h. Sistim interlock untuk mencegah bergeraknya kendaraan pada saat selang tidak disimpan pada tempatnya
i. Breakable fitting pada selang untuk mencegah kerusakan pesawat pada saat kendaraan bergerak dan selang masih terhubung dengan pesawat j.
Sensor anti tabrakan
k. Filter diantara pompa dan selang
8.3.9 Perangkat Keselamatan (safety devices)
Unit harus dilengkapi perangkat keselamatan (safety devices) yang tersedia dan berfungsi dengan baik antara lain : a. Emergency stop;
b. Horn (klakson); c. Reverse warning device; d.
Rear view mirror
e.
Windshield washers
f. Fire extinguisher (alat pemadam api ringan) laik pakai minimal 5kg.
8.3.10 Pengoperasian
a. Water Service Truck (WST) hanya boleh dioperasikan di sisi udara dan sesuai dengan peruntukan pelayanan.
b. Selama pengoperasian di sisi udara, Water Service Truck (WST) harus menyalakan lampu obstacle (yellow rotary/flashing light). c. Selama standby menunggu waktu services, mesin kendaraan harus dimatikan dan parking brake diaktifkan.
9. AIR CONDITIONING UNIT (ACU)
9.1 Bagian-bagian unit ACU terdiri dari beberapa komponen sebagai berikut : a.
Sistem pendingin (refrigerant);
b.
Compressor;
c.
Condensor;
d.
Evaporator;
e.
Blower; dan
f
Engine.
9.2 Cairan Refrigerant jenis non CFC yang ramah lingkungan. Jumlah output selang (hose) dapat satu outlet atau dua outlet.
9.3 Kapasitas pengkondisian udara harus memenuhi ketentuan :
a. Kapasitas sistem pengkondisian udara harus mampu mengkondisikan udara sesuai dengan kebutuhan kabin pesawat dengan temperatur output yang terukur pada unit indikator maksimum 1°- 7° Celcius.
b. Selang pengiriman dengan kapasitas yang sesuai dengan panjang minimal 10 m dipasang pada dudukan outlet dan dirancang untuk mencegah kebocoran AC dari jarak pengoperasian normal.
28
9.4
Untuk ACU yang dilengkapi dengan mesin penggerak (truck), mesin dan transmisi harus memenuhi ketentuan :
a.
Penggerak utama (prime mover) menggunakan jenis mesin diesel atau tenaga battery.
b.
Sistem kemudi (steering) harus dilengkapi dengan power steering (hydraulic power system).
c.
Sistem transmisi dapat menggunakan jenis manual transsmission atau automatic transmission (power shift transmission).
9.5 Engine control monitor sekurang-kurangnya terdiri dari :
9.6
a.
Hour meter
b.
Engine RPM
c.
Oil pressure
d.
Coolant temperature
Operating panel unit terdiri dari :
a. b.
Alat ukur temperatur udara pendingin (cooling air temperature gauge); Kontrol debit (controling discharge);
c.
Indikator cooling mode dan dehumidity atau lampu berwarna hijau (green light for cooling "ON');
d. e. f.
Sistem penyalaan dan penghentian mesin (switch on/off); Penyetelan temperatur (temperature adjuster); Lampu penerangan panel (panel lighting); dan
g.
Peringatan terhadap gangguan engine dan compressor.
9.7 Tangki bahan bakar dilengkapi dengan fuel gauge dan kapasitasnya cukup untuk pengoperasian terus-menerus minimal selama 8 jam.
9.8 Unit harus dilengkapi dengan safety devices yang berfungsi dengan baik, antara lain :
a. Hand brake /untuk ACU);
b. Wheel chocks /untuk ACU); c. Indicator panel; d. Emergency Stop; e.
Working Light;
f. Lampu obstacle (yellow rotary/flashing); dan
g. Alat pemadam api ringan (Fire Extinguisher) yang masih laik pakai minimal 5 kg. 9.9
Pengoperasian
a. Air Conditioning Unit (ACU) hanya boleh dioperasikan di sisi udara dan sesuai dengan peruntukannya.
b. Selama pengoperasian di sisi udara, Air Conditioning Unit (ACU) harus menyalakan lampu obstacle (yellow rotary/flashing light). c. Selama pengoperasian Air Conditioning Unit (ACU) parking brake diaktifkan dan wheel chock dalam posisi terpasang pada roda.
29
d. Selama pengoperasian Air Conditioning Unit (ACU) operator harus mengenakan headset.
e. Sebelum membuka katup discharge, pastikan selang discharge telah tergelar dengan sempurna.
10. GROUND POWER UNIT (GPU)
10.1
Bagian-bagian unit Ground Power Unit (GPU) terdiri dari beberapa komponen sebagai berikut :
10.2
a.
Generator
b.
Engine
c.
Panel Kontrol
d.
Kabel
Unit GPU AC harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a.
Unit GPU AC harus dapat menghasilkan dan mensuplai arus listrik 3 phase dengan tegangan 115 Vac Line-Neutral atau 200 Vac LineLine dengan frekuensi 400 Hz, untuk pengoperasian peralatan
elektrikal pesawat udara. b.
Tersedia tempat penyimpanan kabel yang aman.
c.
Instrumen dengan kanopi tertutup harus terlihat.
d.
Tersedia ventilasi pada kompartemen engine dan generator
e.
Sumber tenaga yang digunakan untuk menggerakkan alternator
hendaknya sebuah mesin (engine) berdaya kuda yang cukup untuk menghasilkan nilai kVA yang ditetapkan dengan power factor 0,8
pada overload serta kisaran suhu tertinggi dimana peralatan dioperasikan. f.
Karakteristik kelistrikan harus memenuhi ketentuan :
Range (Kisaran)
Criteria (Kriteria) Load(beban) Phase Rotation
Bagian A - B - C
Load Capacity
60-180 kVA
Overload Capability
125
%
dengan
dari
power
nilai
factor
kVa
0,8
untuk 5 menit
Range of Power Factor
0,8-0,95
Voltage(tegangan)
Voltage at Aircraft Connector
115
Vac
±
(adjusment
maksimal 5 Vac)
Overvoltage limit for
120 Vac
Disconnection
Undervoltage limit for
110 Vac
Disconnection
Voltage Transient Recovery
30
30 % load (beban) berubah
1) Penggerak utama (prime mover) menggunakan jenis mesin Diesel atau tenaga battery.
2) Sistem
kemudi/Sieen'ngJ harus
dilengkapi
dengan
Power
Steering (hydraulic power system).
3) Sistem transmisi dapat menggunakan jenis manual transsmission atau automatic transmission (power shift transmission).
q. Panel kontrol untuk alternator harus terdiri dari peralatan sebagai berikut :
1) Volt meter
2) Ampere meter
3) Tombol (switch) untuk kontrol kontaktor dilengkapi dengan indikasi lampu jika arus listrik mengalir ke pesawat udara. 4) Current adjusment
5) Emergency shutdown
6) Lampu panel untuk operasi malam hari
r. Tangki bahan bakar dilengkapi dengan fuel gauge kapasitasnya cukup untuk pengoperasian selama 8 jam.
dan
s. Unit harus dilengkapi dengan safety device yang berfungsi dengan baik, antara lain :
1)
Services brake (untuk truck);
2)
Hand brake /untuk truck);
3)
Wheel chocks atau sejenisnya /untuk cart);
4)
Indicator panel;
5) 6)
Driving light/head lamp /lampu depan untuk truck); Back light /lampu belakang untuk truck);
7)
Signal light /Lampu sein untuk truck);
8)
Lampu obstacle berwarna kuning rotary atau berkedip
9)
Horn /untuk truck);
10)
Reverse warning device /untuk truck);
11)
Windshield washers (untuk truck yang berkabin); dan
12) Fire extinguisher (alat pemadam api ringan) yang masih laik pakai minimal 5 kg. 10.3
Pengoperasian
a.
Ground Power Unit (GPU) hanya boleh dioperasikan sesuai dengan peruntukannya.
b. Selama pengoperasian di sisi udara, Ground Power Unit (GPU) harus menyalakan lampu obstacle (yellow rotary/flashing light). c. Selama pengoperasian Ground Power Unit (GPU) parking brake diaktifkan dan wheel chocks dalam posisi terpasang pada roda. d. Selama pengoperasian Ground Power Unit (GPU) operator harus mengenakan headset.
33
11. AIR STARTER UNIT (ASU)
11.1
Bagian-bagian utama unit Air Starter Unit (ASU) terdiri dari beberapa komponen sebagai berikut :
11.2
a.
Engine;
b.
Kompresor;
c.
Sistem Pengaturan Udara;
d.
Selang output;
e.
Panel Kontrol; dan
f.
Tangki bahan bakar.
Struktur dan ukuran unit harus memenuhi ketentuan :
a.
Semua unitsesuai ukuran minimal (standar pabrik).
b.
Rangka harus mampu membawa beban berat air stater unit, termasuk peralatan dan sistem.
c.
Desain dan penggunaan unit termasuk kontrol harus didesain
untuk menyediakan air starter sebagai Jet engine starter pada tekanan tinggi dan air conditioning pressure pada tekanan rendah
yang dapat digunakan sebagai air pacs dan ventilasi udara pada kabin pesawat udara.
11.3
Unit harus dapat dioperasikan oleh satu orang.
11.4
Sumber tenaga dari jenis mesin diesel sesuai dengan beban kapasitas airflow dan mempunyai kekuatan yang cukup untuk beroperasi pada berbagai ketinggian dan suhu.
