JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 635 - 643 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm PERBEDAAN SISTEM DAN PENGETAHUAN TANGGAP DARURAT BENCANA KEBAKARAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PADA GEDUNG SEKOLAH DASAR SANG TIMUR SEMARANG Anas Septiadi 1.
Mahasiswa Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro 2. Staf Pengajar Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro ABSTRACT At institution on society communities, school is a strategic institution that must to be pay attention concerned with risk reduction of disaster. However, at elementary school building of Sang Timur are still not apply and give knowledge about the importance of disaster response or emergency response yet, whereas school has potential to give knowledge, value and tradition for risk disaster reduction, in a planned, systematic, and ongoing manner. The aim of this research is to apply and increase the knowledge about the system of emergency fire disaster response at elementary school building of Sang Timur Semarang. The kind of this research is quasi experiment and using One Group Pre and Post Test Design for the research plan. The result of this research is indicating those pre test groups who have bad knowledge are 21 people and who have good knowledge are 9 people. Whereas post test group who have bad knowledge are 10 people and who have good knowledge are 20 people. For the rapidity before knowledge given, it needs 4 minutes and 33 seconds for evacuation time and after knowledge given, it needs 2 minutes and 45 seconds, with 30 victim’s student and the travelled distance is about 13 meters. For suggestion that proposed is it would be advisable if the school able to apply emergency response system for the school building. Key Word
: Emergency Response, at Elementary school building
PENDAHULUAN
tidak
Indonesia adalah negeri yang memiliki
ancaman bencana. Hal ini disebabkan
tingkat kerawanan akan bencana yang
karena
cukup tinggi. Menurut analisa WALHI
bahwa bencana sebagai hal yang
(Wahana
Hidup
memang seharusnya terjadi, bukan
Indonesia), 83% kawasan Indonesia
sebagai hal yang bisa dikurangi resiko
rawan akan bencana, dan dari 220
nya. Kondisi ini juga berkaitan oleh
juta jiwa penduduk, 98 % warga
faktor
Indonesia berada dalam kondisi yang
tentang bencana. Pengetahuan yang
Lingkungan
siap
dalam
masyarakat
keterbatasan
menghadapi
beranggapan
pemahaman
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 635 - 643 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm rendah
terhadap
kemudian adanya
bencana
mengakibatkan
ini tidak
kesiapsiagaan
dalam
ditanggulangi,
terutama
untuk
pengamanan bangunan gedung dan lingkungannya
terhadap
bahaya
menghadapi bencana, akibatnya tiap
kebakaran.
kali terjadi bencana, banyak korban
sebagai sebuah aset/properti yang
jiwa yang berjatuhan dan sebagian
dimanfaatkan
korban
beraktifitas dan melakukan segala
adalah
dengan
kategori
tingkat
kelompok
kerentanan
yang
keamanan,
anak. karena
tiap
kali
gedung
untuk
tempat
kegiatan, seharusnya memiliki syarat
cukup tinggi, yaitu kelompok anakAnak-anak
Bangunan
khususnya
terhadap
menjadi
rentan
bahaya kebakaran, dan harus dapat
bencana
terjadi,
menjamin
keamanan
penghuni
mereka biasanya tidak mengetahui
selama berada di dalamnya agar
cara menyelamatkan diri.
dapat
Dengan
terbitnya
Kepmen
PU
melakukan
meningkatkan
kegiatan
produktivitas
dan serta
No.10/KPTS/2000 tentang Ketentuan
kualitas hidupnya.
