Kajian Mengenai Tanggungjawab Pemberi Tugas, Kontraktor, dan Konsultan Perencana Terhadap Akibat Terjadinya Defective Design
Tesis Magister
Oleh Nuke Widiastuti Christanti Adisubrata 25098072
Dr. In Harkunti Pertiwi Rahayu
ABSTRAK Defective design merupakan salah satu penyebab terjadinya perselisihan dalam proyek konstruksi (Yates, 1997; Assaf, 1996). Defective design merupakan ketidaksempumaan rancangan, dimana suatu hasil rancangan dinyatakan cacat, salah atau bahkan sulit untuk dilaksanakan di lapangan. Perselihan akibat defective design muncul karena tidak adanya kejelasan pada conditional of contract mengenai pembagian tanggungjawab terhadap terjadi defective design yang ditemukart~ manakala salah satu pihak merasa dirugikan. Sclain tidak jelassnya pasal-pasal dalam conditional of contract, pada wnwnnya pasal-pawl dalam conditional of contract belurn mengakomodasi tuntutan kontraktor sebagai pemberi jasa. Hal ini menyebabkan kontraktor selalu berada di pihak yang lernah. Tujuan penelitian ini adalah melakukan identifikasi defective design yang mungkin ditemukan pada saat tahap pelaksanaan dan melakukan kajian pembagian tanggungjawab terhadap akibat terjadinya defective design yang diternukan pada tahap pelaksanaaan konstruksi berdasarkan conditions of contract yang wnum dipakai di lingkungan industri konstnrksi di Indonesia sehingga diperoleh suatu gambaran urnum mengenai pihak-pihak yang hams bertanggung jawab terhadap kemungkinan kerugian yang ditimbulkan akibat terjadinya defective design. Conditions of contact yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah standar kontrak FIDIC dan AV4 1. Melalui kajian literatur dan penelitian di lapangan, dapat diidentifkasikan jenis jenis defective design yang sering ditemukan dalam tahap pelaksanaan proyek konstruksi yang dikelompokkan menjadi 8 kriteria, yaitu kriteria bifildability, performance, features, conformance, reliability, durability, serviceability, dan aesthetic. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya segala akibat dan kerugian yang ditimbulkan oleh defective design menipakan tanggung jawab pemberi tugas. Namun dernikian pada beberapa kriteria tertentu, yaitu menyangkut design buildability, design performance, dan design features, tampak bahwa kontraktor juga harus bertanggungjawab. Pada design buildability kontraktor harus bertanggungjawab terhadap biaya yang ditimbulkan akibat spesifikasi yang disediakan oleh konsultan perencana tidak ada di pasaran, pemilihan metoda pelaksanaan yang tidak tepat, pembuatan bangunan sementara untuk melindungi bangunan yang ada, terdapatnya bangunan lain yang menggauggu pelaksanaan pekerjaan. Untuk design performance, kontraktor hams bertanggungjawab terhadap biaya yang ditimbulkan akibat ketidakjelasan desain, dan ketidaksesuaian shop drawing dengan desain rencana. Demikian halnya dengan design features, kontraktor harus bertanggungjawab terhadap biaya yang ditimbulkan akibat penggunaan teknologi bar yang belum dikuasai oleh kontraktor.
ABSTRACT
Defective design has contributed to many disputes within construction project (Yates, 1997; Assaf, 1996). Defective design is an inadequate imperfect design which affirmed as incorrect, failed, or even hard to constructed design. Disputes bring over this defective design have been arised by ambiguous statement of shared liability in the conditions of contract when only one side suffer from loss. This ambiguous parts of conditions of contract usually not accomodated to contractor's claim and put them on the weak position. The goal of this research is to identify the variety of defective design that occurrs in construction phase and analyze the liability sharing of defective design loss in order to recognize whose responsibility this is. This study is based on conditions of contract commonly used in Indonesian's construction industry, FIDIC 1987 and AV-41 version of conditions of contract as reference. Trough literature study and field research, 8 criteria of defective designs can be found such as buildability, performance, features, conformance, reliability, durability, serviceability, and aesthetic. Research indicates that eventhough owner take full responsibility of defective design loss in many cases, contractor also takes the responsibility for spesific criteria such as design buildability, design performance, and design features. For design buildability criteria, contractor has to be responsible for the additional cost related to unavailability of material due to the specification, inappropiate construction method, extra temporary work, and the existence of other buildings in location. For design performance criteria, contractor has responsible for the additional cost related to an ambiguous design and inconsistency between shop drawing and original design. Similarly on design features, contractor has to responsibility for extra cost on using unfamiliar new tecnology.
2.3 Aspek Hukum dan Kontraktual 2.3.1 Pendekatan Kontrak Tradisional
11- 11 11-12
2.3.2 Pihak - pihak yang Terikat Perjanjian Kontrak dalam Proyek Konstruksi
11-15
2.3.2.IPemberi Tugas (Pemilik)
11-16
2.3.2.2Konsultan Perencana
11-18
2.3.2.3Kontraktor
11-21
2.3.3 Dokumen Kontrak
11 -22
2.3.3. IPersyaratan Umum Kontrak
11-25
2.3.3.2Persyaratan Khusus Kontrak
11-25
2.3.3.3Addenda
11-25
2.4 Teorema Probabilitas Total
11-26
Bab III Pengumpulan Data 3.1 Identifikasi Macam-macatn Defective Design
III - 1
3.2 Proses Pengumpulan Data
111-9
3.2.1 Penyusunan Kuestioner
111-10
3.2.2 Validasi Kuestioner
111- 11
3.2.3 Penyebaran Kuestioner
111 -12
3.3 Pengolahan Data
111-15
3.3.1 Data atau Informasi Responden
111 -16
3.3.2 Penilaian Responden
111-17
3.3.3 Pengolahan Jawaban Kuisioner
111-24
3.4 Keandalan Survei
111-26
Bab IV Analisis Data 4.1 Analisis Data Primer dan Data Sekunder
IV- 1
4.2 Analisis Data Menurut Data Responden din Conditions of Contract FIDIC
I V - 14
4.2.1 Defective design sehubung n dengan design buildability
IV - 17
4.2.2. Defective design sehubungan dengan design Performance
I V-26
4.2.3 Defective design sehubungan dengan design .features
IV - 31
4.2.4 Defective design sehubungan dengan design Conformance
IV-34
4.2.5 Defective design sehubungan dengan reliability design
IV - 36
4.2.6 Defective design sehubungan dengan design durability
IV - 38
4.2.7 Defective design sehubwigan dengan kriteria serviceability
IV-39
4.2.8 Defective design sehubungan dengan kriteria aesthetic
IV-40
4.3 Analisis Perbandingan Data Menurut AV-41 din Data Responden
IV-40
4.3.1 Defective design sehubwlgan dengan design buildability
IV-43
4.3.2 Defective design sehubungan dengan design Performance
IV-46
4.3.3 Defective design sehubungan dengan design features
I V-50
4.3.4 Defective design sehubungan dengan design Conformance
I V - 51