JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print)
1
VALUASI EKONOMI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DAN BIAYA RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN STUDI AMDAL PUSAT PERTOKOAN Raden Muhammad Hadi Kusuma dan Ir. M. Razif, MM. Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail:
[email protected]
Abstrak— Pusat pertokoan merupakan pertokoan modern umumnya sudah memiliki suatu manajemen yang baik. Adanya pusat pertokoan memberikan dampak lingkungan yang cukup signifikan bagi kemajuan ekonomi suatu kota karena di pusat pertokoan terjadi banyak transaksi ekonomi yang menghasilkan peningkatan taraf hidup masyarakat. Pada penelitian ini dilakukan kajian valuasi ekonomi dampak lingkungan dari suatu studi AMDAL kegiatan pusat pertokoan serta meneniliti dan memperhitungkan biaya RKL dan RPL dari kegiatan AMDAL tersebut. Dalam penelitian ini masalah yang diharapkan dapat diatasi adalah adanya gap antara teori yang telah berlaku dengan praktek kegiatan di lapangan yaitu pada teori kelayakan lingkungan salah satunya adalah biaya RKL-RPL harus lebih kecil daripada manfaat yang didapat, tetapi pada prakteknya biaya RKL dan RPL belum pernah diperhitungkan. Pengertian valuasi ekonomi dampak lingkungan hidup, metode dan pendekatan valuasi ekonomi dampak lingkungan, RKL dan RPL, dan penelitian terdahulu. Metode penelitian yang mencakup metode umum yang digunakan, kerangka penelitian, tahapan penelitian yang mencakup ide penelitian, perumusan masalah, studi literatur, pencarian dan pengambilan data, pelaksanaan penelitian, analisis data dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran. Nilai valuasi ekonomi dampak lingkungan sebesar Rp.11.080.181.153, sedangkan untuk nilai biaya mengelola dan memantau dampak sebesar Rp.8.422.257.042. Nilai biaya rencana pengelolaan lingkungan hidup dan rencana pemantauan lingkungan hidup sebesar 76,01% dari nilai biaya valuasi ekonomi dampak lingkungan hidup. Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa mengelola dan memantau dampak lebih efektif daripada menilai ekonomi dampak lingkungan. Kata Kunci : Biaya RKL-RPL, Pusat pertokoan, Valuasi Ekonomi dampak lingkungan.
I. PENDAHULUAN
P
USAT pertokoan dapat menimbulkan dampak lingkungan negatif bagi lingkungan. Dampak lingkungan negatif yang ada harus dikelola dan dipantau dengan baik agar tidak menimbulkan dampak lingkungan yang tidak terkendali. Dampak lingkungan negatif yang mungkin timbul dari kegiatan operasi pusat pertokoan adalah meningkatnya jumlah air limbah domestik yang dihasilkan dari pertokoan di dalam pusat pertokoan maupun kegiatan pembersihan pusat pertokoan. Dampak lingkungan ini harus dikelola untuk meminimisasi dampak lingkungan negatif dan memaksimalkan dampak lingkungan positif. Pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan hidup membutuhkan biaya karena kegiatan mengelola dampak
