SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S. Th. I.) Oleh : Abdul Jalil NIM: 03531444
JURUSAN TAFSIR DAN HADIS FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2008
Alh}amdulillah rabbil ‘a>lami>n berkat rahmat dan pertolongan Allah Swt. penyusun akhirnya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul TAH{FI
QUR’Az} al-Qur’a>n Pra-kodifikasi Abu> Bakr), di mana penyusun telah belajar dan mendapat banyak ilmu dan informasi yang penting bagi penyusun sendiri sebagai santri, pengajar dan mahasiswa di wilayah al-Qur’an dan al-hadis dan terutama sebagai pecinta alQur’an karena sudah lama berada di kawasan republic qur'ani . Selain itu, penyusun juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada bebrapa pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan skrepsi ini, wa akhus}s} bi az\-z\ikr : 1- Dekan Fakultas Ushuluddin, Dr. Sekar Ayu Aryani, M.Hum. beserta Pembantu Dekan. 2- Ketua Jurusan Tafsir dan Hadis, Drs. Muhammad Yusuf, M.Si, beserta Sekretaris Jurusan, Bapak M. Alfatih Suryadilaga, M.Ag, yang telah memberikan arahan dan saran-saran hingga terselesaikannya skripsi ini. 3- Penasehat Akademik, sekaligus pembimbing II Bapak Drs. M. Mansur, M.Ag. yang telah memberikan ilmu, inspirasi, nasehat dan bimbingan dalam banyak forum, formal maupun non-formal selama penyusun menjadi mahasiswa. 4- Bapak Dr. Sahiron Syamsuddin, M.A selaku pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu dan dengan sabar memberikan bimbingan dan motivasi kepada penyusun dalam menyelesaikan skripsi ini.
5- Dosen-dosen jurusan Tafsir dan Hadis khususnya Bapak Ahmad Rafiq "Abah Ocha" yang telah memberi banyak ilmu, informasi dan "buku" kepada penyusun. "Beliau saat ini sedang menyelesaikan program S.3-nya di USA"
good luck. 6- Man ka>nu> as-sabab fi wuju>di> fi haz\ihi al-h}aya>h, wa>lidi> Muh}ammad ‘Abd arRah}ma>n dan wa>lidati H{abi>bah Yahdi wa ummi allati rabbatni Ma>’idah H{asanuddi>n (rah}imahum Allah ajma‘i>n). Alla>humma igfir lahum wa irharhum
kama> rabbu>ni> s}agi>ran. 7- Syaikhuna> al-muqri’ KHR. Muhammad Najib AQ. yang telah memberikan bimbingan, ilmu, doa, hikmah dan barakahnya kepada penyusun. 8- Semua masya>’ikh, ustad, guru dan pembimbing penyusun dalam tahfiz alQur’an di mana pun berada. Khususnya masya>’ikh al-h}aramain, Ustad Sira>j, Ustad Muh}ammad Yu>suf dan as-Sayyid al-muqri’ Nabi>l bin Ha>syim al-Gamri> yang telah memberi banyak dan menyambungkan penyusun dengan sanad alQur'an yang mulia yang bersambung sampai Rasulullah saw. Dan kepada al-
marh}u>m Kiai Aminuddin dan Gus Rosyid (alm). 9- Kepada al-marh}}u>m asy-syaikh ‘Abd as-Sabh}a>n Nu>r Wa>‘iz}, as-sayyid H{a>mid al-Ka>f, al-marh}}u>m Kiai Damanhu>ri dan murabbi ru>h}i Kiai Muha}mmad Tamri>n al-Banjari al-Makki. 10- Keluarga penyusun di Makkah tanpa terkacuali, cinta dan doa kalian adalah
my real power. 11- Keluarga penyusun di Indonesia (keluarga Brebes, Kendal, Terenggalik dan Jombang) khususnya bibiku Mah}mu>dah Sira>j, suaminya Habib dan adikadikku beserta keluarga besar PP. Al-Hikmah Benda, khususnya Abah Masruri, Abah Shodiq dan al-marh}u>m Kiai Ali Asy‘ari. 12- Teman-teman santri madrasah huffadh al-Munawwir dan pengurus pndok masa khidmah 2006-2008. Teman-teman mahasiswa tafsir dan hadis angkatan 2003 (Mbah Zen, Nurrohman, Solomon, Andra, Qori, ning lia "ning, terima kasih atas catatan kuliah yang selalu penyusun fotokopi setiap UAS"
and special thinks for Mr. Husni atas diskusi, cering, bantuan dan kesabarannya bersama penyusun. Terima kasih kepada semua pihak yang penyusun tidak bisa menyebutkan namanya satu-bersatu. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan,
Jaza>kumulla>h ah}sa al-jaza>’. Semoga taufik dan hidayah Allah Swt. senantiasa tercurah kepada kita semua. Akhir kata, semoga karya ini bermanfaat fi ad-
da>rain.
Yogyakarta, Maret 2008 Penyusun Abdul Jalil NIM: 03531444
Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan Skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tertanggal 22 Januari 1988 Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987.
ABSTRAK Interaksi (tafa>‘ul) ummat islam dengan kitab suci mereka (al-Qur’an) mempunyai berbagai bentuk dan model, ada yang menghafalkannya, memahaminya, menulisnya, menafsirkannya dan lain sebagainya. Di mana pada setiap model interaksi dengan al-Qur’an mempunyai bebrapa tingkatan dan macam, sesuai dengan kemampuan masing-masing orang yang akan terpengaruh oleh ruang waktu dan tempat. Secara umum, proses tahfiz al-Qur'an pada masa sekarang yang berlangsung di masjid, madrasah, kutta>b, rumah, ma‘had, universitas sesuai dengan tradisi ta‘li>m setempat menggunakan media al-Qur'an yang tertulis (mus}h}af), dan pada umumnya seorang murid membacakan al-Qur’an dihadapan seorang guru (setoran) sesudah menghafalnya dari sebuah mushaf (al-Qur’an yang tertulis) karena pada umumnya masyarakat sekarang adalah masyarakat yang berbudaya tulisan (s\aqa>fah kita>biyyah). Dari sini peneliti ingin mengetahui proses tahfiz al-Qur’an sebelum ada mushaf (pra-kodifikasi Abu Bakr) pada sebuah masyarakat yang masih berbudaya oral (s\aqa>fah syafa>hiyyah). Penelitian ini akan membantu untuk memberi gambaran yang lebih teliti tentang sejarah tahfiz al-Qur’an, di mana penelitian dan studi terhadap sejarah al-Qur’an lebih fokus pada sejarah penulisan/kodifikasi al-Qur’an. Penelitian ini bersifat library research dengan metode deskriptif-analitis serta menggunakan pendekatan sejarah naratif yang mencoba mencari fakta mengenai peristiwa (event), ruang (space), waktu (time), tokoh (man) serta perubahan dan keberlangsungan (change and contiunity). Peneliti akan mengurutkan, menganalisis, dan mengklasifikasi data-data sejarah yang diperoleh dari bebrapa sumber. Penelitian ini dapat memberi kontribusi kepada studi al-Qur’an khususnya dalam ilmu tarikh al-Qur’an yang masih jarang dijadikan objek penelitian oleh mahasiswa jurusan tafsir dan hadis UIN SUNAN KALIJAGA, sekaligus akan menambah wawasan para h}uffa>z} di bidang mereka dalam rangka meningkatkan kualitas intelektual dan kesadaran para h}uffa>z} (istikma>l al-bina>’ al-‘ilmi> wa at-tarbawi> li al-h}uffa>z}). Pada periode Makkah, Nabi dan para sahabat telah berusaha untuk menghafalkan dan menjaga teks al-Qur'an dengan mengadakan pembelajaran di rumah para sahabat atau dengan cara privat. Masjid Nabi menjadi pusat pendidikan pada periode Madinah, di samping tempat-tempat lain seperti as}-s}uffah dan da>r al-Qurra>’. Pengajar al-Qur'an tidak hanya Nabi, akan tetapi juga para sahabat senior, misalnya Ibn Mas‘u>d dan Mus}‘ab. Selama dua periode ini, transmisi al-Qur'an lebih bercorak oral, karena bangsa Arab awal berbudaya oral (s\aqa>fah syafa>hiyyah) sehingga para qurra>’ mempunyai peran lebih besar dibandingkan al-Qur'an yang tertulis. Para qurra>’ di masa itu tidak menghafal al-Qur'an saja akan tetapi mereka adalah orang yang berilmu (‘ulama>) dan ahli ibadah (nussa>k). Para qurra>’ inilah yang mempunyai peran besar dalam proses pembentukan mushaf pertama pada masa Abu Bakr. Dengan menggunakan kaca mata ulumul hadis, peneliti berhasil menjelaskan metode tahfiz al-Qur'an pada komunitas yang berbudaya oral, di antaranya adalah alistima>‘ min qira>’ah asy-syaikh dan al-qira>’ah ‘ala> asy-syaikh. Nabi dan sahabat mentransmisikan al-Qur'an dengan benar dan sempurna. Untuk menjaga hafalan alQur'an, mereka telah melakukan berbagai aktifitas muraja‘ah (ulangan) secara pribadi atau kelompok (dengan patner), hingga hafalan mereka tetap terjaga. Selain metode yang sistematis, potensi dan dorongan diri yang dimiliki generasi awal dapat juga dikatakan sebagai faktor pendukung tahfiz. Nabi telah mencoba untuk mendekatkan alQur'an kepada masyarakat dengan berbagai hal hingga seorang qa>ri’ atau h}a>fiz} pada masa Nabi mempunyai kedudukan yang istimewa.
