KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE PADA DAS BABON PROPINSI JAWA TENGAH
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Geografi
Oleh : Tita Eka Sari NIM. 3250406026 Geografi
JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada:
Hari
:
Tanggal
:
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Purwadi Suhandini, M.Su. NIP: 194711031975011 001
Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M. Si. NIP: 1962081119188032 002
Mengetahui: Ketua Jurusan Geografi,
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si. NIP: 19620904 1989011 001
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari
: Senin
Tanggal
: 9 Mei, 2011
Penguji Utama
Drs. Suroso, M.Si NIP: 19600402 1986011 001 Penguji I
Penguji II
Drs. Purwadi Suhandini, M.Su. NIP: 19471103 1975011 001
Dr.Dewi Liesnoor Setyowati, M. Si. NIP: 1962081119188032 002
Mengetahui: Dekan,
Drs. Subagyo, M.Pd. NIP: 19510808 1980031 003 iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang,
Tita Eka Sari NIM: 3250406026
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
”Apabila dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dalam kemajuan selangkahpun” (Bung Karno).
”Apa yang saya saksikan di Alam adalah sebuah tatanan agung
yang
tidak
dapat
kita
pahami
dengan
sangat
menyeluruh, dan hal itu sudah semestinya menjadikan seseorang yang senantiasa berpikir dilingkupi perasaan rendah hati” (Einstein).
”Saya lebih menyukai sesuatu yang saya dapat dari proses yang cukup panjang, daripada sesuatu secara spontan tapi tidak maksimal” (Anonimous).
Karya ini kupersembahkan kepada: -
Bapak dan Mbak Neneng.
Momy dan adik Adi Rahman tsani.
Kel. besar Alm. Kakung Abu dan Almh. Simbok Sijam. -
v
Almamaterku
Class of Geographi ’06.
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat limpahan rahmat beserta hidayahnya, penulisan skripsi ini telah selesai sebagaimana mestinya. Kegiatan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat utama kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana geografi. Selain itu, penulisan skripsi ini adalah sebagai upaya pematangan ilmu yang di dapat selama masa perkuliahan, untuk dapat diterapkan di dalam dunia kerja bahkan di dalam hidup bermasyarakat. Dan puji syukur Alhamdulillah, penyusunan skripsi yang berjudul ”Kajian Sedimentasi dengan Model MUSLE Pada DAS Babon” telah selesai. Atas terselenggaranya kegiatan ini, tak lupa penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya terhadap pihak-pihak yang telah mernbantu dalam kegiatan ini dari awal pelaksanaan hingga akhir kegiatan, kepada:
1.
Drs. Subagyo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.
2.
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si. selaku Ketua Jurusan Geografi Universitas Negeri Semarang.
3.
Drs. Purwadi Suhandini, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I penulisan skripsi.
4.
Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M. Si. selaku Dosen Pembimbing II penulisan skripsi.
5.
Drs. Suroso, M.Si. selaku penguji utama sidang ujian skripsi.
6.
Kepala OP DAS Pemali Jragung beserta Staff.
7.
Bapak lbu Dosen Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.
8.
Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dalam pelaksanaan penulisan skripsi yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu.
vi
9.
Temen-temen Kost Kawula Alit, Evi, Astri, Tim-tim, Indana, Nur, Apit, Dyah, Meyrina, makasih buat keceriaan yang selama ini dihadirkan.
10.
Dearest Gun.
Penulis menyadari dalam skripsi ini masih banyak kekurangan yang luput dari perhatian penulis. Penulis mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini.
Semarang,
Tita Eka Sari NIM: 3250406026
vii
SARI
Tita Eka Sari. 2011 Kajian Sedimentasi dengan Model MUSLE Pada DAS Babon. Skripsi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Kata kunci: Model MUSLE, Hidrograf Aliran, Debit Puncak, Volume Total Aliran, Sedimentasi. Berkurangannya daerah resapan air hujan akibat pembukaan lahan di DAS Babon bagian hulu akan memperbesar volume aliran yang selanjutnya menambah material yang terangkut pada suatu aliran sungai dan laju erosi pada hulu DAS Babon selanjutnya mengendap di dasar sungai. Besarnya transport sedimen dalam aliran sungai merupakan fungsi dari suplai sedimen dan energi aliran sungai. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung Tebal aliran (Q) dan Debit puncak (qp) berdasarkan hidrograf aliran, menghitung Tebal aliran dengan metode SCS dan Debit puncsk dengan metode Rasional, menghitung hasil debit sedimen dengan pengukuran di lapangan, menghitung hasil sedimen dengan MUSLE Observasi dan menghitung hasil sedimen dengan MUSLE dalam penelitian ini. Lokasi penelitian ini dilakukan pada Sub DAS Gung dan Sub DAS Pengkol yang merupakan bagian dari DAS Babon yang secara administrasi masuk dalam Kecamatan Ungaran, Kecamatan Banyumanik dan Kecamatan Tembalang, dengan objek penelitian berupa sedimentasi tiap kejadian hujan antara bulan Mei sampai dengan November dengan kejadian hujan terpilih (yang mempengaruhi kenaikan TMA). Data yang digunakan dalam penelitin meliputi data Primer dan data Sekunder. Data Primer yang diperoleh dengan pengukuran dan pengamatan di lapangan seperti, Sampel Tanah, Kemiringan lereng, dan pengamatan penggunaan lahan serta pola pengunaan lahan. Data Sekunder yang diperoleh dari instansi tertentu antara lain, data Curah Hujan, data Konsentrasi Sedimendata, data Debit dan TMA rekaman AWRL. Tahap pertama analisis data dalam penelitian ini adalah membuat hidrograf aliran. Analisa hidrograf aliran dilakukan untuk memperoleh Tebal aliran langsung dan debit puncak aliran tiap kejadian hujan, selain itu Tebal aliran langsung dan debit puncak yang berasal dari Hidrograf aliran ini juga digunakan sebagai pembanding bagi debit puncak dan Tebal aliran langsung hasil metode Rasional dan SCS. Aliran permukaan yang dihasilkan oleh hujan sesaat dapat dihitung secara tidak langsung dengan membuat grafik hubungan TMA dan Debit atau Discharge Rating Curve, persamaan rating curve untuk daerah penelitian adalah Q = 31,22 (H)1,51. Tahap kedua menganalisis data Laboratorium untuk sampel sedimen. Data dari debit aliran dan debit sedimen melayang untuk berbagai kenaikkan debit aliran yang dilakukan akan didapatkan grafik hubungan antara debit aliran dan debit sedimen melayang lengkung debit sedimen melayang (suspended rating curve), persamaan untuk debit sedimen adalah Qs = 0,00145 (Q) 0,0652. Analisis Debit puncak (qp) dengan metode Rasional digunakan sebagai salah satu faktor
viii
dalam rumus MUSLE karena, teknik ini cukup memadai dan mudah untuk menghitung besarnya qp. Analisis keempat dengan metode SCS, metode ini mengkaitkan karakteristik DAS seperti tanah, vegetasi dan tata guna lahan dengan bilangan kurva larian CN (Curve Number) yang menunjukan potensi air larian untuk curah hujan tertentu. Analisis kelima adalah menghitung MUSLE Observasi, sebelum menghitung MUSLE Observasi terlebih dahulu membuat persamaan untuk MUSLE Observasi, dari hasil analisis persamaan MUSLE Observasi DAS Babon Sy = 79,81 (Q.qp)0,02 K,LS,CP. Faktor Q dan qp dalam MUSLE Observasi berasal dari perhitungan Hidrograf aliran. Analisis keenam dalam perhitungan hasil sedimen pada DAS Babon adalah menghitung MUSLE Prediksi dari rumus bakunya Sy = 11,8 (Q.qp)0,56 K,LS,CP. Faktor Q dan qp dari perhitungan SCS dan metode Rasional. Berdasarkan uji t-tes hasil sedimen observasi dan prediksi tidak ada perbedaan secara nyata meskipun keduanya tidak ada hubungan atau berdiri sendiri. Perhitungan sedimen yield berdasarkan MUSLE Observasi dan MUSLE Prediksi tidak menunjukkan perbedaan yang terlalu mencolok, meski peubah yang digunakan berbeda.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................ i PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................ ii PENGESAHAN KELULUSAN.................................................................. iii PERNYATAAN........................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................... v PRAKATA.................................................................................................... vi SARI............................................................................................................. viii DAFTAR ISI................................................................................................ x DAFTAR TABEL.............................................................................. ........... xv DAFTAR GAMBAR......................................................................... ........... xvi DAFTAR LAMPIRAN...................................................................... ........... xvii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1 1.1. Latar Belakang............................................................................ 1 1.2. Permasalahan.............................................................................. 3 1.3. Tujuan Penelitian........................................................................ 4 1.4. Manfaat Penelitian...................................................................... 4 1.5. Penegasan Istilah.........................................................................4 1.6. Sistematika Skripsi..................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................ 7 2.1.
Permodelan Hidrologi ........................................................... 7
2.2.
Tebal Aliran Permukaan Karena Hujan Lebih.......................9
2.3.
Debit Puncak.......................................................................... 11
2.4.
Sedimentasi............................................................................ 13
2.5.
Indeks Erodibilas Tanah........................................................ 14
2.6.
Panjang Kemiringan Lereng.................................................. 14
x
2.7.
Indeks Pengelolaan Tanaman................................................ 15
2.8.
Indeks Konservasi Tanah....................................................... 15
2.9.
Metode Perhitungan Debit Sedimen...................................... 16
BAB III METODELOGI PENELITIAN....................................................... 18 3.1. Lokasi dan Objek Penelitian....................................................... 18 3.2. Variabel Penelitian...................................................................... 18 3.3. Metode Pengumpulan Data......................................................... 18 3.4. Alat dan Bahan............................................................................ 20 3.5. Teknik Analisis Data...................................................................21 3.6. Prosedur Penelitian..................................................................... 23 3.7. Diagram Alir Penelitian.............................................................. 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................... 27 4.1. Deskripsi Letak dan Batas Wilayah............................................ 27 4.2. Hidrologi..................................................................................... 28 4.3. Jenis Tanah..................................................................................29 4.4. Kemiringan Lereng..................................................................... 31 4.5. Geologi dan Geomorfologi......................................................... 32 4.6. Iklim............................................................................................ 33 4.7. Curah Hujan................................................................................ 35 4.8. Penggunaan Lahan...................................................................... 36 4.9. Perhitungan Tebal Aliran dan Debit Puncak Berdasarkan Hidrograf Aliran.....................................................37 4.10. Perhitungan Debit Sedimen Lapangan......................................39 4.11. Perhitungan Tebal Aliran SCS.................................................. 41 4.12. Perhitungan Debit Puncak Metpde Rasional............................ 45 4.13. Indeks Erodibilitas Tanah......................................................... 46 4.14. Indeks Lereng............................................................................49 4.15. Indeks Penutup Lahan dan Pengelolaannya.............................. 49 4.16. Perhitungan Sedimen MUSLE Observasi................................. 50
xi
4.17. Perhitungan Sedimen MUSLE Prediksi....................................51 4.18. Pembahasan...............................................................................52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 56 5.1. Kesimpulan................................................................................. 56 5.2. Saran........................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 58
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Luasan Jenis Tanah DAS Babon…….…….…………………… 31 Tabel 4.2. Luasan Kemiringan Lereng DAS Babon…….…………………. 32 Tabel 4.3. Penentuan Tipe Iklim…………………………………………… 34 Tabel 4.4. Tipe Iklim Daerah Penelitian…………………………………… 34 Tabel 4.5. Luasan Lahan Daerah Penelitian……………………………….. 37 Tabel 4.6. Debit Sedimen DAS Babon Hulu………………………………. 41 Tabel 4.7. Penentuan AMC………………………………………………… 41 Tabel 4.8. CN Tertimbang AMC II Daerah Penelitian…………………..… 41 Tabel 4.9. Perhitungan Tebal Aliran Metode SCS………………...……... 43 Tabel 4.10. Nilai C Tertimbang Metode Rasional…………………………. 44 Tabel 4.11. Debit Puncak Metode Rasional……………………………… 45 Tabel 4.12. Kandungan Bahan Organik……………………………………. 46 Tabel 4.13. Analisis Distribusi Ukuran Butir Tanah Tertimbang………….. 46 Tabel 4.14. Nilai Permeabilitas Tertimbang……………………………….. 47 Tabel 4.15. Nilai Indeks Erodibilitas Tanah ………………………………. 47 Tabel 4.16. Nilai Indek Penutup Lahan dan Pengelolaan Tanah…………... 49 Tabel 4.17. Nilai Indeks K,LS,CP…………………………………………. 50 Tabel 4.18. Hasil Sedimen Tiap Kejadian Hujan Berdasarkan MUSLE Observasi……………………………………………. 50 Tabel 4.18. Hasil Sedimen Tiap Kejadian Hujan Berdasarkan MUSLE Prediksi……………………………………………… 51
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Tahapan Perhitungan Limpasan dan Sedimen……………...22 Gambar 3.2. Diagram Alir Sedimen Model MUSLE………..…………….. 25 Gambar 3.3. Diagram Alir Perhitungan Tebal Aliran, Debit Puncak dan Sedimen Observasi…………………………………………….………. 26
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2.1. Tabel Koefisien Runoff Didasarkan Pada Daerah Pengalirannya.................................................. 59 Lampiran 2.1. Tabel Nilai Koefisien Runoff Untuk Metode......................... 59 Lampiran 2.1. Tabel Bilangan Kurva (CN) II Metode SCS Berbagai Penutup Lahan....................................................... 60 Lampiran 2.1. Tabel Grup Hidrologi............................................................. 61 Lampiran 2.1. Tabel Kondisi AMC I dan II.................................................. 61 Lampiran 2.1. Tabel Penilaian Ukuran Butir Tanah (M) Berdasarkan Kelas Tekstur USDA............................................................. 62 Lampiran 2.1. Tabel Kelas Kandungan Bahan Organik................................ 62 Lampiran 2.1. Tabel Indeks Struktur Tanah.................................................. 62 Lampiran 2.1. Tabel Kelas Permeabilitas Tanah........................................... 62 Lampiran 2.1. Tabel Penentuan Nilai Konstanta m Pada Lereng.................. 62 Lampiran 2.1. Tabel Nilai Indeks CP berbagai Pengelolaan Tanaman......... 63 Lampiran 2.1. Tabel Nilai Indeks P menurut Persamaan USLE................... 63 Lampiran 4.1. Gambar Batas DAS Daerah Penelitian................................... 64 Lampiran 4.2. Gambar Jenis Tanah Daerah Penelitian...........................
65
Lampiran 4.3. Gambar Kemiringan Lereng Daerah Penelitian.................... 66 Lampiran 4.4. Gambar Geologi Daerah Penelitian........................................ 67 Lampiran 4.5. Gambar Poligon Thiessen Daerah Penelitian......................... 68 Lampiran 4.6. Gambar Penggunaan Lahan Daerah Penelitian...................... 69 Lampiran 4.1 Tabel Data Curah Hujan Harian Tahun 2010 Daerah Penelitian................................................................................70 Lampiran 4.2 Tabel Perhitungan Persamaan Discharge Rating Curve DAS Babon Berdasarkan Hujan Terpilih....................74 Lampiran 4.3 Tabel Perhitungan Persamaan Discharge Rating Curve.......................................................................... 72 Lampiran 4.3 Tabel Perhitungan Persamaan Sediment Discharge xv
Rating Curve.......................................................................... 77 Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak (Qp) Dan Hasil Sediment Terangkut (Qs) Berdasarkan Hidrograf Aliran Tiap Kejadian Hujan................................ 79 Lampiran 4.4 Tabel Analisis Debit Puncak Metode Rasional....................... 124 Lampiran 4.4 Tabel Persamaan MUSLE Observasi...................................... 125
xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Perubahan tata guna lahan dan praktek pengelolaan DAS juga
mempengaruhi terjadinya erosi dan pada gilirannya, akan mempengaruhi kualitas air (Asdak, 2005:338). Terjadinya erosi, banjir, kekeringan, pendangkalan sungai, waduk serta jaringan irigasi merupakan kenyataan bahwa sedemikian merosotnya kondisi hidrologis dan makin buruknya mutu sumber daya alam di hampir semua wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) di Indonesia. Dengan kondisi yang demikian usaha usaha pengelolaan wilayah DAS pada saat ini dirasakan kurang efektif dan kurang efisien, keadaan ini tercermin dengan masih belum terkendalinya banjir di musim hujan, terjadinya kekeringan dimusim kemarau dan menurunnya kualitas air. Sementara itu, apabila dalam prakteknya pengelolaan DAS dan penerapan tata guna lahan yang tidak dilakukan secara terpadu dan tidak terencana dengan baik, maka dapat mempengaruhi proses terjadinya erosi dan sedimentasi sebagai salah satu permasalahan yang sering terjadi selain dari masalah banjir yang melanda kota-kota besar di Indonesia akhir-akhir ini. Dilain pihak permasalahan banjir umumnya disebabkan karena tingginya intensitas hujan yang terjadi dan sistem DAS yang telah rusak sehingga menyebabkan respon DAS menjadi berkurang dan juga terjadinya pendangkalan sungai akibat
1
2
sedimentasi. Sedimentasi selain menyebabkan pendangkalan sungai, juga dapat menyebakan pendangkalan di muara pantai dan perubahan garis pantai. Tanah dan bagian-bagian tanah yang terangkut dari suatu tempat yang tererosi disebut sedimen. Sedangkan sedimentasi (pengendapan) adalah proses terangkutnya/terbawanya sedimen oleh suatu limpasan/aliran air yang mengendap pada suatu tempat yang kecepatan airnya melambat atau terhenti seperti pada saluran sungai, waduk, danau maupun kawasan tepi teluk/laut (Arsyad, 1989). Erosi dapat mempengaruhi produktivitas lahan yang biasanya mendominasi DAS bagian hulu dan dapat memberikan dampak negatif pada DAS bagian hilir (sekitar muara sungai) berupa hasil sedimen, untuk melihat kondisi yang terjadi, maka studi erosi dan sedimentasi dilakukan guna untuk mengetahui daerah-daerah yang telah mengalami lahan kritis akibat erosi dan juga pemantauan sedimentasi yang terjadi di sungai sebagai yil sedimen akibat erosi Wilayah DAS Babon secara hidrologis meliputi Sub DAS Gung dan Sub DAS Pengkol yang luasnya hampir 50% dari luas total DAS Babon. Bagian hulu DAS Bbaon secara geomorfologis termasuk dalam wilayah yang tingkat bahaya erosinya berat hingga sangat berat, menurut perkiraan BRLKT (1991) tingkat erosi palin berat mencapai angka diatas 500 ton/ha/tahun atau sekitar 15 mm/th. Hasil perkiraan Departemen Kehutanan tahun 1991 menunjukkan bahwa Sub DAS Pengkol ini merupakan salah satu penyumbang sedimen yang terbesar dengan potensi erosinya mencapai 265 ton/ha/th, jauh lebih besar dibandingkan dengan Sub DAS Gung sekitar 149,77 ton/ha/th dan Sub DAS Babaon Hilir sekitar 118 ton/ha/th (Tukidal Yunianto, 2003:83).
3
1.2.
Permasalahan Salah satu faktor yang menyebabkan erosi adalah hujan, aliran hujan
akan membawa material terangkut menuju daerah tangkapan sungai yang akhirnya terendapkan. Beberapa penelitian untuk menduga besarnya sedimen telah banyak dilakukan antara lain dengan Metode MUSLE, permasalahannya apabila penerapan yang dihasilkan dari Negara lain seringkali tidak sesuai dengan daerah penelitian karena perbedaan karakteristik wilayahnya Hasil penelitian dari BP DAS Pemali Jratun menyatakan kekritisan lahan untuk wilayah DAS Babon memiliki lahan kritis sebesar 16,78 % dari luas wilayah DAS Babon yaitu 24.583 ha. Perubahan tata guna lahan akan mempengaruhi debit aliran apabila hujan datang, curah hujan yang tinggi akan berasosiasi dengan hidrograf aliran yang tentunya akan berpengaruh terhadap debit sedimen di daerah tangkapan air. berdasarkan ketersedian data-data mengenai debit aliran sungai dalam discharge rating curve dan debit sedimen sungai dalam sediment rating curve yang terlebih dahulu dilakukan pengukuran lapangan (bulan mei sampai oktober) dan uji laboratorium mengenai massa sedimen sebagai data pembanding. Metode MUSLE ( Modified Universal Soil Loss Equation) merupakan modifikasi metode USLE yang ditujukan untuk menghitung hasil sedimen yang disebaban kejadian hujan (strom) (William, 1982 dalam Gunendro, 1996:2). Berdasarkan uraian permasalahan diatas batasan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah. 1.
Berapakah hasil sedimen (sediment yield) tiap kejadiana hujan pada DAS Babon?
4
1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Menghitung dan mengetahui hasil sedimen (sediment yield) yang dihasilkan oleh DAS Babon berdasarkan kejadian hujan dengan metode MUSLE.
1.4.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
akademik pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Beberapa manfaat penelitian ini adalah. 1. Hasil
penelitian ini bagi pemerintah daerah Semarang dapat sebagai
masukan dan informasi dalam rencana kebijakan dalam pengelolaan DAS dan keberlanjutan fungsinya DAS di daerah tangkapan air.
1.5.
Penegasan Istilah Penegasan
SEDIMENTASI
istilah
DENGAN
dalam
penelitian
MODEL
MUSLE
yang
berjudul
PADA
DAS
“KAJIAN BABON”
dimaksudkan untuk mempermudah pembaca dalam menangkap isi dan memperoleh gambaran dari objek yang dikaji. Adapun istilah yang diperlukan penegasannya antara lain. 1.
Model MUSLE Model MUSLE merupakan metode untuk memprediksi hasil sedimen yang keluar dari DAS yang disebabkan oleh kejadian hujan (storm).
5
2.
Sedimentasi Sedimen merupakan material atau fragmen yang terangkut melalui proses suspensi maupun oleh air atau angin (Chow, 1964 dalam Murtiono, 2008:11). Hasil sedimen (sedimen yield) adalah besarnya sedimen yang berasal dari erosi yang terjadi di cathment area yang diukur pada periode waktu tertentu dan tempat tertentu.
3.
DAS Babon DAS Babon adalah bagian dari Satuan Pengelolaan DAS Bodri Jragung. Luas wilayah DAS Babon seluas 24.583,38 ha dengan panjang sungai utama 33,76 km. DAS Babon mempunyai 3 Sub DAS yaitu, Sub DAS Babon Hilir seluas 9.201,76 ha (37,43%); Sub DAS Pengkol seluas 7.009,65 (28,51%); Sub DAS Gung seluas 8.371,97 (34,06%). Pada penelitian ini kajian dibatasi pada Sub DAS Pengkol dan Sub DAS Gung.
1.6.
Sistematika Skripsi Skripsi ini secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Bagian Awal (prawacana), Bagian Pokok, dan Bagian Akhir.
1.
Bagian Awal Halaman
judul,
persetujuan
pembimbing,
pengesahan
kelulusan,
pernyataan, motto dan persembahan, prakata, sari, daftar isi, daftar dabel, daftar gambar dan daftar lampiran.
6
2.
Bagian Pokok Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, permasalahan, penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika skripsi. Bab II Landasan Teori, terdiri atas pengertian permodelan hidrologi, pengertian daerah aliran sungai, limpasan permukaan, pengertian erosi, pengertian sedimentasi. Bab III Metode Penelitian berisi tentang lokasi dan objek penelitian, data penelitian, alat dan bahan, metode pengumpulan data, teknik analisis data dan prosedur penelitian. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan dari objek kajian. Bab V Penutup berisi Kesimpulan dan Saran yang diungkapkan oleh penulis dari hasil pemikiran dalam pembuatan karya ilmiah ini.
3.
Bagian Akhir Bagian akhir berisikan daftar pustaka yang digunakan seebagai dasar dalam skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1.
