JURNAL TEKNIKS SIPIL USU PERBANDINGAN RESPON STRUKTUR BERATURAN DAN KETIDAKBERATURAN HORIZONTAL SUDUT DALAM AKIBAT GEMPA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS STATIK EKIVALEN DAN TIME HISTORY Matahari Tarigan1 dan Daniel Rumbi Teruna2 1
Mahasiswa Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan Email:
[email protected] 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan
ABSTRAK Analisis beban gempa dapat dilakukan dengan analisis statik, analisis dinamik respon spektrum ragam dan analisis dinamik time history. Tulisan ini bertujuan untuk meninjau sejauh mana keakuratan analisis statik ekivalen dalam meralamalkan respon struktur akibat gempa terhadap analisis dinamik time history. Karena analisis dinamik time history merupakan metode yang paling mendekati dalam meramalkan respon struktur akibat gempa. Struktur yang ditinjau dalam tulisan ini adalah 2 buah model bangunan dengan konfigurasi struktur yang memiliki perbedaan sudut dalam, yaitu struktur beraturan dengan sudut dalam 10% dan struktur tidak beraturan dengan sudut dalam 40%. Masing-masing struktur berlantai 8 dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Kedua struktur tersebut akan dianalisis dengan analisis statik ekivalan dan analisis dinamik time history. Analisis dinamik time history yang digunakan adalah metode superposisi (modal analysis method) dengan mengambil 4 rekaman catatan gempa yang telah disesuaikan dengan respon spektra desain kota Padang. Rekaman catatan gempa yang diambil adalah gempa parkfield, gempa imperialvalley, gempa lomacoralito, gempa imp parachute. Untuk mempercepat proses perhitungan, analisis akan dilakukan dengan bantuan program SAP 2000 versi 14 yang dilakukan secara 3D. Respon struktur yang ditinjau adalah dalam bentuk perpindahan (displacement), rasio simpangan antar lantai (drift ratio), momen lentur (bending momen) balok dan kolom yang disajikan dan dibahas dalam bentuk tabel dan grafik. Dari hasil analisis diperoleh perbandingan yang cukup signifikan terhadap perpindahan, rasio simpangan antar lantai, momen balok dan momen kolom. Dari hasil respon struktur yang diperoleh, tampak bahwa analisis statik ekivalen masih akurat digunakan pada struktur beraturan dengan sudut dalam 10%, karena memiliki nilai respon struktur yang lebih besar dibandingkan dengan analisis time history, sedangkan untuk struktur tidak beraturan dengan sudut dalam 40%, analisis statik ekivalen sudah tidak akurat digunakan, karena memiliki sebagian nilai respon struktur yang lebih kecil dibandingkan dengan analisis time history. Kata kunci: respon struktur, analisis statik ekivalen, analisis dinamik time history
ABSTRACT The analysis on earthquake load can be conducted by using statistic analysis, varied spectrum response dynamics, and time history dynamic analysis. The objective of the research was to find out to what extent the accuracy of equivalent statistic analysis in predicting the structural response caused by earthquake affected time history dynamics because time history dynamic analysis is the most appropriate method in predicting structural response caused by earthquake. The structure observed in this research consisted of two construction models with structural configuration which had inside angle disparity, regular structure with inside angle of 10%, and irregular angle with inside angle of 40%. Each eight story structure had SRPMK (Specific Moment Bearer Frame System). Both structures would be analyzed, using equivalent statistic analysis and time history dynamic analysis. Time history analysis constituted a superposition method (modal analysis method), using four earthquake records which had been adjusted to spectra design response of Padang. These earthquake records consisted of park-field earthquake, imperial-valley earthquake, lomacolarito earthquake, and imp parachute earthquake. In order to accelerate the computation process, the analysis would be assisted by an SAP 2000 version 14 software program with 3D method. The observed structural response was in the forms of displacement, drift ratio, bending moment of beam, and the discussed column, and all of them were analyzed in the forms of tables and graphs. The result of the analysis showed that there was significant disparity among displacement, drift ratio, bending moment, and column moment. The result of the structural response showed that the equivalent statistic analysis was accurate to be used in a
regular structure with inside angle of 10% because it had bigger value of structural response than that of time history analysis, while in an irregular structure with inside angle of 40%, equivalent statistic analysis was not accurate anymore because it had less value of structural response than that of time history analysis. Keywords: response structur, equivalent static analysis, time history dynamic analysis.
