Kajian Kebijakan, Regulasi & Praktik Bisnis Inklusi di Toko Modern Maria Dian Nurani - Warung Daun, Jakarta - 11 Des 2014
Maria Dian Nurani Pendidikan: Teknik Lingkungan ITB & Manajemen Komunikasi UI
Aktivitas: 1. 2. 3. 4. 5.
Konsultan CSR dan sustainability management Wakil Ketua Komite Tetap Social Responsibility, KADIN Panitia Teknis Tanggung Jawab Sosial - SNI 26000 Nominated Expert NMC SR ISO 26000 (2005-2010) Anggota TP4 (Tim Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan) Kota Bogor 6. Sekjen Intl. Society of Sustainability Professionals (ISSP) Indonesia Chapter
Kontak:
[email protected] - 0816 134 9716 - @mayanurani 2
Latar belakang Sustainable development
Sustainable business
Sustainable consumption
Inclusive Business
Ruang Lingkup & Tujuan Ruang Lingkup (1 bulan) Produk yang dikaji: Produk pangan lokal segar (fresh food) dan sehat; diproduksi oleh UMKM/petani kecil & dipasok ke toko modern (supermarket atau hypermarket).
Tujuan Peta kebijakan & regulasi yg mendorong bisnis inklusi Peta praktik bisnis inklusi di Indonesia Rekomendasi
Sasaran & Metodologi Sasaran: Terciptanya praktik bisnis yang saling menguntungkan antara pengusaha ritel dan petani serta supplier
Metodologi: Internet study, Interview, Observasi “Bogor Organic Fair”
Responden Kategori Asosiasi Bisnis Pemerintah Outlet/pemasok Pemasok
Institusi
Responden
APRINDO
Waketum: Tutum Rahanta Lie
Kemendag
Dir Bina Usaha Perdagangan, Ditjen Perdagangan Domestik: Fetnayeti
General Manager: Timothy Clayton PT Indospirit Natura Product Development Mgr: Leni Meifita PT Tani Sandorikum Pemilik & Manajer: Dr. Tonny Soehartono
LSM pendamping ELSPPAT
Sekretaris: Anton Waspo
UMKM
Anonim
Anonim
CSR staf
Anonim
Anonim
Kerangka Berpikir
…An inclusive business is a sustainable business that benefits low-income communities. In simple words inclusive business is all about including the poor in the business process be it as producers or consumers. –“Inclusive Business. How to Develop Business and Fight Poverty”. Christina Gradl & Claudia Knobloch. Endeva
Pendekatan Sustainability
Sustainable development
Sustainable consumption & production
Social Responsibility
Inclusive Business
Social responsibility
Beyond compliance
Memenuhi peraturan yang berlaku
ISO 26000: Guidance on Social Responsibility
Rantai Nilai Bisnis Pangan Segar Sehat di Toko Modern
Peluang Bisnis Inklusi 1. Rantai pasok: mendapat pasokan dari UMKM sehingga rantai pasok lebih fleksibel dan stabil serta mengurangi biaya
2. Employment: mempekerjakan penduduk/UMKM lokal sehingga mereka dapat memahami produk yang laku di pasaran
3. Produk/jasa:
menghasilkan produk dan jasa untuk kalangan menengah ke bawah
4. Saluran distribusi: menyediakan infrastruktur publik untuk mendukung akses UMKM
Hasil Kajian
Kebijakan & Regulasi • •
•
UU No. 7/2014 tentang Perdagangan Permendag No. 70/2013: Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern Permendag No. 56/2014
• •
UU No. 18/2012 tentang Pangan Permentan no. 24/2013 tentang Sistem Pertanian Organik SNI Sistem Pangan Organik 01-6729:2010, SK Kepala Badan POM tentang Pengawasan Pangan Olahan Organik, Pedoman Budidaya Tanaman dan Produk Tanaman Organik, Pedoman Budidaya Ternak dan Hasil Produk Ternak Organik, Pedoman Budidaya Ternak Lebah Organik, Pedoman Pembuatan Pupuk Organik Untuk Sistem Pertanian Organik, Pedoman Pembuatan Pestisida Untuk Sistem Pertanian Organik, Pedoman Sertifikasi Produk Organik, Pedoman Tata Cara Pencantuman Logo Produk Organik, Pedoman Syarat dan Tata Cara Pendaftaran LSO, Pedoman Permohonan Rekomendasi Jaminan Integritas Produk Organik Impor
Kebijakan & Regulasi • • • • • • • • • • •
Kebijakan & Regulasi • • • •
•
•
UU No. 20/2008 tentang UMKM PP No. 44/1997 tentang Kemitraan PP No. 32/1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil Kepmen BUMN 05/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, yang telah diubah dengan Kepmen BUMN No. 20/2012 dan Kepmen BUMN no. 5/2013 PerMenHut No. 9/2008 tentang Persyaratan Kelompok Tani Hutan untuk Pinjaman Dana Bergulir Pembangunan HTR Nota Kesepahaman Meneg KUKM dan Mendiknas 01/NK/M.KUKM/IX/2007 tentang Peningkatan Peran PT dalam Percepatan Pemberdayaan KUMKM
Tantangan 1. Tantangan internal: memerlukan perubahan internal yang dapat dipandang berisiko dan tidak menguntungkan dalam jangka pendek, serta menghabiskan waktu. Perlu komitmen dan inisiatif internal
2. Tantangan eksternal: infrastruktur dan fasilitas UMKM yang kurang memadai.
3. Tantangan sosial: kepercayaan dan sikap menghargai dari masyarakat dan pemerintah terhadap niat baik perusahaan
Tantangan Internal Toko Modern Perbedaan target konsumen, jaringan toko dan perbedaan motivasi pemilik, menyebabkan perbedaan karakteristik toko modern. Paradigma business as usual vs unusual (profit jangka pendek vs jangka panjang) Demand dari konsumen masih rendah
Tantangan Eksternal (UMKM Pemasok) Kompetensi UMKM kemampuan menjaga kualitas, kuantitas dan kontinuitas produk kemampuan memahami keinginan konsumen ketangguhan dan kedisiplinan dalam mengikuti proses administrasi kemauan dan kemampuan utk berkembang kemampuan komunikasi pemasaran (termasuk negosiasi)
Penjaminan dan akses modal berbunga rendah Akses ke modal kerja Biaya sertifikasi organik yang tinggi Biaya tinggi untuk berjualan di toko modern
Tantangan Eksternal (UMKM Pemasok) Ketersediaan sarana produksi Keterbatasan lahan Akses ke bibit, pupuk dan pestisida bermutu tinggi Ketersediaan mesin/alat pertanian Ketersediaan teknologi pasca panen (penyimpanan, pengolahan dan pengemasan produk)
Infrastruktur yang baik dan memadai Transportasi dari lokasi produksi Infrastruktur pengairan
Tantangan Sosial
Pemerintah dan publik anggap tidak ada alasan bagi toko modern untuk tidak melakukan bisnis inklusi
Kesimpulan & Saran
Kesimpulan Peraturan banyak tapi tidak efektif, karena karakter toko modern tidak sama dan penegakan hukum tidak optimal Setiap pihak jalan sendiri-sendiri, tidak ada yang menangani secara komprehensif dari hulu hingga hilir Potensi: Komunitas organik; Outlet produk organik/sehat di luar toko modern; Sertifikasi: Sertifikat organik; Sertifikat Prima 1, 2, 3; Penjaminan berbasis komunitas (Participatory Guarantee System)
Saran & rekomendasi Toko Modern dapat melakukan: Inisiatif sendiri (berada di bawah kendali langsung) Inisiatif bersama pemangku kepentingan
Biaya: Low cost atau no cost bila bekerjasama untuk kepentingan bisnis atau kepentingan CSR pihak lain
Inisiatif sendiri Rencana kemitraan dengan UMKM dan melaporkan hasilnya Menghapus biaya tertentu Sistem pembayaran lebih cepat untuk UMKM pemasok Pelatihan dan pendampingan Kesempatan magang untuk pahami produk yang laku di pasaran Komunikasi langsung UMKM pemasok dengan pelanggan Tingkatkan demand konsumen (kampanye)
Inisiatif bersama Stakeholder Komitmen pada peningkatan produk pangan sehat UMKM Memberdayakan UMKM pemasok / mencarikan pendamping utk memberdayakan/mewakili dalam berhubungan dengan toko modern (LSM / koperasi / perguruan tinggi / tenaga ahli) Toko modern dapat membuat kebijakan sedemikian rupa untuk memastikan bahwa pihak ketiga memberi penguatan kepada UMKM dan tidak mengambil keuntungan dari kelemahan UMKM. Pendamping juga berfungsi memastikan UMKM mendapatkan sarana produksi yang diperlukan 26
Inisiatif bersama Stakeholder Akses dan kemudahan bagi UMKM pemasok untuk mendapatkan penjaminan dan modal berbunga rendah (dengan Perbankan atau lembaga keuangan non-bank) Mempermudah investor yang mau menyediakan sarana produksi dan infrastruktur yang baik dan memadai (dengan kebijakan dan instrumen ekonomi dari pemerintah) Meningkatkan demand konsumen dan akses pemasaran bagi produk UMKM non-pemasok, dengan melakukan kampanye produk organik/sehat di dalam toko, atau di TV show (dengan media massa), atau bazaar di luar toko secara berkala (dengan komunitas organik) 27
sumber: http://www.sukakualami.com
Terima kasih Maria Dian Nurani