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………………... B. Saran-saran dan Harapan ……………………………………….. C. Kata Penutup …………………………………………………… BIBLIOGRAFI ……………………………………………………………... CURRICULUM VITTAE ………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur’an adalah teks bahasa yang mempunyai kedudukan sebagai nas}s}
meh}wari (teks sentral) dalam sejarah peradaban dan budaya Arab1 dan Islam. Teks al-Qur’an yang ada di hadapan kita sekarang ini merupakan hasil dari proses panjang melalui beberapa generasi dan kemudian muncul teks standar sebagai pedoman pencetakan kitab suci al-Qur’an. Proses yang dilalui teks alQur’an seperti ini kemudian lebih dikenal dengan sejarah al-Qur’an (ta>ri>kh al-
Qur’a>n).2 Di antara tema-tema yang dibahas dalam sejarah al-Qur’an adalah jam‘ al-
Qur’a>n. Fafd ar-Ru>mi mengklasifikasikan jam‘ al-Qur’a>n menjadi tiga macam, pertama, jam‘ al-Qur’a>n dengan arti h}ifz}uhu fi as}-s}udu>r; kedua, jam‘ al-Qur’a>n dengan arti kita>batuh wa tadwi>nuh; dan yang ketiga, jam‘ al-Qur’a>n dengan arti
tasji>luh s}autiyyan.3 Para pengkaji sejarah al-Qur’an lebih banyak mengkaji macam yang kedua yaitu al-Qur’an yang tertulis (baca: mushaf) dan itu mencakup aspek sejarah, perkembangan dan metode penulisannya (‘ilm rasm al-
mus}h}af) serta beberapa aspek lainnya, sebagai contoh kitab Rasm al-Mus}h}af wa Nuqat}uh karya ‘Abd al-H{ayy H{usain al-Farma>wi, Kita>b al-Mas}a>h}if karya Abi Bakr ‘Abd Alla>h bin Sulaima>n as-Sijista>ni, Mari Memakai Al Qur’an Rasm
Utsmaniy karya Maftuh Basthul Birri, Ta>ri>kh Taus\i>q Nas}s} al-Qur’a>n karya Kha>lid ‘Abd ar-Rah}ma>n al-‘Akk, Ta>ri>kh al-Qur’a>n al-Kari>m karya Muh}ammad Sa>lim Muh}esin dan The History of Qur’a>nic Teks karya M. M. al-A’z}ami. Sedangkan wilayah sejarah al-Qur’an yang berupa hafalan dan suara jarang dibahas. Karya-karya yang tentang tahfiz al-Qur’an lebih memfokuskan ke wilayah metodologi atau cara-cara menghafal al-Qur’an pada masa sekarang, sebagai contoh Kaif Tah}faz} al-Qur’a>n al-Kari>m karya Yah}ya bin ‘Abd ar-Razza>q al-Gaus\a>ni, Problematika Menghafal al-Qur’an karya H. A. Muhaimin Zen, Kiat
Praktis Menghafal al-Qur’an karya Ilham Agus Sugianto dan Tahfizul Qur’an dan Metodologinya di Pondok Pesantren al-Munawwir Komplek Q Krapyak Yogyakarta skripsi Nur Rohmah seorang mahasiswi Tafsir Hadis fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga. Para penghafal al-Qur’an (h}uffa>z}) mempunyai peran yang cukup signifikan dalam proses memelihara kemurnian al-Qur’an dan mentransmisikannya dari masa ke masa sepanjang sejarah Islam, hingga sampai kepada generasi selanjutnya dengan sempurna tanpa mengalami proses tah}ri>f, tagi>r dan tanqi>s}. Sebagai contoh tentang peranan huffaz pada masa kini, pada tahun 1980 telah tersebar al-Qur’an yang dicetak oleh percetakan P.T al-Ma’arif Bandung tahun
1979, dan sudah ditashih oleh lajnah pentashih al-Qur’an Departemen Agama tanggal 18 Rabi>’ al-Awal 1400 H/5 Pebruari 1980, ternyata dalam al-Qur’an tersebut banyak kesalahan dan kekurangan. Hal ini diketahui pertama kali ketika al-Qur’an tersebut dalam acara Mudarosah para h}a>fiz{il Qur’a>n.4
H{uffa>z} juga mentransmisikan cara membaca lafal-lafal al-Qur’an (al-ada>’ wa at-tila>wah), karena sudah diketahui bahwa membaca al-Qur’an tidak seperti membaca kitab-kitab atau jurnal-jurnal lain. Al-Qur’an mempunyai beberapa aturan dan hukum seperti hukum qalqalah, isyma>m, ima>lah dan tashi>l. Hukumhukum itu dipelajari dalam ilmu tajwid dan qira’at. Ilmu –ilmu tersebut tidak bisa dipelajari melalui tulisan saja akan tetapi harus dipraktekkan langsung bersama seorang guru (musya>fahah dan talaqqi). Peneliti pernah melihat sebuah acara di salah satu stasiun televisi Arab, acara tersebut menampilkan empat anak hafiz al-Qur’an dari Iran berusia kira-kira 814 tahun. Mereka diuji hafalannya oleh para hadirin yang ada di masjid Lebanon dengan bermacam-macam soal, di antara keistimewaan hafalan mereka adalah 1menghafal al-Qur’an 30 juz dengan nomor ayat dan nama surat 2-menghafal nomor tiap halaman dan ada beberapa ayat di halaman tersebut 3-bisa menyebut awal dan akhir ayat tiap halaman dengan nomornya 4-menghafal ayat al-Qur’an secara tematik 5-membaca al-Qur’an dari bawah ke atas.
