JURNAL PENGARUH TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN PADA BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2004 - 2010 OLEH REZKIAWAN TANTAWI 931409062 S1 MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRAK Rezkiawan Tantawi, NIM 931 409 062. 2013. “Pengaruh Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan pada Bursa Efek Indonesia Periode 2004 - 2010”. Skripsi, Program Studi S1 Manajemen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. Dibawah bimbingan Imran R. Hambali, S.Pd, SE, M.SA selaku pembimbing 1 dan Raflin Hinelo, S.Pd, M.Si selaku pembimbing II. Penelitian ini didasarkan pada rumusan masalah yaitu apakah terdapat pengaruh tingkat inflasi terhadap indeks harga saham gabungan pada bursa efek indonesia. Adapun yang menjadi tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tingkat inflasi berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan pada tahun 2004-2010. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode ini digunakan untuk meramalkan pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lain, dalam penelitian ini yaitu variabel X (Inflasi) merupakan variabel dependen (bebas) dan variabel Y (IHSG) merupakan variabel independen (terikat). Instrument yang digunakan adalah data sekunder serta untuk menganalisis data digunakan analisis regresi linear sederhana. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Inflasi terhadap IHSG Pada BEI periode 2004-2010 dengan hasil uji diperoleh persamaan regresi linier yaitu ŷ = 80.572 + -6.342 X dan variabel Inflasi memiliki koefisien determinasi bertanda positif sebesar 0,411 artinya apabila terjadi perubahan variabel Inflasi, akan mempengaruhi IHSG hanya sebesar 41,1%. Serta sisanya sebesar 58,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian inI. Kata Kunci : Inflasi,Indeks Harga Saham Gabungan
dimana mana harga barang dan jasa
1. Pendahuluan Investasi melalui pasar modal selain
memberikan
hasil,
juga
mengandung resiko. Besar kecilnya resiko
di
dipengaruhi
pasar oleh
modal
sangat
keadaan
negara
khususnya di bidang ekonomi, politik dan
sosial.
Keadaan
di
dalam
perusahaan dapat juga mempengaruhi naik atau turunnya harga saham. Pertumbuhan investasi di suatu negara
akan
dipengaruhi
oleh
pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin baik pula tingkat
kemakmuran
secara
keseluruhan
naik,
sehingga
mengakibatkan nilai uang turun.Untuk melihat perkembangan pasar modal Indonesia salah satu indikator yang sering digunakan adalah Indeks Harga Saham
Gabungan
(IHSG),
yang
merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Indikator pasar modal ini dapat berfluktuasi seiring dengan perubahan indikator-indikator makro yang ada, seperti pengumuman suku bunga BI Rate dan salah satunya adalah inflasi.
penduduknya.
Salah satu dampak yang paling
Tingkat kemakmuran yang lebih tinggi
berpengaruh dari krisis ekonomi global
ini umumnya ditandai dengan adanya
yang terjadi di Amerika adalah nilai
kenaikan
pendapatan
tukar rupiah yang semakin terdepresiasi
adanya
terhadap dolar Amerika, Indeks Harga
peningkatan pendapatan tersebut, maka
Saham Gabungan (IHSG) yang semakin
akan semakin banyak orang yang
merosot, dan tentu saja kegiatan ekspor
memiliki kelebihan dana, kelebihan
Indonesia yang terganjal dan terhambat
dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk
akibat berkurangnya permintaan dari
disimpan dalam bentuk tabungan atau
pasar Amerika itu sendiri. Selain itu
diinvestasikan dalam bentuk surat-surat
penutupan selama beberapa hari serta
berharga yang diperdagangkan dalam
penghentian
pasar modal.
saham di Bursa Efek Indonesia (BEI)
tingkat
masyarakatnya.
Dengan
Dari sisi tingkat inflasi seperti kita ketahui bersama semenjak krisis moneter
yang
melanda
Indonesia
sementara
perdagangan
merupakan salah satu dampak yang paling nyata dan
pertama kalinya
sepanjang sejarah, yang tentunya dapat
merefleksikan betapa besar dampak dari
berharga yang diperdagangkan di pasar
permasalahan yang bersifat global ini.
modal.
Pasar modal yang mengalami
Banyak
teori
dan
penelitian
peningkatan (bullish) atau mengalami
terdahulu yang mengungkapkan bahwa
penurunan (bearish) terlihat dari naik
pergerakan
turunnya harga harga saham yang
Gabungan (IHSG) dipengaruhi oleh
tercatat yang tercermin melalui suatu
beberapa faktor. Seperti faktor yang
pergerakan indeks atau lebih dikenal
berasal dari luar negeri (eksternal) dan
dengan Indeks Harga Saham Gabungan
faktor yang berasal dari dalam negeri
(IHSG). IHSG merupakan nilai yang
(internal). Faktor yang berasal dari luar
digunakan untuk mengukur kinerja
negeri tersebut bisa datang dari indeks
gabungan
saham
bursa asing negara lain (Dow Jones,
(perusahaan/emiten) yang tercatat di
Hang Seng, Nikkei, dll), tren perubahan
Bursa
(BEI).
