JURNAL HUMANIORA Volume 7, Nomor 2, Desember 2010 * Analisis Supply Chain management Komoditas Ayam Buras untuk Mendukung Industri Jasa Kuliner (Studi Rantai Pasok Komoditas Ayam Buras di Kabupaten Pasuruan) (Local Chicken Commodity Management Supply Chain Analysis to Support Culinary Services Industry (Supply Chain Commodity Study of Local Chicken in Pasuruan District)) * Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Keefektifan Kepemimpinan kepala Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Sampang. (The influence of Emotional Intelligence toward Headmasters’ Leadership Efficacy at State Elementary Schools in Sampang Regency). * Memilik Urgensi Kebijakan Pemerintah Daerah terhadap Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atas Biota Laut Akibat Aktivitas Pertambangan Emas Kabupaten Banyuwangi. (Considering the Urgency of Province Government Policy Against Analysis Invorenment Impact of Sea Biota in a Result from Gold Mining Activity in Banyuwangi District) * Pengaruh Perilaku Kerja, Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pabrik Rokok di Kota Surakarta. (Work Behavior, Motivation and Work Environment Effect Against Cigarret Factory Employees Work Achievement on Surakarta) * Techniques and Appropriateness of the Techniques of the Indonesian Translation of Mitch Albom’s Tuesdays with Morrie. (Pemilihan Teknik dan Kepatutannya dalam Terjemahan Novel Karangan Mitch Albom yang Berjudul “Tuesdays with Morrie’) * Pengembangan Pembelajaran Biologi Berorientasi Model Pemaknaan untuk mengajarkan Kemampuan Akademik dan Sensitivitas Moral. (Learning Biology Development Signification Model oriented towards Academic Ability and Moral Sensitivity Teaching) * Penumbuhan Minat Berwirausaha Melalui pelatihan Pembuatan Kertas Komposit (Entrepreneurship Interest Growth Through Composite paper Making Training)
Koordinasi perguruan Tinggi Swasta (KOPERTIS) Wilayah VII – Jawa Timur J. Humaniora
Vol. 7
No. 2
Hal. 35-84
60
Surabaya
ISSN
Des 2010
1693-8925
HUMANIORA Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora
Volume 7, Nomor 2, Desember 2010 Diterbitkan oleh Kopertis Wilayah VII Jawa Timur sebagai terbitan berkala yang menyajikan informasi dan analisis persoalan ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora. Kajian ini bersifat ilmiah populer sebagai hasil pemikiran teoritik maupun penelitian empirik. Redaksi menerima karya ilmiah/hasil penelitian atau artikel, termasuk ide-ide pengembangan di bidang ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora. Untuk itu HUMANIORA mengundang para intelektual, ekspertis, praktisi, mahasiswa serta siapa saja berdialog dengan penuangan pemikiran secara bebas, kritis, kreatif, inovatif, dan bertanggung jawab. Redaksi berhak menyingkat dan memperbaiki karangan itu sejauh tidak mengubah tujuan isinya. Tulisan-tulisan dalam artikel HUMANIORA tidak selalu mencerminkan pandangan redaksi. Dilarang mengutip, menterjemahkan atau memperbanyak kecuali dengan izin redaksi. PELINDUNG Koordinator Kopertis Wilayah VII Jawa Timur PENASEHAT Sekretaris Pelaksana Kopertis Wilayah VII Jawa Timur PEMIMPIN REDAKSI Drs. Ec. Purwo Bekti, M.Si PENYUNTING PROF. Dr. Ujianto, MS. Prof. Dr. Made Warka, SH., M.Hum. Dr. Ignatius Hardjanto M.Pd. REDAKSI PELAKSANA Sunaryanto, SH. TATA USAHA / SIRKULASI / IKLAN Dra. Magdalena Rotua Sitompul, MM., Putu Karya Wardhani, SH., Tri Puji Rahayu, Sutinah, Syamsu Warsono, I.B. Wesnawa, Aan Achmad Dachlan Alamat Redaksi : Kantor Kopertis Wilayah VII Jawa Timur (Sub Bagian kelembagaan dan kerjasama) Jl. Kertajaya Indah Timur No. 55 SURABAYA Telp. (031) 5925418 – 19, 5947473, Fax. (031) 5947479
61
Pengaruh Perilaku Kerja, Motivasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pabrik Rokok Di Kota Surakarta (Work Behavior, Motivation And Work Environment Effect Agains Cigarret Factory Employees Work Achievement On Surakarta) Musriha Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya. ABSTRAK Perilaku kerja merupakan rencana tindakan individu termasuk strategi karyawan dan usaha yang dilakukan. Perilaku pekerja menentukan hasil, prestasi kerja merupakan hasil dari perilaku kerja. Prestasi dapat menghasilkan prestasi jangka panjang yang positif dan pertumbuhan diri atau sebaliknya, prestasi jangka panjang yang jelek atau kurang berkembang. Hasil yang dikehendaki dari perilaku pekerja adalah prestasi kerja yang optimal. Penelitian ini merupakan penelitian Exploratory riser karena didalamnya menghubungkan antar variabel dan ada test of hipotesis, penelitian ini dilakukan pada perusahaan pabrik rokok yang ada di kota Surakarta, adapun hasil penelitian adalah sebagai berikut. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang pertama yang dilakukan dapat diketahui bahwa hipotesis yang diajukan yaitu bahwa Perilaku kerja, Motivasi, dan Lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap Prestasi kerja dapat diterima kebenarannya. Kata Kunci : Perilaku kerja, motivasi, lingkungan kerja, prestasi kerja. ABSTRACT Work behavior is an individual action plan, including employees and business strategy are made. Determine the outcome of worker or vice versa, abad long-term achievements or less developed. The desired outcome of the behavior of workers is optimum performance, exploratory study was risert because in it there are links between all variables and test of hypotheses, this study conducted at the company’s existing cigarette factory in the are city of Surakarta, as for the results of this research are as follows. Based on the results of testing the first hypothesis could be identified that the hypothesis is that the behavior of employee performance and work environment variables have the most dominant influence on job performance acceptable. Key words : work behavior, motivation, work environment, job performance.
62
PENDAHULUAN Menurut data BPS pada tahun 2004 penerimaan negara dari cukai rokok saja mencapai Rp. 23.59 triliun, tahun 2005 meningkat lagi menjadi Rp 30.07 triliun bahkan pada tahun 2006 mencapai negara dari industri rokok menjadi Rp 35.14 triliun, tahun 2007 melonjak lagi menjadi Rp. 39.54 triliun, dan tahun 2008 meningkat menjadi Rp 42.02 triliun. Dalam industri rokok, dominasi dari para pelaku utama bisnis ini sudah cukup dikenal. Pada tiga tahun terakhir (tahun 1999, 2000, 200) ternyata 3 perusahaan rokok, yaitu PT HM Sampoerna Tbk, PT Gudang Garam Tbk, dan PT Djarum, selalu masuk dalam jajaran “Sepuluh Besar Perusahaan Terbaik” diantara 200 Top Companies di Asia yang disusun peringkatnya oleh majalah Far Eastern Economic Review (FEER). Di tengah krisis ekonomi yang dinilai belum tampak pangkal akhirnya, sungguh melegakan bahwa setidaknya ada 10 perusahaan yang masuk kategori berkinerja prima diantara 2002 perusahaan terbaik di kawasan Asia. Menariknya, diantara 10 besar tersebut, tiga diantaranya 10 besar tersebut, tiga diantaranya merupakan raksasa rokok kretek Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Kuncoro tentang sumbangan tenaga kerja pada industri rokok tahun 1996 paling besar diberikan oleh daerah (Provinsi) Jawa Timur, yaitu 65% dari sumbangan industri rokok kretek Indonesia terhadap industri rokok kretek Jawa Timur pada tahun 1996 terhadap tenaga industri manufaktur adalah sebesar 2,798%. Pada tahun 1999 mengalami peningkatan menjadi 3,1% (meningkat sebesar 0,302%). Jawa Tengah merupakan daerah industri rokok kretek yang memberikan sumbangan terbesar kedua setelah Jawa Timur terhadap tenaga kerja industri manufaktur di Indonesia. Industri rokok kretek di Jawa Tengah memberikan sumbangan tenaga kerja 31,88 % industri rokok kretek Indonesia terhadap industri manufaktur pada tahun 1996. Sumbangan tenaga kerja di Jawa Tengah mengalami peningkatan dari 1,33% pada tahun 1996 menjadi 1,55% pada tahun 1999 (meningkat sebesar 0.22%). Bukan hanya tenaga kerja yang mengalami peningkatan tetapi juga nilai tambah industri rokok kretek di Indonesia juga mengalami peningkatan terhadap nilai tambah industri manufaktur di Indonesia. Steers menyatakan, perilaku pekerja merupakan rencana tindakan individu termasuk strategi karyawan dan usaha yang dilakukan. Perilaku pekerja menentukan hasil, seperti yang dikatakan oleh Gibson, prestasi kerja merupakan hasil dari perilaku kerja. Prestasi dapat menghasilkan prestasi jangka panjang yang positif dan pertumbuhan diri atau sebaliknya, prestasi jangka panjang yang jelek atau kurang berkembang. Hasil yang dikehendaki dari perilaku pekerja adalah prestasi kerja yang optimal. Di dalam organisasi variabel individu dan lingkungan berpengaruh tidak hanya pada perilaku tetapi juga prestasi kerja langsung diasosiasikan dengan tugas-tugas kerja yang perlu diselesaikan untuk mencapai tujuan kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Kreitner and Kinicki yang menyatakan, perilaku manajer secara signifikan mempengaruhi kesediaan seorang karyawan untuk menampilkan perilaku anggota organisasi yang baik. Hubungan
63
ini penting untuk diketahui karena perilaku anggota organisasi yang baik berhubungan secara positif dengan prestasi kerja. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Apakah terdapat pengaruh secara serempak perilaku kerja, motivasi dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja karyawan pabrik rokok di Kota Surakarta. (2) Apakah terdapat pengaruh parsial perilaku kerja, motivasi, dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja karyawan pabrik rokok di Kota Surakarta. (3) Pengaruh manakah yang dominan perilaku kerja, motivasi dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja karyawan pabrik rokok di Kota Surakarta. Hersey dan Blanchard menyatakan perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan, atau dengan bahasa lain, dapat dikatakan bahwa perilaku seseorang pada umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu. Sigmod Freud (Dalam Hersey and Nestrom, 1990 : 4) menjelaskan bahwa perilaku manusia dalam organisasi agaknya tidak dapat diperkirakan seperti dibayangkan, karena timbul dari kebutuhan dan sistem nilai yang terkandung dalam diri manusia. Dalam pandangan ahli lainnya bahwa perilaku adalah satu fungsi dari interaksi antara seorang individu dengan lingkungannya. Hal ini berarti bahwa seorang dengan lingkungannya menentukan perilaku keduanya secara langsung. Demikian pula seperti yang dikatakan oleh Siagian bahwa terdapat beberapa faktor pembentuk perilaku manusia diantaranya adalah faktor pengalaman, faktor lingkungan dan faktor pendidikan. Beberapa pendapat diatas agak berbeda dengan pendapat yang disampaikan oleh Schein (1996 : 9) yang menyatakan bahwa : “Human behavior is complex result of the purpose and perception of the current situation, and the assumption or belief in the situation and the people in the situation. On the turn those assumptions is based on the expected by other people theory” Dari penelitian maka perbedaan yang disampaikan oleh Schein tersebut terletak pada perilaku yang dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar manusia, bukan faktor diri manusia. Walaupun mempelajari perilaku terasa agak rumit namun melalui pemahaman perilaku manusia justru merupakan pangkal tolak dapat memahami bagaimana suatu organisasi dapat berfungsi. Setiap pekerja mempunyai motivasi atau dorongan yang berbeda-beda agar mau bekerja dengan baik. Pada dasarnya setiap manusia bekerja didorong untuk memenuhi kebutuhannya. Motif bekerja dan tingkat kebutuhan para pekerja adalah tidak sama. Ada pekerja yang bekerja semata-mata untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan fisiknya dan keluarganya, namun ada pula pekerja yang bekerja bukan hanya untuk memperoleh penghasilan, akan tetapi juga untuk mengejar prestasi atau penghargaan. Motivasi penting dalam usaha mendorong para pekerja agar bekerja dengan baik, namun pengertian motivasi sendiri banyak ditafsirkan secara berbeda-beda oleh para ahli tersebut. Campbell dalam Gibson mengemukakan bahwa motivasi berhubungan dengan : (1) Arab perilaku, (2) Kekuatan respons (yakni usaha ) setelah karyawan memilih, mengikuti tindakan tertentu, (3) Ketahanan perilaku atau berapa lama orang itu terus-menerus berperilaku menurut cara tertentu.
64
Wexley dan Yuki mengemukakan bahwa motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja, jadi kuat dan lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya prestasi kerjanya. Dari berbagai pengertian di atas dapat dikatakan bahwa tidak akan ada suatu motivasi apabila tidak dirasakan adanya suatu kebutuhan dan kepuasan serta keseimbangan. Rangsangan-rangsangan terhadap hal-hal diatas akan menumbuhkan motivasi, dan motivasi yang tumbuh akan merupakan dorongan untuk mencapai tujuan guna memenuhi kebutuhan atau mencapai keseimbangan. Motivasi berhubungan erat dan perilaku dan prestasi kerja, oleh karenanya perlu diarahkan guna mencapai tujuan guna memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian motivasi dapat dipandang sebagai bagian integral managemen personalia dalam rangka proses pembinaan, pengembangan dan pengarahan tenaga kerja, karena manusia merupakan unsur terpenting dan paling menentukan bagi kelancaran proses manajemen. Hal-hal yang berhubungan dengan motivasi perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh dari setiap pimpinan yang berkepentingan terhadap keberhasilan suatu organisasi dalam mewujudkan kerja sama antara individu. Motivasi mempunyai peranan penting bagi penanggung jawab organisasi untuk menggerakkan, mengerahkan dan mengarahkan segala daya dan potensi tenaga kerja yang ada ke arah pemanfaatan yang paling optimal. Lingkungan kerja merupakan suatu sarana atau tempat yang sangat berperan dalam suatu perusahaan. Karena apabila tidak memiliki atau mengadakan pembentukan terhadap lingkungan kerja, biasanya perusahaan hanya mengambil tindakan yang sangat sederhana dalam penanganan lingkungan kerja, biasanya perusahaan hanya mengambil tindakan yang sangat sederhana dalam penanganan lingkungan kerja, yang mengakibatkan aspek-aspek tersebut berdampak pada psikologi pekerja. Sehingga secara tidak langsung akan menimbulkan hambatanhambatan dalam pencapaian prestasi kerja karyawan. Menurut Nitisemito lingkungan kerja dapat didefinisikan “segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang memengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan”. Kemudian dijelaskan pula oleh Sarwoto bahwa lingkungan kerja adalah “suasana yang memengaruhi pekerja dalam melakukan aktivitas kegiatan yang dibebankan di suatu tempat tertentu”. Selanjutnya menurut Hasibuan lingkungan kerja merupakan “lingkungan yang konkrit dan abstrak yang meliputi atau mengelilingi kerja seseorang”. Dari pendapat beberapa ahli tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah keadaan tempat kerja seorang karyawan yang meliputi lingkungan fisik dan non fisik yang dapat memengaruhi karyawan tersebut dalam menjalankan aktivitas dan tugas yang dibebankan. Perilaku Kerja Motivasi
Prestasi Kerja
Lingkungan Kerja
65
Hipotesis dalam penelitian ini adalah (1) Bahwa terdapat pengaruh secara serempak perilaku kerja, motivasi dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja karyawan pabrik rokok di Kota Surakarta. (3) Bahwa perilaku kerja, motivasi dan lingkungan kerja berpengaruh dominan terhadap prestasi kerja karyawan pabrik rokok di Kota Surakarta. METODE PENELITIAN Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan pabrik rokok yang ada di Kota Surakarta berjumlah sebanyak 1337 orang. Sedangkan sample yang diambil dalam penelitian ini adalah 100 orang secara acak random. Perilaku pekerja adalah tanggapan responden mengenai perilaku yang pada dasarnya berorientasi pada tujuan, atau dengan bahasa lain, dapat dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu. Adapun variabel perilaku kerja diukur dengan indikator : dapat mengelola diri sendiri (self management); loyal/komitmen terhadap organisasi; mempunyai kemampuan untuk membangun kompetensi diri, bersifat jujur, berani mengungkapkan pendapat dan bertanggung jawab. Motivasi adalah motivasi (energi) yang menggerakkan dalam diri individu yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi. Sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja, ikut menentukan besar kecilnya prestasi kerjanya. Adapun variabel motivasi diukur dengan indikator : kebutuhan fisiologi ;kebutuhan rasa aman; kebutuhan sosial; keutuhan penghargaan; kebutuhan aktualitas diri. Lingkungan kerja adalah lingkungan fisik tempat kerja dalam arti semua keadaan yang terdapat di sekitar tempat kerja yang akan memengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sarwoto, dengan indikator: pewarnaan yang tepat di tempat kerja; kebersihan di tempat kerja adalah; penerangan di tempat kerja; pertukaran udara yang baik di tempat kerja; keamanan di tempat kerja; Kebisingan di tempat kerja. Penelitian ini menggunakan Uji Validitas dan Reliabilitas sebelum dianalisis dengan Regresi Linier Berganda. Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 Y = Prestasi kerja X1 = Perilaku kerja X2 = Motivasi kerja X3 = Lingkungan kerja
66
Tabel 1. Hasil analisis regresi Coefficients Model
1. (Constant)
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
t
Sig.
Beta
Correlations Zero order
Partial
Part .051
.249
.216
1.156
.250
Perilaku
.128
.110
.112
1.165
.247
.822
.118
Motivasi
.188
.055
.207
3.446
.001
.711
.332
.152
Lingkungan
.650
.097
.649
6.700
.000
.885
.564
.295
HASIL PENELITIAN Data yang dimaksud dalam program SPSS diolah dengan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS persamaan regresinya menjadi sebagaimana terlihat pada Tabel 1. Y = 0.49 + 0.128X1+0.188X2+0.650X3 Konstanta (a) sebesar 0.249 menunjukkan bahwa setiap Perilaku kerja (X1), Motivasi (X2) dan Lingkungan Kerja (X3) ditiadakan atau sama dengan nol maka Prestasi kerja sebesar 0.249. Pengaruh Variabel Perilaku Kerja, Motivasi, Lingkungan Kerja terhadap Prestasi Kerja Perilaku kerja (X1), Motivasi (X2), dan Lingkungan (X3) mempunyai pengaruh serempak terhadap Prestasi kerja (Y) yang ditunjukkan dengan koefisien determinasi (R squared) sebesar 0.814 atau 81,4% yang hal ini berarti kontribusi Perilaku kerja (X1), Motivasi (X2), dan Lingkungan kerja (X3) terhadap Y adalah sebesar 81,4% dan sisanya 18,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini. Apabila variabel tak terkontrol diperhitungkan dalam penelitian ini maka pengaruhnya ditunjukkan dengan Adjusted R Squared sebesar 0,814 atau sebesar 81,4%. Keeratan hubungan antara Perilaku kerja (X1), Motivasi (X2), dan Lingkungan kerja (X3) terhadap Prestasi kerja (Y) ditunjukkan dengan Multipel R sebesar 0,902 atau sebesar 90,2% yang berarti keeratan hubungannya sangat kuat karena mendekati satu. $ Berdasar hasil perhitungan dihasilkan nilai P Sig sebesar 0,000 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima karena lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian berarti terdapat pengaruh secara serempak yang signifikan antara Perilaku kerja (X1), Motivasi (X2 ), dan Lingkungan kerja (X3) terhadap Prestasi kerja.
67
Perilaku Kerja terhadap Prestasi Kerja Pengaruh Perilaku kerja (X1) terhadap Prestasi kerja (Y) sebesar 0,118 atau sebesar 11,8% atau sebesar 11,8% sehingga pengaruhnya kecil karena koefisien determinasi parsialnya dibawah 50%. Koefisien regresi X1 sebesar 0,128 adalah bahwa setiap kenaikan Perilaku kerja (X1) sebesar 1 maka akan diikuti dengan kenaikan Prestasi kerja sebesar 0,128. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS diperoleh nilai P Sig sebesar 0,247, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima karena nilai P Sig. 0,247 lebih besar dari 0,05. Adanya penerimaan Ho berarti Perilaku kerja (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap Prestasi kerja (Y)
Motivasi terhadap Prestasi Kerja Pengaruh Motivasi (X2) terhadap Prestasi kerja (Y) sebesar 0,332 atau sebesar 0,332 sebesar 33,2% sehingga pengaruhnya kecil karena koefisien determinasi parsialnya diatas 50%. Koefisien regresi X2 sebesar 0.188 adalah bahwa setiap kenaikan Motivasi (X2) sebesar 1 maka akan diikuti dengan kenaikan Prestasi kerja sebesar 0,188. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS diperoleh nilai P Sig sebesar 0,001 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak karena nilai P Sig sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05. Adanya penolakan Ho berarti Motivasi (X2) berpengaruh signifikan terhadap Prestasi kerja (Y). Lingkungan Kerja terhadap Prestasi Kerja Pengaruh Lingkungan kerja (X3) terhadap Prestasi kerja (Y) sebesar 0,564 atau sebesar 56,4% sehingga pengaruhnya besar karena koefisien determinasi parsialnya di atas 50%. Koefisien regresi X3 sebesar 0,650 adalah bahwa setiap kenaikan Lingkungan kerja (X3) sebesar 1 maka akan diikuti dengan kenaikan Prestasi kerja sebesar 0,650. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS diperoleh nilai P Sig sebesar 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak karena nilai P Sig sebesar 0.000 lebih kecil dari 0,05. Adanya penolakan Ho berarti Lingkungan kerja (X3) berpengaruh signifikan terhadap Prestasi kerja pegawai (Y). Uji Pengaruh Dominan Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS dapat diketahui bahwa Variabel bahwa Variabel Lingkungan kerja mempunyai pengaruh dominan terhadap Prestasi kerja hal ini dapat dilihat dari koefisien betanya sebesar 0,649 lebih besar dari variabel yang lain. Dengan demikian variabel Perilaku kerja mempunyai pengaruh dominan terhadap Prestasi kerja diterima kebenarannya.
68
Pembahasan Perilaku kerja, Motivasi, dan Lingkungan kerja mempunyai pengaruh sebanyak serempak terhadap Prestasi kerja yang ditunjukkan dengan koefisien determinasi (R Squared) sebesar 0,814 atau 81,4% yang hal ini berarti kontribusi Tabel2. Pengaruh variabel perilaku kerja, motivasi, lingkungan kerja terhadap prestasi kerja . Model Summary Model
R
R Square
Beta
Change Statistics
Adjusted R Square
R Square Change
1. a.
a
0.902
.814
.808
.2496
.814
F Change
df1
df2
139.942
3
96
Sig. F Change .666
Predictors : (Constant), Lingkungan, Motivasi, Perilaku
Perilaku kerja Motivasi dan Lingkungan kerja terhadap Y adalah sebesar 81,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini. Varibel Lingkungan kerja mempunyai pengaruh dominan terhadap Prestasi kerja hal ini dapat dilihat dari koefisien betanya sebesar 0,649 lebih besar dari variabel yang lain. Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemudikan oleh. Hasibuan bahwa lingkungan kerja adalah “suasana yang memengaruhi pekerja dalam melakukan aktivitas kegiatan yang dibebankan di suatu tempat tertentu”, lingkungan kerja merupakan “ lingkungan yang konkrit dan abstrak yang meliputi atau mengelilingi kerja seseorang”. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang pertama yang dilakukan dapat diketahui bahwa hipotesis yang diajukan, yaitu bahwa Perilaku kerja, Motivasi, dan Lingkungan kerja mempunyai pengaruh serempak dan signifikan terhadap Prestasi kerja diterima kebenarannya hal ini dibuktikan dengan uji signifikasi atau uji F pengaruh serempak variabel bebas terhadap variabel terikatnya adalah signifikan karena nilai P Sig sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Motivasi dan Lingkungan kerja karena nilai P Sig dibawah 0,05, sedangkan variabel perilaku kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan karena memiliki nilai Sig di atas 0,05. Berdasarkan uji hipotesis secara parsial dapat diketahui bahwa hipotesis yang ketiga yang diajukan, yaitu diduga pengaruh Lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang dominan terhadap Prestasi kerja dapat diterima kebenarannya karena pengaruhnya lebih besar bila dibandingkan dengan pengaruh variabel yang lain, yaitu sebesar 0,649.
69
Saran 1. Berdasarkan penelitian ini, Perilaku kerja, Motivasi dan Lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap Prestasi kerja maka dapat dijadikan dasar bagi pimpinan untuk mengambil keputusan di masa yang akan datang. 2. Motivasi dan Lingkungan kerja mempunyai pengaruh parsial yang signifikan terhadap Prestasi kerja maka pimpinan merasa perlu untuk memperhatikan variabel di atas mengingat variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap Prestasi kerja. 3. Perilaku kerja adalah variabel yang berpengaruh dominan terhadap Prestasi kerja, hendaknya pimpinan mempertahankan variabel tersebut sehingga Prestasi kerja akan lebih meningkat.
DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3.
4. 5.
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Kuncoro, 1999 Steers, Efektivitas Organisasi, Terjemahan Erlangga, Jakarta 1995. Gibson, James L, John M Ivancevick, and James H. Donnely, Organization and Management, Behavior, Structure, Process, London : McGraw – Hill Inc, 1992. Kreitner R dan Kinicki A, Organizational Behavior, 3 th edition, Richard D. Irwin, USA, 2000. Hersey and Blanchard, Manajemen Sumber Perilaku Organisasi: Penggunaan Sumber Daya Manusia, Terjemahan, Jakarta; Penerbit Erlangga, 1992. Thoha, 1993. Siagian Sondag, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Ketujuh. Jakarta ; Bumi Aksara, 1999. Schein, 1996. Nitisemito, Manajemen Personalia, Terjemahan, Jakarta ; Bina Aksara, 1995. Sarwoto, Dasar-Dasar Organisasi Manajemen, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1991. Hasibuan, Organisasi dan Motivasi, Cetakan pertama. Jakarta ; Bumi Aksara, 1994. Kelly L, the ASTD Technical and Skill Training Book, Mcgraw Hill. Inc, 1995. Mangkunegara, Mangkunegara AA Anwar Peabel, 2000, Manajemen Sumber Daya Perusahaan, Bandung ; Remaja Rosda Karya, 2005.
70