lingkungan dan memantau dampak lingkungan butuh suatu analisis. Biaya pengelolaan dampak lingkungan hidup meliputi biaya konstruksi dan peralatan, lalu biaya kompensasi bila menggunakan pendekatan sosial ekonomi dan lain sebagainya. Sedangkan biaya untuk memantau dampak lingkungan hidup lebih banyak lagi karena untuk memantau dampak lingkungan hidup harus dengan periode dan jangka waktu tertentu. Valuasi ekonomi dampak lingkungan hidup juga dapat digunakan untuk menilai secara kuantitatif dampak lingkungan yang timbul dari suatu kegiatan pusat pertokoan. Dampak lingkungan yang timbul dihitung dengan metode pendekatan valuasi ekonomi dampak lingkungan yang digunakan. Nilai valuasi dampak lingkungan dapat dijadikan acuan dalam memberikan kompensasi kepada masyarakat yang terkena dampak lingkungan. Valuasi ekonomi adalah suatu usaha yang dilakukan untuk menghasilkan nilai kuantitatif terhadap barang dan jasa dari suatu sumber daya dan lingkungan, baik itu dampak lingkungan atau komponen lingkungan dengan mengesampingkan apakah nilai pasar tersedia atau tidak. Penilaian ini berdasarkan pada penilaian individu terhadap barang dan jasa yang akan divaluasi ekonomi dampaknya [1]. Saat ini valuasi ekonomi dampak lingkungan sudah ada metoda yang dipublikasikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) [2]. Tetapi ada gap antara teori metode valuasi dampak lingkungan dengan praktek perhitungan valuasi dampak lingkungan. Gap itu adalah bahwa metoda valuasi dampak secara teori sudah ada metoda valuasi ekonomi dampak lingkungan sesuai dengan yang sudah dipublikasikan oleh KLH tetapi pada prakteknya belum pernah dihitung valuasi ekonomi dampak sesuai metoda yang dipublikasi oleh KLH. Oleh karena itu, Jurnal ini dibuat untuk menghilangkan atau meminimalisasi gap tersebut. Biaya Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL-RPL) dan nilai valuasi dampak lingkungan hidup belum pernah dihitung perbandingan nilai biaya. Oleh sebab itu, pada jurnal kali ini penulis melakukan penelitian biaya yang dapat digunakan dalam mengelola dampak lingkungan. Apakah melakukan RKL-RPL memang lebih baik daripada membayar kompensasi kepada masyarakat terkena dampak lingkungan yang ditentukan dengan valuasi ekonomi dampak lingkungan hidup.
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print)
2
II. URAIAN PENELITIAN
Perencanaan ini dikerjakan dengan menggunakan data-data yang diperoleh dari dokumen AMDAL Pusat Pertokoan X yang berada di Jalan A. Yani Surabaya. Data yang digunakan adalah data sekunder seperti data dampak yang timbul pada kegiatan pusat pertokan x, pengelolaan dan pemantauan dampak yang dilakukan, jumlah manusia terkena dampak yang didapatkan dari dokumen ANDAL, harga analisis laboratorium yang didapatkan dari BBTKL Kota Surabaya, dan harga satuan serta harga pasaran Kota Surabaya yang didapatkan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surabaya.
Tabel 1 Rekapitulasi Biaya Valuasi Ekonomi Dampak Lingkungan No
Komponen Fisik Kimia Penurunan kualitas udara 1 (prakonstruksi) Total
B. Perhitungan Valuasi Ekonomi Dampak Lingkungan Hidup Perhitungan valuasi ekonomi dampak lingkungan hidup pada RKL dan RPL pada kegiatan AMDAL pusat pertokoan X dilakukan dengan cara yang berbeda. Pendekatan dilakukan menggunakan teknik pemilihan pendekatan yang ada pada permen LH nomor 15 tahun 2012 [4].
