warna biru pada warna teks dan juga logotype dari ASI eksklusif agar terlihat jelas dan mudah dibaca, sebab warna putih dan biru mampu memberikan kesan yang bersih dan higenis sehingga sangat cocok sekali untuk kampanye di bidang kesehatan. Sedangkan pada logotype Bakti Husada dan Pemda. Kabupaten Tabanan menggunakan warna hijau yang intensitasnya tidak terlalu banyak. e. Bentuk Fisik Bentuk fisik dari media flyer adalah persegi panjang dengan ukuran 22.5 cm x 10 cm.
Gambar 4.1 Bentuk fisik flyer
f. Bahan Aplikasi bahan yang digunakan untuk media flyer ini yaitu art paper 150 gsm. Dengan tekstur glossy dan hasil cetak yang tajam, bahan ini memiliki kualitas cetak yang baik untuk flyer. g. Tehnik Cetak Tehnik Cetak yang digunakan dalam mewujudkan media flyer ini adalah tehnik cetak offset.
101
4.1.2 Kreatif Desain Pada proses kreatif flyer dibuat tiga alternatif desain yang kemudian dipilih salah satu desain sebagai desain terpilih. Disain flyer ini dipilih karena komposisinya dianggap paling menarik. 4.1.3 Tampilan Desain Dari hasil alternatif desain, dapat ditampilkan desain terpilih sebagai berikut:
Gambar 4.2 Media flyer Skala 1 : 2
Nama Media : flyer Ukuran
: 22.5 cm x 10 cm
Bahan
: Art Paper 150 gsm
Tehnik Cetak : Offset Media flyer ini dibuat dengan bentuk landscape agar terkesan lebar. Daya tarik utama yang ditampilkan media ini yaitu pada ilustrasi foto wajah bayi yang terlihat tampak sehat dan ceria. Sedangkan konsep simplicity dapat dilihat dari keseluruhan komposisi desain yang tidak terlalu ramai, sederhana dan penyampaian pesannya tidak rumit sehingga dapat dengan mudah dimengerti dan diterima audience. 4.1.4 Biaya Kreatif Biaya produksi pembuatan flyer dihitung 1.000 lembar untuk diedarkan yaitu: Kertas artpaper 150 gsm 300 lembar
= Rp.
300.000
Film 22.5 x 10 x 35 x 4 pcs
= Rp.
44.100
102
Plat Rp. 25.000 x 4 pcs
= Rp.
100.000
Ongkos cetak 500-1.000 lembar
= Rp.
650.000
Biaya potong kertas
= Rp.
25.000
Biaya disain
= Rp.
200.000 +
Total
Rp. 1.319.100
Dibulatkan menjadi
Rp. 1.350.000
(harga mengacu pada percetakan Multimedia) 4.2
X-Banne r
4.2.1 Uns ur Visual Desain a. Ilustrasi Ilustrasi yang digunakan pada media x-banner ini menampilkan foto anak yang sedang berkomunikasi dengan menggunakan handphone dan ilustrasi bayi yang sedang minum ASI, sebab bayi yang minum ASI eksklusif kepandaiannya lebih tinggi daripada anak yang minum susu formula. Sedangkan untuk mewakili konsep
“simplicyty”
ilustrasi
yang
digunakan
tidak
terlalu
banyak,
polos/sederhahana sebab yang lebih ditonjolkan ialah pesan yang ingin disampaikan. Ditampilkannya ilustrasi logotype ASI eksklusif, logotype Bakti Husada dan Pemkab. Kabupaten Tabanan pada media x-banner ini sebagai petunjuk bahwa Dinas Kesehatan kabupaten Tabanan juga mendukung program kampaye pemberian ASI eksklusif khususnya di Kabupaten Tabanan. b. Teks Teks yang digunakan pada x-banner adalah, ”manfaat ASI untuk bayi?” yang juga merupakan headline dari x-banner ASI eksklusif tersebut, kemudian teks “IQ pada bayi ASI lebih tinggi…” sebagai bodycopy yang yang merupakan manfaat dari pemberian ASI eksklusif. Kemudian di bagian bawah x-banner tertera logotype dan informasi mengenai alamat lokasi, nomor telepon Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan. c. Tipografi Jenis huruf/tipografi yang digunakan dalam media x-banner ini adalah Trebuchet MS pada isi pesannya. Penggunaan teks sengaja dibuat sederhana
103
sehingga mampu menyampaikan informasi dengan cepat dan jelas, memberikan kesan modern namun tetap mudah dibaca. d. Warna Warna dominan yang digunakan pada media x-banner adalah warna biru bergradasi ke warna putih, sehingga terkesan simple dan ringan. Sedangkan logotype dari ASI eksklusif agar terlihat jelas dan mudah dibaca, sedangkan pada logotype Bakti Husada dan Pemda. Tabanan menggunakan warna hijau yang intensitasnya tidak terlalu banyak. e. Bentuk Fisik Bentuk fisik dari media x-banner adalah berbentu persegi panjang dengan ukuran 160 cm x 60 cm. Posisinya potrait yang mana direntangkan dengan tiang penyangga yang berbentuk X.
Gambar 4.3 Bentuk fisik X-Banner
f.
