JURNAL LOGIKA, Volume XV, No 3 Desember Tahun 2015 www.e-journal.unswagati-crb.ac.id
ISSN : 1978-2560
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2010-2014 Maiyaliza Universitas Swadaya Gunung Jati
[email protected] ABSTRAK
Untuk melakukan investasi dalam saham maka diperlukan analisis, salah satunya adalah analisis fundamental. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor fundamental tersebut, antara lain : pertumbuhan penjualan (growth sales), likuiditas (current ratio), penjualan / aktiva lancar (SALCA) dan saldo laba / total aktiva (RETA) secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010 – 2014, dengan sampel sebanyak delapan perusahaan. Hipotesis dianalisis dengan menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan (growth sales), likuiditas (current ratio), penjualan / aktiva lancar (SALCA) dan saldo laba / total aktiva (RETA) secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Kata Kunci: faktor fundamental, harga saham
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Globalisasi membuat setiap orang dibelahan dunia mempunyai kemampuan mengakses segala informasi, pasar modal diharapkan dapat memiliki peran penting dalam perkembangan dunia usaha dan kegiatan perekonomian di suatu negara yang telah menjadi sumber pendanaan alternatif bagi suatu perusahaan sebagai sumber pembiayaan modern. Perkembangan pasar modal sudah sangat pesat dan tidak mengenal status perekonomian suatu negara karena animonya tidak hanya berkembang di negara maju saja melainkan di negara berkembangpun sudah sangat pesat. Negara maju dan negara berkembang memiliki kepentingan yang sama, didasari oleh
kerjasama saling menguntungkan. Negara maju memiliki modal dan teknologi yang canggih, sedangkan negara berkembang memiliki SDA dan SDM yang melimpah. Hal ini dapat memberikan kerjasama yang saling menguntungkan karena negara berkembang membutuhkan modal dan teknologi untuk mengelola SDA dan SDM, sedangkan negara maju membutuhkan tempat investasi agar modalnya dapat berkembang dengan baik. Jumlah perusahaan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) semakin meningkat, dengan berkembangnya pasar modal menimbulkan kebanggaan karena mampu menarik perusahaan memanfaatkan dananya dari Bursa Efek. Dengan banyaknya perusahaan yang 129
JURNAL LOGIKA, Volume XV, No 3 Desember Tahun 2015 www.e-journal.unswagati-crb.ac.id telah go public dan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) salah satu diantaranya adalah perusahaan manufaktur (industri barang konsumsi). Alasan obyek penelitian ini pada perusahaan manufaktur (industri barang konsumsi sub sektor makanan dan minuman) karena perusahaan tersebut hampir tidak terpengaruh oleh fluktuasi perekonomian melainkan perusahaan tersebut akan tetap eksis dan bertahan, disebabkan oleh produk yang dihasilkannya. Permintaan akan produk yang dihasilkan perusahaan manufaktur akan tetap stabil walaupun ada suatu penurunan tidak berpengaruh terhadap aktivitas perusahaan dalam menghasilkan laba yang optimal. Menurut Akhmad Nurcahyadi dalam (www.vivanews.com, 28 Januari 2009), mengatakan prospek industri barang - barang konsumsi (consumer goods) yang masih menjanjikan dapat berdampak positif bagi pergerakan saham di sektornya, termasuk PT Mayora Indah Tbk (MYOR) yang memiliki sudut pandangan positif terhadap industri consumer goods di Indonesia karena Mayora mampu membuktikan kinerja yang cukup baik di tengah kondisi kekhawatiran pelemahan daya beli masyarakat. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan manufaktur (industri barang konsumsi) mampu memberikan dampak yang positif terhadap pergerakan saham terbukti dengan semakin banyaknya perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Salah satu kegiatan investasi disuatu perusahaan adalah dengan menerbitkan saham dan memperdagangkannya di pasar modal
ISSN : 1978-2560
