Jurnal Teknologi Elektro Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Universitas Mercu Buana http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/jte Volume 5, Nomor 1, Januari 2014
ISSN: 2086-9479
Rancang Bangun Antena Slot Waveguide 2,4 GHz Reza Fariqi, Mudrik Alaydrus
1
Perancangan Robot Pencapit Untuk Penyotir Barang Berdasarkan Warna Led RGB Dengan Display LCD Berbasis Arduino Uno
9
Fina Supegina, Dede Sukindar
Studi Analisis Performansi Protokol Routing IS-IS Dan OSPFV3 Pada IPV6 Untuk Layanan Video Streaming
18
Setyo Budiyanto, Ahmad Suhendi Prasetyo
Studi Analisa Performansi Packet Data Protocol Pada Jaringan General Packet Radio Service
33
Dian Widi Astuti, Budi Irawan Prima Putra
Analisa Audit Konsumsi Energi Sistem HVAC (Heating, Ventilasi, Air Conditioning) Di Terminal 1A, 1B, Dan 1C
49
Bandara Soekarno-Hatta Budi Yanto Husodo, Nurul Atiqoh Br. Siagian
Jurnal Teknologi Elektro
Volume 5
Nomor 1
Januari 2014
Halaman 1– 57
ISSN 2086-9479
JURNAL TEKNOLOGI ELEKTRO Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik - Universitas Mercu Buana
Volume 5 - Nomor 1 Januari 2014
ISSN: 2086-9479
Daftar Isi
i
Kata Pengantar
ii
Susunan Redaksi
iii
Rancang Bangun Antena Slot Waveguide 2,4 GHz Reza Fariqi, Mudrik Alaydrus
1
Perancangan Robot Pencapit Untuk Penyotir Barang Berdasarkan Warna Led RGB Dengan Display LCD Berbasis Arduino Uno Fina Supegina, Dede Sukindar
9
Studi Analisis Performansi Protokol Routing IS-IS Dan OSPFV3 Pada IPV6 Untuk Layanan Video Streaming Setyo Budiyanto, Ahmad Suhendi Prasetyo
18
Studi Analisa Performansi Packet Data Protocol Pada Jaringan General Packet Radio Service Dian Widi Astuti, Budi Irawan Prima Putra
33
Analisa Audit Konsumsi Energi Sistem HVAC (Heating, Ventilasi, Air Conditioning) Di Terminal 1A, 1B, Dan 1C Bandara Soekarno-Hatta Budi Yanto Husodo, Nurul Atiqoh Br. Siagian
49
i
KATA PENGANTAR REDAKSI Kami memanjatkan Puji dan Syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan ridho-nya Jurnal Teknologi Elektro Universitas Mercu Buana, Volume: 5, Nomor: 1 Januari 2014 telah dapat diterbitkan dan sampai kehadapan para pembaca yang budiman. Jurnal Teknologi Elektro adalah suatu jurnal ilmiah yang yang mempublikasikan karya ilmiah berupa penelitian dan aplikasi sistem teknologi elektro, kajian pustaka maupun rekayasa peralatan yang digunakan oleh laboratorium serta informasi yang berkaitan dengan teknik telekomunikasi, teknik elektronika dan industri, teknik kontrol dan otomasi, teknik komputer dan informasi, teknik tenaga dan energi dan lain-lain. Penerbitan Jurnal Teknik Elektro Universitas Mercu Buana ini diterbitkan 4 kali dalam setahun, untuk itu kami harapkan partisipasi dari para ilmuan maupun praktisi untuk mengisi tulisan pada Jurnal ini demi kemajuan ilmu Teknik Elektro. Saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi keberhasilan penerbitan Jurnal ini pada edisi berikutnya. Atas perhatian dan partisipasinya dengan segala kerendahan hati, kami ucapkan banyak terima kasih. Wassalam
REDAKSI
ii
JURNAL TEKNOLOGI ELEKTRO Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik - Universitas Mercu Buana Volume 5 - Nomor 1 Januari 2014
ISSN: 2086-9479
SUSUNAN REDAKSI Pengarah Dekan Fakultas Teknik Ir. Torik Husein, MT Penanggungjawab Ketua Program Studi Teknik Elektro Ir. Yudhi Gunardi, MT Pemimpin Redaksi Dr. Ir. Andi Adriansyah, M.Eng Redaktur Pelaksana Fina Supegina, ST, MT Dewan Redaksi Dr. –Ing. Mudrik Alaydrus (Telekomunikasi) Dr. Ir. Hamzah Hilal, M.Eng (Tenaga dan Energi) Dr. Ir. Andi Adriansyah, M.Eng (Kontrol dan Industri) Dr. Ir. Abdul Hamid, M.Eng (Pemodelan dan Simulasi) Ir. Eko Ihsanto, M.Eng (Elektronika Terapan) Sirkulasi dan Percetakan: Edijon Nopian, SE Alamat Redaksi Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana, Jl. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta, 11650, Indonesia, Tlp./Fax : +62 021 5871335, http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/jte E-mail:
[email protected]
iii
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
RANCANG BANGUN ANTENA SLOT WAVEGUIDE 2,4 GHZ Reza Farizqi1,Mudrik Alaydrus2
1,2
Jurusan Elektro, Universitas Mercu Buana Jl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk - Jakarta Barat. Telepon: 021-5857722 (hunting), 5840816 ext.2600 Fax: 021-5857733 Email :
[email protected]
Abstrak - Penelitian ini menitik-
Kondisi
geografis
dan
beratkan pada analisa perancangan
infrastruktur Indonesia mendorong
dan fabrikasi antena sektoral slot
banyak pihak untuk menggunakan
waveguide dengan frekuensi kerja
koneksi
2,4 GHz untuk jaringan wireless.
transfer data. Terbatasnya koneksi
Mengingat
kabel di banyak daerah semakin
pelanggan
semakin (client)
sharing/terkoneksi
banyaknya yang
sebagai
mendongkrak
media
peningkatan
jaringan
penggunaan wireless. Kondisi ini
untuk
semakin meningkat seiring dengan
memudahkan koneksitivitas antara
dibebaskannya frekuensi 2,4 GHz
client dan server dibuatlah teknologi
oleh pemerintah pada awal 2005.
nirkabel yaitu antena sektoral 2,4
Peningkatan ini terlihat dari semakin
Ghz
selain
menjamurnya menara yang dipasangi
menghemat biaya untuk penarikan
antena wireless dari kota besar
kabel, teknologi ini sangat praktis
sampai pedesaan.
komputer
pada
pada
ingin
wireless
setempat,
sisi
client,
dan efisien. Dengan memanfaatkan Aluminium
Square
Tubing
Mahalnya harga bandwidth di Indonesia mendorong orang untuk
(101,6mm; 44,45mm; 2mm) yang
melakukan
diberi sejumlah N slot pada salah
menekan
satu sisi wide side, dengan jarak
infrastruktur wireless, terutama pada
antar slot ½ λg maka jadilah sebuah
jaringan-jaringan
antena sektoral yang sesuai dengan
satunya adalah membuat sendiri
standar aplikasi IEEE 802.11.
antena ataupun memodifikasi antena
Kata Kunci : Slot pada waveguide,
untuk mendapatkan kinerja yang
panjang gelombang di udara, panjang
lebih, baik dalam segi jangkauan
gelombang di waveguide.
maupun kualitas koneksi. Semua
PENDAHULUAN
radio,
Vol.5 No.1 Januari 2014
baik
improvisasi biaya
guna
pembangunan swadaya.
yang
Salah
memancarkan 1
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
maupun
menerima
membutuhkan
antena.
ISSN : 2086‐9479
sinyal,
pembuatannya
Antena
sederhana.
menerima power dari pemancar dan
Perancangan
melemparkannya ke udara sebagai
Waveguide
gelombang
elektromagnetik
atau
yang Antena
Tahap-tahap Antena Slot Waveguide
antena yang akan mengumpulkan
a.
elektromagnetik
dan
Menentukan jumlah slot yang diperlukan untuk mendapatkan
mengubahnya menjadi arus atau
Gain
sinyal yang dapat dideteksi oleh
diinginkan.
radio penerima.
Slot
perancangan
gelombang radio. Pada sisi penerima, gelombang
relatif
b.
Antena pemancar yang baik
dan
Beamwidth
yang
Menentukan
ukuran
panjang
waveguide
sesuai
dengan
mengubah energi radio frequency (rf)
frekuensi kerja. Semakin kecil
yang diproduksi oleh pemancar radio
ukuran
menjadi
membutuhkan
medan
elektromagnetik
yang akan dipancarkan ke udara. Antena pemancar mengubah energi
c.
Antena
penerima
d.
diteruskan ke radio penerima. Antena merupakan
slot
antena
yang
Menghitung panjang gelombang
Menentukan posisi slot dari garis
e.
Menentukan panjang lubang slot untuk resonansi
f.
Menentukan lebar lubang slot, kira-kira
waveguide cocok
yang
tengah bidang waveguide.
mengubah medan elektromagnetik menjadi energi rf yang kemudian
toleransi
waveguide g .
yang sama, tetapi dengan arah kebalikannya.
semakin
kritis.
dari satu bentuk ke bentuk lain. Antena penerima melakukan hal
waveguide,
1/20
dari
panjang
gelombang waveguide g .
digunakan untuk koneksi wireless. Keuntungan antena slot waveguide adalah wide beam yaitu bisa 360° (omnidirectional) atau bisa juga 180° (sektoral). Keuntungan berikutnya adalah gain yang relative besar dan
Vol.5 No.1 Januari 2014
2
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
Jarak antar center slot
:
End spacing atas
:
Desain
Antena
di
Perangkat
Lunak Feko Dari hasil yang didapat pada perhitungan
perancangan
diatas,
maka pada perancangan kali ini akan dilakukan simulasi dengan bantuan perangkat lunak FEKO (Gambar 2).
Gambar 1 : Antena Slot Waveguide Dengan Frekuensi 2.442 Ghz (Channel 7), Wide Side (a) = 101.6 mm, Short Side (b) = 44.45 mm, dengan ketebalan/Material Thickness 2 mm, banyaknya slot 8, didapat :
1
2,09
1 8
Antena Fabrikasi
0,125
cos
Gambar 2 : Antena Hasil Simulasi Dari
2
perhitungan
serta
diteruskan dengan perancangan dan simulasi Antena Slot Waveguide dengan
hasil
menggunakan perangkat
lunak FEKO. Pada gambar di bawah
ini merupakan antena slot waveguide Slot
Offset
:
hasil fabrikasi (gambar 3).
arcsin
Dimana : Panjang Slot : Lebar Slot
:
Vol.5 No.1 Januari 2014
3
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
Gambar 3 : Antena Hasil Fabrikasi Pengukuran
Antena
Hasil
Rancangan Pada Penelitian ini didapat hasil
pengukuran
Antena
Slot
Waveguide dari dua metode, yaitu dengan
menggunakan
perangkat
lunak FEKO secara teoritis yang tercantum
dan
sesuai
dengan
parameter yamg telah ditentukan, serta
pengukuran
menggunakan
ISSN : 2086‐9479
Gambar 4 : Network Analyzer Hasil Pengukuran Dari hasil pengukuran dengan dua metode, yaitu simulasi dengan menggunakan FEKO
menggunakan
lunak
pengukuran
dengan
Network
Analyzer
didapat hasil sebagai berikut. VSWR
dan
Impedansi
Masukan
dengan
Network
dan
perangkat
Analyzer
yang dilakukan di Laboratorium Universitas Pengukuran tersebut memperoleh
Mercu dengan
Buana.
dua
metode
dimaksudkan
untuk
perbandingan
antara
hasil simulasi komputer dengan hasil pengukuran menggunakan Network Analyzer.
Perhitungan menggunakan
dengan perangkat
lunak FEKO.
Pengukuran menggunakan Analyzer (gambar 4)
dengan Network
Gambar 5 : Perhitungan VSWR dengan FEKO Dari VSWR
hasil
dengan
perhitungan menggunakan
perangkat lunak FEKO, di dapat hasil seperti yang digambarkan pada gambar 5, dimana dari 14 Channel yang ada pada Frekuensi 2,4 Ghz, untuk hasil VSWR dengan nilai VSWR
<
2,
ada
11
channel,
sedangkan untuk VSWR dengan nilai VSWR > 2, ada 3 Channel.
Vol.5 No.1 Januari 2014
4
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
VSWR < 2 ), sedangkan untuk VSWR dengan nilai VSWR > 2, ada 9 Channel.
Gambar 6 : Perhitungan Impedansi Masukkan Dengan FEKO Dari hasil perhitungan Impedansi Masukan
dengan
menggunakan
perangkat lunak FEKO, di dapat hasil seperti yang digambarkan pada gambar 6 di atas.
Gambar 8 : Pengukuran Impedansi Masukkan Dengan Network Analyzer Dari pembacaan data pada mode Smith Chart dan keterangan lebih jelasnya tentang gambar mode Smith Chart pada Network Analyzer dapat dilihat pada gambar 8. Setelah
Gambar 7 : Pengukuran VSWR Dengan Network Analyzer Dari dengan
hasil
pengukuran
menggunakan
VSWR
dilakukan
pengukuran
masukan
tampak
pada
impedansi display
Network Analyzer sekitar (94,88 + j7,79)Ω S11
Network
Analyzer di dapat hasil seperti yang digambarkan pada gambar 7, dimana dari 14 Channel yang ada pada Frekuensi 2,4 Ghz, ada 5 channel yang nilai VSWR-nya cukup baik (
Vol.5 No.1 Januari 2014
5
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
dapat hasil seperti yang digambarkan
pada gambar 10, dimana dari 14
Channel yang ada pada Frekuensi 2,4
Ghz, ada 5 channel yang nilai S11 cukup
bagus ( S11 ≤ ‐10dB ), sedangkan untuk
S11 dengan nilai S11 ≥ ‐10, ada 9
Channel.
Gambar 9 : Perhitungan S11 Dengan FEKO Dari hasil perhitungan S11 dengan menggunakan
perangkat
lunak
Tabel 1 : Perbandingan Hasil Perhitungan Dengan Pengukuran (VSWR dan S11)
FEKO di dapat hasil seperti yang
digambarkan pada gambar 9, dimana
hasilnya adalah, Dari 14 channel
yang ada pada frekuensi 2,4 Ghz,
untuk S11 yang nilainya ≤ -10 dB,
ada 11 channel, sedangkan untuk S11 yang nilainya ≥ -10 dB, ada 3
channel.
Gain
Gambar 11 : Perhitungan Gain
Dengan FEKO Secara Polar
Gambar 10 : Pengukuran S11 Dengan Network Analyzer Dari hasil pengukuran S11 dengan menggunakan Network Analyzer di
Vol.5 No.1 Januari 2014
6
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
(VSWR < 2) pada frekuensi untuk Channel 1-11, Sedangkan hasil pengukuran hanya pada channel 1-5. 2 Nilai S11 pada saat perancangan menggunakan perangkat lunak FEKO menunjukkan hasil yang Gambar 12 : Perhitungan Gain Dengan FEKO Secara 3D Dari hasil pengukuran Gain dengan menggunakan
perangkat
lunak
FEKO di dapat hasil seperti yang digambarkan pada gambar 11 dan 12, dimana
hasilnya
adalah
Gain
maksimal yang dihasilkan sebesar 15 dB. Untuk pengukuran Gain dengan menggunakan Network Analyzer di Universitas Mercu Buana tidak dapat dilakukan karena untuk fasilitasnya
baik (S11 ≤ -10 dB) pada frekuensi untuk Channel 1-11, Sedangkan
hasil
pengukuran
hanya pada channel 1-5. 3 Dari hasil perhitungan Gain dengan menggunakan perangkat lunak FEKO, dihasilkan Gain maksimal sebesar ≈ 15 dB. Sedangkan untuk pengukuran Antena Slot Waveguide hasil fabrikasi tidak dapat dilakukan karena
fasilitas
yang
belum
memadai.
kurang memadai.