Model MUSLE Pemodelan hidrologi sudah diterapkan sejak lama. Prediksi debit
maksimum (metode rasional) yang berdasarkan pada curah hujan, luas DAS, dan karakteristik daerah aliran sungai telah diperkenalkan pada tahun 1850 oleh Mulvaney,Crawford dan Linsley (dalam Murtiono, 2008:160) memperkenalkan model Stanford untuk memprediksi “ streamflow “ dan sedimen dari DAS. Secara alamiah tidak semua besaran peubah sistem dalam proses hidrologi dapat diukur secara langsung di lapangan (Setyowati, 1996:37). Penelitian ini besaran peubah sistem sebagian diperoleh dari hasil pengukuran, sebagian lagi dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus empiris. Model prediksi kehilangan tanah akibat erosi yang banyak digunakan yakni model yang dikembangkan oleh Wischmeier dan Smith (1978) dalam (Gunendro, 1996:15). Model ini lebih dikenal dengan metode Universal Soil Loss Equation (USLE). Model USLE sebenarnya cocok untuk diterapkan pada petakpetak pertanian yang homogen dan tidak mempunyai kemiringan lereng yang curam. Model ini dikembangkan untuk menghitung laju erosi tahunan khususnya erosi lembar dan erosi alur. Namun William (1982) telah memodifikasi model tersebut yang ditujukan untuk menghitung hasil sedimen yang keluar dari DAS yang desebabkan oleh kejadian hujan (storm). Model ini disebut dengan MUSLE (Modified Universal Soil Loss Equation).
7
8
Metode perhitungaan debit sedimen yang keluar dari cathment area dihitung secara tidak langsung berdasarkan lengkung debit sedimen. Besarnya jumlah sedimen di cathment area diasumsikan sebagai DAS yang dapat diketahui pada setiap kejadian hujan. Dalam penelitian ini besarnya sedimen diperhitungkan dengan mempergunakan model MUSLE, untuk mengetahui model tersebut bisa dipergunakan atau tidak di daerah penelitian maka variabel-variabel yang ada pada model harus diuji terlebih dahulu. Berdasarkan data lapangan akan diperoleh data volume aliran, debit puncak dan debit sedimen. Hasil prediksi akan didapat Tebal aliran dengan curve number, debit puncak dengan metode rasional. Keberlakuan model MUSLE akan didasarkan pada perhitungan metode MUSLE yang didapat dari hasil sedimen dimana volume aliran dan debit puncaknya berdasarkan observasi yang dimasukkan dalam MUSLE sehingga diperoleh SyMUSLE Observasi dan hasil sedimen yang diperoleh dari Tebal aliran dan debit puncak hasil prediksi (SCS dan Rasional) dimasukkan dalam rumus MUSLE sehingga diperoleh SyMUSLE Prediksi. Secara umum rumus dasar Model MUSLE bisa dituliskan sebagai berikut. Sy = a (Q.qp)b .K.LS.CP………………………………………………(2.1) Dimana: Sy
= hasil sedimen tiap kejadian hujan sesaat (ton/hujan)
a,b
= konstanta, masing-masing berkisar 11,8 dan o,56
Q
= tebal aliran permukaan karena hujan lebih (mm)
qp
= debit puncak (m3/dt)
K
= faktor erodibilitas tanah
9
2.2.
LS
= faktor topografi
C
= faktor penutup lahan
P
= faktor pengelolaan tanaman
Tebal Aliran Permukaan Karena Hujan Lebih Dalam memprakirakan tebal aliran dari suatu DAS, metode yang
dikembangkan oleh US. Soil Conversation Service atau juga dikenal sebagai metode SCS paling banyak dimanfaatkan. Dengan mengetahui besarnya volume air larian total dalam waktu tertentu, maka dapat direncanakan bangunan pengendali banjir dan bangunan-bangunan lain yang berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya air. Asdak (2005:182) dalam memperkirakan besarnya volume runoff total dari suatu DAS, metode yang dikembangkan oleh US Soil Conservation Service atau dikenal sebagai Metode SCS. Metode SCS berusaha mengaitkan karakteristik DAS seperti tanah, vegetasi, dan tataguna lahan dengan bilangan kurva air larian CN (runoff curve number) yang menunjukkan potensi air larian untuk curah hujan tertentu. Persamaan yang berlaku untuk metode SCS adalah sebagai berikut: Q = (I-0,2 S)2/(I+0,8 S)…………………………………………..… (2.2) Keterangan Q = tebal aliran permukaan (mm) I = curah hujan (mm) S = perbedaan antara curah hujan dan air larian (mm)
10
Besarnya perbedaan antara curah hujan dan air larian (S), berhubungan dengan angka kurva number (CN) dimana persamaannya adalah: S = (25,400/N) - 254…………………………………………………(2.3) N = bilangan kurva air larian (CN), bervariasi dari 0 hingga 100. Angka CN (curve number) bervariasi dari 0-100 yang dipengaruhi oleh kondisi grup hidrologi tanah AMC (antecedent moisture content), penggunaan lahan dan cara bercocok tanam. Nilai CN pada Lampiran 2.1 tabel berasal dari daerah beriklim sedang. Namun demikian, ia cukup memadai untuk digunakan sebagai pengganti apabila nilai CN untuk daerah setempat belum tersedia. Adapun grup hidrologi tanah dibedakan atas A,B,C,D dan untuk kondisi AMC II (ratarata), dikategorikan menurut besarnya laju ilfiltrasi dan tekstur tanah, nilainya disajikan dalem Lampiran 2.1 tabel. Kondisi AMC(antecedent moisture content) I (kering) dan III (jenuh air) angka CN diperoleh dari Lampiran 2.1 tabel. didasarkan dari angka CN kondisi II. AMC dapat ditentukan secara sederhana dengan pendekatan yakni mendasarkan pada jumlah hujan yang jatuh selama 5 hari sebelum perhitungan CN dilakukan. Simulasi perhitungan aliran dengan metode curve number ditentukan berdasarkan AMC II, untuk menentukan indek CN apabila kondisi AMC termasuk kelompok I atau II, rumus konvensinya sebagai berikut (Arsyad, 1989:221). CN I
=
……………………...…………………………(2.4)
CN III = ………………………………………….………(2.5)
11
2.3.
Debit Puncak (qp) Debit puncak merupakan puncak dari laju aliran permukaan, jika suatu
hujan dengan intensitas tertentu telah berlangsung selama masa tersebut maka air dari semua tempat dalam daerah aliran telah mencapai tempat keluar pada waktu bersamaan dan laju aliran aliran permukaan akan mencapai puncaknya. Puncak laju aliran permukaan dihitung berdasarkan persaman rasional (Pilgrim, 1087 dalam Gunendro, 1997:14). Metode rasional dalam menentukan laju puncak alliran permukaan memperhitungkan masa konsentrasi waktu. Metode ini digunakan dengan asumsi hujan yang terjadi merata di seluruh DAS dengan durasi hujan sama dengan waktu konsentrasi, luas DAS tidak berubah selama hujan berlangsung, luas DAS kurang dari 100 km2 (Suhartadi & Martono, 2005:31 dalam Anam, 2008:20). Metode ini lebih mudah dipahami, sederhana dan memberikan hasil yang masih dapat diterima (Susanto & Suroso, 2007:77 dalam Anam, 2008:20). Persamaan matematik metode rasional untuk memprakirakan besarnya air larian adalah: qp = 0,278 C I A……………………………………………………………...(2.6) Keterangan qp
= (debit) puncak (m3/dt)
C
= koefisien runoff
I
= intensitas hujan (mm/jam)
A
= luas wilayah DAS (ha) Koefisien runoff didasarkan pada faktor-faktor daerah pengalirannya
seperti: jenis tanah, kemiringan, keadaan hutan penutupnya dan besar kecilnya
12
banjir, intensitas hujan selama time of concentration dan luas daerah pengaliran. Intensitas hujan didapat dari persamaan: I = (R/24).(24/Tc)2/3 …………………………………………………(2.7) Keterangan I = intensitas hujan selama time of concentration (mm/jam) R = hujan sehari (mm) Tc = time of concentration Waktu konsentrasi (time of concentration) adalah waktu perjalanan yang diperlukan oleh air dari tempat yang paling jauh (hulu DAS) sampai ke titik pengamatan air (outlet). Salah satu teknik untuk menghitung Tc yang paling umum dilakukan adalah persamaan matematik yang dikembangkan oleh Kirpich (1940) dalam Asdak (2005:189): Tc = (0,0195xL3)0,385/H………………………………………………(2.8) Keterangan L = panjang sungai utama (Km2) H = beda tinggi antara titik tertinggi dengan titik terendah pada cathment area. Besarnya koefisien runoff (C) didasarkan pada keadaan daerah pengaliran seperti pada Lampiran 2.1 tabel. Daerah bervegetasi umumnya mempunyai C kecil, sedang pada daerah pembangunan dengan sebagian besar tanah beraspal atau bentuk permukaan tanah yang kedap air (impervisous) lainnya mempunyai C besar. Lampiran 2.1 tabel menunjukkan berbagai nilai C untuk pemakaian model metode rasional.
13
2.4.
Sedimentasi yield Sedimen merupakan material atau fragmen yang terangkut melalui proses
suspensi maupun oleh air atau angin (Chow, 1964 dalam Murtiono:2008). Sedimen secara garis besar dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: sedimen melayang (suspended load) dan sedimen dasar (bed load). Sedimen melayang merupakan partikel yang tersuspensi dalam air sungai, sedangkan sedimen dasar merupakan partikel yang merayap atau menggelinding di dasar sungai (Asdak, 1995: 493). Muatan sedimen timbul sebagai akibat adanya proses erosi, dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya erosi adalah sama dengan faktor-faktor yang berpengaruh pada muatan sedimen, sedimen yang berasal dari erosi disebut sedimen yield. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi produksi sedimen dari sutai daerah tangkapan adalah iklim, jenis tanah, topografi dan kondisi diatas permukaan tanah seperti vegetasi. Proses pengangkutans sedimen dalam alur sungai merupakan hal yang kompleks, sehingga pengukuran laju sedimen masih merupakan perkiraan terbaik terhadap besarnya hasil sedimen yang terjadi pada suatu DAS (Soemarto, 1987 dalam Gunendro, 1996:6). Williams (1982) dalam Gunendro (1996:7) telah memodifikasi metode USLE yang ditujukan untuk menghitung hasil sedimen yang keluar dari DAS yang disebabkan oleh kejadian hujan. Model ini disebut dengan MUSLE (Modified Universal Soil Loss Equation). Persamaan rumus dari metode MUSLE secara umum dapat dijabarkan pada rumus 2.1.
14
2.5.
Indeks erodibilitas Tanah (K) Erodibilitas tanah adalah nilai kepekan tanah terhadap erosi, yakni sifat
mudah tidaknya tererosi. Menurut Bennet (1926) dalam Gunendro (1996:18), bahwa kepekaan tanah terhadap erosi pada masing-masing tanah yang berbeda akan berbeda pula. Besarnya nilai erodibiltas tanah ditentukan oleh tekstur, struktur, permeabilitas dan bahan organik tanah. a. Formula yang dikembangkan oleh Hammer (1978) dalam Arsyad (2006:369), untuk menghitung nilai K adalah sebagai berikut: K=
…………. .……...(2.9)
Keterangan: K
= indeks erodibilitas tanah
M
= (%debu+pasir sangat halus)(100-%liat)
a
= kelas kandungan bahan organik
b
= indeks stuktur tanah
c
= indeks permeabilitas tanah Nilai M untuk beberapa kelas tekstur dapat dilihat pada Lampiran 2.1
tabel. Penentuan kelas kandungan bahan organik dapat dilihat pada Lampiran 2.1 tabel. Penentuan indeks struktur tanah dapat dilihat pada Lampiran 2.1 tabel. Penilaian permeabilitas tanah dapat dilihat pada Lampiran 2.1 tabel.
2.6.
Panjang dan Kemiringan Lereng (LS) Panjang dan kemiringan lereng. LS adalah satu kesatuan dari faktor bentuk
lahan dalam memperkirakan laju erosi yang akan terjadi. Formula yang diusulkan
15
oleh Wischmeier dan Smith (1978) dalam Hardiyatmo (2006: 409) untuk menghitung LS sebagai berikut: LS =
+0,065
(2.10)
(Williams, 1965 dalam Hardiyatmo, 2006:409) Keterangan: s = kemiringan lereng (%) = faktor panjang yang nilainya= ( Keterangan: L = panjang lereng dalam meter. m = nilai yang ditunjukkan pada Lampiran 2.1 tabel.
2.7.
Indeks Pengelolaan Tanaman (C) Indeks Pengelolaan Tanaman merupakan faktor penutup oleh tanaman
dan pengelolaan tanaman (tak berdimensi), yaitu perbandingan antara besarnya erosi dari suatu bidang tanah dengan tanaman penutup yang disertai pengelolaan tanaman tertentu terhadap besarnya erosi dari tanah yang identik tapi tanpa tanaman (Hardiyatmo, 2006:400). Arsyad (1989) mengemukakan nilai indeks CP berbagai pengelolaan tanaman yang dapat dilihat pada Lampiran 2.1 tabel.
2.8.
Indeks Konservasi Tanah (P) Indeks Konservasi Tanah merupakan faktor praktis pengontrol erosi atau
faktor tindakan khusus konservasi tanah (tak berdimensi), yaitu perbandingan antara besarnya erosi dari suatu tanah yang diberi tindakan perlakuan konservasi,
16
terhadap besarnya erosi dan tanah yang diolah searah lereng dalam kondisi yang identik (Hardiyatmo, 2006:400).
2.9.
Metode Perhitungan Debit Lengkung Debit Sedimen.
Sedimen
Melayang
Berdasarkan
Lengkung sedimen melayang adalah grafik yang menggambarkan hubungan antara konsentrasi sedimen dengan debit atau hubungan antara debit sedimen melayang sesaat dengan debit (Soewarno, 1991:751). Lengkung sedimen melayang dibutuhkan untuk mendapatkan debit sedimen harian, dengan menggunakan lengkung sedimen untuk perhitungan debit sedimen melayang akan dapat lebih menghemat penggunan tenaga, biaya, dan peraalatan serta waktu yang diperlukan. Kondisi aliran akan menghasilkan sedimen sedimen yang selalu berbeda konsentrasinya, untuk membuat lengkung sedimen dapat dilaksanakan menurut tahapan sebagai berikut (Soewarno, 1991:753).: 1. Pengumpulan data konsentrasi sedimen hasil analisa laboratorium beserta data debitnya. 2. Apabila diinginkan lengkung sedimen itu merupakan hubungan antara debit sedimen dan debit, hitung debit sedimen dari setiap besaran konsentrasi. 3. Hitung persamaan lengkung sedimen dengan persamaan sebagai berikut: Qs = a(Q)b ……………………………………………………………(2.11) Keterangan: Qs = debit sedimen (ton/hari)
17
Q = debit (m3/dtk) a = konstanta b = konstanta
2.10.
Kerangka Berpikir Model MUSLE dikembangkan dari model USLE, yang mana MUSLE
diaplikasikan untuk setiap kejadian hujan tunggal dalam menghasilkan sedimen yield. Faktor R yang digunakan pada rumus USLE diubah dengan faktor baru dimana Q untuk tebal aliran (mm) dan qp adalah debit puncak (m3 /dtk). MUSLE ini dalam prediksinya lebih mendekati nilai yang ada dilapangan daripada USLE. MUSLE secara luas telah digunakan dibanyak tempat diseluruh dunia. Perbedaan secara garis besar antara Model MUSLE dan USLE diringkas dalam diagram gambar 2.10.
18
Karakteristik fisik tanah
Kejadia Hujan
Luas DAS
Landuse
Intensitas Hujan
Topografi
Land dan Crop Manajemen
Erodibilitas Tanah
AMC
Q dan qp
K
LS
MUSLE
Hujan
Karakteristik fisik tanah
Manajeme n DAS
Energi Erodibilitas Tanah
Land Manajemen
Crop Manajemen
Erosivitas Hujan
R
K
LS
C
USLE
Gambar 2.1 Diagram Model MUSLE dan USLE
P
CP
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi dan Objek Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada Daerah Aliran Sungai Babon (Sub
DAS Gung dan Sub DAS Pengkol) yang secara administrasi masuk dalam tiga Kecamatan yaitu Kecamatan Ungaran, Kecamatan Banyumanik dan Kecamatan Tembalang. Objek penelitian berupa Tebal Aliran (Q), Debit puncak (qp) dan Sedimen . Lokasi pemantauan dipusatkan di Kelurahan Pucanggading, dimana AWRL didirikan.
3.2
Variabel Penelitian 1. Karakteristik hujan (intensitas, tebal, dan lama hujan) 2. Data tanah 3. Jenis pengelolaan tanaman 4. Kelerengan lahan 5. Data Hujan (mm) 6. Tebal aliran (mm) 7. Debit puncak (m3/dt)
19
20
3.3
Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data-data yang
diperlukan untuk mengetahui hasil sedimenyang keluar dari daerah tangkapan ututk memprediksinya dengan pendekatan MUSLE. 1)
Sampel tanah, untuk uji struktur tanah, tekstur tanah dan permeabilitas tanah. Pengambilan sampel bersifat random sampling sebanyak 10 berdasarkan peta satuan lahan, sampel 10 dalam penelitian ini dianggap sudah mewakili daerah penelitian.
2)
Pengamatan penggunaan lahan, tipe penggunaan lahan sebagai cek lapangan dari interpretasi citra penginderaan jauh, pengecekan ini dimaksudkan untuk membandingan hasil dari intepretasi citra dengan keadaan nyata di daerah penelitian dan dan untuk mengetahui cara bercocok tanam atau cara konservasi tanah.
3)
Pengukuran kemiringan lereng, pengukuran ini dilakukan di tiap titik pengambilan sampel.
4)
Data Curah hujan Data curah hujan yang diambil untuk penelitian ini merupakan data hujan harian tahun 2010 dari empat stasiun hujan yaitu Klipang, Ungarang, Banyumanik dan Susukan. Beberapa metoda untuk menghitung rata-rata hujan DAS yaitu, Poligon Thiessen dan Isohyet (Setyowati, 1996:32). Metode polygon thiessen digunakan dalam penelitian ini karena hasilnya dianggap paling mendekati, cara ini mendasarkan pada pemberian bobot pada setiap stasiun terhadap luas daerah yang diwakili. Luas daerah
21
ditentukan dengan menarik garis-garis yang menghubungkan stasiun satu dengan yang lainnya sehingga terbentuk polygon, setiap polygon mewakili sebuah stasiun, selanjutnya dihitung rata-rata curah hujan. 5)
Data Debit Data debit diperoleh dari BP DAS Pemali Jratun, data debit dalam penelitian ini bersifat per jam pada setiap kejadian hujan harian yang mempengaruhi kenaikan tinggi muka air di bendungan tempat pengamatan.
6)
Data TMA (Tinggi muka air) Data Tinggi Muka Air diperoleh dari BP DAS Pemali Jratun, pencatatan TMA dilakukan secara automatic dengan AWRL (Automatic Water Level Recorder) yang sudah diolah menjadi data angka.
7)
Data sedimen hasil analisis laboratorium Data sedimen diperoleh dari BP DAS Pemali Jratun, pengambilan sampel sedimen didasarkan pada keadaan limpas aliran Sungai Babon pada Bendungan Pucang gading. Sampel yang diambil sebanyak 12 sampel dengan kejadian hujan terpilih, sampel diambil pada waktu debit puncak saja.
3.4
Peralatan Penelitian Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1)
Software Arc. View 3.3 dan Er. Mapper 7.0.
2)
GPS untuk menentukan letak lokasi penelitian.
3)
1 unit Komputer.
22
4)
Hand level untuk mengukur sudut kemiringan, panjang dan kemiringan lereng.
5)
Automatic Water Level Recorder (AWLR).
6)
Bor tanah, kantong plastik dan kertas label untuk mengambil sampel tanah dan alat-alat lain yang menunjang proses penelitian.
Bahan yang diperlukan untuk mendukung penelitian ini meliputi: 1)
Peta Rupa Bumi Indonesia (peta RBI) Kecamatan Semarang dan Kecamatan Ngaliyan Kecamatn Tembalang skala 1:25.000, Peta Tanah skala 1:50.000, Peta Topografi skala 1:50.000.
3.5
Teknik Analisis Data
1.
Analisis SIG Analisis ini digunakan untuk mengolah data spasial yang disajikan dalam bentuk peta. Data spasial berupa peta diolah menggunakan software arc.view 3.3 yang menghasilkan output berupa layout peta sesuai dengan kebutuhan penelitian.
2.
Analisis Laboratorium Analisis laboratorium digunakan untuk mendapatkan nilai K (erosivitas tanah) daearah penelitian. Pengambilan sampel tanah didasarkan pada unit sataun lahan yang dibuat oleh peneliti, dalam penelitian ini diambil 10 sampel tanah.
3.
Analisis Tebal aliran, debit puncak dan hasil sedimen berdasarkan pengukuran langsung mengacu pada SPAS yang telah dilengkapi dengan
23
AWRL, digunakan untuk menghitung runoff, debit puncak dan hasil sedimen pada setiap kejadian hujan. Gambar 3.1 menunjukkan tahapan perhitungan runoff dan hasil sedimen.
TMA
TMA
Debit = a(TMA)b pias AWRL
Waktu
runoff Hasil Sedimen Rumus Qs = a(q)b
Gambar 3.1. Tahapan perhitungan Runoff dan hasil sedimen lapangan 4.
Data dari debit aliran dan debit sedimen melayang berdasarkan lengkung debit sedimen (suspended rating curve), untuk membuat lengkung sedimen dilaksanakan tahapan sebagai berikut. a. Pengumpulan data konsentrasi sedimen hasil analisis laboratorium beserta debitnnya. b. Perhitungan debit sedimen berdasarkan pengukuran debit yang dihitung dari setiap besaran konsentrasi. Qs = Q × cs ……………………………………………………(3.1) Keterangan
24
Qs
= debit sedimen
Q
= debit
cs
= konsentrasi sedimen
Qs = a(Q)b ……………………………………………………..(3.2) Keterangan Qs
= debit sedimen (gram/dt)
Q
= debit (m3 /dt)
a,b
= koefisien yang diperoleh dari analisa atas dasar data pasangan Q dan Qs
5.
Analisis Tebal aliran dengan metode SCS dengan persamaan 2.2.
6.
Analisis debit puncak dengan metode rasional dengan persamaan 2.6.
7.
Analisis metode MUSLE, merupakan modifikasi metode USLE dengan nilai R diubah menjadi nilai perkalian qp (metode rasional) dan Q (metode SCS). Metode MUSLE dengan persamaan 2.1.
3.6
Prosedur Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan beberapa tahapan yaitu:
1)
Pengumpulan data Tahap pengumpulan data dilaksanakan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian, pengumpulan data bekerjasama dengan instansi BP DAS Jragung untuk data rekamanAWLR maupun data peta, instansi BMKG untuk data curah hujan.
25
2)
Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan dimulai dengan membuat peta sementara sebagai acuan dalam survei pendahuluan dilapangan dengan melakukan orientasi di daerah
penelitian,
setelah
survei
pendahuluan
dilanjutkan
dengan
pelaksanaan survei utama dengan tujua mengambil sampel tanah yang akan dianalisis,
pengukuran
ketinggian
tempat,
pengukuran
koordinat,
pengukuran luas wilayah, serta deskripsi tataguna lahan dan cara bercocok tanam. 3)
Analisis laboratorium Adapun bahan yang dianalisis di Laboratorium adalah analisis tekstur tanah, permeabilitas tanah dan tekstur tanah yang selanjutnya hasil yang diperoleh disesuaikan dengan daftar koefisien runoff (C) untuk menentukan besarnya koefisien aliran. Hasil analisis tanah juga disesuaikan dengan daftar erosivitas tanah untuk mendapatkan nilai K pada rumus MUSLE.
4)
Analisis Data Analisis data tahap pertama dilakukan dengan menghitung debit sedimen yang ada di DAS Babon, menghitung debit puncak (qp) dan tebal aliran (Q) dengan hidrograf aliran. Hasil perhitungan debit sedimen dan KLSCP dibuat persamaan yang menghasilkan konstanta untuk rumus MUSLE, hasil dari perhitungan MUSLE ini disebut sy MUSLE Observasi sebagai pembanding. Hasil perhitungan (qp) dan (Q) dari pendekatan metode rasional dan SCS dikalikan dengan KLSCP dari rumus MUSLE didapat hasil sedimen, yang disebut sy MUSLE Prediksi.