Teknis Pengamanan terhadap Bahaya
Untuk
Kebakaran pada Bangunan Gedung
bangunan gedung dan lingkungannya
dan
PU
terhadap bahaya kebakaran, perlu
No.11/KPTS/2000 tentang Ketentuan
upaya melaksanakan ketentuan dan
Teknis Manajemen Penanggulangan
persyaratan teknis dalam mengatur
Kebakaran di Perkotaan, UU RI No.28
dan
Tahun
gedung,
termasuk
Gedung, dan secara teknis juga telah
proses
perizinan,
diperinci dalam Badan Standardisasi
pemanfaatan
Nasional (2006) melalui beberapa SNI
bangunan
Tahun
(edisi
pemeriksaan kelayakan fungsi dan
terakhir). Beberapa NSPM (Norma,
keandalan bangunan terhadap bahaya
Standar,
kebakaran
Lingkungan,
2002
2000
Kepmen
tentang
sampai
Pedoman,
Bangunan
2002
Manual)
yang
mengamankan
mengendalikan
sebuah
bangunan
dalam
rangka
pelaksanaan,
dan
pemeliharaan
gedung,
termasuk
tersebut di atas membuktikan bahwa
Dari beberapa institusi yang ada di
masalah kebakaran adalah masalah
komunitas
masyarakat,
sekolah
yang
merupakan
salah
institusi
cukup
serius
untuk
satu
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 635 - 643 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm strategis untuk diperhatikan terkait
mendapatkan
pengurangan
pengetahuan
risiko
bencana.
Ada
beberapa alasan untuk ini; Pertama,
darurat,
sekolah tempat komunitas anak yang
mendapatkan
terorganisir
dalam
bagaimana
sehingga
anak-anak
jumlah
besar, memiliki
terjadi
pendidikan
atau
mengenai
serta
tanggap
belum suatu
cara
juga pelatihan
evakuasi
bencana,disini
ketika
salah
kerentanan menjadi korban bencana
bencananya
terutama jika pada saat kejadian
Sekolah Dasar Katolik Sang Timur
mereka sedang berada di ruang kelas.
merupakan SD yang memiliki gedung
Kedua,
potensi
bertingkat hingga lantai 3. SDK Sang
mentransformasi pengetahuan, nilai
Timur Semarang sudah ada sejak
dan
risiko
tahun 1989. SD yang memiliki luas
bencana secara terencana, sistimatis
tanah sebesar 7.058 m2 dan luas
dan
bangunan
sekolah
tradisi
memiliki
pengurangan
berkelanjutan.
pengetahuan
Memberikan
dan
pendidikan
adalah
satu
sebesar
kebakaran.
1.218
m2
ini
biasanya beraktifitas mulai dari pukul
mengenai kesiapsiagaan menangani
07.00
bencana
atau
darurat
Sekolah dasar sang timur mempunyai
terhadap
bencana
anak
banyak jumlah ruang kelas dan ruang
sekolah dasar dan seluruh staf yang
lainya. Salah satunya ruang yang
ada di lingkungan sekolah merupakan
berada di dalam gedung mempunyai
salah satu cara untuk mengenalkan
potensi
sejak usia dini terhadap tanggap
seperti laboratorium, dapur, kantin,
bencana.
kamar mandi dan lain-lain.
Dalam
tanggap kepada
perkembanganya
sampai
pukul
13.00
menimbulkan
wib.
kebakaran,
SDK Sang Timur sendiri belum pernah
METODE PENELITIAN
dapat memastikan bahwa kelompok
Penelitian ini merupakan penelitian
pembanding
eksperimen semu (quasi experiment)
percobaan
dimana peneliti tidak selalu dapat
faktor-faktor lain. Eksperimen kuasi
mengendalikan secara penuh situasi
dilakukan sebagai alternative ketika
dan kondisi percobaanya atau tidak
syarat-syarat
serupa atau
tidak
pada
awal
dipengaruhi
eksperimen
tidak
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 635 - 643 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm terpenuhi,
misalnya
tidak
adanya
pengukuran
tingkat
pengetahuan
randomisasi pengelompokan anggota
adalah 30 orang, yaitu yang terdiri dari
sampel.
ini
staf pengajar dan para karyawan.
semu
Sedangkan untuk simulasi digunakan
One Group Pre
sampel 60 orang yang terdiri dari
And Post Test Design dimana dalam
siswa 30anak dan 30 karyawan. Untuk
rancangan
unit
anak SD diambil dari anak kelas 5,
berfungsi
karena anak SD tersebut sudah bisa
perlakuan
ikut
Rancangan
menggunakan
eksperimen
(quasi experiment).