DAFTAR PUSTAKA 1. Alaydrus, Mudrik. 2008. Diktat
KESIMPULAN Hasil
perbandingan
antara
perancangan Antena Slot Waveguide yang menggunakan perangkat lunak FEKO dengan pengukuran Antena Slot
Waveguide
hasil
fabrikasi,
VSWR
perancangan perangkat
pada
saat
menggunakan lunak
FEKO
menunjukkan hasil yang baik
Vol.5 No.1 Januari 2014
Jakarta
:
Universitas
Mercu
Buana. 2. Joko, Yohanes Tri. 2008. Antena Wireless Untuk Rakyat (Panduan Membuat Sendiri Antena Wireless
adalah sebagai berikut (tabel 1) : 1 Nilai
Kuliah Antena dan Propagasi.
2,4 GHz). Yogyakarta : Andi Offset. 3. Purbo, Onno W. 2007. Panduan Praktis
RT/RW-net
Antena
7
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
Wajanbolic.
Jakarta
:
ISSN : 2086‐9479
Info
Komputer. 4. Wade, Paul. 2001. Chapter 7 Slot Antennas. http://www.w1ghz.org/antbook/co ntents.htm 5. Building the Single Sided 8 Slot Waveguide. http://www.wikarekare.org/Anten na/8Waveguide.html 6. Constructing and Analysing an Lband Horn Antenna. http://www.feko.info/helpcenter/h elpcenterinstructionalvideofolder/ constructing-and-analysing-an-lband-horn-antenna/?searchterm=Video%20demonstr ation
Vol.5 No.1 Januari 2014
8
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
PERANCANGAN ROBOT PENCAPIT UNTUK PENYOTIR BARANG BERDASARKAN WARNA LED RGB DENGAN DISPLAY LCD BERBASIS ARDUINO UNO Fina Supegina1, Dede Sukindar2
1,2
Jurusan Elektro, Universitas Mercu Buana Jl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk - Jakarta Barat. Telepon: 021-5857722 (hunting), 5840816 ext.2600 Fax: 021-5857733 Email:
[email protected]
Abstrak - Pada rancangan penelitian
pada saat membaca warna box dan
ini dibuat sebuah robot yang dapat
menempatkan box tersebut sesuai
mengenali benda berdasarkan warna
dengan
dan ditampilkan pada LCD dengan
tersebut ditampilkan pada LCD dan
menggunakan
mikrokontroler
manfaat penggunaan robot dalam
berbasis arduino uno. Robot akan
penyortiran akan lebih efisien dan
mengelompokkan barang (box) yang
efektif.
sejenis secara otomatis. Robot ini
Kata kunci: RGB Led, Arduino,
mendekteksi 6 macam warna yaitu
bahasa C, LCD, Micro Servo dan
merah muda, hijau, biru, orange,
Standard Servo.
hitam
dan
tersebut
putih.
tempatnya
serta
warna
Warna-warna
dideteksi
dengan
PENDAHULUAN
menggunakan sensor warna yang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
memiliki output frekuensi, besar
teknologi dewasa ini berkembang
frekuensi yang dihasilkan tergantung
begitu pesat. Hal ini terlihat dari
dari panjang gelombang warna objek
inovasi
dan Intensitas cahayanya. Sedangkan
terjadinya interaksi sosial antara
sebagai
teknologi tersebut dengan kehidupan
menggunakan
pusat
kendalinya mikrokontroler
yang
masyarakat
dihasilkan
yang
menyebabkan
berbasis arduino uno yang diprogram
teknologi
menggunakan bahasa C.
bagian dari kehidupan masyarakat.
Dari hasil pengujian yang telah
Munculnya
dilakukan dapat disimpulkan bahwa
salah satu tuntutan dan kebutuhan
Robot ini dapat berjalan dengan baik
dari manusia yang menginginkan
Vol.5 No.1. Januari 2014
merupakan
dan
teknologi
salah
satu
merupakan
9
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
kemudahan
dalam
kehidupannya.
ISSN : 2086‐9479
melakukan
tugasnya
Perkembangan teknologi mengalami
menyortir barang.
banyak evolusi salah satunya yaitu
Rumusan Masalah
teknologi robotika. Pada
dalam
Berdasarkan latar belakang yang
dasarnya,
Robot
telah dipaparkan, rumusan masalah
merupakan piranti mekanik elektrik
dalam penelitian ini adalah :
atau elektronika yang bekerja secara
1.
Bagaimana
cara
membuat
otomatis dapat bekerja sendiri tanpa
sebuah prototipe berupa robot
pengendalian dari luar. Sementara itu
pencapit
dalam arti luas robot berarti suatu
berdasarkan warna barang.
sistem yang terdiri dari mekanisme mekanik yang memiliki suatu kontrol elektris untuk melaksanakan tugas
2.
penyortir
barang
Bagaimana membuat struktur mekanik sebuah pencapit robot.
Tujuan Penelitian
tertentu. Dalam perkembangannya,
Adapun tujuan dari perancangan
robot mulai digunakan dalam segala
sistem dan penelitian ini adalah
bidang tak terkecuali pada industri
sebagai berikut :
dalam
1. Mengurangi
pelaksanaan
produksinya.
peran
manusia
Dengan menggunakan robot dalam
dalam pengelompokan atau sortir
kegiatan produksi, proses produksi
barang
akan lebih efisien dan efektif. Robot
sehingga
juga memiliki tingkat ketelitian yang
pengaruh inkonsistensi manusia
tinggi jika dibandingkan dengan
dalam aktivitas tersebut.
tenaga manusia.
dengan dapat
2. Aktivitas
Dalam penelitian ini peneliti
alat
meminimalisir
menyortir
mengelompokan
sortir
barang
dan dapat
membuat sebuah prototipe robot
dilakukan secara otomatis dan
yang
lebih cepat.
dapat
mengenali
benda
berdasarkan warna dan ditampilkan pada LCD dengan menggunakan
LANDASAN TEORI
mikrokontroler berbasis arduino uno.
LDR (Light Dependent Resistor)
Robot
ini
dibangun
untuk
mempermudah kerja manusia dalam
Sensor
Cahaya
LDR
(Light
Dependent Resistor) adalah resistor yang besar resistansi-nya bergantung
Vol.5 No.1. Januari 2014
10
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
terhadap
intensitas
cahaya
ISSN : 2086‐9479
yang
menyelimuti permukaannya. LDR merupakan elektronik
suatu jenis
komponen resistor
yang
merupakan salah satu sensor cahaya yang
dapat
cahaya
yang
mengubah
besaran
diterima
menjadi
Gambar 2. RGB Led Arduino Uno
besaran listrik dimana resistansinya
Arduino uno adalah sebuah board
berubah-ubah
mikrokontroller
tergantung
pada
yang
berbasis
intensitas cahaya. LDR terbuat dari
ATmega328. Arduino memiliki 14
semikonduktor resistensi tinggi yang
pin input/output yang mana 6 pin
mempunyai dua buah elektroda pada
dapat
permukaannya.
PWM, 6 analog input, crystal osilator
digunakan
sebagai
output
16 MHz, koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan tombol reset. Arduino
mampu
men-support
mikrokontroller; dapat dikoneksikan dengan
komputer
menggunakan
kabel USB. Gambar 1. Simbol dan fisik sensor cahaya LDR RGB LED Common Cathode LED adalah singkatan dari Light Emitting
Dioda,
merupakan
komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya, LED RGB adalah LED yang berisikan tiga warna yang
Gambar 3. Arduino Uno Motor Servo Motor
servo
adalah
sebuah
terintegrasi menjadi satu lampu LED.
motor dengan sistem closed feedback
LED RGB mengandung warna RED
di mana posisi dari motor akan
(merah), GREEN (hijau), dan BLUE
diinformasikan kembali ke rangkaian
(biru).
kontrol yang ada di dalam motor servo. Motor ini terdiri dari sebuah
Vol.5 No.1. Januari 2014
11
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
motor,
serangkaian
gear,
ISSN : 2086‐9479
CCW)
dimana
potensiometer dan rangkaian kontrol.
pergerakan
Potensiometer
dikendalikan
berfungsi
untuk
arah
dan
sudut
rotornya hanya
dapat dengan
menentukan batas sudut dari putaran
memberikan pengaturan duty cycle
servo. Sedangkan sudut dari sumbu
sinyal
motor servo diatur berdasarkan lebar
kontrolnya. Motor Servo tampak
pulsa yang dikirim melalui kaki
pada gambar 4.
PWM
pada
bagian
pin
sinyal dari kabel motor. Tampak pada gambar dengan pulsa 1.5 mS pada periode selebar 2 mS maka sudut dari sumbu motor akan berada pada posisi tengah. Semakin lebar pulsa OFF maka akan semakin besar
Gambar 4. Motor Servo
gerakan sumbu ke arah jarum jam
LCD (Liquid Crystal Display)
dan semakin kecil pulsa OFF maka
LCD (Liquid Crystal Display)
akan semakin besar gerakan sumbu
adalah suatu jenis media tampilan
ke arah yang berlawanan dengan
yang
jarum jam.
sebagai penampil utama. LCD bisa
menggunakan
kristal
cair
Motor servo biasanya hanya
memunculkan gambar atau tulisan
bergerak mencapai sudut tertentu
dikarenakan terdapat banyak sekali
saja dan tidak kontinyu seperti motor
titik cahaya (piksel) yang terdiri dari
DC maupun motor stepper. Walau
satu buah kristal cair sebagai sebuah
demikian, untuk beberapa keperluan
titik cahaya. Walau disebut sebagai
tertentu,
dapat
titik cahaya, namun kristal cair ini
dimodifikasi agar bergerak kontinyu.
tidak memancarkan cahaya sendiri.
Pada
sering
Sumber cahaya di dalam sebuah
digunakan untuk bagian kaki, lengan
perangkat LCD adalah lampu neon
atau
berwarna putih di bagian belakang
motor
robot, bagian
servo
motor bagian
ini lain
yang
mempunyai gerakan terbatas dan membutuhkan torsi cukup besar.
susunan kristal cair tadi. Titik cahaya yang jumlahnya
Motor servo adalah motor yang
puluhan ribu bahkan jutaan inilah
mampu bekerja dua arah (CW dan
yang membentuk tampilan citra.
Vol.5 No.1. Januari 2014
12
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
Kutub kristal cair yang dilewati arus listrik akan berubah karena pengaruh polarisasi medan magnetik yang timbul dan oleh karenanya akan hanya membiarkan beberapa warna diteruskan sedangkan warna lainnya
Gambar
tersaring.
Rangkaian
6.
Diagram
Blok
Rangkaian Power Supply Rangkaian Power Supply
ini
berfungsi untuk mengubah tegangan AC
menjadi
Tegangan
DC.
Gambar 5. LCD 16x2
Rangkaian
PERANCANGAN SISTEM
pengganti dari sumber tegangan DC
Blok Diagram Rangkaian
Bagian
Diagram
blok
merupakan
salah
terpenting
dalam
rangkaian
Penurun
adalah alternatif Tegangan yang
untuk
menurunkan
bagian
tegangan AC 220 Volt menjadi
perancangan
tegangan yang lebih kecil, misalnya
peralatan elektronik, karena dari
3 volt, 4,5 volt, 6 volt, 7,5 volt, 9
diagram blok dapat diketahui prinsip
volt, atau 12 volt.
kerja
secara
satu
berfungsi
ini
keseluruhan
dari
rangkaian elektronik yang dibuat. Sehingga keseluruhan blok dari alat yang dibuat dapat membentuk suatu sistem yang dapat difungsikan atau sistem yang bekerja sesuai dengan
Gambar 7. Rangakain Dasar Catu
perancangan.
Daya Sistem Switching
Keseluruhan
dari
diagram blok dari alat yang dibuat dapat dilihat pada Gambar 3.1 dibawah ini
3.2. Rangkaian Sensor Warna Sensor warna terdiri dari dua komponen inti yaitu RGB LED dan LDR. Untuk meningkatkan akurasi peneraannya, sensor warna yang mengandung LDR ini harus berada
Vol.5 No.1. Januari 2014
13
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
ditempat tertutup agar terhindar dari
dari satu Micro Servo yang berfungsi
pengaruh
membuka dan menutup capit, satu
cahaya
Rangkaian
dari
luar.
Selengkapnya
dapat
dilihat dari gambar berikut :
mikro
servo
yang
berfungsi
menggerakkan sikut naik turun, dan satu standard servo yang berfungsi menggerakkan lengan ke kiri dan ke kanan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar berikut :
Gambar
8.
Rangkaian
Sensor
Warna Aplikasi Kontrol Arduino Dengan LCD 1602A LCD 1602A berfungsi sebagai display untuk menampilkan karakter huruf/angka dari hasil pembacaan objek warna melalui sensor warna. Dimana LCD ini dihubungkan ke Arduino Uno, skema rangkaian selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut
Gambar 10. Wiring Rangkaian Arduino dengan Motor Sevo PENGUJIAN
DAN
ANALISA
ALAT Setelah
proses
perancangan
selesai, maka dalam bab ini akan diungkapkan dan diuraikan mengenai persiapan komponen dan peralatan yang dipergunakan, serta langkah-
Gambar 9. Wiring Rangkaian
langkah
LCD 1602A dengan Arduino Aplikasi Kontrol Arduino dengan Motor Servo Sebagai Pencapit Robot Lengan
robot/pencapit
robot
praktek,
kemudian
menyiapkan data hasil pengujian. Pelaksanaan
pendataan
menggunakan sebuah rangkaian dan dilakukan
secara
berulang-ulang
yang dibuat dalam proyek ini terdiri Vol.5 No.1. Januari 2014
14
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
supaya dihasilkan data yang benar-
warna dengan benar. Pengujian yang
benar tepat.
pertama
adalah
menampilkan
karakter warna biru dan keterangan cawan yang akan ditempati, dapat dilihat dari gambar berikut
Gambar 11. Hasil Rancangan Alat Pengujian Modul Sensor Warna Dengan Arduino UNO Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
hasil
nilai
kalibrasi
Gambar 12. Display LCD Pengujian Sistem Keseluruhan
warna dari sensor warna dalam
Tujuan dari pengujian sistem
pembacaan warna. Pengujian ini
secara keseluruhan adalah untuk
dilakukan
memberikan
mengetahui bagaimana cara robot
power 5V pada modul sensor warna
penyortir barang berdasarkan warna
yang kemudian dihubungkan dengan
bekerja. Pengujian dilakukan dengan
mikrokontroler Arduino Uno. Data
menjalankan
yang
dijadikan
keseluruhan. Fungsi yang pertama
sebagai acuan untuk membedakan
sensor mendeteksi warna pada box,
warna. Warna yang diuji ada 6 warna
kedua LCD menampilkan karakter
yaitu biru, orange, hijau, putih,
sesuai warna yang terditeksi, ketiga
merah muda (pink) dan hitam. Hasil
pencapit bergerak ke arah sensor
nilai kalibrasi diambil dari nilai rata-
dimana box itu ditempatkan dan
rata yang dihasilkan.
keempat pencapit dapat mengangkat
Pengujian Arduino UNO dengan
box
LCD
mengarahkannya ke cawan sesuai
dengan
dihasilkan
akan
Pengujian ini bertujuan untuk memperlihatkan (Liquid
Crystal
menampilkan
yang
LCD
tersebut.
Display)
dapat
dibawah ini :
Vol.5 No.1. Januari 2014
alat
berwarna
secara
dan
dengan tempatnya atau warna box
bagaimana output
fungsi
Seperti
pada
gambar
pembacaan
15
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
dalam robot pencapit penyortir ini seperti dapat menghitung jumlah barang yang disortir. 2.
Perlu dilakukan perbaikan pada sensor warna untuk mereduksi noise cahaya lebih dari luar pada
Gambar 13. Uji Alat Keseluruhan
LDR
(Light
Dependent
Resistor).
KESIMPULAN Berdasarkan
hasil
analisa,
3.
Pengembangan
selanjutnya
perancangan dan implementasi yang
dapat
telah dilakukan, maka kesimpulan
menambahkan
sensor
ukuran
yang didapat adalah sebagai berikut :
dan
beban
untuk
1.
sortir
menambah fungsionalitas dan
barang yang dilakukan oleh
implementasi yang lebih luas
robot pencapit penyortir lebih
dari robot yang telah dibuat.
