JURNAL TEKNIK, (2013) 1-6
1
Analisis Kelayakan Finansial dan Tingkat Penerimaan Teknologi Geomembrane Menggunakan Technology Acceptance Model 2 (TAM2) Dengan Pendekatan Model MCDM Hybrid Decision Making Trial And Evaluation Laboratory (DEMATEL) dan Analytical Network Process (ANP) Hendriawan Iswidodo, Udisubakti Ciptomulyono Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected],
[email protected] Abstrak— Implementasi teknologi geomembran pada PT.
Garam (Persero) sebagai teknologi introduksi dalam proses produksi garam bertujuan untuk meningkatkan produksi dan kualitas hasil garam. Sebagai teknologi introduksi, penerapan geomembran menimbulkan adaptasi dan kemampuan penerimaan bagi para pengguna. Sehingga pengukuran tingkat penerimaan pengguna terhadap geomembran menjadi penting dilakukan untuk mengurangi resistensi dari pengguna dan mengetahui kelayakan teknologi geomembran secara finansial. Penelitian ini menggabungkan Decision Making Trial and Evaluation Laboratory (DEMATEL) dan Analytical Network Process (ANP) ke dalam generasi kedua Technology Acceptance Model 2 (TAM2) untuk mengetahui perilaku pengguna ketika dikenalkan dengan teknologi geomembran. Metode TAM2 digunakan sebagai dasar teori untuk mengukur penerimaan pengguna. Adopsi DEMATEL untuk menghitung hubungan kausal dan tingkat interaksi antara variabel TAM2. Pada waktu yang sama, fungsi DEMATEL juga untuk menemukan variabel utama dari TAM2. ANP digunakan untuk memberikan nilai pembobotan pada tiap variabel TAM2. Hasil penelitian menunjukkan perilaku pengguna dalam penerimaan pada teknologi geomembran tinggi, terbukti dengan variabel perilaku penggunaan yang memiliki nilai dominansi terhadap variabel lain sebesar 14,162 dengan rata-rata keseluruhan 12,0008 dan nilai bobot yang terbesar. Variabel kemudahan penggunaan (perceive ease of use), kualitas produksi (output quality) dan keniatan penggunaan (intention to use) adalah faktor kunci untuk menentukan model penerimaan pada teknologi geomembran. Berdasarkan kelayakan finansial geomembran, nilai NPV sebesar Rp 39.877.605.438,- , IRR sebesar 13,07% dan pengembalian investasi kurang dari dua tahun selama 15 tahun umur ekonomis. Kata Kunci—ANP, Geomembran
DEMATEL,
TAM2,
Teknologi
I. PENDAHULUAN PT. Garam merupakan perusahaan BUMN yang memproduksi, mengolah, dan mendistribusikan garam bahan baku, garam olahan maupun garam konsumsi secara mandiri. Pasokan PT. Garam dan Industri Garam lainnya terhadap kebutuhan garam nasional hanya mampu memasok 1,03 juta ton dari kebutuhan garam nasional sebesar 2,79 juta ton. Dan pangsa pasar PT. Garam sendiri mengalami penurunan untuk penjualan garam konsumsi, tercatat bahwa
di tahun 2011 pangsa pasar PT. Garam hanya sebesar 20% dari kebutuhan garam nasional (Hidayatullah, 2012). Untuk meningkatkan pangsa pasarnya, PT. Garam melakukan penelitian dan pengembangan pada sektor peningkatkan produktivitas dan kualitas garam. Penerapan teknologi baru dengan Geomembrane yang dimulai pada tahun 2012 ini diharapkan mampu untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan garam nasional baik secara kualitas maupun kuantitas. Di tahap awal, PT. Garam menerapkan teknologi ini sebagai proyek percontohan di tiga kabupaten yaitu Sumenep, Sampang dan Pamekasan. Geomembrane terbuat dari bahan polymer yang menghasilkan lembaran elastis yang kuat dan terdiri dari berbagai jenis ketebalan, dan memiliki daya tahan terhadap cuaca, sinar ultraviolet, bahan kimia serta jamur yang biasanya terkandung dalam tanah sehingga sangat efektif bila digunakan untuk reservoir. Kemudian teknologi baru ini dilapisi pada area lahan pergaraman sehingga proses kristalisasi akan lebih cepat dan kualitas garam lebih putih serta tidak perlu pencucian garam. Teknologi Geomembrane merupakan inovasi yang dilakukan oleh PT. Garam. Inovasi dapat dipengaruhi oleh dua hal yaitu kesempatan untuk penciptaan teknologi (technology pull) dan kesempatan untuk pemenuhan kebutuhan pasar (market pull). Inovasi teknologi Geomembrane ini lebih banyak mengarah pada kesempatan untuk pemenuhan kebutuhan pasar dimana komponen yang terdapat di dalamnya adalah permintaan pasar, peningkatan kualitas dan produktivitas. Setiap inovasi teknologi yang dilakukan oleh suatu organisasi ataupun individu pasti diikuti dengan resistensi terhadap