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Respons struktur akibat gempa sangat dipengaruhi oleh bentuk bangunan itu sendiri. Bangunan dengan bentuk beraturan, sederhana, dan simetris akan berperilaku lebih baik terhadap gempa dibandingkan dengan bangunan yang tidak beraturan (Pauly dan Priestley, 1992). RSNI 03-1726-201x menyatakan bahwa struktur bangunan yang memiliki sudut dalam adalah salah satu konfigurasi bangunan yang dapat mengkategorikan suatu gedung menjadi struktur beraturan ataupun tidak beraturan. Untuk mengetahui respons struktur akibat gempa, maka perlu dilakukaan analisis beban gempa yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Analisis beban gempa dapat dilakukan dengan analisis dinamik, yang dikenal dengan analisis time history dan analisis spektrum respons. Selain analisis dinamik, analisis beban gempa dapat juga dilakukan dengan analisis statik, yang dikenal dengan analisis statik ekivalen. Pada analisis time history, respons struktur diperoleh dengan menggunakan rekaman percepatan gempa asli yang telah ada sebelumnya, sedangkan pada analisis spektrum respons, respons struktur yang diperoleh bukan asli dari beban gempa tertentu, melainkan berdasarkan pada respons spektrum yang merupakan produk akhir dari beberapa gempa. Menurut Widodo (2001), analisis time history merupakan metode yang paling mendekati untuk meramalkan respons struktur akibat gempa. Tetapi untuk melakukan analisis time history diperlukan banyak perhitungan dan waktu yang cukup lama. Untuk penyederhanaan dari alasan tersebut, para ahli menjadikan efek beban dinamik oleh gempa menjadi gaya horizontal yang bekerja pada pusat massa, yang sifatnya hanya ekivalen sebagai pengganti dari efek beban dinamik yang sesungguhnya terjadi pada saat terjadi gempa bumi, yang dikenal dengan sebutan analisis statik ekivalen. Dilatarbelakangi hal tersebut, penulis tertarik untuk meninjau sejauh mana keakuratan analisis statik ekivalen dibandingkan dengan analisis time history dalam menghitung respons struktur beraturan dengan sudut dalam 10% dan struktur tidak beraturan dengan sudut dalam 40%.
1.2 Permasalahan Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana menghitung respons struktur beraturan dan ketidakberaturan sudut dalam dengan analisis statik ekivalen? 2. Bagaimana menghitung respons struktur beraturan dan ketidakberaturan sudut dalam dengan analisis time history? 3. Bagaimana keakuratan analisis statik ekivalen terhadap analisis time history dari perbandingan respons struktur beraturan dan ketidakberaturan sudut dalam?
1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan ini yaitu untuk membandingkan respons struktur beraturan dan ketidakberaturan sudut dalam dengan analisis statik ekivalen dan analisis time history. Sehingga dari hasil analisis akan diperoleh keakurasian dari analisis statik ekivalen terhadap analisis time history dalam menghitung respon struktur pada gedung beraturan dan tidak beraturan yang memiliki sudut dalam. Respon struktur yang akan dibandingkan adalah dalam bentuk perpindahan (displacement), rasio simpangan antar lantai (drift ratio), dan momen lentur (bending momen) balok dan kolom akibat beban gempa.