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan secara umum bahwa huffaz mempunyai kelebihan di atas mushaf dari dua sisi pertama, huffaz membenarkan dan mengoreksi kesalahan dan kekurangan mushaf,5 karena produk teknologi itu adalah barang mati yang tidak bisa menjaga dirinya sendiri. Sebab pada akhirnya hasil cetakan itu harus diperiksa oleh manusia (baca:h}uffa>z});6 kedua, huffaz mentransmisikan cara membaca al-Qur’an yang tulisan mushaf saja tidak bisa melakukan hal tarsebut walaupun dengan adanya mus}h}af at-tajwi>d sekarang yang tulisanya berwarna-warni sebagai tanda-tanda tentang hukum-hukum tajwid yang ada pada tiap lafal. Di sisi yang lain, mushaf juga mempunyai peran yang cukup besar dalam proses tahfiz al-Qur’an karena seorang yang mau menghafal al-Qur’an biasanya membaca dulu dari mushaf kemudian membacakannya kepada seorang guru. Jadi secara otomatis dia akan terpengaruh oleh mushaf yang dia pakai. Seperti anakanak Iran yang telah disebutkan di atas. Mereka bisa dikatakan h}uffa>z} al-Qur’a>n sekaligus h}uffa>z} al-mus}h}af, karena hafalan mereka telah terpengaruh oleh bentuk tulisan dan posisi tiap ayat di dalam mushaf. Biasanya para huffaz dianjurkan
5
Peneliti pernah melakukan hal tersebut setahun yang lalu ketika sebuah percetakan meminta dari K.H Najib ‘Abd al-Qa>dir pengasuh Madarasah Huffadh P.P al-Munawwir Krapyak untuk mengkoreksi mushaf Kudus. Ternyata penulis telah menemukan banyak kesalahan seperti tambahan titik di beberapa huruf yang disebabkan kadang-kadang kurang bagusnya kualitas tinta dan halaman yang diletakkan di surat yang salah. 6
Harun ar-Rasyid dkk., Pedoman Pembinaan Tahfidzul Qur’an. hlm. X
untuk menghafal dari mushaf yang disebut dengan mus}h}af al-h}uffa>z7} atau yang lebih dikenal dengan qur’an pojok di pesantren-pesantren tahfiz al-Qur’an di Indonesia. Di antara ciri-ciri khas mushaf tersebut adalah pertama, tiap awal halaman memulai dengan ayat dan akhir halaman juga diakhiri dengan akhir ayat; kedua, al-Qur’an dibagi 30 juz tiap juz terdiri dari 20 halaman dan tiap halaman terdiri dari 15 baris. Jadi, huffaz dan mushaf itu tidak bisa dipisahkan. Mushaf yang di tangan kita sekarang merupakan perkembangan dari mushaf yang ditulis dan disebar ke beberapa kota besar di masa Khalifah ‘Us\ma>n, ada perbedaan mengenai buah-buah mushaf ‘us\ma>ni> yang di tulis di masa itu, pendapat-pendapat ulama antara empat sampai delapan buah mushaf.8 Mas}a>h}if
‘us\ma>niyyah ditulis atau disalin dari mushaf yang ada sebelumnya yaitu mushaf Abu> Bakr, beliau adalah orang yang pertama kali mengkodifikasikan al-Qur’an dari beberapa s}ah}i>fah yang ada pada masa Rasulullah menjadi satu volume mushaf sebagaimana diriwayatkan dari sahabat ‘Ali : وهﻮ أول ﻡﻦ ﺟﻤﻊ ﺑﻴﻦ، رﺣﻤﺔ اﷲ ﻋﻠﻰ أﺑﻲ ﺑﻜﺮ آﺎن أﻋﻈﻢ اﻝﻨﺎس أﺟﺮا ﻓﻲ اﻝﻤﺼﺎﺣﻒ:ﻋﻦ ﻋﻠﻲ ﻗﺎل ٩
.اﻝﻠﻮﺣﻴﻦ
Artinya : "‘Ali berkata : semoga Allah memberi rahmat-Nya kepada Abu Bakr,
dia adalah orang yang paling besar pahalanya dalam hal musahaf,
7
Yah}ya bin ‘Abd ar-Razza>q al-Gaus\an> i>, Kaif Tah}faz} al-Qur’a>n Qawa>‘id Asa>siyyah wa T}uruq ‘Ilmiah, cet. II, (Jeddah: Da>r Nu>r al-Maktba>t, 1998), hlm. 49. 8
Lihat Fahd ar-Ru>mi, Dira>sa>t fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n al-Kari>m, hlm. 102-103.
9
Abi Bakr ‘Abd Alla>h bin Sulaima>n as-Sijista>ni, Kita>b al-Mas}a>h}if, tah}qi>q Muh}ib ad-Di>n ‘Abd as-Sabh}an> Wa>’iz}, cet. I, (Qat}ar: Waza>rat al-Awqa>f wa asy-Sy’u>n al-Isla>miyah, 1995), hlm. 165.
(karena) dia adalah orang yang pertama kali mengumpulkan (al-Qur’an) di antara dua papan". Mushaf ini tidak dimusnahkan di masa ‘Us\ma>n sebagaimana mushaf-mushaf yang lain. Hal ini dapat diambil dari penjelasan Kha>rijah dalam kitab al-Mas}a>h}if ﻓﻜﺎﻥﺖ ﺗﻠﻚ اﻝﻜﺘﺐ ﻋﻨﺪ أﺑﻲ ﺑﻜﺮ ﺣﺘﻰ ﺗﻮﻓﻲ ﺛﻢ ﻋﻨﺪ ﻋﻤﺮ ﺣﺘﻰ ﺗﻮﻓﻲ ﺛﻢ آﺎﻥﺖ ﻋﻨﺪ ﺣﻔﺼﺔ زوج اﻝﻨﺒﻲ ﺹﻠﻰ... اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻓﺄرﺳﻞ إﻝﻴﻬﺎ ﻋﺜﻤﺎن ﻓﺄﺑﺖ أن ﺗﺪﻓﻌﻬﺎ إﻝﻴﻪ ﺣﺘﻰ ﻋﺎهﺪهﺎ ﻝﻴﺮدﻥﻬﺎ إﻝﻴﻬﺎ ﻓﺒﻌﺜﺖ ﺑﻬﺎ إﻝﻴﻪ ﻓﻨﺴﺨﻬﺎ ١٠
Artinya : "kemudian buku-buku itu (mushaf) berada pada Abu Bakr sampai dia
wafat, lalu berada pada ‘Umar sampai dia wafat, kemudian berada pada H{afs}ah isteri Nabi saw, lalu ‘Us\ma>n mengutus kepadanya (meminta mushaf tersebut), dia menolak untuk memberikan mushaf tersebut kepadanya, sehingga ‘Us\ma>n berjanji untuk mengembalikan mushaf tersebut kepadanya, lalu H{afs}ah pun mengkirimkan mushaf tersebut kepadanya, ‘Us\ma>n pun kemudian menyalin mushaf tersebut lalu mengembalikanya kepada H{afas}ah, mushaf tersebut berada pada H{afs}ah sehingga Marwa>n mengutus (kepadanya) dan mengambil mushaf tersebut darinya dan membakarnya". Ini menunjukan bahwa mushaf A ِ bu> Bakr tidak menjadi masalah bagi sahabat ‘Us\ma>n pada waktu itu. Jadi secara substansial, mushaf ‘Us\ma>n dan Abu> Bakr adalah sama. Pertanyaan yang muncul di sini bagaimana tahfiz al-Qur’an pramushaf pertama (mushaf Abu> Bakr).
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang permasalahan di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1- Bagaimana sejarah tah}fi>z} al-Qur’a>n pra-kodifikasi Abu> Bakr ra. 2- Bagaimana metode tah}fi>z} al-Qur’a>n pra-kodifikasi Abu> Bakr ra.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : a. Mengetahui sejarah tahfiz al-Qur’an pra-kodifikasi Abu> Bakr ra. b. Mengetahui metode tahfiz al-Qur’an pra-kodifikasi Abu> Bakr ra. Adapun manfaat penelitian ini adalah : a. Dapat memberi kontribusi kepada studi al-Qur’an khususnya dalam ilmu tarikh al-Qur’an. b. Menambah wawasan para huffaz di bidang mereka dalam rangka meningkatkan kualitas intelektual dan kesadaran para huffaz (istikma>l al-
bina>’ al-‘ilmi> wa at-tarbawi> li al-h}uffa>z}).11
D. Telaah Pustaka Karya-karya yang membahas tentang sejarah awal tahfiz al-Qur’an secara spesifik sangat sedikit (sebatas pengetahuan dan bacaan penulis yang terbatas). Akan tetapi ada beberapa karya yang secara umum membahas tentang tahfiz al-
11
Ah}sin Sakha>’ Muh}ammad, Ha>fiz} al-Qur’a>n wa Istikma>l Bina>’ihi al-‘Ilmi wa at-Tarbawi, makalah yang disampaikan pada seminar internasional, (al-Multaqa> al-‘Alis\ litah}fi>z} alQur’a>n) tanggal 2-5 Ramadan 1427 H. Jeddah .K.S.A
Qur’an, karena hal ini dianggap sebagai bagian dari proses kodifikasi al-Qur’an (jam‘ al-Qur’a>n), di antaranya
Maba>h}is\ fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n, karya Manna>‘ al-Qat}t}a>n, kitab ini merupakan pengantar bagi orang yang tidak mudah untuk mendalami studi-studi keislaman. Oleh karena itu, al-Qat}t}a>n menulisnya secara ringkas dan dengan gaya bahasa yang jelas dan mudah dipahami.12 Dalam pembahasan yang kedelapan beliau membahas tentang jam‘ al-Qur’a>n wa tarti>buh. Dalam bab ini dibahas secara umum mengenai jam‘ al-Qur’a>n dengan arti penghafalan pada masa Rasulullah, kodifikasi Abu> Bakr dan ‘Us\ma>n bin ‘Affa>n dan ar-rasm al-‘us\ma>ni.
Mana>hil al-‘Irfa>n fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n, karya Muh}ammad ‘Abd al-‘Az}i>m azZarqa>ni, kitab ini adalah salah satu referensi yang penting bagi pengkaji alQur’an. Kitab ini ditulis atas permintaan para mahasiswa fakultas Usuluddin Universitas al-Azhar, az-Zarqa>ni mencoba dalam kitab ini untuk mencari jawaban dan solusi atas beberapa masalah (syubuha>t) yang dilontarkan oleh musuh-musuh Islam.13 Dalam pembahasan ke delapan, az-Zarqa>ni membahas tentang jam‘ al-Qur’a>n wa ma> yata‘allaq bih. Ada beberapa pembahasan di situ, di antaranya adalah jam‘ al-Qur’a>n dengan arti menghafalnya di masa Nabi dan faktor-faktor hafalan sahabat terhadap al-Qur’an dan sunnah.