11.5
Dilengkapi sistem proteksi untuk mematikan secara otomatis sumber
tenaga pada kondisi over speed, low oil pressure dan highcoolant temperature. Sistem proteksi ini tidak bekerja saat prosedur pelayanan pesawat udara berlangsung, hal ini diberlakukan untuk menghindari kerusakan mesin pesawat. 11.6
Kompressor dapat mempertahankan kebutuhan udara dan tekanan
secara berkelanjutan tekanan maksimum keluaran 45 psi. 11.7
Unit harus dilengkapi dengan valve pengaturan tekanan udara untuk
mengatur karakteristik udara sesuai persyaratan peneumatik mesin jet.
11.8
Disediakan pengatur valve selectoratau switch sesuai kebutuhan yang digunakan (jet start dan airpact/air cond).
11.9
Unit harus menggunakan proteksi safety regulator valve pada output air compressor tidak boleh melebihi pressure setting 46
dengan
psi untuk
mencegah sistem pesawat dari tekanan lebih.
11.10 Tersedia saklar pilihan untuk minimal dua mode operasi yaitu : air packs dan jet start.
11.11 Unit harus menggunakan dua output selang jika kapasitas aliran udara di atas 160 lb/min.
34
11.12 Unit harus dilengkapi dengan bypass valve untuk membuang aliran udara menuju atmosfir.
11.13 Selang pengiriman udara harus mempunyai panjang minimal 8 m lengkap dengan konektor ke pesawat.
11.14 Untuk ASU yang dilengkapi dengan mesin penggerak/truck, mesin dan transmisi harus memenuhi ketentuan :
a.
Penggerak utama (prime mover) menggunakan jenis mesin diesel atau tenaga battery.
b. Sistem kemudi (steering) harus dilengkapi dengan Power Steering (hydraulic power system).
c.
Sistem transmisi dapat menggunakan jenis Manual transsmission atau automatic transmission (power shift transmission).
11.15 Unit dilengkapi dengan panel kontrol yang terdiri dari komponen sebagai berikut :
a.
Air pressure gauge;
b.
Air deliver mode selector;
c.
Rpm gauge;
d.
Oilpressure gauge;
e.
Water temperature gauge;
f
Fuel gauge;
g.
Control panel lights; dan
h.
Controlpanel mounted emergency stop switch.
11.16 Unit
harus dilengkapi dengan safety device yang berfungsi dengan
baik, antara lain :
a.
Services brake (untuk truck mounted);
b.
Parking brake (berupa mekanikal atau wheel chocks);
c.
Indicator panel;
d.
Emergency stop;
e. f.
Driving light/head lamp (lampu depan untuk truck mounted); Working light (lampu kerja);
g.
Back light (lampu belakang untuk truck mounted);
h.
Signal light (lampu sein untuk truck mounted);
i.
Lampu beacon berwarna kuning rotary atau berkedip dan tidak terhalang (dapat dilihat 360°);
j.
Horn (untuk truck mounted);
k.
Rearview mirror (untuk truck mounted);
1.
Reverse warning device (untuk truck mounted);
m. Windshield washers (untuk truck mounted yang menggunakan cabin); dan
n.
Fire Extinguisher (alat pemadam api ringan) yang masih laik pakai minimal 5 kg.
11.17 Pengoperasian
35
a. Air Starter Unit (ASU) hanya boleh dioperasikan sesuai dengan peruntukannya.
b. Selama pengoperasian di sisi udara, Air Starter Unit (ASU) harus menyalakan lampu obstacle (yellow rotary/flashing light).
c.
Selama pengoperasian Air Starter Unit (ASU) parking brake diaktifkan dan wheel chocks dalam posisi terpasang pada roda. d. Selama pengoperasian Air Starter Unit (ASU) operator harus mengenakan headset.
e. Sebelum membuka katup discharge, pastikan selang discharge telah tergelar dengan sempurna.
12. APRON PASSENGER BUS (APB) 12.1.
Struktur chasis dan ukuran bodi harus memenuhi ketentuan :
a. Konstruksi chasis harus baru menggunakan Monocoque Chasis atau minimal Low Entry Bus Chasis, bukan modifikasi.
b. Lebar pintu dapat dilewati 2 penumpang pada saat bersamaan atau minimal 1,25 meter, yang terdiri dari 2 (dua) daun pintu. c.
Penempatan pintu pada kedua sisi kendaraan harus sedemikian rupa sehingga memudahkan kegiatan menaikkan dan menurunkan penumpang.
d. Desain bukaan daun pintu direkomendasikan sliding dengan sensor bukaan menggunakan Adaptation Control Modul atau Common Powertrain Control Unit.
e.
Tidak diizinkan bukaan pintu kearah dalam kabin.
f.
Semua kontrol pintu utama harus dioperasikan dari kabin pengemudi.
g.
Tombol pintu darurat harus disediakan dalam kabin penumpang dan dapat dibuka kondisi darurat.
h. Panel daun pintu harus terbuat dari kaca tempered dan jika dipasang bar harus dirancang breakable untuk difungsikan sebagai pintu darurat.
i.
Kabin dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu ruang kemudi dan ruang penumpang dan harus diberi penyekat diantaranya.
j.
Kursi driver harus didesain nyaman, ergonomis dan dapat diatur secara horizonal maupun vertikal.
k.
Panjang keseluruhan bus disesuaikan dengan kondisi Bandar Udara dan maksimum 14,5 m dan lebar keseluruhan 3 m.
1.
Dimensi dan kapasitas APB secara keseluruhan harus sesuai dengan kondisi yang berlaku pada bandar udara dimana unit tersebut ditempatkan.
12.2. Untuk memudahkan mobilisasi, loading dan unloading, suspensi kendaraan harus bisa naik turun, dengan menggunakan suspensi tipe pneumatic.
36
12.3. Desain kabin penumpang harus memenuhi ketentuan :
a. Lantai kabin utama harus rendah dan tidak ada anak tangga (fully low deck) dengan ketinggian maksimum 300 mm dari permukaan tanah, agar memudahkan aksesibilitas dan evakuasi penumpang dalam kondisi darurat.
b. Desain fully low deck harus merupakan konstruksi baru dan bukan modifikasi.
c. Jumlah penumpang berdiri minimal 75 orang dengan ukuran jumlah penumpang berdiri minimal 4 orang per-meter persegi.
d. Harus menyediakan tempat duduk untuk difabel minimal 2 (dua) tempat duduk dan diberi tanda khusus yang permanen.
e. Desain tempat duduk harus ergonomis, nyaman untuk difable dan mudah untuk dibersihkan.
f. g.
Permukaan lantai harus dibuat dari bahan anti slip. Interior harus dilengkapi penerangan yang tidak mengganggu pengemudi.
h. Harus tersedia horizontal bars untuk pegangan tangan (hands grips) dengan jarak antar bar tidak kurang dari 1,5 m, dimana tinggi horizontal bars dari lantai antara 1,9 - 2 m.
12.4.
i. j.
Tinggi kabin penumpang tidak kurang dari 2,3 m. Tinggi pintu penumpang tidak kurang dari 2 m.
k.
Temperatur dalam kabin unit berkisar 22°C - 24°C.
Sistem kemudi dan transmisi harus memenuhi ketentuan :
a. Sistem kemudi (steering system) harus dilengkapi dengan power steering (hydraulic power system).
b.
Sistem transmisi harus menggunakan jenis automatic transmission (power shift transmission).
12.5.
Unit harus dilengkapi dengan safety devices yang berfungsi dengan baik, antara lain :
a.
Rearview mirror atau CC7V dan front side mirror
b.
Reverse warning device
c.
Brake hammer minimal 4 (empat) buah yang diletakkan di dalam cabin penumpang secara terpisah.
d. Emergency door opening control harus tersedia pada ruang kabin penumpang.
e. 12.6.
Jumlah Alat Pemadam Api Ringan minimal 2 buah @ 5 Kg.
Pengoperasian
a. Harus dilengkapi dengan radio base komunikasi dua arah yang diletakkan permanen didalam kendaraan.
b. Apron Passenger Bus (APB) harus didesain sedemikian rupa sehingga unit hanya dapat dijalankan apabila semua pintu dalam kondisi telah tertutup.
37
c. Apron Passenger Bus (APB) hanya boleh dioperasikan di sisi udara
dan harus menyalakan lampu obstacle (yellow rotary/flashing light) selama pengoperasian.
d. Batas kecepatan maksimal Apron Passenger Bus (APB) maksimum 25 km/jam atau disesuaikan dengan peraturan yang berlaku pada bandar udara setempat.
13. INCAPACITATED PASSENGER LOADING VEHICLE (IPL)
13.1.
Semua ukuran unit harus tetap pada ukuran minimal (standar pabrik).
13.2.
Desain platform memenuhi ketentuan :
a. Desain front platform disesuaikan dengan pergerakan longitudinal
b. Jika front platform lebih kecil dari lebar kendaraan maka front platform didesain dapat digeser agar sejajar dengan pintu pesawat udara.
c. Front platform yang dilengkapi dengan extended platform untuk dapat digerakkan lebih mendekati pintu pesawat sehingga tidak ada celah antara front platform dengan pintu pesawat.
d. Untuk memudahkan dalam pengoperasian dan mengurangi potensi bahaya maka pengoperasian kontrol panel dapat dilakukan pada driver cabin, main platform dan frontplatform.
e. Front platform pada kedua sisi dilengkapi dengan pintu geser (sliding door).
