VOLUME 6 NOMOR 1 JANUARI 2010
ISSN : 1829-8443
JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN
Perbandingan Motivasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Jasmani Antara Siswa Sekolah Unggul Olahraga Dengan Siswa Sekolah Unggul Non Olahraga Peranan Makanan Dalam Menunjang Prestasi Atlet
Quick Programe Skill Khusus Senam Lantai Dengan 9 (Nine) Season Approach Pengaruh Latihan Triceps Extention Terhadap Kemampuan Lempar Lembing
Keberadaan Fasilitas Olahraga Pada Sekolah Di Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh
Kontribusi Daya Tahan Dan Power Otot Tungkai Terhadap Kemampuan Renang Gaya Dada
Diterbitkan oleh Pusat Kajian Ilmu Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Jl. Hamzah Fansury No. 08. Telp +6251-7552807 HP. 085260165402
JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN “SPORTS SAINS” Kajian Teori, Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Olahraga Terbit dua kali setahun pada bulan Januari dan Juli; berisi ringkasan hasil penelitian, gagasan konseptual, kajian teori dan aplikasi teori bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Olahraga (ISSN : 1829-8443).
Ketua Penyunting : Drs. Abdurrahman, M.Kes. Wakil Ketua Penyunting : Drs. Sukardi Putra, M.Kes. Sekretaris Penyunting : Ifwandi, S.Pd., M.Pd. Penyunting Pelaksana : Drs. Muhammad Jamil, M.Kes. Drs. Syamsulrizal, M.Kes. Drs. Amiruddin, M.Kes. Dra. Miskalena, M.Kes. Drs. Alfian Rinaldy, M.Pd. Drs. Muhammad Jafar, M.Pd. Drs. Mansur, M.Kes. Zulfikar, S.Pd. M.Kes. Penyunting Ahli Prof. Dr. dr. A. Purba, M.Sc. AIF (Bagian Faal UNPAD) Dr. Tandiyo Rahayu, M.Pd. (Universitas Negeri Semarang) Dr. M.E. Winarno, M.Pd. (Universitas Negeri Malang) Dr. Asep Suharta, M.Pd. (Universitas Negeri Medan) Dr. Diniwati, M.Kes. (Universitas Yarsi Jakarta) Drs. Bambang Handaka (Irjen Olahraga) Oce Wiriawan, S.Pd. M. Kes. (UNESA) Dra. Rini Safriani, M.Kes. (ITB) Pelaksana Tata Usaha Karimuddin, S.Pd. Akmal Fajri Masri Alamat Editor dan Tata Usaha : Jl. Hamzah Fansuri No. 08 kantor Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Unsyiah Darussalam Banda Aceh Telpon/Fax (0651) 7412657 atau Contact Person HP. 085260165402 Fax. (0651) 53498. Langganan Dua Nomor (setahun) Rp. 60.000,- Ditambah Ongkos kirim Rp. 5.000,-. Uang Langganan dapat dikirimkan melalui wesel ke alamat Tata Usaha Jurnal Ilmu Keolahragaan “SPORTS SAINS” diterbitkan oleh Pusat Kajian Ilmu Olahraga FKIP Unsyiah. Pembina : Rektor Unsyiah dan Dekan FKIP Unsyiah. Penasehat : Ketua Pusat Kajian Ilmu Olahraga dan Lembaga Penelitian Universitas Syiah Kuala. Penanggung Jawab : Drs. Nuzuli, MS. Terbit pertama kali tahun 2005 dengan judul Jurnal Ilmu Keolahragaan “SPORTS SAINS” Editor menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan di media cetak lain. Naskah diketik dengan spasi rangkap pada kertas kuarto, panjang 10 – 20 halaman sebanyak 1 (satu) eksemplar (lebih lanjut baca petunjuk bagi penulis pada halaman terakhir). Naskah dikirim via email ke alamat
[email protected] Naskah yang masuk dievaluasi oleh Editor Pelaksana dan/atau Penyunting Ahli. Editor dapat melakukan perubahan pada tulisan yang dimuat untuk kesegaran format, tanpa mengubah maksud dan isinya.