26
3.7
Diagram Alur Penelitian Mulai
Data Fisik Tanah
Pengelolaa n Tanaman
Kejadian Hujan
Peta Topografi
SPAS/AWR L Peta penggunaa n lahan DAS Babon
1. Kandunga n bahan organik 2. Struktur tanah 3. Permeabili tas tanah
CN
Tindakan Konserva si 1. Menghitung nilai C 2. Menghitung nilai I 3. Menghitung nilai A
qp = 0,278 CIA
Indeks Erodibilitas (K)
Indeks Pengelolaan Tanaman (C)
/Tebal Hujan Efektif (Q)
Indeks LS Debit Puncak (qp)
Prediksi Hasil Sedimen MUSLE Hasil Sedimen tiap kejadian hujan
Gambar 3.2 Diagram Alir Tahap Perhitungan Hasil Sedimen Metode MUSLE
Indeks Konservasi (P)
27
Kejadian Hujan
SPAS/AWR L
Contoh Muatan Suspensi Analisis Laboratoriu m
Kadar Suspensi
Suspended rating Curve
TMA Debit Aliran
Discharg e rating Curve
Debit Aliran Kejadian Hujan Debit Suspensi
1. Debit Puncak 2. Tebal Aliran 3. Hasil Sedimen Tiap kejadian hujan
Gambar 3.3 Diagram Alir Perhitungan Tebal Aliran, Debit Puncak, dan Hasil Sedimen Observasi.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Deskripsi Letak dan Batas Wilayah Daerah aliran sungai (DAS) Babon merupakan salah satu DAS yang
berada di Jawa Tengah, dan terletak pada lereng utara Gunungapi Ungaran. Aliran Sungai Babon berasal dari beberapa anak sungai yang berasal dari Gunung Butak di Ungaran Kabupaten Semarang. DAS Babon terdiri dari tiga sub DAS yaitu Sub DAS Gung (seluas 8.371,97 Ha), Sub DAS Pengkol (seluas 7.009,65 Ha) dan Sub DAS Babon Hilir (seluas 9.201,76 Ha) dengan panjang sungai utama 33,76 km. Kedudukan geografis, DAS Babon terletak diantara 6.55’15’’-7.10’00’’ LS dan 110. 24’42’’- 110.30’24’’BT. DAS Babon terletak pada ketinggian antara 0-500 meter di atas permukaan laut di bagian utara (hilir) hingga sekitar 200 meter di bagian hulu, meliputi wilayah wilayah Kabupaten Semarang (Kecamatan Ungaran dan Kabupaten Bergas), Kota Semarang (Kecamatan Tembalang, Kecamatan Banyumanik, Kecamatan Gajah Mungkur, Kecamatan Candisari, Kecamatan Semarang Selatan, Kecamatan Gayamsari, Kecamatan Semarang Timur, Kecamatan Pedurungan, Kecamatan Genuk, dan Kecamatan Semarang Utara), dan Kabupaten Demak (Kecamatan Sayung dan Kecamatan Mranggen). Batas DAS Babon tersaji pada Lampiran Gambar 4.1.
28
29
4.2.
Hidrologi Secara hidrologis DAS Babon terdiri dari Sub DAS Gung, Sub DAS
Pengkol dan Sub DAS Babon Hilir. Sub DAS Gung terletak di bagian hulu dengan sungai utamanya adalah hulu Sungai Babon. Sub DAS Pengkol merupakan cabang atau anak Sungai Babon yang berasal dari bagian barat DAS yaitu dari daerah Meteseh dan sekitarnya. Sub DAS Babon Hilir merupakan kumpulan dari beberapa sungai/anak sungai yang berasal dari perbukitan Gombel antara lain Sungai Mangkang. Fluktuasi debit Sungai Babon sangat mengikuti fluktuasi musim, artinya pada musim kemarau permukaan air sungai menurun drastis, sedangkan pada musim hujan terjadi banjir. Perbedaan debit tersebut dapat mencerminkan jenis sungainya. Sungai intermitten adalah sungai yang mengalirkan air pada musim hujan saja, namun pada musim kemarau tidak mengalirkan air (kecuali air dari hujan) karena muka airtanah saat musim penghujan di atas dasar sungai dan saat musim kering di bawah dasar sungai. Sungai perenial adalah sungai yang airnya mengalir sepanjang tahun dan pada musim kemarau masih mempunyai air walaupun dalam volume yang kecil. Berdasarkan kondisi tersebut, DAS Babon termasuk dalam kategori sungai perenial. Aliran sungai di dalam DAS dihubungkan oleh suatu jaringan satu arah dengan cabang dan anak sungai mengalir ke dalam sungai induk yang lebih besar dan membentuk suatu pola tertentu. Pola ini tergantung pada kondisi topografi, geologi, iklim, dan vegetasi yang terdapat di dalam DAS yang bersangkutan. Sungai yang ada di DAS Babon membentuk pola aliran radial. Pola aliran ini biasanya dijumpai di daerah lereng
30
gunungapi atau daerah dengan topografi berbentuk kubah. Berdasarkan SK Walikota Kepala Daerah Tingkat II Semarang No. 880.2/992/94 menetapkan peruntukan Sungai Babon di Kota Semarang adalah sebagai berikut : 1. Air Sungai Babon dari bagian hulu di Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang sampai dengan Bendung Pucanggading ditetapkan sebagai air golongan B (air yang dapat dipergunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga). 2. Air Sungai Babon setelah melewati Bendung Pucanggading sampai dengan Bendung Karangroto ditetapkan sebagai air golongan C (air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan). 3. Air Sungai Babon setelah melewati Bendung Karangroto sampai dengan muara di pantai utara ditetapkan sebagai air golongan C (air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan). Pemanfaatan Sungai Babon selama ini selain untuk pembuangan limbah, juga untuk pengendalian banjir Kota Semarang melalui pembangunan saluran Banjir Kanal Timur, untuk irigasi, perikanan dan bahan baku air minum. Beberapa permukiman padat membuang limbah rumah tangga ke saluran sungai.
4.3.
Jenis Tanah Berdasarkan data jenis tanah yang diperoleh dari Peta Tanah yang ada,
menggambarkan bahwa jenis tanah yang terdapat di DAS Babon terdiri dari aluvial hidromorf, asosiasi aluvial kelabu dan aluvial coklat kekelabuan, mediteran coklat tua, latosol coklat tua, latosol coklat kemerahan, regosol kelabu
31
dan grumusol kelabu tua (BP-DAS Pemali-Jratun, 1991). Jenis tanah aluvial hidromorf terletak pada daerah dataran dengan bahan induk liat yang mempunyai sifat tidak peka terhadap erosi atau termasuk dalam klasifikasi kepekaan tanah terhadap erosi yang sangat rendah. Jenis tanah asosiasi aluvial kelabu dan aluvial coklat kekelabuan tersebar di daerah dataran rendah pada kecamatan-kecamatan Genuk dan Sayung dengan bahan induk liat dan pasir, yang mempunyai sifat tidak peka terhadap erosi atau termasuk dala klasifikasi kepekaan tanah terhadap erosi yang sangat rendah. Tanah dengan jenis mediteran coklat tua banyak dijumpai di wilayah Kecamatan Ungaran, Tembalang, Banyumanik dan Genuk, dengan jenis tanahnya mempunyai sifat peka terhadap erosi atau termasuk dalam klasifikasi kepekaan tanah terhadap erosi sedang. Latosol coklat tua kemerahan banyak terdapat di wilayah Kecamatan Ungaran dan Banyumanik dengan tingkat kepekaan tanah terhadap erosi sedang. Jenis tanah lainnya yang terdapat di DAS Babon adalah regosol kelabu dan grumusol kelabu tua, yang tersusun dari bahan induk abu/pasir dan tuff intermediate serta memiliki sifat yang sangat peka terhadap erosi atau dapat dikategorikan sebagai tanah dengan kepekaan tanah terhadap erosi tinggi. Kedua jenis tanah ini mempunyai penyebaran di Kecamatan Mranggen dan Sayung, peta jenis tanah pada Lampiran Gambar 4.1. Berdasarkan analisis data fisik tanah yang diperoleh di lokasi penelitian mempunyai tekstur dengan kandungan lempung 30,727%, kandungan debu 58,775% dan kandungan pasirnya 8,928% (sumber analisis data primer), sehingga
32
berdasarkan segitiga tekstur tanah menurut USDA (Arsyad, 1989:345) tanah daerah penelitian termasuk dalam kelas pasir lempung berdebu. Tabel 4.1 Luasan Jenis tanah DAS Babon No Jenis Tanah 1 Aluvial coklat kemerahan 2 Latosol 3 Mediteran coklat 4 Regosol grumosol 5 Alluvial hidromorf Jumlah Sumber: BPDAS Pemali-Jratun, 2009
4.4.
Luas DAS (Ha) 6706,39 3586,99 1927,32 2258,02 902,90 15381,62
Persentase 43,60 23,32 12,53 14,68 5,87 100,00
Kemiringan Lereng Kemiringan lereng termasuk salah satu faktor yang sangat menentukan
besar kecilnya tingkat erosi, disamping jenis tanah dan intensitas curah hujan. Hubungan antara kemiringan lereng dengan tingkat erosi adalah positif, semakin besar faktor kemiringan lereng semakin besar potensi erosinya, demikian sebaliknya. Kemiringan lahan pada DAS Babon dapat dikelompokkan dalam empat (4) kelas, yaitu: kemiringan lereng datar, landai, agak miring, dan miring. Sebagian besar wilayah DAS Babon mempunyai kemiringan lereng landai. Kemiringan lereng landai terdapat di bagian utara, barat dan sebagian timur dari DAS Babon, yaitu di Kecamatan Genuk dan Pedurungan. Kemiringan agak curam hingga curam terdapat di bagian tengah DAS Babon, yaitu terletak di Kecamatan Ungaran, Kecamatan Banyumanik dan Kecamatan Tembalang. Berdasarkan topografinya, DAS Babon memiliki ketinggian bervariasi, mulai dari dataran rendah dibagian utara yang merupakan muara DAS di wilayah Kecamatan Genuk dan dataran tinggi atau pegunungan disebelah selatan di wilayah Kecamatan Ungaran. Ketinggian DAS Babon di daerah muara sekitar meter dari permukaan
33
laut di bagian utara, dan mencapai ketinggian 382 meter di sebelah selatan di wilayah Kecamatan Ungaran. Dataran rendah tersebut merupakan daerah lahan permukiman penduduk, pertanian dan tambak, sedangkan dataran tinggi sendiri merupakan kawasan hutan dan pegunungan kecil, peta lereng tersaji pada Lampiran Gambar 4.1. Tabel 4.2 Luasan Kemiringan Lereng DAS Babon No Kemiringan Luas Lereng (Ha) 1 Datar (0 – 3%) 9758,10 2 Landai (3 – 8%) 1784,27 3 Agak miring (8 – 15%) 1207,46 4 Miring (15 – 30%) 2630,26 Jumlah 15381,62 Sumber : BPDAS Pemali-Jratun,, 2009
4.5.
Persentase 63,44 11,60 7,85 17,10 100,00
Geologi dan Geomorfologi Berdasarkan konsepsi yang dikemukakan oleh Pannekoek (1949), secara
umum geomorfologi Pulau Jawa dapat dibagi menjadi 3 (tiga) zona, yaitu: zona utara, tengah dan selatan. Jika ditinjau dari konsepsi tersebut, maka DAS Babon termasuk dalam zona utara dan tengah dari Pulau Jawa, yang dimulai dari gisik (beach) dan dataran aluvial pesisir (coastal alluvial plain) bagian utara ke arah selatan meliputi perbukitan struktural lipatan (folded hills) hingga deretan perbukitan-pegunungan bergunungapi (volcanic) di bagian selatan wilayah studi yang merupakan bagian dari zona tengah Pulau Jawa. Menurut Peta Geologi dan Geomorfologi lembar Semarang skala 1:100.000 tahun 1989 yang diterbitkan oleh Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Bandung, maka secara geologis wilayah studi dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok atau satuan, yaitu:
34
1. Bagian utara (DAS Babon Hilir) dan tengah (DAS Babon Tengah) merupakan dataran aluvial pantai Semarang dan Demak serta dataran aluvial yang tersusun oleh material endapan cekungan berupa lempung dan pasiran yang terbentuk zaman Holosen dan Pleistosen Bawah. 2. Bagian selatan wilayah studi berupa deretan perbukitan hingga pegunungan yang dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu: a. Perbukitan rendah struktural lipatan yang merupakan bagian dari ujungujung barat Perbukitan Kendeng, tersusun oleh material batugamping dengan sisipan lempung tufaan dan konglomerat yang terbentuk sejak zaman Pleistosen Bawah. b. Bukit-bukit sisa dan perbukitan denudasional di bagian hulu DAS Babon tersusun oleh material sedimen berupa batupasir tufaan, konglomerat dan breksi tufaan yang terbentuk pada zaman Pliosen, serta di beberapa tempat dijumpai pula singkapan batuan dari Formasi Damar. c. Deretan pegunungan volkanik bagian dari Gunungapi Ungaran, yang tersusun oleh material piroklastik berupa aliran lahar, pasir dan kerikil. Peta Geologi DAS Babon tersaji dalam Lampiran Gambar 4.1.
4.6.
Iklim/Klimatologi Iklim merupakan kondisi rata-rata cuaca dalam jangka waktu yang lama.
Kondisi iklim biasanya terkait dengan temperatur, curah hujan dan tipe iklim. Penentuan tipe iklim DAS Babon berdasarkan data dari empat stasiun hujan, yaitu Stasiun Ungarang, Susukan, Banyumanik, Klipang, data curah hujan yang
35
digunakan merupakan data curah hujan harian tahun 2010. Penggolongan tipe iklim menggunakan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, yang menggolongkan tipe iklim berdasarkan nilai Quotient (Q) dari hasil perbandingan jumlah rata-rata bulan kering dengan jumlah rata-rata bulan basah. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai Quotient (Q): Q
=
……………………………(3.1) Makin kecil nilai Q makin basah suatu tempat dan makin besar nilai Q makin kering suatu tempat. Dalam penentuan bulan basah maupun bulan kering Schmidt dan Ferguson mendasarkan pada karakteristik Mohr (Setyowati, 1996:35) yaitu: 1. Bulan basah adalah suatu bulan yang curah hujannya lebih besar dari pada penguapan. 2. Bulan kering adalah suatu bulan dimana curah hujannya lebih kecil 60 mm, curah hujan lebih kecil dari penguapan. 3. Bulan lembab adalah suatu bulan dimana curah hujan lebih besar dari pada 100 mm, curah hujan sama dengan penguapan. Tabel 4.3 Penentuan Tipe Iklim Menurut Schmidt dan Ferguson Tipe Curah Hujan Nilai Q (%) Keterangan A 0≤Q<0,143 Sangat basah B 0,143≤Q<0,333 Basah C 0,333≤Q<0,600 Agak basah D 0,600≤Q<1,000 sedang E 1,000≤Q<1,670 Agak kering F 1,670≤Q<3,000 Kering G 3,000≤Q<7,000 Sangat kering H 7,000≤Q Luar biasa kering Sumber: Schmidt dan Ferguson dalam Setyowati (1996:35)
36
Tabel 4.4 Tipe Iklim Daerah Penelitian menurut Schmidt dan Ferguson Bulan Bulan Klasifika No Stasiun Nilai Q Tipe iklim kering basah si Sangat 1 Ungaran 34 265 0,128 A basah 2 Susukan 24 315 0,276 B Basah 3 Banyumanik 40 251 0,159 B Basah Sangat 4 Klipang 39,5 39,5 0,076 A basah Sumber: Hasil analisis data penelitian tahun 2010, lampiran 4.1. Dari hasil data curah hujan stasiun-stasiun yang ada di sekitar DAS Babon masuk dalam kategori sangat basah dan basah dengan nilai Q berkisar 0,076 sampai 0,276. Hal ini juga menunjukkan bahwa kondisi curah hujan di daerah penelitian mempunyai perbedaan yang relative kecil.
4.7.
Curah Hujan Curah hujan merupakan banyak air yang jatuh ke permukaan bumi,
dalam hal ini permukaan bumi dianggap datar dan kedap, tidak mengalami penguapan dan tersebar merata serta dinyatakan sebagai ketebalan air. Curah hujan merupakan input utama dalam proses hidrologi suatu kawasan (DAS). Besarnya curah hujan inilah yang sebetulnya dialihragamkan menjadi aliran sungai (stream flow), baik melalui aliran permukaan (surface runoff), aliran antara (interflow, subsurface flow) maupun sebagai aliran airtanah (groundwater flow), Soewarno,(2001:456). Data curah hujan di DAS Babon dalam penelitian ini diambil dari data curah hujan harian (tersaji di Lampiran 4.1 Tabel), untuk memperoleh rata-rata sebaran hujan maksimum di daerah penelitian digunakan perhitungan dengan poligon Thiessen dengan rumus (Setyowati, 2002:45) sebagai berikut:
37
………………………………(3.2)
Ch rerata = Keterangan LA, LB, LC
: Luas Poligon Pengaruh Stasiun hujan A,B,C
CHA, CHB, CHC
: Curah Hujan Pengaruh Stasiun A,B,C
Diketahui luas poligon (Peta polygon Thiessen pada Lampiran Gambar 4.1) pengaruh stasiun hujan pada DAS Babon sebagai berikut: Luas poligon A
= 3250,24
Luas poligon B
= 10467.62
Luas poligon C
= 13231,11
Luas poligon D
= 5198,73
Sedangakan jumlah curah hujan pada stasiun pengaruh sebagai berikut: CHA
= 246,33
CHB
= 290,75
CHC
= 232,91
CHD
= 187,92
Berdasarkan rumus poligon thissen maka curah huja rata-rata di daerah penelitian adalah: = 245,8246 mm
4.8.
Penggunaan lahan Daerah penelitian yang dilakukan meliputi 1 daerah tangkapan
(catchment area) yang merupakan lokasi penelitian yang dipakai sebagai suatu Sub DAS dengan jenis tanaman yang berbeda walaupun merupakan satu tata guna
38
lahan. Penggunaan lahan dibagian Hulu DAS Babon sebagian didominasi oleh hutan argoforesty yaitu hutan dengan berbagai macam tanaman keras seperti karet dan jati, areal hutan ini merupakan daerah penyangga dan kawasan resapan. Tanaman ubi kayu, pisang, mangga, dan rambutan baynak ditanam di tegalan daerah penelitian, kemudian sawah yang dikerjakan dengan sistem irigasi meski ada juga sawah tanah hujan sebagian kecil. Pemukiman tersebar ada di wilayah ungaran dan mulai banyumanik tembalang pola pemukiman mulai terbentuk karena didorong oleh perkembangan perumahan. Sebaran penggunaan lahan disajikan pada peta Lampiran Gambar 4.1. Penjelasan masing-masing penggunaan lahan pada DAS Babon memiliki luasan yang diteliti sebagai berikut. Tabel 4.5 Luasan Masing-masing Penggunaan Lahan Daerah Penelitian No Luas Penggunaan Luas Penggunaan Lahan Proporsi Lahan
(ha)
1
Pemukiman
2361,08
15,35%
2
Tegalan
1290,52
8,39%
3
Sawah
393
2,56%
4
Semak belukar
778,31
5,06%
5
Hutan Agroforesty
10556,41
68,63
Jumlah 15381,62 Sumber: Citra Landsat tahun perekaman 2006
4.9.
100%
Perhitungan Tebal Aliran dan Debit Puncak Berdasarkan Hidrograf Aliran Sebagai dasar untuk perhitungan-perhitungan besarnya aliran sungai
maka suatu hubungan antara tinggi muka air dengan debit aliran sangat mutlak diperlukan. Debit aliran sungai diukur secara langsung melalui pengukuran
39
langsung di lapangan berdasarkan kejadian hujan. Debit aliran dapat dihitung dengan membaca tinggi muka air yang terekam pada AWLR (Automatic Water Level Recorder) dengan mengetahui hubungan tinggi muka air dengan debit aliran. Persamaan yang diperoleh dari perhitungan matematik sebagai berikut. Q = 31,22 (H)^1,51
(r = 0,99) (Sumber Analisis Data Primer, Lampiran 4.2
Tabel). Persamaan ini diperoleh dengan perhitungan Log Pearson III, perhitungan Log Person III dimanfaatkan untuk mendeskripsikan data hidrologi seperti kedalaman dan intensitas curah hujan, debit puncak (banjir) tahunan, aliran kecil, dan jenis data hidrologi lainnya (Asdak, 2005:330). Perhitungan debit puncak pada setiap periode hujan dapat dilihat langsung dalam hidrograf alirannya. Aliran permukaaan yang dihasilkan oleh hujan sesaat dapat dihitung secara tidak langsung dengan cara membuat grafik hubungan tinggai muka air (TMA) dan debit (discharge rating curve). Hasil perhitungan debit puncak untuk keadaan hujan di DAS Babon dapat dilihat dalam Lampiran 4.2 Tabel. Discharge Rating Curve ini digunakan untuk menghitung debit dari data TMA rekaman AWRL. Hidrograf aliran harus dipisahkan menjadi aliran dasar (base flow/BF) dan aliran langsung (direct runoff/DRO) (Soewarno, 1991:556).. 1.
Aliran Dasar (base flow) Adalah debit minimum yang masih terjadi karena adanya aliran yang keluar dari akifer, cara yang umum untuk pemisahan base flow menggunakan Recession Curve (Lengkung Penyusutan), sebagai berikut.
40
a. Menggambarkan lengkung penyusutan pada kertas semilogaritmik, data debit diplot pada skala logaritmik waktu pada skala normal, b. Berdasarkan ploting tersebut diperoleh harga slope (penurunan) yang berubah-ubah, Perubahan slope yang paling bawah dari grafik tersebut merupakan titik akhir aliran langsung, (penggunaan kertas semilog pada lampiran) 2.
Aliran Langsung (DRO) Adalah bagian dari limpasan yang segera masuk ke sungai setelah hujan turun a. Aliran langsung diperoleh dengan cara mengurangi ordinat hidrograf dengan aliran dasarnya. b. Aliran langsung rata-rata (rerata DRO) diperoleh dari aliran langsung pada jam tersebut dijumlahkan dengan jam sebelumnya dibagi 2. c. Volume aliran langsung diperoleh dari nilai Aliran langsung rata-rata dikalikan dengan interval waktu. d. Tebal aliran langsung diperoleh dengan membagi Jumlah volume aliran langsung dengan Luas DAS. Untuk mengetahui besarnya aliran sungai setelah terjadi hujan maka
hidrograf yang diperoleh dari sungai tersebut perlu dianalisis berdasarkan komponen hidrograf aliran dalam mencapai sungai. Aliran permukaan tanah dan hujan langsung jatuh pada permukaan sungai dikelompokkan ke dalam aliran langsung (direct runoff,Perhitungan tersaji pada Lampiran 4.3 Tabel), karena langsung memasuki sungai setelah terjadi hujan dan merupakan penyebab utama banjir. Sedangkan aliran tanah dikelompokkan tersendiri karena baru mencapai
41
sungai beberapa saat setelah terjadi hujan sehingga tidak berpengaruh terhadap kejadian banjir sungai.
4.10.
Perhitungan Debit Sedimen Berdasarkan Lengkung Debit Sedimen (Discharge Sediment Rating Curve) Hasil sedimen pengukuran lapangan ini diawali dengan pengembilan
sampel sedimen per kejadian hujan terpilih di outlet DAS Babon yaitu di Bendungan Pucang gading. Setelah konsentrasi kadar muatan suspense diperoleh dari analisis laboratorium, maka debit suspensi dapat dihitung. Untuk mengetahui hubungan debit aliran dengan debit suspensi maka dilakukan pengukuran debit aliran dan pengambilan sampel air pada outlet DAS. Pengukuran debit dan pengambilan air dilaksanakan beberapa kali pengukuran pada saat tinggi muka air yang berbeda, sehingga akan diperoleh kurva hubungan debit dengan debit suspensi (suspended rating curve). Hasil persamaan untuk debit suspensi pada DAS Babon dinyatakan sebagai berikut: Qs = 0,00145(Q)^0,06522 (r = 0,880)
(Sumber
Analisis
Data
Primer,
Lampiran 4.3 Tabel). Suspended rating curve yang diperoleh dipergunakan untuk mengetahui debit suspensi, kejadian hujan tertentu yang mempunyai TMA tertentu pada outlet daerah tangkapannya akan menghasilkan debit suspensi yang dapat diketahui berdasarkan kurva tersebut, sehingga bila terjadi hujan yang telah diketahui rekaman data tinggi muka air pada outlet DAS dan lamanya banjir akan dapat diketahui sedimen yang keluar dari DAS yang disebabkan oleh kejadian hujan.
42
Hasil perhitungan banyaknya sedimen yang keluar dari DAS Babon pada Tabel 4.6 Tabel 4.6 Debit Sedimen DAS Babon Total Sedimen yang keluar
No
Tanggal
1
19-20 Mei’10
0,233
2
23-24 Mei’10
0,32567
3
26 Mei’10
0,40048
4
27-28 Mei’10
0.43089
5
8-9 Juni’10
0,3359
6
6-7 Sept
0,4589
7
8-9 Sept
0,38520
8
12-13 Sept
0,34581
9
15-16 Sept
0,6254
10
16-17 Sept
0,43119
11
25-26 Sept
0,3362
12
30 Sept 01 Okt’10
0,03551
13
27-28 Okt’10
0,492313
14
9-10 Nov’10
0,54156
15
15-16 Nov
0,37744
Jumlah
5,755
dari DAS (kg)
Sumber: Analisis data hitungan. Lampiran 4.3.