Bahan
Bahan yang digunakan untuk mewujudkan media x-banner ini adalah bahan pvc gliter. g.
Tehnik Cetak
karena media x-banner dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, tehnik cetak yang digunakan adalah tehnik cetak digital printing.
104
4.2.2 Kreatif Desain Pada proses kreatif desain x-banner dibuat tiga alternatif desain yang kemudian dipilih salah satu desain sebagai desain terpilih. Desain x-banner ini dipilih karena komposisinya dianggap lebih menarik jika dibandingkan dengan dua alternatif lainnya. Ilustrasi yang digunakan dikomposisikan lebih dinamis dibandingkan alternatif yang lain sehingga menjadi lebih menarik. 4.2.3 Tampilan Desain Dari hasil alternatif desain, dapat ditampilkan desain terpilih sebagai berikut:
Gambar 4.4 Media X-Banner Skala 1 : 10
105
Nama Media : x-banner Ukuran
: 160 cm x 60 cm
Bahan
: pvc gliter
Tehnik Cetak : Digital Printing X-Banner ini dibuat dengan bahan pvc gliter karena lebih ergonomis dalam pemasangannya yang mana akan direntangkankan kemudian di belakangnya terdapat tiang penyangga yang berbentuk huruf X. Ilustrasi yang digunakan adalah ilustrasi yang dibuat dengan tehnik fotografi, penampilan ilustrasi fotografi digunakan agar media tersebut menarik. Selain itu, juga bersifat sebagai daya tarik yang informatif yaitu menginformasikan mengenai manfaat dari pemberian ASI eksklusif. 4.2.4 Biaya Kreatif Biaya produksi pembuatan x-banner dengan harga 1 set Rp.125.000 Pembuatan 30 pcs = 30 x Rp. 125.000
= Rp. 3.750.000
Biaya disain
= Rp.
Total biaya
= Rp. 4.050.000
300.000 +
(harga mengacu pada Niti Mandala digital printing) 4.3
Stiker
4.3.1 Uns ur Visual Desain a. Ilustrasi Ilustrasi yang digunakan pada media stiker ini menampilkan logotype ASI eksklusif, yang digunakan untuk menampilkan identitas identitas dari ASI eksklusif tersebut agar terlihat lebih menonjol, dan menggunakan teknik ilustrasi komputer, berupa ilustrasi ibu yang sedang menyusui bayinya. b. Teks Teks yang digunakan pada media stiker berisikan himbauan dan ajakan “berilah ASI eksklusif kepada bayi anda”, yang mewakili pengertian bahwa mari dengan memberikan ASI eksklusif akan memberikan banyak manfaat pada bayi.
106
c. Tipografi Jenis huruf/tipografi yang digunakan dalam media stiker ini adalah Trebuchet MS pada isi pesannya. Penggunaan teks sengaja dibuat sederhana sehingga mampu menyampaikan informasi dengan cepat dan jelas, memberikan kesan modern namun tetap mudah dibaca. d. Warna Warna yang digunakan pada media stiker adalah perpaduan antara warna biru dan putih, Sedangkan pada teks digunakan warna putih agar terlihat lebih kontras dan mudah dibaca. e. Bentuk Fisik Bentuk fisik media stiker ini adalah berbentuk persegi panjang dengan ukuran 10 cm x 8 cm.
Gambar 4.5 Bentuk stiker
f. Bahan Bahan yang digunakan pada media stiker ini adalah stiker bontax. g. Tehnik Cetak Tehnik cetak yang digunakan adalah tehnik cetak offset karena teknik cetak ini lebih cepat dan efisien dimana dalam pembuatannya dibutuhkan dalam jumlah yang banyak. 4.3.2 Kreatif Desain Pada proses kreatif desain stiker dibuat tiga alternatif desain yang kemudian dipilih salah satu desain sebagai desain terpilih. Desain stiker ini dipilih karena komposisi dan pemakaian intensitas warna yang lebih simpel, Intensitas ilustrasi
107
& teks yang digunakan dinilai tepat sehingga tidak terlalu penuh sehingga dapat mengurangi nilai artistik desain itu sendiri. 4.3.3 Tampilan Desain Dari hasil alternatif desain, dapat ditampilkan desain terpilih sebagai berikut:
Gambar 4.6 Media Stiker Skala 1 : 1
Nama Media : Stiker Ukuran
: 10 cm x 8 cm
Bahan
: stiker bontax
Tehnik Cetak : Offset Stiker ini dibuat dalam bentuk landscape agar logotype berkesan menghadap ke teks, mengajak untuk memberikan ASI eksklusif. 4.3.4 Biaya Kreatif Biaya produksi pembuatan stiker : Dibutuhkan 200 lembar stiker bontak A3
= Rp. 1.000.000
Biaya cetak 200 lembar
= Rp.