94.450.000 94.450.000
Kesehatan Masyarakat
III. PEMBAHASAN Dampak Lingkungan Hasil Studi AMDAL Studi AMDAL telah dilakukan untuk menganalisis dampak lingkungan dari kegiatan proyek pembangunan pusat pertokoan X di Surabaya. Pada jurnal ini hasil dari studi amdal tersebut akan dikaji dengan batasan tahap prakonstruksi, konstruksi, dan juga tahap operasi selama lima tahun. Dampak dari kegiatan pusat pertokoan tersebut pada tahap prakonstruksi meliputi komponen fisik kimia berupa penurunan kualitas udara, dan komponen kesehatan masyarakat berupa peningkatan volume sampah. Pada tahap konstruksi komponen fisik kimia yang meliputi peningkatan kebisingan, penurunan kualitas udara, keratakan bangunan sekitar, gangguan air sumur, dan genangan air sekitar lokasi. Sedangkan pada komponen biologi berupa peningkatan jumlah flora. Pada komponen sosial ekonomi dan budaya meliputi penambahan kesempatan kerja, penurunan kesempatan kerja, peluang warung makan/PKL, peningkatan pendapatan, gangguan belajar mengajar, tuntutan ganti rugi, kemacetan lalu lintas, kerusakan jalan, dan keresahan masyarakat. Pada komponen kesehatan masyarakat meliputi limbah MCK, penurunan sanitasi lingkungan, peningkatan volume sampah, peningkatan volume sampah, dan peningkatan buangan material. Pada tahap operasi komponen fisik kimia meliputi genangan air sekitar lokasi, banjir sekitar lokasi, dan gangguan distribusi air bersih sekitar. Pada komponen sosial, ekonomi dan budaya meliputi peningkatan kegiatan perekonomian, penambahan kesempatan kerja, peluang warung makan/PKL, peningkatan PAD (Pendapatan Asli Daerah), dan kemacetan lalu lintas. Sedangkan pada komponen kesehatan masyarakat meliputi potensi kebakaran, peningkatan limbah padat/volume sampah, dan effluent dari pengoperasian Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). [3]
Biaya Valuasi Ekonomi (Rp.)
TAHAP PRAKONSTRUKSI
2
A.
Dampak lingkungan
Peningkatan volume sampah
24.000.000
Total
24.000.000
Total Tahap Prakonstruksi
118.450.000
TAHAP KONSTRUKSI Komponen Fisik Kimia 1 2 3 4 5
Peningkatan kebisingan Penurunan kualitas udara (konstruksi) Keretakan bangunan sekitar
105.000.000
Gangguan air sumur Genangan air sekitar lokasi (konstruksi) Total
184.057.750
0 120.000.000
600.000.000 1.009.057.750
Komponen Biologi 6
Peningkatan jumlah flora
0
Total
0
Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya 7
Peningkatan kesempatan kerja
0
8
Penurunan kesampatan kerja
2.600.000.000
9
Peluang PKL/warung makan
10
Peningkatan pendapatan
50.000.000 0
11
Gangguan belajar mengajar
33.000.000
12
Tuntutan ganti rugi
13
Kemacetan lalu lintas
14
Kerusakan jalan
1.000.000.000
15
Keresahan masyakarat
1.150.000.000 5.773.500.000
Total
0 940.500.000
Komponen Kesehatan Masyarakat 16
70.000.000
18
Limbah MCK Penurunan Sanitasi Lingkungan Peningkatan volume sampah
19
Peningkatan buangan material
28.000.000
Total
98.000.000
17
Total Tahap Konstruksi TAHAP OPERASI
0 0
6.880.557.750
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print)
No
Dampak lingkungan
Biaya Valuasi Ekonomi (Rp.)
Komponen Fisik Kimia Genangan air sekitar lokasi 1 (operasi) 2 Banjir sekitar lokasi 3
Gangguan distribusi air bersih Total
No
795.715.519 955.364.106 589.301.625 2.340.381.250
6
Peluang PKL/warung makan
7
Peningkatan PAD
8
Kemacetan lalu lintas Total
0 0 50.000.000
1
3 4 5
10
Potensi kebakaran Effluen dari pengoperasian IPAL Total
0 795.715.519 795.715.519
Total Tahap Operasi
4.081.173.403
Total
11.080.181.153
C. Perhitungan Biaya Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) Biaya RKL dihitung dengan memperhatikan dampak besar dan penting yang dikelola pada kegiatan AMDAL pusat pertokoan X. Perhitungan biaya pengelolaan lingkungan ini berdasarkan pada rencana anggaran biaya yang dibutuhkan oleh setiap komponen dampak lingkungan yang dikelola. Masing-masing pendekatan perhitungan biaya pengelolaan lingkungan akan dirinci beserta dengan harga kebutuhan masing-masing komponen pengelolaan.