4.11.
Perhitungan Tebal Aliran Langsung (Q) berdasarkan Metode SCS Metode SCS/ Curve Number ini dikembangkan untuk menghitung volume
aliran dengan jalan prediksi. Ada tiga faktor yang harus diidentifikasi untuk menghitung nilai CN, yaitu 1) klasifikasi kelompok tanah, 2) klasifikasi kelompok penutup tanah, dan 3) kandungan air tanah sebelumnya (AMC). Berikut tabel penentuan AMC berdasarkan curah hujan 5 hari sebelumnya.
43
Tabel 4.7 Tabel Penentuan AMC No
Kondisi AMC
Keterangan
1
AMC I (< 35)
Kering
2
AMC II (35-53)
Sedang
3
AMC III (> 53)
Jenuh air/basah
Sumber: (Mc. Quen, 1982 dalam Arsyad, 1989:221). Nilai CN DAS wilayah yang diteliti ditentukan berdasarkan Lampiran 2.1 tabel dengan terlebih dahulu memperhatikan klasifikasi kelompok tanah (Lampiran 2.1 tabel). Klasifikasi kelompok tanah yang digunakan pada wilayah ini didasarkan pada analisis fisik tanah di laboratorium dimana tanah wilayah penelitian termasuk lempung berdebu, sehingga nilai CN yang dipakai berdasarkan anggapan atau asumsi kondisi hidrologi tanah B. Terdapat 5 macam penggunaan lahan di daerah penelitian yaitu hutan, semak belukar, sawah, pemukiman, tegalan memiliki nilai rata-rata CN AMC II adalah 66,09. Tabel 4.8. Perhitungan CN Tertimbang AMC II di daerah Penelitian Penggunaan lahan, perlakuan dan kondisi
Luas
Nilai CN
CN Tertimbang
1
3
4 (3*1)
hidrologi 2 Pemukiman
2361,08
85
200691,8
Tegalan
1290,52
72
92917,44
Sawah
393,77
75
29532,75
Semak belukar
778,31
77
59929,87
Hutan Agroforestry
10556,41
60
633384
Jumlah
15381,62
Nilai CN Sumber: Analisis perhitungan
1016456 1016456/15381,62 = 66,09
44
Simulasi perhitungan aliran metode curve ditentukanberdasarkan AMC II, untuk menentukan nilai CN pada kondisi AMC I dan II maka digunakan rumus konvensinya sebagai berikut. CN I
=
CN III =
= =
= 45,01 = 81,30
Hasil analisis Tebal Aliran dengan metode SCS pada kejadian hujan terpilih disajikan dalam Tabel 4.9.
45
Tabel 4.9. Hasil Perhitungan Tebal Aliran Permukaan Tanah dengan Menggunakan Metode SCS pada DAS Babon Tanggal
AMC
CH 5 hari sblmnya
P (curah hujan mm
CN
S
Qv (mm)
A (km^2)
Vol aliran (m^3)
1
2
3
4
5 (25400/CN)254
6 (P0,2*S)^2/(P+0,8*S)
7
8 (6*7)
19 Mei’10
III
71,75
15
81,30
58,4223
0,1781
15,38
2738,78
20 Mei’10
III
63,75
9,8
81,30
58,4223
0,0628
15,38
966,14
23 Mei’10
II
40,25
9,3
66,09
130,3244
2,4750
15,38
38069,70
24 Mei’10
II
48,75
0,8
66,09
130,3244
6,0757
15,38
85390,34
26 Mei’10
II
46,75
1,8
66,09
130,3244
5,5515
15,38
30287,03
27 Mei’10
II
44,25
11
66,09
130,3244
1,9690
15,38
151380,32
8 Juni’10
I
34,25
11,5
45,01
310,2962
9,8416
15,38
134,94
9 Juni’10
II
42,25
25
66,09
130,3244
0,0088
15,38
190133,14
6 Sept’10
I
23,5
12,5
45,01
310,2962
9,4199
15,38
144893,45
7 Sept’10
I
33,5
6
45,01
310,2962
12,3611
15,38
95961,30
8 Sept’10
II
37,75
12,5
66,09
130,3244
1,5759
15,38
234340,99
9 Sept’10
II
34,25
0,5
66,09
130,3244
6,2387
15,38
219250,41
12 Sept’10
I
24
7,5
45,01
310,2962
11,6397
15,38
179038,00
13 Sept’10
I
25,5
4
45,01
310,2962
13,3639
15,38
205558,79
15 Sept’10
I
21,25
3,8
45,01
310,2962
13,4668
15,38
207141,67
16 Sept’10
I
22,75
12
45,01
310,2962
9,6294
15,38
148115,88
17 Sept’10
I
32
25
45,01
310,2962
5,0264
15,38
77313,56
25 Sept’10
I
27,5
14
45,01
310,2962
8,8076
15,38
135475,88
26 Sept’10
II
40
19,5
66,09
130,3244
0,3482
15,38
5356,45
30 Sept’10
I
26
6,8
45,01
310,2962
11,9731
15,38
184165,71
01 Okt’10
I
9,5
2,5
45,01
310,2962
14,1475
15,38
217611,59
27 Okt’10
II
45,75
2,3
66,09
130,3244
5,3000
15,38
81523,18
28 Okt’10
II
39,5
12
66,09
130,3244
1,7015
15,38
26172,53
9 Nov’10
I
28,5
28
45,01
310,2962
4,1994
15,38
64593,71
10 Nov’10
II
51,75
12
66,09
130,3244
1,7015
15,38
26172,53
15 Nov’10
II
47
8,5
66,09
130,3244
2,7361
15,38
42086,16
16 Nov’10
II
44
13
66,09
130,3244
1,4557
15,38
22390,56
Sumber: Analisis data tahun 2010.
46
4.12.
Perhitungan Debit Puncak (qp) Metode Rasional Persamaan debit puncak metode Rasional tersebut didasarkan pada
asumsi Hujan yang jatuh mempunyai intensitas yang seragam dan merata di seluruh DAS, durasi hujan saman dengan waktu konsentrasi dan efek genangan diabaikan. Dalam metode ini perlu diperhatikannyan nilai koefisien aliran (C). Penentuan nilai koefisien aliran untuk masing-masing penggunaan lahan daerah penelitian dapat dilihat pada tabel Tabel 4.7 dan perhitungan debit puncak pada Tabel 4.10 Penentuan Nilai C untuk berbagai Penggunaan Lahan pada DAS Babon Penggunaan Lahan
No 1 2 3 4 5 Jumlah Nilai Tertimbang
Luasan (ha) 1
hutan semak belukar sawah tegalan pemukiman
C 2 10556,41 778,31 393,77 1290,52 2361,08 15381,62
C*A (1×2) 3 0,05 0,29 0,18 0,2 0,5 1,19
211,13 225,71 70,88 258,10 1180.54 1946,36
Jumlah (3:1) = 0,126539
Sumber: Analisis Data dengan lampiran tabel 2..1. Analisis hujan yang dipakai dalam penelitian ini adalah hujan yang mempunyai lama hujan sama atau lebih besar dari waktu konsentrasi (Time Consentration, Tc pada persamaan 2.3) pada obyek penelitian. Tc penelitian adalah: Panjang sungai utama: 33,76 Km Kemiringan rata-rata sungai utama: 0.58 % Maka Tc berdasarkan rumus Kirpich adalah. Tc = 0,0195 x L0,77 S-0,385 Tc = 0,0195 x 34.000,77 0,58-0,386 Tc = 1 jam 22 menit
47
Tabel 4.11 Debit Puncak Setiap Kejadian Hujan pada DAS Babon Hulu dengan Metode Rasional 1
Koefisien Runoff (C) 2
Intensitas Hujan (mm) (I) 3
Luas DAS (Km2) (A) 4
Debit Puncak (m^3/dt) (1×2×3×4) 5
0,278
0,127
4,53
15,38
2,45
20 Mei’10
0,278
0,127
2,96
15,38
1,60
23 Mei’10
0,278
0,127
2,81
15,38
1,52
24 Mei’10
0,278
0,127
0,24
15,38
0,13
26 Mei’10
0,278
0,127
0,54
15,38
0,29
27 Mei’10
0,278
0,127
3,32
15,38
1,80
8 Juni’10
0,278
0,127
3,47
15,38
1,88
Tanggal
Konstanta
19 Mei’10
9 Juni’10
0,278
0,127
7,55
15,38
1,88
6 Sept’10
0,278
0,127
3,77
15,38
4,08
7 Sep’10
0,278
0,127
1,81
15,38
2,04
8 Sep’10
0,278
0,127
3,77
15,38
0,98
12 Sep’10
0,278
0,127
2,26
15,38
2,04
13 Sep’10
0,278
0,127
1,21
15,38
0,08
15 Sep’10
0,278
0,127
1,15
15,38
1,23
16 Sep’10
0,278
0,127
3,62
15,38
0,65
17 Sep’10
0,278
0,127
7,55
15,38
0,62
25 Sep’10
0,278
0,127
4,23
15,38
1,96
26 Sep’10
0,278
0,127
5,88
15,38
4,08
30 Sep’10
0,278
0,127
2,05
15,38
2,29
01 Okt’10
0,278
0,127
0,75
15,38
3,19
27 Okt’10
0,278
0,127
0,69
15,38
1,11
28 Okt’10
0,278
0,127
3,62
15,38
0,41
9 Nov’10
0,278
0,127
8,45
15,38
0,38
10 Nov’10
0,278
0,127
3,62
15,38
1,96
15 Nov’10
0,278
0,127
2,57
15,38
1,39
16 Nov’10
0,278
0,127
3,93
15,38
2,12
Sumber: Analisis data tahun 2010, lampiran 4.4.
4.13. Indeks Erodibilitas Tanah Nilai indeks erodibilitas tanah diperlukan untuk menghitung besarnya hasil sedimen dengan menggunakan pendekatan MUSLE. Nilai ini ditentukan berdasarkan karakteristik tanah seperti tekstur tanah, kandungan bahan organik, struktur tanah dan permeabilitas tanah. Karakteristik tanah ditentukan berdasarkan
48
analisis laboratorium dengan pengambilan sampel tanah masing-masing daerah penggunaan lahan. Analisis distribusi ukuran butir tanah tertimbang dari daerah penelitian sebagai berikut. Tabel 4.12 Kandungan Bahan Organik No
Lokasi
Kandungan Bahan Organik (%)
1
Banyumanik (pemukiman padat)
30-50
2
Beji, Ungaran timur (Hutan Agroforesty)
30-50
3
Kebon batur (tegalan)
30-51
4
Leyangan (pemukiman)
30-52
5
Pudak payung (tegalan)
30-53
6
Tembalang (kota/perumahan)
20-30
7
Kebon batur (sawah)
30-50
8
Tembalang (sawah)
30-51
9
Banyumanik (kebon sengon)
30-50
pedurungan (pemukiman)
20-30
10
Jumlah rata-rata tertimbang
Sumber: Analisis Laboratorium dengan Lampiran tabel 2.1 Tabel 4.13 Analisis Distribusi Ukuran Butir Tanah Tertimbang No
Daerah Pengambilan sampel
Fraksi dalam persen Pasir Pasir Krikil kasar Halus
Debu
Lempung
1
Banyumanik (pemukiman padat)
0
0
5,24
75,13
12,75
2
Beji, Ungaran timur (Hutan Agroforesty)
0
0
7,9
67,07
25,04
3
Kebon batur (tegalan)
0
6,4
6,4
62,98
20,82
4
Leyangan (pemukiman)
0
0
10,11
49,17
40,72
5
Pudak payung (tegalan)
0
0
11,41
49,61
39,98
6
Tembalang (kota/perumahan)
0
0
7,19
60,76
32,05
7
Kebon batur (sawah)
0
0
8,64
58,51
32,84
8
Tembalang (belukar)
0
0
10,13
49,89
39,97
9
Banyumanik (kebon sengon)
0
0
13,6
54,35
32,04
pedurungan (pemukiman)
0
0
8,66
60,28
31,06
0,64
89,28
587,75
307,27
8,928
58,775
30,727
10
Jumlah Rata-rata tertimbang
Sumber: Analisis Laboratorium dengan Lampiran tabel 2.1.
Keterangan
Lempung debuan
49
Tabel 4.14 Nilai Permeabilitas Tertimbang No
Lokasi
Nilai permeabilitas (cm/jam)
1
Banyumanik (pemukiman padat)
0,00764577
2
Beji, Ungaran timur (Hutan Agroforesty)
0,00664937
3
Kebon batur (tegalan)
0,00889128
4
Leyangan (pemukiman)
0,00747919
5
Pudak payung (tegalan)
0,00731431
6
Tembalang (kota/perumahan)
0,00747919
7
Kebon batur (sawah)
0,00889128
8
Tembalang (sawah)
0,00783535
9
Banyumanik (kebon sengon)
10
0,0808298
pedurungan (pemukiman)
0,0698184
Jumlah
0,21283394
rata-rata tertimbang
0,021283394
Sumber: Analisis laboratorium dengan Lampiran tabel 2.1. Kandungan organik menurut lampiran tabel 2.1 tergolong tinggi dengan nilai 3. Indeks struktur tanah menurut hasil laboratorium termasuk bentuk block massif dengan nilai 4. Permeabilitas daerah sampel penelitian senilai 0,021283394, dalam kelas nilai permeabilitas masuk kelas 6 dengan keterangan sangat lambat (Soewarno, 1991:771). K
= Pada Tabel 4.12 disajikan besarnya nilai indeks erodibilitas tanah pada
DAS Babon. Tabel 4.15 Nilai Indeks Erodibilitas Tanah DAS Babon secara Keseluruhan No
Lokasi
1
DAS Babon Hulu
Tekstur Lempung berdebu
Sumber: Analisis Data Primer
M
a
b
c
K
2830
4
2
3
0,269386
50
4.14.
Indeks Lereng Seperti halnya indeks erodibilitas tanah, indeks lereng juga diperlukan
untuk menghitung hasil sedimen dengan menggunakan MUSLE, dalam penelitian ini indeks lereng dihitung dengan persamaan: LS =
+
+0,065
(Williams, 1965 dalam Hardiyatmo,
2006: 409). Keterangan: s = kemiringan lereng (%) = faktor panjang yang nilainya= ( Keterangan: L = panjang lereng dalam meter m = nilai eksponen rata-rata yang umun dipakai adalah 0,5 Berdasarkan perhitungan, kemiringan rata-rata daerah Sub DAS Babon adalah 0,588% dengan indeks lereng rata-rata 0,282 (sumber analisis data primer). +
4.15.
+0,065×(0,282) = 0,133
Indeks Penutup Lahan dan Pengelolaannya Indeks penutup lahan dan pengelolaan tanaman ditentuka berdasarkan
tataguna lahan yang ada pada DAS yang bersangkutan, Penilaian indeks pengelolaan tanaman pada masing-masing daerah tangkapan didasarkan pada tataguna lahan yang ada kemudian disesuaikan dengan tabel indeks C seperti yang
51
tercantum pada lampiran TabeL 2.12 Penilaian indeks C dan P pada DAS Babon Hulu tersaji pada Tabel 4.11 sebagai berikut. Tabel 4.16 Nilai Indeks CP DAS Babon Hulu secara Keseluruhan No
Penggunaan Lahan
CP
1
Hutan tanpa seresah
0,05
2
Semak Belukar sebagian rumput
0,1
3
Sawah padi irigasi
0,02
4
Tegalan dan atau kebun pekarangan
0,2
5
Pemukiman
1
Jumlah Rata-rata
0,274
Sumber: Analisis data tahun 2010 dengan Lampiran tabel 2.1
4.16.
Perhitungan Sedimen MUSLE Observasi Metode MUSLE adalah modifikasi dari USLE yang dikembangkan untuk
menghitung hasil sedimen yang dihasilkan oleh suatu hujan sesaat pada suatu DAS,. Dilihat dari persamaan yang ada MUSLE yang sudah ada bersifat universal sehingga belum tentu sesuai bila diterapkan di daerah penelitian, mengingat karakteristik fisik tiap DAS berbeda. Persamaan untuk MUSLE observasi ini digunakan untuk mencari peubah yang harganya disesuaikan dengan karakteristik daerah penelitian, data yang digunakan untuk mencari persamaan merupakan data pengamatan dan pengukuran di lapangan. Perhitungan untuk mencari peubah MUSLE observasi tersaji dalam Lampiran 4.4 Tabel. Berdasarkan hasil analisis data primer persamaan untuk MUSLE observasi adalah. 79,81 (Q.qp)0,02 K.LS.CP………………………………………(4.1) Perhitungan MUSLE Observasi ini nilai tebal aliran (Q) dan debit puncak (qp) berdasarkan perhitungan hidrograf aliran kemudian dikalikan nilai KLSCP (nilai
52
KLSCP tersaji pada Tabel 4.15), sehingga didapat hasil sedimen (sy) tiap kejadian hujan pada daerah penelitian tersaji pada tabel 4.16. Tabel 4.17 Nilai perhitungan indeks KLSCP No K LS CP Nilai KLSCP 1 2 3 5 (1*2*3) 1 0,269 0,133 0,274 0,00980 Sunber: Analisis data tahun 2010 Tabel 4.18 Hasil Sedimen Tiap Kejadian Hujan Berdasarkan MUSLE Observasi Konstanta No
Tanggal
a
b
1
Q (tebal
Qp (debit
Sy MULSE
aliran )
puncak)
mm
m^3/dt
2
3
4
5
KLSCP
Observasi (Ton)
1
19-20 Mei’10
79,81
0,02
1,694
26,6
0,00980
0,854
2
23-24 Mei’10
79,81
0,02
1,896
26,6
0,00980
0,856
3
26 Mei’10
79,81
0,02
1,206
18,2
0,00980
0,840
4
27-28 Mei’10
79,81
0,02
1,146
14,4
0,00980
0,839
5
8-9 Juni’10
79,81
0,02
0,625
31,2
0,00980
0,823
6
6-7 Sept
79,81
0,02
0,207
26,6
0,00980
0,817
7
8-9 Sept
79,81
0,02
1,538
22,3
0,00980
0,852
8
12-13 Sept
79,81
0,02
1,795
26,6
0,00980
0,852
9
15-16 Sept
79,81
0,02
2,114
31,2
0,00980
0,858
10
16-17 Sept
79,81
0,02
2,143
26,6
0,00980
0,862
11
25-26 Sept
79,81
0,02
1,283
26,6
0,00980
0,849
12
30 Sept 01 Okt’10
79,81
0,02
1,236
26,6
0,00980
0,848
13
27-28 Okt’10
79,81
0,02
0,122
26,6
0,00980
0,804
14
9-10 Nov’10
79,81
0,02
3,549
51,8
0,00980
0,882
15
15-16 Nov
79,81
0,02
0,955
18,3
0,00980
0,836
Jumlah
12,670
Sumber: Analisis data tahun 2010.
4.17. Perhitungan Sedimen MUSLE Prediksi Estimasi untuk menghitung tebal aliran langsung (Q) digunakan pendekatan metode SCS, model ini dikembangan dari hasil pengamatan hujan
53
(Asdak, 2005:182). Estimasi untuk debit puncak digunakan metode rasional karena model ini mengkaji respon DAS oleh hujan dalam serial waktu. Tabel 4.19 Hasil Sedimen Tiap Kejadian Hujan Berdasarkan MUSLE Prediksi No
Tanggal
Konstanta a
B
1
Q (tebal aliran) mm
Qp (debit puncak)
KLSCP
m^3/dt
Sy MUSLE Prediksi (ton)
2
3
4
5
1
19-20 Mei’10
11,8
0,56
0,241
4,256
0,00980
0,117
2
23-24 Mei’10
11,8
0,56
8,551
1,733
0,00980
0,524
3
26 Mei’10
11,8
0,56
5,551
0,677
0,00980
0,243
4
27-28 Mei’10
11,8
0,56
11,811
3,775
0,00980
0,970
5
8-9 Juni’10
11,8
0,56
12,370
6,264
0,00980
1,322
6
6-7 Sept
11,8
0,56
15,659
2,231
0,00980
0,846
7
8-9 Sept
11,8
0,56
29,489
1,974
0,00980
1,126
8
12-13 Sept
11,8
0,56
25,004
2,711
0,00980
1,227
9
15-16 Sept
11,8
0,56
23,096
6,350
0,00980
1,890
10
16-17 Sept
11,8
0,56
14,656
6,350
0,00980
1,465
11
25-26 Sept
11,8
0,56
9,156
5,749
0,00980
1,065
12
30 Sept 01 Okt’10
11,8
0,56
26,121
1,596
0,00980
0,934
13
27-28 Okt’10
11,8
0,56
7,002
2,454
0,00980
0,569
14
9-10 Nov’10
11,8
0,56
5,901
6,864
0,00980
0,920
15
15-16 Nov
11,8
0,56
4,192
3,690
0,00980
0,536
Jumlah
13,756
Sumber: Analisis Data tahun 2010. 4.18.
Pembahasan Hasil Prediksi Debit puncak metode Rasional dan Tebal aliran metode
SCS pada DAS Babon dibandingkan hasil dari Hidrograf aliran terdapat perbedaan yang nyata. Prediksi Tebal aliran dengan metode SCS bergantung pada faktor AMC (kelembaban awal), angka CN dan nilai S(perbedaan curha hujan dan air larian). Tebal aliran observasi dalam diperoleh melalui tahapan-tahapan yang pemisahan aliran permukaan.
54
Debit puncak metode Rasional dipengaruhi oleh faktor time konsentrasi, intensitas hujan dan nilai curve number , sedangakan Debit puncak observasi didasarkan pada angka AWRL yang ada di SPAS. Kekurang teletian dalam penentuan nilai dari karakteristik DAS dan nilai koefisien alirannya akan sangat mempengaruhi besarnya debit puncak, begitupun ketika debit puncak observasi alat AWRL tidak dikalibrasi maka besarnya debit puncak juga akan jauh berbeda. Besarnya konstanta a dan b pada persamaan MUSLE untuk lokasi penelitian dapat dicari dengan membuat simulasi berdasarkan data observasi, Data yang digunakan dalam simulasi ini meliputi tebal aliran (Q), debit puncak (qp) dan hasil sedimen yang keluar daerah outlet DAS, Perhitungan besarnya a dan b untuk lokasi penelitian DAS Babon memiliki nilai besaran konstanta a = 79,812 dan b = 0,023. Penentuan konstanta MUSLE pada lokasi penelitian (observasi) ini dengan asumsi perhitungan faktor erodibilitas tanah (K), indeks kelerengan (LS), pengelolaan tanaman (C) dan tindakan konservasi (P) tidak berubah dan dianggap benar. Apabila perhitungan MUSLE Prediksi dengan formula yang bersifat baku 11,8 (Q.qp)0,56.KLSCP dibandingkan dengan MUSLE Observasi dengan formula simulai 79,812 (Q.qp)0,023.KLSCP, jumlah sedimen yield yang dihasilkan sedikit lebih besar MUSLE Prediksi. Pengujian untuk menguji ada tidaknya hubungan antara kedua model MUSLE (observasi dan prediksi) menggunakan analisis Table t-test paired sample test. Hasil analisis output SPSS sebagai berikut. 1.
Pada bagian pertama terlihat ringkasan statistik dari kedua sampel, untuk rata rata Observasi 0,8446662 dan untuk rata-rata Prediksi 0,9170647.
55
2.
Bagian ketiga adalah Paired Sample Test. Hipotesis dalam penelitian ini. Ho = Kedua hasil sedimen adalah tidak berbeda. Ho = Kedua hasil sedimen memang berbeda secara nyata. Berdasarkan perbandingan t hitung dengan t tabel sebagai berikut: t hitung dari output adalah 0,601, t tabel dengan df (degree off freedo ) 14 adalah 1,753, dengan demikian t hitung < t tabel (0,601<1,753) maka Ho diterima.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 1.
Kesimpulan Hasil yang didapat dari rumus metode Rasional berbeda jauh dengan data
dari rekaman AWRL dan pencatatan di SPAS DAS Babon, nilai dari metode Rasional lebih kecil daripada data rekaman SPAS. Faktor yang mungkin mempengaruhi perbedaan ini adalah penerapan metode Rasional itu sendiri dan data di SPAS, dalam penggunaan metode Rasional perhitungan Debit Puncak (qp) didapat dari perkalian konstanta dengan Variabel curah hujan dan waktu konsentrasinya, sedangkan untuk qp observasi murni pencatatan di SPAS. Hasil perhitungan Tebal hujan (Q) metode SCS dengan Q metode hidrograf aliran juga terdapat perbedaan jauh yang mencolok tetapi disini nilai Q metode SCS hasilnya lebih besar dibandingkan Q Hidrograf Aliran, hal ini disebabkan nilai yang tetap yang bersala dari rumus baku untuk penentuan nilai subyektifitas dalam penentuan CN. Perhitungan sedimen yield berdasarkan MUSLE Observasi dan MUSLE Prediksi tidak menunjukkan perbedaan yang terlalu mencolok, meski peubah yang digunakan berbeda.
56
57
5.2
Saran Saran atau pun rekomen dasi sebagai tindak lanjut dari penelitian ini adalah
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh limpasan permukaan, volume aliran tanah, debit aliran dan tingkat sedimentasi terhadap kondisi hidrologi DAS Babon Hulu dengan metode/pendekatan yang lain. 2. Model MUSLE yang rumusnya baku bersifat universal, sehingga bila akan digunakan perlu disesuaikan konstantanya dengan karakter DAS yang ingin diteliti, meski begitu ketersediaan data
dan ketelitian untuk
perhitungan dan kedua MUSLE ini sangat berpengaruh pada keakuratan jumlah sedimen yield yang ada pada suatu DAS.
DAFTAR PUSTAKA
Anam, Choirul., 2008. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 1995 dan 2005 di DAS Kreo Terhadap Debit Maksimum Sub DAS Kreo, Skripsi, UNNES:Semarang. Arsyad, Sitanala.,1989. Konservasi Tanah dan Air. Bandung: IPB Press. Asdak, Chay., 2005. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (edisi revisi 3), Yogyakarta: Gadjah University Press. Gunendro., 1996. Keberlakuan Metode MUSLE dalam Pendugaan Erosi Sedimentasi di Kawasan Hutan (Studi Kasus di KPH Banyumas Timur, Jawa Tengah), Skripsi, Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta. Hardiyatmo, H,C., 2006. Penanganan Tanah Longsor dan Erosi, Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. Jaramillo, Fernando., 2007. Estimating and Modelling Soil Loss and Sediment Yield in the Maracas-ST Joseph River Cathment with Empirical Models (RUSLE and MUSLE) and Physically Based Models (Erosion 3D), Thesis, McGill University:Montreal. Murtiono, Ugro Hari., 2008. Kajian Model Estimasi Volume Limpasan Permukaan, Debit Puncak Aliran, dan Erosi Tanah Dengan Model Soil Conservation Service (SCS), Rasional dan Modified Universal Soil Loss Equation (MUSLE) (Studi Kasus di DAS Wonogiri), Laporan Kelompok Peneliti Konservasi Tanah dan Air, Solo. Sabari Yunus, Hadi., 2003. UGM:Yogyakarta.
Hasil-hasil
Penelitian
Fakultas
Geografi,
Setyowati, Dewi Liesnoor., 1996. Analisis Ketersediaan Air Untuk Perencanaan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Tesis, UGM: Yogyakarta. S.H. Sadeghi., 2004. Aplication Of MUSLE Prediction Of Sediment Yield In Iranian Condition, Sharing Solution Of International Soil Conservation, Brisbane. Soewarno., 1991. Hidrologi Pengukuran dan Pengelolaan Data Aliran Sungai (Hidrometri), Nova : Bandung. Suyono, Takeda Kensu., 1997. Hidrologi untuk Pengairan, Pradnya Paramita: Jakarta.
58
59
Lampiran 2.1 Tabel Perhitungan Koefisien Runoff didasarkan pada daerah pengalirannya No
Keadaan daerah pengaliran
Koefisien runoff
1
Bergunung dan curam
0,75 – 0,90
2
Pegunungan tersier
0,70 – 0,80
3
0,50 – 0,75
4
Sungai dengan tanah dan hutan dibagi atas dan bawah Tanah dasar yang diairi
5
Sawah waktu diairi
0,70 – 0,80
6
Sungai bergunung
0,75 – 0,85
7
Sungai dataran
0,45 – 0,75
Sumber: Murtiono (2008:178)
0,45 – 0,60
60
Lampiran 2.1 Tabel Nilai Koefisien Runoff, C, untuk persamaan Rasional (USCS) Tataguna lahan
C
Perkantoran Daerah pusat kota Daerah sekitar kota
0,70 – 0,95 0,50 – 0,70
Perumahan Rumah tunggal Rumah susun, terpisah Rumah susun, bersambung Pinggiran kota Daerah industri Kurang padat industri Padat industri
Taman, kuburan Tempat bermain Daerah stasiun KA Daerah tak berkembang Jalan raya Beraspal Berbeton Berbatu bata Trotoar Daerah beratap
Sumber: Asdak (2005:164)
0,30 – 0,50 0,40 – 0,60 0,60 – 0,75 0,25 – 0,40 0,50 – 0,80 0,60 – 0,90
0,10 – 0,25 0,20 – 0,35 0,20 – 0,40 0,10 – 0,30
0,70 – 0,95 0,80 – 0,95 0,70 – 0,85 0,75 – 0,85 0,75 – 0,95
Tataguna lahan
C
Tanah lapang Berpasir, datar 2% Berpasir, agak rata 2-7% Berpasir, miring 7% Tanah berat, datar 2% Tanah berat, agak rata 2-7% Tanah berat, miring 7%
0,05 – 0,10 0,10 – 0,15 0,15 – 0,20 0,13 – 0,17 0,18 – 0,22 0,25 - 035
Tanah pertanian, 0-30% Tanah kosong Rata kasar
0,30 – 0,60 0,20 – 0,50
Ladang garapan Tanah berat tnp vegetasi Tanah berat dgn vegetasi Berpasir, tnp vegetasi Berpasir, dgn vegetasi
0,30 – 0,60 0,20 – 0,50 0,20 – 0,25 0,10 – 0,25
Padang rumput Tanah berat Berpasir Hutan/vegetasi
0,15 – 0,45 0,05 – 0,25 0,05 - 0,25
Tanah tidak produktif Rata, kedap air kasar
0,70 – 0,90 0,50 – 0,70
61
Lampiran 2.1 Tabel Bilangan kurva (CN) aliran permukaan SCS berbagai tanah-penutup tanah (kandungan lengas tanah sebelumnya: II, dan Ia: 0,2 S) Penggunaan tanah/perlakuan/kondisi Hidrologi
Kelompok hidrologi tanah A
Permukiman:¹ Persentase rata-rata² Luas kapling Kedap air 500m² dan lebih 1 kecil 65 1000m² 38 1300m² 30 2000m² 25 4000m² 20 2. Tempat parker diaspal, atap, dan jalan aspal dan lain-lain 3. Jalan umum Beraspal dan saluran pembuang air Kerikil Tanah 4. Daerah perdagangan dan pertokoan (85% kedap) 5. Tempat terbuka, padang rumput yang dipelihara, taman, lapangan golf, kuburan da n lain-lain Kondisi baik: 75% atau lebih tertutup rumput Kondisi sedang: 50%-75% tertutup rumput 6. Bera-larikan menurut lereng 7. Daerah industri (72% kedap) 8. Tanaman semusim dalam baris Menurut lereng-buruk Menurut lereng-baik Menurut kontur-buruk Menurut kontur-baik Kontur dan teras-buruk Kontur dan teras-baik 9. Padi-padian Menurut lereng-buruk Menurut lereng-baik Menurut kontur-buruk Menurut kontur-baik Kontur dan teras-buruk Kontur dan teras-baik 10. Leguminosa ditanam rapat atau giliran tanaman padang rumput Menurut lereng-buruk Menurut lereng-baik Menurut kontur-buruk Menurut kontur-baik Kontur dan teras-buruk Kontur dan teras-baik 11. Padang rumput pengembalaan Buruk Sedang Baik Menurut kontur buruk Menurut kontur sedang Menurut kontur baik 12. Padang rumput potong
B
C
D
1.
13. Hutan Buruk Sedang Baik 14. Perumahan petani
77 61 57 54 51 98
85 75 72 70 68 98
90 83 81 80 79 98
92 87 86 85 84 98
98 76 72 89
98 85 82 92
98 89 87 94
98 91 89 95
39 49 77 81
61 69 86 88
74 79 91 91
80 84 94 93
72 67 70 65 66 62
81 79 79 75 74 71
88 85 84 82 80 78
91 89 88 86 82 81
65 63 63 61 61 59
76 75 74 73 72 70
84 83 82 81 79 78
88 87 85 84 82 81
66 58 64 55 63 51
77 72 72 69 73 67
85 81 83 78 80 76
89 85 85 83 83 80
68 49 39 47 25 6 30
79 69 61 67 59 35 58
86 79 74 81 75 70 71
89 84 80 88 83 79 78
45 36 25 59
66 60 55 74
77 73 70 82
83 79 77 86
Sumber: Chow et.al, 1988 dalam Arsyad (1989:50) ¹) Bilangan kurva hitung berdasarkan asumsi bahwa aliran permukaan dari rumah dan jalan masuk diarahkan ke jalan umum dengan sejumlah minimum air dari atap diarahkan ke halaman rumput dimana infiltrasi terjadi. ²) Areal sisa yang tidak kedap air (pekarangan berumput) dianggap berada sebagai rumput yang baik
62
Lampiran 2.1 Tabel Grup Hidrologi kondisi hujan awal II (U.S. SCS, 1972) Kelompok tanah
Keterangan (mm/jam)
Laju infiltrasi
Potensi air larian paling kecil, termasuk tanah A
pasir dalam dengan unsure debu dan liat. Laju
8-12
infiltrasi. Potensi air larian kecil, tanah berpasir lebih B
dangkal dari A. tekstur halus sampai sedang.
4-8
Laju infiltrasi sedang. Potensi air larian sedang, tanah dangkal dan C
mengandung cukup liat. Tekstur sedang sampai
1-4
halus. Laju infiltrasi rendah. Potensi air larian tinggi, kebanyakan tanah liat, D
dangkal dengan lapisan kedap air dekat
0-1
permukaan tanah. Infiltrasi paling rendah. Sumber: Asdak (2001:183-184)
Lampiran 2.1 Tabel Kondisi AMC I dan III CN untuk kondisi II 100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Sumber: (Arsyad, 1989:225)
CN setara untuk kondisi I 100 87 78 70 83 57 51 45 40 35 31 27 23 19 15 12 9 7 4 2 0
III 100 99 98 97 94 91 87 83 79 75 70 65 60 55 50 45 39 33 26 17 0
63
Lampiran 2.1 Tabel Penilaian Ukuran Butir Tanah (M) Berdasarkan Kelas Tekstur USDA Kelas tekstur Nilai M Kelas tekstur Nilai M (USDA) Lempung berat Lempung sedang Lempung ringan Geluh lempung pasir Lempung debuan Geluh lempungan Pasir
(USDA) Pasir geluhan Geluh berlempung debuan Geluh pasiran Geluh debuan Debu Campuran merata
210 750 1212 2160 2830 2830 3035
3245 3770 4005 6330 8245 4000
Sumber: Hammer, 1987 dalam Gunendro, 1996:40 Lampiran 2.1 Tabel Kelas kandungan bahan organik Kelas Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
Penilaian 0 1 2 3 4
Prosentase (%) <1 1-2 2,1-3 3,1-5 >5
Sumber: Arsyad, 1989:321 Lampiran 2.1 Tabel Indeks struktur tanah Kelas Granuler sangat halus Granuler halus Granuler sedang-kasar Bentuk blok, blocky, plat, masif
Ukuran Diameter (mm) 0 1 2 3
Prosentase (%) <1 1-2 2,1-3 3,1-5
Sumber: Arsyad, 1989:321 Lampiran 2.1 Tabel Kelas Permeabilitas tanah Kelas Permeabilitas Cepat Sedang sampai cepat Sedang Sedang sampai lambat Lambat Sangat lambat
cm/jam 25,4 12,7-25,4 6,3-12,7 2,0-6,3 0,5-2,0 >0,5
Sumber: Soewarno (1991:771)
Lampiran 2.1 Tabel Penentuan nilai m Kemiringan lereng (s) <1% 1% ≤ s <3% 3% ≤ s <5% s ≥5% Sumber: Hardiyatmo, (2006:371)
m 25,4 12,7-25,4 6,3-12,7 2,0-6,3
Penilaian 1 2 3 4 5 6
64
Tabel 2.1 Perkiraan Nilai Faktor CP Berbagai Jenis Penggunaan Lahan di Jawa Konservasi dan Pengelolaan Tanaman
Nilai CP
Hutan a. tak terganggu b. disertai seresah
0,01 0,05
c. tanpa seresah
0,50
Semak a. tak terganggu b. sebagian berumput
0,01 0,10
Kebun a. kebun-talun b. kebun pekarangan
0,02 0,20
Perkebunan a. penutup tanah sempurna
0,01
b. penutup tanah sebagian
0,07
Perumputan a. penutup tanah sempurna
0,01
b. penutup tanah sebagian, ditumbuhi alang-alang c. alang-alang
0,02 0,06
d. serai wangi
0,65
Tanaman Pertanian a. umbi-umbian b. biji-bijian
0,51 0,51
c. kacang-kacangan d. campuran
0,36 0,43
e. padi irigasi
0,02
Perladangan a. 1 tahun tanam-1 tahun bero
0,28
b. 1 tahun tanam-2 tahun bero
0,19
Pertanian dengan konservasi a. mulsa b. tera bangku
0,14 0,04
c. penanaman kontur 0,14 Sumber: Abdurachman dkk1984; Ambar dan Syarifuddin, 1978 dalam Asdak (2005:376)
Lampiran 4.1 Tabel Data Curah Hujan Harian (dalam mm) Tahun 2010 Daerah Penelitian KABUPATEN
Semarang
KECAMATAN
Klipang
NOSTA Tahun 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010
Bulan/ Tanggal Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1 19 1 43 38
2
3
5 7
5 9
8 56
12 12 17
0 0
4
0
0
11
0
Tabel Jumlah hari Hujan pada Stasiun Klipang Bulan Jumlah hari hujan Januari 21 Februari 25 Maret 13 April 17 Mei 21 Juni 10 Juli 3 Agustus 3 September 7 Oktober 14 November 19 Desember 20 Rata-rata bulan basah Rata-rata bulan kering
5 0 1 35 4 20 4
18 3 5
6
7
37
0 5
0 2 0
3
8 148 0 8 9
9
10
11
12
13
14
15
16
17
9 40 2 11
3 24
44 1
32 21 0 37 15
37 1 2 2 4
18 3 71
9 0
0 49
0 0
17
0 0 0
68
0 9
3 3
1
0 0
0 0
4
0 22 15
0 0
6 1
0
0 4 11 74
Jumlah hujan 272 452 210 208 223 144 36 0 103 43 249 316 241,9 39,5
65
0
0
69
0 33
0 4 11 74
18
0
0 74 13 0
19
20
21
0
2 0
17
35 0
43
0
22 3
23 2 14
26 11
24 2 0 2 1
25
26
27
28
1 44 0
84 22 8
2 5
0 1 21 0 0
0 3 0
11 42
0 5
35
0 2
28 41
19
0
18
2 0 79
29
30
31 4
11 0 0 1
3
39 0
32 0
9 10
1 3 0
0
0 4 4
8
66
KABUPATEN
Semarang
KECAMATAN
Ungaran
NOSTA Tahun 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010
Bulan/tgl Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1 13 30 20
10065B 2 37 9 12 51
3 1
4 19
1 5
15 1 2
4
6 19
7 3 21
5 29 5 1 4 12
6 2 28 3 8 14
9 23 6 12 3
7 1
1 14 22 12 2
38 13 15
Tabel Jumlah hari Hujan pada Stasiun Ungaran Bulan Jumlah hari hujan Januari 24 Februari 13 Maret 18 April 16 Mei 20 Juni 8 Juli 7 Agustus 8 September 15 Oktober 14 November 18 Desember 20 Rata-rata bulan basah Rata-rata bulan kering
2 45
1
Jumlah hujan 356 143 323 267 491 107 34 92 282 237 228 396 265 34
8
9 3
9 6 13
85 37 2 50 10 8 27
10 8
11 89
12 16
7
53 61 8
1 3
4 4 3
24
9 1
14 8
15 1 7 42
16
30 30 86 7
13 1
7 3
49 11 3
5 48
33 15 1 28
16 5 3
17 1 2 11
8 51 26 2
18
17 7
19 9 22
20 24 17 34
11 32
21
23 9 5
24 15 20 25
25
26 2
25
46
44 33
16
48
7
1
27 34 13 36 43 2
28
29 20
30 1
5 9 8
5 4
18
31 5
4
2 6
34 9
22 14
10
8 5 11
37 19
9
5
50 7 21
28 1 1 6
39
9
17
6
1
5
80
63 12 15
2 8
5 1 1
8 27 5 11
67
KABUPATEN
Semarang
KECAMATAN
Banyumanik
NOSTA Tahun 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1
2
3
4
5
6
7
4 5 4
5 0 0 19
36
18 6
19 0 11
6 15
0
1 4
27 3 58 10 5
9 5 3
2 5
14 2
4
6 3
30 0 2 2 0 1
44 17 2 5 0
Tabel Jumlah hari hujan pada Stasiun Banyumanik Bulan Jumlah hari hujan Jumlah hujan Januari Februari 23 432 Maret 15 270 April 17 360 Mei 16 180 Juni 16 251,5 Juli 14 191 Agustus 10 40 September 21 207 Oktober 20 151 November 16 167 Desember 25 309 Rata-rata bulan basah 251 Rata-rata bulan kering 40
8
2 0 0 7 2 8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
10
9
3 17
34 2 23 2 9
2 43
31
77
2 28 30 14
22
7 1 9 3
3
7 113 51 2 9
1 25 36
9 0 6 6 2 2 5 6
7 14
19 0 3 46 9
11
10 0
13
5 3
49 2
5
14 2
2 37
5 3
4 0
24 117
39 9
3 67 28 3 13 5 0 3
2
22
8 4
23
24
3
4 40 2 1
10 59
0
7 8 57
6 6
12 3 2 14
25
5 2 26
2
2 7 3
34
3 2
2 24
7
1
4
7
6
26
27
28
29
30
31
36
14
44
1
34
2
3
0 11 9
33 106 2.5
4 9
11 9 7 5 2 15
2
4
7
32
9
1
42
10 2 19 22
68
KABUPATEN
Semarang
KECAMATAN
Susukan
NOSTA Tahun 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010
Bulan/Tgl Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1 10
2 23 21 17 11
3 26 24
4 20
5
6
42
51
5 10 14
17
26
24
7 13
15 9 10
8 21 10 9 12 21
9 29 24
18 31
7 9 29
15
Tabel Jumlah hari hujan pada Stasiun Susukan Bulan Jumlah hari hujan Januari 20 Februari 19 Maret 15 April 12 Mei 10 Juni 10 Juli 1 Agustus 5 September 12 Oktober 14 November 8 Desember 17 Rata-rata bulan basah Rata-bulan kering
32
16 7 30
12
Jumlah hujan 603 474 293 462 303 142 24 118 198 305 216 351 315 24
17 18
33
10 32 18 12
11
12 13
47
13 38
16 49 20
20
15
14 27
28
16 18 12
43 20
9 24 18 16
14 22 49 7
55
17 9
19
29
19 15 23 29
35 54
11 28
31
18
27 23
13 8
23
19
22
20 69 21 41 37
28
21 23
21 17
20 26 35 16
22 72 24 15 39
23 67 20 20 87
24
24 25
17
25 11
9
21 26 17
30
18
13
25 32 21 17
32 19 47
26 54 42 42
27
28 22
30 27
31 12 50
112
24 29 14 29
29 17 0
23 16 41
69
Lampiran 4.2 Tabel Perhitungan Persamaan Discharge Rating Curve DAS Babon Berdasarkan Hujan Terpilih x’
NO
Tanggal
TMA
y’ Q (Debit) m^3/dt
x
y
Q model
Log x’
Log y’
x-xr
y-yr
(x-xr)*(y-yr)
(x-xr)²
(y-yr)²
Logaritmik
Selisih
1
19 Mei’10
0,40
7,85
-0,40
0,89
-0,29
-0,43
0,12
0,08
0,19
7,86
7,86
7,85
-0,01
2
8 Juni’10
0,50
11,00
-0,30
1,04
-0,19
-0,29
0,05
0,04
0,08
11,00
11,00
11,00
0,00
3
7 Sept’10
0,60
14,40
-0,22
1,16
-0,11
-0,17
0,02
0,01
0,03
14,47
14,47
14,40
-0,07
4
13 sept’10
0,70
18,40
-0,15
1,26
-0,04
-0,06
0,00
0,00
0,00
18,25
18,25
18,40
0,15
5
15 sept’10
0,80
22,50
-0,10
1,35
0,01
0,02
0,00
0,00
0,00
22,31
22,31
22,50
0,19
6
17 sept’10
0,90
26,50
-0,05
1,42
0,06
0,09
0,01
0,00
0,01
26,64
26,64
26,50
-0,14
7
28 okt’10
1,00
31,00
0,00
1,49
0,11
0,16
0,02
0,01
0,03
31,22
31,22
31,00
-0,22
8
9 Nov’10
1,20
41,00
0,08
1,61
0,19
0,28
0,05
0,04
0,08
41,08
41,08
41,00
-0,08
9
9 Nov’10
1,40
52,00
0,15
1,72
0,26
0,39
0,10
0,07
0,15
51,81
51,81
52,00
0,19
Jumlah
-0,99
11,96
0,00
0,00
0,38
0,25
0,57
224,65
224,65
Rata-rata
-0,11
1,33
Sumber: Analisis Data Primer dx =
=
= 0,18
dy =
=
= 0,27
70
dx
= 0,18
dy
= 0,27
dy/dx
= 1,51
r
=
r
= 0,999
ryx
= 0,999*1,51
ryx
= 1,51
a = 31,22 b = 1,51 Persamaan Debit = 31,22 (H)1,51
=
71
Discharge Rating Curve 60,00
Q = 31.22*(H)^1.51
50,00
Q (m³/detik)
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00 0 -10,00
1
2
3
4
5 TMA (m)
Gambar 12 Discharge Rating Curve
6
7
8
9
10
72
Lampiran 4.3 Tabel Perhitungan Persamaan Sediment Discharge Rating Curve DAS Babon Berdasarkan Hujan Terpilih No
Tanggal
1
12 Juni’10
2
15 Agst’10
3
15 Agst’10
4
7 Mei’10
5
7 Mei’10
6
2 Agst’10
7
2 Agst’10
8
01 Juni
9
01 Juni
10
01 Nov’10
11
01 Nov’10
12
10 Mei’10
13
10 Mei’10 Jumlah Rata-rata
Q (m^3/dt) x
Qs (ton/hr) y
log x
log y
x-xr
y-yr
(x-xr)*(y-yr)
x-xr^2
y-yr^2
16,946
0,034
1,229076
-1,4713
-0,072579
-0,50631
0,036747
0,005268
0,256349
13,998
0,0403
1,146057
-1,39435
-0,155598
-0,42937
0,066809
0,024211
0,184357
13,998
0,0027
1,146057
-2,57601
-0,155598
-1,61103
0,250673
0,024211
2,595410
18,522
