Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015
ANALISIS SALURAN TATANIAGA DAN MARJIN TATANIAGA KELAPA DALAM (Cocos Nucifera) DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI Siti Abir Wulandari1 Abstract This research purposed to know about some marketing channel of coconut product and marketing margin of some coconut Middlemens in Tanjung Jabung Barat. The Middlemen type in this research was a sales agent that usually deal with a person that bought some coconuts directly from the farmer to be sale back to the further Middlemen type. Sampling method ( 42 Middlemens ) was conducted by multistage sampling, combining with a snowball sampling method. The result of this research indicated that there were two kinds marketing channel of coconut product in Tanjung Jabung Barat. The average farmer price was Rp. 1.199,/unit and it shoud be traded of on Rp. 1.489,-/unit. So that the marketing margin of some coconut Middlemens in Tanjung Jabung Barat showed Rp. 234,-/unit coconut. Keywords: coconut, marketing, channel and margin Barat, Banten, Jawa Tengah, D.I. PENDAHULUAN Agribisnis perkebunan memegang Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi peranan penting dalam perkembangan Utara, Gorontalo serta Pulau perekonomian di Indonesia. Sektor ini Kalimantan. Propinsi Jambi merupakan menyediakan lebih dari 19,5 juta salah satu penghasil kelapa terbesar dan lapangan kerja bagi penduduk terdapat perkebunan kelapa dari 11 Indonesia. Selain itu sektor perkebunan Kabupaten/Kota yang menghasilkan juga menambah devisa Negara secara kelapa di Propinsi Jambi dengan total signifikan. Salah satu produk produksi sebesar 105.255 ton dan perkebunan yang telah dikenal lama oleh produktivitas rata-rata sebesar 0.8 masyrakat Indonesia adalah tanaman ton/ha. Hal ini dapat dilihat pada Tabel kelapa. Kelapa dikenal sebagai tanaman 1. yang memiliki seribu kegunaan. Bagian Dari Tabel 1. terlihat bahwa tanaman kelapa mulai dari ujung akar Kabupaten Tanjung Jabung Barat hingga ujung batang dapat dimanfaatkan merupakan daerah penghasil kedua untuk berbagai keperluan dari kebutuhan dibawah Kabupaten Tanjung Jabung rumah tangga hingga industri, sehingga Timur. Untuk mengetahui luas areal kelapa juga dijuluki pohon kehidupan. tanaman menghasilkan dan jumlah Penyebaran kelapa di Indonesia produksi tanaman kelapa dalam di hampir di seluruh wilayah, seperti di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dapat sebagian besar Pulau Sumatera, Jawa dilihat pada Tabel 2. Tabel 1. Luas, Areal Produksi dan Produktivitas Tanaman Kelapa Dalam di Provinsi Jambi Tahun 2013. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kabupaten Luas TM ( ha ) Produksi ( Ton ) Batanghari 444 447 Muaro Jambi 650 629 Bungo 568 444 Tebo 846 557 Merangin 1.226 902 Sarolangun 373 316 Tanjabbar 38.546 50.494 Tanjabtim 44.527 51.441 Kerinci 58 22 Sungai 3 3 Penuh 11 Jambi Kota 87.241 105.255 Jumlah 7931 9568,64 Rata-rata Sumber : Data Statistik Perkebunan Angka Tetap. 2013
Produktivitas (Ton/ha) 1,0 1,0 0,8 0,7 0,7 0,8 1,2 1,1 0,4 1,0 0,8
1
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Batanghari
7
Analisis Saluran Tataniaga dan Marjin Tataniaga Kelapa Dalam (Cocos Nucifera) di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015
Tabel 2. Luas, Areal Produksi dan Produktivitas Tanaman Kelapa Dalam di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2013. Kecamatan Tungkal Ilir Seberang Kota Bram Itam Betara Kuala Betara Pengabuan Senyerang Merlung Muara Papalik Renah Mendaluh Tungkal Ulu Batang Asam Tebing Tinggi Jumlah Rata-rata
Luas Areal ( Ha ) TM Total 4.336 5.935 3.185 6426 3.870 5.737 1.922 4.238 6.878 9.024 9.836 13.415 8.461 10.953 6 12 3 3 12 15 37 61 38.546
55.819
Produksi (Ton) 5.732 5.506 4.721 1.566 10.729 12.021 10.154 4 3 11 47
Produkti vitas (Ton/Ha) 1,3 1,7 1,3 0,8 1,6 1,3 1,2 0,7 1,0 0,9 1,3
50.494 1,2