1.4 Pembatasan Masalah Adapun batasan masalah yang ditinjau dalam penulisan ini untuk kebutuhan analisis adalah 2 buah bangunan yang dimodelkan sendiri. Model yang pertama adalah gedung beraturan dengan sudut dalam 10 %, dan model yang kedua adalah gedung tidak beraturan dengan sudut dalam 40 %. Gedung berfungsi sebagai gedung perkantoran berlantai 8 dengan struktur beton bertulang. Bangunan tersebut diasumsikan terletak di Kota Padang dengan jenis tanah sedang. Beban yang ditinjau dalam analisis adalah beban mati, beban hidup, dan beban gempa, sedangkan untuk beban angin peninjauannya diabaikan. Untuk sistem penahan gaya seismik
digunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Beban gempa untuk analisis statik ekivalen diambil dari peraturan terbaru RSNI 03-1726-201x dan untuk analisis time history diambil dari 4 rekaman catatan gempa yang telah disesuaikan dengan respons spektra desain Kota Padang. Untuk mempercepat proses perhitungan analisis statik ekivalen dan analisis time history dilakukan dengan bantuan program SAP 2000 Versi 14. Hasil output yang ditampilkan adalah respon struktur dalam bentuk perpindahan (displacement), rasio simpangan antar lantai (drift ratio), dan momen lentur (bending momen) balok dan kolom.
1.5 Metodologi Dalam penulisan tugas akhir ini, metode yang digunakan adalah studi literatur yaitu dengan mengumpulkan datadata dan keterangan dari buku yang berhubungan dengan pembahasan pada tugas akhir ini serta masukanmasukan dari dosen pembimbing.
2. METODE 2.1 Data Struktur Pada tugas akhir ini sebagai bahan perbandingan digunakan 2 model struktur gedung. Model pertama adalah struktur beraturan dengan sudut dalam 10% dan model kedua adalah struktur tidak beraturan dengan sudut dalam 40% dengan tinggi antar lantai 4 m dan bentang 4 m seperti gambar berikut
Gambar 2.1 Permodelan struktur beraturan
Gambar 2.2 Permodelan struktur tidak beraturan
dengan sudut dalam 10 %
dengan sudut dalam 40 %
Adapun data-data teknis yang digunakan dalam analisis adalah sebagai berikut. Lokasi bangunan : Kota Padang Jenis bangunan : Perkantoran Konstruksi bangunan : Struktur beton bertulang Sistem struktur : Sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK) Jenis tanah : Tanah sedang Spesifikasi material : - Mutu beton (fc’) = 30 MPa - Mutu Tulangan Pokok Fy = 390 Mpa - Mutu Tulangan Geser Fys= 240 MPa - Dimensi struktur : - Plat Lantai = 12 cm - Plat Atap = 10 cm - Balok Lantai = 30x60 cm - Balok Atap = 30x50 cm
-
- Kolom Lantai 1 s.d. Lantai 2 = - Kolom Lantai 3 s.d. Lantai 4 = - Kolom Lantai 5 s.d. Lantai 6 = - Kolom Lantai 7 s.d. Lantai 8 =
70x70 cm 60x60 cm 50x50 cm 40x40 cm
2.2 Analisis Statik Ekivalen Gaya gempa lateral (Fx) yang timbul di semua tingkat harus ditentukan dari persamaan berikut : Fx = Cvx.V dan
CVX
(2.1)
wx hxk
(2.2)
n
wh i 1
k i i