13.3.
Platform floor memenuhi ketentuan :
a. Platform depan harus dapat menahan beban distribusi minimal 907
kg (2.000 lb) atau beban terkonsentrasi (diam) di V* bagian terdepan front platform minimal 454 kg, untuk menghindari terjadinya defleksi lebih dari 6 mm.
b. Platform floor harus menggunakan material anti slip, memudahkan pergerakan wheel chair/stretcher trolley dan mudah dibersihkan dari air dan kotoran.
13.4.
Area dibawah front platform harus bebas dari halangan dengan jarak minimal 300 mm dari badan pesawat.
13.5.
Safety hand rail harus mempunyai ketinggian minimal 1.400 mm dan
bila pintu geser mendekati badan pesawat dan dikembalikan ke posisi menutup dalam kondisi terkunci.
13.6.
Desain van body memenuhi ketentuan :
a. Ketinggian dalam van body minimal 1.900 mm.
b. Posisi driver cabin tidak boleh lebih panjang dari tepi terdepan front platform pada saat fully retracted.
c. material Interior harus menggunakan bahan anti slip, memudahkan pergerakan wheel chair/stretcher trolley dan mudah dibersihkan dari
air dan kotoran, serta tidak mudah menyerap.
38
d. Disetiap sisi van body menggunakan jendela tertutup. e. Penerangan interior van body tidak menyilaukan
dengan
pencahayaan minimal 50 lux.
f. Kondisi dalam van body disesuaikan dengan suhu ruangan dengan kisaran 22°C (72°F) - 24°C (75°F). 13.7.
Desain tailgate lift harus memenuhi ketentuan :
a. Unit harus menyediakan tailgate lift platform untuk memudah proses menaikkan dan menurunkan wheel chair dan stretcher trolley. b. Tailgate lift harus mampu menahan beban minimal 227 kg pada saat posisi naik dan turun.
c. Kecepatan naik-turun tailgate lift tidak lebih dari 0,075 m/s dan dapat berhenti secara otomatis.
d. Safety rail harus tersedia disemua sisi dan dapat dilipat. 13.8.
Kontrol panel untuk pengoperasian unit antara lain : a. Kontrol pengoperasian tailgate lift b. Kontrol naik-turun van body
c. Kontrol pengoperasian front platform (control movement) d. Kontrol pengoperasian stabilizer
13.9.
Mesin dan transmisi harus memenuhi ketentuan :
a. Penggerak utama (prime mover) menggunakan jenis mesin diesel atau tenaga battery.
b. Sistem kemudi (steering) harus dilengkapi dengan power steering (hydraulicpower system).
c. Sistem transmisi dapat menggunakan jenis manual transmission atau automatic transmission (power shift transmission). 13.10.
Steering System
Steering system menggunakan front wheel steering tersedia dan berfungsi dengan baik.
13.11.
Hydraulic System
Komponen bagian dari hydraulic system tersedia dan berfungsi dengan baik sebagai berikut : a. Hydraulic tank;
b. Hydraulic main pump; c.
Relief valve;
d. Valve control;
e. Rangkaian pipa dan hose;
f
Emergency hydraulic pump atau hand pump; dan
g. Stabilizer hydraulic.
13.12. Electrical System
Electrical system harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
39
a. Kabel elektrikal unit harus memenuhi kelayakan penggunaan dengan kondisi tidak terdapat goresan dan sambungan yang tidak memenuhi persyaratan;
b. Kabel elektrikal unit diberi kode sesuai dengan fungsinya dan harus kedap air;
c. Battery dan alternator charging system tersedia dan berfungsi dengan baik;
d. Sistem penerangan unit yang dikendalikan dengan switch pada kabin kemudi dilengkapi dengan lampu-lampu yang harus tersedia dan berfungsi dengan baik antara lain :
1)
Driving light/head lamp (lampu depan);
2) 3)
Rear combination lamp; Signal light (lampu sein);
4)
Cabin lamp; dan
5)
Working lamp (lampu kerja).
13.13. Perangkat Keselamatan (safety devices)
Unit harus dilengkapi perangkat keselamatan (safety devices) yang tersedia dan berfungsi dengan baik antara lain : a. Services brake;
b. Rem parkir (parking brake) harus mampu menahan peralatan/unit pada saat bermuatan penuh pada kemiringan 4° atau 7%; c. Emergency stop;
d. Horn (klakson); e. Reverse warning device; f.
Wheel chocks;
g. Rotary yellow/flash yellow; h. Power Take Off indicator; i.
Rear view mirror;
j.
Windshield washers; dan
k. Fire extinguisher (APAR) laik pakai minimal 5kg. 13.14.
Pengoperasian
a. Kendaraan ini hanya boleh dioperasikan di area bandar udara, dan sesuai dengan peruntukannya.
b. Selama pengoperasian, Incapacitated Passenger Loading Vehicle (IPL) harus menyalakan lampu obstacle.
c Ketika unit bergerak mendekat ke badan pesawat maka reverse warning device harus aktif bekerja.
d. Selama pengoperasian Incapacitated Passenger Loading Vehicle (IPL), stabilizer dalam posisi aktif, parking brake pada posisi aktif. 14. HIGHLIFT CATERING TRUCK (HCT)
14.1 Semua ukuran unit harus diusahakan untuk tetap pada ukuran minimal (standar pabrik).
40
14.2. Desain platform harus memenuhi ketentuan :
a. Desain front platform disesuaikan dengan pergerakan logitudinal.
b. Jika front platform lebih kecil dari lebar kendaraan maka front platform didesain dapat digeser agar sejajar dengan pintu pesawat udara.
c. Front platform yang dilengkapi dengan extended platform untuk dapat digerakkan lebih mendekati pintu pesawat sehingga tidak ada celah antarafront platform dengan pintu pesawat.
d. Untuk memudahkan dalam pengoperasian dan mengurangi potensi bahaya maka pengoperasian kontrol panel dapat dilakukan pada driver cabin, main platform dan front platform.
e. Front platform pada kedua sisi dilengkapi dengan pintu geser (sliding door) atau pintu lipat (folded door). 14.3. Platformfloor memenuhi ketentuan :
a. Platform depan harus dapat menahan beban distribusi minimal 907
kg atau beban terkonsentrasi (diam) di % bagian terdepan front platform minimal 454 kg, untuk menghindari terjadinya defleksi lebih dari 6 mm.
b. Platform floor harus menggunakan material anti slip, memudahkan pergerakan catering trolley dan mudah dibersihkan dari air dan kotoran.
14.4. Area dibawah front platform harus bebas dari halangan dengan jarak minimal 300 mm dari badan pesawat.
14.5. Safety handrail harus mempunyai ketinggian minimal 1.400 mm dan bila pintu geser/pintu lipat mendekati badan pesawat dan dikembalikan ke posisi menutup dalam kondisi terkunci. 14.6. Desain van body memenuhi ketentuan : a. Ketinggian dalam van body minimal 1.900 mm.
b. Posisi driver cabin tidak boleh lebih panjang dari tepi terdepan front platform pada saat fully retracted.
c. Lantai kabin harus menggunakan material anti slip, memudahkan pergerakan catering trolley dan mudah dibersihkan dari air dan kotoran, serta tidak mudah menyerap.
d. Penerangan interior van body tidak menyilaukan dengan pencahayaan minimal 50 lux.
e. Kondisi dalam van body disesuaikan dengan suhu ruangan dengan kisaran 22°C (72°F) - 24°C (75°F). 14.7. Kontrol panel untuk pengoperasian unit antara lain : a. Kontrol naik-turun van body;
b. Kontrol pengoperasian front platform; dan
41
14.8. Kontrol pengoperasian stabilizer.Mesin dan transmisi harus memenuhi ketentuan :
a. Penggerak utama (prime mover) menggunakan jenis mesin diesel atau tenaga battery.
b. Sistem kemudi (steering) harus dilengkapi dengan power steering (hydraulicpower system).
c. Sistem transmisi dapat menggunakan jenis manual transmission atau automatic transmission (power shift transmission). 14.9. Steering System
Steering System menggunakan front wheel steering dan berfungsi dengan baik.
14.10. Hydraulic System
Komponen bagian dari hydraulic system tersedia dan berfungsi dengan baik sebagai berikut : a.
Hydraulic tank;
b. Hydraulic main pump; c. Relief valve;
d. Valve control;
e. Rangkaian pipa dan hose;
f. Emergency hydraulic pump atau hand pump; dan g. Stabilizer hydraulic.
14.11. Electrical System
Electrical system harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Kabel elektrikal unit harus memenuhi kelayakan penggunaan dengan kondisi tidak terdapat goresan dan sambungan yang tidak memenuhi persyaratan;
b. Kabel elektrikal unit diberi kode sesuai dengan fungsi dan harus kedap air;
c. Battery dan alternator charging system tersedia dan berfungsi dengan baik;
d. Sistem penerangan unit yang dikendalikan dengan switch pada kabin kemudi dilengkapi dengan lampu-lampu yang harus tersedia dan berfungsi dengan baik antara lain :
1) Driving light/head lamp (lampu depan); 2) Rear combination lamp; 3) Signal light (lampu sein); 4) Cabin lamp; dan
5) Working lamp (lampu kerja).
14.12. Perangkat Keselamatan (Safety Devices)
Unit harus dilengkapi perangkat keselamatan (safety device) yang tersedia dan berfungsi dengan baik antara lain : a.
