KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KONSUMEN SAAT MEMILIH RUSUNAWA DI WILAYAH SUKOHARJO (Studi Kasus Di Kelurahan Joho Kabupaten Sukoharjo)
(SKRIPSI)
Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana dalam Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh : DWI HARPITASARI NIM. I1107519
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
ABSTRAK
DWI HARPITASARI, 2009 : Kajian Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Konsumen Saat Memilih Rusunawa Di Wilayah Sukoharjo (Studi Kasus Di Kelurahan Joho Kabupaten Sukoharjo), Skripsi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tingkat perkembangan Kabupaten Sukoharjo mengalami akselerasi yang cukup signifikan. Perkembangan tersebut diikuti dengan pertambahan penduduk yang semakin meningkat. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Sukoharjo berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, salah satunya adalah dibangunnya Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) yang mempunyai kemampuan menampung warga dalam jumlah besar namun hanya memanfaatkan lahan yang relatife kecil. Tujuan dari penelitian ini adalah : untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi prioritas utama dan yang berpengaruh yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih rusunawa yang berada di Kelurahan Joho Kabupaten Sukoharjo. Adapun faktorfaktor tersebut adalah : faktor lokasi, fasilitas, kondisi lingkungan, struktur bangunan dan harga sewa. Untuk pengolahan datanya menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 15.00 (Statistical Product and Service Solution). Teknik analisis data menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, analisis regresi linier berganda, analisis korelasi, uji t, uji F, uji dominasi dan uji koefisien determinasi. Dari hasil analisis ini diketahui bahwa dalam uji t kelima variabel bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan sedangkan melalui uji F memiliki pengaruh yang signifikan. Variabel bebas yang mempunyai pengaruh paling utama dibandingkan dengan variabel bebas lainnya terhadap variabel terikat secara bersama-sama (simultan) adalah variabel harga sewa dengan nilai Beta sebesar 0,337. Artinya faktor harga sewa mempunyai pengaruh paling dominan dibanding dengan faktor lokasi, fasilitas, kondisi lingkungan dan strukur bangunan terhadap keputusan penyewa untuk menyewa Rusunawa Joho Sukoharjo.
Kata kunci : Keputusan, Sukoharjo, menyewa, penyewa, rusunawa, variabel.
ABSTRACT
DWI HARPITASARI, 2009: A Study on Factors Affecting the Consumers in Choosing Rusunawa in Sukoharjo Area (A Case Study on Kelurahan Joho Regency Sukoharjo), Thesis of Civil Engineering Department of Engineering Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. The Regency Sukoharjo’s development level accelerates significantly. Such development is followed by the increased number of populations. Therefore, the government of Regency Sukoharjo attempts to meet the people’s needs, one of which by building Rented Simple Stacked Houses (Rusunawa) having capability of accommodating a large number of people with only relatively little area. The objective of research is: to find out what factors becoming the main priority and affecting the consumer’s consideration in choosing rusunawa locating in Kelurahan Joho Regency Sukoharjo. Those factors include: location, facility, environmental condition, building structure and rental cost. The data processing was done using SPSS (Statistical Product and Service Solution) version 15.00 computer program. Technique of analyzing data employed was validity and reliability tests, multiple linear regression and correlation analyses, t-, F-, domination and determination coefficient tests. From the result of analysis, it can be found that in the ttest, the five independent variables do not have partial significant effect but has simultaneous significant effect. The independent variable with the highest effect compared with other independent variables on the dependent variable simultaneously is rental cost variable with Beta value of 0,337. It means that the rental cost factor has the most dominant effect compared with location, facility, environmental condition and building structure factors on the tenant’s decision in renting the Rusunawa Joho Sukoharjo.
Keywords: Decision, Sukoharjo, renting, tenant, rusunawa, variable.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tingkat perkembangan Kabupaten Sukoharjo mengalami akselerasi yang cukup signifikan. Perkembangan tersebut diikuti dengan pertambahan penduduk yang semakin meningkat. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Sukoharjo berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang meliputi sandang, pangan, dan papan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Sukoharjo. Hal ini dilakukan sebagai salah satu wujud nyata komitmen Pemerintah Kabupaten Sukoharjo terhadap masyarakat di Kabupaten tersebut. Wujud riil dari komitmen tersebut adalah dengan dibangunnya Rumah Susun Sederhana Sewa (rusunawa) yang mempunyai kemampuan menampung warga dalam jumlah besar namun hanya memanfaatkan lahan yang relatif sedikit.
Visi pembangunan perumahan dan pemukiman menekankan “papan” sebagai kebutuhan dasar. Penekanan ini mengandung arti bahwa setiap orang atau keluarga Indonesia berhak menempati rumah yang layak dan terjangkau di dalam lingkungan pemukiman yang sehat, aman, dan berkelanjutan guna mewujudkan masyarakat yang berjati diri, mandiri dan produktif. Sedangkan dalam mengemban misi penyelenggaraan perumahan, kemampuan pemerintah sangat terbatas, disamping itu iklim pembangunan perumahan saat ini belum cukup mendukung percepatan pemenuhannya. Oleh sebab itu, perlu menggali sumberdaya dan potensi masyarakat dalam penyelenggaraan perumahan bagi rakyat Indonesia.
Gagasan pembangunan perumahan sederhana seperti rumah susun sederhana, belum banyak diminati masyarakat secara umum. Kondisi ekonomi dan sosial di Indonesia belum memungkinkan untuk meningkatkan laju pembangunan perumahan, khususnya rumah susun. Selain itu, budaya hidup secara horizontal masih kuat, mengakibatkan
masih banyak penduduk yang enggan menempati rumah susun karena dianggap tidak sesuai dengan pola dan disiplin hidup mereka. Upaya – upaya dilakukan agar sebagian rakyat Indonesia dapat menempati rumah yang layak dan terjangkau, diantaranya melalui pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa).
Terkait dengan uraian itu PT. Istaka Karya sebagai salah satu pengembang (developer) ikut berpartisipasi dalam menangani permasalahan tersebut dengan mengembangkan rusunawa di kelurahan Joho Kabupaten Sukoharjo. Pembangunan rusunawa merupakan masalah yang mengaitkan banyak faktor. Setiap rusunawa didaerah tertentu pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Penelitian ini juga berdampak terhadap para developer untuk mengetahui keinginan yang menjadi prioritas konsumen (masyarakat) dalam memilih rusunawa, sehingga developer mampu menentukan target (sasaran) yang nyata saat penjualan rusunawa sehingga modal investasi dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Untuk desainnya sendiri diperlukan desain yang inovatif perencanaan dan perancangan rusunawa yang relevan dengan kondisi aktual Indonesia khususnya didaerah yang akan di bangun rusunawa tersebut. Desain rumah susun yang dimaksud bukan hanya harus memenuhi kriteria maupun persyaratan secara teknis sesuai dengan standart fungsional namun juga harus sesuai dengan standart struktur dan konstruksi bangunan, mencerminkan khasanah arsitektur yang berkembang di Indonesia, secara penataan bangunan diatur secara benar (sesuai peraturan) dan ramah lingkungan, dan secara pengaturan ruang efektif dan efisien. Selain itu desain rumah susun ini secara sosial budaya dapat diterima oleh masyarakat Indonesia, secara ekonomis atau finansial layak bangun dan mampu dimanfaatkan atau terjangkau oleh kelompok sasaranya.
Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo terdiri dari 6 blok yaitu blok A, blok B, blok C, blok D, blok E dan blok F. Dalam hal ini, peneliti mengambil 2 blok yaitu blok A dan blok B karena 4 blok yang lain baru selesai pembangunan. Rusunawa tersebut mempunyai 4 tingkat dengan 3 lantai yang masing-masing lantai berkapasitas 16 unit kamar. Dengan demikian jumlah seluruhnya ada 48 unit kamar. Untuk lantai dasar
digunakan sebagai kantor pengelola dan fasilitas lainnya. Setiap unit kamar di Rusunawa Joho setipe rumah tipe 21, masing-masing mempunyai daya listrik 900 watt. Di setiap lantai harga sewanya berbeda-beda. Lantai 1 harga sewanya Rp 90.000,00 per unit kamar per bulan. Selanjutnya setiap lantai selisihnya Rp10.000,00, makin ke atas makin murah sehingga lantai 3 paling atas harga sewanya Rp 70.000,00 per unit kamar per bulan. Sedangkan untuk kebutuhan listrik dan air ditanggung sendiri oleh setiap penyewa. Dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti mencoba untuk menelaah faktor-faktor apa saja yang sekiranya dapat mempengaruhi penyewa dalam pengambilan keputusan untuk menyewa rusunawa di Kelurahan Joho Kabupaten Sukoharjo. Karena peneliti menyadari tentu banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan penyewa, untuk itu peneliti membatasi hanya lima faktor saja yang sekiranya berpotensi mempunyai pengaruh. Adapun 5 faktor tersebut adalah : 1. Harga sewa, yaitu harga sewa perbulan untuk setiap unit kamar yang di tetapkan oleh pengelola (Pemerintah Kabupaten Sukoharjo) kepada masing-masing penyewa rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo. 2. Lokasi, yaitu tempat dimana bangunan rusunawa Joho itu di bangun tepatnya di Kelurahan Joho Kabupaten Sukoharjo. 3. Fasilitas, yaitu kelengkapan yang menyertai bangunan rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo, seperti : air, listrik, tempat parkir kendaraan, dll. 4. Ketahanan struktur bangunan, yaitu keadaan fisik rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo. 5. Kondisi Lingkungan, yaitu keadaan disekitar rusunawa tersebut.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka rumusan masalahnya adalah faktor- faktor apa saja yang menjadi prioritas utama dan berpengaruh terhadap konsumen dalam menyewa rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo 1.3
Batasan Masalah
Agar pembahasan lebih fokus, maka diperlukan adanya batasan masalah agar solusi yang diberikan sesuai dengan rencana :
1. Penelitian dilakukan di rusunawa yang berada di Kelurahan Joho Kabupaten Sukoharjo. 2. Data primer didapat dari hasil observasi dan kuesioner dari penghuni rusunawa. 3. Teknik dalam menganalisis data digunakan Analisis Regresi Linier Berganda. Semua analisis pengolahan data ini menggunakan bantuan program komputer SPSS (statistical Product and Service Solution) versi 15.00
1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi prioritas utama yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih rusunawa yang berada di Kelurahan Joho Kabupaten Sukoharjo. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh secara bersama-sama (simultan) yang menjadi pertimbangan konsumen saat memilih rusunawa di Kelurahan Joho Kabupaten Sukoharjo.