Keterangan: - Cvx adalah faktor distribusi vertikal; - V adalah gaya lateral desain total atau geser di dasar struktur (kN); - wi and wx adalah bagian berat seismik efektif total struktur (W) yang ditempatkan atau dikenakan pada tingkat i atau x; - hi and hx adalah tinggi (m) dari dasar sampai tingkat i atau x; - k adalah eksponen yang terkait dengan perioda struktur sebagai berikut : untuk struktur yang mempunyai perioda sebesar 0,5 detik atau kurang, k = 1 untuk struktur yang mempunyai perioda sebesar 2,5 detik atau lebih, k = 2 untuk struktur yang mempunyai perioda antara 0,5 dan 2,5 detik, k harus sebesar 2 atau harus ditentukan dengan interpolasi linier antara 1 dan 2 Dengan menggunakan persamaan 2.1 maka diperoleh distribusi horizontal statik ekivalen struktur beraturan dan tidak beraturan sebagai berikut. Tabel 2.1 Distribusi Horizontal Statik Ekivalen Struktur Beraturan dengan Sudut Dalam 10% Tingkat 8 (atap) 7 6 5 4 3 2 1 0 Ʃ
wi (kg) 942.048,00 1.502.611,20 1.606.291,20 1.606.291,20 1.733.011,20 1.733.011,20 1.882.771,20 2.165.011,20 0 13.171.046,40
Hi (m) 32 28 24 20 16 12 8 4 0
wi.hi k 78.786.278,01 105.963.637,74 93.031.511,70 73.705.481,99 59.800.306,69 41.412.519,84 26.805.510,21 12.717.775,91 0,00 492.223.022,08
Fi (kg) 147.362,21 198.194,86 174.006,56 137.859,06 111.850,76 77.458,16 50.137,15 23.787,38 0
V (kg) 147.362,21 345.557,07 519.563,63 657.422,69 769.273,45 846.731,61 896.868,76 920.656,14 920.656,14
Tabel 2.2 Distribusi Horizontal Statik Ekivalen Struktur Tidak Beraturan dengan Sudut Dalam 40% Tingkat 8 (atap) 7 6 5 4 3 2 1 0
wi (kg) 805.248,00 1.284.019,20 1.374.739,20 1.374.739,20 1.485.619,20 1.485.619,20 1.616.659,20 1.863.619,20 0
Ʃ
11.290.262,40
Hi (m) 32 28 24 20 16 12 8 4 0
wi.hi k 67.345.286,86 90.548.603,23 79.620.722,55 63.080.601,67 51.263.652,41 35.500.771,48 23.016.803,47 10.947.329,68 0,00 421.323.771,35
Fi (kg) 126.145,70 169.608,26 149.139,05 118.157,44 96.022,89 66.497,15 43.113,20 20.505,65 0
V (kg) 126.145,70 295.753,96 444.893,01 563.050,45 659.073,35 725.570,50 768.683,70 789.189,34 789.189,34
2.3 Analisis Time History Beban gempa yang digunakan dalam analisis time history diambil dari 4 rekaman catatan gempa yang telah disesuaikan dengan respon spektra desain Kota Padang dengan program sesimomatch. Keempat rekaman catatan gempa tersebut adalah gempa Imp Parachute, gempa Imperialvalley, gempa Lomacoralito, dan gempa Parkfield yang dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.3 Percepatan Gempa yang Telah Disesuaikan Dengan Respon Spektra Desain Kota Padang dengan Program Seismomatch Sumber: Teruna (2012)
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mempercepat proses perhitungan analisis statik ekivalen dan analisis time history dilakukan dengan bantuan program SAP 2000 Versi 14. Hasil output yang ditampilkan adalah respon struktur dalam bentuk perpindahan (displacement), rasio simpangan antar lantai (drift ratio), dan momen lentur (bending momen) balok dan kolom yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik berikut.