harga minyak dunia, tren harga emas
Pertumbuhan investasi di suatu negara
dunia, sentimen pasar luar negeri, dan
akan dipengaruhi oleh pertumbuhan
lain sebagainya. Sedangkan faktor yang
ekonomi negara tersebut. Semakin baik
berasal dari dalam negeri bisa datang
tingkat perekonomian suatu negara,
dari nilai tukar atau kurs di suatu negara
maka
tingkat
terhadap negara lain, tingkat suku bunga
Tingkat
dan inflasi yang terjadi di negara
kemakmuran yang lebih tinggi ini
tersebut, kondisi sosial dan politik suatu
umumnya
negara, jumlah uang beredar dan lain
seluruh
Efek
Indonesia
semakin
kemakmuran
baik
penduduknya.
ditandai
kenaikan
pula
dengan
tingkat
adanya
pendapatan
Harga
Saham
sebagainya.
masyarakat.
Tabel 1.1
Dengan pendapatan
Indeks
adanya tersebut,
peningkatan maka
Perkembangan Inflasi dan Indeks
akan
Harga Saham Gabungan di
semakin banyak orang yang memiliki
Indonesia Tahun 2004 - 2010
kelebihan dana, kelebihan dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk disimpan dalam
bentuk
tabungan
TAHUN
INFLASI (%)
IHSG
atau
2004
6,40
1.000
diinvestasikan dalam bentuk surat-surat
2005
17,11
1.163
2006
6.60
1.806
Kemudian pada tahun 2008 indeks
2007
6,59
2.746
harga
2008
11.06
1.355
mengalami koreksi hingga mencapai
2009
2,78
2.534
1.355 pada tahun 2008, karena inflasi
2010
6,96
3.704
meningkat menjadi 11,06 %. Pada dua
Sumber:Statistik
Ekonomi
dan
saham
gabungan
tercatat
tahun terakhir tahun 2009 dan tahun
Keuangan Indonesia (SEKI), Bank
2010
Indonesia.
harga saham gabungan hingga 3.704
Dari data tabel diatas bisa dilihat bahwa pada tahun 2006 membawa dampak
penurunan
angka
dengan
meningkatnya
indeks
pada tahun 2010. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk
inflasi
menjadi 6.60 %, tahun yang sama
mengetahui
indeks harga saham gabungan yang
berpengaruh terhadap
tercatat
saham gabungan pada tahun 2004 –
di
Bursa
Efek
Indonesia
meningkat cukup pesat, pada tahun
apakah
tingkat
inflasi
indeks harga
2010.
2006 mencapai di atas 1.800 dan berlanjut di tahun 2007 mencapai indek 2.746.
KAJIAN TEORI
Kenaikan
Pengertian Inflasi
tidaklah harus dengan persentase yang
Sukirno (2004) memberikan definisi
harga-harga
barang
itu
sama.
bahwa inflasi adalah suatu proses
Pohan
(2008)
mengatakan
kenaikan harga-harga yang berlaku
bahwa
Inflasi
dalam suatu perekonomian. Akan tetapi
harga
secara
bila kenaikan harga hanya dari satu atau
kenaikan
dua barang saja tidak disebut inflasi,
seluruh kelompok barang dan jasa.
kecuali bila kenaikan tersebut meluas
Bahkan mungkin dapat terjadi kenaikan
atau menyebabkan kenaikan sebagian
tersebut tidak bersamaan. Yang penting
besar dari harga barang-barang lain.
kenaikan harga umum barang secara
harga
merupakan
kenaikan
terus-menerus yang
terjadi
dan pada
terus-menerus selama suatu periode
Inflasi sebagai suatu kenaikan harga
tertentu. Nopirin (2000) mengatakan
yang terus menerus dari barang dan jasa
kenaikan harga barang yang terjadi
secara umum (bukan satu macam
hanya sekali saja, meskipun dalam
barang
saja
dan
persentase yang cukup besar dan terus-
definisi
ini,
kenaikan
menerus, bukanlah merupakan inflasi.
sporadis
Kenaikan sejumlah bentuk barang yang
inflasi.
bukan
sesaat).
Menurut
harga
yang
dikatakan
sebagai
Nanga
(2005)
hanya sementara dan sporadis tidak dapat dikatakan akan menyebabkan
Jenis - Jenis Inflasi Menurut
inflasi. Dari kutipan di atas diketahui
Berdasarkan
kepada
sumber
atau
bahwa inflasi adalah keadaan di mana
penyebab kenaikan harga – harga yang
terjadi kelebihan permintaan (Excess
berlaku, inflasi dibedakan kepada tiga
Demand) terhadap barang-barang dalam
bentuk:
perekonomian
secara
keseluruhan.
