ISSN 2302-0245 pp. 1- 7
Jurnal Teknik Mesin Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
KAJI EKSPERIMENTAL SISTEM PENGERING HIBRID ENERGI SURYA-BIOMASSA UNTUK PENGERING IKAN Muhammad Zulfri1, Ahmad Syuhada2, Hamdani3 1)
Magister Teknik Mesin Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
Abstrak: Salah satu metode memperpanjang umur simpan ikan adalah dengan cara menurunkan kadar air hingga di bawah 10% basis basah menggunakan sistem pengering. Proses pengeringan ikan secara alami mempunyai beberapa kekurangan seperti: waktu yang lama, perlu beberapa kali proses pembalikan dan kurang higienis. Sedangkan permasalahan pada alat pengering surya adalah kemampuan alat pengering untuk mengeringkan produk sangat dibatasi oleh fluktuasi radiasi surya. Berdasarkan alasan tersebut pada penelitian ini telah dibuat prototipe alat pengering tipe rak yang memadukan energi surya dan biomassa. Sistem pengering yang dirancang untuk kapasitas 15 kg mempunyai komponen: kolektor surya plat datar, ruang pengering dan ruang pembakaran biomassa. Dalam penelitian ini digunakan enam jenis ikan yaitu ikan bandeng, ikan gembung, ikan talang, ikan tenggiri dan ikan krapu. Dari pengujian yang dilakukan dengan berat ikan awal rata-rata 120 gram, didapatkan bahwa pengeringan menghasilkan penurunan berat menjadi 60 gram (50%) setelah dikeringkan selama 18 jam. Temperatur udara pengering dalam ruang pengering bevariasi antara 30 sampai 620C. Temuan lain adalah bahwa temperatur plat kolektor plat datar pada musim hujan hanya mencapai 54oC. Kata Kunci: Pengering ikan, hibrid, energi surya-biomassa, kandungan air
Fluktuasi hasil panen dan tangkapan ikan
energi panas yang digunakan murah dan
laut yang sulit diprediksi
berlimpah, namun demikian, kerugiannya
sebagian
dari
masalah
merupakan yang
sering
antara lain panas matahari tidak terus-
dihadapi para petani tambak dan nelayan
menerus ada sepanjang hari dan temperatur
tradisional di Aceh. Pada musim-musim
konstan tidak dapat diatur sehingga lama
tertentu, hasil panen sangat melimpah
penjemuran sukar ditentukan.
sehingga harga mengalami penurunan dan ikan
yang
tidak
dapat
dijual
pun
Walaupun
demikian,
pemanfaatan
energi panas matahari yang digunakan
membusuk. Kendala akibat proses alam ini
untuk
kemudian diatasi menggunakan metode
perikanan masih menghadapi berbagai
pengeringan ikan sehingga sumber daya
masalah, diantaranya adalah perubahan
protein ikan dapat disimpah dalam waktu
cuaca dan musim masalah lain yang
yang lebih lama. Secara umum, proses
dijumpai oleh petani tambak dan nelayan
pengawetan
metode
untuk kebutuhan pengering ikan yang
memanfaatkan
berkapasitas besar dengan energi matahari
pengeringan panas
menggunakan tradisional
matahari.
Penggunaan
proses
pengeringan
hasil-hasil
energi
membutuhkan lahan penjemuran yang
matahari memberikan keuntungan karena
besar. Sehingga untuk mengatasi hal ini Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012
- 1
Jurnal Teknik Mesin Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
digunakanlah
energi
hasil
yang dikeringkan kehilangan sebahagian
pembakaran menggunakan bahan bakar
atau keseluruhan air yang dikandungnya.
lainnya. Sistem yang umum digunakan
Proses utama yang terjadi pasca proses
dalam
hasil
pengeringan adalah penguapan. Penguapan
perpindahan
terjadi apabila air yang dikandung oleh
panas secara konveksi melalui sirkulasi
suatu bahan teruap, yaitu apabila panas
udara panas dari ruang bakar ke ruang
diberikan kepada bahan tersebut. Panas ini
pengering.
