Volume I : Nomor 1, Juni 2016
ISSN. 2460-7045
Jurnal Akuntansi Dan Bisnis Unsurya `
REKSADANA SAHAM : METODE ALTERNATIF INVESTASI REKSADANA PADA 5 MANAJER INVESTASI DENGAN KELOLAAN TERBESAR DI INDONESIA PERIODE 2006 -2015 Dedi Wibowo san Sandi Nugraha Sutanto ANALISIS FINANCIAL DISTRES DENGAN PENDEKATAN ALTMAN Z-SCORE PADA PT. BUMI RESOURCES Tbk PERIODE 2010 - 2014 Tutik Siswanti dan Budira Gulo ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMELS SEBAGAI ALAT UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Pratiwi Prima Eka Boru Situmorang ANALISIS PERBANDINGAN METODE FULL COSTING DENGAN METODE VARIABLE COSTING DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA UD. MEKARSARI Tutik Siswanti ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH SEBELUM PAJAK DAN TOTAL ASET TERHADAP RETURN ON ASSETS (ROA) PADA PERUSAHAAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Tutik Siswanti dan Kharima
PENERBIT : FAKULTAS EKONOMI-UNSURYA
Jurnal Akuntansi Dan Bisnis Unsurya Volume I : Nomor 1 - Juni 2016
ISSN. 2460-7045
SUSUNAN DEWAN REDAKSI
PENANGGUNG JAWAB Dekan Fakultas Ekonomi
PIMPINAN REDAKSI Tutik Siswanti, SE, MSi
ANGGOTA REDAKSI Gumelar Hidayat, SE, MM Kurniawan Yuli Asmoro, SE, Ak, MSi Drs. Suparman, SE, Ak, MM, CA, CPA Pratiwi P.E. Boru Situmorang, SE, Ak, M.Ak
Desain/Layout Dian Wijayanti, SE
SEKRETARIAT Rita Intan Permatasari, S.TP, MM
ALAMAT REDAKSI Fakultas Ekonomi - Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma Jl. Angkasa Komplek Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta Timur – 13610 Tilp. (021) 80880031 Fax. (021) 80880030, e-mail :
[email protected]
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, karunia hidayah dan Ridho-Nya kepada tim redaksi, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan jurnal Akuntansi dan Bisnis Unsurya Volume I, No. I , Juni 2016. Jurnal Akuntansi dan Bisnis Unsurya, merupakan jurnal yang diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi, Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma (UNSURYA). Jurnal ini diterbitkan secara berkala setahun 2 (dua) kali, yaitu bulan Juni dan bulan Januari. Tujuan dari penerbitan jurnal ini adalah untuk mempublikasikan hasil tulisan ilmiah dalam bidang akuntansi dan bisnis, baik dari hasil penelitian maupun tulisan ilmiah berdasarkan studi pustaka. Selain itu dengan diterbitkan jurnal ini, maka dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman berkaitan dengan permasalahan serta penyelesaianya dalam bidang akuntansi dan bisnis. Pada kesempatan ini tim redaksi juga mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah memberikan kontribusi, khususnya bagi penulis sehingga tersusunya jurnal ini dengan baik. Redaksi Jurnal Akuntansi dan Bisnis Unsurya juga menerima kiriman artikel dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris yang belum pernah dipublikasikan dalam jurnal lainnya. Akhir kata, mudah-mudahan jurnal ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Jakarta, Juni 2016 Ketua Tim Redaksi
Tutik Siswanti, SE, MSi
DAFTAR ISI
Reksadana Saham : Metode Alternatif Investasi Reksadana pada 5 Manajer Investasi dengan Kelolaan Terbesar di Indonesia periode 2006 - 2015…………………..1
Analisis Financial Distress dengan Pendekatan Altman Z-Score pada PT. Bumi Resources Tbk periode 210 – 2014………………………………………………..……..16
Analisis Laporan Keuangan dengan menggunakan Rasio Camels sebagai Alat untuk Memprediksi Kondisi
Financial Distress Bank Umum yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia………………………………………………………25
Analisis Perbandingan Metode Full Costing dengan Metode Variable Costing dalam Perhitungan Harga Pokok Produksi pada UD. Mekarsari ………………..44
Analisis Pengaruh Laba Bersih Sebelum Pajak dan Total Aset Terhadap Return On Assets (ROA) pada Perusahaan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia………………………………………………………………….………..59
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA REKSA DANA SAHAM: METODE ALTERNATIF INVESTASI REKSA DANA SAHAM PADA 5 MANAJER INVESTASI DENGAN KELOLAAN TERBESAR DI INDONESIA PERIODE 2006-2015 Dedi Wibowo dan Sandi Nugraha Sutanto
[email protected]
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti metode investasi manakah yang akan memberikan tingkat imbal hasil yang lebih baik diantara metode lump sum dan metode dollar-cost averaging. Penelitian ini juga meneliti apakah metode dollar-cost averaging dapat dimodifikasi dengan cara menggunakan kinerja IHSG dan/atau nilai tukar USD/IDR sebagai penentuan waktu investasi untuk menghasilkan imbal hasil yang lebih baik. Dari hasil pengujian backtesting, jika mempertimbangkan faktor time value of money, metode dollar-cost averaging akan memberikan tingkat imbal hasil yang lebih baik daripada metode lump sum untuk periode investasi 5, 8 dan 10 tahun. Kata Kunci: backtesting, dollar-cost averaging, lump sum, mutual fund,
1. PENDAHULUAN investor yang berpengalaman, namun akan sulit dilakukan oleh investor awam.
1.1. Latar Belakang Masalah Prinsip
investasi
adalah
Produk reksa dana yang merupakan
mengorbankan sesuatu saat ini dengan
salah satu produk pasar modal dapat
ekspektasi
dari
digunakan sebagai solusi. Reksa dana
pengorbanan tersebut di masa yang akan
merupakan produk yang dikelola secara
datang
profesional oleh Manajer Investasi yang
mendapatkan
(Bodie,
Kane,
sesuatu
dan
Marcus,
2013).proses investasi berdasarkan aktivitas
berbadan
investor dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu
Manajer investasi tersebut memiliki tenaga
asset allocation yang merupakan aktivitas
kerja profesional yang menganalisis kinerja
alokasi atau pembagian suatu portofolio ke
produk pasar modal dan aset finansial
dalam beberapa jenis asetdan security
untuk
selection
portofolio. Karakteristik portofolio
yang
merupakan
aktivitas
pemilihan aset spesifik di suatu jenis aset
hukum
(Nurjanah,
dikombinasikan
implementasikan
2015).
menjadi
dalam
di
bentuk
(Bodie, Kane, dan Marcus, 2013). Konsep
diversifikasi/membagi
Asset allocation dan security selection
beberapa jenis aset finansial dengan tujuan
secara mudah
memperoleh return yang optimal. Dengan
dapat
dilakukan
oleh
1
risiko
suatu
ke
dalam
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA kata
lain,
Manajer
investasi
akan
untuk produk yang berfluktuasi. Kelemahan
melakukan aktivitas asset allocation dan
dari metode ini adalah investor harus
security selection untuk investor.
disiplin
dalam
melaksanakannya
dan
Secara umum ada 4 metode investasi
menyiapkan dana untuk menambah porsi
yang dapat digunakan yaitu lump sum
investasi ketika harga rendah. Dollar-cost
investing, buy and hold strategy, value
averaging mengharuskan investor untuk
averaging
averaging
menanamkan dana dalam jumlah yang
(Leggio & Lien, 2001). Lump sum investing
sama secara regular dalam waktu yang
mengharuskan investor untuk menanamkan
ditentukan di awal. Kelebihan dari metode
dana yang dimiliki secara sekaligus pada
ini adalah sederhana, tidak memerlukan
satu titik waktu. Keuntungan dari metode
partisipasi
ini adalah investor menentukan alokasi aset
membutuhkan biaya yang lebih kecil
yang optimal, membeli aset tersebut dan
daripada investasi dengan pengelolaan aktif
segara
dari
untuk rebalancing. Kelemahan dari metode
investasi yang dilakukan. Kelemahan dari
ini berdasarkan beberapa penelitian yang
metode
kemungkinan
dilakukan adalah tidak optimalnya imbal
investor memilih waktu yang kurang tepat
hasil jika dibandingkan dengan metode
dalam menanamkan dananya ketika pasar
yang lain.Metode investasi yang digunakan
sedang tinggi. Buy and hold strategy
dalam industri reksa dana di Indonesia
menggunakan pembagian alokasi aset ke
hanya 2 (Rudiyanto, 2015), yaitu lump sum
dalam aset yang lebih berisiko dan aset
dan
yang lebih aman. Kelebihan dari metode ini
pertimbangan karakteristik yang berbeda
adalah investor dapat menentukan di awal
antara lump sum dan dollar-cost averaging
estimasi imbal hasil yang diinginkan.
serta
Kelemahan dari metode ini adalah ada
dilakukan
kemungkinan kesalahan alokasi aset seiring
(2012), penelitian ini menggunakan asumsi
dengan meningkatnya risiko aset dan
bahwa metode dollar-cost averaging dapat
ekspektasi imbal hasil.
ditingkatkan kinerjanya. Perbedaan antara
dan
dollar-cost
mendapatkan
ini
Value
adalah
imbal
ada
averaging
hasil
aktif
dollar-cost
didukung oleh
dari
investor
averaging.
oleh
Dengan
penelitian
Dunham
dan
dan
yang Friesen
memberikan
penelitian yang dilakukan oleh Peneliti
kesempatan bagi investor untuk mengambil
dengan penelitian Dunham dan Friesen
keuntungan dari fluktuasi harga yang
(2012) adalah Peneliti akan menggunakan
terjadi, menambah porsi dana ketika harga
faktor makro ekonomi sebagai penentuan
rendah dan mengurangi porsi dana ketika
waktu investasi sehingga dapat diperoleh
harga tinggi. Metode ini cocok digunakan
imbal hasil yang lebih optimal. Penggunaan 2
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA 2. Apakah metode dollar-cost averaging
faktor makro ekonomi ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Jank (2012)
dapat
dimana ditemukan adanya reaksi investor
dengan
reksa dana terhadap info makro ekonomi.
variabel makro ekonomi berupa Indeks
Dari beberapa faktor makro ekonomi dan
Harga Saham Gabungan dan/atau Nilai
pasar modal yang ada, Peneliti akan
Tukar USD/IDR dalam pengambilan
menggunakan
keputusan kapan investasi dilakukan?
Indeks
Harga
Saham
ditingkatkan cara
imbal
hasilnya
menambahkan
faktor
Gabungan dan Nilai Tukar USD/IDR untuk menentukan waktu investasi. Pemilihan 2
2. LANDASAN TEORI
faktor ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Prasthiwi
Berdasarkan
tipe
investor
dan
(2008), Suwito (2012) dan Amalia (2015)
peluang untuk jual kembali, terdapat dua
yang menemukan bahwa Indeks Harga
jenis reksa dana (Nurjanah, 2015):
Saham
Tukar
1. Close-Ended Funds atau reksa dana
USD/IDR berpengaruh pada return reksa
tertutup dimana reksa dana ini hanya
dana saham. Penelitian yang dilakukan oleh
bisa ditransaksikan pada jangka waktu
Octavianus
menginformasikan
yang telah ditentukan sebelumnya. Jika
adanya penggunaan data makro ekonomi
tidak ada waktu khusus untuk penjualan
oleh investor dalam melakukan timing
kembali,
investasi.
memegang sampai dengan jatuh tempo.
Gabungan
(2014)
dan
Nilai
Pada
maka
reksa
dana
dimungkinkan
1.2. Identifikasi Masalah
investor
tertutup untuk
harus
tidak terjadi
penambahan jumlah investor dan ada Dari penjabaran latar belakang di
tanggal jatuh temponya. 2. Open-Ended Funds atau reksa dana
atas, maka dua permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
terbuka
1. Apakah metode dollar-cost averaging
mentransaksikan reksa dana pada setiap
memberikan kinerja imbal hasil yang
hari kerja bursa. Investor bebas untuk
lebih kecil atau
lebih besar jika
beli dan jual sesuai keputusan masing-
dibandingkan metode lump sum pada
masing. Dari segi jumlah investor, tidak
beberapa pilihan jangka waktu investasi
ada batasan dalam artian jumlah bisa
(1 tahun, 3 tahun, 5 tahun, 8 tahun dan
bertambah dan berkurang seiring dengan
10
usia reksa dana tersebut.
tahun)
dengan
menggunakan
backtesting? 3
dimana
investor
dapat
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA Dilihat dari portfolio investasinya,
obligasi. Umumnya instrumen efek yang
Reksa Dana dapat dibedakan menjadi
digunakan
oleh
Manajer
Investasi
(ww.idx.co.id):
adalah instrumen yang diterbitkan oleh
1. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market
Pemerintah dalam bentuk obligasi dan
Funds)
juga obligasi korporasi dengan rating
Reksa Dana jenis ini hanya melakukan
yang
investasi pada Efek bersifat Utang
pendapatan tetap memiliki risiko yang
dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu)
relatif lebih besar dari Reksa Dana Pasar
tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga
Uang.
likuiditas
menghasilkan
dan
pemeliharaan
modal.
Instrumen investasi ditempatkan, antara
layak
investasi.
Tujuannya
Reksa
dana
adalah
tingkat
untuk
pengembalian
yang stabil. 3. Reksa Dana Saham (Equity Funds)
lain pada deposito berjangka (Time Deposit), sertifikat deposito (certificate
Reksa dana yang melakukan investasi
of deposit), Sertifikat Bank Indonesia
sekurang-kurangnya 80% dari asetnya
(SBI), dan Surat Berharga Pasar Uang
dalam
(SBPU). Efek bersifat utang dengan
ekuitas/saham.
jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun
berinvestasi pada reksa dana saham
akan memiliki tingkat risiko yang
mungkin akan mendapatkan imbal hasil
rendah sehingga tingkat pengembalian
berupa dividen dan capital gain yang
yang dihasilkan juga akan rendah. Reksa
terrefleksi
dana
cocok
Karena investasinya dilakukan pada
pasar
ditawarkan horizon
uang
mungkin
efek Investor
pada
NAB
reksa
bersifat yang
dana.
untuk
investor
dengan
saham, maka risikonya lebih tinggi dari
investasi
pendek
hingga
dua jenis reksa dana sebelumnya namun
menengah.
menghasilkan
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed
dana
tingkat
pengembalian
yang tinggi.
Income Funds) Reksa
bentuk
4. Reksa Dana Campuran (Discretionary jenis
ini
Funds)
melakukan
investasi sekurang-kurangnya 80% dari
Reksa Dana Campuran merupakan reksa
asetnya dalam bentuk efek bersifat surat
dana
utang seperti obligasi yang diterbitkan
investasi pada instrumen utang dan
oleh pemerintah maupun korporasi baik
saham tetapi dengan alokasi yang tidak
swasta maupun BUMN. Jenis reksa
melekat
dana ini mengandalkan penghasilannya
pendapatan tetap dan reksa dana saham.
dari
Reksa dana campuran mungkin cocok
kupon
yang
didapatkan
dari 4
yang
pada
menggunakan
batas
reksa
strategi
dana
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA bagi investor yang ingin mendapatkan
lembaga tertentu seperti Lembaga Penilai
imbal hasil lebih tinggi daripada reksa
Harga Efek (LPHE) (Nurjanah, 2015).
dana pendapatan tetapi tetapi dengan
Berdasarkan peraturan mengenai reksa
tingkat risiko yang terbatas.
dana,
5. Reksa Dana Terproteksi (Protected
telah
ditentukan
NAB
awal
diterbitkan Reksa Dana KIK untuk setiap
Funds)
Unit Penyertaan dari Reksa Dana wajib
Merupakan jenis reksa dana yang
ditetapkan
memberikan perlindungan/proteksi atas
rupiah). Sedangkan Reksa Dana yang
nilai pokok investasi investor. Ciri khas
menggunakan denominasi mata uang asing,
yang dimiliki oleh reksa dana terproteksi
maka NAB awal diterbitkan untuk setiap
adalah adanya tanggal jatuh tempo.
Unit Penyertaan dari Reksa Dana wajib
Portofolio
ditetapkan
reksa
dana
terproteksi
sebesar
sebesar
Rp1.000,-
US$1
(satu
(seribu
dolar
umumnya terdiri dari efek yang bersifat
Amerika Serikat) atau EUR1 (satu Euro).
utang yang dibeli pada harga diskon.
Perhitungan NAB reksa dana dilakukan
Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau Net Asset
Value
Saham/Unit
metode pasar wajar dari efek-efek dalam
Penyertaan adalah Harga Pasar Wajar dari
portofolio efek reksa dana ditentukan oleh
portofolio
suatu
setelah
Manajer Investasi (Nurjanah, 2015). Nilai
dikurangi
biaya
kemudian
Pasar Wajar Portofolio Efek Reksa Dana
dibagi jumlah Saham/Unit Penyertaan yang
disampaikan Manajer Investasi kepada
telah beredar (dimiliki investor) pada saat
Bank Kustodian pada akhir hari bursa yang
tersebut (Nurjanah, 2015). Penghitungan
bersangkutan. Untuk selanjutnya, NAB
NAB atau disebut juga valuasi ini untuk
akan senantiasa dihitung sesuai dengan
mengetahui berapa nilai aset investasi dari
peraturan yang berlaku seperti pada reksa
reksa
dapat
dana konvensional yaitu setiap hari bursa,
aset
sehingga penetapan Nilai Pasar Wajar
dana
diketahui
(NAV)
per
oleh Bank Kustodian, namun pemilihan
reksa
dana
operasional
tersebut
berapa
sehingga
perkembangan
investasi sampai pada periode tertentu.
setiap Efek yang ada dalam Portofolio Efek
Nilai pasar wajar (fair market value)
juga ditentukan setiap hari bursa. Masing-
dari efek-efek dalam portofolio tersebut
masing
adalah nilai yang diperoleh, misalnya nilai
Penentuan Nilai Pasar Wajar, seperti untuk
transaksi efek yang dilakukan secara wajar
efek saham, Nilai Pasar Wajar dari saham-
(bebas dan tanpa paksaan/likuidasi) atau
saham di bursa efek adalah harga saham
nilai
dalam
tersebut pada setiap akhir hari bursa. NAB
suatu
diumumkan oleh Bank Kustodian di media
sebagaimana
peraturan
atau
ditentukan
ditentukan
oleh
5
efek
memiliki
metode
untuk
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA massa, seperti pada koran-koran tertentu.
pada
hari
kerja
Banyak Manajer Investasi juga yang telah
mengalami koreksi/return bernilai negatif,
mencantumkan NAB pada website mereka
maka pada hari kerja berikutnya investor
masing-masing atau media daring (online)
akan
lainnya sehingga investor dapat dengan
Mekanisme ini dilakukan untuk return
mudah memantau NAB suatu reksa dana.
negatif pertama di setiap bulannya dan
masuk
ke
sebelumnya
reksa
dana
variabel
saham.
dilakukan selama periode pengamatan. Dari ketiga metode (lump sum,
3. METODE PENELITIAN
dollar-cost averaging dan usulan metode Tujuan dari penelitian ini adalah
baru) yang ada, masing-masing metode
untuk membandingkan metode investasi di
akan dilakukan backtesting selama 1 tahun,
reksa dana saham yang ada saat ini (metode
3 tahun, 5 tahun, 8 tahun dan 10 tahun
lump
sehingga dapat dipetakan untuk masing-
sum
averaging)
dan dan
dollar-cost
metode melihat
ada
masing metode apakah ada perbedaan dari
alternatif metode berinvestasi di reksa dana
return yang dihasilkan. Jika ditemukan
saham selain
metode tersebut.
perbedaan atau suatu pola tertentu, maka
Peneliti mengusulkan penggunaan faktor
Peneliti akan dapat memetakan untuk
makro ekonomi sebagai penentuan waktu
masing-masing periode investasi (1, 3, 5, 8
investasi sehingga dapat diperoleh imbal
dan 10 tahun) metode investasi mana yang
hasil yang lebih optimal. Peneliti akan
dapat memberikan return lebih tinggi
menggunakan return dari Indeks Harga
dibandingkan metode lainnya. Pada tahap
Saham Gabungan (IHSG) saja,
awal
kedua
apakah
kurs
penelitian,
Dollar-Cost
ekspektasi
dan kurs USDIDR untuk menentukan
Averaging akan memberikan return yang
waktu investasi.
lebih rendah daripada metode Lump Sum untuk kondisi pasar yang cenderung positif
konsep dasar yang sama dengan DollarCost
Averaging
dalam jangka panjang.
investor
Obyek penelitian yang digunakan
menanamkan dana secara rutin (bulanan)
dalam penelitian ini adalah seluruh reksa
tetapi
dana saham yang diterbitkan oleh 5
perbedaannya
dimana
metode
memiliki
USDIDR saja dan kombinasi dari IHSG
Usulan metode ini menggunakan
bahwa
Peneliti
pada
mekanisme
penentuan kapan investor masuk ke reksa
Manajer
dana saham. Peneliti akan menggunakan
berdasarkan dana kelolaan pada akhir tahun
return variabel IHSG saja, kurs USDIDR
2015. Kelima MI tersebut mewakili 51%
saja dan kombinasi keduanya dimana jika
dari total dana kelolaan reksa dana yang 6
Investasi
(MI)
terbesar
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA dilaporkan ke Otoritas Jasa Keuangan
melihat apakah reksa dana saham yang
(OJK) Bapepam.Kelima MI tersebut yaitu
diteliti
Schroder
Management
pengamatan mampu menghasilkan kinerja
Indonesia, Mandiri Manajemen Investasi,
yang lebih baik daripada tolok ukur.
BNP Paribas Investment Partners, Bahana
Peneliti menggunakan Indeks Harga Saham
TCW Investment Management, dan Batavia
Gabungan (IHSG) sebagai tolok ukur
Prosperindo
Karena
sebagaimana tercantum pada dokumen
periode pengamatan backtesting terbesar
Fund Fact Sheet masing-masing reksa dana
selama 10 tahun, maka reksa dana saham
saham.
Investment
Aset
Manajemen.
pada
masing-masing
periode
yang dapat digunakan adalah reksa dana saham yang diterbitkan sebelum bulan
4.1. Analisis Data
Januari
4.1.1. Backtesting metode Lump Sum
2006.
Berdasarkan
batasan
backtesting tersebut, maka reksa dana
Peneliti melakukan backtesting untuk
saham yang akan diteliti lebih lanjut
beberapa periode (1, 3, 5, 8 dan 10 tahun)
adalah:
untuk melihat bagaimana kinerja metode Lump Sum terhadap jangka waktu investasi
Tabel 1. Daftar Reksa Dana Saham
yang
yang akan dilakukan backtesting
dimiliki
oleh
investor.
Pada
backtesting metode Lump Sum, investor dikondisikan memiliki titik awal investasi yang sama, yaitu pada hari kerja pertama di bulan Januari 2006. Pada titik awal ini, seluruh reksa dana saham akan dihitung unitnya menggunakan nominal 1 juta Rupiah dibagi harga per masing-masing reksa dana saham. Penentuan nominal yang digunakan
4. HASIL PENELITIAN
untuk
backtesting
tidak
berpengaruh pada tujuan penelitian karena Pada penelitian ini, selain melakukan
yang akan dihitung adalah tingkat imbal
backtesting menggunakan metode Lump
hasil investasi dan bukan nilai uangnya.
Sum dan Dollar-Cost Averaging terhadap
Pada akhir periode backtesting (1, 3, 5, 8
harga harian dari 9 reksa dana saham,
dan 10 tahun), jumlah unit akan dikalikan
backtesting
dengan harga yang tersedia pada hari kerja
terhadap tolok ukur (benchmark) kinerja
terakhir di tahun tersebut. Kinerja investasi
reksa dana saham. Hal ini dilakukan untuk
akan
Peneliti
juga
melakukan
7
diukur
dengan
membandingkan
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA jumlah dana yang diperoleh terhadap
reksa dana saham tidak memiliki perbedaan
jumlah dana yang diinvestasikan di awal.
return antar tanggal investasi.
Tabel 2. Hasil Backtesting Metode Lump Sum
4.1.3. Perbandingan
antara
Metode
Lump Sum dengan Metode DollarCost Averaging Dari hasil pengujian pada 2 bagian sebelumnya
(metode
Lump
Sum
dan
metode Dollar-Cost Averaging), jika dibuat rekapitulasi
per
reksa
dana
saham,
diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3. Perbandingan antara Metode Lump Sum dengan Metode Dollar-Cost Averaging
4.1.2. Backtesting
Metode
Dollar-Cost
melakukan
backtesting
Averaging
Peneliti
metode Dollar-Cost Averaging (DCA) dengan cara menggunakan patokan tanggal yang
sama
untuk
menentukan
kapan
investor menanamkan dananya di reksa dana saham. Jika ada tanggal yang bukan merupakan hari kerja, maka tanggal di
Untuk memastikan metode investasi
bulan tersebut akan dilewatkan dan tidak
mana yang lebih unggul, Peneliti juga
dimasukkan
perhitungan
memperhitungkan faktor time value of
kinerja.Hasil backtesting DCA pada seluruh
money sehingga data pada tabel di bawah
reksa dana sahamyang digunakan pada
akan disesuaikan menggunakan Compound
penelitian ini memperlihatkan tidak ada
Annual
pola tertentu sehingga dapat dikatakan
menghitung CAGR dari dari metode LS,
bahwa penggunaan DCA pada seluruh
Peneliti membandingkan jumlah dana yang
ke
dalam
8
Growth
Rate
(CAGR).Untuk
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA diperoleh pada akhir periode investasi dibagi
terhadap
jumlah
dana
Peneliti memiliki asumsi dengan
yang
penambahan faktor IHSG dan/atau nilai
dikeluarkan pada awal periode investasi
tukar USD/IDR, maka investor akan dapat
dan dihitung menggunakan rumus di atas.
memiliki posisi terhadap pasar yang lebih
Untuk menghitung CAGR dari metode
baik dengan cara menggunakan tren pasar
DCA, Peneliti menghitung nilai present
turun yang terjadi. Peneliti merujuk pada
value menggunakan nilai inflasi bulanan
penelitian yang dilakukan oleh Dunham
dari akumulasi masing-masing investasi
dan Friesen (2012) dimana investor akan
bulanan terlebih dahulu dan dibandingkan
menambah porsi dana investasi ketika pasar
nilai dana yang dihasilkan pada akhir
modal sedang mengalami koreksi dan
periode investasi menggunakan rumus di
mengurangi porsi dana investasi ketika
atas. Setelah memperhitungkan faktor time
pasar
value of money, perbandingan tingkat imbal
Menggunakan konsep value averaging
hasil per tahun antara metode LS dan DCA
yang
menjadi terbalik. Untuk periode investasi 1
investasi bulanan jika faktor IHSG dan/atau
dan 3 tahun, metode LS masih memberikan
nilai tukar USD/IDR koreksi untuk pertama
tingkat imbal hasil per tahun yang lebih
kalinya di masing-masing bulan selama
baik daripada metode DCA. Tetapi pada
periode investasi.
modal
sama,
mengalami
Peneliti
akan
ekspansi.
melakukan
periode investasi 5, 8 dan 10 tahun, metode
Tanggal investasi bulanan ditentukan
DCA memberikan tingkat imbal hasil per
ketika faktor IHSG dan/atau nilai tukar
tahun yang lebih baik daripada metode LS.
USD/IDR turun pada hari kerja pertama di suatu
Tabel 4. Perbandingan antara Metode Lump Sum dengan Metode Dollar-Cost Averaging menggunakan CAGR
bulan,
berikutnya,
maka
pada
dana
hari
kerja
investor
akan
diinvestasikan. Metode ini berbeda dengan backtesting
sebelumnya
dimana
DCA
dilakukan pada tanggal yang sama setiap bulannya pengamatan.
untuk
seluruh
Berikut
investasi menggunakan
periode
tanggal-tanggal usulan metode
investasi baru tersebut: a) Berdasarkan IHSG saja Tanggal-tanggal
di
bawah
ini
merupakan tanggal hari kerja pertama di setiap bulannya selama periode investasi 9
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA dimana IHSG mengalami koreksi atau pertumbuhan
return
negatif
Tanggal-tanggal
yang
merupakan
pertama.
di
tanggal
bawah hari
ini kerja
pertama di setiap bulannya selama periode investasi dimana IHSG dan
Tabel 5.Tanggal-tanggal dimana IHSG mengalami koreksi pertama kali per masing-masing bulan
nilai tukar USD/IDR mengalami koreksi atau pertumbuhan return negatif
yang
pertama
secara
bersamaan. Tabel 7. Tanggal-tanggal dimana IHSG dan nilai tukar USD/IDR mengalami koreksi pertama kali secara bersamaan per masing-masing bulan
b) Berdasarkan nilai tukar USD/IDR saja Tanggal-tanggal merupakan
di
tanggal
bawah hari
ini kerja
pertama di setiap bulannya selama periode investasi dimana nilai tukar USD/IDR
mengalami
pelemahan
atau pertumbuhan return negatif
Berdasarkan
yang pertama.
tanggal-tanggal
penelitian tersebut, Peneliti melakukan
Tabel 6. Tanggal-tanggal dimana nilai tukar USD/IDR mengalami koreksi pertama kali per masing-masing bulan
backtesting dan perbandingan terhadap metode DCA biasa dengan hasil sebagai berikut: Tabel 8. Perbandingan imbal hasil antara metode DCA dengan usulan metode baru
c) Berdasarkan IHSG dan nilai tukar USD/IDR 10
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA backtesting
Pengolahan
of money).Pada pengujian perbandingan
menunjukkan hasil yang sama untuk setiap
yang
periode investasi (1, 3, 5, 8 dan 10 tahun)
menggunakan absolute return, metode LS
dimana tingkat imbal hasil usulan metode
akan terlihat lebih superior daripada metode
baru lebih tinggi daripada metode DCA
LS
biasa. Tingkat imbal hasil yang tinggi
menggunakan harga di awal dan akhir
tersebut juga meliputi periode dimana
periode investasi dimana kecenderungan di
terjadi
sehingga
lapangan adalah tren pasar positif dalam
menghasilkan tingkat imbal hasil negatif
jangka panjang. Disisi lain metode DCA
yang lebih kecil (periode investasi 3 tahun).
yang
Hasil backtesting di atas mendukung
bulanan
asumsi Peneliti bahwa metode DCA bisa
mengakumulasi
dimodifikasi atau ditingkatkan hasilnya
bervariasi (lebih tinggi atau lebih rendah)
dengan cara mengubah tanggal penempatan
tetapi dengan tren pasar yang positif dalam
investasi berdasarkan parameter IHSG dan
jangka panjang, harga tengah investasi
nilai tukar USD/IDR. Urutan penggunaan
metode DCA akan menjadi lebih tinggi.
faktor tambahan berdasarkan keoptimalan
Sehingga jika investasi metode DCA
return yang dihasilkan adalah IHSG, nilai
dicairkan pada akhir periode investasi
tukar USD/IDR serta terakhir kombinasi
nilainya akan lebih kecil jika dibandingkan
IHSG dan nilai tukar USD/IDR.
metode DCA. Tetapi perlu diingat bahwa
tren
pasar
turun
dilakukan
karena
oleh
metode
Peneliti,
LS
menggunakan
hanya
skema
akan
secara unit
di
jika
akan
investasi konsisten
harga
yang
nilai uang sekarang dengan nilai uang satu bulan kemudian atau bahkan 10 tahun
4.2. Pembahasan
kemudian akan berbeda karena adanya Tidak optimalnya metode DollarCost
Averaging
(DCA)
inflasi.
Karena
pada
praktek
di
dibandingkan
lapangannya, jika investor memilih metode
metode Lump Sum (LS) seperti yang
DCA sambil menunggu kewajiban setor
dinyatakan pada penelitian (Leggio & Lien,
dana pada bulan berikutnya, investor dapat
2001) dan (Hayley, 2012) tidak berlaku
memutar
sepenuhnya untuk sampel data di Indonesia
instrumen
karena hasil backtesting reksa dana saham
transaksi jual beli valas, reksa dana pasar
di Indonesia memperlihatkan untuk periode
uang, dan lain-lain. Bahkan ketika dana
investasi 5, 8 dan 10 tahun akan lebih baik
investor diam di rekening, dana tersebut
menggunakan metode DCA dibandingkan
masih akan mendapatkan bunga tabungan.
LS (setelah memasukkan faktor time value
Adanya return dari dana yang akan 11
dananya lain
terlebih
mulai
dari
dahulu
di
deposito,
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA digunakan investor menunjukkan bahwa
Peneliti menggunakan konsep yang
nilai uang yang dibutuhkan setiap bulannya
sama
akan lebih kecil seiring dengan berjalannya
ditingkatkan
periode investasi. Hal ini yang sudah
kerjanya.
dibuktikan
mengubah
Peneliti
dengan
cara
dimana
strategi
dengan
Peneliti
DCA
mengubah
mengusulkan
tanggal
investasi
dapat cara untuk untuk
menghitung Compound Annual Growth
mengakomodasi perubahan yang terjadi di
Rate
metode
pasar modal terutama adanya informasi
dimana untuk periode investasi 5, 8 dan 10
baru seperti berita makroekonomi dan
tahun CAGR metode DCA akan lebih
mikroekonomi.
tinggi daripada metode LS.
jumlah dana investasi yang tetap setiap
(CAGR)
masing-masing
Dengan
nominal
atau
Modifikasi metode investasi Dollar-
bulannya, Peneliti menggunakan informasi
Cost Averaging seperti yang dilakukan
dimana terjadi kinerja negatif pertama kali
pada penelitian (Dunham & Friesen, 2012)
untuk IHSG dan/atau nilai tukar USD/IDR.
dapat direkonstruksi atau dibuat ulang
Peneliti mengasumsikan setelah terjadinya
menggunakan parameter IHSG dan/atau
kinerja negatif IHSG dan/atau nilai tukar
nilai tukar USD/IDR ketika menggunakan
USD/IDR,
data reksa dana saham di Indonesia.
menjadi aset yang mendasari reksa dana
Penelitian yang dilakukan oleh (Dunham &
saham bisa dibeli dengan harga yang lebih
Friesen, 2012) adalah mengubah nominal
murah sehingga harga reksa dana saham
investasi
memperhatikan
juga akan menjadi lebih rendah. Di sisi
kinerja/return bulan sebelumnya. Jika bulan
investor, harga yang lebih rendah tersebut
sebelumnya memiliki kinerja yang negatif,
akan menyebabkan jumlah unit yang
maka investor akan menambah jumlah dana
didapatkan investor lebih banyak. Tentunya
investasinya.
bulan
tanggal terjadinya kinerja negatif dari IHSG
sebelumnya memiliki kinerja yang positif,
dan/atau nilai tukar USD/IDR tidak akan
maka investor akan mengurangi jumlah
sama
dana investasinya. Penelitian (Dunham &
kemungkinan
Friesen, 2012) yang dinamakan Enhanced
berubah setiap bulannya.
DCA bahwa
seteleh
Strategy hampir
Sebaliknya,
(EDCA) selalu
jika
membuktikan
strategi
maka
setiap
saham-saham
bulannya tanggal
yang
sehingga
investasi
akan
Peneliti menggunakan tiga usulan
EDCA
metode investasi baru dimana keputusan
memberikan hasil yang lebih baik daripada
investasi
dilakukan
pada
hari
kerja
DCA biasa dengan tingkat keberhasilan
berikutnya setelah kinerja negatif IHSG,
mencapai 95%.
keputusan investasi dilakukan pada hari kerja berikutnya setelah kinerja negatif nilai 12
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA 2. Metode Dollar-Cost Averaging dapat
tukar USD/IDR dan keputusan investasi dilakukan
pada hari
kerja
berikutnya
ditingkatkan kinerjanya dengan cara
setelah kinerja negatif dari IHSG dan nilai
menambahkan
penggunaan
return
tukar USD/IDR.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan/atau nilai tukar USD/IDR untuk
5. KESIMPULAN DAN SARAN
menentukan kapan investor berinvestasi.
5.1. Kesimpulan
Modifikasi Averaging
Kesimpulan yang Peneliti dapatkan
tersebut
Dollar-Cost menyebabkan
tingkat imbal hasil yang lebih tinggi
dari penelitian ini adalah: 1. Berdasarkan
metode
sekitar 2% - 14% dari tingkat imbal
perbandingan
absolute
hasil metode Dollar-Cost Averaging
return, hasil backtesting terhadap 9
biasa.
reksa dan saham periode 2006-2015 di Indonesia menunjukkan metode Lump
5.2. Saran
Sum akan memberikan tingkat imbal hasil yang lebih baik daripada metode Dollar-Cost
Averaging.
Saran yang dapat diberikan untuk
Jika
penelitian berikutnya adalah:
memperhitungkan faktor time value of
1. Periode investasi yang diuji oleh Peneliti
money karena adanya jeda periode
untuk maksimum 10 tahun. Untuk
Dollar-Cost
penelitian selanjutnya bisa menambah
Averaging, hasil backtesting terhadap 9
periode pengamatan dari awal reksa
reksa dan saham periode 2006-2015 di
dana diterbitkan sehingga diperoleh
Indonesia menunjukkan metode Lump
jumlah data
Sum akan memberikan tingkat imbal
banyak dan lebih mendekati statistik
hasil yang lebih baik daripada metode
populasi.
investasi
pada
metode
pengujian yang lebih
Dollar-Cost Averaging untuk periode
2. Pada penelitian ini yang diuji adalah
investasi 1 dan 3 tahun. Berdasarkan
reksa dana saham. Pada penelitian
hasil backtesting yang sama, metode
selanjutnya bisa menambah jenis reksa
Dollar-Cost
akan
dana yang diuji mulai dari pasar uang,
memberikan tingkat imbal hasil yang
pendapatan tetap, campuran dan saham
lebih baik daripada metode Lump Sum
untuk mengetahui apakah usulan metode
untuk periode investasi 5, 8 dan 10
baru yang Peneliti sampaikan berlaku
tahun.
pada seluruh jenis reksa dana.
Averaging
13
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA Kepustakaan
Journal of Banking & Finance,Vol 36, pp. 3060–3070. Kustodian Sentral Efek Indonesia. Beranda. www.ksei.co.id. diakses pada 9 Juli 2016 pukul 22:00 Leggio, K.B., Lien, D., 2001. Does Loss Aversion Explain Dollar-Cost Averaging? Financial Services Review 10 (2001), 117–127. Mandiri Investasi. http://mandiriinvestasi.co.id/. diakses pada 18 Juni 2016 pukul 19:00 Nurjanah, Herawati. (2015). Mengenal Manajer Investasi dan Reksa Dana: Penjelasan dari Perspektif Hukum dan Manajemen Pengelolaan. Zavara. Octavianus, Adri. (2014). Analisis Kinerja Portofolio Indeks Saham Dengan Menggunakan Strategi Market Timing dan Metode Pengukuran Market Extreme. Tesis Universitas Indonesia Otoritas Jasa Keuangan. http://www.ojk.go.id/id/Default.aspx. diakses pada 18 Juni 2016 pukul 19:00 PT Indonesia News Center. Pasar Modal. http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/ 2253902/bei-bidik-mahasiswadongkrak-jumlah-investor-muda. diakses pada 18 Juni 2016 pukul 19:00 Prasthiwi, Rini. (2014). Pengaruh faktor makroekonomi (kurs dollar, inflansi, SBI jumlah uang beredar) dan LQ45 terhadap imbal hasil reksa dana saham periode 2003-2006. Tesis. Universitas Indonesia Rachman, Paloma Paramita. (2014). Analisis Pengaruh Variabel Makro Terhadap Return Indeks Sembilan Sektor Pada Bursa Efek Indonesia. Tesis. Universitas IndonesiaRepublik Indonesia. (1995). Undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. Rudiyanto. (2015). Mana Yang Lebih Baik : Lump Sum atau Cost Averaging ? Diambil dari http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2015/ 03/23/mana-yang-lebih-baik-lump-sum-
Amalia, Anesti Firda. (2015). Pengaruh Makroekonomi Terhadap Arus Dana Reksa Dana Syariah Dan Konvensional Kelolaan Manajer Investasi XYZ Januari 2011- Agustus 2014. Tesis. Universitas Indonesia Bank Indonesia Official Web Site. http://www.bi.go.id/id/Default.aspx. diakses pada 18 Juni 2016 pukul 19:00 BNP Paribas Investment Partners. Beranda. https://www.bnpparibas-ip.co.id/id. diakses pada 18 Juni 2016 pukul 19:00 Bursa Efek Indonesia. Beranda. http://www.idx.co.id/index.html. diakses pada 18 Juni 2016 pukul 19:00 Chalmers, J., Kaul, A. Phillips, B. (2013). The wisdom of crowds: Mutual fund investors’ aggregate asset allocationDecisions. Journal of Banking & Finance,Vol 37, pp. 3318–3333. Dunham, L.M., Friesen, G.C., 2012. Building a Better Mousetrap: Enhanced Dollar-Cost Averaging. The Journal of Wealth Management, p41. Gujarati, D. N. (2003). Basic Econometrics. New York : McGraw Hill Companies. Gideon, A. (2016). 3 Hal yang Bikin Pasar Modal Indonesia Berfluktuasi. Diambil dari http://bisnis.liputan6.com/read/2419241/ 3-hal-yang-bikin-pasar-modalindonesia-berfluktuasi Hayley, S., 2012. Dollar-Cost Averaging – The Role of Cognitive Error.Available at SSRN: http://ssrn.com/abstract=1473046. diakses pada 9 Juli 2016 pukul 22:00 Henriksson, R. D., Merton, R. C. (1981). On Market Timing and Investment Performance. II. Statistical Procedures for Evaluating Forecast Skills. Journal of Business, Vol 54. Investopedia. http://www.investopedia.com. diakses pada 18 Juni 2016 pukul 19:00 Jank, S.(2012). Mutual fund flows, expected returns and the real economy. 14
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA atau-cost-averaging/. diakses pada 9 Juli 2016 pukul 22:00 Saputri, Dessy Ayu. (2014). Analisis Pengaruh Variabel Makro Ekonomi terhadap Return Indeks Saham Sektor perbankan periode 2002-2011, Serta Pengaruh Karakteristik Bank terhadap Profitabillitas Perusahaan Sektor Perbankanyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011. Tesis. Universitas Indonesia Schroders Indonesia. http://www.schroders.com/id/id/investas i-reksadana/. diakses pada 18 Juni 2016 pukul 19:00 Suwito, Ferry. (2012). Analisis pengaruh BI rate, inflasi, dan IHSG terhadap return saham sektor perbankan yang terdaftar dalam BEI. Tesis. Universitas Indonesia The Hongkong and Shanghai Banking Corporation. Wealth Management. http://www.hsbc.co.id/1/2/personal_in_I D/wealth_management/managing_and_ growing_wealth. diakses pada 9 Juli 2016 pukul 22:00 Trainor, W.J., 2005. Within-Horizon Exposure to Loss for Dollar Cost Averaging and Lump Sum Investing. Financial Services Review 14 (2005), 319–330. Treynor, J. L., Mazuy,K. (1966). Can Mutual Fund Outguess the Market, Harvard Business Review,Vol 43
15
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA ANALISIS FINANCIAL DISTRES DENGAN PENDEKATAN ALTMAN Z-SCORE PADA PT.BUMI RESOURCES TBK PERIODE 2010-2014” ABSTRAK Tutik Siswanti dan Budira Gulo
[email protected]
Perusahaan didirikan salah tujuaanya adalah agar tumbuh dan berkembang baik dari sisi finansial, maupun operasional. Namun demikian untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan juga dihadapkan dengan berbagai risiko yang berdampak pada gagalnya tujuan, bahkan mengalami kesulitan keuangan dan berakhir dengan kebangkrutan. Pada dasarnya jika perusahaan melakukan monitoring dan pengawasan yang maksimal dalam mengelola keuangan kebangkrutan dapat diprediksi sebelum benar-benar terjadi, sehingga perusahaan dapat melakukan pengambilan keputusan dan menyusun strategi agar kebangkrutan tidak terjadi. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan mengetahui bagimana prediksi kebangkrutan dengan pendekatan Altman Z-Score jika pada PT Bumi Resources Tbk. Hal ini karena perusahaan tersebut, berdasarkan laporan keuangan menunjukan indikasi kebangkrutan, dimana selama 5 (lima ) tahun terakhir menunjukan, laba, pendapatan, harga saham dan aset mengalami penurunan, sedangkan hutang mengalami kenaikan. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi dokumentasi, dimana data yang digunakan adala berupa laporan keuangan selama tahun 2011 s.d 2014. Analisis prediksi kebangkrutan model Altman Z-Score ini menggunakan rasio keuangan berdasarkan data laporan keuangan dari Laporan Tahunan PT Bumi Resources Tbk. Analisis prediksi kebangkrutan Altman Z-Score ini merupakan analisis multivariate yang menggunakan dua atau lebih variabel ke dalam satu persamaan. Adapun persamaan tersebut yaitu Z-Score = 6,56WCTA+ 3,26RETA + 6,72EBITTA + 1,05TETL. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis prediksi kebangkrutan model Altman Z-Score menunjukkan bahwa tahun 2010 nilai Z-score sebesar 2,04, hal ini berarti perusahaan berada dalam kategori “Grey Area” . Pada tahun 2011 sampai 2014 nilai Z-score berturut-turut sebesar ; 1,06, -0,86, -3,17, dan -4,37, dimana nilai tersebut lebih kecil dari 2,6, maka, pada periode tersebut perusahaan berada pada zona bangkrut . Sehingga dapat disimpulkan bahwa, selama periode 2010 s.d 2014 kondisi perusahaan mengalami penurunan dan pada akhirnya dikatergorikan bangkrut. Kata Kunci : Analisis prediksi kebangkrutan, cut off, Model Altman Z-Score
1. PENDAHULUAN
Dimana kegiatan dilakukan secara tetap dan
1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan
organisasi
terus-menerus,
dengan
tujuan
untuk
yang melakukan proses ataupun aktivitas
memperoleh keuntungan. Perusahaan yang
yang menghasilkan barang dan atau jasa.
baik
16
adalah
perusahaan
yang
mampu
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA menyesuaikan
diri
perubahan
sumber informasi mengenai posisi keuangan
lingkungan sehingga dapat terus bertahan
perusahaan, kinerja serta perubahan posisi
dalam
keuangan
persaingan
dengan
dan
mampu
terus
berkembang.
yang
sangat
berguna
untuk
mendukung pengambilan keputusan yang
Pada saat ini perkembangan ekonomi
tepat. Salah satu metode yang dapat
dan bisnis serta investasi di dunia usaha
digunakan untuk memprediksi kebangkrutan
mengalami perkembangan dan perubahan
adalah metode yang dikemukakan oleh
yang cukup signifikan. Dengan pesatnya
Altman, yang di kenal dengan Metode
berkembangnya
Altman Z-Score
perekonomian
tersebut,
juga berdampak pada persaingan usaha
Beberapa penelitian terdahulu yang
semakin ketat. Hal ini menuntut perusahaan
menggunakan pendekatan ini antara lain
untuk selalu memperkuat berbagai aspek
penelitian yang dilakukan oleh Handiko
agar mampu bersaing dengan perusahaan
Suharso,
lain.
mampu
kbangkrutan pada PT. INDOSAT TBK
perkembangan
PERIODE 2008 – 2012, menyimpulkan
Jika
perusahaan
mengantisipasi ekonomi
pesatnya
tersebut,
tidak
maka
yang
melakukan
analisis
akan
bahwa kinerja keuangan PT Indosat Tbk
pendapatan,
selama periode tahun 2008 – 2012 dalam
menurunya laba, menurunnya aset dan
keadaan kinerja keuangan perusahaan yang
tingginya risiko bisnis dan pada akhirnya
sehat.
mengalamin kesulitan keuangan yang dapat
operasionalnya PT Indosat Tbk sedikit
berakibat fatal yaitu kebangkrutan.
mengalami kesulitan dalam hal hutang atas
mengakibatkan menurunnya
Walaupun
dalam
perjalanan
Kebangkrutan tidak akan datang tiba-
modal kerja terutama pada tahun 2009 yang
tiba melainkan melalui proses atau tahapan,
memiliki nilai Z-score paling rendah yaitu
dengan indikasi-indikasi tertentu. Dimana
3,168. Nilai overall Z-score tersebut itupun
tanda atau indikasi tersebur dapat di deteksi
masih berada diatas titik cut off yaitu 2,60.
secara dini
oleh manajemen. Indikasi
Penelitian yang dilakukan oleh Hafiz dan
kebangkrutan dapat tercermin dari kinerja
Dicky, . dengan sampel yang digunakan
keuangan
laporan
adalah 6 (enam) perusahaan properti yang
keuangan . Berdasarkan laporan keuangan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dari
yang
periode 2005-2009, menyimpulkan bahwa,
yang
disusun
perusahaan
tersaji
secara
periodik,
maka analisis
keuangan
tersebut.
menunjukkan nilai ≤ 1,81, hal ini berarti
Laporan keuangan merupakan salah satu
bahwa, selama periode tersebut ke-enam
laporan
berdasarkan
17
hasil
perhitungan
Z-score
melakukan
terhadap
dapat
dalam
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA perusahaan
yang
dijadikan
sampel
a. Sebagai bahan masukan pada PT.Bumi
berpotensi bangkrut. Berdasarkan
Resources Tbk dalam mengambil suatu latar
belakang
dan
kebijakan.
penelitian terdahulu tersebut, maka jelaslah
b. Sebagai
bahan
masukan
bagi
para
bahwa informasi kesehatan dan prediksi
pemakai informasi laporan keuangan
kebangkrutan sangat penting, hal itulah
PT.Bumi Resources Tbk .
yang menjadikan alasan penelitian ini perlu dilakukan. Penelitian ini mencoba menguji
2. LANDASAN TEORI
teori yang dihasilkan oleh Altman (1968), dengan menggunakan lima rasio keuangan.
2.1. Pengertian Laporan Keuangan
Penelitian ini menggunakan model Altman
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia
Z-Score untuk melihat potensi kebangkrutan
dalam Standar Akuntansi Keuangan (2012),
yang mungkin ada pada PT.Bumi Resources
laporan keuangan adalah suatu penyajian
Tbk.
terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan juga menunjukan hasil pertanggungjawaban
1.2. Rumusan Masalah Rumusan Masalah dalam penelitian
manajemen atas penggunaan sumber daya
ini adalah apakah dengan menggunakan
yang dipercayakan kepada mereka.
metode Z–Score dapat mengindikasikan
Harahap (2010) laporan keuangan
PT.Bumi Resources Tbk yang mengalami
merupakan output dan hasil dan hasil proses
kebangkrutan dan yang diindikasi tidak
akuntansi yang menjadi bahan informasi
mengalami kebangkrutan selama periode
bagi para pemakainya sebagai salah satu
2010 – 2014.
bahan dalam proses pengambilan keputusan.
1.3. Tujuan Penelitian
2.2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan penelitian ini adalah untuk
Tujuan
laporan
keuangan
dalam
dapat mengetahui indikasi yang bangkrut
Standar Akuntansi Keuangan (2012), adalah
dan yang di indikasi tidak bangkrut pada
memberikan informasi mengenai posisi
PT.Bumi Resources Tbk selama periode
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas
2010 – 2014.
entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
1.4. Manfaat Penelitian
18
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA Kasmir (2013) berpendapat, secara
atau pos-pos antara laporan posisi keuangan
umum laporan keuangan bertujuan untuk
(neraca)
memberikan
suatu
komprehensif.
perusahaan, baik pada saat tertentu maupun
Analisis
informasi
keuangan
dan
laporan
laba
keuangan
rugi
memerlukan
pada periode tertentu. Laporan keuangan
beberapa tolok ukur. Tolok ukur yang sering
juga dapat disusun secara mendadak sesuai
digunakan
kebutuhan
menghubungkan dua data keuangan yang
perusahaan
maupun
secara
berkala.
rasio,
yang
satu dengan yang lainnya. Analisis dan inteprestasi
Menurut Kasmir (2013), pengertian laporan
keuangan
dari
memberikan
2.3. Analisis Laporan Keuangan
“analisis
adalah
berbagai
informasi
rasio
dan
dapat
gambaran
tentang kondisi keuangan dan prestasi
(financial
perusahaan bagi para pengambil keputusan
statement analysis) adalah teknik atau
sesuai dengan kepentingan masing-masing.
metode analisis untuk laporan keuangan secara teliti, mendalam dan jujur dalam
2.5. Pengertian Kebangkrutan
menghasilkan kesimpulan guna mengambil
Menurut
Prihadi
(2009),
kondisi
keputusan dan memberi gambaran kondisi
perusahaan dari waktu ke waktu tidak selalu
keuangan perusahaan terkini”.
seperti yang direncanakan dan laporan
Menurut Hanafi dan Halim (2009)
keuangan merupakan refleksi dari kondisi
mendefinisikan “analisis laporan keuangan
yang
(financial statement analysis) adalah suatu
Ketidakmampuan bersaing dapat berakibat
metode yang pada dasarnya ingin melihat
pada penurunan profitabilitas. Beban utang
prosek dan risiko perusahaan. Dalam hal ini
yang
prospek berhubungan dengan profitabilitas
menyebabkan
sedangkan
tekanan arus kas.
risiko
kemungkinan
berhubungan
perusahaan
dengan
mengalami
dihadapi
terlalu
perusahaan.
banyak
juga
perusahaan
dapat
mengalami
Sedangkan menurut Rudianto (2013)
kebangkrutan”.
kebangkrutan merupakan akumulasi dari kesalahan pengelolaan perusahaan dalam jangka panjang.
2.4. Analisis Rasio Keuangan Menurut Kasomir (2013), analisa laporan keuangan merupakan analisis yang
2.6. Analisis
digunakan untuk mengetahui hubungan pos-
Prediksi
Kebangkrutan
Metode Altman Z-Score
pos yang ada dalam satu laporan keuangan
Menurut Rudianto (2013), analisis
19
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA Z-Score adalah metode untuk memprediksi
Persamaan diskriminan Almant Z-
keberlangsungan hidup suatu perusahaan
score yang digunakan dalam penelitian ini
dengan mengkombinasikan beberapa rasio
adalah sebagai berikut : Z-Score = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4
keuangan yang umum dan pemberian bobot yang berbeda satu dengan yang lain. Itu artinya dengan metode Z-Score dapat
Keterangan :
diprediksi kemungkinan kebangkrutan suatu
Z
perusahaan.
X1 = Modal kerja bersih terhadap total
Menurut Prihadi (2009:81) Z-Score
aset (Working Capital to Total
merupakan persamaan multi variabel yang
Assets)
digunakan Altman dalam rangka memprediksi tingkat
kebangkrutan
suatu
Altman
menggunakan
alat
statistik
yang
X2 = Laba ditahan terhadap total aset
perusahaan.
(Retained Earnings to Total Assets)
model
X3 = Laba sebelum pajak dan bunga
analisis
terhadap total aset (Earnings Before
diskriminan, lebih tepatnya adalah Multiple
Interest and Taxes (EBIT) to Total
Discriminant Analysis (MDA). Dalam MDA
Assets)
disebut
atau
= Over All Index or Score
dengan
Altman atau yang biasa disebut dengan
X4 = Nilai buku ekuitas dengan nilai
Metode Altman Z-Score ini memerlukan lebih
buku hutang (Book Value of Equity
dari satu rasio keuangan yang berkaitan
to Book Value of Debt).
dengan
kebangkrutan
perusahaan
untuk
Titik cut-off atau kriteria yang digunakan
membentuk suatu model yang komprehensif.
dalam
Prediksi kebangkrutan bisa dilakukan dengan
rasio-rasio
keuangan
memprediksi
kebangkrutan
perusahaan dengan model ini adalah
yakni
sebagai berikut :
univariate dan multivariate. Altman model
1. Jika nilai Z ≤ 1,1 (zona bangkrut)
merupakan salah satu model multivariate
perusahaan dalam kondisi bangkrut
yang mana analisis multivariate merupakan
(mengalami kesulitan keuangan dan
analisis yang lain. Selain itu keunggulan
risiko yang tinggi)
analisis Z-score Altman adalah dapat juga digunakan
pada
perusahaan
2. Jika nilai Z diantara 1,1 – 2.6 (zona
secara
grey area) perusahaan dalam kondisi
individual tanpa harus membandingkan
mengalami masalah keuangan yang
dengan perusahaan lain sejenis, baik itu
harus ditangani dengan cepat dan cara
untuk perusahaan yang go public maupun
yang tepat.
yang belum go public.
20
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA 3. Jika nilai Z ≥ 2,6 (zona sehat) perusahaan
dalam
kondisi
berupa
laporan
keuangan
PT.
Bumi
Resources Tbk periode 2010-2014 .
sehat
sehingga kemungkinan kebangkrutan sangat kecil terjadi.
3.3. Metode Pengumpulan Data Data
yang
dibutuhkan
dalam
3. METODE PENELITIAN
penelitian ini dikumpulkan dengan metode
3.1. Sifat Penelitian
dokumentasi yaitu dengan membuat salinan
Dalam melakukan
metode
penelitian
penelitian
korelasional.
penulis
dan menggandakan arsip dan catatan dari
bersifat
BEI. Data yang dikumpulkan adalah data
korelasional
sekunder yang diperoleh dari Website yaitu
yang
Penelitian
merupakan penelitian dengan karakteristik masalah
berupa
hubungan
www.idx.co.id.
korelasional
antara dua variabel atau lebih. Tujuan dari
3.4. Variabel Penelitian
penelitian ini adalah untuk menentukan ada
Dalam
penelitian
ini,
untuk
atau tidaknya korelasi antar variabel atau
menganalisis kebangkrutan perusahaan PT.
membuat prediksi berdasarkan korelasi
Bumi Resources Tbk dengan menggunakan
antar
penelitian
metode Z-Score Altman. Dalam hal ini
korelasional menekankan pada penentuan
rasio-rasio yang digunakan dikelompokkan
tingkat hubungan yang dapat digunakan
kedalam tiga kelompok besar, yaitu:
untuk melakukan prediksi. Jika tingkat
a. Rasio Likuiditas yang terdiri atas X 1
hubungan antar variabel relatif tinggi, maka
b. Rasio Profitabilitas yang terdiri dari X
variabel.
Tipe
dari
sifat dari hubungannya adalah sebab-akibat
2
dan X3 c. Rasio Sovabilitas yang terdiri dari X 4
(causal-effect).
3.2. Sumber Data Penelitian
4. PEMBAHASAN
Data yang digunakan dalam penelitian
4.1. Analisis Data
ini adalah data sekunder yaitu data yang
4.1.1. Perhitungan Variabel Pembentuk
digunakan tidak atas usaha penulis sendiri
Nilai Z -Score
melainkan diperoleh dari literatur dan
Perhitungan nilai Z-Score yang di
pengamatan orang lain. Adapun data dalam
tetapkan untuk mengetahui adanya indikasi
penelitian ini bersumber dari Website yaitu
kebangkrutan atau tidak dilakukan dengan
www.idx.co.id. Data yang dikumpulkan
rumus:
21
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA Z-Score = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3
berdasarkan data laporan keuangan tersaji
+ 1,05X4
dalam tabel dibawah ini :
Komponen pembentuk variabel ZScore selama periode 2010 s.d 2014 Tabel 1. Komponen pembentuk variabel Z-Score periode 2010 s.d 2014 Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
Aset Lancar
2,576,072,995
2,581,185,496
2,263,210,808
1,944,236,777
2,346,891,707
Aset tidak Lancar
4,471,381,018
4,786,936,253
7,354,327,207
7,003,908,115
6,500,528,918
Liabilitas Lancar
1,365,508,063
2,341,285,350
2,559,443,581
4,719,914,333
6,798,673,348
Modal Kerja Bersih
1,210,564,932
239,900,146
-296,232,773
-2,775,677,556
-4,451,781,641
Saldo Laba Ditahan
367,054,305
243,738,757
-850,675,199
-1,459,689,117
-1,847,677,274
Laba Sebelum Bunga & Pajak
530,479,324
598,551,070
-615,565,632
-745,238,913
-372,974,244
Nilai Buku Ekuitas
1,318,778,003
1,176,403,676
392,149,703
-302,959,535
-733,041,358
Total Hutang
5,728,676,010
6,191,718,073
6,962,177,504
7,306,867,650
7,233,570,276
Total Aset
7,047,454,013
7,368,121,749
9,617,538,015
8,948,144,892
8,847,420,625
Sumber : Data Sekunder Berdasarkan
komponen
pembentuk
ditentukan, maka akan diperoleh nilai
variabel nilai Z-Score pada tabel 1 diatas,
variabel X
maka akan diperoleh nilai rasio X1 sampai
1
sampai X4. Hasil perhitungan
diperoleh nilai Z -Score tersaji pada tabel
X4 sebagai berikut :
sebagai berikut:
Tabel 2. Data Hasil Perhitungan Nilai Rasio Selama Periode 2010 -2014
Tabel 3. Hasil Perhitungan Z-Score Periode 20010 -2014
2010
2011
2012
2013
2014
X1
0,1717
0,0325
-0,0308
-0,3101
-0,5031
Tahun
X1
X2
X3
X4
Nilai Z
X2
0,0521
0,0331
-0,0884
-0,1631
-0,2088
2010
0.17
0.05
0.08
0.23
2.04
X3
0,0753
0,0812
-0,0640
-0,0833
-0,0422
X4
0,2302
0,1810
0,0563
-0,0415
-0,1013
2,011
0.03
0.03
0.08
0.18
1.06
2,012
(0.31)
(0.09)
(0.06)
0.06
(0.86)
2,013
(0.31)
(0.16)
(0.08)
(0.04)
(3.17)
2,014
(0.50)
(0.21)
(0.04)
(0.10)
(4.37)
Sumber : Data Sekunder Berdasarkan data hasil perhitungan nilai rasio pada tabel diatas, maka dapat
Sumber : Data sekunder
ditentukan nilai Z -Score yaitu dengan cara mengalikan tersebut
masing–masing
dengan
bobot
nilai yang
Berdasarkan tabel tersebut, dapat
rasio
digambarkan dengan grafik, sehingga dapat
telah
22
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA diketahui trend nilai Z-Score selama periode
situasi
2010 s.d 2014, sebagai berikut
mengalami masalah keuangan yang harus
perusahaan
dalam
kondisi
ditangani dengan cepat dan cara yang tepat.
Gambar 1
Pada grafik juga terlihat sangat jelas
Grafik Tingkat Prediksi Kebangkrutan
kondisi yang menggambarkan grafik nilai Z-
Berdasarkan Nilai Z-score
Score terus mengalami penurunan, bahkan
Hasil Perhitungan Z-Score
10,00
ini
pada tahun 2014 merupakan titik terendah 2,04
-
1,06 (0,86)
yaitu (4,37). Sehingga dari penjelasan
Z 2010 2011 2012 (3,17) 2013 2014 (4,37)
tersebut dapat disimpulkan bahwa PT Bumi
(10,00)
Resources Tbk. pada tahun 2010 berada
Sumber : Data Sekunder Berdasarkan
tabel
penjelasan diatas, maka
,
grafik
pada kategori “Zona Grey Area”, sedangkan
dan
pada tahun 2011-2014 PT Bumi Resources
dapat disajikan
Tbk. berada pada kondisi “Zona Bangkrut”.
kondisi perusahaan selama periode 2010 s.d 2014, berkaitan dengan pengukuran indikasi
5. KESIMPULAN DAN SARAN
kebangkrutan dengan metode Altam ZScore sbb :
5.1. Kesimpulan
Tabel 4. Rekapitulasi Prediksi
Berdasarkan perumusan masalah dan
Kebangkrutan berdasarkan Altaman Z-
hasil analisis serta pembahasan dari hasil
Score Periode 2010 s.d 2014
penelitian prediksi kebangkrutan dengan Tahun
Nilai Z
Zona
2010
2.04
Grey Area
2,011
1.06
Bangkrut
2,012
(0.86)
Bangkrut
2,013
(3.17)
Bangkrut
1. Kinerja keungan PT Bumi Resources Tbk
2,014
(4.37)
Bangkrut
periode 2010-2014 mengalami penurunan
pendekatan Altman Z-Score pada PT Bumi Resources Tbk periode 2010-2014. Dapat disimpulkan :
dilihat dari rasio dan hasil perhitungan
Sumber : Data Sekunder
nilai Z- Score .
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui tingkat prediksi kebangkrutan pada PT
2. Berdasarkan kriteria metode Altman Z-
Bumi Resources Tbk. untuk tahun 2010
Score PT Bumi Resources Tbk tahun
nilai Z-score sebesar 2,04, dari hasil yang
2010 pada katagori Grey area, sedangkan
didapat, perusahaan dikategorikan dalam
pada periode 2011-2014 menunjukan
“Zona Grey Area. Hal ini dikarenan nilai Z-
terindikasi bangkrut, dimana nilai Z-Score
Score berada di antaran 1,1- 2,6
yang kurang dari 1,1.
dalam
23
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA Harahap, Sofyan Syafri. (2010), Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hery, (2012), Analisis Laporan Keuangan, Bumi Aksara, Jakarta. IAI (Revisi 2012), PSAK No. 1, “Penyajian Laporan Keuangan”, Jakarta. Johamsson, Therese. (2010), Predicting Copporate Default – an Assessment of the Z-Score Model on the U.S Market, Lund University, Sweden. Kasmir. (2013), Analisis Laporan Keuangan, Cet. 6, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Munawir. (2010), Analisis Laporan Keuangan, Edisi 4, Liberty, Yogyakarta. Prihadi, Toto. (2009), Investigasi Laporan Keuangan dan Analisis Rasio Keuangan, PPM, Jakarta. Sugiono, Arief S.E., & Edy Untung, (2016), Analisis Laporan Keuangan, PT Gramedia, Jakarta. Sugiono. (2012), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R&D. ALFABETA, Bandung. www.idx.co.id Xie, Chi. (2010), Financial Distress Prediction Based on SVM and MDA Methods, Hunan University, Hunan.
5.2. Saran 1. Mengurangi
penggunaan
dana
yang
berasal dari dana pinjaman (hutang) untuk pembiayaan operasional. 2. Perusahaan melakukan evaluasi terhadap peningkatan
penjualan dan efisiensi
biaya produksi. 3. Melakukan evaluasi terhadap manajemen pengelolaan
keuangan,
terutama
berkaitan dengan alokasi dana dan sumber dana.
DAFTAR PUSTAKA Altman, Edward I. (1968), Finantial Ratios, Discriminant Analysis and the Prediction of Corporate Bankcrupcty, The Journal of Finance, Vol 23, No.4 (Sep., 1968), pp. 589-609. Almwajeh, Omar. (2004), Applying Altman’s Z-Score model of Bankruptcy for the Prediction of Financial Distress of Rural hospital in Western Pennsylvania. Indiana University of Pennsylvania, Pennsylvania. Aasen, Reistad Morten. (2011), Applying Altman’s Z-Score to the Financial Crisis. Norwegia School of Economics, Bergen. Burganova. (2014), Z-Score For Bankruptcy Forcasting of the companies Producing Building Materials, Kazan Vederal Unicersity, Rusia. Fahmi, I. (2012), Pengantar Manajemen Keuangan, CV. Alfabeta, Bandung. Hanafi, Mamduh M., &Abdul Halim. (2012), Analisis Laporan Keuangan, AMP YKPN, Yogyakarta. Haseley, Michael. (2012), An Analysis of the Efficacy of the Altman and Springate Bankruptcy Models in Compaies Listed on the Stock Exchange of Thailand, Webster Uneversity, Bangkok.
24
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMELS SEBAGAI ALAT UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BEI
Oleh: PRATIWI PRIMA E S
[email protected]
ABSTRACT This research analyzed the influence of the ratio of CAMELS on the symptoms of financial distress of commercial banks listed on the Indonesia Stock Exchange between 2007 until 2009. Data that used in this research is financial statement and independent audit report from each company that published on website www.idx.co.id. Sampling method that used in this research is purposive sampling method. Analysis model that used is multiple regression analysis. The result of this research indicates that the Capital Adequacy Ratio, Assets Quality 1, Operating Expenses / Operating Income and Loan to deposit ratio does not significantly influence the financial symptoms distress. Meanwhile Good Corporate Governance and Net Interest Margin significant effect on symptoms of financial distress. Keyword: capital adequacy ratio, asset quality 1, good corporate governance, the net interest margin, operating expenses to operating income, loan to deposit ratio, financial distress condition 1. PENDAHULUAN
perusahaan
1.1. Latar Belakang
memaksimumkan
Pesatnya pertumbuhan ekonomi
adalah keuntungan
memaksimumkan
di Indonesia salah satunya dipengaruhi
untuk dan
kemakmuran
pemiliknya.
oleh perkembangan sektor perbankan Dari dua tujuan utama perusahaan
yang sangat cepat beberapa dekade
tersebut, maka pihak manajemen harus
terakhir ini. Perbankan merupakan
dapat menghasilkan keuntungan yang
perusahaan yang dalam kegiatannya berhubungan
langsung
optimal
dengan
suatu badan usaha yang tujuannya menghasilkan keuntungan atau laba. utama
didirikannya
pengendalian
yang
seksama terhadap kegiatan operasional
masyarakat. Bank sendiri merupa-kan
Tujuan
serta
terutama
yang
berkaitan
keuangan
perusahaan.
dengan
Realita
ini
menjadi masalah manakala ternyata
suatu
bank-bank tersebut tidak mengelola
25
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA dengan baik uang yang disimpan oleh
penganalisisan
nasabahnya tersebut.
financial
Sebagai contoh krisis ekonomi
ini
perlu
Penulis menuangkan penelitian
oleh
ini dalam sebuah skripsi yang berjudul
dikarenakan bank-bank
analisis laporan keuangan dengan
tersebut mengalami ketidak-mampuan
menggunakan rasio CAMELS sebagai
atau kegagalan dalam ekonomi dan
alat
keuangan.
financial distress bank umum yang
pemerintah
dilikuidasi
bank
rasio CAMELS.
bank pada November 1997. Banktersebut
distress
gejala
ditinjau kembali dengan menggunakan
yang terjadi akibat dilikuidasinya 16
bank
terhadap
Hal
ini
bangsa Indonesia
menyebabkan
terjerumus dalam
untuk
memprediksi
kondisi
terdaftar di BEI.
tingkat kemiskinan yang meningkat secara drastis sejak terjadinya krisis yaitu mencapai 49,5
1.2. Batasan Penelitian
juta orang.
Agar penelitian yang dilakukan
Besarnya dampak krisis menyebabkan
lebih terfokus, maka dibuat batasan
banyak
masalah yang akan dianalisis yaitu:
peneliti
yang
mencoba
mencari penyebabnya. Beberapa
a. Data perusahaan perbankan yang
peneliti
berbeda
diteliti adalah data bank umum di
pendapat, peneliti ekonomi makro
Indonesia saat ini baik milik swasta
berpendapat bahwa penyebab krisis
maupun milik pemerintah yang
adalah faktor ekonomi makro yaitu
mengeluarkan laporan keuangan
menurunnya
tahunan.
nilai
tukar
rupiah
terhadap dolar Amerika, sedangkan
b. Laporan keuangan yang dianalisis
peneliti mikro berpendapat bahwa
adalah dari tahun 2007 – 2009 yang
industri perbankan memiliki peran
telah diaudit.
besar untuk terjadinya krisis. Gejala
c. Laporan Pengawasan Perbankan
financial distress yang timbul menjadi
yang dipakai adalah dari tahun
salah satu indikator yang mendukung
2007 – 2009.
pendeteksian kebangkru-tan sebuah bank
karena
kebangkrutan,
sebelum sebuah
mengalami bank
1.3. Perumusan Masalah
akan
Berdasarkan
latar
belakang
mengalami gejala financial distress
masalah
terlebih dahulu. Untuk itu rasanya
sebelumnya, maka yang akan menjadi 26
yang
telah
dikemukakan
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA rumusan masalah dalam penelitian ini
Adapun yang menjadi tujuan
adalah:
penelitian ini adalah:
a. Apakah analisis rasio CAMELS
a. Untuk
mengetahui
yang dianalisis melalui rasio CAR
analisis
mempengaruhi prediksi financial
dianalisis
distress bank?
terhadap prediksi financial distress
b. Apakah analisis rasio CAMELS
rasio
pengaruh
CAMELS
melalui
rasio
yang CAR
bank.
yang dianalisis melalui rasio KAP
b. Untuk
mengetahui
pengaruh
1 mempengaruhi prediksi financial
analisis
distress bank?
dianalisis melalui rasio KAP 1
yang dianalisis melalui penilaian Corporate
CAMELS
yang
terhadap prediksi financial distress
c. Apakah analisis rasio CAMELS
Good
rasio
bank.
Governance
c. Untuk
mengetahui
pengaruh
mempengaruhi prediksi financial
analisis
distress bank?
dianalisis melalui penilaian Good
rasio
CAMELS
yang
Corporate Governance terhadap
d. Apakah analisis rasio CAMELS
prediksi finan-cial distress bank.
yang dianalisis melalui rasio NIM mempengaruhi prediksi financial
d. Untuk
distress bank?
analisis
e. Apakah analisis rasio CAMELS
dianalisis
mengetahui rasio
pengaruh
CAMELS
melalui
rasio
yang NIM
yang dianalisis melalui rasio BOPO
terhadap prediksi financial distress
mempengaruhi prediksi financial
bank.
distress bank?
e. Untuk
f. Apakah analisis rasio CAMELS
analisis
mengetahui rasio
pengaruh
CAMELS
yang dianalisis melalui rasio LDR
dianalisis
mempengaruhi prediksi financial
terhadap prediksi financial distress
distress bank?
bank.
g. Apakah analisis rasio CAMELS secara
simultan
f. Untuk
mempengaruhi
analisis
prediksi financial distress bank?
dianalisis
melalui
yang
rasio BOPO
mengetahui rasio
pengaruh
CAMELS
melalui
rasio
yang LDR
terhadap prediksi financial distress bank.
1.4. Tujuan Penelitian
27
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA g. Untuk analisis
mengetahui rasio
pengaruh
Keuangan (IAI, 2009), laporan
secara
keuangan merupakan bagian dari
CAMELS
simultan terhadap prediksi financial
proses pelaporan keuangan.
distress bank. b. Komponen Laporan Keuangan Komponen
1.5. Manfaat Penelitian a. Bagi peneliti selanjutnya, untuk menambah peneliti
bahan
pengaruh
Rasio
1) Neraca (Balance Sheet)
dengan
2) Laporan Laba Rugi (Income Statement)
CAMELS
terhadap gejala kegagalan usaha
3) Laporan Perubahan
pada sektor perbankan.
Statement)
untuk
5) Catatan atas Laporan Keuangan (Notes of Financial Statement)
menilai kinerjanya selama periode 2007-2009.
c. Pihak-Pihak
c. Bagi akademisi, sebagai referensi dan
sumber
mempelajari
informasi evaluasi
Stakeholder
4) Laporan Arus Kas (Cash Flow
dijadikan sebagai bahan evaluasi perbankan
Ekuitas
Equity)
penelitian ini diharapkan dapat
sektor
of
(Statement
b. Bagi bank, dimana dengan adanya
bagi
keuangan
terdiri dari:
informasi
sehubungan
laporan
tingan
dalam
Yang
Berkepen-
Terhadap
Laporan
Keuangan
kinerja
Pihak
yang
berkepentingan
perbankan melalui rasio – rasio
terhadap laporan keuangan adalah
keuangan bank.
masyarakat, pemilik / pemegang
d. Bagi masyarakat, sebagai referensi
saham,
dan tambahan informasi untuk memilih
bank
yang
pemerintah,
perpajakan,
karyawan, manajemen bank.
akan
digunakan jasanya.
2.2. Model Analisis CAMELS a. Pengertian
Model
Analisis
2. TINJAUAN PUSTAKA
CAMELS
2.1. Laporan Keuangan
Untuk
a. Pengertian Laporan Keuangan
kesehatan suatu bank dapat dilihat
Menurut
Kerangka
Dasar
melakukan
dari berbagai
Penyusunan dan penyajian Laporan
untuk 28
penilaian
aspek.
penilaian
Ukuran
kesehatan bank
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA telah
ditentukan
Indonesia.
Seperti
oleh Bank yang
dalam
Undang-Undang
7tahun
1992
tentang
Rasio
tertera RI
adalah permodalan yang ada
perbankan
didasarkan kepada kewajiban
ketentuan
dalam
mengeluarkan
Indonesia Surat
telah
2) Aspek Kualitas Aset ( Assets
Edaran
Quality ) Rasio
yang mengatur tentang tata cara
pendekatan
Metode penilaian tingkat kesehatan diatas
(Mangement Risk )
dan tidak
Rasio
ini
untuk
menilai
kualitas manajemen. Penilaian
sebagai pengawas serta pembina dapat
dan
3) Aspek Kualitas Manajemen
sehat, sehingga Bank Indonesia
bank-bank
kuantitatif
AktivaProduktifyang Diklasifikasikan ( ) = Total Aktiva Produktif
untuk
dalam kondisi yang sehat, cukup sehat,
Penilaian
komponen aset.
menentukan apakah bank tersebut
kurang
aktiva.
penilaian terhadap komponen –
Model Analisis CAMELS
sehat,
menilai
antara lain dilakukan melalui
b. Tujuan & Manfaat Penggunaan
bertujuan
untuk
kualitatif faktor kualitas aset
kemudian
dikenal dengan metode CAMELS.
Penilaian
ini
kualitas
penilaian tingkat kesehatan bank.
tersebut
minimum
Modal Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
No.26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993
bank
modal
bank.
Undang-Undang tentang perbankan Bank
menilai
No
penyediaan
Berdasarkan
untuk
kecukupan modal. Yang dinilai
pasal 29.
tersebut,
ini
terhadap
memberikan
faktor
manajemen
antara lain dilakukan melalui
arahan bagaimana bank tersebut
penilaian terhadap komponen-
harus dijalankan dengan baik atau
komponen
bahkan dihentikan operasinya.
manajemen
menggu-nakan
c. Komponen Rasio CAMELS
indikator
pendu-kung antara lain sebagai
Penilaian kesehatan bank meliputi
berikut:
6 aspek yaitu:
a) Manajemen Umum
1) Aspek Permodalan ( Capital
b) Penerapan Sistem Manaje-
Ratio )
men Resiko
29
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA c) Kepatuhan bank terhadap
Rasio ini menilai sensitivitas
ketentuan yang berlaku 4) Aspek
terhadap resiko pasar. Penilaian pendekatan
Rentabilitas
kualitatif
(Earnings) Rasio ini untuk
rasio-rasio
rentabilitas
bank.
pendekatan
kuantitatif
kualitatif
faktor
kuantitatif faktor
dan
sensitivitas
terhadap resiko pasar.
Penilaian
d. Peringkat Penilaian Kesehatan
dan
Perbankan
rentabilitas
Menurut
Bank
Indonesia.
antara lain dilakukan melalui
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
penilaian terhadap komponen –
Umum
komponen sebagai berikut:
Kesehatan Bank dibagi dalam lima
(
a)
)=
maka
Komposit-1
(PK-1)
adalah sangat baik, bank dapat
b) Biaya Operasional dibagi
mengatasi pengaruh negatif kondisi
Pendapatan
perekonomian
Operasional (BOPO). =
Tingkat
peringkat, yaitu: Peringkat
dengan
predikat
dan
industri
keuangan.
Biaya operasional Pendapatan operasional
Peringkat
5) Aspek Likuiditas ( Liquidity )
Komposit-2
(PK-2)
adalah baik, bank masih memiliki
Analisis likuiditas dimaksud-kan
kelemahan = minor yang dapat
untuk mengukur seberapa besar
segera diatasi dengan tindakan
kemampuan
segera dan rutin.
bank
tersebut
mampu membayar utangnya dan
Peringkat
membayar
yang
(PK-3)
kembali
kepada
adalah cukup baik, masih ada
serta
dapat
kekurangan dan perlu tindakan
kredit
korektif
terjadi
menurunkan peringkat komposit.
deposannya memenuhi
Komposit-3
permintaan
diajukan
tanpa
penangguhan.
Peringkat
Total Kredit LDR = Dana Pihak Ketiga
bila
tidak
Komposit-4
akan
(PK-4)
adalah kurang baik, bank sensitif terhadap pengaruh buruk kondisi
6) Aspek Sensitivitas terhadap Resiko Pasar (Sensitivity to
perekonomian
Market Risk)
tindakan korektif. Peringkat 30
dan
memerlukan
Komposit-5
(PK-5)
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA adalah tidak baik, bank sangat
c. Faktor
sensitif dan dapat membahayakan
Penyebab
Financial
Distress
kelangsungan usahanya.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya financial distress pada
2.3. Financial Distress
perusahaan adalah
a. Pengertian Financial Distress
1) Faktor umum seperti sektor
Kegagalan keuangan (Financial
ekonomi,
Distress)
pemerintah
mempunyai
makna
kesulitan dana baik dalam arti
2) Faktor
teknologi,
eksternal
perusahaan
dana dalam pengertian kas atau
seperti pelanggan atau nasabah,
dalam pengertian modal kerja.
pemasok/kreditur,
Insolvensi atas dasar arus kas ada
pesaing/bank lain.
dua bentuk, yaitu:
3) Faktor Internal Perusahaan
1) Insolvensi teknis
d. Akibat Financial Distress
2) Insolvensi dalam pengertian
Seperti yang tertera sebelumnya,
kebangkrutan b.
sosial,
Sumber
bank
Informasi
dianggap
penggerak
Prediksi
sebagai
roda
perekonomian
suatu
Financial Distress
negara. Apabila terjadi kegagalan
Financial distress yang terjadi
dalam
sebenarnya dengan
keuangannya,
pasti
dapat
diprediksi
berdampak baik secara langsung
melihat
beberapa
maupun tidak langsung terhadap
indikator-indikator, yaitu:
perekonomian suatu negara.
1) Analisis aliran kas untuk saat ini atau masa mendatang.
3. METODE PENELITIAN
2) Analisis strategi perusahaan,
3.1. Laporan Keuangan
yaitu analisis yang memfokus-
Penelitian
ini
menggunakan
kan pada persaingan yang
desain kausal atau hubungan sebab
dihadapi oleh perusahaan.
akibat. Desain ini berguna untuk
3) Struktur biaya relatif terhadap
menganalisa hubungan antara satu
pesaingnya.
variabel dengan variabel lainnya atau
4) Kualitas manajemen.
bagaimana
5) Kemampuan
mempengaruhi
manajemen
dalam mengendalikan biaya.
(Umar, 31
suatu
2003).
variabel Variabel
variabel lainnya yang
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA digunakan dalam penelitian ini adalah
yang
analisis
Indonesia. Waktu penelitian yang
rasio
CAMELS
sebagai
variabel independen, serta kondisi financial
distress
bank
terdaftar
di
Bursa
Efek
dipilih adalah dari tahun 2007 – 2009.
sebagai
variabel independen.
3.5. Definisi
Operasional
dan
Pengukuran Variabel Variabel yang digunakan oleh
3.2. Jenis Data dan Sumber Data Data
yang
digunakan
dalam
penulis dalam penelitian ini adalah
penelitian ini adalah data kuantitatif,
variabel
yaitu data yang berbentuk angka atau
dependen.
data
kualitatif
yang
diangkakan
independen
dan
variabel
a. Variabel Dependen (Y) : Gejala
(Sugiyono, 2004), dan data tersebut
financial distress.
juga merupakan data sekunder, yaitu
1) Pk-1 : sangat baik, bank dapat
data atau informasi yang telah diolah
mengatasi
dan diperoleh dari laporan keuangan
kondisi
tahunan
industri keuangan.
perusahaan
-
perusahaan
perbankan yang telah diaudit yang
2) Pk-2
pengaruh
negatif
perekonomian
:
Baik,
dan
bank
masih
kelemahan=
minor
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
memiliki
periode 2007-2009.
yang dapat segera diatasi dengan tindakan segera dan rutin. 3) Pk-3 : cukup baik, masih ada
3.3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian
ini
dilakukan
kekurangan dan perlu tindakan
dengan
korektif
bila
mendokumentasi data sekunder yang
menurunkan
diperlukan
komposit.
dimana
merupakan
kombinasi antara data time series
perekonomian
memerlukan
3.4. Sampel Penelitian Seperti yang telah disebutkan penelitian,
peringkat
sensitif terhadap pengaruh buruk kondisi
batasan
akan
4) Pk-4 : Kurang baik, bank
dengan data cross section.
dalam
tidak
maka
sampel yang memenuhi kriteria dalam
dan
tindakan
korektif.karena
berpotensi
membahayakan
kelangsungan
usahanya.
penelitian ini adalah 17 bank umum
5) PK-5 : Tidak baik, bank sangat 32
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA sensitif
dan
membahayakan
dapat
kelangsungan
3.6. Metode Analisis Data
usahanya.
Metode
b. Variabel Independen (X) terdiri
analisis
data
yang
digunakan pada penelitian ini adalah
dari :
metode analisis statistik menggunakan
1) Capital Adequacy Ratio (CAR)
bantuan program SPSS 16 (Statistic
Modal Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
Product and Services Solution 16),
=
namun terlebih dahulu dilakukan uji
2) Kualitas Aktiva Produktif 1
asumsi klasik sebelum melakukan
(KAP 1)
pengujian hipotesis.
AktivaProduktifyang Diklasifikasikan ( ) = Total Aktiva Produktif
a. Pengujian Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas
3) Good Corporate Governance
2) Uji Multikolinearitas
(GCG) Hasil
penilaian
diklasifikasi-kan
3) Uji Heteroskedastisitas
GCG
dalam
4) Uji Autokorelasi
5
b. Pengujian Hipotesis
kelompok, yaitu: a) sangat baik jika NK<1,5
Model penelitian ini menggunakan
b) baik untuk jika 1,5≤ NK <2,5
model
c) cukup baik jika 2,5≤ NK
Persamaan regresi linier berganda
berganda.
Y = α + β1X1 + β2X2 +β3X3+
d) kurang baik jika 3,5≤
β4X4+β5X5+ β6X6+e
NK<4,5 Ket :
e) tidak baik jika 4,5 ≤ NK<5
Y= Prediksi kegagalan ekonomi
4) Net Interest Margin (NIM)
(Financial Distress)
Pendapatanbungabersih Rata − rataaktivaproduktif
α=konstanta
5) Beban Operasional / Pendapatan
β1-6=koefisien regresi variabel
Operasional (BOPO) =
linier
yaitu:
<3,5
=
regresi
independen
Biaya operasional Pendapatan operasional
x1=CAR (Capital Adequacy Ratio) x2=KAP 1
6) Loan to Deposit Ratio (LDR)
x3=Good Corporate Governance
Total Kredit LDR = Dana Pihak Ketiga
x4=NIM (Net Interest Margin) x5=BO/PO 33
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA x6 =LDR (Loan Deposit Ratio
independen yang dimasukkan dalam
e =Error
model mempunyai pengaruh secara
Penelitian
ini
menggunakan
uji
bersama-sama
(simultan)
terhadap
statistik t dan uji statistik f. Uji-t
variabel dependen.
dilakukan
Hipotesis yang akan diuji adalah :
untuk
mengetahui
signifikan tidaknya pengaruh masingmasing
variabel
bebas
Ho = tidak semua variabel independen
terhadap
berpengaruh secara simultan
variabel terikat, atau dengan kata lain untuk
menguji
pengaruh
terhadap variabel dependen.
variabel
Ha = semua variabel independen
independen dan variabel dependen
berpe-ngaruh secara simultan
secara parsial.
terhadap variabel dependen.
Hipotesis yang akan diuji adalah :
Uji
Ho =tidak
membandingkan F-hitung dengan F-
semua
variabel
ini
dilakukan
dengan
independen berpengaruh secara
tabel dengan ketentuan :
parsial
Jika F-hitung < F-tabel,maka H0
terhadap
variabel
dependen. Ha =semua
diterima dan Ha ditolak. variabel
berpengaruh
independen
secara
Jika F-hitung > F-tabel, maka H0
parsial
ditolak dan Ha diterima.
terhadap variabel dependen. Uji
ini
dilakukan
dengan
4. ANALISIS HASIL
membanding-kan t-hitung dengan t-
PENELITIAN
tabel dengan ketentuan : Jika
t-hitung
<
4.1. Analisis Statistik Deskriptif
t-tabel,maka
H0
Statistik
deskriptif
variabel
diterima dan Ha ditolak.
penelitian dari sampel perusahaan
Jika t-hitung > t-tabel, maka H0
selama
ditolak dan Ha diterima.
sampai dengan tahun 2009 disajikan
Uji
statistik
F
digunakan
untuk
periode
pengamatan
pada tabel 4.2 berikut ini
menunjukkan apakah semua variabel
34
2007
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian N CAR KAP1 GCG NIM BOPO LDR FINANCIAL_DI STRESS Valid N (listwise)
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
51 51 51 51 51 51
.0981 .0073 2 .0238 .0626 .4071
.3525 1.0000 4 .1110 1.0000 1.1300
.182873 .063092 3.39 .058851 .804035 .758788
.0572152 .1919937 .603 .0201081 .1625952 .1898447
51
3
4
3.75
.440
51
Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011
Tabel 4.2 menunjukkan hasil ouput SPSS
sampel keseluruhan sebanyak 51 (17
mengenai
perusahaan selama 3 tahun).
statistik
deskriptif
variabel
penelitian tahun 2007-2009 dengan jumlah
a. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas
Tabel 4.3 Uji Normalitas One Sample Kolmogorov – Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa
51 Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 .33223803
Absolute
.117
Positive
.072
Negative
-.117
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
.835 .489
a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011
35
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA Dari hasil pengolahan data tersebut,
Pada grafik histogram, dapat dilihat
secara
bahwa distribusi data tidak menceng
keseluruhan
bahwa
nilai
observasi telah terdistribusi normal.
(skewnes) ke kiri atau ke kanan.
Gambar 4.1 Histogram
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot
Pada grafik normal plot, dapat dilihat
titik
–
titik
dapat disimpulkan data berdistribusi
menyebar
normal.
disekitar garis diagonal dan agak mendekati garis diagonal sehingga
2)
36
Uji Multikolonieritas
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA Tabel 4.4 Uji Multikolonieritas FINANCIAL_DISTRESS=f (CAR, KAP1, GCG, NIM, BOPO, LDR) Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) CAR
.871
1.148
KAP1
.898
1.113
GCG
.789
1.268
NIM
.629
1.590
BOPO
.594
1.685
LDR
.625
1.600
a. Dependent Variabel: FINANCIAL_DISTRESS
Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011 Berdasarkan hasil pengujian tersebut diperoleh kesimpulan tidak terdapat multikolonieritas.
.Tabel 4.5 Cofficient Correlations
Unstandardized Coefficients Model
B (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
Beta
t
Sig.
1.731
.091
.494
.285
CAR
.114
.446
.036
.255
.800
KAP1
.058
.131
.062
.444
.659
GCG
-.052
.045
-.173
-1.162
.252
NIM
-4.106
1.494
-.459
-2.749
.186
BOPO
-.093
.190
-.084
-.487
.629
LDR
.329
.159
.347
2.073
.064
a. Dependent Variable: Ln_Res1
S
umber : Hasil olahan peneliti, 2011
37
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
Berdasarkan
hasil
perhitungan
sumbu Y. Maka dapat disimpulkan
tersebut dapat dibuktikan bahwa
bahwa
tidak terdapat korelasi antar variabel
heteroskedastisitas pada persamaan
bebas
regresi
atau
tidak
terdapat
scatterplot
terlihat
tidak
terjadi
multikolonieritas. Dari
grafik
3) Uji Heterokedastisitas
bahwa titik-titik menyebar secara
Dalam penelitian ini, uji statistik yang
acak serta tersebar baik di atas
digunakan adalah uji Glejser.
maupun di bawah angka nol pada Tabel 4.6 Hasil Uji Glejser Coefficient Correlationsa
Model Correlations
Covariances
LDR
GCG
CAR
KAP1
NIM
BOPO
LDR
1.000
-.033
.143
.285
-.507
-.463
GCG
-.033
1.000
.275
-.090
-.045
.339
CAR
.143
.275
1.000
.058
-.204
.060
KAP1
.285
-.090
.058
1.000
-.073
-.187
NIM
-.507
-.045
-.204
-.073
1.000
.455
BOPO
-.463
.339
.060
-.187
.455
1.000
LDR
.111
-.001
.045
.026
-.532
-.062
GCG
-.001
.009
.024
-.002
-.013
.013
CAR
.045
.024
.880
.015
-.600
.023
KAP1
.026
-.002
.015
.076
-.064
-.021
NIM
-.532
-.013
-.600
-.064
9.864
.571
BOPO
-.062
.013
.023
-.021
.571
.160
a. Dependent Variable: FINANCIAL_DISTRESS
Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011
38
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA Dari hasil pengujian statistik, tidak
Hasil pengujian pada tabel memperli-
ada satupun variabel independen yang
hatkan nilai statistik Durbin – Watson
signifikan
sebesar 1,671. Nilai DW sebesar 1,671
secara
statistik
mempengaruhi variabel dependen.
terletak diatas batas atas du lebih kecil dari
1)
2,1799 (4 – 1,8201), maka diperoleh
Uji Autokorelasi
kesimpulan
tidak
ada
autokorelasi.
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model
R Square .656a
Adjusted R Square
.430
Std. Error of the Estimate
.353
Durbin-Watson
.354
1.671
a. Predictors: (Constant), LDR, GCG, CAR, KAP1, NIM, BOPO b. Dependent Variable: FINANCIAL_DISTRESS
Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011 pengujian
b. Pengujian Hipotesis Hasil
uji
asumsi
memperlihatkan
data
hipotesis.
Penulis
klasik
menggunakan analisis regresi berganda
observasi
untuk melakukan pengujian hipotesis
memenuhi asumsi normalitas sehingga
dengan bantuan program SPSS 16.
dapat dianalisis lebih lanjut untuk
1) Persamaan Regresi
Tabel 4.8 Analisis Hasil Regresi Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model
B
(Constant)
2.060
.600
CAR
1.536
.938
KAP1
-.324
.275
GCG
.297
.094
NIM
1.207
3.141
BOPO
.487
LDR
-.834
Standardized Coefficients
Std. Error
T
Sig.
Beta
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
3.433
.001
.200
1.638
.109
.871
1.148
-.141
-1.177
.245
.898
1.113
.406
3.171
.003
.789
1.268
.512
3.568
.001
.629
1.590
.400
.180
1.219
.229
.594
1.685
.334
-.360
-2.500
.016
.625
1.600
a. Dependent Variable: FINANCIAL_DISTRESS
Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011
39
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA Berdasarkan tabel di atas, di
0,297GCG + 1,207NIM + 0,487
dapatlah
BOPO – 0,834 LDR.
persamaan
regresi
sebagai berikut :
2) Analisis Koefisien Korelasi
FINANCIAL_DISTRESS
=
2,060+1,536 CAR– 0,324 KAP1 + Tabel 4.9 Model Summary Model Summaryb Model
R
R Square
.656a
1
Std. Error of the Estimate
Adjusted R Square
.430
.353
Durbin-Watson
.354
1.671
a. Predictors: (Constant), LDR, GCG, CAR, KAP1, NIM, BOPO b. Dependent Variable: FINANCIAL_DISTRESS
Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011
Pada
tapilan
ouput
SPSS
model
sedangkan sisanya 64,7 % dijelaskan
summary , nilai koefisien korelasi (R)
oleh faktor – faktor lain. Standar Error
sebesar 0,430 yang berarti bahwa
of Estimate (SEE) adalah 0,354.
korelasi atau hubungan antara CAR,
3) Pengujian secara Parsial
KAP1, GCG, NIM, BOPO, LDR
Uji – t digunakan untuk menguji
(variabel independen) terhadap gejala
signifikansi
financial distress (variabel dependen)
variabel
lemah. Angka adjusted R Square atau
pengolahan dapat dilihat pada tabel
koefisien determinasi adalah 0,430. Hal
4.10.
konstan-ta
dan
independennya.
setiap Hasil
ini berarti35,3% variasi atau perubahan dalam
variabel
dependen
dapat
dijelaskan oleh variabel independen, Tabel 4.10 Hasil uji – t Unstandardized Coefficients Std. Error
Standardized Coefficients
t
Sig.
Model
B
(Constant)
2.060
.600
3.433
.001
CAR
1.536
.938
.200
1.638
.109
KAP1
-.324
.275
-.141
-1.177
.245
GCG
.297
.094
.406
3.171
.003
NIM
11.207
3.141
.512
3.568
.001
BOPO
.487
.400
.180
1.219
.229
LDR
-.834
.334
-.360
-2.500
.016
a. Dependent Variable: FINANCIAL_DISTRESS
Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011
40
Beta
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA Hasil perhitungan baik melalui t hitung
signifikan terhadap variabel gejala
maupun
financial distress.
nilai
signifikannya,
menunjukkan CAR, KAP1,BOPO dan LDR tidak mempunyai pengaruh yang
4) Pengujian secara Simultan
signifikan terhadap variabel gejala
Uji – F digunakan untuk mengetahui
financial distress. Hasil perhitungan
apakah variabel independen secara
baik melalui t hitung maupun nilai
bersama
signifikannya, menunjukkan GCG &
mempengaruhi variabel dependen.
NIM
mempunyai
pengaruh
–
sama
atau
simultan
yang Tabel 4.11 Hasil uji – F
ANOVAb Sum of Squares
Model
Df
Mean Square
Regression
4.167
6
.695
Residual
5.519
44
.125
F
Sig. .000a
5.537
Total 9.686 50 a. Predictors: (Constant), LDR, GCG, CAR, KAP1, NIM, BOPO b. Dependent Variable: FINANCIAL_DISTRESS Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011
Kesimpulannya
H0
ditolak,
Ha
sedangkan
sisanya
sebesar
57
%
diterima. Artinya secara bersama-sama
dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang
(simultan),
variabel
tidak dimasukkan dalam model penelitian.
independen yaitu CAR, KAP1, GCG,
Berdasarkan hasil pengujian diketahui
keenam
NIM, BOPO, LDR
mempengaruhi
secara parsial, CAR dan BOPO memiliki
variabel dependen yaitu gejala financial
pengaruh ke arah positif terhadap gejala
distress.
financial
distress.
KAP1
dan
LDR
memiliki pengaruh ke arah negatif dimana apabila KAP1 dan LDR naik maka akan
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian Nilai Adjusted R Square sebesar
mengurangi tingkat kesehatan perbankan
0,430. Hal ini berarti bahwa 43 % variasi
dan kemungkinan adanya gejala financial
atau perubahan dalam gejala financial
distress semakin besar.
distress dapat dijelaskan oleh variasi CAR,
dan NIM memiliki pengaruh ke arah
KAP1,
positif terhadap gejala financial distress.
GCG,
NIM,
BOPO,LDR, 41
Variabel GCG
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA digunakan,
5. KESIMPULAN DAN SARAN
misalnya
melibatkan
ROA,ROE atau KAP2, atau menambah variabel moderat serta disarankan untuk
5.1. Kesimpulan Penelitian
ini
bertujuan
untuk
memperbanyak sampel yang digunakan.
menguji dan menganalisis apakah terdapat
Selain
hubungan yang signifikan antara Capital
memperpanjang periode penelitian. Jika
Adequacy Ratio(CAR), Kualitas Aktiva
memungkinkan,
disarankan
dapat
juga
untuk
menggunakan
Corporate
model lain dalam menilai gejala financial
Governance (GCG), Net Interest Margin
distress dalam perusahaan dan tidak hanya
(NIM), Beban Operasional / Pendapatan
di dalam sektor perbankan.
Produktif
1(KAP1),
Good
itu
Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit 5.3. Keterbatasan Penelitian
Ratio (LDR) terhadap gejala financial distress pada bank umum yang terdaftar di
Variabel dalam penelitian ini hanya
BEI pada periode pengamatan 2007-2009.
berkisar antara enam set rasio, namun
Sampel
sebenarnya masih banyak rasio lain yang
yang
dipilih
sebanyak
17
dapat
dilakukan
statistik
distress. Selain itu rasio untuk menentukan
inferensial setelah sebelumnya dilakukan
nilai sensitivity to market risk tidak dapat
pengujian asumsi klasik. Penelitian ini
dihitung karena data yang diperlukan
menyimpulkan bahwa CAR dan BOPO
sangat sulit untuk diakses.
tidak
membuat
dengan
memiliki
metode
pengaruh
signifikan
mempengaruhi
penelitian
gejala
financial
perusahaan perbankan. Pengujian hipotesis
menjadi
Hal ini kurang
terhadap gejala financial distress dan
sempurna karena hanya 5 aspek saja yang
memiliki arah pengaruh yangpositif. KAP
dapat
1 dan LDR tidak mempunyai pengaruh
pengamatan dalam penelitian ini terbatas
yang signifikan terhadap gejala financial
hanya dari tahun 2007 – 2009 dan terbatas
distress dan memiliki arah pengaruh yang
hanya pada sektor perbankan.
negatif. GCG dan
NIM
mempunyai
pengaruh yang positif. 5.2. Saran Bagi peneliti selanjutnya, disarankan set
rasio
itu
periode
Almilia, Luciana Spica dan Winny Herdiningtyas.2005. “Analisis Rasio CAMEL Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga PerbankanPeriode 2000 – 2002”.Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 7, No. 2, Nopember.ISSN 1411 – 0288. Almilla, Luciana Spica dan Emanuel Kristijadi. 2003.“Analisis Rasio
financial distress dan memiliki arah
memperluas
Selain
DAFTAR PUSTAKA
pengaruh yang signifikan terhadap gejala
untuk
dinilai.
yang 42
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA Keuangan untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”.Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia (JAAI).Vol. 7 No. 2, Desember. ISSN: 1410 – 2420. Erlina dan Sri Mulyani, 2007.Metodologi Penelitian Bisnis Akuntansi dan Manajemen, USU Press : Medan. Fadhilah, Umi Nur. 2006. Analisis Keberlanjutan Usaha Perusahaan Home Industri.Jurnal Akuntansi dan Keuangan.Semarang. Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Dipenogoro : Semarang. Gitosudarmo, Indriyo. 2000. Manajemen Keuangan. BPFE : Yogyakarta. Hasibuan, Drs. H. Malayu S. P., 2008. Dasar – Dasar Perbankan, Edisi Ketujuh, Bumi Aksara : Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia., 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Cetakan Kedua. Salemba Empat : Jakarta. Jurusan Akuntansi universitas Sumatera Utara. 2004. Buku Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan. Lestari, Etty Puji. 2009.Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia Pascakrisis Ekonomi:Sebuah Studi Empiris Penerapan Model DEA. Jurnal Ekonomi Pembangunan.Vol.10, No.1, Juni.49 – 67. Lubis, Ade Fatma., Arifin Akhmad dan Firman Syarif, 2007. Aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) untuk Penyusunan Skripsi dan Tesis, USU Press: Medan. Rahmi, Kurnia, 2010. “Analisa Tingkat Kesehatan Perusahaan dengan Metode CAMELS pada Perusahaan Perbankan Pemerintah yang Terdaftar di BEI”,Skripsi S1,Fakultas Ekonomi,
Universitas Sumatera Utara, Medan, 2009. Republik Indonesia. 1992. Undang – Undang No.7 Pasal 29 Tahun 1992 tentang Perbankan. Sekretariat Kabinet RI. Jakarta. Republik Indonesia. 1998. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang No. 1 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Sekretariat Negara. Jakarta. Republik Indonesia. 2004. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004. Bank Indonesia. Jakarta. Republik Indonesia. 2004. Surat Edaran Nomor 23/21/BPPP Tanggal 28 Februari 1991. Bank Indonesia. Jakarta. Republik Indonesia. 2004. Surat Edaran Nomor 26/5/BPPP Tanggal 29 Mei 1993. Bank Indonesia. Jakarta. Sarwono, Jonathan, 2009. Statistik Itu Mudah, Penerbit Andi : Yogyakarta. Siamat, Dahlan, 2005, Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan, Edisi Kelima, Lembaga Penerbit FE UI : Jakarta Sitanggang, Katrin Oktavia Sari, 2007. “Pengaruh Variabel Keuangan dan Rasio CAMEL terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Tercatat pada PT. BEJ”, Skripsi S1,Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2009. Stickney, C.P. dan Weil, Roman L., 1994.Financial Accounting. Edisi Ketujuh.,The Dryden PressSea : Harbor Drive. Sugiyono, 2004.Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Ketujuh, Alfabeta : Bandung. Umar, Husein, 2003. Riset Akuntansi : Metode Riset Sebagai Cara Penelitian Ilmiah, Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. www.bi.go.id www.icmd.co.id www.idx.co.id
43
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA ANALISIS PERBANDINGAN METODE FULL COSTING DAN VARIABEL COSTING DENGAN METODE PERUSAHAAN DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA UD MEKARSARI Tutik Siswanti
[email protected]
ABSTRAKSI Penentuan harga pokok produksi yang akurat dapat dilakukan dengan menggunakan metode yang tepat. Beberapa metode dapat digunakan dalam penentuah harga pokok produksi, antara lain full costing dan variable costing. Metode full costing dengan mendasarkan pada seluruh biaya produksi dalam penentuan harga pokok produksi, sedangkan variable costing hanya berdasarkan biaya produksi variabel saja. Permasalahan dalam penelitian ini adalah membandingkan perhitungan harga pokok produk dengan metode full costing dan variable costing dengan metode yang di gunakan perusahaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis penentuan harga pokok produksi berdasarkan metode yang digunakan perusahaan dengan metode full costing dan variable costing. Objek penelitian ini adalah biaya-biaya yang menjadi fokus dari aktivitas dalam pembuatan tahu untuk menentukan alokasi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik ke produksi. Jenis penelitian adalah kualitatif berdasarkan eksplanatory research, digunakan untuk mengkaji secara mendalam tentang penerapan metode full costing, variable costing dan metode yang digunakan perusahaan dalam penentuan harga pokok pada pabrik tahu. Hasil penelitian diperoleh harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing sebesar Rp 207,12, sedangkan dengan metode variabel costing sebesar Rp.204,59, dan dengan metode yang diterapkan perusahaan diperoleh harga pokok per potong tahu sebesar Rp.213,3. Kesimpulan dari penelitian ini terdapat perbedaan dalam penentuan harga pokok produk dengan ke tiga metode tersebut. Perbedaannya meliputi : Dasar yang digunakan untuk menentukan harga pokok produksi, klasifikasi biaya yang tidak jelas pada perusahaan, dan hasil perhitungan harga pokok produksi per potong tahu yang menunjukkan metode yang diterapkan perusahaan harganya paling tinggi dibandingkan kedua metode yang lain. Kata Kunci : Full Costing, Variable Costing, Harga Pokok Produksi 1. PENDAHULUAN untuk 1.1. Latar Belakang Masalah
menambah
modal
guna
mengembangkan usahan perusahaan.
Perusahaan didirikan salah satu
Perusahaan
tujuannya adalah untuk memperoleh laba
manufaktur
merupakan
perusahaan yang melakukan pengolahan
44
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA bahan
baku
menjadi
produk
jadi.
dalam penentuan harga pokok produk
Komponen pembentukan laba dalam
akan
perusahaan
adalah
pengambilan keputusan penentuan harga
pendapatan yang diperoleh dari hasil
jual, hal ini akan berakibat pada laba
penjualan produksi yang dihasilkan oleh
yang
perusahaan. Sedangkan biaya dalam
kerurugian. Oleh karena itu dalam
perusahaan
menentukan besarnya
manufaktur
manufaktur
adalah
berdampak
rendah
kesalahan
atau
dalam
kemungkinan
biaya produksi
pengorbanan yang harus dikeluarkan
harus tepat dan akurat, sehingga harga
oleh perusahaan untuk memproduksi
pokok akan menunjukan harga pokok
atau menghasilkan barang.
sesungguhnya. Penentuan harga pokok
Proses produksi yang dilakukan
produksi merupakan hal yang sangat
perusahaan manufaktur akan berkaitan
penting mengingat manfaat informasi
dengan biaya-biaya yang dikeluarkan
harga pokok produksi selain untuk
dalam
menentukan harga jual produk juga
rangka
menghasilkan
suatu.
Biaya-biaya yang yang dikeluarjkan
digunakan
selama proses produksi dan berhubungan
persedian produk jadi dan produk dalam
dengan
tersebut
proses yang akan disajikan dalam neraca.
merupakan biaya produksi. Dimana pada
Ada beberapa pendekatan dalam
akhirnya biaya-biaya produksi yang
menetukan harga pokok produk antara
dikeluarkan
produksi
lain adalah pendekatan Full Costing dan
dalam
Variabel costing. Beberapa perusahaan
periode tertentu tersebut dijumlahkan
pada umumnya dalam nenetukan harga
perusahaan sehingga membentuk harga
pokok produk belum mengacu pada
pokok produksi pada periode yang
metode yang ada, sehingga mengalami
bersangkutan.
permasalahan dalam menentukan harga
untuk
kegiatan
produksi
selama
proses
menghasilkan
Harga
produk
pokok
produk
penentuan
harga
pokok
tersebut akan digunakan sebagai salah
jual.
satu
untuk
penulis akan memberikan gambaran dan
dalam
informasi sebagai alternatif lain dalam
informasi
pengambilan
akuntansi keputusan
Berdasarkan hal tersebut, maka
menetapkan harga jual. Sehingga tinggi
penentuan
rendahnya harga jual akan dipengaruhi
Sehingga dapat digunakan sebagai bahan
oleh
pertimbangan dalam penentuan harga
besar
produksi.
kecilnya Jika
harga
terjadi
pokok
kesalahan
45
harga
pokok
produk.
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA pokok produk setelah membandingkan
c. Untuk mengetahui perhitungan harga
kedua metode tersebut.
pokok produksi dengan metode yang
1.2. Perumusan masalah
diterapkan perusahaan.
Perumusan
masalah
dalam
d. Untuk
mengetahui
perbedaan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
perhitungan harga pokok produksi
a. Bagaimana perhitungan harga pokok
dengan metode Full Costing dan
produksi dengan metode Full Costing
Variabel Costing dengan metode
?
yang diterapkan perusahaan.
b. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi dengan metode Variabel
1.3.2. Manfaat
Costing ?
Manfaat dari penelitian ini adalah :
c. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi
dengan
metode
a. Sebagai
yang
bahan
perusahaan
diterapkan perusahaan?
dalam
keputusan
d. Apakah Perbedaan perhitungan harga
masukan
memilih
bagi
pengambilan metode
perhitungan harga pokok produk
pokok produksi dengan metode Full
b. Sebagai gambaran dan informasi
Costing dan Variabel Costing dengan
berkaitan
metode yang diterapkan perusahaan ?
perhitungan dalam penentuan harga
dengan
perbedaan
pokok produk khususnya dengan pendekatan full costing dan variable
1.3. Tujuan Dan Manfaat
costing 1.3.1. Tujuan Adapun tujuan penelitian ini 2.
adalah adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui perhitungan harga
2.1. Pengertian Biaya
pokok produksi dengan metode Full
Konsep biaya dan pemahaman
Costing .
tentang
b. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok
produksi
dengan
LANDASAN TEORI
biaya
dalam
perusahaan
sangat penting, hal ini karena biaya
metode
merupakan salah satu informasi yang
Variabel Costing.
dibutuhkan
dalam
berbagai
pengambilan keputusan, evaluasi dan
46
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA perencanaan perusahaan dalam suatu
Menurut Supriyono,
perusahaan.
beberapa cara penggolongan biaya yang
Menurut William K. Carter (2009) biaya
(2011) ada
adalah
suatu
nilai
sering dilakukan, antara lain:
tukar,
pengeluaran, atau pengorbanan yang
a. Penggolongan Biaya Menurut Obyek
dilakukan untuk menjamin perolehan
Pengeluaran.
manfaat. Horngren, , Datar, & Rajan,
b. Penggolongan
Biaya
Menurut
(2012), mendefinisikan biaya sebagai kas
Hubungan Biaya dengan Sesuatu
atau
yang Dibiayai.
nilai
ekuivalen
kas
yang
c. Penggolongan Biaya Menurut Fungsi
dikorbankan untuk mendapatkan barang
Pokok dalam Perusahaan.
atau jasa yang diharapkan memberi
d. Penggolongan
manfaat saat ini atau di masa yang akan datang
bagi
organisasi.
Perilakunya
Menurut
e. Penggolongan
daya yang dikorbankan atau dilepaskan mencapai
tujuan
dalam
Menurut
Hubungannya
dengan Perubahan Volume Aktivitas.
Horngren (2008) Biaya adalah sumber
untuk
Biaya
Biaya
Atas
Dasar
Jangka Waktu Manfaatnya
tertentu.
Sedangkan menurut William K. Carter, (2014)
berpendapat
merupakan
bahwa
2.3. Harga pokok produksi
biaya
pengorbanan
sumber 2.3.1. Pengertian
ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang
Harga pokok produksi Perhitungan
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
harga
tertentu.
pokok
produksi
sangat
mempengaruhi penetapan harga jual suatu produk sekaligus penetapan laba
2.2. Penggolongan Biaya Penggolongan suatu secara
proses
biaya
pengelompokan
sistematis
elemen
biaya
merupakan
atas
yang
yang
Dengan
demikian
ketepatan dalam melakukan perhitungan
biaya
keseluruhan ada
diinginkan.
harga
kedalam
pokok
diperhatikan
produksi karena
apabila
kesalahan
ringkas
menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
informasi
dapat
yang
lebih
memberikan ringkas
dan
perhitungan
terjadi
golongan-golongan tertentu yang lebih untuk
dalam
benar-benar
akan
Menurut Daljono (2011) Harga
penting.
pokok produksi merupakan jumlah biaya 47
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA antara lain full costing variabel
barang yang diselesaikan selama periode
costing dan Activity Based Costing.
berjalan. Biaya yang hanya dibiayakan ke barang yang diselesaikan adalah biaya
a. Full costing
produksi dari bahan baku langsung, tenaga
kerja
langsung
dan
biaya
Menurut Supriyono,
(2011), full
costing merupakan metode penentuan
overhead. Sedangkan menurut Armanto (2013)
biaya produksi yang memperhitungkan
bahwa harga pokok produksi merupakan
semua unsur biaya produksi ke dalam
biaya untuk memperoleh barang jadi
biaya produksi yang terdiri dari biaya
yang siap dijual.
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang
2.3.2. Tujuan Penentuan Harga pokok
berperilaku
produksi
variabel
maupun
tetap.
Dengan demikian harga pokok produksi
Pada dasarnya Tujuan penentuan
menurut full costing terdiri dari unsur
harga pokok produksi adalah untuk
biaya produksi, yaitu :
menentukan secara tepat jumlah biaya per unit produk jadi, sehingga dapat diketahui laba atau rugi suatu perushaan
Biaya bahan baku langsung
xxx
Biaya tenaga kerja langsung
xxx
Biaya overhead pabrik variabel xxx
per periode. Menurut Armanto (2013) manfaat
Biaya overhead pabrik tetap
xxx
Harga pokok produksi
xxx
+
dari penentuan harga pokok produksi secara garis besar adalah sebagai berikut: b. Variabel Costing
a. Menentukan Harga Jual Produk.
Menurut
b. Memantau Realisasi Biaya.
Ahmad
Firdaus
(2012), variabel costing merupakan
c. Menghitung Laba Rugi Periodik.
metode penentuan biaya produksi yang
d. Menentukan Harga Pokok Persediaan Jadi ,dan Produk dalam Proses yang Disajikan dalam Neraca.
hanya
memperhitungkan
produksi
yang
hanya
biaya
berperilaku
variabel ke dalam biaya produksi, yang 2.3.3. Metode Penentuan Biaya Produksi
terdiri dari biaya bahan baku, biaya
Penentuan harga pokok produksi dapat
tenaga kerja langsung, dan biaya
dilakukan dengan beberapa metode,
overhead pabrik variabel. Dengan
48
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA demikian harga pokok produksi menurut Variabel Costing terdiri dari unsur biaya
Aktivitas Tingkat Unit
xxx
produksi, yaitu :
Aktivitas Tingkat Batch
xxx
Biaya bahan baku
xxx
Aktivitas Tingkat Produk
xxx
Biaya tenaga kerja langsung
xxx
Aktivitas Tingkat Fasilitas
xxx +
Harga Pokokok Produksi
xxx
Biaya overhead pabrik variabel xxx + Harga pokok produksi
xxx Pembiayaan biaya secara akurat pada
c. Activity-Based
obyek
biaya
bertujuan untuk
membiayakan dan mengukur seakurat
Menurut Horngren, Datar & Rajan
mungkin
biaya
sumber
daya
yang
(2012), Activity-Based Costing adalah:
digunakan oleh obyek biaya. Pada
“Metode costing yang mendasarkan pada
dasarnya dalam keadaan normal harga
aktivitas
jual produk atau jasa harus dapat
yang
didesain
untuk
memberikan informasi biaya kepada para
menutup
biaya
penuh
yang
telah
manajer untuk pembuatan keputusan
dikeluarkan industri untuk menghasilkan
stratejik
dan
keputusan
lain
yang
produk atau jasa dan menghasilkan laba
mempengaruhi
kapasitas
dan
biaya
yang dikehendaki. Harga jual yang
tetap”.
terlalu tinggi akan menjadikan produk
Menurut Islahuzzaman
(2011),
kurang bersaing di pasar, sementara
Activity-Based Costing adalah: “Metode
harga jual yang terlalu rendah akan tidak
membiayakan biaya aktivitas-aktivitas
memberikan keuntungan bagi indusrti
berdasarkan besarnya pemakaian sumber
maupun perusahaan.
daya dan membiayakan biaya pada objek
Perhitungan harga pokok produksi
biaya, seperti produk atau pelanggan,
menjadi masalah
berdasarkan
dilakukan
besarnya
pemakaian
oleh
yang
harus
perusahaan
yang
aktivitas, serta untuk mengukur biaya
menghasilkan produk, hal ini untuk
dan kinerja dari aktivitas yang terikat
memberikan penentuan harga jual
dengan proses dan objek biaya. Dengan
tepat sehingga dapat
demikian harga pokok produksi menurut
laba
Activity Based Costing terdiri dari unsur
produksi sangat menentukan laba rugi
biaya produksi, yaitu :
perusahaan.
49
yang
optimal.
yang
menghasilkan Harga
Dengan
pokok
demikian
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA apabila perusahaan salah atau kurang
merekomendasikan penyusunan harga
teliti dalam penentuan harga pokok
pokok produksi yang seharusnya dimana
produksi, maka akan mengakibatkan
metode ini dinyatakan dengan angka-
kesalahan dalam menentukan laba rugi
angka.
yang diperoleh perusahaan. Mengingat arti pentingnya harga pokok produksi yang
memerlukan
ketepatan
4. HASIL
PENELITIAN
dan
PEMBAHASAN
ketelitian, apalagi dalam persaingan
4.1. Diskripsi data
DAN
tajam di industri seperti saat ini memacu perusahaan yang satu bersaing dengan perusahaan
yang
lain,
4.1.1. Klasifikasi biaya
dalam
pada UD.
Mekarsari
menghasilkan produk sejenis maupun
UD. Mekarsari melakukan proses
produk subtitusi.
produksi mulai dari bahan baku sampai dengan produk jadi. Dalam melakukan
3. METODE PENELITIAN
proses produksi tersebut membutuhkan
3.1. Obyek dan waktu Penelitian
beberapa bahan baku, tenaga kerja serta
Obyek
yang
dalam
biaya overhead pabrik. Adapun biaya-
penelitian ini adalah perusahaan yang
biaya yang dibutuhkan adalah sebagai
memproduksi makanan yaitu tahu UD.
berikut :
Mekarsari.
digunakan
Adapun
lokasinya
di
Kampung Crewet, Kelurahan Bekasi
a. Bahan Baku
Timur, Kecamatan Bekasi Jaya, Bekasi,
Bahan baku yang digunakan dalam
Jawa Barat.
proses produksi pada usaha ini adalah
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari
kedelai. Dimana dalam melakukan
sampai dengan bulan
pembelian
April 2015.
bahan
baku
dilakukan
dengan dasar perhitungan adalah kg.
3.2. Metode analisi data Dalam melakukan
b. Tenaga Kerja
penelitian ini
Proses
metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif
kuantitatif
yaitu suatu
dengan
analisis
data
produksi
pembuatan
tahu
pada
melalui
beberapa
tahapan, dimana dalam setiap tahapan
50
menggunakan
tenaga
berbeda
tarif/upah
dan
kerja
yang juga
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA berbeda.
Klasifikasi
tenaga
kerja
didistribusikan
sesuai dengan aktivitas/kegiatan yang
kepada
pelanggan
atau kepada para pedagang pengecer. c. Overhead Pabrik
dilakukan selama proses produksi. Adapun klasifikasi tenaga kerja dalam
Overhead pabrik merupakan biaya
proses produksi adalah sebagai berikut:
yang tidak langsung yang terjadi pada saat proses produksi, overhead pabrik
1. Bagian Giling, bagian ini merupakan tahapan
melakukan
yang
penggilingan
dibutuhkan
produksi
dalam
pembuatan
proses
tahu
pada
kedelai, dimana kedelai yang telah
perusahaan ini meliputi :
dibersihkan
direndam
1. Tenaga Kerja Pimpinan Produksi,
selanjutnya digiling sampai kedelai
pegawai ini merupakan pengawas
menjadi bubur.
dalam
2. Bagian
dan
Pengolahan,
bagian
produksi
bertanggungjawab
ini
berlangsungnya
melakukan mengolah kedelai yang
yang terhadap
produksi
serta
kualitas produk, mulai dari awal
telah menjadi bubur tersebut dengan
proses sampai dengan produk selesai
suhu 7- 80 derajat. 3. Bagian
proses
atau jadi.
Penyaring,
ini
2. Sopir, pegawai ini memiliki tugas
terhadap
untuk mendistribusikan produk jadi
bubur tahu dengan tujuan untuk
kepada para langganan atau pengecer
mendapatkan
di pasar.
melakukan
bagian
penyaringan
endapan
tahu
(gumpalan)
3. Bahan bakar mesin, dalam proses produksi salah satu alat produksi
4. Bagian
Pemotongan,
melakukan
bagian
pemotongan
ini
menggunakan mesin, dimana dalam
terhadap
operasionalnya menggunakan bahan
endapan tahu yang telah didinginkan
bakar yaitu solar.
sesuai dengan ukuran potongan tahu
4. Bahan
yang telah di siapkan.
bakar
mobil,
merupakan
bahan bakar yang digunakan untuk operasional pengiriman barang jadi
5. Bagian Pengepakan/Pembungkusan, bagian melakukan / pengepakan tahu kemasan
plastik,
kepada
pembngkusan
pengecer.
dengan selanjutnya 51
pelanggan,
maupun
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA 5. Listrik,
digunakan
sebagai
Tabel 1.
penerangan selama proses produksi
Kebutuhan Bahan Baku Rata-rata
di dalam pabrik, dimana penetapan
Periode Januari sampai dengan April
biaya
didasarkan
pemakain
listrik
pada
KWh
selama
proses
2015 Periode Januari Februari Maret April Jumlah Rata-rata/bln Sumber : UD. Mekarsari
produksi. 6. Kayu bakar, selain menggunakan mesin dalam proses produksi juga menggunakan kayu bakar sebagai
Kebutuhan 13.000 kg 12.800 kg 12.900 kg 13.100 kg 51.800 kg 12.950 kg
Beradasarkan tabel diatas, maka
sarana untuk melakukan pengolahan kedelai.
dapat dapat dihitung kebutuhan bahan
d. Non Produksi
baku kedelai rata-rata setiap bulan adalah sebesar 51.800 kg/4 bulan = 12.950 kg.
1. Tenaga kerja bagian administrasi, pegawai
ini
melakukan pembukuan
Berdasarkan
kebutuhan
bahan
bertugas
untuk
pencatatan
dan
baku, maka selama kurun waktu 4
berkaitan
(empat) bulan,seluruh kebutuhan biaya
sederhana
dengan transaksi aliran kas masuk
rata-rata
dan kas keluar harian.
unsur biaya adalah sebagai berikut :
2. Alat
tulis
kantor,
No
buku , kertas, nota bon serta tinta
1 2
printer
Klasifikasi Kebutuhan Biaya
Produk
yang
dihasilkan
masing-masing
Tabel 2.
merupakan
pengeluaran untuk membeli buku-
4.1.2.
berdasarkan
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
oleh
perusahaan dalam satu bulan rata-rata selama kurun waktu 4 (empat) bulan , yaitu Januari sampai dengan April 2015 sebanyak 550.000 potong tahu. Adapun
Unsur Biaya Bahan Baku Kedelai 12.950 kg @ Rp.7.500 Biaya Tenaga Kerja : Bagian Penggilingan , 3 org @ Rp.20.000 Bagian Pengolahan, 5 org @ Rp.25.000 Bagian Penyaringan, 3 org @ Rp.15.000 Bagian Pemotongan, 2 org @ Rp. 18.000 Bagian Pengepakan, 2 org @Rp. 15.000 Gaji Pimpinan Produksi, 1 orang Gaji Pegawai Adm, 1 org Gaji Sopir , 1 org Bahan Bakar/Solar Listrik Kayu Bakar Perawatan Kendaraan Perawatan mesin produksi Alat Tulis Kantor Bahan Bakar mobil Total biaya /bln
Kebutuhan biaya rata-rata per bulan
kebutuhan bahan baku rata-rata selama
Sumber : UD Mekarsari
satu bulan adalah sebagai berikut :
52
Kebutuhan/ bulan Rp .97.125.000 Rp . 1.800.000 Rp. 3.750.000 Rp. 1.350.000 Rp. 640.000 Rp. 900.000 Rp . 1.500.000 Rp . 1.500.000 Rp. 1.000.000 Rp 2.200.000 Rp. 350.000 Rp. 4.200.000 Rp. 150.000 Rp. 100.000 Rp. 100.000 Rp. 650.000 Rp.117.315.000
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA Berdasarkan tabel 2 tersebut, maka dapat
Penentuntuan harga pokok produk
diketahui bahwa kebutuhan biaya selama
dengan
satu bulan untuk memproduksi sebanyak
seluruh biaya produksi baik yang tetap
550.000 potong tahu adalah sebesar
maupun variabel. Sedangkan unsur biaya
Rp117.315.000,-.
biaya
produksi di kalsifikasikan, meliputi :
tersebut, baik yang berkaitan dengan
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja,
biaya produksi maupun non produksi.
dan biaya overhead pabrik. Sehingga
Kebutuhan
pendekatan
berdasarkan
berdasarkan
biaya
produksi
pembuatan tahu pada UD. Mekarsari
4.2. Analisis Data 4.2.1.
data
ini
Perhitungan
Harga
dapat ditentukan harga pokok sebagai
Pokok
berikut :
Produksi dengan Metode Full Costing.
Tabel 3 Perhitungan Harga Pokok Produk dengan Metode Full Costing No
Unsur Biaya
1
Biaya Bahan Baku
2
Biaya Tenaga Kerja :
Kebutuhan/ bulan Rp .97.125.000
Bagian Penggilingan
Rp . 1.800.000
Bagian Pengolahan
Rp. 3.750.000
Bagian Penyaringan
Rp. 1.350.000
Bagian Pemotongan
Rp.
640.000
Bagian Pengepakan
Rp.
900.000
Jumlah biaya tenaga kerja 3
Jumlah Rp. 97.125.000
Rp. 8.440.000
Biaya Overhead Pabrik : Gaji Pimpinan Produksi
Rp . 1.500.000
Bahan Bakar/Solar
Rp 2.200.000
Listrik
Rp.
Kayu Bakar
Rp. 4.200.000
Perawatan mesin produksi
Rp.
350.000 100.000
Jumlah BOP
Rp. 8.350.000
Total biaya Produksi
Rp.113.915.000
Sumber : Data diolah peneliti
Berdasarkan tabel tersebut diatas, maka
dengan metode full costing berdasarkan
hasil perhitungan total biaya produksi
data rata-rata satu bulan adalah sebesar
53
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA Rp.113.915.000,-. Jumlah produk yang
mengklasifikasikan biaya berdasarkan
dihasilkan selama satu bulan adalah
biaya tetap dan variabel. Berdasarkan
sebanyak
data yang tersaji pada tabel 2 tersebut,
550.000
potong
tahu,
sehingga harga pokok produk per
maka
potong tahu adalah sebesar :
variabel
HPP/potong=
.
.
.
tahu
UD
a. Bagian Penggilingan
Sehingga dari hasil perhitngan ini, maka digunakan
sebagai
keputusan
b. Bagian Pengolahan
dasar
c. Bagian Penyaringan
dalam
d. Pemotongan
menentukan harga jual tahu per potong,
e. Pengepakan
yatu harga pokok produk ditambah
3. Biaya Overhead Pabrik
dengan keuntungan yang diharapkan
a. Bahan Bakar Solar
(mark up). Dengan perhitngan ini, maka
b. Listrik
dapat ditentukan harga pokok produk
c. Kayu bakar
secara tepat, hal ini dapat membantu
d. Perwatan Mesin
perusahaan dalam menentukan harga sehingga
produksi
2. Biaya Tenaga Kerja :
potong tahu adalah sebesar Rp.207,12.
jual,
dan
1. Biaya bahan baku
bahwa, harga poko produk untuk satu
pengambilan
tetap
Biaya produksi variabel terdiri dari:
Hasil perhitungan diatas menunjukkan
dapat
pada
biaya
Mekasrsari adalah sebagai berikut :
= Rp.207,12
.
klasifikasi
tidak
Biaya Produksi Tetap : Gaji pimpinan
mengalami
produksi.
kerugian.
Berdasarkan klasifikasi tersebut diatas, maka dapat dihitung besarnya harga
4.2.2.
Perhitungan
Harga
Pokok
pokok produk dengan metode variable
Produksi dengan Metode Variable
costing, sebagai berikut:
Costing. Penentuntuan harga pokok produk dengan metode variablel costing ini berdasarkan pada biaya produksi yang berlaku variabel saja, sehingga sebelum menentukan harga pokok produk harus
54
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA Tabel 4. Perhitungan Harga Pokok Produk dengan Metode Variable Costing No 1 2
Unsur Biaya
Kebutuhan/ bulan Rp .97.125.000
Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja : Bagian Penggilingan
Rp. 97.125.000
Rp . 1.800.000
Bagian Pengolahan Bagian Penyaringan Bagian Pemotongan Bagian Pengepakan 3
Jumlah
Rp. 3.750.000 Rp. 1.350.000 Rp. 640.000 Rp. 900.000
Jumlah biaya tenaga kerja BOP Variabel : Bahan Bakar/Solar Listrik
Rp. 8.440.000 Rp 2.200.000 Rp. 350.000
Kayu Bakar Perawatan mesin produksi Jumlah BOP Total biaya Produksi
Rp. 4.200.000 Rp. 100.000 Rp. 6.850.000 Rp.112.415.000
Sumber : Data diolah peneliti
Berdasarkan tabel tersebut diatas, maka
Rp.204,59.
hasil perhitungan total biaya produksi
perusahaan akan menetukan harga jual,
dengan
metode
variable
maka
costing
Rp.204,59
adalah
diharakan.
Rp.112.415.000,-.
ini
perhitungan
berdasarkan data rata-rata satu bulan sebesar
Hal
+
berarti,
jika
harga
adalah
keuntungan
yang
Jumlah produk yang dihasilkan selama satu bulan adalah sebanyak 550.000
4.2.3.
Perhitungan
Harga
Pokok
potong tahu, sehingga harga pokok
Produk yang dilakukan perusahaan.
produk per potong tahu adalah sebesar : HPP/potong
=
.
.
.
.
UD. Mekarsari selama ini dalam
=
menentukan
Rp.204,59
harga
pokok
tidak
menggunakan metode tertentu. Dalam
Dari hasil perhitungan dengan metode
menentukan
variable costing, maka diperoleh harga
harga
pokok
produk
berdasarkan total seluruh biaya yang
pokok per potong tahu adalah sebesar
terjadi selama satu bulan dibagi dengan jumlah produksi. Biaya yang digunakan sebagai dasar penentuan harga pokok
55
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA produk tidak hanya biaya produksi,
4.3. Pembahasan
tetapi juga biaya non produksi. Dampak
Hasil penelitian ini menunjukan
dari perhitungan ini adalah harga pokok
bahwa ketiga metode yang digunakan
produksinya menjadi tinggi, sehingga
dalam
dalam menentukan harga jual juga
menghasilkan harga pokok per potong
tinggi. Selain itu harga pokok produksi
tahu berbeda-beda. Namun demikian
yang
dipicu
focus dalam penelitian ini adalah untuk
kenaikan biaya non produksi. Sehingga
membandingkan metode full costing
sering mengalami permasalahan dalam
dan variabel costing dengan metode
menentukan harga jual. Selain itu pada
yang
perusahaan tidak dilakukan klasifikasi
perhitungan harga pokok produk tahu.
biaya, sehingga tidak dapat di lakukan
Berdasarkan analisis data, maka dapat
pengawasan
penggunaan
di sajikan pada tabel dibawah ini
biaya, akibatnya perusahaan tidak dapat
beberapa perbedaan yang mendasar
melakukan evaluasi pada saat selesai
dalam perhitungan harga pokok produk
proses produksi jika terjadi in-efisiensi
tahu. Adapun perbedaan tersebut adalah
biaya.
sebagai berikut :
berubah-ubah,
yang
terhadap
perhitungan
diterapkan
Adapun Perhitungan harga pokok produk
berdasarkan
metode
harga
perusahaan
pokok
dalam
Tabel 5.
yang
Perbedaan Penentuan Harga Pokok
diterapkan di perusahaan adalah Total
Produk Metode Full Costing, Varieble
biaya per bulan dibagi dengan jumlah
Costing dengan Metode yang
produksi per bulan. Berdasarkan tabel 2,
Diterapkan Perusahaan
maka besarnya harga pokok produksi
No
Keterangan
per potong tahu adalah sebagai berikut :
1
Dasar Perhitungan Harga Pokok Produk Klsifikiasi biaya
HPP/potong =
.
. .
.
= Rp.213,3 2
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka harga pokok produk dengan metode
Full Costing Seluruh Biaya Produksi Tetap dan Variabel Biaya Produksi dan Non Produksi
yang gunakan perusahaan diperoleh 3
Hasil Rp.207,12 perhitungan HPP/potong tahu Sumber : Data diolah peneliti
hasil Rp.213,3 per potong tahu. Harga ini lebih tinggi dibandingkan dengan metode full costing, maupun variabel costing. 56
Variable Costing Biaya produksi Variabel
Biaya Produksi Variabel dan Biaya Produksi Tetap Rp.204,59
Perusahaan Seluruh biaya produksi dan Non produksi Tidak ada klsifikasi biaya
Rp.213,3
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA Berdasarkan tabel diatas, maka
merupakan
salah
satu
dasar
yang
dapat terdapat perbedaan yang cukup
digunakan untuk menentukan harga jual
mendasar dalam penentuan harga pokok
dan menghitung laba operasi/laba kotor.
produksi, dengan kedua metode dengan
Jika
metode
oleh
otomatis akan berdampak pada harga
perusahaan. Akibat dari metode yang
jual tinggi, sementara harga jual tinggi
diterapkan perusahaan, maka harga
secara
pokok produksi menjadi lebih tinggi,
konsumen dan dapat menyebabkan
karena perusahaan tidak menentukan
penjualan menurun. Sementara dalam
harga pokok produksi berdasarkan biaya
perhitungan laba rugi akan mengalami
yang terjadi dalam proses produksi,
kesulitan
tetapi seluruh biaya non produksi juga
kotor/laba usaha, karena perhitungan
digunakan
harga pokok yang salah.
yang
diterapkan
dalam
penentuan
harga
harga
pokok
teori
produksi
tidak
ketika
tinggi
menarik
bagi
menentukan
laba
pokok produksi. sehingga konsumen di bebankan pada harga jual yang tinggi,
5. KESIMPULAN DAN SARAN
dimana biaya tersebut bukan merupakan
5.1. Kesimpulan
biaya yang dikeluarkan dalam rangka
Berdasarkan
untuk
menambah
nilai
produk,
hasil
analisis
dan
pembahasan, maka dapat disimpulkan
akibatnya harga jual menjadi tinggi
sebagai beikut :
karena harga pokok produksi tinggi. Klasifikasi
1. Metode
penentuan
harga
pokok
yang
tidak
perusahaan
juga
produk dengan metode full costing,
mengakibatkan perusahaan tidak dapat
berdasarkan seluruh biaya produksi
mengidentifikasi
biaya
tetap dan variabel menghasilkan
produksi secara terperinci, sehingga
harga pokok produk per potong tahu
dalam catatn pembukuan tidak dapat
sebesar Rp.207,12
dilakukan
biaya
oleh
penggunaan
2. Metode
terlihat dengan jelas biaya produksi dan
produk
non produksi.
costing,
Biaya produksi yang tinggi karena salah
dalam
menentukan
penentuan dengan biaya
harga
pokok
metode variable variabel
saja
menghasilkan harga pokok produk
metode
per potong tahu sebesar Rp.204,59
perhitungan harga pokok produk sangat riskan, mengingat harga pokok produk
57
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA 3. Metode produk
penentuan dengan
harga
pokok
metode
yang
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Firdaus,. dan Abdullah, Wasilah. 2012. “Akuntansi Biaya”. Edisi 3. Salemba Empat Armanto, Witjaksono,SE, MM, 2013 Akuntansi Biaya, Graha Ilmu Blocher, Stout, Cokins, 2011, Manajemen Biaya, Salemba Empat, Jakarta. Daljono. (2011). Akuntansi Biaya Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian. Edisi ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Horngren, C. T., Datar, S. M., & Rajan, M. (2012). Cost Accounting: A Managerial Emphasis. England: Pearson. Islahuzzaman. (2011). Activity Based Costing Teori dan Aplikasi. Alfabeta, Bandung Prawironegoro, Darsono,2009, Akuntansi Manajemen, Mitra Wacana Media, Jakarta Rambat Lupiyoadi, Ridho Bramulya Ikhsan, 2015, Praktikum Metode Riset Bisnis, Salemba Empat, Jakarta Supriyono, 2011, Akuntansi Biaya, Perencanaan dan Pengendalian Biaya,serta Pengambilan Keputusan, BPFE, Yogyakarta Witjaksono, Armanto, 2010, Akuntansi Biaya, Graha Ilmu, Jakarta William K. Carter, 2014, Akuntansi Biaya “ Count Accounting”, Salemba Empat
diterapkan perusahaan, berdasarkan seluruh biaya produksi dan biaya non produksi menghasilkan harga pokok produk per potong tahu sebesar Rp.213,3 4. Perbedaan dalam perhitungan harga pokok produk antara metode full costing dan variable costing dengan metode
yang
diterapkan
pada
perusahaan meliputi : a. Dasar yang digunakan untuk menghitung harga pokok b. Klasifikasi Biaya c. Hasil perhitungan harga pokok per potong tahu.
5.2. Saran Berdasarkan
kesimpulan,
maka
disarankan kepada perusahaan sebagai berikut : 1. Melakukan
klasifikikasi
biaya
produksi sesuai dengan terjadinya biaya, dan memisahkan antara biaya produksi dan non produksi. 2. Merubah metode perhitungan harga pokok
produksi
untuk
dapat
menentukan harga pokok produksi dan harga jual yang tepat, serta dapat menyusun perhitungan laporan laba rugi yang benar.
58
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA “ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH SEBELUM PAJAK DAN TOTAL ASET TERHADAP RETURN ON ASSETS (ROA) PADA PERUSAHAAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015”.
Tutik Siswanti dan Kharima
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara Laba bersih sebelum pajak dan Total aset terhadap Return on Assets, baik secara indivisu atau parsial maupun secara bersama-sama atau simultan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan properti yang mempublikasikan laporan keuangan dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2011sampai dengan tahun 2015, sebanyak 27 perusahaan. Dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif, yaitu laporan keuangan selama 5 (lima) tahun dari seluruh populasi. Sehingga datanya merupakan panel, yaitu data gabungan antara data time series dan data cross section. Oleh karena itu metode pengolahan data dengan menggunakan software eviews seri 9, disesuaikan dengan jenis datanya. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Sedangkan uji hipotesis menggunakan uji hipotesis parsial dengan membandingkan anatara thitung dengan t tabel, sedangkan uji hipotesis simultan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel. Koefisien determinasi digunakan sebagai pengukuran besarnya varian variabel bebas dalam menjelaskan varian variabel terikat Hasil penelitian menunjukan persamaan regresi adalah Y = 0,062360 + (8.21E-14 . X1) + (-4.70E-15. X2). Hasil uji hipotesis parsial menunjukkan, variabel Laba bersih sebelum pajak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return on Assets , yang ditunjukan dengan nilai thitung 3,911045 > ttabel 1,66 . Sedangkan pada variabel total aset tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Return on Assets, yang ditunjukan dengan nilai thitung 1,919361 < ttabel 1,66 .Hasil uji hipotesis secara simultan menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara laba bersih sebelum pajak dan total aset terhadap Return on Assets, yang ditunjukkan dengan nilai Fhitung 4,538842 > Ftabel 3,06. Hasil koefisien determinasi R square (R2), menunjukan nilai sebesar 0.545235, hal ini berarti variabel bebas laba bersih sebelum pajak, dan total aset mampu menjelaskan varian dari variabel terikat yaitu Return On Assets sebesar 54,235% sedangkan sisanya sebesar 45,765 (100-54,235) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kata kunci : Laba Bersih Sebelum Pajak,Total Aset,Return On Asset
59
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA pengambilan keputusan ekonomi serta
1. PENDAHULUAN
menunjukkan kinerja yang telah dilakukan
1.1. Latar Belakang Masalah Informasi
akuntansi
manajemen
keuangan
pertanggungjawaban
menunjukkan kondisi keuangan dan hasil
yang sangat penting untuk mendapatkan
laporan keuangan menurut PSAK No1
informasi
(2015) merupakan bagian dari proses
dianalisis lebih lanjut sehingga dapat
cara
diperoleh data yang dapat mendukung
misalnya, sebagai laporan arus kas, atau
keputusan.
laporan arus dana), catatan dan laporan
berkepentingan
bagian intergral dalam laporan keuangan .
menentukan
dari
Pemegang
terjadi sampai pada penyusunan laporan
menyangkut
posisi
untuk tujuan umum yang
pemakai
saham
juga
tertarik
pada
mengukur
seberapa
kembalian
investasi
besar yang
tingkat diperoleh
investor atas sejumlah investasi yang
suatu
ditanamkan dalam suatu perusahaan.
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
membeli,
merupakan salah satu indikasi untuk
keuangan.
keuangan
harus
untuk membayar dividen. Dimana dividen
lazim dan berterima umum serta sesuai
informasi
apakah
untuk menilai kemampuan perusahaan
dilaksanakan menurut cara tertentu yang
menyediakan
yang
informasi yang memungkinkan mereka
keuangan. Prose akuntansi tersebut harus
adalah
risiko
menahan atau menjual investasi tersebut.
pengumpulan bukti-bukti transaksi yang
Laporan keuangan
dengan
membutuhkan informasi untuk membantu
kegiatan akuntansi dalam satu kesatuan.
akuntansi
penanam
investasi yang mereka lakukan. Mereka
merupakan produk akhir dari proses atau
standar
sebagai
melekat serta hasil pengembangan dari
Laporan keuangan yang sebenarnya
dengan
Investor
modal berisiko dan penasehat mereka
serta materi penjelasan yang merupakan
dimulai
posisi
lebih berarti jika diperbandingkan dan
laporan perubahan posisi keuangan (yang
akuntansi
dengan
perusahaan. Data keuangan tersebut akan
laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas,
Proses
sehubungan
keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh
pelaporan keuangan yang lengkap dari
berbagai
atas
Laporan keuangan merupakan alat
kepentingan masing-masing. Pengertian
dalam
manajemen
dipercayakan kepadanya.
oleh para pemakainya sesuai dengan
disajikan
atau
penggunaan sumber-sumber daya yang
usaha suatu perusahaan yang digunakan
dapat
(stewardship),
Laporan keuangan terdiri dari beberapa
dalam
laporan salah satunya adalah
60
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA laporan
laba
rugi.Laporan
laba
rugi
dibuat oleh manajemen secara berkala
merupakan laporan yang memiliki fungsi
setiap periode mempunyai tujuan berikut ;
untuk menyediakan atau menganalisasi
a) Memberikan informasi tentang posisi
perkembangan yang
di
perusahaan
lihat
kemampuan
dari
perusahaan
kedepannya
keuangan, kinerja (prestasi) dan aliran
seberapa
besar
kas perusahaan yang berguna bagi
untuk
dapat
pemakai dalam rangka pengambilan
menghasilkan laba sesuai dengan kurun
keputusan.
waktu yang di tetapkan sesuai dengan
b) Sebagai
sarana
pertanggungjawaban
manfaat akuntansi. Dengan adanya laporan
(responsibility)
laba rugi ini maka perusahaan dapat
pengelolaan perusahaan selama ini.
mengambil
suatu
keputusan
manajemen
untuk
c) Menilai
keberhasilan
kemajuan perusahaan. Pada prinsipnya
efisiensi
manajemen
laporan laba rugi merupakan laporan
mengolah
keuangan yang berisikan informasi terkait
perusahaan.
dengan keberhasilan perusahaan dalam
d) Menilai
atas
operasi di
dan dalam
kegiatan
operasional
profitabilitas
(kemampuan
periode tertentu. Laporan laba rugi memuat
menghasilkan laba) dari modal yang
informasi transaksi pendapatan, beban,
diinvestasikan ke dalam perusahaan.
keuntungan, dan kerugian. Laporan laba
Berdasarkan uraian tersebut, maka
rugi ini memiliki manfaat yang besar bagi
jelaslah
sebuah
penentu
khususnya laporan laba rugi merupakan
kebijakan dalam perusahaan menggunakan
salah satu informasi yang dibutuhkan
informasi tersebut untuk memprediksi arus
berkaitan
kas masa mendatang dengan berbagai cara.
pencapaian
Misalnya, investor menggunakan informasi
perusahaan memperoleh keuantungan serta
dalam
mengkukur besarnya tingkat kembalian
perusahaan,
laporan
dimana
laba
rugi
untuk
mengevaluasi kinerja perusahaan di masa
investasi
lalu, sebagai dasar untuk memprediksi
investor.
kinerja masa mendatang, dan menilai resiko
kegagalan
perusahaan
bahwa
dengan
laporan
pengukuran
prestasi,
yang
keuangan
akan
kinerja,
kemampuan
dinikmati
oleh
1.2. Perumusan Masalah
untuk
Adapun perumusan masalah dalam
mencapai arus kas dimasa datang.
penelitian ini meliputi :
Dalam Standar Akuntansi Keuangan,
a. Apakah laba bersih sebelum pajak
disebutkan bahwa laporan keuangan yang
secara parsial berpengaruh terhadap Return 61
On
Assets
(ROA)
pada
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA perusahaan properti yang terdaftar di
investor
BEI periode 2011-2015?
investasi, terutama menyangkut analisis
b. Apakah
total
aset
secara
parsial
berkaitan
fundamental
dengan
faktor-faktor
keputusan
yang
perlu
berpengaruh terhadap Return On Assets
dipertimbangkan dalam investasi, agar
(ROA) pada perusahaan properti yang
tidak mengalami kerugian dimasa yang
terdaftar di BEI periode 2011-2015?
akan datang.
c. Apakah laba bersih sebelum pajak dan 2. LANDASAN TEORI
total aset secara bersama-sama atau
2.1. Laporan Keuangan
secara simultan berpengaruh terhadap Return
On
Assets
(ROA)
2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan
pada
Menurut
perusahaan properti yang terdaftar di
Fahmi
(2011) “Laporan
keuangan merupakan suatu informasi yang
BEI periode 2011-2015?
menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan lebih jauh informasi
1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini
tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran
adalah untuk mengetahui :
kinerja perusahaan tersebut.”
a. Pengaruh laba bersih sebelum pajak
Kasmir
(2014)
berpendapat,
terhadap Return On Assets (ROA) pada
“Laporan keuangan merupakan laporan
perusahaan properti yang terdaftar di
yang
BEI periode 2011-2015.
perusahaan pada saat ini atau dalam suatu
b. Pengaruh total aset terhadap Return On
menunjukkan
kondisi
keuangan
periode tertentu.”
Assets (ROA) pada perusahaan properti
Berdasarkan pengertian tersebut
yang terdaftar di BEI periode 2011-
diatas maka laporan keuangan adalah salah
2015.
satu sumber informasi yang sangat penting
c. Pengaruh laba bersih sebelum pajak dan
disamping
sumber
total aset secara bersama-sama terhadap
seperti
Return
perekonomian
On
Assets
(ROA)
pada
informasi yang
informasi
lainnya
industri,
kondisi
bisa
memberikan
perusahaan properti yang terdaftar di
gambaran mengenai kondisi dan prospek
BEI periode 2011-2015.
perusahaan. Laporan keuangan yang baik, menginformasikan
1.4. Manfaat Penelitian
seluruh
kondisi
keuangan perusahaan secara lengkap dan
Manfaat dari penelitian ini adalah
terperinci sehingga memudahkan para
sebagai bahan informasi dan masukan
pengguna
khususnya kepada investor dan calon
62
laporan
keuangan
untuk
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA memahami
dan
mengambil
sebuah
Laporan keuangan yang dikeluarkan
keputusan.
oleh
suatu
perusahaan
merupakan
ringkasan dari harta, kewajiban, dan 2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan
kinerja operasi selama suatu periode
Menurut Farah Margaretha (2011) “Tujuan
laporan
keuangan
akuntansi tertentu. Pada umumnya laporan
adalah
keuangan terdiri atas tiga hal utama, yaitu
menyediakan informasi yang relevan untuk digunakan
oleh
manajer
neraca (Balance Sheet), laporan laba rugi
dalam
Capital).
anggota organisasi, kreditur dan pihak lain
dengan
organisasi nirlaba (non profit) untuk dan
satu laporan
keuangan
yaitu
(Gumanti ,
2011): a. Laporan Posisi Keuangan
Peter Lau, 2014) untuk memberikan
Merupakan laporan tentang kekayaan
informasi tentang posisi keuangan, kinerja
dan
keuangan, dan arus kas suatu entitas yang
pengelolaan sumber daya oleh manajemen
tujuan
tersebut
agar
Menunjukan
kinerja
perusahaan
dalam
seberapa
jauh
menjalankan
suatu entitas ; aset, liabilitas, ekuitas, beban,
suatu
suatu periode
operasi suatu
suatu periode
akuntansi tertentu dan juga menunjukan
laporan
keuangan memberikan informasi tentang
dan
dalam
beban
b. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
keuangan juga menunjukan hasil dari
kepadanya
atau
tertentu.
membuat keputusan ekonomi, Laporan
dipercayakan
kewajiban
perusahaan
berguna untuk berbagai pengguna dalam
pendapatan
perkembangannya
laporan keuangan meliputi
Sedangkan menurut (Nelson Lam dan
memenuhi
Dalam
laporan arus kas (Cash Flow), dimana jenis
kondisi
perusahaan”.
yang
laporan
komponen laporan keuangan bertambah
yang menyediakan sumber daya bagi
kinerja
dan
perubahan modal (Statement of Changes in
pihak yang berkepentingan penyumbang,
mengetahui
Statement),
(Income
menjalankan operasi perusahaan, pihak
perusahaan
kegiatan
usaha
mampu serta
seberapa efisien perusahaan dalam
termasuk
menghasilkan keuntungan.
keuntungan dan kerugian, kontribusi oleh
c. Laporan Perubahan Modal (Statement
dan distribusi kepada pemilik dalam
of Changes in Capital)
kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas.
Menunjukan berapa besar bagian atau porsi dari keuntungan bersih yang
2.1.3. Jenis-jenis Laporan Keuangan
diperoleh
63
perusahaan
yang
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA diinvestasikan kembali ke perusahaan
Laba merupakan bagian dari laporan
yang mempengaruhi besaran modal
keuangan sehingga laba seharusnya juga
secara keseluruhan.
berguna untuk keputusan kredit. Laba
d. Laporan Arus Kas (Cash Flow)
dapat digunakan untuk menilai prospek
Menyajikan informasi tentang arus kas
perusahaan
bersih
utama
mengevaluasi performance manajemen,,
kas
dari
(b) memperkirakan earnings power, (c)
kas
dari
memprediksikan laba yang akan datang
pendanaan, dan arus kas dari aktivitas
atau (d) menilai risiko investasi atau
investasi.
pinjaman pada perusahaan (SFAC No.1).
dari
tiga
diperusahaan, aktivitas
yaitu
operasi,
e. Lampiran
Penjelas
kegiatan arus arus
atas
Laporan
misalnya
untuk
(a)
Chariri dan Ghozali (2007) dalam
Keuangan.
Widhi (2011) mengungkapkan pengertian
Menyajikan
informasi
tambahan
laba yang dianut oleh struktur akuntansi
penjelasan-penjelasan secara terperinci
sekarang ini adalah laba akuntansi yang
berkaitan dengan ke empat laporan
merupakan selisih pengukuran pendapatan
keuangan yang telah disajikan.
dan biaya. 2.2.2. Jenis-jenis Laba Jenis laba menurut Menurut Kasmir
2.2. Laba
(2011) meliputi :
2.2.1. Pengertian Laba Laba merupakan jumlah residual yang
a. Laba kotor (Gross Profit) artinya laba
tertinggal setelah semua beban (termasuk
yang diperoleh sebelum dikurangi biaya
penyesuaian pemeliharaan modal, kalau
biaya yang menjadi beban perusahaan.
ada) dikurangkan pada penghasilan. Kalau
Artinya laba keseluruhan yang pertama
beban melebihi penghasilan, maka jumlah
sekali perusahaan peroleh. b. Laba bersih (Net Profit) merupakan
residualnya merupakan kerugian bersih (Ikatan Akuntan Indonesia : 2007)
laba yang telah dikurangi biaya biaya
Menurut Wild dan Subramanyam
yang merupakan beban perusahaan
(2014), “laba adalah mengindikasikan
dalam suatu periode tertentu termasuk
profitabilitas
pajak.
perusahaan.
mencerminkan pemegang
pengembalian
ekuitas
untuk
Laba kepada periode
2.3. Laba Bersih Sebelum Pajak
bersangkutan, sementara pos - pos dalam
2.3.1. Pengertian Laba Bersih Sebelum
laporan merinci bagaimana laba didapat”.
Pajak
64
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA Laba bersih sebelum pajak secara
2.4. Aset
umum adalah ukuran dari profitabilitas
2.4.1. Pengertian Aset
suatu perusahaan yang tidak termasuk
Standar Akuntansi Keuangan 16 tahun
beban pajak penghasilan.
2015 asset adalah sumber daya yang
Menurut Golrida Karyawati (2012)
dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat
“pengertian laba bersih sebelum pajak
dari peristiwa masa lalu dan dari mana
adalah sebagai uang yang disimpan oleh
manfaat
perusahaan
diharapkanakan diperoleh perusahaan.
sebelum
dikurangi
karena
harus membayar pajak”
ekonomis
dimasa
depan
Sedangkan menurut Imam Santoso
Sedangkan menurut Donals E Kieso
(2010)
mendefinisikan
aktiva
sebagai
(2013) laba bersih sebelum pajak adalah
berikut: aktiva adalah manfaat ekonomis
laba bersih yang belum dikurangi dengan
yang sangat mungkin diperoleh atau
beban / biaya pajak. Laba sebelum pajak
dikendalikan oleh perusahaan pada masa
memberikan informasi analisis investasi
yang akan datang sebagai akibat dari
yang berguna untuk mengevaluasi kinerja
kejadian atau transaksi masa lalu yang
operasi perusahaan tanpa memperhatikan
diharapkan dapat memberikan manfaat
pengaruh pajak.
ekonomis
Berdasarkan
pengertian
tersebut
dalam
menghasilkan
pendapatan.
diatas ukuran dari profitabilitas suatu perusahaan adalah laba bersih yang belum
2.4.2. Jenis-jenis Aktiva
dikurangi dengan beban/biaya pajak.
1. Aktiva Lancar (Current Assets) pajak
Menurut Fahmi (2011) “aktiva lancar
memberikan informasi analisis investasi
merupakan aset yang memiliki tingkat
yang
perputaran yang tinggi dan paling cepat
Laba
bersih
bermafaat
sebelum
untuk
mengevaluasi tanpa
bisa dijadikan uang tunai, dengan
memperhatikan pengaruh pajak. Dengan
penetapan periode waktu biasanya 1
menghapus faktor pajak, tentu Earning
(satu) tahun.”
kinerja
operasi
perusahaan
2. Aktiva Tetap (Fixed Assets)
Before Tak (EBT), akan lebih berfokus operasi
Aktiva tetap merupakan aktiva yang
sebagai ukuran tunggal kinerja perusahaan.
mempunyai masa manfaat atau umur
Rumus umum untuk menentukan EBT
ekonomis lebih dari satu tahun Imam
adalah : Pendapatan – Beban-beban (tidak
Santoso (2010). Sedangkan menurut
termasuk pajak).
Kasmir
kepada
analisis
profitabilitas
(2010)
merupakan 65
harta
“aktiva atau
tetap kekayaan
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA perusahaan
yang
digunakan
dalam
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
jangka panjang lebih dari satu tahun.”
ROA merupakan rasio antara laba sesudah
Komponen yang terdapat di aktiva
pajak terhadap total assets. Semakin besar
tetap yang terdiri aktiva tetap berwujud
ROA menunjukkan kinerja perusahaan
dan aktiva tetap tidak berwujud.
semakin baik, karena tingkat pengembalian (return) semakin besar.
2.5. Return On Aset (ROA)
Menurut Toto Prihadi (2008) Return On
2.5.1. Pengertian ROA
Asset
merupakan salah satu ukuran
yaitu
(ROA,
laba
atas
asset)
rasio profitabilitas. Menurut Irhan Fahmi
mengukur tingkat laba terhadap asset yang
(2011) mendefinisikan rasio profitabilitas
digunakan
adalah rasio yang mengukur efektivitas
tersebut, dimana persentase rasio ini
secara keseluruhan yang ditunjukan oleh
dinyatakan oleh rumus sebagai berikut :
dalam
menghasilkan
besar kecilnya tingkat keuntungan yang
ROA = Net Profit After Tax x 100%
diperoleh dalam hubungannya dengan
Total Asset
Keterangan :
penjualan maupun investasi. Return On Asset
laba
Net Profit After Tax = Laba Bersih Setelah
menurut Kasmir
Pajak
(2012) adalah rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yangdigunakan
Total Asset
dalam
2.5.2. Keunggulan ROA (Return On
perusahaan.
Selain
itu,
ROA
Asset)
memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas
perusahaan
= Total Aktiva
Menurut Munawir (2010), keunggulan
karena
menunjukan efektivitas manajemen dalam
dari Return On Asset, yaitu:
menggunakan aktiva untuk memperoleh
a. Sebagai salah satu kegunaannya yang prinsipiil
pendapatan. Sedangkan Menurut Harahap
ialah
sifatnya
yang
Assets
menyeluruh. Apabila perusahaan sudah
menggambarkan perputaran aktiva diukur
menjalankan praktek akuntanasi yang
dari penjualan. Semakin besar rasio ini
baik
maka semakin baik dan hal ini berarti
menggunakan teknik analisa ROI dapat
bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar
mengukur efisiensi penggunaan modal
dan meraih laba.
yang bekerja, efisiensi produksi dan
(2010)
“Return
On
maka
managemet
dengan
efisiensi bagian penjualan.
Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan
b. Apabila perusahaan dapat mempunyai
dalam menghasilkan keuntungan dengan
data industri sehingga dapat diperoleh ratio industry, maka dengan analisa 66
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA ROI ini dapat dibandingkan efisiensi
pengambilan
keputusan
kalau
penggunaan modal pada perusahaannya
perusahaan akan mengadakan expansi.
dengan perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat diketahui
2.6. Kerangka Pemikiran
apakah perusahaannya berada di bawah,
Penelitian ini merupakan penelitian
sama atau di atas rata-ratanya. Dengan
yang menganalisis pengaruh anatar dua
demikian akan dapat diketahui di mana
variabel bebas terhadap variabel terikat,
kelemahannya dan apa yang sudah kuat
baik secara parsial maupun simultan.
pada perusahaan tersebut dibandingkan
Dalam penelitian ini akan menganalisis
dengan perusahaan lain yang sejenis.
pengaruh laba bersih dan total aset sebagai
c. Analisa ini pun dapat dignakan untuk
variabel bebas terhadap variabel terikat,
mengukuur efisiensi tindakan-tindakan
yaitu Return On Investmen. Dimana dalam
yang
penelitian
dilakukan
divisi/bagian,
yaitu
mengalokasikan modal
ke
oleh
semua
dalam
dengan biaya
bagian
ini
melakukan
akan
analisis
mengukur berkaitan
dan
dengan
dan
besarnya pengaruh kedua varaiabel bebas
yang
tersebut secara individu, atau sendiri-
bersangkutan.
sendiri dan berapa besar pengaruh kedua
d. Analisa ini juga dapat digunakan untuk
variabel bebas tersebut secara bersama-
mengukur profitabilitas dair masing-
sama terhadap ROI sebagai variabel
masing produk yang dihasilkan oleh
tereikatnya.
perusahaan.
Dengan
menggunakan
Adapun
secara
sistematika
dapat
product cost system yang baik, modal
digambarkan dalam kerangka berpikir
dan biaya dapat dialokasikan kepada
sebagai berikut :
berbagai produk yang dihasilkan oleh perusahaan
yang
Gambar 1
bersangkutan,
Kerangka Berpikir
sehingga dengan demikian akan dapat dihitung profitabilitas dari masingmasing produk. e. ROI/
ROA
selain
berguna
Laba Bersih Sebelum pajak
untuk
Return On Investmen
keperluan control, juga berguna untuk keperluan perencanaan. Misalnnya ROI
Total Aset
dapat digunakan sebagai dasar untuk
67
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA Laba bersih yang dimaksud dalam
2.7. Hipotesis Berdasarkan konsep teori yang telah
penelitian
ini
dikemukakan serta kerangka pemikiran,
sebelum
pajak,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
diperoleh dari laporan laba rugi.
sebagai berikut :
laba
dimana
bersih datanya
b. Total Aset
H1 : Laba bersih sebelum pajak diduga berpengaruh
adalah
terhadap
Total Aset dalam penelitian ini adalah
terhadap
seluruh harta/aset yang terdiri dari total
Return On Assets pada perusahaan
aktiva lancar ditambah total aktiva
properti yang terdaftar di Bursa Efek
tetap, data diperoleh dari laporan posisi
Indonesia pada tahun 2011-2015.
keuangan. c. Return On Investment (ROI)
H2 : Total Asset diduga berpengaruh
ROI diperoleh dengan membandingkan
terhadap Return On Assets pada
antara Laba bersih sebelum pajak
perusahaan properti yang terdaftar di
dengan total aset dikalikan 100%.
Bursa Efek Indonesia pada tahun
Laba Bersih sebelum pajak
2011-2015.
Total aset
H3 : Laba bersih sebelum pajak dan total 3.3. Populasi dan Sampel
asset diduga berpengaruh terhadap Return On Assets pada perusahaan
Populasi dalam penelitian ini adalah
properti yang terdaftar di Bursa Efek
perusahaan properti yang terdaftar di Bursa
Indonesia pada tahun.
Efek
Indonesia
mempublikasikan
(BEI)
yang
laporan
keuangan
lengkap dan berturut-turut.
3. Metodologi Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah
3.1. Variabel Penelitian
perusahaan properti yang terdaftar di Bursa
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) variabel bebas dan satu
Efek
variabel terikat. Adapun variabel bebasnya
mempublikasikan
adalah
lengkap dan berturut-turut, selama tahun
laba
sedangkan
bersih
variabel
dan
total
terikatnya
aset,
Indonesia
2011–2015.
adalah
(BEI)
yang
laporan
keuangan
Berdasarkan
data
yang
Return On Investment (ROI).
dikumpukan, maka jumlah perusahaan
3.2. Difinisi Operasional Variabel
dalam
a. Laba Bersih
Sedangkan laporan keuangan selama 5
68
penelitian
ini
sebanyak
27.
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA (lima) tahun adalah sebanyak 137 laporan
Metode analisis data dalam penelitian
keuangan.
ini meliputi :
3.4. Jenis dan Sumber Data 3.6.1. Uji Asumsi Dasar
Jenis data dalam penelitian ini adalah dalam
Pada uji asumsi dasar akan dilakukan
penelitian ini adalah angka-angka dalam
uji Normalitas untuk mengetahui, residual
laporan keuangan periode tahun 2011
dari
sampai dengan 2015.
normal atau tidak.
data
kuantitatif,
dimana
data
Sumber data dalam penelitian ini
regresi
terdistibusi
Regresi berganda, secara sistematis
keuangan posisi keuangan dan laporan laba
dengan menggunakan model persamaan
rugi yang telah diaudit dan dipublikasikan
sebagai berikut:
oleh Indonesian Capital Market Direcotry
Log Y = α + β1 log X1 + β2 log X2 + єt …
(ICMD)
Dimana:
3.5. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian adalah
model
3.6.2. Regresi berganda
adalah data sekunder, yaitu berupa laporan
ini
suatu
studi
mengumpulkan
dokumentasi, data
dokumen-dokumen.
yaitu
yang
berupa
Dokumen
berupa
Y
= Return On Assets
X1
= Laba bersih sebelum pajak
X2
= Total Aset
β1, β2 = Koefisiensi Regresi єt
= Error Term
α
= Intercept
laporan keuangan dikumpulkan dengan cara mengunduh melalui web. Indonesian
3.6.3. Uji Hipotesis
Capital Market Direcotry(ICMD).
a. Uji Hipotesis Parsial Uji
3.6. Metode Pengolahan dan Analisis
mengetahui
Data Metode
pengolahan
penelitian ini sotfware
parsial
Eviews
data
9.
pengaruh
untuk variabel
independen terhadap variabel dependen
dalam
secara
menggunakan bantuan versi
dilakukan
parsial. Dalam penelitian ini uji
hipotesis parsial dilakukan untuk menguji
Metode
pengaruh laba bersih setelah pajak dan
pengolahan data ini dipilih, karena jenis
total aset terhadap ROI. Uji ini dilakukan
data dalam penelitian ini adalah data panel.
dengan
Data panel merupakan gabungan antara
membandingkan
antara
dengan ttabel. Jika thitung > t
data runtut waktu (time series) dan data
variabel bebas
silang ( cross section). 69
berpengaruh
tabel,
thitung maka
terhadap
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA variabel terikat, dan sebaliknya.
Hasil dari pengujian normalitas yang
b. Uji Hipotesis Simultan
dilakukan dengan menggunakan program untuk
Eviews 9 menghasilkan Jarque-Bera lebih
mengetahui pengaruh lebih dari satu
besar dari α (282.1570> 0.05), maka
variabel independen terhadap variabel
hipotesis nol diterima yang artinya
dependen
bersama-
residual terdistribusi normal sehingga uji
sama/simultan. Dalam penelitian ini
t dan uji F bisa dilakukan untuk melihat
uji hipotesis simultan dilakukan untuk
signifikansi dari model.
Uji
parsial
dilakukan
secara
menguji pengaruh laba bersih setelah 4.2. Regresi Berganda
pajak dan total aset terhadap ROI secara parsial.Uji ini dilakukan dengan
Analisis regresi berganda bertujuan
membandingkan antara Fhitung dengan
untuk menganalisis variabel independen
Ftabel. Jika Fhitung > Ftabel, maka secara
yaitu laba bersih sebelum pajak dan total
bersama-sama
bebas
aset, serta Return on asset sebagai variabel
bepengaruh terhadap variabel terikat,
Dependen. Ketetapan tersebut bertujuan
dan sebaliknya.
untuk mengetahui apakah pola regresi
variabel
tersebut secara berganda mempunyai nilai 4. PEMBAHASAN
persamaan linier Log Y = α + β1 log X1 +
4.1. Uji Normalitas
β2 log X2 + єt. Berikut disajikan hasil output dari evews 9 :
Hasil outpus dari uji normalitas dalam penelitian ini dengan menggunakan uji Jarque-Bera (Jonathan: 2016:59), adalah sebagai berikut :
Gambar 2. Uji Normalitas 40
Series: Standardized Residuals Sample 2011 2015 Observations 135
35 30
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
25 20 15 10 5 0 -0.10
-0.05
0.00
0.05
0.10
0.15
0.20
1.54e-18 -0.001999 0.215629 -0.134462 0.042734 1.361003 9.538496
Jarque-Bera 282.1570 Probability 0.000000
Sumber : Olah Data Eviews 9
70
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA Tabel 1. Regresi Berganda Dependent Variable: Y Method: Panel Least Squares Date: 08/11/16 Time: 20:45 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 27 Total panel (balanced) observations: 135 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
X1 X2 C
8.21E-14 -4.70E-15 0.062360
2.10E-14 2.45E-15 0.008001
3.911045 -1.919361 7.794288
0.0002 0.0576 0.0000
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.545235 0.425109 0.048047 0.244706 234.5690 4.538842 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.066444 0.063369 -3.045467 -2.421370 -2.791851 2.087915
Sumber: Olah Data
berbanding lurus terhadap Return On Berdasarkan analisis regresi berganda
Asset. Hal ini berarti apabila variabel
tersebut, dapat diketahui bahwa hasil
laba bersih sebelum pajak naik atau
olah data variabel X1 yaitu laba bersih
turun sebesar satu satuan maka nilai
sebelum pajak, variabel X2 yaitu total
Return On Assets akan naik atau turun
aset dan ROA (Y) dengan persamaan
sebesar 0,821E-14 dengan asumsi
regresinya adalah :
variabel total aset konstan.
Y = 0,062360 + (8.21E-14 . X1) + (-4.70E-15. X2).
Persamaan
regresi
tersebut
c. Variabel total aset memiliki hubungan
dapat
negatif terhadap Return On Assets hal
dijelaskan sebagai berikut :
ini berarti apabila variabel total aset
a. Nilai koefisien a sebesar 0,062360
naik
sebesar
satu
satuan
maka
menunjukan bahwa apabila variabel
variabel Return On Assets penurunan
laba bersih sebelum pajak dan total
dan
aset nilainya konstan (0) maka nilai
penurunan total aset sebesar satu
Return On Assets sebesar 0,062360.
satuan
b. Variabel laba bersih sebelum pajak memiliki
hubungan
positif
sebaliknya,
akan
kenaikan
dan
mengakibatkan
penurunan dan kenaikan sebesar -
dan
0,470E-15. 71
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA 4.3. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk
residual dari suatu pengamatan ke
menguji model persamaan regresi lineir
baik
berganda. Hal ini untuk mengetahui
heteroskedastisitas.
apakah
heterokedastisitas dalam penelitian
model
persamaan
pengamatan lainnya. Model yang
tersebut
adalah
yang
tidak
terjadi Uji
memenuhi persyaratan regresi atau tidak.
ini
Uji
Breusch-Pagan-Godfrey. Uji BPG
asumsi
klasik
meliputi
;
uji
mengggunakan
metode
uji
multikimearitas, uji heterkedastisitas dan
membandingkan
uji autokorelasi.
dengan tinggkat signifikansi 0,05.
a. Uji Multikolieniaritas
Jika hasilnya menunjukkan nilai
nilai
hasil
uji
Uji multikolinearitas dimana tidak
0,05, maka dikatakan tidak terjadi
akan terjadi multikolinearitas jika
heterkedastisitas
nilai korelasi antar semua variabel
persamaan
bebas yang diuji < 1,00 (Hair:
merupakan hasil output eviews :
pada
tersebut.
model Berikut
Tabel 3. Uji Heteroskedastisitas
2010:161). Hasil output dari eviws adalah sebagai berikut :
Residual Cross-Section Dependence Test Null hypothesis: No cross-section dependence (correlation) in
Tabel 2. Uji Multikolinearitas
Residuals
Correlation
Equation: FIX Periods included: 5
X1
X2
Cross-sections included: 27 Total panel observations: 135
X1
1.000000
0.857755
X2
0.857755
1.000000
Cross-section effects were removed during estimation
Test
Statistic
d.f.
Prob.
Berdasarkan tabel diatas, maka nilai koefisien korelasi sebesar 0, dimana nilai tersebut < dari 1,00, hal ini berarti hubungan antara X1 dan X2
Breusch-Pagan LM
426.2530 351 0.0036
Pesara scaled LM
1.821191
0.0686
Bias-corrected scaled LM
-1.553809
0.1202
Pesaran CD
-0.309035
0.7573
tidak terjadi multikolinearitas. b. Uji Heterokedastisitas Dari tabel diatas menunjukan hasil
Uji ini digunakan untuk menguji
uji Breusch-Pagan LM sebesar,
apakah dalam sebuah model regresi
0,0036, dimana nilai tersebut
terjadi ketidaksamaan varians dari 72
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA <0.05, yang artinya bahwa tidak
sebanyak 135 (n = 135) dan jumlah
terjadi heteroskedastisitas.
variabel independen sebanyak 2 (k = 2) serta dengan tingkat signifikansi
c. Uji Autokorelasi
0.05 (α = 0.05), maka diperoleh nilai
Uji Autokorelasi dari sebuah model
dl = 1,7040 dan du = 1,7338. Hasil
dapat dilakukan dengan menggunakan
output perhitungan uji autokorelasi
uji Durbin Watson. Dalam pengujian
adalah sebagai berikut:
yang menggunakan jumlah observasi
Tabel 4. Uji Autokorelasi Dependent Variable: Y Method: Panel Least Squares Date: 08/11/16 Time: 20:45 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 27 Total panel (balanced) observations: 135
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
X1
8.21E-14
2.10E-14
3.911045
0.0002
X2
-4.70E-15
2.45E-15
-1.919361
0.0576
C
0.062360
0.008001
7.794288
0.0000
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared
0.545235
Mean dependent var
0.066444
Adjusted R-squared
0.425109
S.D. dependent var
0.063369
S.E. of regression
0.048047
Akaike info criterion
-3.045467
Sum squared resid
0.244706
Schwarz criterion
-2.421370
Log likelihood
234.5690
Hannan-Quinn criter.
-2.791851
F-statistic
4.538842
Durbin-Watson stat
2.087915
Prob(F-statistic)
0.000000
73
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA Berdasarkan hasil pengolahan data
Ftabel, menunjukkan nilai Fhitung sebesar
pada tabel diatas, menunjukkan nilai
4,538842, sedangkan Ftabel sebesar 3,06.
statistik
sebesar
Hal Ini menunjukan bahwa, nilai Fhitung >
2.087915 Nilai d yang dihasilkan
Ftabel. Sementara nilai signifikasi sebesar
berada diantara du dan 4-du (1,7040 <
0,000000 < 0,05. Berdasarkan kedua
2,087915 < 2,2662), hal ini berarti
hasil
hipotesis nol ditolak, sehingga dapat
disimpulkan bahwa kedua variabel bebas
disimpulkan tidak ada autokorelasi
laba bersih sebelum pajak dan total aset
positif maupun negatif pada model
berpengaruh signifikan terhadap Return
regresi.
on asset.
4.4.
Durbin
Watson
output
Koefisien
Berdasarkan tabel 4, menunjukkan
determinasi
merupakan
besar kemampuan semua variabel bebas
hasil uji hipotesis parsial : variabel
dapat
pengukuran untuk mengetahui seberapa
4.4.1. Uji Hipotesis Parsial
thitung
maka
4.5. Diskripsi Koefisien Determinasi
Uji Hipotesis
1) Nilai
tersebut,
dalam menjelaskan varians dari variabel laba
bersih
terikatnya. Hasil output dari koefisien
sebelum pajak (XI) adalah sebesar
determinasi digambarkan dalam Rsquare
3,911045 dan ttabel bernilai 1,66
(R2). Adapun output dari penelitian ini
sehingga thitung > ttabel (3,911045 >
besarnya koefisien determinasi tersaji
1,66). Hal ini berarti variabel laba
dalam tabel 4 diatas.
bersih sebelum pajak berpengaruh
Dari
terhadap variabel return on asset (Y).
menunjukkan
2) Nilai thitung variabel total asset adalah
tabel
4
tersebut
bahwa,
nilai koefisien
determinasi sebesar 0.545235, berarti
1,66 sehingga thitung < ttabel (-1,919361
sebelum pajak, dan total aset mampu
< 1,66). Hal ini berarti variabel total
menjelaskan varian dari variabel terikat
aset tidak berpengaruh
yaitu Return On Assets sebesar 54,235%
variabel return on asset .
bebas
hal ini
sebesar -1,919361 dan ttabel bernilai
terhadap
variabel
diatas
laba
bersih
sedangkan sisanya sebesar 45,765 (10054,235)
4.4.2. Uji Simultan
dijelaskan
oleh variabel lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Berdasarkan tabel 4, menunjukkan hasil uji hipotesis simultasn dengan
5. KESIMPULAN DAN SARAN
membandingkan antara Fhitung dengan
5.1. Kesimpulan 74
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA Berdasarkan hasil dan pengelolahan data
dan
rumusan
penelitian
ini,
pengukuran
pengaruhnya
terhadap
masalah
dalam
return on aset, agar hasil penelitian
dapat
ditarik
lebih maksimal, mengingat semakin
maka
beberapa kesimpulan antara lain :
banyak
variabel
1. Variabel laba bersih sebelum pajak
dalam
pengukuran
berpengaruh terhadap Return On Aset 2. Variabel total aset
terhadap
sebelum pajak
yang
variabel
digunakan pengaruhnya lain
akan
memberikan hasil yang mendekati
berpengaruh terhadap Return On Aset
kebenaran, sehingga dapat membantu
3. Variabel laba bersih sebelum pajak
dalam pengambilan keputusan pihal-
dan total aset secara bersama-sama
pihak yang membutuhkan informasi
berpengaruh terhadap Return On Aset
tersebut.
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Adapun
saran
dikemukakan
yang
dapat
berdasarkan
hasil
Agus & Martono. (2010). Manajemen Keuangan edisi 2, Yogyakarta: BFE Brigham & Houston. (2010). Dasar – Dasar Manajemen Keuangan: Assetials Of Financial Management. Jakarta: Penerbit Salemba Empat Darmadji dan Fakhrudin, M.H, (2012), Pasar Modal di Indonesia Edisi ke 3, Jakarta: Salemba Empat. Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan Edisi 6, Jakarta: Rajawali Perss ....... (2014). Bank dan lembaga keuangan lainnya, Jakarta: Rajawali Perss ........ (2011). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Fahmi, Irhan. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Lampulo: ALFABET .......... (2014). Manajemen Keuangan dan Pasar Modal. Lampulo: Mitra Wacana Media Gumanti, Tatang. (2011). Manajemen Investasi : Konsep, Teori, dan Aplikasi (Edisi 1). Jakarta : Mitra Wacana Media Gujarati, Damodar N. (2012). Dasar Dasar Ekonometrika. Jakarta: Salemba Empat
penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi
investor,
perlu
melakukan
analisis terhadap besarnya laba bersih dan total aset sebagai informasi dalam pengambilan keputusan nvestasi, agar dapat memperkiraankan keuntungan yang akan diperoleh dimasa yang akan datang. 2. Bagi perusahaan, perlu malakukan manajemen
laba
dengan
meningkatkan pendapatan
efisiensi
biaya, serta mengalokasikan dana untuk investasi aktiva seefektif dan seefisien
mungkin
dalam
rangka
meningkatkan laba perusahaan. 3. Bagi peneliti selanjutnya , perlunya variable
lain
selain
laba
bersih
sebelum pajak dan total aset guna 75
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA Harahap, Sofyan Syafri. (2010). Teori AKuntansi Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Hanafi, Mamduh M. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: UPPM STIM YKPN
Wahyu,Wing. (2015). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Weygandt, Jerry J and Kieso, Donald E and Kimmel, Paul D, (2013). Accounting Principles Pengantar Akutansi Edisi Ketujuh. Jakarta: Salemba Empat John, Subramanyam Wild. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat Weston, Fred J. (2012). Manajemen Keuangan. Jakarta: Binarupa Aksara
Hery. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara Harahap, Sofyan Syafri. (2011). Teori Akuntansi Edisi Kedua. Jakarta: Raja Grafindo Persada Hasting, Nicholas A.J. (2010). Physical Asset Manajement. Jakarta: Salemba Empat Hair, J.F., Black, W.C, Babin, B.J., & Anderson, R.E. (2010). Multivariate data analysis:A global perspective. New Jersey: Pearson Prentice Hall Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). (2011). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat Karyawati, Golrida. (2012). Akuntansi Keuangan Lanjutan Edisi IFRS. Jakarta: Erlangga Lam Nelson, Lau Peter. (2014). Akuntansi Keuangan Intermediate Financial Reporting Edisi 2 Buku 2. Jakarta: Salemba Empat L.M, Samryn. (2012). Pengantar Akuntansi. Jakarta: Rajawali Perss Margaretha Farah. (2011). Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga Rohmana,Yana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi Eviews. Bandung: Laboratorium Ekonomi dan Koperasi. Rusdin.(2012). Pasar Modal. Cetakan Ketiga. Bandung: Alfabeta Santoso, Imam. (2010). Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate Accounting). Jakarta: Refika Aditama Sarwono, Jonathan. (2016). ProsedurProsedur Analisis Populer Aplikasi Riset Skripsi dan Tesis dengan Eviews. Jakarta: Gava Media Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta ...... (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta 76
PETUNJUK PENULISAN MAJALAH ILMIAH “AKUNTANSI DAN BISNIS UNSURYA” 1. Naskah diketik dengan MS Word, jenis huruf Times News Roman 11, ukuran kertas A4 (297 x 210), dengan jarak 1,5 spasi, jumlah 10 s/d 16 halaman, (termasuk gambar, ilustrasi dan daftar pustaka). 2. Naskah berupa hasil penelitian atau pengabdian kepada masyarakat, yang merupakan naskah asli dan belum pernah dipublikasikan di media masa manapun. Makalah yang telah dipresentasikan dalam suatu pertemuan ilmiah, apabila belum dipubilkasikan dapat diterima. 3. Sistematika penulisan sebagai berikut: a. JUDUL Singkat, jelas dan mencerminkan isi. b. Nama (para) penulis atau baris kepemilikan Ditulis lengkap tanpa gelar disertai keterangan instansi tempat bekerja, alamat, Telepon, Fax dan alamat E-mail. c. ABSTRAK Abstrak diawali dengan judul makalah dalam bahasa Inggris. Berisi inti sari makalah, cara penyelesain masalah, dan hasil yang diperoleh. Selanjutnya abstract ditulis dalam bahasa Inggris, satu alinea dengan maksimal 150 kata. Keyword: berisi 2 s/d 5 kata dalam bahasa Inggris. d. PENDAHULUAN Berisi latar belakang masalah, permasalahan, tujuan, ruang lingkup, dan berisi teori yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan, serta menjelaskan metodologi yang dipergunakan berisi bahan, alat yang digunakan, dan cara melakukan penelitian. e. PEMBAHASAN Berisi penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, gambar dan/atau lain sebagainya. Permohonan dilakukan terhadap hubungan berbagai variabel
baik bebas maupun terikat, analisis tentang keterkaitan data dengan hipotesa penelitian dan kesesuaian hasil penelitian terhadap teori yang digunakan berikut alasannya. f.
SIMPULAN Berisi simpulan dari pembahasan.
g. DAFTAR PUSTAKA Penulisan daftar pustaka disusun tanpa nomor berdasarkan abjad dengan urutan penulisan sebagai berikut nama pengarang, tahun terbit, judul, penerbit dan kota penerbitan. Nama pengarang mendahulukan nama keluarga atau nama dibalik tanpa gelar. 4. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dengan berpedoman pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. 5. Hindari pemakaian istilah asing (kecuali bila sangat diperlukan). Penulisan istilah asing dicetak dengan huruf miring / italic. 6. Isi tulisan bukan tanggung jawab redaksi. Redaksi berhak mengedit redaksionalnya, tanpa mengubah arti. 7. Bagi penulis yang naskahnya diterbitkan akan diberi 1 (satu) eksemplar cetak lepas. 8. Bagi pengirim naskah harus menyertakan print out naskah serta 1 (satu) CD berisi copy naskahnya dikirim ke Redaksi Jurnal Akuntansi dan Bisnis Unsurya, Alamat : Fakultas Ekonomi, Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma, Fakultas Ekonomi, Kampus B, Komplek Angkasa, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Telp. 021-80880030, Fax. 021-80880031, email :
[email protected]