800.000
Biaya disain
= Rp
200.000 +
Total biaya
= Rp. 2.000.000
(harga mengacu pada percetakan Multimedia)
108
4.4. Poster 4.4.1 Uns ur Visual Desain a. Ilustrasi Ilustrasi yang digunakan pada media poster ini menampilkan foto-foto wajah bayi yang terlihat sehat dan ceria. Selain itu ada juga ilustrasi bayi yang sedang minum ASI. Ilustrasi logotype diposisikan pada bagian atas poster digunakan untuk menampilkan identitas masing- masing dari ASI eksklusif, Bakti Husada, dan Pemda.Kabupaten Tabanan. b. Teks Teks yang digunakan pada media poster adalah ”manfaat ASI untuk bayi” yang merupakan headline dari poster tersebut, kemudian teks “merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik” sebagai bodycopy yang mewakili pengertian bahwa ASI mengandung semua zat, gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama. Kemudian berisikan teks informasi mengenai alamat lokasi, nomor telepon Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan. c. Tipografi Jenis huruf/tipografi yang digunakan dalam media poster ini adalah Trebuchet MS pada isi pesannya. Penggunaan teks sengaja dibuat sederhana sehingga mampu menyampaikan informasi dengan cepat dan jelas, memberikan kesan modern namun tetap mudah dibaca. d. Warna Warna dominan yang digunakan pada media poster adalah biru, warna tersebut merupakan warna ciri khas dari ASI eksklusif. Sedangkan warna lain yang dipakai adalah warna putih pada teks dan logotype untuk ASI eksklusif agar terlihat lebih kontras dan mudah dibaca, sedangkan pada logotype Bakti Husada dan Pemda. Kabupaten Tabanan menggunakan warna hijau yang intensitasnya tidak terlalu banyak. e. Bentuk Fisik Bentuk fisik dari media promosi poster adalah persegi panjang dengan ukuran 29.7 cm x 45 cm
109
Gambar 4.7 Bentuk fisik poster
f. Bahan Bahan yang digunakan untuk mewujudkan media poster ini adalah bahan kertas art paper 150 gsm. g. Tehnik Cetak Tehnik cetak yang digunakan untuk mewujudkan media poster ini adalah tehnik cetak offset karena tehnik cetak ini lebih cepat dan efisien dimana dalam pembuatannya dibutuhkan dalam jumlah yang banyak. 4.4.2 Kreatif Desain Pada proses kreatif desain poster dibuat tiga alternatif desain yang kemudian dipilih salah satu desain sebagai desain terpilih. Desain poster ini dipilih karena warna yang menarik, komposisi yang tepat dan intensitas ilustrasi & teks yang digunakan dinilai mampu mewakili informasi yang ingin disampaikan. 4.4.3 Tampilan Desain Dari hasil alternatif desain, dapat ditampilkan desain terpilih sebagai berikut:
110
Gambar 4.8 Media Poster Skala 1 : 4
Nama Media : Poster Ukuran
: 29.7 cm x 45 cm
Bahan
: Art Paper 150 gram
Tehnik Cetak : Offset Konsep poster ini dibuat dengan gaya yang simpel, agar penyampaian pesan dapat dengan mudah dimengerti oleh audiens. Ilustrasi yang digunakan adalah ilustrasi yang dibuat dengan tehnik fotografi, penampilan ilustrasi fotografi digunakan agar media tersebut menarik. Selain itu, juga bersifat sebagai daya tarik yang informatif yaitu menginformasikan mengenai manfaat dari pemberian ASI eksklusif. 4.4.4 Biaya Kreatif Biaya produksi pembuatan poster dihitung 500 lembar untuk disebarkan : 65 lembar kertas artpaper 150 gsm ukuran A0
= Rp. 350.000
Film 39.7 x 45 cm x 150 x 4 pcs
= Rp. 748.440
Plat Rp. 25.000 x 4 pcs
= Rp. 100.000
Ongkos cetak 500-1000 lembar
= Rp. 650.000
111
Biaya potong kertas
= RP.
25.000
Biaya desain
= Rp. 300.000 +
Total biaya
Rp.2.173.440
Dibulatkan menjadi
Rp.2.200.000
(harga mengacu pada percetakan Multimedia) 4.5
Pin
4.5.1 Uns ur Visual Desain a. Ilustrasi Ilustrasi yang digunakan pada media pin ini menampilkan logotype ASI eksklusif, yang digunakan untuk menampilkan identitas identitas dari ASI eksklusif tersebut agar terlihat lebih menonjol, dan menggunakan teknik ilustrasi komputer, berupa ilustrasi ibu yang sedang menyusui bayinya. b. Teks Teks yang digunakan pada media pin berisikan himbauan dan ajakan “berilah ASI eksklusif kepada bayi anda”, yang mewakili pengertian bahwa mari, dengan memberikan ASI eksklusif akan memberikan banyak manfaat pada bayi. c. Tipografi Jenis huruf/tipografi yang digunakan dalam media pin ini adalah Trebuchet MS pada isi pesannya. Penggunaan teks sengaja dibuat sederhana sehingga mampu menyampaikan informasi dengan cepat dan jelas, memberikan kesan modern namun tetap mudah dibaca. d. Warna Warna yang digunakan pada media pin adalah perpaduan antara warna putih dan biru, Sedangkan pada teks digunakan warna biru agar terlihat lebih kontras dan mudah dibaca. e. Bentuk Fisik Bentuk fisik media pin ini adalah berbentuk lingkaran dengan ukuran berdiameter 5.5 cm.