penelitian
eksperimen sebagai
penelitian
ini
tersebut kelompok
membantu
mengajarkan
sekaligus kelompok control. Karena
kepada
terjadi pembanding bagi dirinya sendiri
tanggap darurat
maka
kelompok
darurat dan hanya berperan sebagai
dirinya
sendiri
pebanding
pembandingbagi maka
demikian
pengajar
penelitian dan
kelasnya
mengenai
jika terjadi keadan
kelompok
korban
dikatakan
harus di evakuasi.
internal.(reflektif control). Populasi
adik
dan
bencana
kebakaran
yang
Uji statistik untuk mengetahui adanya adalah
karyawan
staf yang
perbedaan antara dua variabel untuk menguji
hipotesa
penelitian
berjumlah 30 orang dan siswa SD
menggunakan uji chi square dengan
kelas 5 yang terdiri dari satu kelas
menggunakan
yang
spss for windows versi 16,0 dengan
berjumlah
penelitian
30
ini
anak.
Dalam
pengukuran
alasan
perangkat
penelitian
n>30
software
dan
data
pengetahuan dilakukan terhadap staf
berbentuk nominal. Dalam penelitian
pengajar dan karyawan sedangkan
ini menggunakan chi square karena :
untuk pengukuran kecepatan evakuasi
1. Skala dalam definisi operasional
terhadap siswa-siswi, staf pengajar
berbentuk nominal.
dan karyawan. Dalam penelitian ini
2. Jika p > 0,05 maka ho diterima,
staf pengajar dan karyawan bertugas
artinya tidak ada hubungan antara
sebagai tim evakuasi dan siswa-siwa
variabel bebas
SD berperan sebagai korban bencana
3. Jika p ≤ 0,05 maka ho ditolak ha
kebakaran yang harus di evakuasi.
diterima artinya ada hubungan
Sampel
antara variabel bebas
yang
digunakan
dalam
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 635 - 643 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengetahuan Tabel 4.2 Data hasil Pre and Post Test Pengetahuan staf pengajar dan karyawan No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4 Responden 5 Responden 6 Responden 7 Responden 8 Responden 9 Responden 10 Responden 11 Responden 12 Responden 13 Responden 14 Responden 15 Responden 16 Responden 17 Responden 18 Responden 19 Responden 20 Responden 21 Responden 22 Responden 23 Responden 24 Responden 25 Responden 26 Responden 27 Responden 28 Responden 29 Responden 30
Jenis Kelamin L L P P L P L P L P L L L L L L L L L P P L L P P P L L P P
Pre Test B < 10 B < 10 B < 10 B < 10 B > 10 B < 10 B > 10 B < 10 B > 10 B > 10 B < 10 B < 10 B < 10 B > 10 B < 10 B < 10 B > 10 B < 10 B < 10 B > 10 B < 10 B < 10 B > 10 B < 10 B < 10 B < 10 B < 10 B > 10 B < 10 B < 10
Ket
Pos Test
Ket
Buruk Buruk Buruk Buruk Baik Buruk Baik Buruk Baik Baik Buruk Buruk Buruk Baik Buruk Buruk Baik Buruk Buruk Baik Buruk Buruk Baik Buruk Buruk Buruk Buruk Baik Buruk Buruk
B > 10 B > 10 B > 10 B > 10 B > 10 B < 10 B > 10 B > 10 B > 10 B < 10 B < 10 B > 10 B > 10 B > 10 B < 10 B > 10 B > 10 B > 10 B > 10 B < 10 B < 10 B < 10 B < 10 B > 10 B > 10 B > 10 B < 10 B < 10 B > 10 B > 10
Baik Baik Baik Baik Baik Buruk Baik Baik Baik Buruk Buruk Baik Baik Baik Buruk Baik Baik Baik Baik Buruk Buruk Buruk Buruk Baik Baik Baik Buruk Buruk Baik Baik
Pengetahuan Tanggap Darurat adalah
bencana untuk menangani dampak
Serangkaian kegiatan yang dilakukan
buruk yang ditimbulkan, yang meliputi
dengan segera pada saat kejadian
kegiatan penyelamatan dan evakuasi
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 635 - 643 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm korban,
harta
kebutuhan
benda,
dasar,
pemenuhan perlindungan,
pengurusan penyelamatan,
pengukuran
33,3%
tersebut dapat terlihat jelas bahwa dilakukan
ada perbedaan tingkat pengetahuan
pengetahuan
pada
responden
pemberian
pengajar
pemberian
Pengukuran
dengan
atau 66,7%. Dengan melihat hasil
tanggap darurat terhadap para staf dan
dan
10
pemulihan
ini
tingkat
orang
atau
berjumlah
pengetahuan baik berjumlah 20 orang
serta
penelitian
buruk
pengungsi,
prasarana dan sarana. Dalam
pengetahuan
karyawan tersebut
sekolah.