3.1 Perpindahan (Displacement) Tabel 3.1 Perbandingan Displacement Analisis Statik Ekivalen dengan Analisis Time History pada Struktur Beraturan dengan Sudut Dalam 10%
Tabel 3.2 Perbandingan Displacement Analisis Statik Ekivalen dengan Analisis Time History pada Struktur Tidak Beraturan dengan Sudut Dalam 40%
Displacement Lantai 8 7 6 5 4 3 2 1
SE (mm) 50,09 46,65 40,17 33,61 25,62 18,16 10,45 3,97
Displacement
IP (mm)
IV (mm)
LC (mm)
PF (mm)
Lantai
SE (mm)
IP (mm)
IV (mm)
LC (mm)
PF (mm)
41,35 38,62 33,49 28,26 21,76 15,56 9,02 3,44
43,00 40,22 34,92 29,44 22,62 16,14 9,36 3,59
40,40 37,85 32,95 27,87 21,50 15,40 8,95 3,44
39,23 36,10 31,98 27,62 21,73 15,73 9,15 3,49
8 7 6 5 4 3 2 1
75,72 70,82 61,17 51,36 39,11 27,47 15,31 5,29
80,41 75,35 65,33 55,14 42,13 29,54 16,42 5,66
74,01 67,74 56,59 46,63 35,26 25,03 14,23 5,00
69,24 65,03 56,69 48,10 37,09 26,28 14,76 5,10
78,34 72,31 61,03 50,22 37,21 25,39 13,95 4,87
Keterangan: SE = Statik Ekivalen, IP = Imp Parachute, IV= Imperial valley, LC= Loma coralito, PF= Parkfield
Gambar 3.1 Perbandingan Displacement Analisis Statik Ekivalen dengan Analisis Time History pada Struktur Beraturan dengan Sudut Dalam 10%
Gambar 3.2 Perbandingan Displacement Analisis Statik Ekivalen dengan Analisis Time History pada Struktur Tidak Beraturan dengan Sudut Dalam 40%
Dari tabel 3.1 dan gambar 3.1 dapat dilihat bahwa pada struktur beraturan dengan sudut dalam 10% analisis statik ekivalen masih akurat digunakan, karena memiliki nilai displacement yang lebih besar dibandingkan dengan analisis time history, namun dari tabel 3.2 dan gambar 3.2 dapat dilihat bahwa pada struktur tidak beraturan dengan sudut dalam 40% analisis statik ekivalen sudah tidak akurat lagi digunakan, karena sebagian nilai displacement lebih kecil dibandingkan dengan analisis time history.
3.2 Rasio Simpangan Antar Lantai (Drift Ratio) Tabel 3.3 Perbandingan Drift Ratio Analisis Statik Ekivalen dengan Analisis Time History pada Struktur Beraturan dengan Sudut Dalam 10% Drift Ratio SE IP IV LC PF Lantai (%) (%) (%) (%) (%) 8 7 6 5 4 3 2 1
0,47 0,89 0,90 1,10 1,03 1,06 0,89 0,55
0,38 0,70 0,72 0,89 0,85 0,90 0,77 0,47
0,38 0,73 0,75 0,94 0,89 0,93 0,79 0,49
0,35 0,67 0,70 0,88 0,84 0,89 0,76 0,47
0,43 0,57 0,60 0,81 0,83 0,90 0,78 0,48
Tabel 3.4 Perbandingan Drift Ratio Analisis Statik Ekivalen dengan Analisis Time History pada Struktur Tidak Beraturan dengan Sudut Dalam 40% Drift Ratio SE IP IV LC PF Lantai (%) (%) (%) (%) (%) 8 7 6 5 4 3 2 1
0,67 1,33 1,35 1,68 1,60 1,67 1,38 0,73
0,70 1,38 1,40 1,79 1,73 1,80 1,48 0,78
0,86 1,53 1,37 1,56 1,41 1,48 1,27 0,69
0,58 1,15 1,18 1,51 1,49 1,58 1,33 0,70
0,83 1,55 1,49 1,79 1,63 1,57 1,25 0,67
Keterangan: SE = Statik Ekivalen, IP = Imp Parachute, IV= Imperial valley, LC= Loma coralito, PF= Parkfield
Gambar 3.3 Perbandingan Drift Ratio Analisis Statik Ekivalen dengan Analisis Time History pada Struktur Beraturan dengan Sudut Dalam 10%
Gambar 3.4 Perbandingan Drift Ratio Analisis Statik Ekivalen dengan Analisis Time History pada Struktur Tidak Beraturan dengan Sudut Dalam 40%
Dari tabel 3.3 dan gambar 3.3 dapat dilihat bahwa pada struktur beraturan dengan sudut dalam 10% analisis statik ekivalen masih akurat digunakan karena memiliki nilai drift ratio yang lebih besar dibandingkan dengan analisis time history, namun dari gambar tabel 3.4 dan gambar 3.4 dapat dilihat bahwa pada struktur tidak beraturan dengan sudut dalam 40% analisis statik ekivalen sudah tidak akurat lagi digunakan, karena sebagian nilai drift ratio lebih kecil dibandingkan dengan analisis time history.