0,057
1,267678
-1,24695
-0,033977
-0,28197
0,009580
0,001154
0,079504
18,522
0,036
1,267678
-1,44181
-0,033977
-0,47682
0,016201
0,001154
0,227358
18,522
0,0201
1,267678
-1,69676
-0,033977
-0,73177
0,024864
0,001154
0,535490
18,522
0,0316
1,267678
-1,49976
-0,033977
-0,53478
0,018170
0,001154
0,285988
20,896
0,085
1,320057
-1,0731
0,018401
-0,10812
-0,001989
0,000339
0,011689
20,896
0,066
1,320057
-1,17996
0,018401
-0,21497
-0,003955
0,000339
0,046212
22,423
0,0998
1,350697
-1,00075
0,049041
-0,03577
-0,001753
0,002405
0,001279
22,423
0,0317
1,350697
-1,49856
0,049041
-0,53357
-0,026167
0,002405
0,284700
31,193
58,689
1,494057
1,768554
0,192401
2,733539
0,525936
0,037018
7,472237
31,193
58,338
1,494057
1,765948
0,192401
2,730933
0,525435
0,037018
16,92152 1,301656
-12,5448 -0,96499
0
0
1,440552
0,137832
7,457996 19,4385755 4
Q model logaritmik 0,00173809 1 0,00171655 6 0,00171655 6 0,00174819 6 0,00174819 6 0,00174819 6 0001748196 0,00176200 2 0,00176200 2 0,00177012 9 0,00177012 9 0,00180865 2 0,00180865 2
73
dx =
=
dy =
=
= 0,107173
= 1,27274
dx = 0,107173 r=
dy = 1,27274 =
r = 0,880
ryx = 0,07410
a = 0,00145
b = 0,06522
Persamaan Debit sedimen Qs = 0,001445*(Q)0,0652
74
Sediment Discharge Rating Curve 0,00182
0,0018 Qs = 0,001445 (Q)^0,0652
Qs (ton/hr)
0,00178
0,00176
0,00174
0,00172
0,0017 0
2
4
6
8
Q debit (m^3/dt)
Gambar 13 Sediment Discharge Rating Curve
10
12
14
75
Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Hujan Tanggal 19-20 Mei 2010 di DAS Babon Waktu
TMA
(WIB)
Q (Debit)
(m)
DRO
l/dt
BF (l/dt)
Kejadian
Rerata DRO
(l/dt)
Jumlah
(l/dt) 6
Int Waktu (dt) 7
3
Volume Aliran (m /dt) 8
Qs (ton/hari) 9
Kg/hari 10
Gr/dt 11
Suspensi (gr)
1
2
3
4
5
12
21:00
0,20
2,75
2,00
0,75
0,3737
900
336,3541
0,00154
1,5436
0,0179
16,0790
21:15
0,28
4,57
2,00
2,57
1,6575
900
1491,7185
0,00160
1,5956
0,0185
16,6207
21:30
0,37
6,96
2,00
4,96
3,7620
900
3385,8173
0,00164
1,6400
0,0190
17,0832
21:45
0,41
8,12
2,00
6,12
5,5402
900
4986,1365
0,00166
1,6567
0,0192
17,2568
22:00
0,50
10,96
1,79
9,17
7,6475
900
6882,7804
0,00169
1,6894
0,0196
17,5974
22:15
0,66
16,67
1,79
14,88
12,0260
900
10823,4108
0,00174
1,7362
0,0201
18,0852
22:30
0,73
19,41
1,79
17,62
16,2507
900
14625,6497
0,00175
1,7535
0,0203
18,2656
22:45
0,85
24,43
1,79
22,64
20,1286
900
18115,7795
0,00178
1,7800
0,0206
18,5415
23:00
0,88
25,74
1,85
23,89
23,2629
900
20936,5975
0,00179
1,7861
0,0207
18,6049
23:15
0,90
26,63
1,85
24,78
24,3338
900
21900,4333
0,00179
1,7900
0,0207
18,6461
23:30
0,86
24,86
1,85
23,01
23,8947
900
21505,2444
0,00178
1,7820
0,0206
18,5628
23:45
0,83
23,56
1,90
21,66
22,3375
900
20103,7294
0,00178
1,7758
0,0206
18,4980
0:30
0,80
22,29
1,90
20,39
21,0265
900
18923,8392
0,00177
1,7694
0,0205
18,4311
0:45
0,78
21,45
1,90
19,55
19,9714
900
17974,2608
0,00176
1,7650
0,0204
18,3852
1:00
0,70
18,22
2,00
16,22
17,8863
900
16097,6924
0,00175
1,7463
0,0202
18,1903
1:15
0,69
17,83
2,00
15,83
16,0235
900
14421,1305
0,00174
1,7438
0,0202
18,1645
1:30
0,60
14,44
2,35
12,09
13,9568
900
12561,0761
0,00172
1,7200
0,0199
17,9162
1:45
0,55
12,66
2,35
10,31
11,1971
900
10077,4193
0,00171
1,7053
0,0197
17,7634
2:00
0,54
12,31
2,40
9,91
10,1105
900
9099,4436
0,00170
1,7022
0,0197
17,7313
2:15
0,44
9,04
2,50
6,54
8,2250
900
7402,4982
0,00167
1,6682
0,0193
17,3772
76
2:30
0,39
7,53
2,60
4,93
5,7350
900
5161,4928
0,00165
1,6485
0,0191
17,1720
2:45
0,30
5,07
2,70
2,37
3,6505
900
3285,4946
0,00161
1,6065
0,0186
16,7340
3:00
0,20
2,75
2,70
0,05
1,2082
900
1087,3781
0,00154
1,5436
0,0179
16.0790
Jumlah
Luas DAS
: 15381,62 ha = 153816200 m2 = 15.381.620.000 dm2
Q
: 31,22*(H)1,51
Qs
: 0,001445*(Q)0,0652
Volume Runoff
: 260488,3363 m3 = 260488336,3 dm3
260488,3363
Tebal aliran langsung : 260488336,3 dm3/15.381.620.000 dm2 = 0,0169 dm = 1,694 mm Debit puncak
: 26,6138
Jumlah suspensi
: 407,786 gr = 0,408kg = 0,000408 ton
407,786
77
Kurva Base Flow tanggal 19-20 Mei 2010
waktu
4:30
4:15
4:00
3:45
3:30
3:15
3:00
2:45
2:30
2:15
2:00
1:45
1:30
1:15
1:00
0:45
0:30
23:45
23:30
23:15
23:00
22:45
22:30
22:15
22:00
21:45
21:30
21:15
21:00
20:45
20:30
20:15
BF 20:00
D e b i t
19:45
Q
30,00 29,00 28,00 27,00 26,00 25,00 24,00 23,00 22,00 21,00 20,00 19,00 18,00 17,00 16,00 15,00 14,00 13,00 12,00 11,00 10,00 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00
78
Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan Tanggal 23-24 Mei 2010 di DAS Babon Time Q (WIB) TMA (m) (m^3/dt) Q BF (l/dt) DRO (l/dt) Rerata DRO Int waktu V (m³/dt) Jumlah suspensi (gr) 1
2
20:15
0,30
5,08
1,00
4,08
0
20:30
0,30
5,08
1,00
4,0839129
4,083913
900
3675,52158
16,73730823
20:45
0,40
7,84
1,00
6,8424415
5,463177
900
4916,859476
17,21724564
21:00
0,50
10,98
1,00
9,9767003
8,409571
900
7568,613835
17,59897117
21:15
0,60
14,45
1,10
13,347053
11,66188
900
10495,68889
17,91713768
21:30
0,60
14,45
1,10
13,347053
13,34705
900
12012,34749
17,91713768
21:45
0,60
14,45
1,20
13,247053
13,29705
900
11967,34749
17,91713768
22:00
0,60
14,45
1,20
13,247053
13,24705
900
11922,34749
17,91713768
22:15
0,70
18,22
1,25
16,974359
15,11071
900
13599,63548
18,19062705
22:30
0,80
22,29
1,35
20,936017
18,95519
900
17059,6692
18,43090635
22:45
0,90
26,61
1,40
25,213821
23,07492
900
20767,42684
18,64548079
23:00
0,90
26,61
1,45
25163821
25,18882
900
22669,93875
18,64548079
23:15
0,90
26,61
2,00
24,613821
24,88882
900
22399,93875
18,64548079
23:30
0,90
26,61
2,00
24,613821
24,61382
900
22152,43875
18,64548079
23:45
0,80
22,29
2,00
20,286017
22,44992
900
20204,92684
18,43090635
00:00
0,80
22,29
2,05
20,236017
20,26102
900
18234,91493
18,43090635
0:15
0,80
22,29
2,10
20,186017
20,21102
900
18189,91493
18,43090635
0:30
0,70
18,22
2,40
15,824359
18,00519
900
16204,6692
18,19062705
0:45
0,55
12,67
2,50
10,171873
12,99812
900
11698,30464
17,76458428
291632,0466
325,6734627
Jumlah
3
4 (2-3)
5
6
7 (5 × 6)
8
79
Luas DAS
: 15381,62 ha = 153816200 m2 = 15.381.620.000 dm2
Q
: 31,22*(H)1,51
Qs
: 0,001445*(Q)0,0652
Volume Runoff
: 291632,0466 m3 = 291632046,6 dm3
Tebal aliran langsung : 291632046,6 dm3/15.381.620.000 dm2 = 0,019 dm = 1,896 mm Debit puncak
: 26,6138
Jumlah suspensi
: 325,673427 gr = 0,325673462 kg = 0,000325673 ton
80
Kurva Base Flow tanggal 23-24 Mei 2010
Waktu
4:00
3:45
3:30
3:15
3:00
2:45
2:15
2:00
1:45
1:30
1:15
1:00
0:45
0:30
0:15
0:00
23:45
23:30
23:15
23:00
22:45
22:30
22:15
22:00
21:45
21:30
21:15
21:00
20:45
20:30
20:15
20:00
19:45
19:30
19:15
19:00
BF 18:45
D e b i t
18:30
Q
30,00 29,00 28,00 27,00 26,00 25,00 24,00 23,00 22,00 21,00 20,00 19,00 18,00 17,00 16,00 15,00 14,00 13,00 12,00 11,00 10,00 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00
81
Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan Tanggal 26 Mei 2010 di DAS Babon Time TMA Q DRO (WIB) (m) (m^3/dt) Q BF (l/dt) (l/dt) Rerata DRO Int waktu V (m³/dt) Jumlah suspensi (gr) 1
2
3
4 (2-3)
5
6
7 (5 × 6)
8
14:45
0,20
2,7598
1,05
1,7098
1,7348
900
1561,2772
16,0835
15:00
0,30
5,0839
1,1
3,9839
2,8468
900
2562,1494
16,7373
15:15
0,30
5,0839
1,1
3,9839
3,9839
900
3585,5216
16,7373
15:30
0,40
7,8424
1,2
6,6424
5,3132
900
4781,8595
17,2172
15:45
0,45
9,3654
1,25
8,1154
7,3789
900
6641,0261
17,4177
16:00
0,50
10,9767
1,25
9,7267
8,9210
900
8028,9426
17,5990
16:15
0,60
14,4471
1,25
13,1971
11,4619
900
10315,6889
17,9171
16:30
0,65
16,2989
1,3
14,9989
14,0980
900
12688,1661
18,0586
16:45
0,70
18,2244
1,3
16,9244
15,9616
900
14365,4541
18,1906
17:00
0,70
18,2244
1,4
16,8244
16,8744
900
15186,9235
18,1906
17:15
0,70
18,2244
1,4
16,8244
16,8244
900
15141,9235
18,1906
17:30
0,70
18,2244
1,45
16,7744
16,7994
900
15119,4235
18,1906
17:45
0,60
14,4471
2
12,4471
14,6107
900
13149,6355
17,9171
18:00
0,60
14,4471
2
12,4471
12,4471
900
11202,3475
17,9171
18:15
0,55
12,6719
2
10,6719
11,5595
900
10403,5166
17,7646
18:30
055
12,6719
2,05
10,6219
10,6469
900
9582,1858
17,7646
18:45
0,50
10,9767
2,1
8,8767
9,7493
900
8774,3581
17,5990
19:00
0,45
9,3654
2,1
7,2654
8,0710
900
7263,9426
17,4177
19:15
0,40
7,8424
2,15
5,6924
6,4789
900
5831,0261
17,2172
19:30
0,30
5,0839
2,25
2,8339
4,2632
900
3836,8595
16,7373
19:45
0,30
5,0839
2,25
2,8339
2,8339
900
2550,5216
16,7373
82
20:00
0,25
3,8627
2,35
1,5127
2,1733
900
1955,9745
16,4401
20:15
0,25
3,8627
2,75
1,1127
1,3127
900
1181,4273
16,4401
185450,6913
400,8246
Jumlah
Luas DAS
: 15381,62 ha = 153816200 m2 = 15.381.620.000 dm2
Q
: 31,22*(H)1,51
Qs
: 0,001445*(Q)0,0652
Volume Runoff
: 185450,6913 m3 = 185450691,3 dm3
Tebal aliran langsung : 185450691,3 dm3/15.381.620.000 dm2 = 0,012 dm = 1,206 mm Debit puncak
: 18,2243595
Jumlah suspensi
: 400,4824562 gr = 0,4004824 kg = 0,000400482 ton
Waktu
23:00
22:45
22:30
22:15
22:00
21:45
21:30
21:15
21:00
20:45
20:30
20:15
20:00
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 19:45
19:30
19:15
19:00
18:45
18:30
18:15
18:00
17:45
17:30
17:15
17:00
16:45
16:30
16:15
16:00
15:45
15:30
15:15
15:00
14:45
14:30
14:15
14:00
83
Kurve Base Flow tanggal 26 Mei 2010
BF
84
Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan Tanggal 27-28 Mei 2010 di DAS Babon Time TMA (WIB) (m) Q (m^3/dt) Q BF (l/dt) DRO (l/dt) Rerata DRO Int waktu V (m³/dt) Jumlah suspensi (gr) 1 2 3 4 (2-3) 5 6 7 (5 × 6) 8 19:45 0,1 0,9712 20:00 0,15 1,7890 1 0,7890 0 20:15 0,15 1,7890 1 0,7890 0,7890 900 710,1245 15,635170 20:30 0,25 3,8627 1,05 2,8127 1,8009 900 1620,776 16,440093 20:45 0,25 3,8627 1,1 2,7627 2,7877 900 2508,927 16,440093 21:00 0,25 3,8627 1,25 2,6127 2,6877 900 2418,927 16,440093 21:15 0,3 5,0839 1,25 3,8339 3,2233 900 2900,974 16,737308 21:30 0,4 7,8424 1,45 6,3924 5,1132 900 4601,859 17,217246 21:45 0,5 10,9767 1,5 9,4767 7,9346 900 7141,114 17,598971 22:00 0,55 12,6719 1,5 11,1719 10,3243 900 9291,858 17,764584 22:15 0,55 12,6719 1,55 11,1219 11,1469 900 10032,19 17,764584 22:30 0,6 14,4471 1,75 12,6971 11,9095 900 10718,52 17,917138 22:45 0,7 18,2244 1,75 16,4744 14,5857 900 13127,14 18,190627 23:00 0,7 18,2244 1,8 16,4244 16,4494 900 14804,42 18,190627 23:15 0,7 18,2244 1,9 16,3244 16,3744 900 14736,92 18,190627 23:30 0,65 16,2989 2 14,2989 15,3116 900 13780,45 18,058630 23:45 0,65 16,2989 2 14,2989 14,2989 900 12868,98 18,058630 0:00 0,6 14,4471 2 12,4471 13,3730 900 12035,67 17,917138 0:15 0,5 10,9767 2,05 8,9267 10,6869 900 9618,189 17,598971 0:30 0,5 10,9767 2,2 8,7767 8,8517 900 7966,53 17,598971 0:45 0,45 9,3654 2,3 7,0654 7,9210 900 7128,943 17,417691 1:00 0,4 7,8424 2,4 5,4424 6,2539 900 5628,526 17,217246 1:15 0,3 5,0839 2,5 2,5839 4,0132 900 3611,859 16,737308
85
1:30 1:45 2:00 2:15
0,25 0,25 0,25 0,25
3,8627 3,8627 3,8627 3,8627
2,5 2,5 2,5 2,6 Jumlah
1,3627 1,3627 1,3627 1,2627
1,9733 1,3627 1,3627 1,3127
Luas DAS
: 15381,62 ha = 153816200 m2 = 15.381.620.000 dm2
Q
: 31,22*(H)1,51 m/dt
Qs
: 0,001445*(Q)0,0652 ton/hari
Volume Runoff
: 1763325,7689 m3 = 176325768,9 dm3
900 900 900 900
Tebal aliran langsung : 176325768,9 dm3/15.381.620.000 dm2 = 0,011dm = 1,146 mm Debit puncak
: 18,2243595
Jumlah suspensi
: 430,8921152 gr = 0,430892115 kg = 0,000430892 ton
1775,974 1226,427 1226,427 1181,427 1763325,7689
16,440093 16,440093 16,440093 16,440093 43089212
D e b i t
19:45 20:00 20:15 20:30 20:45 21:00 21:15 21:30 21:45 22:00 22:15 22:30 22:45 23:00 23:15 23:30 23:45 0:00 0:15 0:30 0:45 1:00 1:15 1:30 1:45 2:00 2:15 2:30 2:45 3:00 3:15 3:30 3:45 4:00 4:15 4:30 4:45 5:00
86
Kurve Base Flow tanggal 27-28 Mei 2010 20,00
18,00
16,00
14,00
Q 12,00
10,00
8,00
6,00
4,00
2,00
0,00
BF
Waktu
87
Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan Tanggal 8-9 Juni 2010 di DAS Babon Q BF (l/dt)
Time (WIB)
TMA (m)
Q (m^3/dt)
DRO (l/dt)
Rerata DRO
Int waktu
V (m³/dt)
Jumlah suspensi (gr)
23:45
0,2
2,7598
1,05
1,7098
0,0000
0:00
0,2
2,7598
1,1
1,6598
1,6848
900
1516,2772
16,08350
0:15
0,3
5,0839
1,15
3,9339
2,7968
900
2517,1494
16,73731
0:30
0,3
5,0839
1,15
3,9339
3,9339
900
3540,5216
16,73731
0:45
0,3
5,0839
0,2
4,8839
4,4089
900
3968,0216
16,73731
1:00
0,3
5,0839
1,25
3,8339
4,3589
900
3923,0216
16,73731
1:15
0,5
10,9767
1,25
9,7267
6,7803
900
6102,2759
17,59897
1:30
0,6
14,4471
1,25
13,1971
11,4619
900
10315,6889
17,91714
1:45
0,6
14,4471
1,3
13,1471
13,1721
900
11854,8475
17,91714
2:00
0,6
14,4471
1,3
13,1471
13,1471
900
11832,3475
17,91714
2:15
0,6
14,4471
1,35
13,0971
13,1221
900
11809,8475
17,91714
2:30
0,6
14,4471
1,4
13,0471
13,0721
900
11764,8475
1791714
2:45
0,25
3,8627
1,4
2,4627
7,7549
900
6979,3874
16,44009
3:00
0,25
3,8627
1,45
2,4127
2,4377
900
2193,9273
16,44009
3:15
0,25
3,8627
1,45
2,4127
2,4127
900
2171,4273
16,44009
3:30
0,25
3,8627
1,5
2,3627
2,3877
900
2148,9273
16,44009
3:45
0,2
2,7598
1,5
1,2598
1,8112
900
1630,1023
16,08350
4:00
0,2
2,7598
1,5
1,2598
1,2598
900
1133,7772
16,08350
4:15
0,2
2,7598
1,5
1,2598
1,2598
900
1133,7772
16,08350
88
4:30
0,2
2,7598
1,55
1,2098
1,2348
900
1111,2772
16,08350
4:45
0,15
1,7890
1,79
-0,0010
0,6044
900
543,9508
15,63517
96196,818
335,94695
Jumlah
Luas DAS
: 15381,62 ha = 153816200 m2 = 15.381.620.000 dm2
Q
: 31,22*(H)1,51 m/dt
Qs
: 0,001445*(Q)0,0652 ton/hari
Volume Runoff
: 96196,818 m3 = 96196818 dm3
Tebal aliran langsung : 96196818 dm3/15.381.620.000 dm2 = 0,006 dm = 0,625 mm Debit puncak
: 14,4471
Jumlah suspensi
: 335,9469507 gr = 0,33546951 kg = 0,000335947 ton
89
Kurve Base Flow tanggal 8-9 Juni 2010
Q D e b i t
16,00 15,50 15,00 14,50 14,00 13,50 13,00 12,50 12,00 11,50 11,00 10,50 10,00 9,50 9,00 8,50 8,00 7,50 7,00 6,50 6,00 5,50 5,00 4,50 4,00 3,50 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00
BF
Waktu
90
Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan Tanggal 6-7 september 2010 di DAS Babon Waktu (WIB) 16:45 17:00 17:15 17:30 17:45 18:00 18:15 18:30 18:45 19:00 19:15 19:30 19:45 20:00 20:15 20:30 20:45 21:00 21:15 21:30 21:45 22:00 22:15 22:30 22:45 23:00 23:15 23:30 23:45 0:00 0:15 0:30
TMA (m) 0,16 0,20 0,25 0,28 0,30 0,35 0,40 0,43 0,45 0,50 0,57 0,60 0,70 0,95 1,00 0,98 0,96 0,94 0,90 0,87 0,80 0,70 0,64 0,63 0,61 0,57 0,55 0,54 0,53 0,47 0,45 0,30
Debit (m^3/dt) 1,96 2,75 3,85 4,57 5,07 6,40 7,83 8,73 9,35 10,96 13,36 14,44 18,22 28,89 31,22 30,28 29,35 28,44 26,63 25,30 22,29 18,22 15,91 15,54 14,80 13,36 12,66 12,31 11,97 9,98 9,35 5,07
BF (lt/dt) 1,96 2,00 2,25 2,35 2,45 2,55 2,65 2,75 2,85 3,00 3,15 3,25 3,35 3,45 3,55 3,65 3,75 3,85 3,95 4,00 4,00 4,15 4,25 4,35 4,45 4,55 4,65 4,75 4,85 5,00 5,00 5,07
DRO (lt/dt) 0,00 0,75 1,60 2,22 2,62 3,85 5,18 5,98 6,50 7,96 10,21 11,19 14,87 25,44 27,67 26,63 25,60 24,59 22,68 21,30 18,29 14,07 11,66 11,19 10,35 8,81 8,01 7,56 7,12 4,98 4,35 0,00
Rerata DRO (l/dt) 0,3748 1,1733 1,9079 2,4178 3,2328 4,5115 5,5776 6,2393 7,2305 9,0858 10,6979 13,0275 20,1562 26,5566 27,1510 26,1178 25,0944 23,6316 21,9886 19,7943 16,1793 12,8664 11,4265 10,7701 9,5803 8,4092 7,7855 7,3412 6,0519 4,6667 2,1740
Int. Waktu (dt) 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 Jumlah
Volume Aliran (m3/dt) 0 337,3274 1055,9667 1717,1477 2176,0591 2909,5047 4060,3749 5019,8318 5615,3327 6507,4920 8177,2265 9628,0814 11724,7873 18140,6079 23900,9370 24435,8911 23506,0443 22584,9834 21268,4452 19789,7597 17814,8840 14561,4101 11579,7286 10283,8341 9693,0714 8622,2600 7568,2679 7006,9436 6607,0826 5446,7014 4199,9901 1956,5899 317896,5644
Debit Suspensi (ton/hr) 0,001544 0,001578 0,001596 0,001606 0,001631 0,001653 0,001664 0,001672 0,001689 0,001711 0,001720 0,001746 0,001800 0,001809 0,001805 0,001801 0,001798 0,001790 0,001784 0,001769 0,001746 0,001731 0,001728 0,001723 0,001711 0,001705 0,001702 0,001699 0,001679 0,001672 0,001606
Kg/hr 0 1,54358 1,57788 1,59559 1,60647 1,63104 1,65263 1,66444 1,67191 1,68935 1,71129 1,71996 1,74627 1,79959 1,80870 1,80510 1,80144 1,79771 1,79003 1,78406 1,76938 1,74627 1,73092 1,72824 1,72276 1,71129 1,70528 1,70220 1,69907 1,67909 1,67191 1,60647
Gr/hr 0 1543,5800 1577,8772 1595,5866 1606,4650 1631,0393 1652,6303 1664,4430 1671,9119 1689,3505 1711,2914 1719,9579 1746,2684 1799,5853 1808,6990 1805,1040 1801,4421 1797,7109 1790,0285 1784,0620 1769,3846 1746,2684 1730,9248 1728,2423 1722,7601 1711,2914 1705,2822 1702,2034 1699,0727 1679,0873 1671,9119 1606,4650
Gr/detik 0 0,01787 0,01826 0,01847 0,01859 0,01888 0,01913 0,01926 0,01935 0,01955 0,01981 0,01991 0,02021 0,02083 0,02093 0,02089 0,02085 0,02081 0,02072 0,02065 0,02048 0,02021 0,02003 0,02000 0,01994 0,01981 0,01974 0,01970 0,01967 0,01943 0,01935 0,01859
Jumlah Suspensi (gr) 0 16,07896 16,43622 16,62069 16,73401 16,98999 17,21490 17,33795 17,41575 17,59740 17,82595 17,91623 18,19030 18,74568 18,84062 18,80317 18,76502 18,72615 18,64613 18,58398 18,43109 18,19030 18,03047 18,00252 17,94542 17,82595 17,76336 17,73129 17,69867 17,49049 17,41575 16,73401 550,72841
91
Luas DAS
: 15.381,62 ha = 153.816.200 m2 = 15.381.620.000 dm2
Q
: 31,22*(H)1,51 m/dt
Qs
