Roma, Mei/Juni 2013 Kunjungi ke Perancis tanggal 14-18 Januari 2013 Sr. Mary Lou dan Sr. M. Magdalena dengan gembira mengunjungi para suster kita kembali di Sektor Perancis. Mereka disambut dengan hangat dan bertemu dengan para Suster, juga bertemu dengan Sr. Madeleine dan Sr. Timothée sebagai Tim Pemimpin Sektor, tim penanggungjawab rumah induk dan komunitas Santa Clara dan bertemu dengan para suster dari kedua komunitas ini, ada juga yang berbicara secara pribadi. Para suster tinggal di rumah induk dan komunitas Santa Clara, empat suster tinggal di St. Ban Martin. Tiga Suster di komunitas Abreschviller, sebuah rumah untuk orang tua, dan Sr. Madeleine tinggal dan bekerja di Bitche, selain kegiatannya sebagai Tim Pemimpin Sektor. Kesetiaan hidup para Suster nampak melalui kehidupan mereka sehari-hari, dan mereka saling mendukung satu sama lain sebagai saudari dengan cinta dan umur sudah semakin tua dan makin rapuh. Mereka tertarik mendengar situasi Kongregasi dan keprihatinan dunia, dan mereka masih menolong orang miskin melalui banyak cara. Bagi para suster di St. Clara, yang membutuhkan perawatan paruh waktu, lembaga kesehatan menyediakan pelayanan ini, merawat sebagai saudari diantara para Suster. Sr. Mary Lou dan Sr. M. Magdalena juga mengunjungi para Suster yang sedang dalam perawatan intensif di St. Marie, Metz. Bapak Beck, Direktur dari Rumah Sakit St. Blandina, bertemu dengan Sr. Mary Lou, Sr. Magdalena, Sr. Madeleine dan Sr.Timothée berkaitan dengan Rumah Sakit Baru Robert Schuman, merupakan penggabungan kerjasama dari Tiga Rumah Sakit Kristen di Metz. Direncanakan bahwa bagian dari rumah sakit St. Blandina akan disediakan ruangan tempat tinggal untuk lanjut usia. Tak ketinggalan kunjungan ke komunitas di Abreschviller. Para Suster dengan penuh kasih mengunjungi orang jompo dan ingin tinggal di sana selama memungkinkan. Dalam perjalanan ke Abreschviller para Suster berhenti mengadakan tour melihat fasilitas St. Clara yang baru untuk jompo. Menikmati hidangan yang lezat dan pertemuan bersama dengan semua Suster. Sr. Mary Lou dan Sr. Magdalena berterima kasih atas cinta dan perhatian para Suster. Hal itu penting bagi mereka bisa melihat dan mendengar tentang situasi saat ini di Sektor, dan memberikan dorongan dan dukungan kepada mereka. Kunjungan berikutnya akan direncanakan dengan melihat kebutuhan. Tiga hari dalam bulan Februari perayaan yang menggembirakan di Brasil Pesta ini dihadiri oleh Sr. Mary Lou dan Sr. Sheila dan suster kita datang dari Amerika yakni Sr. Diane, Sr. Mary Ellen dan Sr. Maureen. Tanggal 1 Februari pkl 06:00 pagi misa pembaharuan kaul dan dua orang masuk novis ke novisiat. Sr. Mary Lou menerima mereka pada upacara ini. Sr. Eucicléia membaharui kaulnya untuk tiga tahun, 1
sedangkan Sr. Romilda dan Sr. Diana diterima ke novisiat. Dengan gembira mereka membaharui kaul mereka. Semua yang hadir dalam perayaan ini turut bergembira. Setelah misa dilanjutkan dengan makan pagi yang meriah. Tanggal 2 Februari persiapan untuk perayaan Jubileum 50 tahun kehadiran para suster di Brazil, 60 tahun pesta hidup membiara Sr. Martha dan 25 tahun pesta perak Sr. Nazaré, suster yang pertama dari anak daerah Brasil. Dengan semangat mereka melakukan kegiatan pembersihan, mengatur dan mendekorasi ruang pertemuan. Pada tanggal 3 Februari pesta dimulai dengan sarapan yang lezat. Sebelum liturgi dimulai para suster menerima banyak ucapan selamat, rangkulan yang hangat dan tawa ria. Perayaan Misa diadakan di Gereja Santa Maria penuh