materi
ketika
sebelum
dan
sesudah
materi.
Untuk
dilakukan
meningkatkan pengetahuan seperti itu
dengan cara memberikan soal pre and
perlu diimbangi dengan penambahan
post test. Kemudian di dapatkan hasil
atau
pengetahuan dari hasil uji SPSS
tanggap darurat, memberikan ekstra
adalah jumlah kelompok pre test
kurikuler PMI juga diperlukan untuk
dengan pengetahuan buruk berjumlah
mendukung progam tersebut dengan
21 orang atau 70% dan dengan
harapan anak-anak dan para guru
pengetahuan yang baik berjumlah 9
dapat saling sharing, tukar cerita atau
orang
menceritakan
atau
kelompok
30%. post
Sedangkan
test
dengan
pemberian
materi
pengalaman
tentang
mereka
mengenai tanggap darurat.
2. Hasil kecepatan evakuasi dan sistem tanggap darurat a. Kecepatan Evakuasi Tabel 4.3 Hasil Kecepatan Evakuasi Kecepatan evakuasi Sebelum
pemberian 04.33 ( 4 menit 33 detik)
materi Sesudah pemberian Materi
keterangan Tidak standart
02.45 ( 2 menit 45 detik)
Sesuai standart
sesuai
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 635 - 643 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
Kecepatan indikator
evakuasi
dapat
dievakuasi
korban
yang berjumlah 30 anak. Dengan
tantangan, gangguan, hambatan dan
jarak tempuk menuju assembly point
bahaya dari jalur evakuasi. Dengan
sekitar 13 meter.
lain
mewakili
tersebut
tingkat
arti
yang
merupakan
dapat
juga
di
artikan
b. Sistem Tanggap Darurat
Pemindahan orang dengan cepat dan
Berdasarkan hasil dari Observasi dan
tepat dari tempat kejadian bencana
setelah
dilakukanya
ketempat yang aman.
mengenai
sistem
Berdasarkan hasil pengukuran dan
gedung sekolah dasar sang timur,
perhitungan Pada kecepatan evakuasi
diketahiu bahwa pihak sekolah akan
terlihat
berusaha untuk melengkapi aspek-
adanya
perbedaan
waktu
tanggap
darurat
dalam mengevakuasi korban ketika
aspek
keadaan darurat, dimana sebelum
tanggap darurat yang sesuai. Dalam
pemberian materi di dapatkan waktu
melakukan penilaian sistem tanggap
evakuasi sebesar 4 menit 33 detik dan
darurat pada gedung sekolah dasar
ketika sesudah pemberian materi di
sang
dapatkan waktu evakuasi sebesar 2
menggunakan checklist.
menit 45 detik. Dengan kecepatan
Diketahui
darurat ketika sebelum dilakukanya
sesuai
intervensi
sekolah.
adalah
belum
adanya
untuk
intervensi
pemenuhan
timur
adalah
system dengan
kondisi
sistem
dengan
tanggap gedung
sebuah sistem tanggap darurat yang
3. Sikap Sikap
sebagai sikap itu didasari oleh proses sebagai
evaluasi dalam diri individu, yang
respon. Dimana respon hanya akan
memberi kesimpulan nilai terhadap
timbul apabila
stimulus
pada
dapat
bahwa
individu diharapkan
suatu
menghendaki individu.
