KAJIAN TINGKAH LAKU, DISTRIBUSI DAN KARAKTER SUARA LUMBA-LUMBA DI PERAIRAN PANTAI LOVINA BALI DAN TELUK KILUAN LAMPUNG
STANY RACHEL SIAHAINENIA
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Kajian Tingkah Laku, Distribusi dan Karakter Suara Lumba-Lumba di Perairan Pantai Lovina Bali dan Teluk Kiluan Lampung” adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Agustus 2008
Stany Rachel Siahainenia NRP C451060011
RINGKASAN
STANY RACHEL SIAHAINENIA. 2008. Kajian Tingkah Laku, Distribusi dan Karakter Suara Lumba-Lumba di Perairan Pantai Lovina Bali dan Teluk Kiluan Lampung. Dibimbing oleh Mulyono S. Baskoro sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Totok Hestirinoto sebagai Anggota.
Lebih dari sepertiga jenis paus dan lumba-lumba dunia terdapat di perairan Indonesia termasuk juga beberapa jenis yang dikategorikan langka dan terancam punah. Kenyataan saat ini bahwa lumba-lumba sudah menjadi hewan buruan untuk dijadikan bahan konsumsi dan lain seperti daging paus. Pemburuan Lumba-lumba secara terus menerus dapat mengakibatkan berkurangnya populasi Cetacea di alam, meskipun dilakukan secara tradisional (Faizah et al. 2006). Untuk mengetahui keberadaan populasi lumba-lumba diperlukan suatu informasi awal yang akan berguna sebagai referensi untuk manajemen sumberdaya laut dan meningkatkan pemahaman mengenai ekologi Cetacea di habitat yang sebenarnya. Lumba-lumba mengandalkan sistem sonar yang disebut echolocation sebagai sensor utama mereka. Hal ini sangat berguna sebagai alat navigasi, untuk mencari mangsa dan menghindar dari predator. Karakter dari suara yang dihasilkan lumba-lumba dapat digunakan sebagai teknik untuk terapi bagi anakanak yang memiliki masalah psikis maupun keterbelakangan mental atau autisme dan untuk penderita stroke. Tujuan penelitian ini : (1) mengidentifikasi jenis lumba-lumba dan tingkah laku di Perairan Pantai Lovina Bali dan Teluk Kiluan Lampung secara visual, (2) menganalisis distribusi lumba-lumba di Perairan Pantai Lovina Bali dan Teluk Kiluan Lampung dan (3) menganalisis karakter suara dari beberapa jenis lumbalumba. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah Penelitian ini diharapkan berguna sebagai : (1) sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak pengambil kebijakan untuk menetapkan suatu kawasan perlindungan laut bagi Cetacea, khususnya lumba-lumba dan (2) dengan mengetahui karakter suara dapat diterapkan teknik pembangkit frekuensi yang diharapkan dapat menjadi pemandu bagi lumba-lumba untuk menghindari bahaya serta terapi bagi anakanak yang memiliki masalah psikis maupun keterbelakangan mental atau autisme. Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yang berbeda yaitu di Perairan Pantai Lovina Kabupaten Buleleng Bali dan di Perairan Teluk Kiluan Kabupaten Tanggamus Lampung. Metode yang digunakan adalah (1) identifikasi Cetacea secara visual, (2) pengamatan tingkah laku lumba-lumba secara langsung (visual sensus on dolphin) dari atas kapal nelayan dengan menggunakan metode pengambilan contoh jarak jauh (distance sampling) dengan line transect zig-zag dimana pengamatan langsung oleh satu kelompok pengamat (single observer/platform) dan (3) pengambilan sampel suara lumba-lumba menggunakan hydrophone. Proses pengambilan sampel suara dilakukan dengan meletakkan hydrophone di bawah permukaan air. Data yang diambil untuk sampel suara adalah suara lumba-lumba, koordinat, lama perekaman, spesies dan tingkah laku lumba-lumba saat perekaman berlangsung.
Terdapat 3 (tiga) jenis spesies yang teridentifikasi selama pengamatan di Perairan Pantai Lovina antara lain Spinner dolphin (Stenella longirostris), Spotted dolphin (Stenella attenuata) dan Bottlenose dolphin (Tursiop truncatus). Perairan Teluk Kiluan teridentifikasi 2 (dua) jenis spesies antara lain Spinner dolphin (Stenella longirostris) dan Bottlenose dolphin (Tursiop truncatus). Selama pengamatan kedua perairan didominasi oleh Spinner Dolphin, antara lain 85,62% di Perairan Pantai Lovina dan 61,33% di Teluk Kiluan. Tingkah laku yang sering dilakukan oleh lumba-lumba di kedua perairan adalah melakukan travelling, feeding dan bowriding. Gerakan travelling adalah gerakan yang sering dilakukan oleh lumba-lumba di kedua perairan. Perairan Pantai Lovina sebesar 59% dan Perairan Teluk Kiluan sebesar 69%. Pergerakan lumba-lumba di Perairan Pantai Lovina berada pada kisaran kedalaman antara 100-650 meter dan mengikuti garis pantai. Selama pengamatan terlihat bahwa di Perairan Pantai Lovina, kelompok lumba-lumba datang dari arah Timur Laut dan bergerak ke arah Barat Daya. Hal tersebut dibuktikan dengan bertambahnya nilai Bujur Timur dan diikuti dengan bertambahnya nilai Lintang Selatan. Diduga pergerakan lumba-lumba dari arah Timur Laut menuju Barat Daya adalah untuk mencari makanan dengan Perairan Pantai Seririt sebagai tujuan migrasinya. Di Perairan Teluk Kiluan lumba-lumba berada pada kisaran kedalaman antara 100-800 meter dan menjauhi pantai. Diduga keberadaan lumba-lumba yang menjauhi pesisir pantai karena kondisi perairan yang berhadapan dengan perairan samudera yang terbuka dan curam. Berdasarkan letaknya kondisi Perairan Teluk Kiluan lebih dipengaruhi oleh Perairan Samudera Hindia. Terdapat 7 (tujuh) potong suara pada file suara yang berhasil dianalisis pada Perairan Pantai Lovina. Saat hydrophone diturunkan terdapat asosiasi Spinner dolphin dan Spotted dolphin yang terbagi dalam beberapa schooling. Potongan suara B1 merupakan suara Spotted dolphin berdurasi 0,85 detik, dengan intensitas rata-rata adalah 56,52 dB pada frekuensi 12 kHz dengan panjang gelombang 0,125 m. Potongan suara B2 merupakan suara Spinner dolphin berdurasi 1,35 detik, intensitas rata-rata 52,49 dB, berfrekuensi 6 kHz dan panjang gelombang suara 0,25 m. Potongan suara B3 merupakan suara Spotted dolphin berdurasi 0,75 detik. Intensitas rata-rata adalah 56,28 dB terjadi pada frekuensi 19 kHz, panjang gelombang suara 0,09 m. Potongan suara B4 merupakan suara Spinner dolphin berdurasi 0,8 detik, intensitas rata-rata 54,53 dB terjadi pada frekuensi 19 kHz dan 22.000 Hz dengan panjang gelombang suara 0,09 m dan 0,007 m. Potongan suara B5 merupakan suara Spinner dolphin berdurasi 0,65 detik, intensitas rata-rata 48,36 dB terjadi pada frekuensi 13 kHz dan 22 kHz dengan panjang gelombang suara 0,11 m dan 0,07 m. Potongan suara B6 merupakan suara Spinner dolphin berdurasi 0,45 detik, intensitas rata-rata 23,28 dB terjadi pada frekuensi 16 kHz dan panjang gelombang 0,09 m. Potongan suara B7 merupakan suara Spotted dolphin berdurasi 0,65 detik, intensitas rata-rata 50,22 dB terjadi pada frekuensi 9 kHz dan 22 kHz dimana panjang gelombang suara 0,16 m dan 0,07 m. Berdasarkan nilai frekuensi yang tidak lebih dari 25 kHz dapat dinyatakan bahwa tipe suara yang berhasil direkam di Perairan Pantai Lovina Buleleng menunjukkan bahwa suara yang terekam bukan merupakan tipe suara whistles yang sering digunakan untuk komunikasi.
Kata Kunci : lumba-lumba, Pantai Lovina, Teluk Kiluan
ABSTRACT Stany Rachel Siahainenia. 2008. Study in Behaviour, Distribution and Sound of Dolphin on the Coastal Water of Lovina Beach, Bali and Kiluan Bay. Lampung. Under supervisor of Mulyono S.Baskoro and Totok Hestirianoto.
About one-third of dolphin species in the world is living in Indonesia, including some other types categorized by rareness and threatened of extinct. The purposes of this research are (1) to analyse visually the dolphin behaviour on the surface of water area at its real habitat (2) to compare the data the Lovina beach, Bali and Kiluan Bay, Lampung and (3) to analyse the sound character of dolphin. Equipments used in this research were (1) identification book of dolphin, (2) perception of dolphin’s behaviour, and (3) sample sound of dolphin used the hydrophone. There were three species of dolphin found and successfully identified during research in Lovina Beach, namely Stenella longirostris (Spinner dolphin), Stenella attenuata (Spotted dolphin) and Tursiops truncatus (Bottlenose dolphin).In Kiluan Bay, there were two species of dolphin found, namely Stenella longirostris (Spinner dolphin) and Tursiops truncatus (Bottlenose dolphin). During perception, both of coastal water were predominated by Spinner dolphin, 85,62% in Lovina Beach and 61,33% in Kiluan Bay. Travelling around the both waters area is the main dolphin behaviour, this is done in looking effort for food. Dolphin movement in coastal water of Lovina appear and gyrate between 100 to 650 metres deepness along the coastaline, while in coastal water of Kiluan Bay between 100 to 800 metres. They avoid follow coastal are. Observation to the frequency value at the most 25 kHz can expressed that a recorded sound type in coastal water Lovina Beach were whistles which used for communications.
Keywords: Dolphin, Lovina Beach, Kiluan Bay
© Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi Undang-undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilimiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
KAJIAN TINGKAH LAKU, DISTRIBUSI DAN KARAKTER SUARA LUMBA-LUMBA DI PERAIRAN PANTAI LOVINA BALI DAN TELUK KILUAN LAMPUNG
STANY RACHEL SIAHAINENIA
Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008
Penguji luar komisi pada ujian tesis : Ir. Agus Priyono MS
LEMBAR PENGESAHAN Judul Tesis
: Kajian Tingkah Laku, Distribusi dan Karakter Suara Lumba-Lumba di Perairan Pantai Lovina Bali dan Teluk Kiluan Lampung
Nama Mahasiswa
: Stany Rachel Siahainenia
NRP
: C451060011
Program Studi
: Teknologi Kelautan
Disetujui, Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Mulyono S. Baskoro,M.Sc Ketua
Dr. Ir. Totok Hestirianoto, M.sc Anggota
Diketahui,
Program Studi Teknologi Kelautan Ketua,
Prof. Dr. Ir. John Haluan, M.Sc
Tanggal Ujian : 4 Juli 2008
Dekan Sekolah Pascasarjana IPB
Prof.Dr.Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS
Tanggal Lulus :
PRAKATA Lumba-lumba merupakan mamalia laut yang sangat cerdas, sehingga banyak teknologi yang terinspirasi dari lumba-lumba.Lumba-lumba memiliki sebuah sistem yang digunakan untuk berkomunikasi dan menerima rangsangan yang dinamakan sistem sonar. Dengan sistem ini dapat menghindari bendabenda yang ada didepan lumba-lumba sehingga terhindar dari benturan. Disamping itu lumba-lumba juga seringkali melakukan berbagai gerakan yang unik di permukaan air, hal ini sangat indah untuk dinikmati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang berbagai tingkah laku yang dilakukan lumba-lumba di permukaan air dan mengetahui tipe suara yang dikeluarkan oleh lumba-lumba saat lumba-lumba melakukan komunikasi di perairan. Selama penelitian dan penyusunan tesis ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karenanya pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas anugeranNya penulis dapat menyelesaikan tesis tepat pada waktunya. Terima kasih dan Penghargaan penulis yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Mulyono S. Baskoro, M.Sc dan Dr. Ir. Totok Hestirianoto, M.Sc sebagai ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah memberikan arahan serta kesabarannya dalam membimbing. Ir. Agus Priyono, MS selaku penguji luar komisi yang banyak memberi masukan kepada penulis. Terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. John Haluan, M.Sc selaku Ketua Program Studi atas arahannya selama menyelesaikan studi, Ir. Diniah,M.Si yang selalu memberikan masukan-masukan dalam penyelesaian tesis, seluruh staf dosen dan staf administrasi Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan FPIK IPB atas bantuannya selama studi. Terima kasih atas doa dan dukungannya kepada keluargaku, Papa dan Mama tercinta, Fally, Heri, Chindy, Marc, seluruh keluarga Siahainenia/Tuhusula di Ambon, Jakarta dan Kel Mailoa di Bogor. Terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Universitas Pattimura, khususnya Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang telah memberikan kesempatan untuk melanjutkan program magister. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada mensponsori
penulis
dalam
menyelesaikan
DIKTI yang telah program
magister,
Yayasan Bantuan Dana Mandiri, Yayasan Dana Beasiswa Maluku (YDBM), Teman-teman TKL angkatan 2006 untuk kebersamaan dalam susah dan senang selama perkuliahan berlangsung. Penulis mengucapkan terima kasih untuk kasih sayang, perhatian serta kebersamaannya kepada my second family at Palem Merah (Kel Rahmat, Nana ”the Soul”,K’Deby, Ibu Atje, Yona, Delly, Emma, Tintin, Aline), kepada saudarasaudaraku yang terkasih Degen Kalay, Frederick Ayal, Max Wenno, Pa Alberth Nanlohy, Bung Nando Dangeubun, Bung James Abrahamsz yang telah banyak memberikan support dan masukan yang sangat berarti kepada penulis, Hakim atas bantuan petanya, Gerald, Simon dan Pa’Bangle untuk bantuan selama penelitian di Pantai Lovina Bali, Theresia, Mas Ali, Pa Yusli, M. Zhia Ulhaq dan Sahabat-sahabatku di Lampung (Made, Henry, Lukman) yang sudah banyak membantu penulis selama penelitian berlangsung di Teluk Kiluan. Tak lupa juga terima kasih penulis untuk keluarga kecilku ”all crew Salak Sunset” (Kel Havard, Ma’Dian’ K’robby’ Chatzzy’ Ester’ Ari Vodka’ K”Jerry’ Rholly’ Jembo’ Yohan..serta teman2 lainnya.. thanks guys..sudah berikan warna dalam hidupku), rekan-rekan PERMAMA Bogor atas kebersamaannya selama ini serta semua pihak yang tidak sempat disebutkan satu persatu namanya. Terima kasih. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak terdapat kesalahan baik dari segi isinya maupun dari segi penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan dari semua pihak untuk perbaikan tesis ini.
Bogor, Agustus 2008 Penulis
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Ambon pada tanggal 17 Mei 1979
dari ayah
Drs. Johanis Siahainenia dan ibu Cornelly Tuhusula, S.Sos . Tahun 1997 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Ambon dan di terima di Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Tahun 2001 penulis menyelesaikan studi strata 1, tahun 2003 penulis mulai bekerja sebagai dosen di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura dan pada tahun 2006 penulis mendapat kesempatan
melanjutkan
pendidikan
program
magister
pada
Sekolah
Pascasarjana IPB Program Studi Teknologi Kelautan dengan biaya BPPS.
DAFTAR ISTILAH Aerials
: Gerakan lumba-lumba melakukan lompatan yang sangat tinggi, melakukan salto, berputar dan berbalik sebelum masuk kembali ke air.
Avoidance
: Gerakan lumba-lumba yang menghindar dari kapal.
Blowhole
: Lubang hidung lumba-lumba berguna untuk pernapasan pada saat berenang di permukaan air.
Bow riding
: Aktivitas berenang yang dilakukan lumba-lumba mengikuti gerakan ombak yang terjadi akibat gerakan kapal dan mengikuti kapal.
Breaching
: Aktivitas melompat ke udara lumba-lumba dengan kepala terlebih dahulu dan menjatuhkan diri kembali ke air.
CITES
:
Convention on International Trade Endangered Species merupakan sebuah perjanjian internasional tentang pembatasan perdagangan satwa yang dilindungi.
Click
:
Tipe suara lumba-lumba dengan frekuensi mencapai 150 kHZ dan berdurasi pendek yang digunakan untuk ekolokasi.
Dolphin assisted therapy
:
Terapi lumba-lumba yang dipercaya dapat membantu penyembuhan stroke, autisme dan beberapa gangguan bergerak akibat kerusakan saraf.
Echolocation
:
Kemampuan binatang untuk mentransmisikan suara dan mendeteksi pantulan dari suara tersebut setelah berbenturan dengan suatu obyek.
Fast fourier transform
:
Proses memasukkan data suara berbentuk *.wav dan diproses sehingga akan muncul grafik yang disimpan dalam bentuk *.txt diproses lagi untuk mendapatkan nilai numerik.
Hiss reduction
:
Proses perbaikan suara desah memperjelas suara lumba-lumba.
Hydrophones
:
Perangkat elektronik yang dapat mendeteksi tekanan suara di dalam air dan merubah energi akustik gelombang suara menjadi gelombang elektromagnetik sehingga dapat didengar, diamplifikasi dan dianalisis.
untuk
Line transect zig-zag
:
Metode yang digunakan dalam pengamatan lumba-lumba untuk memperoleh estimasi kepadatan jenis dan untuk menghindari cahaya yang menyilaukan dari sinar matahari.
Lobtailing.
:
Gerakan mengangkat ekor ke dalam air.
Noise reduction
:
Proses untuk menghilangkan suara latar yang diakibatkan dari perairan dan mesin kapal.
Power spectral density
:
Proses memasukkan data suara yang berbentuk *.wav dan diproses menghasilkan suatu grafik hubungan intensitas dengan frekuensi.
Schooling
:
Kumpulan atau gerombolan ikan yang berada disuatu perairan.
Spyhop
:
Gerakan memunculkan kepala ke permukaan air berfungsi untuk mengamati keadaan disekitarnya.
Stationary
:
Lumba-lumba diam tidak melakukan pergerakan.
Streamline
:
Bentuk tubuh lumba-lumba seperti torpedo, tanpa sirip belakang.
Travelling
:
Gerakan lumba-lumba membentuk kelompok dalam kegiatan mencari mangsa dan pergerakan untuk migrasi.
Whistle
:
Tipe suara lumba-lumba yang digunakan untuk komunikasi antar grup. Memiliki frekuensi kurang dari 25 kHZ.
Visual sensus on dolphin
:
Pengamatan jenis dan jumlah lumba-lumba yang dilakukan secara langsung dari atas kapal.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL …………………………………………………………………..
xiv
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………..
xv
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………...
xvi
1
PENDAHULUAN ……………………………………………………………..
1
1.1 1.2 1.3 1.3 1.4 1.5
Latar belakang ……………………………………………………………….. Perumusan masalah ………………………………………………………… Kerangka pikir ……………………………………………………………….. Tujuan penelitian …………………………………………………………….. Manfaat penelitian …………………………………………………………… Hipotesis ………………………………………………………………………
1 3 3 4 5 5
2
TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………………….
7
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5
Klasifikasi dan morfologi Cetacea ………………………………………… Karakteristik beberapa Cetacea …………………………………………… Tingkah laku Cetacea ………………………………………………………. Makanan dan cara makan ………………………………………………….. Penggunaan suara oleh lumba-lumba ……………………………………. 2.5.1 Echolocation …………………………………………………………... 2.5.2 Komunikasi …………………………………………………………….
7 10 16 18 19 20 22
3.
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ..............................................
23
3.1 Deskripsi umum lokasi penelitian ………………………………………….. 3.1.1 Perairan Pantai Lovina ……………………………………………….. 3.1.2 Perairan Teluk Kiluan ………………………………………………… 3.2 Kondisi oseanografi lokasi penelitian ………………………………………
23 23 25 28
4
METODOLOGI PENELITIAN ………………………………………………
30
4.1 Tempat dan waktu penelitian ………………………………………………. 4.2 Alat dan bahan ………………………………………………………………. 4.3 Prosedur penelitian ………………………………………………………….. 3.3.1 Identifikasi Cetacea …………………………………………………... 3.3.2 Pengamatan tingkah laku lumba-lumba ……………………………. 3.3.3 Pengambilan sampel suara lumba-lumba …………………………. 4.4 Analisis data …………………………………………………………………. 3.4.1 Proses perbaikan suara latar (noise reduction) …………………… 3.4.2 Proses perbaikan suara desah (hiss reduction) …………………… 3.4.3 Pemotongan data suara (cropping) ………………………………… 3.4.4 PSD (power spectral density) ………………………………………. 3.4.5 FFT (fast fourier transform) ………………………………………..
30 30 31 33 33 36 36 37 37 38 39 39
5
HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………………..
41
5.1 Hasil pengamatan lumba-lumba …………………………………………… 5.2 Tingkah laku lumba-lumba di permukaan air …………………………….. 5.3 Distribusi lumba-lumba ……………………………………………………… 4.3.1 Perairan Pantai Lovina ……………………………………………….. 4.3.2 Perairan Teluk Kiluan ………………………………………………...
41 46 49 49 51
5.4 Distribusi lumba-lumba berdasarkan waktu pertemuan ………………… 5.4.1 Perairan Pantai Lovina ……………………………………………….. 5.4.2 Perairan Teluk Kiluan ………………………………………………… 5.5 Karakter suara lumba-lumba ……………………………………………….. 5.5.1 Tipe suara lumba-lumba ……………………………………………... 5.5.1.1 Potongan suara B1 …………………………………………………. 5.5.1.2 Potongan suara B2 …………………………………………………. 5.5.1.3 Potongan suara B3 …………………………………………………. 5.5.1.4 Potongan suara B4 …………………………………………………. 5.5.1.5 Potongan suara B5 …………………………………………………. 5.5.1.6 Potongan suara B6 …………………………………………………. 5.5.1.7 Potongan suara B7 …………………………………………………. 5.5.2 Tipe suara dan tingkah laku lumba-lumba ………………………….
52 52 54 55 55 55 55 56 57 58 58 58 60
6
KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………..
63
6.1 Kesimpulan ……………………………………………………………….
63
6.2 Saran ……………………………………………………………………...
63
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….
64
LAMPIRAN ………………………………………………………………………….
69
DAFTAR TABEL Halaman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kisaran frekuensi suara pada beberapa mamalia ……………………….. Perkembangan penduduk di Kabupaten Buleleng (1999-2005) ………. Luas wilayah Pekon Kiluan Negeri ………………………………………… Jenis mata pencaharian penduduk Teluk Kiluan ………………………… Arus, salinitas dan suhu saat pengukuran di lapangan …………………. Alat, bahan dan kegunaannya ……………………………………………... Deskripsi tingkah laku lumba-lumba ………………………………………. Kisaran skala kondisi permukaan laut (skala beaufort) .....…………….. Hasil pengamatan lumba-lumba …………………………………………… Spesies lumba-lumba teramati selama pengamatan …………………….
20 24 27 27 28 31 33 35 51 51
DAFTAR GAMBAR Halaman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Alur kerangka pikir …………………………………………………………... Morfologi mamalia laut ordo Cetacea ……………………………………... Delphinus delphis (Linnaeus 1758) ………………………………………... Tursiop truncatus (Carwardine 1995) ……………………………………... Sousa chinensis (Osbeck 1765) …………………………………………… Stenella longirostris (Carwardine 1995) …………………………………... Stenella attenuata (Carwardine 1995) …………………………………….. Steno bredanesis (Lesson 1828) ………………………………………….. Grampus griseus (G.Cuvier 1812) ………………………………………… Lagenodelphis hosei (Fraser 1956) ……………………………………….. Mekanisme produksi dan penerimaan suara pada lumba-lumba (Evans 1987) …………………………………………………………………. Suasana pagi dan keindahan atrakasi lumba-lumba di Pantai Lovina … Suasana pagi dan keindahan alam Teluk Kiluan…………………………. Lokasi penelitian …………………………………………………………….. Alur pengambilan data di lapangan ……………………………………….. Posisi pengamat pada metode single observer ………………………….. Perhitungan jarak tegak lurus (perpendicular distance) ………………… Alur pengambilan sampel suara ………………………………………....... Data suara sebelum perbaikan ……………………………………………. Data suara setelah perbaikan …………………………………………….. Spektrum suara lumba-lumba per satu pulsa suara setelah dilakukan cropping ……………………………………………………………………… Alur analisis data suara lumba-lumba ……………………………............. Jenis spesies yang ditemukan selama pengamatan…………………….. Pemunculan lumba-lumba berdasarkan waktu pengamatan di Perairan Pantai Lovina ....................................................................... Jumlah pemunculan lumba-lumba yang teramati di perairan Pantai Lovina ………………………………………………………………… Pemunculan lumba-lumba berdasarkan waktu pengamatan di Perairan Teluk Kiluan ....................................................................... Jumlah pemunculan lumba-lumba yang teramati di perairan Teluk Kiluan …………………………………………………………………………. Tingkah laku traveling (a), aerials (b), feeding (c), bowriding (d) di Perairan Pantai Lovina ……………………………………………………… Gerakan lumba-lumba yang sering dilakukan di Perairan Pantai Lovina ………………………………………………………………… Tingkah laku traveling (a), aerials (b), feeding (c), bowriding (d) di Perairan Teluk Kiluan ……………………………………………………….. Gerakan lumba-lumba yang sering dilakukan di Perairan Teluk Kiluan ………………………………………………………………….. Distribusi lumba-lumba selama pengamatan lapangan di Perairan Pantai Lovina ………………………………………………………………… Distribusi lumba-lumba selama pengamatan lapangan di Perairan Teluk Kiluan ………………………………………………………………….. Distribusi lumba-lumba berdasarkan waktu pengamatan di perairan Pantai Lovina .......................................................................................... Distribusi lumba-lumba berdasarkan waktu pengamatan di Perairan Teluk Kiluan ..........................................................................................
5 9 10 11 12 13 14 14 15 16 21 25 27 30 32 34 35 36 37 38 38 40 43 44 44 45 45 47 48 48 49 50 51 53 54
36 37 38 39 40 41 42 43 44
Lokasi perekaman suara lumba-lumba .............. ………………………… Potongan suara B1 …………………………………………………............. Potongan suara B2 ………………………………………………………….. Potongan suara B3 ………………………………………………………….. Potongan suara B4 ………………………………………………………….. Potongan suara B5 ………………………………………………………….. Potongan suara B6 …………………………………………………............. Potongan suara B7 …………………………………………………............. Karakter suara hubungannya dengan tingkah laku ………………………
55 56 56 57 57 58 59 59 62
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Hasil pengamatan lumba-lumba di Perairan Pantai Lovina Bali tanggal 17-20 September 2007 ........................................................................... Hasil pengamatan lumba-lumba di Perairan Teluk Kiluan Lampung tanggal 12-15 November 2007 ............................................................... Potongan suara lumba-lumba yang terekam di Perairan Pantai Lovina, Bali ......................................................................................................... Nilai FFT per 5 ms potongan suara B1 dengan durasi 85 ms di Perairan Pantai Lovina, Bali .................................................................... Nilai FFT per 5 ms potongan suara B2 dengan durasi 215 ms di Perairan Pantai Lovina, Bali .................................................................... Nilai FFT per 5 ms potongan suara B3 dengan durasi 245 ms di Perairan Pantai Lovina, Bali .................................................................... Nilai FFT per 5 ms potongan suara B4 dengan durasi 95 ms di Perairan Pantai Lovina, Bali .................................................................... Nilai FFT per 5 ms potongan suara B5 dengan durasi 65 ms di Perairan Pantai Lovina, Bali .................................................................... Nilai FFT per 5 ms potongan suara B6 dengan durasi 60 ms di Perairan Pantai Lovina, Bali .................................................................... Nilai FFT per 5 ms potongan suara B7 dengan durasi 70 ms di Perairan Pantai Lovina, Bali .................................................................... Intensitas suara lumba-lumba di Perairan Pantai Lovina, Bali ................
69 75 83 84 85 88 92 94 95 96 97
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perairan Indonesia merupakan perairan yang sangat unik karena memiliki keanekaragaman Cetacea (paus, lumba-lumba dan dugong) yang tinggi. Lebih dari sepertiga jenis paus dan lumba-lumba dunia terdapat di perairan Indonesia, termasuk beberapa jenis yang dikategorikan langka dan terancam punah. kira-kira terdapat 30 jenis Cetacea yang hidup di perairan ini. Cetacea merupakan salah satu biota yang melakukan pergerakan dari Samudera Pasifik dan Samudera Hindia yang terjadi melalui terusan Kepulauan Sunda Kecil yang membentang sepanjang 900 km dari Selat Sunda sampai dengan paparan Sahul. Cetacea yang bermigrasi menjadikan terusan tersebut sebagai tempat pergerakan lokal atau migrasi jarak jauh (Klinowska 1991).
Cetacea sangat
rentan terhadap berbagai dampak lingkungan, seperti kerusakan habitat, gangguan suara bawah permukaan, polusi laut dan penangkapan berlebih atas sumberdaya perairan (Hofman 1995). Saat ini seluruh jenis Cetacea masuk dalam daftar International
Trade
Endangered
Species
(CITES),
Convention on
sebuah
perjanjian
internasional tentang pembatasan perdagangan satwa yang dilindungi. Indonesia juga telah meratifikasi Convention on International Trade Endangered Species pada tahun 1979, berarti bahwa Indonesia juga setuju untuk tidak melakukan perdagangan ekspor impor Cetacea dan produk-produk Cetacea. Disamping itu Cetacea merupakan mamalia laut yang dilindungi sesuai dengan UndangUndang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistem, serta Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar. Salah satu famili dari Cetacea yang paling menarik perhatian, banyak terdapat di Perairan Indonesia dan sering dijumpai adalah famili Delphinidae atau dikenal dengan istilah oceanic dolphins dari genus Stenella dan Tursiops. Kebiasaan lumba-lumba yang bergerak berkelompok dan berlompatan di atas permukaan laut merupakan pemandangan yang menakjubkan. Lumba-lumba sering terlihat menyertai atau mengejar kapal-kapal ikan sambil berkejaran dan berlompatan. Perilaku ini juga
berkaitan erat dengan usaha untuk mengejar
kelompok ikan atau dalam pergerakan berpindah atau migrasi ke tempat lain. Hal ini juga sering dijadikan pedoman bagi para nelayan di laut dalam mendeteksi
2
keberadaan kelompok ikan. Oleh karena itu, lumba-lumba dianggap sebagai sahabat nelayan (Priyono 2001). Sejak tahun 2000 perhatian masyarakat dunia tertuju pada pola penyebaran, pola migrasi dan kelestarian mamalia laut ini. Usaha konservasi terhadap mamalia laut membutuhkan data dan informasi yang akurat dan terkini, sayangnya belum banyak peneliti Indonesia yang melakukan penelitian mengenai mamalia laut ini. Departemen Kelautan dan Perikanan Indonesia baru merintis penelitian tentang mamalia laut melalui “Riset Inventarisasi Mamalia Air” pada tahun 2003 yang lalu. Salah satu penelitian yang banyak dilakukan oleh peneliti cetacean dunia adalah mengenai kemampuan bio-sonar Odontoceti (paus bergigi) yang dapat mentransmisikan sinyal suara dan mendapatkan informasi mengenai lingkungan sekitar dari pantulan suara tersebut. Beberapa tahun terakhir ini di Indonesia, lumba-lumba sudah menjadi hewan buruan untuk dijadikan bahan konsumsi. Apabila dilakukan secara terus menerus dapat mengakibatkan berkurang populasi lumba-lumba di alam, meskipun dilakukan secara tradisional. Perairan Pantai Lovina di Kabupaten Buleleng Bali dan Perairan Teluk Kiluan Kabupaten Tanggamus Lampung merupakan salah satu jalur migrasi lumba-lumba di Indonesia. Di perairan tersebut, masyarakat bisa melihat secara langsung lumba-lumba melintas dan melompat di sekitar pantai. Diperkirakan, daerah tersebut merupakan home range dari sekumpulan lumba-lumba tersebut. Karena daya tarik lumba-lumba, maka pemerintah daerah setempat memusatkan kegiatan pariwisata di lokasi ini. Melalui penelitian ini diharapkan bisa mengetahui jumlah populasi lumbalumba yang ada di Perairan Pantai Lovina Bali dan Teluk Kiluan Lampung. Penelitian mengenai suara yang dihasilkan oleh lumba-lumba dilakukan dengan cara mendeteksi dan menganalisis karakteristik suaranya pada berbagai kondisi dan tingkah laku di habitatnya. Karakteristik suara jenis mamalia laut ini dapat digunakan sebagai alat pembangkit frekuensi untuk membangkitkan suara dengan karakteristik yang didapat dari penelitian awal. Suara yang dibangkitkan tersebut
diharapkan
dapat
menjadi
pemandu
bagi
lumba-lumba
untuk
menghindari atau keluar dari suatu perairan yang membahayakan bagi kelangsungan hidupnya.