Al-Burha>n fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n, karya Badr ad-Di>n Muh}ammad bin ‘Abd Allah az-Zarkasyi>. Kitab ini termasuk kitab klasik yang membahas tentang ulumul Qur’an. Penjelasannya cukup memuaskan dan banyak memberikn informasi-informasi bahkan banyak pembahasan as-Suyu>t}i> dalam bukunya, al-
Itqa>n, diambil dari kitab al-Burha>n.14 Dalam an-nau‘ yang ketiga belas beliau membahas tentang jam‘uh wa man h}afiz}ah min as}-s}ah}a>bah, beliau sedikit menjelaskan tentang al-Qur’an di masa Nabi dan siapa di antara sahabat yang mengumpulkan al-Qur’an dengan metode hafalan.
Al-Itqa>n fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n, karya Jala>l ad-Di>n as-Suyu>t}i> asy-Sya>fi‘i>. Abad ke10 Hijriah, as-Suyu>t}i> menulis bukunya at-Tah}bi>r fi ‘Ulu>m at-Tafsi>r. Beliau menjelaskan di dalamnya 102 macam dari ‘ulu>m al-Qur’a>n, kemudian beliau menulis bukunya yang sangat terkenal yaitu al-Itqa>n yang membahas sekitar 80 macam dari ‘ulu>m al-Qur’a>n, dan bisa dikatakan bahwa para ulama yang menulis tentang ‘ulu>m al-Qur’a>n sesudahnya adalah ‘iya>l ‘ala> al-Itqa>n15 (mempunyai akar genealogi kepada kitab al-Itqa>n). As-Suyu>t}i> menjelaskan di dalam mukadimah kitabnya bahwa ia banyak mengambil faidah dari kitab al-Burha>n karya azZarkasyi>. Akan tetapi beliau akan mencoba untuk mengurutkan anwa>’-nya secara berbeda dengan al-Burha>n dan menambah beberapa faidah yang tidak ada
14
Mus}t}afa> ‘Abd al-Qa>dir ‘At}a “al-Muqadimah” dalam al-Burha>n fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n karya Badr ad-Di>n Muh}ammad bin ‘Abd Allah az-Zarkasyi, jilid I, cet. I, (Beirut: Da>r al-Fikr, 1988), hlm. 16-17. 15
Fafd ar-Ru>mi, Dira>sa>t fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n al-Kari>m, hlm 46-47.
dalam al-Burha>n.16 Seperti buku ‘ulu>m al-Qur’a>n yang lain, as-Suyu>t}i> dalam nau‘ (sub bab) yang kedelapanbelas beliau membahas tentang jam‘ al-Qur’a>n wa
tarti>buh dan dalam nau‘ yang keduapuluh membahas tentang para penghafal alQur’an dan rawinya. Pembahasan yang menarik bagi penulis adalah nau‘ yang ketigapuluhempat tentang kaifi>yya>t tah}ammulih. Di sana, beliau mencoba menggunakan kaca mata ‘ulu>m al-h}adi>s\, khususnya ilmu tah}ammul wa al-ada>’ untuk melihat bagaimana para sahabat menerima al-Qur’an dari Nabi.17
Dira>sa>t fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n karya Fafd bin ‘Abd ar-Rah}ma>n bin Sulaima>n arRu>mi>. Buku ini seperti buku-buku ulumul Qur’an pada masa sekarang, di mana ar-Ru>mi> mencoba untuk menulis tentang ‘ulu>m al-Qur’a>n secara ringkas dan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat kini. Buku ini mencakup materi-materi yang diajarkan di perguruan tinggi di Arab Saudi.18 Ar-Ru>mi> membahas tentang jam‘ al-Qur’a>n dengan arti menghafalkanya dalam dada, mulai dari hafalan Nabi, Sahabat dan tahfiz pada masa sekarang secara ringkas.
Ta>ri>kh al-Qur’a>n karya ‘Abd as}-S}abu>r Sya>hi>n. Buku Tari>kh al-Qur’a>n ini merupakan sebuah buku yang sangat menarik, karena dalam buku ini, beliau mencoba menduskusikan pendapat-pendapat para orientalis seperi Arthur Jeffry dan Noldeke secara kritis dan akademis mengenai sejarah al-Qur’an khususnya 16
Jala>l ad-Di>n as-Suyu>t}i asy-Sya>fi‘i, al-Itqa>n fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n, juz I, (Beirut: Da>r al-Fikr, t.th.), hlm. 6. 17
Ibid., juz I, hlm. 101.
18
Fafd ar-Ru>mi>, Dira>sa>t fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n al-Kari>m, hlm. 6.
tema qira>’at sya>z\z\ah. Pada bab kedua, beliau membahas tentang nas}s} al-Qur’a>n
baina al-musya>fah wa at-tasji>l. Dalam bab ini, beliau membahas tentang sifat ummi Nabi, para penulis dan penghafal wahyu serta perbedaan di antara dua proses tersebut.
Sedjarah al-Qur’an karya H. Aboebakar. Buku ini merupakan karya yang sangat berharga yang ditulis oleh seorang sejarawan Indonesia. Kurang adanya tulisan yang berbahasa Indonesia dibandingkan tulisan yang berbahasa Arab maupun bahasa asing yang menulis tentang sejarah al-Qur’an menjadi faktor utama munculnya buku tersebut.19 Ada dua pembahasan yang berhubungan dengan tahfiz al-Qur’an yaitu pengumpulan al-Qur’an dan pelajaran al-Qur’an di tanah Arab.
Rekonstruksi sejarah al-Qur’an, karya Taufik Adnan Amal. Dalam buku ini, Amal memaparkan sejarah al-Qur’an secara kritis, salah satunya adalah tentang sejarah pengumpulan al-Qur’an (Bagian kedua) yang berisi sejarah pengumpulan pertama al-Qur’an baik dalam bentuk hafalan dan terutama sekali dalam bentuk tulisan. Hal tersebut dimulai dari pemaparan mengenai penyebaran tulis-menulis di tanah Arab, pemeliharaan al-Qur’an pada masa Nabi—yakni dengan dua cara,
pertama, menyimpannya ke dalam “dada manusia” atau menghafalkannya dan
19
Aboebakar, Sedjarah al-Quran, cet. IV, (Surabaja-Malang: Sinar-Bupemi, 1956), hlm.IX-
kedua, merekamnya secara tertulis di atas berbagai jenis bahan untuk menulis— hingga pemaparan kandungan mushaf pra-‘Us\ma>ni.20
The History of The Quranic Text from Revelation to Compilationi Study with the Old and New Testatement karya M. M. A’zami. Buku ini membahas tentang historisitas teks al-Qur’an sebagai sanggahan terhadap berbagai pendapat para orientalis yang mendiskreditkan al-Qur’an. Buku ini terdiri dari dua puluh bab, salah satunya membahas tentang wahyu dan Nabi Muh}ammad (bab ketiga) yang berisi tujuh poin, di antaranya adalah peranan Nabi terhadap al-Qur’an dan silih berganti membaca al-Qur’an bersama Malaikat Jibri>l. Pengajaran al-Qur’an (bab keempat) yang dibagi ke dalam lima poin. Di dalamnya dipaparkan sejarah pengajaran al-Qur’an pada periode Makkah dan Madi>nah serta hasil kegiatan proses belajar tersebut, yakni mencetak para huffaz.21 Artikel M. Nur Kholis Setiawan yang berjudul “Mengkaji Sejarah Teks alQuran” dalam Hermeneutika al-Qur’an Madzhab Yogya. Dalam tulisan tersebut, Nur Kholis memaparkan secara global sejarah al-Qur’an menurut perspektif
Lihat M. M. A’zami, The History of The Quranic Text from Revelation to Compilationi Study with the Old and New Testatement, terj. Sohirin Solihin dkk., (Jakarta: Gema Insani, 2005), hlm. 43-70.
