'1,.2 Tuiuan dan Sasaran Penyusunan RTRW Kabupaten --Analbis
. Linrlrrng--. dan --Penetapan-- -Kawasan' 21
Kawasan Budava
1,.3 Ruang Lingkup RTRW Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor
2.5 Analisis Arahan
Pemanfaatan Ruang Kawasan
3
Budidaya 1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah
3
1.3.2 Ruang Lingkup Materi
2.6
AnalisisKependudukan
?2
2.7
Analisis Arahan Sistem Kota-kota
22
2.8
Anatisis Arahan Sistem Transportasi
2.9
Antisipasi Terhadap KMBIA
1.3.3 Ruang Lingkup Waktu L.4 Pendekatan
dan Metodologi Penyusunan
-........ --....
22
RTRW 24
Kabupaten Dati II Bogor BAB BAB
II
RUANG
DASAR-DASAR PERTIMBANGAN PENYUSUNAN
WILAYAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II
RTRW KABUPATEN DATI II BOGOR
BOGOR
?.1 Kebijaksanaan
3.1 Perumusan Tujuan
dan Rencana Terkait
2.1..1. Kabupaten
Bogor dalam RTRW Propinsi
Dati I lawa Barat
b-
III STRATEGI PENGEMBANGAN TATA
Wilayah 7
Pengembangan
dan fungsi 27
ll
3.2
Konsep Struktur Tata Ruang
28
3.2.7 Struktur Kerangka Tata Ruang
..............
Strategi
3.2.2.2
4.7.1.
Pengelolaan Kawasan
Strategi Pengelolaan
32
4.7.2
Sistem
Prasarana
......
3.2.4 Strategi Pengembangan Kawasan Prioritas
...
Prasarana
7'1,
59
4.1..2.5 Prasarana Lingkungan
Kebijaksanaan Pengenbangan Penduduk
61
3.5
Struktur Wilayah dan
4.2
Kecenderungan
Pemanfaatan
Pengairan
103
4.2.2 Kawasan Budidaya
149,
125
3.5.1 Struktur Dasar Bagi Pembangunan
63
4.4
Rekomendasi Perwilayahan
Kawasan
U
103
Kawasan Prioritas
BAB
............
4.2.1, Kawasan Lindung
4.3
63
81
Ruang
63
3.5.5 Prinsip Pemanfaatan Ruang/Pengembangan
7'1,
81
Perkembangan ............
3.5.4 ]aringan Transport
...............
4.1,.2.4
3.4
Sistem Kota-kota
4gn 70
59
50
3.5.3
,__
70
Perdesaan
4.7.2.3 Energr
Strategi Pengembangan Kegiatan ...........
................
Perkotaan
56
3.3
3.5.2 Kawasan Perkotaan dan Perdesaan
..
4.1.2.2 Telekomunikasi ...............
3.2.2.3 Strategi Penatagunaan TanalU Air,
3.2.3 Strategi Pengembangan Sumberdaya Air
Sistem Permukiman_
4.1..2.'1, Transporta-si
52
Udara dan Sumberdapr lainnya
PEMANFAATAN
4.1. Struktur Tata Ruang Wilayah
29
Lindung dan Kawasan Budaya
'
IV RENCANA STRUKTI,JR DAN
RUANG WILAYAH KABUPATEN DATI II BOGOR
28
3.2.2 Strategi Pemanfaatan Ruang 3.2.2.1
BAB
-{
Pembangunan
125
............
130
V TAHAPAN PEMBANGUNAN
65
5.1
68
5.2 RekomendasiKhusus
Indikasi Program Pembangunan
5.2J1. Keuangan dan
Kelembagaan
5.2.2 Peran Serta Swasta dan Masyarakat
130 130
-
lIt I]
5.2.3 Koordinasi Antar Wilayah BAB
VI
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
LAMPIRAN
732
IV
DAFIAR TABEL Tabel
Tabeltr.1.
DT. tr Bogor dengan Wilayah Sekitarnya.....-......,.,,-..
tr.2.
I\'.4.
. 1A Tabel
l\'.5.
DT.
Tabel
tr.3.
1990.......
16
Tabel
I\'.6.
Proyeksi Penduduk Kabupaten Bogor
Tahnn 1999,2004 dan 2009
(Pembulatan)........
Itr.1.
I\-.7.
Tahun 20A4-2009 Menurut I-apangan Usaha
Tabel
ltr.2.
Tabel
IV.1.
2A04-2009
62
Tatrel
I\'.E.
&
Tahel
TabelIV.2. RencanaKebutuhanlumlahSambungan
I\-.9.
-.;.-;;;;;i:1...-;.
;'
-
92 - ^ -'
2008/2009...
93
Rencana Kebutuhan Perumahan
Tabel
\i.1
20AA9..........;.
102
Pemanf:ratan Ruang Wilayah
Kabupaten Dati
II Bogor..
124
Tahap dan Indikasi Program Fenrbangunan
Di Kabtrpaten DT.II Bogor
Telepon Kawasan Perkotaan di Kabupaten
Sampaj Tahtrn
80
f 'abel
L-_
-;.-;:;
ili Kabupaten DT.II Bogor
79
20A9.
200812009;;.
Prnveksi Kebutuhan Air Bersih
Tahtrn 2004 dan
Sambungan Tambahan di Kabupaten DT. tr Bogor
Daerah DT.II Bogor Tahun
*an
Tahun 20A3/2004 rlan
fumlah Kapasitas Sambungan hrduk dan
Tahun1992-7994
883/?€g4
II Bogor
\,fenurut Status Kola
Perkiraan ]umlah Penduduk di Kabupaten DT.tr Bogor Tahun
89
Pruveksi Kcbutuhan Air Bersih
23
Tabel
Rupiah)...
Air Bersih Kabupaten
Kota Kecarnatan K.rbtrpaten DT.
Proyeksi PDRB Kabupaten Bogor
Atas Dasar Harga Konstan (Jutaan
85
II Bogor...
--Tahun-2 Tabel
II Bogor
L998/1.999
Rencana Kebutuhan
Daerah Tingkat tr Bogor MenurutSensus
Penduduk Tahun
82
2A04-2OO9
Daerah Irigasi di Kabupaten DT.
Tahun
Klasifikasi Desa-Urban dan Desa-Rural Kabupaten
Listrik di Kabupaten
Rencana Kebutuhan
DT.II Bogor Tahun Ikhtisar Keterkaitan Ruang Wilayah Kabupateni Tahel
Tabel
IV.3.
\''Ll.
2AA9...
Ketentuan Teknis Pemanfaatan
133
Ruang
142
DAFTAR
Gambor 3.4 Kawasan Perkotaan dan Pedesaan
GAMBAR llalaman
Ganbar 1.1 Keterkaitan Antan RTRW KabuPaten Dengan Renrcana dan Kebiliksanaan
Ganbar
12 zl
Idlurya
.....
proeec perryusunan RTRW Kabupatelr Dati
Gambar 2.3 Daerah Hankam
"
Gambar 2.4 Kaitan Dengan Wilayah
Sekitarnya
Gambar 2.5
Pola sebaran Kawasan Perkotaan (Exsisting)
Gambar 2.6
Pola
Sebaran Kawasan
(Prediksi/Kecenderungan)
Gambar 2.7
Gambar 2.8 PrediksiDesa Urban
......
Perdesaan
Wilayah
Rencana Transportasi
Gambar 2.10
KM8JA.............
74
Rencana Pengembangan Jariry8n Rd K€reta APi
""""""""""""""""""
75
G
10
Gambar 4.4 Konsep Sistem Wilayah KerF Unit Trangnisi
11
Gambar 4.5
Daerah Tangkapan Air
L4
Gambar 4.7
Rencana Kawasan
17
Ganbar 4.8
Rekomendasi Wilayah
""'
83
(DTA)
94
Budidaya
123
\2
Pembangunan
Gambar 4.g Diagaram RekomendasiPerwilayahan
19 20 25 26
Gambar g.'L KonsepsistrukturKerangkaDasarJaringanlalan
30
Gambar g.2 Konsep Arahan Fungsi dan Pemanfaatan Ruang
31
Gambar 3.3 Presentase Populasi Desa urban dalam Tiap
K,eeamatan
42
200E""""""
Sanpai Dengan Tahun 2008
18
(Kecenderungan)
Gambar 2.g
Ganbar
Perkotaan
......'.
Pola Kawsan Perkotaan dan Kawasan
5 6
.
Rencana Stnrktut Jaringan lalan Sempai Deagan
Tahun
tr
pengembangan Jabotab€k .......................................
Gambar 2.2 Kawa6an Tertentu
41
BoSor
8o8or...................... Gambar
Gambar
67
66
iG tt
\
1?S
129
BAB
I
B. Aspek Teknis
o
PENDAHULUAN
Adanya perubahan batas wilayah administrasi Kabupaten Dati tr
Bogor dan Kotamadya Dati Pemerintah (PP) No.
1.1 Latar Belakang
tr
Bogor berdasarkan Peraturan
2 Tahun 1995. Dalam hal ini
45 Desa/Kelurahan dari Kabupaten Dati
II Bogor dimasukkan
ke Kotam adya Dati tr Bogor. Sekaligus dengan dilakukan penataan
I"atar belakang pen) rsunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRVV) Kabupaten Daerah Tingkat tr Bogor
sejumlah
kembali wilayah dan nama beberapa kecamatan'
ini dapat dilihat dari 2 (dua)
aspek:
1.2 Tuiuan dan Sasaran Penyusunan RTRW Kabupaten Dati
A. Aspek Legalitas
II Bogor ini dimaksudkan sebagai penjabaran dari rencana tata ruang yang lebih makro, yaitu RTRWP Jawa Barat. Selain itu, sebagai matra ruang dalam
II Bogor
RTRW Kabupaten Daerah Tingkat
o IJU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (P*ul mengemukakan tentang adanya
19)
:
pembangunan daerah, maka RTRW Kabupaten Daerah Tingkat tr Bogor a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). b. Rencana
Tata Ruang Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I
ini terkait erat dengan Pola Dasar
Daerah Tingkat II Bogor, serta peniabarannya dalam REPELITA Daerah'
(RrRwP). c. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat tI.
Tujuan penyusunan RTRW Kabupaten Daerah Tingkat tr Bogor adalah:
a.
terselenggaranya pemanfaatan ruang wilayah yang berkelanjutan
PP No. 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
dan berwawasan lingkungan sesuai dengan kemampuan daya dukung
Nasional (RTRWN).
dan daya tampung lingkungan hidup serta
Propinsi (RTRWP) lawa Barat. (Lihat Gambar1.1)
kebijaksanaan
pembangunan nasional dan daerah;
Perda No. 3 Tahun 1994 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
b--
Pembangunan Daerah Kabupaten
b.
terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung
dan kawasan budidaya
di
kawasan perkotaan, kawasan perdesaal1
dan kawasan tertentu yang ada di daerah;
* mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan
terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumhr daya alam
dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber
daya
perkembangan antar wilayah dalam Kabupaten Daerah Tingkat tr
m€rrusia;
U,:*r_"d.yu e.
Bogor.