2.
Pengelompokan
atau
konsisten,
tidak
banyak
dipengaruhi
faktor
eksternal
dilakukan sensor
dengan
DAFTAR PUSTAKA 1.
McRoberts,
Michael.,2010.
seperti halnya manusia.
Beginning Arduino.United States
Waktu yang dibutuhkan dalam
of America : Apress
proses
pengelompokan
atau
2.
Kadir, Abdul.,2013. Panduan
sortir barang relative lebih cepat
Praktis Mempelajari Aplikasi
dibandingkan
Mikrokontroler
dengan
pengelompokan yang dilakukan
Pemrogramannnya
secara manual.
Menggunakan
Dan
Arduino.
Yogyakarta : Andi Publisher
Saran Dari hasil beberapa analisis dan implementasi
yang
dilakukan,
3.
Ardimansyah, Iqbal M., dan Bagenda, Nurdin Dadan., 2013.
adapun saran dari peneliti adalah
“Prototipe
sebagai berikut :
Berdasarkan Perbedaan Warna
1.
Penambahan dapat
fitur
dilakukan
Sortir
Bola
monitoring
Menggunakan Led RGB dan
dengan
LDR Berbasis Mikrokontroler”.
menambahkan interface visual
Vol.5 No.1. Januari 2014
Alat
Bandung : STMIK LPKIA.
16
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
4.
Yudhanto.Sigit, 2011, “Rancang
Komputer,
Bangun
Lengan
Robot
Gunadarma, Depok.
Pemindah
Barang
Berbasis
Mikrokontroller
5.
ATMega16”,
9.
Universitas
Cahyono. Dwi. Beny, 2012, “Rancang BangunLengan Robot
Sains dan Teknologi, Universitas
Pemindah
Airlangga, Surabaya.
Mikrokontroler
Nalwan. Andi. Paulus, 2013,
dan Sensor Warna TSL230”,
“Aplikasi
Teknik
Penggerak
Robot
dalam
barang
pada
Lengan
Barang
Dengan
Atmega
Informatika,
8535
Sekolah
memindahkan
Tinggi Manajemen Informatika
sistem
dan Komputer, Yogyakarta.
Delta
berjalan”, 6.
ISSN : 2086‐9479
roda
Elektronik,
10. M, Zain, 2013, “Proyek Arduino
Jakarta.
Robot
Wijaya. Andri, 2009, “ Studi
Warna”,
Mobile Robot Pemindah Barang
http://zainms.blogspot.com/2013
Berdasarkan
/03/proyek-robot-sederhana,
Warnanya
Berbasis
Mikrokontroler
AT89S52”,
Teknik
Elektro,
Sederhana
Penyortir
diakses tanggal 28 November 2013.
Universitas Indonesia, Depok. 7.
Irawan.
Pudyastowo,
Bingar.
Dkk, 2012, “Rancang Bangun Robot
Pemindah
Barang
Dengan Sistem Kontrol Berbasis Mikrokontroler”, Teknik Mesin, Politeknik
Negeri
Semarang,
Semarang. 8.
Prakoso. Dwi. Damar, 2013, “prototype Sensor Warna Pada Robot
Pemindah
Objek
Menggunakan DT-Sense Color Sensor Mikrikontroler”,
Vol.5 No.1. Januari 2014
Berbasis Sistem
17
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
STUDI ANALISIS PERFORMANSI PROTOKOL ROUTING IS-IS DAN OSPFv3 PADA IPv6 UNTUK LAYANAN VIDEO STREAMING Setyo Budiyanto1,Ahmad Suhendi Prasetyo2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta, Indonesia Email:
[email protected] Abstrak - Perkembangan teknologi
yang melewati protocol routing yang
internet
diterapkan.
saat
ini
yang
makin
berkembang dengan pesat dari hari
Penelitian dilakukan pada network
ke hari membuat layanan pada
simulator dengan menggambarkan
jaringan berbasis IP ini semakin
topologi jaringan yang menggunakan
diminati.
IS-IS dan OSPFv3. Dalam hasil
Yang
menipisnya sedangkan
mengakibatkan
persediaan kebutuhan
IPv4
simulasi ditemukan bahwa kinerja
IP
OSPFv3 lebih baik daripada IS-IS
akan
semakin bertambah. Maka dari itu,
dalam
hal
untuk memenuhi kebutuhan akan IP
throughput dan jitter. Tetapi dalam
diciptakanlah IPv6. Dan sama seperti
hal routing update IPv6 IS-IS lebih
IPv4 untuk saling berkomunikasi di
baik dari OSPFv3.
IPv6 dibutuhkan routing protocol.
Kata kunci
Ada beberapa routing protocol yang
OSPFv3, Routing Protocol
delay,
:
packet
IPV6,
loss,
IS-IS,
bisa digunakan pada IPv6. Beberapa diantaranya
adalah
Intermediate
PENDAHULUAN
System-to-Intermediate System (IS-
Perkembangan
IS) dan IPv6 Open Shortest Path
saat ini yang semakin berkembang
First version 3 (OSPFv3). IS-IS
dari tahun ke tahun membuat layanan
merupakan routing protocol publik
pada jaringan berbasis IP semakin
yang menggunakan algoritma link
diminati. Akibatnya persediaan IPv4
state
begitu
OSPFv3
juga
routing
teknologi
dengan
IPv6
semakin
menipis
protocol
juga
kebutuhan
akan
internet
sedangkan IP
semakin
menerapkan algoritma link state.
bertambah. Maka dari itu, untuk
Untuk pengujian dilakukan dengan
memenuhi
melakukan akses video streaming
diciptakanlah IPv6. Dan sama seperti
Vol.5 No.1. Januari 2014
kebutuhan
akan
IP
18
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
IPv4 untuk saling berkomunikasi di
LANDASAN TEORI
IPv6 dibutuhkan routing protokol.
Internet Protocol version 6 (IPv6)
Router adalah sebuah alat yang berfungsi
untuk
Alamat IP versi 6 (sering disebut
menghubungkan
sebagai alamat IPv6) adalah sebuah
jaringan yang berbeda agar bisa
jenis pengalamatan jaringan yang
melakukan komunikasi antar device
digunakan di dalam protokol jaringan
di dalam jaringan tersebut. Router
TCP/IP yang menggunakan protokol
bekerja dengan cara menentukan
IP versi 6. Panjang totalnya adalah
jalur
untuk
128-bit, dan secara teoritis dapat
mengirimkan paket-paket data dari
mengalamati hingga 2128 = 3.4 x 1038
sumber ke tujuan. Proses pencarian
host komputer di seluruh dunia.
dan penentuan jalur inilah yang
Contoh alamat IP versi 6 adalah
disebut dengan routing, sedangkan
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF
sekumpulan aturan yang bekerja ntuk
:FE28:9C5A.
yang
akan
dipilih
menentukan dan menjalankan proses
Sama seperti halnya IPv4, IPv6
routing disebut routing protocol.
juga mengizinkan adanya DHCP
Routing
server
protocol
ada
banyak
sebagai
pengatur
alamat
jenisnya, mulai dari yang sederhana
otomatis. Jika dalam IPv4 terdapat
seperti static routing protocol hingga
dynamic address dan static address,
yang lebih kompleks seperti dynamic
maka dalam IPv6, konfigurasi alamat
routing protocol. Dynamic routing
dengan menggunakan DHCP Server
protocol bersifat dinamis dan mampu
dinamakan dengan stateful address
melakukan update route dengan cara
configuration,
mendistribusikan
informasi
konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP
mengenai jalur terbaik ke router lain.
Server dinamakan dengan stateless
Kemampuan inilah yang membuat
address configuration.
dynamic routing protocol mampu beradaptasi
terhadap
perubahan
topologi jaringan secara logical. Sebagai contoh IS-IS Dan OSPFv3, yang sering digunakan pada jaringan dalam suatu perusahaan.
Vol.5 No.1. Januari 2014
Seperti
sementara
halnya
IPv4
jika
yang
menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order-bit) sebagai alamat jaringan
sementara
tingkat
rendah
bit-bit
pada
(low-order-bit)
sebagai alamat host, dalam IPv6 juga
19
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-
menghilangkan bagian yang tidak
bit
dipergunakan atau jarang digunakan
pada
tingkat
tinggi
akan
digunakan sebagai tanda pengenal
dan
jenis alamat IPv6, yang disebut
menyediakan dukungan yang lebih
dengan Format Prefix (FP). Dalam
baik untuk keperluan mendatang.
IPv6, tidak ada subnet mask, yang
Pada Gambar 2.1 dian format header
ada hanyalah Format Prefix.
pada IPv6.
menambahkan
bagian
yang
Pengalamatan IPv6 Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16bit, yang dapat dikonversikan ke dalam
bilangan
berukuran
heksadesimal
4-digit.
Setiap
blok
bilangan heksadesimal tersebut akan
Gambar 2.1 format header pada IPv6
dipisahkan dengan tanda titik dua (:).
Prefix pada Ipv6
Karenanya,
yang
Dalam IPv4, sebuah alamat dalam
digunakan oleh IPv6 juga sering
notasi dotted-decimal format dapat
disebut dengan colon-hexadecimal
direpresentasikan
format, berbeda dengan IPv4 yang
menggunakan angka prefiks yang
menggunakan dotted-decimal format.
merujuk kepada subnet mask. IPv6
Berbeda dengan IPv4, pada IPv6
juga memiliki angka prefiks, tapi
angka 0000 pada alamat dapat
tidak
disederhanakan menjadi 0 saja atau
kepada subnet mask, karena memang
bahkan dikompres dengan diberi
IPv6 tidak mendukung subnet mask.
tanda ( :: ).
Prefiks adalah sebuah bagian dari
Format Header IPv6
alamat IP, di mana bit-bit memiliki
Pada IPv6 digunakan header paket
nilai-nilai yang tetap atau bit-bit
yang sederhana, dan dengan header
tersebut
yang sederhana paket dapat diproses
sebuah rute atau subnet identifier.
secara lebih efisien. Header pada
Prefiks dalam IPv6 direpesentasikan
IPv6
penyederhanaan
dengan cara yang sama seperti
IPv4
halnya prefiks alamat IPv4, yaitu
dari
format
merupakan header
notasi
Vol.5 No.1. Januari 2014
dengan
digunakan
dengan
untuk
merupakan
merujuk
bagian
dari
20
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
[alamat]/[angka panjang prefiks].
meneruskan paket ke alamat tujuan,
Panjang prefiks menentukan jumlah
router harus belajar atau bertukar
bit terbesar paling kiri yang membuat
informasi sesama router yang saling
prefix
terhubung untuk mengetahui jalur
subnet.
Sebagai
contoh,
prefiks sebuah alamat IPv6 dapat
atau rute yang terbaik.
direpresentasikan sebagai berikut:
Routing protokol digunakan untuk
19:19::/64
memfasilitasi pertukaran informasi
Pada contoh di atas, 64 bit pertama
routing antar router. Dengan routing
dari alamat tersebut dianggap sebagai
protocol,
prefiks alamat, sementara 64 bit
informasi
sisanya dianggap sebagai interface
informasi mengenai jaringan lain
ID.
yang saling terhubung. Ada beberapa
Jenis – jenis alamat pada IPv6
routing protocol yang mendukung
Alamat
IPv6, yaitu RIPng, OSPFv3 EIGRP
IPv6
ini
dapat
diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :
router
dapat
routing
berbagi
table,
yaitu
for IPv6 (Cisco properiarity), IS-IS
a. Alamat Unicast
for IPv6, BGP IPv6, dan lainnya.
b. Alamat Anycast
Masing- masing dibuat berdasarkan
c. Alamat Multicast
routing protocol sebelumnya yang mendukung IPv4 namun disesuaikan
Routing Protocol
dengan lingkup IPv6 dan memiliki
Routing adalah suatu protokol yang
beberapa
digunakan untuk mendapatkan rute
pembaharuan serta cara konfigurasi
atau petunjuk dari satu jaringan ke
yang berbeda pada router.
jaringan
OSPF IPv4 OSPF
yang
merupakan
lain,
proses
dan
suatu
Open Shortest Path First (OSPF)
router akan memilih jalur atau rute
adalah routing protokol dinamik
untuk mengirimkan atau meneruskan
yang
suatu paket ke jaringan yang dituju.
protocol
(IP)
Router menggunakan IP address
khusus,
OSPF
tujuan untuk mengirimkan paket, dan
routing protocol dan termasuk ke
agar router mengetahui rute mana
dalam kelompok interior gateway
yang
protokol, yang beroperasi dalam satu
harus
dimana
routing
kelebihan
digunakan
Vol.5 No.1. Januari 2014
untuk
digunakan
dalam
internet
jaringan.
Secara
adalah
link-state
21
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
sistem
otonom
(AS).
Hal
ini
ISSN : 2086‐9479
seluruh topologi jaringan. Salinan
didefinisikan sebagai OSPF Versi 2
identik
di RFC 2328 (1998) untuk IPv4.
diperbaharui yang dikirim ke semua
Pada OSPF paket hanya dalam satu
OSPF router.
LSDB
secara
berkala
routing domain (system otonom).
Kebijakan OSPF routing untuk
Sehingga link state mengumpulkan
membangun sebuah tabel routing
informasi dari router yang dan
diatur oleh faktor-faktor biaya link
membangun sebuah peta topologi
(metrik
jaringan. Topologi yang pada tabel
dengan setiap routing antarmuka.
routing diserahkan ke Internet Layer
Faktor biaya mungkin jarak router
yang membuat keputusan routing
(round-trip
berdasarkan tujuan alamat IP yang
jaringan link, atau link ketersediaan
ditemukan di IP datagrams. OSPF ini
dan reliabilitas, dinyatakan sebagai
dirancang
mendukung
nomor unitless sederhana. Hal ini
penanganan variable-length subnet
memberikan proses dinamis load
masking (VLSM) atau Classless
balancing lalu lintas antara rute yang
Inter-Domain
memiliki cost yang sama.
untuk
Routing
(CIDR)
model.
eksternal)
Sebagai
OSPF
mendeteksi
perubahan
yang
time),
link
throughput
state
memelihara
hubungan
link,
tetangganya
untuk
cepat
dan
routing
protocol, OSPF menetapkan dan
dalam topologi, seperti kegagalan sangat
terkait
dengan pertukaran
mengalihkannya ke loop baru yang
informasi update routing dengan
tidak
router
termasuk
struktur
routing
lainnya.
Hubungan
tabel
dalam hitungan detik. Dengan cara
tetangga disebut database OSPF
menghitung pohon jalur terpendek
adjacency.
untuk
dengan
dikonfigurasi dengan benar, OSPF
yang
akan membentuk hubungan tetangga
didasarkan pada Algoritma Dijkstra.
hanya dengan router yang terhubung
Informasi
langsung dengannya. Router yang
setiap
menggunakan
rute metode
Link
state
tetap
Asalkan
OSPF
dipertahankan pada setiap router
membentuk
sebagai link-state database (LSDB)
dengan harus dalam daerah yang
yang
sama
merupakan
pohon-gambar
Vol.5 No.1. Januari 2014
hubungan
dengan
tetangga
antarmuka
yang
22
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
menggunakan hubungan
untuk
membentuk
tetangga.
Antarmuka
ISSN : 2086‐9479
IS-IS IS-IS
merupakan
protokol
hanya dapat dimiliki satu daerah.
routing
Akan tetapi pada media bertipe
didefinisikan dalam ISO/IEC 10589.
broadcast multiacces seperti pada
IS-IS merupakan kepanjangan dari
Ethernet diperlukan “juru bicara”
Intermediate System to Intermediate
yang diwakili oleh 1 router yang
System
disebut Designated Router (DR) dan
Exchange Protocol dan ditujukan
Backup Designated Router (BDR).
sebagai
Hal ini untuk membuat jaringan lebih
CLNP
efisien. DR dan BDR akan menjadi
Network Service). Protokol routing
pusat komunikasi seputar informasi
ini menjadi krusial dalam ATN
OSPF
karena CLNP digunakan sebagai
dalam
jaringan
tersebut.
intra
Intra
domain
Domain
protokol
yang
Routeing
routing
untuk
(Connectionless-mode
Semua paket pesan yang ada dalam
protokol
proses OSPF akan disebarkan oleh
implementasi
DR dan BDR.
melalui RFC 1195 [6] mengalami
OSPFv3
ekstensi untuk dukungan terhadap IP.
lapisan
jaringan
dalam
ATN-OSI.