3.3 Momen Balok Tabel 3.5 Perbandingan Momen Balok Analisis Statik Ekivalen dengan Analisis Time History pada Struktur Beraturan dengan Sudut Dalam 10% Momen Balok Lantai
SE (kg/m)
IP (kg/m)
IV (kg/m)
LC (kg/m)
8 7 6 5 4 3 2 1
-3.726,37 -8.897,55 -12.912,48 -15.829,23 -17.986,07 -19.047,95 -19.090,98 -16.561,65
-3.511,12 -7.789,12 -11.001,21 -13.479,42 -15.448,92 -16.569,53 -16.839,31 -14.720,24
-4.176,68 -8.246,97 -11.349,64 -14.061,21 -16.159,88 -17.240,86 -17.370,71 -15.188,41
-3.489,16 -8.041,79 -11.193,48 -13.595,37 -15.256,60 -16.390,51 -16.695,74 -14.652,48
PF (kg/m) -3.826,94 -8.162,00 -12.004,99 -13.586,37 -14.986,60 -16.575,72 -17.106,07 -14.932,51
Tabel 3.6 Perbandingan Momen Balok Analisis Statik Ekivalen dengan Analisis Time History pada Struktur Tidak Beraturan dengan Sudut Dalam 40% Momen Balok Lantai
SE (kg/m)
IP (kg/m)
IV (kg/m)
8 -3.424,89 -4.131,85 -4.464,63 7 -8.298,61 -8.694,76 -10.855,16 6 -12.155,07 -12.629,80 -13.618,33 5 -15.090,35 -15.696,71 -15.356,75 4 -16.810,04 -17.829,42 -15.678,62 3 -17.875,63 -19.122,98 -16.270,43 2 -16.736,02 -17.890,26 -15.420,71 1 -13.526,80 -14.322,86 -12.755,18 Keterangan: SE = Statik Ekivalen, IP = Imp Parachute, IV= Imperial
Gambar 3.5 Perbandingan Momen Balok Analisis Statik Ekivalen dengan Analisis Time History pada Struktur Beraturan dengan Sudut Dalam 10%
LC (kg/m)
PF (kg/m)
-3.720,52 -3.929,17 -8.094,91 -9.654,39 -11.161,11 -13.425,26 -13.837,13 -16.061,11 -15.513,89 -17.277,03 -16.826,85 -17.654,09 -16.062,11 -15.632,51 -13.099,33 -12.555,64 valley, LC= Loma coralito, PF= Parkfield
Gambar 3.6 Perbandingan Momen Balok Analisis Statik Ekivalen dengan Analisis Time History pada Struktur Tidak Beraturan dengan Sudut Dalam 40%
Dari tabel 3.5 dan gambar 3.5dapat dilihat bahwa pada struktur beraturan dengan sudut dalam 10% analisis statik ekivalen masih akurat digunakan, karena memiliki nilai momen balok yang hampir seluruhnya lebih besar dibandingkan dengan analisis time history, namun dari tabel 3.6 dan gambar 3.6 dapat dilihat bahwa pada struktur tidak beraturan dengan sudut dalam 40% analisis statik ekivalen sudah tidak akurat lagi digunakan, karena memiliki banyak nilai momen balok yang lebih kecil dibandingkan dengan analisis time history.