*
kehidupanmasyarakatyang sejahtera;
dukung lingkungan serta sesuai pula dengan
*
kebijalcsanaan
*
Dengan mengacu kepada pedoman penyusunan RTRW
-* I nogoiirri ^.Uprr€,* memantapkan kawaean berfungsi lindung *
menetapkan pola pengembangan sistem pusat-pusat permukiman;
*
menetapkan pola pengembangan sistem prasar.rna wilayah;
-
"
---
-----Dengaf-d€tdkiarffR*-KabuPal€n :
Insta$i pusat dan daerah dalam frenyuaruvln program-program dan proyek-proyek pembangunan;
*
Pemerintah Daerah Tingkat
II
Bogor, melalui instansi-instansi
yang ditunjuk, untuk memberikan rekomendasi,
pengarahan
serta perijinan lokasi di wilayahnya;
memberi arahan pengembangan wilayah-nilayah yang diprioritaskan selama jangka wakfu rencana;
*
Pemerintah Daerah Tingkat
II
Bogor, melalui instansi-instansi
yang dituniuk, untuk mengendalikan pemanfaatan ruang dalam rangka
memberi arahan kebijaksanaan mekanisme pengelolaan penataan
memelihara kelestarian lingkungan guna
ruang unfuk mewujudkan struktur tata ruang yang direncanakan. RTRW Kabupaten Daerah Tingkat tr Bogor ini akan berfungsi sebagai pedoman untuk
*
wilayah
pembangunan, terutama dalam pemmuffin program-programnya.
*
memberikan arahan pengembangan kawasan budidaya;
rinci dalam
melaksanakan pembangunan yang memanfaatkan ruang bagi kegiatan
ini akan dipergunakan oleh pihak-pihal
*
*
menyusun renc.uul tata ruang yang lebih Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor;
pembangunan nasional dan daerah.
Kabupaterl maka sasaran penyusunan RTRW Kabupaten Daerah Tingkat
menetapkan lokasi investasi oleh pemerintah dan atau masyarakat (termasuk investor) di Kabupaten Daerah Tingkat tr Bogor;
tewujudnya renc;ura pemanfaatan ruang Kabupaten Daerah Tingkat tr Bogor yang serasi dan optimal sesuai dengan kebutuhan dan daya
*
keseimbangan
:
merumuskan kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang Kabupaten Daerah Tingkat IIBogor;
yang berkelanjutan;
*
Masyarakat (termasuk investor) dalam upaya mengisi pembangunan di wilayah ini.
di wilayah
pembangunan
ikut
berpartisipasi
1.3 Ruang Lingkup RTRW Kabupaten Daerah Tingkat
II Bogor
Ruang lingkup RTRW Kabupaten Daerah Tingkat tr Bogor ini
dapat dilihat dari 3 (tigu) aspek, yaitu ruang liogkrp witayalU ruang lingkup materi rencan4 dan ruang lingkup j*gku waktu perencanaan.
yaitu Kecamatan Semplak yang selanjutnya berubah nama menjadi Kecamatan Kemang setelah pemekaran Kotamadya Dati tr Bogor sebanyak 11 (sebelas) desa, Kecamatan Ciomas sebanyak 6 (enam) desa,
Kecamatan Dramaga sebanyak 5 (lima) desa, Kecamatan Kedunghalang
yang selanjutrya berubah n;rma menjadi Kecamatan Sukaraja setelah L.3.1 Ruang
Lingkup Wilayah
pemekaran Kotamadya
Ruang lingkup wilayah dalam perencanaan ini adalah Wilayah
Administrasi Kabupaten Daerah Tingkat
tr
Bogor, dengan Ibukota
Cibinong. Secara geografis Kabupaten. Daerah Tingkat
pada 6018'0"
-
6"47'70" Lintang Selatan
dan
-
107"L3'30"
Bujur Timur. Luas wilayah berdasarkan data terakhir adalah 295.227 Ha. Batas-batas wilayah ini adalah
Bogor sebanyak 10 (sepuluh)
desa,
Kecamatan Ciawi sebanyak 11 (sebelas) desa dan Kecamatan Cijeruk sebanyak 3 (tigu) desa.
II Bogor terletak
106"23'45"
tr
Dati
Dengan demikian berdasarkan kondisi terakhir
Kabupaten Dati
II
Bogor terdiri atas
6
(Ag*tus 799n,
(enam) pembantu bupati
yang mencakup 28 kecamatan yang dibagi lagi atas 424 desa/ kelurahan.
:
L.3.2 Ruang Lingkup Materi
Di Utara
DKI Jakarta, Kabupaten
Dati
tr
Tangerang, Kabupaten Sebelum perumusan materi Rencana Tata Ruang Wilayah
Dati II Bekasi, dan Kodya Dati II Bekasi
Kabupaten Daerah Tingkat tr Bogor ini terlebih dahulu dilakukan analisis,
Di Timur
Kabupaten Dati
II
Karawang, Kabupaten Dati
tr Cianjur
dan Kabupaten Dati II Purrvakarta.
Di Selatan
Kabupaten Dati
II
guna menyimpulkan potensi dan masalah yar:tg ada serta karakter perkembangan wilayah.
Sukabumi dan Kabupaten Dati tr
kemudian dirumuskan konsepsi struktur tata ruang yang hendak dituju. Setelah
Cianiur.
Atas dasar kesimpulan analisis tersebut
itu barulah dirumuskan materi rencana
sesuai dengan jangka
waktu yang ditetapkan Di Barat
Kabupaten Dati tr Lebak.
Ruang lingkup materi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Di Tengah
Kotamadya Dati II Bogor.
Kabupaten Daerah Tingkat
Karena terdapat perubahan batas wilayah Kotamadya Dati II
Bogor dan Kabupaten Dati
II Bogor akibat dari
pemekaran Kotamadya
Dati tr Bogor berdasarkan PeraLrran Pemerintah Nomor 2 Tahun 1995, sehingga mengakibatkan beberapa desa dari kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Dati II Bogor masuk ke KotamadyaDati tr Bogor,
b-_
II
UU No. 24/1992 akan meliputi
Bogor ini, sesuai dengan Pasal 22 Ayat (2) :
*
Pengelolaan kawasan lindung dan kawasan budidaya.
*
Pengelolaan kawasan perdesaan, kawasan perkotaan, dan kawasan
tertentu y ang berlokasi didaerah.
*
Sistem kegiatan pembangunan dan sistem permukiman perdesaan
1,.4 Pendekatan dan
dan perkotaan.
* *
II
Bogor Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat tr
Sistem prasarana transportasi" telekomunikasi" energi, pengairan,
1*lt**ana
Metodologi Penyusunan RTRW Kabupaten Dati
Bogor merupakan penjabaran atau matra ruang dar.i Pola Dasar
bagi pengelolaan lingkungan.
Penatagunaan tanatu penatagunaan
air, penatagunaan
udara"
Pembangunan Daerah Kabupaten Daer-fi Tingkat tr Birgdt dan mengacii kepada Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRVVP) Daerah Tingkat
danpenatagunaan sumber daya alam lainnya. Sebagai pelengkap terhadap materi tersebut, direkomendasikan
I
|awa Barat itu sendiri yang iuga merupakan matra ruang dari Pola dasar Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I tawa Barat
pula kawasan strategss/pnontas, mekanisme pengelolaan tata mang dan indikasi program pembangunan menurut tahapannya guna
yang dalam hal ini adalah strategi Nasional Pengembangan Pola Tata
mewujudkan rencana tata ruang tersebut.
Ruang (SNPPTR) yang merupakan strategi pemanfaatan ruang negara-
dan mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN),
Materi-materi renciula yang berkaitan dengan penetapan
selain itu, RTRW Kabupaten Daerah Tingkat tr Bogor ini akan
atau arahan pengembangan pemanfaatan ruang akan dituangkan dalam
merupakan acuan pula bagi Rencana Tata Ruang lanjutan yang lebih rinci
peta rencana dengan skala 1 : 50.000.
serta rencana dan program pembangunan di daerah.
1.3.3 Ruang Lingkup Waktu
Dengan demikian, secara diagramatis pada Gambar 1.L dapat
Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang Pasal
22 Ayat (5), maka jangka waktu
Ruang Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat 10 (sepuluh) tahun. Atas dasar
II
Rencana Tata
Bogor
ini
adalah
dituniukkan keterkaitan antara RTRW Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor
ini
dengan rencana atau kebijaksanaan lairurya baik 'ldi atas" maupun
"di bawah"nya.
itu maka antisipasi pengembangan adalah
sampai 10 (sepuluh) tahun ke depan, yaitu sampai tahun 2009.
Walaupun jangka waktu Perencanaan ini adalah 10 (sepuluh)
tahun ke depan atau sampai tahun 2009, tetapi perlu diantisipasi arah perkembangan yang lebih juth, ag€u suPaya dapat diarahkan koruistensi perkembangan menuju wujud ruang yang sebaik-baiknya menurut kaidah
ideal perkembang artf pengembangan ruang.
Metodologi dalam penyusunan RTRW Kabupaten Daerah
Tingkat
tr Bogor, dalam bentuk
Proses Penyusunannya/ secara
diagramatis dituniukkan pada Gambar 1.2
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN OT II BOGOR
caureri i.r.
K€T€RANGAN
GAMBAR 1.1. KETERKAITAI{ ANTARA RTRW KABI,'PATEN BOGOR DENGAN RENCANA DAN KEBIIAKSANAAAI LAINNYA
r-f
n
POLA DASAR PROPINSI
IAWA BARAT
RTRW NASION.A.I ( SNPPTR )
RTRW PROPINSI IAWA BARAT
SUUB€R
JUKL AK
KOOE
PEXYUSUNAfi RTRW
L€ilAAR P€RIHAL
HA|rA
TO.TAXGAI{
Olgomoor J Ltt.
0h3orano (X9crl
LE M 8AR
tro
Ol.ctutsl
-c&iLnl,! ran n_aEUra I Li{ OAERAH TINGKAT I t
BOGOR
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN DT II BOGOR
KETERANGAN
rl
GAMBAR 1.2. PROSES PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN DAERAH TINGKAT
w I
RencanaTata Ruang
L
a. Rencana Pemanfa-
Y
A
b. Rencana Sistem Kota-kotarperwilayahan. c. Rencana Sistem Transportasi d. Rencana Sistem Sarana dan Pra-
Kebijaksanaan Kabupa-
DT.II
P
ten
N
- Pola Dasar Pembangunan KabupatenDT. II - Repelitada Kab. DT. II
:
A M
sarana Wilayah
Selisa
A
A \I II
---atarrntarg{iawa=san Lindung dan
budi&ya.
H
T
BOGOR
Wilayah Kabupaten
. .4.-
c
II
Rona Awal Wilayah : - Fisik dan Guna Lahan
- Sosial - Ekonomi - Pernanfaatan Ruang dan
StnrkhrTata Ruang - Pengelolaan Pembangunan
Pengembangan Serta Fungsi Wilayah - Fisik dan Guna Lahan
-Sosial - Ekonomi & Peluang Usaha - Pemanfaatan Ruaag daa Strukfur Rung - Pengelolaan Pembargunan
e. Rencana Pengem-
bangan Kawasan Prioritas.
Rekomendasi Pelaksanaan - Mekanisme Pengelolaan Tata Ruang - Tahapan Pelaksanaan dan Indikasi Program Pembangunan.
PEMERINTAH KAEUPATEI.I OAERAH TINGKAT I I IJvIJvr{
7
BAB
Ar.ahan untuk kawasan perdesaan itu sendiri meliputi
II
DASAR-DASAR PERTIMBANGAN
L. Kawasan Pertanian lahanbasah;
PENIYUSUNAN RTRW KABI,JPATEN DATI II BOGOR
2. Kawasan Pertanian lahan kering
:
3. Kawasan Tanaman Tahunan/Perkebunan;
4. Kawasan Hutan Produksi;
21 Kebiiaksanaan dan Rencana Terkait
5. Kawasan Pertambangan dan Galiaru 21.1 Kabupaten Bogor Dalam RTRW Propinsi Dati I |awa Barat
6. Kawasan Pariwisata;
fuahan RTRWP fawa Barat terhad.ap Kabupaten Dati tr Bogor berkenaan dengan hal-hal pokok sebagai berikut :
-
a.
r- r .,. t--------I( lWaSEli l-ind ilng
berupa
:
1,. Kawasan Hutan Lindung;
2.
