Jurnal Hermasnyah Abdullah
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Hermasnyah Abdullah
KEMAMPUAN DALAM MENULIS TEKS PARAGRAF PADA SISWA KELAS IV SDN 20 DUNGINGI KOTA GORONTALO Hermansyah Abdullah ¹, Evi Hasim², Wiwy Triyanty Pulukadang³
Hermansyah Abdullah Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Dra. Evi Hasim, M. Pd Wiwy Triyanty Pulukadang, S. Pd, M. Pd
ABSTRAK Hermansyah Abdullah 2015, Kemampuan Dalam Menulis Teks Paragraf Pada Siswa Kelas IV SDN 20 Dungingi Kota Gorontalo, Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Hj. Evi Hasim, M. Pd dan Pembimbing II Wiwy Triyanty Pulukadang, S. Pd, M. Pd. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana Kemampuan siswa Dalam Menulis Teks Paragraf ? Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan Kemampuan Ssiwa Dalam Menulis Teks Paragraf Pada Siswa Kelas IV SDN 20 Dungingi Kota Gorontalo. Metode yang digunakan penelitian ini adalah deskriptif Hasil penelitian ini menunjukan Kemampuan Dalam Menulis Teks Paragraf pada Siswa Kelas IV SDN 20 Dungingi Kota Gorontalo masih rendah, dari 21 siswa yang mampu menulis paragraph 9 siswa atau 42, 8 % sedangkan yang tidak mampu ada 12 siswa atau 57, 1 %. Dengan demikian dapat disimpulkan kemampuan siswa dalam menulis paragraph dikategorikan tidak mampu. Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa Kemampuan Siswa Dalam Menulis Teks Paragraf Pada Siswa Kelas IV SDN 20 Dungingi Kota Gorontalo masih rendah. Kata kunci : Kemampuan Menulis Paragraf
ABSTRACT Abdullah Hermansyah 2015, Paragraph Text Capabilities In Writing In Class IV student of SDN 20 Dungingi Gorontalo City, Thesis. Department of Primary School Teacher Education, Faculty of Education, State University of Gorontalo. Supervisor I Dra. Hj. Evi Hasim, M. Pd and supervising II Wiwy Triyanty Pulukadang, S. Pd, M. Pd. The problems of this study how the ability of fourth grade students of SDN 20 Dungingi in writing a paragraph? research purposes to describe the ability of Students in Writing Text Paragraph In Grade IV SDN 20
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Hermasnyah Abdullah
Dungingi city of Gorontalo. The met hod used in this research is descripti ve. These results indicate Capabilities In Writing Text Paragraph In Grade IV SDN 20 Dungingi Gorontalo still low, from 21 students were able to write a paragraph 9 students or 42.8%, whereas that is not capable of amounting to 12 students or 57.1%. 1. Pendahuluan Paragraf mempunyai 4 jenis paragraf yaitu paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf dedukti-induktif, dan paragraf deskriptif. Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat topiknya berada diawal paragraf. Sebuah paragraf terdiri atas satu kalimat topik dan beberapa buah kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas itulah yang membuat paragraf itu benar-benar “bicara” kepada pembacanya. Dalam fakta yang ditemukan dilapangan dari hasil observasi awal yang telah dilakukan pada siswa kelas IV SDN 20 Dungingi Kota Gorontalo, bahwa dalam kemampuan menulis paragraf siswa masih rendah. Baik itu penyusunan paragraf, penentuan ide pokok, dan peletakan awalan huruf kapital. Hal ini disebabkan karena dalam penyajian materi menulis paragraf belum menarik perhatian siswa, dan perhatian guru terhadap siswa masih kurang sehingga siswa tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Akibatnya anak tidak dapat menggali kemampuan dan potensi pada diri anak. Dalam hal ini dituntut pehatian guru dalam peningkatan proses belajar mengajar khususnya menulis paragraf. Salah satu penyebabnya adalah karena pembelajaran yang kurang
Thus we can conclude the students' ability to write a paragraph of text considered incapable. Based on the above data it can be concluded that the ability of Students in Writing Text Paragraph In Grade IV SDN 20 Dungingi Gorontalo city still low. Keywords: Ability
Paragraph
Writing
menarik, tidak efektif-kreatif, dan monoton. Padahal, harapan siswa bisa memiliki budaya literasi yang tinggi (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) menjadi harapan bersama. Orang tua menginginkan anaknya memiliki kemampuan membaca dan menulis yang tinggi. Namun, harapan itu sampai saat ini masih belum terpenuhi. Alasan mengapa peneliti mengambil judul ini yaitu untuk melihat kemampuan siswa yang masih rendah dalam menulis paragraf serta mengupayakan solusi apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf sesuai dengan kriteria paragraf yang benar. Dari permasalahan di atas mengenai rendahnya pembelajaran menulis pada siswa, untuk itu penulis ingin mengupayakan suatu kajian ilmiah dengan judul penelitian “Kemampuan Dalam Menulis Teks Paragraf Pada Siswa Kelas IV SDN 20 Dungingi Kota Gorontalo” untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks.berdasarkan latar belakang diatas penulis mengidentifikasi masalah yaitu, kurangnya pemahaman siswa dalam penentuan ide pokok, kurangnya kemampuan siswa dalam penulisan paragraf dalam hal penulisan EYD, Sebagian besar siswa kelas IV SDN 20
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Hermasnyah Abdullah
Dungingi Kota Gorontalo belum bisa menulis paragraf yang benar. Adapun tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan siswa kelas IV SDN 20 Dungingi dalam menulis paragraf. Sedangkan manfaat penelitian adalah sebagai berikut : manfaat teoritis yaitu penelitian ini bermanfaat untuk mendeskripsikan Kemampuan Dalam Menulis Teks Paragraf Pada Siswa Kelas IV SDN 20 Dungingi Kota Gorontalo pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kemudian manfaat praktis yaitu dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yaitu bagi siswa : Melatih siswa dalam menulis , sehingga siswa dapat menulis kalimat atau teks yang benar, Bagi guru : Menambah khasanah ilmu pengetahuan guru SD dan memotivasi para guru agar terus berusaha memberikan pengetahuan tentang menulis teks/kalimat paragraf yang benar, bagi sekolah : Menyelesaikan masalah pembelajaran di dalam kelas yang terjadi di sekolah dan memotivasi guru agar lebih kreatif dalam mengajarkan cara menulis paragraf yang benar, bagi peneliti : Memberikan pengetahuan bagi peneliti serta dapat di jadikan sebagai bahan kajian dalam melakukan penelitian berikutnya. 2. Kajian Pustaka 2.1. Pengertian Kemampuan Donald (dalam Sardiman, 2009:7374) mengemukakan kemampuan adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya pikiran dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Menurut Hamalik (2008:162) kemampuan dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut :1)
Kemampuan intrinsik adalah kemampuan yang tercakup di dalam situasi belajar dan memenuhi kebutuhan dan tujuan-tujuan murid. 2) Kemampuan ekstrinsik adalah kemampuan yang hidup dalam diri siswa yang berguna dalam situasi belajar yang fungsional. 2.2. Pengertian Menulis Menurut Dalman,(2014:3) “Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya”. Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsure yaitu: penulis sebagai penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media, atau pembaca. Menurut Suparno dan Yunus (dalam Dalman, 2014:4) “Menulis merupakan suatu keg iatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis seba gai alat atau medianya”. Selanjutnya Tarigan (dalam Dalman,2014:4 ) mengemukakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambanglambang grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang dipahami seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut dan dapat memahami bahasa dan grafis itu. Menurut pendapat Abbas (2006:125 ) keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan terhadap pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan. Djibran (2008:17) menyatakan bahwa menulis adalah mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman, dan hasil bacaan dalam bentuk tulisan, bukan dalam bentuk tutur. Nurjamal dan Sumirat, Darwis (2011:69) mengemukakan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Hermasnyah Abdullah
bahwa menulis sebagai sebuah keterampilan berbahasa adalah kemampuan seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak lain dengan menggunakan media tulisan Menurut Tarigan (dalam Syarif, Zulkarnaini, Sumarno 2009:5) menulis berarti mengekspresikan secara tertulis, gagasan, ide, pendapat atau pikiran dan perasaan. Lado (dalam Elina, dkk, 2009:5) juga mengungkapkan mengenai tulisan yaitu: meletakan symbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Menurut Suparno dan Yunus (2008:13) “Menulis merupakan kegiatan penyampaian pesan (komunikasi)dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media atau alatnya”. Menulis dapat disimpulkan bahwa suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk menggungkapkan perasaan atau ide dalam bentuk tulisan. Jadi dapat disimpulkan bahwa men ulis yaitu kemampuan untuk mengung kapkan atau mengekspresikan perasaan, ide, gagasan melalui bahasa tulis. 2.3. Tujuan Menulis Menurut Suparno dan Yunus (2008:3-7) tujuan yang ingin dicapai seorang penulis bermacam-macam sebagai berikut : a. Menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar b. Membuat pembaca tahu tentang hal yang di beritakan. c. Menjadikan pembaca yang beropini d. Menjadikan pembaca mengerti e. Membuat pembaca terpersuasi oleh isi karangan f. Membuat pembaca senang dan menghayati nilai-nilai yang dikemukakan seperti nilai kebenaran,nilai pendidikan,nilai
sosial,nilai moral,nilaikemanusiaan,dan nilai estetika. Tujuan menulis yang dilaksanakan para guru di sekolah menurut Abidin(2012:187) yaitu : 1. Menumbuhkan kecintaan menulis pada diri siswa, 2. Mengembangkan kemampuan siswa menulis, 3. Dan membina jiwa kreativitas para siswa untuk menulis. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah agar pembaca mengetahui, mengerti dan memahami nilai-nilai dalam sebuah tulisan sehingga pembaca ikut berpikir, berpendapat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan isi tulisan. 2.4. Pengertian Paragraf Menurut Rahardi (2009:100) paragraf didefenisikan secara bermacammacam, mulai dari yang sederhana hingga yang cukup rumit dan terperinci. Pertama, perlu disebutkan bahwa paragraf sesungguhnya merupakan sebuah karangan mini. Dikatakan sebagai karangan mini karena sesungguhnya segala sesuatu yang lazim terdapat di dalam karangan atau tulisan, sesuai dengan prinsip dan tata kerja karang-mengarang dan tulismenulis pula, terdapat pula dalam sebuah paragraf. Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat . Kalimat-kalimat didalam paragraf itu harus disusun secara runtut dan sistematis, sehingga dapat dijelaskan hubungan antara kalimat yang satu dan kalimat lainnya dalam paragraf itu. Satu hal yang harus dicatat didalam sebuah paragraf, yakni bahwa paragraf itu harus merupakan satu kesatuan yang padu dan utuh.
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Hermasnyah Abdullah
Paragraf merupakan istilah lain dari alinea. Menurut Mustakim ( dalam Dalman 2014 : 53) paragraf adalah sebagai suatu bentuk pengungkapan gagasan yang terjalin dalam rangkaian beberapa kalimat. Menurut Kuntarto (dalam Dalman 2014 : 53) paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran. Menurut Aziz dkk (2012: 53) pengertian paragraf adalah bagian dari serangkaian kalimat dalam suatu karangan yang penulisannya dimulai dengan baris baru. Paragraf sering juga disebut alinea. Pengertian di atas menyiratkan bahwa sebuah paragraf itu harus mengandung pertalian yang logis antar kalimatnya. Tidak ada satu pun kalimat didalam sebuah paragraf yang tidak bertautan, apalagi tidak bertautan dengan ide pokok. Ide pokok dalam sebuah paragraf sesungguhnya merupakan sebuah keharusan. Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa paragraf ialah satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang saling berkaitan yang membentuk satu kesatuan yang padu dan utuh. 2.5. Unsur-unsur Pengait Paragraf Selain kalimat-kalimat di dalam sebuah paragraf itu dipersyaratkan untuk selalu berhubungan secara rasional antara satu dan lainnya, kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf juga harus didukung penataannya dengan peranti konjungsi dan kata ganti. Adapun yang dimaksud dengan konjungsi atau kata penghubung adalah kata yang bertugas menghubungkan atau menyambungkan ide tau pikran yang ada dalam sebuah
kalimat dengan ide atau pikiran pada kalimat yang lainnya. Dalam pencermatan, ternyata konjungsi yang dapat diperankan sebagai kata-kata pengait pragraf itu jumlah dan macamnya sangat banyak dan dapat dibedakan seperti berikut ini. 1. Pengait berupa konjungsi Intarkalimat Konjungsi intrakalimat pada kalimat-kalimat sebuah paragraf dapat menandai atau mengaitkan hubunganhubungan berikut ini. a. Hubugan aditif (penjumlahan): dan, bersama, serta b. Hubungan adversative (pertentangan): tetapi, tapi, melainkan c. Hubungan alternative (pemilihan): atau, ataukah d. Hubungan sebab: sebab, karena, lantaran, gara-gara e. Hubungan akibat: hasilnya, akibatnya, akibat f. Hubungan tujuan: untuk, demi, agar, biar, supaya g. Hubungan syarat: asalkan, jika, kalau, jikalau h. Hubungan waktu: sejak, sedari, k etika, sewaktu, waktu, saat, tatka la, selagi, selama, seraya, setelah, sesusah, seusai, begitu , hingga i. Hubungan konsesif: sungguhpun, biarpun, meskipun , walaupun , sekalipun, kendatipu n, betapapun j. Hubungan cara: tanpa, dengan k. Hubungan kenyataan: bahwa l. Hubungan alat: dengan, tidak de ngan, memakai, menggunakan, mengenakan, memerantikan m. Hubungan ekuatif:(perbandingan positif,perbandingan menyamakan): sebanyak, seluas, selebar, sekaya
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Hermasnyah Abdullah
n. Hubungan komparatif: (Perbandi ngan negative,perbandingan membedakan): lebih dari, kurang dari, lebih sedikit dari pada, lebih banyak daripada o. Hubungan hasil: sampai, sehingga maka, sampai-sampai p. Hubungan hasil : sampai, sehingga, maka, sampaisampai q. Hubungan atribut tak restriktif (hubungan menerangkan tidak mewatasi): yang (biasanya diawali dengan tanda koma) r. Hubungan andaian : andaikata, seandainya, andaikan , kalau saja, jika saja, jikalau, jika, bilamana, apa bila , dalam hal , janganjangan, kalau-kalau s. Hubungan obtatif (harapan) : Mu dahmudahan, moga moga, semoga, agar 2. Pengait berupa konjungsi antarkalimat Konjungsi antar kalimat harus secara tegas dibedakan dri konjungsi intra kalimat. Didalam konjungsi intrakalimat terdapat konjungsi koordinatif dan konjungsi suborninatif seperti yang dijelaskan terperinci pada bagian depan tadi. Adapun konjungi antar kalimat yang mengemban hubungan-hubungan makna tertentu tersebut adalah sebagai berikut : ‘ biarpun demikian ‘, ‘ biarpun begitu’, ‘sekalipun demikian’, ‘ walaupun demikian’,’ sungguhpun begitu’. 3. Pengait berupa konjungsi korelatif Konjungsi korelatif terdiri atas dua unsur yang dipakai berpasangan. Bentuk berpasangan demikian itu
bersifat idiomatis, jadi tidak bisa dimodifikasi dengan begitu saja. 4. Pengait berupa preposisi Preposis atau kata depan dapat dikatakan sebagai kelas kata dalam sebuah bahasa yang sifatnya tertetutup. Dikatakan tertutup karena jumlahnya terbatas dan tidak berkembang seperti kelas-kelas kata yang lainnya. 5. Pengait dengan teknik pengacau Selain konjungsi intrakalimat dan konjungsi antar kalimat serta preposisi atau kata depan, yang masing-masing juga menandai hubungan makna tertentu, teknik-teknik pengacau tertentu juga dapat digunakan sebagai perantih pengait. 6. Pengait yang memerantikan kalimat Unsur-unsur pengait didalam paragraf ternyata tidak hanya berupa kata dan prasa seperti yang sebagian terbesar sudah disampaikan dibagian atas adakalanya pula, unsur pengait itu berupa kalimat. 2.6.Jenis-jenis Paragraf Menurut Mustakim (Dalman 2014 : 65) paragraf pada dasarnya dapat dibedakan menjadi bermacam-macam jenis. Jika dilihat dari fungsinya paragraf dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu : 1. Paragraf pengantar Paragraf pengantar atau paragraf pembuka merupakan suatu jenis paragraf yang berfungsi untuk mengantarkan pembaca pada pokokpokok permasalahan atau persoalan yang akan dikemukakan. 2. Paragraf pengembang Paragraf pengembang merupakan paragraf yang terletak antara paragraf pengantar dengan paragraf penutup. Fungsinya adalah untuk mengembangkan pokok persoalan yang telah ditentukan.
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Hermasnyah Abdullah
3. Paragraf penutup Paragraf penutup merupakan suatu jenis paragraf yang berfungsi mengakhiri karangan atau penutup karangan. Oleh karena itu paragraf ini terletak pada bagian akhir sebuah karangan atau karya tulis. Selain itu pada dasarnya jenis paragraf ada empat macam yaitu : a. Paragraf Deduktif Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terletak diawal paragraf. b. Paragraf Induktif Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terletak diakhir paragraf. c. Paragraf Deduktif-Induktif Paragraf deduktif induktif disebut juga dengan paragraf campuran, yaitu paragraf yang kalimat topiknya diletakan di awal dan akhir paragraf. d. Paragraf Deskriptif Paragraf deskriptif adalah paragraf yang tidak memiliki kalimat topik dan kalimat pengembang. Semua kalimat yang terdapat dalam paragraf merupakan kalimat topik. 2.7. Paragraf Deduktif Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat topiknya berada diawal paragraf. Berikut adalah contoh paragraf deduktif, dan kalimat yang dengan huruf tebal adalah kalimat topik atau ide pokok. Semangat serta kesungguhan hati guru dalam mengajar dirasakan makin pudar karena kesejateraan terabaikan. Imbalan yang mereka terima rendah. Gaji mereka sering terlambat dan banyak potongan untik keperluan yang kadang-kadang tidak jelas. Mereka juga tidak memiliki status sosial-ekonomi yang bergengsi.
Sebuah paragraf terdiri atas satu kalimat topik dan beberapa buah kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas itulah yang membuat paragraf itu benar-benar “bicara” kepada pembacanya. Cara menjelaskan kalimat topik itu dapat dengan mengulasnya, menyokong, menceritakan, atau memberikan definisi secara jelas. Dengan demikian, sebuah paragraf menjadi suatu pembicaraan yang meyakinkan. Penulis yang berpengalaman tidak akan membuat kalimat penjelas yang masih bersifat umum karena kalimat penjelas yang masih umum akan menyebabkan pembaca harus merabaraba makna paragraf. Ia akan memberikan uraian-uraian yang terinci untuk membuat paragraf dapat berbicara kepada pembaca. 2.8. Pengembang Paragraf Berdasarkan Urutan Menurut Marsa (dalam Nurain Maleo 2013:17) mengemukakan bahwa sebuah paragraf pada umumnya terdiri atas (1) paragraf pembuka atau pengantar, (2) paragraf isi, dan (3) paragraf penutup. Ketiga jenis paragraf tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari struktur paragraf. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang utuh dan terpadu. 1) Paragraf Pembuka Paragraf pembuka merupakan paragraf yang terletak pada awal paragraf. Paragraf ini berfungsi mengantarkan pokok bahasan yang hendak disampaikan pada paragraf berikutnya, yaitu paragraf isi. Paragraf ini mengantarkan pembaca ketengah-tengah persoalan yang dikemukakan dengan menjelaskan topik paragraf. Oleh karena itu paragraf pembuka harus menarik minat dan perhatian agar pembaca
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Hermasnyah Abdullah
mengikuti dan membaca seluruh isi paragraf. 2) Paragraf Isi Paragraf isi terletak diantara paragraf pembuka dan penutup. Fungsinya adalah untuk mengembangkan pokok persoalan yang telah ditentukan. Di dalam paragraf ini penulis mengemukakan pokok pikirannya dengan cara menerangkan atau mengembangkannya. Pengembanga n itu dapat dilakukan dengan cara menganalisis permasalahan yang dikemukakan dan dapat pula dengan memberikan buktibukti. Jumlah isi paragraf disesuaikan dengan ketuntasan pokok pikiran yang dikemukakan. 3. Paragraf Penutup Paragraf penutup berfungsi mengakhiri atau menutup paragraf. Paragraf ini terletak pada bagian pada bagian akhir suatu paragraf. Fungsinya menekan pokok-pokok pikiran yang harus diingat pembaca, member saran terakhir, harapan, acuan, atau ajakan. Oleh karena itu isi paragraf ini dapat berupa simpulan atau rangkuman yang menandai akhirnya suatu pembahasan. 2.8. Syarat Paragraf Yang Baik Paragraf yang baik harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Berikut syarat paragraf yang baik menurut beberapa tokoh. Menurut Kuntarto (dalam Dalman 2014 : 54) pargraf yang baik harus memenuhi tiga kriteria, yaitu : 1. Kepaduan paragraf 2. Kesatuan paragraf 3. Kelengkapan paragraf Berbeda dengan pendapat Kuntarto, Mustakim (Dalman 2014 : 55) menuliskan syarat paragraf yang
baik hendaknya memenuhi dua kriteria atau persyaratan yaitu: 1. Kesatuan (kohesi) 2. Kepaduan (koheren) Sedangkan menurut Fuad dkk, (Dalman 2014 : 55) mengatakan bahwa syarat paragraf yang baik harus memiliki unsur : 1. Kepaduan bentuk gramatikal ( cohesion in form ) seperti penggunaan kata transisi, penggunaan prono minal, penggunaan repetisi, penggunaan senonim, penggunaan elipsasi. 2. Kepaduan makna (coherence in meaning ) seperti kokhnya kalimat penjelas, kelogisan urutan peristiwa, waktu, ruang, dan proses. 2.9. Pilihan Kata Atau Diksi Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsure sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud, kita tidak dapat lari dari kamus. Kamus memberikan suatu ketepatan kepada kita tentang pemakaian kata-kata. Dalam hal ini, makna kata yang tepatla yang diperlukan. 2.10. Kajian yang Relevan Lestari, Sri. 2009. Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual Pada Siswa kelas IV SDN 04 Gunungan Manyaran Wonogiri. Dari hasil penelitian yang diperoleh, di kelas 04 SDN Gunungan Manyaran Wonogiri ditemukan masih
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Hermasnyah Abdullah
banyak siswa yang belum terampil dalam menulis. Hal ini disebabkan karena kurangnya minat siswa untuk menulis. Untuk menangani masalah ini peneliti menggunakan pendekatan kontekstual pada siswa kelas 04 dengan menggunakan tiga siklus. Dan pada tiap siklus terjadi perubahan dari minat siswa untuk menulis. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa SDN 04 Gunungan Manyaran Wonogiri. .3. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dikelas IV SDN 20 Dungingi Kota Gorontalo, tentang kemampuan dalam menulis teks paragraf . Jumlah seluruh siswa 21 orang yang terdiri dari 10 laki-laki dan 11 perempuan. waktu penelitian dilaksanakan secara bertahap pada bulan Mei 2015 Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik dalam prosedur pengumpulan data yakni observasi, wawancara, dokumentasi.. 4. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Penelitian ini di adakan di SDN No 20 Dungingi Kota Gorontalo pada kelas IV. Kelas IV di SDN 20 Dungingi terbagi atas dua kelas, dan peneliti memilih di kelas IV-B dengan jumlah siswa sebanyak 21 orang. Alasan mengapa peneliti mengambil kelas IVB yaitu banyaknya siswa kurang memahami penulisan paragraf yang benar. Penelitian ini di awali dengan mengantarkan surat izin penelitian di sekolah tersebut. Pada tahap awal peneliti membangun kerja sama dengan Kepala sekolah dan guru-guru yang ada di SDN 20 Dungingi dengan cara
berkomunikasi baik agar bisa bekerja sama untuk mnyelesaikan penelitian ini dengan hasil yang di harapkan. Langkah awal peneliti yaitu tahap observasi, di tahap ini peneliti hanya melihat ruang kelas yang akan di laksanakan penelitian, kemudian dilanjutkan tahap wawancara. Peneliti mewawancarai guru kelas untuk lebih mengetahui keadaan kelas yang akan dijadikan penelitian. Semua kegiatan yang dilakukan oleh peneliti didokumentasikan dalam bentuk foto. Kegiatan observasi yang dilakukan oleh peneliti berlangsung 3 kali, pada tahap observasi pertama pada tanggal 28 Mei, peneliti mengamati lingkungan sekolah, ruang kelas, serta fasilitas sekolah atau sarana dan media yang bisa menunjang pembelajaran siswa. Kemudian pada observasi ke dua yakni pada tanggal 29 Mei, peneliti melakukan wawancara terhadap guru kelas IV mengenai bagaimana proses pembelajaran mengenai Bahasa Indonesia khususnya penulisan paragraf. Kemudian pada tahap ke tiga pada tanggal 30 Mei, peneliti melihat proses KBM didalam kelas serta melihat penulisan paragraf pada siswa yang ada dikelas tersebut. Pada tahap observasi pertama yakni pada tanggal 28 Mei, peneliti mengamati keadaan lingkungan sekolah bersih dan bisa mendukung pembelajaran siswa, ruang kelas juga terlihat bersih dan rapi serta fasilitas atau sarana dan media pembelajaran sangat mendukung. Pada tahap kedua pada tanggal 29 mei 2015 peneliti melakukan wawancara terhadap guru kelas IV mengenai bagaimana proses pembelajaran mengenai Bahasa Indonesia khususnya penulisan paragraf Pada tahap ketiga pada tanggal 30 mei 2015 peneliti mengamati proses
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Hermasnyah Abdullah
pembelajaran yang di lakukan oleh guru wali kelas. Dari proses pembelajaran khususnya mengenai penulisan paragraf, peneliti menemukan bahwa guru dominan hanya menjelaskan yang bagaimana paragraf itu serta bagaimana melihat paragraf pertama dan paragraf berikutnya dan memberikan tugas pada siswa menulis paragraf. Hasilnya bisa terlihat dengan jelas siswa kesulitan dalam menulis paragraf dengan benar, kebanyakan penulisan paragraf pada siswa banyak huruf-huruf kapital diletakan dipertengahan kalimat, kemudian penulisan kalimat yang harus menggunakan huruf kapital diawal kata seperti “Indonesia” hanya tertulis dengan huruf kecil yaitu “indonesia”. Tidak hanya itu, siswa juga belum bisa mengetahui yang mana kalimat pendukung dan kalimat penjelas (ide pokok). Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa rata-rata kurang mampu menulis peragraf dan memahami paragraf itu sebenarnya. Kegiatan wawancara dilaksanakan untuk mengumpulkan sejumlah data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti oleh peneliti dengan cara dialog bersama narasumber-narasumber yang akan memberikan sejumlah informasi dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti hanya mewawancari guru wali kelas dan siswa, sebab Kepala sekolah tidak berada di tempat. Kegiatan wawancar ini berdasarkan pedoman yang dibuat oleh peneliti. Kegiatan penelitian ini didokumentasikan dengan gambar/foto. Agar bisa dijadikan bukti dalam penelitian. Dari penelitian yang telah dilakukan peneliti menemukan temuan umum dan temuan khusus selama penelitian. Temuan tersebut dijabarkan
sebagai berikut :Temuan Umum yaitu Secara umum, peneliti memperoleh gambaran bahwa siswa sangat menyukai pelajaran bahasa Indonesia khususnya tentang kemampuan menulis paragraf. Selain itu dalam proses pembelajaran di kelas sudah cukup baik, hal itu dapat dilihat dari keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran, dimana siswa disiplin mengikuti pelajaran, memperhatikan guru menyampaikan materi, memahami pelajaran yang diajarkan, bertanya halhal yang kurang dipahami dalam belajar, membuat catatan mengenai halhal yang penting, mengerjakan tugas yang diberikan, dan siswa dapat menyimpulkan materi pelajaran. kriteria penilaian yaitu pada aspek pada pilahan kata siswa yang mampu yaitu 9 orang atau 42,8%, sedangkan siswa yang kurang mampu yaitu 9 orang atau 42,8 %, dan siswa yang tidak mampu yaitu 3 orang atau 14,2 %. Kemudian pada aspek pada perpaduan paragraf siswa yang mampu berjumlah 7 orang atau 33,3 %, sedangkan siswa yang kurang mampu 6 orang atau 28,5 %, dan yang tidak mampu berjumlah 8 orang atau 38 %. Dan pada aspek terakhir penulisan EYD diterangkan pada table diatas yaitu siswa yang mampu berjumlah 6 orang atau 28,5 %, yang kurang mampu 15 orang atau 71,4%, kemudian yang tidak mampu tidak ditemukan. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis paragraf masih rendah. Terbukti bahwa dari 21 orang, siswa yang mampu menulis paragraf sebanyak 9 orang atau 42,8%, sedangkan yang tidak mampu sejumlah 12 orang atau 57,1%.
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Hermasnyah Abdullah
Pembahasan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dikelas IV SDN 20 Dungingi peneliti menempatkan bahwa masih terdapat siswa yang belum mampu dalam menulis paragraf. Hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran menulis paragraf banyak siswa yang belum bisa untuk menguraikan paragraf dengan runtun dan siswa kurang mampu untuk menempatkan paragraf yang baru. Masalah ini tentu akan menjadi peran bagi guru untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf. Guru harus membekali siswa bagaimana cara menulis paragraf yang baik dan benar agar siswa bisa terlatih dalam menulis paragraf. 5. Simpulan Berdasarkan pengolahan data diatas dijelaskan bahwa pada aspek keterampilan menulis paragraf siswa yang mampu yaitu 9 orang atau 42,8%, sedangkan siswa yang kurang mampu yaitu 9 orang atau 42,8 %, dan siswa yang tidak mampu yaitu 3 orang atau 14,2 %. Kemudian pada aspek penulisan huruf capital siswa yang mampu berjumlah 7 orang atau 33,3 %, sedangkan siswa yang kurang mampu 6 orang atau 28,5 %, dan yang tidak mampu berjumlah 8 orang atau 38 %. Dan pada aspek terakhir penempatan tanda baca diterangkan pada table diatas yaitu siswa yang mampu berjumlah 6 orang atau 28,5 %, yang kurang mampu 15 orang atau 71,4%, kemudian yang tidak mampu tidak ditemukan. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis paragraf masih rendah . Terbukti bahwa dari 21 orang, siswa yang mampu menulis paragraf
sebanyak 9 orang atau 42,8%, sedangkan yang tidak mampu sejumlah 12 orang atau 57,1%. 6. Daftar Pustaka Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama Akhadiah Sabarti, Maidar G. Arsjad, Sakura H. Ridwan.2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga Arifin, Zaenal, Amran T. 2003. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: PT Akademika Pressindo Azis. A, Adlan, Minanurrahman. 2012. Pedoman Umum Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Bee Media Azwar,
Saifuddin. 2013. Metode Penelitian. Yogyakarta: PT Pustaka Pelajar
Dalman.
2014. Keterampilan Menulis.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Kurniawan, Heru. 2014. Pembelajaran Menulis Kreatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Maleo,
N. 2013. Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam Menulis Paragraf Pada Siswa Kelas IV SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango.disertasi Universitas Negeri gorontalo
Pulukadang, Wiwy Triyanty. dan E. Hasim. 2014. Bahasa
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Hermasnyah Abdullah
Indonesia di Perguruan Tinggi. Gorontalo: Ideas Publishing Putra, Nusa. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Rahardi,
Kunjana. 2009.Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga
Lestari,
Sri. 2009. Tesis. Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Dengan Pendekatan Kontekst ual. Disertasi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta http://eprints.uns.ac.id/4718/1/ 101841409200908181.pdf (diakses 10 Februari 2015)
Universitas Negeri Gorontalo. 2014. Panduan Karya Tulis Ilmiah. Gorontalo
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015