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga tim penyunting telah berhasil menerbitkan Jurnal Ilmu Keolahragaan SPORTS SAINS Volume 6 Nomor 1. Pada Nomor ini ada 6 (enam) artikel yang dipublikasikan. Adapun judul dari keenam artikel tersebut adalah : 1)
Perbandingan Motivasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Jasmani Antara Siswa Sekolah Unggul Olahraga Dengan Siswa Sekolah Unggul Non Olahraga ; 2); Peranan Makanan Dalam Menunjang Prestasi Atle; 3) Quick Programe Skill Khusus Senam Lantai Dengan (Nine) Season Approach; 4) Hubungan Kekuatan Otot Tungkai dengan Kemampuan Lompat Jangkit; 5) Keberadaan Fasilitas Olahraga Pada Sekolah Di Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh; dan 6) Kontribusi Daya Tahan Dan Power Otot Tungkai Terhadap Kemampuan Renang Gaya Dada. SPORTS SAINS merupakan jurnal yang berisikan kajian teori olahraga, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga. Penerbitan jurnal ini bertujuan untuk menambah pembendaharaan bacaan di bidang ilmu keolahragaan yang selama ini dirasakan sangat minim jumlahnya. Harapan lain, kepada para pakar olahraga yang berada di seluruh pelosok tanah air berkenan untuk menyumbang wawasan pemikiran dan gagasan ilmiah tentang peningkatan kualitas olahraga di daerah ini. Tim penyunting menerima sumbang saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan di masa-masa mendatang.
JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN Kajian Teori, Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Olahraga
“SPORTS SAINS” Volume 6 Nomor 1, Januari 2010
DAFTAR ISI Halaman
Abubakar
Perbandingan Motivasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Jasmani Antara Siswa Sekolah Unggul Olahraga Dengan Siswa Sekolah Unggul Non Olahraga ................................................... 1
Bustamam
Peranan Makanan Dalam Menunjang Prestasi Atlet ...................................................................................................................... 21
Abdurrahman
Quick Programe Skill Khusus Senam Lantai Dengan (Nine) Season Approach ....................................................................................... 27
Sukardi Putra Keberadaan Fasilitas Olahraga Pada Sekolah Di Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh ....................................................................... 21 Ifwandi
Kontribusi Daya Tahan Dan Power Otot Tungkai Terhadap Kemampuan Renang Gaya Dada .................................................................. 21
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA SEKOLAH UNGGUL OLAHRAGA DENGAN SISWA SEKOLAH UNGGUL NON OLAHRAGA Oleh: Abubakar*) Abstrak: Seorang siswa dalam melakukan aktivitas belajar memerlukan adanya dorongan atau motivasi tertentu agar kegiatan belajarnya dapat menghasilkan prestasi belajar yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan, oleh karena itu untuk dapat menghasilkan prestasi belajar yang baik, maka motivasi siswa tidak hanya yang bersumber dalam diri siswa, tetapi juga motivasi yang bersumber dari luar diri siswa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan motivasi belajar terhadap pelajaran pendidikan jasmani antara siswa sekolah unggul olahraga (SMA negeri 9) dengan siswa sekolah unggul non olahraga (SMA Negeri 10 Fajar Harapan). Dari pengolahan data degan mengunakan uji t pada taraf signifikani 0,05, maka hasil penelitian yang diperoleh bahwa secara rata-rata siswa sekolah unggul olahraga mempunyai motivasi belajar pelajaran pendidikan jasmani yang lebih baik dibandingkan dengan siswa unggul non-olahraga. Artinya terdapat perbedaan motivasi belajar pendidikan jasmani yang berarti dan signifikan antara siswa sekolah unggul SMU Negeri 9 (sekolah unggul Olahraga) dengan SMA Negeri 10 Fajar harapan (sekolah unggul non olahraga) Banda Aceh, dengan t-hitung sebesar (4,53) dan t-tabel (2,00), dengan demikian maka Ha dalam penelitian ini dapat diterima kebenarannya. Kata Kunci : Motivasi, Belajar, Pendidikan Jasmani, dan Sekolah Unggul PENDAHULUAN Belajar merupakan suatu proses yang tidak pernah berhenti selama manusia itu hidup.Untuk mencapai kesuksesan manusia selalu perlu melakukan aktivitas melalui