Inflasi Tarikan Permintaan
perusahaan
Inflasi ini biasanya terjadi pada
permintaan yang bertambah, mereka
masa perekonomian berkembang pesat.
akan berusaha menaikkan produksi
Kesempatan
tinggi
dengan cara memberikan gaji dan upah
menciptakan tingkat pendapatan yang
yang lebih tinggi kepada pekerjanya dan
tinggi dan selanjutnya menimbulkan
mencari pekerja baru dengan tawaran
pengeluaran yang melebihi kemampuan
upah yang lebih tinggi. Langkah ini
ekonomi mengeluarkan barang dan jasa.
mengakibatkan
Pengeluaran yang berlebihan ini akan
meningkat,
menimbulkan inflasi.
menyebabkan kenaikkan harga – harga
2.
Inflasi Desakan Biaya
berbagai barang.
Inflasi ini juga berlaku dalam masa
3.
1.
kerja
yang
masih
yang
menghadapi
biaya
produksi
akhirnya
akan
Inflasi Diimpor
dengan
Inflasi ini akan timbul apabila
pengangguran
barang – barang impor yang mengalami
sangat rendah. Apabila perusahaan –
kenaikkan harga mempunyai peranan
perekonomian pesat
ketika
berkembang tingkat
yang
penting
dalam
kegiatan
pengeluaran perusahaan – perusahaan. Cara Menghitung Inflasi Purwanto (2006) mengatakan bahwa
untuk
menghitung
besarnya
inflasi terlebih dahulu harus diketahui indek harga konsumen (IHK). IHK adalah ukuran perubahan harga dari
Untuk menghitung IHK digunakan rumus : = Setelah
× 100%
diketahui
indek
harga
konsumen (IHK), maka laju inflasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
kelompok barang dan jasa yang paling banyak dikonsumsi oleh rumah tangga
Laju Inflasi = IHK periode n – IHK
dalam jangka waktu tertentu.
tahun sebelumnya
Pengertian
Indeks
Harga
Saham
saham dari waktu ke waktu.
Gabungan Indeks harga adalah suatu angka yang
yang dapat berupa perubahan harga
digunakan
untuk
melihat
Adapun jenis-jenis Indeks Harga Saham Gabungan
menurut Jogiyanto
perubahan mengenai harga dalam waktu
(2000), adalah:
dan
ataupun
1. Seluruh saham, adalah suatu nilai
berlainan. Indek adalah ukuran statistik
yang digunakan untuk mengukur
yang biasanya digunakan menyatakan
kinerja gabungan seluruh saham
perubahan-perubahan
yang tercatat di suatu bursa efek.
tempat
yang
sama
perbandingan
nilai suatu variabel tunggal atau nilai sekelompok
variabel.
Menurut
2. Kelompok saham, adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur
Jogiyanto (2000), Indek Harga Saham
kinerja
Gabungan
tercatat di suatu bursa efek.
(IHSG)
sebenarnya
merupakan angka indek harga saham
kelompok
saham
yang
a. Indek LQ 45 adalah indek atas 45
dihitung
emiten yang tercatat di Bursa Efek
sehingga menghasilkan trend, di mana
Jakarta, dengan tolak ukur likuiditas
angka indek adalah angka yang diolah
dan nilai kapitalisasi pasar.
yang
sudah
sedemikian digunakan
disusun
rupa
dan
sehingga
membandingkan
dapat
b. Indek JII (Jakarta Islamic Index)
kejadian
indek yang digunakan sebagai tolak
ukur (bencmark) untuk mengukur
yaitu
kinerja suatu investasi pada saham
pertambangan, industri dasar dan
dengan basis syariah.
kimia, industri barang konsumsi,
3. Jenis usaha (sektoral) adalah suatu nilai
untuk
kelompok
mengukur
saham
kinerja
yang
sudah
sektor
pertanian,
properti dan real estate, transportasi dan
infrastruktur,
Keuangan,
perdagangan, jasa dan investasi.
diklasifikasikan ke dalam 9 sektor
Perhitungan indeks harga saham
Pergerakan
gabungan
(volatilitas)
Anoraga
dan
Pakarti
harga
saham
(2001)
Penilaian kinerja saham perusahaan
menjelaskan bahwa untuk mengetahui
dari luar perusahaan dilakukan oleh
besarnya
Saham
pasar melalui pola perilaku pergerakan
Gabungan, digunakan rumus sebagai
harga saham dari waktu ke waktu.
berikut:
Harga saham (market price) merupakan
Indeks
=
Harga
nilai pasar (market value) dari setiap
100
lembar saham perusahaan. Pergerakan
Ket:
harga saham ditentukan oleh dinamika
Σ Ht : Total harga semua saham pada waktu yang berlaku
(demand).
Σ Ho : Total harga semua saham pada waktu dasar Untuk
mengeliminir
pengaruh
nilai dasar selalu disesuaikan bila terjadi corporate action seperti split saham, saham,
saham
bonus,
penawaran terbatas dan sebagainya. Dengan demikian indek akan benarbenar mencerminkan pergerakan saham saja.
Kerangka Pemikiran Pertumbuhan
faktor-faktor yang bukan harga saham,
dividen
penawaran (supply) dan permintaan
negara
akan
investasi
di
dipengaruhi
suatu oleh
pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin baik pula tingkat
kemakmuran
penduduknya.