36.940.000
Total Tahap Prakonstruksi
79.412.150
Peningkatan kebisingan Penurunan kualitas udara (konstruksi) Keretakan bangunan sekitar
26.390.000
Gangguan air sumur Genangan air sekitar lokasi (konstruksi) Total
7.790.000
6.990.000 32.090.000
400.090.000 473.350.000
Komponen Biologi 6
Komponen Kesehatan Masyarakat 9
Total
Komponen Fisik Kimia
0 895.076.634 945076634
Biaya RKL (Rp.)
TAHAP KONSTRUKSI
2
Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya Peningkatan kegiatan 4 perekonomian 5 Penambahan kesempatan kerja
Dampak lingkungan
3
Peningkatan jumlah flora
200.040.000
Total
200.040.000
Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya 7
Peningkatan kesempatan kerja
2.702.090.000
8
Penurunan kesampatan kerja
2.602.090.000
9
Peluang PKL/warung makan
102.090.000
10
Peningkatan pendapatan
11
Gangguan belajar mengajar
12
Tuntutan ganti rugi
13
Kemacetan lalu lintas
3.390.000
14
Kerusakan jalan
3.390.000
15
Keresahan masyakarat
2.090.000
Total
0 2.090.000 77.000.000
5.494.230.000
Komponen Kesehatan Masyarakat 16
Limbah MCK
17
Penurunan Sanitasi Lingkungan
18
Peningkatan volume sampah
19
Peningkatan buangan material Total Total Tahap Konstruksi
52.790.000 0 2.940.000 3.890.000 59.620.000 6.227.240.000
Tabel 2 Rekapitulasi Biaya Pengelolaan Dampak Lingkungan TAHAP OPERASI No
Dampak lingkungan
Biaya RKL (Rp.)
TAHAP PRAKONSTRUKSI Komponen Fisik Kimia Penurunan kualitas udara 1 (prakonstruksi) Total
3 42.472.150 42.472.150
Komponen Kesehatan Masyarakat 2
Peningkatan volume sampah
Komponen Fisik Kimia Genangan air sekitar lokasi 1 (operasi) 2 Banjir sekitar lokasi
36.940.000
8.424.727 219.042.916
Gangguan distribusi air bersih
711.047.006
Total
938.514.649
Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya Peningkatan kegiatan 4 perekonomian
8.803.839
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print)
No
Dampak lingkungan
5
Penambahan kesempatan kerja
6
Peluang PKL/warung makan
7
Peningkatan PAD
8
Kemacetan lalu lintas Total
Biaya RKL (Rp.) 258.514.727 8.424.727 33.951.651 318.498.783
10
Komponen Biologi 6
Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya 7
Peningkatan kesempatan kerja
600.000
Effluen dari pengoperasian IPAL
808.424.727
10
Peningkatan pendapatan
Total
808.424.727
11
Gangguan belajar mengajar
1.200.000
2.065.438.159 8.372.090.309
12
Tuntutan ganti rugi
1.800.000
13
Kemacetan lalu lintas
1.800.000
14
Kerusakan jalan
1.800.000
15
Keresahan masyakarat
2.400.000
Dampak lingkungan
Biaya RPL (Rp.)