Rahmat dengan meriah. Perayaan ekaristi dipimpin oleh Uskup Flavio. Liturgy disiapkan dengan bagus yang diorganisir Sr. Raimunda. Perayaan dilanjutkan dengan acara kekeluargaan bersama para undangan berkumpul di biara pusat dengan makan bersama sambil berbincang-bincang. Foto-foto dicantumkan dalam sejarah Regio dengan kaya cerita pengalaman. Pada sore hari Sr. Raimunda menyelenggarakan acara Christobal di biara pusat. Acaranya menarik dan menggembirakan dengan memakai macam ragam kostum. Ada yang menari dan para suster menikmatinya dengan macam ragam pakaian. Ada juga acara pembukaan kado jubileum. Kunjungan ke Belanda Sr. Mary Lou dan Sr. Magdalena pergi ke Belanda untuk mengadakan kunjungan dengan para suster dari tanggal 2-13 Maret 2013. Mereka melihat banyak perubahan selama kunjungan ini. Gedung komunitas St. Agnes dan St. Clara yang dulu tidak ada lagi dan para Suster sekarang tinggal di San Damiano atau St. Fransiskus, dua bangunan yang direncanakan untuk masa depan sedang dipikirkan. Kominitas Alverna sekarang terdiri dari 2 bangunan yang terhubung, Kapel dan tempat umum untuk bersama. Ada juga unit perawatan khusus dengan 9 kamar bagi para Suster yang demensia. Sr. Mary Lou dan Sr. Magdalena bertemu dengan sebagian besar para Suster dalam kelompok kecil, ada juga kunjungankunjungan secara pribadi. Para Suster terbuka pada waktu pembicaraan dalam kelompok-kelompok kecil. Banyak diantara mereka berbicara tentang bagaimana rasanya saat mereka mengalami perubahan dan pergeseran kamar. Hal ini merupakan saat yang sulit tapi tampaknya para suster sudah lebih mapan sekarang dan mereka menemukan jalan mereka dengan membangun komunitas dengan pengaturan baru. Banyak percakapan dalam kelompok mengungkapkan kecemasan mereka untuk masa depan dan siapa pemimpin masa depan mereka, karena para suster suda tua. Para Suster yakin bahwa pembicaraan ini merupakan bagian dari topik persiapan Kapitel Provinsi tahun depan. 2
Selain bertemu secara perkelompok, Sr. Mary Lou dan Sr. Magdalena juga bertemu dengan Dewan Provinsi, dengan koordinator yang bekerja dengan para suster, dengan petugas bagian Pastoral, dan dengan petugas di bagian manajemen. Melalui kontak pribadi ini sebagai kesempatan untuk belajar tentang kehidupan para suster dari perspektif lain. Sr. Mary Lou dan Sr. Magdalena sangat berterima kasih atas sambutan yang hangat dan perawatan serta perhatian yang diberikan kepada mereka selama kunjungan. Kunjungi ke Jerman tanggal 13 – 21 Maret 2013 Setelah kunjungan dari Propinsi Belanda, Sr. Mechtild dan Sr. Auxiline mengantar Sr. Mary Lou dan Sr. M. Magdalena naik mobil ke Salzkotten. Dalam perjalan mereka berhenti untuk mengunjungi Sr. Stefanie, Sr.Daniela dan satu orang Koinonia bernama Doris tinggal di Herten. Sambil makan bersama mereka mendengar informasi mengenai situasi orang miskin dan para pengungsi di daerah itu, dan pelayanan pelayanan mereka bertiga. Sampai di Propinsialat banyak suster menyambut kedatangan ke empat suster ini di pintu masuk. Pada harihari berikutnya Sr. Mary Lou dan Sr. Magdalena dapat mendengar situasi di Provinsi Jerman saat ini. Mereka bertemu dengan Dewan Provinsi, para Suster yang bertanggung jawab di Santa Clara, kelompok Effata "suster yang lebih muda", para suster yang bertugas di bidang karya pastoral, dan dengan Sr. Carola tentang program spiritualitas yang disajikan kepada para suster dan tugasnya di bagian pengarsipan. Juga mereka mengunjungi para suster di pusat karya kesehatan dan area tempat tinggal. Ada