Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan
Vol. 1 No.1 Mei 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM TEKNIK BERPIKIR PASANGAN BERBAGI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DALAM POKOK BAHASAN VOLUME BANGUN RUANG DI KELAS X Muhammad Irfan Habibi, Prof.Dr. Rozak, M.Pd. Drs. Wawan Irmawan. STKIP Muhammadiyah Kuningan
[email protected] Abstrak Dalam rangka upaya meningkatkan kemampuan belajar siswa khususnya dan peningkatan mutu pendidikan pada umumnya terus dilakukan pemerintah. Dalam hal berkenaan dengan pendidik, pendidik dapat menerapkan berbagai macam modelmodel pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran kuantum merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat dipilih agar menjadi efektif, efesien, dan menyenangkan. Pembelajaran kuantum adalah pengubahan belajar yang meraih dengan segala nuansanya yang berfukus pada hubungan dinamis dalam lingkungan. Dengan asas utama “bawalah dunia mereka (siswa) ke dalam dunia kita (guru) dan antarkan dunia kita (guru) ke dunia mereka (siswa) serta perancangan pembelajaran yang dinamis dengan kerangka TANDUR. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimen dengan populasi seluruh siswa kelas X MAN 3 Kota Cirebon dan sampel penelitian dua kelas diambil secara acaak yang homogeny. Dalam penelitian ini bertujuan: 1) mengetahui apakah pembelajaran dengan model pembelajaran kuantum teknik berpikir pasangan berbagi berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa, 2) mengetahui apakah proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kuantum teknik berpikir pasangan berbagi lebih baik dari pada proses pembelajaran yang tidak menggunakan model pembelajaran kuantum teknik berpikir pasangan berbagi dalam hasil belajar matematika siswa. Dari hasil penelitian 1) nilai pretes diperoleh rata-rata 29 dan ratarata nilai prostes 75,30 (kelas eksperimen), 2) rata-rata kelompok eksperimen 29,00 dan kelompok control 28,12. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kuantum teknik berpikir pasangan berbagi lebih baik dari pembelajaran konvesional. Kata kunci: model Quantum teaching, teknik berpikir pasangan berbabgi, hasil belajar PENDAHULUAN Dalam rangka upaya meningkatkan kemampuan belajar siswa khususnya dan peningkatan mutu pendidikan pada umumnya terus dilakukan pemerintas, seperti melalui penataran-penataran, seminar, symposium, dan lain sebagainya, termasuk untuk mata pelajaran matematika. Dalam hal berkenaan dengan pendidik, pendidik menerapkan macam model-model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran mempunyai peranan yang penting, karena strategi pembelajaran mengarahkan guru bagaimana siswa belajar. Khususnya pembelajaran matematika, seorang guru dituntut untuk membuat bagaimana suasana belajar siswa menyenangkan. Untuk menghilangkan timbulnya
45
Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan
Vol. 1 No.1 Mei 2015
rasa jenus, menegangkan, dan malas dalam pembelajaran matematika, seorang guru dituntut untuk dapat menerapkan suatu model pembelajaran yang efektif sehingga pembelajaran matematika menjadi menarik, menyengkan, dan mudah dipahami. Model pembelajaran kuantum merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat dipilih agar pembelajaran menjadi efektif, efesien, dan menyenangkan. Menurut Bobbi Deporter (2009:3), Pembelajaran Kuantum adalah pengubahan yang meraih dengan segala nuansanya yang berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan. Dengan asas uatam “bawalah dunia mereka (siswa) ke dalam dunia kita (guru) dan antarkan dunia kita (guru) ke dunia mereka (siswa) serta perancangan pembelajaran yang dinamis dengan kerangka TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) membuat proses pembelajaran berpusat pada siswa dan guru sebagai fasilitator sehingga siswa dapat memahami konsep matemtika lebih mudah dan menyenangkan. Dalam hal ini pembelajaran kuantum teknik berpikir pasangan berbagi. Teknik berpikir pasangan berbagi adalah suatu pendekatan pembelajaran yang struktur kegiatan belajar kelompok. Dimana dengan menggunakan berpikir pasangan berbagi seorang siswa dituntut untuk meningkatkan daya kreatifitas dalam menyelesaikan persoalan dengan cara bertukar pikiran dengan kelompoknya. Dengan teknik berpikir pasangan berbagi dan kerangka TANDUR keaktifan siswa akan lebih ditingkatkan, membuat pelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa diajark untuk mengalami sendiri. Permasalah dalam penelitian ini terdiri dari 2 pertanyaan, 1) apakah pembelajaran dengan model pembelajaran kuantum teknik berpikir pasangan berbagi berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa?, 2) apakah proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kuantum teknik berpikir pasangan berbagi lebih baik dari pada proses pembelajaran yang tidak menggunakan model pembelajaran kuantum teknik berpikir pasangan berbagi dalam hasil belajar matematika siswa?. Dari permasalahan tersebut maka tujuan penelitian ini adalah 1) mengetahuai 1) apakah pembelajaran dengan model pembelajaran kuantum teknik berpikir pasangan berbagi berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa?, 2) mengetahui apakah proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kuantum teknik berpikir pasangan berbagi lebih baik dari pada proses pembelajaran yang tidak menggunakan model pembelajaran kuantum teknik berpikir pasangan berbagi dalam hasil belajar matematika siswa? METODE PENELITIAN Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan penelitiann (Riduwan, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MAN 3 Kota Cirebon yang terdiri dari 7 kelas. Sampel diambil secara acak berupa kelas yang homogeny dengan menggunakan teknik sampling purposive. Sampel diambil dua dari tujuh klas yang memiliki kemampuan yang sama, yaitu kelas yang diasumsikan memiliki nilai rata-rata matematika yang sama pada pokok bahasan sebelumnya.
46
Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan
Vol. 1 No.1 Mei 2015
Menurut Arikunto (2006: 149), metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data peneliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Ruseffendi (2006: 35), penelitian eksperimen adalah penelitian yang benar-benar untuk melihat hubungan sebabakibat. Adapun langkah-langkah penggunaan metode eksperimen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Melakukan tes awal (pretes) sebelum melakukan kegiatan belajar, tujuannya untuk mengetahui dan mengukur kemampuan awal kelompok eksperimen dan kelompok control. 2. Melakukan kegiatan belajar mengajar, dengan model pembelajaran kuantum teknik berpikir pasangan berbagi untuk kelompok eksperimen dan model pembelajaran konvesional untuk kelpmpok control. 3. Setelah kegiatan belajar berkahir, baik pada kelompok eksperimen maupun pada kelompok control, selanjutnya teks akhir (postes) untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh kedua kelompok. Desain penelitian yang penulis gunakan adalah E : O1 X 1 O2 K : O2 X 2 O2 keterangan: E : kelompok eksperimen K : kelompok control O1 : tes awal (pretes) O2 : tes akhir (postes) X1 : perlakuan terhahadap kelompok eksperimen, yaitu penggunaan model pembelajaran kuantum teknik berpikir pasangan berbagi dalam pembelajaran matematika. X2 : perlakuan terhadap kelompok control, yaitu penggunaan pembelajaran konvesional. Oleh karena itu untuk memperoleh suatu informasi atau data dalam menjawab permasalahan atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan, maka diperlukan alat atau instrument. Arikunto (2006: 149), intrumen adalah alat bantu pada waktu penelitian menggunakan suatu metode. Instrument yang digunakan penulis pada penelitian ini berupa tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006). Dalam hal ini, tes yang digunakan oleh peneliti berupa soal-soal uraian sebanyak 10 soal uji coba yang nantinya akan diambil 5 soal untuk tes awal (pretes) maupun tes akhir (postes), dimana setiap soal berbobot 10. Untuk mendapatkan suatu instrument penelitian yang baik, instrument tersebut dilaksanakan uji coba untuk mengetahui validitas soal, reliabilitas soal, indeks kesukaran, dan daya pembeda.
47
Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan
Vol. 1 No.1 Mei 2015
HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah selesai melaksanakan pembelajaran pada dua kelas yang berbeda dengan model pembelajaran yang berbda. Pada kelas eksperimen siswa lebih antuasias dalam belajar, adapun kelas kontrol pembelajaran cukup baik walaupun antusias siswa tidak begitu tinggi. Hal ini dapat dilihat dari respon pertanyaan guru yang kurang baik. Pengolahan data dilakukan untuk menguji hipotesis yang dirumuskan. Data yang diolah adalah data pretes dan postes dari kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun langkah-langkah yang dipergunakan oleh peneliti untuk menganalisis data tersebut adalah sebagai berikut: 1. Membuat daftar distribusi frekuensi 2. Uji normalitas 3. Uji kesamaan dua varians 4. Pengujian Hipotesis (uji perbedaan rata-rata) Pengujian hipotesis dilakukan untuk ada atau tidak adanya perbedaan rata-rata antara kelas ekperimen dan kelas kontrol serta untuk mengetahui peningkatan pretasi belajar siswa pada kelas eksperimen. Hasil pengolahan data dari penelitian sebagai berikut: 1. Tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) kelompok eksperimen Dari hasil perhitunga uji perbedaan rata-rata dengan α = 5% ternyata diperoleh thitung = –19,53 dan ttabel =1,99, dapat disimpulakan bahwa ada perbedaan antara nilai pretes dan postes pada pelajaran matematika yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kuantum teknik berpikir pasangan berbagi dengan pembelajaran konvesional. 2. Tes awal (pretes) kelas eksperimen dan kontrol Dari hasil perhitunga uji perbedaan rata-rata dengan α = 5% ternyata diperoleh thitung = 0,48 dan ttabel =1,99, dapat disimpulakan bahwa tidak ada perbedaan antara nilai pretes dan postes pada pelajaran matematika yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kuantum teknik berpikir pasangan berbagi dengan pembelajaran konvesional. 3. Tes akhir (postes) kelas eksperimen dan kontrol Dari hasil perhitunga uji perbedaan rata-rata dengan α = 5% ternyata diperoleh thitung = 4,88 dan ttabel =1,99, dapat disimpulakan bahwa ada perbedaan antara nilai pretes dan postes pada pelajaran matematika yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kuantum teknik berpikir pasangan berbagi dengan pembelajaran konvesional. SIMPULAN Dalam pembelajaran, seorang guru dituntut untuk dapat memvariasikan model pembelajar bertujuan untuk menghindari kebosanan. Rasa bosan yang ditimbulkan oleh siswa mengakibatkan cara belajar siswa tidak serius. Hal ini mengakibatkan pretasi yang akan dihasilkan oleh siswa akab berkurang. Untuk mengurangi rasa bosan tersebut, tentu dibutuhkan peran model pembelajaran.
48
Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan
Vol. 1 No.1 Mei 2015
Pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kuantum teknik berpikir pasangan berbagi siswa lebih aktif dan tidak merasa bosan dalam belajar. Hal ini, dikarenakan dalam model pembelajaran kuantum berlandaskan asas bawalah dunia mereka (siswa) ke dunia kita (guru) dan antarkan dunia kita (guru) kedua mereka (siswa). Adapun hasil dari proses belajar mengajar dengan menggunakan model kuantum teknik berpikir pasangan berbagi adalah sebagai berikut: 1. Siswa merasa termotivasi pada saat pembelajaran dimulai 2. Siswa terlibat langsung dalam pembelajaran 3. Siswa merasa tidak terbebani dalam belajar karena siswa memahami makna sebuah belajar 4. Ketuntasan belajar siswa dihidupkan dengan kegembiraan keberhasilan belajar. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. DePortes, B., Mark, R., dan Sarah, S. (2009). Quantum Teaching. Bandung: Kaifa. Ibrahim, M., dkk. (2001). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA. Majid, A. (2006). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Penelitian Pemula. Bandung: Alfabeta. Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembalajaran Matematika Konteporer. Bandung: Wijayakusuma. Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Susilo, M. J. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suyatno. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka. Praja, E. (2001). Pembelajaran Keterampilan Proses Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif untuk Siswa Sekolah Dasar. Tesis pada Program Pascasarjana UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Prawiradilaga, D. S. (2008). Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Trainto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Usman, M. U. (2001). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosda Karya. Wena, W. (2009). Startegi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.
49