Barat (baca: orientalis) dan perspektif muslim serta sebuah catatan kritis atas metode kritik filologis terhadap al-Qur’an.22
I‘ja>z al-Qur’a>n wa al-Bala>gah an-Nabawiyah karya Mus}t}afa> S{a>diq ar-Ra>fi‘i>. Buku ini merupakan cetakan terpisah dari sebuah buku yang berjudul Ta>ri>kh
Ab al-‘Arab. Di dalamnya, ar-Ra>fi‘i> membahas tentang i‘ja>z al-Qur’a>n yang dimulai dengan pemaparan sejarah al-Qur’an dalam bab Ta>ri>kh al-Qur’a>n yang meliputi kodifikasi al-Qur’an, penurunan al-Qur’an secara berangsur-angsur, para penulis al-Qur’an dan perbedaan dalam qira>’ah.23
Madkhal ila al-Qur’a>n al-Kari>m karya Muh}ammad ‘Abd Allah Darra>z. Buku ini merupakan disertasinya yang berbahasa Prancis dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab oleh Muh}ammad ‘Abd al-‘Az}i>m ‘Ali. Dalam buku ini dijelaskan alQur’an secara umum yang salah satunya adalah bab jam‘ nas}s} at-tanzi>l yang berisi tentang pembedaan al-Qur’an yang tertulis (maktu>b) dan diucapkan (maqru>’), para penulis mushaf dan mushaf ‘us\ma>ni> hingga variasi qira’at.24 Pada umumnya inti dari karya-karya di atas adalah bahwasanya seluruh alQur’an sudah dihafal dan dikumpulkan di masa Nabi secara hafalan maupun
22
Lihat Nur Kholis Setiawan, “Mengkaji Sejarah Teks al-Quran” dalam Sahiron Syamsudin dkk., Hermeneutika al-Quran Madzhab Yogya, (Yogyakarta: Penerbit Islamika, 2003), hlm. 3-15. 23
Mus}t}afa> S{a>diq ar-Ra>fi‘i>, I‘ja>z al-Qur’a>n wa al-Bala>gah an-Nabawiyah, (Kairo: Mu’assasah al-Mukhta>r, 2003), hlm. 31-40, lihat juga dalam Ta>ri>kh Ab al-‘Arab, juz II, (Beirut: Da>r al-Kita>b al-‘Arabi, 2003), hlm. 24-32. 24
Muh}ammad ‘Abd Allah Darra>z, Madkhal ila al-Qur’a>n al-Kari>m, cet. II, (Kuwait: Da>r alQalam, 1993), hlm. 34-50.
tulisan. Karaya-karya di atas belum bisa memberi gambaran yang jelas dan mendetail tentang sejarah tahfiz al-Qur’an dan proses transmisinya secara oral.
E. Kerangka Teoritik Kata tah}fi>z} merupakan ism mas}dar dari kata h}affaz}a-yuh}affiz}u (al-kita>b) yang berarti melakukan pemeliharaan atau penjagaan (menghafalkan) teks.25 Dalam bahasa Indonesia kata tahfiz diterjemahkan hafal, menghafalkan yang berarti berusaha memasukkan ke dalam pikiran supaya selalu ingat.26 Dalam kaitannya dengan sejarah al-Qur’an—seperti yang diklasifikasikan oleh Fafd arRu>mi> atas tiga bentuk penjagaan al-Qur’an, yakni hafalan, tulisan dan rekaman27—kata ini merujuk kepada sebuah bentuk penjagaan al-Qur’an dengan cara menghafalkannya dalam dada (baca: memori kepala). Sedangkan kata alQur’an merujuk kepada wahyu yang telah diturunkan kepada Nabi Muh}ammad yang dijaga dalam bentuk scripture pra-kodifikasi. Sejarah sering dinyatakan berasal dari Bahasa Arab syajarah (pohon) dan
history dalam bahasa Inggris yang berarti cerita atau kisah. Dalam Bahasa Arab, sejarah adalah ta>ri>kh yang berarti waktu (al-waqt) atau pemaparan tentang
25
Muh}ammad bin Abu> Bakr bin ‘Abd al-Qa>dir ar-Ra>zi>, Mukhta>r as}-S{ih}a>h}, (Beirut: Da>r alFikr al-‘Arabi,1997), hlm. 69. 26
Peter Salim dan Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Moderen Inggris Press, 1991), hlm. 498. 27
Fafd ar-Ru>mi, Dira>sa>t fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n al-Kari>m, hlm. 71.
berita-berita (al-akhba>r) tertentu yang berkait dengan seuatu masa atau generasi.28 Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, kata ini merujuk kepada empat makna, yakni pertama, silsilah asal-usul keturunan; kedua, kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau; ketiga, pengetahuan yang mencatat dan menguraikan secara kronologis peristiwaperistiwa dan kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau; dan
keempat, riwayat penyakit seorang pasien.29 Akan tetapi dalam penelitian ini, penulis merujuk kepada makna yang ketiga yang mengindikasikan adanya peristiwa (event), ruang (space), waktu (time), tokoh (man) serta perubahan dan keberlangsungan (change and contiunity).30 Metode adalah cara kerja yang sistematis untuk mempermudah suatu kegiatan dalam mencapai maksudnya. Sedangkan cara sendiri adalah aturan atau jalan untuk melakukan sesuatu.31 Berhubungan dengan tahfiz al-Qur’an, tujuan atau maksud dari proses ini adalah menghafal, menjaga al-Qur’an kemudian mentransmisikan kepada orang lain secara benar dan sempurna dalam sebuah komonitas (baca: masyarakat) berbudaya oral (s\aqa>fah syafa>hiyyah).
28
‘Abd al-Mn‘im Ma>jid, Muqaddimah li Dira>sah at-Ta>ri>kh al-Isla>mi>, cet III( Kairo: maktabah al-Anjlo al-Mas}riyyah, 1971), hlm. 12-13. 29
Peter Salim dan Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, hlm. 1351.
30
Bandingkan dengan karakteristik pendekatan sejarah seperti dalam buku Metodologi Penelitian Agama Pendekatan Multidisipliner, M. Amin Abdullah, dkk, Dudung Abdurrahman (ed.), (Yogyakarta: Lembaga Peneltian UIN Sunan Kalijaga, 2006), hlm. 40-44. 31
Peter Salim dan Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, hlm. 973-974.
Kodifikasi adalah proses pencatatan norma-norma yang telah dihasilkan oleh proses standarisasi dalam bentuk tata bahasa.32 Sedangkan yang dimaksud dengan kodifikasi dalam sejarah al-Qur’an adalah proses pembentukan mushaf yang telah dilakukan pada masa Khalifah Abu> Bakr dan Khalifah ‘Us\ma>n.
F. Metodologi Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat library research (penelitian kepustakaan) dengan menggunakan sumber-sumber data dari bahan-bahan tertulis dalam bentuk kitab, buku, majalah, dan sumber referensi lainnya yang relevan dengan topik penelitian ini.33 Adapun data primer yang penulis pergunakan dalam penelitian ini adalah kitab-kitab hadis khususnya al-kutub at-
tis‘ah, buku hadis-hadis fad}a>’il al-Qur’an dan mana>qib as}-s}ah}a>bah; kitab-kitab sejarah Islam dan al-Qur’an seperti as-Si>rah an-Nabawiyyah karya ibn Hisya>m,
at}-T{abaqa>t al-Kubra> karya Ibn Sa‘d, Tari>kh al-Qur’a>n karya ‘Abd as}-S{abu>r Sya>hi>n dan lain-lain. Sedangkan sumber sekundernya adalah buku-buku penunjang lainnya seperti Kutub ar-Rija>l seperti Siyar A‘la>m an-Nubala>’,
Ma‘rifah al-Qurra>’ karya az\-Z|ahabi> dan al-Is}a>bah fi Tamyi>z as}-S{ah}a>bah karya Ibn H{ajar al-‘Asqala>ni> dan buku-buku ulumul Qur’an.
Penelitian ini akan menggunakan pendekatan sejarah naratif yang mencoba mencari fakta mengenai apa, siapa, kapan, di mana dan bagaimana sesuatu telah terjadi.34 Sedangkan metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-analitis, yakni sebuah metode penulisan hasil penelitian dengan cara mengurutkan, menganalisis, dan mengklasifikasi sumber data.35 Metode ini dipakai untuk mengetahui dan mengungkapkan dimensi sejarah yang akan dikaji dalam penelitian. Data yang sudah peneliti dapatkan akan diolah dengan menggunakan metode desktiptif analisis. Dengan metode ini beberapa data yang ada akan dipaparkan dan dianalisis.