IS-IS
OSPFv3 yang digunakan untuk
Melalui ekstensi ini, IS-IS dapat
mendukung IPv6 sesuai ketentuan
bekerja sebagai protokol routing dual
RFC 5340 memiliki perbedaan utama
stack
dengan
pengembangan dalam ATN adalah
versi
sebelumnya
selain
IP-OSI.
Namun,
fokus
modifikasi Link State Advertising
dukungan terhadap OSI.
(LSA) untuk mendukung IPv6 adalah
Quality of Service
penggunaan
Quality of Service adalah parameter-
Router-ID
mengidentifikasi
untuk tetangga,
yang
mempengaruhi
menggunakan
alamat
link
(Link-lokal)
untuk
menemukan
berbasis paket.Parameter-parameter
topologi
dalam QoS antara lain: throughput,
tetangga,
sehingga
lokal
parameter kualitas
layanan
jaringan
independen dari protokol jaringan
delay, jitter, packet loss.
diri
mereka
memfasilitasi
sendiri, ekspansi
datang.
Vol.5 No.1. Januari 2014
yang
dan
untuk
Throughput
di
masa
Throughput adalah persentase jumlah paket yang sukses ditransmisikan
23
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
yang
merupakan
perbandingan
ISSN : 2086‐9479
efek pada real-time, aplikasi yang
jumlah paket yang sukses dikirim
mempunyai
dengan
suara dan video. aplikasi real-time ini
jumlah
paket
yang
delay-sensitif
seperti
ditransmisikan.
mengharapkan
Delay
paket pada tingkat yang konstan
Delay adalah waktu tunda suatu
dengan delay tetap antara paket yang
paket yang diakibatkan oleh proses
berturut-turut.
transmisi dari suatu node ke node
kedatangan
lain yang menjadi tujuannya. Delay
berdampak pada kinerja aplikasi.
didalam
Jumlah minimal sebuah jitter dapat
suatu
jaringan
dapat
untuk
menerima
Sebagai
tingkat
bervariasi,
jitter
digolongkan sebagai berikut:
diterima, tetapi meningkatnya jitter
Contoh delay tetap adalah:
dapat menyebabkan aplikasi tidak
a.
Aplikasi berbasis delay
bisa
digunakan.
Semua
jaringan
b. Transmisi data
memiliki
c. Propagasi delay
variabilitas dalam delay dimiliki oleh
Contoh delay variabel adalah:
beberapa
jitter
karena
setiap node jaringan sebagai paket
a. Ingress queuing delay
antrian. Namun, selama jitter dapat
b. Contention
dibatasi, QoS dapat dipertahankan.
c. Egress queuing delay
Tabel 1 Tingkat kualitas jitter Kategori
Jitter
penilaian Baik
0-25 ms
Bisa diterima
25-50 ms
Tidak bisa
> 50 ms
diterima Packet Loss Packet loss didefinisikan sebagai Gambar 2 Tingkat kualitas delay
kegagalan transmisi paket mencapai
Jitter
tujuannya. Kegagalan paket tersebut
Jitter adalah ukuran variasi delay
mencapai tujuan dapat disebabkan
antar paket yang berturut-turut untuk
oleh beberapa kemungkinan antara
arus trafik tertentu. Jitter memiliki
lain:
Vol.5 No.1. Januari 2014
24
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
a. Terjadinya overload trafik di dalam jaringan b. Tabrakan (congestion) dalam jaringan
ISSN : 2086‐9479
Streaming
berarti
proses
penghantaran
data
dalam
aliran
berkelanjutan
dan
tetap
yang
memungkinkan pengguna mengakses
c. Error yang terjadi pada media fisik
dan menggunakan file sebelum data dihantar sepenuhnya dari sebuah
d. Kegagalan yang terjadi pada
mesin server. Video streaming dapat
sisi penerima,antara lain dapat
diartikan transmisi file video secara
disebabkan karena overflow
bekelanjutan yang memungkinkan
yang terjadi pada buffer
video
e. Di
dalam
Implementasi
tersebut
menunggu
file
diputar video
tanpa tersebut
jaringan IP (Internet Protocol),
tersampaikan secara keseluruhan.
nilai
Jenis subkategori streaming:
packet
loss
ini
diharapkan mempunyai nilai
1. On-demand stream
yang minimum.
2. Webcast stream Komponen-komponen
Video Video
adalah
teknologi
untuk
Streaming Media
menangkap, merekam, memproses,
1. Media source.
mentransmisikan dan menata ulang
2. Encoder.
gambar
Biasanya
3. Media.
menggunakan film seluloid, sinyal
4. Player.
bergerak.
elektronik,
digital.
Secara umum metode streaming
Berkaitan dengan “penglihatan dan
video sangatlah sederhana, yaitu
pendengaran”
dengan
Aplikasi
atau
video
media
Dalam
pada
multimedia
mencakup: -
Entertainment:
membagi
video
dalam
beberapa bagian paket yang dienkode sebelum dikirim, selanjutnya pada
roadcast
TV,
receiver,
paket
tersebut
akan
VCR/DVD recording
didekode agar bisa diputar. Kegiatan
- Interpersonal: video telephony,
seperti ini akan terus dilakukan
video conferencing
sampai paket video telah terkirim
- Interactive: windows
sepenuhnya.
Video Streaming
Vol.5 No.1. Januari 2014
25
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
PERANCANGAN MODEL SIMULASI perancangan pemodelan sistem dimana metode pengamatan dibagi menjadi
dua
cara,
yaitu
dalam
pencarian quality of service, yaitu delay,
jitter,
throughput. service software
packetloss,
Dimana
didapatkan
quality
dan of
Gambar 4 Model sistem pada GNS3
menggunakan
Pada model yang akan digunakan
Simulasi
dengan menggunakan 9 router seri
wireshark.
menggunakan software GNS3.
c3660. Digunakan 1 buah PC sebagai
Diagram Alir Desain Sistem
simulasi topologi dan server. 1 buah PC sebagai pengirim client yang dihubungkan pada masing – masing cloud. Yang mana video streaming akan diakses dari server terhubung pada C2 menuju PC yang terhubung pada C1. Software Software
yang
digunakan
pada
Penelitian ini adalah : a. GNS3 0.8.4 sebagai media
Gambar
3
Diagram
alir
pengerjaan simulasi Topologi Jaringan Adapun pemodelan sistem secara umum pada Penelitian ini dapat dimodelkan seperti gambar dibawah ini.
simulasi b. c3660-ik9o3s-mz.12415.T6.image c. Wireshark
1.10.1
sebagai
analisa paket jaringan d. VLC 2.0.5-win32 Persiapan Penelitian Penelitian Setting GNS3 Setelah
GNS3
selesai
diinstall dan kemudian dijalankan,
Vol.5 No.1. Januari 2014
26
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
bukalah menu edit pada bagian
Penelitian ini digunakan ios c3660-
preference.
bagian
ik9o3s-mz.124-15.T6.image dengan
general, pilihlah directory untuk
platform dan model router 3660
menyimpan project dan directory
karena
tempat menyimpan ios.
penggunaan IPv6 IS-IS dan IPv6
Kemudian
Kemudian Dynamips.
mendukung
bagian
OSPFv3.
Dynamips
adalah
Setting IPv6 pada Router
yang
dapat
emulator mengemulasikan
pilihlah
sudah
berbagai
router
Setelah selesai disetting maka dilanjutkan
dengan
membuat
Cisco. Berbeda dengan emulator lain
topology sesuai gambar 3.2. Setelah
seperti Boson Netsim, dynamips
itu dilanjutkan dengan mensetting
benar-benar mirip dengan router
IPv6 pada masing–masing router,
cisco sebenarnya karena dynampis
dengan sintaks seperti gambar di
dapat mengemulasikan router cisco
bawah ini.
lengkap dengan IOS-nya sekaligus. Pada kolom executable path carilah file “dynamips.exe” yang berada pada GNS3.
folder
tempat
Setelah
itu
menginstall isi
working
directory dengan folder apa saja. Setelah itu klik tombol test, apabila
Gambar 5 Setting IPv6
berhasil maka akan muncul pesan,
Setelah selesai memasukkan semua
“Dynamips
IPv6 pada masing – masing router
0.2.8-community
successfully started”. Setelah selesai pada bagian
sesuai gambar 3.2, maka dilanjutkan dengan mensetting routing protocol
preference akan dilanjutkan dengan
yang akan diuji.
memilih ios router yang akan dipilih.
Setting IPv6 IS-IS
Pada bagian edit pilih Ios Images dan Hypervisors, kemudian pilih ios image yang akan dipakai kemudian tentukan platform dan model sesuai ios dengan spesifikasi RAM. Pada
Vol.5 No.1. Januari 2014
Gambar 6 Setting IS-IS IPv6
27
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
Pada saat mensetting IPv6 IS-IS,
paket pertama yang dicapture. Dari
perlu diperhatikan bahwa tiap router
pengukuran berdasarkan analisis data
harus
dari software wireshark, rata-rata
diisi
dengan
nilai
NET
(Network Entity Title) yang berbeda
delay didapatkan statistic.
– beda hal ini karena NET digunakan
Tabel 3 Rata-rata delay
sebagai alat untuk mengenali router
No paket
OSPFv3
IS-IS
1
16.33
6.46
2
11.32
4.73
3
14.11
14.46
4
3.24
6.39
5
1.01
19.65
mensetting OSPFv3 IPv6 diperlukan
6
2.84
6.83
router-id yang berbeda di setiap
7
8.41
6.94
8
8.31
5.67
router untuk mengidentifikasi router
9
1.07
2.79
satu dengan yang lainnya.
10
2.23
8.26
11
3.61
21.31
12
6.86
7.67
13
9.74
27.21
14
5.05
13.75
15
6.94
6.12
16
52.63
6.64
17
19.13
3.05
18
8.26
3.53
19
13.63
12.16
20
9.45
5.72
21
10.00
5.44
22
11.51
1.56
satu dengan yang lainnya. Setting OSPFv3 Berbeda dengan IS-IS, pada saat
Gambar 7 Setting OSPFv3 Dan saat selesai disetting maka akan
23
4.03
0.53
dapat dilihat table routing untuk
24
7.27
1.22
OSPFv3 IPv6, seperti gambar di
25
12.12
7.03
26
5.37
7.88
27
26.07
6.44
28
6.95
0.29
29
4.28
17.51
bawah ini: HASIL
SIMULASI
DAN
KINERJA SISTEM Pengujian Delay Delay adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses transmisi dari suatu node ke node lain
yang
menjadi
tujuannya.
30
13.91
15.43
Jumlah
305.71
252.69
Rata-rata
10.19
8.42
Hasil
pengujian
delay
dengan
menggunakan wireshark, diperoleh
Pengujian delay ini diperoleh dari 30
Vol.5 No.1. Januari 2014
28
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
nilai rata-rata yaitu 10.19 ms untuk OSPFv3 dan 8.42 ms untuk IS-IS. Pengujian Jitter Jitter adalah ukuran variasi delay
ISSN : 2086‐9479
22
7.88
4.60
23
9.60
5.57
24
8.19
4.68
25
9.03
4.82
26
8.71
5.58
27
7.84
5.65
antar paket yang berturut-turut untuk
28
6.54
7.06
arus trafik tertentu. Jitter memiliki
29
6.82
4.92
30
8.13
5.17
efek pada real-time, aplikasi yang
Jumlah
185.09
119.39
mempunyai
delay-sensitif
Rata-rata
6.17
3.98
suara
video.
dan
Jitter
seperti dapat
menyebabkan packet loss terutama pada
kecepatan
transmisi
yang
tinggi. Pengujian jitter ini diperoleh dari
30
paket
pertama
yang
dicapture.
Dari
pengukuran
berdasarkan
analisis
data
wireshark didapatkan statistik: Tabel 4 Rata-rata jitter
dari
Sama seperti delay, dalam jitter IPv6 IS-IS memiliki nilai yang lebih kecil di
bandingkan
pengujian
OSPFv3 ini,
jitter
pada dimana
perbedaan jitter antara kedua routing ini tidak teralu berbeda jauh, hal ini karena optimalisasi packet berada pada
kendali
masing
pengujian
–
No paket
OSPFv3
IS-IS
masing..
1
0.67
1.19
didapatkan nilai rata-rata jitter 6.17
2
3.58
0.82
3
3.13
0.63
4
2.02
3.25
IS-IS.
5
2.01
2.78
6
2.65
3.38
Pengujian Packet Loss
7
4.62
2.07
Packet loss didefinisikan sebagai
8
1.99
2.71
9
3.59
2.57
kegagalan transmisi paket mencapai
10
4.88
3.45
11
4.48
3.76
12
2.68
3.25
13
4.95
4.79
analisis data dari wireshark yang
14
3.55
3.99
didapatkan saat pengiriman paket
15
9.08
5.13
16
11.10
5.21
17
10.72
3.94
pengukuran berdasarkan analisis data
18
9.01
4.32
19
10.69
5.00
wireshark didapatkan statistik.
20
8.48
3.38
21
8.47
5.73
Vol.5 No.1. Januari 2014
Hasil
router
jitter
ms untuk OSPFv3 dan 3.98 ms untuk
tujuannya
Berikut
ini
adalah
besarnya packet loss berdasarkan
dari
sumber
ke
tujuan.
Dari
Pengujian Throughput
29
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
Throughput adalah kecepatan rata-
ISSN : 2086‐9479
Gambar 8 tracert pada IPv6 IS-IS
rata data yang diterima oleh suatu node
dalam
selang
waktu
pengamatan tertentu. Berikut ini adalah
besarnya
berdasarkan wireshark
Throughput
analisis yang
data
dari
didapatkan
saat
Gambar 9 tracert pada OSPFv3
pengiriman paket dari sumber ke
Dengan
tujuan. Dari pengukuran berdasarkan
tracert, dapat dilihat bahwa kedua
analisis data wireshark didapatkan
routing protocol menggunakan jalur
statistic.
yang sama. Dan ketika salah satu
Pengujian Routing Update
router yang biasa dilewati diputus
Pada penelitian routing ini, dilihat
maka client akan mencari jalan yang
dari router yang dilewati oleh data
lain
dari server menuju client di GNS3.
pengukuran routing update diperoleh
Untuk melihat jalur yang dilewati
dari waktu ketika koneksi setelah
mengunakan command tracert di sisi
terhubung dikurangi waktu ketika
client ke tujuan yaitu IP server. Dan
koneksi
lama routing update ketika salah satu
wireshark. Lama waktu update pada
router yang biasa dilewati diputus,
IPv6
yaitu
sedangkan untuk IS-IS 144.63 ms.
perubahan
table
yang
menggunakan
menuju
ke
server.
sebelum
OSPFv3
command
Untuk
terputus
ialah
13.21
pada ms,
dilewatinya. Dengan router yang
Waktu yang diperlukan oleh IPv6
diputus adalah router R3. Untuk lama
OSPFv3 mempunyai waktu yang
waktu update dilihat dari software
berbeda jauh dari IS-IS karena pada
wireshark, dengan menghitung lama
OSPFv3 mempunyai Neighbor table
waktu putus.
yang menyimpan list tentang router– router tetangganya. Setiap ada router baru
yg
dipasang,
address
dan
interface dicatat di tabel ini. Routing table
berfungsi
menyimpan
rute
terbaik untuk ke tujuan. Informasi tersebut
Vol.5 No.1. Januari 2014
diambil
dari
“topology
30
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
table”. Sedangkan untuk OSPFv3
daripada
sangat lambat dalam proses routing,
dengan hasil 21.58%.
dikarena
melakukan
IPv6
OSPFv3
pengecekan
4. Untuk Throughput IS-IS juga
terus menerus. Tidak seperti IS-IS
memiliki hasil yang lebih
yang
baik sekitar 1.473 MBit/s
sudah
menyimpan
daftar
routing table yang ada. Sehingga
daripada
IPv6
OSPFv3
untuk update routing OSPFv3 akan
dengan
0.554
MBit/s.
mengirim paket hallo dulu ke semua
Sehingga untuk UDP IS-IS
router untuk melihat jalur yang bisa
lebih
dilewati.
dibandingkan IPv6 OSPFv3. 5. Untuk
KESIMPULAN Dari
hasil
baik
simulasi
yang
telah
QoS
nya
pengujian
routing
IPv6
OSPFv3
update,
dilakukan, kesimpulan yang ditarik
mempunyai hasil yang lebih
ialah sebagai berikut:
baik
1. Pada percobaan delay, IS-IS
yaitu
13.21
sedangkan
ms IS-IS
memiliki delay yang lebih
membutuhkan waktu yang
baik sekitar 8.42 dan 10.19
lebih lama yaitu 144.63.49
ms
ms.
untuk
pengukuran
OSPFv3 30
pertama
pada packet
SARAN
dengan
Beberapa point yang dapat dijadikan
menggunakan wireshark. 2. Untuk pengujian Jitter, IS-IS memiliki jitter yang lebih
sebagai saran dalam Penelitian ini, diantaranya adalah 1. Karena
software
GNS3
baik sekitar dan 3.98 ms
membutuhkan resource yang
daripada
besar dalam penggunaanya,
IPv6
OSPFv3
dengan jitter 6.17 ms pada
disarankan
pengukuran
packet
computer dengan spesifikasi
dengan
yang lebih bagus lagi.