Tingkat kemakmuran yang lebih tinggi ini umumnya ditandai dengan adanya kenaikan masyarakatnya.
tingkat Dengan
pendapatan adanya
peningkatan pendapatan tersebut, maka
Waktu Penelitian
akan semakin banyak orang yang
Lamanya waktu yang digunakan
memiliki kelebihan dana, kelebihan
peneliti dalam penelitian ini adalah 3
dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk
bulan yakni bulan Desember 2012
disimpan dalam bentuk tabungan atau
sampai dengan Maret 2013.
diinvestasikan dalam bentuk surat-surat
Metode dan Desain Penelitian
berharga yang diperdagangkan dalam
Metode Penelitian
pasar modal. Namun, krisis moneter
Penelitian ini menggunakan metode
yang
Indonesia
penelitian kuantitatif, dimana peneliti
menurut pandangan penulis sampai
diharapkan dapat menjelaskan pengaruh
sekarang masih membawa dampak bagi
antara Inflasi Terhadap Indeks Harga
stabilitas perekonomian Indonesia yang
Saham Gabungan Pada Bursa Efek
semula
Indonesia.
pernah
melanda
mengalami
ekonomi
yang
pertumbuhan
pesat,
sehingga
Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain
menimbulkan terjadinya inflasi.
penelitian deskriptif kuantitatif, dimana
Rumusan Hipotesis ini
peneliti diharapkan dapat memberikan
adalah diduga Terdapat Pengaruh
gambaran mengenai Pengaruh Inflasi
Inflasi
Terhadap
Hipotesis
dalam
Terhadap
penelitian
Indeks
Harga
Indeks
Harga
Saham
Saham Gabungan Pada Bursa Efek
Gabungan Pada Bursa Efek Indonesia.
Indonesia
Dengan
desain
penelitian
sebagai
berikut : METODE PENELITIAN Tempat Penelitian Adapun yang menjadi tempat pada penelitian ini adalah Bursa Efek Indonesia.
Inflasi (X)
Indeks Harga Saham Gabungan (Y)
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Definisi
Operasional
Variabel
berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Penelitian Definisi operasional dari masingmasing
data ini bersumber dari website yang
variabel
penelitian
sebagai
Teknik Analisis Data Koefisien Regresi Sudjana (1996) mengatakan bahwa
berikut:
analisis ini dipakai dalam mengetahui
Inflasi Inflasi adalah suatu proses kenaikan
besarnya pengaruh secara kuantitatif
harga-harga yang berlaku dalam suatu
dari perubahan A dengan B. Rumus
perekonomian (Sukirno, 2004).
persamaan koefisien
Indeks Harga Saham Gabungan
sebagai berikut:
Menurut Jogiyanto (2000), Indeks
regresi
adalah
Ỹ = a + bX
Harga Saham Gabungan angka indek harga saham yang sudah disusun dan dihitung sehingga menghasilkan trend, di mana angka indeks adalah angka yang diolah sedemikian rupa sehingga dapat
digunakan
membandingkan
kejadian yang dapat berupa perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Subyek Penelitian Subyek
penelitian
ini
adalah
seluruh perusahaan yang terdaftar di
Analisis Korelasi Product Moment Koefisien Moment mengetahui
Product
digunakan seberapa
untuk besarnya
hubungan antara tingkat inflasi dengan Indeks Harga Saham Gabungan yaitu dengan menggunakan rumus “Pearson” menurut Amudi Pasaribu (1983) sebagai berikut:
Bursa Efek Indonesia. Teknik Pengumpulan Data
ini
korelasi
=
∑!" − ∑!"∑! − ∑" $ ∑! − (∑! ) 2 . ∑" − (∑" ) 2
Sesuai dengan jenis data yang diperlukan yaitu data sekunder, maka pengumpulan data didasarkan pada teknik dokumentasi yang dipublikasikan oleh Statistik ekonomi dan keuangan indonesia (SEKI) yaitu berupa laporan Indeks Harga Saham Gabungan dan data insflasi selain itu pengumpulan
Analisis Koefisien Determinasi Merupakan
koefisien
dipergunakan
untuk
yang mengetahui
seberapa besar kontribusi suku bunga SBI terhadap IHSG, yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Kd = r2 x 100 %
Keterangan :
Sejarah Singkat Perusahaan
Kd= Koefisien determinasi
Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam
R = Koefisien korelasi
bahasa
inggris
Indonesia
Stock
Exchange (IDX) adalah sebuah pasar saham
Hipotesis Statistik
yang
merupakan
bursa
hubungan
penggabungan dari Bursa Efek Jakarta
antara variabel x dengan variabel y
(BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES).
apakah terdapat hubungan yang erat
Bursa hasil penggabungan ini mulai
atau berpengaruh, maka dilakukan uji
beroperasi pada 1 Desember 2007.
hipotesis, yaitu menggunakan hipotesis
Demi
nol dengan ketentuan sebagai berikut:
transaksi,
H0 : “Tingkat Inflasi tidak berpengaruh
untuk
terhadap
Jakarta sebagai pasar saham dan Bursa
Untuk
mengetahui
Indeks
Harga
Saham
H1 : “Tingkat Inflasi berpengaruh Gabungan”.
operasional
pemerintah
menggabungkan
dan
memutuskan Bursa
Efek
Efek Surabaya sebagai pasar obligasi
Gabungan”.
terhadap
efektivitas
Indeks
Harga
Saham
dan derivatif.