maka saham tersebut mempunyai harga. Dimana harga dari suatu produk didasarkan pada definisi klasik yaitu gambaran titik temu antara sisi penawaran dan sisi permintaan Pasaribu (2008). Tetapi dalam menentukan harga saham tidak cukup dilihat dari sisi permintaan dan penawaran melainkan ada beberapa faktor- faktor yang mempengaruhi terbentuknya harga saham. Untuk melakukan investasi dalam bentuk saham diperlukan analisis untuk mengukur nilai saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Tujuan analisis fundamental adalah menentukan apakah nilai saham berada pada posisi undervalue atau overvalue. Saham dikatakan undervalue bilamana harga saham di pasar saham lebih kecil dari harga wajar atau nilai yang seharusnya, demikian juga sebaliknya menurut Anastasia (2003). Penelitian sebelumnya yang menghubungkan antara faktor fundamental (rasio keuangan) dengan harga saham menunjukkan hasil yang variatif, baik itu yang berpengaruh signifikan Fakhrurozie (2007) dan Pasaribu (2008) atau tidak berpengaruh sama sekali Kesuma (2009). Dari hasil penelitian yang variatif dan fenomena yang terjadi mendorong untuk dilakukannya penelitian lanjutan tentang hubungan atau pengaruh faktor - faktor fundamental (rasio keuangan) dengan harga saham. Walaupun disadari bahwa faktor - faktor fundamental itu sangat luas cakupannya tidak saja meliputi kondisi internal perusahaan tetapi juga kondisi fundamental makro ekonomi yang berada diluar kendali perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi 130
JURNAL LOGIKA, Volume XV, No 3 Desember Tahun 2015 www.e-journal.unswagati-crb.ac.id hanya menganalisis faktor - faktor fundamental perusahaan yang meliputi rasio pertumbuhan penjualan (growth sales), rasio likuiditas (current ratio), rasio penjualan / aktiva lancar (SALCA) dan saldo laba / total aktiva (RETA). Dengan menganalisis rasio keuangan perusahaan akan dapat diketahui kinerja dan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Berdasarkan kajian teori di atas, jurnal ekonomi dan review penelitian terdahulu mengenai harga saham maka penelitian ini mengambil judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2010-2014”. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dijelaskan, terdapat permasalahan yang timbul adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh pertumbuhan penjualan (Growth Sales) terhadap harga saham ? 2. Bagaimana pengaruh likuiditas (Current ratio) terhadap harga saham ? 3. Bagaimana pengaruh penjualan / aktiva lancar (SALCA) terhadap harga saham ? 4. Bagaimana pengaruh saldo laba / total aktiva (RETA) terhadap harga saham ? Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, disusun tujuan penelitian ini sebagai berikut adalah :
ISSN : 1978-2560
1. Untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan penjualan (Growth Sales) terhadap harga saham. 2. Untuk menganalisis pengaruh likuiditas (Current ratio) terhadap harga saham. 3. Untuk menganalisis pengaruh penjualan / aktiva lancar (SALCA) terhadap harga saham. 4. Untuk menganalisis pengaruh saldo laba / total aktiva (RETA) terhadap harga saham. Kerangka Pemikiran F A K T O R F U N D A M E N T A L
Pertumbuhan Penjualan (Growth Sales)
Ha1
Likuiditas (Current Ratio)
Ha2
Penjualan / Aktiva Lancar (Sales to Current
Ha3
Saldo Laba / Total Aktiva (Retained Earnings to Total Assets)
HARGA SAHAM (Y)
Ha4
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Hipotesis Penelitian Ha1 = Pertumbuhan penjualan (Sales Growth) mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Ha2 = Likuiditas (Current ratio) mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Ha3 = Penjualan / aktiva lancar (SALCA) mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Ha4 = Saldo laba / total aktiva (RETA) mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis dan verifikatif, dengan jenis pendekatan studi kasus yaitu dengan melihat fenomena permasalahan yang 131