112
Gambar 4.9 Bentuk p in
f. Bahan Bahan yang digunakan pada media pin ini adalah Plastik g. Tehnik Cetak Tehnik cetak yang digunakan adalah tehnik cetak offset karena teknik cetak ini lebih cepat dan efisien dimana dalam pembuatannya dibutuhkan dalam jumlah yang banyak. 4.5.2 Kreatif Desain Pada proses kreatif desain pin dibuat tiga alternatif desain yang kemudian dipilih salah satu desain sebagai desain terpilih. Desain pin ini dipilih karena komposisi dan pemakaian intensitas warna yang menarik, Intensitas ilustrasi & teks yang digunakan dinilai tepat untuk mewakili konsep ”simplycity”. 4.5.3 Tampilan Desain Dari hasil alternatif desain, dapat ditampilkan desain terpilih sebagai berikut:
Gambar 4.10 Media Pin Skala 1 : 1
113
Nama Media : Pin Ukuran
: diameter 5.5 cm
Bahan
: Plastik
Tehnik Cetak : Offset Pin ini dibuat dalam bentuk yang sederhana, dengan komposisi ilustrasi yang dibuat menghadap ke teks, mengajak untuk memberikan ASI eksklusif. 4.5.4 Biaya Kreatif Biaya produksi pembuatan pin, dihitung 500 pcs untuk diedarkan: Harga 1 pcs Rp.4500 x 500
= Rp. 2.250.000
Biaya desain
= Rp.
Total biaya
200.000 +
Rp. 2.450.000
(harga mengacu pada Niti Mandala digital printing) 4.6
Paperbag
4.6.1 Uns ur Visual Desain a. Ilustrasi Ilustrasi yang digunakan pada media Paperbag ini menampilkan ilustrasi wajah bayi yang terlihat sehat dan ceria pada bagian depan paperbag logotype ASI eksklusif juga tertera di bagian depan, sedangkan untuk bagian belakang juga terdapat ilustrasi fotografi seorang bayi dan logotype ASI eksklusif yang dibuat transparan ibauat cukup besar sebagai background. Logotype recycle tertera di bagian samping Paperbag ASI eksklusif tersebut. b. Teks Teks yang digunakan pada media Paperbag adalah, ”berilah ASI eksklusif kepada bayi anda” pada bagian depan, dan di bagian belakang terdapat teks “manfaat ASI untuk bayi” sebagai headline dan juga terdapat bodycopy. Kemudian berisikan teks informasi mengenai alamat lokasi, nomor telepon Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan. c. Tipografi Jenis huruf/tipografi yang digunakan dalam media paperbag ini adalah Trebuchet MS pada isi pesannya. Penggunaan teks sengaja dibuat sederhana
114
sehingga mampu menyampaikan informasi dengan cepat dan jelas, memberikan kesan modern namun tetap mudah dibaca. d. Warna Warna yang digunakan pada media paperbag adalah warna putih mengikuti dari warna media paperbag tersebut, logotype ASI eksklusif dan teks berwarna biru agar terlihat lebih kontras dan mudah dibaca. sedangkan pada logotype Bakti Husada dan Pemda. Kabupaten Tabanan yang memang menggunakan warna hijau dimana intensitasnya tidak terlalu banyak. e. Bentuk Fisik Bentuk fisik media ini adalah paperbag dengan ukuran 24 cm x 31 cm 8 cm.
Gambar 4.11 Bentuk paperbag
f. Bahan Bahan yang digunakan pada media paperbag ini adalah artpaper 260 gsm g. Tehnik Cetak Tehnik cetak yang digunakan adalah tehnik cetak offset 4.6.2 Kreatif Desain Pada proses kreatif desain paperbag, dibuat tiga alternatif desain yang kemudian dipilih salah satu desain sebagai desain terp ilih. Desain paperbag ini dipilih karena komposisi dan Intensitas ilustrasi yang digunakan dinilai tepat untuk mewakili konsep ”simplycity” pada media paperbag ini. 4.6.3 Tampilan Desain Dari hasil alternatif desain, dapat ditampilkan desain terpilih seba gai berikut:
115
Gambar 4.12 Media paperbag Skala 1 : 6
Nama Media : paperbag Ukuran
: 24 cm x 31 cm x 8 cm
Bahan
: artpaper 260 gsm
Tehnik Cetak : cetak offset Desain paperbag ini dibuat dalam bentuk yang sederhana, dengan komposisi ilustrasi yang ditata sedemikian rupa, sehingga menjadi sebuah kesatuan yang harmonis. 4.6.4 Biaya Kreatif Biaya produksi pembuatan paperbag diedarkan 500 biji: Harga 1 biji paper bag Rp 4.500 x 500
= Rp. 2.250.000
Biaya disain
= Rp.