Services brake;
42
b. Parking brake, harus mampu menahan peralatan/unit pada saat bermuatan penuh pada kemiringan 4°atau 7%; c. Emergency stop;
d. Horn (klakson); e. Reverse warning device;
f.
Rotary yellow/flash yellow;
g. Power Take Off indicator; h. Rear view mirror; dan i.
Windshield washers.
14.13. Pengoperasian
a. Highlift Catering Truck (HCT) hanya boleh dioperasikan di area bandar udara, dan sesuai dengan peruntukannya.
b. Selama pengoperasian, Highlift Catering Truck (HCT) harus menyalakan lampu obstacle (yellow rotary/flashing light). c. Ketika unit bergerak mendekat ke badan pesawat maka reverse warning device harus aktif bekerja.
d. Selama pengoperasian Highlift Catering Truck (HCT), stabilizer dalam posisi aktif, parking brake pada posisi aktif. 15. CARGO TRANSPORTER LOADER (CTL) 15.1. Struktur unit harus memenuhi ketentuan :
a. Tersedianya permukaan penghantar (conveying) yang sesuai dengan panjang ULD.
b. Pada saat memuat ULD, posisi operator harus berada pada sisi samping unit. Sumber tenaga (power) untuk hidrolik dan
komponen listrik harus berada dibelakang posisi operator dan tidak ada halangan pergerakan untuk ULD menuju platform. Jika kabin operator dipasang, ujung kabin tidak melewati tepi depan unit.
c. Dimensi unit harus tetap pada ukuran standar pabrik.
15.2. Desain platform, guide rail dan penghenti (stoper) harus memenuhi ketentuan :
a. Panjang
dan
lebar
platform harus
dapat
cukup
untuk
menempatkan ULD menurut panjangnya.
b. Platform harus dilengkapi dengan roler atau sejenisnya c Tinggi platfom bagian atas permukaan penghantar (conveying) harus 508 mm pada saat muatan penuh dan harus dapat dioperasikan pada ketinggian antara 490 mm - 3.700 mm.
d. Tinggi ujung depan permukaan penghantar (conveying) harus dapat diatur sejajar dengan dollies dan rak penyimpanan barang. e. Kecepatan penghantar (conveying) maksimum 18 m/min.
f. Penghenti (stoper) depan dan belakang harus tersedia pada unit dengan tinggi minimal 54 mm.
43
15.3. Pengoperasian platform harus memenuhi ketentuan:
a. Dapat diatur sesuai dengan bentuk ULD pada arah memanjang dari platform.
b. Operator seharusnya dapat mengoperasikan cargo menuju Lower/Upper Deck Loader dan Main Deck Loader.
c. Waktu yang diperlukan platform pada beban penuh untuk mencapai tinggi maksimum dari posisi terendah dan kembali ke posisi semula tidak boleh melebihi 35 detik.
15.4. Kontrol unit harus memenuhi ketentuan :
a. Semua kontrol untuk pergerakan dan memposisikan loader ke
Lower/Upper Deck Loader dan Main Deck Loader diletakkan pada tempat operator.
b. Tempat operator disesuaikan dengan desain Pabrikan. 15.5. Mesin dan transmisi memenuhi ketentuan :
a. Penggerak utama (prime mover) menggunakan jenis mesin diesel atau battery.
b. Sistem kemudi (steering) harus dilengkapi dengan power steering (hydraulic power system).
c. Sistem pergerakan unit dapat menggunakan jenis automatic transmission atau hydrostatic. 15.6. Steering System
Steering system menggunakan front wheel steering dan berfungsi dengan baik.
15.7. Hydraulic System
Komponen bagian dari hydraulic system harus tersedia dan berfungsi dengan baik sebagai berikut : a. Hydraulic tank;
b. Hydraulic main pump; c. Relief valve; d.
Valve control;
e.
Rangkaian pipa dan hose;
f.
Emergency hydraulic pump atau hand pump; dan
g. Stabilizer hydraulic.
15.8. Electrical System
Electrical system harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Kabel elektrikal unit harus memenuhi kelayakan penggunaan dengan kondisi tidak terdapat goresan dan sambungan yang tidak memenuhi persyaratan;
b. Kabel elektrikal unit diberi kode sesuai dengan fungsi dan harus kedap air;
c. Battery dan alternator charging system tersedia dan berfungsi dengan baik;
44
d. Sistem penerangan unit yang dikendalikan dengan switch pada kabin kemudi dilengkapi dengan lampu-lampu yang harus tersedia dan berfungsi dengan baik antara lain :
1) Driving light/head lamp (lampu depan); 2) Rear combination lamp; 3) Signal light (lampu sein); 4) Cabin lamp; dan
5) Working lamp (lampu kerja).
15.9. Perangkat Keselamatan (Safety Devices)
Unit harus dilengkapi perangkat keselamatan (safety devices) yang tersedia dan berfungsi dengan baik antara lain : a.
Services brake;
b. Rem parkir (parking brake) harus mampu menahan peralatan/unit pada saat bermuatan penuh pada kemiringan 4°atau 7%;
c.
Emergency stop;
d. Horn (klakson); e.
Reverse warning device;
f.
Rotary yellow/flash yellow;
g. Power Take Off indicator; h. Rear view mirror; dan i.
Windshield washers.
15.10. Pengoperasian
a. Cargo Transporter Loader (CTL)
hanya boleh dioperasikan
sesuai dengan peruntukan dan kapasitasnya.
b. Selama pengoperasian di sisi udara, Cargo Transporter Loader (CTL) harus menyalakan lampu obstacle (yellow rotary/flashing light).
c. Selama pengoperasian Cargo Transporter Loader (CTL), stabilizer dan parking brake harus pada posisi aktif.
16. REFUELING DEFUELING TRUCK [RDT)
16.1. Komponen utama unit Refueling Defueling Truck (RDT) sebagai berikut :
a. Tangki
b. Sistem pengiriman atau distribusi (pompa, selang/ hose), hosereel, dan Iain-lain.
c.
Kontrol, katup, dan alat ukur.
d. Fasilitas internal flushing didalam tangki. e.
Katup buang (dump valve).
f.
Sistem pengaman (safety systems) harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
45
1) Titik terendah struktur (ground clereance) minimal 200 mm. 2) Kecuali untuk kabin pengemudi, seluruh bagian unit harus terbuat dari bahan anti karat atau dilapisi bahan anti karat.
3) Peralatan pengait harus terpasang pada bagian depan dan belakang unit, untuk memungkinkan peralatan bisa bergerak (ditarik) apabila kendaraan mengalami gangguan. 4) Pelindung atau bemper harus dipasang untuk melindungi unit dan tangki.
g. Unit harus dilengkapi dengan indikator kontaminasi air dan dilengkapi denga drain valve,
h. Untuk pelayanan pesawat berbadan lebar unit harus dilengkapi dengan work platform kapasitas 200 kg, yang pergerakannya dapat dikontrol langsung oleh operator,
i. Unit harus dilengkapi dengan tangga portable. 16.2. Semua kontrol untuk penyaluran bahan bakar harus diakses dari permukaan tanah.
16.3. Tangki unit harus memenuhi ketentuan :
a. Setiap unit harus mempunyai 1 tangki untuk setiap jenis fuel yang akan disuplay.
b. Bentuk dan kriteria tangki sebagai berikut : 1)
Tangki terbuat dari bahan anti korosi.
2)
Tangki harus mudah dibersihkan.
3)
Sambungan dan pengelasan pada di bagian dalam harus rata atau halus untuk menghindari endapan - endapan dalam tangki.
4)
Bagian ujung tangki melengkung dengan sudut hendaknya dibentuk radius.
5)
Dasar tangki harus mempunyai slope 5° dengan katup drainage gravity.
6)
Didalam tangki harus dipasang baffle.
7)
Lubang masuk (manhole) sekurang-kurangnya berdiameter 500 mm untuk kemudahan dalam pembersihan dan perawatan/inspeksi.
8)
Tangki harus dilengkapi ventilasi udara (air vent) dengan non flame device.
9)
Tangki dilengkapi dengan gelas duga yang terlindung dengan baik dan dapat dilihat operator.
10) Tangki dipasang pada rangka, dengan menggunakan floating type suspension untuk meredam goncangan dan getaran selama pengoperasian.
11) Diatas tangki harus dipasang sebuah pijakan dengan ukuran lebar sekurang - kurangnya 0.5 m.
46
12) Diseputar lubang manhole harus disediakan untuk suatu
permukaan kerja (working service) atau refuelling caps. 13) Pada bagian belakang kendaraan harus ada tangga untuk memudahkan naik dan turun ke atas tangki.
14) Refuelling caps dan tutup lubang manhole harus punya sistem segel (seal) ganda dan kunci pengaman.
15) Kapasitas tangki harus dibuat sesuai dengan jumlah bahan bakar yang akan disalurkan. 16.4. Pompa (pump) harus memenuhi ketentuan :
a. Pompa harus digerakkan oleh power take off kendaraan atau dengan engine tersendiri.
b. Apabila pompa digerakkan oleh power take off kendaraan, maka harus untuk tidak dimungkinkan untuk mengoperasikan power take off, kecuali tuas persenelingnya dalam posisi netral atau dalam posisi parkir dan rem parkir atau rem tangan bekerja. c. Kemampuan supply pompa tidak kurang dari 300 gpm.
d. Pompa pensuplai harus mempunyai indakator untuk mengetahui jumlah bahan bakar yang dikeluarkan lengkap dengan reset nol. 16.5. Selang (hose) harus memenuhi ketentuan :
a. Selang harus lentur atau flexible.
b. Warna penutup "cap" dan/atau nozzle harus sesuai dengan standar nasional.
c.