juga kesempatan mereka mengunjungi komunitas-komunitas seperti di Rumah Sakit St. Josef-Salzkotten, Marialinden, Liboriushaus - Paderborn, Beringhausen, Hardehausen dan Kaukenberg. Saat makan bersama mereka sharing dan membagikan pengalaman-pengalaman dengan para suster di Propinsialat dan komunitas Santa Clara. Karena ada pertemuan Provinsi, Sr. Mary Lou dan Sr. Magdalena ikut berpartisipasi dalam pendalaman rohani dan informatif, dimana mereka bisa hadir bersama para suster dan juga bisa bertemu dengan beberapa anggota Koinonia. Kunjungan ini merupakan kesempatan untuk berbicara dengan banyak suster. Tantangan -tantangan yang mereka hadapi, terutama beberapa suster semakin rapuh dan keterbatasanketerbatasan bergerak karena kesehatan dan umur, tetapi juga tantangan-tantangan yang dihadapi di komunitas-komunitas. Di sisi lain ada keinginan untuk menciptakan kehidupan baru. Sr. Mary Lou dan Sr. M. Magdalena sangat berterima kasih atas semua kerjasama dan perhatian para suster selama kunjungan mereka. Meskipun salju dan kemacetan di bandara mereka tiba dengan selamat dan tepat waktu tiba di Roma. Bagaikan kilat dari langit yang cerah" suatu "malam yang ajaib" Kronik pengunduran diri dan pemilihan Tanggal 11 Pebruari, 2013 merupakan hari biasa, tetapi tak disangka-sangka ada sebuah “kejutan” merupakan sejarah, dimana sekitar pkl. 11:46 siang (waktu Italia), ketika Paus Benediktus XVI (sekarang Paus Emeritus) mengumumkan dalam bahasa Latin tentang pengunduran dirinya, pengumuman itu bagaikan "disambar kilat dari langit yang cerah." Setelah pengumuman berlangsung dengan sekejab berita sudah sampai di seluruh penjuru dunia yang menimbulkan kejutan, keterharuan, kekesalan,
3
dan kekaguman bercampur baur,... dan komentar: "keputusan yang berani"; sebuah gerakan kebebasan batin yang mendalam, keputusan demi kebaikan Gereja, suatu sikap kerendahan hati sejati, merupakan contoh dari kerendahan hati sejati dan setiap pelayan merupakan model untuk mengikuti dan melayani Gereja dengan kasih Kristus dan gerejaNya terpancar melalui pidato- pidato dan buah-buah pemikirannya. Paus Benediktus seorang pengikut Kristus yang sejati, nampak melalui doa-doanya, kontemplasi dan pengetahuan. Pikirannya yang cemerlang dimana kita semua mengagumi tulisannya dan pidato-pidatonya, tentu saja merupakan hasil dari hidup rohaninya yang mendalam, dan lebih dari itu ... juga muncul pertanyaan: dapatkah seorang Paus mengundurkan diri? Bagaimana Gereja akan melangkah maju? Sepanjang hari dimana angin telah menunjukkan kekuatan lebih dari biasanya, pada sore harinya hujan dengan petir dan kilat bercampur berita, dan kemudian membiarkan kota Roma masuk ke dalam keheningan malam. Malam, terasa panjang, lebih lama dari biasanya karena semua orang bertanya-tanya siapa yang akan menjadi pengganti Santo Petrus yang baru. Keesokan harinya, kota Roma mulai didatangi dengan kerumunan para wartawan dengan wawancara dari berbagai macam suku dan bangsag mencoba untuk membuat lebih jelas suasana kota Roma dan lapangan Santo Petrus. Yang terakhir Paus Benediktus muncul di hadapan umum pada hari Rabu, tanggal 27 Pebruai dengan Audiensi Umum yang terakhir (yang ke 348 audiensi selama 8 tahun pelayanannya sebagai Paus), lapangan St. Petrus dan jalan Conciliazione dipenuhi dengan begitu banyak orang datang dari banyak penjuru dunia untuk memberikan penghormatan, hadir bersamanya, mendukungnya dengan doa, berterima kasih kepadanya atas semua yang telah dilakukan untuk Gereja – melalui kata