Kawasan Cagar Alam;
3.
Kawasan Taman Wisata Alam;
4.
Kawasan Taman Nasional
5.
Kawasan Cagar BudaYa;
6.
Kawasan Rawan Bencana
sedangkan arahan untuk Kawasan Perkotaan adalah berupa
:
L. Kawasan Industri;
Untuk Kabupaten Dati tr Bogor dikemukakan arahan terdapatnya bentuk-bentuk kawasan lindung yaitu
7. Kawasan Permukiman Pedesaan.
b. Kawasan Budidaya
2. Kawasan Pengembangan Perkotaan; 3. Kawasan Permukiman Perkotaan' c. Pengemban
lalan Raya 1. Peningkatan Fungsi Jalan Arteri Primer, yaitu
.
:
Ruas Jalan Batas Sukabumi{iawi-Kodya Dati
II
Bogor-
Cibinong-Cimanggis / Batas DKI Jakarta'
2. Peningkatan Fungsi |alan Kolektor Primer I, yaitu
.
Ruas Ialan Batas cianjur/Cariu
-
:
jonggol
-
cileungsi
Tol Cibubur;
Untuk Kabupaten Dati II Bogor dikemukakan arahan untuk kawasan
budidaya adalah berupa kawasan perdesaan, kawasan perkotaan
I
RuasJalanBatas Bekasi/cileungsi{iteureup{ibinong;
dan kawasan tertentu.
.
Ruas ]alan Ciawi-Puncakf Batas Cianjur;
-
Ruas-Iala;: ToIe Iskandar DcpoksartranF
l
8
5' Peningkatan Fungsi Jalan ToL yaitu:
. RuaE Jalan Batas Tangerang(ciputat)-sawangan-ParungKemang-Kodya Dati tr Bogor; .
Ruas Jalan Kabupaten Dati
-- -
Giampea-Kodya Dati tr
tr kbak/Jasinga-I-euwiliang-
Bogor'
3. peningkatan frmggi Jalan Kolektor Primer tr, yaitu
.
RuaE
lalan Pa6ir TaniurS
(Cariu)-Suka.rrakmur-Babakan
Ruat talanciteureupsukaraia
-
Parung
. .
-
RumPm
fb
Putatnutug
.
Ruas Jalan Tol ciputat-sawangan;
.
Ruas Ialan Tol Jakarta Selatan-Sukmalrya.
.
-
:
. Jaya
(Tenjo-Jasinga).
Ruas Ialan Babakan
Madang-Megamendung;
.
Ruas Ialan citeureuprraarbalang (Babakan
.
Ruas lalan IJuwiliang-Pamiiahan-Taman
.
Rua6 Jalan Gunung Sindur-Parung Panpng-Tmlo'
Madang);
sar!
wilayah pengenbangan Timur dengan pusat pengembangan
I
unhrk 6ub terminal dikembangkan tersebar
di
Ibukota
Kecamatan,
'
.
lt
Kecamatan Leuwiliang dengan Terminal TiPe B;
di Kecanatan Cileungsi dmgan Terminal Tipe
. :
dengari-pusat pengem-bangdh
wilayah pengembangan Barat dengan pu6at pengembangan d.i
(cigudeg);
4. Peningkatan Jdan Kolektor Primer Itr' yaitu
'
-
Ruas Jalan Batas Tangerang/Parung Paniang-Bangun
Rua6 Ialan Batas Tigaraksa
Tol Gunung putri-ilt'tvan6an-piiiing-Panflang--
di Kecamatan cibinong dengan Terminal Tipe
ciampe4
(cigudeg) -Bunar
Rua6 Jalan
-
Jalan Bangun Jaya (cigudeg)
Rancabungur -
.
ciawi-sukabumi
:.-w-ir.y"rr-pl"s"-i;;g"" r*g;,h
Rua6 lalan Batas Serpong/Gunung Sindur
RuaE
Ruas Ialan Tol
6' Pengenbangan terrrinaf meliputi
PutatnutuF .
.
oakarta-Bogorciawi)
Tangerang
' Rua'Ialanlong ' .
Ruas Jalan TolJagorawi
:
Madang;
'
.
Pengembanganbetgi Ltsttik dengan Khusus untuk pengembangan energi listrik, yang betkenaan KabuPaten Dati tr Bogor adalah PLTP Gunung Salak
wilayah
(Perbatasan Kabupaten Sukabumi).
Dati
II
Bogot dan Kabupaten Dati tr
- -
-
2.1.2 Kebiiaksanaan Pe ngembangan IAB OTA
B
EK
Dalam Keppres tersebut ditetapkan 14 (empat belas) kecamatan
Dihubungkan dengan zona-zona pengembangan di fabotabek, Kabupaten Dati tr Bogor terletak pada zorta rv dan zona V. zona N
dalan wilayah Kabupaten Dati fI Bogor termasuk didalam pnataan ruang Kawasan Puncak (Bopunjur) tersebut sehubungan dengan
diarahkan pada pengembangan perkotaan terbatas dan pertanian lahan
pemekaran kecamatan dan perubahan batas witayah, maka wilayah-
kering. zond ini terletak di bngian selatan wilayah Kabupaten-biu u Bogor. (Lihat Gambar 21).
wilayah yang termasuk dalam lingkup penataan tersebut meliputi
:
Cisaru4 Megamendung Ciawi, sukaraja, Citeureup, cibinong, Cimanggis, Gunung Putri, Kemang, Bojonggede, parung, Gunung sindur,
21.3 Kebijaksanaan Tiga Fungsi Kabupaten Dati II Bogor
Sawangan dan Limo. (Lihat Gambar Z2).
sehubungan dengan konteks ]abotabek diatas, ada fungsi utama wilayah Kabupaten Dati II Bogor, yaitu : 1. Penyangga
ba# DKI lakarta. berupa pengembangan
3 (tiga)
per:nukiman
ai ua6an
nutu
3. Pengembangan pertanian khususnlra hortikulfura, sehubungan
dengan perkembangan dan keunggulan yang telah ad+ aortg
selaniutnya makin dipacu.
?-1.4 P enataan
dalam pei'iimusan-RTRWhi. 2.1.5 Kebijaksanaan Tata Ruang Hankam
dalam tata air untuk Metropolitan jabotabek.
y
kawasan penyangga, yang merupakan kawasan penyangga bagi kawasan
budidaya di kawasan puncak tersebut. Hal ini menjadi perhatian seksama
perkotaan sebagai bagian dalam sistem Metropolitan Jabotabek.
2. Konseryasi, berkenaan dengan posisi geografisnya
Dalam RUTR Kawasan Puncak tersebut dikenal adanya
Sebagai pertimbangan dalam perumusan RTRW ini, juga akan
diperhatikan kebijaksanaan tata ruang Hankam. Kawasan-kawasan yang terkait dengan tata ruang Hankam ini dilihat dari peta Daerah Pertahanan dan Peta Rahkalwan/Rahkim/Rahsudustri. Disamping itu terdapat juga Lanud dan sarana satuan TM-AU (Lanud Atang sanjaya).
(lihat Gambar 23).
Ruang BOPUN] UR
L2 Kebii aksanaan Dengan Wilayah Sekitar (Vicinity) Berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No. aS/Dg3
lo
Keppres No. 79/1985 telah ditetapkan Rencana umum Tata Ruang
Kawasan Puncak yang bertujuan mengendalikan perkembangan di Kawasan Puncak tersebut.
Keterkaitan dengan wilayah sekitar dapat dilihat dari aspekaspek fisik dasar, pemanfaatan ruang yang ada, aksesibilitas dan fungsi pengembangan Antisipasi saling keterkaitan dan saling pengaruh dengan
wilayah sekitar yang berbatasan pernmusan rencana keterkaitanlersphut.
ini
dijadikan dasar pula dalam
ini. Lihat Tabel II.1 dan Gambar
2.A mengenai
rL0
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KAEUPATEN OAERAH TINGKAT
ZONE
I *
\
'-
z'-
-/-
I
.)
JAWA
:
---\
-?-
KETERANGAN
aatt
\\
'\.
*1.. I sFArrRAr^sEr
@
-
-Fl|
==1: t,
ta a
-f,"
I
-,,-&-€*d
PENGEMSANGAN JABOTABEK
I
Pcngcmbongon Pcdrlr Pqnlol.
HAUK ____Qt___.
ZONE
ir
ry!
ll l:
ir
II
I
:
pcngcmbongon Pcrlonlon Tcknlr &
i
Prrlotoqn Trrboloe
t
I
\* rrrc
qs
Prrfonlon
/\
Pcngcmbongcn Pcrkoloon Torbclor &
\/ -/r
/A\/ f
---o----21
!
TEU*,LTANG
r i
I,
NOMOR ZONE PENGEMBANGAN KORIOOR PENGEMBANGAN
OKI JAKARTA KOTAMADYA BOGOR
Ja!fiqol\t
CITEURzUP
ZONE V n,Konsarvo sl l;;;;;.;"nr",nson,Konsarvosl HuJon.Sumber Alr Alr I Tongkopon Alr t{uJon.Sumber u
[T-| E E Fl|
-1
I'TEUREUP u--'-
ulo n. Peg un
BArAs zoNE
j
CILEUNGST \
j- - -rairll*
----
H
E
/-''<-t-oo-
ZONE V
Pcrlonlon lohon Kcrlng (Polow[o & Horllkulturo)
i
EATAs KABUPATEN\KOTAMADYA
-rL
l
IEN
\
pnopi*sr
Ets rre
'oNE ttt rl KAB.SERANG
rnd
ioiii
I
III : pengrmbongon Perkotoon Infrnrll
ZONE
I
BOGOR
Gombor : 2.1
I
LAUT
II
ng o
I
lronih.d"k.eosl/Porlwisoto. II Tonoh.Rekreosl/Porlwisolo.
-_--
c'\'ro
;\\ \
/
i \ \--
lH |
/
i N/ f# \ \.-t--l-\\$>iq.,i t
I \>--=.
Un^ra V ,r'n.n \-\ - \ \ ZON{
_l\
\r
\
IKAB.KARAWANG
3so.o00
-'--L- l
,/ \
l
7Km
CARIU
',
I --r.
\
\
/
Sumbcr
Pcto
t
Doaor
Sumbcr
Pcto t
Tmgtil
PERII"!^L
-PETA RT'PA EUUI
-BPr{
Kodc
|qS.BOGOR
.BAPPEDA IGB.BOGOR Lcmbor N^ATA
TD.TAt'tGAl.l
Diqombor Dircncono
.\ _
/-/
Dipcribo Di:ctujui
cTBUNGBULANGT\\l
,/\
/
\
r_i -
*f** r
PEMERINTAH KABUPATEN
'-
DAERAH TINGKAT BOGOR
II
Ll
_!_
I
I
t
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
_t_
_!_ I
I t
I
o€oro'oo"
KABUPATEN DT
II
BOGOR
Gombor.2.2
KAWASAN TERTENTU OKI JAKARTA KAE.TANGERANG K€T€RANGAN :
()6'r€'00-
I
., - i16
t
Torgr rorg
!
t
(.Cigolol t --'s.-.
Cos
\r: !'--^--.r-
oAr^s PnoANsr
: ffi
.lo!.rx ror.
F:l {Zl
n€L |(€eE.r^
-
KAb.8€KASI
I
F;l
JrRr.rGAN JAL
1.