proses belajar, karena di dalam belajar inilah manusia menemukan pengetahuan dan pengalaman yang baru. Tiap situasi belajar akan dihadapi secara utuh oleh orang yang belajar sebagai individu yang utuh pula. Itulah sebabnya di dalam situasi yang berbeda setiap hari, maka pelajaran atau permasalahan yang dihadapi akan berbeda pula tergantung cara dan pengalaman yang berupa pelajaran yang didapatkan akan menghasilkan perubahan tingkah laku. Seorang siswa dalam melakukan aktivitas belajar memerlukan adanya dorongan tertentu agar kegiatan belajarnya dapat menghasilkan prestasi belajar yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Untuk dapat *)
Dosen Prodi BKS FKIP Universitas Syiah Kuala Darussalam-Banda Aceh 1
2 meningkatkan prestasi belajar siswa yang maksimal, tentunya perlu diperhatikan berbagai faktor yang membangkitkan motivasi para siswa untuk belajar dengan efektif. Hal tersebut dapat ditingkatkan apabila faktor–faktor yang mendukung proses belajar mengajar mampu memotivasi siswa. Dengan demikian, maka siswa akan memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar dengan sungguh-sungguh sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien dan dapat menghasilkan prestasi belajar yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang maksimal, tentunya perlu diperhatikan berbagai faktor yang membangkitkan para siswa untuk belajar dengan efektif. Salah satu faktor penyebab yang mempengaruhinya adalah motivasi belajar. Dalam belajar motivasi memegang peranan yang penting. Seperti yang di kemukakan oleh Hamalik (2003) “Bahwa tingkah laku manusia didorong oleh motif-motif tertentu dan perbuatan belajar akan berhasil apabila didasarkan pada motivasi yang ada pada murid”. Motivasi yang dimiliki siswa akan menentukan hasil yang dicapai dari aktivitas pembelajaran. KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Motivasi Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang mendorong orang untuk bertingkah laku atau berbuat sesuatu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Seseorang akan terdorong untuk melakukan sesuatu apabila merasakan adanya kebutuhan tertentu. Seperti yang dikemukakan Sartain (Ngalim, 1992) dalam bukunya Pysicology Understanding of Human Behafior yaitu” Motif adalah suatu pernyataan yang kompleks didalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku/perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang”. Kebutuhan ini timbul karena kesadaran atau karena situasi tertentu, yang mendorong seseorang untuk berbuat demi mencapai suatu tujuan tertentu. Seperti yang dikemukakan oleh Sabri (1993) yaitu : “Motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut/mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan dan sesuatu yang dijadikan motivasi itu merupakan suatu keputusan yang telah ditetapkan individu sebagai suatu kebutuhan/tujuan yang nyata ingin dicapai”, dengan demikian, kebutuhan inilah yang akan menimbulkan dorongan atau motif untuk melakukan tindakan tertentu, jadi motivasi sangat erat hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Motivasi dapat menjadi daya penggerak seseorang dalam melakukan sesuatu demi memperoleh suatu tujuan tertentu, Slameto (2003) menyatakan: ”Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat dalam motivasi itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorong”, di mana diyakini bahwa jika perbuatan itu telah dilakukan, maka tercapailah keadaan keseimbangan dan timbullah perasaan puas dalam diri individu. Pada
3 dasarnya perbuatan-perbuatan yang kita lakukan sehari-hari banyak yang didorong oleh motif-motif ekstrinsik, tetapi banyak pula yang didorong oleh motif-motif intrinsik atau oleh keduanya. Seperti yang di jelaskan berikut ini: 1) Motivasi Intrinsik yaitu motivasi intrinsik timbul dari setiap individu seperti kebutuhan, bakat, kemauan, minat dan harapan yang terdapat pada diri seseorang, misalnya seseorang yang gemar membaca tidak memerlukan orang lain untuk memotivasinya tetapi ia sendiri butuh, berminat atau berkemauan untuk mencari sumber-sumber bacaan dan rajin membacanya. 