perubahan. Penerapan teknologi Geomembrane dalam proses produksi garam selayaknya juga membawa perubahan perilaku pengguna (user). Sehubungan dengan hal tersebut resistensi terhadap adanya teknologi baru ini kemungkinan besar dapat terjadi pada pengguna. Tingkat penerimaan pengguna menjadi hal yang penting diketahui oleh PT. Garam pada implementasi teknologi geomembrane yang telah berjalan 2 musim pungut (panen garam). Hal ini ditunjang dengan adanya fakta bahwa seruan yang dilakukan pemerintah untuk mendorong petambak lokal agar menggunakan teknologi Geomembrane dan keinginan petani garam rakyat yang meminta bantuan pengadaan teknologi ini karena terkendala modal (Tunas Bangsa Media, 2012). PT. Garam akan terus melakukan perluasan meja pegaraman di lahan miliknya dengan mengaplikasikan teknologi Geomembrane dan juga akan
JURNAL TEKNIK, (2013) 1-6
2
diterapkan di tambak garam di daerah NTT karena kawasan tersebut memiliki musim panas yang lebih lama (9 bulan). Kedua hal ini menjadi fakta penting untuk dapat segera mengetahui tingkat penerimaan pengguna terhadap Geomembrane ini. Selain itu juga, geomembrane sebagai teknologi introduksi perlu dilakukan analisis kelayakan teknologi secara finansial untuk dapat menegaskan bahwa teknologi baru ini layak secara ekonomi diterapkan dalam jangka waktu umur hidupnya. Unit Produksi Bahan Baku Pegaraman II Pamekasan merupakan salah satu lokasi proyek percontohan penerapan teknologi Geomembrane. Kondisi eksisting penerapan teknologi Geomembrane di Unit Produksi Bahan Baku Pegaraman II Pamekasan telah terpasang di 216 meja seluruh lahan pegaraman milik PT. Garam dan rencananya akan terus ditambah meja pegaraman ber- Geomembrane. Penerapan Geomembrane ini tidak hanya pada proses produksi saja, melainkan dimulai dari instalasi atau pemasangan lembaran Geomembrane ke meja-meja pegaraman sampai pada pencucian Geomembrane untuk digunakan kembali pasca non-musim panen. Proses terberat dalam penerapan teknologi ini terdapat pada instalasi Geomembrane dari bentuk gulungan kemudian dihamparkan ke meja pegaraman, dan di Pegaraman II Pamekasan sistem pemasangannya pada meja dengan mengikuti luas Geomembrane. Selain itu, kondisi penerimaan pengguna terhadap teknologi Geomembrane belum dapat diukur secara kualitatif maupun kuantitatif, karena PT. Garam belum melakukan penelitian pada hal ini.
Pra-Implementasi Instalasi / Pemasangan Geomembrane
Proses Produksi (Musim Produksi) Pengisian Air Laut Tua ke Meja Kritalisasi
Proses Kristalisasi (Solar Evaporation)
Pungut / Panen Garam
II. URAIAN PENELITIAN
Non-Musim Produksi Persiapan dan Penataan Geomembrane
Pencucian Geomembrane
terhadap teknologi baru Geomembran dan telah berpengalaman menggunakannya. Kedua untuk melepaskan asumsi pada beberapa variabel eksternal yang dianggap tidak bergantung pada variabel lain (independen), dengan kata lain tidak ada hubungan kausal pada kondisi eksisting. Dan juga untuk dapat melepaskan ketergantugan mendapatkan jumlah sampel subjek (responden) yang besar. Kemudian penggabungan dengan ANP (DANP) karena metode ANP dapat melakukan pembobotan kriteria (variabel) dengan struktur jaringan yang dapat menghubungkan variabel satu dengan lainnya. Pengadopsian DEMATEL untuk dapat menganalisa hubungan kausal dan interaksi diantara variabel TAM2, dan juga keluaran dari DEMATEL dapat melakukan penyusunan kembali (re-establish) model TAM2. DEMATEL juga dapat menemukan faktor utama dalam perilaku penerimaan pengguna (user) dari variabel TAM2. Dari keluaran DEMATEL tersebut diharapkan dapat diketahui signifikansi faktor – faktor yang menimbulkan pengaruh terhadap tingkat penerimaan pengguna (user) terhadap adanya teknologi baru yang masuk kedalam sistem dengan pembobotan yang dapat dilakukan dengan metode ANP. Hal ini dapat memberikan petunjuk penting untuk mempromosikan teknologi Geomembrane. Sehingga dapat disusun suatu langkah antisipatif dan perbaikan guna meningkatkan tingkat penerimaan pengguna (user) terhadap implementasi Geomembrane pada PT. Garam. Perancangan perbaikan menjadi penting mengingat teknologi Geomembrane ini baru diterapkan pada lahan pergaraman, rancangan ini dapat memberikan perbaikan pada permasalahan yang terdapat di lapangan dan akan memperpendek waktu pengembangan atau perluasan teknologi Geomembrane.