KAE.LEBAK
06.26!0-
aPr
sr*cor I(AWASAN
:
I
SOGOR
-
PUNCAK
BAGIaN o,aRlxavrAsaN EoPoNJuR
ll
( ( I
o65aOO' _ KAAJGRA. . i'i-lil4f.IG t.-
j
!
i.t ,
.; .! '-.:
..,
I
t-
i
O 1=
!,3
7{o
sxaLA:l:110000
l'
06.42'OO'
PETA SOPONJUR
!! '.:..'-.\ (€c.canlnG|N
KAE.CIANJUR
KA8. SUKAEUMI
_l_
-:_ I
I
ll
_t_ I
_!_ I
_l_
oe"rdoo"
I
PE|\lERti{TAIi KAEUPATEI{ OAERAH roe"zdoo"
ro6o j
ro6"'oo"
TIN6KAT
BOGOR
i
i
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN DT II EOGOR
o6c€'co'
Gombbrl 2:3
DAERAH HANKAM
DKI JAK.ARTA KAg. TANGERA}'G
K€TERANGAN:
I
3Ar AS ?AOP:.rSl I
ta:
, Tc.i.!at \
(e
*. S..tarl
t
Ci:rcl
o6.taoo-
-i-
,
t X.CF.rC
6 l AS (ASUPAT€N g4l as (€c^t^T^x ./ xex^fl
-
KAg.8E(ASI
lrl '\^-.-.-.LJ-l: I :
FT
I
1_. l(A8.LF-at\K
Jll llt{GAfl JALIf{ a€ L x€n€l^
rPl
9U IIGAI
B. ITAS TO OYA
It-
\.
q--
:'tf.*.s.,'* \t---A'
-_.1\ -) l"E;!xfAt^|<
:
i
if\
,)
(\
t'./ /(
1--+
r\
r-'
-r';il:d:A '\--"-,--r. i /
Jel raa roL
(\
rE|..
xrnoir'
Te€x
8lt ls (oT^xaoYr
(€c-c^iru
I
-z {
t=-
V€-r
/rF"*T. , .j K€c ._
tur
t€ra
i
(i
I
--i. r
y-
3^C.
06''.!0-
': IG&J(ARA 'i-S6irG.T i'-.'.-
_
\. .U\ /'.'
o 05'
1,5
7 xh
SXALA: I: lrcroo -=::-
.
SUYBE
XCD€
K:3.Cr:\JU?
LEYEAR
P€RIHAL
HAU
I Tc.T:XGAN
Oigombor Ctlnn@no
Ol9.rl t.o
Ol..
I
-_T---
J L1L
ulu I
I
rce"zdo--"
r
a€of,c'rr:
P€L,lERrr{TaH KaEua:iar OAERAH TINGKAT I I
BOGOR
13
TABEL II.I IKHTISAR KETERKAITAN RUANG WII.AYAH KABUPATEN BOGOR DENGAN W|TJYAH SEKITARNYA KETERI(AITAN
wt-AYA]-=\=RUANG
SEKITAR ----.. . KabupatenTangerang ; DKl. Jakarta . Kabupaten Bekasi . Kodya Bekasi . Kotip Depok
. . .
. . .
Bagian hilir Wilayafr Bogor Hamparan Dataran Baias fsik sebagian
Perkotaan
lndusti/Jasa Core Metropolitan Jabotabek
ked anak-anak smgai
NMUR
. Kabupaten Karawang . Kabrsaten Prrrwakarta . Kabtpaten Cianiur
. .
Pungrgtng komPleks Gr.rnng Sanggabuana Strngrai Ciomas (anakanak Surgai Cbee$ dan Sungai Cbeet
SEI.ATAN
. .
Kabupaten Cianitr Kabupaten Sukabumi
Kompleks Gununggurr.ng Gede/Pangrango,
tGwasan findmg Pertanian lembah
Sahk, Halimun
sungai
Sungai Cibeet
(di tepi S. Obeet)
. .
Jalan arteri & KA ke Sukabumi Jalan kolektor
. Pariwisata . Kawasan lindung . Pertanian
ke Cianjur (kawasan Puncak)
.
.
Jalan koleKor Cileungsi - Cianjur Nanggung Malasari-Taman Nasional€. Halimun (wilayah Bogor) Kebun Nirmala (wilayah Taman Nasional)Cipentung Parung Kuda (Sukabumi).
BARAT
.
Kabupaten Lebak
. .
. Kawasan lindung . Pertanian (Perkebun-
Kompleks Gurung Halimun Sungai Cidurian
an lahan basah)
. Hutan Produksi . Perkotaan Baru (Maja)
. Hamparan dataran . Jalan Tol Jagorawi
[
I
'
Permukiman Perkotaan
Permukiman Perkotaan dan pelayanan
Fungsi dominan sebagai pusat pelayanan
L
14
?w
s;
?.*
o'^i'
--..*
'
atwG
JAWA
" . ?aaa
.tF.q
r(q
)
\ r.dfr I ll ' 2 -4 /
ttut LZ .N
I I,,
KABUPATEN DT
*,*A-l-"* _\ X I A
.srs .'B(q
ttr&t
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
fl.--,-
?s*rr^
?ss h.btt ./\
LAUT
@
)
/
Gombbrl
II
BOGOR
2.4
KAITAN DENGAN-WILAYAH SEKITAR
\
(
-.\'l
i'\s
i$ Y \u j t-'
r.
K€TERANGAN : oKt Jr:::i'ta
F-.*.-l
wtLAYal{
tr= F-._l Fl
oar^s ra6uP^r€N
Fl]
R€L
Fl
suxcar
FA [TIfn Fffil
SArAs PGRMrxrxAfl P€R(oral'.
l-l
PEnlAfllAN t AxAil easAH
a^ras (ec$r.arari Jar-^f{ TERETA Apr
oo*'{ax xawasar{
LrilouNG
PERTANTaN LAlraN XERTNG
;aFtsr
'ffi-
pusAT- pusar-t*Exor.Jol
wtLAYA'{ -
v
U:I.IfiI PI,SAT- PUSAT XECIL ti6r/ t aERgATAsax L Ncsur{c ) o Pusaf-Puslr slilPUL wtL
F-l S(AL
YAH
&
:I:
5Ug8€R
RTRW PqOPlr{Sl JAWA AARAT
|
L€TI8AR P€RIHAL
XAgA
TD.TA}'GAI{
OiComoo(
JgL L€r{8AR
Olcn6ao
Olp.rltro Olr.iclsl
P€M€RINTAH- KAEUPAT€I{
AOGOR
\*__
l5
23 Kecenderungan perkembangan Kawa8an Pemukiman Perkot
an
(antisipasi), naka terhadap Dermul
2 (dua) pola
kawaean:
Mengingat salah satu fungsi utama wilayah ini adalah eebagai penyangga bagi DKI lakarta dalarn
bentuk
pe*otaan dan kecenderungan perkernbangan intemal,
Perqruliman maf(4 Eecara ----- --
khusw ditelaah mmgenai Pefkembangan Ersebut
o
Desa/Kelurahan (sekitar sepertiga) masuk klasifikasi Desa-Kota (Urban), dan sisanya 333 Desa (sekitar dua per tiga) merupakan Desa-Perdesaan
-{Itnrat} Jumlah penduduk' desal€ta -(U#an} terseb*t- ad alalr -L6!2427 jiwa dari total penduduk 3.369.153 jiw4 sehingga tingkat urbanisasi adatah 47,87 %. lHal ini mengindikasikan hampir separuh penduduk Kabupaten dati tr Bogor tahun 1990 adalah meruPakan penduduk
berkaitan dengan Pelnanfaatan ruang
KU-l, sekitar,
e
Mengacu kqrada ha6il Sensus Pendudul Tahun 1990, d,afi 484 Desa/Kelurahan di KabuPaten Dati tr Bogor ternyata 151
Pola
Pola
KU-Z
permukiman tidak berkaitan d€ngan Fmarfaatan ruang oekitar (cenderung bersifat penduduk komuter)'
kawasan: sementara untuk perurukiman perdesaan ada 4 (empat) pola permukiman sekital sawahberirigasi teknis,
o
Pola
KR-1,
o
Pola
KR-z, permukiman
r
Pola
KR-3,
o
Pola
KR-4, permukiman sekitar kebun
sekitar hutan (lindung atauPun produksi)'
besar' Permukiman sekitar perkebunan
urban/ perkotaan. (Lihat Tabel II.2).
Pola sebaran desa-urban, yang mengindikasikan sebaran kawasan permukiman perkotaan menuniukkan 3 (tigu) bentuk, yaitu (lihat Gambar Pola
1:
Pola2 Pola
:
3:
?-5 danGambat2.6).
tidak beririgasi teknis'
Kemungkinan Pergeseran (prediksi) kawasan permukiman dapat dilihat pada perdesaan meniadi kawasan Permukiman perkotaan,
Fringe Area/Pinggiran Kota Utama,
Gambar 2.7.
Koridor/Sumbu WilaYah,
Dengandasarpolasebarandanpolakawasandiatas,maka^da di masa datang antisipasi arah pergeseran/perluasan kawasan perkotaan
Lokal Centre/Pusat Lokal.
seperti Gambar 28.
Dihubungkan dengan pemanfaatan ruang
di
sekitar
pefmukiman serta kemungkinan-kemungkinan pergeseran yang terjadi
k
camPuran, tegalary sawah
16
TABEL II.2 KI-ASIFIKASI DESA-T'RBAN DAN DESA{URAL KABUPATEN DATI I BOGOR MENURUT SENSUS PENDUDUK TAHUN t99O
NO
I
a
KECAMATAN
lNanggung lLeuwiliang lClbungbulang
; lPamijahan a
lCiampea
6
lDramaga lCiomas
I lcijeruk s 10 11
12
IJ 14
15 16 17 18 19
20
zl 22 23 24 25 26
zt 28 29 30 31
lCaringin lCiawi lCisarua lMegamendung lCadu Jonggol Citeureup Cileungsi Gunung Putri Cimanggis Cibinong Sukaraja Kemang Bojonggede Sawangan Limo Parung Gunung Sindur Rumpin Cigudeg Jasinga Parung Panjang Tenjo Pancoran Mas
RENCANA TATA RUANG \tlL/rYAt1 KABUPATEN DT II BOGOR
o6o to'oo"
6om;sr.2.J
POLA SEBARAN KAWASAN PERKOTAAN ( EKSISTING )
OKI JAKARTA KAB. TANGERANG
KETERANGAN
t
I
-il(.
,,
I
t
To^0. rong
(.
-i-
-i-
I
\ S.r9o.q
(.Cagolct
I
I
/ Cilifircn
t
:
;.;1
F'
oaras
PRoPrrsl
galas (EcaHATAn ./ (€s^.lln€N
Jr
I 1
gatis
I rr Bcrori
K. Coroog
:
KAS. EEKASI
t-l
ffi Fq
! _\a
JALA'{ TOL JARIflGAH JALAfi
R€L l(€R€TA API
fz
l-iI K.6.tori
KA8.L€8AK
xotarrnovl
suflcAr
POLA I (:TRINGE AREA I POLA 2 ( R€GIONAL AXIS/
@
POI.A
XORIDOR I
5 I LOCAL CENTER I
I
I I t I
i
\
xrnoitoi -blr|tr9
o6i49o- _ KA8.I(ARA, tiJ{'aiic
tl
t.^
j
I
!
xEc.L€t tYtLlA|.€
i.-r.
O I '\J ,
:
l
- X€C. PAMtJAux
_1_
I
|.-' ,'
i
K. Cioniur
\
|
r1.
P€RIHAL
.!
KA8, CIANJ UR
/
I
l"-'"
ll
flA|rA
XOD€
a'^usrs I
L€It8&R O.TAXGAX
Dieombol J I{L L€ H BAR
Olp.rltro Olr.lulut
KAB. SUKAEUMI
_l_
&
7xo
Olrao@no
K.