2) Motivasi Ekstrinsik yaitu motivasi yang datang dari luar diri seseorang, timbul karena adanya stimulus (rangsangan) dari luar lingkungannya. Sebagai contoh seseorang yang berlatih atletik karena terangsang oleh gelar kejuaraan, hadiah, dan meningkatkan nama baik organisasi olahraga yang ia masuki. (Sudjana, 2000). Peranan dan Fungsi Motivasi dalam Belajar Motivasi sangat berperan dalam belajar. Dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar, seperti yang dikemukakan Ngalim (1992) ”Tujuan motivasi adalah untuk menggerakan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu”, dan dengan motivasi itu pulalah kualitas hasil belajar siswa juga kemungkinannya dapat diwujudkan. Siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. sangat jelaslah bahwa tujuan dari motivasi adalah untuk menggerakan atau memacu siswa agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Sabri (1996): yaitu kepastian itu dimungkinkan oleh sebab adanya ketiga fungsi motivasi sebagai berikut: a)Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan, b)Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai, c)Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai. Bentuk-Bentuk Motivasi Belajar Menurut Sardiman (2006), ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, yaitu: a) memberi angka; b) hadiah; c) saingan dan kompetisi; d) ego-involement; e) memberi ulangan; f) mengetahui hasil; g) pujian; h) hukuman; i) minat, j) hasrat untuk belajar; dan k) tujuan yang diakui. Banyak siswa belajar yang utama justru untuk mencapai angka atau nilai yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi siswa merupakan motivasi yang kuat. Namun perlu diingat bahwa pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati, karena yang terkandung di dalam setiap pengetahuan diajarkan kepada siswa tidak sekedar kognitif tetapi afektif dan psikomotorik
4 Dalam proses belajar mengajar, guru dapat menggunakan hadiah sebagai alat untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. tetapi perlu diingat bahwa hadiah tidak selalu dapat dijadikan sebagai alat motivasi, karena bisa saja hadiah yang diberikan tidak menarik bagi siswa dan bisa saja siswa akan termotivasi apabila sang guru memberikan hadiah kepada siswa, misalnya seorang siswa ingin menjawab pertanyaan guru apabila guru memberikan hadiah kepadanya, dan begitu pula sebaliknya, apabila guru tidak memberikan hadiah kepada siswa tersebut maka siswa tersebut tidak akan menjawab pertanyaan guru. Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong semangat belajar siswa. Dengan persaingan siswa akan giat untuk meningkatkan prestasi belajarnya dan ia akan berusaha untuk menjadi pemenang dalam kompetisi ini. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Menumbuhkankesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan, sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Dengan demikian, para siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh bisa jadi karena harga dirinya. Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mereka mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Namun perlu diingat, seorang guru jangan terlalu sering memberikan ulangan karena akan membuat siswa merasa jenuh dan membosankan. Sebagai contoh, jika siswa merasa hasil belajarnya selalu mengalami peningkatan, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, begitu pula sebaliknya jika siswa mengetahui hasil belajarnya mengalami penurunan, maka ia akan berusaha lebih giat lagi untuk memperbaikinya Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar. Oleh karena itu, guru harus pintar-pintar memberi pujian secara tepat. Hukuman ini adalah kebalikan dari pujian. Hukuman adalah sebagai reinforcement yang negatif , tetapi kalau diberi secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi yaitu memberikan hukuman yang mendidik bukan memberikan hukuman yang dapat menjadikan siswa tidak termotivasi dalam belajar. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat. Sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan belajar dengan lancar apabila disertai dengan minat. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik. Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, maka akan timbul gairah untuk terus belajar dengan giat dan sungguh-sungguh.