3
1.2 Perumusan masalah Cetacea sudah menjadi hewan buruan untuk dijadikan bahan konsumsi dan lain seperti daging paus. Pemburuan Cetacea secara terus menerus dapat mengakibatkan berkurangnya populasi Cetacea di alam, meskipun dilakukan secara tradisional (Faizah et al. 2006). Untuk mengetahui keberadaan populasi lumba-lumba diperlukan suatu informasi awal yang akan berguna sebagai referensi untuk manajemen sumberdaya laut dan meningkatkan pemahaman mengenai ekologi Cetacea di habitat yang sebenarnya. Oleh sebab itu dilakukan penelitian untuk mengetahui jumlah, distribusi dan tingkah laku dari Cetacea sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak pengambil kebijakan untuk mengadakan suatu kawasan perlindungan laut bagi lumbalumba. Lumba-lumba mengandalkan sistem sonar yang disebut echolocation sebagai sensor utama mereka, karena akustik merupakan sarana yang paling efektif dan efisien untuk berkomunikasi pada lingkungan perairan. Lumba-lumba mentransmisikan sinyal akustik dari nasal cavity pada bagian kepala dan menerima pantulannya dari rahang bawah. Pantulan tersebut memungkinkan lumba-lumba untuk mengetahui bentuk, ukuran, tekstur dan jarak dari obyek. Hal ini sangat berguna sebagai alat navigasi, untuk mencari mangsa dan menghindar dari predator. Suara dengan durasi, panjang gelombang, amplitudo, frekuensi, interval dan pola suara yang berbeda ditransmisikan untuk tujuan yang berbeda pula. Karakter dari suara yang dihasilkan lumba-lumba dapat digunakna sebagai teknik untuk terapi bagi anak-anak yang memiliki masalah psikis maupun keterbelakangan mental atau autisme dan untuk penderita stroke.
1.3 Kerangka pikir Keberadaan dan kelimpahan lumba-lumba di suatu perairan didukung juga oleh faktor mencari makanan dan kondisi oseanografi di perairan tersebut. Faktor oseanografi antara lain, suhu, salinitas, arus dan pasang surut. Silva et al. (2007) menyatakan bahwa Spinner dolphin berperan penting dalam rantai makanan di perairan Fernando de Noronha. Lumba-lumba memangsa ikan kecil, cumi, dan udang, Lumba-lumba dimangsa oleh ikan hiu kecil dan ikan hiu kecil dimangsa oleh ikan hiu yang besar. Hasil tracking Baird et al. (2001) memperlihatkan bahwa Spotted dolphin di Eastern Tropical Pasific (ETP)
4
mencari makanan pada malam hari dan memangsa spesies epipelagis sedangkan pada pagi hari memangsa spesies mesopelagis. Shane 1990 dalam Leatherwood and Reeves 1990 menyatakan bahwa Bottlenose dolphin memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lingkungannya, sehingga mengakibatkan variasi pada tingkah laku lumba-lumba. Jenis Tursiops merupakan salah satu jenis lumba-lumba yang memiliki intelegensia yang tinggi sehingga memungkinkan untuk dilatih berbagai trik oleh manusia. Di Indonesia, Bottlenose dolphin dikenal oleh masyarakat melalui media hiburan untuk melakukan atraksi-atraksi yang menghibur. Disamping itu untuk kepentingan komersil, pelatihan lumba-lumba berguna untuk menjaga kondisi fisik dan psikologis lumba-lumba (The Dolphin Research Centre 2004). Lumba-lumba memiliki sifat yang unik seperti banyak melakukan tingkah laku dalam pergerakannya di permukaan air sambil mengeluarkan suara yang bertujuan untuk komunikasi antar sesama lumba-lumba.
Lammers (2004)
menyatakan ciri khusus dari Spinner dolphin adalah memiliki distribusi yang panjang dan sering melakukan gerakan akrobatik di permukaan air. Pada saat istirahat, Spinner dolphin mengeluarkan suara echolocation untuk mendeteksi lingkungan
disekitarnya.
Melalui
karakteristik
lumba-lumba
dalam
pola
pemunculan dan pergerakan dapat diketahui pola distribusi yang dilakukan oleh lumba-lumba. Lumba-lumba berkomunikasi dengan sesama jenisnya atau dengan spesies lain dengan berbagai cara, terutama dalam bentuk sinyal akustik. Simmonds et al (2004), mengatakan bahwa echolocation menghasilkan informasi secara detail dan akurat mengenai lingkungan sekitar lumba-lumba dan memungkinkan lumba-lumba untuk mendeteksi benda dengan jarak beberapa sentimeter sampai puluhan meter. Echolocation biasanya dihasilkan pada frekuensi tinggi. Untuk mengetahui jenis suara yang dihasilkan oleh lumbalumba, dilakukan perekaman suara lumba-lumba kemudian dianalisis untuk mendapatkan frekuensi optimum dan panjang gelombang suara (Gambar 1).
1.4 Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1)
Mengidentifikasi jenis dan tingkah laku lumba-lumba di Perairan Pantai Lovina Bali dan Teluk Kiluan Lampung secara visual ;
5
2)
Menganalisis distribusi lumba-lumba di perairan Pantai Lovina Bali dan Teluk Kiluan Lampung ;
3)
Menganalisis karakter suara dari beberapa jenis lumba-lumba
yang
ditemukan.
1.5 Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan berguna sebagai : 1)
Bahan
pertimbangan
bagi
pihak-pihak
pengambil
kebijakan
untuk
menetapkan suatu kawasan perlindungan laut bagi Cetacea, khususnya lumba-lumba ; 2)
Dengan mengetahui karakter suara dapat diterapkan teknik pembangkit frekuensi yang diharapkan dapat menjadi pemandu bagi lumba-lumba untuk menghindari bahaya serta terapi bagi anak-anak yang memiliki masalah psikis maupun keterbelakangan mental atau autisme.
1.6 Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1)
Lumba-lumba berada di perairan Pantai Lovina dan Teluk Kiluan untuk melakukan travelling dan mencari makan ;
2)
Tingkah laku lumba-lumba pada saat melakukan pergerakan memiliki pola suara yang berbeda-beda.
Faktor Oseanografi
Arus
Salinitas
Suhu
Karakteristik lumba-lumba
Pasang surut
Pola pemunculan
Pola pergerakan
Arah gerak
Kecepatan arus Gerakan yang dilakukan di permukaan air
Kondisi fisik perairan
Tingkah laku di permukaan air
distribusi
Tingkah laku, distribusi dan karakter suara lumba-lumba
Jumlah individu
Suara yang dikeluarkan
Analisis suara
Frekuensi optimum
Panjang gelombang
Tipe suara
Gambar 1 Alur kerangka pikir. 6
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan morfologi Cetacea Lumba-lumba, paus dan pesut merupakan mamalia laut yang termasuk dalam ordo Cetacea, yang mempunyai 3 (tiga) sub-ordo yaitu Archaeoceti, Mysticeti dan Odontoceti. Saat ini hanya sub-ordo Odontoceti dan Mysticeti yang masih ada dibumi, sedangkan sub ordo Archaeoceti sudah punah. Paus baleen adalah anggota dari sub-ordo Mysticeti, sedangkan paus bergigi (toothed whale) termasuk dalam sub-ordo Odontoceti (Jefferson et al. 1993). Berikut adalah klasifikasi dari lumba-lumba. Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Kelas Ordo
: Mammalia : Cetacea
Suborde : Odontoceti, (toothed whales) Familia : Delphinidae (oceanic dolphins) Genus Delphinus Delphinus capensis (Long-Beaked Common Dolphin) Delphinus delphis (Short-Beaked Common Dolphin) Genus Tursiops Tursiops truncatus (Lumba-lumba hidung botol) Tursiops aduncus (Indo-Pacific Bottlenose Dolphin) Genus Lissodelphis Lissodelphis borealis (Northern Rightwhale Dolphin) Lissiodelphis peronii (Southern Rightwhale Dolphin) Genus Sotalia Sotalia fluviatilis (Tucuxi) Genus Sousa Sousa chinensis (Indo-Pacific Hump-backed Dolphin) Sousa chinensis chinensis (Chinese White Dolphin) Sousa teuszii (Atlantic Humpbacked Dolphin) Genus Stenella Stenella frontalis (Atlantic Spotted Dolphin) Stenella clymen (Clymene Dolphin) Stenella attenuata (Pantropical Spotted Dolphin) Stenella longirostris (Spinner Dolphin) Stenella coeruleoalba (Striped Dolphin) Genus Steno Steno bredanensis (Rough-Toothed Dolphin)
8
Genus Cephalorynchus Cephalorhynchus eutropia (Chilean Dolphin) Cephalorhynchus commersonii (Commerson's Dolphin) Cephalorhynchus heavisidii (Heaviside's Dolphin) Cephalorhynchus hectori (Hector's Dolphin) Genus Grampus Grampus griseus (Risso's Dolphin) Genus Lagenodelphis Lagenodelphis hosei (Fraser's Dolphin) Genus Lagenorhyncus Lagenorhynchus acutus (Atlantic White-Sided Dolphin) Lagenorhynchus obscurus (Dusky Dolphin) Lagenorhynchus cruciger (Hourglass Dolphin) Lagenorhynchus obliquidens (Pacific White-Sided Dolphin) Lagenorhynchus australis (Peale's Dolphin) Lagenorhynchus albirostris (White-Beaked Dolphin) Genus Orcaella Orcaella heinsohni (Australian Snubfin Dolphin) Orcaella brevirostris (Irrawaddy Dolphin) Genus Peponocephala Peponocephala electra (Melon-headed Whale) Genus Orcinus Orcinus orca (Killer Whale) Genus Feresa Feresa attenuate (Pygmy Killer Whale) Genus Pseudorca Pseudorca crassidens (False Killer Whale) Genus Globicephala Globicephala melas (Long-finned Pilot Whale) Globicephala macrorhynchus (Short-finned Pilot Whale) Hewan-hewan dari ordo Cetacea adalah hewan menyusui yang sepanjang hidupnya ada di perairan dan telah melakukan berbagai adaptasi untuk kehidupan di lingkungan ini. Tubuhnya berbentuk seperti torpedo (streamline) tanpa sirip belakang. Sirip depannya mengecil dan memiliki sebuah ekor horisontal yang kuat untuk bergerak seperti baling-baling perahu. Lubang hidungnya (blowhole) berubah menjadi lubang peniup pada bagian atas
9
kepalanya. Lubang ini berguna untuk pernapasan pada saat hewan itu berenang di permukaan air. Morfologi mamalia laut dari ordo Cetacea seperti terlihat dalam Gambar 2.
Gambar 2 Morfologi mamalia laut ordo Cetacea. Carwadine et al. (1997) menerangkan ciri-ciri umum yang terdapat pada Cetacea yaitu mereka memiliki bentuk bagian tubuh yang berbeda dengan kebanyakan mamalia yang lain. Kebanyakan mamalia memiliki lubang hidung yang menghadap ke depan, tetapi Cetacea memiliki lubang hidung diatas kepala. Lebih ke belakang, terdapat cekungan di samping kepala yang merupakan posisi dari kuping namun tidak terdapat daun telinga. Cetacea memiliki leher yang pendek, tidak fleksibel dan pergerakan kepala yang terbatas. Di belakang kepala terdapat lengan depan yang berbentuk seperti sirip tanpa jari dan lengan. Bentuk seperti ikan yang terdapat pada bagian tubuh Cetacea adalah sirip dorsal dan sirip ekor (fluks). Sirip dorsal berguna untuk kestabilan dan pengaturan panas tubuh. Pada beberapa spesies, sirip dorsalnya kecil atau bahkan tidak dijumpai sama sekali. Fluks horizontal terdapat di ujung ekor dan ditunjang hanya dibagian tengah oleh bagian akhir tulang ekor (tulang belakang), dan bagian lainnya terdiri dari jaringan non tulang. Menurut Reseck (1998), satu perbedaan mendasar antara ikan dan Cetacea adalah dari bentuk tubuh yaitu pada ekor, dimana ekor mamalia adalah horinzontal
dan
ketika
berenang
bergerak
keatas
dan
kebawah
dan
dikombinasikan dengan sedikit gerakan memutar, sedangkan pada ikan ekornya berbentuk vertikal dan bergerak dari sisi ke sisi ketika berenang. Cetacea termasuk kedalam golongan hewan berdarah panas, sebagian besar energi tubuhnya dihabiskan untuk menstabilkan suhu tubuhnya. Rambut atau bulu pada mamalia laut berkurang atau bahkan menghilang, hal tersebut berhubungan dengan adaptasi mengurangi hambatan dalam pergerakan. Untuk kestabilan suhu, Cetacea memiliki lapisan lemak dibawah kulitnya. Fungsi
10
lapisan lemak tersebut untuk mempertahankan kondisi tubuh tetap pada suhu 360-370 C, walaupun hidup pada lingkungan dengan suhu kurang dari 250 C dan mungkin dibawah 100 C. Lemak terdapat pula di bagian lain dari tubuh, pada organ seperti hati, jaringan otot dan didalam tulang dalam bentuk minyak, dengan jumlah sekitar 50 % dari berat tubuhnya (Evans 1987).
2.2 Karakteristik beberapa Cetacea 1) Delphinus delphis (Common dolphin) Priyono (2001) mengatakan bahwa lumba-lumba memiliki tubuh yang ramping serta moncong sedang hingga panjang serta sebuah sirip punggung yang tinggi dan agak membentuk sabit. Panjang spesies ini mencapai 2.3 m untuk betina dan 2.6 m untuk jantan, dengan bobot maksimum 150 kg. Memiliki sirip dorsal yang tinggi dan berbentuk sabit yang agak tegak. Punggungnya berwarna abu-abu gelap kecoklatan, perut berwarna putih, dan warna coklat kekuningan pada sisi belakang. Bibirnya gelap dan terdapat sebuah garis yang mengitari daerah seputar mata. Terdapat pola seperti jam pasir pada setiap sisinya (Evans 1987). Delphinus delphis (Common dolphin) seperti terlihat dalam Gambar 3.
Gambar 3 Delphinus delphis (Linnaeus, 1758). Ukuran kelompok berkisar dari beberapa lusin hingga lebih dari 10.000 ekor. Sangat aktif ke udara dan bersuara tinggi. Di beberapa lokasi, lumba-lumba ini makan pada malam hari memangsa satwa-satwa mangsa yang hidup pada lapisan dalam laut, dan bermigrasi ke permukaan pada saat siang hari (Priyono 2001). Genus Delphinus
sebagian besar adalah jenis oseanik yang tersebar
mempunyai di perairan tropis hingga sub tropis pada kisaran lintang 600 LU di Atlantik Utara, 500 LU di Pasifik Utara dan 500 di Kutub Selatan. Penyebaran genus ini di Indonesia adalah perairan laut dari Selat Malaka hingga Papua (Priyono 2001).
11
2) Tursiops truncates (Bottlenose dolphin) Lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) adalah jenis ordo Cetacea kecil yang paling dikenal karena menghuni perairan pantai dan dipergunakan dalam pentas satwa (Gambar 4). Memiliki ciri-ciri relatif tegap, moncongnya pendek atau cukup panjang dengan ukuran yang besar dan dengan jelas terpisah dari melon oleh suatu lapisan. Sirip punggung (dorsal fin) tinggi dan berujung agak bengkok seperti sabit serta muncul dari pertengahan punggung (Jefferson et al. 1993).
Gambar 4 Tursiops truncatus (Carwardine 1995). Menurut Priyono (2001), warna kulit lumba-lumba hidung botol berbedabeda dari abu-abu terang hingga agak hitam pada bagian punggung dari sisi-sisi, berbayang ke arah putih pada bagian perut. Bagian perut dan sisi bagian bawah terkadang berbintik-bintik. Ada sebuah garis gelap dari mata ke flipper, dan sebuah tonjolan warna redup pada bagian punggung yang biasanya hanya nampak pada jarak dekat. Seringkali terdapat sebaran warna abu-abu pada tubuh, khususnya pada muka dan apri apex melon ke lubang hidung (blowhole). Memiliki 18-26 pasang gigi yang tegak pada tiap rahang. Lumba-lumba dewasa memiliki panjang tubuh 1,9-3,8 m, panjang tubuh jantan lebih besar dari betina. Lumba-lumba hidung botol ditemukan di seluruh dunia pada perairan tropis dan sub tropis, inshore dan offshore (Klinowska 1991). Menurut Rudolph et al. (1997), spesies lumba-lumba hidung botol menyebar antara lain di Laut Jawa, Pulau Panaitan, sebelah barat Jawa, Pulau Sissie, sebelah timur Laut Seram, lepas pantai Papua, Samudera Pasifik, Lamalera, Pulau Solor, Pulau Biak, timur laut Papua, Selat Ambon, Selat Malaka, Selat Singapura, Kepulauan Riau, sebelah timur Pulau Bangka dan Selat Sunda. Corkeron (1990) menyatakan bahwa lumba-lumba hidung botol biasanya terdapat diantara nearshore dan offshore dan menghabiskan 92% waktunya pada kedalaman kurang dari 32 m dan berada pada 1 km dari pantai.
12
3) Sousa chinensis (Indo-Pacific humpback dolphin) Spesies ini sering disebut lumba-lumba putih Cina (Gambar 5), memiliki panjang badan 3.2 m untuk jantan dan 2.5 m untuk betina dan bobotnya bisa mencapai 284 kg. Badannya besar, kuat dan tegap dengan sebuah moncong panjang yang jelas. Terdapat melon yang kecil pada dahi. Selain itu, terdapat juga sebuah bongkok, yaitu sebuah tonjolan pada punggung tempat sirip dorsal berada. Di daerah tertentu, terkadang terdapat pula lipatan pada batang ekor. Lumba-lumba jantan biasanya mempunyai bongkok dan lipatan yang lebih besar dibandingkan betina. Pola warnanya bervariasi tergantung umur dan daerah tempat tinggal. Diantaranya adalah abu-abu gelap putih pada punggung dan sisi samping atas, kemudian biasanya lebih cerah pada sisi samping bawah sampai ke perut. Terdapat ujung putih pada moncong, flipper, dan sirip dorsal. Ketika dewasa terkadang terdapat bintik berwarna putih atau merah muda. Spesies ini terkadang melakukan akrobatik melompat berputar di udara (Evans 1987; Jefferson et al. 1993).
Gambar 5 Sousa chinensis (Osbeck 1765). Sousa chinensis tersebar di pesisir perairan hangat 4 musim, daerah pesisir laut tropis, dan perairan lepas pantai Afrika Selatan sampai Laut Merah dan Thailand, Kepulauan Indo-Australia sampai bagian utara Laut Cina Selatan dan pesisir utara Australia (Jefferson et al. 1993). Spesies ini terdapat di laut Arafura dan daerah perairan sekitar Serawak, Malaysia (Rudolph et al. 1997).
4) Stenella longirostis (Long-snouted spinner dolphin) Terkenal dengan sebutan lumba-lumba paruh panjang (Gambar 6), memiliki 3 (tiga) pola warna yaitu abu-abu gelap pada bagian punggung, abu-abu terang pada bagian samping dan putih (abu-abu putih) di bagian perut. Ukuran tubuh jantan lebih besar daripada betina. Terdapat perbedaan morfologi antara lumba-lumba yang hidup di perairan pantai dan hidup di laut lepas (Bull 1999).
13
Gambar 6 Stenella longirostris (Carwardine 1995). Menurut Jefferson et al. (1993), jenis ini memiliki panjang tubuh dewasa antara 1,3-2,1 m dengan berat 45-75 kg, sedangkan bayi yang baru lahir memiliki panjang tubuh 80 cm. Masa kehamilan adalah 11 bulan dan interval kelahiran anak adalah 2-3 tahun sekali. Carwadine (1995) menerangkan bahwa tanda untuk mengidentifikasi jenis ini di lapangan adalah dengan mengamati tingkat keseringan lumba-lumba melakukan gerakan memutar di udara. Cara terbaik untuk membedakan Stenella longirostis dengan spesies lain adalah dengan melihat moncongnya (mulutnya) yang panjang dan ramping dan dahinya yang melandai. Spesies ini hidup di laut tropis dan perairan hangat 4 (empat) musim di Samudera Atlantik, Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, Kepulauan Hawai dan Teluk Thailand (Carwadine 1995). Daerah penyebaran spesies ini adalah Laut Timor, Laut Arafura, Selat Halmahera, Solor, Lembata, Laut Jawa, Laut Sawu, Selat Malaka, Laut Seram, Laut Flores, Laut Banda, Selat Sunda, Laut Sulawesi, pesisir utara Papua, Pulau Alor, Selat Sumba dan Perairan sekitar Taman Nasional Komodo (Rudolph et al. 1997).
5) Stenella attenuata (Pantropical spotted dolphin) Lumba-lumba Stenella attenuata (Gambar 7), memiliki totol di sekujur tubuhnya, namun kadang sulit untuk diidentifikasi karena ukuran dan warnanya yang bervariasi menurut lokasi geografis. Spesies ini memiliki flipper
yang
panjang dan tajam, sirip dorsal yang panjang dan tegak, mempunyai tiga pola warna dan biasanya dalam kelompok besar. Permukaan punggung berwarna abu-abu gelap tetapi ditutupi bintik-bintik pucat, sementara bagian bawah yang pucat ditutupi oleh bintik-bintik gelap. Ukuran tubuh jantan lebih besar daripada betina. Panjang total lumba-lumba totol dewasa berkisar 1,7-2,4 m dengan panjang anak 80 cm. Masa kehamilan 11,5 bulan dan bayi yang baru lahir belum memiliki totol. Totol muncul dan bertambah banyak seiring pertambahan usia.
14
Makanan mereka terdiri dari ikan, cumi-cumi dan kadang crustacea (Jefferson et al. 1993).
Gambar 7 Stenella attenuata (Carwardine 1995). Lumba-lumba totol dapat ditemukan pada laut tropis dan perairan empat musim di Samudera Atlantik, Samudera Hindia dan Samudera Pasifik serta lautlaut di sekitarnya. Daerah penyebaran spesies ini meliputi Laut Banda, sebelah barat Sumatera, Selat Haruku, Laut Sawu, Lamalera (Rudolph et al. 1997), perairan disekitar Taman Nasional Komodo dan sering dijumpai di Pantai Lovina, Bali (Khan 2001).
6) Steno bredanensis (Rough-toothed dolphin) Lumba-lumba Steno bredanensis (Gambar 8), memiliki tubuh yang relatif tegap dengan kepala agak kerucut dan tidak ada batas antara melon dan moncong (Priyono 2001). Panjang badan sekitar 2.8 m dengan bobot mencapai 150 kg. Spesies ini mempunyai flipper yang besar yang terletak jauh di sisi samping dan sirip dorsal yang berbentuk sabit. Tubuhnya berwarna abu-abu gelap dengan sebuah pola warna sempit yang memanjang kemudian membesar kearah samping bawah sirip dorsal. Perut, bibir dan sebagian besar rahang bawah berwarna putih. Kebanyakan permukaan tubuhnya dipenuhi dengan goresan dan bintik-bintik putih yang disebabkan oleh gigitan hiu dan sesama jenis spesies ini (Evans 1987; Jefferson et al. 1993).
Gambar 8 Steno bredanensis (Lesson 1828).
15
Priyono (2001) menyatakan bahwa lumba-lumba ini hidup bergerombol 10-20 ekor meskipun kadang dijumpai lebih dari 100 ekor. Sering bergerak pada malam hari dengan kecepatan tinggi dimana dagu dan kepala di atas permukaan air, dalam perilaku meluncur yang khas seperti berselancar. Di perairan tropis Pasifik cenderung berasosiasi dengan obyek-obyek terapung dan terkadang dengan Cetacea lainnya. Lumba-lumba gigi kasar adalah spesies oseanik yang terdapat di seluruh laut tropis dan subtropis yaitu dari 400 Lintang Utara sampai 350 lintang selatan (Jefferson et al.1993). Spesies ini pernah terlihat di perairan lepas pantai Lamalera, Pulau Lembata pada bulan September 1993 (Rudolph et al. 1997).
7) Grampus griseus (Risso’s dolphin) Lumba-lumba Grampus griseus (Gambar 9), memiliki tubuh yang relative besar dan tegap dengan kepala yang bulat atau tumpul tanpa paruh yang jelas. Flipper panjang, runcing dan melengkung. Sirip punggung tinggi dan berbentuk sabit. Pada bagian mulut terdapat garis-garis mulut yang miring ke depan. Satu ciri khas lumba-lumba ini adalah sebuah jambul tegak pada bagian depan melon (Priyono 2001). Spesies ini memiliki panjang bisa mencapai 3.8 m untuk yang dewasa. Bobotnya bisa mencapai lebih dari 400 kg. Jantan berukuran sedikit lebih besar dibandingkan betina. Tubuhnya dipenuhi goresan berwarna putih dan ruamruam. Pola warna pada dewasa berkisar dari abu-abu gelap sampai mendekati putih. Pada daerah dada terdapat pola berbentuk jangkar putih (Evans, 1987; Jefferson et al.1993).
Gambar 9 Grampus griseus (G. Cuvier 1812). Lumba-lumba besar ini sering berada di permukaan sambil berenang perlahan, meskipun mereka dapat menjadi energik, terkadang menyusur dan jarang bergerak berlompatan bersama. Biasanya dijumpai dalam kelompok 400
16
ekor dan biasanya berasosiasi dengan spesies Cetacea lainnya. Puncak musim beranak di Laut Atlantik Utara pada musim panas (Priyono 2001). Lumba-lumba abu-abu dapat ditemui di daerah laut tropis dan warm temperate water di seluruh dunia, umumnya pada perairan yang lautnya dalam (Jefferson et al. 1993). Penyebaran spesies ini adalah Samudera Hindia, lepas pantai Manokwari, Papua, Lamalera, Pulau Lembata; Selat Pantar (selat antara Pura dan Pulau Alor), Kepulauan Tanimbar, Laut Arafura, dan selatan Timor, Laut Timor (Rudolph et al. 1997).
8) Lagenodelphis hosei (Fraser’s dolphin) Panjang maksimum spesies Lagenodelphis hosei (Gambar 10) adalah 2.7 m dengan bobot bisa mencapai lebih dari 210 kg. Lumba-lumba ini memiliki bentuk badan yang pendek, kuat dan gemuk dengan sirip dorsal berbentuk triangular yang pendek. Moncongnya pendek dan gemuk, namun terlihat jelas. Ciri-ciri yang paling jelas adalah pola warna yang sangat menarik perhatian yaitu pita berwarna gelap yang bervariasi ketebalan warnanya mulai dari muka sampai anus. Terdapat strip pada flipper yang dimulai dari tengah rahang bawah. Sebaliknya, punggungnya berwarna abu-abu gelap kecoklatan, dan perut berwarna putih atau merah muda (Jefferson et al. 1993).
Gambar 10. Lagenodelphis hosei (Fraser 1956). Lumba-lumba fraser ditemukan di sebelah timur Australia sampai Jepang dan Taiwan, juga di Samudera Hindia sampai Afrika Selatan, Madagaskar dan Srilanka (Leatherwood and Revees, 1983). Spesies ini tersebar di Lamalera, Pulau Lembata; Natsepa, Teluk Baguala, Ambon; Pulau Alor, Laut Sawu; Selat Ombai, selatan Pulau Alor; Loh Liang, Pulau Komodo (Rudolph et al. 1997).
2.3 Tingkah laku Cetacea Mamalia laut melakukan berbagai macam gerakan dan tingkah laku yang berhubungan dengan kehidupannya. Tingkah laku mamalia laut ini sangat
17
beragam, mulai dari yang sangat jelas terlihat sampai yang sangat jarang dilakukan, namun dapat dipelajari beberapa jenis tingkah laku dari Cetacea sehingga bisa mengartikan tingkah laku tersebut. Paus dan lumba-lumba sering kali melakukan aktivitas melompat ke udara dengan kepala terlebih dahulu dan menjatuhkan diri kembali ke air. Aktivitas ini disebut dengan istilah breaching. Aktivitas breaching ini masih merupakan misteri namun terdapat beberapa alasan yaitu sebagai suatu tanda, menghilangkan parasit yang menempel pada tubuh mamalia tersebut, unjuk kekuatan, sekedar kesenangan dan suatu bentuk komunikasi pada kelompok mereka (Carwadine 1995). Beberapa mamalia laut kecil seperti lumba-lumba mampu melakukan lompatan yang sangat tinggi dan terkadang melakukan gerakan salto, berputar dan berbalik sebelum masuk kembali ke air dan gerakan ini disebut dengan aerials (Carwadine 1995). Disamping itu aktivitas lainnya adalah bowriding. Carwadine (1995) menjelaskan bahwa bowriding adalah aktivitas berenang yang dilakukan lumba-lumba mengikuti gerakan ombak yang terjadi akibat gerakan kapal dan mengikuti kapal tersebut. Aktivitas ini merupakan salah satu bentuk permainan yang dilakukan oleh lumba-lumba. Spyhop adalah gerakan memunculkan kepala ke permukaan air. Gerakan ini berfungsi untuk mengamati keadaan disekitarnya karena jarak pandang di udara lebih jauh dibandingkan di dalam air (Carwadine et al. 1997). Sementara aktivitas lainnya adalah gerakan mengangkat fluks atau ekor tersebut ke dalam air yang disebut dengan lobtailing. Diduga hal ini berkaitan dengan agresifitas lumba-lumba dan paus dengan salah satu cara berkomunikasi (Carwadine 1995). Paus dan lumba-lumba sering kali berdiam di suatu tempat pada permukaan perairan sehingga sering dilihat dari kapal, badan mamalia laut ini terlihat seperti sebongkah kayu. Menurut Shane (1990), lumba-lumba memiliki tingkah laku sosial yang ditandai dengan : 1) Greeting : lumba-lumba melakukan greeting pada beberapa keadaan ketika bertemu kelompoknya dengan cara berenang cepat diantara yang lainnya di permukaan air sambil ekornya digerakkan atau dengan cara mengeluarkan suara ;
18
2) Roughhousing : lumba-lumba dengan penuh semangat membuat keributan dan kegaduhan dengan menggunakan rostrum dan flukes untuk menyambut anaknya yang baru dilahirkan ; 3) Alloparental care : lumba-lumba muda berenang dan bermain bersama lumba-lumba dewasa lainnya (babysister) selama lebih dari 1 jam ketika ibunya mencari makan pada jarak beberapa ratus meter dari mereka.