Slang penyaluran dan
nozzel harus
dibuat
sesuai standar
internasional dengan panjang slang tidak kurang dari 5 m. d. Setiap slang harus dilengkapi dengan alat penggulung otomatis. e. Harus disediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk masing-masing nozzle penyaluran bahan bakar. 16.6. Mesin dan transmisi harus memenuhi ketentuan :
a. Penggerak utama (prime mover) menggunakan jenis mesin diesel atau tenaga battery.
b. Sistem kemudi (steering) harus dilengkapi dengan power steering (hydraulic power system).
c. Sistem transmisi dapat menggunakan jenis manual transmission atau automatic transmission (power shift transmission).
16.7. Unit harus dilengkapi dengan safety devices yang berfungsi dengan baik, antara lain : a.
Services brake
b. Parking brake
c. Unit harus mempunyai pengaman (interlock system) sehingga unit/truck tidak dapat dioperasikan selama penyaluran bahan bakar ke pesawat sedang berlangsung. d. Indicator panel
47
e. Emergency stop
f. Driving light/ head lamp (lampu depan) g. Back light (lampu belakang) h. Signal light (lampu sein) i.
Warning divice alarm.
j. Lampu beacon berwarna kuning rotary atau berkedip dan tidak terhalang (dapat dilihat 360°)
k. Kendaraan harus dilengkapi dengan peralatan electrical discharge to ground device.
1. Kendaraan harus dilengkapi dengan peralatan interlocking lifting up & shift transmission.
m. Fire extinguisher (alat pemadam api ringan) yang masih laik pakai minimal 2 (dua) unit ukuran 5 kg. 16.8. Pengoperasian
a. Refueling Defueling Truck (RDT) hanya boleh dioperasikan di sisi udara dan sesuai dengan peruntukan dan kapasitasnya.
b. Selama pengoperasian di sisi udara, Refueling Defueling Truck (RDT) harus menyalakan lampu obstacle.
c. Selama pengoperasian Refueling Defueling Truck (RDT) pada pesawat, electrical discharge to ground device harus dipasang. d. Selama pengoperasian Refueling Defueling Truck (RDT) pada pesawat, interlocking lifting up & shift transmission diaktifkan.
e. PTO hanya bisa "ON" pada posisi transmisi netral atau posisi parkir dan interlock system diaktifkan.
17. HYDRANT DISPENSER TRUCK/CART (HDT/HDQ 17.1. Komponen utama unit Hydrant Dispenser sebagai berikut : a. Sistem pengiriman/distribusi (pompa, selang/hose), hose-reel, dan Iain-lain.
b. Fuel safety relief valve harus dapat membaca tekanan sebesar 21 bar.
c. Fuel pressure gauge dan fuel flow meter harus selalu terkalibrasi.
d. Sistem pengaman (safety systems) harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1) Titik terendah unit (ground clereance) minimal 200 mm.
2) Setiap unit harus dilengkapi dengan perlengkapan untuk membersihkan tetesan avtur yang melekat pada unit. 3) Peralatan pengait harus terpasang pada bagian depan dan belakang unit, untuk memungkinkan peralatan bisa bergerak (ditarik) apabila kendaraan mengalami gangguan.
4) Pelindung atau bemper harus dipasang untuk melindungi unit dari benturan.
48
e. Untuk pelayanan pesawat berbadan lebar, unit harus dilengkapi dengan work platform kapasitas 200 kg yang pergerakannya dapat dikontrol langsung oleh operator. f. Unit harus dilengkapi dengan indikator kontaminasi air dan dilengkapi denga drain valve.
g. Unit harus dilengkapi dengan tangga portable. 17.2. Semua kontrol untuk penyaluran bahan bakar harus diakses dari permukaan tanah.
17.3. Pompa pengisian (discharge pump) harus memenuhi ketentuan :
a. Pompa harus digerakkan oleh power take off kendaraan atau engine tersendiri.
b. Apabila pompa digerakkan oleh power take off, maka harus tidak dimungkinkan untuk mengoperasikan power take off, kecuali tuas persenelingnya dalam posisi netral atau dalam posisi parkir dan rem parkir atau rem tangan bekerja. c. Kemampuan supply pompa tidak kurang dari 300 gpm.
d. Pompa harus mempunyai indakator untuk mengetahui jumlah bahan bakar yang dikeluarkan lengkap dengan reset nol. 17.4. Selang (hose) harus memenuhi ketentuan :
a. Selang harus lentur atau flexible.
b. Warna penutup "cap" dan/atau nozzle harus sesuai dengan standar nasional.
c. Slang penyaluran dan
nozzel harus
dibuat sesuai standar
internasional dengan panjang tidak kurang dari 5 m.
d. Setiap slang harus dilengkapi dengan alat penggulung otomatis. e. Harus disediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk masing-masing nozzle penyaluran bahan bakar. 17.5. Mesin dan transmisi harus memenuhi ketentuan :
a. Penggerak utama (prime mover) menggunakan jenis mesin diesel atau tenaga battery.
b. Sistem kemudi steering) harus dilengkapi dengan power steering (hydraulic power system).
c. Sistem transmisi dapat menggunakan jenis manual transmission atau automatic transmission (power shift transmission).
17.6. Unit harus dilengkapi dengan safety devices yang berfungsi dengan baik, antara lain : a.
Services brake.
b. Parking brake.
c. Unit harus mempunyai pengaman (interlock system) sehingga unit tidak dapat dioperasikan selama penyaluran bahan bakar ke pesawat sedang berlangsung.
49
d. Indicator panel. e. Emergency stop.
f. Driving light/head lamp (lampu depan). g. Back light (lampu belakang). h. Signal light (lampu sein).
i. Lampu beacon berwarna kuning rotary atau berkedip.
j. Kendaraan harus dilengkapi dengan peralatan ground discharge. k. Kendaraan harus dilengkapi dengan peralatan interlocking lifting up & shift transmission.
1. Work platform harus dilengkapi dengan safety stop lifting. m. Fire extinguisher (alat pemadam api ringan) yang masih laik pakai minimal 2 (dua) unit ukuran 5 kg. 17.7. Pengoperasian
a. Hydrant Dispenser Truck (HDT) hanya boleh dioperasikan di sisi
udara dan sesuai dengan peruntukan dan kapasitasnya. b. Selama pengoperasian di sisi udara, Hydrant Dispenser Truck (HDT) harus menyalakan lampu obstacle.
c. Selama pengoperasian di sisi udara, Hydrant Dispenser Truck (HDT), electricaldischarge to ground device harus dipasang.
d. Selama pengoperasian Hydrant Dispenser Truck (HDT) pada pesawat, interlocking lifting up & shift transmission diaktifkan.
e. PTO hanya bisa "ON" pada posisi transmisi netral atau posisi parkir dan parking brake diaktifkan.
f Setiap unit Hydrant Dispenser Truck (HDT) harus dilengkapi dengan radio panggil (handy talky) yang explosion proof. 18. CREW TRANSPORTATION VEHICLE (CTV) 18.1.
Struktur dan ukuran unit memenuhi ketentuan :
a. Unit terdiri dari rangka yang sesuai denga tipe bus komersial
b. Unit mampu untuk memberikan akomodasi yang ergonomis pada bagian operator dan penumpang termasuk bagasi dan tas tangan yang dibawa.
c.
Tinggi keseluruhan unit tidak lebih dari 2,9 m.
d. Bagian dalam kabin tingginya tidak kurang dari 2 m 18.2.
Steering system
a. Unit harus dilengkapi dengan power steering
b. Unit harus dapat berputar dibawah radius kurang dari 6 m. c. Unit dilengkapi dengan suspensi untuk kenyamanan penumpang yang duduk dan berdiri 18.3.
Pintu
a. Jalan masuk untuk pengemudi dan penumpang dibuat terpisah b. Lebar pintu tidak boleh urang dari 1,10 m dengan bukaan kedepan, kecuali sliding.
50
'
c
Pintu harus dapat dikontrol dari panel kabin pengemudi, tombol darurat untuk pembuka pintu harus tersedia.
d. Pintu harus dilengkapi dengan seal (kunci) e. Tinggi anak tangga dari permukaan tanah kedalam pembukaan pintu masuk maksimum 0,35 m. 18.4.
Desain Interior Kendaraan
a. Lantai di buat rata dengan penutup material antislip.
b. Kursi dirancang senyaman mungkin dan dapat dengan jarak antar kursi tidak boleh kurang dari 0,75 m.
c. Jika kursi penumang didesain front face, maka baris paling kiri harus dikosongkan sebagai akses darurat menuju keluar kendaraan.
d. Semua kursi penumpang harus dapat dilipat kedepan. e.
Dilengkapi dengan ruang penyimpanan tambahan penyimpanan barang bawaan crew koper atau tas.
untuk
f
Dilengkapi dengan lampu penerangan dan tidak meganggu pengemudi
g. Dilengkapi dengan sistem ventilasi yang memadai. h.
Temperatur dalam kabin unit berkisar 22°C - 24°C.
i.
Memungkinkan orang untuk menyelamatkan diri dalam keadaan darurat jika pintu tidak berfungsi.
j.
Setiap kendaraan harus disediakan tempat sampah di dalam kabin.
18.5.
Kontrol
a.
Dilengkapi dengan standar kendaraan umum.
b. Lampu indikator pada saat pintu terbuka yang dipasang di dashboard.
18.6.
Unit harus dilengkapi dengan safety devices yang berfungsi dengan baik, antara lain : a.
Services brake
b.
Indicator panel
c.
Emergency stop
d.
Emergency door
e. f.
Driving light/head lamp (lampu depan) Back light (lampu belakang)
g.
Signal light (lampu Sein)
h.
Horn
i.
Rearview mirror
j.
Reverse warning device
k. Windshield washers (menggunakan cabin)
1.
Fire extinguisher (alat pemadam api ringan) yang masih laik pakai minimal 1 buah dengan kapasitas masing-masing 3 kg.
18.7.
Pilihan
51
a.
Motor penggerak dapat berupa diesel, motor bakar besin atau motor dengan listrik.
18.8.
b.
Transmisi otomatis
c.
Sistem komunikasi didarat.
d.
Kotak P3K
Pengoperasian
a. Crew Transportation Vehicle (CTV) hanya boleh dioperasikan di sisi udara dan sesuai dengan peruntukannya.
b. Selama pengoperasian di sisi udara, Crew Transportation Vehicle (CTV) harus menyalakan lampu obstacle (yellow rotary/flashing light).
c.
Batas kecepatan maksimal Crew Transportation Vehicle (CTV) disesuaikan dengan peraturan yang berlaku pada bandar udara setempat.
19. FORKLIFT TRUCK FOR LOADING AIRCRAFT LOWER DECK (FLT) 19.1. Bentuk Konstruksi Unit
a. Forklift digunakan untuk keperluan loading/unloading cargo yang berat kedalam atau keluar perut pesawat udara yang bukan untuk container dan/atau di lokasi yang permukaan kerjanya tidak memungkinkan untuk menggunakan High Lift Loader. b. Penggunaan paling umum dari peralatan ini adalah untuk
pesawat udara dengan ukuran sampai B707/DC-8, meskipun pada pesawat jenis B 757 dan B 767 dapat pula dioperasikan, sehingga dengan demikian data-data yang relevan perlu disertakan sebagai referensi.
c. Dimensi Forklift harus kompak atau minimalis dan bebas dari
bagian yang menonjol
seperti
knalpot,
sehingga
dapat
bermanuver secara efisien di dalam gudang.
d. Kabin operator harus tidak menghalangi pandangan kesegala arah dan bebas dari sudut dan tonjolan-tonjolan yang tajam. e. Untuk menghindari obstacle overhead, tiang harus dibuat serendah mungkin antara 2.000 - 2.200 mm.
f. Tiang dan pengangkut tidak menghalangi sudut pandang operator terhadap muatan dan daerah kerjanya.
g. Truck hendaknya dilengkapi dengan pelindung operator yang memadai, agar terhindar dari perpindahan atau pergeseran muatan.
h. Pemasangan fork blade pada pengangkut hendaknya sedemikian, sehingga posisi dari blade dapat dengan cepat dan mudah dirubah.
19.2. Kapasitas dan Ukuran
52
1. Forklift harus mampu memuat barang seberat 1.000-2.500 kg, dan menempatkan barang tersebut kedalam ruangan cargo pesawat udara dalam posisi sedemikian, sehingga meminimalkan penanganan secara manual.
2. Karena standar truck Forklift pada umumnya ditentukan (rated) pada 500 - 600 mm "Load Center", yaitu jarak antara "load center of gravity" dan center of bearing wheel, maka suatu "rated load'
yang melebihi 2.500 kg akan diperlukan untuk mengadakan
suatu kendaraan yang mampu mencapai ke dalam ruang cargo pesawat udara dengan muatan yang dikehendaki.
3. Apabila load capacity pas-pasan, perlu membatasi "forward tilt capacity" dari pada tiang, guna menghindari hilang keseimbangan dengan load yang terangkat.
4. Untuk pelayanan di ruang cargo lower deck pada kebanyakan pesawat udara, kiranya perlu untuk memasang blade yang lebih panjang dari yang standar. Blade sampai sepanjang 1.829 meter, adalah umum digunakan. Apabila ini dilakukan, maka muatan
maksimum yang aman pada ujung blade akan berkurang banyak. 5. Jumlah pengurangan kapasitas akibat bertambah panjangnya blade akan berbeda/ bervariasi. Hukum "rule of thumb" pada sebuah truck kecil adalah bahwa setiap 2,5 cm pemindahan Load melewati posisi 600 mm, maka "safe working", load akan berkurang dengan 45 kg kurang lebih.
6. Perpanjangan blade atau belt-on extention apabila dipasang harus mendapat persetujuan dari pabrik Forklift yang bersangkutan dan secara reguler harus diperiksa kekuatannya selama digunakan.
7. "Safe working" pada "load center" yang berbeda-beda seperti halnya load maksimum pada ujung blade harus diberi tanda yang jelas pada sisi operator. 8. Kapasitas bahan bakar 50 - 60 liter. 19.3.
Mobilitas dan Stabilitas
a. Ban yang digunakan pada Forklift harus berupa ban solid.
b. Radius putar harus tidak lebih dari dua setengah kali panjang rangka.
c. Untuk mempermudah pengoperasian, harus dipasang power steering.
19.4. Fasilitas Untuk Operator
a. Operator harus mempunyai pandangan kesegala arah tanpa halangan, dan harus dapat melihat bagian-bagian ujung Forklift. b. Apabila dipasang kabin, maka semua jendela bagian depan harus diberi wiper, penghilang kabut atau alat lain sehingga pandangan bebas kesegala arah dalam segala cuaca. Jika alat-
53
alat dimaksud tidak dapat dipasang maka dimungkinkan untuk memindahkan atau menggeser kaca penutup. c. Semua kontrol kemudi maupun kontrol pengoperasian diberi tanda yang jelas dengan simbol yang sesuai.
d. Semua kontrol harus mudah terkendali sepenuhnya dan mekanisme hidroliknya lewat jarak-jarak yang pendek. 19.5. Mesin dan transmisi harus memenuhi ketentuan :
a. Penggerak utama (prime mover) harus menggunakan jenis mesin diesel atau tenaga battery.
b. Sistem transmisi pada umumnya menggunakan jenis automatic transmission (power shift transmission).
19.6. Unit harus dilengkapi dengan safety devices yang berfungsi dengan baik, antara lain : a.
Services brake.
b. Hand brake yang mudah dioperasikan dan berfungsi baik. c. Indicator panel.
d. Driving light/head lamp (lampu depan). e. Back light (lampu belakang). f. Signal light (lampu sein). g.
Warning divice alarm.
h. Lampu beacon berwarna kuning rotary atau berkedip dan tidak terhalang (dapat dilihat 360°).
i. Fire extinguisher (alat pemadam api ringan) yang masih laik pakai minimal 5 kg. 19.7.
Pilihan
a.
Side shift
b. Lampu kerja (working lamp) c. Intercom untuk operator 19.8. Pengoperasian
a. Forklift Truck hanya boleh dioperasikan di sisi udara dan sesuai dengan peruntukannya.
b. Selama pengoperasian di sisi udara, Forklift Truck harus menyalakan lampu obstacle (yellow rotary/flashing light). c. Selama pengoperasian warning device alarm dan lampu obstacle harus diaktifkan.
20. HELI DOLLIES (HDOL)
20.1. Struktur dan ukuran unit memenuhi ketentuan :
a. Struktur rangka harus sesuai denga tipe helicopter yang dilayani. b. Dilengkapi dengan motor DC c. Unit harus mampu berputar bebas 360° d. Unit mampu dioperasikan secara remote
54
e. Unit harus dilengkapi dengan tow hitch f. Unit harus mudah dimonitor dan dikendalikan
g. Unit hanya boleh dioperasikan sesuai dengan kapasitas dan peruntukannya.
21. GROUND SUPPORT SYSTEM (GSS) Desain:
a. Ground Support System didesain sesuai dengan peraturan dan ketentuan tentang sistem instalasi Plumbing di Indonesia.
b. Ground Support System untuk supply kelistrikan didesain sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi listrik Indonesia.
c.
Ground Support System untuk supply bahan bakar pesawat udaraharus didesain sesuai dengan NFPA 415.
22. KENDARAAN YANG BEROPERASI DI SISI UDARA (AIRSIDE OPERATIONS VEHICLE/AOV).
22.1. Struktur dan ukuran unit memenuhi ketentuan :
a. Unit terdiri dari rangka yang sesuai denga tipe kendaraan komersial.
b. Unit mampu untuk memberikan akomodasi yang ergonomis pada bagian operator dan atau penumpang. 22.2. Steering system
a. Unit harus dilengkapi dengan power steering
b. Unit harus dapat berputar dibawah radius kurang dari 6 m. 22.3.
Pintu
a. Semua kontrol pintu ditempatkan di ruang pengemudi dan dilakukan oleh pengemudi.
b. Harus tersedia tombol pembuka pintu darurat di runga penumpang. c. Pintu harus dilengkapi dengan kunci (seal).
d. Desain pembukaan pintu harus kearah depan, kecuali tipe sliding. 22.4.