30
pertama
menggunakan wireshark. 3. Untuk Packet Loss IS-IS masih memiliki hasil yang
menggunakan
2. Menambahkan sehingga
jaringan
router, router
menjadi lebih besar.
lebih baik sekitar 4.77 %
Vol.5 No.1. Januari 2014
31
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
DAFTAR PUSTAKA [1]
Alamat
IPv6,
http://www.ietf.org/rfc/rfc2460.txt (diakses tanggal 12 Februari 2014) [2]
Open
Shortest
Path
First
Protocol, http://www.ietf.org/rfc/rfc5340.txt (diakses tanggal 10 Maret 2014) [3]
Nortel_Introduction-to-Quality-
of-Service-(QoS) White Paper (di unduh pada 16 Maret 2014) [4] Routing Information Protocol, http://www.ietf.org/rfc/rfc2080 (diakses tanggal 11 April 2014) [5]
RFC1195,
http://www.ietf.org/rfc/rfc1195 (diakses tanggal 15 April 2014) [6]
RFC2328,
http://www.ietf.org/rfc/rfc2328 (diakses tanggal 15 April 2014)
Vol.5 No.1. Januari 2014
32
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
STUDI ANALISA PERFORMANSI PACKET DATA PROTOCOL PADA JARINGAN GENERAL PACKET RADIO SERVICE Dian Widi Astuti1,Budi Irawan Prima Putra2 1,2
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercubuana, Jakarta, Indonesia Email:
[email protected]
Abstrak - PDP merupakan struktur
sosialisasi dengan user, troubleshoot
data yang berisi informasi tentang
pada SGJKT1 ke arah RJKKP3 dan
pelanggan ketika user pada kondisi
RJKKP4, dan refresh SGSN pada
aktif. PDP dapat disebut juga sebagai
database.
suatu syarat akses paket data yang
perbaikan, total rata-rata transaksi
digunakan oleh user untuk dapat
kegagalan aktivasi PDP yang semula
terkoneksi dengan internet, ketika
mencapai
user menginginkan untuk mengakses
hingga
internet melalui handset. Suatu PDP
transaksi yang gagal sebesar 5,38%.
diaktifkan secara otomatis melalui
sudah mencapai standarisasi KPI
pesan ke jaringan (core network)
yang telah ditetapkan yakni <10%
yang dikirimkan dari sebuah handset
dengan kualitas baik. Total rata-rata
yang gunakan oleh user. Dalam suatu
aktivasi PDP berhasil dalam 2 sesi
proses aktivasi PDP sering kali
yang semula sebesar sebesar 89,95%,
terjadi kegagalan yang disebabkan
kini naik menjadi 94,62%.
oleh jaringan ataupun handset yang
Kata kunci : PDP, APN, RNC,
digunakan oleh user itu sendiri. Oleh
SGSN, GGSN
karena
itu
dilakukan
Setelah
10,05% 4,67%
dilakukan
kini
menurun
dengan
rata-rata
proses
pengecekkan untuk mengetahui letak
PENDAHULUAN
kegagalan aktivasi PDP.
Dunia telekomunikasi berkembang
Proses
pengecekkan
20
dengan sangat pesat. Hal ini ditandai
Februari 2014 pada kedua RNC
dengan maraknya gadget canggih
(RJKKP3 dan RJKKP4) ke arah
dengan platform android berbagai
SGJKT1
merek yang kini tengah menjamur di
di
Site
tanggal
KPPTI
lt.3.
Perbaikan dilakukan pada tanggal 21
masyarakat.
Februari 2014 dengan menggunakan
aplikasi sosial media dan games yang
3
variatif,
metode
berikut
Vol.5 No.1. Januari 2014
diantaranya,
Bukan turut
hanya
itu,
meramaikan
33
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
perkembangan telekomunikasi tahun
dari standarisasi KPI. Pada bulan
2013-2014.
Januari 2014, masih cukup banyak
pengguna
Umumnya aplikasi
dan
para games
pelanggan
yang
mengeluhkan
tersebut mayoritas adalah kalangan
tentang koneksi internet di PT.
remaja. Pada tahun ini saja sudah
Indosat Tbk yang masih lamban dan
tercatat hampir 80% penggunaan
terkadang gagal. Oleh karena itu,
pulsa pada pelanggan di PT. Indosat
pada penelitian kali ini penulis
Tbk, sebagian besar dialokasikan
mencoba melakukan studi kasus,
untuk paket data. Umumnya para
serta melakukan pengecekkan untuk
pelanggan
mengetahui, hal-hal apakah yang
pulsa
tersebut
untuk
dengan
menggunakan
mendaftarkan
layanan
yang
paket
menyebabkan
telah
PDP pada jaringan di PT. Indosat
disediakan.Pada core network di
kegagalan
aktivasi
Tbk.
PT.Indosat Tbk, paket-paket data yang telah didaftarkan oleh user
Rumusan Permasalahan
tersebut akan diatur oleh sebuah
Bagaimana
cara
melakukan
protocol yaitu PDP atau yang biasa
pengecekkan
untuk
mengetahui
disebut Packet Data Protocol. PDP
penyebab kegagalan pada aktivasi
sendiri merupakan sebuah protocol
PDP tersebut. Kemudian bagaimana
ataupun ketentuan yang digunakan
perbandingan
dalam sebuah pengiriman paket data.
jaringan
Sebuah PDP dapat aktif apabila
transaksi PDP Pada RJKKP3 dan
prosedur aktivasi dari RNC (Radio
RJKKP4 ke arah SGJKT1 di PT.
Network Controller) ke arah SGSN
Indosat Tbk, antara sebelum dan
(Service
sesudah proses perbaikan.
GPRS
Support
Node)
dari
persentase hasil
kualitas
perhitungan
terpenuhi, dalam arti sesuai dengan ketentuan agar user dapat terkoneksi
Batasan Masalah
ke internet. Namun pada proses
Analisa
aktivasi PDP tersebut masih sering
jarigan GPRS dilakukan selama 2
sekali terjadi kegagalan, sehingga
hari, yaitu pada tanggal 20 - 21
kualitas jaringan (Core Network) di
Februari 2014 di site (KPPTI) Kantor
performansi
PDP
pada
PT. Indosat Tbk menjadi menurun
Vol.5 No.1. Januari 2014
34
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
Pusat PT. Indosat Tbk, lantai 3
sumber dari buku dan jurnal
podium belakang.
yang
Analisa kegagalam aktivasi PDP
penulisan proyek akhir ini.
dengan
melakukan
pengecekkan
mendukung
2. Studi
Lapangan
dalam dilakukan
langsung pada link RNC (RJKKP3
dengan
dan RJKKP4) ke arah SGJKT1 yang
langsung dari hasil pengecekkan
ada di area Jakarta pusat, serta proses
transaksi PDP yang dilakukan di
perbaikan
PT. Indosat Tbk lantai 3 podium
untuk
meningkatkan
kualitas jaringan di PT. Indosat Tbk. 1. Melakukan
mengambil
data
belakang.
perbandingan
3. Wawancara penelitian dilakukan
persentase dari hasil perhitungan
dengan pembimbing lapangan
percobaan aktivasi PDP untuk
serta
user yang berhasil dan gagal
proses instalasi dan parameter
pada
apa saja yang harus di set.
selama
masing-masing 2
hari,
standarisasi
RNC
rekan
kerja
mengenai
menurut
KPI
(Key
DASAR TEORI GPRS
Performance Indicator). Tujuan Penelitian
(General
Packet
Radio
Service)
Tujuan dari penelitian dalam
GPRS Merupakan jaringan packet-
penyusunan penelitian ini adalah
switched
yang
sebagai
(overlaid)
ke
secara detail aktivasi PDP pada
switched
GSM
jaringan
PT.
mengoptimalkan penggunaan sumber
Melakukan
daya radio, karena konsumsi sumber
perbaikan pada layanan aktivasi
daya terjadi hanya ketika ada proses
PDP yang mengalami ganguan,
transfer data.
untuk meningkatkan performansi
GPRS disebut sebagai teknologi
pada jaringan.
komunikasi seluler generasi kedua-
berikut. GPRS
INDOSAT,
Menganalisa di
ditumpangkan jaringan dengan
circuittujuan
setengah (2,5G), yaitu berada di METODE PENDEKATAN 1. Studi referensi yaitu dilakukan
antara
teknologi
generasi
kedua
(2G), yaitu GSM dan generasi ketiga
dengan mengumpulkan beberapa
Vol.5 No.1. Januari 2014
35
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
(3G), yaitu UMTS (Universal Mobile
Core Network berfungsi sebagai
Telecommunication System).
switching pada jaringan UMTS,
Perhitungan didasarkan
billing pada
GPRS
lamanya
tidak waktu
memanajemen jaringan serta sebagai interface
antara
jaringan
UMTS
koneksi, namun tergantung pada
dengan jaringan yang lainnya. Dalam
volume data yang ditransfer.
Core
UE (User Equipment)
beberapa
User equipment atau UE merupakan
berfungsi
sebuah perangkat yang digunakan
penyimpanan data serta pengaktifan
oleh user, untuk dapat terhubung
packet data protocol (PDP) ketika
dengan
user
internet.
UE
dilengkapi
dengan smart card yang dikenal dengan
nama
USIM
Network
UMTS
komponon
vital
sebagai
ingin
terdapat
mengakses
yang media
internet
melalui UE atau handset.
(UMTS
Subscriber Identity Module) yang
PROSES
berisi nomor identitas pelanggan
KEGAGALAN AKTIVASI PDP
serta
PADA RJKKP3 DAN RJKKP4
algoritma
security
untuk
PENGECEKAN
keamanan, seperti algoritma enkripsi.
KE ARAH SGJKT1
Selain terdapat USIM, UE juga
Mekanisme Kerja PDP
dilengkapi
(Mobile
Dalam bab ini di bahas mengenai
Equipment) yang berfungsi sebagai
mekanisme kerja PDP, bagaimana
terminal radio yang digunakan untuk
suatu
komunikasi lewat radio.
mengirimkan paket data mulai dari
dengan
UTRAN
ME
(UMTS
Terresterial
PDP
bekerja
untuk
user mengirim alamat URL yang
Radio Access Network)
dituju, hingga user terhubung ke
Pada UTRAN terdapat beberapa
internet.
elemen
Pada bab ini pula membahas tentang
jaringan
yang
baru
dibandingkan dengan teknologi 2G
proses
yang ada saat ini, diantaranya: node
mengetahui
B
aktivasi PDP, pada link RJKKP3 dan
dan
RNC
(Radio
Network
pengecekkan penyebab
untuk kegagalan
Controller).
RJKKP4 ke arah SGJKT1 di site PT.
CN (Core Network)
Indosat Tbk, gedung KPPTI lt.3.
Vol.5 No.1. Januari 2014
36
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
aktivasi PDP dari RNC ke arah SGSN karena penggunaan APN yang keliru. Sehingga paket data tersebut gagal dikirim ke GGSN. Dari gambar diatas terlihat bahwa SGSN menolak permintaan aktivasi PDP yang dikirimkan oleh RNC. Hal tersebut mengindikasikan terjadinya kegagalan proses aktivasi PDP pada sisi user. Jika APN yang digunakan oleh user sudah sesuai, maka paket data tersebut dikirim ke GGSN, dengan membawa request alamat IP
Gambar 3.1 Flowchart Mekanisme Kerja PDP Dari
RNC
paket
data
tersebut
kemudian dikirim ke SGSN untuk proses
aktivasi
PDP
dengan
membawa APN dari user. Pada SGSN, APN yang dikirim tersebut akan
diidentifikasi
apakah
APN
sudah terdaftar di jaringan indosat atau malah sebaliknya. Jika APN yang digunakan oleh user sesuai, maka
paket
data
tersebut
akan
langsung diteruskan ke GGSN untuk request IP address pada proses aktivasi PDP selanjutnya, seperti yang terlihat pada gambar berikut. Namun jika APN yang dimasukan tidak sesuai, maka terjadi kondisi dimana terjadi kegagalan pada proses
Vol.5 No.1. Januari 2014
yang dikirim oleh user. Pada GGSN request alamat IP yang dikirim
oleh
user
akan
difilter
terlebih dahulu. Apabila alamat IP yang di request oleh user sudah sesuai dengan kode etik penggunaan intertnet, maka IP tersebut kemudian diroutingkan ke alamat yang di request oleh user. Sebaliknya, jika IP address tersebut melanggar kode etik atau dengan kata lain mengandung unsur
pornografi
dan
perjudian,
maka alamat tersebut akan langsung diblock dan paket data tersebut dikembalikan ke SGSN. Setelah melewati proses filter di GGSN, paket data tersebut kemudian di routingkan ke alamat IP yang
37
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
request
oleh
user.
Jika
server
merespon dengan baik, maka proses
ISSN : 2086‐9479
Tabel 3.2 Standarisasi Maksimal KPI div. Performance Monitoring
aktivasi PDP berhasil dan session aktif. Namun jika server tersebut tidak merespon (request timed out), maka ada indikasi bahwa server tersebut down
atau
digunakan
sudah
tidak
sehingga
lagi terjadi
kegagalan proses aktivasi PDP pada
Mekanisme Kerja Aktivasi PDP Pada Core Network Indosat Berikut merupakan mekanisme kerja aktivasi PDP Pada Core Network di PT. Indosat Tbk pada link RNC ke arah
sisi jaringan.
SGSN.
Untuk transaksi aktivasi PDP yang gagal, akan dilakukan pengecekkan langsung pada site KPPTI lt.3, gedung podium belakang PT. Indosat ,Tbk. Kemudian proses perbaikan akan
dilakukan
menggunakan
dengan
command
yang
terdapat pada aplikasi tersebut. Perbaikan dilakukan guna menjaga performansi dan kualitas pada core network di PT. Indosat Tbk. Karena setiap transaksi aktivasi PDP yang dilakukan oleh user baik itu berhasil ataupun gagal, mempengaruhi KPI (Key Performance Indicator) oleh div.Performance Monitoring di PT. Indosat Tbk. Adapun standarisasi KPI (Key Performance Indicator) pada div.Performance Monitoring adalah sebagai berikut.