2.4 Makanan dan cara makan Weber
and
Thurman
(1991)
mengatakan
bahwa
lumba-lumba
kebanyakan pemakan ikan, walaupun mereka juga memakan cumi-cumi. Mereka memangsa bermacam-macam ikan dengan giginya dan menelannya bulat-bulat. Lumba-lumba kecil makanan utamanya ikan-ikan kecil dan cumi-cumi yang berada di zona epipelagik di perairan laut terbuka, beberapa spesies makanannya adalah ikan dasar di perairan dangkal dekat pantai, teluk dan sungai. Cockcroft and Ross (1986) mengemukakan bahwa lumba-lumba hidung botol di perairan Natal, Afrika Selatan memakan berbagai jenis ikan pelagis, cepalopoda, dan beberapa jenis ikan laut dalam. Barros and Odell (1990) mengatakan bahwa lumba-lumba hidung botol lebih memilih jenis Mullet sebagai makanannya. Sementara Barros and Odell (1990) mengatakan bahwa tidak terdapat perbedaaan jenis makanan antara lumba-lumba hidung botol betina dan jantan. Makanan utama mereka adalah Cynoscion, Micropogonias dan Leiostomus. Menurut Shane (1990) lumba-lumba memiliki cara makan sebagai berikut : 1) Bottom feeding : lumba-lumba, sendiri atau pada saat bebas atau pada saat menyebar luas biasanya menyelam dengan batang ekor atau ujung ekor diangkat ke atas, kadang-kadang Lumpur teraduk ke atas ; 2) Against current feeding : lumba-lumba kadang-kadang melawan arus pasang surut yang kuat dan tetap berada di satu tempat kecuali sedang menangkap dan mengejar ikan, paling sering berada di permukaan ; 3) Horizontal circle feeding : lumba-lumba sering berenang membentuk lingkaran hanya di bawah permukaan dengan dua cara. Pertama, lumbalumba berenang cepat di sisi lingkaran dengan tubuh membongkok ke depan, lebih seperti kucing mengejar ekornya. Kedua, lumba-lumba berada pada posisi yang hamper vertikal di kolom perairan dengan kepala ke atas,
19
kemudian lumba-lumba itu akan memutar kepalanya atau sangat jarang seluruh tubuhnya akan berputar 360 derajat membentuk busur sehingga satu atau beberapa ikan kecil akan lari ke lingkaran dipinggir mulut lumba-lumba dibawah permukaan ; 4) Edge feeding : Lumba-lumba berenang sepanjang batas penghalang pasir (sand bar), penghalang tiram (oyster bar) di bawah permukaan air (submerged bar), kanal dan garis pantai mangrove untuk mencari makan ; 5) Cara makan dengan menyerbu (feeding rush) ini terlihat pada cara makan di tepi air. Lumba-lumba akan meningkatkan kecepatannya secara tiba-tiba sejauh 10-20 meter kearah garis pantai. Sebelum mencapai pantai, lumbalumba akan bersandar pada salah satu sisi dan berputar atau membuat tikungan tajam ke bawah untuk menangkap mangsanya ; 6) Fish kicking atau menendang ikan adalah cara makan yang paling unik. Lumba-lumba menggunakan ujung atau batang ekornya untuk menendang ikan yang berada di dekat permukaan air ke udara. Fish kicking biasanya dilakukan oleh seekor lumba-lumba yang berenang ke arah schooling ikan ; 7) Sebelum membawa mangsanya ke bawah, lumba-lumba mengosongkan permukaan air dari mangsanya dengan cara menghentakkan ekornya ke permukaan. Hal ini menyebabkan hisapan ke bawah yang kemudian diikuti dengan feeding circles dan feeding rush ; 8) Pada
beberapa
kesempatan
lumba-lumba
diam
di
permukaan
lalu
melambung ke atas dan ke bawah atau menggerakkan badannya dengan kepala di bawah seperti memainkan sesuatu.
2.5 Penggunaan suara oleh lumba-lumba Peranan suara penting bagi mamalia laut, karena suara merambat dalam air lima kali lebih cepat daripada di udara dan mempunyai kisaran komunikasi yang lebih luas daripada penglihatan (Nybakken 1992). Bioakustik adalah ilmu yang mempelajari suara yang diproduksi oleh binatang. Banyak sekali biota laut yang dapat memproduksi suara, diantaranya beberapa spesies crustacea, ikan dan mamalia laut. Akustik merupakan sarana yang paling efektif dan efisien untuk berkomunikasi pada lingkungan perairan, karena suara di air adalah 1500 m/s atau 4,5 kali lebih cepat daripada kecepatan suara di udara. Menurut Caldwell and Caldwell (1990), suara lumba-lumba dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu (1) click untuk echolocation, (2) burst
20
sering dideskripsikan sebagai lengkingan atau gonggongan, (3) whistle biasanya digunakan untuk komunikasi. Tabel 1 menyajikan kisaran frekuensi yang dihasilkan oleh beberapa spesies Cetacea dari sub ordo Odontoceti. Tabel 1 Kisaran frekuensi suara pada beberapa mamalia. Species
Bottlenose dolphin (Tursiop truncatus) Killer whale (Orcineus orca) River dolphin (Inia geoffrensis) Ringed seal (Pusa hispida) Hawaiian monk seal (Monacus schauinslandi) West Indian manatee (Trichechus manatus)
Minimum Threshold (mPa) (nms-1) 0,1 0,06
f0 (kHz) 50,0
0,02
0,013
15,0
0,32
0,21
30,0
2,6
1,7
40,0
1,8
1,2
16,2
0,38
0,25
18,0
fmax (kHz)
Reference
115,0 Jonson (1967) 31,0 Hall and Jhonson (1972) 100 Jacobs and Hall (1972) 55,0 Terhune and Ronald (1975) 30,0 Thomas et al. (1990) 30,0 Gerstein et al. (1999)
Pada kedalaman lebih dari 200 meter dimana cahaya tidak lagi dapat menembus laut, dengan keadaan ini maka mamalia laut mengandalkan suara dibandingkan cahaya sebagai alat utama dalam komunikasi serta lebih berhatihati dari keadaan lingkungan sekitarnya. Selain itu banyak juga mamalia laut yang tinggal di lingkungan yang membatasi penglihatannya, seperti di daerah turbiditas. Maka mamalia laut akan mengandalkan kemampuannya dalam suara. Misalnya lumba-lumba sungai yang memiliki kemampuan penglihatan yang terbatas hanya pada saat membedakan yang gelap dan terang . 2.5.1 Echolocation Echolocation adalah kemampuan binatang dalam memproduksi frekuensi yang sedang atau tinggi serta mendeteksi echos dari suara tersebut untuk menentukan jarak dari suatu obyek dan untuk mengenali keberadaan fisik di sekitarnya. Echolocation ini memberikan informasi yang detail dan akurat tentang sekeliling dan memproduksi frekuensi tinggi (Supangat 2006). Proses pemancaran dan penerimaan gelombang dapat dilihat pada Gambar 11.
21
Gambar 11 Mekanisme produksi dan penerimaan suara pada lumba-lumba (Evans 1987). Mamalia laut yang mampu melakukan echolocation memiliki kemampuan yang luar biasa untuk membedakan detail obyek dengan baik. Hal ini diduga karena tulang pada tengkoraknya telah tersusun untuk membentuk pemantul parabolik yang menfokuskan suara di dahi. Melon, organ tubuh berlilin yang berbentuk lensa dan terletak di dahi, memfokuskan suara yang dihasilkan di nasa plugs sehingga suara tersebut akan dipancarkan ke arah yang dikehendaki oleh mamalia laut tersebut. Pada saat yang bersamaan, gelombang suara pantulan dari obyek yang kembali disalurkan melalui fatty channel, yang berisi minyak dan terletak di rahang bawah, hingga mencapai inner ear. Penyaluran suara dapat dibuat lebih tepat dan teliti dengan bantuan buih yang bergelembung (Evans 1987). Nybakken (1992) menyatakan bahwa alat penerima dan penghasil suara Cetacea yang digunakan untuk ekolokasi sudah sangat berkembang, sama seperi kita menggunakan sonar unuk menduga kedalaman. Gelombang suara pada ekolokasi atau sonar dikeluarkan dari sumber ke arah tertentu. Gelombang suara ini bergerak lancar dalam air sampai membentur benda padat. Jika membentur benda, maka gelombang itu akan terpantul dan kembali ke sumbernya.
Interval
waktu
saat
suara
pertama
kali
dikeluarkan
dan
pergerakannya menuju sasaran serta kembalinya setelah terpantul merupakan ukuran jarak antara sumber dan benda. Dengan berubahnya jarak, waktu echo kembali juga berubah. Pengeluaran gelombang suara secara terus-menerus dan evaluasi sensorik dari gelombang yang terpantul selagi berenang merupakan cara hewan tersebut untuk memeriksa benda yang ada di sekitarnya dengan
22
mengetahui jarak benda itu, hewan tersebut dapat menjauhinya (predator) atau mendekatinya. Suara dengan frekuensi rendah digunakan hewan yang berekolokasi untuk menempatkan dirinya dalam badan air sesuai dengan benda-benda yang ada di sekitarnya. Namun suara dengan frekuensi rendah tidak memberikan informasi mengenai bentuk benda itu. Untuk mendapatkan informasi ini, diperlukan suara dengan frekuensi lebih tinggi yang memantul dari benda dan memberikan perincian lebih lanjut. Oleh karena itu, kebanyakan hewan laut yang mempunyai kemampuan ekolokasi yang berkembang dengan baik juga mempunyai kemampuan mengubah frekuensi suara yang dihasilkan (Nybakken 1992). 2.5.2 Komunikasi Mamalia laut tidak memiliki pita suara dan jarang terlihat mengeluarkan gelembung ketika menghasilkan suara pada mamalia laut untuk berkomunikasi. Evans (1987) menyatakan bahwa dugaan pertama adalah bahwa suara diproduksi pada larynx (pangkal tenggorokan), sama seperti mamalia lainnya. Dugaan lainnya yaitu bahwa suara echolocation (click) maupun suara komunikasi (whistle) dihasilkan di daerah nasal plug. Udara yang ditekan diduga lewat dari nasal sacs ventral ke plug lalu ke dorsal sac sebagai sebuah rangkaian pulsa suara, dimana whistle diproduksi dari sisi kiri dan click dari sisi kanan. Udara lalu disimpan di dorsal nasal sac dan di daur ulang ke lower sac untuk letusan suara berikutnya. Menurut
Supangat
(2006),
mamalia
laut
dalam
berkomunikasi
menggunakan suara dengan sinyal akustik tertentu, dimana sinyal ini bervariasi tergantung kebutuhan serta keadaan lingkungan. Ada beberapa macam fungsi komunikasi mamalia laut seperti seleksi intraseksual, seleksi interseksual, memandu anak, memandu kelompok, pengenalan individu serta menghindari bahaya. Leatherwood and Reeves (1990) mengatakan bahwa “whistle like squeal” pada lumba-lumba hidung botol bukan digunakan untuk echolocation tetapi dihasilkan dalam konteks komunikasi sosial. Lumba-lumba mengeluarkan whistle ketika terpisah dari induk, anak atau anggota kelompoknya. lumba-lumba hidung botol menghasilkan yelps terpulsa selama bercumbu, hal ini diduga sebagai komunikasi untuk tahapan selanjutnya (Evans 1987).
3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Deskripsi umum lokasi penelitian 3.1.1 Perairan Pantai Lovina Kawasan Lovina merupakan kawasan wisata pantai yang berada di Kabupaten Buleleng, Bali dengan daya tarik utamanya adalah pantai dengan air laut yang tenang, pasir berwarna kehitam-hitaman, karang laut dengan ikan tropisnya. Kabupaten Buleleng terletak di belahan utara Pulau Bali dan secara geografis terletak pada posisi 80 03’40”- 8023’00’’ LS dan 114025’55”- 115027’28’’ BT. Batas utara dari Kabupaten Buleleng adalah Laut Bali, sebelah barat dengan Kabupaten Jembrana, sebelah timur dengan Kabupaten Karangasem, dan sebelah selatan berbatasan dengan empat kabupaten yaitu Kabupaten Badung, Bangli, Gianyar, dan Tabanan. Kabupaten Buleleng terdiri dari sembilan kecamatan, meliputi 146 Desa/Kelurahan dan 163 desa adat dengan luas wilayah 1.365,88 km2 atau 24,25% dari luas Pulau Bali. Kabupaten Buleleng beriklim tropis dan dipengaruhi oleh angin musim yang berganti setiap enam bulan sekali. Musim kemarau berkisar antara bulan April hingga Oktober dan musim hujan dimulai dari bulan Oktober hingga April. Curah hujan terendah terdapat di daerah pantai dan curah hujan tinggi terdapat di daerah pegunungan. Keadaan topografi Kabupaten Buleleng sebagian besar merupakan daerah berbukit yang membentang di bagian selatan, sedangkan di bagian utara adalah dataran rendah dan membentang pantai dari barat ke timur sepanjang 144 km yang berbatasan dengan Laut Bali. Luas perairan laut Kabupaten Buleleng kurang lebih 1.196,8 km2 dengan kedalaman batimetri perairan laut berkisar antara 0-1000 m. Jumlah penduduk berdasarkan hasil registrasi pada tahun 2005 berjumlah sebanyak 618.076 jiwa, dari jumlah 160.709 Kepala Keluarga. Dari jumlah tersebut terdiri dari penduduk perempuan sebanyak 312.878 jiwa atau 50,63 % dan penduduk laki-laki sebanyak 305.198 jiwa atau 49,37% dari kondisi tersebut tercermin penduduk perempuan relatif dominan jika dibandingkan dengan penduduk laki-laki. Perkembangan penduduk di Kabupaten Buleleng disajikan pada Tabel 2. Rata-rata perkembangan penduduk di Kabupaten Buleleng selama kurun waktu 7 tahun yaitu sebesar 0,98 %, kondisi ini mengindikasikan tingkat laju
24
pertumbuhan penduduk di Kabupaten Buleleng termasuk dalam kategori rendah.
Tabel 2 Perkembangan penduduk di Kabupaten Buleleng (1999-2005). Tahun 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
Jumlah Penduduk (orang) 577.019 582.312 584.923 588.662 596.910 607.610 618.076 rata-rata perkembangan
Perkembangan (%) 0,27 1,03 0,34 0,33 1,4 1,79 1,72 0,98
Sumber Data : Buleleng Dalam Angka (2006)
Salah satu daya tarik dari Kabupaten Buleleng adalah melihat atraksi lumba-lumba dari dekat pada habitat aslinya. Daya tarik lainnya adalah adanya terumbu karang sebagai lokasi untuk aktifitas selam (diving) di Pantai Lovina. Pantai Lovina menyimpan pesona yang luar biasa. Gelombang laut yang tenang, pasir berwarna kehitam-hitaman dan dijumpai gerombolan lumba-lumba di pagi hari membuat Pantai Lovina amat digemari oleh turis mancanegara. Ketenangan air laut sangat cocok untuk rekreasi air seperti diving, snorkling, berenang, memancing, berlayar, mendayung dan berendam di air laut.
Dari
kawasan perairan Lovina juga dapat terlihat keindahan pemandangan deretan perbukitan yang biru dari timur ke barat sejauh mata memandang (Gambar 12). Tidak ada bukti-bukti atau sumber-sumber yang jelas bagaimana asal usulnya nama Lovina ini. Ada yang versi yang mengatakan bahwa nama Lovina diberikan karena adanya dua buah pohon santen yang ditanam oleh putra keturunan raja Buleleng yang kemudian tumbuh saling berpelukan. Dalam hal ini Lovina berasal dari bahasa latin berarti saling mengasihi atau saling menyayangi. Nama Lovina kemudian oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Buleleng, Drs I Ketut Ginantra selama masa jabatan beliau dari tahun 1988 sampai 1993, diartikan sebagai singkatan dari love dan ina yang artinya cinta Indonesia . Secara resmi, kawasan ini disebut wisata kalibukbuk, namun dikenal dengan kawasan wisata Lovina. Kawasan ini meliputi 2 (dua) kecamatan, yaitu Kecamatan Buleleng yang terdiri atas Desa Pemaron, Desa Tukadmungga, Desa Anturan dan Desa Kalibukbuk ; dan Kecamatan Banjar yang terdiri atas Desa Kaliasem dan Desa Temukus. Kedua-duanya terletak di Kabupaten Daerah
25
Tingkat II Buleleng. Desa yang terletak paling timur, yaitu Desa Pemaron 5 km sebelah barat Singaraja dan desa paling barat, yaitu Desa Temukus 12 km sebelah barat Singaraja. Pusat kawasan Lovina terletak 10 km dari Kota Singaraja, sehingga panjang Pantai Lovina kurang lebih 8 km.
Gambar 12 Suasana pagi dan keindahan atraksi lumba-lumba di Pantai Lovina. Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan, sebagian besar massa air perairan Lovina berada pada kisaran suhu 28,0-29,00C dan kisaran salinitas 33-34 ‰.
3.1.2 Perairan Teluk Kiluan Propinsi Lampung berada di posisi paling ujung selatan Sumatera yang berbatasan dengan Pulau Jawa dengan luas wilayah daratan mencapai 35.376,5 km. Luas wilayah ini sudah mencakup 54 pulau-pulau kecil yang berada di 2 (dua) buah teluk besar yaitu Teluk Lampung dan Teluk Semangka. Hal ini yang menjadikan daerah Lampung kaya akan potensi khususnya di bidang kelautan baik dibidang perikanan maupun pariwisata. Teluk Kiluan merupakan cekungan teluk yang berada di Teluk Semangka Kabupaten Tanggamus Propinsi Lampung. Berada di bagian timur pesisir Teluk Semangka yaitu di selatan Pulau Sumatera dan berbatasan langsung dengan Selat Sunda, memiliki luas wilayah teluk mencapai 10 km2. Wilayah Teluk Kiluan merupakan bagian dari Pekon Kiluan Negeri Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus Propinsi Lampung. Secara Geografis Teluk Kiluan terletak antara 05045’54”-05048’00” LS dan 105005’06”-105007’05” BT. Bentuk Teluk Kiluan yang
26
memanjang ke arah timar laut sangat terlindung oleh Tanjung Tungtungkalik yang menjorok memanjang ke tengah laut dengan arah barat daya. Teluk Kiluan memiliki kedalaman antara 10-20 m dan merupakan perairan yang relatif tenang karena terlindung oleh Pulau Kelapa dan Pulau Tungtungkalik. Berdasarkan letak geografis yang berada di bawah katulistiwa, Teluk Kiluan mempunyai iklim tropis humid yang dipengaruhi oleh tiupan angin laut lembab dan musim dari Samudera Indonesia. Pada bulan November sampai bulan Maret angin bertiup dari arah Barat dan Barat Laut. Pada bulan Juli sampai bulan Agustus angin bertiup dari arah Timur dan Tenggara Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta
Perda
Kabupaten
Tanggamus
Nomor
23
Tahun
2000
tentang
Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Pekon, maka pada tahun 2004 Pekon Kiluan Negeri memiliki batas-batas geografis sebagai berikut : 1) Sebelah Utara berbatasan dengan Hutan Register 25 Gunung Tanggang dan Desa Bawang, Kecamatan Punduhpidada Kabupaten Lampung Selatan ; 2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Teluk Kelumbayan, Teluk Semangka dan Selat Legundi ; 3) Sebelah Barat berbatasan dengan Pekon Negeri Kelumbayan, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus ; 4) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bawang, Kecamatan Punduh pidada, Kabupaten Lampung Selatan. Pekon Kiluan Negeri terdiri atas beberapa dusun yaitu Dusun Teluk Kaur, Dusun Sukamahi, Dusun Bandung Jaya, Dusun Teluk Baru, Dusun Teluk Bekhak dan Dusun Rawong. Luas wilayah masing-masing dusun di Pekon Kiluan Negeri dapat dilihat pada Tabel 3. Jumlah penduduk wilayah Teluk Kiluan pada tahun 2006 sebanyak 1.679 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 6.08 jiwa/km2. Sebagian besar penduduk Teluk Kiluan bermata pencaharian utama sebagai nelayan tradisional dan juga melakukan akitifitas pertanian dan berkebun (Tabel 4).
27
Tabel 3 Luas Wilayah Pekon Kiluan Negeri. Nama Dusun Teluk Kaur
Luas Wilayah (ha) 1.739
Jumlah Penduduk (Jiwa) 808
Sukamahi
228
216
Bandung Jaya
143
165
Teluk Baru
192
121
Teluk Bekhak
207
187
Rawong
261
182
Jumlah
2.761
1.679
Sumber : Profil Pekon Negeri Kiluan (2006)
Tabel 4 Jenis mata pencaharian penduduk Teluk Kiluan. Mata Pencaharian Pegawai Negeri Sipil Guru Honorer
Jumlah (orang) 4 4
Petani
208
Pertukangan
15
Buruh tani
10
Nelayan
114
Lain-lain
30
Jumlah
385
Sumber : Profil Pekon Negeri Kiluan (2006)
Gambar 13 Suasana pagi Teluk Kiluan. Teluk Kiluan memiliki kelebihan tersendiri dengan dua jenis perairan berupa laut dalam dan laut dangkal, yang menjadikan Perairan Teluk Kiluan kaya akan potensi perikanannya. Teluk Kiluan menyimpan banyak potensi, salah satunya sebagai habitat asli dari beberapa spesies yang dilindungi yaitu lumbalumba dan penyu serta berbagai satwa liar lainnya (Gambar 13).
28
3.2 Kondisi oseanografi lokasi penelitian Pengukuran arus, salinitas, suhu dilakukan secara langsung di lapangan (Tabel 5). Sebaran suhu air laut di permukaan pada Perairan Pantai Lovina dengan rata-rata 28,360C
hampir seragam dengan Perairan Teluk Kiluan
0
dengan rata-rata 28,26 C. Salinitas Perairan Pantai Lovina adalah 34,0‰ dan Perairan Teluk Kiluan adalah 33,5‰. Arus yang terjadi selama pengamatan lapangan di kedua lokasi cenderung bergerak berlawanan arah dengan gerak kapal. Tabel 5 Arus, salinitas dan suhu saat pengukuran di lapangan. Lokasi : Hari Pengamatan Arus (cm/detik)* Salinitas (‰)** Suhu (0C)**
Pantai Lovina 1
2
3
4
Teluk Kiluan 5
1
2
3
4
5
-10
-9
-7
-5
-2
-11
-10
-8
-7
-7
34,0
34,0
34,0
34,0
34,0
33,5
33,5
33,5
33,5
33,5
28,3
28,5
28,5
28,2
28,3
28,0
28,0
28,5
28,5
28,3
Sumber : * (hasil pengukuran DISHIDROS TNI-AL 2007) ** (data primer 2007)
Menurut Pariwono (1999), pantai barat Lampung memanjang dari arah baratlaut ke tenggara dan berhadapan dengan perairan samudera yang terbuka, yang curam. Kecuraman pantai di bagian barat Lampung mempunyai gradasi dari yang curam di bagian utaranya hingga yang berkurang kecuramannya di bagian selatan. Kedalaman rata-rata perairan di Teluk Semangka adalah sekitar 60 m. Garis isobath 200 m berbelok memasuki Teluk Semangka. Kedalaman perairan makin besar dengan menuju ke arah selatan, dimana kedalaman hingga sekitar 360 m ditemui di sebelah timurlaut Pulau Tabuan (yang terletak di tengah mulut Teluk Semangka). Kondisi ini mencirikan bahwa Perairan Teluk Semangka lebih dipengaruhi oleh Perairan Samudera Hindia. Pariwono (1999) menyatakan suhu rata-rata bulanan permukaan laut di barat Sumatera relatif stabil sepanjang tahun, berkisar antara 28 - 290C, dengan suhu maksimum ditemui pada bulan Mei dan suhu minimum ditemui pada bulan Oktober . Diperkirakan kisaran suhu rata-rata bulanan permukaan perairan di Teluk Lampung diperkirakan lebih besar karena kondisi geografis perairan teluknya. Hal ini didasarkan pada kondisi Perairan Teluk Lampung yang mempunyai akses langsung dengan perairan lepas dari Lautan Hindia melalui
29
Selat Sunda. Sedangkan salinitas permukaan di perairan ini berkisar antara 32,50 – 33,60 ‰ dimana salinitas minimum ditemui pada bulan Januari dan nilai salinitas maksimum terjadi pada bulan Agustus. Pada bulan Februari salinitas di perairan ini meninggi mencapai 32,90 ‰.
4 METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yang berbeda yaitu di Perairan Pantai Lovina Kabupaten Buleleng Bali dan di Perairan Teluk Kiluan Kabupaten Tanggamus Lampung. Di Perairan pantai Lovina dilaksanakan pada tanggal 18-20 Oktober 2007. Sedangkan di Perairan Teluk Kiluan dilaksanakan pada tanggal 12-15 November 2007 yang merupakan bagian dari survei potensi pengelolaan dan pengembangan kawasan konservasi berbasis ekowisata di Kabupaten Tanggamus kerjasama Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Lampung dan PT. Sumaplan Adicipta Persada. Lokasi penelitian ditunjukkan pada Gambar 14.
Gambar 14 Lokasi Penelitian. 4.2 Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian beserta kegunaannya disajikan pada Tabel 6 sedangkan analisis data lapangan menggunakan : 1)
Program Cool Edit Pro 2.0 ;
2)
Program Wavelab 5.0a ;
3)
Program Matlab 7.1 ;
4)
Program Microsoft Office 2003.
31
Tabel 6 Alat, bahan dan kegunaannya. No
Alat dan Bahan
Kegunaan
1.
GPS (Global Positioning System)
2. 3. 4.
Teropong Binokuler Kamera Kompas
5.
Handycam
6. 7.
Kapal Hydrophones CR-100 dan Amplifier Digital voice recorder Peta Batimetri Pantai Lovina Papan jalan (clipboard) dan papan sudut (angleboard) Buku Identifikasi Smithsonian Handbook of Whales, Dolphins and Purpoises (Carwardine 2002) dan FAO Species Identification Guide to Marine Mammals of the World (Jefferson et al. 1993)
Menentukan koordinat ketika lumbalumba terlihat di permukaan perairan Melihat kemunculan lumba-lumba Dokumentasi Menentukan arah pergerakan lumbalumba Merekam perilaku lumba-lumba di permukaan air Sarana transportasi Alat perekam suara
8. 9. 10. 11.
Alat perekam suara Memetakan posisi lumba-lumba Mencatat hasil pengamatan lumbalumba Mengidentifikasi jenis lumba-lumba yang ditemukan
4.3 Prosedur penelitian Data yang diambil dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder, baik yang berkaitan langsung maupun sebagai penunjang dalam penelitian. Untuk data oseanografi dilakukan pengukuran secara langsung di lapangan terhadap parameter fisika oseanografi (suhu, salinitas, arus) dan pengumpulan data dari referensi atau pustaka ilmiah dari stasiun meterologi terdekat, data ramalan pasut, batimetri dan arus (DISHIDROS TNI-AL) dan gelombang permukaan (Departemen Perhubungan, BPPT). Alur pengambilan data di lapangan ditunjukkan pada Gambar 15.
32
Berangkat dari base
Mencari gerombolan lumba-lumba
Perjumpaan pertama dengan kelompok lumba-lumba
Kapal bergerak mengikuti pergerakan lumba-lumba
Menggunakan Teropong binokuler Dicatat posisi ,waktu dan jumlah, sudut obyek dari kapal dan arah renang
Melihat tingkah laku dalam pergerakan
Pergerakan lumbalumba membentu kelompok yang besar
Kapal berhenti, mesin dimatikan
Pengukuran oseanografi
Dicatat posisi kapal
Perekaman suara
Penurunan hydrophone
Kembali ke base
Kapal bergerak mengikuti pergerakan lumba-lumba sampai menghilang
Gambar 15 Alur pengambilan data di lapangan. 32
33
4.3.1 Identifikasi Cetacea Menurut Carwadine (1995), terdapat 12 (dua belas) point dalam identifikasi Cetacea antara lain : 1) Ukuran tubuh ; 2) Tanda-tanda yang biasa pada tubuh Cetacea ; 3) Bentuk, warna, posisi dan tinggi sirip dorsal (dorsal fin) ; 4) Bentuk tubuh dan bentuk kepala ; 5) Warna dan tanda pada tubuh ; 6) Bentuk semburan (khusus pada spesies besar) ; 7) Bentuk dan tanda pada ekor (fluk) ; 8) Tingkah laku di permukaan air ; 9) Breaching dan tingkah laku lainnya ; 10) Jumlah hewan yang diamati ; 11) Habitat Cetacea ; 12) Geografis lokasi.
4.3.2 Pengamatan tingkah laku lumba-lumba Tingkah laku lumba-lumba yang diamati adalah tingkah laku di permukaan air yang teramati secara visual dari kapal (Tabel 7). Dalam pengamatan tingkah laku lumba-lumba di permukaan adalah berapapun jumlah individu yang melakukan tingkah laku di dalam satu pertemuan maka yang dicatatkan di lembar pengamatan adalah hanya satu kali per satu pertemuan. Tabel 7 Deskripsi tingkah laku lumba-lumba. No.
Tingkah Laku
1.
Bow riding
2.
Aerials
3. 4.
Stationary Travelling
5.
Lobtailing
6.
Feeding
7.