1.5
Manfaat Penelitian
a. Peneltian ini dapat memperkaya pengetahuan dan wawasan terkait dengan faktor yang menjadi prioritas utama dan yang berpengaruh terhadap konsumen saat memilih rusunawa khusunya di Kelurahan Joho Kabupaten Sukoharjo. b. Menambah informasi dan pengetahuan sebagai pembanding bagi peneliti. Selanjutnya segala kesalahan dan kelemahan serta kekurangan yang ada dalam penelitian ini dapat diperbaiki dan disempurnakan. c. Menambah perbendaharaan skripsi tentang rusunawa. d. Sebagai bahan pertimbangan saat memilih rusunawa didaerah tersebut. 1.6
Kerangka Pikir
Kerangka pikir merupakan alur berpikir yang mempengaruhi penelitian yang digambarkan secara menyeluruh dan sistematis untuk mempelajari teori yang mendukung penelitian tersebut. Adapun kerangka pikir peneliti sebagai berikut :
Mulai Kerangka Pikiran Survey Pendahuluan a. Menentukan populasi dan sampel yang akan diteliti b. Menetapkan, merumuskan dan memilih teknik pengumpulan data. Pengumpulan Data Analisa Data 1. Analisis validitas dan realibilitas 2. Analisis regresi linier berganda 3. Uji hipotesis yaitu dengan uji t dan uji F 4. Analisis koefisien determinasi korelasi dan uji dominasi Pembahasan Kesimpulan Selesai Gambar 1.1 Diagram Alir Tahapan Dalam Penelitian
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
2.1
Tinjauan Pustaka
Pembangunan rumah susun merupakan respon terhadap kebutuhan rumah bagi masyarakat. Rumah susun menjadi alternatif pilihan untuk penyediaan hunian karena merupakan pilihan yang ideal bagi negara-negara berkembang. Daerah yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang tinggi
memiliki permasalahan pada kurangnya
ketersediaan hunian, ketidaklayakan hunian dan keterbatasan lahan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu konsep perencanaan dan pembangunan yang tepat agar permasalahan hunian dapat terselesaikan. Pembangunan Rusunawa merupakan salah satu solusi yang paling rasional yang perlu dipertimbangkan dan diterima oleh Pemerintah Daerah dalam upaya memukimkan masyarakat perkotaan yang kurang beruntung. Rusunawa dengan keterbatasan dan kesederhanaanya menawarkan cara hidup yang lebih bermatabat dengan harga yang lebih terjangkau pada lokasi yang tetap dekat dengan sumber penghasilan. (Indyastari Wikan Ratih, 2006)
Bila di Indonesia sedang dikembangkan rumah susun untuk menjawab terbatasnya lahan di lingkungan perkotaan khususnya di kota-kota besar yang tidak berimbang dengan tingkat kebutuhan masyarakat akan hunian. Hal yang sama terjadi juga di Belanda dikembangkan Cubic House, kawasan hunian horizontal sekaligus vertikal yang berada di pusat kota Rotterdam Belanda yang sekaligus pula menjawab permasalahan lahan tersebut. (Parmonangan Manurung, 2009)
Lebih lanjut tentang Rusunawa, Pemerintah melalui Departemen Pekerjaan Umum dan Kementerian Negara Perumahan Rakyat (Menpera) pada tahun anggaran 2007, yang diberitakan melalui PU-net, merencanakan dan menyelesaikan pembangunan Rusunawa sebanyak 79 unit yang tersebar pada 23 provinsi. Dari sebanyak itu, 30 unit diantaranya
merupakan bangunan baru dan selebihnya 49 unit merupakan program lanjutan tahun 2006. (Setia ayu, 2007:6)
Menurut Undang-undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun dikatakan bahwa tidak semua bangunan gedung bertingkat dapat disebut sebagai rumah susun, karena untuk dapat dikatakan sebagai rumah susun harus memenuhi syarat teknis dan syarat administrasi sesuai dengan apa yang tercantum dalam Undang-undang tentang rumah susun. Syarat teknis tersebut adalah dalam hal ruangan, struktur komponen, bahan bangunan, kelengkapan rumah susun, pengaturannya, tata letak, prasarana lingkungan, dan fasilitas lainnya terpenuhi. Sedang untuk syarat administrasinya berupa Surat Keputusan dari Pemerintah Kabupaten Sukoharjo, yang berkaitan dengan pembangunan Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo. Dengan terpenuhinya syarat teknis dan syarat administrasi maka pembangunan gedung bertingkat dapat dikatakan sebagai Rumah Susun. (UU No.16 : 1985)
2.2
Dasar Teori
2.2.1
Definisi Rumah Susun
Dalam Undang-Undang No.16 tahun 1985, pengertian rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagianbagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian-bersama, bendabersama dan tanah bersama. Maksudnya adalah: 1. Satuan rumah susun adalah rumah susun yang tujuan peruntukan utamanya digunakan secara terpisah sebagai tempat hunian, yang mempunyai sarana penghubung kejalan umum.
2. Lingkungan adalah sebidang tanah dengan batas-batas yang jelas yang di atasnya dibangun rumah susun termasuk prasarana dan fasilitasnya, yang secara keseluruhan merupakan kesatuan tempat pemukiman. 3. Bagian-bersama adalah bagian rumah susun yang dimiliki secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama dalam kesatuan fungsi dengan satuan-satuan rumah susun. 4. Benda-bersama adalah benda yang bukan merupakan bagian rumah susun, tetapi yang dimiliki bersama secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama. 5. Tanah-bersama adalah sebidang tanah yang digunakan atas dasar hak bersama secara tidak terpisah yang di atasnya berdiri rumah susun dan ditetapkan batasnya dalam persyaratan izin bangunan.
Selain itu rumah susun juga harus dilengkapi dengan prasarana lingkungan, fasilitas umum dan fasilitas sosial. Adapun fasilitas tersebut adalah sebagai berikut: 1. Prasarana
lingkungan
adalah
kelengkapan
dasar
fisik
lingkungan
yang
memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagai mana mestinya, antara lain berupa jalan, saluran air limbah, dan saluran air hujan. 2. Fasilitas umum adalah bangunan-bangunan yang dibutuhkan dalam sistem pelayanan lingkungan yang diselenggarakan oleh instansi atau pemerintah, antara lain berupa : jaringan listrik, gas, air bersih, telepon, pembuangan sampah dan pemadam kebakaran. 3. Fasilitas sosial adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya, antara lain berupa : fasilitas pendidikan, kesehatan, perbelanjaan, pemerintahan, pelayanan umum, peribadatan, kebudayaan, olahraga, dan lapangan, serta fasilitas umum lainnya.
Rumah Susun diperlukan untuk mengantisipasi laju pertambahan penduduk, pertambahan luas perkotaan, bertambahnya kebutuhan hunian, dan bertambahnya fasilitas pelayanan harga lahan yang semakin meningkat. Adapun usaha untuk memasyarakatkan rumah rusun adalah penyuluhan terhadap masyarakat tentang harga jual rusun, tinggal di rusun bisa menurunkan biaya hidup, rusun menyediakan kemudahan dan memberi kepastian hukum.
Sasaran dari penghuni rumah susun adalah : 1
Masyarakat berpenghasilan menengah kebawah.
2
Masyarakat yang terkena langsung proyek peremajaan dan pembangunan.
3
Masyarakat sekitar yang berada dalam lingkup kumuh yang segera akan dibebaskan.
4
Masyarakat yang tinggalnya tidak menetap (belum mendapat kesempatan memiliki rumah) dan mereka yang baru berumah tangga.
Selain itu lokasi rumah susun juga harus strategis (terjangkau), yaitu : berdekatan dengan pusat kegiatan kota dan bersifat strategis, masih dalam radius jangkauan pejalan kaki dan jaringan angkutan umum kota, sesuai rencana peruntukan tata ruang wilayah kota. Satuan rumah susun yang merupakan milik perseorangan dikelola sendiri oleh pemiliknya, sedangkan yang merupakan hak bersama harus digunakan dan dikelola secara bersama karena menyangkut kepentingan dan kehidupan orang banyak. Oleh karena itu penghuni rumah susun wajib membentuk perhimpunan penghuni, yang mempunyai tugas dan wewenang mengelola dan memelihara rumah susun beserta lingkungannya, dan menetapkan peraturan-peraturan mengenai tata tertib penghunian.
Pembangunan rumah susun memerlukan persyaratan-persyaratan teknis dan administratif yang lebih berat. Untuk menjamin keselamatan bangunan, keamanan, dan ketentraman serta ketertiban penghunian, dan keserasian dengan lingkungan sekitarnya, maka satuan rumah susun baru dapat dihuni setelah mendapat izin kelayakan untuk dihuni dari Pemerintah. Daerah yang bersangkutan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penghuni satuan rumah susun tidak dapat menghindarkan diri atau melepaskan kebutuhannya untuk menggunakan bagian-bersama, benda-bersama, dan tanah-bersama, karena kesemuanya merupakan kebutuhan fungsional yang saling melengkapi. Selain itu pembangunan rumah susun ditujukan terutama untuk tempat hunian, khususnya bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah. Namun demikian pembangunan rumah susun harus dapat mewujudkan pemukiman yang lengkap dan fungsional, sehingga diperlukan adanya bangunan gedung bertingkat lainnya untuk keperluan bukan hunian yang terutama berguna bagi pengembangan kehidupan masyarakat ekonomi
lemah seperti lapangan kehidupan masyarakat, misalnya untuk tempat usaha, pertokoan, perkantoran, dan sebagainya.
2.2.2
Tujuan Perencanaan Rumah Susun
Dalam Undang-Undang No.16 tahun 1985 tentang Rumah Susun, tujuan perencanaan rumah susun adalah sebagai berikut : Tujuan khusus : untuk mengendalikan laju pembangunan rumah-rumah biasa yang banyak memakan lahan. Sedangkan tujuan lainnya adalah : 1. Memenuhi kebutuhan perumahan yang layak bagi masyarakat, terutama golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah, yang menjamin kepastian hukum dalam pemanfaatannya. 2. Meningkatkan daya guna dan hasil guna tanah di daerah pekotaan dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan menciptakan lingkungan pemukiman yang lengkap, serasi, dan seimbang.