untuk menunjukkan rasa terima kasih dan kepuasan mereka. Kemudian, pada tanggal 28 Pebruari dari seluruh penjuru dunia penuh terharu kita bisa menyaksikan juga di televisi saat-saat terakhir Paus Benediktus (saat-saat sedih, tetapi syukur atas gerakan besar atas kerendahan hati ini) sebelum keberangkatannya ke Castel Gandolfo sebagai tempat kediamannya untuk beberapa bulan, Paus Emeritus akan kembali dan tinggal di Vatikan. Pada hari-hari berikutnya penuh dengan pertanyaan, dari negara mana Paus yang baru akan terpilih? Apakah dia masih muda? Nama apa yang akan diambil?, tapi juga penuh dengan doa di kota Roma dan seluruh dunia dimana umat ikut berpartisipasi mendoakan entah itu melalui sembah sujud, doa-doa pribadi, misa untuk pemilihan Paus berikutnya yang akan membimbing perahu Petrus . Komentar-komentar bermunculan siapa yang akan menjadi Paus yang baru, dan tepat pada tanggal 13 Maret sekitar pkl.19:06 malam (waktu Italia), asap putih keluar dari cerobong Kapel Sistina, merupakan tanda bahwa Keuskupan Roma memiliki seorang Uskup yang baru, dan Gereja Universal mempunyai seorang Paus yang baru dan negara Vatikan mempunyai Presiden. Meskipun hujan umat tetap berdiri dilapanagan dengan penuh semangat dan harapan dan mulai melantunkan " hidup Paus/panjang umur Paus". Mereka tahu bahwa Gereja telah mempunyai Paus yang baru, tetapi belum tahu namanya dan asal-usul Paus dari mana. Juga ribuan orang mulai bergerak menuju lapangan St. Petrus, bersemangat untuk melihat Paus yang baru dan pada saat itu hujan juga berhenti. Setelah satu jam menunggu, lampu dari Basilika mulai menyala satu persatu dan hadirin di lapangan segera hening, masingmasing menunggu berita besar. Kemudian di balkon Basilika St. Petrus, Kardinal Louis Pierre Tauran muncul untuk mengumumkan dengan emosi Nampak dalam suaranya: Habemus Papam( Kita mempunyai Paus)! Kemudian setelah beberapa saat muncul Paus baru yang bernama Paus Fransiskus, Paus pertama yang memilih nama ini. Pada moment ini, kerumunan semakin banyak dan sorak sorai untuk Paus yang baru. Tidak peduli jika dia dari Argentina, kita memiliki Paus" kata seseorang; yang lain berkata, "dia lembut dan baik," dan yang lain lagi
4
berkata, "dia dari Argentina negara kami". Paus juga nampak emosional terdengar dari suaranya dan sorotan wajahnya, tampak bingung karena dia memandang keluar dengan begitu banyak orang hadir di lapangan sampai di jalan raya hanya menunggu kehadiran Paus yang baru. Dia adalah Paus, Kardinal memilihnya sebagai Paus - dia yang "datang dari ujung bumi". Dia berada di depan ribuan umat, dengan berpakaian putih, dan melihat dari balkon Basilika St. Petrus. Pengalaman pertama baginya! Setelah Uskup Roma atau Paus untuk Gereja universal yang baru terpilih mendekati mikrofon, hanya beberapa kata untuk menyapa para hadirin dan hati setiap orang. Kemudian tiba-tiba hadirin hening, ketika Paus Fransiskus mohon doa bagi Paus Benediktus dan bagi dirinya sendiri, sementara pada saat yang sama ia berjanji untuk mendoakan semua orang. Begitu banyak orang hadir di lapangan Santo Petrus yang tak bisa terlupakan, suatu sore yang ajaib atas terpilihnya Paus untuk seluruh dunia, hari demi hari rasanya kehadiran pengunjung atau umat bagaikan hujan tidak pernah berakhir. Peristiwa dan proses ini singkat berlangsung dari permulaan masa Prapaskah sampai dekat Minggu Palma. Dan kami, para suster dari komunitas Generalat, secara pribadi berpartisipasi dalam saat-saat ini intensif ini, rasa emosional dalam kehidupan