Gambar 3.4 Mekanisme Kerja Aktivasi PDP Pada Core Network Indosat Dari gambar diatas terlihat bahwa permintaan aktivasi PDP dikirim dari RNC ke arah SGSN, kemudian dari SGSN
ke
arah
GGSN
yang
merupakan suatu proses aktivasi PDP. Untuk RNC yang digunakan pada pembahasan kali ini yakni: RJKKP3 dan RJKKP4. Kemudian HLR (database) digunakan untuk memonitor kondisi terkini dari suatu SGSN. Pada pembahasan kali ini,
Vol.5 No.1. Januari 2014
38
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
pengecekan pada proses aktivasi
Komponen Perangkat Lunak
PDP dilakukan pada RJKKP3 dan
Adapun aplikasi yang digunakan
RJKKP4 ke arah SGJKT1 di site PT.
untuk
Indosat Tbk, gedung KPPTI lt.3.
aktivasi
Korelasi
pembahasan kali ini adalah sebagai
Link
Network
SGSN
Indosat
di
Core Region
Jabodetabek Berikut merupakan korelasi link
menganalisis pada
kegagalan
PDP
dalam
berikut. 1. EoFinder Client
Eofinder merupakan aplikasi pada
dari SGSN ke RNC yang ada di core
perangkat
Master
network PT. Indosat Tbk, wilayah
dikeluarkan
Jabodetabek.
Aplikasi ini diimplementasikan di
oleh
Claw PT.
yang Anritsu.
PT. Indosat ,Tbk sejak tahun 2002 hingga sekarang, oleh team SS7 (Signalling System Monitoring no.7) div.Performance Aplikasi
ini
melakukan
Monitoring. digunakan
untuk
pengecekkan
pada
transaksi panggilan, pesan (SMS) Gambar 3.5 Korelasi Link SGSN Pada Core Network Indosat
dan paket data GPRS. 2. BoReport
Pada pembahasan kali ini, link yang
Aplikasi ini juga dikeluarkan oleh
dipilih sebagai objek penelitian yakni
PT. Anritsu dan digunakan oleh team
dari RJKKP3 dan RJKKP4 ke arah
SS7 (Signalling System Monitoring
SGJKT1, karena kedua link dari
no.7) div. Performance Monitoring.
RNC tersebut yang mengcover area
Aplikasi
Jakarta Pusat dan sekitarnya. Untuk
melakukan
SGJKT1 point code yang digunakan
transaksi panggilan, pesan (SMS)
1334, RJKKP3 point code 1916 dan
dan paket data GPRS di PT. Indosat
point code untuk RJKKP4 yakni
Tbk. Jika pada aplikasi Eofinder
1921.
jumlah maksimal data yang bisa
ini
digunakan
untuk
perhitungan
pada
direcord maksimal 100.000 transaksi, sedangkan pada BoReport jumlah
Vol.5 No.1. Januari 2014
39
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
data yang bisa direcord hingga
digunakan
sekitar 3 minggu transaksi atau dapat
apakah
dikatakan
terjadinya kegagalan aktivasi PDP
lebih
dari
1.000.000
untuk yang
mengetahui menyebabkan
transaksi.
pada link RJKKP3 dan RJKKP4 ke
Proses Pengecekan Transaksi PDP
arah SGJKT1 di site KPPTI lt.3
Dengan Aplikasi EoFinder
podium belakang. Kemudian hasil
Pada pembahasan kali ini, proses
dari pengecekkan tersebut dianalisa
tracing atau pengecekkan dilakukan
untuk mengetahui apakah yang
pada RNC yang ada di area Jakarta
menyebabkan terjadinya kegagalan
pusat yaitu pada link RJKKP3 dan
aktivasi PDP, dan gangguan apakah
RJKKP4 ke arah SGJKT1, di site
yang sering muncul pada aktivasi
(KPPTI) kantor pusat PT. Indosat
PDP di jam-jam sibuk sehingga
Tbk, lantai 3 podium belakang.
user tidak dapat terkoneksi dengan
Proses pengecekan dilakukan selama
internet.
2 hari dari tanggal 20 - 21 Februari 2014 dalam 2 sesi selama 4 jam. Untuk sesi pertama dilakukan pada siang hari (pukul 12:00 - 15:00 wib), dan untuk sesi kedua dilakukan pada malam hari (pukul 19:00 - 22:00 wib). Adapun
tujuan
dari
proses
Gambar 3.6 Tampilan Aplikasi EoFinder
pengecekkan tersebut adalah untuk mengetahui
apakah
yang
Pemilihan Session IuPS Dialogue Pemilihan
menyebabkan terjadinya kegagalan
Session
IuPS
aktivasi PDP tersebut dan ganguan
Dialogue dimaksudkan agar lebih
apa saja yang sering muncul pada
fleksibel dalam melakukan proses
jam-jam sibuk tersebut.
trace.
Tampilan
Homepage
Aplikasi
EoFinder Client Berikut merupakan tampilan
Karena
interface
yang
digunakan untuk interkoneksi dari RNC ke arah SGSN yakni IuPS interface.
homepage aplikasi Eofinder yang
Vol.5 No.1. Januari 2014
40
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
dan malam). Untuk sesi pertama dilakukan pada siang hari (pukul 12:00 - 15:00 wib), dan untuk sesi kedua dilakukan pada malam hari (pukul 19:00 - 22:00 wib). Hasil Proses Pengecekan Sebelum Perbaikan Berikut merupakan tampilan hasil
Gambar 3.7 Pilih Session IuPS
proses pengecekan di site KPPTI lt.3
Dialogue Pengaturan Waktu dan Tanggal Berikut merupakan tampilan pengaturan waktu dan tanggal yang digunakan
untuk
mengetahui
gangguan yang sering terjadi pada protocol
aktivasi
paket
data
tersebut.
yang dilakukan pada tanggal 20 Februari 2014 pada link RJKKP3 dan RJKKP4 ke arah SGJKT1 dengan aplikasi Eofinder sebelum dilakukan perbaikan. Transaksi
Kegagalan
Aktivasi
PDP Pada RJKKP3 dan RJKKP4 Ke
Arah
SGJKT1
Sebelum
Perbaikan Berikut
merupakan
pengecekkan
pada
tabel tanggal
hasil 20
Februari 2014 yang dilakukan pada sesi pertama siang hari (pukul 12:00 Gambar 3.8 Pengaturan Waktu dan Tanggal Pengaturan
waktu
dan
tanggal
dimaksudkan agar pengecekan pada kegagalan pengiriman packet data dapat lebih spesifik sesuai dengan kebutuhan. Pada proses trace kali ini waktu yang digunakan untuk proses
- 15:00 wib) dan sesi kedua malam hari (pukul 19:00 - 22:00 wib) pada link RJKKP3 ke arah SGJKT1 sebelum dilakukan perbaikan. Tabel 3.3 Kegagalan Aktivasi PDP Sesi Pertama Pada RJKKP3 Sebelum Perbaikan
penelitian yakni pada tanggal 20 Februari 2014 dalam 2 sesi (siang
Vol.5 No.1. Januari 2014
41
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
standarisasi
KPI
yang
ditetapkan.
Rata-rata
telah transaksi
aktivasi PDP yang gagal pada sesi pertama yakni sebesar 12,55%,
Tabel 3.4 Kegagalan Aktivasi PDP Sesi Kedua Pada RJKKP3
masih diatas standarisasi KPI yang telah
Sebelum Perbaikan
ditetapkan
yakni
<10%
dengan kualitas baik. Kemudian untuk rata-rata aktivasi PDP yang berhasil pun tidak jauh berbeda Tabel
hasil
pengecekkan
pada
tanggal 20 Februari 2014 telah dilakukan trace pada link RJKKP3 ke arah SGJKT1 dalam 2 sesi selama
4
jam.
Sesi
pertama
dilakukan pada siang hari (pukul 12:00 - 15:00 wib) dengan jumlah percobaan
sebanyak
yakni
sebesar
87,45%,
masih
dibawah standarisasi KPI yang telah
ditetapkan
yakni
>90%
dengan kualitas baik. Tabel 3.5 Kegagalan Aktivasi PDP Sesi Pertama Pada RJKKP4 Sebelum Perbaikan
35.000
transaksi. Kemudian
sesi
kedua
dilakukan pada malam hari (pukul 19:00 - 22:00 wib) dengan jumlah percobaan
sebanyak
55.000
Tabel 3.6 Kegagalan Aktivasi PDP Sesi Kedua Pada RJKKP4 Sebelum Perbaikan
transaksi. Untuk jumlah transaksi antara sesi pertama dan kedua memiliki jumlah transaksi yang berbeda. Dari hasil perhitungan pada sesi pertama, siang hari (pukul 12:00 - 15:00 wib) tanggal 20 Februari 2014 diatas terlihat bahwa, rata-rata aktivasi PDP yang gagal pada RJKKP3 ke arah SGJKT1 masih
cukup
besar
Vol.5 No.1. Januari 2014
melebihi
Dari hasil perhitungan pada sesi pertama, siang hari (pukul 12:00 15:00 wib) tanggal 20 Februari 2014 diatas aktivasi
terlihat PDP
bahwa, yang
rata-rata
gagal
pada
RJKKP4 ke arah SGJKT1 masih
42
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
cukup besar melebihi standarisasi KPI yang telah ditetapkan. Rata-rata transaksi aktivasi PDP yang gagal pada sesi pertama yakni
ANALISA
sebesar
PENGECEKKAN
12,67%,
standarisasi ditetapkan
KPI yakni
masih
diatas
yang
telah
<10%
dengan
HASIL
AKTIVASI
PADA
PDP
SERTA
PERBANDINGAN
kualitas baik. Kemudian untuk rata-
Metode Perbaikan Pada Aktivasi
rata aktivasi PDP yang berhasil pun
PDP
tidak jauh berbeda yakni sebesar
Pada bab ini membahas tentang
87,33%, masih dibawah standarisasi
perbaikan yang dilakukan apabila
KPI yang telah ditetapkan yakni
terjadi kegagalan pada saat transaksi
>90% dengan kualitas baik.
aktivasi PDP. Perbaikan dilakukan
Total
pada
Transaksi
Rata-rata
penyebab
kegagalan
yang
Kegagalan Aktivasi PDP Pada
sering terjadi ketika proses transaksi
RJKKP3 dan RJKKP4 ke Arah
aktivasi PDP, dari hasil pengecekkan
SGJKT1 Sebelum Perbaikan
pada tanggal 20 Februari 2014.
Berikut merupakan tabel total hasil
Proses perbaikan dilakukan pada link
perhitungan rata-rata transaksi PDP
RNC (RJKKP3 dan RJKKP4) ke
yang
arah SGJKT1.
gagal
dan
berhasil
yang
Adapun tujuan proses perbaikan
dilakukan dalam 2 sesi. Sesi pertama dilakukan siang hari (pukul 12:00 -
adalah
15:00 wib) dan sesi kedua dilakukan
persentase kualitas jaringan dari
malam hari (pukul 19:00 - 22:00
hasil transaksi PDP, Pada RJKKP3
wib), tanggal 20 Februari 2014 pada
dan RJKKP4 ke arah SGJKT1 di PT.
RJKKP3 dan RJKKP4 ke arah
Indosat
SGJKT1
perbaikan.
sebelum
dilakukan
untuk
Tbk,
meningkatkan
sesudah
proses
Setelah melalui proses perbaikan
perbaikan. Tabel 3.7 Total Perhitungan Rata-
dari
kegagalan
rata Transaksi Aktivasi PDP
Pengecekkan ulang dilakukan pada
Sebelum Perbaikan
tanggal 21 Februari 2014. Proses pengecekkan
Vol.5 No.1. Januari 2014
aktivasi
ulang
PDP.
tersebut
43
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
dilakukan di site KPPTI lt.3 pada
RJKKP3 dan RJKKP4 ke arah
link RJKKP3 dan RJKKP4 ke arah
SGJKT1
SGJKT1 dalam 2 sesi selama 4 jam.
perbaikan.
Sesi pertama dilakukan pada siang
Transaksi
hari (pukul 12:00 - 15:00 wib) dan
PDP Pada RJKKP3 Ke Arah
sesi kedua dilakukan pada malam
SGJKT1 Setelah Perbaikan
hari (pukul 19:00 - 22:00 wib). tersebut
Kegagalan
Aktivasi
pengecekkan
pada
tanggal
21
dan
Februari 2014 yang dilakukan pada
kualitas
sesi pertama siang hari (pukul
jaringan dari transaksi kegagalan
12:00 - 15:00 wib) dan sesi kedua
aktivasi PDP, antara sebelum dan
malam hari (pukul 19:00 - 22:00
sesudah proses perbaikan.
wib) pada link RJKKP3 ke arah
Perbaikan
SGSN setelah dilakukan proses
dibandingkan
dihitung
dilakukan
Berikut merupakan tabel hasil
Hasil dari proses pengecekkan ulang
setelah
persentase
Hasil
Pengecekkan
perbaikan.
Pada Aktivasi PDP Perbaikan
pada
transaksi
Tabel 4.1 Kegagalan Aktivasi PDP
kegagalan aktivasi PDP dilakukan
Sesi Pertama Pada RJKKP3 Setelah
tanggal 21 Februari 2014 pada waktu
Perbaikan
pagi hari setelah proses pengecekkan berlangsung kemarin. Adapun proses perbaikan yang dilakukan pada kegagalan aktivasi
Tabel 4.2 Kegagalan Aktivasi PDP
PDP yang disebabkan penggunaan
Sesi Kedua Pada RJKKP3 Setelah
APN
Perbaikan
yang
tidak
sesuai,
dapat
dilakukan dengan beberapa metode sebagai berikut. Hasil Proses Pengecekan Setelah Perbaikan Berikut
Dari tabel hasil pengecekkan merupakan
tampilan
pada tanggal 21 Februari 2014 telah
hasil proses pengecekan di site
dilakukan trace pada link RJKKP3
KPPTI lt.3 yang dilakukan pada
ke arah SGJKT1 setelah proses
tanggal 21 Februari 2014 pada link
perbaikan. Dari tabel diatas dapat
Vol.5 No.1. Januari 2014
44
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
dilihat bahwa terjadi penurunan
12:00 - 15:00 wib) dan sesi kedua
pada transaksi kegagalan aktivasi
malam hari (pukul 19:00 - 22:00
PDP
proses
wib) pada link RJKKP4 ke arah
perbaikan, khususnya yang terjadi
SGSN setelah dilakukan proses
pada sesi pertama pada pukul
perbaikan.
(12:00 - 15:00).
Tabel 4.3 Kegagalan Aktivasi PDP
setelah
dilakukan
Rata-rata transaksi kegagalan aktivasi PDP yang semula mencapai
Sesi Pertama Pada RJKKP4 Setelah Perbaikan
12,55% kini menurun hingga 4,04%, dengan rata-rata transaksi yang gagal sebesar 8,51% pada sesi pertama. Sedangakan untuk sesi kedua pukul
Dari tabel hasil pengecekkan
(19:00 - 22:00) pada RJKKP3 terjadi
pada tanggal 21 Februari 2014 telah
penurunan yang cukup signifikan.
dilakukan trace pada link RJKKP4
Rata-rata transaksi kegagalan
ke arah SGJKT1 setelah proses
aktivasi PDP yang semula mencapai
perbaikan. Dari tabel diatas dapat
8,32% kini menurun hingga 4,55%
dilihat bahwa terjadi penurunan
dengan rata-rata transaksi yang gagal
pada transaksi kegagalan aktivasi
sebesar
PDP
3,77%.
Dari
hasil
setelah
dilakukan
proses
pengecekkan baik pada sesi pertama
perbaikan, khususnya yang terjadi
maupun sesi kedua sudah mencapai
pada sesi pertama pada pukul
standarisasi
(12:00 - 15:00).
ditetapkan
KPI yakni
yang
telah
<10%
dengan
kualitas baik.
Rata-rata transaksi kegagalan aktivasi
PDP
yang
semula
mencapai 12,67% kini menurun Transaksi
Kegagalan
Aktivasi
hingga 4,45%, dengan rata-rata
PDP Pada RJKKP4 Ke Arah
transaksi yang gagal sebesar 8,22%
SGJKT1 Setelah Perbaikan
pada sesi pertama.