Avoidance
Deskripsi Gerakan lumba-lumba berenang mengikuti gerakan kapal Gerakan lumba-lumba melompat sangat tinggi, salto, berbalik dan berputar di udara Lumba-lumba diam, tidak melakukan pergerakan Gerakan lumba-lumba membentuk kelompok dalam kegiatan mencari mangsa dan pergerakan untuk migrasi Gerakan mengangkat fluks ke luar permukaan air dan memukul-mukulkan ke permukaan air Kegiatan yang dilakukan ketika sedang mencari makan, biasanya ditandai adanya schooling ikan di dekat lumba-lumba Gerakan lumba-lumba yang menghindar dari kapal
34
Penentuan jumlah mamalia laut dengan tepat sangatlah sulit, karena hewan tersebut menghabiskan lebih banyak waktunya hidup di dalam air. Diperlukan metode estimasi yang tepat untuk melakukan perhitungan jumlah mamalia laut tersebut (Hammond et al. 2002). Pengamatan terhadap jenis dan jumlah lumba-lumba yang melintas di Pantai Lovina dan Teluk Kiluan dilakukan secara langsung (visual sensus on dolphin) dari atas kapal nelayan. Metode yang dipakai adalah pengambilan contoh jarak jauh (distance sampling) dengan line transect zig-zag dan menggunakan
pengamatan
oleh
satu
kelompok
pengamat
(single
observer/platform). Metode line transect zig-zag bertujuan untuk memperoleh estimasi kepadatan jenis Cetacea dan untuk menghindari glare (cahaya yang menyilaukan) dari sinar matahari. Asumsi yang digunakan untuk pendugaan kelimpahan pada line transect survey adalah bahwa seluruh binatang yang ada pada jalur survei dilihat oleh pengamat (Hammond et al. 2002). Metode pengamatan yang digunakan terdiri atas 3 orang, mengamati penampakan lumba-lumba pada satu dek (platform). Posisi ketiga pengamat (Gambar 16) adalah pengamat pertama berada di depan menggunakan teropong binokuler untuk mengamati daerah depan atau di haluan dengan batas pandangan 1800; pengamat kedua berada di daerah buritan menggunakan teropong binokuler dengan cakupan pandangan 900 ke kiri dan kanan ; dan pengamat ketiga berada di antara pengamat pertama dan kedua, untuk mencatat data dari pengamat pertama dan kedua sehingga akan mengetahui bila ada pengamatan yang sama. Ketiga pengamat akan berganti posisi setiap satu jam.
Batas pandangan
Buritan
2
3
1
Haluan
Batas pandangan Ruang kemudi
Gambar 16 Posisi pengamat pada metode single observer.
35
Koordinat geografis pengamatan berasal dari koordinat kapal. Koordinat sesungguhnya dari sasaran diketahui dengan cara mengkonversi dari derajat lintang bujur kapal dengan sudut sasaran terhadap haluan dan perkiraan jarak langsung dari pengamat ke sasaran. Dengan mengetahui jarak tegak lurus dari kapal ke sasaran, maka diperoleh titik perkiraan dimana sasaran pertama dilihat (Gambar 17).
Sasaran Pengamat
r
y
σ
Arah transek dan haluan kapal
Pengamat kapal
Ket : y = r sin σ (Jarak tegak lurus) r = perkiraan jarak dari pengamat ke sasaran σ = perkiraan sudut antara haluan kapal dengan sasaran
Gambar 17 Perhitungan jarak tegak lurus (perpendicular distance). Pada saat pengamatan data yang diambil adalah nama spesies, jumlah, tanggal dan waktu pengamatan, posisi pengamatan, sudut obyek dari kapal dan arah renang Cetacea, keberadaan anak beserta jumlah, keadaan laut saat pengamatan (Tabel 8). Tabel 8 Kisaran skala kondisi permukaan laut (skala beaufort). Skala Keterangan 1
Bagus
Deskripsi Seperti cermin, sedikit riak di permukaan
2
Lumayan Terdapat ombak kecil dengan skala tertentu, tidak terbentuk buih, abgin bertiup sepoi-sepoi
3
Agak Berombak, kecil tapi tidak bersuara. Puncak kelihatan Berombak seperti kaca namun lebih pecah
4
Berombak Mulai berombak besar, puncaknya mulai pecah. Buih kelihatan
5
Berombak Ombak yang kecil mulai memanjang, dan sudah mulai besar tinggi.Beberapa terkadang menyemprot ke kapal
Sumber : Khan (2001)
36
4.3.3 Pengambilan sampel suara lumba-lumba Proses pengambilan sampel suara (Gambar 18) dilakukan dengan meletakkan hydrophone di bawah permukaan air dan direkam dengan menggunakan digital recorder yang sudah disambungkan ke amplifier dari hydrophone. Hydrophone diturunkan dengan bantuan galah pada kedalaman 2-3 meter dari permukaan air sesuai dengan pengamatan secara visual. Data yang diambil untuk sampel suara adalah suara lumba-lumba, koordinat, lama perekaman, spesies dan tingkah laku lumba-lumba saat perekaman berlangsung.
Hydrophone
Amplifier
Headphone
Digital Voice Recorder Data*.VY4
Gambar 18 Alur pengambilan sampel suara.
4.4 Analisis data Hasil rekaman suara lumba-lumba dengan ekstensi ‘.VY4’ harus diubah terlebih dahulu menjadi data dengan ekstensi ‘.wav’ dengan direkam ulang menggunakan program All Sound Recorder XP. Karena noise yang terlalu banyak, file suara masih harus dilakukan hiss reduction dan noise reduction dengan menggunakan program Cool Edit Pro 2.0 kemudian dianalisis dengan program Wavelab 5.0a. Dilakukan perubahan bentuk data dari bentuk suara ke bentuk angka dengan menggunakan analisis data FFT pada program Wavelab 5.0a yang kemudian dilakukan pemindahan data dari bentuk eksistensi *.wav menjadi *.txt. Setelah itu data diolah dengan menggunakan program Microsoft Excell melakukan rataan terhadap angka per 1000 Hz dan akan diperoleh rentang angka antara 0-22000 Hz. Rataan tersebut kemudian diubah ke dalam bentuk desibel dengan menggunakan persamaan : dB = 10 x Log (n)
…………………………………………..
Keterangan : n= jumlah rataan per 1000 Hz
(1)
37
4.4.1 Proses perbaikan suara latar (noise reduction) Untuk menghilangkan suara latar yang diakibatkan dari perairan dan mesin kapal maka data suara yang telah berada dalam bentuk *.wav, dibuka dengan menggunakan program Cool Edit Pro 2.0 (Gambar 19). Langkah selanjutnya mengubah tampilan ke bentuk edit view dengan menggunakan tombol F12. Apabila tampilan telah berada dalam bentuk edit view, sorot suara dari awal hingga akhir kemudian diolah dengan menggunakan pilihan effects pada menu bar, data diolah dengan menggunakan pilihan noise reduction. Untuk mendapatkan kontur suara yang ada maka pada pilihan noise reduction, tekan tombol yang bertuliskan get profile.
Gambar 19 Data suara sebelum perbaikan.
4.4.2 Proses perbaikan suara desah (hiss reduction) Untuk memperjelas suara, dilakukan perbaikan suara desah. Data yang telah dibuka kemudian disorot suara dari awal hingga akhir dan diolah dengan menggunakan pilihan effects pada menu bar, data diolah dengan menggunakan pilihan hiss reduction. Pada pilihan hiss reduction, tekan tombol yang bertuliskan get noise floor untuk melihat kadar gangguan (noise) yang ada pada data. Setelah itu ditentukan tingkat penyesuaian dari noise floor untuk mendapatkan suara yang paling jernih dan keras, namun dalam penentuan noise floor upayakan tidak memberikan tingkatan tertinggi untuk mencegah suara menjadi pelan dan tidak terdengar (Gambar 20).
38
Gambar 20 Data suara setelah perbaikan.
4.4.3 Pemotongan data suara (cropping) Data yang telah diolah dengan pilihan pengurangan gangguan (noise) dibandingkan dengan suara ketika data belum dilakukan pengurangan gangguan (noise). Dengan menggunakan program Wavelab 5.0a dapat diketahui pada durasi berapa terdapat suara biota yang diamati. Setelah mengetahui durasi suara pada data suara yang belum dilakukan pengurangan gangguan (noise).Selanjutnya dilakukan pemeriksaan kembali dan mendapatkan durasi pemotongan dengan selang batas antara 5 ms pada awal dan akhir suara sehingga tidak terjadi hilangnya potongan suara pada proses pemotongan (Gambar 21).
Gambar 19 Spektrum suara lumba-lumba per satu pulsa suara setelah dilakukan cropping.
39
4.4.4 PSD (power spectral density) Power spectral density adalah proses dengan memasukkan data suara yang berbentuk *.wav dan memproses data melalui perintah Analysis dan memasukkan perintah 3D Frequency Analysis dan akan tampak suatu grafik yang memperlihatkan hubungan intensitas dengan frekuensi. Pada grafik akan ditentukan bagian yang tertinggi sebagai frekuensi optimum dan dilakukan perhitungan. Frekuensi sebuah gelombang secara alami ditentukan oleh frekuensi sumber. Laju gelombang melalui sebuah medium ditentukan oleh sifatsifat medium. Sekali frekuensi (f) dan laju suara (v) dari gelombang tertentu maka panjang gelombang λ dapat ditentukan. Dengan hubungan f = 1
T
λ=
maka dapat diperoleh persamaan (2)
v f
.................................................................(2)
Karena dalam penelitian ini laju suara yang digunakan pada medium zat cair yaitu air laut, maka laju suara di udara yang dilambangkan dengan (v) dapat diubah dengan laju suara di air yang dilambangkan dengan (C), sehingga diperoleh persamaan (3) (Halliday dan Resnick 1978).
λ=
C f
.................................................................(3)
4.4.5 FFT (fast fourier transform) Fast fourier transform adalah proses dengan memasukkan data suara berbentuk
*.wav
dan
memproses
data
melalui
perintah
Analysis
dan
memasukkan perintah Spectrum Analyser. Pada layar akan muncul grafik yang disimpan dalam bentuk *.txt yang nantinya dapat diproses untuk mendapatkan nilai numerik. Setelah mendapatkan nilai numerik, kemudian ditentukan nilai tengahnya (mean) sehingga selang kepercayaan akan dapat diketahui. Selang kepercayaan ini dapat memberikan batasan wilayah minimum dan maksimum dari suatu satuan nilai. Nilai x adalah nilai tengah contoh acak berukuran n yang diambil dari suatu populasi dengan ragam σ2 diketahui, maka selang kepercayaan (1-α) 100% bagi µ adalah :
⎞〈 μ 〈 X + Z ⎛ σ ⎞ ..............................................(4) X − Z α / 2 ⎛⎜ σ ⎟ ⎟ α /2⎜ n n ⎝ ⎠ ⎝ ⎠
40
Z α / 2 adalah nilai Z yang luas daerah di sebelah kanan dibawah kurva normal baku adalah α/2 (Walpole 1982). Keseluruhan analisis suara lumba-lumba disajikan dalam Gambar 22.
Data *.VY4 OK
Rekam ulang”All Sound Recorder XP”
OK
Hiss reduction Noise reduction “Cool Edit Pro 2.0” OK
Pemotongan Data “Wavelab 5.0a” Analisis ulang OK
PSD analysis ‘MATLAB 7.1”
OK
FFT analysis per 5 ms ‘’Wavelab 5.0”
OK
Export to ASCII
OK
Grafik nilai puncak FFT per 5 ms “Microsoft excel” OK Selesai
Gambar 22 Alur analisis data suara lumba lumba.
5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil pengamatan lumba-lumba Hasil pengamatan
lumba-lumba ditunjukkan
dalam Tabel 9. Dari
pengamatan lumba-lumba di dua lokasi, total waktu yang dibutuhkan per hari adalah ± 6 jam untuk pengamatan di Perairan Pantai Lovina dan ± 8 jam untuk pengamatan di Perairan Teluk Kiluan. Jumlah pemunculan lumba-lumba selama pengamatan di Perairan Pantai Lovina sebanyak 967 individu dan Perairan Teluk Kiluan sebanyak 541 individu. Tabel 9 Hasil pengamatan lumba-lumba. Jumlah Variabel Jumlah pengamatan Total waktu pengamatan per hari Jumlah pemunculan yang teramati Spesies teridentifikasi
Pantai Lovina
Teluk Kiluan
5
5
± 6 jam
± 8 jam
967 individu
541 individu
3 spesies
2 spesies
Sumber : Data primer (2007)
Terdapat 3 (tiga) jenis spesies yang teridentifikasi selama pengamatan (Tabel 10).
Perairan Pantai Lovina
teridentifikasi antara lain Spinner dolphin
(Stenella longirostris), Spotted dolphin (Stenella attenuata) dan Bottlenose dolphin (Tursiop truncatus).
Perairan Teluk Kiluan teridentifikasi 2 (dua) jenis spesies
antara lain Spinner dolphin (Stenella longirostris) dan Bottlenose dolphin (Tursiop truncatus). Tabel 10 Spesies lumba-lumba teramati selama pengamatan. Jenis lumba-lumba
Jumlah (individu) Pantai Lovina
Teluk Kiluan
Spinner dolphin (Stenella longirostris)
828
541
Spotted dolphin (Stenella attenuata)
102
-
37
341
967
882
Bottlenose dolphin (Tursiop truncatus) Jumlah Sumber : Data primer (2007)
42
Spotted Dolphin tidak dijumpai di Perairan
Teluk Kiluan karena diduga
Perairan Teluk Kiluan merupakan perairan samudera yang curam dan terbuka serta dipengaruhi oleh Perairan Samudera Hindia. Menurut Pariwono (1999), kecuraman pantai di bagian barat Lampung mempunyai gradasi dari yang curam di bagian utaranya hingga yang berkurang kecuramannya di bagian selatan. Baird et al.(2001) menyatakan bahwa Spotted dolphin jarang melakukan pergerakan ke perairan yang lebih dalam dan tidak sering melakukan pergerakan lebih dari 1000 m atau melakukan pergerakan yang lebih jauh antara pulau. Spotted dolphin diidentifikasi berdasarkan bentuk tubuhnya yang lebih ramping dan steamlined. Sirip punggung yang sempit, berbentuk sabit dan runcing ujungnya. Ciri lainnya adalah memiliki bintik-bintik pada bagian punggung. Dijumpai di antara perairan pantai dan pantai kontinental. Di perairan Pantai Lovina, Spooted dolphin ditemukan pada jarak ratarata 2,5 km hingga 3 km dari garis pantai.Di kepulauan Hawaii, Spotted dolphin sering dijumpai pada kedalaman kurang dari 200 meter dan melakukan pergerakan sekitar 40 km selama 4 hari. Spinner dolphin diidentifikasi dengan ciri-cirinya yang sering melakukan gerakan aerials, yakni melakukan lompatan sangat tinggi, salto, berbalik dan berputar di udara. Memiliki paruh yang panjang dan ramping, sirip dorsal yang tegak, tubuhnya yang panjang dan ramping, dahi yang landai serta ekornya yang panjang dan lancip. Spinner dolphin merupakan salah satu dari kelas Delphinidae yang sering dijadikan bahan penelitian di Hawaii (Silva et al. 2007). Menurut Carwardine (1995), Spinner dolphin memiliki 3 (tiga) pola warna antara lain abu-abu terang pada bagian samping dan putih (abu-abu putih) pada bagian perut. Sering dijumpai dalam kelompok yang besar antara 5-200 ekor bahkan sampai 1000 ekor (Kiefner 2002). Bottlenose dolphin termasuk hewan yang tidak menyerang sehingga dapat dengan mudah dan aman untuk dinikmati atraksinya. Sangat aktif dipermukaan dan sering mengikuti gelombang yang timbulkan oleh gerakan kapal. Bottlenose dolphin sering dijumpai bersamaan dengan kapal rekreasi dan pada perikanan pantai (Costantine and Baker 1997). Identifikasi Bottlenose dolphin di perairan dapat ditandai melalui tubuhnya yang relatif pendek dengan moncong yang pendek. Sirip punggung tinggi dan berujung agak bengkok seperti sabit serta muncul dari pertengahan punggung. Selama pengamatan di Perairan Pantai Lovina dan Teluk Kiluan, Bottlenose dolphin dijumpai dalam kelompok antara 4-10 ekor.
43
Menurut Priyono (2001), Bottlenose dolphin dijumpai dalam kelompok kurang dari 20 ekor. Shane et al. (1986) dalam Hansen (1990), menyatakan bahwa di perairan pantai di Gulf Mexico ditemukan komposisi dan ukuran grup dari Bottlenose dolphin yang selalu berubah-ubah dalam sehari. Lumba-lumba membentuk grup yang lebih besar adalah bagian dari strategi untuk memangsa karena sumber makanan mereka yang berupa schooling ikan menyebar di perairan terbuka. Distribusi Bottlenose dolphin sebagian besar di dalam 500 m dari pantai, adakalanya berada lepas pantai dekat tebing curam di mana mangsa mungkin secara relatif lebih berlimpah-limpah ( Bearzi 2003). Selama pengamatan di kedua perairan didominasi oleh Spinner dolphin, antara lain 85,62% di Perairan Pantai Lovina dan 61,33% di Teluk Kiluan (Gambar 23). Lammers et al. (2001) menyatakan bahwa selama pengamatan di dekat Kalaeloa Barbers Point Harbor, setiap hari dijumpai sekitar 40 sampai 100 ekor Spinner dolphin.
Spotted dolphin 11%
Bottlenos e dolphin 4%
Bottlenos e dolphin 39%
Spinner dolphin 85%
Pantai lovina
Spinner dolphin 61%
Teluk Kiluan
Gambar 23 Jenis spesies yang ditemukan selama pengamatan. Berdasarkan hari pengamatan di Perairan pantai Lovina, hari ke-1 tidak ditemukan gerombolan lumba-lumba. Hal ini terjadi bersamaan dengan kondisi perairan yang berombak (Skala 4). Menurut Lammers et al. (2001), keberadaan Spinner dolphin di
dekat Kahe Point Hawaii yang merupakan pintu masuk
pelabuhan, hanya bersifat sementara karena kondisi perairan yang keruh dan angin yang bertiup kencang, sehingga tidak memungkinkan untuk berisirahat dan mencari makan. Keberadaan lumba-lumba selama pengamatan di Perairan Pantai Lovina lebih banyak di pagi hari pada pukul 07.00-11.00 WITA (Gambar 24). Lumba-lumba membentuk kelompok yang lebih besar menjelang siang hari. Menurut Lammers
44
(2004), frekuensi perjumpaan dengan Spinner dolphin di perairan Waianae,Oahu terjadi pada pagi hari pukul 07.00-09.59. 350
jumlah individu
300 250 200 150 100 50 0 6.00-7,00
7.00-8.00
8.00-9.00
9.00-10.00
10.00-11.00
waktu pengamatan (WITA) Stenella longirostis
Stenella attenuata
Tursiop truncatus
Gambar 24 Pemunculan lumba-lumba berdasarkan waktu pengamatan di Perairan Pantai Lovina Menurut Perrin and Gilpatrick (1994), Spinner dolphin (Stenella longirostris) merupakan spesies kosmopolitan yang distribusinya tersebar luas pada laut tropis dan subtropis di dunia. Spinner dolphin banyak terdapat di laut lepas dan juga di perairan pantai. Pada wilayah Eastern Tropical Pasific sering dijumpai pada perairan dangkal (Reilly 1990 dalam Lammers 2004). Perjumpaan dengan Spinner dolphin lebih banyak terjadi pada pagi hari dibandingkan pada sore hari (Lammers et al. 2001). Kemunculan lumba-lumba tertinggi selama pengamatan terjadi pada hari ke3 sebanyak 41,47% terdiri atas Spinner dolphin 36,30%, Spotted dolphin 4,24% dan Bottlenose dolphin 0,93% (Gambar 25).
Jumlah Pemunculan Lumba-Lumba (individu)
400 350 300 250 200 150 100 50 0 1
2
3
4
5
Hari Pengamatan Spinner dolphin
Spotted dolphin
Bottlenose dolphin
Gambar 25 Jumlah pemunculan lumba-lumba yang teramati di Perairan Pantai Lovina.
45
Keberadaan lumba-lumba selama pengamatan di Perairan Teluk Kiluan lebih banyak di pagi hari antara pukul 09.00-11.00 WITA (Gambar 26). 300
jumlah individu
250 200 150 100 50 0 6.00-7,00
7.00-8.00
8.00-9.00
9.00-10.00
10.00-11.00
waktu pengamatan (WIB) Stenella longirostis
Tursiop truncatus
Gambar 26 Pemunculan lumba-lumba berdasarkan waktu pengamatan di Perairan Teluk Kiluan.
Kemunculan lumba-lumba tertinggi selama pengamatan di Perairan Teluk Kiluan terjadi pada hari ke-4 sebanyak 32,20 %, terdiri atas Spinner dolphin 14,74% dan Bottlenose dolphin 17,46% (Gambar 27). Pada hari ke-3 tidak ditemukan gerombolan lumba-lumba bersamaan dengan keadaan alam yang turun hujan dan kondisi perairan yang berombak (Skala 4).
Jumlah Pemunculan Lumba-Lumba (individu)
250 200 150 100 50 0 1
2
3
4
5
Hari Pengamatan Spinner dolphin
Bottlenose dolphin
Gambar 27 Jumlah pemunculan lumba-lumba yang teramati di Perairan Teluk Kiluan.
Selama pengamatan berlangsung pada kedua lokasi, terlihat adanya fenomena lainnya seperti kemunculan lumba-lumba disertai dengan ditemukannya schooling ikan tongkol yang berlompatan di permukaan laut. Diduga keberadaan lumba-lumba di Perairan Pantai Lovina dan Teluk Kiluan berhubungan dengan
46
mencari makan. Kondisi suhu pada saat pengamatan adalah berkisar antara 28,029,00C dan kisaran salinitas 33-34 ‰. Menurut Bruyns (1971), lumba-lumba hidup pada suhu 240C-300C dan pada umumnya hidup di laut atau di samudera namun kadang hidup di daerah pantai. Scoot and Chivers (1990) menyatakan bahwa Spinner dolphin dan Spotted dolphin menetap pada perairan tropis dengan suhu lebih dari 250C dan salinitas kurang dari 34‰. Lammers (2001) menyatakan bahwa keberadaan Bottlenose dolphin di perairan Kahe Point Hawaii diduga untuk mencari makan. Hasil pengamatan dari Perrin et al.(1973); Robertson and Chivers (1997); Scoot and Cattanach (1998) dalam Baird et al. (2001) tentang kebiasaan makan Spotted dolphin pada Eastern Tropical Pasific menyatakan bahwa Spotted dolphin mempunyai kebiasaan memakan spesies epipelagis pada malam hari dan spesies mesopelagis yang berada di permukaan laut menjelang pagi hari. Cockcroft and Ross (1986) mengemukakan bahwa lumba-lumba hidung botol di perairan Natal, Afrika Selatan memakan berbagai jenis ikan pelagis, cepalopoda, dan beberapa jenis ikan laut dalam. Scott and Chiver (1990) menyatakan bahwa Bottlenose dolphin adalah jenis lumba-lumba yang memiliki strategi dalam mencari makan. Menurut Shane (1990), lumba-lumba di bagian Afrika Utara dan Texas mencari makan pada pagi hari dan sore hari. Silva et al. (2007) menemukan bahwa Spinner dolphin sering bermain pada daerah yang memiliki banyak ketersediaan makanan pada perairan Fernando de Noronha yang terdiri atas cumi-cumi, ikan dan udang. Menurut Barros and Odell (1990) dari 76 lumba-lumba yang diteliti di Southeastern United States, 75 ekor memakan ikan, 28 ekor ada yang memakan cephalopoda dan 11 ekor yang memakan udang.
5.2 Tingkah laku lumba-lumba di permukaan air Kebiasaan lumba-lumba adalah sering melakukan berbagai macam gerakan dan tingkah laku yang berhubungan dengan kehidupannya. Tingkah laku yang sering dilakukan oleh lumba-lumba di Perairan Pantai Lovina adalah melakukan travelling atau membentuk kelompok dalam kegiatan mencari mangsa dan pergerakan untuk migrasi. Gerakan lain yang teramati adalah aerials yang merupakan gerakan salto, berputar dan berbalik sebelum masuk ke dalam air. Perilaku lainnya seperti bowriding dan feeding juga sering terlihat selama pengamatan. Bowriding adalah tingkah laku lumba-lumba yang berenang mengikuti
47
kapal, sedangkan feeding merupakan kegiatan yang dilakukan ketika sedang mencari makan. Kegiatan feeding biasa ditandai dengan adanya schooling ikan pelagis di dekat keberadaan lumba-lumba (Gambar 28).
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 28 Tingkah laku travelling (a), aerials (b), feeding (c), bowriding (d) di Perairan Pantai Lovina.
Gerakan travelling adalah gerakan yang sering dilakukan oleh lumba-lumba di Perairan Pantai Lovina sebanyak 59%, diikuti dengan gerakan aerials dan feeding sebanyak 17% dan bowriding sebanyak 7% (Gambar 29). Tingkah laku yang sering dilakukan oleh lumba-lumba di Perairan Teluk Kiluan adalah melakukan travelling, aerials, feeding dan bowriding (Gambar 30). Shane (1990) menyatakan bahwa tingkah laku lumba-lumba yang di permukaan air yang sering dilakukan adalah untuk tujuan sosial dan komunikasi antar sesama lumba-lumba serta untuk mencari makan.
48
7% 17%
travelling aerials 17%
feeding bowride 59%
Pantai Lovina
Gambar 29 Gerakan lumba-lumba yang sering dilakukan di Perairan Pantai Lovina.
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 30 Tingkah laku travelling (a), aerials (b), feeding (c), bowriding (d) di Perairan Teluk Kiluan.
Gerakan travelling adalah gerakan yang sering dilakukan oleh lumba-lumba di Perairan Teluk Kiluan sebanyak 69%, diikuti dengan gerakan aerials sebanyak 14 % , feeding sebanyak 11% dan bowriding sebanyak 6% (Gambar 31). Menurut Shane et al. (1986) dalam Hansen (1990), struktur habitat dan akitivitas pergerakan sangat berpengaruh pada keberadaan grup lumba-lumba yang lebih besar dan kemunculan lumba-lumba di suatu perairan.
49
Bearzi (2005) menyatakan bahwa tingkah laku yang sering dilakukan oleh Bottlenose dolphin di Teluk Santa Monica Bay, California adalah travelling dengan kecepatan rata-rata 4,3 km per hari. Lammers et al.(2001) menyimpulkan bahwa selama sehari dari pukul 6.00-17.00, tingkah laku yang sering dilakukan lumbalumba di Perairan Barbers Point Harbor adalah travelling dengan kecepatan normal antara 20.5 ± 13.3 m/sec. Wursig and Wursig (1979) mengemukakan bahwa kecepatan rata-rata lumba-lumba selama travelling di Perairan Argentina adalah 6.1 km/jam.
11%
6%
14%
travelling aerials feeding bowride 69% Teluk Kiluan
Gambar 31 Gerakan lumba-lumba yang sering dilakukan di Perairan Teluk Kiluan. Menurut Geise et al. (1999), tingkah laku aerial yang dilakukan oleh famili Delphinidae pada Cananeia Estuary Brazil terjadi setiap hari dengan frekuensi terbanyak terjadi pada sore hari sampai pukul 6.00 sebanyak 62,3% dan pada pagi hari sampai pukul 12.00 sebanyak 37,7%. Menurut Lammers et al. (2001), tingkah laku aerials sedikit ditemukan pada pagi hari dibandingkan sore hari. Carwadine (1995) menjelaskan bahwa bowriding adalah aktivitas berenang yang dilakukan lumba-lumba mengikuti gerakan ombak yang terjadi akibat gerakan kapal dan mengikuti kapal tersebut. Aktivitas ini merupakan salah satu bentuk permainan yang dilakukan oleh lumba-lumba.
5.3. Distribusi lumba-lumba 5.3.1 Perairan Pantai Lovina Gambar 32 menunjukkan distribusi lumba-lumba di Perairan Pantai Lovina. Setiap pemunculan diawali oleh kelompok Spinner dolphin. Distribusi lumba-lumba tersebar di setiap pengamatan dengan jumlah dan frekuensi kemunculan yang berbeda. Distribusi dengan jumlah terbanyak ditemukan pada pengamatan hari ke-3
50
dan paling sedikit adalah pada hari ke-2. Pergerakan kelompok lumba-lumba memperlihatkan keberaturan waktu pergerakan, seperti dalam formasi baris.
Gambar 32 Pergerakan lumba-lumba selama pengamatan lapangan di Perairan Pantai Lovina. Pergerakan lumba-lumba selama pengamatan berada pada kisaran kedalaman antara 100-650 meter dan mengikuti garis pantai. Selama pengamatan diperoleh hasil bahwa di Perairan Pantai Lovina, kelompok lumba-lumba datang dari arah Timur Laut dan bergerak ke arah Barat Daya. Hal tersebut dibuktikan dengan bertambahnya nilai Bujur Timur dan diikuti dengan bertambahnya nilai Lintang Selatan. Diduga pergerakan lumba-lumba dari arah Timur Laut menuju Barat Daya adalah untuk mencari makanan dengan Perairan Pantai Seririt sebagai tujuan migrasinya. Berdasarkan pengamatan, pergerakan lumba-lumba di Perairan Pantai Lovina merupakan migrasi untuk mencari makanan. Hal ini dibuktikan dari fenomena bahwa kelompok lumba-lumba
ditemukan dilokasi dimana terdapat
burung-burung laut yang sedang mencari ikan. Dugaan ini diperkuat dengan dijumpai jenis ikan teri (Stolephorus spp) di Perairan Desa Seririt. Pada saat sinar matahari mencapai maksimum, kelompok lumba-lumba akan kembali ke perairan yang lebih dalam. Dalam hal ini lumba-lumba mendatangi perairan di sekitar Perairan Pantai Lovina adalah mengikuti pergerakan mangsanya. Hansen (1990), menyatakan bahwa lumba-lumba membentuk kelompok besar merupakan strategi mempermudah perolehan makanan terutama untuk mendapatkan schooling ikan target.