JURNAL LOGIKA, Volume XV, No 3 Desember Tahun 2015 www.e-journal.unswagati-crb.ac.id ada di perusahaan sehubungan dengan masalah yang diteliti. Operasionalisasi Variabel a. Variabel Independen (X) 1) Pertumbuhan Penjualan (Growth Sales) (X1) 2) Likuiditas (Current Ratio) (X2) 3) Penjualan / Aktiva Lancar (SALCA) (X3) 4) Saldo Laba / Total Aktiva (RETA) (X4) b. Variabel Dependen (Y) Harga saham adalah harga suatu perusahaan yang terdapat di pasar modal atau bursa efek yang nilainya tersebut ditentukan oleh investor (pelaku pasar). Populasi Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010 – 2014 Sampel Penelitian Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010 2014, dengan teknik penentuan sampel menggunakan metode purposive judgement sampling, yaitu populasi yang akan dijadikan sampel penelitian adalah yang memenuhi kriteria - kriteria sampel tertentu sesuai dengan yang diinginkan peneliti dan dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan penelitian yang akan dicapai. Adapun sampel yang diambil harus memenuhi kriteria - kriteria sebagai berikut : a. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2014. b. Perusahaan yang melaporkan secara publik laporan keuangan tahunan
ISSN : 1978-2560
dalam tahun fiskal yang berakhir 31 Desember yang telah diaudit. c. Perusahaan memiliki saldo laba (retained earnings) yang positif. d. Mempunyai data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Berdasarkan kriteria diatas, maka diperoleh delapan perusahaan sebagai sampel dalam penelitian ini, antara lain : PT Akasha Wira International Tbk, PT Cahaya Kalbar Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Multi Bintang Tbk, PT Mayora Indah Tbk, PT Sekar Laut Tbk, PT Siantar Top Tbk dan PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company. METODE ANALISIS STATISTIK Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai karakteristik variabel penelitian (growth sales, current ratio, sales to current assets/SALCA, dan retained earning to total assets/RETA. Statistik deskriptif yang digunakan adalah nilai minimum, nilai maksimum dan nilai rata-rata. Pengujian Asumsi Klasik Pengujian persamaan regresi berganda harus memenuhi persyaratan uji asumsi klasik, yaitu bahwa pengambilan keputusan melalui uji t tidak boleh bias. Asumsi klasik ini bermaksud untuk memastikan bahwa model yang diperoleh benar - benar memenuhi asumsi dasar dalam analisis regresi yang meliputi asumsi: terjadi normalitas, tidak terdapat multikolinearitas, tidak terdapat autokolerasi, dan tidak terdapat heteroskedastisitas. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t, yaitu untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu untuk melihat bagaimana pengaruh variabel growth sales, current ratio, sales to current assets/SALCA, dan retained earning to total assets/RETA terhadap harga saham secara parsial. 132
JURNAL LOGIKA, Volume XV, No 3 Desember Tahun 2015 www.e-journal.unswagati-crb.ac.id HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi sub sektor makanan dan minuman periode 2010 – 2014. Berikut ini nama - nama perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah sebagai berikut : Tabel 1 Daftar Sampel Penelitian Perusahaan Industri Barang Konsumsi Sub Sektor Makanan dan Minuman Tahun 2010 – 2014 Kode Saham
No 1
ADES
2
CEKA
3
INDF
4 5 6 7
MLBI MYOR SKLT STTP
8
ULTJ
Nama Emiten
Tanggal IPO
PT Akasha Wira International Tbk PT Cahaya Kalbar Tbk PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT Multi Bintang Tbk PT Mayora Indah Tbk PT Sekar Laut Tbk PT Siantar Top Tbk PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company
13 Juni 1994 9 Juli 1996 14 Juli 1994 17 Jan 1994 4 Juli 1990 8 Sept 1993 16 Des 1996 2 Juli 1990
1 2 3 4 5 6 7 8
2011
ADES
1.105,00
1.232,50
2012
CEKA
1.097,40
INDF
3.775,58
MLBI
7,34
2013
2014
1.344,16
2.995,83
1.712,92
977,38
1.730,83
1.340,69
1.709,07
4.693,03
4.785,59
6.463,54
6.652,67
12,15
625,73
3.947,28
11.298,45
6.137,61
10.645,38
16.878,58
25.059,38
27.841,94
SKLT
133,02
133,35
154,73
176,46
383,37
STTP
306,25
525,83
751,67
1.353,33
2.740,42
923,76
1.159,32
1.168,04
3.765,46
4.036,46
MYOR
ULTJ
Sumber : data diolah Pertumbuhan Penjualan (Growth Sales) Tabel 3 Pertumbuhan Penjualan (Growth Sales) Perusahaan Industri Barang Konsumsi Sub Sektor Makanan dan Minuman Tahun 2010 – 2014
2.