dapat diberikan melalui berbagai sumber,
teknologi
perikanan
panas
pengeringan
memanfaatkan
Hal ini mendasari dibuatnya satu unit
seperti kayu api, minyak dan gas, arang
sistem pengering tipe rak untuk pengering
baru ataupun tenaga surya. Pengeringan
ikan menggunakan sumber energi surya
juga dapat berlangsung dengan cara lain
dan
yaitu dengan memecahkan (Hasibuan,
biomassa.
Penggunaan
ruang
pengering
bertujuan
menjaga
pengering
terhindar
dari
kontaminasi
Pengeringan atau dehidrasi bahan,
sedangkan
penggunaan
berarti menghilangkan kandungan air dari
dengan
debu,
biomassa
bagian dalam bahan ke permukaan dan
kelangsungan proses pengeringan berjalan
kemudian untuk menguapkan air ini dari
kontinu pada saat energi surya tidak
permukaan
tersedia. Adapun inti dari penelitian ini
Pengeringan
adalah untuk melakukan kaji eksperimental
perpindahan
terhadap sistem pengering hibrid yang
kompleks serta sangat tergantung pada
memanfaatkan energi surya dan biomassa
parameter
untuk proses pengeringan ikan.
Adapun
kelembaban dan kecepatan aliran udara;
untuk
sifat-sifat bahan yang dikeringkan seperti
mengkaji proses pengeringan ikan dengan
karakteristik permukaan (permukaan kasar
memanfaatkan
dan
atau halus), komposisi kimia (gula, pati,
ikan
dll) struktur fisik (porosity, kerapatan dll);
menguji
khusus
untuk
2005).
menjaga
tujuan
bertujuan
produk
penelitian
energi
sistem
ini
terbarukan pengering
menggunakan proses pengeringan hibrid energi surya-biomassa.
bahan
yang
dikeringkan.
merupakan panas
dan
eksternal
massa
seperti
proses yang
suhu,
ukuran dan bentuk produk (Vijay, 2011). Laju pergerakan air dari dalam produk ke udara luar berbeda-beda menurut jenis
TEORI PENGERING DAN TEKNOLOGI PENGERINGAN IKAN
Pengeringan
adalah
proses
penghidratan, yang berarti menghilangkan air dari suatu bahan. Proses pengeringan atau penghidratan berlaku apabila bahan
produk dan sangat tergantung pada apakah bahannya bersifat higroskopis atau nonhigroskopis.
Material
non-higroskopis
dapat dikeringkan hingga pada tingkatan kelembaban
nol
sementara
bahan
higroskopis, seperti kebanyakan produk 2-
Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012
Jurnal Teknik Mesin Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
makanan, akan selalu memiliki kadar air sisa.
Kandungan
bahan
menurunkan kadar air dalam tubuh ikan.
merupakan
Tubuh ikan yang mengandung banyak air,
kelembaban terikat (tetap) di dalam bahan,
menjadi media yang sangat cocok bagi
karena ditutup kapiler atau karena uap air
pertumbuhan bakteri pembusuk maupun
terikat di dalam bahan karena adanya
mikroorganisme lain. Sehingga melalui
tegangan permukaan air. Ketika bahan
penurunan kadar air, aktivitas bakteri akan
higroskopis terkena udara, ia akan dapat
terhambat dan proses pembusukan dapat
menyerap kandungan air atau uap air
dicegah. Menurut Afifah (2009), dua jenis
malah melepaskan air tergantung pada
sistem pengering yang sering digunakan
kelembaban relatif udara. Keseimbangan
yaitu pengering temperature rendah dan
Kandungan Air (Equilibrium Moistures
pengering temperature tinggi. Pengeringan
Content = EMC) akan segera dicapai bila
temperatur rendah umum digunakan oleh
tekanan uap air dalam bahan menjadi sama
masyarakat Eropa Utara dan sekitarnya,
dengan tekanan parsial air di udara
dimana suhu udara relatif rendah. Pada
sekitarnya. Oleh karena itu, EMC, menjadi
suhu
faktor penting dalam pengeringan karena
pembusuk mengalami hambatan, bahkan
ia adalah kandungan air minimum dimana
terhenti sama sekali. Pada temperatur yang
material dapat dikeringkan.
lebih tinggi, yaitu antara 80 hingga 90ΒΊC,
higroskopis
bisa
air jadi
dalam
Proses pengeringan ikan bertujuan
Tingkat pengeringan konstan untuk
0oC
dibawah
aktivitas
bakteri
aktivitas bakteri pembusuk, jamur, maupun
bahan non-higroskopis dan higroskopis
enzim
juga
mengalami
adalah sama sementara periode tingkat
Beberapa variasi kedua cara diatas lazim
penurunan sedikit berbeda. Untuk bahan
dilakukan dalam bentuk penggunaan udara
non-higroskopik, dalam periode tingkat
panas
turun, tingkat pengeringan berjalan terus
menggunakan
menurun kadar air sampai menjadi nol.
menggunakan
Dalam bahan higroskopis, periode tingkat
menggunakan panas seperti pada proses
jatuh mirip sampai air terikat benar-benar
pengasapan dan perebusan.
melalui
penghentian.
mechanical proses
tekanan
dryer, osmosa,
mekanis
dan
habis. maka lebih lanjut menurun dan
Pada penerapan teknologi pengeringan
beberapa air yang terikat dihilangkan, ini
ikan oleh masyarakat pesisir Aceh, masih
berlanjut sampai tekanan uap material
sering dijumpai lalat dan debu selama
menjadi
uap
prosesnya. Hal ini dapat diatasi dengan
pengeringan udara. Ketika keseimbangan
penggunaan alat pengering mekanis, namun
ini mencapai maka tingkat pengeringan
penggunaan alat tersebut masih kurang
menjadi nol.
menarik bagi pengolahan ikan asin, karena
sama
dengan
tekanan
harus mengeluarkan biaya ekstra untuk listrik Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012
- 3
Jurnal Teknik Mesin Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
dan kapasitasnya terbatas
(Irianto, Soesilo,
di dalam. Bersamaan dengan keringnya
2007). Pada dasaranya pengeringan ikan
ikan akibat gerakan air ke permukaan
secara tradisional lazimnya masih belum
interior, gradien konsentrasi air secara
memenuhi
bertahap
kaidah-kaidah
persyaratan
menurun.
Dengan
demikian
keamanan dan kesehatan makanan yang baik
kekuatan pendorong untuk memindahkan
menurut good manufacturing produk (GMP),
air menurun, dan tingkat pengeringan
terutama pada saat pengeringan di tempat
melambat. Bagian dari proses pengeringan
terbuka yang rawan terhadap penyakit dan
ini disebut sebagai 'difusi yang diatur' atau
gangguan lalat maupun hama binatang seperti
'penurunan
tikus pada saat penyimpanan (Heruwati, 2002;
Pengeringan
Afifah, 2009).
kecepatan
tingkat akan
pengeringan'. berlanjut
dengan
menurun
sampai
semakin
kesetimbangan
tercapai,
dimana
pada
tahap ini ikan dikatakan telah mencapai 'kandungan air ekuilibrium' (Doe, 2002). Pengeringan oleh radiasi matahari dapat dibagi menjadi dua kategori utama (Belessiotis,
Delyannis,
2010)
yaitu
pengeringan
secara
langsung,
atau
pengeringan pada udara terbuka dan Gambar 1: Pengeringan Ikan Tradisional
Pengeringan tak langsung atau convective solar drying.
