ISSN 1858 – 3202
JURNAL BINA AKUNTANSI - IBBI VOLUME 19 : NO. 2 JUNI 2013 1.
ANALISIS PENGARUH VARIABEL EKONOMI MIKRO DAN EKONOMI MAKRO TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA.
Aston L Situmorang SE, M. Si. 2.
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006-2007).
Minda Muliana Sebayang SE, Ak, M.Si 3.
Pasca Dwi Putra, SE, M.Si
PENGARUH INFORMASI ARUS KAS DAN LABA BERSIH TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. Roza Thohiri SE, MSi
Imelda Sirahar
4.
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN SEKTOR KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. Corinna Wongsosudono SE, MM Chrissa
5.
PENGARUH FAKTOR PROFITABILITAS, FAKTOR UKURAN PERUSAHAAN, FAKTOR REPUTASI AUDITOR, FAKTOR JENIS PENDAPAT AKUNTAN, DAN FAKTOR PERGANTIAN AUDITOR TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. Petrus Gani, S.E., M.Si., Ak.
6.
PENGARUH AUDIT INTERN TERHADAP PENCAPAIAN TARGET ANGGARAN PADA PERUSAHAAN INDUSTRI PLASTIK DI DAERAH SUMATERA UTARA Mipo Gani, S.E Jamot Mangatur Pasaribu, S.E., MM.
7.
IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING PADA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERGURUAN TINGGI SWASTA
Fajrillah, S. Kom, M.Si.
Halim Loly, S.E, M.M.
Diterbitkan Oleh : Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBBI
ISSN 1858-3202 JURNAL BINA AKUNTANSI IBBI
JURNAL BINA AKUNTANSI Pembina
:
KETUA STIE IBBI
Penanggung Jawab
:
Ketua Jurusan Akuntansi
Ketua Pengarah
:
Ketua LPPM
Ketua Penyunting
:
Ripka Seriidahnaita Ginting, SE, M.Si
Dewan Penyunting Ahli :
Prof. Dr. Amrin Fauzi (Universitas Sumatera Utara) Dr. M. Fitri Rahmadana, SE, MSi (Universitas Negeri Medan) Chandra Situmeang, SE, MSM, Ak (Universitas Negeri Medan) Lusiah, SE, MM (STIE IBBI Medan)
Alamat Redaksi : Jurusan Akuntansi STIE IBBI JL. Sei Deli No.18 Medan Kodepos. 20114 Telp.061-4567111 – Fax.061-4527548 Jurnal Bina Akuntansi adalah media publikasi kajian konseptual dan praktis berupa telaah teoritis maupun hasil-hasil penelitian empiris yang membahas bidang Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajemen, Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi Auditing, Akuntansi Perpajakan. Terbit dua kali dalam setahun setiap bulan Januari dan Juni. Redaksi mengundang para akademis, peneliti dan praktisi di bidang akuntansi untuk mengirimkan naskah yang akan dipertimbangkan publikasinya secara luas untuk kepentingan ilmu pengetahuan
Volume 19 No.2 Juni 2013
ISSN 1858-3202 JURNAL BINA AKUNTANSI IBBI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya proses pengelolaan Jurnal Bina Akuntansi Volume 19 No.2 Juni 2013. Proses pengelolaan Jurnal Bina Akuntansi ini dimulai dari mengumpulkan tulisan, menyortir serta menyunting tulisan yang akan diterbitkan dan pada akhirnya menerbitkan jurnal ini secara teratur sehingga dapat digunakan untuk kepentingan ilmiah serta bagi pihak akademisi dalam pengembangan dan pelaksanaan penelitian. Redaksi menyadari bahwa dalam proses pengelolaan Jurnal Bina Akuntansi ini masih terdapat ketidaksempurnaan atau kesalahan sehingga kedepannya masih perlu melakukan penyempurnaan berkaitan dengan layout dan teknis penulisan. Redaksi juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu atas partisipasinya dalam pelaksanaan penelitian serta mengirimkan tulisannya bagi kepentingan ilmiah secara khusus di lingkungan akademis STIE IBBI Medan.