2.2.3
Persyaratan Teknis Rumah Susun
Persyaratan teknis yang menjadi penyebab prioritas dan berpengaruh terhadap konsumen saat pemilihan rusunawa yang dibahas dalam penelitian ini mengacu pada UndangUndang No.16 tahun 1985 meliputi : 1. Ruang, memenuhi fungsi utamanya sebagai tempat tinggal sehari-hari, tempat usaha atau fungsi ganda. 2. Struktur, komponen dan bahan bangunan; memperhatikan prinsip koordinasi modular dan syarat konstruksi. 3. Kelengkapan rumah susun; dilengkapi dengan alat transportasi bangunan, pintu dan tangga darurat kebakaran, alat dan sistem alarm kebakaran, penangkal petir, jaringan air bersih, saluran pembuangan air hujan, saluran pembuangan air limbah, tempat sampah tempat jemuran, kelengkapan pemeliharaan bangunan, jaringan listrik, generator listrik, gas.
4. Kepadatan dan tata letak bangunan; memperhitungkan ketinggian dan kedalaman bangunan serta penggunaan tanah untuk mencapai optimasi daya guna dan hasil guna tanah. 5. Satuan rumah susun mempunyai ukuran yang standar minimum 18 m2 dengan lebar muka minimal 3 m - Dapat terdiri dari satu ruang utama (ruang tidur) dan ruang lain (ruang penunjang) didalam dan/atau diluar ruang utama. - Dilengkapi dengan sistem penghawaan dan pencahayaan buatan yang cukup, sistem evakuasi penghuni yang menjamin kelancaran dan kemudahan, sistem penyediaan daya listrik yang cukup dan menerus, serta sistem pemompaan air secara otomatis. - Batas pemilikan satuan rumah susun dapat berupa ruang tertutup dan/atau sebagian terbuka dan/atau ruang terbuka. 6. Benda bersama, benda bersama dapat berupa prasarana lingkungan dan fasilitas lingkungan. 7. Bagian Bersama, bagian bersama dapat berupa ruang untuk umum, struktur dan kelengkapan rumah susun, prasarana lingkungan dan fasilitas lingkungan yang menyatu dengan bangunan rumah susun. 8. Prasarana lingkungan, prasarana lingkungan berupa jalan setapak, jalan kendaraan sebagai penghubung antar bangunan rumah susun atau keluar lingkungan rumah susun, tempat parkir dan/atau tempat penyimpanan barang, utilitas umum yang terdiri dari jaringan air limbah, jaringan sampah, jaringan pemadam kebakaran, jaringan listrik, jaringan gas, jaringan telepon dan alat komunikasi lainnya. 9. Fasilitas lingkungan, lingkungan rumah susun harus dilengkapi fasilitas perniagaan dan perbelanjaan, lapangan terbuka, pendidikan, kesehatan, peribadatan, fasilitas pemerintah dan pelayanan umum serta pemakaman dan pertamanan.
2.2.4
Peraturan Pembangunan Rumah Susun
Peraturan pembangunan Rumah Susun dalan Undang-undang No.16 tahun 1985 adalah sebagai berikut : Pasal 5 1. Rumah susun dibangun sesuai dengan tingkat keperluan dan kemampuan masyarakat terutama bagi yang berpenghasilan rendah. 2
Pembangunan rumah susun dapat diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara atau Daerah, Koperasi, dan Badan Usaha Milik Swasta yang bergerak dalam bidang itu, serta Swadaya Masyarakat.
Pasal 6 1
Pembangunan rumah susun harus memenuhi persyaratan teknis dan administratif.
2
Ketentuan-ketentuan pokok tentang persyaratan teknis dan administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 7 1
Rumah Susun hanya dapat dibangun di atas tanah hak milik, hak guna bangunan, hak pakai atas tanah Negara atau hak pengelolaan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
2
Penyelenggaraan pembangunan yang membangun rumah susun diatas tanah yang dikuasai dengan hak pengelolaan, wajib menyelesaikan status hak guna bangunan di atas hak pengelolaan tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebelum menjual satuan rumah susun yang bersangkutan.
3
Penyelenggaraan pembangunan wajib memisahkan rumah susun atas satuan dan bagian-bersama dalam bentuk gambar dan uraian yang disahkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang memberi kejelasan atas : a. batas satuan yang dapat dipergunakan-secara terpisah untuk perseorangan; b. batas dan uraian atas bagian-bersama dan benda-bersama yang menjadi haknya masing-masing satuan; c. batas dan uraian tanah-bersama dan besarnya bagian yang menjadi haknya masing-masing satuan.
2.2.5
Peraturan Rusunawa Joho Sukoharjo
Menurut UPTD Rumah Susun Sewa DPU kabupaten Sukoharjo sebagai pengelola Rusunawa Joho Sukoharjo menetapkan syarat-syarat untuk dapat menyewa Rusunawa Joho diantaranya adalah : 1. Setiap penyewa harus mempunyai KTP Kabupaten Sukoharjo 2. Setiap penyewa harus sudah berkeluarga/berstatus sudah menikah 3. Tidak memiliki rumah sendiri 4. mempunyai penghasilan tetap 5. Uang sewanya dibayar setiap bulan.
2.3 Sumber Data
2.3.1 Data Primer Data primer yaitu data yang didapatkan dengan melakukan observasi ke rumah susun yang akan diteliti, dengan cara menyebarkan kuisioner kepada penghuni rumah susun, dan melakukan wawancara langsung kepada penghuni rumah susun itu. Selanjutnya Umar Husain, dalam Sri Rahayu (2005) menyatakan bahwa dalam penelitian ini data primer berupa jawaban kuesioner responden dari pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti.
2.3.2
Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang didapatkan secara tidak langsung oleh peneliti yaitu dari informasi melalui dinas pemukiman, studi pustaka, buku-buku pendidikan atau hukum dan situs internet.
2.4
Populasi dan Sampel Serta Jumlah Sampel
2.4.1 Populasi Menurut Suharsimi Arikunto (1998) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, sedangkan Sutrisno Hadi (1981) menyatakan bahwa populasi adalah sejumlah penduduk atau individu yang mempunyai sifat sama.
2.4.2
Sampel
Menurut Sutrisno Hadi (1981) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian individu yang diselidiki, sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1998) sample adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang representative yang menjadi subyek penelitian yang sesungguhnya.
2.4.3 Jumlah Sampel Menurut Sri Rahayu (2005) menyatakan sebagai pedoman umum dalam pengambilan sampel yang representative adalah jika populasi dibawah 100 dipergunakan sampel sebesar 50% dan jika diatas 100 maka diambil sebesar 15-20% sampel atau jumlah sampel yang dianjurkan dalam pengertian SPSS adalah 50 sampai 100 baris (antara 50 sampai 100sampel). Selanjutnya jika variabel yang dipergunakan dalam penelitian itu banyak maka ukuran sampelnya minimal 10 kali atau lebih dari jumlah factor atau variabel yang digunakan dalam penelitian.
2.5
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian data yang dibutuhkan untuk dianalisis adalah data yang sesuai dengan persoalan yang dihadapi, artinya data yang dikumpulkan itu bertalian, mengena dan tepat. Dalam penelitian ini pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan kuesioner tertulis angket, yaitu kumpulan pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seorang responden, dan cara menjawabnya juga dilakukan dengan tertulis. Untuk studi lapangan (pengamatan langsung pada obyek) dengan cara : 1) Kuesioner Metode pengumpulan data dengan cara membagikan daftar pertanyaan sesuai dengan yang diteliti kepada responden.
Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (1998) Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner dapat di bedakan menjadi beberapa jenis,yaitu : 1. Dipandang dari cara menjawab a) Kuesioner terbuka, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang memberikan kesempatan pada responden untuk menjawab dalam kalimatnya sendiri. b) Kuesioner tertutup, yatiu sejumlah pertanyaan tertulis yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. 2. Dipandang dari jawaban yang diberikan a) Kuesioner langsung, yaitu jika daftar pertanyaanya diserahkan pada responden agar menjawab tentang dirinya. b) Kuesioner tak langsung, yaitu jika daftar pertanyaan diserahkan kepada responden agar menjawab tentang orang lain. 3. Dipandang dari bentuknya a) Kuesioner pilihan ganda yaitu sama dengan kuesioner tertutup, responden tinggal memilih jawaban yang tersedia. b) Kuesioner isian yaitu sama dengan kuesioner terbuka, responden diberi kesempatan untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. c) Chek list yaitu sebuah daftar pertanyaan dimana responden tinggal menghubungkan tanda chek (v) pada kolom yang sesuai. d) Rating Scale yaitu sebuah pertanyaan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan, misalnya mulai sangat baik sampai sangat kurang baik.
Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo yang dipengaruhi oleh faktor harga sewa, lokasi, ketahanan struktur bangunan, fasilitas dan kondisi linkungan. Pengukurannya dilakukan dengan skala likert dimana responden diberi pilihan (obtion) yang kemudian tinggal memilih derajat kesetujuan/ketidaksetujuannya atas pertanyaan yang diajukan. Nilai dari skala linkert tersebut adalah : a. Jawaban Sangat Setuju diberi nilai 4.
b. Jawaban Setuju diberi nilai 3. c. Jawaban Tidak Setuju diberi nilai 2. d. Jawaban Sangat Tidak Setuju diberi nilai 1. Untuk menguji kehandalan dari kuesioner yang digunakan adalah dengan menggunakan uji : a) Validitas Kuesioner Validitas adalah seberapa cermat suatu kuesioner melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1994, p.118). Sebuah kuesioner bisa dikatakan valid jika kuesioner tersebut benar-benar mengukur apa yang harus diukur. Pengukuran validitas ini dilakukan dengan menghitung korelasi antara total jawaban responden terhadap setiap pertanyaan. Pengolahan data dengan menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 15.00
Tinggi rendahnya validitas suatu angket dihitung dengan teknik korelasi, dengan rumus :
r=
N å XY - (å X )(åY )
{N å X
2
-
(å X ) }{N åY - (åY )} 2
2
Dimana : r
= Koefisien korelasi setiap variabel
N = Jumlah sampel X = Skor masing-masing item Y = Skor total
Kriteria uji validitas secara singkat (rule of tumb) adalah 0,3. Jika korelasi sudah lebih besar dari 0,3 maka kuesioner/pertanyaan yang dibuat dikategorikan sahih/valid.(Bambang Setiaji,2008)
b) Uji Reliabilitas
Yang dimaksud dengan reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Selain itu, juga untuk memastikan bahwa responden cukup konsisten dalam memberikan jawaban (reliabilitas). Analisis keandalan butir bertujuan untuk menguji konsistensi butirbutir
pertanyaan
dalam
mengungkap
indikator.