Sumber : Data Statistik Perkebunan Angka Tetap, Tahun 2013 Dari data di atas terlihat bahwa Rendahnya harga kelapa butiran produksi kelapa di Kabupaten Tanjung di tingkat petani menjadi kendala utama Jabung Barat sebesar 50.494 Ton di bidang pemasaran. Petani tidak dengan produktivitas rata-rata sebesar memiliki kekuatan dalam menetukan 1.2 Ton/ha. Dari 13 kecamatan yang harga kepada konsumen. Dari uraian berada di Kabupaten Tanjung Jabung diatas penulis tertarik untuk melakukan Barat, hanya 2 kecamatan saja yang penelitian dengan judul “Analisis tidak memiliki areal perkebunan kelapa Saluran tataniaga dan Marjin yaitu Kecamatan Merlung dan tataniaga Kelapa Dalam Di Kecamatan Muara Papalik. Tingginya Kabupaten Tanjung Jabung Barat”. produksi kelapa ini belum Rumusan Masalah mencerminkan sistem pemasaran yang Dalam rangka meningkatkan efisien, terutama bila dilihat dari pemasaran kelapa di Kabupaten Tanjung keuntungan yang diterima petani. Jabung Barat, perlu adanya usaha Pemasaran merupakan salah satu pemasaran yang kongkrit sehingga subsistem yang digunakan untuk menilai program pembangunan pertanian dapat prestasi kerja proses pemasaran. Hal ini mencapai sasaran yaitu meningkatkan mencerminkan bahwa proses pemasaran produksi, meningkatkan pendaatan berlangsung efisien. Mubyarto (1985) petani dan akhirnya dapat meningkatkan menyatakan bahwa ada dua persyaratan kesejahteraan bagi dan keluarganya dari yang harus di penuhi untuk hasil penjualan kelapanya. mendapatkan pemasaran yang lebih Dari uraian di atas, maka yang menjadi efisien yaitu : a) mampu menyampaikan pokok permasalahan dalam penelitian hasil-hasil dari petani produsen kepada ini adalah : konsumen dengan biaya yang semurah1. Bagaimana saluran tataniaga kelapa murahnya, dan b) mampu mengadakan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat pembagian yang adil dari keseluruhan Propinsi Jambi? harga yang dibayar konsumen terakhir 2. Bagaimana marjin tataniaga kelapa di kepada semua hak yang ikut serta Kabupaten Tanjung Jabung Barat didalam kegiatan produksi dan Propinsi Jambi? pemasaran barang itu.
8 Analisis Saluran Tataniaga dan Marjin Tataniaga Kelapa Dalam (Cocos Nucifera) di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015
yang terpola dan terstruktur sesuai Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah dengan kebutuhan akan data yang untuk mengetahui : mengacu pada topik dan judul 1. Saluran tataniaga kelapa di penelitian. Sumber data sekunder dalam Kabupaten Tanjung Jabung Barat penelitian ini, diperoleh dari literaturPropinsi Jambi literatur dan instansi-instansi terkait. 2. Marjin tataniaga kelapa di Kabupaten Metode Penarikan Sampel Tanjung Jabung Barat Propinsi Jambi Kabupaten Tanjung Jabung barat terdiri dari 13 kecamatan, tetapi hanya Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dua kecamatan yang tidak berpotensi diperoleh manfaat sebagai berikut : sebagai pengahsil kelapa yaitu 1. Memberikan wawasan dalam Kecamatan Merlung dan Muara menyikapi kemungkinan timbulnya Papalik. Jadi kecamatan yang berpotensi permasalahan dalam pengambilan sebagai produsen kelapa dalam keputusan pada pemasaran kelapa. sebanyak 11 kecamatan. Melalui proses 2. Sumbangan informasi bagi petani stratifikasi berdasarkan tingkat dan instansi terkait dalam produktivitas maka terdapat 6 meningkatkan strategi pemasaran kecamatan dengan kategori kelapa. produktivitas tinggi dan 5 kecamatan dengan produktivitas rendah. METODE PENELITIAN Dari masing masing kategori Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di diambil sampel secara proporsional Kabupaten Tanjung Jabung Barat random sampling sehingga didapat dua Propinsi Jambi. Adapun yang menjadi kecamatan yang mewaliki kategori fokus kajian dalam penelitian ini adalah tinggi dan satu keamatan mewakili menyangkut aspek tataniaga produk kategori rendah. Dengan demikian pertanian khususnya berkaitan dengan jumlah sampel yang dianggap mewakili bentuk saluran tataniaga dan margin populasi kecamatan yang ada di tataniaga kelapa dalam. Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah 2 kecamatan. Kecamatan sampel Sumber dan Metode Pengumpulan tersebut adalah Kecamatan Bram Itam Data Dalam penelitian ini data yang di sebagai sub-sample dari kategori gunakan berasal dari data primer dan produktivitas tinggi dan Kecamatan data sekunder. Petani adalah sebagai Betara sebagai sub-sample yang sumber data primer, dengan tekhnik mewakili kategori produkktivitas pengumpulan data secara observasi, rendah. Untuk lebih jelas dapat dilihat wawancara dan pengisian kuisioner pada Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3. Stratifikasi Kecamatan berdasarkan Produktivitas di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. No.