5 Dengan demikian, dengan adanya bentuk-bentuk atau cara motivasi belajar di atas dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi dalam kegiatan belajar siswa agar siswa bersemangat dan gairah untuk terus belajar dengan giat dan bersungguh-sungguh, sehingga mereka dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan, dan merupakan sebuah acuan bagi setiap pendidik dan orang tua dalam memotivasi siswa dalam belajar Hal-hal yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Motivasi belajar merupakan salah satu hal yang mendukung dalam pendidikan pada siswa. Motivasi dan prestasi belajar pada siswa berbedabeda, ada yang meningkat atau menurun. Dalam kondisi demikian motivasi belajar sangat berperan dan dibutuhkan serta berpengaruh terhadap masa depan selanjutnya. Bagaimana mengatasi agar selalu adanya motivasi belajar, selain dari individu juga perlu bimbingan dari berbgai pihak seperti guru, orang tua, teman serta masyarakat. Prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan proses belajar dan hasilnya akan selalu berkaitan dengan hal-hal yang dilakukan. Hasil dan kegiatan belajar berupa perubahan perilaku yang diharapkan tentu saja perubahan perilaku ke arah yang lebih baik, kualitas perubahan ini sangat ditentukan oleh usaha yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Prayitno (1989) bahwa ”hasil belajar yang tinggi merupakan buah usaha yang tinggi pula”. Jadi jelas, bahwa keberhasilan seseorang mencapai tujuan yang telah ditetapkan di dalam proses belajar atau prestasi belajar sangat tergantung pada kegiatan, proses atau usaha belajar yang dilakukan. Hal-hal yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain seperti yang dikemukakan di bawah ini. Menurut Dimyati (2006), ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, diantaranya; (a) Cita-cita dan Aspirasi Siswa Di sini dapat dikatakan bahwa cita-cita akan memperkuat motivasi belajar siswa. Misalnya cita-cita siswa untuk menjadi pemain bulu tangkis akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar, ia akan rajin berolah raga, melatih nafas, berlari, meloncat, disamping tekun berlatih bulutangkis; (b) Kemampuan Siswa Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Contoh: seorang anak yang tidak biasa mengucapkan huruf .r. di beri latihan berulang kali sehingga mampu mengucapkan huruf .r., keberhasilan atau kemampuan ini memuaskan dan menyenagkan hatinya, secara perlahan-lahan terjadilah kegemaran membaca pada anak ini. Secara ringkas dapatlah dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugastugas perkembangan; (c) Kondisi Siswa Kondisi siswa yang meliputi kondisikondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Contoh: seorang siswa yang sedang sakit akan mempengaruhi perhatian belajar, sebaliknya seorang siswa yang sehat akan mudah memusatkan perhatian. Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada motivasi relajar; (d) Kondisi Lingkungan Siswa Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan.
6 Sebagai anggota masyarakat maka siswa terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencana alam, tempat tinggal yang kumuh, ancaman rekan yang nakal, perkelahian antar siswa akan menganggu kesunguhan belajar; (e) Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa Guru adalah seorang pendidik professional. Ia bergaul setiap hari dengan puluhan siswa. Interaksi efektif pergaulannya akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jiwa siswa. Dengan kata-kata yang arif seperti: suaramu membaca sangat merdu, maka pujian guru tersebut dapat menimbulkan kegemaran membaca. oleh karena itu untuk memacu motivasi dan kemauan siswa dalam belajar. Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Penjas-Or) merupakan bagian dari kurikulum standar Lembaga Pendidikan Dasar dan Menengah. Dengan pengelolaan yang tepat, maka pengaruhnya bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani. Pendidikan Jasmani adalah kegiatan jasmani yang diselenggarakan untuk menjadi media bagi kegiatan pendidikan. Pendidikan adalah kegiatan yang merupakan proses untuk mengembangkan kemampuan dan sikap rohaniah yang meliputi aspek mental, intelektual dan bahkan spiritual. Sebagai bagian dari kegiatan pendidikan, maka pendidikan jasmani merupakan bentuk pendekatan ke aspek sejahtera Rohani (melalui kegiatan jasmani). Makna dan Misi Pendidikan Jasmani dan Olahraga di Lembaga Pendidikan.Lembaga Pendidikan adalah