51
5.3.2 Perairan Teluk Kiluan Gambar 33 menunjukkan distribusi lumba-lumba di Perairan Teluk Kiluan.
Gambar 33 Pergerakan lumba-lumba selama pengamatan lapangan di Perairan Teluk Kiluan. Pergerakan lumba-lumba selama pengamatan berada pada kisaran kedalaman antara 100-800 meter dan menjauhi pantai. Banyak ditemukan pada kedalaman 600 meter. Hal ini berbeda dengan distribusi lumba-lumba di Perairan Pantai Lovina. Diduga keberadaan lumba-lumba yang menjauhi pesisir pantai karena kondisi perairan yang berhadapan dengan perairan samudera yang terbuka dan curam. Berdasarkan letaknya kondisi Perairan Teluk Kiluan lebih dipengaruhi oleh Perairan Samudera Hindia. Menurut Pariwono (1999), Pantai barat Lampung memanjang dari arah baratlaut ke tenggara, membentuk garis pantai yang relatif lurus. Kondisi pantai di bagian barat Lampung, seperti halnya pantai-pantai yang berhadapan dengan perairan samudera yang terbuka, adalah curam. Kecuraman pantai di bagian barat Lampung mempunyai gradasi dari yang curam di bagian utaranya hingga yang berkurang kecuramannya di bagian selatan. Garis isobath 20 m di bagian baratlaut. Pantai Barat Lampung berjarak 1 km dari garis pantai. Jarak tersebut makin melebar menuju ke arah tenggara hingga sejauh 6 km di ujung selatan Pantai barat Lampung. Kondisi yang serupa terjadi untuk garis isobath 200 m (sebagai ciri batas landas/paparan benua). Kedalaman rata-rata perairan di Teluk Semangka adalah sekitar 60 m. Akan tetapi pada jarak sekitar 15 km dari kepala teluk, kedalaman sudah mencapai 200 m. Kedalaman perairan makin besar dengan menuju ke arah
52
selatan, kondisi ini mencirikan bahwa perairan Teluk di bagian barat Lampung lebih dipengaruhi oleh Perairan Samudera Hindia. Distribusi lumba-lumba di Perairan Teluk Kiluan selama pengamatan belum dapat dipastikan keberaturan pola pergerakannya. Hal ini diduga karena disamping faktor oseanografi, lumba-lumba di perairan ini juga diburu oleh nelayan-nelayan lokal, berbeda dengan lumba-lumba yang berada di Perairan Pantai Lovina. Bearzi (2005) menyatakan bahwa distribusi dari Bottlenose dolphin di Teluk Santa Monica California sebagian besar berada 500 m dari pantai. Hal ini disebabkan oleh perbedaan batimetri dan oseanografi antara pantai dan lepas pantai. Berbeda dengan kondisi pada California Utara dimana Bottlenose dolphin banyak dijumpai pada 1 km dari pantai dengan kedalaman 10 dan 30 meter namun memiliki perbedaan yang menyolok antara pantai dan lepas pantai. Kenney (1990) mengatakan bahwa Bottlenose dolphin bisa beradaptasi di perairan yang berbeda dengan habitatnya dan bisa berasosiasi dengan komunitas cetacea lainnya. Menurut Lammers et al. (2001), estimasi keberadaan Spinner dolphin pada Kalaeloa Barbers Point Harbor setiap hari berjumlah 29 ekor, Spotted dolphin 20 ekor dan Bottlenose dolphin 10 ekor dan berada pada jarak 4 km dari jalur masuk pelabuhan. Menurut Rudolph et al. (1997), Bottlenose dolphin menyebar antara lain di Laut Jawa, Lamalera, Selat Malaka, Kepulauan Riau, sebelah timur Pulau Bangka dan Selat Sunda. Spinner dolphin menyebar di Laut Timor, Lembata, Laut Jawa, Selat Malaka, Laut Seram, Laut Flores, Laut Banda, Selat Sunda, Laut Sulawesi, pesisir utara Papua, Pulau Alor, Selat Sumba dan Perairan sekitar Taman Nasional Komodo. Spotted dolphin menyebar di Laut Banda, Selat Haruku, Laut Sawu dan Lamalera.
5.4 Distribusi lumba-lumba berdasarkan waktu pertemuan 5.4.1 Perairan Pantai Lovina Distribusi lumba-lumba berdasarkan waktu pertemuan ditunjukkan dalam Gambar 34.
53
Gambar 34 Distribusi lumba-lumba berdasarkan waktu pengamatan di Perairan Pantai Lovina. Pola distribusi yang dilakukan lumba-lumba di Perairan Pantai Lovina menunjukkan suatu keteraturan waktu pergerakan seperti formasi baris. Pergerakan lumba-lumba yang teratur diduga ada pemimpinnya saat lumba-lumba berenang menuju tempat tertentu. Umumnya dipimpin oleh lumba-lumba yang berukuran besar sementara lumba-lumba yang kecil berada ditengah. Pola pergerakan berkelompok seperti ini adalah sebagai adaptasi terhadap ancaman predator. Berdasarkan waktu pengamatan, kelompok lumba-lumba bergerak ke arah Barat Daya menyusuri Perairan Buleleng dengan jarak rata-rata 2,5 hingga 3 km dari garis pantai. Kecepatan renang rata-rata kelompok lumba-lumba adalah 6,5 km. menjelang siang hari sekitar pukul 10.00 WITA, lumba-lumba sudah membentuk kelompok yang besar dan melakukan travelling ke arah Perairan Pantai Desa Seririt. Menjelang siang pukul 12.00 WITA lumba-lumba cenderung berada di bawah permukaan air.
5.4.2 Perairan Teluk Kiluan Distribusi lumba-lumba di Perairan Teluk Kiluan ditunjukkan dalam Gambar 35.
54
Gambar 35 Distribusi lumba-lumba di Perairan berdasarkan waktu pengamatan di Perairan Teluk Kiluan. Pola distribusi lumba-lumba di Perairan Teluk Kiluan tidak membentuk suatu keteraturan seperti halnya dengan pola pergerakan lumba-lumba di Perairan Pantai Lovina. Dari hasil pengamatan tidak dapat diketahui pasti darimana lumba-lumba tersebut datang. Hal ini diduga karena faktor kondisi lingkungan perairan yang berhadapan dengan perairan samudera yang terbuka dan curam. Selama pengamatan bisa disimpulkan bahwa lumba-lumba berada di sekitar Perairan Teluk melakukan travelling untuk mencari makan. Hal ini ditandai dengan keberadaan lumba-lumba di suatu lokasi yang bersamaan dengan burung-burung laut dan schooling ikan pelagis.
5.5 Karakter suara lumba-lumba 5.5.1 Tipe suara lumba-lumba Di Perairan Pantai Lovina, terdapat 7 (tujuh) potong suara pada file suara (Gambar 36). Pada saat hydrophone diturunkan terdapat asosiasi Spinner dolphin dan Spotted dolphin yang terbagi dalam beberapa schooling.
55
Gambar 36 Lokasi perekaman suara lumba-lumba.
5.5.1.1 Potongan suara B1 Potongan suara B1 merupakan suara Spotted dolphin pada posisi 0
08 03’50,4”LS dan 114058’47,0”BT. Potongan suara B1 berdurasi 0,85 detik, dengan intensitas rata-rata adalah 56,52 dB dimana intensitas tertinggi adalah 71,83 dB terjadi pada frekuensi 12 kHz (Gambar 37). Kecepatan rambat suara di air adalah 1500 m/s, sehingga diketahui panjang gelombang dari potongan suara B1 adalah 0,125 m.
5.5.1.2 Potongan suara B2 Potongan suara B2 0
diperoleh dari suara Spinner dolphin pada posisi
0
08 03’30,4” LS dan 114 58’16,4”BT dengan durasi 1,35 detik. Intensitas rata-rata adalah 52,49 dB dimana intensitas tertinggi adalah 98,35 dB terjadi pada frekuensi 6 kHz (Gambar 38). Panjang gelombang suara B2 adalah 0,25 m.
56
Intens itas S uara B 1 (dB )
80 60 40 20
0 100 50 0
Duras i (Detik)
0
0.5
1
1.5
2.5
2
4
x 10
F rekuens i (Hz)
Gambar 37 Potongan suara B1.
Intens itas S uara B2 (dB)
100 80 60 40 20 0 300 200 100 Duras i (Detik)
0
0
0.5
1
1.5
2.5
2
4
x 10
F rekuens i (Hz)
Gambar 38 Potongan suara B2.
5.5.1.3 Potongan suara B3 Potongan suara B3 merupakan suara Spotted dolphin pada posisi 0
08 08’20,6” LS dan 115001’02,8”BT dengan durasi 0,75 detik. Intensitas rata-rata adalah 56,28 dB dimana intensitas tertinggi adalah 76,57 dB terjadi pada frekuensi 19 kHz (Gambar 39). Panjang gelombang suara B3 adalah 0,09 m.
57
5.5.1.4 Potongan suara B4 Potongan suara B4
merupakan suara
Spinner dolphin pada posisi
08008’20,6”LS dan 115001’02,8”BT berdurasi 0,8 detik, dengan intensitas rata-rata adalah 54,53 dB dimana intensitas tertinggi adalah 71,26 dB terjadi pada frekuensi 19 kHz yang diikuti dengan puncak dengan intensitas yang lebih kecil sebesar 29,36 dB pada frekuensi 22.000 Hz pada durasi 80 ms (Gambar 40). Panjang gelombang yang dimiliki oleh suara B4 adalah 0,09 m dan 0,007 m.
Intens itas S uara B 3 (dB )
80 60 40 20
0 300 200 100 Duras i (Detik)
0
0
0.5
1
1.5
2
2.5 4
x 10
F rekuens i (Hz)
Gambar 39 Potongan suara B3.
Intens itas S uara B 4 (dB )
80 70 60 50 40 30
20 100 50 Duras i (Detik)
0
0
0.5
1
1.5
F rekuens i (Hz)
Gambar 40 Potongan suara B4.
2
2.5 4
x 10
58
5.5.1.5 Potongan suara B5 Potongan suara B5 adalah potongan suara Spinner dolphin pada posisi 08009’54,5” LS dan 114053’18,2”BT berdurasi 0,65 detik, dengan intensitas rata-rata adalah 48,36 dB dimana intensitas tertinggi adalah 67,44 dB terjadi pada frekuensi 13 kHz dengan durasi 0,25 detik dan diikuti dengan puncak yang lebih kecil pada frekuensi 22 kHz sebesar 29,27 dB di durasi 0,4 detik (Gambar 41). Panjang gelombang suara B5 adalah 0,11m dan 0,07 m.
Intens itas S uara B 5 (dB )
70 60 50 40 30 20 80 60 40 20 Duras i (Detik)
0
0
0.5
1
1.5
2
2.5 4
x 10
F rekuens i (Hz)
Gambar 41 Potongan suara B5. 5.5.1.6 Potongan suara B6 Potongan suara B6 adalah potongan suara Spinner dolphin pada posisi 08006’41,3” LS dan 115055’21,7”BT berdurasi 0,45 detik, dengan intensitas rata-rata adalah 23,28 dB dimana intensitas tertinggi adalah 80,25 dB terjadi pada frekuensi 16 kHz dengan (Gambar 42). Panjang gelombang dari potongan suara B6 adalah 0,09 m.
5.5.1.7 Potongan suara B7 Potongan suara B7 merupakan potongan suara Spotted dolphin pada posisi 0
08 08’34,0” LS dan 115018’29,6” BT berdurasi 0,65 detik dengan intensitas rata-rata adalah 50,22 dB. Intensitas tertinggi adalah 68,69 dB terjadi pada frekuensi 9 kHz dengan durasi 0,55 detik dan
diikuti dengan puncak yang lebih kecil sebesar
29,87 dB terjadi pada frekuensi 22 kHz dengan durasi 0,55 detik (Gambar 43). Panjang gelombang dari potongan suara B7 adalah sebesar 0,16 m dan 0,07 m.
59
Berdasarkan nilai frekuensi yang tidak lebih dari 25 kHz dapat dinyatakan bahwa tipe suara yang berhasil direkam di
perairan Pantai Lovina Buleleng
menunjukkan bahwa suara yang terekam bukan merupakan tipe suara click yang digunakan untuk echolocation. Suara dengan deskripsi potongan B1 sampai B7 adalah
tipe suara whistles yang sering digunakan untuk komunikasi. Beberapa
potongan suara terkonsentrasi pada kedalaman kurang dari 600 meter.
Intens itas S uara B 6 (dB )
100 80 60 40 20 0 60 40 20 0
Duras i (Detik)
0
0.5
1
1.5
2
2.5 4
x 10
F rekuens i (Hz)
Gambar 42 Potongan suara B6.
Intens itas S uara B 7 (dB )
70 60 50 40 30 20 80 60 40 20 Duras i (Detik)
0
0
0.5
1
1.5
F rekuens i (Hz)
Gambar 43 Potongan suara B7.
2
2.5 x 10
4
60
Menurut Caldwell et al. (1990), frekuensi rendah dari jenis whistles berkisar adalah 1-8 kHz sedangkan frekuensi tinggi berkisar antara 9-24 kHz. Potongan suara B1, B3, B4 dan B6 merupakan jenis suara whistles dengan frekuensi tinggi antara 8-24 kHz. Potongan suara B2 adalah jenis whistles dengan frekuensi rendah 6 kHz. Potongan suara B5 memiliki dua puncak dengan frekuensi pertama 13 kHz diikuti dengan frekuensi kedua 22 kHz sehingga dapat digolongkan jenis suara whistles dengan frekuensi tinggi. Potongan suara B7 memiliki dua puncak namun dengan frekuensi yang berbeda. Frekuensi pertama merupakan jenis suara whistles dengan frekuensi rendah (9 kHz) kemudian diikuti dengan frekuensi tinggi (22 kHz). Nachtigall et al. (2000) yang menyatakan bahwa tipe suara whistles pada Spinner dolphin dan Spotted dolphin berada pada kisaran 1-21 kHz. Tipe suara whistles pada lumba-lumba berada pada kisaran 4-15 kHz (Dreher 1961 dalam Caldwell et al. 1990), 5-16 kHz (Dreher and Evans 1964 dalam Caldwell et al. 1990), 4-20 kHz (Evans and Prescott 1962 dalam Caldwell et al.1990), 2-30 kHz (Evans 1973), 5-15 kHz (Herman and Tavolga 1980 dalam Caldwell et al.1990). Leatherwood and Reeves (1990) mengatakan bahwa “whistle like squeal” pada lumba-lumba hidung botol bukan digunakan untuk echolocation tetapi dihasilkan dalam konteks komunikasi sosial. Lumba-lumba mengeluarkan whistles ketika terpisah dari induk, anak atau anggota kelompoknya. Evans (1987) mengatakan bahwa lumba-lumba hidung botol menghasilkan yelps terpulsa selama bercumbu, hal ini diduga sebagai komunikasi untuk tahapan selanjutnya. Suara lumba-lumba yang terekam di Perairan Pantai Lovina adalah tipe whistles karena durasi suara yang dihasilkan memiliki panjang 0,25-1,35 detik. Evans (1973) menyatakan bahwa durasi suara whistles tidak lebih dari 3 detik, 0,25-3 detik (Dreher 1961 dalam Caldwell et al. 1990), 0,1-3,6 detik (Evans and Prescott 1962 dalam Caldwell et al.1990). Lumba-lumba mengeluarkan jenis suara whistles karena dalam kondisi stress (Caldwell and Caldwell 1990)
5.5.2 Tipe suara dan tingkah laku lumba-lumba Tingkah laku yang di lakukan oleh lumba-lumba saat dilakukan perekaman suara berbeda-beda tiap stasiunnya (Gambar 44). Pada stasiun B1 dan B6, lumbalumba melakukan gerakan travelling dan menunjukkan gerakan feeding yang ditandai dengan munculnya schooling ikan pelagis di sekitar gerakan lumba-lumba. Di stasiun B2, B5, dan B7 lumba-lumba melakukan beberapa kali gerakan aerials adalah dengan tujuan untuk siap-siap memangsa ikan target yang telah dilingkari
61
oleh gerombolan lumba-lumba di dalam perairan. Sementara di stasiun B3 dan B4, lumba-lumba terlihat sedang melakukan travelling dengan tujuan untuk mencari ikan target. Menurut Shane (1990) salah satu cara makan dari lumba-lumba adalah Horizontal circle feeding
dimana lumba-lumba sering berenang membentuk
lingkaran hanya di bawah permukaan dengan dua cara. Pertama, lumba-lumba berenang cepat di sisi lingkaran dengan tubuh membongkok ke depan, lebih seperti kucing mengejar ekornya. Kedua, lumba-lumba berada pada posisi yang hampir vertikal di kolom perairan dengan kepala ke atas, kemudian lumba-lumba itu akan memutar kepalanya atau sangat jarang seluruh tubuhnya akan berputar 360 derajat membentuk busur sehingga satu atau beberapa ikan kecil akan lari ke lingkaran dipinggir mulut lumba-lumba dibawah permukaan. Lopez (2006) mengemukakan bahwa teknik yang paling sering dilakukan oleh lumba-lumba dalam mencari makan adalah membuat sangkar lingkaran yang terdiri atas satu atau beberapa lumba-lumba yang berenang dan mengepung ikan target (32,6% dari pengamatan yang di dalam air; 58 pertemuan). Teknik ini terdiri atas dua kategori antara lain
(1) kerjasama bersama kelompok lumba-lumba
lainnya dan (2) individu sesama jenis. Dalam pergerakannya di perairan Pantai Lovina, lumba-lumba pada saat melakukan travelling dan feeding akan mengeluarkan suara whistles
dengan
frekuensi tinggi. Hal ini dibuktikan pada stasiun B1 (12 kHz), B3 (19 kHz), B4 (19 kHz) dan B6 (16 kHz). Sedangkan pada saat melakukan lompatan (aerials), lumbalumba mengeluarkan suara whistles dengan frekuensi rendah. Ini terjadi pada stasiun B2 (6 kHz) dan B7 (9 kHz). Hubungan antara tipe suara yang dihasilkan dengan tingkah laku selama pergerakan adalah bersifat komunikasi sosial. Lumba-lumba mengeluarkan whistle ketika terpisah dari induk, anak atau anggota kelompoknya (Evans 1987). Menurut Caldwell et al. (1990), dalam melakukan pergerakan travelling, biasanya lumbalumba mengeluarkan jenis suara whistles untuk memberitahukan kepada anggota kelompok lainnya tentang keberadaannya. Lumba-lumba akan sering mengeluarkan jenis suara whistles ketika mereka melakukan kontak dengan kelompok lumbalumba yang lainnya. Nachtigall et al. (2000) mengatakan whistles merupakan tipe suara pada lumba-lumba yang paling penting pada malam hari ketika melakukan pergerakan feeding.
62
Gambar 44 Karakter suara hubungannya dengan tingkah laku.
6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Terdapat 3 (tiga) jenis spesies lumba-lumba di Perairan Pantai Lovina antara lain Spinner dolphin (Stenella longirostris), Spotted dolphin (Stenella attenuata) dan Bottlenose dolphin (Tursiop truncatus).
Sedangkan di Perairan Teluk Kiluan
teridentifikasi 2 (dua) jenis spesies antara lain Spinner dolphin (Stenella longirostris) dan Bottlenose dolphin (Tursiop truncatus). Tingkah laku yang sering dilakukan oleh lumba-lumba di Perairan Pantai Lovina dan di Perairan Teluk Kiluan adalah melakukan travelling atau membentuk kelompok dalam kegiatan mencari mangsa dan pergerakan untuk migrasi. Gerakan lain yang teramati adalah aerials yang merupakan gerakan salto, bowriding dan feeding juga sering terlihat selama pengamatan. Pergerakan lumba-lumba selama pengamatan di Perairan Pantai Lovina berada pada kisaran kedalaman antara 100-650 meter dan mengikuti garis pantai. Sedangkan di Perairan Teluk Kiluan berada pada kisaran kedalaman antara 100800 meter dan menjauhi pantai. Tipe suara yang berhasil direkam di Perairan Pantai Lovina Buleleng adalah jenis whistles yang sering digunakan untuk komunikasi. Whistles yang dihasilkan oleh lumba-lumba digunakan untuk komunikasi pada saat melakukan gerakan travelling dan feeding.
6.2. Saran Dalam melakukan suatu perencanaan konservasi terhadap suatu kawasan lumba-lumba perlu diketahui dengan pasti tingkah laku dan perilaku lumba-lumba. Perlu dilakukan penelitian tentang kelompok lumba-lumba secara kontinyu dengan waktu penelitian yang lama terutama mengenai perilaku harian dari lumba-lumba dengan pemanfaatan metode radio tagging sehingga distribusi lumba-lumba dapat diketahui secara pasti. Disamping itu untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang tingkah laku lumba-lumba dapat dilakukan pengamatan secara langsung menggunakan underwater video camera, sehingga dapat diketahui pasti kegunaan dari suara-suara yang dipancarkan oleh lumba-lumba tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Barros, N.B., D.K. Odell. 1990. Food Habits of Bottlenose Dolphins in the Southeastern United States. In: S. Leatherwood, S. dan R.R.Reeves. The Bottlenose Dolphin. Academic Press, Inc.San Diego, California, United States of America:309-328. Baird, R.W., A.D.Ligon., S.K.Hooker., A.M.Gorgone. 2001. Subsurface and Nighttime Behaviour of Pantropical Spotted Dolphins in Hawai’i. Canada Journal Zoology. Vol 79:988-996. Bearzi M. 2005. Aspect of the Ecology and Behaviour of Bottlenose Dolphin (Tursiop truncatus) in Santa Monica Bay, California. Journal Cetacean Res. Management. 7:75-83. Brook, D. dan R.J. Wynne. 1991. Signal Processing : Principles and Applications. Edward Arnld, a Division of Hodder and Stoughton Limited, Mill Road, Dunton Green. Great Britain. 415 p. Bruyns,W.F.J. 1971. Field Guide of Whales and Dolphins. Uitgeverij tor/n.v. uitgeverij v.h.c.a Mees Ziesiniskade 1411, Amsterdam, Netherlands. 312 p. Bull,
J. 1999. Stenella longirostis (on line). Animal Diversity Web. Http://animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/information/Stenella _longirostos.htm.
Caldwell, M.C. dan D.K. Caldwell. 1990. Review of the Signature-Whistle Hypothesis for the Atlantic Bottlenose Dolphin. In: S. Leatherwood, S. dan R.R.Reeves. The Bottlenose Dolphin. Academic Press, Inc.San Diego, California, United States of America:203-234. Carwadine, M. 1995. Eye Witness Handbook : Whales, Dolphins and Purpoises. The Visual Guide to All World’s Cetacean. Dorling Kindersley Ltd. New York. 256 p. Carwadine, M., E.Hoyt, R.E. Fordyce, P. Gill. 1997. An Australian Geographic Guide to Whales, Dolphins and Purpoises. Australian Geographic Press. Australia. 40 p. Cockcroft, V.G., G.J.B. Ross. 1986. Food and Feeding of the Indian Ocean Bottlenose Dolphin off Southern Natal, South Africa. In: S. Leatherwood, S. dan R.R.Reeves. The Bottlenose Dolphin. Academic Press, Inc.San Diego, California, United States of America:295-308. Corkeron, P.J. 1990. Aspect of the Behavioral Ecology of Inshore Dolphins Tursiops truncates and Sousa chinensis in Moreton Bay, Australia. In: S. Leatherwood, S. dan R.R.Reeves. The Bottlenose Dolphin. Academic Press, Inc.San Diego, California, United States of America:285-294. Costantine, R., C.S.Baker. 1997. Monitoring the Commercial Swim with Dolphin Operation in the Bay of Islands. Science for Conversation. Departement of Conversation. Wellington, New Zealand.56 p.
65
Dreher, J.J. 1961. Linguistic Considerations J.Acoustic.Soc.Am. 33: 1799-1800.
of
Porpoise
Sounds.
Dreher, J.J., W.E.Evans. 1964. Cetacean Communication. In Marine BioAcoustic. Vol.1. Pergamon, New York: 373-393. Evans, P.G.H. 1987. The Natural History of Whales and Dolphin. Christoper Helm Ltd, Imperial House, England:188-205. Evans, W.E. 1973. Echolocation by Marine Delphinids and One Species of Fresh Water Dolphin. J.Acoustic.Soc.Am. 54: 191-199 Evans, W.E., J.H. Prescott. 1962. Observations of the Sound Production Capabilities of Bottlenosed Porpoise : A Study of Whistles and Clicks. Zoologica 47:121-128. Faizah, R., Dharmadi, F.S.Purnomo. 2006. Distribusi dan Kepadatan LumbaLumba Stenella longirostris di Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. Vol.12 No.3. Pusat Riset Perikanan Tangkap. Jakarta:175-181. Geise,L., N.Gomes., R. Cerqueira. 1999. Behaviour, Habitat Use and Population Size of Sotalia fluviatilis (Gervais, 1853) (Cetacea, Delphinidae) in the Cananeia Estuary Region, Sao Paulo, Brazil. Rev. Brasil. Biology. 59:183194. Gerstein E.R., L. Gerstein., S.E Forsythe, J.E Blue. 1999. The Underwater Audiogram Sonar for a New Approach in Fisheries Acoustics. Canada Journal Fish Aquatic Science.56:3578-3583. Hall, J.D., C.S.Johnson. 1972. Auditory Thresholds of a Killer Whale, Orcinus orca. Journal Acoustic Social.Am.51:515-517. Hammond, P.S., Berggren,P., Bunke.H., Borchers., D et al. 2002. Abundance of Habour Porpoise and Other Cetaceas in the North Sea and Adjecent Waters. Journal of Applied Ecology 2002. British Ecological Society:361376. Hanselman, D., B. Littlefield. 2001. MATLAB Bahasa Komputasi Teknis. Diterjemahkan oleh J.Edyanto. Penerbit ANOI and Person Education Asia Pte.Ltd. Yogyakarta. 411 p. Hansen, L.J. 1990. California Coastal Bottlenose Dolphin. In: S. Leatherwood, S. dan R.R.Reeves. The Bottlenose Dolphin. Academic Press, Inc.San Diego, California, United States of America:403-420. Herman, L.M., W.N. Tavolga. 1980. The Communication Systems of Cetacean. In Cetacean Behavoiur : Mechanisms and Fuctions. Wiley (Interscience) New York:149-209 Hofman, R.J. 1995. The Changing Focus of Marine Mammal Conservation. Trends. Ecol & Evol. Vol 10 No.11:462-465.
66
Jacob, D.W,. J.D Hall. 1972. Auditory Threshold of a Freshwater Dolphin, Inia geoffrensis. Journal Acoustic Social. Am.51:623-627. Jefferson, T.A, S. Leatherwood, M.A. Webber. 1993. FAO Spesies Identification Guide. Marine Mammals of The World. UNEP-FAO. Rome.320 p. Johnson, C.G. 1967. Sound Detection Threshold in Marine Mammals. In ; Marine Bioacoustic (ed.W.N. Tavolga). Pergamon Press.Oxford:247-60. Kahn, B. 2001. Komodo National Park : A Rapid Ecological Assesment of Cetacean Diversity, abundance and Distribution. Monitoring Report-April 2001. 1999-2000 Synopsis. TNC Indonesia Program, Coastal and Marine Conservation Centre.Bali, Indonesia. Http://komodonationpark/publications/reamonrep.htm. Kenney, R.D. 1990. Bottlenose Dolphin off The Northeastern United States. In: S. Leatherwood, S. dan R.R.Reeves. The Bottlenose Dolphin. Academic Press, Inc.San Diego, California, United States of America:369-402. Kiefner R. 2002. Whales and Dolphins. Unterwasserachiv. Germany. 305 p.
Cetacean
World
Guide.
Klinowska,M. 1991. Dolphins, Purpoises and Whales of The World. The IUCN Red Data Book. IUCN. Gland. Switzterland. 350 p Krauss, T.P., L.Share, J.N. Little. 1995. Signal Processing Toolbox: For Use With MATLAB. The Mathworks, Inc:339-349. Lammers, M.O., L.Albinson., K.B.Bird., L.Davis. 2001. The Occurrence and Behaviour of Whales and Dolphins Near Kalaeloa Barbers Point Harbor : A Study to Assess the Potential Interactions With Proposed Harbor Modification Activities. OSI Technical Report 2001-1. Hawaii Institute of Marine Biology. Kailua.34 p. Lammers, M.O. 2004. Occurrence and Behaviour of Hawaiian Spinner Dolphins (Stenella longirostris) Along Oahu’s Leeward and South Shores. Aquatic Mammals, 30:237-250. Leatherwood, S., R.R.Reeves. 1990. The Bottlenose Dolphin. Academic Press, Inc.San Diego, California, United States of America:199-231. Lopez, B.D.2006. Bottlenose Dolphin (Tursiops truncatus) Predation on a Marine Fin Fish Farm: Some Underwater Observations . Aquatic Mammals, 32: 305-310. Matlab. 2002. MATLAB Fuction Reference : wavread. MATLAB HELP (dalam software MATLAB 6.5). The Mathworks,Inc.680 p. Nachtigall, P.E., W.L.Au., J.L Pawloski, K.Andrews dan C.W Oliver.2000. Measurements of the Low Frequency Component of Active and Passive Sounds Produced by Dolphins. Southwest Fisheries Science Center Admin. Report. LJ-00-07C. 20 p.
67
Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia.Jakarta. Pariwono, J.I. 1999. Kondisi Oseanografi Perairan Pesisir Lampung. Proyek Pesisir Publish. Technical Report Coastal Resources Center, University of Rhode Island, Jakarta Indonesia. 28 hal. Perrin, W.F., R.R Warner., C.H.Fiscus and D.B Holts. 1973. Stomach Content of Porpoise, Stenella spp and Yellowfin Tuna, Thunnus albares, in MixedSpecies Aggregations. Fisheries Bulletin. 71. Washington, D.C:1077-1092. Perrin, W.F., J.W Gilpatrick. 1994. Spinner Dolphin, Stenella longirostris (Grey 1928) In S.H. Ridgway and R. Harrison (Eds). Handbook of Marine Mammals, Volume 5: The First Book of Dolphin. Academic Press. New York:99-128. Pitcher, T.J.1993. Behaviour of Teleost Fishes. 2nd ed. Champan & Hall. London. England.468 p Priyono, A. 2001. Lumba-lumba di Indonesia. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Bogor ; The Gibbon Foundation, Jakarta; PILI_NGO Movement, Bogor. 26 hlm. Reilly, S. 1990. Seasonal Changes in Distribution and Habitat Differences Among Dolphins in the Eastern Tropical Pasific. Marine Ecology Progress Series, 66:1-11. Robertson, K.M., and S.J.Chivers. 1997. Prey Occurrence in Patropical Spotted Dolphins, Stenella attenuate, From the Eastern Tropical Pasific. Fisheries Bulletin.95. Washington, D.C:334-348. Rudolph,P., C.Smeenk, S. Leatherwood. 1997. Preliminary Checklist of Cetacean in The Indonesian Archipelago and Adjacent Waters. Zoologische Verhandelingen:1-48. Saayman, G.S., Tayler, C.K. 1979. The Socio-ecology of Humpack Dolphins (Sousa sp). In : H.E. Winn and B.L Olla,eds. Behaviour of Marine Animals. Vol 3:Cetacean. Plenum, New York:165-226. Scoot, M.D., S.J.Chivers. 1990. Distribution and Herd Structure of Bottlenose Dolphin in the Eastern Tropical Pasific Ocean. In: S. Leatherwood, S. dan R.R.Reeves. The Bottlenose Dolphin. Academic Press, Inc.San Diego, California, United States of America:387-402. Scott, M.D.,K.L.Cattanach. 1998. Diet Pattern in Aggregration of Pelagic Dolphins and Tuna in the Eastern Tropical Pasific. Marine Mammals Science. 14: 401-428. Shane, S.H., R.S Wells., B. Wursig. (1986). Ecology, Behaviour and Social Organization of the Bottlenose Dolphin. A Review. Marine Mammals Science, 2:34-63.