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Tungkal Ilir Seberang Kota Bram Itam Tebing Tinggi Kuala Betara Pengabuan Senyerang Renah Mendaluh Tungkal Ulu Batang Asam Betara Rataan
Kategori dan Produktivitas Tinggi (1,3) Tinggi (1,7) Tinggi (1,3) Tinggi (1,3) Tinggi (1,6) Tinggi (1,3) Rendah (1,2) Rendah (0,7) Rendah (1,0) Rendah (0,9) Rendah (0,8) 1,2
9 Analisis Saluran Tataniaga dan Marjin Tataniaga Kelapa Dalam (Cocos Nucifera) di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015
Tabel 4. Gambaran Jumlah Sampel Penelitian. Kategori Jumlah Sampel Produktivitas Kecamatan Tinggi 6 1 Rendah 5 1 Jumlah 11 2 Pada penelitian ini respondennya 2. Saluran tataniaga adalah jalur yang adalah pedagang pengumpul yang dilalui oleh produk mulai dari menampung atau membeli kelapa dalam produsen sampai ke pedagang besar. dari petani. Pengambilan sampel dalam 3. Lembaga tataniaga adalah perantara penelitian ini digunakan metode yang turut berperan dalam stratified random samling dan Snowball penyampaian produk ke konsumen sampling atau sampling bola salju. Pada akhir. teknik Snowball sampling ini, sampel 4. Margin tataniaga adalah perbedaan yang semula berjumlah kecil kemudian antara harga beli dan harga anggota sampel (responden) mengajak penjualan. (Rupiah/butir) para sahabatnya atau menunjukkan 5. Nilai penjualan adalah besarnya orang yang lain menurutnya memiliki penerimaan hasil penjualan kelapa informasi yang dibutuhkan untuk dalam yang merupakan perkalian dijadikan sampel dan seterusnya antara jumlah produk yang terjual sehingga jumlah sampel semakin dengan harga produk (Rupiah/bulan) banyak jumlahnya seperti bola salju 6. Nilai pembelian adalah biaya yang yang sedang mengelinding semakin jauh dialokasikan untuk pengadaan semakin besar (Ali M, 2013). Dari produk kelapa dalam oleh masinguraian di atas maka sampel yang telah di masing saluran tataniaga dapat, diambil secara sensus atau (Rupiah/butir). keseluruhan yaitu sebanyak 42 pedagang 7. Volume produk dagangan adalah pengumpul untuk mendapatkan jumlah kelapa dalam yang imformasi yang valid karena di diperjualbelikan (Butir/bulan). asumsikan jumlah sampel kecil. PEMBAHASAN Metode Analisis Data Gambaran Umum Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan Luas wilayah Kabupaten Tanjung metode survey dan dianalisis secara Jabung Barat 5.009,82Km2 atau 9.11 % deskriptif untuk mengetahui saluran dari luas Propinsi Jambi. Secara tataniaga, serta untuk melihat margin geografi terletak di pesisir paling timur tataniaga digunakan pencatatan di Provinsi Jambi dengan letak harganya sejak petani (produsen) astronomi 0o53’ – 01o41’ LS dan sampai lembaga tataniaga tingkat 103o23’ – 104o21’BT, dengan batas berikutnya. Secara sistematis dapat Utara berbatasan dengan Propinsi Riau, dirumuskan sebagai berikut: sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Batanghari, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Keterangan : Batanghari dan Kabupaten Tebo, dan M : Margin kotor rata-rata sebelah Timur berbatasan dengan Selat Ps : Nilai Penjualan Berhala dan Kabupaten Tanjung Jabung Pb : Nilai Pembelian Timur. V : Volume barang Terdapat 2 musim di wilayah dagangan Kabupaten Tanjung Jabung Barat yaitu Konsepsi dan Pengukuran Variabel musim hujan dan musim Kemarau. 1. Responden adalah pedagang Musim basah diwilayah ini pada pengumpul yang menampung atau umumnya terjadi antara bulan membeli kelapa dari petani November sampai bulan Maret dan 10 Analisis Saluran Tataniaga dan Marjin Tataniaga Kelapa Dalam (Cocos Nucifera) di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015