No
KODE PERU SAHA AN
2011
2012
2013
59,19 -9,26 10,43 -15,70 11,18 16,63 24,88 33,65
5,43 125,35 11,12 127,31 14,34 41,15 32,07 23,15
15,18 46,21 14,33 -16,10 17,90 20,17 28,06 13,19
Sumber : data diolah
3. Likuiditas (Current Ratio) Tabel 4 Likuiditas (Current Ratio) Perusahaan Industri Barang Konsumsi Sub Sektor Makanan dan Minuman Tahun 2010 – 2014 KODE PERU SAHA AN ADES CEKA INDF MLBI MYOR SKLT STTP ULTJ
CURRENT RATIO (%) 2010 151,14 167,23 203,65 94,50 258,08 235,72 170,92 200,07
2011 170,88 168,69 190,95 99,42 221,87 174,10 95,24 416,76
2012 194,16 102,71 200,32 58,05 276,11 141,48 99,74 789,98
2013 180,96 163,22 168,31 97,75 240,21 122,75 114,24 247,01
2014 153,53 146,56 180,74 51,39 208,99 118,38 148,42 334,46
Tabel 5 Penjualan / Aktiva Lancar (Sales to Current Assets) Perusahaan Industri Barang Konsumsi Sub Sektor Makanan dan Minuman Tahun 2010 – 2014 No 1 2 3 4 5 6 7 8
KODE PERUSA HAAN
ADES CEKA INDF MLBI MYOR SKLT STTP ULTJ
SALCA RATIO (%) 2010 165,87 111,52 191,27 299,74 269,07 332,39 261,80 196,81
2011 232,40 199,97 185,02 283,33 230,85 327,58 327,05 232,73
2012 248,91 200,54 191,04 338,83 197,81 319,68 225,22 234,85
2013 255,41 298,91 169,73 504,35 186,90 367,46 247,70 221,03
Sumber : data diolah
GROWTH SALES RATIO (%)
2010
36,87 72,40 18,04 3,83 30,86 9,64 34,76 11,80
4. Penjualan / Aktiva Lancar (Sales to Current Assets)
HARGA SAHAM (Rp) 2010
62,71 -39,88 2,69 10,76 51,22 13,69 21,61 16,51
Sumber : data diolah
Deskripsi Hasil Penelitian 1. Harga Saham Tabel 2 Harga Saham Perusahaan Industri Barang Konsumsi Sub Sektor Makanan dan Minuman Tahun 2010 – 2014 KODE SAHAM
ADES CEKA INDF MLBI MYOR SKLT STTP ULTJ
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Sumber : Data diolah
NO
1 2 3 4 5 6 7 8
ISSN : 1978-2560
2014
5. Saldo Laba / Total Aktiva (Retained Earnings to Total Assets) Tabel 6 Saldo Laba / Total Aktiva (Retained Earnings to Total Assets)
133
2014 240,26 351,45 155,12 366,02 217,69 407,01 271,50 238,52
JURNAL LOGIKA, Volume XV, No 3 Desember Tahun 2015 www.e-journal.unswagati-crb.ac.id Perusahaan Industri Barang Konsumsi Sub Sektor Makanan dan Minuman Tahun 2010 – 2014 No 1 2 3 4 5 6 7 8
KODE PERUSA HAAN
ADES CEKA INDF MLBI MYOR SKLT STTP ULTJ
RETA (%) 2010 9,76 3,48 14,23 39,12 17,58 2,42 6,33 5,34
2011 8,18 11,70 9,13 41,56 11,48 2,79 4,57 5,89
2012 21,43 5,68 8,06 39,36 13,93 3,19 5,97 14,60
2013 12,62 8,50 7,87 65,72 13,44 3,79 7,78 11,56
2014 6,14 7,58 8,39 35,63 8,66 4,97 7,26 9,71
Sumber : data diolah Berikut ini adalah ringkasan statistik deskriptif secara keseluruhan dari kelima variabel yang digunakan dalam penelitian ini : Tabel 7 Hasil Statistik Deskriptif N Stat istic Harga_ Saham Growth Current_ Ratio SALCA RETA Valid N (listwise)
Minim um Statisti c
Maximum
Mean
Statistic
Statistic
Std. Error
40
7.34
27841.94
4044.287
994.9795
40
-39.88
127.31
25.1843
5.02008
40
51.39
789.98
188.9672
19.09220
40 40
111.5 2.42
504.35 65.72
257.5835 13.1350
12.25589 2.08387
40
Sumber : data diolah (Output SPSS)