G. Sistematika Pembahasan Penelitian ini akan tersusun dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut: Bab pertama berisi pijakan bagi penelitian yang terbagi dalam tujuah sub bab yang mencakup latar belakang masalah, disusul dengan rumusan masalah. Sub bab ketiga berisi tentang pemaparan tujuan dan manfaat penelitian. Sub bab keempat yang berisi telaah pustaka untuk menentukan posisi penelitian ini. Sub kelima berisi kerangka teoritik yang menjadi peta bagi penelitian ini. Sub bab keenam berisi metodologi penelitian yang menguraikan jenis dan metode yang 34
M. Amin Abdullah dkk, Dudung Abdurrahman (ed.), Metodologi Penelitian Agama
Pendekatan Multidisipliner, hlm. 42. 35
Hadrawi Nawawi, Metode Peneltian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1998), hlm. 10.
digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan sistematika pembahasan menempati sub bab ketujuh. Bab kedua berisi pembahasan tradisi hafalan di masyarakat Arab. Bab ini menguraikan secara umum tradisi yang berkembang di masyarakat Arab praIslam, Arab–Islam dan makna ummi yang disematkan pada pribadi Nabi Muh}ammad saw. Bab ketiga berisi uraian sejarah tah}fi>z} al-Qur’an pra-kodifikasi Abu> Bakr. Bab ini terbagi menjadi empat sub bab, yakni sejarah tah}fi>z} al-Qur’an periode Makkah, sejarah tah}fi>z} al-Qur’an periode Madi>nah, dan uraian tentang definisi
qa>ri’ dan qurra>’ as}-s}ah}a>bah yang terkenal, ditambah peran h}uffa>z} dalam proses kodifikasi Abu> Bakr ra. Bab keempat, berisi metode tah}fi>z} al-Qur’an awal yang meliputi metode
tah}fi>z} Nabi Muh}ammad saw. dan metode tah}fi>z} sahabat dan uraian tentang faktor-faktor pendukung yang melingkupi perjalanan tah}fi>z} al-Qur’an. Bab kelima berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan penelitian, saran dan kata penutup.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Arab adalah sebuah bangsa yang terkenal dengan kuatnya potensi hafalan. Banyak faktor yang menyebabkan hal itu, diantaranya adalah lingkungan alam dan gaya kehidupan yang mereka jalani. Oleh karena tulismenulis adalah hal yang langka dan jarang di dalam masyrakat Arab, maka mereka menghafal hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan mereka, baik yang berhubungan dengan urusan individu maupun masyarakat, seperti cerita peperangan antar kabilah, silsilah keturunan yang mereka banggakan dan syairsyair yang mengungkapkan gaya hidup dan perasaan yang di sisi lain, ia juga merupakan senjata. Kemudian Islam datang dan merubah agama dan gaya hidup bangsa Arab, Akan tetapi mereka masih mempertahankan beberapa sifat dan ciri khas mereka, Di antaranya adalah potensi hafalan. Islam memanfaatkan potensi ini untuk menjaga teks al-Qur’an dan hadis. Islam disebarkan oleh kaum muslimin yang ikut berpindah di negara-negera lain. Ilmu pengetahuan pun ikut berkembang dan maju hingga mereka butuh untuk mencatatnya (tadwi>n). Masyarakat Arab-Islam secara umum berubah dari s\aqa>fah syafa>hiyah ke s\aqa>fah kita>biyyah. Al-Qur’an dan hadis adalah salah satu hasil dari keutamaan hafalan mereka yang telah dilakukan secara lisan maupun tulisan sejak awal
kemunculanya, kerena keduanya adalah sumber utama syari>‘ah isla>miyah. masyrakat Islam awal (baca: sahabat) menghafal al-Qur’an, teks utama agama islam yang merupakan mukjizat Nabi Muh}ammad yang diutus dari sebauh masyarakat ummi yang bukan Yhudin dan Nasrani, tidak mempunyai Kitab Suci sebelumnya dan mayoritas tidak bisa membaca dan menulis. Al-Qur’an yang merupakan kala>m Ila>hy diwahyukan kepada Nabi Muh}ammad selama 23 tahun secara berngsur-angsur. Mulai dari wahyu pertama di Makkah, Nabi telah berusaha dan bersusahpayah untuk menjaga kemurnian teks al-Qur’an sehingga menyampaikannya kepada Sahabatnya dengan sempurna dan benar. Para Sahabat juga seperti Ibn Mas‘u>d dan Khabba>b bin al-Art membantu dalam proses pentransmisian teks al-Qur’an kepada sahabat lain dengan berbagai cara. Sedangkan tempat yang dijadikan sebagai tempat studi alQur’an dan dasar agama Islam adalah rumah Nabi dan dar al-Arqam. Dengan kondisi yang stabil dan aman, proses belajar mengajar al-Qur’an di Madi>nah berjalan dengan lancar. S{uffah, masjid dan tempat-tempat lain telah menjadi pusat pendidikan al-Qur’an dan ilmu keislaman. Para Sahabat senior seperti Ubay dan ‘Uba>dah bin as}-S{a>mit ikut mengajar di sana dan sebagian lagi dikirim ke beberapa kabilah sebagai da'i dan pengajar al-Qur’an dan Agama. Para sahabat yang terkenal dengan qurra>’ pada masa itu tidak sekedar penghafal al-Qur’an saja akan tetapi menghafal, memahami dan mengamalkan.
Al-Qur’an benar-benar mempengaruhi jiwa, otak, hati dan perilaku mereka, sehingga mereka menjadi qurra>’ sekaligus al-fuqaha>’, al-‘ulama>’ dan al-‘ubba>d. Sifat ummi yang ada pada mayoritas masyarakat Arab-Islam, pada waktu itu, menjadikan sistem transmisi al-Qur’an oral adalah yang dominan. Akan tetapi ini tidak menafikan adanya kegiatan penulisan al-Qur’an, di mana catatancatatan ini sesudah wafatnya Nabi Muh}ammad dikumpulkan dan dijadiakan satu buku yang dinamakan mus}h}af pada masa Abu> Bakr. Nabi dan sahabat sudah berusaha semaksimal mungkin dengan menggunakan berbagai cara yang sistematis dan ilmiah untuk menjaga teks al-Qur’an hingga sampai kepada generasi selanjutnya secara sempurna. Potensi pendengaran yang sudah terlatih dan hafalan yang kuat yang dimiliki oleh masyarakat Islam awal sangat memudahkan mereka untuk menerima al-Qur’an dengan sempurna. Sedangkan untuk men-tas}h}ih}-kan hafalan mereka akan membaca ulangnya kepada (baca: di hadapan) seorang guru (Nabi atau sahabat). Lisan fasih yang dimiliki oleh Nabi dan sahabat membantu mereka untuk membaca dan menyampaikan al-Qur’an kepada orang lain dengan benar. Cinta mereka kepada al-Qur’an menjadikannya semacam nama atau surat kekasih yang dibaca berulang-ulang tanpa bosan secara personal atau kelompok dalam sholat atau di aktifitas sehari-hari di mana hal ini menjadi metode untuk menjaga hafalan mereka.
Dengan berbagai problem dan terbatasnya sarana pada masa Sahabat, mereka sukses dalam tugas penjagaan teks al-Qur’an. Ada banyak faktor yang telah membantu dan mendukung perjalanan tah}fi>z} dalam sejarah. Al-Qur’an yang turun dengan bahasa dan gaya yang mereka kenal yaitu Bahasa Arab membuat Nabi, sahabat dan masyarakat Arab pada umumnya cepat dikenal dan diserap diri mereka. Posisi al-Qur’an dalam kehidupan seorang muslim menjadikanya terus dekat dengan dirinya yang terealisasi dalam berbagai cara, yakni membaca, menghafal, memahami, mengkaji mengamalkan dan lain sebagainya. Dan di atas itu semua, pertolongan dan kehendak Dzat yang Maha Penjaga dan Maha Kuasa yang menurunkan kalam-Nya ke bumi ini sebagai rahmat dan petunjuk sampai akhir zaman.
B. Saran-saran dan harapan Setelah melihat penulisan perjalanan tahfiz al-Qur’an pra-korifikasi Abu Bakr, penyusun mempunyai bebrapa saran dan harapan sebagai berikut: 1- Menurut hemat penyusun, penelitian ini masih menyimpan berbagai celah untuk dilakukan penelitian selanjutnya, seperti sejarah dan perkembangan
qira>’at pada masa Nabi atau kritikan Orientalis terhadap kodifikasi Abu Bakr. 2- Diharapkan dari jurusan atau perpustakaan Usiversitas agar melengkapi koleksi buku-buku yang berkaitan dengan sejarah Islam khususnya sejarah al-
Qur’an, seperti Geschichte des Qurans karya Noeldeke dan Materials for the
History of the Qur’a>n karya Arthur Jeffry atau kitab-kitab hadis tentang fad}a>’il al-Qur’a>n misalnya Fad}a>’il al-Qur’a>n karya Ibn D{ari>s. Karena kitabkitab Hadis merupakan salah satu sumber utama penulisan sejarah.1 3- Diharapkan agar diadakan beberapa pelajaran seputar al-Qur’an di pondokpondok tahfiz al-Qur’an agar menambah wawasan para santri huffaz. 4- Memberikan beasiswa kepada mahasiswa/wi penghafal al-Qur’an sebagai penghargaan dan motifasi serta fasilitas bagi mereka agar dapat melanjutkan studi ke tingkat selanjutnya dalam rangka ()اﺳﺘﻜﻤﺎل اﻟﺤﺎﻓﻆ ﻟﺒﻨﺎﺋﻪ اﻟﻌﻠﻤﻲ واﻟﺘﺮﺏﻮي.