Reliabilitas
test
dapat
diestimasikan dengan menggunakan analisis Alpha Cronbach, dengan rumus (Husein, 2003, p.96) 2 é K ù é æç åab ö÷ù r11 = ê ê1 ú 2 ë K - 1úû êë çè at ÷øúû
Dimana : r11
= Reliabilitas yang dicari
k
= Banyaknya butir pertanyaan
å sb
2
st 2
= Jumlah varian butir = Varian total
Menurut Santosa dan Ashari (2005, p.251) bahwa penilaian responden dianggap reliabel jika mencapai alpha lebih besar dari 0,6. Pengolahan data dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 15.00 2) Observasi Adalah metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung. 3) Wawancara Adalah metode pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak kepada responden.
Sedangkan untuk studi pustaka dalam teknik ini, pengumpulan data dilakukan melalui riset kepustakaan untuk mendapatkan dasar teori yang kuat sebagai dasar dari masalah yang diteliti, sehingga akan memperoleh kesimpulan yang bersifat ilmiah.
2.6 Metode Analisa Data
2.6.1. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), ketahanan struktur bangunan (X4) dan harga sewa (X5) terhadap variabel dependen yaitu keputusan penyewa dalam menyewa rumah susun (Y), dengan rumus : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 +b5X5 (Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo, 2000:299) Dimana : Y
= Keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Sukoharjo
X1
= Lokasi
X2
= Fasilitas
X3
= Kondisi Lingkungan
X4
= Ketahanan Struktur Bangunan
X5
= Harga Sewa
a
= Konstanta
b1, b2, b3, b4,b5= Koefisien regresi variabel X1, X2, X3, X4, dan X5
2.6.2
Analisa Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mencari hubungan antara variabel yang diteliti yaitu variabel lokasi fasilitas kondisi lingkungan ketahanan struktur bangunan dan harga sewa sebagai variabel (x) dengan variabel keputusan penyewa dalam menyewa rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo sebagai variabel (y). Kelima variabel bebas tersebut bisa dikatakan mempunyai korelasi atau hubungan yaitu apabila terjadi perubahan pada salah satu variabel bebas maka akan mengakibatkan perubahan pada variabel terikat. Dimana terjadinya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat disebut hubungan linier yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi.
Variabel bebas (x) 1. lokasi 2. fasilitas
Variabel Terikat (y) Keputusan Penyewa
3. kondisi lingkungan 4. ketahanan struktur bangunan 5. harga sewa Gambar 2.1 Hubungan variabel bebas dengan variabel terikat
Untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat digunakan koefisien korelasi (r). Nilai koefisien korelasi (r) dinyatakan dengan bilangan berkisar -1 sampai +1 yang kriterianya sebagai berikut : 1) Jika r semakin mendekati +1 atau r semakin mendekati -1, berarti hubungan kedua varaibel tersebut sangat kuat atau sempurna. 2) Jika r semakin mendekati 0, berarti hubungan kedua variabel tersebut lemah. 3) Jika r = 0, berarti kedua variabel tersebut tidak mempunyai hubungan sama sekali (Ronald E. Walpole, 1995, 371-372)
2.6.3
Uji Hipotesis
a. Uji t (t-test) Uji t ini digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara sendiri-sendiri. a. Komposisi hipotesis Ho : β1 = 0, tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu variabel lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur bangunan (X4), dan harga sewa (X5) terhadap variabel terikat yaitu variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) secara sendiri-sendiri. Ha : β1 ≠ 0, ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu variabel lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur bangunan (X4), dan harga sewa (X5) terhadap variabel terikat yaitu variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) secara sendiri-sendiri. b. Menentukan level of significance (α) dimana α = 5%
Derajat kebebasan (dk) dimana dk = n – 1 – k t tabel = α/2;n-1-k Dimana : n = jumlah data (responden) k = jumlah variabel bebas c. Kriteria pengujian
1) Berdasarkan nilai t Ø
Ho diterima jika - t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
Ø Ho ditolak jika thitung < - ttabel dan thitung > ttabel 2) Berdasarkan nilai probabilitas Ø Ho diterima jika nilai signifikansinya >0,05 Ø
Ho ditolak jika nilai signifikansinya <0,05
d. Mencari t hitung t hitung =
b Sb
(Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo, 2000:308)
Dimana : b
= Koefisien regresi
Sb = Standard error e. Kesimpulan Dengan membandingkan antara t
hitung
dengan t
tabel
dan dengan melihat nilai
signifikansinya lebih dari atau kurang dari 0,05 maka dapat ditentukan apakah H0 diterima atau ditolak.
b) Uji F (F-test) Uji F ini digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama. a. Komposisi hipotesis Ho : β1 = β2 = β3 =β4 = 0, tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu variabel lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur bangunan (X4), dan harga sewa (X5) terhadap variabel terikat yaitu variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) secara bersama-sama. Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0, ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu variabel lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur bangunan (X4), dan harga sewa (X5) terhadap variabel terikat yaitu variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) secara bersama-sama. b. Menentukan level of significance (α) dimana α = 5% Derajat kebebasan (dk) dimana dk = k;(n-1-k) F tabel = α;k;(n-1-k) atau 0,05;k;(n-1-k) Dimana : n = jumlah data (responden) k = jumlah variabel bebas c. Kriteria pengujian
1) Berdasarkan nilai t Ø Ho diterima jika Fhitung < Ftabel Ø Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel
2) Berdasarkan nilai probabilitas Ø Ho diterima jika nilai signifikansinya >0,05 Ø Ho ditolak jika nilai signifikansinya <0,05 d. Mencari F hitung Fhitung =
SSR / k (Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo, 2000:350) SS Re s / n - 1 - k
Dimana : SSR
= Sum of Square Regression
SSRes
= Sum of Square Ressidual
k
= Banyaknya variabel bebas
n
= Jumlah data (responden)
e. Kesimpulan Dengan membandingkan antara F
hitung
dengan F
tabel
dan dengan melihat nilai
signifikansinya lebih dari atau kurang dari 0,05 maka dapat ditentukan apakah H0 diterima atau ditolak.
2.6.4. Analisis Koefisien Determinasi Analisis ini untuk mengetahui besarnya sumbangan pengaruh variabel bebas yaitu yaitu variabel lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur bangunan (X4), dan harga sewa (X5) terhadap variabel terikat yaitu variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) dalam bentuk prosentase (%).
R2 =
b1 å X 1Y + b2 å X 2Y + b3 å X 3Y + b4 å X 4Y + b5 å X 5Y
åY
Dimana : R2
= Koefisien Determinasi
b1
= Koefisien Variabel X1
b2
= Koefisien Variabel X2
b3
= Koefisien Variabel X3
2
b4
= Koefisien Variabel X4
b5
= Koefisien Variabel X5
Y
= Keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Sukoharjo
X1
= Lokasi
X2
= Fasilitas
X3
= Kondisi Lingkungan
X4
= Ketahanan Struktur Bangunan
X5
= Harga Sewa
2.7
Cara Kerja SPSS
Pada dasarnya komputer berfungsi mengolah data menjadi informasi yang berguna bagi pengguna komputer. Data yang diolah dimasukkan sebagai input, kemudian dengan proses pengolahan data oleh komputer dihasilkan output berupa informasi untuk kegunaan lebih lanjut. Berikut ini sedikit gambaran tentang cara kerja komputer dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) dalam mengolah data.
INPUT DATA Dengan Data Editor
PROSES DATA Dengan Data Editor
OUTPUT DATA Dengan Output Navigator · Pivot Table Editor · Text Output Editor · Chart Editor
Gambar 2.2 Cara Kerja SPSS
Keterangan : 1. Data dimasukkan melalui Data Editor yang otomatis muncul di layar SPSS pada saat SPSS dibuka. 2. Data yang telah diinput kemudian diproses melalui Data Editor. 3. Hasil pengolahan data muncul di layar window yang lain dari SPSS, yaitu Output Navigator. Lalu tampilannya dapat berupa : a. Tulisan Pengerjaan (perubahan bentuk huruf, penambahan, pengurangan dan lainnya) yang berhubungan dengan output berupa teks dapat dilakukan melalui menu Text Output Editor. b. Tabel Semua pekerjaan yang berhubungan dengan tabel dapat dilakukan melalui menu Pivot Table Editor. c. Grafik Output yang berbentuk grafik (chart) dapat dilakukan melalui menu Chart Editor.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Uraian Umum
Suatu penelitian akan berhasil dengan baik, jika menggunakan metodologi penelitian dengan tepat. Peneliti dituntut untuk memiliki kemampuan menentukan aspek metodologi yang tepat dengan rancangan penelitian yang ditetapkan. Metodologi penelitian adalah suatu ilmu yang mempelajari cara-cara dalam penelitian untuk menemukan, mengumpulkan, mengembangkan, menganalisis dan menguji kebenarannya, dikerjakan dengan hati-hati, sistematis dan berdasarkan ilmu pengetahuan dengan metode ilmiah. Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan tentang suatu kebenaran.
3.2
3.2.1
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian
Lokasi pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan di Rusunawa Kelurahan Joho Kabupaten Sukoharjo.
3.2.2
Waktu Penelitian
Waktu pengambilan data penelitian ini dilakukan pada bulan September 2009.
3.3
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis, artinya data mulamula dikumpulkan dan disusun, lalu dijelaskan dan dianalisis hingga akhirnya ditarik kesimpulan atas permasalahan yang ada.
3.4
Tahapan Penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa tahapan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram alir tahap penelitian berikut : Mulai
Kerangka Pikiran
Survey Pendahuluan
a. Menentukan populasi dan sampel yang akan diteliti b. Menetapkan, merumuskan dan memilih teknik pengumpulan data.