68
Shane, H. 1990. Behaviour and Ecology of The Bottlenose Dolphin at Sanibel Island, Florida. In: S. Leatherwood, S. dan R.R.Reeves. The Bottlenose Dolphin. Academic Press, Inc.San Diego, California, United States of America:235-245. Silva JR. J.M., Flavio J.D.L.Silva., C.Sazima., I.Sazima. 2007. Trophic Relationship of the Spinner Dolphin at Fernando de Noronha Archipelago, SW Atlantic. Scientia Marina 71(3). Barcelona Spain:506-511. Simmonds J.,D.Mc Lennan. 1952. Fisheries Acoustics Theory and Practice. Second Edition. Blackwell Science.UK. 437p. Simmonds, M., S.Dolman, L.Weilgart. 2004. Ocean of Noise 2004. Whale and Dolphin Conservation Society Science Report. Http://www.wdcs.org/dan/publishing.nsf/allweb/1A4C00ACB5E5488D8025 69D000434D81. Supangat, A. 2006. Pencemaran Suara di Laut. IPTEK. Inovasi Vol.6/XVIII/Maret. Jakarta:16-22. Terhune,J.M,. K. Ronald. 1975. Underwater Hearing Sensitivity of Two Ringed Seals. Canada Journal Zoology. 53:227-231. The Dolphin Research Centre. 2004. All About Dolphins. http://www.dolphin.org/learn/ Thomas,J., P.Moore., R.Withrow., M.Stoermer. 1990. Underwater Audiogram of a Hawaiian Monk Seal (Monacus schauinslandi). Journal Acoustic Social. Am.87: 417-419. Weber, H.H., H.V. Thurman. 1991. Marine Biology. Harper Collins Publisher, Inc. 542 p. Wursig, B., Wursig, M. 1979. Behaviour and Ecology of the Bottlenose Dolphin, Tursiops truncates, in the South Atlantic. Fish Bull. US 77:399-412.
Lampiran 1 Hasil pengamatan lumba-lumba di Perairan Lovina Bali tanggal 17-20 September 2007. No
Tgl
1. 2
17 Sep 2007 18 Sep 2007
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
19 Sep 2007
Lintang / Bujur
S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E
08004’59,6” 114059’28,1” 08004’58,5” 114059’27,9” 08004’29,2” 114059’09,4” 08009’41,2” 115001’31,2” 08003’50,4” 114058’47,0” 08003’45,3” 114058’38.6” 08003’41,1” 114058’32,6” 08003’32,5” 114058’22,2” 08003’30,4” 114058’16,4” 08003’27,4” 114058’14,8” 08009’07,6” 114059’20,7” 08009’02,3” 114059’39,0” 08008’58,4” 114059’43,8” 08009’53,7” 114059’51,7”
Spesies
Jumlah
Spinner dolphin
10
Jarak thd kapal (meter) 40
Sudut absolut 45
Skala Beaufort 2
Tingkah laku di permukaan Travelling
Spinner dolphin
8
40
10
2
Travelling, feeding
Spinner dolphin
6
25
-15
2
Travelling
Spinner dolphin
5
30
-45
2
Aerials
Spotted dolphin
4
30
90
2
Travelling, feeding
Spinner dolphin
12
50
90
2
Travelling, feeding
Spotted dolphin
5
15
90
2
Travelling,
Spinner dolphin
10
30
-20
2
Travelling, feeding
Spinner dolphin
5
40
-45
2
Aerials
Spinner dolphin
2
15
-45
2
Travelling,bowride
Spinner dolphin
6
10
-30
1
Travelling
Spinner dolphin
5
15
-20
1
Travelling
Spinner dolphin
4
20
-20
1
Aerials
Spinner dolphin
12
20
-20
1
Travelling, feeding
69
Lanjutan 1 Lampiran 1. No 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Tgl
Lintang / Bujur S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E
08008’52,9” 115000’07,8” 08008’46,8” 115000’24,1” 08008’39,6” 115000’36,9” 08008’38,9” 115000’37,1” 08008’35,5” 115000’39,7” 08008’32,7” 115000’43,1” 08008’31,4” 115000’45,4” 08008’28,4” 115000’54,1” 08008’27,8” 115000’54,7” 08008’25,5” 115000’57,1” 08008’24,5” 115000’58,4” 08008’22,1” 115000’58,2” 08008’20,6” 115001’02,8” 08008’12,7” 115001’10,6” 08008’11,3” 115001’11,9”
Spesies
Jumlah
Spotted dolphin
4
Jarak thd kapal (meter) 10
Sudut absolut -40
Skala Beaufort 1
Tingkah laku di permukaan Travelling
Spinner dolphin
10
15
15
1
Travelling
Spinner dolphin
20
20
-75
1
Travelling
Spinner dolphin
15
15
-75
1
Aerials
Spinner dolphin
5
30
-45
1
Travelling
Spinner dolphin
20
25
-80
1
Travelling
Spinner dolphin
14
10
15
1
Travelling, feeding
Spinner dolphin
4
25
-90
1
Travelling
Spinner dolphin
5
15
30
1
Aerials
Spotted dolphin
4
20
20
1
Travelling
Spinner dolphin
2
10
45
1
Aerials
Spinner dolphin
5
10
-30
1
Travelling, feeding
Spotted dolphin
6
30
90
1
Travelling
Spotted dolphin
2
25
50
1
Travelling
Spinner dolphin
12
20
-25
1
Aerials
70
Lanjutan 2 Lampiran 1. No 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46.
Tgl
Lintang / Bujur S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E
08008’08,8” 115001’14,4” 08008’07,0” 115001’21,0” 08008’04,7” 115001’21,5” 08007’58,0” 115001’15,4” 08007’54,7” 115001’22,0” 08007’45,5” 115001’06,8” 08007’43,7” 115001’05,8” 08007’50,2” 115001’12,2” 08007’51,5” 115001’08,3” 08008’00,0” 115000’55,7” 08008’00,6” 115000’54,9” 08008’05,6” 115001’10,8” 08007’49,4” 115001’19,3” 08007’41,3” 115001’20,7” 08007’37,5” 115001’24,0” 08007’34,0” 115001’29,6”
Spesies
Jumlah
Spinner dolphin
10
Jarak thd kapal (meter) 15
Sudut absolut -35
Skala Beaufort 1
Tingkah laku di permukaan Travelling, Aerials
Spinner dolphin
15
50
-30
1
Travelling
Bottlenose dolphin Spinner dolphin
4
10
40
1
bowride
10
30
15
1
Travelling
Spinner dolphin
30
15
70
1
Travelling
Spinner dolphin
25
30
30
1
Travelling
Spinner dolphin
4
30
45
1
Travelling
Spotted dolphin
5
10
-30
1
Travelling feeding
Spinner dolphin
4
20
-90
1
Travelling
Bottlenose dolphin Spinner dolphin
4
15
25
1
Aerials
8
15
-45
1
Aerials
Spinner dolphin
4
15
90
1
Travelling, feeding
Spinner dolphin
10
10
-20
1
Travelling
Spinner dolphin
5
10
45
1
Travelling
Spinner dolphin
10
20
30
1
Travelling
Spinner dolphin
15
20
15
1
Aerials
71
Lanjutan 3 Lampiran 1. No
Tgl
47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62.
20 Sep 2007
Lintang / Bujur S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E
08007’21,7” 115001’52,4” 08007’18,9” 115001’57,3” 08007’02,5” 115002’13,5” 08009’39,0” 114053’44,2” 08009’47,0” 114053’46,6” 08009’51,6” 114053’45,7” 08009’53,2” 114053’45,4” 08009’55,6” 114053’45,5” 08009’55,7” 114053’44,1” 08009’58,3” 114053’44,7” 08010’00,6” 114053’42,4” 08009’59,3” 114053’41,5” 08009’55,1” 114053’36,2” 08009’51,7” 114053’28,3” 08009’55,3” 114053’25,1” 08009’52,6” 114053’23,3”
Spesies
Jumlah
Spotted dolphin
20
Jarak thd kapal (meter) 30
Sudut absolut -20
Skala Beaufort 1
Tingkah laku di permukaan Travelling,bowride
Spinner dolphin
15
50
75
1
Travelling
Spinner dolphin
30
25
45
1
Travelling
Spinner dolphin
15
30
90
2
Travelling
Spinner dolphin
5
15
45
2
Travelling,bowride
Spinner dolphin
10
50
-10
2
Travelling, feeding
Bottlenose dolphin Spinner dolphin
6
20
30
2
Travelling,bowride
4
50
-30
2
Travelling
Bottlenose dolphin Bottlenose dolphin Spinner dolphin
10
40
-45
2
Travelling, feeding
8
50
-30
2
Travelling, feeding
20
25
-10
2
Aerials
Spinner dolphin
25
20
-30
2
Aerials
Spinner dolphin
15
10
70
2
Travelling
Spinner dolphin
23
10
-50
2
Aerials
Spinner dolphin
10
15
-45
2
Travelling
Spinner dolphin
16
25
-45
2
Travelling
72
Lanjutan 4 Lampiran 1. No
Tgl
63. 64. 65. 66. 67. 68. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79.
21 Sept 2007
Lintang / Bujur S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E
08009’55,9” 114053’19,6” 08009’54,5” 114053’18,2” 08009’49,3” 114053’15,2” 08009’48,7” 114053’15,8” 08009’45,8” 114053’14,5” 08009’45,1” 114053’11,5” 08009’43,9” 114053’02,3” 08009’42,8” 114055’47,6” 08010’’16,7” 114055’02,5” 08006’45,3” 114050’21,6” 08006’42,9” 114054’09,6” 08006’32,5” 114054’22,2” 08006’30,4” 114054’16,4” 08006’27,4” 114054’14,8” 08006’49,4” 114055’19,3” 08006’41,3” 115055’21,7”
Spesies
Jumlah
Spinner dolphin
12
Jarak thd kapal (meter) 10
Sudut absolut -90
Skala Beaufort 2
Tingkah laku di permukaan Travelling
Spinner dolphin
8
30
20
2
Aerials
Spinner dolphin
30
25
70
2
Travelling, feeding
Spinner dolphin
25
40
70
2
Travelling
Spotted dolphin
5
50
10
2
Travelling, feeding
Spinner dolphin
15
30
-10
2
Travelling, feeding
Spinner dolphin
10
10
-30
2
Aerials
Spinner dolphin
20
15
-30
2
Travelling
Spinner dolphin
22
15
20
2
Travelling, feeding
Spinner dolphin
12
50
90
2
Travelling
Spotted dolphin
5
15
90
2
Travelling
Spinner dolphin
10
30
-20
2
Travelling, feeding
Spinner dolphin
5
40
-45
2
Aerials
Spotted dolphin
2
30
-45
2
Travelling, Aerials
Spinner dolphin
10
10
-20
1
Travelling
Spinner dolphin
5
10
45
1
Travelling, feeding
73
Lanjutan 5 Lampiran 1. No 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93.
Tgl
Lintang / Bujur S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E
08006’37,5” 115055’24,0” 08006’34,0” 115055’29,6” 08006’12,7” 115050’52,4” 08006’18,9” 115045’57,3” 08007’43,7” 115040’05,8” 08008’50,2” 115032’12,2” 08008’51,5” 115032’08,3” 08008’25,0” 115025’55,7” 08008’13,6” 115024’54,9” 08008’05,6” 115020’10,8” 08008’49,4” 115018’19,3” 08008’41,3” 115018’20,7” 08008’37,5” 115018’24,0” 08008’34,0” 115018’29,6”
Spesies
Jumlah
Spinner dolphin
10
Jarak thd kapal (meter) 20
Sudut absolut 30
Skala Beaufort 1
Tingkah laku di permukaan Travelling, feeding
Spinner dolphin
15
20
15
1
Aerials
Spotted dolphin
20
30
-20
1
Travelling
Spinner dolphin
15
50
75
1
Travelling, feeding
Spinner dolphin
4
30
45
1
Travelling,bowride
Spotted dolphin
5
10
-30
1
Travelling, feeding
Spinner dolphin
4
20
-90
1
Travelling,bowride
Bottlenose dolphin Spinner dolphin
4
15
25
1
Bowride
8
15
-45
1
Aerials
Spinner dolphin
4
15
90
1
Travelling,bowride
Spinner dolphin
10
10
-20
1
Travelling
Bottlenose dolphin Spinner dolphin
5
10
45
1
Travelling
10
20
30
1
Travelling
Spotted dolphin
15
20
15
1
Aerials
74
Lampiran 2 Data hasil pengamatan lumba-lumba di Perairan Teluk Kiluan Lampung tanggal 12-15 November 2007. No 1. 2 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Tgl 12 Nov 2007
Lintang / Bujur S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E
05051’40,5” 104059’04,`5” 05051’31,3” 104059’02,3” 05051’16,9” 104058’51,9” 05048’47,9” 105003’43,6” 05048’47,3” 105003’53,9” 05048’39,9” 105003’59,3” 05048’44,2” 105004’02,5” 05048’45,4” 105004’04,3” 05049’01,6” 105004’24,2” 05049’05,0” 105003’31,0” 05049’07,9” 105004’36,9” 05049’06,1” 105004’45.8” 05049’03,2” 105004’47,6” 05049’07,2” 105004’53,0” 05049’07,5” 105004’52,7” 05049’19,8” 105004’50,2”
Spesies
Jumlah 8
Jarak thd kapal (meter) 25
Sudut absolut -45
Skala Beaufort 3
Tingkah laku di permukaan Travelling
Bottlenose dolphin Spinner dolphin
10
15
30
3
Aerials
Bottlenose dolphin
6
25
70
3
Travelling, feeding
Bottlenose dolphin
8
15
90
3
Travelling, feeding
Bottlenose dolphin
12
10
-20
3
Travelling
Spinner dolphin
6
35
45
3
Aerials
Spinner dolphin
4
40
45
3
Travelling, feeding
Spinner dolphin
10
25
90
3
Travelling
Spinner dolphin
7
30
45
3
Travelling
Spinner dolphin
4
30
30
3
Aerials
Bottlenose dolphin
4
15
20
3
Travelling
Spinner dolphin
6
15
-50
3
Travelling
Spinner dolphin
3
15
-45
3
Travelling
Bottlenose dolphin
4
20
-30
3
Travelling
Spinner dolphin
10
15
-45
3
Travelling
Spinner dolphin
9
40
90
3
Travelling
75
Lanjutan 1 Lampiran 2. No 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
Tgl
Lintang / Bujur S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E
05049’17,6” 105004’50,9” 05049’14,7” 105004’56,0” 05049’10,0” 105004’58,2” 05049’15,1” 105005’30,3” 05049’19,1” 105005’31,9” 05049’39,0” 105005’39,0” 05049’19,7” 105005’42,7” 05049’21,3” 105005’46,4” 05049’23,2” 105005’47,1” 05049’26,4” 105005’54,2” 05049’26,0” 105006’04,3” 05049’28,1” 105006’11,4” 05049’28,6” 105006’10,7” 05049’22,6” 105006’13,8” 05049’19,9” 105006’17,1” 05049’21,2” 105006’22,1”
Spesies
Jumlah 11
Jarak thd kapal (meter) 15
Sudut absolut 70
Skala Beaufort 3
Tingkah laku di permukaan Travelling
Spinner dolphin Bottlenose dolphin
5
10
90
3
Travelling, bowride
Spinner dolphin
10
45
50
3
Aerials
Bottlenose dolphin
8
20
-15
3
Travelling
Spinner dolphin
6
25
-30
3
Travelling
Spinner dolphin
2
30
-70
3
Travelling
Spinner dolphin
8
35
-90
3
Travelling
Bottlenose dolphin
10
15
-30
3
Travelling
Spinner dolphin
14
20
-45
3
Travelling
Spinner dolphin
6
15
-50
3
Travelling, feeding
Spinner dolphin
5
10
-30
3
Aerials
Spinner dolphin
3
15
20
3
Travelling
Spinner dolphin
5
10
50
3
Travelling
Spinner dolphin
8
25
45
3
Travelling, feeding
Bottlenose dolphin
12
10
-70
3
Travelling
Spinner dolphin
10
15
-60
3
Travelling
76
Lanjutan 2 Lampiran 2. No
Tgl
33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48.
13 Nov 2007
Lintang / Bujur S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E
05049’23,7” 105006’23,5” 05049’24,7” 105006’25,3” 05049’27,2” 105007’23,9” 05049’30,8” 105007’44,0” 05049’49,3” 105007’44,4” 05049’32,7” 105007’52,1” 05049’37,2” 105007’04,3” 05049’39,9” 105007’08,4” 05049’42,4” 105007’12,2” 05049’45,0” 105007’16,1” 05049’47,0” 105007’16,9” 05049’48,6” 105007’17,8” 05049’51,3” 105007’18,4” 05049’55,7” 105007’17,4” 05050’06,6” 105008’17,7” 05050’12,5” 105008’16,9”
Spesies
Jumlah 8
Jarak thd kapal (meter) 10
Sudut absolut -90
Skala Beaufort 3
Tingkah laku di permukaan Travelling
Spinner dolphin Spinner dolphin
7
15
-60
3
Travelling
Spinner dolphin
7
20
45
2
Travelling, feeding
Spinner dolphin
9
20
45
2
Aerials
Bottlenose dolphin
14
10
-50
2
Travelling,bowride
Spinner dolphin
5
15
-90
2
Travelling
Spinner dolphin
8
30
-60
2
Travelling
Bottlenose dolphin
9
35
-45
2
Travelling, feeding
Spinner dolphin
4
25
60
2
Aerials
Spinner dolphin
5
25
50
2
Travelling
Bottlenose dolphin
10
10
-90
2
Aerials
Bottlenose dolphin
6
25
20
2
Travelling
Spinner dolphin
5
25
60
2
Travelling
Spinner dolphin
7
20
-45
2
Travelling
Spinner dolphin
11
25
-20
2
Travelling, feeding
Spinner dolphin
6
30
-70
2
Travelling
77
Lanjutan 3 Lampiran 2. No
Tgl
49.
S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E
50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59.
14 Nov 2007
60.
15 Nov 2007
61. 62. 63. 64.
Lintang / Bujur
S E S E S E S E S E
05050’25,9” 105008’18,5” 05050’29,8” 105008’19,3” 05050’24,4” 105008’18,2” 05050’37,9” 105008’22,2” 05050’36,8” 105008’21,7” 05050’38,1” 105008’27,8” 05050’37,8” 105008’28,4” 05050’35,8” 105008’25,1” 05050’32,9” 105008’22,1” 05050’23,6” 105008’13,1” 05049’23,2” 105005’33,9” 05049’19,2” 105005’29,9” 05049’16,9” 105005’26,3” 05049’13,0” 105005’19,5” 05049’11,8” 105005’19,7”
Spesies
Jumlah 6
Jarak thd kapal (meter) 30
Sudut absolut -45
Skala Beaufort 2
Tingkah laku di permukaan Travelling
Spinner dolphin Spinner dolphin
5
15
60
2
Travelling
Spinner dolphin
5
10
90
2
Travelling
Spinner dolphin
4
10
30
2
Travelling
Spinner dolphin
5
35
-90
2
Travelling
Spinner dolphin
4
25
30
2
Aerials
Bottlenose dolphin
12
10
30
2
Travelling,bowride
Spinner dolphin
10
20
-20
2
Travelling, feeding
Spinner dolphin
13
20
45
2
Travelling
Spinner dolphin
7
30
45
2
Travelling
-
-
-
-
Spinner dolphin
10
20
-30
3
Aerials
Bottlenose dolphin
20
40
-45
3
Travelling
Spinner dolphin
11
15
90
3
Travelling
Spinner dolphin
7
15
90
3
Travelling
Spinner dolphin
6
10
-45
3
Aerials
-
78
Lanjutan 4 Lampiran 2. No 65. 66. 67. 68. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79 80. 81.
Tgl
Lintang / Bujur S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E
05049’08,5” 105005’21,4” 05049’04,7” 105005’27,1” 05049’02,0” 105005’27,1” 05048’56,4” 105005’26,8” 05048’55,0” 105005’25,9” 05048’54,8” 105005’23,9” 05048’57,2” 105005’20,0” 05048’58,2” 105005’17,7” 05048’59,5” 105005’17,2” 05049’00,5” 105005’17,3” 05049’01,4” 105005’08,1” 05049’03,2” 105005’01,1” 05049’56,1” 105005’00,2” 05049’07,6” 105005’00,1” 05049’05,7” 105004’58,9” 05049’03,3” 105004’58,0”
Spesies
Jumlah 12
Jarak thd kapal (meter) 15
Sudut absolut -90
Skala Beaufort 3
Tingkah laku di permukaan Aerials
Spinner dolphin Spinner dolphin
15
15
-70
3
Travelling, feeding
Spinner dolphin
8
35
90
3
Travelling
Spinner dolphin
4
30
80
3
Travelling
Spinner dolphin
10
10
-50
3
Travelling
Spinner dolphin
4
40
10
3
Travelling, feeding
Bottlenose dolphin
20
35
20
3
Travelling
Bottlenose dolphin
6
20
-50
3
Travelling
Bottlenose dolphin
4
15
20
3
Travelling,bowride
Bottlenose dolphin
4
30
30
3
Aerials
Spinner dolphin
6
20
60
3
Travelling
Spinner dolphin
5
15
-90
3
Travelling, feeding
Spinner dolphin
7
10
60
3
Travelling
Spinner dolphin
9
10
30
3
Travelling, feeding
Bottlenose dolphin
10
15
45
3
Travelling,bowride
Spinner dolphin
12
15
-90
3
Travelling
79
Lanjutan 5 Lampiran 2. No
Tgl
82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97.
16 Nov 2007
Lintang / Bujur S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E
05049’00,9” 105004’56,5” 05048’59,8” 105004’55,5” 05048’59,9” 105004’52,3” 05049’00,1” 105004’52,0” 05049’00,3” 105004’51,6” 05048’49,8” 105004’42,0” 05048’49,5” 105004’41,1” 05048’48,4” 105004’33,8” 05048’46,0” 105004’30,9” 05048’44,5” 105004’18,9” 06039’32,7” 105006’52,1” 05039’37,2” 105006’04,3” 05039’39,9” 105005’08,4” 05039’42,4” 105005’12,2” 05039’45,0” 105005’16,1” 05040’47,0” 105007’16,9”
Spesies
Jumlah 6
Jarak thd kapal (meter) 15
Sudut absolut 45
Skala Beaufort 3
Tingkah laku di permukaan Aerials
Spinner dolphin Spinner dolphin
4
10
30
3
Travelling,bpwride
Spinner dolphin
13
10
30
3
Aerials
Bottlenose dolphin
11
20
45
3
Travelling
Bottlenose dolphin
16
25
-50
3
Travelling
Bottlenose dolphin
14
25
45
3
Travelling
Bottlenose dolphin
7
10
-45
3
Travelling,bowride
Bottlenose dolphin
10
10
90
3
Travelling
Bottlenose dolphin
8
25
-45
3
Travelling
Spinner dolphin
5
25
50
3
Aerials
Spinner dolphin
5
15
-90
3
Travelling
Spinner dolphin
8
30
-45
3
Travelling
Bottlenose dolphin
9
35
-60
3
Travelling
Spinner dolphin
4
25
50
3
Aerials
Spinner dolphin
5
25
60
3
Travelling
Bottlenose dolphin
10
10
20
3
Aerials
80
Lanjutan 6 Lampiran 2. No 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110. 111. 112. 113.
Tgl
Lintang / Bujur S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E S E
05040’48,6” 105007’17,8” 05042’51,3” 105007’18,4” 05043’55,7” 105007’17,4” 05044’06,6” 105007’17,7” 05044’12,5” 105007’16,9” 05044’25,9” 105007’18,5” 05044’29,8” 105007’19,3” 05044’24,4” 105007’18,2” 05045’16,9” 105007’51,9” 05048’47,9” 105007’43,6” 05049’47,3” 105007’53,9” 05048’39,9” 105007’59,3” 05045’44,2” 105007’02,5” 05043’45,4” 105007’04,3” 05043’01,6” 105007’24,2” 05042’05,0” 105007’31,0”
Spesies
Jumlah 6
Jarak thd kapal (meter) 25
Sudut absolut -90
Skala Beaufort 3
Tingkah laku di permukaan Travelling
Bottlenose dolphin Spinner dolphin
5
20
60
3
Travelling
Spinner dolphin
7
25
-45
3
Travelling, feeding
Spinner dolphin
11
30
-70
3
Travelling
Spinner dolphin
6
25
-20
3
Travelling
Spinner dolphin
6
15
60
3
Travelling
Spinner dolphin
5
30
-45
3
Travelling
Spinner dolphin
5
10
90
3
Travelling,bowride
Bottlenose dolphin
6
25
70
3
Aerials
Bottlenose dolphin
8
15
90
3
Travelling
Bottlenose dolphin
12
10
-20
3
Aerials
Spinner dolphin
6
35
45
3
Travelling, feeding
Spinner dolphin
4
40
45
3
Travelling
Spinner dolphin
10
25
90
3
Travelling
Spinner dolphin
7
30
45
3
Travelling, feeding
Spinner dolphin
4
30
30
3
Travelling
81
Lanjutan 7 Lampiran 2. No 114. 115. 116. 117.
Tgl
Lintang / Bujur S E S E S E S E
05042’07,9” 105007’36,9” 05042’06,1” 105007’45.8” 05042’03,2” 105007’47,6” 05043’07,2” 105007’53,0”
Spesies
Jumlah 4
Jarak thd kapal (meter) 15
Sudut absolut 20
Skala Beaufort 3
Tingkah laku di permukaan Aerials
Bottlenose dolphin Spinner dolphin
6
15
-50
3
Travelling
Spinner dolphin
3
15
-45
3
Travelling
Bottlenose dolphin
4
15
-30
3
Travelling,bowride
82
Lampiran 3 Potongan suara lumba-lumba yang terekam di Perairan Pantai Lovina Bali. No 1.
Potongan suara B1
Lokasi perekaman S 08003’50,4”
Jenis lumba-lumba
Jumlah
Jenis suara
Tingkah laku
Spotted dolphin
4
Whistles
Travelling, feeding
Spinner dolphin
5
Whistles
Aerials
Spotted dolphin
6
Whistles
Travelling
Spinner dolphin
15
Whistles
Travelling
Spinner dolphin
8
Whistles
Aerials
Spinner dolphin
5
Whistles
Travelling, feeding
Spotted dolphin
15
Whistles
Aerials
0
E 114 58’47,0” 2.
B2
S
08003’30,4” 0
E 114 58’16,4” 3.
B3
S
08008’20,6” 0
E 115 01’02,8” 4.
B4
S
08007’18,9” 0
E 115 01’57,3” 5.
B5
S
08009’54,5” 0
E 114 53’18,2” 6.
B6
S
08006’41,3” 0
E 115 55’21,7” 7.
B7
S
08008’34,0” 0
E 115 18’29,6”
83
Lampiran 4 Nilai FFT per 5 ms potongan suara B1 dengan durasi 85 ms di Perairan Pantai Lovina. frek
30
35
55
60
65
70
75
80
0
7E-07
5
2,5E-06
10
7,3E-06
15
1E-05
20
5,7E-06
25
5,7E-06
7,5E-06
3,2E-06
40
3,3E-06
45
2,7E-06
50
2,1E-06
1,7E-06
1,6E-06
1,4E-06
1,7E-06
2,1E-06
1000
9E-07
4,4E-06
1,3E-05
1,4E-05
1,3E-05
1,3E-05
1,5E-05
1,3E-06
1,2E-06
1,1E-06
8,8E-07
1,2E-06
1,1E-06
1,2E-06
1,2E-06
1E-06
2000
1E-05
3,4E-05
6,3E-05
0,0001
9,8E-05
9,8E-05
0,00013
0,00013
0,00012
8,5E-05
5,6E-05
3,7E-05
2,4E-05
1E-05
5,3E-06
5E-06
3000
1E-05
2,4E-05
6,4E-05
0,00014
0,00019
0,00019
0,00026
0,00028
0,00022
0,00013
5,7E-05
2E-05
7,1E-06
2,3E-06
7E-07
1,1E-07
4000
9E-08
9,4E-07
1E-05
1,1E-05
9E-06
9E-06
1,3E-05
9,6E-07
6,8E-07
3,7E-07
2,2E-07
2E-06
2E-07
1,8E-07
1,6E-07
2E-07
5000
1E-07
4,5E-07
4,7E-06
5,3E-06
5,2E-06
5,2E-06
7,6E-06
5,3E-07
4,9E-07
4,4E-07
4,4E-07
1,4E-06
4,3E-07
4,3E-07
4,3E-07
4,6E-07
6000
2E-07
4,7E-07
2,6E-06
3,6E-06
4,1E-06
4,1E-06
5,5E-06
3,3E-07
3,1E-07
2,7E-07
2,6E-07
6,9E-07
3E-07
2,6E-07
2,4E-07
2,1E-07
7000
2E-07
5,9E-07
1,5E-06
2,4E-06
1,5E-06
1,5E-06
3,5E-06
3,2E-07
4,5E-07
5,4E-07
5,5E-07
8,1E-07
4E-07
3,5E-07
3,4E-07
3,8E-07
8000
1E-07
5,6E-07
1,2E-06
2,1E-06
2,5E-06
2,5E-06
3,1E-06
3,6E-07
3,6E-07
3,2E-07
3,1E-07
6,4E-07
3,8E-07
3,9E-07
3,4E-07
3,1E-07
9000
1E-07
8E-07
1,6E-06
2,4E-06
2,8E-06
2,8E-06
3,4E-06
3,5E-07
3,5E-07
2,8E-07
2,3E-07
5,7E-07
2,5E-07
2,1E-07
1,6E-07
1,6E-07
10000
7E-08
7,8E-07
1,4E-06
2E-06
3,3E-06
3,3E-06
3,5E-06
2,1E-07
2,2E-07
2E-07
1,7E-07
5,9E-07
2,1E-07
1,8E-07
1,3E-07
1,4E-07
11000
1E-07
1,1E-06
1,4E-06
2E-06
3,3E-06
3,3E-06
3,3E-06
1,5E-07
1,6E-07
1,7E-07
1,6E-07
6,1E-07
2,3E-07
2E-07
1,4E-07
1,1E-07
12000
2E-07
1,2E-06
1,2E-06
2,3E-06
3,3E-06
3,3E-06
3,5E-06
4,1E-07
4,1E-07
3,5E-07
3,2E-07
6,1E-07
3,2E-07
2,5E-07
1,7E-07
1,4E-07
13000
1E-07
1,2E-06
7,4E-07
1,2E-06
4,8E-06
4,8E-06
4,5E-06
5,5E-07
5,7E-07
5,1E-07
4,6E-07
8,8E-07
5,6E-07
5,4E-07
5,3E-07
4,8E-07
14000
3E-07
1,5E-06
1,2E-06
1,8E-06
3,1E-06
3,1E-06
3,3E-06
3,2E-07
4,3E-07
5,2E-07
5,1E-07
8E-07
3,9E-07
3,2E-07
3,3E-07
3,8E-07
15000
3E-07
2E-06
1E-06
1,7E-06
5,9E-06
5,9E-06
5,6E-06
4,1E-07
4,5E-07
4,6E-07
4,3E-07
9,3E-07
4,5E-07
3,7E-07
3,9E-07
4E-07
16000
3E-07
3,4E-06
1,8E-06
2,3E-06
8E-06
8E-06
7,5E-06
7,9E-07
7,9E-07
7,6E-07
7,6E-07
2E-06
9E-07
7,5E-07
7,1E-07
7,1E-07
17000
3E-07
5,7E-06
2,4E-06
3,1E-06
1,5E-05
1,5E-05
1,4E-05
1,7E-06
1E-06
4,1E-07
2,1E-07
3E-06
6,8E-07
2,7E-07
2,8E-07
3,4E-07
18000
1E-05
4,8E-05
6,5E-05
0,0002
0,00029
0,00029
0,00039
0,00042
0,00034
0,0002
9,4E-05
4,7E-05
2,2E-05
7,1E-06
9,8E-07
2,3E-07
19000
3E-05
6,3E-05
9,4E-05
0,00022
0,00029
0,00029
0,00039
0,00046
0,0004
0,00027
0,00015
7,3E-05
4E-05
1,8E-05
1,2E-05
1,2E-05
20000
3E-06
7,3E-06
7,9E-06
1,2E-05
1,9E-05
1,9E-05
1,7E-05
3,8E-06
3,7E-06
3,3E-06
2,6E-06
3,9E-06
2,8E-06
3E-06
3,2E-06
2,8E-06
21000
2E-06
4E-06
4,5E-06
1,2E-05
7,8E-06
7,8E-06
8,8E-06
9E-06
8,6E-06
7,1E-06
5,7E-06
4,9E-06
3,7E-06
2,4E-06
2E-06
2,4E-06
20000
7E-06
1,2E-05
1,7E-05
3,1E-05
1,1E-05
1,1E-05
0
1,3E-05
2E-05
1,7E-05
8,2E-06
8,1E-06
1,8E-05
3,3E-05
5,2E-05
6,9E-05
84
Lampiran 5 Nilai FFT per 5 ms potongan suara B2 dengan durasi 215 ms di Perairan Pantai Lovina. Frek
5
10
15
20
25
30
40
45
50
55
60
65
70
75
80
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 12000 13000 14000 15000 16000 17000 18000 19000 20000 21000 22000
6,6E-06 6,7E-06 6,3E-06 1,8E-05 2,8E-05 2E-05 8E-06 1,1E-05 9,3E-07 1,4E-06 2,5E-06 2,1E-06 2,3E-06 9,1E-07 1,2E-06 8,5E-06 4E-05 4,3E-05 2,2E-05 7,8E-06 6,6E-06 1,5E-05 0,0001
8,1E-06 1,2E-05 8,6E-06 3,4E-05 7,3E-05 4,9E-05 1,2E-05 1E-06 9,8E-07 1,7E-06 4,8E-06 3,3E-06 3,5E-06 1,1E-06 1,1E-06 1,2E-05 9,5E-05 0,00014 4,5E-05 1,4E-05 1,3E-05 3,2E-05 0,00014
1,12E-05 1,57E-05 1,07E-05 3,92E-05 0,000114 0,000104 1,43E-05 8,79E-07 9,34E-07 1,47E-06 4,33E-06 2,57E-06 3,59E-06 1,18E-06 7,55E-07 1,35E-05 0,000186 0,00027 7,07E-05 2,1E-05 2,37E-05 6,01E-05 0,000395
1,6E-05 2E-05 1E-05 4,1E-05 0,00012 0,00015 1,8E-05 1,3E-06 1,3E-06 1,9E-06 4,3E-06 2,5E-06 4,1E-06 2,1E-06 8,9E-07 1,3E-05 0,00023 0,00035 7,9E-05 2,6E-05 3,7E-05 7,1E-05 0,0005
1,5E-05 2,2E-05 8,7E-06 4,1E-05 9,8E-05 0,00015 1,8E-05 1,4E-06 1,5E-06 2E-06 4,5E-06 2,6E-06 3,9E-06 2,3E-06 1E-06 1,3E-05 0,0002 0,00033 7,2E-05 2,4E-05 4E-05 6,6E-05 0,00109
4,4E-06 1,1E-05 4,4E-06 2,9E-05 4,6E-05 6,8E-05 1,1E-05 7,2E-07 9E-07 8,6E-07 3,1E-06 1,8E-06 2,1E-06 1,2E-06 6,8E-07 7,5E-06 8E-05 0,00014 3,7E-05 1,3E-05 1,5E-05 2,9E-05 0,00106
2,5E-06 2,8E-06 1,3E-06 1E-05 1,6E-05 2E-05 5,1E-06 4,3E-07 6,2E-07 4,6E-07 1,9E-06 1,5E-06 1,2E-06 8,6E-07 4,4E-07 2,7E-06 2E-05 4,1E-05 1,1E-05 4,7E-06 3,1E-06 1,7E-05 0,00071
1,6E-05 2,1E-05 1E-05 4,1E-05 0,00012 0,00015 1,8E-05 1,3E-06 1,4E-06 2E-06 4,4E-06 2,5E-06 4,2E-06 2,2E-06 9,2E-07 1,3E-05 0,00023 0,00036 7,8E-05 2,6E-05 3,9E-05 7,1E-05 0,00057
1,7E-05 2,29E-05 9,72E-06 4,24E-05 0,000111 0,000161 1,88E-05 1,52E-06 1,62E-06 2,22E-06 4,73E-06 2,78E-06 4,28E-06 2,57E-06 1,09E-06 1,36E-05 0,000224 0,000367 7,71E-05 2,62E-05 4,32E-05 7,28E-05 0,000916
1,5E-05 2,2E-05 8,5E-06 4E-05 9,5E-05 0,00014 1,7E-05 1,4E-06 1,4E-06 1,9E-06 4,4E-06 2,5E-06 3,8E-06 2,2E-06 1E-06 1,3E-05 0,0002 0,00032 7E-05 2,4E-05 3,9E-05 6,4E-05 0,00111
1E-05 1,73E-05 6,63E-06 3,6E-05 7,34E-05 0,00011 1,46E-05 1,03E-06 1,19E-06 1,39E-06 3,86E-06 2,13E-06 2,96E-06 1,66E-06 8,59E-07 1,04E-05 0,000144 0,000241 5,65E-05 1,93E-05 2,89E-05 4,67E-05 0,001143
4,64E-06 1,14E-05 4,55E-06 2,93E-05 4,76E-05 7,04E-05 1,15E-05 7,47E-07 9,19E-07 8,84E-07 3,17E-06 1,85E-06 2,15E-06 1,18E-06 6,84E-07 7,73E-06 8,38E-05 0,000143 3,77E-05 1,35E-05 1,54E-05 2,99E-05 0,001072
3,47E-06 6,76E-06 2,81E-06 2,02E-05 2,87E-05 4,06E-05 8,47E-06 5,47E-07 7,58E-07 6,79E-07 2,54E-06 1,76E-06 1,64E-06 9,91E-07 5,5E-07 5,17E-06 4,14E-05 7,96E-05 2,23E-05 8,5E-06 7,08E-06 2,27E-05 0,000922
2,2E-06 2,4E-06 1,1E-06 8,9E-06 1,4E-05 1,7E-05 4,5E-06 4,6E-07 6,2E-07 4,5E-07 1,8E-06 1,4E-06 1,1E-06 8,9E-07 5,3E-07 2,5E-06 1,8E-05 3,6E-05 9,6E-06 4,1E-06 2,6E-06 1,6E-05 0,00067
5,7E-07 1,2E-07 3,1E-07 1,9E-06 5,2E-06 4E-06 1,1E-06 2,9E-07 4,8E-07 1,8E-07 1E-06 9,9E-07 6,7E-07 7,6E-07 3,6E-07 9E-07 5,6E-06 1,3E-05 2,8E-06 1,1E-06 5,7E-07 8E-06 0,0004
85
Lanjutan 1 Lampiran 5. Frek
85
90
95
100
105
110
115
120
125
130
135
140
145
150
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 12000 13000 14000 15000 16000 17000 18000 19000 20000 21000 22000
1,8E-06 0 1E-07 1,6E-07 1,4E-06 1E-06 4,5E-07 2,3E-07 5,1E-07 1,5E-07 5,3E-07 7,1E-07 4E-07 7,2E-07 3,6E-07 6E-07 1,5E-06 3,3E-06 4,2E-07 1,8E-07 9,3E-09 1,4E-06 0,00021
3,1E-06 0 1,5E-08 0 6,7E-07 5,9E-07 4E-07 2,3E-07 5,7E-07 1,2E-07 3,6E-07 6,6E-07 2,3E-07 7,8E-07 3,4E-07 4,6E-07 2,1E-07 7,4E-07 0 3,6E-08 0 3,1E-08 0,0002
3,9E-06 0 9,6E-10 0 4,4E-07 4,1E-07 3,7E-07 2,2E-07 6,2E-07 1,3E-07 3,9E-07 6,6E-07 1,4E-07 8,4E-07 2,7E-07 4,4E-07 3E-08 5,5E-07 0 0 0 0 0,00026
4,3E-06 0 7,7E-09 0 3,7E-07 4,9E-07 3,4E-07 1,9E-07 6,2E-07 1,1E-07 3,8E-07 6,4E-07 1,1E-07 8,5E-07 2,5E-07 3,7E-07 7,4E-09 4,4E-07 0 0 0 0 0,00028
4,4E-06 6E-10 1,8E-08 0 3,4E-07 5,2E-07 3,2E-07 1,7E-07 5,6E-07 7,6E-08 3,9E-07 6,7E-07 1,3E-07 7,8E-07 2,5E-07 3,3E-07 1,3E-09 2,5E-07 0 6E-09 2,8E-08 8,9E-08 0,00031
4,22E-06 1,1E-07 3,28E-08 0 2,99E-07 4,67E-07 2,89E-07 1,72E-07 4,92E-07 6,11E-08 4,03E-07 7,38E-07 1,62E-07 7,19E-07 2,42E-07 3,13E-07 2,06E-09 4,96E-08 0 9,46E-09 5,28E-08 5,93E-07 0,000418
4,53E-06 4,01E-07 2,86E-08 0 9,06E-08 1,82E-07 2,08E-07 8,86E-08 2,34E-07 3,69E-08 3,23E-07 6,2E-07 1,18E-07 3,86E-07 1,43E-07 1,88E-07 0 3,32E-08 0 0 9,01E-08 2,27E-05 0,000893
5,1E-06 2,6E-07 1,8E-08 0 0 4,1E-08 1,3E-07 4,9E-08 1,4E-07 1,9E-08 2,4E-07 4,4E-07 2,5E-08 2E-07 9,9E-08 8,2E-08 0 9,2E-09 0 0 5,9E-08 3,7E-05 0,00097
4,8E-06 9,7E-08 4,9E-09 0 0 6,4E-09 5,3E-08 3,7E-08 6,9E-08 1,3E-08 2,1E-07 3,8E-07 1,3E-08 7,9E-08 7,3E-08 2E-08 0 0 0 0 7,5E-09 4,3E-05 0,00051
5,37E-06 2E-08 0 0 0 2,32E-09 2,19E-08 4,17E-08 2,68E-08 9,16E-09 2,47E-07 4,27E-07 2,08E-08 2,31E-08 6,95E-08 4,93E-09 0 0 0 0 4,4E-09 4,18E-05 0,000808
5,2E-06 0 0 0 0 2,7E-09 1,5E-10 3,2E-08 2,6E-08 1,6E-08 2,6E-07 4E-07 3E-08 3,1E-08 5,4E-08 8,2E-09 0 2,4E-09 0 0 1,3E-08 3,6E-05 0,00078
3,2E-06 0 0 0 0 5,1E-09 7,2E-09 6E-08 3E-08 2,6E-08 2,8E-07 3,5E-07 4,4E-08 1,9E-08 2,7E-08 1,2E-09 0 2,5E-09 0 0 0 2,8E-05 0,00078
6,3E-07 0 0 0 0 3,2E-10 8,9E-08 8E-08 3,6E-08 3E-08 3,3E-07 3,1E-07 4,9E-08 2,8E-08 4,5E-08 4,4E-08 0 6,2E-09 0 0 0 2,2E-05 0,00084
0 2,3E-08 3,6E-08 1,4E-07 6,6E-08 5,2E-08 8,4E-07 1,7E-07 7,3E-08 5E-08 4E-07 3,6E-07 6,6E-08 7,4E-08 8,3E-08 6,2E-07 1,5E-08 4,5E-08 0 0 0 1,7E-05 0,00094
86
Lanjutan 2 Lampiran 5. Frek 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 12000 13000 14000 15000 16000 17000 18000 19000 20000 21000 22000
155
160
165
170
175
180
185
190
195
200
205
210
215
6,4E-08 4,35E-07 4,24E-07 7,22E-07 1,32E-06 2,82E-07 2,62E-06 5,28E-07 1,2E-07 1,4E-07 5,16E-07 4,68E-07 2,95E-07 2,65E-07 5,82E-07 2,68E-06 2,1E-07 3,82E-07 2,67E-07 2,64E-08 6,1E-09 9,86E-07 0,000383
5,5E-07 2,2E-06 1,8E-06 2,3E-06 3,5E-06 1,2E-06 5,4E-06 1,3E-06 1,8E-07 2,8E-07 6,9E-07 8,5E-07 9,2E-07 7,8E-07 1,7E-06 5,6E-06 1E-06 1,8E-06 7,8E-07 1,2E-07 4E-08 1,4E-05 0,00083
1,5E-06 4,2E-06 3,6E-06 4,4E-06 6,7E-06 3,5E-06 9,6E-06 2,4E-06 2,9E-07 6,5E-07 9,8E-07 1,5E-06 1,8E-06 1,5E-06 3,2E-06 1E-05 2,8E-06 4,1E-06 2,7E-06 4,1E-07 1,8E-07 9,9E-06 0,00055
2,1E-06 4,7E-06 4,1E-06 5,6E-06 9,8E-06 7E-06 1,6E-05 3,3E-06 3,2E-07 9E-07 1,1E-06 1,6E-06 2,2E-06 1,7E-06 4,3E-06 1,6E-05 5,6E-06 7,7E-06 4,7E-06 5,4E-07 2,4E-07 5,4E-06 0,00018
1,6E-06 3,4E-06 2,9E-06 5,6E-06 1,2E-05 1,1E-05 2,1E-05 3,7E-06 2,6E-07 8,3E-07 8,3E-07 1,2E-06 1,8E-06 1,3E-06 4,6E-06 2,1E-05 9,3E-06 1,1E-05 6,2E-06 3,4E-07 1,2E-07 3,1E-06 0
2,8E-07 1,3E-06 1,1E-06 5,9E-06 1,4E-05 1,5E-05 2,3E-05 3,8E-06 2E-07 7,1E-07 4,1E-07 5,7E-07 1,1E-06 6,8E-07 4,3E-06 2,4E-05 1,3E-05 1,2E-05 7,1E-06 1,2E-07 5E-08 3,3E-06 0
1,8E-08 1,5E-07 1,4E-07 6,8E-06 1,6E-05 2,1E-05 2,2E-05 3,8E-06 1,7E-07 5,9E-07 1,6E-07 2,3E-07 6,7E-07 3,1E-07 3,9E-06 2,3E-05 1,7E-05 1,4E-05 7,9E-06 1,9E-08 3,5E-08 3,7E-06 0
6,6E-08 9E-08 3,3E-08 8,1E-06 2,2E-05 3,4E-05 2,3E-05 3,7E-06 1,8E-07 5,6E-07 1E-07 1,6E-07 5,8E-07 2,4E-07 3,7E-06 2,3E-05 3E-05 2E-05 1,2E-05 5E-08 3,9E-08 5,8E-06 2,1E-05
1,5E-06 7E-07 8,5E-08 1,2E-05 3,4E-05 6,3E-05 3,5E-05 3,9E-06 2,3E-07 5,8E-07 1,1E-07 1,9E-07 6,4E-07 2,6E-07 3,7E-06 3,6E-05 5,8E-05 3,1E-05 2E-05 2,2E-07 2,3E-07 1,6E-05 0,00029
6,1E-06 1,6E-06 2,5E-07 1,8E-05 4,8E-05 9,5E-05 5,1E-05 4,5E-06 2,7E-07 7,3E-07 1,3E-07 2,4E-07 7,6E-07 3,6E-07 4,1E-06 5,2E-05 8,8E-05 4,5E-05 3,1E-05 8,6E-07 1,3E-06 3,4E-05 0,00051
8,3E-06 2E-06 3,6E-07 2,2E-05 5,6E-05 0,00011 6E-05 5E-06 3,2E-07 9,7E-07 1,6E-07 2,4E-07 8,7E-07 5,7E-07 4,4E-06 6,1E-05 0,00011 5,4E-05 3,7E-05 1,4E-06 2,5E-06 4,7E-05 0,00059
7,33E-06 1,76E-06 3,09E-07 2,12E-05 5,45E-05 0,00011 5,82E-05 5E-06 3,64E-07 1,09E-06 1,65E-07 2,18E-07 8,56E-07 7,52E-07 4,24E-06 5,9E-05 0,000103 5,31E-05 3,62E-05 1,55E-06 2,79E-06 4,87E-05 0,000525
3,12E-06 8,2E-07 1,37E-07 1,52E-05 4,14E-05 8,35E-05 4,36E-05 4,07E-06 3,43E-07 9,26E-07 1,29E-07 1,5E-07 6,27E-07 7,51E-07 3,29E-06 4,45E-05 7,63E-05 4,04E-05 2,62E-05 1,07E-06 1,88E-06 3,51E-05 0,000319
87
Lampiran 6 Nilai FFT per 5 ms potongan suara B3 dengan durasi 215 ms di Perairan Pantai Lovina. Frek 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 12000 13000 14000 15000 16000 17000 18000 19000 20000 21000 22000
5 1,06E-05 5,01E-06 3,57E-07 2,54E-07 7,6E-07 3,27E-07 2,77E-07 3,7E-07 2,02E-07 1,53E-07 1,52E-07 1,47E-07 1,6E-07 2,28E-07 3,95E-07 4,02E-07 3,53E-07 8,26E-07 3,55E-07 3,34E-07 6,49E-06 1,26E-05 6,79E-05
10 3,27E-05 1,32E-05 2,65E-07 5,35E-07 2,82E-06 6,24E-07 7,24E-07 7,46E-07 4,31E-07 3,71E-07 4,45E-07 4,12E-07 3,88E-07 5,96E-07 8,43E-07 1,06E-06 8,85E-07 2,84E-06 1,6E-06 1,03E-06 1,67E-05 3,38E-05 0,000127
15 6,11E-05 2,27E-05 1,97E-07 9,07E-07 7,4E-06 9,03E-07 1,46E-06 9,45E-07 5,17E-07 4,12E-07 5,21E-07 5,28E-07 4,07E-07 7,16E-07 1,11E-06 1,79E-06 1,23E-06 7,32E-06 2,42E-06 3,31E-07 2,83E-05 6,03E-05 0,00013
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
9,84E-05 3,38E-05 6,33E-07 1,74E-06 1,39E-05 1,46E-06 2,55E-06 1,28E-06 7,52E-07 5,31E-07 7,66E-07 8,88E-07 5,27E-07 9,47E-07 1,54E-06 2,9E-06 1,87E-06 1,38E-05 5,12E-06 7,77E-07 4,21E-05 9,79E-05 0,000112
0,000151 4,42E-05 9,83E-07 2,58E-06 2,07E-05 1,9E-06 3,89E-06 1,55E-06 8,06E-07 4,83E-07 8,03E-07 9,94E-07 4,49E-07 9,41E-07 1,71E-06 4,33E-06 2,21E-06 2,07E-05 7,38E-06 1,36E-06 5,59E-05 0,000153 0,000197
0,000204 6,48E-05 1,79E-06 3,65E-06 2,63E-05 2,65E-06 5,59E-06 1,88E-06 9,1E-07 5,75E-07 9,12E-07 1,15E-06 4,29E-07 1,07E-06 1,79E-06 6,03E-06 2,56E-06 2,61E-05 1,15E-05 3,89E-06 8,61E-05 0,00023 0,000282
0,000241 8,94E-05 1,83E-06 4,3E-06 3,05E-05 3,3E-06 7,12E-06 2,12E-06 9,58E-07 6,77E-07 8,54E-07 1,2E-06 3,73E-07 1,1E-06 1,73E-06 7,21E-06 2,76E-06 3,02E-05 1,58E-05 7,6E-06 0,000126 0,000313 0,000294
0,000262 0,000109 2,6E-06 5,1E-06 3,43E-05 3,93E-06 8,11E-06 2,35E-06 1,06E-06 9,04E-07 8,93E-07 1,27E-06 3,66E-07 1,16E-06 1,62E-06 7,66E-06 2,82E-06 3,37E-05 1,87E-05 1,06E-05 0,000157 0,00038 0,000327
0,000266 0,000114 3,12E-06 5,37E-06 3,49E-05 4,06E-06 8,16E-06 2,36E-06 1,16E-06 1,01E-06 1,01E-06 1,21E-06 3,43E-07 1,14E-06 1,43E-06 7,24E-06 2,75E-06 3,41E-05 1,9E-05 1,16E-05 0,000165 0,000413 0,000505
0,000251 0,0001 2,46E-06 4,59E-06 3,08E-05 3,48E-06 6,96E-06 1,96E-06 9,69E-07 8,47E-07 8,39E-07 9,75E-07 2,89E-07 1,05E-06 1,19E-06 6,15E-06 2,34E-06 2,98E-05 1,6E-05 9,78E-06 0,000144 0,000392 0,000566
0,000223 7,79E-05 1,43E-06 3,52E-06 2,39E-05 2,5E-06 5,3E-06 1,43E-06 7,38E-07 5,5E-07 7,52E-07 9,31E-07 2,26E-07 9,81E-07 1,1E-06 4,82E-06 1,9E-06 2,28E-05 1,14E-05 6,24E-06 0,000107 0,000338 0,000509
0,000197 6,38E-05 5,04E-07 2,38E-06 1,9E-05 1,77E-06 3,79E-06 1,14E-06 6,33E-07 3,51E-07 8,32E-07 1,07E-06 2,36E-07 9,53E-07 1,07E-06 3,62E-06 1,76E-06 1,74E-05 6,69E-06 2,52E-06 7,72E-05 0,00028 0,000694
0,000187 6,21E-05 2,53E-07 2,08E-06 1,68E-05 1,41E-06 3,01E-06 1,03E-06 5,31E-07 1,9E-07 6,85E-07 1,01E-06 1,13E-07 7,45E-07 1,08E-06 2,7E-06 1,37E-06 1,52E-05 4,53E-06 3,86E-07 7,02E-05 0,000236 0,000894
88
Lanjutan 1 Lampiran 6. Frek
70
75
80
85
90
0
0,000179
0,000163
0,000132
9,47E-05
5,95E-05
2,82E-05
95
1,31E-05
100
8,47E-06
105
5,78E-06
110
2,86E-06
115
1,92E-06
120
4,19E-06
125
6,96E-06
130
1000
5,87E-05
5,05E-05
3,75E-05
2,32E-05
1,36E-05
6,28E-06
2,12E-06
3,6E-07
9,23E-08
1,16E-07
1,95E-07
1,6E-07
5,92E-07
2000
1,69E-07
5,79E-08
5,18E-08
1,13E-07
4,33E-07
1,27E-07
9,65E-08
1,21E-07
8,98E-08
5,02E-07
8,01E-07
9,53E-07
2,04E-06
3000
2,13E-06
2,05E-06
1,88E-06
1,52E-06
1,21E-06
5,67E-07
2,78E-07
2,09E-07
9,75E-08
2,07E-06
3,25E-06
4,39E-06
6,27E-06
4000
1,59E-05
1,45E-05
1,2E-05
8,62E-06
5,76E-06
3,14E-06
1,1E-06
2,95E-07
6,15E-08
0,000265
0,000283
0,000295
0,000296
5000
1,28E-06
1,08E-06
8,97E-07
6,35E-07
5,52E-07
4,39E-07
4,54E-07
4,13E-07
2,88E-07
9,77E-07
1,97E-06
3,3E-06
3,8E-06
6000
2,73E-06
2,69E-06
2,48E-06
2,02E-06
1,49E-06
9,66E-07
5,4E-07
3,26E-07
1,64E-07
5,29E-07
8,8E-07
1,5E-06
1,67E-06
7000
1,19E-06
1,25E-06
1,24E-06
1,12E-06
1,02E-06
9,6E-07
9,11E-07
8,45E-07
6,47E-07
3,43E-07
5,08E-07
7,83E-07
9,18E-07
8000
6,56E-07
6,57E-07
7,44E-07
8,55E-07
8,76E-07
8,77E-07
8,54E-07
7,75E-07
5,57E-07
5,79E-07
8,61E-07
1,23E-06
1,27E-06
9000
1,87E-07
1,24E-07
1,46E-07
2,77E-07
3,53E-07
3,82E-07
4,26E-07
4,33E-07
3,09E-07
2,47E-07
5,17E-07
7,53E-07
8,82E-07
10000
6,72E-07
5,75E-07
6,2E-07
6,64E-07
5,86E-07
5,77E-07
7,42E-07
8,62E-07
7,92E-07
5,72E-07
8,89E-07
1,13E-06
1,26E-06
11000
1E-06
8,16E-07
7,58E-07
7,56E-07
5,92E-07
5,81E-07
6,6E-07
7,22E-07
5,98E-07
4,82E-07
8,37E-07
1,02E-06
1,2E-06
12000
1,29E-07
1,1E-07
2,48E-07
4,14E-07
4,3E-07
4,2E-07
4,15E-07
3,82E-07
2,66E-07
3,72E-07
6,05E-07
8,29E-07
1,01E-06
13000
7,55E-07
7,14E-07
7,96E-07
9,92E-07
9,7E-07
1,04E-06
1,09E-06
1,03E-06
8,25E-07
7,08E-07
1,13E-06
1,36E-06
1,58E-06
14000
1,17E-06
1,19E-06
1,15E-06
1,06E-06
1,12E-06
1,25E-06
1,23E-06
1,09E-06
7,97E-07
4,71E-07
6,8E-07
8,36E-07
1,09E-06
15000
2,52E-06
2,43E-06
2,26E-06
1,9E-06
1,42E-06
1,06E-06
7,57E-07
4,8E-07
2,16E-07
1,11E-06
1,56E-06
2,01E-06
2,7E-06
16000
1,25E-06
1,05E-06
9,95E-07
1,05E-06
6,77E-07
8,15E-07
9,24E-07
8,67E-07
6,2E-07
1,25E-06
2,56E-06
7,25E-06
4,79E-06
17000
1,46E-05
1,35E-05
1,12E-05
8,05E-06
5,41E-06
3,03E-06
1,09E-06
4,72E-07
2,36E-07
0,000322
0,000344
0,000358
0,00036
18000
4,37E-06
4,12E-06
3,87E-06
3,37E-06
2,21E-06
1,26E-06
5,53E-07
3,64E-07
2,37E-07
2,46E-06
3,77E-06
5,83E-06
7,35E-06
19000
1,58E-07
2,2E-08
9,85E-08
4,28E-07
7,12E-08
2,42E-08
9,83E-08
2,34E-07
1,86E-07
4,86E-07
5,64E-07
1,14E-06
1,37E-06
20000
6,78E-05
5,82E-05
4,3E-05
2,71E-05
1,53E-05
7,05E-06
1,97E-06
4,36E-07
3,3E-07
1,62E-07
1,99E-07
2,48E-07
5,74E-07
21000
0,000185
0,000145
0,000112
7,45E-05
4,11E-05
1,76E-05
4,5E-06
1,63E-06
8,68E-07
3,55E-08
8,28E-08
1,12E-07
6,11E-08
22000
0,001032
0,001102
0,001142
0,001022
0,00074
0,000377
0,00014
0,000126
0,000105
9,86E-05
0,000127
0,000158
0,000188
89
Lanjutan 2 Lampiran 6. Frek
135
140
145
150
155
160
165
170
175
180
185
190
195
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 12000 13000 14000 15000 16000 17000 18000 19000 20000 21000 22000
8,38E-06 5,92E-07 2,46E-06 7,05E-06 0,000291 3,84E-06 1,57E-06 7,07E-07 9,86E-07 4,75E-07 7,59E-07 6,92E-07 4,87E-07 1,13E-06 8,31E-07 2,07E-06 4,31E-06 0,000352 9,42E-06 2,68E-06 9,95E-07 3,81E-07 0,000194
8,58E-06 2,16E-07 9,7E-07 5,44E-06 0,000277 4,82E-06 2,47E-06 1,54E-06 1,94E-06 1,44E-06 1,85E-06 1,79E-06 1,57E-06 2,18E-06 1,66E-06 3,21E-06 5,59E-06 0,000335 7,1E-06 9,81E-07 6,04E-07 7,34E-07 0,000171
7,77E-06 4,23E-07 1,92E-06 6,06E-06 0,000261 3,63E-06 1,54E-06 8,37E-07 1,3E-06 8,16E-07 1,13E-06 1,06E-06 8,5E-07 1,54E-06 1,13E-06 2,09E-06 4,13E-06 0,000318 7,78E-06 2E-06 9,51E-07 2,15E-06 0,00013
6,38E-06 3,54E-07 1,03E-06 4,55E-06 0,00024 4,01E-06 1,93E-06 1,28E-06 1,62E-06 1,21E-06 1,56E-06 1,49E-06 1,29E-06 1,85E-06 1,43E-06 2,49E-06 4,48E-06 0,000299 6,06E-06 1,67E-06 1,17E-06 4,17E-06 8,68E-05
5,05E-06 7,05E-07 1,91E-06 4,86E-06 0,000218 2,35E-06 8,12E-07 5,39E-07 7,79E-07 5,08E-07 5,71E-07 4,73E-07 6,18E-07 9,36E-07 7,21E-07 1,26E-06 2,7E-06 0,000276 6,5E-06 3,37E-06 1,61E-06 6,41E-06 6,17E-05
3,38E-06 4,86E-07 1,76E-06 3,19E-06 0,000193 2,12E-06 8,31E-07 7,82E-07 8,67E-07 7,64E-07 8,11E-07 7,53E-07 9,26E-07 9,97E-07 1,01E-06 1,36E-06 2,6E-06 0,000248 4,02E-06 3,87E-06 1,57E-06 7,78E-06 5,57E-05
3,13E-06 4,2E-07 1,78E-06 2,46E-06 0,000169 1,1E-06 4,66E-07 6,79E-07 5,22E-07 5,9E-07 6,02E-07 5,45E-07 7,56E-07 7,12E-07 8,54E-07 8,49E-07 1,22E-06 0,000218 2,7E-06 4E-06 1,14E-06 6,91E-06 6,68E-05
3,8E-06 1,83E-07 1,29E-06 1,68E-06 0,000155 1,46E-06 8,06E-07 8,37E-07 7,21E-07 6,95E-07 8,19E-07 7,09E-07 8,18E-07 8,23E-07 9,6E-07 1,11E-06 1,33E-06 0,000199 1,66E-06 3,17E-06 7,31E-07 4,65E-06 8,09E-05
4,13E-06 1,53E-07 9,37E-07 2,19E-06 0,000146 1,25E-06 6,74E-07 6,79E-07 5,9E-07 5,18E-07 6,48E-07 5,23E-07 5,67E-07 7,28E-07 8,33E-07 1,04E-06 1,24E-06 0,000192 2,43E-06 1,87E-06 4,15E-07 2,24E-06 8,72E-05
4,13E-06 9,44E-08 3,6E-07 2,47E-06 0,000141 1,96E-06 1,12E-06 8,21E-07 1,02E-06 6,63E-07 9,41E-07 8,48E-07 7,2E-07 1,21E-06 9,41E-07 1,52E-06 2,26E-06 0,000194 3,88E-06 9,39E-07 3,03E-07 1,17E-06 7,24E-05
3,68E-06 1,26E-07 5,55E-07 3,16E-06 0,000134 1,54E-06 9,26E-07 5,63E-07 9,46E-07 5,25E-07 7,68E-07 6,41E-07 5,52E-07 1,13E-06 6,78E-07 1,44E-06 1,93E-06 0,000192 6,04E-06 1,07E-06 3,65E-07 8,71E-07 4,26E-05
3,13E-06 2,09E-07 5,18E-07 3,07E-06 0,00012 6,85E-07 6,27E-07 4,93E-07 9,65E-07 4,65E-07 6,56E-07 5,69E-07 4,78E-07 1,22E-06 4,83E-07 1,19E-06 9,87E-07 0,000178 6,09E-06 1,16E-06 4,73E-07 6,26E-07 6,88E-06
2,89E-06 2,55E-07 4,69E-07 3,01E-06 0,000103 9,11E-07 6,89E-07 6,04E-07 1,21E-06 5,05E-07 6,59E-07 5,52E-07 5,21E-07 1,53E-06 5E-07 1,3E-06 8E-07 0,000158 5,71E-06 1,17E-06 6,74E-07 7,39E-07 0
90
Lanjutan 3 Lampiran 6. Frek 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 12000 13000 14000 15000 16000 17000 18000 19000 20000 21000 22000
200 2,76E-06 4,4E-07 7,73E-07 3,29E-06 8,64E-05 9,82E-07 7,13E-07 5,87E-07 1,39E-06 3,97E-07 5,62E-07 4,74E-07 5,08E-07 1,82E-06 5,36E-07 1,73E-06 1,61E-06 0,000138 5,93E-06 1,14E-06 8,3E-07 9,37E-07 3,17E-06
205
210
2,37E-06 3,02E-07 3,69E-07 1,91E-06 6,9E-05 8,72E-07 8,22E-07 7E-07 1,59E-06 4,47E-07 5,87E-07 5,67E-07 5,93E-07 2,03E-06 6,12E-07 1,86E-06 1,47E-06 0,000114 3,57E-06 6,48E-07 7,4E-07 7,73E-07 4,19E-06
1,88E-06 1,52E-07 3,31E-07 1,54E-06 6,65E-05 8,82E-07 7E-07 6,75E-07 1,58E-06 3,58E-07 5,12E-07 5,12E-07 5,29E-07 2E-06 4,93E-07 1,64E-06 1,07E-06 1E-04 2,34E-06 5,23E-07 5,51E-07 5,96E-07 0
215 1,33E-06 5,81E-08 2,47E-07 1,11E-06 6,13E-05 1,05E-06 6,72E-07 6,87E-07 1,63E-06 4,32E-07 5,86E-07 5,94E-07 6,13E-07 2,01E-06 5E-07 1,66E-06 1,56E-06 9,8E-05 2,06E-06 3,02E-07 3,32E-07 4,51E-07 0
220
225
230
235
240
245
9,14E-07 3,88E-08 1,14E-07 3,77E-07 4,93E-05 5,81E-07 4,58E-07 6,97E-07 1,49E-06 4,03E-07 4,79E-07 5,1E-07 5,55E-07 1,81E-06 4,87E-07 1,37E-06 1,11E-06 8,61E-05 8,51E-07 1,83E-07 9,11E-08 4,32E-07 0
8,94E-07 3,91E-08 2,04E-07 2,34E-07 3,85E-05 4,42E-07 3,66E-07 7,31E-07 1,47E-06 3,65E-07 3,68E-07 3,59E-07 4,86E-07 1,75E-06 4,56E-07 1,18E-06 7,71E-07 7,25E-05 5,25E-07 3,65E-07 1,49E-07 6,72E-07 0
1,45E-06 1,39E-07 3,77E-07 7,07E-07 3,41E-05 7,06E-07 3,92E-07 8,12E-07 1,66E-06 4,21E-07 4,22E-07 4,1E-07 5E-07 1,98E-06 6,54E-07 1,3E-06 1,25E-06 6,74E-05 1,78E-06 7,91E-07 6,36E-07 1,69E-06 1,37E-05
3,18E-06 3,34E-07 6,7E-07 1,59E-06 3,56E-05 1,29E-06 5,62E-07 9,66E-07 1,88E-06 4,69E-07 5,13E-07 5,07E-07 4,71E-07 2,32E-06 9,91E-07 1,61E-06 2,28E-06 7,21E-05 4,19E-06 1,55E-06 1,42E-06 3,24E-06 4,67E-05
4,8E-06 5,26E-07 9,67E-07 2,47E-06 3,6E-05 1,81E-06 6,28E-07 1,03E-06 1,91E-06 4,75E-07 5,73E-07 5,74E-07 4,51E-07 2,49E-06 1,25E-06 1,76E-06 3,29E-06 7,43E-05 6,26E-06 2,47E-06 2,1E-06 5,2E-06 6,34E-05
4,82E-06 5,46E-07 1,06E-06 2,77E-06 3,24E-05 2,01E-06 6,08E-07 9,3E-07 1,64E-06 4,14E-07 5,41E-07 5,3E-07 3,76E-07 2,23E-06 1,2E-06 1,68E-06 3,59E-06 6,74E-05 6,94E-06 2,69E-06 2,13E-06 5,85E-06 5,47E-05
91
Lampiran 7 Nilai FFT per 5 ms potongan suara B4 dengan durasi 95 ms di Perairan Pantai Lovina. Frek 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 12000 13000 14000 15000 16000 17000 18000 19000 20000 21000 22000
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
1,16E-05 5,84E-06 1,73E-07 1,91E-07 7,57E-07 3,05E-07 2,61E-07 3,66E-07 1,98E-07 1,55E-07 1,55E-07 1,55E-07 1,81E-07 2,52E-07 4,2E-07 4,16E-07 3,8E-07 8,81E-07 3,83E-07 3,74E-07 7,06E-06 1,37E-05 7,36E-05
3,27E-05 1,32E-05 2,65E-07 5,35E-07 2,82E-06 6,24E-07 7,24E-07 7,46E-07 4,31E-07 3,71E-07 4,45E-07 4,12E-07 3,88E-07 5,96E-07 8,43E-07 1,06E-06 8,85E-07 2,84E-06 1,6E-06 1,03E-06 1,67E-05 3,38E-05 0,000127
6,11E-05 2,27E-05 1,97E-07 9,07E-07 7,4E-06 9,03E-07 1,46E-06 9,45E-07 5,17E-07 4,12E-07 5,21E-07 5,28E-07 4,07E-07 7,16E-07 1,11E-06 1,79E-06 1,23E-06 7,32E-06 2,42E-06 3,31E-07 2,83E-05 6,03E-05 0,00013
9,53E-05 3,22E-05 6,21E-07 1,57E-06 1,33E-05 1,3E-06 2,46E-06 1,23E-06 6,66E-07 4,87E-07 7,13E-07 8,01E-07 5,02E-07 8,83E-07 1,45E-06 2,8E-06 1,85E-06 1,34E-05 4,38E-06 8,93E-07 3,98E-05 9,57E-05 0,000113
0,000151 4,42E-05 9,83E-07 2,58E-06 2,07E-05 1,9E-06 3,89E-06 1,55E-06 8,06E-07 4,83E-07 8,03E-07 9,94E-07 4,49E-07 9,41E-07 1,71E-06 4,33E-06 2,21E-06 2,07E-05 7,38E-06 1,36E-06 5,59E-05 0,000153 0,000197
0,000204 6,48E-05 1,79E-06 3,65E-06 2,63E-05 2,65E-06 5,59E-06 1,88E-06 9,1E-07 5,75E-07 9,12E-07 1,15E-06 4,29E-07 1,07E-06 1,79E-06 6,03E-06 2,56E-06 2,61E-05 1,15E-05 3,89E-06 8,61E-05 0,00023 0,000282
0,000241 8,94E-05 1,83E-06 4,3E-06 3,05E-05 3,3E-06 7,12E-06 2,12E-06 9,58E-07 6,77E-07 8,54E-07 1,2E-06 3,73E-07 1,1E-06 1,73E-06 7,21E-06 2,76E-06 3,02E-05 1,58E-05 7,6E-06 0,000126 0,000313 0,000294
0,000262 0,000109 2,6E-06 5,1E-06 3,43E-05 3,93E-06 8,11E-06 2,35E-06 1,06E-06 9,04E-07 8,93E-07 1,27E-06 3,66E-07 1,16E-06 1,62E-06 7,66E-06 2,82E-06 3,37E-05 1,87E-05 1,06E-05 0,000157 0,00038 0,000327
0,000266 0,000113 2,85E-06 5,24E-06 3,46E-05 3,97E-06 8,04E-06 2,3E-06 1,08E-06 9,69E-07 8,91E-07 1,16E-06 3,42E-07 1,12E-06 1,39E-06 7,19E-06 2,72E-06 3,39E-05 1,89E-05 1,16E-05 0,000164 0,000413 0,000514
0,00025 9,88E-05 2,35E-06 4,53E-06 3,02E-05 3,32E-06 6,82E-06 1,88E-06 9,1E-07 8,02E-07 7,64E-07 9,19E-07 2,69E-07 1,03E-06 1,21E-06 6,07E-06 2,3E-06 2,93E-05 1,57E-05 9,52E-06 0,000141 0,000388 0,000565
92
Lanjutan 1 Lampiran 7. Frek 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 12000 13000 14000 15000 16000 17000 18000 19000 20000 21000 22000
55
60
65
70
75
80
85
90
95
0,000221 7,61E-05 1,3E-06 3,38E-06 2,36E-05 2,49E-06 5,18E-06 1,39E-06 7,4E-07 5,51E-07 8,05E-07 1E-06 2,79E-07 1,02E-06 1,12E-06 4,91E-06 2,11E-06 2,25E-05 1,09E-05 5,93E-06 0,000104 0,000334 0,000515
0,000195 6,34E-05 6,23E-07 2,45E-06 1,87E-05 1,68E-06 3,67E-06 1,07E-06 5,61E-07 2,86E-07 7,33E-07 9,92E-07 1,4E-07 8,35E-07 1,03E-06 3,46E-06 1,55E-06 1,7E-05 6,4E-06 1,98E-06 7,6E-05 0,000277 0,000711
0,000186 6,21E-05 2,19E-07 2,13E-06 1,67E-05 1,38E-06 2,94E-06 1,03E-06 5,19E-07 1,69E-07 6,66E-07 1,04E-06 1,24E-07 7,67E-07 1,07E-06 2,68E-06 1,36E-06 1,51E-05 4,66E-06 3,68E-07 7,09E-05 0,000232 0,000907
0,000179 5,87E-05 1,69E-07 2,13E-06 1,59E-05 1,28E-06 2,73E-06 1,19E-06 6,56E-07 1,87E-07 6,72E-07 1E-06 1,29E-07 7,55E-07 1,17E-06 2,52E-06 1,25E-06 1,46E-05 4,37E-06 1,58E-07 6,78E-05 0,000185 0,001032
0,000162 5E-05 4,39E-07 2,22E-06 1,44E-05 1,16E-06 2,73E-06 1,28E-06 7,4E-07 1,7E-07 6,56E-07 8,63E-07 1,74E-07 7,71E-07 1,21E-06 2,45E-06 1,07E-06 1,35E-05 4,08E-06 7,48E-08 5,74E-05 0,000143 0,00111
0,000132 3,75E-05 9E-08 1,89E-06 1,2E-05 9,07E-07 2,47E-06 1,27E-06 7,65E-07 1,55E-07 6,6E-07 7,93E-07 2,4E-07 8,68E-07 1,19E-06 2,28E-06 1,03E-06 1,13E-05 3,87E-06 1,63E-07 4,31E-05 0,000112 0,001157
9,44E-05 2,33E-05 2,59E-07 1,57E-06 8,62E-06 6,54E-07 1,99E-06 1,16E-06 8,67E-07 2,38E-07 7,22E-07 7,72E-07 3,77E-07 1,05E-06 1,05E-06 1,81E-06 1,01E-06 7,99E-06 3,4E-06 5,49E-07 2,72E-05 7,46E-05 0,001066
5,69E-05 1,31E-05 4,73E-07 1,11E-06 5,48E-06 4,18E-07 1,25E-06 9,95E-07 7,53E-07 2,09E-07 5,76E-07 5,6E-07 2,92E-07 9,55E-07 1,01E-06 1,15E-06 6,36E-07 5,22E-06 2,17E-06 2,72E-07 1,46E-05 3,99E-05 0,000789
2,61E-05 6,66E-06 3,95E-07 6,75E-07 3,17E-06 3,36E-07 6,77E-07 8,68E-07 5,98E-07 1,95E-07 4,41E-07 4,26E-07 2,11E-07 8,07E-07 8,74E-07 6,79E-07 4,77E-07 3,03E-06 1,37E-06 2,71E-07 7,27E-06 1,83E-05 0,000461
93
Lampiran 8 Nilai FFT per 5 ms potongan suara B5 dengan durasi 65 ms di Perairan Pantai Lovina. Frek
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
0
0,000105
0,000199
0,000274
0,000316
0,000345
0,000367
0,000381
0,000376
0,000346
0,000298
0,000251
0,000191
0,000106
1000
0,000101
0,000192
0,000243
0,000236
0,000225
0,000235
0,000242
0,000225
0,000176
0,000111
7,65E-05
4,46E-05
2,58E-05
2000
2,42E-05
4,51E-05
5,8E-05
5,75E-05
5,03E-05
4,54E-05
4,18E-05
3,79E-05
3,26E-05
2,66E-05
2E-05
1,05E-05
6,27E-06
3000
1,77E-05
3,3E-05
3,92E-05
3,44E-05
2,85E-05
2,65E-05
2,68E-05
2,77E-05
2,62E-05
2,01E-05
1,42E-05
8,9E-06
5,73E-06
4000
1,18E-05
2,25E-05
2,95E-05
3,03E-05
2,91E-05
3,05E-05
3,51E-05
3,83E-05
3,67E-05
2,9E-05
2,06E-05
1,18E-05
6,15E-06
5000
1,37E-05
2,58E-05
3,11E-05
2,79E-05
2,27E-05
2,32E-05
2,76E-05
2,82E-05
2,33E-05
1,73E-05
1,2E-05
7,08E-06
3,75E-06
6000
3,4E-06
6,29E-06
7,8E-06
7,47E-06
6,51E-06
6,73E-06
7,09E-06
6,71E-06
6,17E-06
5,66E-06
5,47E-06
5,49E-06
5,05E-06
7000
1,98E-06
3,2E-06
4,07E-06
3,5E-06
2,62E-06
2,41E-06
2,6E-06
2,13E-06
2,15E-06
2,56E-06
3,43E-06
4,72E-06
5,02E-06
8000
5,42E-07
4,53E-07
5,64E-07
5,33E-07
2,68E-07
5,88E-07
1,05E-06
3,35E-07
5,76E-07
1,28E-06
2,94E-06
5,05E-06
5,88E-06
9000
6,06E-07
6,03E-07
8,06E-07
6,35E-07
3,8E-07
8,46E-07
1,18E-06
3,93E-07
6,42E-07
1,36E-06
3,02E-06
5,06E-06
5,87E-06
10000
2,89E-06
4,71E-06
5,67E-06
4,71E-06
3,63E-06
3,21E-06
3,22E-06
2,52E-06
2,25E-06
1,99E-06
2,55E-06
3,69E-06
4,29E-06
11000
2,71E-06
4,61E-06
5,4E-06
4,79E-06
3,75E-06
3,37E-06
3,38E-06
2,6E-06
2,23E-06
1,8E-06
2,28E-06
3,4E-06
3,97E-06
12000
6,74E-07
7,06E-07
1,09E-06
7,48E-07
5,27E-07
7,2E-07
1,17E-06
3,95E-07
8,48E-07
1,37E-06
2,85E-06
4,96E-06
5,86E-06
13000
8,23E-07
5,78E-07
9,68E-07
3,96E-07
1,8E-07
7,84E-07
1,35E-06
1,98E-07
6,07E-07
1,18E-06
3,02E-06
5,4E-06
6,51E-06
14000
2,13E-06
3,09E-06
3,68E-06
3,2E-06
2,67E-06
2,8E-06
3,2E-06
2,29E-06
2,46E-06
2,66E-06
3,6E-06
4,86E-06
5,07E-06
15000
3,9E-06
6,61E-06
8,08E-06
7,08E-06
6,02E-06
5,69E-06
6,16E-06
5,03E-06
4,83E-06
4,6E-06
4,78E-06
4,86E-06
4,58E-06
16000
2,02E-05
3,61E-05
4,23E-05
3,83E-05
3,3E-05
2,81E-05
2,45E-05
1,86E-05
1,36E-05
9,35E-06
6,64E-06
3,8E-06
2,87E-06
17000
2,97E-05
5,49E-05
6,62E-05
6,18E-05
5,28E-05
4,41E-05
3,61E-05
2,64E-05
1,88E-05
1,18E-05
7,37E-06
4,33E-06
1,91E-06
18000
3,12E-05
5,91E-05
7,26E-05
6,63E-05
5,45E-05
4,52E-05
3,73E-05
2,92E-05
1,94E-05
1,24E-05
8,35E-06
6,51E-06
5,21E-06
19000
4,48E-05
8,22E-05
9,99E-05
9,19E-05
8,25E-05
8,12E-05
8,44E-05
7,3E-05
5,28E-05
3,29E-05
2,13E-05
1,44E-05
1,19E-05
20000
0,000265
0,000487
0,000576
0,000512
0,000477
0,000547
0,000676
0,000682
0,00055
0,00035
0,000228
0,000136
5,77E-05
21000
0,000159
0,000313
0,000422
0,000455
0,000444
0,000455
0,000466
0,000467
0,000438
0,000366
0,000293
0,000208
9,57E-05
22000
4,43E-05
0,000177
0,000473
0,000752
0,000957
0,001101
0,001177
0,001182
0,001089
0,000861
0,000551
0,000215
4,57E-05
94
Lampiran 9 Nilai FFT per 5 ms potongan suara B6 dengan durasi 60 ms di Perairan Pantai Lovina. Frek 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 12000 13000 14000 15000 16000 17000 18000 19000 20000 21000 22000
5
10
20
25
30
35
40
45
50
55
60
0 1,6E-06 2,78E-05 5,31E-07 7,94E-07 3,04E-07 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1,98E-06 5,37E-06 6,21E-05 8,75E-06 0 0
1,23E-05 1,91E-06 3,03E-05 5,4E-06 8,93E-07 5,92E-07 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2,23E-07 2,04E-06 1,22E-05 4,59E-05 7,47E-06 1,72E-05 0,000675
0 3,22E-06 4,14E-05 5,8E-06 8,12E-07 7,52E-07 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1,82E-07 3,38E-06 1,42E-05 6,95E-05 1,39E-05 3,69E-07 1,38E-05
0 3,13E-06 4,38E-05 5,05E-06 9,87E-07 6,95E-07 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1,78E-07 4,12E-06 1,39E-05 8,4E-05 1,62E-05 0 0
0 3,13E-06 4,38E-05 5,05E-06 9,87E-07 6,95E-07 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1,78E-07 4,12E-06 1,39E-05 8,4E-05 1,62E-05 0 0
0 2,88E-06 5,82E-05 4,43E-06 1,54E-06 6,63E-07 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1,68E-07 5,37E-06 1,57E-05 0,000112 2,05E-05 0 0
0 3,17E-06 6,12E-05 4,42E-06 1,83E-06 6,9E-07 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9,87E-08 5,72E-06 1,69E-05 0,000115 2,2E-05 0 0
0 3,54E-06 5,74E-05 4,21E-06 2,02E-06 7,08E-07 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9,42E-09 5,59E-06 1,7E-05 0,000109 2,21E-05 0 0
0 3,54E-06 5,07E-05 3,41E-06 1,95E-06 6,57E-07 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4,85E-06 1,53E-05 0,000104 1,97E-05 0 0
0 2,69E-06 4,19E-05 2,01E-06 1,51E-06 5,01E-07 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3,62E-06 1,14E-05 9,2E-05 1,5E-05 0 0
0 1,6E-06 2,78E-05 5,31E-07 7,94E-07 3,04E-07 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1,98E-06 5,37E-06 6,21E-05 8,75E-06 0 0
95
Lampiran 10 Nilai FFT per 5 ms potongan suara B7 dengan durasi 70 ms di Perairan Pantai Lovina. Frek
10
15
20
30
35
45
50
55
60
0
4,17E-06
5
3,92E-06
3,54E-06
3,64E-06
4,1E-06
25
4,91E-06
6,52E-06
8,24E-06
40
8,76E-06
8,76E-06
7,17E-06
7,32E-06
6,8E-06
65
5,79E-06
70 ms
1000
2,58E-05
5,79E-05
0,000146
0,000258
0,000335
0,000343
0,000287
0,000176
6,63E-05
6,63E-05
5,05E-05
3,66E-05
1,69E-05
4,18E-06
2000
1,19E-05
1,46E-05
3,02E-05
4,96E-05
6,28E-05
6,31E-05
5,22E-05
3,26E-05
1,85E-05
1,85E-05
1,48E-05
1,19E-05
7,83E-06
3,5E-06
3000
1,42E-05
4,04E-05
9,41E-05
0,000159
0,000204
0,000207
0,000173
0,000107
3,26E-05
3,26E-05
2,61E-05
2,14E-05
1,42E-05
6,89E-06
4000
2,76E-06
5,44E-06
9,02E-06
1,32E-05
1,64E-05
1,69E-05
1,47E-05
1,12E-05
7,43E-06
7,43E-06
5,36E-06
3,47E-06
1,99E-06
8,37E-07
5000
6,86E-06
1,5E-05
2,62E-05
4,1E-05
5,27E-05
5,46E-05
4,68E-05
3,12E-05
1,64E-05
1,64E-05
1,24E-05
8,11E-06
4,4E-06
1,33E-06
6000
1,4E-06
8,12E-07
1,25E-06
1,66E-06
1,94E-06
1,95E-06
1,66E-06
1,16E-06
1,46E-06
1,46E-06
7,3E-07
8,96E-07
1,06E-06
1,1E-06
7000
1,25E-06
7,67E-07
1,25E-06
1,68E-06
1,93E-06
1,78E-06
1,35E-06
8,37E-07
1,2E-06
1,2E-06
6,89E-07
6,73E-07
6,3E-07
6,95E-07
8000
1,95E-06
2,34E-06
4,19E-06
6,72E-06
8,66E-06
8,9E-06
7,57E-06
5,07E-06
3,96E-06
3,96E-06
3,96E-06
4,16E-06
3,51E-06
2,26E-06
9000
1,21E-06
2,6E-07
5,33E-07
8,96E-07
1,15E-06
1,1E-06
8,31E-07
4,03E-07
8,18E-07
8,18E-07
1,35E-07
3,13E-07
7,34E-07
1,03E-06
10000
1,38E-06
1,76E-06
2,68E-06
3,9E-06
4,82E-06
4,85E-06
4,02E-06
2,69E-06
2,16E-06
2,16E-06
1,55E-06
1,14E-06
7,7E-07
6,21E-07
11000
1,76E-06
2,22E-06
3,8E-06
5,9E-06
7,45E-06
7,48E-06
6,13E-06
3,81E-06
2,94E-06
2,94E-06
2,02E-06
1,38E-06
8,42E-07
7,48E-07
12000
1,09E-06
2,69E-07
5,89E-07
1,06E-06
1,44E-06
1,43E-06
1,08E-06
5,36E-07
1,22E-06
1,22E-06
1,49E-07
3,59E-07
8,44E-07
1,19E-06
13000
2,61E-06
3,86E-06
6,33E-06
9,03E-06
1,1E-05
1,09E-05
9,03E-06
5,83E-06
3,59E-06
3,59E-06
2,67E-06
2,37E-06
2,03E-06
1,58E-06
14000
1,45E-06
1,1E-06
2,34E-06
4,05E-06
5,33E-06
5,4E-06
4,38E-06
2,53E-06
2,66E-06
2,66E-06
1,33E-06
1,38E-06
1,55E-06
1,54E-06
15000
1,24E-06
7,51E-07
1,49E-06
2,43E-06
3,16E-06
3,09E-06
2,4E-06
1,28E-06
2,08E-06
2,08E-06
7E-07
1,03E-06
1,57E-06
1,82E-06
16000
7,35E-06
1,61E-05
2,72E-05
4,13E-05
5,21E-05
5,36E-05
4,59E-05
3,03E-05
1,51E-05
1,51E-05
1,13E-05
8,01E-06
5,07E-06
2,47E-06
17000
5,93E-06
1,12E-05
1,74E-05
2,54E-05
3,14E-05
3,17E-05
2,71E-05
1,88E-05
1,2E-05
1,2E-05
7,6E-06
4,75E-06
2,58E-06
1,56E-06
18000
2,54E-05
7,9E-05
0,000188
0,000309
0,000385
0,000383
0,000313
0,000185
6,32E-05
6,32E-05
5,63E-05
4,86E-05
3,42E-05
1,98E-05
19000
2,36E-05
2,4E-05
5,1E-05
8,38E-05
0,000106
0,000107
8,88E-05
5,5E-05
2,57E-05
2,57E-05
1,74E-05
1,41E-05
1,1E-05
6,19E-06
20000
6,18E-05
0,000142
0,000335
0,000573
0,000735
0,000752
0,000633
0,000393
0,000125
0,000125
9,29E-05
6,58E-05
3,78E-05
1,72E-05
21000
5,91E-06
1,35E-05
3,01E-05
5,09E-05
6,75E-05
7,16E-05
6,53E-05
5,67E-05
4,49E-05
4,49E-05
3,74E-05
4,13E-05
4,68E-05
4,63E-05
22000
0,000207
0,000417
0,000586
0,000709
0,000789
0,00081
0,000808
0,000877
0,001013
0,001013
0,001029
0,000992
0,000843
0,000577
96
Lampiran 11 Intensitas suara lumba-lumba di Perairan Pantai Lovina. %data gelombang suara x=5:5:85; %sumbu x(bervariasi sepanjang baris z) y=0:1000:20000; %sumbu y(bervariasi menurun pada kolom-kolom z) z=[61.456 56.033 51.361 49.828 52.426 52.426 51.254 54.919 54.849 55.633 56.728 57.716 58.09 58.546 57.729 56.763 56.94 60.325 53.545 48.817 48.443 48.958 48.958 48.287 58.941 59.056 59.706 60.568 59.261 59.409 59.361 59.179 59.791 60.833 49.568 44.71 41.985 39.92 40.08 40.08 38.772 38.721 39.265 40.707 42.542 44.284 46.286 49.904 52.776 53.004 54.395 49.015 46.193 41.949 38.436 37.241 37.241 35.877 35.55 36.513 38.769 42.479 46.92 51.494 56.364 61.529 69.393 70.718 70.257 60.257 49.946 49.713 50.451 50.451 48.827 60.182 61.688 64.304 66.595 56.985 67.061 67.402 68.006 66.934 66.896 69.663 63.479 53.307 52.773 52.821 52.821 51.176 62.795 63.115 63.529 63.524 58.675 63.631 63.676 63.707 63.336 64.201 66.316 63.284 55.796 54.492 53.841 53.841 52.631 64.82 65.077 65.758 65.906 61.587 65.237 65.778 66.215 66.732 66.189 67.292 62.308 58.255 56.195 58.311 58.311 54.619 64.983 63.434 62.684 62.566 60.917 63.937 64.572 64.732 64.161 67.651 69.894 62.532 59.09 56.818 56.088 56.088 55.053 64.441 64.484 64.888 65.119 61.905 64.149 64.056 64.637 65.115 68.037 68.698 60.995 57.959 56.191 55.458 55.458 54.716 64.555 64.543 65.494 66.385 62.42 65.938 66.683 67.902 67.993 67.918 71.67 61.086 58.527 56.917 54.853 54.853 54.594 66.87 66.522 67.069 67.632 62.268 66.694 67.386 68.731 68.622 67.784 69.897 59.77 58.693 56.898 54.845 54.845 54.852 68.164 67.888 67.722 68.087 62.12 66.372 67.099 68.662 69.567 71.75 66.878 59.306 59.324 56.304 54.842 54.842 54.609 63.839 63.911 64.519 65.001 62.14 64.945 65.982 67.808 68.694 71.834 68.421 59.123 61.335 59.173 53.229 53.229 53.424 62.567 62.424 62.912 63.381 60.569 62.537 62.68 62.773 63.162 64.285 65.835 58.322 59.163 57.388 55.14 55.14 54.849 64.904 63.706 62.832 62.952 60.98 64.091 64.968 64.826 64.189 66.178 65.097 56.945 59.822 57.782 52.277 52.277 52.517 63.864 63.457 63.337 63.706 60.308 63.513 64.294 64.112 64.005 64.644 66.009 54.679 57.454 56.353 50.963 50.963 51.234 61.021 61.035 61.17 61.201 57.063 60.469 61.254 61.51 61.5 63.496 65.855 52.471 56.116 55.045 48.141 48.141 48.415 57.768 59.825 63.849 66.682 55.173 61.696 65.743 65.536 64.633 66.492 48.974 43.17 41.87 37.092 35.363 35.363 34.145 33.761 34.74 36.942 40.263 43.293 46.564 51.5 60.072 66.302 65.771 45.659 42.027 40.271 36.596 35.327 35.327 34.101 33.326 33.999 35.743 38.351 41.35 43.985 47.428 49.343 49.374 50.691 55.352 51.358 51.017 49.328 47.191 47.191 47.735 54.175 54.321 54.84 55.849 54.103 55.571 55.25 54.938 55.529 57.219 57.174 53.964 53.455 49.223 51.087 51.087 50.557 50.466 50.656 51.503 52.459 53.066 54.326 56.235 56.914 56.144 60.373 51.35 49.044 47.795 45.09 49.72 49.72 NaN 48.704 47.082 47.801 50.857 50.919 47.363 44.768 42.808 41.639 42.682]
mesh(x,y,z) xlabel('sumbu-x, ms') ylabel('sumbu-y, hz') zlabel('gelombang suara,ms') clc; clear; z=csvread('data.csv'); z=z'; panjang = size(z); x=0:1000:panjang(2)*1000-1; y=5:5:panjang(1)*5; surf(x,y,z) shading interp xlabel('Frekuensi (Hz)'); ylabel('Durasi (Detik)'); xlabel('Intensitas suara (dB)')