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah data dalam penelitian ini sebanyak 40. Dapat dilihat bahwa harga saham dari 8 perusahaan industri barang konsumsi sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010 - 2014 terdapat nilai minimum sebesar Rp. 7,34 dan nilai maksimum sebesar Rp. 27.841,94, dengan rata-rata sebesar Rp. 4.044,2875. Pada pertumbuhan penjualan (Growth), nilai minimum sebesar -39,88 dan nilai maksimum sebesar 127,3, dengan nilai rata - rata sebesar 25,1843. Pada likuiditas (Current Ratio), nilai minimum sebesar 51,39 dan nilai maksimum sebesar 789,98, dengan nilai rata - rata sebesar 188,9672. Penjualan / aktiva lancar (SALCA) bahwa terdapat nilai minimum sebesar 111,52, nilai maksimum sebesar 504,35, serta nilai rata - rata sebesar 257,5835. Saldo laba / total aktiva (RETA) bahwa terdapat nilai minimum 2,42, nilai maksimum sebesar
ISSN : 1978-2560
65,72, serta nilai rata - rata sebesar 13,1350. Pengujian Hipotesis Uji parsial (uji-t) dilakukan untuk menguji signifikansi pengaruh variabelvariabel bebas (growth sales, current ratio, sales to current assets/SALCA, dan retained earning to total assets/RETA) terhadap variabel harga saham secara individual pada perusahaan industri barang konsumsi sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010 - 2014. Uji t dalam penelitian ini digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis dengan tingkat signifikansi (α=0,05). 1.
Pertumbuhan Penjualan (Growth Sales)terhadap Harga Saham Tabel 8 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama
Model
Unstandardized Coefficients
Stand ardiz ed Coeffi cients Std. Error Beta
B (Consta 4604.582 1284.771 nt) 1 Growth -22.248 31.949 a. Dependent Variable: Harga_Saham
-.112
t
Sig.
3.584
.001
-.696
.490
Sumber : data diolah (output SPSS)
Dari tabel 8 dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel pertumbuhan penjualan (growth sales) sebesar -0,696 dengan nilai signifikan 0,490. Hasil uji statistik tersebut dapat menyimpulkan t hitung (-0,696) < t tabel (2,0281), maka pertumbuhan penjualan (growth sales) tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Signifikansi penelitian menunjukkan angka lebih besar dari 0,05 (0,490 > 0,05), maka Ho1 diterima dan Ha1 ditolak, artinya pertumbuhan penjualan (growth sales) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. 2. Likuiditas (Current Ratio )terhadap Harga Saham
134
JURNAL LOGIKA, Volume XV, No 3 Desember Tahun 2015 www.e-journal.unswagati-crb.ac.id Tabel 9 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua Model
Unstandardized Coefficients
Standar dized Coeffici ents Std. Error Beta
B (Const 3052.90 1879.368 ant) 1 Current 5.246 8.411 _Ratio a. Dependent Variable: Harga_Saham
t
Sig.
4. RETA terhadap Harga Saham Tabel 11 Hasil Pengujian Hipotesis Keempat Model
.101
1.624
.113
.624
.537
Sumber : data diolah (output SPSS)
ISSN : 1978-2560
Unstandardized Coefficients
Stand ardiz ed Coeffi cients Std. Error Beta
B (Cons 3754.791 1430.637 tant) 1 RETA 22.040 77.373 a. Dependent Variable: Harga_Saham
.046
t
Sig.
2.625
.012
.285
.777
Sumber : data diolah (output SPSS) Dari tabel 9 dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel likuiditas (current ratio) sebesar -0,696 dengan nilai signifikan 0,624. Hasil uji statistik tersebut dapat menyimpulkan t hitung (0,624) < t tabel (2,0281), maka likuiditas (current ratio) tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Signifikansi penelitian menunjukkan angka lebih besar dari 0,05 (0,537 > 0,05), maka Ho2 diterima dan Ha2 ditolak, artinya likuiditas (current ratio) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham.
3. SALCA terhadap Harga Saham Tabel 10 Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga Model
Unstandardized Coefficients
B Std. Error (Consta 8963.817 3439.575 1 nt) SALCA -19.099 12.800 a. Dependent Variable: Harga_Saham
Stand ardiz ed Coeffi cients Beta
-.235
t
Sig.
2.606
.013
-1.492
.144
Sumber : data diolah (output SPSS)
Dari tabel 10 dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel penjualan / aktiva lancar (SALCA) sebesar -1,492 dengan nilai signifikan 0,144. Hasil uji statistik tersebut dapat menyimpulkan t hitung (-1,492) < t tabel (2,0281), maka SALCA tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Signifikansi penelitian menunjukkan angka lebih besar dari 0,05 (0,144 > 0,05), maka Ho3 diterima dan Ha3 ditolak, SALCA tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham.
Dari tabel 11 dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel salda laba / total aktiva (RETA) sebesar -1,492 dengan nilai signifikan 0,285. Hasil uji statistik tersebut dapat menyimpulkan t hitung (0,285) < t tabel (2,0281), maka RETA tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Signifikansi penelitian menunjukkan angka lebih besar dari 0,05 (0,777 > 0,05), maka Ho4 diterima dan Ha4 ditolak, RETA tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka hasil pembahasan penelitian ini dari faktor - faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham pada perusahaan manufaktur sektor industri sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010 - 2014 dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Hipotesis 1 (Ha1) : Pertumbuhan penjualan (growth sales) mempunyai berpengaruh terhadap harga saham. Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan penjualan (Growth Sales) mempunyai nilai signifikansi > 0,05 maka Ho1 diterima sehingga Ha1 ditolak. Oleh karena itu, variabel pertumbuhan penjualan (growth sales) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini, mendukung penelitian yang dilakukan oleh Kesuma (2009) bahwa pertumbuhan penjualan mempunyai pengaruh terkecil diantara 135
JURNAL LOGIKA, Volume XV, No 3 Desember Tahun 2015 www.e-journal.unswagati-crb.ac.id variabel penelitiannya terhadap harga saham, yaitu hanya sebesar 12% dan penelitian Aziz (2005) yang menyatakan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan secara simultan tehadap harga saham. Dari hasil penelitian ini, pertumbuhan penjualan suatu produk dari emiten tergantung dari daur hidup produk (product life cycle), hal ini disebabkan produk yang dihasilkan perusahaan telah masuk ke tahap kedewasaan tumbuh (growth maturity), dimana tingkat pertumbuhan penjualan mulai menurun. Maka, dengan adanya penurunan pertumbuhan penjualan diharapkan banyak produsen mempunyai banyak produk untuk dijual. Hal tersebut dikarenakan atas kebutuhan konsumen terhadap suatu produk berbeda - beda. Oleh karena itu, dengan naik atau turunnya tingkat pertumbuhan penjualan belum tentu dapat menaikkan harga saham. Karena bisa jadi dengan naiknya tingkat penjualan tetapi harga saham tetap stabil atau sebaliknya. b. Hipotesis 2 (Ha2) : Likuiditas (Current Ratio) mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa variabel Likuiditas (Current Ratio) mempunyai nilai signifikansi > 0,05 maka Ho2 diterima sehingga Ha2 ditolak. Oleh karena itu, variabel Likuiditas (Current Ratio) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu (2008) bahwa rasio likuiditas berpengaruh secara simultan terhadap harga saham. Current Ratio biasanya digunakan untuk mengukur likuiditas suatu perusahaan. Current Ratio perusahaan yang terlalu tinggi menunjukkan bahwa perusahaan kurang mampu mengelola money to create money, yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan. Llikuiditas tinggi akan
ISSN : 1978-2560
mempermudah investor untuk membeli dan menjual saham tersebut namun Current Ratio yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan apabila terdapat saldo kas yang kelebihan, jumlah piutang dan persediaan terlalu besar. c. Hipotesis 3 (Ha3) : Penjualan / aktiva lancar (Sales to Current Assets) mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa variabel penjualan / aktiva lancar (Sales to Current Assets) mempunyai nilai signifikansi > 0,05 maka Ho3 diterima sehingga Ha3 ditolak. Oleh karena itu, variabel penjualan / aktiva lancar (Sales to Current Assets) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini, mendukung penelitian yang dilakukan oleh Handojo (2001) bahwa SALCA tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Dari hasil penelitian ini, membuktikan bahwa perusahaan industri barang konsumsi kurang begitu baik menggunakan Sales to Current Assets (SALCA), karena kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva lancar tidak mampu menghasilkan suatu penjualan sehingga menyebabkan kurangnya dana untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Oleh karena itu, tingkat efisiensi yang dihasilkan dari penjualan terhadap aktiva lancar belum tentu menimbulkan suatu persepsi bagi para investor bahwa perusahaan tersebut mampu memanfaatkan aktiva lancarnya dalam menghasilkan suatu penjualan. Tetapi, hal itu tidak menutup kemungkinan bahwa masih banyak sektor industri lainnya yang menjadi pertimbangan dalam menjelaskan SALCA, seperti industri dasar dan kimia dan industri pertambangan. karena hasil penelitian 136
JURNAL LOGIKA, Volume XV, No 3 Desember Tahun 2015 www.e-journal.unswagati-crb.ac.id terhadap sektor industri lainnya telah dibuktikan oleh Pasaribu (2008), yang menunjukkan bahwa Sales to Current Assets (SALCA) berpengaruh secara dominan terhadap harga saham di sektor industri pertanian. d. Hipotesis 4 (Ha4) : Saldo laba / total aktiva (Retained Earnings to Total Assets) mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa variabel saldo laba / total aktiva (RETA) mempunyai nilai signifikansi > 0,05 maka Ho4 diterima sehingga Ha4 ditolak. Oleh karena itu, variabel saldo laba / total aktiva (RETA) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Handojo (2001), bahwa Retained earnings to total asset (RETA) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham. Dari penelitian ini, membuktikan bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi belum tentu mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya dengan saldo laba yang dimilikinya, karena ada kecenderungan perusahaan masih membutuhkan hutang dari pihak luar. Memang tidak dipungkiri bahwa perusahaan yang memiliki saldo laba yang tinggi biasanya tergolong perusahaan yang sudah beroperasi cukup lama sehingga para investor yakin pada kinerja perusahaan yang baik kemudian mempertimbangkan menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut sehingga harga saham akan terus meningkat, tetapi apabila kinerja perusahaan buruk dapat menyebabkan penurunan usaha atau kebangkrutan dan akan berpengaruh terhadap turunnya harga saham perusahaan tersebut. SIMPULAN DAN IMPLIKASI Simpulan Berikut adalah simpulan yang dapat diberikan berdasarkan analisis terhadap data penelitian:
ISSN : 1978-2560
1. Diperoleh hasil t hitung (-0,696) < t tabel (2,0281), maka pertumbuhan penjualan (growth sales) tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Signifikansi penelitian menunjukkan angka lebih besar dari 0,05 (0,490 > 0,05), maka Ho1 diterima dan Ha1 ditolak, artinya pertumbuhan penjualan (growth sales) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. 2. Diperoleh hasil t hitung (0,624) < t tabel (2,0281), maka likuiditas (current ratio) tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Signifikansi penelitian menunjukkan angka lebih besar dari 0,05 (0,537 > 0,05), maka Ho2 diterima dan Ha2 ditolak, artinya likuiditas (current ratio) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. 3. Diperoleh hasil t hitung (-1,492) < t tabel (2,0281), maka SALCA tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Signifikansi penelitian menunjukkan angka lebih besar dari 0,05 (0,144 > 0,05), maka Ho3 diterima dan Ha3 ditolak, SALCA tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. 4. Diperoleh hasil t hitung (0,285) < t tabel (2,0281), maka RETA tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Signifikansi penelitian menunjukkan angka lebih besar dari 0,05 (0,777 > 0,05), maka Ho4 diterima dan Ha4 ditolak, RETA tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Implikasi Beberapa implikasi yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan, bila ingin menarik di mata investor maka harus bisa menjaga kinerja perusahaan dari senua sisi baik faktor fundamental maupun faktor diluar fundamental sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. 137
JURNAL LOGIKA, Volume XV, No 3 Desember Tahun 2015 www.e-journal.unswagati-crb.ac.id 2. Investor yang berminat melakukan investasi sebaiknya terlebih dahulu memperhatikan semua faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan karena kalau hanya mengnalisis dari sebagian saja tidak akan mampu mewakili penilaian terhadap perusahaan secara keseluruhan. 3. Penelitian ini masih memiliki keterbatasan karena hanya menganalisis empat variabel saja, Sebaiknya, bagi peneliti selanjutnya, lebih memperhatikan faktor - faktor eksternal perusahaan (tingkat inflasi, pergerakan nilai tukar mata uang, tingkat suku bunga, kondisi politik, kondisi keamanan negara) dan ekspektasi (kondisi ekonomi regional) serta variabel - variabel independen lain yang lebih memiliki pengaruh terhadap harga saham, karena setiap perusahaan memiliki suatu kepentingan perusahaan masing - masing dalam menentukan rasio yang paling cocok atau mendukung perusahaan tersebut dalam menganalisis laporan keuangannya.
DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim. 2005. Analisis Investasi, Salemba Empat. Jakarta Agnes Sawir.2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. PT Gramedia Pustaka. Jakarta Anastasia, Njo, dkk. 2003. “Analisis Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti di BEJ”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 5, No. 2, Hal. 123 - 132. Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2006. Pengantar Pasar Modal. Rineka Cipta. Jakarta.
ISSN : 1978-2560
Arifin, Ali. 2004. Membaca Saham. Andi Offset. Yogyakarta. Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhrudin. 2006. Pasar Modal di Indonesia : Pendekatan Tanya Jawab, Edisi kedua. Salemba Empat. Jakarta. Erlina, Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi dan Manajemen. Cetakan Pertama USU Press. Medan. Fabozzi, J. Frank. 2000. Manajemen Investasi. Buku II. Salemba Empat. Jakarta. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Harahap, Zulkifli dan Pasaribu Agusni. 2007. “Pengaruh Faktor Fundamental Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Mepa Ekonomi. Kesuma, Ali. 2009. “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 11, No. 1, Hal.38 - 45. Manahan P. Tampubolon, Manajemen Keuangan, Indonesia. Jakarta
2005. Ghalia
Martono dan Agus Harjito. 2007. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama, Cetakan Keenam. EKONISIA. Yogyakarta. Natarsyah, Syahib. 2000. “Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Risiko 138
JURNAL LOGIKA, Volume XV, No 3 Desember Tahun 2015 www.e-journal.unswagati-crb.ac.id
ISSN : 1978-2560
Sistematik terhadap Harga Saham (Kasus Industri Barang Konsumsi yang Go Publik di Pasar Modal Indonesia)”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, volume 15/3. Pasaribu, Rowland Bismark Fernando. 2008. ”Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Go Public Di BEI”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 2, No. 2, Hal 101-103. Santoso, Singgih. 2007. Statistik Deskriptif: Konsep dan Aplikasi dengan Microsoft Exel dan SPSS. ANDI. Yogyakarta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis Cetakan Keenam Belas. CV Alfabeta. Bandung. Sunariyah. 2000. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Penerbit UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi pertama. Kanisius (anggota IKAPI). Yogyakarta. Yuniningsih. 2002. Interdepensi antara Kebijakan Devidend Payout Ratio, Financial Leverage, Investasi pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi, Ekonomi Strata 1, Fakultas Ekonomi, Universitas Semarang. www.bapepam.go.id www.idx.co.id www.vivanews.com www.yahoofinance.com
139