3.4Momen Kolom Tabel 3.7 Perbandingan Momen Kolom Analisis Statik Ekivalen dengan Analisis Time History pada Struktur Beraturan dengan Sudut Dalam 10%
Lantai
SE (kg/m)
IP (kg/m)
Momen Kolom IV (kg/m)
LC (kg/m)
PF (kg/m)
8 7 6 5 4 3 2 1
4.523,05 12.073,83 13.180,00 14.757,03 18.179,26 18.106,20 21.820,38 31.928,78
4.259,06 6.930,03 11.136,71 12.120,35 15.290,78 15.183,89 18.719,68 27.846,27
5.448,51 7.306,69 11.354,78 13.005,23 16.214,05 16.202,62 19.643,20 29.054,54
4.089,38 5.925,91 9.492,44 10.155,97 12.910,87 12.691,89 15.669,18 22.742,21
4.850,37 8.049,03 11.234,46 11.845,12 15.541,42 15.762,55 19.369,03 28.241,25
Tabel 3.8 Perbandingan Momen Kolom Analisis Statik Ekivalen dengan Analisis Time History pada Struktur Tidak Beraturan dengan Sudut Dalam 40
Lantai
SE (kg/m)
Momen Kolom IP IV LC (kg/m) (kg/m) (kg/m)
PF (kg/m)
8 4.409,71 5.308,94 6.105,17 4.752,96 5.273,67 7 7.960,04 8.176,50 9.670,28 7.073,13 9.113,04 6 12.714,94 13.168,48 13.244,40 11.314,34 13.569,61 5 14.627,73 15.403,73 13.912,44 13.057,77 15.224,84 4 17.740,34 19.086,33 15.890,69 16.389,73 17.559,87 3 17.392,24 18.978,32 16.105,54 16.258,75 17.641,77 2 23.179,52 25.187,33 21.338,18 22.073,10 21.784,74 1 37.599,87 40.203,28 36.015,68 36.119,86 34.793,58 Keterangan: SE = Statik Ekivalen, IP = Imp Parachute, IV= Imperial valley, LC= Loma coralito, PF= Parkfield
Gambar 3.7 Perbandingan Momen Kolom Analisis Statik Ekivalen dengan Analisis Time History pada Struktur Beraturan dengan Sudut Dalam 10%
Gambar 3.8 Perbandingan Momen Kolom Analisis Statik Ekivalen dengan Analisis Time History pada Struktur Tidak Beraturan dengan Sudut Dalam 40%
Dari tabel 3.7 dan gambar 3.7 dapat dilihat bahwa pada struktur beraturan dengan sudut dalam 10% analisis statik ekivalen masih akurat digunakan karena memiliki nilai momen kolom yang hampir seluruhnya lebih besar dibandingkan dengan analisis time history, namun dari tabel 3.8 dan gambar 3.8 dapat dilihat bahwa pada struktur tidak beraturan dengan sudut dalam 40% analisis statik ekivalen sudah tidak akurat lagi digunakan, karena memiliki banyak nilai momen kolom yang lebih kecil dibandingkan dengan analisis time history.
4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 1.
2.
3.