772.000 772.000
Peningkatan volume sampah
200.000
Total
200.000
Total Tahap Prakonstruksi
Total
972.000
600.000
13.200.000
Komponen Kesehatan Masyarakat 16
18
Limbah MCK Penurunan Sanitasi Lingkungan Peningkatan volume sampah
19
Peningkatan buangan material
17
Total
600.000 600.000 1.200.000 600.000 3.000.000
Total Tahap Konstruksi
27.792.000
TAHAP OPERASI Komponen Fisik Kimia Genangan air sekitar lokasi 1 (operasi) 2 Banjir sekitar lokasi 3
Gangguan distribusi air bersih Total
Komponen Kesehatan Masyarakat
842.472 842.472 842.472 2.527.416
Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya Peningkatan kegiatan 4 1.706.041 perekonomian 5 Penambahan kesempatan kerja 1.706.041 6
Peluang PKL/warung makan
1.706.041
7
Peningkatan PAD
1.706.041
8
Kemacetan lalu lintas
1.706.041
Total
8.530.205
TAHAP KONSTRUKSI
Komponen Kesehatan Masyarakat
Komponen Fisik Kimia
5
600.000 2.400.000
Komponen Fisik Kimia Penurunan kualitas udara 1 (prakonstruksi) Total
4
1.200.000
Peluang PKL/warung makan
TAHAP PRAKONSTRUKSI
3
Total
Penurunan kesampatan kerja
Tabel 3 Rekapitulasi Biaya Pemantauan Dampak Lingkungan Hidup
2
1.200.000
9
Perhitungan Biaya Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Biaya RPL dihitung dengan memperhatikan dampak besar dan penting yang dikelola pada kegiatan Amdal pusat pertokoan X. Perhitungan tersebut dilakukan secara runtut dari satu dampak ke dampak lainnya agar diperoleh biaya pemantauan lingkungan setiap dampak yang dikelola. Perhitungan biaya pemantauan lingkungan ini berdasarkan pada rencana anggaran biaya yang dibutuhkan oleh setiap komponen dampak lingkungan yang dikelola. Masingmasing pendekatan perhitungan biaya pemantauan lingkungan akan dirinci beserta dengan harga kebutuhan masing-masing komponen pemantauan.
1
Peningkatan jumlah flora
8
D.
2
Biaya RPL (Rp.) 10.392.000
5.779.361
Potensi kebakaran
Total Tahap Operasi Total
No
Dampak lingkungan Total
8.803.839
Komponen Kesehatan Masyarakat 9
No
4
Peningkatan kebisingan Penurunan kualitas udara (konstruksi) Keretakan bangunan sekitar
2.160.000
Gangguan air sumur Genangan air sekitar lokasi (konstruksi)
1.200.000
4.632.000 1.200.000
1.200.000
9 10
Potensi kebakaran Effluen dari pengoperasian IPAL Total
1.706.041 10.345.112
Total Tahap Operasi
21.402.733
Total
50.166.733
10.345.112
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) E. Perbandingan Valuasi Ekonomi Dampak Lingkungan dengan Biaya RKL+RPL Dari perhitungan nilai valuasi ekonomi dampak lingkungan, biaya rencana pengelolaan lingkungan dan biaya pemantauan lingkungan dapat dibandingkan antara nilai valuasi ekonomi dampak lingkungan hidup dengan biaya RKL+RPL untuk melihat korelasi antara nilai keduanya. Perbandingan nilai valuasi ekonomi dampak lingkungan dengan nilai biaya RKL+RPL dapat dilihat pada Tabel 4.4.
No
Dampak lingkungan
Biaya Valuasi Ekonomi (Rp.)