: 0,001445*(Q)0,0652 ton/hari
Volume Runoff : 317896,564 m3 = 31789656,4 dm3 Tebal aliran langsung : 31789656,4 dm3/15.381.620.000 dm2 = 0,002 dm = 0,207 mm Debit puncak : 31,1928 Jumlah suspensi
: 550,728 gr = 0,551 kg = 0.001 ton
92
Kurve Base Flow tanggal 6-7 September 2010
Q D e b i t
35,00 34,00 33,00 32,00 31,00 30,00 29,00 28,00 27,00 26,00 25,00 24,00 23,00 22,00 21,00 20,00 19,00 18,00 17,00 16,00 15,00 14,00 13,00 12,00 11,00 10,00 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00
BF 16:0016:3017:0017:3018:0018:3019:0019:3020:0020:3021:0021:3022:0022:3023:0023:30 0:00 0:30 1:00 1:30 2:00 2:30 3:00 Waktu
93
Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan Tanggal 8-9 September 2010 di DAS Babon Waktu (WIB) 19:30
TMA (m) 0,15
Debit (m^3/dt) 1,7796
BF (lt/dt) 1,78
DRO (lt/dt) 0,00
Rerata DRO (l/dt) 0,00
Int. Waktu (dt)
Volume Aliran (m3/dt)
19:45
0,16
1,9618
1,25
0,71
0,35592
900
320,3240
20:00
0,17
2,1499
1,45
0,70
0,70583
900
20:15
0,20
2,7478
1,55
1,20
0,94884
900
20:30
0,25
3,8488
1,85
2,00
1,59830
20:45
0,30
5,0686
1,95
3,12
2,55867
21:00
0,40
7,8261
2,00
5,83
21:15
0,45
9,3494
2,15
21:30
0,50
10,9617
2,25
21:45
0,56
13,0076
2,00
22:00
0,59
14,0741
2,15
22:15
0,61
14,8007
22:30
0,67
17,0532
22:45
0,70
23:00 23:15
Debit Suspensi (ton/hr)
Kg/hr
Gr/hr
Gr/detik
Jumlah Suspensi (gr)
0,00151003
1,510028
1510,0283
0,0174772
15,729462
635,2470
0,00151907
1,519071
1519,0710
0,0175818
15,823656
853,9571
0,00154358
1,543580
1543,5800
0,0178655
16,078959
900
1438,4667
0,00157788
1,577877
1577,8772
0,0182625
16,436221
900
2302,8073
0,00160647
1,606465
1606,4650
0,0185933
16,734011
4,47232
900
4025,0889
0,00165263
1,652630
1652,6303
0,0191277
17,214899
7,20
6,51273
900
5861,4601
0,00167191
1,671912
1671,9119
0,0193508
17,415749
8,71
7,95555
900
7159,9920
0,00168935
1,689350
1689,3505
0,0195527
17,597401
11,01
9,85964
900
8873,6767
0,00170831
1,708311
1708,3110
0,0197721
17,794906
11,92
11,46583
900
10319,2428
0,00171711
1,717113
1717,1134
0,0198740
17,886597
2,25
12,55
12,23736
900
11013,6225
0,00172276
1,722760
1722,7601
0,0199394
17,945417
2,35
14,70
13,62693
900
12264,2344
0,00173875
1,738751
1738,7515
0,0201244
18,111994
18,2193
2,45
15,77
15,23623
900
13712,6103
0,00174627
1,746268
1746,2684
0,0202114
18,190296
0,75
20,2197
2,55
17,67
16,71950
900
15047,5505
0,00175817
1,758174
1758,1741
0,0203492
18,314314
0,78
21,4534
2,65
18,80
18,23656
900
16412,9012
0,00176498
1,764978
1764,9784
0,0204280
18,385191
23:30
0,88
25,7396
2,75
22,99
20,89649
900
18806,8399
0,00178607
1,786071
1786,0712
0,0206721
18,604908
23:45
0,90
26,6280
3,00
23,63
23,30881
900
20977,9333
0,00179003
1,790028
1790,0285
0,0207179
18,646130
0:00
0,89
26,1825
3,25
22,93
23,28029
900
20952,2588
0,00178806
1,788060
1788,0598
0,0206951
18,625623
0:15
0,81
22,7115
3,35
19,36
21,14701
900
19032,3062
0,00177155
1,771551
1771,5507
0,0205041
18,453653
0:30
0,75
20,2197
3,45
16,77
18,06560
900
16259,0419
0,00175817
1,758174
1758,1741
0,0203492
18,314314
0:45
0,60
14,4358
3,55
10,89
13,82777
900
12444,9961
0,00171996
1,719958
1719,9579
0,0199069
17,916228
1:00
0,50
10,9617
3,65
7,31
9,09875
900
8188,8780
0,00168935
1,689350
1689,3505
0,0195527
17,597401
1:15
0,45
9,3494
3,65
5,70
6,50555
900
5854,9920
0,00167191
1,671912
1671,9119
0,0193508
17,415749
94
1:30
0,30
5,0686
3,75
1,32
3,50899
900
3158,0899
0,00160647
1,606465
1606,4650
0,0185933
16,734011
1:45
0,26
4,0836
3,85
0,23
0,77609
900
698,4771
0,00158398
1,583984
1583,9837
0,0183331
16,499830
Jumlah
236614,9944
Luas DAS Q
: 15.381,62 ha = 153.816.200 m2 = 15.381.620.000 dm2 : 31,22*(H)1,51 m/dt
Qs
: 0,001445*(Q)0,0652 ton/hari
Volume Runoff : 236614,9944 m3 = 236614994,4 dm3 Tebal aliran langsung : 236614994,4 dm3/15.381.620.000 dm2 = 0,015 dm = 1,538 mm Debit puncak : 26,6139 Jumlah suspensi
: 438,467 gr = 0,438 kg = 0,0004 ton/hr
438,466918
95
Kurve Base Flow tanggal 8-9 September 2010
D e b i t
BF 17:00 17:15 17:30 17:45 18:00 18:15 18:30 18:45 19:00 19:15 19:30 19:45 20:00 20:15 20:30 20:45 21:00 21:15 21:30 21:45 22:00 22:15 22:30 22:45 23:00 23:15 23:30 23:45 0:00 0:15 0:30 0:45 1:00 1:15 1:30 1:45 2:00 2:15 2:30 2:45 3:00
Q
29,00 28,00 27,00 26,00 25,00 24,00 23,00 22,00 21,00 20,00 19,00 18,00 17,00 16,00 15,00 14,00 13,00 12,00 11,00 10,00 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00
Waktu
96
Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan Tanggal 12-13 September 2010 di DAS Babon Waktu (WIB) 18:00 18:15 18:30 18:45 19:00 19:15 19:30 19:45 20:00 20:15 20:30 20:45 21:00 21:15 21:30 21:45 22:00 22:15 22:30 22:45 23:00 23:15 23:30 23:45 0:00 0:15 0:30 0:45 1:00 1:15 1:30 1:45 2:00
TMA (m) 0,12 0,15 0,17 0,20 0,24 0,25 0,28 0,30 0,36 0,40 0,50 0,50 0,60 0,63 0,66 0,70 0,74 0,78
Debit (m^3/dt) 1,2706 1,7796 2,1499 2,7478 3,6187 3,8488 4,5671 5,0686 6,6750 7,8261 10,9617 10,9617 14,4358 15,5395 16,6703 18,2193 19,8140 21,4534
BF (lt/dt) 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,05 1,05 1,10 1,10 1,15 1,15 1,20 1,20 1,15 1,15 1,20
DRO (lt/dt) 0,27 0,78 1,15 1,75 2,62 2,85 3,57 4,02 5,62 6,73 9,86 9,81 13,29 14,34 15,47 17,07 18,66 20,25
Rerata DRO (l/dt) 0,00 0,525099 0,964748 1,448841 2,183257 2,733734 3,207942 3,792843 4,821776 6,175521 8,293879 9,836692 11,548753 13,812659 14,904917 16,269800 17,866649 19,458705
0,80 0,79 0,75 0,73 0,70 0,66 0,65 0,50 0,40 0,36 0,34 0,30 0,25 0,20 0,15
22,2894 21,8701 20,2197 19,4111 18,2193 16,6703 16,2904 10,9617 7,8261 6,6750 6,1230 5,0686 3,8488 2,7478 1,7796
1,20 1,25 1,25 1,30 1,30 1,35 1,35 1,40 1,40 1,45 1,45 1,50 1,50 1,65 1,778
21,09 20,62 18,97 18,11 16,92 15,32 14,94 9,56 6,43 5,22 4,67 3,57 2,35 1,10 0,00
20,671401 20,854736 19,794892 18,540422 17,515190 16,119800 15,130372 12,251052 7,993879 5,825521 4,949000 4,120801 2,958675 1,723296 0,549727
Int. Waktu (dt)
Volume Aliran (m3/dt)
Debit Suspensi (ton/hr)
Kg/hr
Gr/hr
Gr/detik
Jumlah Suspensi (gr)
900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900
472,58916 868,27363 1303,95707 1964,93110 2460,36026 2887,14766 3413,55912 4339,59833 5557,96850 7464,49105 8853,02303 10393,87795 12431,39285 13414,42568 14642,82015 16079,98396 17512,83459
0,0015005 0,0015191 0,0015436 0,0015715 0,0015779 0,0015956 0,0016065 0,0016356 0,0016526 0,0016894 0,0016894 0,0017200 0,0017282 0,0017362 0,0017463 0,0017559 0,0017650
1,500461 1,519071 1,543580 1,571546 1,577877 1,595587 1,606465 1,635571 1,652630 1,689350 1,689350 1,719958 1,728242 1,736178 1,746268 1,755851 1,764978
1500,4610 1519,0710 1543,5800 1571,5464 1577,8772 1595,5866 1606,4650 1635,5707 1652,6303 1689,3505 1689,3505 1719,9579 1728,2423 1736,1783 1746,2684 1755,8514 1764,9784
0,01737 0,01758 0,01787 0,01819 0,01826 0,01847 0,01859 0,01893 0,01913 0,01955 0,01955 0,01991 0,02000 0,02009 0,02021 0,02032 0,02043
15,629802 15,823656 16,078959 16,370275 16,436221 16,620694 16,734011 17,037195 17,214899 17,597401 17,597401 17,916228 18,002524 18,085191 18,190296 18,290119 18,385191
900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 Jumlah
18604,26078 18769,26246 17815,40283 16686,38008 15763,67132 14507,82015 13617,33465 11025,94690 7194,49105 5242,96850 4454,10041 3708,72081 2662,80727 1550,96666 494,75406 276160,12200
0,0017694 0,0017672 0,0017582 0,0017535 0,0017463 0,0017362 0,0017336 0,0016894 0,0016526 0,0016356 0,0016264 0,0016065 0,0015779 0,0015436 0,0015005
1,769385 1,767194 1,758174 1,753500 1,746268 1,736178 1,733570 1,689350 1,652630 1,635571 1,626390 1,606465 1,577877 1,543580 1,500461
1769,3846 1767,1941 1758,1741 1753,5003 1746,2684 1736,1783 1733,5698 1689,3505 1652,6303 1635,5707 1626,3897 1606,4650 1577,8772 1543,5800 1500,4610
0,02048 0,02045 0,02035 0,02030 0,02021 0,02009 0,02006 0,01955 0,01913 0,01893 0,01882 0,01859 0,01826 0,01787 0,01737
18,431090 18,408272 18,314314 18,265628 18,190296 18,085191 18,058018 17,597401 17,214899 17,037195 16,941559 16,734011 16,436221 16,078959 15,629802 553,432915
97
Luas DAS Q
: 15.381,62 ha = 153.816.200 m2 = 15.381.620.000 dm2 : 31,22*(H)1,51 m/dt
Qs
: 0,001445*(Q)0,0652 ton/hari
Volume Runoff : 276160.12200 m3 = 276160122 dm3 Tebal aliran langsung : 276160122 dm3/15.381.620.000 dm2 = 0,018 dm = 1,795 mm Debit puncak : 22,2861 Jumlah suspensi
: 553,433 gr = 0, 553 kg = 0,0006 ton
Q
D e b i t
17:00 17:15 17:30 17:45 18:00 18:15 18:30 18:45 19:00 19:15 19:30 19:45 20:00 20:15 20:30 20:45 21:00 21:15 21:30 21:45 22:00 22:15 22:30 22:45 23:00 23:15 23:30 23:45 0:00 0:15 0:30 0:45 1:00 1:15 1:30 1:45 2:00 2:15 2:30 2:45 3:00 3:15 3:30
98
Kurve Base Flow tanggal 12-13 September 2010
25,00 24,00 23,00 22,00 21,00 20,00 19,00 18,00 17,00 16,00 15,00 14,00 13,00 12,00 11,00 10,00 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00
BF
Waktu
99
Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan Tanggal 15-16 September 2010 di DAS Babon Waktu (WIB) 14:30 14:45 15:00 15:15 15:30 15:45 16:00 16:15 16:30 16:45 17:00 17:15 17:30 17:45 18:00 18:15 18:30 18:45 19:00 19:15 19:30 19:45 20:00 20:15 20:30 20:45 21:00 21:15 21:30 21:45 22:00 22:15 22:30 22:45
TMA (m) 0,2 0,2 0,4 0,4 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,6 0,6 0,6 0,9 0,9 0,9 0,9 0,8 0,8 0,7 0,6 0,5 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
Q (Debit) m^3dt 2,75976 2,75976 7,84245 7,84245 9,36541 9,36541 9,36541 9,36541 9,36541 9,36541 9,36541 9,36541 9,36541 9,36541 9,36541 14,44708 14,44708 14,44708 26,61386 26,61386 26,61386 26,61386 22,28605 22,28605 18,22439 1444708 10,97672 3,86270 3,86270 3,86270 3,86270 3,86270 3,86270 3,86270
Q BF (l/dt) 1 1 1 1 1 1,05 1,1 1,2 1,3 1,3 1,3 1,4 1,5 1,5 1,6 1,75 1,75 1,8 1,8 1,95 1,95 1,95 2 2 2 2 2,05 2,05 2,1 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5
Q DRO (l/dt) 1,75976 1,75976 6,84245 6,84245 8,36541 8,31541 8,26541 8,16541 8,06541 8,06541 8,06541 7,96541 7,86541 7,86541 7,76541 12,69708 12,69708 12,64708 24,81386 24,66386 24,66386 24,66386 20,28605 20,28605 16,22439 12,44708 8,92672 1,81270 1,76270 1,76270 1,66270 1,56270 1,46270 1,36270
Rerata DRO (l/dt) 0 1,75976 4,30111 6,84245 7,60393 8,34041 8,29041 8,21541 8,11541 8,06541 8,06541 8,01541 7,91541 7,86541 7,81541 10,23124 12,69708 12,67208 18,73047 24,73886 24,66386 24,66386 22,47496 20,28605 18,25522 14,33573 10,68690 5,36971 1,78770 1,76270 1,71270 1,61270 1,51270 1,41270
Int waktu (dt) 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900
V (m³/dt) 1583,7812 3870,9949 6158,2087 6843,5386 7506,3684 7461,3684 7393,8684 7303,8684 7258,8684 7258,8684 7213,8684 7123,8684 7078,8684 7033,8684 9208,1184 11427,3683 11404,8683 16857,4227 22264,9771 22197,4771 22197,4771 20227,4621 18257,4471 16429,6984 12902,1590 9618,2072 4832,7395 1608,9329 1586,4329 1541,4329 1451,4329 1361,4329 1271,4329
jumlah suspensi (gr) 16,08351 17,21725 17,21725 17,41769 17,41769 17,41769 17,41769 17,41769 17,41769 17,41769 17,41769 17,41769 17,41769 17,41769 17,91714 17,91714 17,91714 18,64548 18,64548 18,64548 18,64548 18,43091 18,43091 18,19063 17,91714 17,59897 16,44009 16,44009 16,44009 16,44009 16,44009 16,44009 16,44009
100
23:00 23:15 23:30
0,25 0,25 0,25
3,86270 3,86270 3,86270
2,6 2,7 2,8 Jumlah
1,26270 1,16270 1,06270
1,31270 1,21270 1,11270
900 900 900
Luas DAS Q
: 15.381,62 ha = 153.816.200 m2 = 15.381.620.000 dm2 : 31,22*(H)1,51 m/dt
Qs
: 0,001445*(Q)0,0652 ton/hari
Volume Runoff
: 325242,854 m3 = 325242854 dm3
1181,4329 1091,4329 1001,4329 301011,0264
Tebal aliran langsung : 325242854 dm3/15.381.620.000 dm2 = 0,021 dm = 2,114 mm Debit puncak
: 26,6139
Jumlah suspensi
: 629,083 gr = 0,629 kg = 0,0006ton
16,44009 16,44009 16,44009 625,41547
101
Kurve Base Flow tanggal 15-16 September 2010
Q D e b i t
28,00 27,00 26,00 25,00 24,00 23,00 22,00 21,00 20,00 19,00 18,00 17,00 16,00 15,00 14,00 13,00 12,00 11,00 10,00 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00
BF
Waktu
102
Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan Tanggal 16-17 September 2010 di DAS Babon Waktu (WIB)
TMA (m)
Q (Debit) m^3dt
16:00 16:15 16:30 16:45 17:00 17:15 17:30 17:45 18:00 18:15 18:30 18:45 19:00 19:15 19:30 19:45 20:00 20:15 20:30 20:45 21:00 21:15 21:30
0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80 0,90 1,00 1,00 1,00 1,00 0,90 0,90 0,80 0,80 0,70 0,70 0,60 0,60 0,50 0,40 0,30
2,75976 5,08393 7,84246 10,97673 14,44709 18,22440 22,28607 26,61388 31,19278 31,19278 31,19278 31,19278 26,61388 26,61388 22,28607 22,28607 18,22440 18,22440 14,44709 14,44709 10,97673 7,84246 5,08393
21:45 22:00
0,30 0,25
5,08393 3,86271
Q BF (l/dt)
Q DRO (l/dt)
0,95 1 1 1 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,5 1,6 1,75 1,8 1,9 1,95 2 2 2,05 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,5 2,75 Jumlah
Rerata DRO (l/dt)
Int waktu (dt)
V (m³/dt)
jumlah suspensi (gr)
1,80976 4,08393 6,84246 9,97673 13,34709 17,02440 20,98607 25,21388 29,69278 29,69278 29,59278 29,44278 24,81388 24,71388 20,33607 20,28607 16,22440 16,17440 12,34709 12,24709 8,67673 5,44246 2,58393
0 2,94684 5,46319 8,40959 11,66191 15,18575 19,00524 23,09998 27,45333 29,69278 29,64278 29,51778 27,12833 24,76388 22,52498 20,31107 18,25524 16,19940 14,26075 12,29709 10,46191 7,05959 4,01319
900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900
2652,15788 4916,87346 7568,63420 10495,71640 13667,17083 17104,71303 20789,97975 24707,99692 26723,49750 26678,49750 26565,99750 24415,49692 22287,49634 20272,47975 18279,96316 16429,71303 14579,46290 12834,67083 11067,37875 9415,71640 6353,63420 3611,87346
16,73731 17,21725 17,59897 17,91714 18,19063 18,43091 18,64548 18,83954 18,83954 18,83954 18,83954 18,64548 18,64548 18,43091 18,43091 18,19063 18,19063 17,91714 17,91714 17,59897 17,21725 16,73731
2,58393 1,11271
2,58393 1,84832
900 900
2325,53258 1663,48414 329583,183
16,73731 16,44010 431,19513
103
Luas DAS
: 15381,62 ha = 153816200 m2 = 15.381.620.000 dm2
Q
: 31,22*(H)1,51 m/dt
Qs
: 0,001445*(Q)0,0652 ton/hari
Volume Runoff
: 329583,183 m3 = 329583183,5 dm3
Tebal aliran langsung : 329583183,5 dm3/15.381.620.000 dm2 = 0,021dm = 2,143 mm Debit puncak
: 31,1928
Jumlah suspensi
: 429,502 gr = 0,430 kg = 0,0004 ton
104
Kurve Base Flow tanggal 16-17 September 2010
D e b i t
BF 15:00 15:15 15:30 15:45 16:00 16:15 16:30 16:45 17:00 17:15 17:30 17:45 18:00 18:15 18:30 18:45 19:00 19:15 19:30 19:45 20:00 20:15 20:30 20:45 21:00 21:15 21:30 21:45 22:00 22:15 22:30 22:45 23:00 23:15 23:30 23:45 0:00
Q
33,00 32,00 31,00 30,00 29,00 28,00 27,00 26,00 25,00 24,00 23,00 22,00 21,00 20,00 19,00 18,00 17,00 16,00 15,00 14,00 13,00 12,00 11,00 10,00 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00
Waktu
105
Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan Tanggal 25-26 September 2010 di DAS Babon Waktu (WIB)
TMA (m)
Q (Debit) m^3dt
Q BF (l/dt)
Q DRO (l/dt)
Rerata DRO (l/dt)
Int waktu (dt)
V (m³/dt)
jumlah suspensi (gr)
3
5
6
7 (5 × 6)
8
1,1 1,25
4 (2-3) 1,64782 6,57607
10,96169 14,43581 18,21927
1,4 1,5 1,5
0,80 0,90
22,28942 26,61388
18:45
0,90
19:00
17:00 17:15
1 0,20 0,40
2 2,74782 7,82607
17:30 17:45 18:00
0,50 0,60 0,70
18:15 18:30
0 4,111943
900
3700,7483
17,21490
9,56169 12,93581 16,71927
8,068879 11,248753 14,827541
900 900 900
7261,9910 10123,8780 13344,7873
17,59740 17,91623 18,19030
1,75 2
20,53942 24,62803
18,629345 22,583727
900 900
16766,4101 20325,3542
18,43109 18,64613
26,61388
2
24,62803
24,628033
900
22165,2298
18,64613
0,80
22,28942
2,05
20,23942
22,433727
900
20190,3542
18,43109
19:15
0,70
18,21927
2,2
16,01927
18,129345
900
16316,4101
18,19030
19:30
0,70
18,21927
2,3
15,91927
15,969269
900
14372,3418
18,19030
19:45
0,60
14,43581
2,5
11,93581
13,927541
900
12534,7873
17,91623
20:00
0,60
14,43581
2,75
11,68581
11,810814
900
10629,7329
17,91623
20:15
0,50
10,96169
2,9
8,06169
9,873753
900
8886,3780
17,59740
20:30
0,50
10,96169
3
7,96169
8,011692
900
7210,5230
17,59740
20:45
0,40
7,82607
3
4,82607
6,393879
900
5754,4910
17,21490
21:00
0,40
7,82607
3,05
4,77607
4,801066
900
4320,9591
17,21490
21:15
0,30
5,06858
3,2
1,86858
3,322321
900
2990,0889
16,73401
21:30 21:45
0,30 0,25
5,06858 3,84877
3,25 3,25
1,81858 0,59877
1,843576 1,208675
900 900
1659,2187 1087,8073
16,73401 16,43622
197414,829
336,81515
Jumlah
106
Luas DAS
: 15381,62 ha = 153816200 m2 = 15.381.620.000 dm2
Q
: 31,22*(H)1,51 m/dt
Qs
: 0,001445*(Q)0,0652 ton/hari
Volume Runoff
: 197414,83 m3 = 197414829,9 dm3
Tebal aliran langsung : 197414829,9 dm3/15.381.620.000 dm2 = 0,013 dm = 1,283 mm Debit puncak
: 26,61388
Jumlah suspensi
: 336,410 gr = 0,336 kg = 0,0003ton
107
Kurve Base Flow tanggal 25-26 September 2010
D e b i t
BF 16:00 16:15 16:30 16:45 17:00 17:15 17:30 17:45 18:00 18:15 18:30 18:45 19:00 19:15 19:30 19:45 20:00 20:15 20:30 20:45 21:00 21:15 21:30 21:45 22:00 22:15 22:30 22:45 23:00 23:15 23:30 23:45 0:00 0:15 0:30 0:45 1:00 1:15 1:30 1:45 2:00