Deskripsi Hasil Penelitian
sama indeks harga saham gabungan
Tingkat Inflasi
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
Berikut
ini
disajikan
data
meningkat cukup pesat, pada tahun
sekunder yang diperoleh dari Statistik
2006 mencapai di atas 1.800 dan
Ekonomi dan Keuangan Indonesia dan
berlanjut di tahun 2007 mencapai indek
Bank Indonesia:
2.746.
Tabel 4.2
Kemudian
Data Tingkat Inflasi TAHUN
INFLASI (%)
2004
6,40
2005
17,11
2006
6.60
2007
6,59
2008
11.06
2009
2,78
2010
6,96
Sumber :SEKI dan BI Dari data tabel diatas bisa dilihat
pada
tahun
2008
indeks harga saham gabungan tercatat mengalami koreksi hingga mencapai 1.355 pada tahun 2008, karena inflasi meningkat menjadi
11,06 % yang
diakibatkan oleh krisis global tahun 2008
yang
melanda
perekonomian
dunia. Pada dua tahun terakhir tahun 2009
dan
tahun
meningkatnya
indeks
2010
dengan
harga
saham
gabungan hingga 3.704 pada tahun 2010.
bahwa tingkat inflasi terus mengalami
Perkembangan tingkat inflasi ini
fluktuasi tiap tahunnya, pada tahun
juga dapat dilihat dari grafik berikut ini:
2005 angka inflasi menguat menjadi
Grafik 4.1
17% yang kemudian pada tahun 2006
Tingkat Inflasi 20.00
inflasi menjadi 6.60 %, tahun yang
Sumber : Data diolah
15.00 10.00
Tingkat Inflasi
5.00
2010
2009
2008
2007
2006
2004
0.00 2005
membawa dampak penurunan angka
Berdasarkan grafik diatas, terlihat jelas
bahwa
tingkat
inflasi
terus
2009
2.534
87,01%
2010
3.704
46,17 %
berfluktuasi dari tahun ketahun, inflasi yang
terjadi
Pada
tahun
2005
Sumber : Data di Olah
mengalami peningkatan sebesar 17,11
Dari
tabel
diatas
bisa
dari tahun 2004 sebesar 6,40. Meskipun
dilihat bahwa pada tahun 2005
dari
mengalami
IHSG menguat menjadi 5,73 %
penurunan, namun pada tahun 2007-
dari tahun 2004 sebesar 3,77%,
2008 inflasi mengalami peningkatan
dan pada tahun 2006 dan 2007
kembali diakibatkan terjadinya krisis
terjadi trend peningkatan IHSG
global ekonomi dunia. Pada tahun 2008-
yang signifikan disebabkan oleh
2009
rendahnya
tingkat
sebesar 6.60
pada tahun 2006
tahun
2005-2007
tingkat
penurunan,
inflasi
mengalami
penurunan
inflasi
ini
inflasi
merupakan prestasi dan record inflasi
dan pada tahun 2007 sebesar
terendah selama limatahun terakhir.
6,59 %. Kemudian pada tahun
Indeks
2008
Harga
Saham
Gabungan
(IHSG)
indeks
gabungan
Perkembangan
Indeks
harga
tercatat
saham
mengalami
Harga
koreksi yang hingga mencapai
Saham Gabungan (IHSG) selama tahun
1.355 pada tahun 2008 dengan
2004 sampai dengan tahun 2010 adalah
persentase -50,66 %, karena
sebagai berikut :
inflasi meningkat menjadi 11,06
Tabel 4.3
%. Meskipun pada tahun 2009
Perkembangan Indeks Harga Saham
IHSG mengalami peningkatan,
Gabungan (IHSG)
namun pada tahun 2010 IHSG
2003
1.060
0% (Starting Point)
2004
1.100
3,77%
2005
1.163
5,73 %
2006
1.806
55,39 %
2007
2.746
52,05 %
2008
1.355
-50,66 %
lebih
melemah.Penjelasan lanjut
sebagaimana
ditunjukkan pada grafik berikut ini : Grafik 4.3Persentase Kenaikan IHSG 100.00% 80.00% 60.00% Persenta se Kenaikan IHSG
40.00% 20.00% 0.00% -20.00% -40.00% -60.00%
2010
Kenaikan
kembali
2008
Persenstase
2006
IHSG
2004
TAHUN
sebelumnya Kejatuhan
dalam IHSG
trend tidak
menguat. lepas
dari
memburuknya kinerja bursa saham di dunia akibat resesi global. Meskipun pada tahun 2009 IHSG mengalami peningkatan, namun pada tahun 2010 Sumber : Data di Olah
IHSG kembali melemah.