dikatakan
stimulus timbulnya
Respon bentuk
evaluatif rspon
dalam
bentuk
baik
atau
yang
buruk, yang kemudian mengkristal
reaksi
sebagai potensi reaksi terhadap objek
berarti
sikap. Berdasarkan hasil penelitian
dinyatakan
sikap
para
responden
mengenai
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 635 - 643 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm pelatihan keaktifan mengetahui
ini
menggambarkan
mereka
untuk
semua
hal
lebih
mengenai
dalam acara tersebut, banyak yang bertanya
ataupun
mengenai
saling
tanggap
sharing
darurat.
Dari
tanggap darurat. Pada saat pemberian
situlah terlihat perbedaan sikap para
materi hampir semua responden aktif
responden mengenai tanggap darurat.
KESIMPULAN 1.
pemberian
Terdapat tingkat
perbedaan pengetahuan
keaktifan
mereka untuk lebih mengetahui
setelah
semua hal mengenai tanggap
dilakukan intervensi dengan cara
darurat. Pada saat pemberian
memberikan soal pre and post
materi hampir semua responden
test dan simulasi tanggap darurat.
aktif
evakuasi
Terdapat
kenaikan
dalam
acara
tersebut,
tingkat
banyak yang bertanya ataupun
pengetahuan dan sikap guru dan
saling sharing mengenai tanggap
karyawan sebelum dan sesudah
darurat.
pemberian
3.
menggambarkan
ini
dan
kecepatan
2.
antara
materi
materi
tanggap
4.
Diketahui gedung bertingkat
darurat, dengan hasil pre test
hingga
dengan
buruk
luas tanah sebesar 7.058 m2 dan
berjumlah 21 orang atau 70% dan
luas bangunan sebesar 1.218
dengan pengetahuan yang baik
m2. Gedung sekolah mempunyai
berjumlah 9 orang atau 30%.
banyak jumlah ruang kelas dan
Sedangkan kelompok post test
ruang
dengan
ruang yang berada di dalam
pengetahuan
pengetahuan
buruk
lantai 3, yang memiliki
lainya.
Salah
berjumlah 10 orang atau 33,3%
gedung
dan dengan pengetahuan baik
menimbulkan kebakaran, seperti
berjumlah 20 orang atau 66,7%.
laboratorium,
Terdapat perubahan sikap pada anak-anak
yang
terlihat
antusiasnya
sikap
mengenai
pelatihan
dari
anak-anak dan
mempunyai
satunya
dapur,
potensi
kantin,
kamar mandi dan lain-lain. Pihak sekolahpun
belum
pernah
memberikan pelatihan mengenai tanggap darurat terhadap staf
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 635 - 643 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm pengajar dan karyawanya dan
pihak
belum juga penambahan materi
minimal
atau ekstra kurikuler mengenai
untuk menuju keluar gedung dan
tanggap
tempat berkumpul aman.
darurat.
Dengan
sekolah
memberikan
tanda-tanda
evakuasi
keadaan seperti itu seharusnya
UCAPAN TERIMAKASIH
Kesehatan Masyarakat UNDIP, dan
Terimakasih kepada seluruh jajaran
sahabat-sahabat
staf pengajar,karyawan dan siswa
Castanea,
siswi
Ariwibowo, Dewa Putu Gunasastra
yang
bersedia
menjadi
Nelly,
tercinta Yuni,
Dea, Raditya
responden dan meluangkan waktu
Septian
untuk kepentingan penellitian ini.
Wisnu yang telah membantu selama
Terimakasih
proses penelitian ini berjalan dan
pembimbing
kepada dr.
Baju
dosen Widjasena
M.Erg, Bina Kurniawan, SKM, M.Kes, dan terimakasih
kepada
keluarga,
seseorang yang tercinta Nura ,Rekanrekan mahasiswa OSH FORUM 2011 dan seluruh Angkatan 2008 Fakultas
Adi, Taufiq Ade Elita, dan
memberikan
dukungan,
semangat, serta doa.
bantuan,