I
SUUEER
I
\\l
.s--.:
_1_
06'42'OO"
3.5
sKaLA:l:!50000
_l_
_l_
_l_ I
I
I
PEI.,,ERII^ITAH KAEUPATEII
oa€RAPi TrNG|
16
"ae'oc"
ro6"J4'oo"
r06"c2'oo"
ro6c 1'o'oo"
loG"fa'oo
BOGOtt
|
|
18
__!_
_t_
I
_:_
I
-i-
I
I
o6"ro'oo"
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN DT I1 BOGOR Gombor.
2.6'
POLA SEBaRAN KAWASAN PERKOTAAN
OKI JAKARTA
( PREDIKS I/KECENOERUNGAN
KAE.TANGEFANG
)
KEJERANGAN:
;-
[+.*-*l 8!rAs
I
-i-
/
f
(.Cirolol
PnoPrxsr
-it(
t
8ATn5 1gg1g11arr ./ |(f,MAI.|TR€{
aQO.to.i
(. CatoQe
S^ras (oT^fraoYA
KA8. BEKASI
r-l
JALA'{
ffi l== KA8.LE8AK
+-\
I a<.8.tori
06.2€!CO-
TOL
JARI'{GAN JALAfl
R€L (€n€i^
f--
SUNGAT
r'ffiz,-a utr/14 .w
POLA _
@
^Pl
| : €xSTExSt xEPtNccrR
rga,?j_!-o-8j_os 8 !48!t__- _ -____ POLA
!;
LOCAL CET€R EARU
I
i
(
i\ I
--.-i. r\
o6.l.l.tto- _
I
KAB.I(ARA
:-.)
'i:friilG i .-
:
a.'
*EM. SUIQJAYA
I
:] .rl
i.i
K€ K€C ;
\ .!
.(
O t:
:
!
:" kEC.
o6.{2'OO-
7o4>-,
PAMIJAUR
tl
J
Zzu-r
K€C. 1 CtAYil \..
,-
5.5
7(o
SKALA: t'!:'OOOO HASIL ANALISTS
K. Cioniur
\
X€C.CAIRGIN
KAS.CIANJUR
KAB. SUKABUMI
_t_ I
_t_
o6"5o'oo"
I
OCLtaatrtf..t'
I
I
L-
_t_
roe"zioo"
106"3<'0o"
ro6..i:.oo,,
to 60
rc'oo"
to6" le'oc"
ro?oo6 oc
,gr"to'oo"
OAf RTrH
TINGKAT tI
BOGOTT
_ _
19
c 0 0^ cqrc po v! Fc'
gE cx 3
Dg 2o If
GI I
l
Y
co
IOe
or?
oo
TrE cO
55
t6 iuc
rE a,
J0CC oo 5t II -
50c o.l ru
:<
N
;E -YL
I
E
1.,
v
a ct---
(. I
0to
ul
D
ol
a)
o-t.
I
I
3 Y
ci; o: o
c
o
F
YO
+o L !ro .x tI
o
o
E
o^0 y|tt o
o
I
c-c SEr -,|O
z
;
G
o C'
tJI
xct, F
o
JI
o q
)_
-lll o a,
o o
o-
C
v
o a,
Y c a 0 c
I
I :
(,
G)
E: - c
VI
I
=) t1.r-
a !
=
v
@
E3 t
:C L
trl t)f cY rOO
c\a:b9
;:
F@J
ll
:' p
(,
o
E,
z
at
Fd)p
o-
Y
I
:)
'5= s. xrv € E
3
POgE' ooa,
UJ
c
@
=r- l,e rt=
"o
(\l
o n tt
.NE1,
a trl o
z YI
o ! o
z
o-
Y
YX PO
o
2'| o lt 0
-Y tf C'c )-o
tl
o-
*
o
a,
F
v)
v
o-
t f
ctrl
0:
T
D
o Y
I
at
Y=vt0 tY.otu -:?Y
\\o \\
\r
t-
s
(L
(r Y
co
tu
l,
EF(D o !tl 0
(at
:.
N
i
co.a, ooor ?-s
r-L
N
I
a
?xr-!rV
F{
I
E )c
o-
av i TY
Y
E
20
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN DT II EOGOR
PREOIKSI DESA -URBAN ( KECENDERUNGAN I K€.T€fiAiIGAN
l+.-.-.1
F=:l
BAras (aeuPArEtl
ffiilTt
06^ uRSa{ ( €(ggTttrG/SP 90 I
@ _ll I
oEsA.unSAN PR€O'(9 HAX!^
ir(Alr |(€c€t{o€Rut|Gtx o€sa
F=l
I
:
BATaS FnoPtNSl
-KorA
8€ROA
( uRaafl)
BATAS I(OTAMAOYA
/" a4l
\?
)--
u_l
O
55
7Xh
s(aLa:r:35OOoO 6P5
PROPINSI
JAWA EARAT
L€ Y BAR PE RIHAL
i I
I
L
PE|.4aRililaH f:A6U;i;It-' CTEf?AH TTNCKAT II
BOGOR
2l
24. Analisis Penetapan Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Dengan memperhatikan pola topograh, fenis tanafu pola alir.an
air (hidrologi), pemanfaatan lahan yang ada, serta berbagai
2 Kawasan Pertanian a. Kawasan pertanian lahan basah
penetapan
untuk sawah yfrrg
kawasan lindung maka khusus untuk kawasan lindung yang berskala
Secara prinsip
luas diperoleh suatu pola bahwa kawasan lindung dimaksud terletak
dipertahankan keberadaannya.
beririgasi
teknis
tetap
di kawasan hulu yaitu di bagian Selatan ra'ilayah (y*g merupakan hulu mayor/utama). Bentuk kawasan lindung ini mencakup hutan lindung
dan hutan suaka alam/taman nasional (sesuai dengan
petunjuk
Keppres No. 32/1990 tentang Pengelolaan Kar,r'asan Lindung). Sementara
itu unhrk hulu minor (Kompleks Gunung Grrnung fiambalang)-
Manceuri, dan Kompleks
arahan* - p€man faata n *adalah-
-
b. Kawasan pertanian lahan kering Sejauh tidak terintervensi oleh perkembangan kawasan permukiman
perkotaan tetap dipertahankan seperti yfiLg ada dewasa ini. Bentuknya berupa kebun c.rmpuran dan tegalan.
budidaya - terbatas,
yaitu terutama berupa hutan produksi.
c. Kawasan tanaman tahunan/perkebunan
Bentuk-bentuk kawasan lindung lainnya adalah kawasan
perlindungan setempat (sempadan sungai, sempadan situ/danau), karuvasan
Mencakup pola tanaman (perkebunan) rakyat maupun perkebunan besar. Yang selain berfungsi produksi juga diharapkan berperan
cagarbudaya, dan kawasan rawan bencana alam.
sebagai pendukung untuk konservasi.
Dengan sebaran kawasan lindung sedemikian dominan
di bagian
Selatan, maka kawasan budidaya dominan terletak
di bagian
3. Kawasan Pertambangan
Tengah dan Utara. Kawasan pertambangan
25 Analisis Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Budidaya
tambang yang dieksploitasi. Bentuknya mencakup bahan galian golongan
1. Kawasan Hutan Produksi
ini akan sangat terkait dengan deposit bahan
9
dan emas (di Gunung Pongkor).
4. Kawasan Peruntukkan
Industri
Kawasan hutan produksi selain mempunyai fungsi produksi tersebut
juga berperan sebagai pendukung untuk konservasi. Oleh karena itu sebararurya adalah sekitar kawasan hutan lindung/suaka alam/taman
nasional L--l--
L--l--
iruru-rtultt
tr-
(y*g .-.:-^-
dahulu dikenal sebagai kawasan penyangga) dan pada 4^t^
llltltt -f tawr
^.:- . cuJ.
Secara umum peruntukkan industri mencakup industri yang mengelompok (konsentrasi) dan industri yang menyebar (sporadis). Arahan konsentrasi industri adalah mengikuti konsentrasi
inciustri yffirg acia sekarang, seperti di Kecamatan Citeureup, Cileungsi
22
dan Gunung Putri. sementara yang tersebar tapi cendemng agak
2.6. Analisis Kependudukan
berdekatan terdapat di Kecamatan Cibinong dan Sukaraja.
Iumlah penduduk akhtu 1996 sebesar 3.327.U6 iiwa.
Pengembangan kegiatan industri yang menyebar hanya diarahkan
-untuk industri-industri yang- relatif 'keeil;'-tidak polutif dan- tidak
Untuk prediksi pend.uduk Kabupaten Dati tr Bogor secara keseluruhan o/o, sehingga dipakai angka laju pertumbuhan penduduk -sebesar 3,28 sampai tahun 2009 perkiraan jumlah penduduk adalah 4.71'4.066 iiwa-
membutuhkan banYak air.
Lihat Tabel II.3. 5. Kawasan Pariwisata 2.7. Analisis Arahan Sistem Kota-Kota
Arahan pengembangan .kawasan pariwisata terkait pengembangan kegiatan pariwisata
dengan
yang ada dewasa
ini
-danpengembangalr-kawasan Y4!lg baru. Kaw-asan ini diarahkqn Pa4a r,r,ilayah Kecamatan Cisarua, Megamendung, Sukaraja Pamijahan,
o Kebijaksanaan dalam RTRW
.
penduduk;
wisata lainnya relatif tersebar mengikuti potensi yang ada berupa
o Jangkauan
taman, dafiau, Pegunungan dan gua.
e Saling keterkaitan antar kota'
terdiri atas permukiman
perkotaan
dan peilnukiman perdesaan. secara prinsip permukiman perkotaarr' dominan kegiatan non pertanian, sementara kawasan perdesaan
pelayanan kota tersebut terhadap wilayah belakangnya;
untuk kawasan permukiman perkotaan Pengembangannya didasarkan pada perkotaanyang ada sekarang, perubahan yang pertama Peraturan
Daerah (Perda) No. 14/1989 tentang Penetapan Batas Wilayah Kota
II Bogor, izin-izin dan kecenderungan
Kabupaten Daerah Tingkat
permukimanlperunnahan,
ini hirarki tertinggi mulai dari hirarki IIA dan seterusnya. Dalam hal hirar*i IA adalah lakarta dan Bandung, sesuai dengan arahan RTRW Propinsi Dati I Jawa Barat. 2.8. Analisis Arahan Sistem Transportasi
dominan kegiatan Pertanian.
di
Propinsi Dati I Jawa Barat;
Kota-kota tersebut disusun secara berjenjang/ hilafkis, dengan
Kawasan Permukiman
Kawasan permukiman
:
Kecenderungan yang terjadi menurut fungsi dan pertumbuhan
Pengembangan sistem transportasi di Kabupaten Dati
II Bogor
melalui terkait dengan fungsi eksternal (r.r'ilayah yang lebilr luas) yang wilayah Kabupaten Dati II Bogor dan fungsi internal yaitu kebutuhan Kabupaten Dati jaringan
iul*
II
Bogor secala internal' Sistem Transportasi meliputi
g to cD so .o q, i : ; sj o) s? c? ol s @ q! v c?':@ cl
FTFF-F
-
=
esg
2;E 3
o
E i,IS"E N N N cD N
&,
d& 2q III J
n
ms)
G
.o o; c;..i co K
6 ii
'6 o L
f,
El '.9
-
e CL'
6co
Eo t+ o,
Ed3
- m* -F
sI sBEpB6+ c\r c.i ci ar N N c,, o.i e.in-.i
s E E"E_E 6. h.[$ .tr
co cD
N
+
v
;.t
"l
c D $
&+-
5
rs(4C 5-O- (o
6m:
o .- (o :! (I'
U'
pRh iYor
Or;h-
u,t o-t
-= fip* (/)6i 3 Lr- d;5 -F
FR3RN38 q)O)Otr)C9eOt HNbH$HHEEH$bHp€$9fi$H
6fl Y'
(g
ro
SSSSREP 6EpRF$FF:$pspEEERpEP
UJ
q,
o l<
o u o-
.a
Y
^-l
965 -tro_
R.c l< o f i: (t)
z F E
o IU
v
5
c a
O)
c
z
r
h-
ho
.9 (Dl)-
olJ< dstF
f,Oli-
o_
c
o o
*€;
-] *8-< !< c.l
E
o
u
6868368R 9-\-L- (o \o O-4 io ;ESHF.$ESgSSEg$FIHffi
-
6 gcq,
q)
o,F
'b
q)c E
:
6u) *oyxq) o Y/F ! s F P s s ag r' CIr'F R=l.s lctr.laictsa E: = o-.of, q^g
f;Ee.-
.-nvvr!,
c o
OC
E J J
c\ s) !r tr) (o N (o cD P
:
= fooollfsr =O (,:c60_cr0a(J OOOO fESe S : : S p : p p R N N R N & R NK
c o'Fi'
8.8p', >cr'6 yFa
E =<J J d 3.E_ Ee r=f(0 Co-oi<
!-L=(J
:ir6<.:D =EFEA
E€g
Oet/)
g0) ooo ooa- T:ltr (/)
e
ni
co
24
untuk arahan jaringan falan dan rel kereta api berdasarkan fungsi eksternal adalah mengikuti rencana ialan yart9 telah ditetapkan. Sementara untuk iaringan jalan dengan fungsi internal, pada prinsipnya adalah menghubungkan kota-kota atau simpul-simpul menurut sistem kota-kota yang telah ditetapkan. Untuk lebilr jelasnya dapat dilihat pada Gambar 29. 2.9. Antisipasi TerhadaP
KMBIA
Pengembangan Kawasan
Kota Mandiri Bukit Jonggol Asri
(KMBJA), didasarkan pada Keppres No. 1./7997, secara administrasi terletak di 3 (tiga) Kecamatan (fonggol Cariu' Cileungsi) yang meliputi -KMryA terCeEut' adatali 30.000 FIa, den$ari aTahahkiivaCan 24 ?a;;I"; pengembangan 15.000
Ha merupakan non-perkotaan dan
15.000 Ha
merupakan perkotaan. N{engingat jangka waktu RTRW Kabupaten Dati
II Bogor ini
adalah 10 (sepuluh) tahun kedepan dan pengembangan KMBIA sendiri
lebih panjang dari waktu tersebut, maka diantisipasi bahwa RTRW ini "mendahului" pengembangan dimaksud. Dengan kata lain arahan yang dikeluarkan dalam RTRW ini selaniutnya dapat diiadikan ruiukan atau masukan lntuk perencanaan KMBJA tersebut secata lebih rinci' Untuk lebih ielasnya dapat dilihat pada Gambar 210'
h
26
_l_
_ !_
_1_
I
I
RENCANA TATA RUANG WILAY,AH KASUPATEN DT IT SOGOR
o€1.o'oo'
I
Gcrabor. 2.lO
KMBJA
OKI JAKARTA KAB.TANGERAf{€
I
,
.-9
X-'icit
/,
\ x. 5-' to.t
I LCiFs T
.-----* --,
lt
t x.Ceo.o
T
L Batat;
s!:rs
f---F=
8l;AS rStarr?afl ./ r€r^xTn€x
KA8- e.=KASI
B^:As
Feoa'Ns,
rcrrs^lyA
$L^ff ?31
lt
rl
G.c.r
t
/
Cl:lton
F=
ff-.-f1 -=
-
JtRlxclr J^L^x
su*ca, [Z V-,x{oJ^
(A3.LEBAK
t-i
-\
/
\
q ;-rilF irca.L \i-./l *-Jr.q.
:r€c'rrccoL
,4'
! xExlr{€
t-
r(r
;
accrre,i€lP Y^
;
-l :i\
:\l i
',
:
l.
i cc Lt-Yl-t^r€
r-j
)
,l
I
/it
\
il
1
={ t\
F_--.+ \. .: ^i,' '- \.--^.^7, /,.
r/.
XEC.NAA C^1FG
"
:
!
.oc.aa11
/j
fr$."xi:'l n
I
!
! t
I
tt)-\
I I
l\
:"
XEC.
I ttccr,t;vr
\'\
\.
P!<sxx
l'.
-l
ci.<2'o7' -
'ag-96rrq--1t'.
|
€^ PPEO^
I
tu8. 806
CR
r.aL{dlcr
i\
LSYEAF
r€a'_larfc\
LE
V9:'
X:3. SUKAE!V,i
,l l:\raF'rJ Tr-
KirgU;:: i
DTERAFi :INGKAT i I
BOGOR
L
I
27
BAB
III
o
merangsang pengembangan kawasan-kawasan
STRATEGI PENGEMBANGAN TATA RUANG WILAYAH
jul* guna bart', terutama
Mengembangkan prasarana wilayah, terutama jaringan
di bagian Flilir, dan sekaligus menghubungkarnya dengan bagian-
KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BOGOR
bagian rvilayah yang relatif lebih berkembang. Bentuk prasarana H'ilayah lainnya adalah jaringan irigasi atau sal-urdn yang akan
3.1. Perumusan Tujuan Pengembangan dan Fungsi Wilayah
mendukun& upaya intensifikasi pertanian sawah, dan membuka kawasan baru di bagian
Dengan mengacu kepada arahan dalam RTRW propinsi Daerah
Tingkat I fawa Barat, Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Daerah
e
hilir baik untuk sawah, maupun perikanan.
Mengembangkan serta meningkatkan peranan dan fungsi kota-kota
Tingkat II Bogor, dan kondisi obyektif wilayah Kabupaten Daerah Tingkat
atau pusat-pusat yang ada, guna dapat memberikan pelayanan
II Bogor yang menggambarkan potensi dan permasalahary maka dapat
seoptimal mungkin terhadap wilayah
{gu3":lg_gt3ltf_"lgggPgggn wilayah dan tungsi wilayah
yg4g khgs
untuk Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor.
-Unhrk--+ne+rdukung
Memantapkan fungsi lindung yang terletak dalam rr'ilayah Kabupaten Daerah Tingkat
II
Bogor, terutama berkenaan dengan hutan lindung
dan sempadan sungai maupun kawasan peresapan (Recharge Area).
o
. .hal- tersebut, dikembangkan-- fasilitas=fasilitas
pelayanan (sosiaf ekonomi, pemerintahan) dan
limbah, persarnpaharu listrik, telekomunikasi dan lain-lainnya).
o
Mengembangkan kawasan-kawasan prioritas,
atau daya dukung, sehingga bentuk-bentuk
kegiatan
yang
memerlukan
penanganan segera yang dimulai dengan penataan ruang secara lebih
rincr, terutama untuk kawasan-kawasan yffig tumbuh cepat (seperti kar,r'asan perkotaan
Mengoptimalkan pemanfaatan ruang wilayah, sesuai dengan potensi
prasarana
permukiman yang dibutuhkan (air minum, drainase, pembuangan air
pengembangan wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II -Tujuan Bogor akan meliputi hal-hal sebagai berikut :
o
pelayanannya.
dan kawasan kegiatan perekonomian/produksi,
kawasan penunjang sektor ekonomi, kawasan tertinggal dan kawasan
kdtis).
yang memanfaatkan ruang akan seimbang/sesuai dengan daya Dalam konteks wilayah yang lebih luas, yaitu Propinsi Daerah
dukung ruang tersebut.
o
Mengembangkan bagian-bagian wilayah
baru dengan
Tingkat pola
pemanfaatan ruang terutama berupa perkebunan dan pertanian lahan basah serta kemungkinan kegiatan lainnya yang sesuai dengan daya
dukung ruang tersebut.
b-
I
Jawa Barat wilayah Kabupaten Daerah Tingkat
merupakan bagian
dari Wilayah
II
Bogor
Pembangunan Botabek (Bogor
- Bekasi) dengan potensi utama adalah perkebunan rakyat, pertanian tanaman pangan, perkebunan besar dan industri, Tangerang
serta permukiman.
28
Secara khusus
di
Kabupaten
Wilayah Perlintasan, YffiB sangat potensial mengarah ke "Pinto
Dati tr Bogor, kegiatan
gerbang" dalam pola transportasi dan pergerakan batang;
perkebunan rakyat dan perkebunan besar secara bersamaan didominasi oleh fenis tanaman karet, teh dan coklat. Sesuai dengan itu, perkembangan
.
industri lebih menonjol pada industri-agro, yaitu pengolahan hasil
Fungsi lindung ditujukan b"gr wilayahnya sendiri dan wilayah hilirnva.
perkebunan dengan orientasi "ekspor". Pengembangan industri lebih jauh
dapat diarahkan pula pada industri lanjutannya. Kegiatan pertanian tanaman pangan terutama berkaitan dengan pertanian padi sawah,
dan selain itu poteruial pula pertanian palawija
dan
3.2- Konsep StrukturTata Ruang
hortikultura.
3.L't.
Kegiatan perikanan terutama berkaitan dengan perikanan ail tawar.
Dari aspek kaitan antar wilayah menurut sistem
Struktur Kerangka Tata Ruang
Struktur tata ruang pada prinsipnya terjadi berdasarkan pola
ekologi
merupakan "wilayah atas", dalam arti posisinya relatif lebih hulu jika
ekologi dan pola keterkaitan antar kota/permukiman yarrg menjadi simpul pelayanan umum perkembangan tata ruang wilayah dan sistem
dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya di dalam sistem wilayah
kota-kota dan jangkauan pelayanannya. Pada Bab
Kabupaten Daerah Tinekat atau linskunean. ''0 --ru_ v*' -_
|abotabek. Oleh karena
II
Bosor ini cenderune _v '
itu, fungsi-fungsi lindung yang harus diemban
oleh Kabupaten Daerah Tingkat
II
Bogor lebih ditujukan untuk
-
II di depan dapat
digambarkan struktur tata ruang yartg ada, struktur tersebut sangat didominasi oleh sumbu wilayah atau koridor perkembangan'
wilayahnya sendiri dan wilayah lainnya yang berada di hilir. Dari uraian
Dikaitkan dengan tujuan pengembangan dan fungsi wilayah
di
di atas, dapat diringkaskan fungsi wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II
di
Bogor meliputi
akan menunjukkan pola intensifikasi dan ekstensifikasi. Dalam pola
.
:
atas, maka pengembangan struktur tata ruang
masa datanfi,
Perkebunary yang berorientasi ekspor;
intensifikasi pengembangan tata ruang adalah pada intensitas pemanfaatannya dan "telati(' tidak banyak mengubah bentuk
Pertanian Tanaman Pangan, diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
pemanfaatan. Sementara dalam pola ekstensifikasi, pengembangan tata
sendiri (swasembada) pangan;
ruang adalah pada pengubahan bentuk
Perikanary lebih baik untuk konsumsi lokal maupun orientasi ekspor;
atau memperkenalkan bentuk pemanfaatan baru. Pola intensifikasi dialahkan pada sumbu-sumbu wilayah yang ada dewasa ini,
Industri, terutama industri-agro dan pengembangan industri lanjutannya (diversifikasi vertikal) serta perluasan (diversifikasi horizontal);
j"ti"
indush'i
pemanfaatan,
sementara pola ekstensifikasi pada bagian-bagian wilayah yang relatif belum dimanfaatkan untuk budidaya di komplek ekologi hilir.
29
Arahan pengembangan struktur tata ruang Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor dengan demikian adalah
.