Proses
pengeringan
disebut
juga
Metode
pengeringan
yang dipilih juga ikut menentukan mutu
sebagai 'konveksi yang diatur" (convection
hasil produksi,
karena
governed) atau pengeringan pada tingkat
metode dapat memberikan dampak yang
yang konstan. Namun, pada tahap tertentu,
berbeda terhadap produk akhir (antara lain
permukaan akan mulai mengering dan ini
terhadap warna, aroma, rasa dan kualitas).
membentuk gradien kelembaban di dekat
Untuk produk konsumsi langsung (ikan,
permukaan yang akan menyebabkan lebih
daging,
banyak air untuk bergerak dari bagian
pengeringan
dalam ikan ke permukaan. Air bergerak
dianjurkan kecuali pada kelompok buah-
dalam ikan melalui kombinasi difusi cair,
buahan yang memiliki kandungan gula
uap difusi, gerak molekular, dan osmosis.
yang tinggi (Belessiotis, Delyannis, 2010).
sayur-mayur secara
masing-masing
dan
buah),
langsung
tidak
Pada saat yang sama, garam dapat pindah
Proses pengeringan dapat dijelaskan
ke ikan jika konsentrasi garam pada
dengan bantuan dari bagan psikometrik
permukaan ikan lebih besar daripada yang
diatas. Jika udara tidak jenuh (misalnya
4-
Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012
Jurnal Teknik Mesin Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
suhu bola kering 30 Β°C dan suhu bola
ππΆπ€π =
ππ βππ ππ
..................................... (2.1)
basah adalah 20 Β°C) dan diizinkan untuk Sedangkan kadar air basis kering
melewati materi dan jika tidak ada penggunaan
panas
eksternal,
maka
perbedaan antara panas udara dan bahan
adalah massa air pada produk persatuan massa kering produk, dinyatakan dengan
dapat dipertukarkan dengan panas laten penguapan air. Jalur yang ditempuh pada grafik psikometri akan menjadi 20 Β°C garis bola basah yang ditunjukkan oleh garis AB. Selama
proses
ini,
perubahan
rasio
kelembaban 0,0140 β 0,0104 yaitu sekitar 0,0036 kg uap per kg udara kering yang diserap. Jika menggunakan energi matahari, udara dipanaskan sampai 45 Β°C dengan kelembaban relatif 17 persen dan melewati materi yang dikeringkan Selama proses pengeringan, udara ini didinginkan secara adiabatik sepanjang 24 Β°C garis bola basah, sehingga rasio kelembaban akhir akan berada
pada
0,0189.
Karena
itu,
ππΆππ =
ππ βππ ππ
..................................... (2.2)
dimana: MCwb adalah kadar air basis basah [%], MCdb adalah kadar air basis kering [%], Mo adalah massa total produk [%] dan Md adalah massa produk tanpa air [%] Hubungan kadar air basis basah dan basis kering di atas, secara matematika dapat dituliskan sebagai berikut:
ο© οΉ 1 MC wb ο½ 1 ο οͺ οΊ ...................... (2.3) ο« MC db ο« 1ο» ο© οΉ 1 MC db ο½ οͺ οΊ ο 1 ..................... (2.4) ο« ο¨1 ο MC wb ο© ο»
Kandungan air yang diuapkan dengan udara panas adalah 0,0075 kg uap per kg
Untuk
keperluan
pengujian
atau
udara kering yang menguap hampir dua
eksperimen pengeringan, dimana massa
kali lipat air dibandingkan dengan ketika
produk diukur setiap saat, kadar air setiap
udara tidak panas.
saat dapat dihitung dengan menggunakan
Menurut Kamaruddin, A. (2003), Kadar air yang terkandung dalam produk dinyatakan dalam dua cara, yaitu basis basah dan basis kering. Kadar air basis basah
dapat
didefinisikan
sebagai
perbandingan massa air pada produk dengan
massa
total
produk.