Lembaga formal yang terpenting untuk pembinaan mutu sumber daya manusia. Dalam Lembaga Pendidikan, siswa dibina untuk menjadi sumber daya manusia yang unggul dalam aspek jasmani, rohani dan sosial melalui berbagai bentuk media pendidikan dan keilmuan yang sesuai, (Drs (Physiol.) H.Y.Santosa Giriwijoyo, Dra Lilis Komariyah, M.Pd, 2007 : website, www.bengkel pak santosa) Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang menggunakan jasmani sebagai titik pangkal mendidik anak dan anak dipandang sebagai satu kesatuan jiwa raga. Tujuan melaksanakan pendidikan jasmani di sekolah adalah identik dengan tujuan pendidikan. Undang-undang No.4 Tahun 1950 dan kemudian menjadi Undang-undang No.12 tahun 1954 memberikan landasan yang kuat terhadap kegiatan pendidikan jasmani di sekolah. Pendidikan jasmani terdiri dari dua komponen besar, yaitu gerak manusia dan kebugaran jasmani (komponen kesehatan dan motorik), dan didasarkan pada didiplin sebagai berikut: teori belajar motorik, perkembangan motorik, kinesiologi, biomekanika, fisiologi latihan , psikologi olahraga, sosiologi olahraga, dan estetika. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan, merupakan usaha untuk membuat bangsa indonesia sehat lahir dan batin. Pendidikan jasmani adalah bagian dari tuntutan terhadap pertumbuhan jasmani dan rohani, dengan demikian tidak terbatas pada jam pelajaran. Sehingga dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dituntut seorang guru benar-benar mempunyai kompetensi dan wawasan yang lebih, tidak hanya tentang pendidikan jasmani saja tetapi menyangkut semua pelajaran.
7 Menurut Bucher (dalam Nyak Amir: 2005:5) menyatakan, “walaupun pengembangannya terletak pada aspek jasmaniah, namun tetap berorientasi pendidikan yang merupakan tujuan pendidikan utamannya”. Pendidikan merupakan suatu proses untuk membentuk generasi penerus bangsa, pendidikan dilakukan saat hayat masih dikandung badan dan pendidikan sangat penting bagi kehidupan kita sebagai makhluk sosial yang diberi kemampuan oleh Allah SWT berupa akal pikiran untuk berpikir dan menerima pelajaran. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pendidikan hendaknya pendidik dapat mengetahui apa saja kesulitan dari tiap-tiap aspek materi yang akan diberikan sehingga dapat segera diketahui bagaimana cara menanggulangi. Pendidikan jasmani merupakan kegiatan kurikuler dan menjadi salah satu mata pelajaran dalam lembaga pendidikan formal, proses pendidikan dapat pula dilakukan di luar jam sekolah, yang kemudian disebut dengan kegiatan ekstrakurikuler yang memusatkan pada salah satu cabang olahraga, di dalam cabang olahraga tersebut memiliki rangkaian pembelajaran yang membutuhkan ketelitian dan penguasaan gerak dalam setiap pertemuan sehingga apa yang disampaikan dapat benar-benar diterima oleh siswa. Melalui Pendidikan jasmani siswa dapat mengetahui bermacam-macam gerak yang mungkin sebelumnya mereka pernah melakukannya tetapi belum mengetahui nama gerakan tersebut maupun sebaliknya. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses belajar, proses penyerapan informasi ke dalam organisme yang dijadikan bekal bagi organisme untuk memodifikasi tingkah lakunya kemudian hari. Proses belajar individu berbeda-beda, siswa dapat menyerap informasi dengan cepat dan ada pula penyerapan yang lambat, keterampilan gerak tiap-tiap siswa juga berbeda, ada yang dikaruniai bakat khusus yang hanya dapat menguasai keterampilan gerak cabang permainan tertentu ataupun yang mempunyai bakat umum yang dapat melakukan berbagai macam gerakan diseluruh cabang olahraga dan hal ini harus segera cepat diketahui oleh guru pendidikan jasmani sehingga dapat segera melakukan eveluasi dan pertimbangan apa yang dapat diambil sebagai penilaian sebelum diadakan test. METODE Penelitian ini tergolong dalam penelitian deskriptif dengan teknik kausal komparatif, sesuai dengan yang dikemukakan Arikunto (1993) yaitu: ”Dalam penelitian kausal komparatif dua kelompok individu yang secara umum mempunyai persamaan, dipilih untuk diperbandingkan disebabkan karena antara kedua kelompok tersebut yang satu memiliki satu ciri, dan yang lain tidak”. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan Angket atau kuesioner. dengan indikator-indikator kebutuhan dan keinginan, harapan dan daya tarik, dukungan guru, dukungan orang tua, dukungan teman, dukungan faasilitas/sarana dan kesempatan yang baik, dan upaya-upaya yang dilakukan.