musim kering dimulai dari bulan Mei keputusan. sampai Bulan Oktober. Curah hujan Saluran Tataniaga berkisar antara 2000-3000 mm/tahun. saluran tataniaga atau saluran distribusi (marketing channels) adalah Identitas Responden Responden adalah pedagang saluran yang digunakan oleh produsen pengumpul yag dimintai informasi untuk menyalurkan barang sampai ke mengenai saluran tataniaga dan marjin tangan konsumen atau pemakai industri. tataniaga serta informasi lain yang Secara umum terdapat dua saluran berguna untuk mendukung penelitian tataniaga kelapa di kabupaten Tanjung ini, yang kebanyakan merupakan Jabung Barat. Saluran I di mulai dari masyarakat di Kabupaten Tanjung petani yang menjual kelapa ke pedagang Jabung Barat. Mayoritas pendidikan pengumpul, kemudian dari pedagang responden adalah SMP, sedangkan pengumpul, kelapa dijual ke pedagang sisanya berpendidikan SD dan SMA. pengumpul besar (PT. Rubi). Rata-rata responden berumur 48 tahun, Selanjutnya kelapa dikirim ke Jakarta dimana umur merupakan salah satu sebagai bahan baku industri. Saluran II indikator produktif atau tidaknya di mulai dari petani yang menjual kelapa pengusaha dalam mengelola usahanya. ke pedagang pengumpul, kemudian dari Umur yang lebih muda akan memiliki pedagang pengumpul, kelapa dijual ke kemampuan fisik dan mental yang relatif pedagang pengumpul besar (PT. Gunung lebih kuat tetapi umur yang lebih tua Sari). Selanjutnya kelapa dikirim ke cenderung memiliki pengalaman yang Kuala Leno untuk dikirim lagi ke lebih banyak sehingga mereka akan Amerika sebagai bahan baku industri. berhati – hati dalam proses pengambilan Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan di bawah ini : Petani
Pedagang Pengumpul
Pedagang Besar (PT. Gunung Sari dan PT. Rubi)
Kuala Leno
Industri (Jakarta) riri (Jkt))
Industri (Amerika) Gambar 1. Skema Saluran Tataniaga Kelapa Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
11 Analisis Saluran Tataniaga dan Marjin Tataniaga Kelapa Dalam (Cocos Nucifera) di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015
Marjin Tataniaga Suatu indikator yang sering digunakan untuk mengukur efisiensi saluran tataniaga adalah marjin tataniaga. Marjin tataniaga adalah perbedaan antara harga yang dibayar oleh konsumen untuk produk tersebut dengan harga yang diterima oleh produsen untuk menghasilkannya. Dari hasil penelitian menunjukkan rata-rata marjin tataniaga kelapa di Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah sebesar Rp. 290,- per butir, dengan rata-rata harga beli sebesar Rp. 1.199,- per butir dan rata-rata harga jual sebesar Rp. 1.489,- per butir. Pada umumnya pedagang pengumpul telah memiliki petani langganan yang menjual kelapa, sehingga petani dan pedagang pengumpul memiliki hubungan yang baik. Pedagang pengumpul membeli kelapa sebanyak 6 kali dalam satu minggu dengan rata-rata volume pembelian sebanyak 910.317 butir dengan rata-rata biaya transportasi dan bongkar muat sebesar Rp. 234,- per butir. Besarnya keuntungan yang diterima petani adalah sebesar Rp. 56,per butir dari nilai marjin tataniaga, sedangkan persentase keuntungan dari marjin sebesar 19,4 %. Untuk nilai persentase marjin dari pembelian adalah sebesar 24,2 % dan nilai persentase biaya dari marjin adalah sebesar 19,5 % KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan : 1. Terdapat dua saluran tataniaga kelapa di kabupaten Tanjung Jabung Barat. sSaluran I di mulai dari petani yang menjual kelapa ke pedagang pengumpul, kemudian dari pedagang pengumpul, kelapa dijual ke pedagang pengumpul besar (PT. Rubi). Selanjutnya kelapa dikirim ke Jakarta sebagai bahan baku industri. Saluran II di mulai dari petani yang menjual kelapa ke pedagang pengumpul, kemudian dari pedagang pengumpul, kelapa dijual ke