Berikut merupakan tabel hasil pengecekkan
pada
tanggal
21
Februari 2014 yang dilakukan pada sesi pertama siang hari (pukul
Vol.5 No.1. Januari 2014
45
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
Tabel 4.4 Kegagalan Aktivasi
Tabel
PDP Sesi Kedua Pada RJKKP4
Rata-rata
Setelah Perbaikan
PDP Setelah Perbaikan
terjadi
penurunan
signifikan.
yang
Rata-rata
cukup transaksi
kegagalan aktivasi PDP yang semula mencapai hingga
8,52% 5,32%
kini
menurun
dengan
rata-rata
transaksi yang gagal sebesar 3,2%. Dari hasil pengecekkan pada sesi pertama
dan
sesi
kedua
sudah
mencapai standarisasi KPI yang telah ditetapkan
yakni
<10%
dengan
Rata-rata
Kegagalan Aktivasi PDP Pada RJKKP3 dan RJKKP4 ke Arah SGJKT1 Setelah Perbaikan Berikut merupakan tabel total hasil perhitungan rata-rata transaksi PDP yang gagal dan berhasil yang dilakukan tanggal 21 Februari 2014 pada RJKKP3 dan RJKKP4 ke arah SGJKT1 setelah dilakukan proses perbaikan perbaikan.
Transaksi
Aktivasi
terlihat bahwa, terjadi penurunan yang cukup signifikan pada total rata-rata aktivasi PDP yang gagal pada kedua RNC (RJKKP3 dan RJKKP4) ke arah SGJKT1. Total rata-rata transaksi kegagalan aktivasi PDP yang semula mencapai 10,05% kini menurun hingga 4,67% dengan rata-rata transaksi yang gagal sebesar 5,38%.
Dari
hasil
pengecekkan
dalam 2 sesi (sesi pertama + sesi (RJKKP3
Transaksi
Perhitungan
kedua) pada kedua RNC tersebut
kualitas baik. Total
Total
Dari hasil perhitungan diatas
Sedangakan untuk sesi kedua pukul (19:00 - 22:00) pada RJKKP3
4.5
RJKKP4)
ke
SGJKT1,
sudah
mencapai
standarisasi
KPI
ditetapkan
+
yakni
yang <10%
arah telah
dengan
kualitas baik. Kemudian untuk total ratarata aktivasi PDP berhasil pada kedua RNC ke arah SGJKT1 ikut meningkat setelah dilakukan proses perbaikan pada tanggal 21 Februari 2014. Total rata-rata aktivasi PDP berhasil dalam 2 sesi yang semula sebesar sebesar 89,95%, kini naik
Vol.5 No.1. Januari 2014
46
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
hingga
4,67%
transaksi
yang
94,62%, ditetapkan
dengan
rata-rata
disebabkan oleh (Missing or
berhasil
sebesar
Unknown APN), APN yang
mencapai
tidak diketahui. Kemudian untuk
sudah KPI
standarisasi
ISSN : 2086‐9479
yakni
yang
telah
>90%
kegagalan
persentase
dengan
yang
cukup besar sekitar 3% yang
kualitas baik. Berikut merupakan
disebabkan
diagram transaksi aktivasi PDP pada
(NetworkFailure),
kedua RNC (RJKKP3 dan RJKKP4)
masalah disisi jaringan sehingga
ke arah SGJKT1, tanggal 21 Februari
aktivasi PDP tersebut menjadi
2014 selama 2 sesi setelah dilakukan
terganggu.
proses perbaikan.
3.
Perbaikan tanggal
oleh adanya
dilakukan
pada
Februari
2014
21
KESIMPULAN
dengan menggunakan 3 metode
1.
Dari hasil pengecekkan tanggal
berikut diantaranya, sosialisasi
20 Februari 2014 pada kedua
dengan user, troubleshoot pada
RNC (RJKKP3 dan RJKKP4)
SGJKT1 ke arah RJKKP3 dan
ke arah SGJKT1 di Site KPPTI
RJKKP4, dan refresh SGSN
lt.3, total rata-rata aktivasi PDP
pada
yang gagal masih cukup besar
dilakukan pada user ataupun
melebihi
yang
network yang terindikasi error
sebesar
yang menyebabkan kegagalan
standar
ditetapkan
KPI
yakni
10,05%. Kemudian untuk ratarata aktivasi PDP yang berhasil
2.
Perbaikan
database.
transaksi aktivasi PDP. 4.
Dari hasil pengecekkan tanggal
pun masih belum memenuhi
21
standar
dilakukan perbaikan, total rata-
KPI
yakni
sebesar
Februari
2014
setelah
89,95%.
rata transaksi kegagalan aktivasi
Dari data diagram pada tanggal
PDP yang semula mencapai
20 Februari 2014, persentase
10,05% kini menurun hingga
transaksi
aktivasi
4,67% dengan rata-rata transaksi
10,05%.
yang
PDP
kegagalan sebesar
Persentase besar
kegagalan
sekitar
Vol.5 No.1. Januari 2014
6%
gagal
sebesar
5,38%.
paling
sudah
terjadi
KPI yang telah ditetapkan yakni
mencapai
standarisasi
47
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
<10% dengan kualitas baik.
[2]
Rodiati.
Yati,
Total rata-rata aktivasi PDP
dan
Analisis
Kinerja
berhasil dalam 2 sesi yang
GPRS,Laporan Penelitian, Bandung,
semula sebesar sebesar 89,95%,
2004.Laporan Penelitian, Bandung,
kini naik menjadi 94,62%.
2003. [3]
SARAN 1. Perlu
pengembangan
Pambudi.
Pengukuran
Agung,
Jaringan
GPRS
dari
Sebagai Sistem Transmissi Data
segi infrastruktur, khususnya
Baru Pada GSM Dengan Kecepatan
Agar
backbone.
skema
Tinggi Mendukung Akses Internet,
aktivasi PDP dapat lebih
Laporan
ringkas dan cepat.
2001.
2. Pengecekkan
rutin
pada
[4]
Penelitian,
Yogyakarta,
L. Lintaka, Keamanan Dalam
perangkat gprs harus sering
Jaringan
dilakukan. Agar kegagalan
Elektro, Institut Teknologi Bandung,
pada pengiriman packet data
Bandung 2004.
dapat diminimalisir.
[5]
3. Perbaikan pada
(maintenance) perangkat
yang
GPRS,
Nugroho.
Dept.
Arif
Teknik
Tunggul,
Remote Monitoring Berbasis GPRS, Jurusan
Teknik
Elektro,
Institut
bermasalah harus dilakukan
Teknologi Harapan Bangsa Bandung,
secepat
Yogyakarta, 2010.
mungkin,
memberikan
guna
kenyamanan
[6]
Budiman.
pada user, ketika mereka
Pengembangan
sedang
Pembelajaran
dengan
browsing
Arief, Aplikasi
Mitigasi
Mobile Bencana
Gempa Bumi Berbasis Multimedia,
handset.
Yogyakarta, 2012 [7]
DAFTAR PUSTAKA [1]
Dwi
Internet GSM
Prabantini,
“Koneksi
Menggunakan
Perangkat
dan
CDMA.
C.V
Software EoFinder Client dan
BoReportPT. Anritsu 2002.
ANDI
OFFSET, WAHANA KOMPUTER Semarang, Yogyakarta 2008.
Vol.5 No.1. Januari 2014
48
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
ANALISA AUDIT KONSUMSI ENERGI SISTEM HVAC (HEATING, VENTILASI, AIR CONDITIONING) DI TERMINAL 1A, 1B, DAN 1C BANDARA SOEKARNO-HATTA Budi Yanto Husodo1,Nurul Atiqoh Br. Siagian2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta Email:
[email protected] Abstrak - Audit energi pada sistem
dan 1C Bandara Soekarno-Hatta
HVAC
berada pada kondisi tidak nyaman
(Heating,
Ventilasi,
Air
Conditioning) merupakan aktivitas
dan
yang dilakukan secara berkala untuk
HVAC
mengetahui kualitas udara, performa
Conditioning) sudah mulai menurun,
peralatan serta konsumsi energi dan
sehingga perlu dilakukan peninjauan
mengevaluasi tingkat kelayakannya
kembali
serta
(Heating,
menentukan
perbaikannya.
Audit
langkah Energi
performa
peralatan
(Heating,
terhadap
Sistem
Ventilasi,
Sistem
Air
HVAC
Ventilasi,
Air
ini
Conditioning) untuk mendapatkan
dilaksanakan di terminal 1A, 1B,
kualitas udara yang nyaman sesuai
dan, 1C bandara Soeakrno-Hatta
dengan SNI 03-6390-2000 tentang
untuk memastikan bahwa tingkat
konservasi energi sistem tata udara
kelembaban udara pada terminal 1A,
pada bangunan dan gedung.
1B, dan 1C Bandara Soekarno-Hatta
Kata kunci: audit energi, HVAC
sesuai dengan standar kelayakan dan kenyamanan
yang
berlaku
di
Indonesia yaitu SNI 03-6390-2000
PENDAHULUAN Bandara
Soekarno-Hatta
tentang konservasi energi sistem tata
merupakan
udara pada bangunan dan gedung.
terbesar di Indonesia dengan daya
Audit Energi Sistem HVAC (Heatig
tampung
Ventilasi,
Air
Conditioning)
di
salah total
penumpang
/
satu
bandara
sekitar
22
tahun.
juta Untuk
Terminl 1A, 1B, dan 1C Bandara
menunjang pelayanan yang optimal,
Soekarno-Hatta menunjukkan bahwa
sistem HVAC (Heating, Ventilasi, Air
tingkat
Conditioning)
kelembaban
udara
atau
kualitas udara pada Terminal 1A, 1B,
Vol.5 No.1. Januari 2014
sangat
diperlukan
untuk menjaga kelembaban udara
49
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
dalam ruangan sehingga memberikan
Audit Energi pada tugas akhir
kenyamanan bagi para pengguna
ini menggunakan standar SNI 03-
Bandara Soekarno-Hatta.
6390-2000 dan 3690-2011 tentang
Bandara
Soekarno-Hatta
konservasi energi sistem tata udara
terutama pada Terminal 1A, 1B, dan
pada bangunan gedung serta 03-
1C yang dirancang untuk 9 juta
9167-2000
penumpang / tahun, namun pada saat
Energi Sistem Pencahayaan pada
ini harus melayani
Bangunan Gedung.
± 25 juta
tentang
Konservasi
penumpang / tahun. Oleh karena itu, perlu dilakukan audit energi sistem agar
HVAC
kelembaban
LANDASAN TEORI
udara
Sistem
HVAC
(Heating,
tercapai yang sesuai dengan tingkat
Ventilasi, Air Conditioning) adalah
kelayakan dan kenyamanan bandara
suatu
tercapai. Tujuan dari penelitian ini
digunakan untuk mengontrol suhu
adalah memastikan bahwa tingkat
lingkungan
kelembaban udara di Terminal 1A,
tertutup,
1B, dan 1C Bandara Soekarno-Hatta
gudang, atau kendaraan komersial.
fasilitas
tata
dari apakah
udara
suatu itu
yang
wilayah bangunan,
sesuai dengan standar kelayakan dan
Sistem HVAC pada Terminal 1
kenyamanan yang berlaku. Audit
Bandara Soekarno-Hatta umumnya
energi
(Heating,
menggunakan sistem terpusat yang
di
terhubung secara menyeluruh antara
sistem
Ventilasi,
Air
Terminal
1B,
Soekarno-Hatta
HVAC
Conditioning) dan
1C
Bandara
keberangkatan
dan
untuk
kedatangan, yaitu menggunakan AC
tingkat
Central dan AC Split Duct. Untuk
kelembaban udara di terminal 1A,
mengetahui sistem kerja AC Central,
1B, dan 1C Bandara Soekarno-Hatta
terlebih
sesuai dengan standar yang berlaku
mengetahui dasar dari Sistem Air
dan
Conditioning
menentukan
apakah
apakah
pengembangan (Heating,
dilakukan
ruang
perlu
dilakukan
sistem
Ventilasi,
dan
HVAC
Air
Conditioning) di Bandara Soekarno-
Hatta.
Vol.5 No.1. Januari 2014
dahulu
kita
harus
50
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
dari fase cair ke fase uap yang
kemudian dialirkan ke evaporator.
Di Evaporator, Refrigerant
(uap) menyerap panas dalam ruangan
melalui kumparan pendingin dan
kipas evaporator meniupkan udara
dingin ke dalam ruangan. Refrigerant
dalam evaporator mulai berubah
Gambar
2.1.Skema
Air
kembali menjadi uap bertekanan
Conditioning
rendah,
Cara Kerjanya:
sedikit cairan yang kemudian di tarik
Kompressor
menarik
tapi
masih
mengandung
kembali oleh kompressor.
refrigerant (gas) yang bertekanan dan
AC
adalah
Central
sistem
bertemperature rendah yang keluar
pendinginan ruangan yang dikontrol
dari evaporator kemudian menaikan
dari satu titik atau tempat dan di
tekanan dan temperaturnya dengan
distribusikan
cara memperkecil volume/menaikan
seluruh isi gedung dengan kapasitas
kecepatan gas. Refrigerant (gas)
yang sesuai dengan ukuran ruangan
yang
dan isinya dengan menggunakan
bertekanan
tinggi
tersebut
kemudian diteruskan ke kondensor. Di
Kondensor,
refrigerant
secara
AC Central terdiri dari beberapa komponen yaitu:
menjadi
1.
yang
bertekanan
ke
saluran udara / ducting ac.
(gas) yang bertekanan tinggi dirubah cairan
terpusat
Chiller adalah mesin pendingin
tinggi dengan cara dikondensasikan
yang
melalui
dengan
mendinginkan fluida dalam hal
menggunakan media air atau udara.
ini air melalui sebuah proses
Refrigerant (Cair) tersebut kemudian
kompresi uap ataupun siklus
dialirkan
pendinginan
(Expantion ekspansi tekanannya
pendinginan
ke
katup
Valve). ini,
ekspansi
Pada
katup
refrigerant
(cair)
diturunkan
sehingga
refrigerant (cair) berubah kondisi
Vol.5 No.1. Januari 2014
berfungsi
yang
untuk
kemudian
fluida tersebut bisa disirkulasi untuk peralatan
didistribusikan air
handling
ke unit.
Dalam hal ini, Chiller yang
51
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
digunakan Cooled
jenis
Air
Audit energi adalah suatu teknik
Chiller
ini
yang
adalah
System.
ISSN : 2086‐9479
menggunakan
refrigerant
dipakai
besarnya
untuk
konsumsi
menghitung energi
pada
sebagai fluida dan udara sebagai
bangunan gedung dan mengenali
media pendingin kondensornya.
cara-cara
untuk
penghematannya.
Konservasi energi sistem HVAC diatur dalam SNI 03-6390-2000. SNI ini
digunakan
agar
sasaran
penggunaan energi yang effisien dapat tercapai. Peralatan pada sistem HVAC
(Heating,
Ventilasi,
Air
Conditioning) menggunakan chiller Gambar 2. 2. Air Cooled Chiller
direkomendasikan untuk memenuhi
2.
effisiensi
AHU (Air Handling Unit) / FCU (Fan
3.
Coil
Unit)
berfungsi
minimum
dan
kriteria
seperti ditunjukkan pada tabel 2.3.1.
sebagai media pertukaran kalor
Tabel 1. Efisiensi minimum dari
antara air dingin dengan udara.
chiller yang dioperasikan dengan
Pompa
listrik.
berfungsi
menaikkan
tekanan
untuk dan
mensirkulasi fluida ke tempat lain
dalam
suatu
sistem
pemipaan. 4.
Ducting penghubung
Adalah antara
media AHU
dengan ruangan yang akan dikondisikan udaranya, fungsi utama dari ducting adalah meneruskan
udara
yang
didinginkan oleh AHU untuk kemudian didistribusikan ke masing‐masing ruangan.