ο© ο¨MC odb ο« 1ο© M o οΉ MC tdb ο½ οͺ οΊ ο1 Mt ο« ο» ............ (2.5) ο© ο¨1 ο MC owb ο© M o οΉ MCtwb ο½ 1 ο οͺ οΊ Mt ο« ο» ........ (2.6)
Secara
matematika kadar air basis basah ditulis sebagai berikut:
persamaan berikut.
Dimana MCtdb adalah kadar air basis kering pada waktu ke t [%], MCtwb adalah kadar air basis basah pada waktu ke t [%], MCodb adalah kadar air awal basis kering Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012
- 5
Jurnal Teknik Mesin Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
[%], MCowb adalah kadar air awal basis
dalam ke luar ruang pengering, sehingga
basah [%], dan Mt adalah massa produk
semua uap air yang diperoleh setelah
pada waktu ke t [%]
kontak dengan produk langsung dibuang
Untuk
memperoleh
kualitas
ke
udara
lingkungan.
Lama
waktu
pengeringan yang bagus, ada beberapa
pengeringan tergantung pada banyak faktor,
parameter yang harus dikontrol selama
antara lain ukuran dan ketebalan ikan,
proses pengeringan, yaitu kecepatan aliran
temperatur pengering, kelembaban relatif
udara, temperatur udara pengering dan
udara, kecepatan udara pengering dan total
kelembaban relatif udara. Kecepatan aliran
beban pengeringan.
udara yang tinggi dapat mempersingkat waktu pengeringan. Kecepatan aliran udara yang disarankan untuk melakukan proses pengeringan
antara
Pada proses pengeringan ditandai
m/s
adanya proses penguapan kadar air dari
(Kamaruddin, A. (2003) ). Disamping
bahan yang dikeringkan. Untuk penguapan
kecepatan,
pada pengeringan ini diperlukan energi
arah
aliran
1,5β2,0
Energi Pengeringan
udara
juga
memegang peranan penting dalam proses
panas
pengeringan. Arah aliran udara pengering
banyaknya
yang sejajar dengan produk lebih efektif
tergantung pada banyak air yang akan
dibandingkan dengan aliran udara yang
diuapkan. Massa air yang hilang atau
datang dalam arah tegak lurus produk.
diuapkan dari produk mw [kg] dapat
Secara umum, temperatur udara yang
ditentukan dari persamaan :
tinggi
akan
menghasilkan
untuk
penguapan
energi
yang
kadar
air,
dibutuhkan
proses
pengeringan yang lebih cepat. Namun
mw = mp (Mi β Mf) /(100-Mf).................. (2.7)
temperatur pengeringan yang lebih tinggi dari 50oC harus dihindari karena dapat
Dimana mp[kg] adalah berat awal
menyebabkan bagian luar produk sudah
produk sebelum dikeringkan; Mi [%]
kering, tapi bagian dalam masih basah.
danMf [%] kandungan air awal, dan
Khusus
kandungan
untuk
ikan,
temperatur
air
akhir
dalam
produk.
pengeringan yang dianjurkan antara 40β50
Kelembaban relatif akhir ERH [%], dapat
o
ditentukan menggunakan persamaan yang
umumnya dilakukan pada kelembaban
diusulkan oleh Kamaruddin yaitu :
C (Kamaruddin, A. (2003)). Pengeringan
relatif yang rendah. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kecepatan difusi air.
aw = 1 - exp[-exp(0.914+0.5639lnM)]...... (2.8)
Kelembaban relatif yang rendah di dalam
M = Mf/(100 - Mf).................................... (2.9)
ruang pengering dapat terjadi jika udara pengering bersirkulasi dengan baik dari 6-
Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012
ERH=100aw ......................................... (2.10)
Jurnal Teknik Mesin Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Dimana aw adalah aktivitas air dalam produk, dan M [kgw/kgs] berat produk
produk dapat ditentukan dari : Q = mwhfg ............................................. (2.11)
basis kering. Besarnya energi panas yang dibutuhkan untuk menguapkan air dalam
Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012
- 7