Berdasarkan grafik diatas IHSG menunjukkan trend yg menurun. Dapat
Teknik Analisis Data
dilihat bahwa aktivitas
Analisis Regresi Sederhana
IHSG
pada
periode
perdagangan 2004-2008
Tujuan dari penelitian ini adalah
mengalami fluktuasi, dimanapada tahun
untuk
2005-2006
terhadap
terus
mengalami
mengetahui Indeks
Pengaruh Harga
Infasi Saham
peningkatan. Pada tahun 2006 IHSG
Gabungan periode 2004 – 2010. Alat
berada di level 1.806.namun pada tahun
analisis yang digunakan adalah Analisis
2007-2008
Regresi
IHSG
melemah
yaitu
Sederhana
melalui
SPSS
mencapai level 1.355. Tahun 2008
(Statistical Product Service Solution).
menjadi antiklimaks bagi indeks harga
Dimana persamaan regresinya adalah :
saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah tahun-tahun
Ŷ = a + bX
Berikut
ini
data
SPSS
80,572 + -6,342. Hal ini berarti bahwa
(Statistical Product Service Solution),
Constant sebesar 80.572 menyatakan
yang
bahwa jika tidak ada variabel X
menyatakan
regresi
tentang
hasil
hasil
persamaan
pengaruh
Inflasi
terhadap IHSG:
80,572 dan Koefisien regresi sebesar 6.342
Tabel 4.5 Coefficientsa
(IHSG)
nt) Inflasi
Beta
t
31.390
Sig.
dengan
2.567
.050
Koefisien Determinasi mencerminkan besarnya perngaruh perubahan variabel independen
-6.342
-6,342
Koefisien Determinasi (R Square)
Error
80.572
sebesar
konstan.
s
Std.
1 (Consta
setiap
anggapan variabel bebas lain besarnya
Unstandardized Coefficient
B
bahwa
(Inflasi) akan meningkatkan variabel Y
ed
Coefficients
menyatakan
peningkatan satu satuan variabel X
Standardiz
Model
(inflasi)maka variabel Y (IHSG) adalah
3.393
-.641 -1.869
.121
perubahan
dalam pada
menjalankan
variabel
dependen
secara bersama-sama, dengan tujuan
a. Dependent
untuk
Variable: IHSG
mengukur
kebenaran
dan
kebaikan pengaruh antar variabel dalam model Berdasarkan
tabel
4.5
Coefficientsa di atas, maka persamaan regresi linear sederhana adalah sebagai berikut :
digunakan.
Untuk
mengetahui Pengaruh Inflasi terhadap IHSG,berikut
adalah
hasil
SPSS
(Statistical Product Service Solution) yang menyatakan besarnya pengaruh
ŷ = 80,572 + -6,342X Berdasarkan data hasil
SPSS
(Statistical Product Service Solution) di atas, yang menyatakan hasil persamaan regresi
yang
tentang
terhadap Gabungan,
pengaruh
Inflasi
Harga
Saham
Indeks maka
hipotesismenunjukkan
hasil
pengujian
persamaanŷ =
antara variabel x dan variabel y :
Pengujian Keberartian (Uji t)
Tabel 4.6
Berdasarkan
Model Summaryb
yang
Adjusted R Std. Error of Model 1
R
R Square
.641a
Square
.411
the Estimate
.294
38.21513
pengaruh
Inflasi
terhadap IHSG dapat dilihat pada kolom RSquare yakni sebesar 0,411 atau Hal ini menunjukkan bahwa
pengaruh Inflasi terhadap IHSG sebesar 41,1%. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat pengaruh variabel independent
Dan sisanya 58,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Faktor lain yang dapat mempengaruhi IHSG tersebut
Share, Dividend Per Share, Return On Investment, Return On Equity serta rasio-rasio keuntungan lainnya, dapat pula dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti perubahan nilai mata uang (kurs valuta asing), gejolak sosial politik, perubahan tingkat suku bunga, besarnya berbagai
fenomena
lainnyabaik dari dalam dan luar negeri.
t
membandingkan
dilakukan antara
untuk
thitungdengan
ttabelpada taraf signifikan (α) = 5%, berdasarkan uji dua sisi (two tailed test) dengan kriteria sebagai berikut : HA =Terdapat Pengaruh yang signifikan Inflasi terhadap IHSG. HO =Tidak Terdapat Pengaruh yang signifikan Inflasi terhadap IHSG Atau, Jika thitung≤ ttabel
: HA ditolak dan
HO diterima Jika thitung≥ ttabel
: HA diterima dan
HO ditolak Untuk
bisa dipengaruhi oleh Earning Per
dan
bab
peneliti melakukan uji hipotesis dengan
terhadap variabel dependent signifikan.
investasi,
pada
pengaruh Inflasi terhadap IHSG, maka
Uji
Mencermati tabel 4.6 di atas,
41,1%.
ditetapkan
sebelumnya yakni untuk mengetahui
b. Dependent Variable: IHSG
bahwa
penelitian
menggunakan uji t.
a. Predictors: (Constant), Inflasi
diketahui
telah
tujuan
hipotesis
mengetahui penelitian
(HA)
apakah yang
menyatakan Inflasi berpengaruh pada IHSG, perlu dibandingkan besarnya nilai
thitung
dengan
besarnya
nilai
ttabel.Dimana nilai ttabel dari koefisien hasil analisis regresi dapat diikhtisarkan uji dua sisi dan derajat kebebasan (df)6 = -1,963. Perbandingan antara thitung dan ttabeldari koefisien regresi dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7
yang didapat ialah HA diterima dan HO
Perbandingan antara thitungdan
ditolak. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat
ttabeldari koefisien regresi
pengaruh
yang
signifikan
antara inflasi terhadap IHSG, dimana
Pengaruh Inflasiterhadap IHSG
tingkat
inflasi
yang
rendah
akan
menyebabkan naiknya IHSG,akan tetapi
Koefisien
thitung
ttabel
-1.869
-1,963
Regresi 1
apabila
inflasi
meningkat
maka
perusahaan akan menurunkan harga saham untuk menarik para investor agardapatberinvestasi sehingga dapat
Dari tabel 4.7 di atas diketahui bahwa nilai thitung variabel x lebih besar dari nilai
ttabel yaitu -1,869>-1,963,
dengan demikian HA diterima dan HO ditolak. pengaruh
Hal
ini
yang
berarti
terdapat
signifikan
Inflasi
terhadap IHSG.
dipengaruhi
pertumbuhan adanya
Fenomena pada tahun 2004 – 2005 terjadi kenaikkan inflasi yang juga diikuti dengan naiknya IHSG. Hal ini bertolak belakang dengan dasar teori penelitian
terdahulu
yang
menyatakan bahwa ketika inflasi naik
Pertumbuhan investasi di suatu akan
meningkat.
maupun
Pembahasan
negara
menghasilkan return yang diharapkan
oleh
ekonomi.Dengan
peningkatan
maka IHSG akan melemah, begitupun sebaliknya.
Fenomena
ini
bisa
disebabkan oleh faktor – faktor lain
pendapatan
yang tidak termasuk dalam penelitian
tersebut, maka akan semakin banyak
ini.Kenaikkan inflasi juga terjadi pada
orang yang memiliki kelebihan dana
tahun 2007 – 2008 akibat terjadinya
yang kemudian dapat dimanfaatkan
krisis ekonomi global, tetapi tidak
untuk
bentuk
diikuti dengan kenaikkan IHSG. Justru
tabungan atau diinvestasikan dalam
sebaliknya, ketika inflasi meningkat
bentuk surat-surat berharga yang
pada periode tersebut menyebabkan
diperdagangkan dalam pasar modal.
melemahnya IHSG.
disimpan
dalam
Berdasarkan rumusan masalah pada
Tahun 2008 menjadi antiklimaks
bab I,maka peneliti melakukan uji t
bagi indeks harga saham gabungan
yaitu pengujian secara parsial.Hasil uji t
(IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI)
setelah tahun-tahun sebelumnya dalam
Inflasi dan variabel dependen yakni
trend menguat. Kejatuhan IHSG tidak
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
lepas dari memburuknya kinerja bursa
menunjukkan bahwa:
saham di dunia yang juga diakibatkan
Tingkat
oleh resesi global. Meskipun pada tahun
signifikan
2009 IHSG mengalami peningkatan,
Saham Gabungan. Hasil dari penelitian
namun pada tahun 2010 IHSG kembali
ini menunjukkan bahwa tingkat inflasi
melemah.
berpengaruh signifikan terhadap IHSG,
Sebagaimana diketahui, bahwa
inflasi
berpengaruh
terhadap
Indeks
secara Harga
ketika tingkat inflasi naik maka harga
dapat
saham akan turun dan sebaliknya.
mempengaruhi IHSG salah satunya
Sesuai dengan apa yang telah diuraikan
adalah tingkat suku bunga. Para investor
sebelumnya terjadi peristiwa yang tidak
akan menggunakan kesempatan saat
normal yakni naiknya inflasi yang
suku bunga (BI rate) menurun untuk
diikuti oleh naiknya IHSG. Jadi, naik
lebih aktif dalam perdagangan di bursa
atau
efek Indonesia. Secara spesifik, kedua
tergantung pada tingkat inflasi saja,
variabel ini mempunyai pengaruh yang
namun ada faktor - faktor lain seperti
signifikan terhadap IHSG tetapi dalam
suku bunga, EPS, DPS, ROE, ROA,
peneliitian
cenderung
nilai tukar mata uang asing dan
membahas seberapa besar pengaruh
terutama krisis ekonomi yang terjadi
inflasi terhadap IHSG.
pada tahun tersebut.
KESIMPULAN
1.
contoh
variabel
Penelitian
ini
lain
yang
lebih
ini
mencoba
turunnya
Informasi
para
mengetahui
berinvestasi.
berpengaruh terhadap
tingkat
bukanlah
naiknya
inflasi
merupakan kesempatan baik bagi
untuk
menjawab tujuan penelitian, yaitu untuk apakah
IHSG
inflasi
investor
untuk Karena,
dapat untuk
menarik minat para investor untuk
indeks harga
saham gabungan pada tahun 2004 –
berinvestasi,
2010. Hasil pengujian hipotesis dengan
memanfaat naikknya inflasi untuk
menggunakan analisis regresi linier
menurunkan harga saham.
sederhana, Koefisien Determinasi (R
2.
perusahaan
Sesuai dengan hipotesis yang telah
Square) dan Pengujian Keberartian (Uji
diuji dengan pengujian keberartian
t) dengan variabel independen Tingkat
(uji t) yaitu pengujian secara
parsial, yang didapat ialah HA
1. Investor sebaiknya memperhatikan
diterima dan HO ditolak. Hal ini
informasi-informasi
mengindikasikan bahwa terdapat
inflasi, untuk dimanfaatkan dalam
pengaruh yang signifikan antara
memprediksi IHSG yang kemudian
inflasi terhadap IHSG.
untuk mengambil keputusan yang
Hasil penelitian ini mendukung
tepat
dasar teori yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Hasil penelitian ini
mengenai
sehubungan
dengan
investasinya. 2. Perusahaan
sebaiknya
lebih
juga mendukung penelitian terdahulu
memperhatikan perubahan inflasi,
yang
karena faktor tersebut merupakan
menunjukkan secara parsial
inflasi berpengaruh signifikan terhadap
faktor
IHSG. Sedangkan untuk fenomena tidak
berpengaruh terhadap IHSG dan
normal yang terjadi diakibatkan oleh
dapat berpengaruh vital akan besar
sfaktor
kecilnya
–
faktor
lain
yang
mempengaruhi naik turunnya IHSG.
SARAN Berdasarkan kesimpulan di satas, maka saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini baik kepada investor, perusahaan maupun untuk pengembangan penelitian lebih lanjut adalah sebagai berikut:
makro
beban
ekonomi
perusahaan
yang
di
kemudian hari
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah variabel-variabel makro ekonomi yang lain seperti nilai tukar, Produk Domestik Bruto, harga minyak dunia, dan lain-lain yang
diperkirakan
terhadap IHSG.
berpengaruh
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji dan Pakarti, Piji. (2001). Pengantar Pasar Modal. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Fahmi,Irham. (2012). Pengantar Manajemen Keuangan, Malaysia. Husein Umar. (2001). Manajemen Resiko bisnis,Pendekatan Finansial dan Nonfinansial, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Husnan, Suad. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Pasar Modal, Bandung. Indonesia Stock Exchange. (2008). Buku Panduan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia, Jakarta: PT. Bursa Efek Indonesia. Indriantoro dan Supomo. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi I. Yogyakarta: BPFE Jogiyanto. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi II. UGM: BPFE. Kane, Bodie dan Marcus. (2008). Investasi, Salemba Empat, Jakarta, (terjemahan). Mauliano, Deddy Azhar. (2009). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia, Skripsi, Universitas Gunadharma, Depok. Melia Windarti (2011). Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Suku Bunga SBI terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia, Skripsi. Universitas Negeri Malang.
Nanga, Muana. (2005). Makro Ekonomi: Teori, Masalsah dan Kebijakan. Edisi Kedua. Jakarta: PT. Raja Grafika Persada. Nopirin. (2000). Ekonomi Moneter, Buku II. Yogyakarta: BPFE Pasaribu, Amudi. (1983). Pengantar Statistik, Jakarta: Ghalia Indonesia. Pohan, Aulia (2008). Kerangka Kebijakan Moneter dan Implementasinya di Indonesia, Jakarta: PT. Grafindo Persada. Prihatini, Ratna (2012). Pengaruh ROA, DER, Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga Terhadap Harga Saham, Skripsi. UNHAS. Makassar. Prof. Dr. Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung. Purawanto, Wiji. (2006). Ekonomi SMA X, Jakarta: Tunas Melati Roza, Ida. (2012). Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Likuiditas Terhadap Resiko Investasi Saham Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index Periode2008 – 2011, Skripsi. IAIN Walisongo. Semarang. Samsul, (2006). Pasar modal & Manajemen Portofolio, Erlangga, Jakarta. Sudjana. (1996). Metode Statistika, Bandung, tarsito. Sukirno, Sadono. (2004). Makro Ekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Suramaya Suci Kewal (2002). Pengaruh Inflansi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertumbuhan PDB terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Economia, volume 8, nomor 1, Palembang. Winger, B.J & Ralph R.F. 1992. Investment : An Introduction to Analysis and Planning, 5th ed. Ohio : Merril Publishing Company
Yusup Setyadi (2012). Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, dan Harga Minyak Dunia terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2011, Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Sumber website yang membantu : http://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_Harga_Saham_Gabungan
(Data
IHSG di Indonesia periode 2004-2010) http://julfahmi25.blogspot.com/2012/12/laju-perkembangan-inflasi-diindonesia.html (Data tingkat inflasi di Indonesia periode 2004-2010) http://populerkan.blogspot.com/2011/06/indeks-harga-saham.html idx.co.id
tingkat