Pengumpulan Data
Analisa Data 5. Analisis validitas dan realibilitas 6. Analisis regresi linier berganda 7. Uji hipotesis yaitu dengan uji t dan uji F 8. Analisi koefisien determinasi korelasi dan uji dominasi
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
Gambar 3.1 Diagram alir tahapan dalam penelitian Berikut penjelasan tahapan dalam penelitian : 1. Merencanakan kerangka pikir penelitian a. Memilih masalah yang diteliti b. Merumuskan, membatasi masalah, menentukan tujuan dan manfaat, kemudian melakukan studi pendahuluan sebagai dasar penyusunan teori dan tinjauan pustaka. 2. Survey Pendahuluan a. Menentukan populasi dan sampel yang akan diteliti b. Menetapkan, merumuskan dan memilih teknik pengumpulan data. 3. Menetapkan dan mengumpulkan sampel (data) serta mengklasifikasikan data. 4. Melakukan analisis data penelitian dengan menggunakan program komputer (SPSS) versi 15.00 (Statistical Product and Service Solution) yaitu : a. Analisis validitas dan reliabilitas. b. Analisis regresi linier berganda. c. Uji Hipotesis dengan menggunakan uji F dan uji t. d. Analisis koefisiensi determinasi korelasi dan uji dominasi. 5. Pembahasan Melakukan pembahasan dari hasil analisis data penelitian yaitu : Analisis Simultan (bersama-sama) Ø Apakah ada pengaruh yang signifikan dari semua variabel bebas (harga sewa, lokasi, ketahanan struktur bangunan, fasilitas dan kondisi lingkungan) secara bersama-sama terhadap variabel terikat ( keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo). Ø Menentukan diantara variabel bebas itu mana yang berpengaruh paling utama terhadap keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo. 6. Menarik kesimpulan.
3.5
Populasi dan Sampel
3.5.1
Populasi
Populasi sampel penelitiannya adalah para penghuni rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo yang berjumlah 96 penyewa.
3.5.2
Sampel
Besarnya sampel dalam penelitian ini sebanyak 50% dari jumlah keseluruhan penyewa (Sri Rahayu, 2005) sehingga berjumlah 50% x 96 = 48. Jadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 48 penyewa saja.
3.6
Teknik Sampling
Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik convenience sampling yaitu suatu metode dimana anggota populasi dapat dengan mudah dipilih sebagai sampel, sesuai dengan karekteristik populasi (Suharsimi Arikunto, 1998:114) yaitu 48 penyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo.
3.7
Teknik Pengumpulan Data
Dari uraian diatas, maka dalam penelitian ini teknik pengumpulan datanya menggunakan jenis kuesioner langsung, tertutup, dan bentuk Check list.
3.7.1
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari pengamatan langsung dilapangan.
3.7.1.1
Data Primer
Data primer dalam penelitian ini berupa jawaban kuesioner responden dari pertanyaanpertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti yang diisi oleh penghuni rusunawa.
3.7.1.2
Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan membaca surat kabar, majalah literature dan sumber-sumber yang relevan.
3.8 Penyusunan Kuesioner Menyusun kuisioner/angket, meliputi tahap-tahap sebagai berikut : 1. Menyusun bentuk pertanyaan 2. Membuat item pertanyaan dan pilihan jawaban. 3. Membuat petunjuk pengisian kuisioner/angket bagi responden. 4. Membuat surat pengantar yang berisi permohonan dalam mengisi, maksud dan tujuan kuisioner/angket serta ucapan terimakasih.
BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1
Tinjauan Umum
Dalam bab ini akan disajikan gambaran umum obyek penelitian serta hasil yang telah diperoleh beserta interpelasi data. Analisis data ini merupakan bagian terpenting dari penyusunan skripsi karena dalam analisis ini diperoleh kesimpulan yang merupakan gambaran jawaban dari masalah yang disajikan dan penyajian terhadap hipotesis yang dikemukakan. Sesuai dengan tahapan penelitian yang telah diutarakan pada bab sebelumnya setelah didapatkan data primer dan data sekunder yang dibutuhkan, kemudian dilanjutkan dengan analisis data dan pembahasan untuk mendapatkan jawaban dari rumusan yang ada. Analisis data yang digunakan faktor pengerjaannya dengan bantuan komputer paket program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 15.00.
4.2
Deskripsi Lokasi Penelitian
Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Kelurahan Joho Kabupaten Sukoharjo ini memiliki tempat yang cukup strategis untuk digunakan sebagai lokasi hunian karena masih berada ditengah kota dan dekat dengan jalan raya yang dilalui bus menuju Surakarta sehingga akan memudahkan penghuni untuk memperoleh sarana transportasi untuk kegiatan sehari-hari. Rumah Susun Sederhana Sewa ini beralamat di Kelurahan Joho, Kabupaten Sukoharjo. Adapun batas lokasinya adalah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara
: Jalan KH. Agus Salim
2. Sebelah Timur
: Persawahan
3. Sebelah Selatan
: Persawahan
4. Sebelah Barat
: Jalan Wandoyo Pranoto
4.3
Deskripsi Responden
Populasi dalam penelitian ini adalah penyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo yang berjumlah 96 penyewa. Teknik pengambilan sampel menggunakan convinence sampling. Besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 48 penyewa yang diambil 50% dari jumlah populasi yang dijadikan sebagai responden. Di bawah ini penulis tampilkan karakteristik responden berdasarkan umur, jenis pekerjaan, banyaknya penghasilan perbulan, jumlah penghuni dan sifat menyewa.
4.3.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Berikut ini adalah sebaran sampel umur responden Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2009, sebanyak 48 penyewa : Untuk menjadikan sebaran ini menjadi daftar distribusi frekuensi (Sudjana, 1998) diperlukan langkah-langkah sebagai berikut : 39
45
32
32
37
39
65
35
26
29
42
25
33
28
35
58
40
36
37
21
34
40
47
36
38
36
55
25
31
38
21
24
32
24
28
31
31
25
36
29
27
39
52
34
38
35
28
62
1. Menentukan rentang kelas (R) yaitu dengan cara data paling besar dikurangi data paling kecil. Data paling besar = 65 dan data paling kecil = 21. Jadi rentang kelas (R) = 65-21 = 44. 2. Menentukan banyaknya kelas interval, biasanya digunakan formulasi Sturges yaitu : Banyaknya kelas (BK) = 1 + (3,3 Log n) Dengan n adalah banyaknya data. n pada sampel ini adalah 48 penyewa maka
BK = 1 + (3,3 Log 48) = 6,54 dibulatkan ke atas menjadi 7 kelas. 3. Menentukan panjang kelas interval (P), dilakukan dengan cara membagi rentang kelas (R) dengan banyaknya kelas interval (BK). Jadi P = R : BK = 44 : 7 = 6,28 dibulatkan ke bawah menjadi 6. 4. Menentukan ujung kelas paling bawah interval pertama, diambil nilai data yang paling rendah, yaitu 21. 5. Memasukkan nilai masing-masing data ke dalam tabel. Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Umur (tahun)
Jumlah Penyewa
Persentase (%)
21 – 28
12
25
29 – 36
18
37,5
37 – 44
11
22,91
45 – 52
3
6,25
53 – 60
2
4,17
61 – 68
2
4,17
Total
48
100
Jumlah Penyewa
2, 4%2, 4% 3, 6%
12, 25%
21 – 28 29 – 36 37 – 44
11, 23%
45 – 52 53 – 60 61 – 68 18, 38%
Gambar 4.3 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
4.3.2
Karakterisitik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan No 1 2 3 4 5
Jenis Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil Pegawai Swasta Pensiunan Wiraswasta/Usaha Sendiri Lain-lain Total
Jumlah Penyewa 0 20 0 23 5 48
Persentase (%) 0 41,67 0 47,92 10,41 100
Jumlah Penyewa
5, 10% 0, 0% Pegawai Negeri Sipil
20, 42%
Pegawai Swasta Pensiunan Wiraswasta/Usaha Sendiri Lain-lain
23, 48% 0, 0%
Gambar 4.4 Diagram Karakterisitik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
4.3.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Perbulan
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Banyaknya Penghasilan Perbulan
No 1 2 3 4
Penghasilan Perbulan < Rp 500.000 Rp 500.000 - Rp 1.000.000 > Rp 1.000.000 - Rp 1.500.000 > Rp 1.500.000 Total
Jumlah Penyewa 14 31 2 1 48
Persentase (%) 29,16 64,59 4,17 2,08 100
Jumlah Penyewa
1, 2% 2, 4% 14, 29%
Rp.1.000.000-Rp.1.500.000 >Rp.1.500.000
31, 65%
Gambar 4.5 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Perbulan
4.3.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Penghuni Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Penghuni No 1 2 3 4 5
Jumlah Penghuni 2 Orang 3 Orang 4 Orang 5 Orang > 5 Orang Total
Jumlah Penyewa 16 18 12 2 0 48
Persentase (%) 33,34 37,5 25 4,16 0 100
Jumlah Penyewa
2, 4% 0, 0% 12, 25%
16, 33%
2 Orang 3 Orang 4 Orang 5 Orang > 5 Orang
18, 38%
Gambar 4.6 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Penghuni
4.3.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Sifat Menyewa Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Sifat Menyewa No 1 2
Sifat Menyewa Sementara Jangka Panjang Total
Jumlah Penyewa 21 27 48
Persentase (%) 43,75 56,25 100
Jumlah Penyewa
21, 44%
Sementara Jangka Panjang
27, 56%
Gambar 4.7 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Sifat Menyewa
4.4
Analisa Data
Selanjutnya untuk menguji kuesioner digunakan analisis uji validitas dan reliabilitas. Analisis data yang digunakan untuk membuktikan hipotesis adalah analisis regresi linier berganda, analisis korelasi, uji t, uji F, koefisien determinasi dan uji dominan.