8 HASIL Berdasarkan pertanyaan yang telah diajukan dalam angket yang dijawab oleh responden kedua sekolah tersebut tentang pemahaman peserta didik dalam mengikuti proses Pendidikan Jasmani dalam rangka meningkatkan kebugaran jasmani bagi dirinya. Hasil pengolahan data dari rata-rata siswa sekolah unggul olahraga dibandingkan dengan rata-rata siswa unggul non olahraga, menunjukkan bahwa siswa sekolah unggul olah raga memiliki motivasi yang lebih tinggi dibangkan dengan siswa unggul non olahraga, Dengan demikian maka Ha dapat diterima kebenarannya, karena thitung (4,53) lebih besar dari pada t- table (2.000). Adapun rincian dari masing-masing aspek motivasi tersebut sebagai berikut: Perbandingan Motif Instrinsik dalam Belajar Pelajaran Pendidikan Jasmani Dari hasil penelitian ditemukan t-hitung sebesar 5.345, selanjutnya bila dibandingkan dengan t-tabel (2.000), artinya t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian maka terdapat perbedaan yang signifikan motif instrinsik dalam belajar pendidikan jasmani antara siswa sekolah unggul olahraga dengan siswa sekolah unggul fajar harapan. Dimana siswa sekolah unggul olahraga mempunyai motif instrinsik yang lebih tinggi yaitu tingkat kebutuhan dan keinginan mereka untuk berolahraga dan keinginan untuk lebih memahami pendidikan jasmani daripada siswa sekolah unggul fajar harapan. Perbandingan Motif Ekstrinsik dalam Belajar Pelajaran Pendidikan Jasmani Dari hasil penelitian diperoleh t-hitung sebesar 1.022, bila dibandingkan dengan t-tabel (2.000), maka t-hitung < t-tabel, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian tidak terdapat perbedaan yang signifikan motif ekstrinsik dalam belajar pendidikan jasmani antara siswa sekolah unggul olahraga dengan siswa sekolah unggul fajar harapan. Motif ekstrinsik dalam hal ini adalah dukungan guru, orangtua, teman, dan kelengkapan fasilitas/sarana dalam pelajaran pendidikan jasmani. Upaya yang Mengarahkan Tingkah Laku Belajar Pelajaran Pendidikan Jasmani Hasil penelitian menunjukan bahwa diperoleh t-hitung sebesar (3,59) dan selanjutnya bila dibandingkan dengan t-tabel (2,000) artinya t-hitung > ttable, maka Ho ditolak dan selanjutnya Ha diterima, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang berarti dan signifikan diantara siswa sekolah unggul olahraga dan siswa sekolah unggul fajar harapan, dalam hal mengarahkan tingkah lakunya pada pencapaian tuajuan-tujuan kegiatan keolahragaan. Dengan demikian, maka menerima Ha dan menolak Ho.