Vol.5 No.1. Januari 2014
52
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
DATA SISTEM HVAC DI TERMINAL 1A, 1B, DAN 1C BANDARA SOEKARNO-HATTA
Tabel 3. Data Pencapaian Suhu di Terminal 1A, 1B dan 1C Bandara Soekarno-Hatta
Chiller pada Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta berjumlah 19 (sembilan belas) unit dengan kapasitas masing-masing yaitu 13 (tiga belas) unit kapasitas 95 TR, 1 (satu) unit kapasitas 100 TR, dan 5 (lima) unit kapasitas 500 TR dan untuk penditribusian udara dingin terdiri dari 23 (dua puluh tiga) unit AHU yang terbagi merata pada semua sub terminal A, B, dan C. Untuk AC Split Duct berjumlah 25 (dua puluh lima) unit dengan kapasitas masing-masing yaitu 4 (empat) unit kapasitas 20 TR dan 21 (dua puluh satu) unit kapasitas 40 TR yang terbagi merata pada semua sub terminal.
No.
1 Check In Area A
NO. NAMA PERALATAN KAPASITAS JUMLAH
LOKASI
95 TR
7 UNIT
TERMINAL 1A
95 TR
2 UNIT
TERMINAL 1B
3 CHILLER MDV 4 CHILLER YORK
500 TR
5 UNIT
TERMINAL 1B
100 TR
1 UNIT
TERMINAL 1C
5 CHILER CIAT 6 AC SPLIT DUCT
95 TR
4 UNIT
TERMINAL 1C
20 TR
4 UNIT
CENTRAL CORIDOR TERMINAL A
1 CHILLER CIAT 2 CHILLER CIAT
7 AC SPLIT DUCT 8 AC SPLIT DUCT 9 AC SPLIT DUCT
40 TR
7 UNIT BOARDING LOUNGE TERMINAL A
40 TR
7 UNIT BOARDING LOUNGE TERMINAL B
40 TR
7 UNIT BOARDING LOUNGE TERMINAL C
Suhu RH Ruangan Ruangan (%) ( C) 26.0 72.5
2 Arrival Area A
25.0
71.5
3 Check In Area B
25.8
67.0
4 Arrival Area B
26.0
64.0
5 Check In Area C
24.3
65.6
6 Arrival Area C
26.1
51.7
Suatu peralatan tersebut dikatakan baik atau memenuhi standard jika nilai Coefficient of Performance (COP) dan Energy Efficiency Ratio (EER atau kW/TR) memenuhi standard yang telah ditentukan. Nilai Coefficient Performance (COP): COP
Tabel 2. Daftar peralatan Sistem HVAC Terminal 1A, 1B, dan 1C Bandara Soekarno-Hatta
Nama Beban
of
Cooling Effect ∙∙∙∙ 3.1 Power Input Konsumsi Daya
Nilai Energy Efficiency Ratio (EER) atau KW/TR: EER 12 / COP x 3,14 ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ 3.2
Sebagai contoh perhitungan, diketahui konsumsi daya suatu Chiller sebesar 184,58 kW dan Cooling Effect sebesar 631,58 kW, maka: COP
631.58 184.58
EER 12⁄ COP x 3,41
3,42, dan 12⁄ 3,42 x 3,41
Dengan kedua rumus tersebut maka dapat dihitung nilai COP dan EER setiap peralatan sistem HVAC di Terminal 1A, 1B, dan 1C Bandara
Vol.5 No.1. Januari 2014
53
1,03
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
Soekarno-Hatta, dapat dilihat pada tabel-tabel berikut: Tabel 4. Performa Peralatan Utama Sistem HVAC pada Terminal 1A Bandara SoekarnoHatta No.
C.O.P
Nama Peralatan
EER
Eksisting Eksisting 1 Chiller CIAT Deprture
3,42
1,03
2 Chiller CIAT Departure
3,30
1,07
3 Chiller CIAT Departure
3,33
1,05
4 Chiller CIAT Departure
3,43
1,03
5 Chiller CIAT Arrival
3,34
1,05
6 Chiller CIAT Arrival
3,48
1,01
Tabel 5. Tabel Performa Peralatan Utama Sistem HVAC pada Terminal 1B Bandara SoekarnoHatta C.O.P No.
Nama Peralatan
EER
Eksisting Eksisting
ISSN : 2086‐9479
AUDIT ENERGI SISTEM HVAC (HEATING , VENTILASI, AIR CONDITIONING) Standar nasional Indonesia telah menentukan standar suhu dan kelembaban udara (RH) yang diatur pada SNI 03-6390-2000 tentang konservasi energi sistem tata udara pada bangunan dan gedung yaitu: 25±1C untuk suhu ruangan dan 60±10% untuk kelembaban udara (RH). Berdasarkan tabel 3. Data Pencapaian Suhu Udara Pada Terminal 1A, 1B, dan 1C di Bandara Soekarno-Hatta dapat dianalisa tingkat kenyamanannya sebagai berikut: Tabel 7. Analisa Pencapaian Suhu Udara di Terminal 1A, 1B, dan 1C Bandara Soekarno-Hatta Suhu RH Standar Ruangan Ruangan Suhu RH Kesimpulan (C) (% ) (°C) (% ) 1 Check In Area A 26.0 72.5 25±1 60±10 Tidak Nyaman 2 Arrival Area A 25.0 71.5 25±1 60±10 Tidak Nyaman
No.
Nama Beban
1 Chiller MDV Deprture
3.47
1.01
2 Chiller MDV Departure
3.52
1.00
3 Chiller CIAT Departure
3.16
1.11
4 Chiller CIAT Arrival
3.37
1.04
3 Check In Area B
25.8
4 Arrival Area B
26.0
5 Check In Area C
24.3
6 Arrival Area C
26.1
5 Chiller MDV Arrival
3.31
1.06
6 Chiller MDV Arrival
3.26
1.08
7 Chiller MDV Arrival
3.30
1.07
Tabel 6. Tabel Performa Peralatan Utama Sistem HVAC pada Terminal 1C Bandara SoekarnoHatta C.O.P No. 1 2 3 4 5
Nama Peralatan Chiller YORK Deprture Chiller CIAT Departure Chiller CIAT Departure Chiller CIAT Arrival Chiller CIAT Arrival
EER
Eksisting Eksisting 3,35 3,30 3,46 3,10 3,39
Vol.5 No.1. Januari 2014
1,05 1,07 1,02 1,13 1,04
67.0 25±1 60±10 Nyaman 64.0 25±1 60±10 Nyaman 65.6 25±1 60±10 Nyaman 51.7 25±1 60±10 Tidak Nyaman
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa tingkat kenyamanan ruangan pada terminal 1A, 1B, dan 1C Bandara Soekarno-Hatta pada beberapa lokasi tidak tercapai tingkatannya sesuai dengan SNI 036390-2000. Suatu ruangan dikatakan nyaman atau tidak dilihat dari suhu ruangan dan kelembaban udaranya. Jika salah satu faktor tersebut tidak dapat terpenuhi maka tidak dapat dikatakan bahwa ruangan tersebut
54
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
nyaman karena suhu ruangan dan kelembaban udara itu sebanding. Suatu peralatan dikatakan baik jika performa peralatan tersebut memiliki nilai COP dan EER yang sesuai dengan Standar nasional Indonesia. Nilai COP dan EE yang diatur pada SNI nomor 6390:2011 tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara pada Banguan Gedung adalah: COP : 2,90 untuk Air Cooled Chiller dengan kapasitas < 150 TR; COP : 3,00 untuk Air Cooled Chiller dengan kapasitas > 150 TR; kW/TR : 1,213 untuk Air Cooled Chiller dengan kapasitas < 150 TR; kW/TR : 1,172 untuk Air Cooled Chiller dengan kapasitas >150 TR. Dari tandar nilai untuk COP dan EER, diambil range untuk standar nilai COP adalah 2,90 – 3,00 dan EER adalah 1,172 – 1,213. Tabel 8. Tabel Resume Performa Peralatan Utama Sistem HVAC Terminal 1A Bandara SoekarnoHatta C.O.P No.
Nama Peralatan
SNI 6390:2011
Tabel 9. Tabel Resume Performa Peralatan Utama Sistem HVAC Terminal 1B Bandara SoekarnoHatta C.O.P No.
Nama Peralatan
KONDISI
EER
3.47
2,90-3,00
1.01
KONDISI SNI 6390:2011 1,172-1,213 Di bawah standar
2 Chiller MDV Departure 3.52
2,90-3,00
1.00
1,172-1,213 Di bawah standar
3 Chiller CIAT Departure 3.16
2,90-3,00
1.11
1,172-1,213 Di bawah standar
4 Chiller CIAT Arrival
3.37
2,90-3,00
1.04
1,172-1,213 Di bawah standar
5 Chiller MDV Arrival
3.31
2,90-3,00
1.06
1,172-1,213 Di bawah standar
6 Chiller MDV Arrival
3.26
2,90-3,00
1.08
1,172-1,213 Di bawah standar
7 Chiller MDV Arrival
3.30
2,90-3,00
1.07
1,172-1,213 Di bawah standar
Eksisting SNI 6390:2011 Eksisting
1 Chiller MDV Deprture
Tabel 10. Tabel Resume Performa Peralatan Utama Sistem HVAC Terminal 1C Bandara SoekarnoHatta C.O.P No.
Nama Peralatan
EER
Eksisting SNI 6390:2011 Eksisting
SNI 6390:2011
3.35
2,90-3,00
1.05
1,172-1,213 Di bawah standar
2 Chiller CIAT Departure
3.30
2,90-3,00
1.07
1,172-1,213 Di bawah standar
3 Chiller CIAT Departure
3.46
2,90-3,00
1.02
1,172-1,213 Di bawah standar
6 Chiller CIAT Arrival
3.10
2,90-3,00
1.13
1,172-1,213 Di bawah standar
7 Chiller CIAT Arrival
3.39
2,90-3,00
1.04
1,172-1,213 Di bawah standar
Pada tabel 8, tabel 9, tabel 104, hampir seluruh peralatan berada di bawah standar karena nilai EER dan COP tidak terpenuhi. Kedua nilai tersebut harus dipenuhi karena EER indikator
kinerja
energi
sedangkan COP standar efisiensi refrigerasi bagi sistem refrigeransi
1 Chiller CIAT Departure
3,42
2,90 - 3,00
1,03
1,172-1,213 Di bawah standar
2 Chiller CIAT Departure
3,30
2,90 - 3,00
1,07
1,172-1,213 Di bawah standar
sehingga
3 Chiller CIAT Departure
3,33
2,90 - 3,00
1,05
1,172-1,213 Di bawah standar
dipenuhi untuk menyatakan bahwa
4 Chiller CIAT Departure
3,43
2,90 - 3,00
1,03
1,172-1,213 Di bawah standar
5 Chiller CIAT Arrival
3,34
2,90 - 3,00
1,05
1,172-1,213 Di bawah standar
6 Chiller CIAT Arrival
3,48
2,90 - 3,00
1,01
1,172-1,213 Di bawah standar
7 Chiller CIAT Arrival
3,27
2,90 - 3,00
1,08
1,172-1,213 Di bawah standar
Vol.5 No.1. Januari 2014
KONDISI
1 Chiller YORK Deprture
adalah
EER
Eksisting SNI 6390:2011 Eksisting
ISSN : 2086‐9479
standar
tersebut
harus
55
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
suatu alat tersebut sesuai dengan
sistem
standar yang telah ditentukan.
Ventilasi, Air Conditioning)
HVAC
(Heating,
apakah perlatan tersebut masih layak untuk beroperasi atau
KESIMPULAN 1.
Kualitas Udara di Terminal 1A, B,
harus diganti dengan yang
dan C Bandara Soekarno-Hatta
baru, meningat umur perlatan
rata-rata berada di range tidak
tersebut sudah cukup tua;
nyaman.
2.
Hal
ini
disebabkan
3.
Melakukan perhitungan ulang
karena standar suhu udara yaitu
tentang
25±1 dan RH ruangan yaitu 60±1
HVAC dimana pada awalnya
tidak tercapai bersamaan,kadang
bangunan setiap terminal hanya
suhu udara tercapai namun RH
dirancang untuk kapasitas ±9
ruangan
juta penumpang, namun saat
tidak
tercapai
atau
kebutuhan
sebaliknya.
ini harus melayani ±25 juta
Performa peralatan utama sistem
penumpang;
HVAC pada terminal 1A, B, dan
4.
Mengontrol perilaku pengguna
C Bandara Soekarno-Hatta berada
jasa maupun petugaas yang
di bawah standar nilai COP dan
berada bandara Soekarno-Hatta
EER yang telah ditentukan SNI
seperti:
6390:2011 yaitu nilai COP di atas
a.
kisaran
2,90-3,00
dan
nilai
Merokok,
cara
pengguna
kW/TR di atas kisaran 1,172-
jasa tersebut untuk tidak
1,213;
merokok di ruangan beratau
membuat
smoking area.
SARAN
2.
dengan
menghimbau
AC 1.
Sistem
Melakukan perawatan secara
Menghimbau
setiap
berkala sesuai dengan Standard
petugas
yang
masuk
Operasi Peralatan tersebut agar
melalui
pintu
performance peralatan sesuai
berhubungan
dengan SNI dapat tercapai;
dengan apron, untuk selalu
Melakukan peninjauan ulang
menutupnya
setelah
kembali
menggunakannya
karena
terhadap
Vol.5 No.1. Januari 2014
peralatan
b.
yang lansung
56
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
jika dibiarkan terbuka akan membuat hawa panas dari apron
masuk
untuk
sehingga
mendapatkan
ruangan yang nyaman dan pencapaian suhu ruangan standar menjadi sulit. DAFTAR PUSTAKA 1 SNI 03-6390-2000. Konservasi Energi Sistem Tata Udara Pada Bangunan Gedung 2 SNI 03-9167-2000. Konservasi Energi Sistem Pencahayaan Pada Bangunan Gedung 3 www.energyefficiencyasia.org, Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia 4 http://www.energyefficiencyasia.o rg/docs/ee_modules/indo/ChapterAC and Refrigeration Bahasa Indonesia.pdf
terakhir
diakses
pada tanggal 24 Oktober 2014 5 Ashrae
Handbook
Jan
2001.
American Society Of Heating, Refrigerating,
and
Air
Conditioning Engineer, Inc.
Vol.5 No.1. Januari 2014
57
Pedoman Penulisan Jurnal Teknologi Elektro Tujuan : •
Jurnal Teknologi Elektro adalah suatu jurnal ilmiah yang yang mempublikasikan karya ilmiah berupa penelitian dan aplikasi sistem teknologi elektro, kajian pustaka maupun rekayasa peralatan yang digunakan oleh laboratorium serta informasi yang berkaitan dengan teknik telekomunikasi, teknik elektronika dan industri, teknik kontrol dan otomasi, teknik komputer dan informasi, teknik tenaga dan energi dan lain-lain.
Judul Naskah :
•
Huruf kapital 12 Point Times New roman dengan spasi 1 ditebalkan ditengah tengah dan judul berupa suatu ungkapan pendek yang mencerminkan isi dari tulisan.
Naskah Tulisan : • Diketik pada kertas A4 • Disimpan menggunakan File MS Word. • Nama penulis, lembaga instansi, email diketik dibawah judul pada halaman pertama dan tanpa gelar menggunakan huruf Times New roman 10 point diketik di tengah tengah halaman. • Abstark ditulis dengan bahasa indonesia font italic maksimum 250 kata dan dibuat 3 paragraf dengan isi paragraf pertama latar belakang, paragraf kedua perancangan penelitian dan paragraf ketiga kesimpulan serta diberi kata kunci. • Satu halaman terbagi 2 kolom. Tabel dan Gambar : • Tabel dan Gambar diberi judul yang singkat dan jelas dengan penomoran tabel diletakkan sesuai dengan urutan tabel dan penomoran gambar. Daftar Pustaka : • Disusun menurut abjad dari nama penulis dengan format nama penulis, judul buku, penerbit, kota terbit dan tahun. Penerbitan : •
Jurnal Teknologi Elektro diterbitkan 4 kali dalam setahun yaitu : o Januari o April o Juli o Oktober
Redaksi juga menerima tulisan yang belum diterbitkan oleh media lain, naskah yang masuk akan dievaluasi oleh tim ahli untuk dinilai kelayakan terbitnya, hak penerbitan seluruhnya merupakan hak redaksi
Program Studi Teknik Elektro