4.4.1
Uji Validitas dan Reliabilitas
4.4.1.1 Uji Validitas Untuk mengetahui kevalidtannya, dari keseluruhan 20 butir pertanyaan yang diberikan dalam bentuk kuesioner yang disampaikan kepada responden dilakukan uji validitas terhadap setiap butir pertanyaan dalam kelompok variabel dengan menggunakan program SPSS Versi 15.00. Hasil tes validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total Correlation (lihat lampiran). Kriteria uji validitas secara singkat (rule of tumb) adalah 0,3. Jika korelasi sudah lebih besar dari 0,3 maka kuesioner/pertanyaan yang dibuat dikategorikan sahih/valid. Tabel 4.6. Validitas Butir Pertanyaan Kelompok Variabel Lokasi (X1)
Butir
Nilai
Kesimpulan
1
0.558 > 0.3
Valid
2
0.596 > 0.3
Valid
3
0.547 > 0.3
Valid
4
0.468 > 0.3
Valid
Dari Tabel 4.6 tersebut dapat diketahui bahwa semua butir pertanyaan mengenai variabel lokasi (X1) yang diajukan kepada responden sebanyak 4 butir pertanyaan dinyatakan valid karena nilai hitungnya > 0,3. Tabel 4.7. Validitas Butir Pertanyaan Kelompok Variabel Fasilitas (X2)
Butir
Nilai
Kesimpulan
1
0.538 > 0.3
Valid
2
0.770 > 0.3
Valid
3
0.845 > 0.3
Valid
4
0.519 > 0.3
Valid
Dari Tabel 4.7 tersebut dapat diketahui bahwa semua butir pertanyaan mengenai variabel Fasilitas (X2) yang diajukan kepada responden sebanyak 4 butir pertanyaan dinyatakan valid karena nilai hitungnya > 0,3.
Tabel 4.8. Validitas Butir Pertanyaan Kelompok Variabel Kondisi Lingkungan (X3)
Butir
Nilai
Kesimpulan
1
0.774 > 0.3
Valid
2
0.629 > 0.3
Valid
3
0.672 > 0.3
Valid
4
0.592 > 0.3
Valid
Dari Tabel 4.8 tersebut dapat diketahui bahwa semua butir pertanyaan mengenai variabel kondisi lingkungan (X3) yang diajukan kepada responden sebanyak 4 item pertanyaan dinyatakan valid karena nilai hitungnya > 0,3. Tabel 4.9. Validitas Butir Pertanyaan Kelompok Variabel Struktur Bangunan (X4)
Butir
Nilai
Kesimpulan
1
0.522 > 0.3
Valid
2
0.667 > 0.3
Valid
3
0.637 > 0.3
Valid
4
0.605 > 0.3
Valid
Dari Tabel 4.9 tersebut dapat diketahui bahwa semua butir pertanyaan mengenai variabel struktur bangunan (X4) yang diajukan kepada responden sebanyak 4 butir pertanyaan dinyatakan valid karena nilai hitungnya > 0,3. Tabel 4.10. Validitas Butir Pertanyaan Kelompok Variabel Harga Sewa (X5)
Butir
Nilai
Kesimpulan
1
0.608 > 0.3
Valid
2
0.566 > 0.3
Valid
3
0. 748 > 0.3
Valid
4
0.620 > 0.3
Valid
Dari Tabel 4.10 tersebut dapat diketahui bahwa semua butir pertanyaan mengenai variabel harga sewa (X5) yang diajukan kepada responden sebanyak 4 butir pertanyaan dinyatakan valid karena nilai hitungnya > 0,3. Tabel 4.11. Validitas Butir Pertanyaan Kelompok Variabel Keputusan Penyewa Dalam Menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Surakarta (Y)
Butir
Nilai
Kesimpulan
1
0.696 > 0.3
Valid
2
0.696 > 0.3
Valid
3
0.628 > 0.3
Valid
4
0.723 > 0.3
Valid
Dari Tabel 4.11 tersebut dapat diketahui bahwa semua butir pertanyaan mengenai variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) yang diajukan kepada responden sebanyak 4 butir pertanyaan dinyatakan valid karena nilai nilai hitungnya > 0,3.
4.4.1.2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan dengan tujuan untuk mengetahui sifat dari alat ukur yang digunakan, dalam arti apakah alat ukur tersebut akurat, stabil dan konsisten. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dikatakan andal (reliable) apabila memiliki cronbach’alpha lebih dari 0,60. Hasil uji reliabilitas dari variabel-variabel penelitian yang menggunakan cronbach’alpha dengan bantuan program SPSS versi 15.00 ini adalah seperti terlampir dalam lampiran dapat dinyatakan dalam tabel di bawah ini : Tabel 4.12. Hasil Uji Reliabilitas Variabel
cronbach’alpha
Keterangan
Lokasi (X1)
0.748
Reliabel
Fasilitas (X2)
0.831
Reliabel
Kondisi Lingkungan (X3)
0.842
Reliabel
Struktur Bangunan (X4)
0.785
Reliabel
Harga Sewa (X5)
0.798
Reliabel
Keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho
0.825
Reliabel
Sukoharjo (Y) Dari Tabel 4.12 tersebut dapat diketahui bahwa semua butir pertanyaan dalam kelompok mengenai variabel lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur bangunan (X4), harga sewa (X5) dan keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) menunjukkan nilai yang reliabel karena nilai cronbach’alpha > 0,60.
4.4.2
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas yaitu variabel lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur bangunan (X4), harga sewa (X5) dan keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) secara bersama-sama (simultan). Persamaan analisis regresi linier berganda adalah : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 Dengan alat bantu komputer program SPSS Versi 15.00 adalah seperti terlampir dalam lampiran, dapat dinyatakan dalam tabel di bawah ini : Tabel 4.13. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Variabel
Koefisien
t
Sig. t
Beta
F
Sig. F
R
R2
19,327
0,000
0,835
0,697
Regresi a
3,516
-1,756
0,086
X1
0,078
0,560
0,578
0,056
X2
0,233
1,739
0,089
0,184
X3
0,230
1,425
0,161
0,247
X4
0,250
1,558
0,127
0,208
X5
0,372
1,982
0,054
0,337
Jadi dari tabel 4.12 diperoleh persamaan regresinya : Y = 3,516 + 0,078X1 + 0,233X2 + 0,230X3 + 0,250X4 + 0,372X5
4.4.3
Uji Hipotesis
4.4.3.1. Uji t Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel bebas yaitu variabel lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur bangunan (X4), harga sewa (X5) dan keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Sukoharjo (Y) secara sendiri-sendiri (parsial). Adapun perhitungan untuk menguji keberartian koefisien regresi linier secara sendiri-sendiri (parsial) adalah sebagai berikut : a) Uji keberartian pengaruh variabel lokasi (X1) terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) adalah sebagai berikut : Langkah-langkah pengujian : 1) Menyusun formulasi hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (H1) Ho : Artinya variabel lokasi (X1) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y). H1 : Artinya variabel lokasi (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y). 2) Level of significance (α) = 5% atau 0,05 Derajat kebebasan (dk) = n -1 – k t tabel = t α/2 ; (n – 1 – k) = t 0,05/2 ;(48 – 1 – 5) = t 0,025 ; 42 = 2,019 (lihat lampiran D-1,hasil interpolasi) 3) Kriteria Pengujian
Daerah Tolak
Daerah Tolak Daerah Terima
-2,019
2,019
a. Berdasarkan nilai t Ho diterima, jika : -2,019 ≤ t hitung ≤ 2,019 Ho ditolak, jika : t hitung > 2,019 atau t hitung < -2,019 b. Berdasarkan nilai probabilitas Ho diterima jika nilai signifikansinya > 0,05 Ho ditolak jika nilai signifikansinya < 0,05 4) Menentukan nilai t hitung dengan rumus sebagai berikut : t hitung =
b1 Sb1
t hitung =
0,078 (lihat lampiran C-8) 0,140
= 0,557 5) Kesimpulan a. Berdasarkan nilai t Karena hasilnya t
hitung
-2,019 ≤ 0,557 ≤ 2,019 maka Ho diterima. Hal ini
berarti variabel lokasi (X1) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y). b. Berdasarkan nilai probabilitas Karena hasil nilai Sig. t untuk variabel lokasi 0,578 (lihat tabel 4.13) > 0,05 maka Ho diterima. Hal ini berarti variabel lokasi (X1) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y). b) Uji keberartian pengaruh variabel fasilitas (X2) terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) adalah sebagai berikut : Langkah-langkah pengujian : 1) Menyusun formulasi hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (H1)
Ho : Artinya variabel fasilitas (X2) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y).
H1 : Artinya variabel fasilitas (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y). 2) Level of significance (α) = 5% atau 0,05 Derajat kebebasan (dk) = n -1 – k t tabel = t α/2 ; (n – 1 – k) = t 0,05/2 ;(48 – 1 – 5) = t 0,025 ; 42 = 2,019 (lihat lampiran D-1,hasil interpolasi) 3) Kriteria Pengujian
Daerah Tolak
Daerah Tolak Daerah Terima
-2,019
2,019
a. Berdasarkan tabel t Ho diterima, jika : -2,019 ≤ t hitung ≤ 2,019 Ho ditolak, jika : t hitung > 2,019 atau t hitung < -2,019 b Berdasarkan nilai probabilitas Ho diterima jika nilai signifikansinya > 0,05 Ho ditolak jika nilai signifikansinya < 0,05 4) Menentukan nilai t hitung dengan rumus sebagai berikut : t hitung =
b2 Sb2
t hitung =
0,233 (lihat lampiran C-8) 0,134
= 1,738 5) Kesimpulan a. Berdasarkan nilai t Karena hasilnya t
hitung
-2,019 ≤ 1,738 ≤ 2,019 maka Ho diterima. Hal ini
berarti variabel fasilitas (X2) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y). b. Berdasarkan nilai probabilitas Karena hasil nilai Sig. t untuk variabel fasilitas 0,089 (lihat tabel 4.13) > 0,05 maka Ho diterima. Hal ini berarti variabel fasilitas (X2) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y). c) Uji keberartian pengaruh variabel kondisi lingkungan (X3) terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) adalah sebagai berikut : Langkah-langkah pengujian : 1) Menyusun formulasi hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (H1) Ho : Artinya variabel kondisi lingkungan (X3) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y). H1 : Artinya variabel kondisi lingkungan (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y). 2) Level of significance (α) = 5% atau 0,05 Derajat kebebasan (dk) = n -1 – k t tabel = t α/2 ; (n – 1 – k) = t 0,05/2 ;(48 – 1 – 5) = t 0,025 ; 42 = 2,019 (lihat lampiran D-1,hasil interpolasi) 3) Kriteria Pengujian
Daerah Tolak
Daerah Tolak Daerah Terima
-2,019
2,019
a. Berdasarkan tabel t Ho diterima, jika : -2,019 ≤ t hitung ≤ 2,019 Ho ditolak, jika : t hitung > 2,019 atau t hitung < -2,019 b. Berdasarkan nilai probabilitas Ho diterima jika nilai signifikansinya > 0,05 Ho ditolak jika nilai signifikansinya < 0,05 4) Menentukan nilai t hitung dengan rumus sebagai berikut : t hitung =
b3 Sb3
t hitung =
0,230 (lihat lampiran C-8) 0,162
= 1,419 5) Kesimpulan a. Berdasarkan nilai t Karena hasilnya t
hitung
-2,019 ≤ 1,419 ≤ 2,019 maka Ho diterima. Hal ini
berarti variabel kondisi lingkungan (X3) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y). b. Berdasarkan nilai probabilitas Karena hasil nilai Sig. t untuk variabel kondisi lingkungan 0,161 (lihat tabel 4.13) > 0,05 maka Ho diterima. Hal ini berarti variabel kondisi lingkungan (X3) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y).
4) Uji keberartian pengaruh variabel struktur bangunan (X4) terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) adalah sebagai berikut : Langkah-langkah pengujian : 1) Menyusun formulasi hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (H1) Ho :
Artinya variabel struktur bangunan (X4) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y).
H1 : Artinya variabel struktur bangunan (X4) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y). 2) Level of significance (α) = 5% atau 0,05 Derajat kebebasan (dk) = n -1 – k t tabel = t α/2 ; (n – 1 – k) = t 0,05/2 ;(48 – 1 – 5) = t 0,025 ; 42 = 2,019 (lihat lampiran D-1,hasil interpolasi) 3) Kriteria Pengujian Daerah Tolak
Daerah Tolak Daerah Terima
-2,019
2,019
a. Berdasarkan tabel t Ho diterima, jika : -2,019 ≤ t hitung ≤ 2,019 Ho ditolak, jika : t hitung > 2,019 atau t hitung < -2,019 b. Berdasarkan nilai probabilitas Ho diterima jika nilai signifikansinya > 0,05 Ho ditolak jika nilai signifikansinya < 0,05 4) Menentukan nilai t hitung dengan rumus sebagai berikut :
t hitung =
b4 Sb4
t hitung =
0,250 (lihat lampiran C-8) 0,160
= 1,562 5) Kesimpulan a. Berdasarkan nilai t Karena hasilnya t
-2,019 ≤ 1,562 ≤ 2,019 maka Ho diterima. Hal ini
hitung
berarti variabel struktur bangunan (X4) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dari terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Kabupaten Sukoharjo (Y). b. Berdasarkan nilai probabilitas Karena hasil nilai Sig. t untuk variabel struktur bangunan 0,127 (lihat tabel 4.13) > 0,05 maka Ho diterima. Hal ini berarti variabel struktur bangunan (X4) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y). 5) Uji keberartian pengaruh variabel kondisi harga sewa (X5) terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) adalah sebagai berikut : Langkah-langkah pengujian : 1) Menyusun formulasi hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (H1) Ho :
Artinya variabel
harga sewa (X5) tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y). H1 : Artinya variabel harga sewa (X5) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y). 2) Level of significance (α) = 5% atau 0,05 Derajat kebebasan (dk) = n -1 – k t tabel = t α/2 ; (n – 1 – k) = t 0,05/2 ;(48 – 1 – 5)
= t 0,025 ; 42 = 2,019 (lihat lampiran D-1,hasil interpolasi) 3) Kriteria Pengujian
Daerah Tolak
Daerah Tolak Daerah Terima
-2,019
2,019
a. Berdasarkan tabel t Ho diterima, jika : -2,019 ≤ t hitung ≤ 2,019 Ho ditolak, jika : t hitung > 2,019 atau t hitung < -2,019 c. Berdasarkan nilai probabilitas Ho diterima jika nilai signifikansinya > 0,05 Ho ditolak jika nilai signifikansinya < 0,05 4) Menentukan nilai t hitung dengan rumus sebagai berikut : t hitung =
b4 Sb4
t hitung =
0,372 (lihat lampiran C-8) 0,188
= 1,978 5) Kesimpulan a. Berdasarkan nilai t Karena hasilnya t
hitung
-2,019 ≤ 1,978 ≤ 2,019 maka Ho diterima. Hal ini
berarti variabel harga sewa (X5) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dari terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Kabupaten Sukoharjo (Y). b. Berdasarkan nilai probabilitas Karena hasil nilai Sig. t untuk variabel harga sewa 0,054 (lihat tabel 4.13) >0,05 maka Ho diterima. Hal ini berarti variabel harga sewa (X5) tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y).
4.4.3.2. Uji F Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel bebas yaitu lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur bangunan (X4), dan harga sewa (X5) secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat yaitu variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y).
Langkah–langkah pengujian : 1) Menyusun formulasi hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (H1) Ho : Artinya variabel bebas yaitu variabel lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur bangunan (X4), harga sewa (X5) secara bersama-sama (simultan) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Sukoharjo (Y) H1 : Artinya variabel bebas yaitu variabel lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur bangunan (X4), harga sewa (X5) secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Sukoharjo (Y). 2) Menetapkan level of significance (α) = 5% Derajat kebebasan (dk) = n – 1 – k F tabel = F α ; (k) ; (n – 1 – k) = F 0,05 ; (5) ; (48 – 1 – 5) = F 0,05 ; 5 ; 42 = 2,440 (lihat lampiran D-2) 3) Kriteria Pengujian
Daerah Tolak Daerah Terima 2,440
a. Berdasarkan tabel F Ho diterima, jika : F hitung < 2,440 Ho ditolak, jika : F hitung > 2,440 b.
Berdasarkan nilai probabilitas Ho diterima jika nilai signifikansinya > 0,05 Ho ditolak jika nilai signifikansinya < 0,05.
4) Perhitungan F hitung =
SSR / k SS Re s /(n - 1 - k ) =
148,340 / 5 (lihat lampiran C-8) 64,472 / 42
= 19,327 5) Kesimpulan a. Berdasarkan tabel F Karena hasilnya F
hitung
19,327>2,440 maka Ho ditolak. Hal itu berarti variabel
bebas yaitu variabel lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur bangunan (X4), harga sewa (X5) mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat yaitu variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Sukoharjo (Y). b. Berdasarkan nilai probabilitas Karena hasil nilai Sig. F 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak. Hal ini berarti variabel bebas yaitu variabel lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur bangunan (X4), harga sewa (X5) mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat yaitu variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa (Y).
4.4.4
Koefisien Determinasi
Pada lampiran hasil perhitungan SPSS versi 15.00 atau dapat dilihat pada Tabel 4.13 diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) = 0,697 berarti bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel bebas yaitu variabel lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur bangunan (X4), harga sewa (X5) secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat yaitu variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Sukoharjo atau 69,7% sedangkan sisanya (100%-69,7% = 30,3%) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar variabel yang diteliti.
4.4.5
Uji Dominasi
Secara bersama-sama (simultan), variabel lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur bangunan (X4), dan harga sewa (X5) yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap variabel terikat (keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo) adalah variabel kondisi harga sewa dengan nilai Betanya 0,337 (dapat dilihat pada tabel 4.13). Hal itu berarti bahwa variabel harga sewa merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo.
4.5 Pembahasan
Setelah penelitian ini dianalisa maka diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Seluruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo yang ditunjukkan dengan nilai korelasi (R) = 0,835 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa variabel-variabel bebas mempunyai hubungan keeratan yang cukup kuat terhadap variabel terikat. 2. Nilai koefisien determinasi atau angka R Square, (R2) = 0,697, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel bebas yaitu variabel lokasi, fasilitas, kondisi lingkungan, struktur bangunan dan harga sewa
secara bersama-sama
(simultan) terhadap variabel terikat yaitu variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo sebesar 0,697 atau 69,7% sedangkan sisanya yaitu (100% - 69,7% = 30,3%) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain non kelima variabel tersebut atau diluar variabel yang diteliti. Jadi meskipun kelima variabel tersebut itu mempunyai andil atau berkontribusi terhadap keputusan penyewa tetapi masih ada faktor-faktor lain yang juga ikut andil atau berkontribusi seperti faktor karakteristik khas pribadi penyewa, syarat administrasi pendaftaran, sosialisasi rumah susun dan lain-lain. 3. Variabel bebas yang mempunyai pengaruh paling utama dibandingkan dengan variabel bebas lainnya terhadap variabel terikat secara bersama-sama (simultan) adalah variabel harga sewa dengan nilai Beta sebesar 0,337. Artinya faktor harga sewa mempunyai pengaruh paling dominan dibanding dengan faktor lokasi, fasilitas, kondisi lingkungan dan strukur bangunan terhadap keputusan penyewa untuk menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo karena setiap penyewa itu yang menjadi pertimbangan paling utama dalam memutuskan untuk menyewa tempat tinggal adalah harga sewa meskipun faktor yang lain itu juga penting.
4. Dari analisis uji t untuk variabel lokasi (X1) diperoleh nilai thitung = 0,557 dengan sig. t = 0,578. Karena nilai sig. t tersebut 0,578 > 0,05 dan nilai thitung
-2,019 ≤ 0,557 ≤
2,019; maka hipotesis Ho diterima. Jadi hasil dari uji ini, ternyata variabel lokasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo. Artinya meskipun faktor lokasi Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo berada dalam kota, terletak ditengah-tengah pemukiman, mudah dijangkau kendaraan/angkutan umum dan dekat dengan kepentingan umum, misalnya tempat pendidikan, pasar, kantor dan puskesmas tetapi tidak mempunyai pengaruh terhadap keputusan penyewa untuk menyewa Rusunawa tersebut.
5. Dari analisis uji t untuk variabel fasilitas (X2) diperoleh nilai thitung = 1,738 dengan sig. t = 0,089. Karena nilai sig. t tersebut 0,089 > 0,05 dan nilai thitung
-
2,019 ≤ 1,738 ≤ 2,019; maka hipotesis Ho diterima. Jadi hasil dari uji ini ternyata
variabel fasilitas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo. Artinya meskipun faktor fasilitas Rusunawa Joho Sukoharjo cukup memadai seperti ada suplai air bersih, listrik, telepon, tempat parkir kendaraan, jalan setapak dan memiliki tempat ibadah tetapi tidak mempunyai pengaruh terhadap keputusan penyewa untuk menyewa Rusunawa tersebut.