Perpindahan (displacement) dan rasio simpangan antar lantai (drift ratio) pada struktur beraturan dengan sudut dalam 10% pada analisis statik ekivalen masih memiliki nilai yang lebih besar bila dibandingkan dengan analisis time history, berbeda halnya dengan perpindahan (displacement) dan rasio simpangan antar lantai (drift ratio) pada struktur tidak beraturan dengan sudut dalam 40%, dimana pada analisis statik ekivalen memiliki sebagian nilai yang lebih kecil bila dibandingkan dengan analisis time history. Dari peninjauan perpindahan dan rasio simpangan antar lantai tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis statik ekivalen masih akurat digunakan pada struktur beraturan dengan sudut dalam 10%, tetapi tidak akurat apabila digunakan pada struktur tidak beraturan dengan sudut dalam 40%. Momen kolom pada struktur beraturan dengan sudut dalam 10% pada analisis statik ekivalen hampir seluruhnya memiliki nilai momen yang lebih besar bila dibandingkan dengan analisis time history, berbeda halnya dengan momen kolom pada struktur tidak beraturan dengan sudut dalam 40%, dimana pada analisis statik ekivalen memiliki banyak nilai momen yang lebih kecil bila dibandingkan dengan analisis time history. Dari peninjauan momen kolom tersebut dapat disimpulkan analisis statik ekivalen masih akurat digunakan pada struktur beraturan dengan sudut dalam 10%, tetapi tidak akurat apabila digunakan pada struktur tidak beraturan dengan sudut dalam 10%. Momen balok pada struktur beraturan dengan sudut dalam 10% pada analisis statik ekivalen hampir seluruhnya memiliki nilai momen yang lebih besar bila dibandingkan dengan analisis time history, berbeda halnya dengan momen balok pada struktur tidak beraturan dengan sudut dalam 40%, dimana pada analisis statik ekivalen memiliki banyak nilai momen yang lebih kecil bila dibandingkan dengan analisis time history. Dari peninjauan momen balok tersebut dapat disimpulkan analisis statik ekivalen masih akurat digunakan pada struktur beraturan dengan sudut dalam 10%, tetapi tidak akurat apabila digunakan pada struktur tidak beraturan dengan sudut dalam 10%.
4.2 Saran 1.
2.
Untuk penelitian lebih lanjut dapat di gunakan dengan memilih sudut dalam yang lebih lebih besar seperti 60% dan 80%, sehingga dapat di peroleh hasil yang lebih teliti lagi mengenai perbandingan respon struktur yang memiliki sudut dalam. Untuk penelitian lebih lanjut dapat dibandingkan struktur beraturan dan struktur ketidakberaturan yang lain selain struktur yang memiliki sudut dalam, sehingga diperoleh lehih teliti lagi kekakurasian analisis statik ekivalen dibandingnakn dengan analisis dinamik pada perhitungan respon struktur beraturan dan struktur ketidakberaturan.
5. DAFTAR PUSTAKA Agus. (2002). Rekayasa Gempa Untuk Teknik Sipil. Padang: Institut Teknologi Padang. Chopra, A. K. (1995). Dynamic of Structures: Theory and Applications to Earthquake Engineering. New Jersey. Prentice Hall. Clough, R. W. dan Penzien, J. (1988). Dinamiksa Struktur Jilid 1 alih bahasa Ir. Dines Ginting. Penerbit Erlangga. Jakarta. Clough, R. W. dan Penzien, J. (1988). Dinamiksa Struktur Jilid 2 alih bahasa Ir. Dines Ginting. Penerbit Erlangga. Jakarta. Muto, K. 1987. Analisis Perancangan Gedung Tahan Gempa terj. Wira M. S. C. E Jakarta: Erlangga. Pauly, T. and Priestley, M. J. N. (1992). Seismic Design of Reinforced Concrete and Masonry Buildings. John Wiley & Sons.Inc. New York. Pawirodikromo, W. (2012). Seismologi Teknik & Rekayasa Kegempaan. Penerbit Pustaka Belajar. Yogyakarta. Paz, Mario. 1996. Dinamika Struktur Teori & Perhitungan terj. Manu A. P. Jakarta: Erlangga. PPPURG 1987. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung. Depatemen Pekerjaan Umum.
RSNI 03-1726-201x. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. Badan Standarisasi Nasional. Teruna, D.R. (2012). Percepatan Gempa Yang Telah Disesuaikan Dengan Respon Spektra Desain Kota Padang dengan Program Seismomatch. Widodo. (2001). Respons Dinamik Struktur Elastik. Penerbit UII Press. Jogjakarta.