Pemeliharaan Geomembrane
Gambar 1 Alur Proses Penerapan Teknologi Geomembran dari Awal sampai Akhir
Dalam penelitian ini akan dilakukan penentuan variabel utama yang mempengaruhi tingkat penerimaan pengguna terhadap teknologi Geomembrane di Unit Produksi Bahan Baku Pegaraman II Pamekasan dengan menggunakan variabel pada Technology Acceptance Model 2 (TAM2). Alasan pemilihan TAM karena model yang dikembangkan oleh Davis (1989) ini dapat memprediksi, menjelaskan dan mengetahui perilaku pengguna terhadap teknologi baru. Selanjutnya, dilakukan perancangan rekomendasi perbaikan kepada PT. Garam dengan berfokus pada variabel utama yang telah ditentukan. Penentuan variabel utama dari model TAM2 digunakan pendekatan hybrid MCDM (Multi Criteria Decision Making), metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah mengkombinasikan antara Decision Making Trial and Evaluation Laboratory (DEMATEL) dan Analytic Network Process (ANP). Alasan dari penggunaan metode DEMATEL pada penelitian ini adalah pertama untuk dapat melepaskan asumsi bahwa subjek mengerti
A. Tahap Telaah 1) TAM Technology Acceptance Model (TAM) merupakan suatu model yang menggambarkan bagaimana disaat seorang pengguna diperkenalkan dengan suatu teknologi baru, maka beberapa variabel akan mempengaruhi keputusan pengguna tersebut untuk bagaimana menerima dan menggunakan teknologi baru tersebut. TAM dikembangkan serta diperkenalkan oleh Fred Davis pada tahun 1989 dan merupakan pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA) (Davis, 1989). TAM terdiri dari 6 construct yang menjelaskan bagaimana suatu teknologi dapat diterima. Beberapa construct tersebut antara lain adalah Variabel Eksternal (External Variables), Persepsi Pengguna terhadap Kemudahan (Perceived Ease of Use), Persepsi Pengguna terhadap Kemanfaatan (Perceived Usefulness), Sikap Pengguna terhadap Penggunaan (Attitude Toward Using), Kecenderungan Tingkah Laku (Behavioral Intention) dan Pemakaian Aktual (Actual Usage). Pada Gambar 2 dibawah ini dijelaskan mengenai variabel atau construct di dalam TAM beserta hubungan antara construct tersebut.
JURNAL TEKNIK, (2013) 1-6
Gambar 2 Technology Acceptance Model – TAM (Davis, 1989)
Penelitian mengenai TAM telah banyak dilakukan saat mulai dipopulerkan oleh Davis (1989) yang lebih banyak diaplikasikan di bidang teknologi informasi atau komputasi. Chandra (2010) dan Yoga (2010) sama-sama meneliti tingkat penerimaan sebuah sistem komputasi baru yang diterapkan di PT. GMF AeroAsia. Penelitian fokus untuk memodelkan tingkat penerimaan user pada aplikasi baru yang sudah diterapkan agar dapat diketahui faktor utama dari model TAM. Penelitian dengan penghampiran model TAM umumnya dipadukan dengan metode statistik untuk dapat mengetahui nilai kuantitatif dari data kualitatif yang diambil. Metode statistik yang umum digunakan peneliti adalah menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dan juga Partial Least Square (PLS). Venkatesh dan Davis (2000) membuat modifikasi signifikan pada model TAM dan diperkenalkan proses pengaruh sosial (social influence) yang terdiri dari Norma subjektif, pencitraan, kesukarelaan dan pengalaman. Proses kognitif instrumental juga didiskusikan, seperti relevansi pekerjaan, hasil kualitas dan hasil yang dapat didemonstrasikan, yang oleh Venkatesh dan Davis (2000) dipertimbangkan sebagai penentu variabel kegunaan (perceived usefulness) dan dirubah model dengan pemahaman bahwa perceived usefulness hanya ditentukan oleh eksternal variabel dan kemudahan pengguna (perceived ease of use). Sebagai model telah sangat diperluas, Venkatesh dan Davis (2000) menyebutnya dengan TAM2 yang ditunjukkan pada Gambar 3. Model TAM2 yang dimulai dari (starting point) menggunakan model utama TAM, TAM2 mengalami penambahan teori pembangun variabel yaitu proses pengaruh sosial (Subjective Norm, voluntariness, and image) dan proses instrumen kognitif (job relevance, output quality, result demonstrability, and perceive ease of use).