Desain Interior Kendaraan
a. Lantai di buat rata dengan penutup material anti slip. b. Kursi penumpang dapat diatur front face atauface to face.
c. Dilengkapi dengan lampu penerangan dan tidak meganggu pengemudi
d. Dilengkapi dengan sistem ventilasi yang memadai. e. Memungkinkan orang untuk menyelamatkan diri dalam keadaan darurat jika pintu tidak berfungsi.
f Setiap unit kendaraan operasional sisi udara harus dilengkapi dengan box tempat sampah. 22.5.
Kontrol
a. Dilengkapi dengan sistem kontrol standar kendaraan umum.
55
- ^ —
b. Lampu indikator pada saat pintu belum terkunci yang dipasang di dashboard.
22.6.
Unit harus dilengkapi dengan safety devicesyang berfungsi dengan baik, antara lain : a.
Services brake.
b. Emergency stop. c.
Horn.
d.
Rearview mirror.
e.
Safety belt.
f. Windshield washers (menggunakan cabin). g. Tow hitch dan tali penarik yang sesuai.
h. Flame trap harus dipasang pada saliran gas buang untuk kendaraan berbahan bakar bensin.
i. Fire extinguisher (alat pemadam api ringan) yang masih laik pakaiminimal 1buah dengan kapasitas masing-masing 3 kg. 22.7.
Pilihan
a. Motor penggerak dapat berupa diesel, motor bakar besin atau motor dengan listrik. b. Transmisi otomatis
c.
Sistem komunikasi didarat.
d. Sistem pendinginan udara e.
22.8.
KotakP3K
Pengoperasian
a. Airside Operations Vehicle (AOV) hanya boleh dioperasikan di sisi udara dan sesuai dengan peruntukannya.
b. Selama pengoperasian di sisi udara, Airside Operations Vehicle (AOV) harus menyalakan lampu obstacle (yellow rotary/flashing light). c. Batas kecepatan maksimal Airside Operations Vehicle (AOV) disesuaikan dengan peraturan yang berlaku pada bandar udara setempat.
d. Pengoperasian kendaraan pick-up truck, semua pintu bagasi (bak) harus dalam keadaan terkunci.
56
—
B. NON MOTORIZED
1. BAGGAGE CART (BCT) 1.1. Struktur unit keseluruhan harus memenuhi ketentuan : a.
Unit harus terbuat dari struktur yang kuat dengan platform yang mampu untuk digunakan menopang muatan dengan berat sampai dengan 1.500 kg. Pada bagian depan dan belakang disediakan
dinding dan pada kedua sisinya disediakan pintu terali atau pagar untuk menjaga agar muatan tidak jatuh. b.
Rangka harus terpasang pada rumah sumbu belakang roda yang tetap (tidak dapat digerakkan) dan pada sumbu roda depan yang bergerak (dapat disetir).
Unit didesain dengan berat kosong seringan mungkin sehingga memungkinkan untuk dioperasikan oleh satu orang operator.
Struktur rangka dan unit harus terbuat dari bahanlogam yang kuat sehingga tahan terhadap beban kerja maksimum dan dilengkapi dengan rubber bumper pada setiap sudut tepian paling luar bagian atas dan bawah.
Batang penarik (tow bar) harus terpasang pada bagian depan dan kait penarik (tow hitch) pada bagian belakang dengan ukuran pin dan lubang yang sesuai, sehingga keduanya mempunyai kekuatan yang cukup dan dapat ditarik sebagai satu rangkaian cart yang bermuatan penuh. Pin diharuskan menggunakan pengunci agar tidak mudah lepas saat menarik. Diupayakan agar tautan antara tow hitch dan tow
bar tidak bersudut sehingga tidak memungkinkan bagian belakang i.
dari unit terangkat pada saat akan berhenti. Batang penarik hendaknya disesuaikan panjangnya untuk menghindari terjadinya benturan antara 2 (dua) unit cart yang berdekatan dalam 1 (satu) rangkaian pada saat membelok pada tikungan dengan radius putar maksimum 90°.
Batang tow bar harus dapat ditekuk dan pada saat parkir, harus berada pada posisi vertikal dan terkunci (interlock). h. Lantai (platfom) didesain tidak terjadi adanya genangan air. g-
i.
Permukaan sisi dalam dinding pembatas dan platform hendaknya datar dan halus.
j.
Dilengkapi dengan bantalan pada sudut atas.
1.2 Dimensi unit baggage cart: Dimensi
Tipe/Model Terbuka
Panjang Panjang incl towbar
2.500 mm
2.500 mm
3.500 mm
3.500 mm
Tipe/model tertutup
Lebar
1.450 mm
1.450 mm
Tinggi
1.600 mm
2.000 mm
Tinggi platform dari
600 mm
600 mm
tanah
1.2. Pergerakan unit harus memenuhi ketentuan :
a. Unit harus stabil dalam kondisi bermuatan penuh atau kosong sehingga dapat ditarik secara satuan maupun dalam rangkaian. b. Roda gerobak minimal 4 (empat) buah.
c. Roda bagian depan harus berfungsi sebagai kemudi (steering system). 1.3. Pilihan
a. Unit dapat dilengkapi dengan penutup (cover) kedap air. b.
Disediakan tempat penyimpanan penutup (cover) yang melekat pada unit.
Area bongkar muat dapat sebagian atau sepenuhnya tertutup dengan akses dari satu atau dua sisi. d.
Sisi struktur dapat didesain berengsel
e.
Pengereman otomatis apabila unit terlepas dari kopling.
f.
Pengereman pada saat towbar pada posisi vertical 30°.
g-
Permukaan platform tidak licin.
57
————
h. Penutup permanen pada dinding belakang. 1.4. Pengoperasian
a. Unit harus dioperasikan di sisi udara dan sesuai dengan kapasitas dan peruntukannya.
b. Pada saat loading dan unloading bagasi parking brake dalam posisi c.
aktif dan wheel chocks terpasang pada roda. Rangkaian pengoperasian Baggage Cartmaksimum4 unit.
d. Pada saatpengoperasian semua pintu Baggage Cart dalam posisi terkunci.
2. CONTAINER DOLLIES (CDL) 2.1
Struktur unit keseluruhan harus memenuhi ketentuan :
a. Dalam struktur yang memadai, unit harus dilengkapi dengan roller platform untuk mengangkut 1 (satu) Unit Load Device (ULD). b. Geometris sistem kemudi harus sedemikian rupa sehingga apabila ditarik dalam rangkaian akan mengikuti arah lintasan yang benar. c. Ketinggian platform harus 508 mm ± 5% (ujung atas roller terhadap tanah).
d. Unit harus memiliki tow bar yang dipasang di depan dan tow
hitch/tow bar di belakang yang memiliki kekuatan memadai sehingga memungkinkan tractor untuk menarik rangkaian bermuatan. Tow bar
hendaknya disesuaikan panjangnya untuk menghindari terjadinya benturan antara 2 (dua) unit yang berdekatan dalam 1 (satu) rangkaian pada saat membelok.
2.2 Desain platform, guide rail dan stopper harus memenuhi ketentuan : a. Tersedia turntable platform yang dapat berputar secara horisontal
sampai 360°, dilengkapi dengan pengunci (lock) untuk setiap perubahan sudut 90°
b. Platform harus dilengkapi dengan roller yang memungkinkan gerakan untuk transfer ULD.
c. Untuk mengarahkan pemindahan ULD dari/ke platform dan untuk
meredam benturan pada muatan harus dipasang guide roller yang mempunyai diameter yang disesuaikan dengan desain. d. Guide rails dengan tinggi minimal 50 mm harus disediakan di sepanjang dua sisi platform.
e. Stopper dan penahan (restraints) vertikal harus dipasang pada setiap ujung platform guna menahan kerangka dasar ULD di atas platform. Ketinggian puncak dari alat penahan (restraint device) diukur dari permukaan container tidak boleh melebihi 50 mm (2 inch). f. Stopper dan penahan (restraints) tersebut harus dapat dioperasikan oleh 1 (satu) orang dari kedua belah sisi unit. 2.3 Pengoperasian
a. Unit
harus
dioperasikan
sesuai
dengan
kapasitas
dan
peruntukannya.
b. Unit hanya boleh dioperasikan dengan rangkaian maksimal 4 unit. 3. PALLET DOLLIES (PDL)
3.1 Struktur dan ukuran unit keseluruhan harus memenuhi ketentuan:
a. Rangka yang cukup kuat dan dilengkapi dengan platform untuk membawa dan mentransfer unit ULD.
b. Rangka ditopang oleh as roda belakang yang sifatnya tetap dan as roda depan dengan sistem kemudi.
c. Tinggi roller platform 508 mm ± 5% (dari puncak roller). d. Ukuran keseluruhan unit dibuat seminimal mungkin. e. Unit harus memiliki tow baryang dipasang di depan dan tow hitch di
belakang yang memiliki kekuatan cukup sehingga memungkinkan tractor untuk menarik rangkaian dolly bermuatan.
f.
Tow bar hendaknya disesuaikan panjangnya untuk menghindari terjadinya benturan antara 2 (dua) unit dolly yang berdekatan dalam 1 (satu) rangkaian pada saat membelok.
58
^ ^
3.2 Desain platform, guide rails, dan stopper harus memenuhi ketentuan : a. Platform dilengkapi dengan roller yang permukaannya memungkinkan pergerakan ULD.
b. Platform dirancang untuk memindahkan ULD baik dari sisi samping atau pun belakang.
c
Dilengkapi guide rail pada kedua sisi lintasan roller.
d. Stopper yang dapat ditarik kembali (retractable) harus dipasang pada masing-masing ujung lintasan roller.
e. Stopper yang dapat ditarik kembali (retractable) dapat dioperasikan oleh satu orang.
f.
Platform harus dirancang cukup untuk menggerakkan ULD secara manual (didorong) dan diameter roller pada platform harus dirancang sehingga perpindahan ULD baik dari/ataupun ke platform tidak
mengalami benturan yang berlebihan.
g. Pijakan (walk ways) disediakan untuk dua orang dan harus terbuat dari bahan anti slip dengan lebar minimal 305 mm.
h. Untuk mempermudah transfer ULD dari/ke platform dan untuk mengurangi benturan, disediakan roller depan yang memungkinkan berdiameter maksimum.
3.3 Pengoperasian
a. Unit
harus
dioperasikan
sesuai
dengan
kapasitas
dan
peruntukannya.
b. Unit hanya boleh dioperasikan dengan rangkaian maksimal 4 unit. . TOWED PASSENGER STAIR (TPS)
4.1 Struktur dan ukuran unit keseluruhan harus memenuhi ketentuan: a. Tangga mempunyai rangka yang kuat.
b. Tangga dalam keadaan stabil pada waktu untuk naik /turun penumpang pesawat.
c. Tinggi platform atas tidak melebihi 4 m atau dibawah ketinggian bagian bawah fix bridge pada saat ditarik.
d. Titik terendah (ground clearance) unit tidak boleh kurang dari 200 mm dari permukaan tanah.
e. Area di bawah platform atas harus bebas dari semua komponen atau halangan setidaknya 300 mm dari interface pesawat udara.
4.2 Desain tangga harus memenuhi ketentuan :
a. Anak tangga didesain anti slip, tahan terhadap perubahan cuaca dan dilengkapi lubang untuk menghindari genangan air.
b. Dilengkapi dengan pegangan tangan yang tidak boleh ada tonjolan atau sudut yang dapat menyebabkan cedera.
c. Kemiringan anak tangga dan ukuran harus tidak boleh melebihi 2° dari sisi mendatar/horisontal.
d. Lebar tangga anak tangga minimal 1.250 mm atau harus mampu dilewati oleh 2 (dua) orang dewasa yang membawa bagasi kabin.
e. Titik terendah anak tangga tidak boleh lebih dari 175 mm diukur dari permukaan tanah.
f Setiap anak tangga yang berengsel yang dipasang di dasar tangga harus mempunyai ukuran yang sama dengan anak tangga utama.
g. Disediakan sebuah pengunci untuk menahan kedudukan anak tangga yang berengsel.
h. Pegangan tangan harus disediakan pada dua sisi di sepanjang tangga i.
dengan desain tidak boleh melukai dan mudah dibersihkan.
Bagian depan platform harus dilengkapi dengan rubber bumper.
j. Bagian atas platform harus cukup untuk membuka dan menutup pintu pesawat tanpa halangan. Apabila unit tangga dilengkapi dengan sliding side platform maka aturan tersebut tidak berlaku.
k. Sliding side platform harus dilengkapi pengunci. 4.3 Pengoperasian
a. Unit
harus
dioperasikan
peruntukannya.
59
sesuai
dengan
kapasitas
dan
b. Selama digunakan, stabilizer dan parking brake harus dalam posisi aktif dan whell chocks dalam posisi terpasang pada roda. c. Sebelum mobilisasi unit, semua stabilizer dan pengunci lainnya harus dalam keadaan off (terangkat).
5. AIRSIDE AIRCRAFT INSPECTION STAIR (AAIS), BAGGAGE SLIDING BRIDGE (BSB).
5.1
Struktur dan ukuran unit keseluruhan harus memenuhi ketentuan: a. Tangga mempunyai rangka yang kuat.
b. Tangga dalam keadaan stabil pada waktu dioperasikan. c. Bahan rangka harus terbuat dari besi hollow, diberi perlindungan anti karat dan dicat warna kuning aviasi.
d. Permukaan anak tangga harus dibuat dari bahan anti slip. 5.2 Desain tangga harus memenuhi ketentuan :
a. Anak tangga didesain anti slip, tahan terhadap perubahan cuaca dan dilengkapi lubang untuk menghindari genangan air.
b. Dilengkapi dengan pegangan tangan yang tidak boleh ada tonjolan atau sudut yang dapat menyebabkan cedera.
c. Pegangan tangan harus disediakan pada dua sisi di sepanjang tangga dan mudah dibersihkan.
d. Bagian depan platform harus dilengkapi dengan rubber bumper. 5.3 Perangkat Keselamatan (Safety Divices) a.
Unit harus dilengkapi dengan stabilizer.
b. Untuk mobilisasi, unit dapat dilengkapi dengan roda. 5.4 Pengoperasian
a. Unit
harus
dioperasikan
sesuai
dengan
kapasitas
dan
peruntukannya.
b. Selama digunakan, stabilizer harus dalam posisi aktif.
c. Stabilizer harus dalam posisi terkunci saat unit tidak sedang dipergunakan.
6. AIRCRAFT TOWBAR (ATB)
6.1 Struktur dan ukuran unit Aircraft Towing Bar harus didesain mampu untuk menahan dan meneruskan gaya dorong atau tarik pesawat termasuk mendorong atau menarik pesawat membelok.
6.2 Desain Aircraft Towing Bar harus sesuai dengan tipe pesawat. 6.3 Desain Aircraft Towing Bar harus memenuhi ketentuan : a. Towbar harus dilengkapi dengan roda untuk mobilisasi.
b. Towbar dapat dilengkapi dengan sistem hidrolik untuk membantu mempermudah proses connecting bebagai jenis pesawat. c. Ketinggian batang tow bar minimal 50 mm selama operasi. 6.4 Towbar head dan eye unit memenuhi ketentuan :
a. Towbar head didesain aman dan mudah dipasang dan dilepas oleh satu orang
b. Pengait tow head harus dilengkapi dengan shear bolt dan shear pin. c. Diameter dalam dari toweye didesain sesuai dengan diameter pin. d. Towbar eye harus tahan terhadap goresan pada pemakaian normal dan tidak mengalami keausan serta perubahan. 6.5 Bar unit memenuhi ketentuan :
a. Bar dilengkapi dengan pegangan di samping dan/atau di atasnya. b. Diberi tulisan atau marka untuk penggunaan jenis pesawat. 6.6 Pengoperasian
a. Unit
harus
dioperasikan
sesuai
dengan
peruntukannya.
b. Selama mobilisasi tuas hidrolik harus pada posisi off.
60
kapasitas
dan
^^——
7. AIRCRAFT WHEEL CHOCKS (AWC)
7.1
Material wheel chocks merupakan high density rubber dan tahan terhadap segala kondisi cuaca.
7.2
Tipe wheel chocks harus dipilih model solid bottom dengan bentuk
7.3 7.4
Warna bebas, sesuai standar pabrikan. Traction ribs pada permukaan wheel chocks harus horizontal.
segitiga, dan ukurannya disesuaikan dengan jenis pesawat.
7.5
Wheel chocks harus merupakan satu set pasangan
7.6
Wheel chocks harus selalu dipasang pada dua sisi roda pesawat
7.7
Unit harus dioperasikan sesuai dengan kapasitas dan peruntukannya.
8. PASSENGER WHEEL CHAIR (PWC)
8.1.
Rangka terbuat dari bahan stainless steel atau bahan tahan karat lainnya.
8.2.
Unit harus didesain dengan berat seringan mungkin.
8.4.
Kursi harus dapat dilipat.
8.3. Unit dan komponennya harus mampu menahan beban sampai dengan 150 kg.
8.5. Unit harus dilengkapi dengan sistem pengunci roda utama yang dapat dijangkau oleh penumpang.
8.6.
Pada saat dioperasikan, pada posisi menuggu pengunci roda harus
diaktifkan dan unit tidak dapat bergerak.
8.7. Unit harus dioperasikan sesuai dengan kapasitas dan peruntukannya.
61
9.
Aircraft Tail Jack
9.1
Sitim operasi aircraft tailjack harus hidrolis
9.2
Aaircraft tailjack harus dilengkapi dengan pin safety lock
9.3
Jumlah kaki aircraft tail jack minimal 3
9.4
Konstruksi rangka harus mampu menahan beban minimal 2.750 kg
9.5 9.6
Warna aircraft tail jack harus kuning Unit harus memudah untuk mobilisasi dan demobilisasi
9.7
Unit harus dioperasikan sesuai dengan kapasitas dan peruntukannya.
10. Aircraft Passenger Canopy 10.1. Jenis Kanopi terpal atau polykarbonat
10.2. Rangka harus kuat menumpu beratnya sendiri dan kanopi. 10.3. Rangka bagian bawah harus sekaligus berfungsi sebagai pemberat dari tiupan angin. 10.4.
Bagian depan kanopi yang bersinggungan dengan badan pesawat harus diberi bumper.
10.5.
Jenis bumper harus dipilih dari bahan yang lentur agar tidak melukai badan pesawat.
10.6.
Mudah dilakukan mobilisasi dan demobilisasi
10.7. Unit harus dioperasikan sesuai dengan kapasitas dan peruntukannya.
Ditetapkan di
: JAKARTA
Padatanggal
: 16 November 2015
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TTD
SUPRASETYO
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPAL^g^&feHTJKUM DAN HUMAS,
(IV/b) 199003 1 001
62