Total biaya (harga mengacu pada percetakan Nadhi )
300.000 +
Rp. 2.550.000
116
4.7
Spanduk
4.7.1 Uns ur Visual Desain a. Ilustrasi Ilustrasi yang ditampilkan pada media spanduk yaitu ilustrasi tehnik gabungan yang digunakan pada ilustrasi fotografi wajah bayi yang terlihat sehat dan ceria. Ditampilkannya ilustrasi logo type ASI eksklusif, logotype Bakti Husada dan Pemkab. Tabanan pada media spanduk ini sebagai petunjuk bahwa Dinas Kesehatan kabupaten Tabanan juga mendukung program kampaye pemberian ASI eksklusif khususnya di Kabupaten Tabanan. b. Teks Teks yang digunakan pada spanduk adalah, ”manfaat ASI untuk bayi” yang juga merupakan headline dari spanduk ASI eksklusif tersebut, kemudian teks “Dokter sepakat bahwa ASI mengurangi resiko infeksi lambung-usus, sembelit, dan alergi” sebagai bodycopy. Kemudian di bagian bawah spanduk tertera logotype dan informasi mengenai alamat lokasi, nomor telepon Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan. c. Tipografi Jenis huruf/tipografi yang digunakan dalam media spanduk ini adalah Trebuchet MS pada isi pesannya. Penggunaan teks sengaja dibuat sederhana sehingga mampu menyampaikan informasi dengan cepat dan jelas, memberikan kesan modern namun tetap mudah dibaca. d. Warna Warna yang digunakan pada media spanduk lebih didominasi oleh warna putih, sedangkan warna lain yang digunakan adalah warna biru pada warna teks dan juga logotype dari ASI eksklusif agar terlihat jelas dan mudah dibaca, sedangkan pada logotype Bakti Husada dan Pemda. Kabupaten Tabanan menggunakan warna hijau yang intensitasnya tidak terlalu banyak dan terdapat persegi panjang yang bergradasi warna biru keputih pada informasi mengenai lokasi dan no.telpon dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan.
117
e. Bentuk Fisik Bentuk fisik media spanduk ini adalah berbentuk persegi panjang horisontal dengan ukuran 300 cm x 100 cm.
Gambar 4.13 Bentuk spanduk
f. Bahan Bahan yang digunakan pada media spanduk ini adalah coleybrigth. g. Tehnik Cetak Tehnik cetak yang digunakan adalah tehnik cetak digital printing 4.7.2 Kreatif Desain Pada proses kreatif desain spanduk, dibuat tiga alternatif desain yang kemudian dipilih salah satu desain sebagai desain terpilih. Desain spanduk ini dipilih karena komposisi dan Intensitas ilustrasi yang digunakan dinilai tepat untuk mewakili konsep ”simplycity” pada media spsnduk ASI eksklusif ini. 4.7.3 Tampilan Desain Dari hasil alternatif desain, dapat ditampilkan desain terpilih sebagai berikut:
Gambar 4.14 Media spanduk Skala 1 : 20
118
Nama Media : spanduk Ukuran
: 300 cm x 100 cm.
Bahan
: coleybrigth.
Tehnik Cetak : digital printing Media spanduk ini dibuat dengan bentuk landscape agar terkesan lebar. Daya tarik utama yang ditampilkan media ini yaitu pada ilustrasi foto wajah bayi yang terlihat tampak sehat dan ceria. Sedangkan konsep simplicity dapat dilihat dari keseluruhan komposisi desain yang tidak terlalu ramai, sederhana dan penyampaian pesannya tidak rumit sehingga dapat dengan mudah dimengerti dan diterima audience. 4.7.4 Biaya Kreatif Biaya produksi pembuatan spanduk : Biaya pembuatan spanduk @ Rp. 60.000 x 50
= Rp. 3.000.000
Biaya disain
= Rp.
Total biaya
200.000 +
Rp. 3.200.000
(harga mengacu pada percetakan Multimedia) 4.8
T-Shirt
4.8.1 Uns ur Visual Desain a. Ilustrasi Ilustrasi yang digunakan pada media t-shirt ini menampilkan logo ASI eksklusif, yang ditata sedemikian rupa dari depan hingga belakang t-shirt. yang digunakan untuk menampilkan identitas dari ASI eksklusif tersebut, dan logotype ditampilkan pada bagian belakang t-shirt. b. Teks Teks yang digunakan pada media t-shirt adalah, ”berilah ASI eksklusif kepada bayi anda” pada bagian depan, dan di bagian belakang terdapat teks “ASI eksklusif adalah…”. c. Tipografi Jenis huruf/tipografi yang digunakan dalam media t-shirt ini adalah Trebuchet MS pada isi pesannya. Penggunaan teks sengaja dibuat sederhana sehingga
119
mampu menyampaikan informasi dengan cepat dan jelas, memberikan kesan modern namun tetap mudah dibaca. d. Warna Warna yang digunakan pada bahan media t-shirt adalah warna biru dan putih, kemudian perpaduan warna hitam dan biru untuk teks , agar terlihat lebih kontras dan mudah dibaca. sedangkan pada logotype Bakti Husada dan Pemda. Kabupaten Tabanan menggunakan warna hijau yang intensitasnya tidak terlalu banyak. e. Bentuk Fisik Bentuk fisik media ini adalah t-shirt dengan ukuran all size.
Gambar 4.15 Bentuk T-Shirt
f. Bahan Bahan yang digunakan pada media t-shirt ini adalah katun kombad g. Tehnik Cetak Tehnik cetak yang digunakan adalah tehnik cetak sablon. 4.8.2 Kreatif Desain Pada proses kreatif desain t-shirt, dibuat tiga alternatif desain yang kemudian dipilih salah satu desain sebagai desain terpilih. Desain t-shirt ini dipilih karena komposisi dan pemakaian intensitas warna dan Intensitas ilustra si yang digunakan dinilai tepat untuk mewakili konsep ”simplycity”. 4.8.3 Tampilan Desain Dari hasil alternatif desain, dapat ditampilkan desain terpilih sebagai berikut:
120
Gambar 4.16 Media T-Shirt
Nama Media : T-Shirt Ukuran
: All size
Bahan
: Katun kombat
Tehnik Cetak : Sablon Desain t-shirt ini dibuat dalam bentuk yang sederhana, dengan komposisi ilustrasi yang dibuat seimbang, penngan penataan (layout) logotype seperti disain t-shirt tersebut, sehingga menjadi sebuah disain unik yang dapat menarik perhatian audiens yang melihatnya. 4.8.4 Biaya Kreatif Biaya produksi pembuatan t-shirt : Harga t-shirt kosong (lengan warna biru)
= Rp.
30.000
Biaya sablon
= Rp.
10.000
Untuk pembuatan 300 pcs (Rp.30.000 + Rp.10.000) x 500 pcs
= Rp. 12.000.000
Biaya desain
= Rp.
Total biaya (harga mengacu pada Sidartha Conveksi)
300.000 +
Rp. 12.300.000
121
4.9
Brosur
4.9.1 Uns ur Visual Desain a. Ilustrasi Ilustrasi yang digunakan pada media brosur ini berupa ilustrasi foto- foto bayi yang terlihat sehat dan ceria di kedua sisi brosur ASI eksklusif tersebut. Di bagian tengah brosur logotype ASI eksklusif dibuat transparan digunakan sebagai background. Di bagian cover dan halaman belakang logotype dari ASI eksklusif, Bakti Husada dan Pemkab. Kabupaten Tabanan diletakkan pada bagian bawah dan atas brosur. b. Teks Teks yang digunakan pada media brosur adalah pada bagian depan terdapat teks, ”manfaat ASI eksklusif untuk bayi anda”, “berilah ASI eksklusif kepada bayi anda” dan “apakah ASI eksklusif” juga tertera informasi mengenai alamat lokasi, nomor telepon Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan. Sedangkan pada bagian dalam brosur terdapat teks mengenai beberapa manfaat ASI dan bagaimana mencapai ASI eksklusif. c. Tipografi Jenis huruf/tipografi yang digunakan dalam media brosur ini adalah Trebuchet MS pada isi pesannya. Penggunaan teks sengaja dibuat sederhana sehingga mampu menyampaikan informasi dengan cepat dan jelas, memberikan kesan modern namun tetap mudah dibaca. d. Warna Warna yang digunakan pada media spanduk lebih didominasi oleh warna putih, sedangkan warna lain yang digunakan adalah warna biru pada warna teks dan juga logotype dari ASI eksklusif agar terlihat jelas dan mudah dibaca, sedangkan pada logotype Bakti Husada dan Pemda. Kabupaten Tabanan menggunakan warna hijau yang intensitasnya tidak terlalu banyak dan terdapat persegi panjang yang bergradasi warna biru keputih pada informasi mengenai lokasi dan no.telpon dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan.
122
e. Bentuk Fisik Bentuk fisik media brosur ini adalah persegi panjang dengan ukuran 29.7 cm x 21 cm
Gambar 4.17 Bentuk brosur Skala 1 : 3
f. Bahan Bahan yang digunakan pada media brosur ini adalah artpaper 150 gsm g. Tehnik Cetak Tehnik cetak yang digunakan adalah tehnik cetak offset. 4.9.2 Kreatif Desain Pada proses kreatif desain brosur, dibuat tiga alternatif desain yang kemudian dipilih salah satu desain sebagai desain terpilih. Desain mug ini dipilih karena komposisi dan Intensitas ilustrasi yang digunakan dinilai tepat untuk mewakili konsep ”simplycity” pada media brosur ASI eksklusif tersebut. 4.9.3 Tampilan Desain Dari hasil alternatif desain, dapat ditampilkan desain terpilih sebagai berikut:
123
Gambar 4.18 Media brosur Skala 1 : 3
Nama Media : brosur Ukuran
: 29.7cm x tinggi 21 cm
Bahan
: artpaper 150 gsm
Tehnik Cetak : cetak offset. Desain brosur ini dibuat dalam bentuk yang sederhana, dengan komposisi ilustrasi dengan teks yang dibuat seimbang, sehingga menjadi sebuah kesatuan yang harmonis. 4.9.4
Biaya Kreatif
Biaya produksi pembuatan brosur, dihitung 500 lembar untuk diedarkan :
124
Kertas artpaper 150 gsm 150 lembar
= Rp.
150.000
Film 21 x 29.7 x 35 x 4 pcs
= Rp.
87.318
Plat Rp.25.000 x 4 pcs
= Rp.
100.000
Ongkos cetak 500-1000 lembar
= Rp.
650.000
Biaya potong kertas
= Rp.
25.000 +
Rp. 1.012.308 Biaya desain
= Rp.
400.000 +
Total biaya
Rp. 1.412.308
Dibulatkan menjadi
Rp. 1.450.000
(harga mengacu pada percetakan Multimedia) 4.10 Katalog 4.10.1 Uns ur Visual Desain a. Ilustrasi Ilustrasi yang digunakan pada media katalog ini adalah tampilan keseluruhan desain yang terpilih sebagai media komunikasi visual ASI eksklusif. Pada cover depan terdapat ilustrasi ASI eksklusif yang dibuat transparan sebagai latar belakang, dan logo Institut Seni Indonesia Denpasar. Dan begitu pula pada halaman belakang. b. Teks Teks yang digunakan pada media katalog yaitu menerangkan katalog, judul tugas akhir, identitas penulis yaitu nama, nim, jurusan, program studi, fakultas, dan lembaga. Selain itu terdapat prakata, dan selanjutnya keterangan masing- masing media c. Tipografi Jenis huruf/tipografi yang digunakan dalam media katalog ini adalah Trebuchet MS pada isi pesannya. Penggunaan teks sengaja dibuat sederhana sehingga mampu menyampaikan informasi dengan cepat dan jelas, memberikan kesan modern namun tetap mudah dibaca.
125
d. Warna Warna yang digunakan pada media katalog adalah warna biru putih, kemudian teks berwarna biru biru agar terlihat lebih kontras dan mudah dibaca. e. Bentuk Fisik Bentuk fisik media katalog ini adalah persegi panjang dengan posisi landscape dengan ukuran 14 cm x tinggi 14.86 cm
Gambar 4.19 Bentuk Katalog
f. Bahan Bahan yang digunakan pada media katalog ini adalah art paper 260 gsm g. Tehnik Cetak Tehnik cetak yang digunakan adalah tehnik cetak digital printing. 4.10.2 Tampilan Desain Dapat ditampilkan desain terpilih sebagai berikut:
126
Gambar 4.20 Media katalog Skala 1 : 3
Nama Media : katalog Ukuran
: 14 cm x 14.86 cm
Bahan
: art paper 260 gsm
Tehnik Cetak : digital printing. Media katalog ini dibuat dengan format horisontal dengan penjilidan spiral yang berfungsi sebagai media yang merangkum semua desain yang sudah dibuat untuk keperluan Ujian Akhir (studio) 4.10.3 Biaya Kreatif Biaya produksi pembuatan katalog : dengan ukuran 14 cm x 14.86 cm seharga @ Rp.27.000,- order sebanyak 5 katalog. Jadi total biaya pembuatan katalog Rp. 27.000 x 5 biji = Rp. 135.000 (Harga berdasarkan Percetakan Nitimandala)
127
Jadi biaya keseluruhan media komunikasi visual pendukung kampanye manfaat pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Tabanan:
Flyer
X-banner = Rp. 4.050.000
Stiker
= Rp. 2.000.000
Poster
= Rp. 2.200.000
Pin
= Rp. 2.450.000
Paperbag = Rp. 2.550.000
Spanduk = Rp. 3.200.000
T-shirt
= Rp. 12.300.000
Brosur
= Rp. 1.450.000 +
Total biaya
= Rp. 1.350.000
Rp. 31. 550.000
128
BAB V PENUTUP
5.1
Simpulan Setelah melewati proses pengamatan dan penelitian pada studi kasus
kampanye manfaat dari pemberian Asi Eksklusif pada bayi sampai dengan umur 6 bulan di Kabupaten Tabanan dapat ditarik beberapa simpulan yaitu: 5.1.1 Adapun jenis media komunikasi visual yang sesuai dalam rangka kampanye manfaat dari pemberian Asi Eksklusif pada bayi sampai dengan umur 6 bulan di Kabupaten Tabanan antara lain: Poster, X- Banner, Paper Bag, T-Shirt, Brosur, Flayer, Stiker, Pin, dan Spanduk. Diharapkan dengan dilakukannya perancangan media di atas mampu menunjang kegiatan kampanye yang dilakukan oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan untuk mengajak khususnya masyarakat di Kabupaten Tabanan untuk memberikan Asi Eksklusif pada bayi-bayi mereka, agar dapat memenuhi standar WHO mengenai perkembangan anak.
5.1.2 Dalam merancang suatu media komunikasi agar sesuai dengan prinsip desain seperti fungsional, informatif, komunikatif, etis, ergonomis, estetis, simplicity, dan surprise, maka diperlukan sebuah konsep perancangan media yang didasari oleh teori- teori desain. Pada proses perancangan ini, konsep simplicity dipakai sebagai acuan dalam penyampaian pesan yang diterapkan disetiap desain media, didukung dengan tampilan ilustrasi yang berkaitan dengan Asi Eksklusif sehingga mampu menciptakan daya tarik, didukung dengan pemakaian warna primer (putih dan biru) yang mampu mewakili kesan bersih dan sehat, sebab ASI eksklusif masuk dalam bidang kesehatan. Dengan konsep dasar perancangan di atas diharapkan akan dapat memperoleh suatu media yang efektif sebagai sarana informasi kepada masyarakat tentang manfaat dari Asi Eksklusif.
129
5.2
Saran Saran-saran penulis sebagai bahan pertimbangan setelah mengetahui dan
melakukan studi penelitian ini, antara lain: 5.2.1 Untuk
mencapai hasil yang
maksimal diharapkan dalam proses
perancangan suatu media komunikasi visual dalam usaha menunjang kegiatan
penyuluhan
oleh
Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Tabanan
menggunakan jasa atau tenaga seorang desainer agar pesan yang disampaikan melalui pengadaan media kepada masyarakat dapat diterima dengan baik dan tepat sasaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. 5.2.2 Dalam pemilihan media komunikasi visual sebagai media penunjang kegiatan penyuluhan sebaiknya mengacu pada kebutuhan sasaran terhadap media dan efektifitas media dalam menjangkau sasaran. 5.2.3 Perlunya peran serta masyarakat untuk ikut terlibat dalam me njaga kwalitas pengembangan sumber daya manusia (menjaga kwalitas perkembangan anak agar tumbuh kembangnya sehat dan sempurna), dengan cara memberikan anak-anak mereka ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. 5.2.4 Kepedulian terhadap sesama juga mestinya ditingkatkan karena akan menjadi dasar seseorang bertindak untuk kepentingan bersama.
130
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. PT (Persero) Penerbitan dan Percetakan Balai Pustaka: Jakarta. Ananda, Maya. 1978. Seluk Beluk Reklame Dalam Dunia Perdagangan. Jakarta: Mutiara. Arikunto, Prof. Dr. Suharsimi. 1983. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Brosur Dinas kesehatan Propinsi Bali. 2007 Dameria, Anne. 2000. Digital Work workflow. Dalam industi Grafka Hadi Sutrisno. 1987. Metodelogi Research, Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta. Kusmiati, Artini, Et.al, 1999, Teori Dasar Desain Komunikasi Visual. Jakarta ; Penerbit Djambatan. Kusmiati, Artini, 1999, Media Promosi dan Periklanan, Bina Cipta, Bandung Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. CV Andi Offset: Yogyakarta. Nugroho, Eko. 2008. Pengenalan Teori Warna. CV Andi Offset: Yogyakarta. Nuradi. 1996. Kamus Istilah Periklanan Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Poerwadarmintam W.J.S, 1983, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta; Balai Pustaka. Poerwadarmintam W.J.S, 2000, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta; Balai Pustaka. Poerwadarmintam W.J.S, 2003, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta; Balai Pustaka. Pujirianto, 2005, Desain Grafis Komputer (Teori Desain Grafis Komputer), Andi :Yogjakarta Sanyoto, Ebdi, Sadjiman, 2005, Dasar-Dasar Tata Rupa Dan Desain: Nirmana, Yogyakarta; CV. Arti Bumi Intaran. Sachari, Agus. 1986. Paradigma Desain Indonesia CV Rajawali: Jakarta. Santosa, Sigit. 2002. Advertising Guide Book. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.
131
Scheder, George. 1977. Perihal Cetak Mencetak, Conisius, Jakarta Nuradi, Dkk. 1996. Kamus Istilah Periklanan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Suyanto, M. 2004. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran. Yogyakarta: Andi. Suyanto, M. Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan.
Andi Offset
2004:Yogyakarta Tampran, Hidayat, dkk.2006. Grafika & Teknologi Cetak Offset Lhitography.JP Books.Surabaya Wirya, Iwan. 1999. Kemasan Yang Menjual. PT Gramedia, Jakarta. http://asuh.wikia.com/indeks.php,title=devinisi Asi eksklusif 22/2/2011 http://bayidananak.com/2008/19/Asi-eksklusif 14/3/2011 http://images.irwandesaigner.multiplay.com/sundanesosekecil.jpg 13/4/2011 http://fairuzelsaid.files.wordpaper.com/communication.gif 13/4/2011 http://fe04.deviantart.net/leehyori by aznsarang 86.jpg 13/4/2011 http://kup2131irul.files.wordpress.com/2010/12/poster 2.jpg 13/4/2011 http://asuh.wikia.com/indeks.php,title=devinisi Asi eksklusif 13/4/2011 http://lh6.googleusercontent.com/asi-stiker.jpg 13/4/2011 http://lh4.googleusercontent.com/botol-uang.jpg 13/4/2011 http://envoguephoto.files.wordpress.com/baby art blog.jpg 13/4/2011 http://media02.hongkiat.com/art-baby-photograpy.jpg 13/4/2011 www.ba-reps.com 28/4/2011 www.corey.hegen.blogspot.com 13/4/2011 www.google.com 25/3/2011 www.kaskus.com 5/4/2011 www.newspace.com.au 13/4/2011 www.amazon.co.uk 13/4/2011 www.housewareslive.net 13/4/2011 www.calvinsel.wordpress.com 13/4/2011 www.visitwestholiwood.com 13/4/2011 www.blog.lib.umn.edu 13/4/2011 www.eatmedaily.com 13/4/2011
132
www.huonaqua.com.au 13/4/2011