3 bidang. Lee dkk (2011) memberikan pandangan lain mengenai pengahampiran metode penentuan faktor utama dari model TAM. Dengan menggunakan model perluasan TAM2, metode penyelesaian untuk dapat mengetahui faktor utama dalam TAM2 tidak lagi menggunakan uji statistik. Lee dkk menjelaskan bahwa model statistik dalam penyelesaian TAM2 memiliki beberapa asumsi, seperti keterbatasan jumlah sampel dan independensi dari variabel keduanya akan mempengaruhi hasil dari pendekatan statistik. Maka dari itu, penelitian Lee dkk mengadopsi metode DEMATEL untuk memperbaiki model analisa tradisional dari TAM. DEMATEL tidak hanya menganalisa hubungan kausal antar variabel tetapi juga dampak interaksi antar variabel. Dan tidak adanya keterbatasan jumlah sampel seperti halnya model statistik membuat semakin terlepas dari asumsi yang ada. Kombinasi TAM2 dan DEMATEL dalam penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkah laku pengguna untuk menggunakan teknologi baru etching plasma. Penelitian ini adalah menjadi pertama menurut Lee dkk yang mengeksplor sistem non-informasi teknologi pada TAM. Menggunakan studi di industri manufaktur Taiwan yaitu etching plasma sebagai contoh. 2) Decision Making Trial and Evaluation Laboratory (DEMATEL) DEMATEL telah berkembang di Battelle Memorial Institute of Geneva Research Center. Tujuan utama dari DEMATEL adalah untuk menemukan secara langsung dan tidak langsung hubungan kausalitas dan kekuatan dari pengaruh antara semua variabel sebuah sistem yang rumit melalui matrix calculation. Metode ini mendesain sebuah struktur sistem dengan menggunakan pengetahuan dari ahli (Alian, 2013). Keuntungan penggunaan DEMATEL adalah dapat menujukkan hubungan antar variabel pembangun model dengan grafik dan juga angka, tingkat kepentingan (bobot) dari tiap variabel tidak hanya ditentukan oleh variabel yang saling berhubungan saja, melainkan pada keseluruhan variabel. Dalam penelitian ini, variabel pembangun pada model TAM2 disebut juga dengan kriteria dari suatu keputusan. Langkah-langkah atau algoritma dari DEMATEL dijelaskan sebagai berikut : 1. Membangun skala evaluasi Dengan menggunakan perbandingan berpasangan (pair-wise comparisons), tingkat persepsi dari orang yang diwawancarai (expert opinion) dihubungkan dengan tingkatan dampak dari ukuran yang telah ditentukan. Ukuran hubungan pengaruh langsung yang digunakan bernilai integer, seperti ukuran dari 0-5 atau dapat juga bernilai 0-10. Tabel 1 Perbandingan nilai antar kriteria (Lee dkk, 2010)
Nilai 0 1 2 3 4 5 Gambar 3 Modifikasi Technology Acceptance Model (TAM2) (Lee dkk,2010)
Sejak tahun 2000, telah banyak peneliti dari kalangan pelajar dan industri yang menerapkan TAM2 di berbagai
Definisi Tidak ada pengaruh Pengaruh sangat rendah Pengaruh rendah Pengaruh sedang Pengaruh tinggi Pengaruh sangat tinggi
2. Mengembangkan matriks hubungan langsung Setelah menentukan nilai hubungan antar variabel, maka selanjutnya dibuat menjadi matriks hubungan langsung antar kriteria. Untuk jumlah responden
JURNAL TEKNIK, (2013) 1-6
4
(interviewees) lebih dari satu digunakan nilai rata-rata. Dalam hubungan langsung (direct relation) dengan matrik Z, zij merupakan tingkat variabel i mempengaruhi variabel j, garis diagonal variabel zii dalam hubungan langsung dengan matrik Z ditetapkan sebesar 0. ]
Z=[
(2.1)
3. Menormalisasikan matriks Matriks Z yang telah berisi nilai dari hubungan antar variabel, selanjutnya dinormalisasikan menjadi matriks X dengan persamaan (2.2) dan (2.3). Dimana matriks diagonal tetap bernilai 0 dan jumlah dari masing-masing baris dan kolom maksimum bernilai 1. X = k.Z (2.2) k = min [
∑
|
|
∑
|
] , j = 1,2,…,n
|
(2.3) 4. Membangun matriks hubungan total Matriks X yang telah dibuat selanjutnya dibangun dalam matriks hubungan T, dengan persamaan berikut: T = X (I – X)-1 , I = matriks identitas (2.4) 5. Mendapatkan kepentingan dan hubungan Melalui penjumlahan masing-masing baris dan kolom pada matriks T untuk mendapatkan nilai D dan R. Di = [∑ ] (i =1,2,…, n) (2.5) Rj = [∑
] (j =1,2,…, n)
(2.6)
6. Meyusun diagram kausal atau Network Relationship Map (NRM) Mendefiniskan (D+R) sebagai kepentingan yang menunjukkan keseluruhan tingkatan dari variabel yang salaing mempengaruhi satu sama lain, dan (D-R) sebagai hubungan yang artinya perbedaan tingkatan dari variabel menjadi dipengaruhi dan berpengaruh pada yang lain. Diagram kausal menggunakan (D+R) sebagai garis melintang (transverse) dan (D-R) sebagai sumbu membujur (longitudinal axis) dan juga sebagai penanda simbol matriks. 3) Analytical Network Process (ANP) ANP mampu merepresentasikan tingkat kepentingan berbagai pihak dengan mempertimbangkan saling keterkaitan antar kriteria dan subkriteria yang ada. Kombinasi DEMATEL dan ANP seringkali digunakan dalam menentukan alternatif pilihan dari permasalahan kompleks, seperti dalam pemilihan investasi (Lee dkk, 2011), strategi pemasaran (Wang & Tzeng, 2012), dan peningkatan performansi (Huang, 2010). Dalam beberapa literatur, metode ini lebih dikenal dengan singkatan DANP. Tahapan yang dilakukan dalam penentuan tingkat kepentingan yakni sebagai berikut: 1. Membangun unweighted supermatriks Unweighted supermatriks dinotasikan dengan W. Langkah pertama yang dilakukan yakni membangun matriks normalisasi dari matriks Tc (matriks hubungan total) yang disusun dalam DEMATEL. Selanjutnya dibuat matriks transpose. l W = .........................(2.7)
= k.Tc k = min[
.........................(2.8) ∑
|
|
∑
|
|
], i,j = 1,2,...,n .(2.9)
2. Membuat matriks yang merupakan matriks normalisasi dari matriks TD. Matriks TD adalah matriks dimensi (set atau kumpulan kriteria). 3. Membuat matriks weighted supermatriks W = x W (perkalian elemen) .................(2.10) 4. Membuat matrik stabil (stable-matriks) dari weighted supermatriks dengan menjadikan limit . Matriks ini merupakan matriks bobot untuk setiap kriteria. B. Metodologi dan Hasil Penelitian Dalam penelitian ini dilakukan empat tahapan, yaitu: 1. Tahapan Identifikasi dan Perumusan Masalah Pada tahapan ini melakukan identifikasi dan perumusan masalah. Permasalahan dari penelitian ini adalah bagaimana memodelkan tingkat penerimaan pengguna (user) terhadap implementasi teknologi Geomembrane sebagai peningkatan produktivitas dan kualitas garam. Kemudian dilakukan perumusan tujuan penelitian yangakan membantu peneliti dalam menentukan langkah-langkah yang diambil dalam menyelesaikan permasalahan. Tujuan dari penelitian ini adalah Memodelkan perilaku penerimaan pengguna, Mengetahui nilai hubungan antar variable construct yang ada, Menentukan faktor atau variabel utama dan Memberikan rekomendasi kepada perusahaan berdasar hasil penelitian. Selanjutnya dilakukan studi literatur. Dengan studi literatur diharapkan peneliti akan memiliki dasar dan pedoman dalam menyelesaikan permasalahan dan mencapai tujuan penelitian. Observasi terhadap obyek amatan juga dilakukan untuk mengetahui gambaran kondisi real sistem. Kemudian dilakukan penetapan konteks merupakan perumusan ruang lingkup. Ruang lingkup dirumuskan dengan tujuan untuk membatasi permasalahan yang akan diselesaikan tidak meluas pada penelitian ini. Ruang lingkup penelitian ini yaitu Data primer yang digunakan merupakan data implementasi Geomembrane pada unit Pegaraman II Pamekasan PT. Garam. 2. Tahapan Perhitungan Kelayakan Teknologi Tahapan ini dilakukan untuk dapat mengetahui komponen biaya maupun keuntungan dari implementasi teknologi geomembrane. Kelayakan dari teknologi geomembrane secara finansial ini diukur untuk dapat mengetahui implementasi teknologi geomembrane layak atau tidak dari sisi ekonomi. Hal tersebut juga dilakukan karena pihak PT. Garam belum melakukan penilaian kelayakan teknologi geomembran secara finansial. Hasil perhitungan kelayakan teknologi geomembrane menunjukkan bahwa implementasi geomembrane layak dilakukan oleh PT. Garam. Hal tersebut berdasarkan hasil analisis kelayakan investasi teknologi geomembrane dalam jangka panjang, yaitu didapatkan nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp 39,877,605,438. Kemudian nilai Interest Rate of Return (IRR) sebesar 13,07% (lebih besar dari nilai IRR estimasi yaitu 5,79%) dan pengembalian investasi geomembrane kurang dari dua tahun (lebih kecil dari umur ekonomis, yaitu 15 tahun.
JURNAL TEKNIK, (2013) 1-6
5
X6
(Social Inluence)
X7
(Social Inluence)
X8
(Social Inluence) (Cognitive Instrumental) (Cognitive Instrumental)
X9 X10 X11
6.322
12.144
-0.499
Kualitas Produksi
7.173
7.114
14.287
0.060
Hasil yang Dapat Dibuktikan
7.129
7.178
14.307
-0.050
Langkah selanjutnya adalah menggambarkan hasil nilai kepentingan dan hubungan ke dalam matrik kausal seperti pada Gambar 4. 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0.0 -0.1 -0.2 -0.3 -0.4 -0.5 -0.6 0.0
II
I X5
X1 X3
X8
X10 X2 X7
III
IV X9
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
9.0
10.0
11.0
12.0
D+R
D-R
Kemudahan Penggunaan
6.911
6.607
13.517
0.304
Kemanfaatan
7.048
7.058
14.106
-0.011
Keniatan Penggunaan
7.059
6.817
13.876
0.242
Relevansi Pekerjaan
4.753
4.893
9.646
-0.139
Kesukarelaan
5.223
4.912
10.135
0.311
Perilaku Penggunaan
7.036
7.126
14.162
-0.090
15.0
16.0
X1 - Kemudahan Penggunaan - Pencitraan Gambar 4 DEMATEL MatrikX7Kausal dari TAM2 X2 - Kemanfaatan
X8 - Pengaruh Orang Lain
X - Pengalaman - Keniatan Penggunaan SelanjutnyaX untuk dapat menampilkan Network Relationship X - Relevansi Pekerjaan X - Kualitas Produksi Map (NRM) pada model TAM2 dilakukan X - Hasil yangdapat X - Kesukarelaan Dapat Dibuktikan - Perilaku Penggunaan dari matrik hubungan total. Nilai perhitunganX nilai threshold threshold DEMATEL didapatkan sebesar 0,5455 diperoleh dari rata-rata elemen matriks hubungan total (matrik Tc) (Alian, 2013). Hasil dari perhitungan DANP adalah nilai bobot setiap variabel seperti disajikan pada Gambar 6. 3
9
4
10
5
11
6
0.70, 0.65 0.67, 0.72
Experience
Voluntariness
0.66, 0.73
Subjective Norm
Image
Job Relevance 0.68
Output Quality 0.68
Result Demonstrability
3 0.7
, 0.
60
0.56
0.67
Perceived Usefulness
0.78, 0.79 0.67 5
R
14.0
0.7
D
13.0
Kepentingan
Perceived Ease of Use
Intention to Use
0.76, 0.80
Usage Behavior
0.65 0.73, 0.78
0.61 0.78, 0.75 0.77, 0.80 0.74, 0.71 0.78, 0.79 0.79, 0.76
Gambar 5 Model TAM2 Berdasarkan dari Analisa Metode DEMATEL
Table 3 Nilai Prioritas dan Pengaruh Variabel terhadap Variabel Lainnya Variabel
X11
X6
X4
4,
4. Tahapan Perhitungan DEMATEL dan ANP Pada tahapan ini bertujuan untuk menentukan hubungan kausal pada persyaratan penggunaan dengan menggunakan DEMATEL dan selanjutnya pemilihan faktor utama berdasakan hasil metode DANP. Langkah awal adalah dengan perhitungan DEMATEL sesuai algoritma teoritis. Nilai kepentingan dan pengaruh disajikan pada Tabel 3 hasil dari perhitungan matrik hubungan total.
5.823
0.7
Penilian terhadap variabel dilakukan dengan mengakomodasi pendapat para karyawan dan petani garam PT. Garam (Persero) Unit Produksi Pegaraman II Pamekasan. Jumlah karyawan adalah dua orang terdiri dari kasi kristalisasi AB dan C, dan petani garam PT. Garam berjumlah dua petani dengan pengalaman kerja rata-rata 24 tahun. Tingkat konsistensi dari kuesioner adalah sebesar 4,5% (di bawah 5%), yang mana artinya bahwa dengan penambahan kuesioner pada penelitian ini tidak akan mempengaruhi temuan atau hasil penelitian (Wang & Tzeng, 2012). Dan juga angka kredibilitas atau signifikansi kepercayaan 95,5% (lebih besar dari 95%), artinya kuesioner tersebut reliable untuk digunakan (Liu dkk, 2013).
Pengalaman
5
-
0.044
.5
X5
7.571
58 ,0
(Social Inluence)
3.764
0.
X4
3.808
.76
(Cognitive Instrumental)
Pengaruh Orang Lain
9, 0
11.
X3
-0.172
0 .7
9. 10.
-
8.257
0.63, 0.68
7. 8.
X2
4.214
0.74, 0.78
6.
X1
4.042
0.60, 0.67 0.58, 0.66
5.
(Cognitive Instrumental)
Pencitraan
0.77, 0.79
4.
Notasi
D-R
0.78, 0.78
3.
Kluster
D+R
0.80, 0.78
2.
Variabel/Kriteria Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease of Use) Kemanfaatan (Perceived Usefulness) Keniatan Penggunaan (Intention to Use) Relevansi Pekerjaan (Job Relevance) Kesukarelaan (Voluntariness) Perilaku Penggunaan (Usage Behavior) Pencitraan (Image) Pengaruh Orang Lain (Subjective Norm) Pengalaman (Experience) Kualitas Produksi (Output Quality) Hasil yang Dapat Dibuktikan (Result Demonstrability)
R
Hubungan
No. 1.
D
0.57
Table 2 Variabel-Variabel Pengukuran Tingkat Penerimaan Geomembran
Variabel
0.57
3. Tahapan Pengumpulan Data Kuesioner Pada tahap ini dilakukan pendekatan dengan melakukan penentuan indikator TAM2 terhadap masalah penelitian guna mengukur tingkat penerimaan pengguna (user) terhadap implementasi Geomembrane. Dalam penelitian menggunakan TAM2, digunakan variabel utama sebagai penentuan tingkat penerimaan teknologi Geomembrane seperti pada Tabel 2.
Gambar 6 Nilai Bobot Hasil Perhitungan ANP
JURNAL TEKNIK, (2013) 1-6 5. Tahapan Analisis dan Intrepretasi Data Pada metode DEMATEL, variabel dari TAM2 dapat dilihat hubungan keterkaitan antar variabel dan juga pengaruh dominansi atau tingkat kepentingan antar variabel. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa faktor kemudahan dalam penggunaan (X1), keniatan dalam penggunaan (X3) dan kualitas produksi (X10) menjadi faktor utama yang lebih dominan dibandingkan variabel lainnya. Hasil yang diperoleh dari ANP yaitu urutan bobot variabel dari yang terbesar adalah perilaku penggunaan. Dari hasil bobot ANP terlihat bahwa ketiga faktor utama dari matrik kausal DEMATEL tidak langsung menjadi bobot terbesar. Namun dapat dilihat bahwa faktor yang berada dalam kuadran I dan IV menjadi bobot teratas daripada variabel di kuadran II dan III. Berdasarkan model TAM2 yang dikembangkan oleh ventakesh dan davis (2002), dimana dalam model tersebut ingin mendapatkan perilaku pengguna terhadap hadirnya teknologi baru pada sistem yang telah terbentuk. Dari hasil perhitungan dengan metode DEMATEL dan ANP didapatkan bahwa perilaku penggunaan geomembran di kalangan petani maupun pengguna yang terlibat di dalamnya sudah tinggi. Hal tersebut dapat dilihat pada nilai kepentingan dan relasi variabel perilaku penggunaan (X6) adalah sebesar 14,162 dan -0,09, dimana berada pada posisi kuadran IV yang mendekati pada kuadran I dan menjadi faktor dominan. Kemudian pada nilai bobot ANP perilaku penggunaan (X6) memperoleh bobot terbesar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa dalam hadirnya teknologi geomembran di proses produksi garam Pegaraman II Pamekasan tidak menimbulkan resistensi pada teknologi baru. III. SIMPULAN/RINGKASAN Simpulan yang didapatkan dari penelitian ini antara lain adalah : 1. Kelayakan teknologi geomembran secara finansial adalah layak dilakukan dengan nilai NPV sebesar Rp 39.877.605.438,-, IRR sebesar 13,07% dan pengembalian investasi kurang dari dua tahun selama 15 tahun umur ekonomis. 2. Berdasarkan hasil penelitian kuesioner dengan model TAM2 dan penilaian dengan DEMATEL dan ANP, dapat diketahui bahwa tingkat penerimaan pengguna terhadap teknologi geomembran dapat diterima dengan baik. Hal tersebut berdasarkan nilai dominansi terhadap variabel lain sebesar 14,162 dengan rata-rata keseluruhan 12,0008 dan nilai bobot yang tertinggi, yaitu sebesar 0,2228. 3. Nilai hubungan antar variable construct TAM2 dari paling tertinggi adalah hasil yang dapat dibuktikan (result demonstrability) (14,307), kualitas produksi (output quality) (14,287), perilaku penggunaan (usage behavior) (14,162), kemanfaatan (perceived usefulness) (14,106), kemudahan penggunaan (perceive ease of use) (13,517), keniatan penggunaan (intention to use) (13,876), pengalaman (experience) (12,144), kesukarelaan (voluntariness) (10,135), relevansi pekerjaan (job relevance) (9,646), pencitraan (image) (8,257), dan pengaruh orang lain (subjective norm) (7,571). 4. Faktor utama tingkat penerimaan pengguna terhadap teknologi geomembran adalah kualitas produksi
6
5.
