JURNAL PENDIDIKAN DALAM MEDIA MASSA (Studi Analisis Isi Berita Pendidikan di Program Citizen Journalism Wide Shot METRO TV Sepanjang Tahun 2012)
Oleh: AYU YULIYANTIKA WIDYANINGRUM D0209012
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015
2
PENDIDIKAN DALAM MEDIA MASSA
(Studi Analisis Isi Berita Pendidikan di Program Citizen Journalism Wide Shot METRO TV Sepanjang Tahun 2012)
Ayu Yuliyantika Widyaningrum Dwi Tiyanto
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract Education is a right for every citizen. Education itself is functionally required to humans to have the intelligence (intelligence, spiritual, emotional) to live their lives with responsible, either personally, socially, and professionally. The mass media, especially television, discussing the never ending problem of education in Indonesia today. People can freely discuss about education. Citizens may perform activities usually done by professional journalists. Citizen journalism intended to citizens who are not professional journalists to gather facts on an event, organize, write, and report the results of its coverage in social media. Indonesian television station that became pioneers of citizen journalism is METRO TV in Wide Shot with a sub-program "Citizen Journalism". Here, citizen should be able to perform the function of professional journalists who generally use new media channel that is the internet to disseminate information and news. This research analyzes how the educational news content on Citizen Journalism Wide Shot METRO TV Program in 2012 according to the topics discussed, the subjects, the direction of the news, and the type of news. Based on the cross-tabulations between categories, news topics that often arises on Citizen Journalism Wide Shot METRO TV Program in 2012 is student activity with 50% of total reports in which 60% is positive news, 30% is negative news, and 10% is neutral news. Student activity also obtained 30% of argumentative news and 70% of informative news. The subjects that often arises are students (50%), where 55% is positive news, 35% is negative news, and 10% is neutral news. On the type of news, students get 30% argumentative news and 70% informative news. Informative news is the most news emerged with 82,5% which 60,6% is positive, 24,2% is negative, and 15,2% is neutral. Keywords: education, massmedia, citizen journalism, content analysis
3
Pendahuluan Manusia beranggapan bahwa penguasaan informasi merupakan kerangka referensi bagi seseorang dalam memahami suatu masalah, memecahkan permasalahan, hingga pengambilan keputusan. Dan untuk memperoleh informasi tersebut, orang akan berusaha untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya melalui berbagai cara. Salah satunya melalui media massa, entah itu media cetak maupun elektronik. Media massa pun kini seakan telah menjadi kebutuhan pokok. Meningkatnya kebutuhan terhadap informasi, berarti meningkat pula penggunaan media massa. Media massa berusaha mencukupi kebutuhan informasi sesuai dengan yang diinginkan mayarakat dengan melihat segmentasi, pola perilaku khalayak pengguna media massa dan tingkat kebutuhan informasi yang harus dipenuhi. Kebutuhan informasi yang semula dianggap kurang penting oleh masyarakat, kini menjadi kebutuhan primer. Sebagian besar masyarakat berposisi sebagai konsumen dan sebagian yang lain menjadi produsen dan kreator informasi. Keduanya bertemu, kemudian masyarakat itu disebut masyarakat informasi. Dalam masyarakat informasi seperti itu memungkinkan bertemunya beberapa aspek, mulai dari perangkat keras teknologi komunikasi, media komunikasi, sampai kepada kesiapan sistem sosial, ekonomi, dan kultur masyarakat dalam menerima teknologi tersebut (Mursito, 2006:129). Salah satu media massa yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi adalah televisi. Media televisi ini mempunyai letak yang strategis dan kekuatan lebih dalam menyampaikan informasi.Sebagai sarana penyampai informasi, televisi terbilang sangat efektif. Apa yang tengah terjadi di belahan dunia lain seketika dapat dilihat melalui kotak berlayar kaca ini. Televisi atau yang sering disebut TV merupakan salah satu media massa yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat. Sifat selektif khalayak dalam menggunakan media ini telah disadari oleh pihak pengelola media, sehingga selalu memunculkan kretivitas-kreativitas dalam pengelolaannya, baik yang berkaitan dengan tampilan atau isinya. Salah satu caranya adalah dengan memberikan spesialisasi dengan tema tertentu.
4
Pemuas kebutuhan khalayak akan informasi selalu meningkat dari hari ke hari seiring berkembangnya teknologi. Inovasi baru selalu muncul untuk mempermudah khalayak dalam mendapatkan sebuah informasi. Sebut saja Twitter, situs jejaring sosial ini telah mendapatkan perhatian lebih dengan seratus empat puluh karakternya. Khalayak dengan sangat mudah mendapatkan berita terupdate hanya dengan membuka situs ini. Si penulis/ pemberi informasi ini biasa disebut dengan jurnalis warga (citizen journalist). Jika informasi di Twitter berbentuk tulisan, berbeda halnya dengan apa yang sudah sering kita lihat di stasiun televisi. Audio visual yang menarik dapat dinikmati dalam program acara Wide Shot METRO TV dengan sub programnya Citizen Journalism yang tayang setiap Senin – Jumat pukul 13.00 – 17.00 WIB. Siapakah pelakunya? Tentu, warga biasa (citizen). Apa yang dimaksud dengan warga biasa yang melakukan kegiatan sebagaimana yang biasa dilakukan oleh wartawan profesional? Citizen journalism dimaksudkan sebagai kegiatan warga biasa yang bukan wartawan profesional mengumpulkan fakta di lapangan atas sebuah peristiwa, menyusun, menulis, dan melaporkan hasil liputannya di media sosial (Nugraha, 2012: xi). Para citizen journalist ini dapat dengan bebas meng-upload video hasil bidikannya pada situs resmi METRO TV (www.metrotvnews.com). Di sini, warga biasa dapat menjalankan fungsi selayaknya jurnalis profesional yang pada umumnya menggunakan channel media baru yaitu internet untuk menyebarkan informasi dan berita yang mereka dapat. Media massa, khususnya televisi, tidak pernah ada habisnya membahas masalah pendidikan di Indonesia saat ini. Masyarakat dengan bebas dapat beropini membahas mengenai pendidikan. METRO TV menjadi media yang memfasilitasi warga biasa dalam melakukan kegiatan jurnalistik. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti terdorong untuk meneliti isi berita. pendidikan dalam program acara Citizen Journalism Wide Shot METRO TV sepanjang tahun 2012 dengan menggunakan metode content analysis atau analisis isi. Penulis membahas mengenai “Studi Analisis Isi Berita Pendidikan di Program Citizen Journalism Wide Shot METRO TV Sepanjang Tahun 2012”.
5
Penulis berharap jurnal ini dapat memberikan pandangan dan penjelasan yang objektif tentang masalah tersebut di atas. Jurnal ini juga diharapkan dapat memberikan wacana tentang pendidikan di Indonesia sehingga pembaca dapat mengetahui pemberitaan mengenai pendidikan pada salah satu program acara stasiun televisi swasta.
Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana isi berita pendidikan dalam program Citizen Journalism Wide Shot METRO TV sepanjang tahun 2012?
Telaah Pustaka 1.
Komunikasi Massa Frasa “komunikasi massa” diadopsi dari istilah bahasa Inggris “mass communication” atau komunikasi media massa (mass media communication), yang berarti komunikasi dengan menggunakan media massa atau mass mediated, komunikator tak dapat bertatap langsung dengan khalayak. Misalnya, penyiar radio atau televisi yang sedang siaran tidak dapat menatap audiens dalam perbincangannya. Sedangkan istilah mass media (Inggris) atau “media massa” (Indonesia) adalah dari “media of mass communication” – media yang digunakan dalam komunikasi massa (Mursito, 2006: 2). Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) menerangkan bahwa sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup: 1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan dan memancarkan pesan secara tepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. 2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesanpesannya bermaksud mencoba berbagai pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan
6
jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain. 3. Pesan adalah publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. 4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. 5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (pentapis informasi). Artinya pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan terkontrol oleh sejumlah individu dala lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. 6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda (Nurudin, 2004:6). Menurut Jay Black dan Frederick C Whitney (1988) disebutkan (Nurudin, 2004:11) “Mass comunication is a process whereby mass-produced message are transmitted to large, anonymous, and heterogenous masses of receiver” (Komunikasi massa adalah sebuah proses di mana pesan-pesan yang diproduksi secara massal/ tidak sedikit disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim dan heterogen) 2.
Media Massa Dalam memenuhi kebutuhan audiensnya, media massa mempunyai empat fungsi: memberi informasi (to inform), mendidik (to educate), mempengaruhi dan menggerakkan (to active), dan mengisi waktu senggang/ memberikan hiburan (to entertain) (Susanto, 1979: 113). Teori McLuhan, disebut teori perpanjangan alat indra (sense extension theory), menyatakan bahwa media adalah perluasan dari alat indra manusia: telepon adalah perpanjangan telinga dan televisi adalah perpanjangan mata. Seperti Gathutkaca, yang mampu melihat dan mendengat dari jarak jauh, begitu pula manusia yang menggunakan media massa (Rakhmat, 2002:220).
7
3.
Pendidikan Pendidikan merupakan hak setiap manusia di dunia, dan di Indonesia hak tersebut dicantumkan dalam UUD 1945 Pasal 31 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap warga negara. UUD 1945 secara jelas menjadi bukti kuat bahwa negara berkewajiban memenuhi pendidikan tiap-tiap warga negara. Pendidikan sendiri diperlukan manusia agar secara fungsional manusia diharapkan mampu memiliki kecerdasan (intelligence, spiritual,
emotional)
bertanggungjawab,
untuk
baik
secara
menjalani pribadi,
kehidupannya
sosial,
maupun
dengan profesional
(Darmaningtyas, 2004:15). Manusia bukan hanya makhluk biologis seperti halnya hewan. Manusia adalah makhluk sosial dan budaya. Di samping kepandaiankepandaian yang bersifat jasmaniah seperti merangkak, duduk, berjalan tegak, lari, naik sepeda, makan dengan sendok, dan sebagainya, anak (manusia) juga membutuhkan kepandaian-kepandaian yang bersifat rohaniah. Maka jelaslah kemudian, apabila belajar menjadi sangat penting bagi kehidupan seorang manusia (Purwanto, 2004:84). 4.
Jurnalisme Jurnalisme adalah seni dan profesi dengan tanggung jawab profesional—art
and
craft
with
professional
responsibilities—yang
mensyaratkan wartawan melihat dengan mata yang segar pada setiap peristiwa untuk menangkap aspek-aspek yang unik (Ishwara, 2005: 7). Dave Berry, seorang kolumnis, mengatakan bahwa dirinya sebagai penulis yang baik dan mengira bahwa itu sudah cukup untuk mejadi wartawan. Ia sadar bahwa ternyata ia keliru. Jurnalisme bukanlah tentang menulis saja. Dalam The Elements of Journalism Bill Kovach, menyebutkan tujuan utama dari jurnalisme adalah menyediakan informasi yang akurat dan terpercaya kepada warga masyarakat agar dengan informasi tersebut mereka dapat berperan membangun sebuah masyarakat bebas. Hal ini mencakup
8
tugas yang banyak sekali. Misalnya, membantu memperbaiki kehidupan masyarakat,
menciptakan
bahasa
dan
pengetahuan
umum,
mengidentifikasikan apa yang dicita-citakan masyarakat, merumuskan siapa yang pantas disebut pahlawan atau penjahat, dan mendorong orang-orang untuk lebih dari berpuas diri. Tujuan ini juga mencakup keperlua-keperluan lain, seperti hiburan, menjadi penjaga—watch dog—dan menyuarakan kepentingan dari mereka yang tidak memiliki suara—voice to the voiceless(Ishwara, 2005: 9). Sementara pada Handbook of Communication, jurnalisme diartikan sebagai “the profession concerned with the collecting, writing, and reporting of news and events of interest to the public.” (Devito, Joseph A, 1986: 175). (jurnalisme adalah profesi yang berhubungan dengan pengumpulan, penulisan, dan peliputan berita tentang peristiwa yang berhubungan dengan kepentingan publik). 5.
Citizen Journalism Shayne Bowman dan Chris Willis mendefinisikan citizen journalism sebagai “the act of citizen playing an active role in the process of collecting, reporting, analyzing, and disseminating news and information.” (tindakan warga yang memainkan peran aktif dalam proses mengumpulkan, melaporkan, menganalisis, dan menyebarkan berita dan informasi (Bowman and Willis, 2003:9). Konsep dasar dalam citizen journalism yaitu memposisikan audiens sebagai produsen berita juga, bukan hanya konsumen pasif seperti selama ini berjalan dalam logika kerja jurnalisme tradisional berbasis media massa. Dengan kata lain, posisi antara jurnalis sebagai pencari dan penulis berita, dan audiens sebagai konsumen berita sudah lebur begitu cair. Antara produsen dan konsumen berita tidak bisa lagi diidentifikasi secara rigid karena setiap orang memerankan keduanya (Gillmore, 2004: xii). Karakter utama citizen journalism adalah terbuka, di mana masyarakat memainkan
peran
aktif
dalam
proses
mengumpulkan,
melaporkan,
menganalisis, hingga menyebarkan berita. Pada jurnalisme konvensional,
9
media dengan wartawannya berperan sebagai produsen informasi, sedangkan masyarakat berada di posisi konsumen. Namun dalam citizen journalism, batas antara produsen dan konsumen berita telah melebur. Seperti slogannya “everybody could be a journalist!”, di sini semua orang pada hakekatnya bisa dan boleh menjadi jurnalis. Selain itu, karakter yang menandai citizen journalism adalah lokalitas dan subjektif. Beberapa peristiwa terjadi yang merangsang lahirnya citizen journalism ditandai dengan adanya nilai kedekatan (proximity) dan subjektivitas pelakunya. Di Indonesia dapat dilihat ketika video milik Cut Putri yang merekam bencana tsunami Aceh pada 2004 lalu tersiar di METRO TV, yang kemudian tersebar di berbagai media (Muhammad, 2008:32). Selain citizen journalism, nama lainnya yang sering muncul untuk menunjukkan kegiatan warga menulis laporan peristiwa di internet adalah Participatory Journalism, Public Journalism, Democratic Journalism, Independent Journalism, Wiki Journalism, Open-source Journalism, dan Street Journalism. Tujuan dari jurnalisme publik adalah untuk membantu organisasi sebuah berita “menyambung kembali ke komunitas mereka sehingga mereka dapat terlibat dalam dialog warga negara mereka yang mengarah pada pemecahan masalah” (Fouhy, 1996:11).
6.
Analisis Isi Analisis isi adalah metode ilmiah untuk mempelajari dan menarik kesimpulan atas suatu fenomena dengan memanfaatkan dokumen (teks) (Eriyanto, 2013:10). Sedangkan Krippendorff mendefiniskan analisis isi sebagai suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable) dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya (Krippendorff, 1991:15).
10
Selanjutnya Barelson berpendapat, analisis isi adalah suatu teknik penelitian yang dilakukan secara objektif, sistematis, dan deskripsi kuantitatif dari isi komunikasi yang tampak (manifest) (Eriyanto, 2013:15). Menurut Holsti (dalam Eriyanto, 2013:15), analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi yang dilakukan secara objektif dan identifikasi sistematis dari karakteristik pesan. Analisis isi merupakan salah satu metode utama dari ilmu komunikasi. Penelitian yang mempelajari isi media (surat kabar, radio, film, dan televisi) menggunakan analisis isi. Lewat analisis isi, peneliti dapat mempelajari gambaran isi, karakteristik pesan, dan perkembangan (tren) dari suatu isi (Eriyanto, 2013:11).
Sajian dan Analisis Data Sebelum menyajikan data hasil penelitian, hal pertama yang dilakukan adalah menguji keterandalan atau tingkat kepercayaan data penelitian, yaitu dengan melakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas ini dilakukan untuk menguji seperangkat teori yang dibuat oleh peneliti. Peneliti dalam menguji keterandalan data penelitian dibantu oleh seorang rekan yang berperan sebagai pembanding atau hakim yang dalam penelitian ini disebut Coder 2. Tes dilakukan dengan mengkode 40 buah video Citizen Journalism Wide Shot METRO TV. Kesemua video tersebut diunduh di www.metrotvnews.com sepanjang tahun 2012. Uji Reliabilitas Formula Holsti Formula Holsti adalah uji reliabilitas antar coder yang banyak dipakai selain persentase persetujuan. Formula ini pertama kali diperkenalkan oleh Ole R. Holsti (1963). Reliabilitas ini pada dasarnya mirip dengan Persentase Persetujuan. Reliabilitas ditunjukkan dalam persentase persetujuan-berapa besar persentase persamaan antar coder ketika menilai suatu isi. Rumus untuk menghitung reliabilitas adalah sebagai berikut Reliabilitas Antar-Coder (CR) =
11
Di mana: M
= jumlah coding yang sama (disetujui oleh masing-masing coder)
N1
= jumlah coding yang dibuat oleh coder 1
N2
= jumlah coding yang dibuat oleh coder 2 Peluang (chance) tidak diperhatikan dalam perhitungan Holsti dan
Persentase Persetujuan (percent agreement). Karena kedua perhitungan ini hanya melihat apakah ada persetujuan atau tidak (Eriyanto, 2013: 290). Tabel 1 Hasil Uji Reliabilitas Isi Berita Pendidikan pada Program Citizen Journalism Wide Shot METRO TV Tahun 2012 (yang diperoleh dari coder 1 dan coder 2) No. 1
Kategori Isi Berita tentang Pendidikan Menurut Topik yang Dibahas
2
Isi Berita tentang Pendidikan Menurut Subyek/ Pelaku dalam Isi Berita
3
Isi Berita tentang Pendidikan Menurut Arah Isi Berita
4
Isi Berita tentang Pendidikan Menurut Jenis Berita
CR 0,93 1 0,98 1
Sumber data : Hasil koding peneliti
Hasil pengkodingan yang telah dilakukan oleh coder 1 dan coder 2 di atas dianggap telah memenuhi tingkat keterandalan atau kepercayaan data penelitian antar pengkoding. Angka reliabilitas bergerak dari angka 0 hingga 1, di mana semakin besar angka menunjukkan semakin tinggi pula reliabilitas dari alat ukur.
12
Tabel 2 Sajian Data Isi Berita Pendidikan Citizen Journalism Wide Shot METRO TV Berdasarkan Topik Berita Total Topik Berita Kategori
Frekuensi
Prosentase (%)
Kegiatan Pelajar
20
50
Profesionalisme Pengajar
4
10
Kepedulian Pemerintah
3
7.5
Kegiatan Sekolah
3
7.5
Keadaan Sarana Pendidikan
6
15
Kegiatan Edukasi Oleh Masyarakat
4
10
Total
40
100
Sumber data : Hasil koding peneliti
Tabel 3 Sajian Data Isi Berita Pendidikan Citizen Journalism Wide Shot METRO TV Berdasarkan Subyek Isi Berita Frekuensi Subyek dalam Isi Berita Pelaku
Frekuensi
Prosentase (%)
Pelajar
20
50
Sekolah
9
22.5
Pengajar
4
10
Pemerintah
2
5
Masyarakat
5
12.5
Total
40
100
Sumber data : Hasil koding peneliti
13
Tabel 4 Sajian Data Isi Berita Pendidikan Citizen Journalism Wide Shot METRO TV Tahun 2012 Berdasarkan Arah Berita Frekuensi Arah Berita Arah Berita
Frekuensi
Prosentase (%)
Positif
23
57.5
Negatif
12
30
Netral
5
12.5
Total
40
100
Sumber data : Hasil koding peneliti
Tabel 5 Sajian Data Isi Berita Pendidikan Citizen Journalism Wide Shot METRO TV Berdasarkan Jenis Berita Frekuensi Jenis Isi Berita Jenis Isi Berita
Frekuensi
Prosentase (%)
Argumentatif
7
17.5
Informatif
33
82.5
Aneka Rupa
0
0
Total
40
100
Sumber data : Hasil koding peneliti
Berdasarkan sajian data isi berita pendidikan Citizen Journalism Wide Shot METRO TV pada tahun 2012 di atas didapat kesimpulan sebagai berikut : 1.
Berdasarkan topik berita pendidikan, topik berita mengenai kegiatan pelajar mendominasi pemberitaan Citizen Journalism Wide Shot METRO TV sepanjang tahun 2012, hal ini dibuktikan dengan frekuensi berita dengan topik kegiatan pelajar yang muncul sebanyak 20 kali atau 50% dari total berita. Hal ini memperlihatkan baik dari pihak Citizen Journalism maupun
14
pihak Wide Shot METRO TV memiliki minat yang besar terhadap kegiatankegiatan yang dilakukan oleh pelajar. 2.
Berdasarkan subyek/ pelaku dalam berita, pelajar menjadi subyek yang paling banyak mendapatkan pemberitaan, yaitu dengan frekuensi penayangan sebanyak 20 kali atau 50%. Hal ini sesuai dengan topik pemberitaan mengenai pelajar yang juga memiliki frekuensi pemberitaan sebanyak 20 kali atau 50% dari total video.
3. Berdasarkan arah isi berita, isi berita dengan arah positif mendominasi pemberitaan video pendidikan Citizen Journalism Wide Shot METRO TV dengan jumlah pemberitaan sebanyak 23 kali atau 57,5%. 4. Berdasarkan jenis isi berita, berita dengan jenis informatif mendominasi pemberitaan Citizen Journalism Wide Shot METRO TV sepanjang tahun 2012 dengan jumlah pemberitaan sebanyak 33 kali atau 82,5%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sepanjang tahun 2012 mayoritas berita pendidikan yang dimuat adalah berita yang bersifat memberikan informasi mengenai keadaan dunia pendidikan.
Analisis Data Tabel 6 Perbandingan antara Topik Berita dengan Arah Pemberitaan
Arah Berita
Total
Topik Berita Positif
Negatif
Netral
12
6
2
20
60.0%
30.0%
10.0%
100.0%
2
1
1
4
50.0%
25.0%
25.0%
100.0%
2
0
1
3
66.7%
0%
33.3%
100.0%
Kegiatan Pelajar
Profesionalisme Pengajar
Kepedulian Pemerintah
15
3
0
0
3
100.0%
.0%
.0%
100.0%
0
5
1
6
.0%
83.3%
16.7%
100.0%
4
0
0
4
100.0%
.0%
.0%
100.0%
23
12
5
40
57.5%
30.0%
12.5%
100.0%
Kegiatan Sekolah
Keadaan Sarana Pendidikan
Kegiatan Edukasi Oleh Masyarakat
Total Sumber data : Hasil koding peneliti
Tabel 7 Perbandingan antara Topik Berita dengan Jenis Berita Jenis Topik Berita
Total Argumentatif Informatif 6
14
20
30.0%
70.0%
100.0%
1
3
4
25.0%
75.0%
100.0%
0
3
3
0%
100.0%
100.0%
0
3
3
0%
100.0%
100.0%
0
6
6
0%
100.0%
100.0%
0
4
4
0%
100.0%
100.0%
Kegiatan Pelajar
Profesionalisme Pengajar
Kepedulian Pemerintah
Kegiatan Sekolah
Keadaan Tenaga dan Sarana Pendidikan
Kegiatan Edukasi Oleh Masyarakat
16
Jenis Topik Berita
Total Argumentatif Informatif 7
33
40
17.5%
82.5%
100.0%
Total Sumber data : Hasil koding peneliti
Tabel 8 Perbandingan antara Subyek Berita dengan Arah Pemberitaan Arah Berita Pelaku Berita
Total Positif Negatif Netral 11
7
2
20
55.0%
35.0%
10.0%
100.0%
5
4
0
9
55.6%
44.4%
.0%
100.0%
2
1
1
4
50.0%
25.0%
25.0%
100.0%
1
0
1
2
50.0%
0%
50.0%
100.0%
4
0
1
5
80.0%
.0%
20.0%
100.0%
23
12
5
40
57.5%
30.0%
12.5%
100.0%
Pelajar
Sekolah
Pengajar
Pemerintah
Masyarakat
Total Sumber data : Hasil koding peneliti
17
Tabel 9 Perbandingan Antara Subyek Berita Dengan Jenis Berita Jenis Pelaku Berita
Total Argumentatif Informatif 6
14
20
30.0%
70.0%
100.0%
0
9
9
.0%
100.0%
100.0%
1
3
4
25.0%
75.0%
100.0%
0
2
2
.0%
100.0%
100.0%
0
5
5
.0%
100.0%
100.0%
7
33
40
17.5%
82.5%
100.0%
Pelajar
Sekolah
Pengajar
Pemerintah
Masyarakat
Total Sumber data : Hasil koding peneliti
Tabel 10 Perbandingan antara Jenis Berita dengan Arah Pemberitaan Arah Berita Jenis Berita
Total Positif Negatif Netral 3
4
0
7
42.9%
57.1%
.0%
100.0%
20
8
5
33
60.6%
24.2%
15.2%
100.0%
Argumentatif
Informatif
18
23
12
5
40
57.5%
30.0%
12.5%
100.0%
Total Sumber data : Hasil koding peneliti Kesimpulan Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian awal, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan karakteristik pesan (describing the characteristics of message) bagaimana isi berita pendidikan pada program Citizen JournalismWide Shot METRO TV sepanjang tahun 2012. Untuk mengetahuinya dapat dilihat sesuai dengan isi berita pendidikan menurut topik yang dibahas, isi berita pendidikan menurut subyek/ pelaku dalam berita, isi berita pendidikan menurut arah isi berita, dan isi berita pendidikan menurut jenis berita pada program Citizen Journalism Wide Shot METRO TV Tahun 2012. 1.
Topik berita yang paling sering muncul di website Citizen Journalism Wide Shot METRO TV Tahun 2012 adalah berita dengan topik kegiatan pelajar dengan jumlah 20 berita atau 50% dari total pemberitaan di mana 12 berita (60%) merupakan berita dengan arah pemberitaan positif, 6 berita (30%) merupakan berita negatif, dan 2 berita (10%) merupakan berita netral.
2. Topik berita kegiatan pelajar merupakan topik berita yang paling banyak memiliki berita dengan jenis berita argumentatif dengan jumlah 6 berita (30%), dan juga memiliki jenis pemberitaan informatif paling banyak dengan 14 berita (70%). 3.
Subyek/ pelaku dalam berita pendidikan yang paling banyak mendapatkan pemberitaan adalah pelajar dengan jumlah 20 berita (50%) di mana 11 (55%) berita di antaranya merupakan berita positif, 7 berita (35%) negatif, dan 2 berita (10%) merupakan berita netral. Sedangkan berdasarkan jenis berita, subyek/ pelaku berita pelajar mendapatkan 6 berita (30%) argumentatif, dan 14 berita (70%) informatif.
4.
Jenis berita informatif merupakan berita yang paling banyak muncul dengan jumlah 33 berita (82,5%) di mana 20 berita (60,6%) di antaranya merupakan
19
berita positif, 8 berita (24,2%) merupakan berita negatif, dan 5 berita (15,2%) merupakan berita netral. Saran 1.
Bagi Masyarakat a. Melalui program Citizen Journalism Wide Shot METRO TV diharapkan masyarakat dapat menyampaikan berita secara langsung ke publik dengan kondisi yang sebenar-benarnya. b. Masyarakat diharapkan juga dapat memilah dan memilih berita yang pantas untuk dipublikasikan dan yang tidak pantas dipublikasikan, sehingga tidak menimbulkan polemik dan keresahan dalam masyarakat.
2.
Bagi Akademisi a. Adanya program Citizen Journalism Wide Shot METRO TV diharapkan dapat diambil pelajaran tentang cara pemberitaan yang benar terutama isi dari berita yang berkualitas. b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi atau acuan bagi penelitian selanjutnya, khususnya terkait dengan program Citizen Journalism Wide Shot dalam dunia pendidikan.
3.
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan lebih meningkatkan kualitas penelitian, dengan menambahkan subyek penelitian terkait dengan isu-isu nasional yang lebih aktual.
20
Daftar Pustaka Darmaningtyas, dkk. (2004). Membongkar Ideologi Pendidikan Jelajah UndangUndang Sistem Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Resolusi Press Yogyakarta. De Vito, Joseph A. (1997). Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Professional Books. Eriyanto. (2013). Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Ishwara, Luwi. (2005). Catatan-catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Krippendorff, Klauss. (1991). Analisis Isi Pengantar Teori dan Metodologi. Jakarta: Rajawali Press. Muhammad, Aulia A. (2008). Citizen Journalism: Keamatiran, Bukan Ancaman, Pengantar Seminar Nasional “Jurnalisme Warga: Ancaman Bagi Media Massa?”. Surakarta: FISIP UNS. Mursito BM. (2006). Memahami Institut Media, Sebuah Pengantar. Surakarta: Lindu Pustaka & SPIKOM Surakarta. Nugraha, Pepih. (2012). Citizen Journalism; Pandangan, Pemahaman, dan Pengalaman. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara. Nurudin. (2004). Komunikasi Massa. Malang: Cespur. Purwanto, M. Ngalim. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rakhmat. (2002). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Susanto, Astrid S. (1979). Filsafat Komunikasi. Bandung: Bina Cipta.