9 Berdasarkan hasil rekapitulasi pengolahan data motivasi belajar bidang studi pendidikan jasmani antara siswa sekolah unggul olahraga dan sekolah unggul fajar harapan (non olahraga) seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 1: Rekapitulasi perbandingan dari beberapa Aspek motivasi belajar pendidikan jasmani antara siswa Sekolah Unggul Olahraga dengan siswa Sekolah unggul Non Olahraga No 1 2 3
Aspek Motivasi Motif Instrinsik Motif Ekstrinsik Upaya-Upaya yang dilakukan
t-hit
t-tab
Kesimpulan
5,345 1,022 3,590
2,000 2,000 2,000
Tolak Ho dan terima Ha Terima Ho dan tolak Ha Tolak Ho dan terima Ha
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal motivasi instrinsik antara siswa sekolah Unggul olahraga dengan siswa sekolah unggul non olahraga. Jika ditelusuri lebih jauh, hal ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, siswa pada sekolah unggul olahraga memiliki minat, harapan, dan cita-cita pada bidang olahraga, sehingga motivasinya dalam belajar pelajaran pendidikan jasmani lebih besar. Kedua, sistem pembelajaran pada sekolah unggul olahraga lebih diarahkan pada pencapaian prestasi olah raga, sedangkan pada sekolah unggul non olahraga lebih diarahkan pada pencapaian prestasi akademik. Berbeda halnya dengan motivasi ekstrinsik. Orang tua maupun guru di sekolah turut memberikan dorongan kepada siswa dalam pelajaran pendidikan jasmani, sehingga tidak ada perbedaan dalam hal ini antara siswa pada sekolah unggul olahraga dengan non olahraga. Dalam hal upaya yang dilakukan untuk mengarahkan tingkah laku belajar pelajaran pendidikan jasmani ini juga menunjukkan perbedaan yang signifikan. Siswa sekolah unggul olahraga lebih mengarahkan tingkah lakunya untuk pencapaian tujuan-tujuan kegiatan keolahragaan.
PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil yang kita lihat pada pengolahan data, perbandingan motivasi siswa dari kedua sekolah tersebut yang dilihat dari variabel intrinsik dan ekstrinsik dengan beberapa indikator yaitu kebutuhan dan keinginan, harapan dan daya tarik, dukungan guru, dukungan orang tua,
10 dukungan teman, dukungan fasilitas/sarana dan kesempatan yang baik, dan yang terakhir upaya-upaya yang dilakukan, yaitu walaupun berasal dari sekolah yang berbeda dan latar belakang sekolah yang berbeda, yaitu unggul dalam bidang olahraga dan sekolah yang unggul dalam mata pelajaran lain, namun motivasi siswa dari kedua sekolah tidaklah jauh berbeda, walaupun sekolah unggul olahraga lebih termotivasi, kemungkinan dikarenakan siswa dari sekolah tersebut yang berlatar belakang atlet binaan yang menjadikan mereka lebih antusias dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani, begitu pula siswa sekolah unggul fajar harapan pun merasa antusias pada pelajaran pendidikan jasmani, kebutuhan dan keinginan siswa dalam belajar pendidikan jasmani, cara guru pendidikan jasmani yang mampu menarik minat siswa dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani dan didukung dengan fasilitas sarana dan prasarana yang cukup memadai dari kedua sekolah tersebut yang kemungkinan dapat meningkatkan motivasi siswa. Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat disarankan kepada beberapa pihak: 1) kepada guru pendidikan jasmani diharapkan dapat mengembangkan pembelajaran secara lebih menarik; 2) kepada kepala sekolah, agar dapat member dorongan kepada guru pendidikan jasmani agar mampu mengembangkan kompetensinya dalam bidang pengajaran sehingga pembelajaran pendidikan jasmani akan lebih menarik; dan 3) kepada orang tua murid agar dapat memotivasi anaknya supaya dapat mengikut pelajaran pendidikan jasmani secara sungguh-sungguh.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1995. Proses Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Bima Aksara Daryanto, M. 2006. Administrasi Pendidikan. Jakarta : rineka cipta Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Gunawan, Ary, H. 1996. Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro). Jakarta : Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : Bumi Aksara. MA, harsuki. 2003. Perkembangan Olahraga Terkini (Kajian Para Pakar). Jakarta : Raja Grafindo Persada Sardiman, A.M. 1987. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Press Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya). Jakarta : Bumi Akasara. Suryabrata, Sumadi. 1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali. Sabri, Alisuf, M. 1999. Ilmu Pendidikan. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya.
11 Sutrisno, Hadi. 1992. Metodologi Penelitian. CV. Rineka Cipta. Sudjana. 1989. Pengantar Statistik Inferensi. Jakarta : Rajawali Press Wuryani, Esti, Sri. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Grasindo. Wirjasantosa, Ratal. 1984. Supervisi Pendidikan Olahraga. Jakarta : Universitas Indonesia.