:
Dengan saling menghubungkan simpul atau pusat tersebut secara konsepsual akan membentuk kerangka dasar wilayah yang akan
Merangsang perkembangan ke arah bagian Timur dan Barat dengan pengembangan jaringan prasarana transportasi (dalam hal
ini
jul*
.
atau pusat hirarki tertinggi sampai ke hirarki terendah;_
raya) yang akan menghubungkan -simpul-simpul- ateiu- p-usat-pusat-
di
bagian wilayah rengah (dalam hal
ini sumbu wilayah/koridor
Memberikan pelayanan seefektif mungkin, sejak
.
.
Pada Gambar 3.1. digambarkan keterkaitan antar
di bagian wilayah
_
Merangsang/mendorong perkembangan kawasan-kawasan produksi
di bagian Timur dan Barat). Memanfaatkan perkembangan
simpul
yang dihubungkan/dilalui oleh jaringan jalan tersebut.
perkembangan yang ada sekarang dengan sumbu-sumbu wilayah
o
dari
:
simpuf pusat
rengah dengan
tersebut secara konsepsual. Dalam gambar tersebut, selain keterkaitan
pemantapan fungsi kota-kota yang menjadi pusat pelayanan
internal wilayah, juga diperlihatkan keterkaitan eksternalrry+ baik melalui
dan pengintensifan produksi.
jqlan rgyag3gp._ql jugl get rglle,rele_Ap_i.
Membatasi perkembangan
di bagian wilayah hulu, karena itu tidak
dikembangkan simpul atau pusat pelayanan. Bagian wilayah ini dilayani oleh simpul-simpul atau pusat di bagian wilayah Tengah.
3.2.2.
Strategi Pemanfaatan Ruang
Atas dasar arahan tersebu! dan penyebararurya secara spatiaf
Dengan dasar pola pemarrfaatan ruang yang ada, karakteristik
maka kota-kota yang akan meniadi simpul atau pusat berkaitan dengan
fisik geografis serta tujuan dan kebijaksanaan pengembangan wilayatr,
pengembangan jaringan transportasi dalan raya tersebut) secara internal
maka konsep arahan fungsi dan pemanfaatan ruang digambarkan seperti
adalah:
pada Gambar
-
Cibinong;
yang menunjukkan arahan fungsi dan pemanfaatan ruang dalam rangka
Citeureup;
pengembangan wilayah Kabupaten Daerah Tingkat
Cileungsi;
datang.
Jonggo|
3.2. Ada 4
(empat) klasifikasi bagian wilayah
II Bogor di masa
Bagian wilayah sebelah Selatary dengan dominasi fungsi
Cariu;
lindung, secara konseptual merupakan komplek ekologi hulu,
Dramaga;
yang berbatasan dengan Kabupaten Daerah Tingkat
Leuwiliang;
dan Kabupaten Daerah Tingkat
Jasinga;
masih dimungkinkan adanya fungsi budidaya namun
Tenio.
o-oo a6qr
J^*:-^^: qvururqfi
A'---; rqi.6Ei
l;-J.'-^ iElqqfr6
II
,f^.^^r uqP4L
II
sukabumi
Cianjur. Dalam bagian wilayah ini J.l--^-.r-L--^t---Lr.rpc1lcrlldrra\dlt
l^,Llalt
dibatasi
r! . t ulmanTaPKan.
30
+a
_!_ I
_l_
!_
l
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN DT II BOGOR
06o|o'oo'
I
Gombo(: 3.1
KONSEPSI STRUKTUR KERANGKA DASAR JARINGAN JALAN
DKI JAKA-qTA KA3.TA}IGERANG
KETERANGAN
X. farg
,T=--
_t_
,
06'|a'00-
I
.6*
,
t
\
Xr
'l
t;"r-
f.*;1
E^r^s p1opr,sl
F-l
!^t^s xorrr.^oyr
:
J L^r loL
Fri Fq
r^.'rcar. J L^r. ner. rrn€r^ rPr
-
Clia lo n
X.C:-r.r
L S.. r.ng
:
t
Cowng
|<46. BEKAS!
is
lTZl
;-q-;".
06'?6!0-
Fr EI Ft.
-
@
su,rcr, .AXS€S/JALAX lx3e s
UTAUA
ia1.an se iuroii
z
AXSES
PEXOUXUTIG
'ALAX
|lUiOTA t(AAraTEr|/r@tl aorilsrnanF
e
PUS.nr rrxJxrar+PEl6En8aarcAx PIJSAT
wuYA,r
&
ruSAT
LATfi YA
/
P€r.G€r.8ANcAN I
ltrayA
5f
SUXOTA K€CAIIATAX
06.+100-
K^A.KARA i:r-f{ANG
d t I
ie
r tea
llfiLur€
Q''
!
t\
x€C-s-ac.{
I
i
,€.*
f"
/-_.-
_fl
! 1
l\
\-
i
(.r*.o*r.€ (\\
O F---
-iI
..- tiEc- ?^uHh
czit
l.l
7(a
SXALA: t: IIOOOO
06'.zoo-
\-.
LlveiR KA8.
CI AN J UR J UiLT!E:R
{:8. Sux:3,urir Olr.tui:l
_l_ I
c.-":c'co"
J
I t
P€N1€RtI{
TAH
KATUPAT
E?.J
OAERAH TINGT(AT I I
BOGOR
31
_!_
I
o6o
I
RENCAN.A TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN DT II BOGOR
ro'oo'
Gombor: 3.a
KONSEP ARAHAN R'NGSI DAN PEMANFAATAN RUANG
OKI JAKARTA KAB.TANGERA}:G
KETERANGAN
_!_
I
-- i-
l^
i^./.,
I
',
I
06.t8'oo'
|(r Toajrrcng
, cilit
\
Xe
n
t
Co*4
KA8. 6E KASI
aa o'
x€c.
EArAs PRot'rrsr
F:{
aar^s Kor^x^oya
:
J^LA; loL
FA
REL
oal^s x^supar€x
L'.-i --i..
..t.
xtnrr^ rpr suxcl
lZl Fffiffi ooun{asr rurcsr Lrrour{G
--.-. -!.-.-t'
KAA.LEEAK
F-*;1 l_.-:l
ra n
|(. S.rtoil
\1i'-'-';'
-
:
T
aa
xEL.
.'ar
'.'.)';l't-t--.i .t -. .' :.
.
. /o'
.,:,
-"' -
ffi:Xtrtr;iExcE..o'rca*-/
FFT
P€NGE|rBAXCAX EANU/ EXSI€NSIFII@S
[TI[M
HUTAX PROOU(SIlOA€NAH
^'
t(.
-br
/
xEc
AY:) :
06.!1t]0-
.:lm:tffisf..:.
...ffiffi
o
-i-
J,5
SXALI:i
06..2'OO-
7(h :
J300o0 -t
HASIL
REXCANA
--t LfY
8AR
TOTA,rGAX
XiS.CtANJUR
KA8.5UKA8UMI I
-:-
I
I
roe"
]<'oo"
ro6"r?too"
6. ;"
d
3
9'33"
-
P€r.l€F:rri
ro6":o'oo"
Tax
K/:eupAT 1fr
O,1ERAH TINGXAT
,BOGOR
II
-
32
Pengembangan prasarana wilayah, yaitu juluo raya relatif lebih terbatas
pangan (sawah) dan palawija serta hortikultura. Ada 2 (dua) prasarana
dan diharapkan langsung berfungsi ganda, yaitu internal dan eksternal.
utama yang harus dikembangkan, yaitu iaringan
Hal ini dimaksudkan agar tidak merangsang perkembangan
(saluran). Pengembangan jaringan jalan, yang melintasi bagian wilayah ini
(fungsi
budidaya) ke bagian wilayah ini.
dan menghubungkan sumbu wilayah utama dengan bagian wilayah
Bagian wilayah -du"garr p"ttitgkiiu" p""gu*Uu"gurr atau intensifikasi relatif merupakan sumbu wilayah utama dan cabang yang terletak terutama pada komplek ekologi hulu sampai hilir di bagian
ini merupakan yang pafing maju dewasa ini dengan berbagai variasi kegiatan dan fungsi. Oleh karena itu
Tengah. Bagian wilayah
pengembangan dimasa datang sifatnya adalah peningkatan secara umum
bersifat intensifikasi. Pada bagian wilayah
iul* dan irigasi
ini terletak
Timur dan Barat yar-lg diharapkan berfungsi merangsang perkembangankegiatan di bagian wilayah ini. Sementara pengembangan jaringan irigasi
(saluran) dimaksudkan untuk mendukung pengembangan kegiatan produksi perkebunan dan pertanian tanaman pangan. Dimasa datang,
dalam jangka panjang pada bagian wilayah
ini
diharapkan muncul
simpul-simpul pelayanan banq yang akan rnengarah menjadi kota-kota.
sebagian terbesar
pusat-pusat atau kota-kota yang akan memberikan pelayanan kepada
bagian wilayah Barat dan Timur relatif termasuk dalam komplek
wilayah secara keselwuhan, serta mendukung langsung kegiatan
pengembangan relatif baru dan menjanjikan untuk masa depan.
produksi utama wilayah, yaitu perkebunan dan pertanian tdnaman Pangan. Dengan demikiary peningkatan pengembangan atau intensifikasi
tersebut terutama difujukan kepada kegiatan perkotaary produksi perkebunan dan pertanian tanaman pangan. Pengembangan prasarana
3.2.2|1. Strategi Pengelolaan Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya
l. Strategi Pengelolaan Kawasan Linfumg
diarahkan pada pengembangan prasarana perkotaary dan prasarana
wilayah, berupa jaringan jalan, lebih banyak bersifat peningkatan
Pengelolaan kawasan lindung meliputi langkah-langkah
dan untuk pelayanan lokal, yaitu dari pusat-pusat produksi ke simpul-
pengelolaan kawasan lindung dan pengendalian pemanfaatan ruang
simpul atau kota terdekat. Dengan kata lain, pengembangan pras€uana
dikawasan lindung.
lebilr bersifat mendukung dalam ap ay a peningkatan/ intensifikasi.
Pengelolaan kawasan lindung bertujuan
untuk
mencegah
atau
timbulnya dampak lingkungan hidup dan melestarikan fungsi lindung
ekstensifikasi, relatif terletak pada komplek ekologi tengah dan hilir
kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, kawasan
di luar sumbu wilayah utama. Pengembangan pola bagian wilayah ini
perlindungan setempat kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam,
sifatnya adalah ekstensifikasi dari kegiatan pada sumbu wilayah, terutama
kau,asan cagar budaya, dan kawasan lind.ung lainnyo serta menghindari
kegiatan perkebunan (karet, teh dan kelapa) dan pertanian tanaman
berbagai usaha dan/ ataukegiatan di kawasan rawan bencana alam.
Bagian wilayah dengan pengembangan baru
33
sasaran pengelolaankawasan lindung bertuiuan untuk
Untuk kawasan lindung ini, secara umum strategi pengelolaan yfrLg dilakukan adalah berupa PemantaPan dan pengendalian kawasan
lindung yang berfungsi baik untuk wilayah Kabupaten Dati tr Bogor
a.
:
meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, hrmbuharu dan satwa, serta nilaibudaya dan sejarah bangsa;
sendiri maupun untuk wilayah yang lebih luas (]abotabek). Sehubungan dengan
itu
maka kebiiaksanaan yang terkait dengan kawasan lindun$ iiri,
b: mempertahantrcan--keanekaragalRan
dan keunikan alam.
mencakup: a.
hayatir satwa, tiPu ekosistem
Kawasan hutan
yang telah
ditetapkan perlu dipertahankan
keberadaannya pada beberapa bagian kawasan
hutan
tersebut.
1,.
Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya
Yang perlu dilakukan berupa uPaya-upaya untuk mengembalikan fungsi hutan dengan vegetasi yang sesuai dalam bentuk Penananan
keabali-atar*r&o!'asi dan b. Disamping
relabilitasi--
---Dalarn mencegah
itu perlu diidentifikasi dan dilakukan
penelitian lokasi
secara pasti bagi kawasan-kawasan lainnya yang berfungsi lindung yang meliputi
a.
:
Kawasan perlindungan setempat seperti sempadan sungar, kawasan sekitar danau/waduk dan kawasan sekitar mata air;
b. c.
keberadaan
situ/danau/danau buatan perlu dipertahankan dan untuk yarrg telah menurun fungsinya perlu dilakukan rehabilitasi dan peningkatan.
Didalam kawasan lindung tidak diperkenankan adanya kegiatan
budidaya apapun kecuali bangunan penunjang fungsi kegiatan utama
yang
bersangkutan/kepentingan
dan olah taga.
dikonversi atau diubah untuk kepentingan lain. Yang merupakan fungsi hutan lindung dan atau bangunan yanS merupakan bagian
dari suatu jaringan atau transmisi bagi kepentingan umum kebakaran, pos penjagaan, PaPan petunjuk atau penerangaru patok triangulasr, tugu, tiung lisffik dan menara teve serta ialan setapak
Kawasan rawan bencana alam.
maka
pengelolaan yang diperlukan yaitu dengan ialan mempertahankan hutan lindung untuk menegakkan fungsi hidrologis yaitu tidak boleh
dan kegiatan wisata lain, yaitu dengan membuat Pos pengamat
Kawasan suaka dancagar alam;
c. Guna mendukung fungsi hidrologis wilayatr,
a. Kawasan Hutan Lindung
umum/dan aktifitas
wisata
untuk pariwisata yang sifat bangunannya Permanen' b. Kawasan ResaPan Air Pengelolaan kawasan resaPan
air di wilayah Kabupaten
Daerah
TingkattrBogordiprioritaskanpadakawasanresapanutama Tujuan dari sebagai kontr.ibusi terbesar dalam imbuhan air tanah. pengelolaan kawasan resapan air.
ini adalah untuk diarahkan
pada kegiatan yang dapat melnPerbesar koefisien arahan perlindungan daerah erosi' disamning ----i (; ---
in-filtrasi
34
strategi pengelolaan kawasan resapan air ini adalah sebagai berikut: 1. Pemulihan, penataan
dan
kelembagaan.
Untuk meningkatkan imbuhan atau resapan air
kedalam tanah, maka dilakukan berbagai cara, yaitu
pemeliharaan situ-situ terutama
pada kawasan resapan utama.
a.
Pola Vegetatif,
't.
Pemulihan dan pemanfaSlg__{ae-ruh-4ugfeh kritis khususnva
:
meliputi:
Penghiiauan
pada kawasan resapan sungai.
Penanaman pohon yang dapat dilakukan dilahan-lahan Pemulihan dan penataan daerah-daerah terbangun pada kawasan
kosonp pinggir iulut, halaman dan lain-lain. Hal ini paling
resapan utama.
tidak akan dapat dangkal/bebas
4. Pemulihan, pemanfaatan dan pengembangan lahan-lahan kritis.
meningkatkan
muka air
yang bisa langsung
tanah
dimanfaatkan
oleh konsumen air tanah setempat.
5. Penataaru pemeliharaan dan pengendalian sumber mata air. ---
6. Pengendalian" pengawasan dan pemanfaatan air tanah.
.Reboisasi - - --2. -' -
Penghutanan kembali dengan vegetasi-vegetasi yang tepa! Pengelolaan air bawah tanah yang hanya menekankan azas
.
pemanfaatan akan memberikan dampak buruk terhadap sumber
terutama pada daerah-daerah yang merupakan daerah tangkapan air (catchment area).
daya alam. Bila terjadi degradasi jumlah dan mutu air bawah tanatr,
3.
pemulihannya akan memerlukan keahlian tinggi, mahal dan memerlukan waktu yang sangat lama.
Kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan
Pola Tanam (Crop Pattern)
Usaha
air tanah
ini
adalah cara bertanam yang selain mengikuti
atulan bertanam jrgu memperhatikan koruervasi air
harus
Y*g
termasuk dalam cara-cara irri antara lain
menempatkan tuntutan lingkungan paling tidak dengan tuntutan
dan tanah.
ekonomi, dengan harapan tujuan pembangunan yang berkelanjutan
adalah : Contour Cropping (Urut Kontur), Multiple
dapat berlangsung untuk generasi yartg selanjutnya.
Cropping (Tumpang Sari), Strip Cropping
(Berlajur)
dan Crop Rotation (Tumpang Gilit).
Konservasi air tanah harus segera dilaksanakan agar pemanfaatan air dapat dilakukan secara berkesinambungan.
itu ditetapkan pula apaya konservasi air tanah untuk memenuhi kebutuhan baik dari segi peraturan maupun Selain
b.
Teknis Mekanis
1,.
Parit lebakan
Usaha
ini dimaksudkan untuk menahan air diparit untuk
mempertinggi kelembaban tanah disebelah hilirny4
35
sehingga tanaman mempunyai kesempatan untuk tumbuh
dengan maksud memperbesar tampungan air tanah.
lebih besar.
Metoda
ini biayanya mahal
mengingat selain
diperlukan pengolahan terhadap
2. Terrasering
air yffig akan
diinjeksikan, jugu membutuhkan energi untuk
Terrasering adalah suatu usaha untuk menciptakan fungsi
-memoilopa air *rasuk kedalam-ta.nah. -
datar pada kawasan yffig mempunyai kelerengan cukup tajam sehingga akan mengurangi jumlah impasan air hujan.
3.
2. Innbas
Cara ini didapat dengan membendung
BangunanPengendali
sungai,
diharapkan akan terjadi kenaikan muka air dibagian a.
Bendun gan/Re seru
Bendungan
ini
oir
hulu sehingga arr akan meresap kedalam
n'rempunyai banyak fungsi antara lain
dan menambah tampungan air tanah.
Febngai penyetlia
aF ii'igab-i,-PtTA; Fengendafi
b-anjir,
tanah
3. Ditch and Forrow
penyedia air industri dan domestik, serta pariwisata.
ini dilaksanakan dengzrn mengalirkan air pada suatu serial parit yang dangkal dengan dasar rata Cara
b.
Checkdam
Y*g dimaksud dengan checkdam
adalah bangunan
melintang sungai seperti bendungan dengan fungsi menahan bahan sedimen serta melandaikan kemiringan
dasar sungai. Bangunan
ini
antara air dengan permukaan tanah.
4. Genangan
banyak dipakai terutama
untuk konservasi tanah yang tentu saja berkaitan erat dengan konservasi air'.
c. Inrbuhan Buatan (Artificial
dan jarak rapat untuk mendapatkan lebih luas kontak
a. Telaga/Situ/Kolam
Salah satu cara konservasi
air adalah dengan
memanfaatkan telaga, kolam atau situ yang bersifat
Recharge)
sebagai retarding basin.
Imbuhan buatan dapat dilaksanakan dengan berbagai metoda yang antara lain adalah sebagai berikut
:
1. Injeksi
Cara ini banyak dilakukan dinegara maju, yaitu dengan memompakan air bersih kedalam tanah
b. Saluran
Saluran irigasi, saluran drainase, dapat berfungsi sebagai peresapan
air bila saluran tersebut tidak
dilapisi dengan bahan kedap air.
36
air permukaan dan
c. Irigasi
kedalam atau kebawah permukaan tanah.
Daerah irigasi merupakan daerah pengisian air tanah
mengingat selain
air
berevaporasi"
air
Dikawasan permukaan tidak dapat diterapkan
i..ga
semua teknik konservasi, mengingat keterkaitan fungsi
berinfiltrasi kedalam tanah.
utamanya memerlukan syarat batas- maupun syarat
d. Sistem Peresapan Air Hujan Meresapkan
mempercepat resaPan air
layak. Untuk
air hujan kedalam tanah merupakan
itu dalam hal ini teknik yartg dapat
diterapkan tanpa terkendala mauPun mengusik fungsi
salah satu bentuk teknologi konservasi
PeresaPan air hujan- Sistem peresapan air hujan (infiltration well) dan parit resaPan
lain adalah sistem
yang merupakan rekayasa,/upaya manusia untuk
melindungi, memperbaiki serta menggunakan sumber daya alam menurut prinsip-prirmip ekonomi
air hujan (infiltration trench). Bila muka air tanah cukup titgp maka konstruksi pertama lebih
maupun sosial yang dapat memberikan keuntungan
memungkinkan, sedangkan pada daerah yang muka air
yang maksimum dan lestari. Dalam hal konservasi
tanahnya rendah maka konstruksi kedua yaitu parit
air tanah seoptimal mungkin kedalam akuifer air tanah dangkal serta mengatur penggunaannya
resapan akan lebih tePat.
secara seimbang.
Rekayasa meresapkan air untuk air tanah dangkal
dapat dilakukan dengan memanfaatkan tumbuh-
tumbuhan (teknologi konservasi
vegetatif)
dan rekayasa dengan membuat bangunanbangunan guna meresapkan air. Telah diketahui bahwa kecepatan meresapnya air
kedalam lapisan pembawa air umumnya lebih
,
Kawasan perlindungan setempat, meliputi beberapa ienis kawasan sebagai
berikut:
a. Sempadan Sungai Untuk melindungi terjadinya Pencem pengelolaan yang dilakukan
ala71',
erosi dan longsor strategi
untuk sempadan sungai
tersebut
yaitu dengan jalan: 1. Memberikan
lambat dibandingkan dengan kecepatan aliran air
jalur pengaman aliran sungai melalui penutupan
vegetasi tetap disepanjang jalur kanan-kiri sungai'
permukaan, sehingga usaha konservasi air tanah
ditunjukkan pada rekayasa memperlambat aliran
2.
Tidak diperkenankan adanya bangunan termasuk mendirikan bangunan-bangunan kecuali bangunan yang diperlukan untuk
37
menunjang fungsi kawasan tersebut dan atau bangunan yang merupakan bagian dari suatu jaringan atau transmisi bagi kepenting€rn umum.
Penutupan vegetasi tetap pada ruas-ruas tertentu disekeliling
3. Dilarang melakukan penebangan pohon disepanjang-sempadan sungai.
b.
Dalam mempertahankan kelestarian fungsinyo maka stlategi
yang dapat dilakukan terhadap kawasan sekitar
Tidak diperkenankan bila dikonversi
atau
diubah
Penggunaannya. 2. Memberikan pengamanan disekitarnya + 50 meter dengan cara
penutupan vegetasi tetap disekeliling mata airnya.
3.Tidak diperkenankan/diperbolehkan mendirikan bangunan kecuali bangunan yang diperlukan untuk menunjang fungsi kawasan sekitar danau/waduk tersebut danf ataa bangunan yang merupakan bagian dali suatu iaringan atau transmisi bagi kepentingan umum.
4. Dilarang melakukan penebangan pohon dalam radius tertentu
(t 50 meter) disekitar kawasan danaaf waduk tersebut' c. Kawasan Sekitar Mata Air Strategi yarrg dapat dilakukan untuk pemanfaatan dan pengelolaan kawasan sekitar mata air adalah:
air,. _ _- _
mendirikan bangunan, kecuali bangunan penunjang'
Dilarang melakukan penebangan pohon dalam radius tertentu dari kawasan sekitar mata air-
danauf wadukyaitu dengan jalan: 1.
gra!4
Dalam kawasan hutan dengan radius tertentu dikawasan sekitar mata air tidak diperkenankan adanya budidaya termasuk
Kawasan Sekitar Danaqfl,Vaduk
pengelolaan
Mata air didalam kawasan hutan mauPun diluar kawasan hutan harus diamankan dengan memperhatikan areal perlindungannya.
ko'ta-" d. Kawasan terbuka hif au kota teirirasuk ttidalariiny:rhutan