Total
Biaya RKL+RPL (Rp)
43.244.150 94.450.000 94.450.000
43.244.150
24.000.000
37.140.000
Total
24.000.000
37.140.000
118.450.000
80.384.150
TAHAP KONSTRUKSI Komponen Fisik Kimia Peningkatan 1 kebisingan Penurunan kualitas 2 udara (konstruksi) Keretakan 3 bangunan sekitar Gangguan air 4 sumur Genangan air 5 sekitar lokasi (konstruksi) Total Komponen Biologi Peningkatan jumlah 6 flora Total
105.000.000
28.550.000
0
11.622.000
120.000.000
33.290.000
184.057.750
8.990.000
600.000.000
401.290.000
Tuntutan ganti rugi
13
Kemacetan lalu lintas
Kerusakan jalan
1.000.000.000
Keresahan masyakarat Total
1.150.000.000 5.773.500.000
15
4.490.000 5.507.430.000
Komponen Kesehatan Masyarakat 16
19
Limbah MCK Penurunan Sanitasi Lingkungan Peningkatan volume sampah Peningkatan buangan material Total
1.009.057.750
483.742.000
Komponen Fisik Kimia Genangan air 1 sekitar lokasi (operasi)
70.000.000
53.390.000
0
600.000
0
4.140.000
28.000.000
4.490.000
98.000.000
62.620.000
6.880.557.750
6.255.032.000
Banjir sekitar lokasi
955.364.106
219.885.388
3
Gangguan distribusi air bersih
589.301.625
711.889.478
2.340.381.250
941.042.065
Total
Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya Peningkatan 4 kegiatan 0 perekonomian Penambahan 5 0 kesempatan kerja Peluang 6 50000000 PKL/warung makan 7
Peningkatan PAD
8
Kemacetan lalu lintas
201.240.000
0
201240000
10.509.880 10.509.880 260.220.768
0
10.130.768 35.657.692
895.076.634 945076634
327.028.988
Komponen Kesehatan Masyarakat 9
0
7.485.402
Effluen dari pengoperasian IPAL
795.715.519
818.769.839
Total
795.715.519
818.769.839
Total Tahap Operasi
4.081.173.403
2.086.840.892
Total
11.080.181.153
8.422.257.042
10 0
9.267.199 795.715.519
2
Total
Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya Peningkatan 7 0 kesempatan kerja Penurunan 8 2.600.000.000 kesampatan kerja Peluang 9 PKL/warung makan 50.000.000 Peningkatan 10 0 pendapatan Gangguan belajar 11 33.000.000 mengajar 12
14
Biaya RKL+RPL (Rp) 5.190.000
TAHAP OPERASI
Peningkatan volume sampah Total Tahap Prakonstruksi
Biaya Valuasi Ekonomi (Rp.)
Total Tahap Konstruksi
Kesehatan Masyarakat 2
Dampak lingkungan
18
TAHAP PRAKONSTRUKSI Komponen Fisik Kimia Penurunan kualitas 1 udara (prakonstruksi)
No
17
Tabel 4 Perbandingan nilai valuasi ekonomi dampak lingkungan dengan biaya RKL+RPL
5
Potensi kebakaran
2.702.690.000 2.602.690.000 104.490.000 600.000 3.290.000
0
78.800.000
940.500.000
5.190.000
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Dampak lingkungan hidup apabila tidak dikelola dan dipantau atau tidak melakukan pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan dapat menimbulkan kerugian biaya yang lebih besar (Rp.11.080.181.153) daripada melakukan pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan hidup (Rp.8.422.257.042), sehingga harus dilakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup agar biaya yang dikeluarkan lebih kecil untuk kegiatan sejenis dimasa yang akan datang.
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) DAFTAR PUSTAKA [1]
[2]
[3] [4]
Harini, R. 2012. Kajian Spasial Valuasi Ekonomi Lahan Pertanian Terkonversi dan Dampaknya terhadap Produksi Pangan di Kabupaten Sleman. Yogyakarta: Fakultas Geografi Prodi Pascasarjana UGM. Askary. 2001. Panduan Umum Valuasi Ekonomi Dampak lingkungan Untuk Penyusunan Analisis Mengenai Dampak lingkungan. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Penerapan AMDAL, BAPEDAL. Anonim, 2005. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Pusat Pertokoan X di Jalan A. Yani Surabaya. Anonim, 2012. Peraturan Menteri LH Nomor 15 Tahun 2012 tentang Valuasi Ekonomi Dampak Lingkungan Hidup Ekosistem Hutan. Jakarta: Kemen LH.
6