(output quality), kemudahan penggunaan (perceive ease of use), dan keniatan penggunaan (intention to use). Rekomendasi perbaikan bagi Unit Produksi Pegaraman II PT. Garam adalah investasi mesin welding geomembran beserta pelatihan penggunaannya, perancangan sistem prediksi iklim dan cuaca untuk perencanaan proses produksi dan penambahan tenaga khusus pada musim hujan untuk kegiatan pemeliharaan geomembran. UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis Hendriawan Iswidodo sangat bersyukur atas perlindungan Allah SWT dalam segala kesehatan dan kehidupan. Juga tidak lupa terima kasih kepada kedua orang tua Bapak Sugeng dan Ibu Isfandiary atas limpahan kasih sayang dan doa yang tulus tiada henti. Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Udisubakti Ciptomulyono selaku dosen pembimbing dan Bapak Alfian Rizky Pradana selaku pembimbing perusahaan yang dengan sangat sabar memberikan arahan dan nasihat selama pengerjaan Tugas Akhir. Keluarga Besar Lab. Sistem Manufaktur JTI ITS yang memberikan dukungan dan fasilitas. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, atas segala bantuan dan dukungan dalam penyelesaian penelitian Tugas Akhir ini. DAFTAR PUSTAKA [1]
Alian, M. R., 2013. Penentuan Dan Pengembangan Komoditas Unggulan Klaster Agroindustri Dalam Penguatan Sistem Inovasi Daerah , Surabaya: Tugas Akhir-Jurusan Teknik Industri ITS. [2] Davis, D. F., 1989. Perceived Usefulness, Perceived ease of use of Information Technology. Management Information System Quarterly, Issue 3, p. 21. [3] Davis, F. D. & Venkatesh, V. A., 2000. A theoretical extension of the technology acceptance model: Four longitudinal field studies.. Management Science, pp. 186-204. [4] Flet, R. et al., 2004. The technology acceptance model and use of technology in New Zealand dairy farming. Agricultural System, Issue 80, pp. 199-211. [5] Hidayatullah, S., 2012. Peningkatan Kinerja Proses Distribusidan Administrasi Pemasaran Garam dengan Pendekatan Lean Thinking Di PT. Garam (Persero) Kantor Perwakilan Surabaya , Surabaya: Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS. [6] Huang, C.-Y. & Kao, Y.-S., 2012. The Fuzzy DNP Based TAM3 for Analyzing the Factors Influencing the Acceptance of PadFones. Taichung, Taiwan, National Chung Hsing University. [7] Lee, Y.-C., Li, M.-L., Yen, T.-M. & Huang, T.-H., 2010. Analysis of adopting an integrated decision making trial and evaluation laboratory on a technology acceptance model. Expert System with Applications, Issue 37. [8] Groover, M. P. 1987. Automation Production Systems and CIM. Prentice Hall. Englewood Cliffs, NJ. [9] Sudarsono, E., 2003. Proses Produksi Garam. Sumenep: PT. Garam (Persero). [10] Tunas Bangsa Media, 2012. Petani Garam Rakyat Minta Dibantu Pengadaan Geomembran. [Online] Available at: http://www.tubasmedia.com/berita/petani-garam-rakyat-mintadibantu-pengadaan-geo-membran/ [Accessed 27 3 2013]. [11] Wang, Y.-L. & Tzeng, G.-H., 2012. Brand marketing for creating brand value based on a MCDM model combining DEMATEL with ANP and VIKOR methods. Expert Systems with Applications, pp. 5600-5615. [12] Yoserizal, Y. & Singgih, M. L., 2012. Integrasi Metode DEMATEL (Decision Making Trial And Evaluation Laboratory) Dan ANP (Analytic Network Process) Dalam Evaluasi Kinerja Supplier Di PT. XYZ. Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV.