Jurnal Pena Indonesia
Vol. I, No. 2 (2015)
Optimalisasi Literasi Membaca pada Mahasiswa Nonbahasa dengan Metode Pagitukul (Pasangan-Berbagi-Waktu-Pukul) Idhoofiyatul Fatin*
Abstrak Mahasiswa memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan karakteristik tersebut dapat menimbulkan terbentuknya kelompok belajar yang memiliki kesamaan dalam gaya belajar. Mahasiswa jurusan nonbahasa seperti Akuntansi dan Analis Kesehatan memiliki gaya belajar auditori yang menyukai metode ceramah. Metode ceramah bukanlah metode yang buruk, tetapi perlu adanya metode lain yang dapat mengoptimalisasi literasi membaca sebelum metode ceramah dipergunakan sebagai penguat pemahaman mahasiswa. Hal tersebut perlu dilakukan sebab literasi membaca merupakan kunci terbentuknya jenis literasi lainnya. Metode yang dapat mengoptimalkan literasi membaca adalah metode Pagitukul (Pasangan-BerbagiWaktu-Pukul) yang merupakan modifikasi dari struktur metode pembelajaran kooperatif Berpkir-Berpasangan-Berbagi dan Waktu-Pasangan-Berbagi. Dengan metode tersebut diharapkan mahasiswa tidak mengharapkan dan menjadi gelas kosong yang senantiasa diisi oleh dosen tetapi mahasiswa memiliki skemata terhadap materi yang akan dipelajari. Setelah diterapkannya metode tersebut pada mahasiswa nonbahasa, diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa memberikan respons positif pada metode Pagitukul. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa metode Pagitukul dapat menjadi alternatif metode pembelajaran yang mampu mengoptimalisasi literasi membaca pada mahasiswa nonbahasa. Kata Kunci: optimalisasi, literasi membaca, metode Pagitukul
*
Universitas Muhammadiyah Surabaya
46
Jurnal Pena Indonesia
Vol. I, No. 2 (2015) keberhasilannya
Pendahuluan
dalam
lingkungan
Istilah literasi bukan istilah baru
akademik atau sosial; (5) kemampuan
dalam dunia pendidikan, khususnya
performansi membaca dan menulis yang
pembelajaran
selalu
bahasa
yang
identik
diperlukan;
(6)
kompetensi
dengan empat keterampilan berbahasa,
seorang akademisi dalam memahami
yaitu menyimak, berbicara, membaca,
wacana secara profesional.
dan menulis. Menurut Resmini (2015) dua
keterampilan
yang
Jika
dilihat
dari
pengertian-
pertama,
pengertian tersebut, istilah literasi terus
menyimak dan berbicara, merupakan
berkembang. Tidak heran jika jenis
keterampilan
literasi
orasi
sedangkan
dua
terus
berkembang
pula.
keterampilan yang kedua, membaca dan
Beberapa jenis literasi tersebut adalah
menulis
merupakan
literasi informasi, literasi visual, literasi
literasi.
Lebih
(Mustafida, bahwa
keterampilan
lanjut,
Sulzby
media, literasi computer, literasi digital,
menyatakan
dan literasi jaringan (Eisenberg, 2004).
adalah
kemampuan
Meskipun telah muncul banyak jenis
menulis
yang
bisa
literasi tetapi pada dasarnya kunci dari
atau
literasi
2014:310)
literasi
membaca
dan
diartikan
melek
huruf
adalah
membaca.
Tanpa
kemelekwacanaan. Sejalan dengan hal
melakukan kegiatan membaca, literasi
tersebut,
(2015)
jenis apapun akan sulit untuk dikuasi
menyimpulkan arti literasi berdasar
dengan maksimal. Oleh karena itu,
pendapat ahli seperti James Gee (1990),
literasi
Stripling
peranan penting.
Kusmana
(1992),
Winterowd menjadi
Robinson
(1989),
beberapa
kemampuan
White hal,
(1983), (1985)
yaitu
baca-tulis
membaca
Literasi
tetap
membaca
memegang
tidak
bisa
(1)
muncul dengan sendirinya tanpa adanya
atau
dorongan yang kuat dari dalam diri
kemelekwacanaan;
(2)
kemampuan
individu. Apalagi jika individu tersebut
mengintegrasikan
antara
menyimak,
adalah mahasiswa nonbahasa yang lebih
berbicara,
membaca,
menulis
dan
menyukai
metode
ceramah
atau
berpikir; (3) kemampuan siap untuk
memiliki gaya belajar auditori. Untuk
digunakan dalam menguasai gagasan
itu diperlukan campur tangan pendidik,
baru atau cara mempelajarinya; (4)
dalam hal ini dikatakan dosen pada
piranti kemampuan sebagai penunjang
dunia 47
perkuliahan.
Campur
tangan
Jurnal Pena Indonesia
Vol. I, No. 2 (2015)
dosen untuk mendorong adanya literasi
pada jurusan akuntansi terdapat 47,37%
membaca
dapat
mahasiswa menyukai metode ceramah,
dilakukan dengan menerapkan metode
31,58% mahasiswa menyukai metode
yang
diskusi,
pada
mahasiswa
mampu
mengoptimalkan
mahasiswa untuk membaca.
dan
21,05%
mahasiswa
menyukai metode ceramah dan diskusi
Salah satu metode yang dianggap
secara bergantian. Pada jurusan Analis
efektif untuk mengoptimalkan literasi
Kesehatan, terdapat 72,2% mahasiswa
membaca adalah metode Pagitukul.
menyukai metode ceramah, 14,81%
Metode Pagitukul merupakan modifiksi
mahasiswa menyukai metode diskusi,
dari
dan
metode
Berpikir-Berpasangan-
12,96%
mahasiswa
menyukai
Berbagi yang dalam bahasa Inggris
metode ceramah dan diskusi secara
dikenal dengan nama Think Pair Share
bergantian.
dan
Waktu-Pasangan-Berbagi
atau
Timed Pair Share. Pemberian nama
Pembahasan
Pagitukul disesuaikan dengan empat
Metode
kunci utama dalam metode tersebut,
Optimalisasi Literasi Membaca
yaitu adanya aktivitas berpasangan, adanya
aktivitas
sebagai
Upaya
Mengoptimalkan literasi membaca
dengan
pada mahasiswa yang telah memiliki
pasangan, adanya jangka waktu dalam
gaya belajar tersendiri tidaklah mudah.
setiap kegiatan, dan adanya aktivitas
Namun tentu harus tetap diupayakan.
saling memukul dengan menggunakan
Salah satu upaya yang dapat dilakukan
gulungan
adalah dengan menerapkan metode
kertas
menjelaskan.
berbagi
Pagitukul
jika
Sintaks
tidak
bisa
metode
ini
dibahas lebih lanjut dalam pembahasan. Metode Pagitukul diterapkan pada
pembelajaran
yang
mengoptimalkan
literasi
mampu membaca.
Salah satu metode tersebut adalah
mahasiswa nonbahasa, yaitu mahasiswa
metode Pagitukul
yang
jurusan
modifikasi
struktur
Akuntansi
dan
Analis
Kesehatan Universitas Muhammadiyah
dari
merupakan metode
pembelajaran kooperatif.
Surabaya yang memiliki gaya belajar
Metode pembelajaran kooperatif
auditori. Gaya belajar auditori diketahui
adalah bentuk pembelajaran dengan
dari
menggunakan
data
angket
yang
disebar.
sistem
pengelompokan/tim kecil, yaitu antara
Berdasarkan angket, diketahui bahwa 48
Jurnal Pena Indonesia empat
sampai
Vol. I, No. 2 (2015)
enam
orang
yang
bahwa pembelajaran kooperatif adalah
memunyai latar belakang kemampuan
bentuk pembelajaran yang melibatkan
akademik, jenis kelamin, ras, atau suku
kelompok kecil yang heterogen yang
yang
masing-masing
berbeda/heterogen
(Sanjaya,
individu
dalam
2006:242). Senada dengan pernyataan
kelompok tersebut bertanggung jawab
Sanjaya, Majid (2014:175) menyatakan
atas dirinya sendiri dan kelompoknya
bahwa metode pembelajaran kooperatif
dalam bekerja sama untuk mencapai
adalah
tujuan pembelajaran.
sistem
pembelajaran
yang
menekankan dua tanggung jawab pada siswa,
Di lapangan, metode pembelajaran
yaitu belajar untuk dirinya
kooperatif diimplementasikan dengan
sendiri dan untuk membantu sesama
struktur tertentu. Banyak ahli yang telah
anggota
mengembangkan
kelompoknya
agar
tujuan
struktur
metode
pembelajaran dapat tercapai. Lebih
pembelajaran kooperatif, salah satunya
lanjut, Warsono (2014:161) menyatakan
Spencer Kangan. Dua diantara struktur
bahwa pembelajaran kooperatif adalah
metode pembelajaran kooperatif yang
metode pembelajaran yang melibatkan
dikembangkan Spencer Kangan adalah
sejumlah kelompok kecil siswa yang
Berpikir-Berpasangan-Berbagi
bekerja sama dan belajar bersama
Pair
dengan
saling
interaktif
untuk
pembelajaran
kooperatif, metode
Waktu-Pasangan-
secara
Berbagi (Timed Pair Share). Kedua
mencapai
tujuan
struktur inilah yang menjadi dasar
yang
metode dapat
dan
membantu
dirumuskan.
modifikasi
Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai
Share)
(Think
pembelajaran
Pagitukul
oleh
penulis.
pembelajaran
diketahui
metode
Berpikir-Berpasangan-Berbagi
bahwa
merupakan
kooperatif
struktur
metode
pembelajaran
kooperatif
memiliki ciri (1) adanya kelompok kecil
dikembangkan
Spencer
yang heterogen, (2) adanya kerja sama
bersama Jack Hassard. Kegiatan dalam
dalam kelompok, (3) adanya tanggung
struktur ini mendorong siswa untuk
jawab individu dan kelompok, (4)
berpikir secara individu terlebih dahulu
adanya upaya untuk mencapai tujuan
sebelum
pembelajran. Berdasarkan ciri yang
berpasangan. Sintaks struktur Berpikir-
telah dirumuskan, dapat disimpulkan 49
kemudian
bekerja
yang Kangan
secara
Jurnal Pena Indonesia
Vol. I, No. 2 (2015)
Berpasangan-Berbagi
(Warsono,
(2) Dosen melakukan presentasi singkat
2014:203) adalah sebagai berikut.
dan
(1) Mahasiswa duduk berpasangan.
pertanyaan.
kemudian mengajuka pertanyaan. mahasiswa
mengajukan
(3) Dosen memilih salah satu nomor
(2) Dosen melakukan presentasi dan
(3) Mula-mula
kemudian
siswa, misalnya nomor 1 atau nomor 2 untuk berbicara terlebih dahulu
diberi
untuk menjawab pertanyaan.
kesempatan berpikir secara mandiri.
(4) Dosen mengatur pencatat waktu,
(4) Mahasiswa kemudian saling berbagi (share) bertukar pikiran dengan
misalnya
pasangannya
mengemukakan jawabannya paling
untuk
menjawab
memandu
diskusi,
pleno
setiap
(5) Selama waktu tersebut mahasiswa
kecil
yang
kelompok
memberikan
dibahas.
Berdasarkan struktur
dari
memodifikasinya
saat
yang
berdiskusi dengan pasangannya.
Modifikasi dari struktur berpikiradalah
sintaks
kedua
tersebut,
penulis Pagitukul
menjadi
merupakan
akronim
dari
(Pasangan-Berbagi-Waktu-Pukul).
(7) Simpulan dan refleksi.
berpasangan-berbagi
menyela
pembicaraan.
menambahkan
mahasiswa
sebagai
apalagi
pengetahuan atau konsep yang luput perhatian
berfungsi
berkata-kata
penguatan
tentang prinsip-prinsip apa yang harus
kedua
pendengar yang baik, tidak boleh
mengemukakan hasil diskusinya. (6) Dosen
mahasiswa
lama 2 menit.
pertanyaan dosen. (5) Dosen
setiap
Sesuai dengan penjelasan pada bagian pendahuluan,
waktu-
pemberian
nama
pair
Pagitukul disesuaikan dengan empat hal
share). Sintaks atau cara kerja struktur
penting dalam metode tersebut, yaitu
waktu-berpasangan-berbagi (Warsono,
adanya aktivitas berpasangan, berbagi,
2014:204) adalah sebagai berikut.
berwaktu,
(1) Mahasiswa diatur berpasang-pasang
sintaks metode Pagitukul.
berpasangan-berbagi
(Timed
dan
berpukulan.
Berikut
kemudian diberi nomor, yaitu 1 dan
(1) Mahasiswa diatur berpasangan.
2.
(2) Dosen memberikan pertanyaan yang
50
harus
dipecahkan/dijawab
siswa.
Pada
tahap
ini
oleh dosen
Jurnal Pena Indonesia memberi
Vol. I, No. 2 (2015)
penegasan
meskipun
tugas
masing-masing
bahwa
kelompok mahasiswa
dengan pemukul yang dibuat dari gulungan kertas.
tapi harus
(6) Dosen
memberikan
kesempatan
memiliki catatan individu mengenai
pada siswa untuk membaca dan
jawaban dan harus memahaminya.
mempelajari kembali jawaban yang
(3) Dosen
memberikan waktu
mahasiswa
untuk
menjawab
pertanyaan
tersebut.
Mahasiswa
diperbolehkan perpustakaan
pergi atau
telah diperolehnya.
bagi
(7) Mahasiswa menentukan siapa yang memeroleh
giliran
untuk
menjelaskan terlebih dahulu.
ke
(8) Dosen mengatur pencatat waktu,
menggunakan
fasilitas internet untuk memperoleh
misalnya
jawaban. Pada tahap ini dosen
mengemukakan jawabannya dalam
memberi
waktu 10 menit. Mahasiswa yang
penegasan
bahwa
setiap
siswa
mahasiswa harus kembali ke kelas
mendapat
pada waktu yang telah disepakati
menjelaskan kepada pasangannya
bersama.
secara serentak sesuai dengan waktu
(4) Setelah
mahasiswa
giliran
pertama,
yang telah ditentukan.
menjawab yang
(9) Selama waktu tersebut, mahasiswa
diberikan untuk menjawab telah
yang tidak menjelaskan berfungsi
habis,
sebagai penyimak
pertanyaan
dan
waktu
mahasiswa
mengatur
(10)
mahasiswa untuk berganti pasangan.
Setelah
mahasiswa
Pasangan baru yang terbentuk harus
menjelaskan
saling berhadapan.
dosen
selesai
secara
bergantian,
memberikan
penguatan
tentang materi secara lengkap.
(5) Dosen menyampaikan mekanisme
Sintaks pada metode Pagitukul
permainan, yaitu mahasiswa akan
memungkinkan
mahasiswa
kerjanya pada pasangan barunya.
mengoptimalkan
literasi
Jika
Mahasiswa tidak lagi sebagai gelas
bergantian
menjelaskan
mahasiswa
menjelaskan
atau
tidak
hasil
bisa berhenti
kosong
yang
diisi
untuk
membaca.
oleh
dosen.
menjelaskan sebelum waktu habis,
Mahasiswa tidak lagi pasif dan hanya
pasangannya berhak memukulnya
menyimak
penjelasan
dosen.
Mahasiswa
diharapkan
memiliki
51
Jurnal Pena Indonesia
Vol. I, No. 2 (2015)
pemahaman terhadap materi sebelum
kegiatan
pembelajaran.
dosen memberikan pendalaman materi.
refleksi,
dosen
Metode Pagitukul diterapkan pada mahasiswa
jurusan
Akuntansi
Berdasarkan
dapat
mengetahui
tanggapan mahasiswa terhadap kegiatan
dan
pembelajaran. Melalui refleksi, dosen
Analis Kesehatan yang berdasarkan
dapat
hasil angket diketahui bahwa metode
mempertahankan,
ceramah
atau mengganti metode yang digunakan
lebih
diminati.
Meskipun
mereka menyukai metode ceramah,
mempertimbangkan
untuk
mengembangkan,
demi mencapai tujuan pembelajaran.
tetapi mahasiswa terlihat antusias ketika
Berdasarkan hasil refleksi dapat
belajar menggunakan metode Pagitukul.
diketahui
Antusias tersebut tampak jelas saat
disukai/efektif
mereka bergantian menjelaskan serta
semua mahasiwa baik dari jurusan
saat mereka menjawab dan bertanya
akuntansi maupun Analis Kesehatan
pada
menyatakan
saat
dosen
memberikan
bahwa
metode
Pagitukul
digunakan.
bahwa
mereka
Hampir
senang
pemantapan dan pendalaman materi.
belajar menggunakan metode Pagitukul.
Antusias juga terlihat saat mahasiswa
Alasan mereka menyukainya adalah
membaca kembali hasil bacanya agar
tidak
dapat menjelaskan kepada pasangannya
memahami materi sebab mereka telah
dan terhindar dari pukulan kertas.
memiliki skemata terhadap materi yang
Suasana kelas terasa hidup.
akan dijelaskan lebih dalam oleh dosen.
bosan,
Di samping Respons Optimalisasi
Mahasiswa
terhadap
Literasi
Membaca
itu,
dan
mudah
mahasiswa dapat
memiliki tanggung jawab baik secara kelompok
maupun
individu
dalam
memahami materi melalui kegiatan
Bermetode Pagitukul Refleksi adalah salah satu tahap
literasi membaca. Tingginya tanggung
yang dilakukan dalam kegiatan akhir
jawab
pembelajaran mahasiswa
kreatif,
tersebut
disebabkan
berupa
penilaian
pemikiran
terhadap
kegiatan
menjelaskan kepada pasangan baru dan
pembelajaran yang telah dilakukan.
mahasiswa
untuk
adanya dapat
terhindar dari pukulan.
Penilaian dapat dilakukan secara lisan
Meski demikian, ada beberapa
maupun tulis yang berisi pesan, kesan,
mahasiswa yang tidak menyukai metode
harapan, kritik membangun terhadap
Pagitukul. 52
Mahasiswa
yang
tidak
Jurnal Pena Indonesia menyukai
Vol. I, No. 2 (2015) Pagitukul
metode
Implementasi
metode
ini
disukai
menyatakan bahwa mereka kurang bisa
mahasiswa nonbahasa sebab membuat
berkonsentrasi saat
mereka memiliki skemata terhadap
menyimak atau
menjelasakan pada pasangannya. Hal
materi
melalui
tersebut disebabkan semua mahasiswa
sebelum dijelaskan lebih dalam oleh
yang mendapat giliran menjelaskan atau
dosen. Selain itu, metode ini juga
menyimak melakukan kegiatan yang
membuat mahasiswa aktif dan tidak
sama pada satu waktu. Meski demikian,
bosan
mahasiswa tersebut mengaku dapat
pembelajaran.
dalam
kegiatan
membaca
melakukan
kegiatan
memahami materi yang disampaikan dan
bersungguh-sungguh
saat
Saran
melakukan kegiatan membaca.
Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai metode Pagitukul pada siswa maupun
Simpulan Berdasarkan bahwa
pembahasan,
literasi
mahasiswa
membaca nonbahasa
dioptimalisasi
diketahui
dengan
merupakan
pada
berstuktur
Pasangan-Berbagi.
perhitungan
keefektifan yang lebih rinci.
dapat
Daftar Rujukan
Pagitukul
Metode
Berpasangan-Berbagi
dengan
menggunakan
modifikasi dari
kooperatif
khususnya
nonbahasa
metode Pagitukul (Pasangan-BerbagiWaktu-Pukul).
mahasiswa,
Kusmana,Suherli. 2015. “Membangun
metode
Budaya
Berpikir-
dan
Waktu-
Sesuai
dengan
Literasi”.
Dalam
http://suherlicentre. blogspot.co.id. 15 Oktober. Majid,
Abdul.
Strategi
2014.
Pembelajaran. Bandung: Rosda.
namanya, terdapat empat kunci utama dalam metode Pagitukul, yaitu adanya
Mustafida, Hanifa. 2014. “Peran Buku
kegiatan berpasangan, adanya kegiatan
Teks dalam Pendidikan Literasi”.
berbagi
Dalam
dengan
pasangan,
adanya
jangka waktu dalam setiap kegiatan, dan adanya
kegiatan
saling
tidak
bisa
Budaya
Literasi. Oktober. Surabaya.
memukul
Resmini,
dengan menggunakan gulungan kertas jika
Membangun
Novi.
Literasi
menjelaskan. 53
2015. dalam
“Orasi
dan
Pengajaran
Jurnal Pena Indonesia
Vol. I, No. 2 (2015)
Bahasa”.
Dalam
http://file.upi.edu. 15 Oktober. Sanjaya,
Wina.
Strategi
2013.
Pembelajaran:
Berorientasi
Standar
Pendidikan.
Proses
Jakarta: Kencana Prenadamedia. Warsono
dan
Hariyanto.
2014.
Pembelajaran Aktif. Bandung: Rosda
54