C. Kata Penutup Pada akhir penulisan skripsi ini, penyusun merasa terdapat banyak kekurangan dan kesalahan ()إذا ﺕﻢ اﻷﻡﺮ ﺏﺪا ﻥﻘﺼﻪ, oleh karena itu kritik dan saran ( اﻟﻨﻘﺪ )اﻟﺒﻨﺎءyang penyusun harapkan, semoga tulisan ini bermanfaat. ، واﻟﻤﺘﺬآﺮیﻦ ﺏﻪ، واﻟﻤﺘﺪﺏﺮیﻦ ﻟﻪ، واﻟﻤﺴﺘﻤﻌﻴﻦ إﻟﻰ ﻡﻦ ﻗﺮأﻩ، واﻟﺘﺎﻟﻴﻦ ﻟﻪ،ﺟﻌﻠﻨﺎ اﷲ ﻡﻦ اﻟﺤﺎﻓﻈﻴﻦ ﻟﻠﻘﺮﺁن وﻻ ﺳﻠﺒﻪ ﻡﻦ ﻗﻠﻮﺏﻨﺎ و ﻻ، واﻟﻤﺨﻠﺼﻴﻦ ﻓﻲ ﺟﻤﻴﻊ ذﻟﻚ ﻟﻮﺟﻬﻪ، واﻟﻨﺎهﻴﻦ ﻋﻤﺎ ﻥﻬﻰ ﻋﻨﻪ،واﻟﻌﺎﻡﻠﻴﻦ ﺏﻤﺎ أﻡﺮ ﻓﻴﻪ . إﻥﻪ ﺟﻮاد آﺮیﻢ رؤوف ﺏﺎﻟﻌﺒﺎد،ﺁﺛﺎر ﺏﺮآﺘﻪ ﻋﻨﺎ
1
Dalam penulisan sejarah, peneliti menemukan bahwa kitab-kitab hadis merupakan sebuah sembur informasi yang sangat kaya tentang masyarakat Arab dan Islam awwal (Nabi, sahabat dan tabi‘in), dimana selama ini kitab-kitab hadis lebih dipandang sebagai sumber syri'at atau hukukmhukum Islam saja. Mungkin ini juga yang dimaksud oleh Khali>l ‘Abd al-Kari>m dalam penulisannya. Menurut Khali>l ‘Abd al-Kari>m bahwa as-sunnah adalah di>wa>n al-Isla>m, di mana terdapat di dalamnya banyak informasi, cerita dan pengetahuan tentang masyarkat masa Nabi sampai al-khulafa>’, yang sangat penting bagi para sejarawan, sastrawan dan para ilmuan lain, lihat Khali>l ‘Abd al-Kari>m, As}S{ah}a>bah wa al-Mujtama‘, cet. I, (Kairo: Si>na> li an-Nasyr, 1997), hlm. 339-346.
DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an al-Kari>m A’zami, M. M. 2005. The History of The Quranic Text from Revelation to Compilationi Studiy with the Old and New Testatement, terj. Sohirin Solihin dkk. Jakarta: Gema Insani. ____________, 2000. Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya, terj. Ali Mustafa Yaqub, cet. II. Jakarta: Putaka Firdaus. ‘Abd al-Ba>qi>, Muh}ammad Fu’a>d. 1981. Al-Mu‘jam al-Mufahras li Alfa>z} alQur’a>n, cet. II. Bairut: Da>r al-Fikr. ‘Abd al-Kari>m, Khali>l. 1997. As}-S{ah}a>bah wa al-Mujtama‘, cet. I. Kairo: Si>na> li an-Nasyr. ____________, 2002. Hegemoni Quraisy Agama, Budaya, Kekuasaan, terj. M. Faisol Fatawi, cet. I. Yogyakarta: LKiS. ‘Abd ar-Rah}ma>n bin Khaldu>n al-Magribi>. Tt. Muqaddimah Ibn Khaldu>n. Iskandariah: Da>r Ibn Khaldu>n. Abdullah. M. Amin, dkk, 2006. Dudung Abdurrahman (ed.), Metodologi Penelitian Agama Pendekatan Multidisipliner. Yogyakarta: Lembaga Peneltian UIN Sunan Kalijaga. Abdurahman, Dudung. 2007. Metodologi Penelitian Sejarah. Cet I. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Aboebakar. 1956. Sedjarah al-Quran. Surabaja-Malang: Sinar-Bupemi. Abu>> Syahbah, Muh}ammad bin Muh}ammad. 1992. Al-Madkhal li Dira>sah alQur’a>n al-Kari>m. Cet. I. Kairo: Maktabah as-Sunnah. Al-‘Asqala>ni, Ibn H{ajar. Tt. Fath}} al-Ba>ri> fi Syarh} S}ah}i>h} al-Bukha>ri> dalam www.al-islam.com, DVD al-Maktabah asy-Sya>milah. __________. 1412 H. Al-Is}a>bah fi Tamyi>z as}-S{ah}a>bah, cet. I. Bairut: Da>r al-Ji>l dalam CD Makatabah at-Tara>jim wa al-‘ilal, al-Madinah: Markaz alUswah li al-Barmajiyya>t.
Al-Adnarwi. Tt. Ah}mad bin Muh}ammad T{abaqa>t al-Mufassiri>n. al-Madi>nah: Maktabah al-‘Ulu>m wa al-H}ikam dalam CD Maktabah at-Tafsi>r wa ‘Ulu>m al-Qur'a>n. Al-Afga>ni, Sa‘i>d. 1993. Aswa>q al-‘Arab fi al-Ja>hiliyyah wa al-Isla>m. Kairo: Da>r al-Kita>b al-Isla>mi. Amal, Taufik Adnan. 2001. Rekonstruksi Sejarah al-Quran. Yogyakarta: FkBA. Ami>n, Ah}mad. 1975. Fajr al-Isla>m, cet. XI. Kairo: Maktabah an-Nahd}ah alMis}riyyah. Al-As}faha>ni>, Abi> Na‘i>m Ah}mad bin ‘Abd Allah. Tt. H{ilyah al-Awliya>’ wa T{abaqa>t al-As}fiya>’. Bairut: Da>r al-Kutub al-‘ilmiyyah. Al-As}faha>ni>, Ar-Ra>gib. 2004. Mu‘jam Mufrada>t Alfa>z} Al-Qur’a>n. Bairut: Da>r alKutub al-‘Ilmiyyah. Al-Asywah}. 1998. S{abri> I‘ja>z al-Qira>’a>t al-Qur’a>niyyah Dira>sah fi Tari>kh alQira>>’a>t wa Ittija>ha>t al-Qurra>’, cet. I. Kairo: Maktabah Wahbah. ‘At}a, Mus}t}afa> ‘Abd al-Qa>dir. 1988. “al-Muqadimah” dalam al-Burha>n fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n karya Badr ad-Di>n Muh}ammad bin ‘Abd Allah az-Zarkasyi, jilid I, cet. I. Beirut: Da>r al-Fikr. ‘At}a>, Ibra>hi>m Muh}ammad. 1996. T}uruq Tadri>s al-Lugah al-‘Arabiyyah wa atTarbiyyah ad-Di>niyyah, cet. III. Kairo: Maktabah an-Nahd}ah alMis}riyyah. Al-Bagawi>, Al-H{usain bin Mas‘u>d al-Farra>’. 1992. Ma‘a>lim At-Tanzi>l. cet III. Bairut: Da>r al-Ma‘rifah. Al-Bagda>di>, Abu> Bakr Ah}mad bin Mu>sa> bin Muja>hid. 1400 H. Kita>b as-Sab‘ah fi al-Qira’a>t, cet. II. Kairo: Da>r al-Ma‘a>rif dalam CD at-Tafsi>r wa ‘Ulu>m al-Qur'a>n. Al-Baihaqi>, Abi> Bakr Ah}mad bin al-H{usain. 1992. As-Sunan al-Kubra>. Bairut: Da>r al-Ma‘rifah. ________. Dala>’il an-Nubuwwuah. Dalam www.alsunnah.com, DVD alMaktabah asy-Sya>milah. Al-Bala>z\uri>, Ah}mad bin Yah}ya. Tt. Futu>h} al-Bulda>n dalam DVD al-Maktabah asy-Sya>milah.