Medan, Juni 2013
Volume 19 No.2 Juni 2013
ISSN 1858-3202 JURNAL BINA AKUNTANSI IBBI
KEBIJAKAN REDAKSI 1. Tulisan yang diajukan ke redaksi merupakan hasil penelitian empiris maupun non penelitian berupa kajian konsep telaah teoritis di bidang akuntansi dan bisnis yang relevan dengan fokus utama jurnal ini 2. Tulisan yang diajukan harus orisinil dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, Belum pernah dipublikasikan ataupun dalam proses pengajuan publikasi dari Jurnal ilmiah lembaga manapun yang dinyatakan secara tertulis oleh pemakalah 3. Tulisan dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris yang telah diketik dengan program Microsoft Word, 1 (satu) spasi, ukuran font 11, jenis huruf Times New Roman. Panjang naskah maksimal 20 halaman. Di luar gambar dan tabel 4. Tulisan dikirimkan dalam bentuk hardcopy / print out rangkap dua, disertai Softcopy dalam CD dengan nama penulis dan institusi afiliasi yang terpisah dari naskah untuk kepentingan proses review 5. Format penulisan, sistematika pembahasan, kutipan, daftar pustaka mengacu pada tata cara penulisan ilmiah yang berlaku umum 6. Tulisan disertakan abstraksi dalam Bahasa Inggris atau Bahasa Indonesia beserta kata kuncinya (keyword) untuk kepentingan indeks database jurnal 7. Tulisan yang diterima oleh redaksi sepenuhnya menjadi hak redaksi untuk mempertimbangkan publikasinya dan dalam hal penulis ingin mempublikasikan artikel tersebut kepada jurnal / lembaga institusi lain harus melakukan konfirmasi kepada redaksi. 8. Tulisan dikirimkan ke alamat : Redakasi Jurnal Bina Akuntansi Jurusan Akuntansi STIE IBBI Jl. Sei Deli No.18 Medan Medan – Sumatera Utara Kodepos. 20114 Telp. 061-4567111 – Fax. 061-4527548
Volume 19 No.2 Juni 2013
ISSN 1858-3202 JURNAL BINA AKUNTANSI IBBI
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN SEKTOR KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Corinna Wongsosudono 1, Chrissa 2 1 Dosen Tetap STIE IBBI Medan Email :
[email protected] 2 Program Studi Akuntansi STIE IBBI Medan Email :
[email protected] Abstrak / Abstract Penelitian ini bertujuan, menguji rasio keuangan Loan to Deposit Ratio, Loan to Asset Ratio, Return On Asset, Return On Equity, Capital Adequacy Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap prediksi financial distress pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 20082010. Penelitian ini dengan menggunakan metode purposive sampling. Alat uji penelitian ini menggunakan model regresi logistik. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengujian yaitu secara parsial hanya rasio Return On Asset yang berpengaruh terhadap prediksi financial distress. Kata Kunci : Financial Distress, Financial Ratios, Binary Logistic. This study is purposed, to test the effects of Loan to Deposit Ratio, Loan to Asset Ratio, Return On Asset, Return On Equity, Capital Adequacy Ratio and Debt to Equity Ratio towards financial distress at bank companies that are registered in BEI 2008-2010. This study is done with the sampling purposive method. The testing equipment of this study is binary logistic model. The conclusion that we can take from the test results are, partially, only Return On Asset and has an effect towards financial distress. Key Words : Financial Distress, Financial Ratios, Binary Logistic.
Volume 19 No.2 Juni 2013
ISSN 1858-3202 JURNAL BINA AKUNTANSI IBBI
1. PENDAHULUAN Sektor perbankan dalam suatu perekonomian memiliki arti penting dan peranan strategis. Bank adalah suatu lembaga keuangan yang cukup vital pengaruhnya terhadap perekonomian di Indonesia. Bank melancarkan sistem pembayaran bagi seluruh sektor perekonomian. Kegagalan suatu bank khususnya yang bersifat sistemik akan mengakibatkan terjadinya krisis yang dapat mengganggu kegiatan suatu perekonomian. Kebangkrutan ditandai dengan perusahaan yang tidak dapat membayar kewajiban atau tidak likuid. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk mempertahankan kinerja keuangan agar terhindar dari kegagalan bisnis atau mengalami financial distress yang menyebabkan kebangkrutan. Model financial distress perlu untuk dikembangkan, karena dengan mengetahui kondisi financial distress perusahaan sejak dini diharapkan dapat dilakukan tindakan-tindakan untuk mengantisipasi kondisi yang mengarah pada kebangkrutan. Untuk mengantisipasi munculnya kesulitan keuangan pada bank, perlu disusun suatu sistem yang dapat memberikan peringatan dini (early warning) adanya problematik keuangan yang mengancam operasional. Kebangkrutan suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan dengan cara menganalisis laporan keuangan. Laporan keuangan melaporkan prestasi historis dari sebuah perusahaan. Laporan keuangan yang disusun secara akurat dan baik dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil yang telah dicapai oleh suatu perusahaan dalam kurun waktu tertentu, keadaan inilah yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan. Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya untuk mengetahui tingkat profitabilitas dan tingkat resiko atau kesehatan suatu perusahaan. Agar informasi yang tersaji menjadi lebih bermanfaat dalam pengambilan keputusan, data keuangan harus dikonversi menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomis. Model yang sering digunakan untuk menganalisis laporan keuangan adalah rasio keuangan, yang akan menghasilkan informasi yang diharapkan. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya. Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun, maka dapat dipelajari komposisi perubahan dan dapat ditentukan apakah terdapat kenaikan atau penurunan kondisi dan kinerja perusahaan selama waktu tersebut. Rasio keuangan yang dapat digunakan antara lain rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas. Dengan menganalisis laporan keuangan dalam bentuk rasio, maka kebangkrutan suatu perusahaan dapat terlihat dan terukur. Sehingga kebangkrutan tersebut dapat terdeteksi sejak dini, sehingga dapat dilakukan tindakan yang cepat dan tepat untuk mengantisipasi kondisi ini. Karena sebelum terjadinya kebangkrutan, perusahaan akan mengalami suatu kondisi yaitu kesulitan keuangan (financial distress). Penelitian ini menguji pengaruh rasio keuangan Loan to Deposit Ratio, Loan to Asset Ratio, Return On Asset, Return On Equity, Capital Adequacy Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap prediksi financial distres. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penelitian ini diberi judul "Analisis rasio keuangan untuk memprediksi kondisi financial distress pada perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia". 2. TINJAUAN LITERATUR Kesulitan Keuangan (Financial Distress) Financial distress merupakan kondisi dimana keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Financial distress terjadi sebelum kebangkrutan. Kebangkrutan sendiri biasanya
Volume 19 No.2 Juni 2013
ISSN 1858-3202 JURNAL BINA AKUNTANSI IBBI
diartikan sebagai suatu keadaan atau situasi dimana perusahaan gagal atau tidak mampu lagi memenuhi kewajiban – kewajiban debitur karena perusahaan mengalami kekurangan dan ketidakcukupan dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya sehingga tujuan ekonomi yang ingin dicapai oleh perusahaan yaitu profit, tidak tercapai. Sebuah perusahaan dianggap mengalami financial distress jika salah satu kejadian berikut ini terjadi: mengalami laba operasi bersih negatif selama beberapa tahun atau penghentian pembayaran dividen, restrukturisasi keuangan atau PHK massal. Kesulitan keuangan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan (Darsono dan Ashari, 2005:101) dalam Kamal (2012:18). Sedangkan menurut Suroso (2006:45) kondisi financial distress suatu perusahaan didefinisikan sebagai kondisi dimana hasil operasi perusahaan tidak cukup untuk memenuhi kewajiban perusahaan. Financial distress adalah konsep luas yang terdiri dari beberapa situasi di mana suatu perusahaan menghadapi masalah kesulitan keuangan. Istilah umum untuk menggambarkan situasi tersebut adalah kebangkrutan, kegagalan, ketidakmampuan melunasi hutang dan default. Ketidakmampuan melunasi hutang menunjukkan kinerja negatif dan menunjukkan adanya masalah likuiditas. Default berarti suatu perusahaan melanggar perjanjian dengan kreditur dan dapat menyebabkan tindakan hukum. Kesulitan keuangan bisa di mulai dari kesulitan likuiditas (jangka pendek), yang merupakan kesulitan keuangan yang paling ringan, sampai ke pernyataan kebangkrutan, yang merupakan kesulitan yang paling berat. Dengan demikian kesulitan keuangan bisa dilihat sebagai kontinum yang panjang, mulai dari yang ringan sampai yang paling berat. Financial distress diukur dengan menggunakan alat uji diskriminan (z-score). Model zscore merupakan salah satu model analisis multivariate yang diciptakan oleh Edward I. Persamaan dari model Altman Z-score yaitu : Z = 1,2WC/TA+1,4RE/TA+3,3EBIT/TA+1,0 S/TA+0,6 EQ/TL Dimana : WC = working Capital RE = Retained Earning EBIT = Earning Before Interest & Tax S = Sales TA = Total Aset EQ = Equity TL = Total Liabilities Model ini menghasilkan 3 katagori,antara lain: a. Z-score <= 1,81 dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan yang sangat besar dan beresiko tinggi sehingga kemungkinan bangkrut sangat terbuka lebar. b. 1,81 < Z-score < 2,99 berada di daerah abu-abu sehingga dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan sedang mengalami financial distress, namun kemungkinan terselamatkan dan kemungkinan bangkrut sama besarnya, tergantung dari keputusan/kebijaksanaan manajemen perusahaan sebagai pengambil keputusan. c. Z-score >= 2,99 dikategorikan sebagai perusahaan yang sangat sehat sehingga tidak mengalami kesulitan keuangan.
Volume 19 No.2 Juni 2013
ISSN 1858-3202 JURNAL BINA AKUNTANSI IBBI
Rasio Keuangan Bank yang Dapat Memprediksi Financial Distress Berdasarkan penelitian sebelumnya Asmoro (2010), Kamal (2012) dan Prasetyo (2011), mengemukakan beberapa rasio yang dapat memprediksi financial distress, sebagai berikut: 1. Loan to Deposit Ratio LDR adalah rasio antara jumlah seluruh kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank (Harjanti, 2011:32). Dendawijaya (2005:116) mendifinisikan Loan to Deposit Ratio adalah ukuran seberapa jauh kemampuan bank dalam membiayai kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. 2. Loan to Asset Ratio LAR adalah rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total aset yang dimiliki bank (Harjanti, 2011:33). Menurut Kasmir (2008 : 286) Loans to Assets Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi permintaan para debitur dengan assets bank yang tersedia. 3. Return On Assets Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan selama periode tertentu (Dendawijaya, 2001: 120). Menurut Hanafi (2000:83) Return on Asset adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya. 4. Return On Equity ROE merupakan indikator untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang berkaitan dengan pembayaran deviden. Menurut Munawir (2007:240) Return on equity adalah rasio diantara laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. 5. Capital Adequacy Ratio CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan (Harjanti, 2011:34). Capital Adequacy Ratio adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai oleh modal sendiri bank, di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain (Dendawijaya, 2001: 122) 6. Debt to equity ratio DER adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh hutang-hutangnya dengan dana yang berasal dari modal bank sendiri. Menurut Sutrisno (2003: 262) debt to equity ratio merupakan imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Argo Asmoro (2010) yang berjudul Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Bank (studi kasus pada bank persero dan bank umum swasta nasional periode 2004-2007) menggunakan variabel rasio-rasio CAR, LDR, NPL, BOPO, dan ROA dengan model regresi logistik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dari 5 rasio keuangan yang digunakan hanya rasio CAR dan ROA yang signifikan terhadap prediksi kondisi bermasalah. Penelitian yang dilakukan oleh St.Ibrah Mustafa Kamal (2012) dengan judul Analisis Prediksi Kebangkrutan Pada Perusahaan Perbankan Go Public Di Bursa Efek Indonesia. Variabel
Volume 19 No.2 Juni 2013
ISSN 1858-3202 JURNAL BINA AKUNTANSI IBBI
yang digunakan adalah CAR, ROE, LAR, ROA, dan DER. Penelitian ini menyimpulkan bahwa hanya rasio CAR dan ROA yang signifikan terhadap prediksi kebangkrutan. Eko adhi Prasetyo (2011) dalam penelitian yang berjudul Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Financial Distress Perusahaan Perbankan (2006 -2008) dengan variabel yang digunakan CAR, NPL, BOPO, Pemenuhan PPAP, ROE, LDR, dan NIM dengan alat analisis yang digunakan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR, NPL, BOPO berpengaruh positif signifikan, sedangkan pemenuhan PPAP dan ROE berpengaruh negatif tidak signifikan, dan LDR dan NIM berpengaruh negatif signifikan. 3. KERANGKA BERPIKIR Aplikasi analisis rasio keuangan dalam praktek bisnis serta pengkajian-pengkajian dan studi yang telah dilakukan mengantarkan kepada pemikiran teoritis untuk menjadikan rasio keuangan sebagai indikator yang fundamental dalam praktek bisnis dan perbankan. Pemahaman ini digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian mengenai analisis rasio keuangan dalam memprediksi kondisi financial distress pada perusahaan sektor keuangan, fokus dalam penelitian ini adalah sektor keuangan perbankan, dengan menggunakan rasio keuangan LDR (Loan to Deposit Ratio), LAR (Loan to Asset Ratio), ROA (Return on Asset), ROE (Return on Equity), CAR (Capital Adequacy Ratio), dan DER (Debt to Equity Ratio). Dari uraian di atas, dapat ditarik suatu kerangka berpikir dengan bagan sebagai berikut :
LDR LAR rR ROA
Prediksi Kesulitan Perbankan ( Financial Distress )
ROE CAR DER Gambar : Kerangka Berpikir
Rasio LDR menunjukan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total aset yang dimiliki oleh bank.. Semakin tinggi rasio LDR maka semakin besar kemungkinan perbankan terkena financial distress. Rasio LAR menunjukan kemampuan untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki oleh bank. Semakin tinggi rasio LAR maka semakin besar kemungkinan perbankan terkena financial distress. Rasio ROA menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin tinggi rasio ROA maka semakin kecil kemungkinan perbankan terkena financial distress.
Volume 19 No.2 Juni 2013
ISSN 1858-3202 JURNAL BINA AKUNTANSI IBBI
Rasio ROE menunjukkan kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan bersih dan dikaitkan dengan pembayaran dividen. Semakin tinggi rasio ROE maka semakin kecil kemungkinan perbankan terkena financial distress. Rasio CAR menunjukkan sejauh mana penurunan asset bank masih dapat ditutup oleh equity bank yang tersedia. Semakin tinggi rasio CAR maka semakin kecil kemungkinan perbankan terkena financial distress. Rasio DER menunjukan kemampuan bank untuk menutupi sebagian atau seluruh hutang-hutangnya dengan dana yang berasal dari modal sendiri. Semakin tinggi rasio DER maka semakin besar kemungkinan perbankan terkena financial distress. 4. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Bursa Efek Indonesia, pada waktu penelitian dilakukan bulan Februari-Juni 2013. Populasi adalah keseluruhan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010 sebanyak 32 bank dan ditarik sampel penelitian berdasarkan kriteria tertentu sebanyak 25 perusahaan. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis regresi logistik setelah memenuhi uji model fit. Penarikan kesimpulan atas hipotesis dilakukan dengan cara uji t pada level signifikansi 5%. Keseluruhan tabulasi dan pengelolaan data menggunakan software SPSS versi 16. 5. HASIL PENELITIAN Hasil Statistik Deskriptif Variabel LDR mempunyai nilai minimum sebesar 40.22% yang diperoleh dari Bank Victoria International Tbk, dan nilai maksimum sebesar 102.20% yang diperoleh dari Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk, sedangkan nilai rata-ratanya sebesar 74.0827% dengan standar deviasi sebesar 20.7951%. Variabel LAR mempunyai nilai minimum sebesar 34,34% yang diperoleh dari Bank Victoria International Tbk, dan nilai maksimum sebesar 80,10% yang diperoleh dari Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk, sedangkan nilai rata-ratanya sebesar 59,8125% dengan standar deviasi sebesar 10,20668%. Variabel ROA mempunyai nilai minimum sebesar -10,60% yang diperoleh dari Bank Eksekutif Internasional Tbk, nilai maksimum 4,45% yang diperoleh dari Bank Kesawan Tbk dan nilai rata-rata 1,4364% dengan standar deviasi sebesar 2,07212% Variabel ROE mempunyai nilai minimum -64,85% yang diperoleh dari Bank Eksekutif Internasional Tbk, nilai maksimum sebesar 241,34% yang juga diperoleh dari Bank Eksekutif Internasional Tbk dan nilai rata-rata18,6779% dengan standar deviasi 33,9027%. Variabel CAR memiliki nilai minimum sebesar 1,56% yang diperoleh dari Bank CIMB Niaga Tbk dan nilai maksimum sebesar 33,27% yang diperoleh dari Bank Swadesi Tbk sedangkan nilai rata-ratanya sebesar 16,3231% dengan standar deviasi sebesar 5,39462%, Variabel DER memiliki nilai mean sebesar 8,6967% dengan standar deviasi sebesar 5,61851%. Dengan nilai minimum -31,53% yang diperoleh dari Bank Eksekutif Internasional Tbk dan nilai maksimum 15,92% yang juga diperoleh dari Bank Eksekutif Internasional Tbk.
Volume 19 No.2 Juni 2013
ISSN 1858-3202 JURNAL BINA AKUNTANSI IBBI
Menguji Model Fit (Overall Model Fit Test) Tabel 1 -2 Log Likehood Pada Blok Pertama & Blok Kedua -2Log likelihood Iteration Iteration Step 0 1 94.049 Step 1 1 2 94.030 2 94.030 3 3
-2Log likelihood 81.805 78.438 78.159
4 5 6
78.154 78.154 78.154 Nilai -2LogL Block Number = 0 adalah sebesar 94.030. Setelah dimasukkan keenam variabel independen, maka nilai -2LogL Block Number = 1 mengalami penurunan menjadi sebesar 78.154. Penurunan likelihood (-2LL) ini menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. Tabel 2 Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig. 1 6.494 7 .483 Hasil pengujian model prediksi dengan observasi diperoleh nilai chi square sebesar 6,494 dengan signifikansi sebesar 0,483. dengan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 maka berarti tidak diperoleh adanya perbedaan antara data estimasi model regresi logistik dengan data observasinya, berarti model tersebut sudah tepat dengan data, maka tidak perlu adanya modifikasi model. Tabel 3 Cox and Snell’s R Square dan Nagelkerke R Square -2 Log Cox & Snell R Nagelkerke R Step likelihood Square Square a 1 78.154 .191 .267 Berarti ukuran Cox & Snell yang diperoleh bahwa 19,1% variasi financial distress dapat diprediksi menggunakan rasio LDR, LAR, ROA, ROE, CAR dan DER, sedangkan menurut ukuran Nagelkerke R Square diperoleh 26,7% variasi financial distress dapat diprediksi menggunakan rasio LDR, LAR, ROA, ROE, CAR dan DER. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen adalah sebesar 26,7% sedangkan sisanya, yaitu sebesar 73,3% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Pengujian Hipotesis Untuk menentukan hasil akhir dari penelitian dan menjawab hipotesis yang disusun sebelumnya, digunakan tabel variables in the equation yang ada pada output hasil pengolahan data melalui SPSS, seperti yang disajikan berikut ini:
Volume 19 No.2 Juni 2013
ISSN 1858-3202 JURNAL BINA AKUNTANSI IBBI
B Step 1
a
Tabel 4 Hasil Uji Regresi Logistik S.E. Wald
df
Sig.
Exp(B)
LDR LAR
.029 .015
.063 .077
.212 .040
1 1
.645 .841
1.029 1.015
ROA ROE
-.753 -.013
.364 .026
4.266 .238
1 1
.039 .626
.471 .987
CAR DER
.063 .039
.077 .145
.688 .073
1 1
.407 .787
1.066 1.040
-2.083
2.920
.509
1
.476
.125
Constant
Berdasarkan tabel 4 di atas, persamaan logistic regression dapat dinyatakan sebagai berikut: Ln (p/1-p) = -2,083 + 0,029 LDR + 0,015 LAR – 0,753 ROA - 0,013 ROE + 0,063 CAR + 0,039 DER + e 6. PEMBAHASAN LDR (Loan to Deposit Ratio) memiliki koefisien bertanda positif dengan nilai 0,029 dan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap prediksi terjadinya financial distress pada bank. Hal ini ditunjukkan oleh signifikansi = 0,645 yang lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Asmoro (2010) yang menyatakan bahwa rasio LDR tidak dapat memprediksi financial distress pada perbankan. LAR (Loan to Asset Ratio) memiliki koefisien bertanda positif dengan nilai 0,015 dan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap prediksi terjadinya financial distress pada bank. Hal ini ditunjukkan oleh signifikansi = 0,841 yang lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kamal (2012) yang menyatakan bahwa rasio LAR tidak dapat memprediksi financial distress pada perbankan. ROA (Return on Assets) memiliki koefisien bertanda negatif dengan nilai -0,753 dan memiliki pengaruh signifikan terhadap prediksi terjadinya financial distress pada bank. Hal ini ditunjukkan oleh signifikansi = 0,039 yang lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Asmoro (2010) yang menyatakan bahwa rasio ROA dapat memprediksi financial distress pada perbankan. ROE (Return on Equity) memiliki koefisien bertanda negatif dengan nilai -0,013 dan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap prediksi terjadinya financial distress pada bank. Hal ini ditunjukkan oleh signifikansi = 0,626 yang lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo (2011) yang menyatakan bahwa rasio ROE tidak dapat memprediksi financial distress pada perbankan. CAR (Capital Adequacy Ratio) memiliki koefisien bertanda positif dengan nilai 0,063 dan memiliki pengaruh signifikan terhadap prediksi terjadinya financial distress pada bank. Hal ini ditunjukkan oleh signifikansi = 0,407 yang lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Asmoro (2010) yang menyatakan bahwa rasio CAR dapat memprediksi financial distress pada perbankan. DER (Debt to Equity Ratio) memiliki koefisien bertanda positif dengan nilai 0,039 dan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap prediksi terjadinya financial distress pada bank. Hal ini ditunjukkan oleh signifikansi = 0,787 yang lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini sesuai
Volume 19 No.2 Juni 2013
ISSN 1858-3202 JURNAL BINA AKUNTANSI IBBI
dengan penelitian yang dilakukan oleh Kamal (2012) yang menyatakan bahwa rasio DER tidak dapat memprediksi financial distress pada perbankan. Penelitian ini menggunakan enam variabel dan kemungkinan masih ada variabel lain yang diduga berpengaruh terhadap financial distress. Sampel yang sedikit yaitu 25 sampel dan terbatas pada perusahaan yang melakukan perbankan saja. Untuk periode pengamatan hendaknya melakukan penelitian dengan periode yang lama. Penelitian ini dapat diperluas dengan menambah variabel independen yang diduga berpengaruh terhadap financial distress. 7. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabilitas variabel dependen (financial distress) cukup dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen (LDR, LAR, ROA, ROE, CAR dan DER). 2. Secara parsial rasio Loan to Deposit Ratio tidak memiliki pengaruh terhadap prediksi financial distress. 3. Secara parsial rasio Loan to Asset Ratio tidak memiliki pengaruh terhadap prediksi financial distress. 4. Secara parsial rasio Return on Assets berpengaruh signifikan terhadap prediksi financial distress. 5. Secara parsial rasio Return on Equity tidak memiliki pengaruh terhadap prediksi financial distress. 6. Secara parsial rasio Capital Adequacy Ratio tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap prediksi financial distress . 7. Secara parsial rasio DER (Debt to Equity Ratio) tidak memiliki berpengaruh terhadap prediksi financial distress. Saran Saran-saran yang dapat disampaikan terkait dengan penelitian ini adalah: 1. Penelitian selanjutnya hendaknya dilakukan dengan memperluas sampel penelitian, memperhatikan ukuran perusahaan dan jenis perusahaan perbankan. 2. Penelitian mendatang hendaknya menggunakan lebih banyak variasi pada variabel independen sebagai prediktor financial distress, tidak terbatas pada rasio LDR, LAR, ROA, ROE, CAR dan DER. DAFTAR PUSTAKA Asmoro, Argo. 2010. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Bank. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro : Semarang Dendawijaya, Lukman. 2001. Manajemen Perbankan. Edisi Pertama. Penerbit : Ghalia Indonesia. Ghozali, Iman. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Progran SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Harjanti, Reny Sri. 2011. Analisis Pengaruh Rasio Rasio Keuangan Terhadap Prediksi Kebangkrutan Bank. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro : Semarang. Hanafi, M. H. dan A. Halim. 2000. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Penerbit AMK YKPN. Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
Volume 19 No.2 Juni 2013
ISSN 1858-3202 JURNAL BINA AKUNTANSI IBBI
Kamal, St.Ibrah Mustafa. 2012. Analisis Prediksi Kebangkrutan Pada Perusahaan Perbankan Go Public Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanuddin : Makassar. Munawir. S. (2004). Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta : Penerbit Liberty. Prasetyo, Eka Adhi. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kondisi Financial Distress Perusahaan Perbankan Yang Listing Di BEI Tahun 2006 - 2008. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro : Semarang. Suroso, 2006. Investasi Pada Saham Perusahaan Yang Menghadapi Financial Distress. Jurnal Akuntansi. http://www.google.co.id Sutrisno, 2003. Manajemen Keuangan (Teori, Konsep, dan Aplikasi). Edisi Pertama. Cetakan Kedua. Yogyakarta : EKONISIA. www.bi.go.id www.idx.co.id
Volume 19 No.2 Juni 2013