Q
29,00 28,00 27,00 26,00 25,00 24,00 23,00 22,00 21,00 20,00 19,00 18,00 17,00 16,00 15,00 14,00 13,00 12,00 11,00 10,00 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00
Waktu
108
Lampiran 4.1 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan Tanggal 30 Sept-01 Okt 2010 di DAS Babon Waktu (WIB)
TMA (m)
Debit (m^3/dt)
BF (l/dt)
DRO (l/dt)
Rerata DRO (l/dt)
Int Waktu (dt)
Volume Aliran (m3/dt)
22:00
0,14
160
100
0,60
0
900
0
22:15
0,17
2,15
1,00
1,15
0,876713
900
789,042
0,001519
1,519071
1519,0710
0,017582
15,823656
22:30
0,20
2,75
1,10
1,65
1,398841
900
1258,957
0,001544
1,543580
1543,5800
0,017866
16,078959
22:45
0,24
3,62
1,20
2,42
2,033257
900
1829,931
0,001572
1,571546
1571,5464
0,018189
16,370275
23:00
0,25
3,85
1,30
2,55
2,483734
900
2235,360
0,001578
1,577877
1577,8772
0,018262
16,436221
23:15
0,29
4,82
1,40
3,42
2,982206
900
2683,985
0,001601
1,601110
1601,1104
0,018531
16,678233
23:30
0,33
5,85
1,50
4,35
3,884389
900
3495,951
0,001622
1,621615
1621,6151
0,018769
16,891824
23:45
0,40
7,83
1,60
6,23
5,289603
900
4760,643
0,001653
1,652630
1652,6303
0,019128
17,214899
0:00
0,45
9,35
1,70
7,65
6,937733
900
6243,960
0,001672
1,671912
1671,9119
0,019351
17,415749
0:15
0,50
10,96
1,80
9,16
8,405547
900
7564,992
0,001689
1,689350
1689,3505
0,019553
17,597401
0:30
0,60
14,44
1,90
12,54
10,848753
900
9763,878
0,001720
1,719958
1719,9579
0,019907
17,916228
0:45
0,65
16,29
1,95
14,34
13,438113
900
12094,302
0,001734
1,733570
1733,5698
0,020064
18,058018
1:00
0,70
18,22
2,00
16,22
15,279840
900
13751,856
0,001746
1,746268
1746,2684
0,020211
18,190296
1:15
0,75
20,22
2,05
18,17
17,194501
900
1547,051
0,001758
1,758174
1758,1741
0,020349
18,314314
1:30
0,80
22,29
2,10
20,19
19,179577
900
17261,619
0,001769
1,769385
1769,3846
0,020479
18,431090
1:45
0,90
26,63
2,15
24,48
22,333727
900
20100,354
0,001790
1,790028
1790,0285
0,020718
18,646130
2:00
0,87
25,30
2,30
23,00
23,738622
900
21364,760
0,001784
1,784062
1784,0620
0,020649
18,583979
2:15
0,70
18,22
2,35
15,87
19,434240
900
17490,816
0,001746
1,746268
1746,2684
0,020211
18,190296
2:30
0,66
16,67
2,40
14,27
15,069800
900
13562,820
0,001736
1,736178
1736,1783
0,020095
18,085191
2:45
0,45
9,35
2,45
6,90
10,584866
900
9526,380
0,001672
1,671912
1671,9119
0,019351
17,415749
Qs (Ton/hr)
Kg/hr
Gr/hr
Gr/detik
Jumlah Suspensi (gr)
109
3:00
0,35
6.,40
2,50
3,90
5,398195
900
4858,376
0,001631
1,631039
1631,0393
0,018878
16,989993
3:15
0,30
5,07
2,55
2,52
3,207783
900
2887,005
0,001606
1,606465
1606,4650
0,018593
16,734011
3:30
0,20
2,75
2,75
0,00
1,258198
900
1132,378
0,001544
1,543580
1543,5800
0,017866
Jumlah
190132,415
Luas DAS Q
:15381,62 ha = 153816200 m 2 = 15.381.620.000 dm2 : 31,22*(H)1,51 m/dt
Qs
: 0,001445*(Q)0,0652 ton/hari
Volume Runoff : 190132,415 m3 = 190132414,5 dm3 Tebal aliran langsung : 190132414,5 dm3/15.381.620.000 dm2 = 0,012 dm = 1,236 mm Debit puncak : 26,613= 190132414.5 / Jumlah suspensi
: 382,141 gr = 0,382 kg = 0,0004 ton
16,078959
382,141468
110
Kurve Base Flow tanggal 30 Sept-01 Okt 2010
Q
D e b i t
29,00 28,00 27,00 26,00 25,00 24,00 23,00 22,00 21,00 20,00 19,00 18,00 17,00 16,00 15,00 14,00 13,00 12,00 11,00 10,00 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00
BF
Waktu
111
Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan Tanggal 27 -28 Okt 2010 di DAS Babon Waktu (WIB)
17:15 17:30 17:45 18:00 18:15 18:30 18:45 19:00 19:15 19:30 19:45 20:00 20:15 20:30 20:45 21:00 21:15 21:30 21:45 22:00 22:15 22:30 22:45 23:00 23:15 23:30 23:45
Q (Debit) m^3dt
TMA (m)
0,15 0,2 0,2 0,2 0,3 0,3 0,35 0,45 0,45 0,5 0,6 0,65 0,7 0,75 0,8 0,85 0,9 0,9 0,85 0,8 0,7 0,65 0,65 0,6 0,55 0,45 0,4
1,7890 2,7598 2,7598 2,7598 5,0839 5,0839 6,4132 9,3654 9,3654 10,9767 14,4471 16,2989 18,2244 20,2209 22,2861 24,4177 26,6139 26,6139 24,4177 22,2861 18,2244 16,2989 16,2989 14,4471 12,6719 9,3654 7,8425
Q BF (l/dt)
1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,05 1,05 1,05 1,10 1,10 1,10 1,10 1,15 1,50 1,20 1,20 1,25 1,25 1,30 1,30 1,40 1,50 1,50 1,60 1,75
Q DRO (l/dt)
0,7890 1,7598 1,7598 1,7598 4,0839 4,0839 5,4132 8,3154 8,3154 9,9267 13,3471 15,1989 17,1244 19,1209 21,1361 22,9177 25,4139 25,4139 23,1677 21,0361 16,9244 14,9989 14,8989 12,9471 11,1719 7,7654 6,0925
Rerata DRO (l/dt)
0 1,3799 1,3799 1,3799 2,5420 2,5420 3,2066 4,6827 4,6827 5,4884 7,2235 8,1494 9,1122 10,1104 11,1430 12,2088 13,3069 13,3069 12,2088 11,1430 9,1122 8,1494 8,1494 7,2235 6,3359 4,6827 3,9212
Int waktu (dt)
900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900
V (m³/dt)
1241,8906 1241,8906 1241,8906 2287,7645 2287,7645 2885,9202 4214,4342 4214,4342 4939,5231 6501,1842 7334,5042 8200,9749 9099,4048 10028,7235 10987,9622 11976,2386 11976,2386 10987,9622 10028,7235 8200,9749 7334,5042 7334,5042 6501,1842 5702,3520 4214,4342 3529,1043
jumlah suspensi (gr)
16,08351 16,08351 16,08351 16,73731 16,73731 16,99279 17,41769 17,41769 17,59897 17,91714 18,05863 18,19063 18,31438 18,43091 18,54104 18,64548 18,64548 18,54104 18,43091 18,19063 18,05863 18,05863 17,91714 17,76459 17,41769 17,21725
112
0:00 0:15
0,3 0,2
5,0839 2,7598
1,80 1,80 Jumlah
3,2839 0,9598
2,5420 1,3799
Luas DAS
: 15381,62 ha = 153816200 m2 = 15.381.620.000 dm2
Q
: 31,22*(H)1,51 m/dt
Qs
: 0,001445*(Q)0,052 ton/hari
Volume Runoff
: 187239,984 m3 = 18723998,391 dm3
900 900
Tebal aliran langsung : 18723998,391 dm3/15.381.620.000 dm2 = 0,001 dm = 0,122 mm Debit puncak
: 26,61388
Jumlah suspensi
: 561,772 gr = 0,562 kg = 0,0006 ton
2287,7645 1241,8906 187239,984
16,73731 16,08351 492,31331
29,00 28,00 27,00 26,00 25,00 24,00 23,00 22,00 21,00 20,00 19,00 18,00 17,00 16,00 15,00 14,00 13,00 12,00 11,00 10,00 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 16:00 16:15 16:30 16:45 17:00 17:15 17:30 17:45 18:00 18:15 18:30 18:45 19:00 19:15 19:30 19:45 20:00 20:15 20:30 20:45 21:00 21:15 21:30 21:45 22:00 22:15 22:30 22:45 23:00 23:15 23:30 23:45 0:00 0:15 0:30 0:45 1:00 1:15 1:30 1:45 2:00 2:15 2:30 2:45 3:00
113
Kurve Base Flow tanggal 27-28 Oktober 2010
BF
114
Lampiran 4.1 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan Tanggal 9-10 Nov 2010 di DAS Babon Waktu (WIB)
16:00 16:15 16:30 16:45 17:00 17:15 17:30 17:45 18:00 18:15 18:30 18:45 19:00 19:15 19:30 19:45 20:00 20:15 20:30 20:45 21:00 21:15 21:30 21:45 22:00 22:15 22:30 22:45 23:00 23:15 23:30
TMA (m)
0,20 0,25 0,25 0,25 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80 0,80 0,80 0,85 0,90 1,00 1,20 1,25 1,30 1,35 1,40 1,20 1,15 1,00 0,80 0,75 0,60 0,50 0,50 0,45 0,25 0,25 0,20
Q (Debit) m^3dt
2,7598 3,8627 3,8627 3,8627 7,8425 10,9767 14,4471 18,2244 22,2861 22,2861 22,2861 24,4177 26,6139 31,1928 41,0545 43,6590 46,3169 49,0271 51,7886 41,0545 38,5045 31,1928 22,2861 20,2209 14,4471 10,9767 10,9767 9,3654 3,8627 3,8627 2,7598
Q BF (l/dt)
1 1 1 1 1 1 1 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,6 1,75 1,75 1,75 1,75 1,75 1,8 1,8 1,85 1,85 1,9 1,9 1,95 1,95 2 2 2 2 Jumlah
Q DRO (l/dt)
1,7598 2,8627 2,8627 2,8627 6,8425 9,9767 13,4471 17,1244 21,0861 20,9861 20,8861 22,9177 25,0139 29,5928 39,3045 41,9090 44,5669 47,2771 50,0386 39,2545 36,7045 29,3428 20,4361 18,3209 12,5471 9,0267 9,0267 7,3654 1,8627 1,8627 0,7598
Rerata DRO (l/dt)
0,0000 2,3112 2,8627 2,8627 4,8526 8,4096 11,7119 15,2857 19,1052 21,0361 20,9361 21,9019 23,9658 27,3033 34,4486 40,6068 43,2380 45,9220 48,6578 44,6466 37,9795 33,0236 24,8894 19,3785 15,4340 10,7869 9,0267 8,1961 4,6141 1,8627 1,3112
Int waktu (dt)
900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900
V (m³/dt)
2080,1071 2576,4329 2576,4329 4367,3208 7568,6274 10540,7072 13757,1590 17194,6984 18932,4471 18842,4471 19711,6857 21569,2008 24572,9761 31003,7773 36546,1079 38914,1693 41329,7805 43792,0469 40181,9075 34181,5447 29721,2424 22400,4610 17440,6284 13890,5890 9708,2072 8124,0461 7376,4573 4152,6507 1676,4329 1180,1071 545910,3988
jumlah suspensi (gr)
16,4401 16,4401 16,4401 17,2172 17,5990 17,9171 18,1906 18,4309 18,4309 18,4309 18,5410 18,6455 18,8395 19,1801 19,2572 19,3316 19,4034 19,4729 19,1801 19,1001 18,8395 18,4309 18,3144 17,9171 17,5990 17,5990 17,4177 16,4401 16,4401 16,0835 541,5699
115
Luas DAS
: 15.381,62 ha = 15.3816.200 m2 = 15.381.620.000 dm2
Q
: 31,22*(H)1,51 m/dt
Qs
: 0,001445*(Q)0,0652 ton/hari
Volume Runoff
: 545910,399 m3 = 545910398,84 dm3
Tebal aliran langsung : 545910398,84 dm3/15.381.620.000 dm2 = 0,035 dm = 3,549 mm Debit puncak
: 51,789
Jumlah suspensi
: 541,570 gr = 0,542 kg = 0,001 ton
56,00 54,00 52,00 50,00 48,00 46,00 44,00 42,00 40,00 38,00 36,00 34,00 32,00 30,00 28,00 26,00 24,00 22,00 20,00 18,00 16,00 14,00 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00 14:30 14:45 15:00 15:15 15:30 15:45 16:00 16:15 16:30 16:45 17:00 17:15 17:30 17:45 18:00 18:15 18:30 18:45 19:00 19:15 19:30 19:45 20:00 20:15 20:30 20:45 21:00 21:15 21:30 21:45 22:00 22:15 22:30 22:45 23:00 23:15 23:30 23:45 0:00 0:15 0:30 0:45 1:00 1:15 1:30 1:45 2:00 2:15 2:30 2:45 3:00 3:15 3:30
116
Kurve Base Flow tanggal 09-10 November 2010
BF
117
Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan Tanggal 15-16 Nov 2010 di DAS Babon Waktu (WIB)
TMA (m)
Q (Debit) m^3dt
Q BF (l/dt)
Q DRO (l/dt)
Rerata DRO (l/dt)
Int waktu (dt)
V (m³/dt)
jumlah suspensi (gr)
20:30
0,20
2,7598
1,00
1,7598
0
20:45
0,20
2,7598
1,10
1,6598
1,7098
900
1538,7812
16,0835
21:00
0,25
3,8627
1,10
2,7627
2,2112
900
1990,1071
16,4401
21:15
0,30
5,0839
1,20
3,8839
3,3233
900
2990,9809
16,7373
21:30
0,30
5,0839
1,20
3,8839
3,8839
900
3495,5289
16,7373
21:45
0,35
6,4132
1,25
5,1632
4,5235
900
4071,1847
16,9928
22:00
0,35
6,4132
1,25
5,1632
5,1632
900
4646,8404
16,9928
22:15
0,35
6,4132
1,25
5,1632
5,1632
900
4646,8404
16,9928
22:30
0,40
7,8425
1,25
6,5925
5,8778
900
5290,0246
17,2172
22:45
0,50
10,9767
1,25
9,7267
8,1596
900
7343,6274
17,5990
23:00
0,60
14,4471
1,25
13,1971
11,4619
900
10315,7072
17,9171
23:15
0,70
18,2244
1,30
16,9244
15,0607
900
13554,6590
18,1906
23:30
0,55
12,6719
1,40
11,2719
14,0981
900
12688,3269
17,7646
23:45
0,55
12,6719
1,45
11,2219
11,2469
900
10122,2041
17,7646
0:00
0,55
12,6719
1,50
11,1719
11,1969
900
10077,2041
17,7646
0:15
0,55
12,6719
1,50
11,1719
11,1719
900
10054,7041
17,7646
0:30
0,50
10,9767
1,50
9,4767
10,3243
900
9291,8751
17,5990
0:45
0,45
9,3654
1,50
7,8654
8,6711
900
7803,9573
17,4177
1:00
0,40
7,8425
1,55
6,2925
7,0789
900
6371,0386
17,2172
1:15
0,35
6,4132
1,55
4,8632
5,5778
900
5020,0246
16,9928
1:30
0,30
5,0839
1,60
3,4839
4,1735
900
3756,1847
16,7373
118
1:45
0,25
3,8627
1,75
2,1127
2,7983
900
2518,4809
16,4401
2:00
0,20
2,7598
1,75
1,0098
1,5612
900
1405,1071
16,0835
146871,317
377,4465
Jumlah
Luas DAS
: 15.381,62 ha = 15.3816.200 m2 = 15.381.620.000 dm2
Q
: 31,22*(H)1,51 m/dt
Qs
: 0,001445*(Q)0,0652 ton/hari
Volume Runoff
: 146871,317 m3 = 146871317,173 dm3
Tebal aliran langsung : 146871317,173 dm3/15.381.620.000 dm2 = 0,010 dm = 0,955 mm Debit puncak
: 18,224
Jumlah suspensi
: 378,486 gr = 0,378 kg = 0,0004 ton
119
Kurve Base Flow tanggal 15-16 November 2010
Waktu
3:30
3:15
3:00
2:45
2:30
2:15
2:00
1:45
1:30
1:15
1:00
0:45
0:30
0:15
0:00
23:45
23:30
23:15
23:00
22:45
22:30
22:15
22:00
21:45
21:30
21:15
21:00
20:45
20:30
20:15
20:00
19:45
D e b i t
19:30
Q
20,00 19,50 19,00 18,50 18,00 17,50 17,00 16,50 16,00 15,50 15,00 14,50 14,00 13,50 13,00 12,50 12,00 11,50 11,00 10,50 10,00 9,50 9,00 8,50 8,00 7,50 7,00 6,50 6,00 5,50 5,00 4,50 4,00 3,50 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00
120
Lampiran 4.4 Tabel Analisis Debit Puncak Metode Rasional Tanggal 19 Mei’10 20 Mei’10 23 Mei’10 24 Mei’10 26 Mei’10 27 Mei’10 8 Juni’10 9 Juni’10 6 Sept’10 7 Sept’10 8 Sept’10 9 Sept’10 12 Sept’10 13 Sept’10 15 Sept’10 16 Sept’10 17 Sept’10 25 Sept’10 26 Sept’10 30 Sept’10 01 Okt’10 27 Okt’10 28 Okt’10 9 Nov’10 10 Nov’10 15 Nov’10 16 Nov’10
R24 I C A
R24 1 15 9,8 9,3 0,8 1,8 11 11,5 25 12,5 6 12,5 0,5 7,5 4 3,8 12 25 14 19,5 6,8 2,5 2,3 12 28 12 8,5 13
Tc (jam) 2 1,2298 1,2298 1,2298 1,2298 1,2298 1,2298 1,2298 1,2298 1,2298 1,2298 1,2298 1,2298 1,2298 1,2298 1,2298 1,2298 1,2298 1,2298 1,2298 1,2298 1,2298 1,2298 1,2298 1,2298 1,2298 1,2298 1,2298
R24/24 3 0,6250 0,4083 0,3875 0,0333 0,0750 0,4583 0,4792 1,0417 0,5208 0,2500 0,5208 0,0208 0,3125 0,1667 0,1583 0,5000 1,0417 0,5833 0,8125 0,2833 0,1042 0,0958 0,5000 1,1667 0,5000 0,3542 0,5417
(24/tc)^2/3 4 7,24700 7,24700 7,24700 7,24700 7,24700 7,24700 7,24700 7,24700 7,24700 7,24700 7,24700 7,24700 7,24700 7,24700 7,24700 7,24700 7,24700 7,24700 7,24700 7,24700 7,24700 7,24700 7,24700 7,24700 7,24700 7,24700 7,24700
= Hujan yang terjadi pada tanggal tersebut = Intensitas hujan = Nilai kurva tertimbang daerah penelitian = Luas DAS
I (mm/jam) 5 (3*4) 4,52937 2,95919 2,80821 0,24157 0,54352 3,32154 3,47252 7,54896 3,77448 1,81175 3,77448 0,15098 2,26469 1,20783 1,14744 3,62350 7,54896 4,22742 5,88819 2,05332 0,75490 0,69450 3,62350 8,45483 3,62350 2,56665 3,92546
C 6 0,126539 0,126539 0,126539 0,126539 0,126539 0,126539 0,126539 0,126539 0,126539 0,126539 0,126539 0,126539 0,126539 0,126539 0,126539 0,126539 0,126539 0,126539 0,126539 0,126539 0,126539 0,126539 0,126539 0,126539 0,126539 0,126539 0,126539
A 7 32.31133 32.31133 32.31133 32.31133 32.31133 32.31133 32.31133 32.31133 32.31133 32.31133 32.31133 32.31133 32.31133 32.31133 32.31133 32.31133 32.31133 32.31133 32.31133 32.31133 32.31133 32.31133 32.31133 32.31133 32.31133 32.31133 32.31133
Q (m^3/dt) 8 (5*6*7) 5,1483 3,3635 3,1919 0,2746 0,6178 3,7754 3,9470 8,5804 4,2902 2,0593 4,2902 0,1716 2,5741 1,3729 1,3042 4,1186 8,5804 4,8050 6,6927 2,3339 0,8580 0,7894 4,1186 9,6101 4,1186 2,9174 4,4618
121
Lampiran 4.4 Tabel Persamaan untuk MUSLE Observasi No
Tanggal
hasil sedimen (ton/hr)
Q (mm/dt)
Qp (m^3/dt)
klscp
Sedimen/klscp
Q*Qp
Log x
Log y
x-xr
y-yr
c*d
(x-xr)^2
(y-yr)^2
1
2
3
4
5 (1/4)
6
7 (log 5)
8 (log 6)
9
10
11 (9*10)
12
13
1
19-20 mei
0,0004077
1,694
26,6138
0,009806
0,0416
45,0943
-1,3811
1,654
-0,228
-1,794
0,409
0,0520
3,2170
2
23-24 mei
0,0004754
1,896
26,6138
0,009806
0,0485
50,4862
-1,3144
1,703
-0,083
-1,624
0,135
0,0069
2,6368
3
26 mei
0,0004006
1,206
18,8243
0,009806
0,0408
21,9663
-1,3888
1,342
0,006
0,070
0,000
0,0000
0,0050
4
27-28 mei
0,0004320
1,146
18,2244
0,009806
0,0441
20,8855
-1,3560
1,320
0,038
0,025
0,001
0,0015
0,0006
5
8-9 juni
0,0003363
0,625
14,4471
0,009806
0,0343
9,0282
-1,4647
0,956
-0,070
-0,321
0,022
0,0049
0,1032
6
6-7 sept
0,0005507
0,207
31,1928
0,009806
0,0562
6,4523
-1,2506
0,810
0,066
0,534
0,035
0,0043
0,2855
7
8-9 sept
0,0004385
1,538
26,6139
0,009806
0,0447
40,9618
-1,3496
1,612
-0,010
0,270
-0,003
0,0001
0,0732
8
12-13 sept
0,0005534
1,795
22,2861
0,009806
0,0564
40,0182
-1,2484
1,602
-0,057
0,098
-0,006
0,0033
0,0095
9
15-16 sept
0,0006291
2,114
26,6139
0,009806
0,0642
56,3047
-1,1928
1,751
0,200
0,433
0,087
0,0400
0,1871
10
16-17 sept
0,0004295
2,143
31,1928
0,009806
0,0438
668370
-1,3585
1,825
0,039
0,559
0,022
0,0015
0,3127
11
25-26 sept
0,0003364
1,283
26,6238
0,009806
0,0343
34,1757
-1,4646
1,534
-0,069
0,252
-0,017
0,0047
0,0637
12
30 sept 01 oct
0,0003821
1,236
31,1928
0,009806
0,0390
32,9149
-1,4093
1,517
-0,046
0,411
-0,019
0,0021
0,1689
13
27-28 oct
0,0005618
0,122
26,6139
0,009806
0,0573
3,2414
-1,2419
0,511
0,096
0,177
0,017
0,0092
0,0314
14
9-10 nov
0,0005416
3,549
51,7886
0,009806
0,0552
183,8033
-1,2578
2,264
0,138
0,978
0,135
0,0189
0,9569
15
15-16 nov
0,0003785
0,955
18,2244
0,009806
0,0386
17,3967
-1,4134
1,240
-0,019
-0,070
0,001
0,0004
0,0048
20,09
21,64
0,000
0,000
0,8199
0,1499
8,0564
1,34
1,44
Jumlah Rata-rata
r = 0,07 a = 79,81 b = 0,02 Persamaan
MUSLE Observasi = 79,81(Q.Qp)0,02
122
Lampiran 4.5 Tabel Perbandingan Volume aliran SCS dengan Volume aliran observasi dan Qp Rasional dengan Qp Observasi Tanggal
Vol aliran SCS 3
Vol.aliran obs 3
Qp Ras (m3/det)
Qp Obs (m3/det)
(m /det)
(m /det)
19-20 Mei’10
7782,7264
261185,3767
8,5118
26.6138
23-24 Mei’10
276286,1441
265740,5046
3,4665
26.6138
26 Mei’10
179374,8278
185710,1510
0,6178
18.2243
27-28 Mei’10
381618,6829
172656,8889
7,7224
18.2243
8-9 Juni’10
399685,7679
98191,4003
12,5274
14.4471
6-7 Sept’10
252501,3814
326130,3141
12,8707
31.1928
8-9 Sept’10
952834,7096
208210,2551
4,4618
26.6139
12-13 Sept’10
807901,4942
167023,5013
3,9470
22.2861
15-16 Sept’10
746270,1589
301011,0264
5,4228
26.6138
16-17 Sept’10
473547,3196
345408,1374
8,5804
31.1928
25-26 Sept’10
295838,7990
1228014,694
11,4978
26.6138
30 Sept 01 Okt’10
843991,6643
245490,6818
3,1919
26.6138
27-28 Okt’10
226230,4931
168024,1421
4,9080
26.6138
9-10 Nov’10
190667,6805
545910,3988
13,7287
51.7886
15-16 Nov
135442,7145
138993,3892
7,37918
18.2243
Jumlah
6169974,564
4576100,9210