Ibn Hisya>m, ‘Abd al-Malik. 1426 H. As-Si>rah an-Nabawiyyah "Si>rah ibn Hisya>m". CD Maktabah at-Ta>ri>kh al-Isla>mi>, al-Madinah: al-Uswah li alBarmjiyya>t. Ibn Ish}a>q, Muh}ammad. 1426 H. As-Si>rah an-Nabawiyyah "Si>rah Ibn Ish}a>q" dalam CD Makatabah at-Ta>ri>kh al-Isla>mi>, al-Madinah: Markaz alUswah li al-Barmajiyya>t. Ibn Kas\i>r, Isma>‘i>l bin ‘Umar. Tt. Al-Bida>yah wa an-Niha>yah. Bairut: Maktabah al-Ma’a>rif dalam CD Maktabah at-Ta>ri>kh al-Isla>mi>, 1426 H. AlMadi>nah: al-Uswah li al-Barmajiyya>t. Ibn Ladin, Carmen. 2006. Inside the Kingdom Kisah Hidupku di Arab Saudi, terj. M. Yusdi. Cet. I. Jakarta: Pustaka Alvabet. Ibn Manz\u>r, Jama>l ad-Di>n Muh}ammad bin Makram. 1994. Lisa>n al-‘Arab. Cet. III. Bairut: Da>r S}a>dir. Ibn Sala>m, al-Qa>sim. Tt. Fad}a>’il al-Qur’a>n dalam www.alsunnah.com, DVD alMaktabah asy-Sya>milah. Ibn Taimiyah, Ah}mad bin ‘Abd al-H{ali>m. Tt. Kutub Wa Rasa>’il wa Fata>wa> Ibn Taimiyah. Tkp: Maktabah ibn Taimiyah dalam DVD al-Maktabah asySya>milah), Isma>‘i>l, Sya‘ba>n Muh}ammad. 2001. Al-Madkhal ila> ‘Ilm al-Qira>’a>t, cet. I. Makkah: Maktabah Sa>lim. Ismail, Faisal. 1984. Sejarah Dan Kebudayaan Islam Dari Zaman Permulaan Hingga Zaman Khulafurrasydin, cet. I. Yogyakarta: CV. Bina Usaha. ‘Itr, Nu>r ad-Di>n. 1997. Manhaj an-Naqd fi ‘Ulu>m al-H{adi>s\. Cet. III. Damaskos: Da>r al-Fikr. Jalil, Abdul. 2007. Sejarah Tah}fi>z} al-Qur’an Desa Benda. Yogyakarta: Jurusan Tafsir dan Hadis Fak. Suhuluddin UIN Sunan Kalijaga. Makalah tidak diterbitkan. Al-Ka>ndahlawi, Muh}ammad bin Yu>suf. 2003. H{aya>h as}-S{ah{a>bah, cet II. Bairut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah. Kartono, Kartini. 1996. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju. Karya, Soekama, dkk. 1996. Ensklopedi Mini Sejarah & Kebudayaan Islam, cet. I. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Nawawi, Hadrawi. 1998. Metode Peneltian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. An-Nawa>wi, Yah}ya bin Syraf ad-Di>n. 1984. At-Tibya>n fi Ab H}amalah alQur’a>n, cet. I. Bairut: Da>r an-Nafa>’is. Nurdin, Ali. 2006. Quranic Society Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal Dalam Al-Qur’an, cet I. Jakarta: Penerbit Erlangga. Paret, R. "Ummi>" dalam Da>’irah al-Ma‘a>rif al-Isla>miyyah, terj Ah}mad asySyintna>wi dkk. Tkp: Tt. Penyusun, Tim. 2005. Al-Qur’an al-Kari>m dan Terjemahnya. Jakarta: Depag RI. Al-Qat}t}a>n, Manna>‘. Tt. Maba>h}is\ fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n. Tkp.: Mansyu>ra>t al-‘Asr alHadi>s\. Al-Qurt}ubi>, Abi> ‘Abd Allah Muh}ammad bin Ah}mad al-Ans}a>ri>. 1993. al-Ja>mi‘ li Ah}ka>m al-Qur’a>n. Bairut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah. Ar-Ra>fi‘i>, Mus}t}afa> S{a>diq. 2003. I‘ja>z al-Qur’a>n wa al-Bala>gah an-Nabawiyah. Kairo: Mu’assasah al-Mukhta>r. __________. 2003. Ta>ri>kh Ab al-‘Arab. Cet I. Beirut: Da>r al-Kita>b al-‘Arabi. Ar-Ra>zi>,
Abu>> al-Fad}l. Tt. Fad}a>’il al-Qur’a>n wa Tila>watih www.alwarraq.com, DVD al-Maktabah asy-Sya>milah.
dalam
Ar-Ra>zi>, Muh}ammad bin Abu> Bakr bin ‘Abd al-Qa>dir. 1997. Mukhta>r as}-S{ih}a>h}. Beirut: Da>r al-Fikr al-‘Arabi. Ar-Rasyid, Harun, dkk. Tt. Pedoman Pembinaan Tahfidzul Qur’an. Tkp.: tp. Rid}a>, Muh}ammad Rasyi>d. Tt. Muh}ammad Rasu>l Alla>h. Bairut: Da>r al-Kutub al‘Ilmiyyah. _________. Tt. Tafsi>r al-Mana>r. Kairo: Maktabah al-Qa>hirah. Ar-Ru>mi, Fahd. 2004. Dira>sa>t fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n al-Kari>m. cet XIII. Riya>d}: tp. Sa>lim, As-Sayyid ‘Abd al-‘Azi>z. Tt. Ta>ri>kh al-‘Arab Qabl al-Isla>m. Iskandariah: Mu’assasah Syaba>b al-Ja>mi‘ah. Salim, Peter Salim dan Yenni. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Moderen Inggris Press.
Setiawan, Nur Kholis. 2003. “Mengkaji Sejarah Teks al-Quran” dalam Sahiron Syamsudin dkk. Hermeneutika al-Quran Madzhab Yogya. Yogyakarta: Penerbit Islamika. Susari. 2004. "Lembaga-lembaga Pendidikan Islam Sebelum Madrasah" dalam Sejarah Pendidikan Islam Pada Periode Klasik Dan Pertengahan, Abuddin Nata (ed.), cet. I. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. As}-S{a>lih}, S}ubh}i>. 1977.‘Ulu>m al-H}adi>s\ wa Mus}t}alah}uh. Cet. IX. Bairut: Da>r al‘Ilm li al-Mala>yi>n. As}-S{afadi, Tas}h}i>h} At-Tas}h}i>f wa Tajri>d at-Tah}ri>f dalam www.alwarraq.com, DVD al-Maktabah asy-Sya>milah. As-Sa‘i>d, Labi>b. Tt. al-Jam‘ as}-S}auti> al-Awwal li al-Qur’a>n al-Kari>m aw alMus}h}af al-Murattal Bawa>‘is\uh wa Mukhat}t}at}a>tuh. Kairo: Da>r al-Kita>b al-‘Arabi. As-Sijista>ni, Abi Bakr ‘Abd Alla>h bin Sulaima>n. 1995. Kita>b al-Mas}a>h}if, tah}qi>q Muh}ib ad-Di>n ‘Abd as-Sabh}a>n Wa>’iz}, cet. I. Qat}ar: Waza>rat al-Awqa>f wa asy-Sy’u>n al-Isla>miyah. As-Sijista>ni>, Abu> Da>wu>d Sulaima>n bin al-Asy‘as\. Tt.\ Sunan Abi Da>wu>d, dalam CD Mausu>‘ah al-H{adi>s\ asy-Syari>f, Syarikah s}akhr li bara>mij al-h}a>sib. As-Subak, ‘Abd al-Lat}i>f i>. 1969. Al-Wah}y Ila ar-Rasu>L Muh}ammad. Kairo: alMajlis al-A‘la> li asy-Syu’u>n al-Isla>miyyah. As-Suyu>t}I, Jala>l ad-Di>n asy-Sya>fi‘i. Tt. al-Itqa>n fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n. Beirut: Da>r al-Fikr. __________. Tt. Al-Muzhir fi ‘Ulu>m al-Lugah dalam www.alwarraq.com, DVD al-Maktabah asy-Sya>milah. Asy-Sya‘bi, ‘Ubaid bin Abi Na>fi>‘. 1996. Ma‘a al-Qur’a>n wa H}amalatih fi H}aya>h as-Salaf, cet. II, (Riya>d}: Da>r al-Wat}an. Asy-Syaiba>ni>, Ah}mad Muh}ammad bin H{anbal. Tt. Musnad Ah}mad bin H{anbal, dalam CD Mausu>‘ah al-H{adi>s\ asy-Syari>f, Syarikah S}akhr li Bara>mij alH}a>sib. Syalabi, Ahmad. 2003. Sejarah Kebudayaan Islam I, terj. Mukhtar Yahya. cet. VI. Jakarta: PT. Pustaka al-Husna Baru.