pedagang pengumpul besar (PT. Gunung Sari). Selanjutnya kelapa dikirim ke Kuala Leno untuk dikirim lagi ke Amerika sebagai bahan baku industri. 2. Rata-rata marjin tataniaga kelapa di Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah sebesar Rp. 290,- per butir, dengan rata-rata harga beli sebesar Rp. 1.199,- per butir dan rata-rata harga jual sebesar Rp. 1.489,- per butir dan rata-rata biaya sebesar Rp. 234,- per butir. Saran Diharapkan nilai marjin tataniaga diperkecil dengan cara menekan biaya yang dikeluarkan sehingga meningkatkan persentase keuntungan. DAFTAR PUSTAKA Apriono, D. Eva Dolorosa, dan Imelda. 2012. Analisis Efisiensi Saluran Pemasaran Ikan Lele Di Desa Rasau Jaya 1 Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, Volume 1, Nomor 3, Desember 2012, hlm 29-36 Carlos dan Suhardiyono (1997). Budidaya Kelapa dan Pemanfaatannya. Penebar Swadaya, Jakarta. Dewi, S. 2008. Jurnal Akutansi, Manajemen Bisnis dan Sektor Bisnis (JAMBSP). Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Vol. 4 No. 3. Juni 2008. ISSN 1829-9857 Dinas Perkebunan Kab. Tanjung Jabung Barat. 2013. Luas Produksi dan Produktivitas Tanaman Kelapa Dalam. Sinkronisasi dan Validasi Statistik Perkebunan angka Tetap 2013, Tanjung Jabung Barat. Dinas Perkebunan Provinsi Jambi. 2013. Jambi Dalam Angka 2013. Dinas Perkebunan, Provinsi Jambi. Ferinnadewi,Erna., dan Didit Darmawan. 2004. Perilaku Konsumen : Analisis Model Keputusan. Cet 1. Univ. Atmajaya. Yogyakarta.
12 Analisis Saluran Tataniaga dan Marjin Tataniaga Kelapa Dalam (Cocos Nucifera) di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015
Girsang dan Suryo. 1992. Ekologi Jurusan Tanaman Budidaya, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Gumbira, Sa’id dan Harizt (2004). Manajemen Agribisnis Cet. 2. Ghalia Indonesia. Jakarta. Jumiati E, Dwidjono H, Hartono S, dan Masyhuri. 2013. Analisis Saluran Pemasaran Dan Marjin Pemasaran Kelapa Dalam Di Daerah Perbatasan Kalimantan Timur. Jurnal AGRIFOR Vol. XII No. 1. Maret 2013. ISSN 1412-6885 Kotler, Pilips. 2002. Manajemen Pemasaran. Penerjemah : Hendra Teguh, Roni, A Rusli dan Benyamin Molan. Ed. 10. PT. Prenhalindo.Jakarta. Nanda Aktora. 2013. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kelapa Dalam (Cocos nucifera L). Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Nasruddin, Wasrob. 1999. Tataniaga Pertanian. Cet. 2.Universitas Terbuka. Jakarta. Nayoan. W.A . dan O Rodonuwu 1978. Usaha Peningkatan Mutu Kopra dan Masalahnya, pertemuan teknis penerapan teknologi dalam bidang pengolahan hasil perkebunan, Bogor 16 – 18 Januari 1978. Nijman,H.J. dam Van Der Wolk, E. 1977. Strategi Pemasaran Modern. Penerjemah : Lembaga PPm.Erlangga. Jakarta. Nuraeni, Ida dan Herman Hidayat. 1994. Manajemen Usahatani Cet. 1. Universitas Terbuka. Jakarta. Paduan dan Banzoa. 1979. Usaha Peningkatan Mutu Kelapa Dalam dan Masalahnya. Puslitbangtri, Bogor. Palungkun, Roni. 1992. Aneka Produk Olahan Kelapa. Penebar Swadaya. Jakarta. Rahadi, F., Rony Palungkun, dan Asiani Budiarti. 2004. Agribisnis Tanaman Sayur. Cet 12. Penebar Swadaya. Jakarta.
Soekardi, Y. 2012. Manfaat dan Pengolahan Kelapa. CV. Yrama Widia. Bandung Sunarjono, Hendro. (2004). Bertanam 30 Jenis Sayur. Cet 2. Penebar Swadaya. Jakarta. Suwarto, dkk. 2014. 15 Tanaman Komoditi Unggulan Perkebunan. Penebar Swadaya. Jakarta. Keegen W. 1996. Manjemen Pemasaran Global Edisi 5. Prenhallindo, Jakarta.
13 Analisis Saluran Tataniaga dan Marjin Tataniaga Kelapa Dalam (Cocos Nucifera) di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi