Jurnal Biology Science & Education 2015
SURATI
ABSTRAK MODEL PEMBELAJARAN SAINS BERBASIS INKUIRI LABORATORIUM KONSEP ASAM BASA DALAM MENINGKATKAN KONSEP, BERPIKIR KREATIF, DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA SMP Surati, Dosen Prodi Pendidikan Biologi IAIN Ambon, 081231226671, E-mail:
[email protected]
Hasil analisis data menunjukkan pembelajaran ini dapat meningkatkan pemahaman konsep pada setiap kelompok kemampuan siswa, mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dengan hasil tertinggi pada aspek membangun konsep di atas pengetahuan yang telah ada pada diri siswa dan terendah pada aspek memilih hal-hal yang mungkin tidak relevan, serta keterampilan proses sains mengatasi kurangnya waktu pembelajaran, bagian-bagian pembelajaran tertentu dapat dilaksanakan di luar jam kelas. Kata Kunci: Pembelajaran Sains, Inkuiri Laboratorium ABSTRACT
Sains adalah suatu ilmu pengetahuan
informasi atau untuk memecahkan suatu
eksperimental,
permasalahan Pandangan inkuri muncul
observasional,
dan
berkiblat pada laboratorium., oleh karena
dari
itu pelajaran sains yang efektif seharusnya
Standards (NSES) (1996). Salah satu area
berpusat
bukan
dalam standar pengajaran sains dan
berpusat pada buku pelajaran. Inkuiri
standar pengembangan profesional adalah
dapat diartikan sebagai proses yang
pengembangan
ditempuh manusia untuk mendapatkan
berbasis inkuiri dan pembelajaran konten
pada
laboratorium,
National
BIOLOGI SEL (vol 4 no 1 edisi jan-jun 2015 issn 2252-858x)
Science
program
Education
pembelajaran
Page 99
Jurnal Biology Science & Education 2015
SURATI
sains melalui inkuiri. NSES mengesahkan
keterampilan
kurikulum sains yang melibatkan siswa
pecatatan
secara aktif dalam sains menggunakan
manipulasi alat yang diperlukan serta
pendekatan inkuiri. Pendekatan ini telah
pembuatan alat-alat yang sederhana; 2)
mengubah fokus pendidikan sains dari
Bekerja dengan teliti dan cermat dalam
penghafalan konsep-konsep dan fakta-
mencatat dan menyusun laporan hasil
fakta dalam mata pelajaran ke belajar
percobaannya
berdasar
objektif/jujur; 3) Bekerja secara teliti dan
inkuiri,
selanjutnya
siswa
dalam data,
mencoba menjawab untuk memahami
cermat
dan/atau
kemampuannya
memecahkan
suatu
masalah
(NRC, 1996 & 1999).
sebagai
pembelajaran
yang
pengukuran
secara
serta
jelas
mengenal dalam
pengukuran;
Pembelajaran inkuiri didefinisikan
pengamatan,
4)
dan
dan
batasbatas pengukuran-
Mengembangkan
kekuatan-kekuatan penalarannya secara kritis;
5)
Memperdalam
pengetahuan
mempersiapkan situasi bagi anak untuk
inkuiri dalam pemahaman terhadap cara
melakukan eksperimen sendiri; dalam arti
pemecahan masalah; 6) Mengembangkan
luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin
sikap
melakukan sesuatu, ingin menggunakan
memperdalam dan menghayati IPA yang
simbol-simbol dan mencari jawaban atas
dipelajarinya; 8) Dapat mendesain dan
pertanyaan
melaksanakan
sendiri,
menghubungkan
ilmiah;
7)
Memahami,
percobaan
lebih
lanjut
penemuan yang satu dengan penemuan
dengan menggunakan alat dan bahan yang
yang
sederhana. (Moh. Amien,1987).
lain,
membandingkan
yang
ditemukan sendiri dengan yang ditemukan
Pedagogi
(cara
mengajar)
orang lain (Piaget dalam Sund dan
menganjurkan untuk suatu pendekatan
Trowbridge: 1973). Pada hakekatnya,
inkuiri, yang melibatkan siswa secara aktif
kegiatan
menggunakan
apapun
yang
dilakukan
laboratorium,
mengelola
khususnya
guru,
memperhatikan
di
laboratorium,
harus
selalu
tujuan-tujuan
proses
sains
dan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif seperti mereka menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
yang
diajukan
instruksional yang antara lain diharapkan
(Hebrank, 2000). Sementara itu, Hodson
siswa
(1996)
dapat:
1)
Mengembangkan
mengemukakan
BIOLOGI SEL (vol 4 no 1 edisi jan-jun 2015 issn 2252-858x)
bahwa Page 100
Jurnal Biology Science & Education 2015
pembelajaran
berbasis
laboratorium
dapat
SURATI
kegiatan
sains yang efektif seharusnya berpusat
meningkatkan
pada laboratorium, bukan berpusat pada
perkembangan siswa melalui: 1) proses
buku pelajaran.
belajar sains (learning science); 2) belajar
Pentingnya
tentang sains (learning about science);
materi
dan 3) belajar 'mengerjakan' sains (doing
sebagai
science).
pendekatan pembelajaran ditujukan untuk:
Berdasarkan
pandangan
tersebut
pandanganyang
dapat
dengan
menghubungkan kehidupan
landasan
sehari-hari
pengembangan
1) memotivasi belajar siswa; 2) melatih
mensintesiskan suatu pendekatan yang
berpikir
akan diambil dalam penelitian ini yaitu
mengembangkan keterampilan proses dan
pendekatan inkuiri laboratorium.
keterampilan
Dalam
pendekatan
laboratorium,
konsep-konsep
inkuiri yang
kritis,
kreatif,
analitik;
sosial.
Rancangan
pembelajaran yang disusun ini, selain ditujukan
untuk
melihat
dipraktikumkan dirancang sesuai materi
pembelajaran
Sains,
konsep dan relevan dengan kehidupan
meningkatkan
pemahaman
sehari-hari siswa. (Arief Sidharta, 2010).
konsep
basa,
Pengalaman
keterampilan
siswa
dalam
situasi
laboratorium seharusnya menjadi bagian intergral
dari
mata
pelajaran
dalam pengajaran sains. Romey (1978) berpendapat bahwa kegiatan laboratorium yang berorientasi sebagai sarana untuk menjelaskan keterangan guru atau buku pelajaran sangat berlawanan dengan sains
pengetahuan observasional,
merupakan
ilmu
eksperimental, dan
berkiblat
juga
untuk terhadap
mengembangkan
berpikir
kreatif,
dan
keterampilan proses sains siswa SMP. METODE PENELITIAN Penelitian ini difokuskan pada
laboratorium mempunyai peranan penting
Sains
asam
efektivitas
sains
(Hofstein dan Lunetta, 1982). Kegiatan
sebenarnya.
3)
pada
laboratorium., oleh karena itu pelajaran
pengembangan
pembelajaran
Sains
(khususnya kimia materi asam basa) dengan
tujuan
dapat
meningkatkan
penguasaan konsep, keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan proses sains siswa. Subyek dalam penelitian ini, ditetapkan siswa dari salah satu kelas VIII (satu kelas sebanyak 40 orang siswa) semester
genap
BIOLOGI SEL (vol 4 no 1 edisi jan-jun 2015 issn 2252-858x)
tahun
pelajaran Page 101
Jurnal Biology Science & Education 2015
SURATI
2014/2015. Siswa dikelompokkan menjadi
berlangsung. 3). Tahap Analisis. Setelah
tiga kelompok yaitu kelompok yang
implementasi model pembelajaran selesai,
mempunyai
data yang telah terkumpul dianalisis dan
kemampuan
kemampuan
sedang
dan
tinggi, kemampuan
diolah
secara
statistik
untuk
data
rendah. Kategori kemampuan tersebut
kuantitatif dan secara deskriptif untuk data
didasarkan pada nilai rata-rata ulangan
kualitatif.
harian siswa pada mata pelajaran sains-
dalam penelitian ini adalah:
kimia kelas VIII semester 1.
1. Lembar Tes Tertulis. Lembar tes
Prosedur
digunakan
tertulis berisi 20 butir soal yang
tahapan yaitu: 1) Tahap Persiapan . Pada
bertujuan untuk mengukur penguasaan
tahap ini dimulai dengan merancang
konsep
model
serta
keterampilan
berpikir
kreatif
dan
model
keterampilan
proses
sains,
baik
sebelum
maupun
pembelajaran, siswa.
pembelajaran
melalui
yang
3
angket
penelitian
Instrumen
evaluasi,
Pembuatan untuk
meningkatkan
penguasaan konsep, keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan proses sains
asam
basa,
mengukur
sesudah
pembelajaran. 2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Lembar
dimulai dengan mengkaji konsep-konsep
kegiatan
sains-kimia yang sesuai untuk siswa SMP.
membekali
Selanjutnya dibuat peta konsep dari
keterampilan berpikir kreatif siswa dan
konsep-konsep yang ada, dan langkah
keterampilan proses sains.
terakhir pada tahap ini adalah membuat model
pembelajaran.
siswa
digunakan
pemahaman
untuk konsep,
3. Angket. Angket digunakan untuk
2)Tahap
mengetahui tanggapan siswa mengenai
Pelaksanaan. Pada tahap ini dilakukan
model
penerapan model pembelajaran yang telah
diimplementasikan,
dibuat.
model
pendapat siswa terhadap pembelajaran
pembelajaran tersebut dilakukan oleh guru
sains kimia khususnya pokok bahasan
kelas, sedangkan peneliti dibantu dua
asam basa.
Dalam
penerapan
rekan sejawat bertindak sebagai observer
4.
pembelajaran
Wawancara.
Pedoman
mengetahui
wawancara
yang mengamati kegiatan-kegiatan guru
digunakan
dan siswa selama proses pembelajaran
tanggapan guru dan siswa terhadap
BIOLOGI SEL (vol 4 no 1 edisi jan-jun 2015 issn 2252-858x)
untuk
yang
memperoleh
Page 102
Jurnal Biology Science & Education 2015
5.
SURATI
model pembelajaran yang digunakan.
postes dianalisis menggunakan uji t , dan
Wawancara dilakukan terhadap guru
data kualitatif yaitu data yang diperoleh
dan siswa secara terpisah, dilakukan
dari tanggapan guru, hasil observasi
setelah pembelajaran.
pembelajaran dan hasil angket isian siswa.
Observasi.
Pedoman
digunakan
untuk
observasi
melihat
guru
menerapkan model pembelajaran yang dibuat
oleh
observasi sebanyak
peneliti.
dilakukan tiga
peneliti
pertemuan
Data
yang
memperoleh
dianalisis
gambaran
untuk tentang
penguasaan konsep siswa adalah hasil skor tes awal (Pretes) dan skor hasil tes
pembelajaran. Data
Penguasaan Konsep Siswa
Pelaksanaan oleh
kali
HASIL PENELITIAN
hasil
penelitian
yang
diperoleh berupa data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil pretes dan
akhir (Postes).Peningkatan penguasaan konsep yang dicapai siswa dalam Pretes dan Postes dapat dilihat pada gambar grafik berikut:
Nialai Rerata
Series1, Postes, 76.4 Series1, Pretes, 43.05
Series1, Gain, 33.35
Hasil Belajar Gambar 1. Grafik Perbandingan Peningkatan Penguasaan Konsep
Berdasarkan data menunjukkan adanya
berdistribusi normal pada taraf signifikan
perbedaan
0,05.
yang
signifikan
dalam
Untuk
melihat
homogenitas
peningkatan penguasaan konsep yang
pasangan kelompok nilai yang akan
dicapai
hasil
dianalisis dalam Hasil pengamatanan ini
pengolahan data diperoleh bahwa data
dilakukan pengujian homogenitas varians
hasil belajar Pre Tes, dan Pos Tes
menggunakan uji F, yaitu dengan cara
siswa.
Berdasarkan
BIOLOGI SEL (vol 4 no 1 edisi jan-jun 2015 issn 2252-858x)
Page 103
Jurnal Biology Science & Education 2015
SURATI
membandingkan varians dari masing-
harian antara 7,50 + 0,84 = 8.34 hingga
masing kelompok yang akan diuji. Hasil
10, kelompok sedang ditempati oleh siswa
pengujian uji F diperoleh nilai Fhitung: 1,68
dengan nilai rata-rata ulangan harian <
< dibandingkan nilai Ftabel = 1,70,
8,34 hingga 7,50 – 0,84 = 6,66; sedangkan
sehingga
kelompok rendah dengan nilai rata-rata
dapat
disimpulkan
bahwa
pasangan kelompok nilai yang akan
ulangan
dianalisis adalah homogen.
harian < 6,66. Rata-rata skor untuk
Jumlah kelompok kemampuan ada tiga, kelompok tinggi ditempati oleh siswa
kelompok tinggi, sedang dan rendah terlihat
pada
tabel
berikut:
yang memiliki nilai rata-rata ulangan Tabel 1. Rata-rata Skor Pre Tes, Pos Tes, Gain Kelompok Siswa Kemampuan Tinggi, Sedang dan Rendah Rata-rata Skor Kelompok N Pretes Postes Gain Tinggi 4 9,5 14.5 5 Sedang 28 9,4 13,7 4,30 Rendah 8 9,5 13,4 3,90
Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa
ada
kemampuan
siswa
sebelum
penguasaan
(Pretes) dan sesudah (Postes) dilakukan
konsep baik pada masing-masing siswa
dengan uji-t. Demikian juga data hasil
maupun pada kelompok siswa sebelum
pembelajaran
dan
Langkah
berdasarkan tingkat kemampuan siswa
selanjutnya adalah membandingkan rata-
kelompok tinggi, sedang dan rendah
rata nilai hasil pembelajaran berdasarkan
diolah dengan uji-t.
sesudah
peningkatan
tingkat
pembelajaran.
siswa
antar
kelompok
Tabel 2. Ringkasan Uji-t untuk Hasil Belajar Sebelum (Pretes) dan Sesudah (Postes) Uji-t Mean N dk Ttabel Thitung Kesimpulan Pretes 9,4 40 39 1,68 13,11 Berbeda Signifikan Postes 13,4 40 Kelompok Tinggi 5,8 4 30 1,70 0,643 Tidak Berbeda Signifikan Kelompok Sedang 4,3 28 Kelompok Tinggi 5,0 4 10 1,81 0,887 Tidak Berbeda Signifikan Kelompok Rendah 3,9 8 Kelompok Sedang 4,3 28 34 1,68 0.484 Tidak Berbeda Signifikan Kelompok Rendah 3,9 8
Berdasarkan data pada Tabel 2 diketahui
keseluruhan hasil belajar siswa sebelum
bahwa berdasarkan hasil uji-t, secara
dan sesudah pembelajaran menunjukkan
BIOLOGI SEL (vol 4 no 1 edisi jan-jun 2015 issn 2252-858x)
Page 104
Jurnal Biology Science & Education 2015
SURATI
perbedaan yang signifikan (pada taraf
perbedaan yang signifikan (pada taraf
signifikansi 5% diperoleh, yaitu thitung:
signifikansi 5% diperoleh thitung < ttabel).
13,11 > ttabel: 1,68 (p = 0,000 < 0,05).
Jadi model pembelajaran Sains dapat
Sedangkan
diterima secara merata untuk semua
hasil
belajar
berdasarkan
tingkat kemampuan
kelompok siswa.
kelompok siswa: Kelompok Tinggi -
Peningkatan penguasaan konsep
Kelompok Sedang (p = 0,565 > 0,05);
siswa untuk setiap konsep diambil dari
Kelompok
data Pretes dan ostes. Jumlah butir soal
Tinggi – Kelompok Rendah (p = 0,396 >
yang
0,05); dan Kelompok Sedang – Rendah)
penguasaan konsep asam basa ada 20
(p = 0,632 > 0,05) sebelum dan sesudah
butir, sedangkan jumlah konsep yang
pembelajaran
dipelajari
tidak
menunjukkan
digunakan
siswa
untuk
ada
mengukur
5
konsep
Tabel 3. Skor Pre Tes dan Pos Tes untuk Tiap Konsep yang tercantum dalam Kegiatan Inkuiri Berbasis Laboratorium Rata-rata No. Soal Definisi Konsep Pretes Postes 1,2,3,8,9, Asam mempunyai sifat masam, dapat diuji dengan 10,12,13, indikator; Basa mempunyai sifat kelat, licin pada tangan, 14 dapat diuji dengan indikator; Netral mempunyai rasa 3,13 5,93 tidak masam atau basa, dapat diuji dengan indikator; dan Indikator zat petunjuk sifat larutan asam, basa atau netral 3,4, 5, 6, Reaksi asam dengan basa menghasilkan zat 3,10 3,88 11,15, 18 baru, diuji dengan indikator bersifat netral. 7, 17 Reaksi asam dengan karbonat menghasilkan zat baru dan menghasilkan gas karbon 1,10 1,43 dioksida 16, 19 Reaksi asam dengan logam menghasilkan 1,25 1,63 zat baru dan gas hidrogen 20 Reaksi basa dengan logam menghasilkan zat 0,85 0,85 baru dan gas hidrogen Rata-rata 1,88 2,74
ada
Gain
2,80
0,07 0,33 0,38 0 0,16
Data di atas menunjukkan bahwa
peningkatan (tetap), yaitu Reaksi Basa
4
dengan Logam 0,00 (0,00%).
konsep
yang
mengalami
peningkatan. Peningkatan tertinggi yaitu
Keterampilan Berpikir Kreatif
sebesar 2,80 (31,11%) diperoleh pada
Butir-butir soal yang digunakan
konsep Pengenalan Sifat Asam dan Sifat
dalam penelitian ini selain digunakan
Basa. Ada 1 konsep yang tidak mengalami
untuk
mengukur
BIOLOGI SEL (vol 4 no 1 edisi jan-jun 2015 issn 2252-858x)
penguasaan
konsep Page 105
Jurnal Biology Science & Education 2015
SURATI
siswa, juga digunakan untuk mengukur
sudut pandang yang berbeda, meramal
peningkatan keterampilan berpikir kreatif
dari informasi yang terbatas, memilih hal-
siswa. Indikator keterampilan berpikir
hal yang mungkin tidak relevan, dan
kreatif yang diukur disesuaikan dengan
membangun di atas pengetahuan yang
keterampilan
telah ada pada siswa.
berpikir
kreatif
yang
dikembangkan dalam model pembelajaran
Nilai Pre Tes dan Pos Tes untuk
asam basa. Indikator keterampilan berpikir
setiap indikator keterampilan berpikir
kreatif
kreatif
ini
meliputi:
membangkitkan
diolah
untuk
menentukan
keingintahuan dan hasrat untuk tahu,
peningkatan keterampilan berpikir kreatif
memandang informasi yang sama dari
siswa seperti tertera pada tabel 4 berikut:
Tabel 4 Skor Pre Tes dan Pos Tes untuk Keterampilan Berpikir Kreatif No. Soal 1, 2, 4 7, 16 8, 9, 11, 12 3 5, 6, 10, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20
Indikator Membangkitkan keingintahuan dan hasrat untuk tahu Memandang informasi yang sama dari sudut pandang yang berbeda Meramal dari informasi yang terbatas Memilih hal-hal yang mungkin tidak relevan Membangun konsep di atas pengetahuan yang telah ada pada diri siswa Rata-rata
Tabel di atas menunjukkan bahwa
mengukur
Pretes 1,35
Rata-rata Postes 2,13
Gain 0,78
1,05
1,40
0,35
1,10
2,23
1,13
0,75 5,10
0,80 7,10
0,05 2,00
1,87
2,73
0,86
peningkatan
keterampilan
seluruh indikator keterampilan proses
proses sains siswa. Indikator keterampilan
berpikir kreatif meningkat. Peningkatan
proses sains yang diukur disesuaikan
terbesar adalah membangun konsep di atas
dengan keterampilan proses sains yang
pengetahuan yang sudah ada pada siswa
dikembangkan dalam model pembelajaran
2,00 (20%) sedangkan yang terendah
asam basa. Indikator keterampilan proses
adalah keterampilan memilih hal-hal yang
sains ini meliputi: melakukan pengamatan
mungkin tidak relevan yaitu sebesar 0,05
(observasi),
(5%.).
(interpretasi),
Keterampilan Proses Sains
(klasifikasi) dan menerapkan konsep atau
Beberapa
butir
soal
dalam
penelitian ini digunakan juga untuk
menafsirkan
pengamatan
mengelompokkan
prinsip. Nilai Pre Tes dan Pos Tes untuk setiap
indikator
BIOLOGI SEL (vol 4 no 1 edisi jan-jun 2015 issn 2252-858x)
Keterampilan
Proses
Page 106
Jurnal Biology Science & Education 2015
Sains
diolah
untuk
menentukan
siswa
dan
SURATI
tertera
pada
tabel
5
peningkatan keterampilan proses sains Tabel 5. Skor Pre Tes dan Pos Tes untuk Keterampilan Proses No. Soal
Indikator
Pretes 1,03 1,10 3,55 3,75 2,36
Melakukan pengamatan (observasi) Menafsirkan pengamatan (interpretasi) Mengelompokkan (klasifikasi) Menerapkan konsep dan prinsip Rata-rata
1,2 3,4 7,8,9,11,12,16,19,20 5,6,10,13,14,15,17,18
Rata-rata Postes 1,50 1,43 5,28 5,48 3,42
Gain 0,47 0,33 1,73 1,73 1,06
Tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh
rancangan model pembelajaran. Walaupun
indikator
demikian guru tidak terlalu terikat dengan
keterampilan
proses
sains
meningkat. Peningkatan terbesar ada dua,
apa
yaitu
pembelajaran,
menafsirkan
pengamatan
yang
tercantum
dalam
karena
model
pertanyaan-
(interpretasi) dan menerapkan konsep atau
pertanyaan atau arahan kegiatan yang
prinsip sebesar 1,73 (21,62%). Sedangkan
terdapat dalam
yang
rancangan
terendah
mengelompokkan,
adalah yaitu
keterampilan sebesar
0,33
pembelajaran
dapat
dikembangkan oleh guru, sehingga dapat
(16,5%).
cepat
Hasil Observasi
observasi ini digunakan untuk mengakses
Hasil
observasi
menunjukkan
bahwa guru telah melaksanakan kegiatan pembelajaran
sesuai
dengan
dimengerti
oleh
siswa.
Hasil
aspek afektif yang dilakukan siswa selama kegiatan
laboratorium
berlangsung.
tuntutan
Tabel 6. Aspek Afektif Siswa Dalam Kegiatan Laboratorium No 1 2 3 4 5 6
Deskripsi Ya Tidak √ √ √ √ √ √
Aspek yang Diakses Kerjasama dalam kelompok Aktivitas dalam berdiskusi Kejujuran dalam menuliskan data Kecermatan dalam bekerja Menghargai pendapat teman Mengelola kebersihan alat
Selain aspek afektif, pengamatan juga
dilakukan
mengakses
laboratorium berlangsung diantaranya: (1)
aspek
psikomotor
yang
siswa
BIOLOGI SEL (vol 4 no 1 edisi jan-jun 2015 issn 2252-858x)
selama
kegiatan
Page 107
Jurnal Biology Science & Education 2015
keterampilan
mencampurkan
zat;
(2)
keterampilan
menggunakan
indikator
terbesar pada kelompok tinggi sedangkan skor yang terkecil pada kelompok rendah.
kertas atau larutan; (3) keterampilan mengukur
volume
Model
Pembelajaraan
Berbasis
(4)
Inkuiri Laboratorium ini mencakup 5
volume
konsep. Ditinjau dari perolehan skor rata-
larutan dan (5) keterampilan mereaksikan
rata dan gain dari pretes dan postes
zat. Hasil observasi dapat diketahui bahwa
terdapat 4 konsep mengalami peningkatan,
model
inkuiri
dan ada 1 konsep yang tidak mengalami
laboratoium ini dapat mengembangkan
peningkatan (tetap). Peningkatan tertinggi
aspek afektif dan psikomotor siswa , dan
yaitu sebesar 2,80 (31,11%) diperoleh
hal ini perlu menjadi perhatian bagi para
pada konsep pengenalan sifat asam dan
guru untuk melakukan penilaian secara
sifat basa. Ada 1 konsep yang tidak
khusus
mengalami peningkatan (tetap),
keterampilan
larutan;
SURATI
mengkonversi
pembelajaran
terhadap
berbasis
aspek
afektif
dan
yaitu
psikomotor dengan menyesuaian aspek-
reaksi basa dengan logam 0,00 (0,00%).
aspek yang hendak diakses pada setiap
Peningkatan Keterampilan Kreatif Siswa
kegiatan laboratoium.
Berpikir
Hasil pengamatanan menunjukkan PEMBAHASAN
ada peningkatan keterampilan berpikir
Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa Berdasarkan Pre Tes dan Pos Tes hasil pembelajaran masing-masing siswa maupun kelompok, pemahaman konsep yang telah dipelajari siswa mengalami peningkatan dengan rata-rata skor sebesar 3,9 (19,5%) dan skor rata-rata total 4,3 (21,5%). Peningkatan pemahaman konsep terjadi pada siswa secara individu maupun untuk kategori kelompok tinggi, sedang maupun
rendah.
Peningkatan
konsep
kreatif
setelah
pembelajaran. keterampilan
implementasi Ada
berpikir
5
model indikator
kreatif,
yaitu:
membangkitkan keingintahuan dan hasrat untuk tahu, memandang informasi yang sama dari sudut pandang yang berbeda, meramal dari informasi yang terbatas, memilih hal-hal yang mungkin tidak relevan, dan membangun konsep di atas pengetahuan yang telah ada pada diri siswa. Rata-rata skor pretes dan postes untuk keterampilan berpikir mempunyai
BIOLOGI SEL (vol 4 no 1 edisi jan-jun 2015 issn 2252-858x)
Page 108
Jurnal Biology Science & Education 2015
SURATI
peningkatan. Oleh karena itu model ini
diterima individu. Model ini menjelaskan
dapat digunakan sebagai alternatif dalam
cara individu memberi respon
melatih dan meningkatkan keterampilan
yang datang dari lingkungannya, yakni
berpikir kreatif siswa. Hal ini sesuai
dengan
dengan pendapat Preissen dalam Costa
memformulasi
(1985) bahwa secara umum berpikir dapat
konsep dan rencana pemecahan masalah
didefinisikan
proses
serta menggunakan simbol-simbol verbal
kognitif, yaitu suatu kegiatan mental
dan non-verbal. (Joyce & Weil, 1992).
untuk memperoleh pengetahuan. Dalam
Ditinjau dari keterampilan proses sains
proses berpikir terjadi kegiatan yang
yang terdiri dari sejumlah keterampilan
kompleks, reflektif dan kreatif.
yang satu sama lain sebenarnya tidak
Peningkatan Sains Siswa Hasil
sebagai
suatu
Keterampilan
Proses
dapat
cara
pengamatanan
masalah,
proses
data,
membangun
dipisahkan,
keterampilan Hasil
mengorganisasi
karakteristik sains
klasifikasi
ini
merupakan keterampilan proses sains
menunjukkan bahwa ada peningkatan
berupa penggolongan pola yang sudah ada
keterampilan
(Rustaman,1995).
proses
sains
setelah
implementasi model pembelajaran. Ada 4 indikator keterampilan proses sains, yaitu: melakukan
pengamatan
mengelompokkan
(observasi), (klasifikasi),
menafsirkan pengamatan (interpretasi) dan menerapkan
konsep
atau
prinsip.
Pembelajaran IPA yang bertolak dari konsep pada umumnya akan lebih efektif bila
diselenggarakan
pembelajaran
melalui
yang termasuk
model rumpun
pemrosesan informasi. Model pemrosesan informasi bertitik tolak dari prinsipprinsip
pengolahan
informasi
yang
KESIMPULAN 1. Model pembelajaran yang disusun dapat
meningkatkan
penguasaan
konsep siswa. Penguasaan konsep tertinggi yang dicapai siswa adalah sifat-sifat larutan asam basa, terendah adalah konsep reaksi basa dengan logam. 2. Model dapat
pembelajaran meningkatkan
yang disusun keterampilan
berpikir kreatif siswa. Keterampilan berpikir
kreatif
implementasi BIOLOGI SEL (vol 4 no 1 edisi jan-jun 2015 issn 2252-858x)
tertinggi
model
setelah
pembelajaran Page 109
Jurnal Biology Science & Education 2015
adalah membangun konsep di atas pengetahuan yang sudah ada pada diri siswa, sedangkan yang terendah adalah memilih hal-hal yang mungkin tidak relevan. 3. Model dapat
pembelajaran
yang disusun
meningkatkan
keterampilan
proses sains. Peningkatan tertinggi terjadi
pada
indikator
pengamatan menerapkan
menafsirkan
(interpretasi) konsep
atau
dan prinsip,
sedangkan terendah pada indikator mengelompokkan (klasifikasi). SARAN 1. Untuk mengatasi waktu pembelajaran yang
dirasakan
kurang
dalam
melaksanakan model pembelajaran, guru hendaknya mengatur bagianbagian pembelajaran tertentu yang dapat dikerjakan siswa di luar jam kelas. 2. Keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan proses sains sebaiknya dikembangkan
guru
dengan
menggunakan pokok bahasan lainnya. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2003. Pendekatan Kontekstual. Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Direktorat Jenderal
SURATI
Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas. Jakarta. Arikunto, S. 1996. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Yogyakarta Colburn, Alan. 2000. An Inquiry Primer Science Scope. March 2000. Costa, Arthur L .1985. Developing Minds,A Resource Book for Teaching Thinking. Association for Supervision and Curriculum Development. Alexandria. Virginia Dahar, R.W. 1996. Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta Depdiknas. 2003. Kurikulum2004, Standar Kompetensi, Mata Pelajaran Sains, Sekolah Menengah Pertama, dan Madrasah Tsanawiyah. Depdiknas. Jakarta. Hofstein, Ari and Lunetta. Vincent N. 1982. The Role of Laboratory in Science Teaching: Negleted Aspect of Research”. Review of Educational Research. 52(2),201 – 207. Indrawati. 2000. Model-Model Pembelajaran IPA. PPPG IPA. Bandung Joyce, Bruce and Weil, Marssha, 1992. Models of Teaching. Prentice Hall, Inc. New Jersey M. Amin. 1987. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) DenganMenggunakan Metode “Discovery” dan “Inquiry”. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Depdikbud. Jakarta: Nancy Susianna. 2003. Model Pembelajaran Berbasis Kegiatan Laboratorium Sebagai Wahana Pendidikan Siswa SLTP Pada
BIOLOGI SEL (vol 4 no 1 edisi jan-jun 2015 issn 2252-858x)
Page 110
Jurnal Biology Science & Education 2015
SURATI
Pokok Bahasan Materi. Tesis PPS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan. Sukarno, Kertiasa N, Hadiat, Padmawinata D. 1977. DasarDasar Pendidikan Science. Bhratara. Jakarta Sund, R.B, dan Trowbridge, Leslie W. 1973. Teaching Science By Inquiry In The Secondary School Second Edition. Charles E.Merill Publishingn Company. USA
BIOLOGI SEL (vol 4 no 1 edisi jan-jun 2015 issn 2252-858x)
Page 111