6. Dari analisis uji t untuk variabel kondisi lingkungan (X3) diperoleh nilai thitung = 1,419 dengan sig. t = 0,161. Karena nilai sig. t tersebut 0,161 > 0,05 dan nilai thitung -2,019 ≤ 1,419 ≤ 2,019 maka hipotesis Ho diterima. Jadi hasil dari uji ini ternyata variabel kondisi lingkungan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo. Artinya faktor kondisi lingkungan Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo yang meliputi daerah bebas banjir, aman dari berbagai kejahatan dan kriminalitas, serta nyaman dari kebisingan tidak mempunyai pengaruh terhadap keputusan penyewa untuk menyewa Rusunawa tersebut.
7. Dari analisis uji t untuk variabel struktur bangunan (X4) diperoleh nilai thitung = 1,562 dengan sig. t = 0,127. Karena nilai sig. t tersebut 0,127 > 0,05 dan nilai thitung -2,019 ≤ 1,562 ≤ 2,019 maka hipotesis Ho diterima. Jadi hasil dari uji ini ternyata variabel struktur bangunan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo. Artinya faktor struktur bangunan Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo yang meliputi sirkulasi udara dan pencahayaannya, saluran air hujan, air kamar mandi dan saluran air cucian lancar serta ketahanan atap, dinding dan lantai dari kerusakan (retak,patah,runtuh,dll) tidak mempunyai pengaruh terhadap keputusan penyewa untuk menyewa Rusunawa tersebut.
8. Dari analisis uji t untuk variabel harga sewa (X5) diperoleh nilai thitung = 1,978 dengan sig. t = 0,054. Karena nilai sig. T tersebut 0,054 > 0,05 dan nilai thitung -2,019 ≤ 1,978
≤ 2,019 maka hipotesis Ho diterima. Jadi hasil dari uji ini ternyata variabel harga sewa tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo. Artinya faktor harga sewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo yang meliputi harga terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah, penyewa membayar harga sewa perbulan, dan adanya pemberian toleransi dalam batas waktu tertentu tidak mempunyai pengaruh terhadap keputusan penyewa untuk menyewa Rusunawa tersebut. 9. Dari analisis uji F untuk variabel lokasi, fasilitas, kondisi lingkungan, struktur bangunan dan harga sewa secara bersama-sama (simultan) diperoleh nilai Fhitung = 19,327 dengan nilai sig. F = 0,000. Karena nilai sig. F tersebut 0,000 < 0,05 dan nilai Fhitung
19,327 > 2,440 maka hipotesis Ho ditolak. Jadi hasil dari uji ini secara
bersama-sama (simultan) variabel lokasi, fasilitas, kondisi lingkungan, struktur bangunan dan harga sewa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo. Artinya faktor lokasi, fasilitas, kondisi lingkungan, struktur bangunan dan harga sewa secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh terhadap keputusan penyewa untuk menyewa Rusunawa tersebut karena memang pada umumnya kelima faktor tersebut sering dijadikan pertimbangan utama oleh setiap penyewa dalam memutuskan jadi tidaknya menyewa tempat tinggal.
10. Dari persamaan regresi linier berganda Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 setelah diketahui konstanta dan koefisien regresinya maka diperoleh persamaan : Y = 3,516 + 0,078X1 + 0,233X2 + 0,230X3 + 0,250X4 + 0,372X5 Interpretasi dari persamaan regresi tersebut adalah : ·
a = 3,516 artinya jika lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur bangunan (X4) dan harga sewa (X5) bernilai = 0 satuan, maka keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) sebesar 3,516 satuan.
·
b1 = 0,078 artinya dengan adanya tambahan variabel lokasi (X1) bernilai = 1 satuan maka akan meningkatkan keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) sebesar 0,078 satuan, dengan asumsi variabel
fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur bangunan (X4)
dan harga sewa
(X5) dianggap tetap. Dengan adanya hubungan antar variabel positif, berarti antara variabel lokasi dan keputusan penyewa menunjukkan pengaruh yang searah, artinya jika variabel kondisi lokasi meningkat mengakibatkan keputusan penyewa akan meningkat, demikian juga jika variabel lokasi menurun, maka keputusan penyewa akan menurun. ·
b2 = 0,233 artinya dengan adanya tambahan variabel fasilitas (X2) bernilai = 1 satuan maka akan meningkatkan keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) sebesar 0,233 satuan, dengan asumsi variabel lokasi (X1), kondisi lingkungan (X3), struktur bangunan (X4) dan harga sewa (X5) dianggap tetap. Dengan adanya hubungan antar variabel positif, berarti antara variabel fasilitas dan keputusan penyewa menunjukkan pengaruh yang searah, artinya jika variabel fasilitas meningkat mengakibatkan keputusan penyewa akan meningkat, demikian juga jika variabel fasilitas menurun, maka keputusan penyewa akan menurun.
·
b3 = 0,230 artinya dengan adanya tambahan variabel kondisi lingkungan (X3) bernilai = 1 satuan maka akan meningkatkan keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) sebesar 0,230 satuan, dengan asumsi variabel lokasi (X1), fasilitas (X2), struktur bangunan (X4) dan harga sewa (X5) dianggap tetap. Dengan adanya hubungan antar variabel positif, berarti antara variabel kondisi lingkungan dan keputusan penyewa menunjukkan pengaruh yang searah, artinya jika variabel kondisi lingkungan meningkat mengakibatkan keputusan penyewa akan meningkat, demikian juga jika variabel kondisi lingkungan menurun, maka keputusan penyewa akan menurun.
·
b4 = 0,250 artinya dengan adanya tambahan variabel struktur bangunan (X4) bernilai = 1 satuan maka akan meningkatkan keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) sebesar 0,250 satuan, dengan asumsi variabel lokasi (X1), fasilitas (X2) dan kondisi lingkungan (X3) dan harga sewa (X5)
dianggap tetap. Dengan adanya hubungan antar variabel positif, berarti
antara variabel struktur bangunan dan keputusan penyewa menunjukkan pengaruh yang searah, artinya jika variabel struktur bangunan meningkat mengakibatkan
keputusan penyewa akan meningkat, demikian juga jika variabel struktur bangunan menurun, maka keputusan penyewa akan menurun. ·
b5 = 0,372 artinya dengan adanya tambahan variabel harga sewa (X5) bernilai = 1 satuan maka akan meningkatkan keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) sebesar 0,372 satuan, dengan asumsi variabel lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3) dan struktur bangunan (X4) dianggap tetap. Dengan adanya hubungan antar variabel positif, berarti antara variabel harga sewa dan keputusan penyewa menunjukkan pengaruh yang searah, artinya jika variabel harga sewa meningkat mengakibatkan keputusan penyewa akan meningkat, demikian juga jika variabel harga sewa menurun, maka keputusan penyewa akan menurun.
Tabel 4.14. Pengaruh Keputusan Penyewa Dalam Memilih Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo SECARA
NO
FAKTOR
PENGARUH
1
LOKASI
Tidak Mempunyai
SENDIRI-SENDIRI
2
FASILITAS
Tidak Mempunyai
(PARSIAL)
3
KONDISI LINGKUNGAN
Tidak Mempunyai
DALAM UJI t
4
STRUKTUR BANGUNAN
Tidak Mempunyai
5
HARGA SEWA
Tidak Mempunyai
1. Lokasi 2. Fasilitas BERSAMA-SAMA
Mempunyai Pengaruh
3. Kondisi Lingkungan
(SIMULTAN)
4. Struktur Bangunan
DALAM UJI F
5. Harga Sewa
atau Berkontribusi sebesar (69,7%)
Non/di luar kelima faktor tersebut
Mempunyai Pengaruh
(lokasi,fasilitas,kondisi
atau Berkontribusi
lingkungan,struktur bangunan dan
sebesar 30,3%
harga sewa)
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasannya yang telah dilakukan dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : . 1. Faktor yang menjadi prioritas utama terhadap konsumen dalam menyewa rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo adalah faktor harga sewa dengan nilai Beta 0,337 dan faktor kondisi lingkungan dengan nilai Beta 0,247.
2. Secara bersama-sama (simultan) dalam uji F kelima variabel bebas yaitu variabel lokasi, fasilitas, kondisi lingkungan, struktur bangunan dan harga sewa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo.
5.2. Saran Adapun saran yang mungkin dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan yaitu : 1. Karena variabel harga sewa setelah diteliti mempunyai pengaruh paling besar terhadap keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo, maka pengelola diharapkan memberi harga sewa yang kompetitif atau lebih murah dengan harga sewa rusunawa lain.
2. Hendaknya para penyewa tetap menjaga kebersihan lingkungan, keamanan dan kerukunan warga. Untuk itu paguyuban para penyewa yang sudah ada perlu dipertahankan dan ditingkatkan kegiatannya. Seperti mendirikan koperasi yang anggotanya para penyewa sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan kesejahteraan warga.
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2005. Buku Penulisan Tugas Akhir. Universitas Sebelas Sebelas Maret Surakarta. Ayu Setia, 2007. Analisis Investasi Proyek Pembangunan Rumah Susun. Skipsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Budi Harjo, Eko Ir. MSc, 1984, Sejumlah Masalah Permukiman Kota, Edisi Pertama, Penerbit Alumni, Bandung H.B Sutopo, 1998, Metodologi Penelitian Kuantitatif Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian, Surakarta, UNS Press. Harinaldi, M.Eng, 2005, Prinsip-Prinsip Statistik Untuk Teknik Dan Sains, Erlangga, Jakarta Marsono, Drs, 1995, Undang-Undang Dan Peraturan-Peraturan Di Bidang Perumahan Dan Pemukiman, Penerbit Djambatan, Jakarta. Nanda Aji P, 2008, Pembangunan Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo, Laporan Kerja Praktek, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Ratih
Indyastari Wikan, content/uploads
2006.
Rumah
Susun,
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/wp-
Santoso Singgih, 2005, Menggunakan SPSS untuk Statistik Parametrik, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Santoso Singgih, 2006, Menguasai Statistik Di Era Informasi Dengan SPSS, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Setiaji Bambang, Prof, 2008, SPSS Versi 15.00 Cara Mudah Analisis Kuantitatif, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Suharsimi Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cipta, Jakarta.
Rineka
Sutrisno Hadi, 1981, Metodologi Reseach, Jilid I, Yogyakarta, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM. Sri Drajat W.U, 2004. Analisis Implementasi Proyek Pembangunan Rumah Susun. Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Sri Rahayu, 2005, Riset Pemasaran, Alfabeta, Bandung Umar Husein, 2002, Riset Pemasaran Perilaku Konsumen, Gramedia, Jakarta.