gereja. Agak sulit dikatan untuk mengekspresikan emosi pada saat-saat bersejarah ini, dimulai dengan pengumuman pengunduran diri Paus Benediktus XVI sampai pada pemilihan Paus yang baru, terutama ketika kita mendengar Paus yang baru memilih nama Fransiskus. Kami merasa kagum, dan setiap hari dengan spontan Paus Fransiskus karena kepribadiannya yang rendah hati , sederhana, dekat dengan umat dan kata-katanya yang menyentuh kehidupan orang sederhana dalam kehidupan. Kita pantas berterima kasih kepada Bapa Benediktus Emeritus atas semua ia lakukan untuk mempertahankan iman, untuk misi seorang gembala umat, sebagai contoh besar atas kerendahan hatinya, dan cintanya yang mendalam kepada Gereja dan masa depan. Semoga Tuhan memberkati perjalanan hidupnya. Kita juga menemani dan mendukung Paus Fransiskus melalui doa-doa atas cintanya untuk mengikuti jejak Kristus melalui tugas pengembalannya. "Tuhan memberkatinya, Bunda Maria melindunginya, dan St. Fransiskus menguatkannya, membuatnya untuk menghidupi Injil, dengan hati terbuka dan mencintai semua ". Selamat datang kepada Sr. Bertha Sigalingging Pada tanggal 3 April 2013, Sr. Bertha Sigalingging dari Provinsi Indonesia tiba di komunitas Generalat. Para Suster menyambutnya dengan hati dan tangan terbuka. Sr. Bertha akan belajar bidang Pastoral Kaum Muda. Provinsi Indonesia berterima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk Sr. Bertha belajar di Roma dan menjadi bagian dari komunitas Generalat, dimana dia juga akan berpartisipasi dalam kegiatan komunitas. Kita mendukungnya melalui doa-doa kita supaya dia mampu mengikuti studinya, dan kami ucapkan selamat datang kepada Sr. Bertha. Jejak Muder Clara dan Santo Fransiskus Komunitas Generalat dengan senang hati menyambut kehadiran ke 6 suster kita dari Jerman tiba di Roma pada tanggal 8 April 2013, yaitu Sr. Angela, Sr. Alexa, Sr. Alexandra, Sr. Christiane, Sr. Fabiola Pandiangan dan Sr. Sabina Tambunan, mengadakan ziarah rohani tentang Muder Clara saat-saat akhir masa hidupnya, saat-saat penuh kesulitan dan penderitaan, tetapi juga mengikuti jejak-jejak Santo Fransiskus, di tempat-tempat yang berbeda yang ada di Roma. 5
Sementara langkah demi langkah melalui tempat-tempat dimana Muder Clara menghabiskan masa hidupnya, para Suster bisa "merasakan" juga keindahan Roma dengan musim semi dengan aneka warna bunga. Juga matahari yang cerah. Selama di Roma mereka ditemani oleh beberapa suster dari Generalat. Dalam beberapa hari ini ke enam suster ini merasa di dukung baik secara jasmani maupun rohani oleh para suster di Generalat. Bersama-sama mereka juga bisa melihat Gereja-gereja yang megah, "puing-puing" forum Romawi merupakan kota yang megah dua ribu tahun yang lalu, Coloseum dengan bentuk melengkung terbuka merupakan lambang Kekaisaran Romawi; Piazza Navona – merupakan tempat menampilkan karya seniman mereka bagi para pengunjung yang bisa membeli karya seni yang istimewa, kemudian di Piazza Venezia dengan monumen Victor Emmanuel di tengah; mereka juga mengunjungi dan berdoa di makam Santo Petrus dan St. Paulus, dan para martir yang dimakamkan di katakombe-katakombe San Calisto, dan sebagainya. Tapi peziarahan mereka dilanjutkan dengan mengunjungi tempattempat suci Fransiskan seperti di lembah Rieti, dan jejak-jejak Santo Fransiskus di Assisi. Dengan demikian, tanggal 12 April para suster berangkat dengan semangat naik bus ke Rieti untuk melanjutkan perjalanan penyegaran rohani mereka. Tanggal 22 April dari Assisi mereka kembali ke Roma dan tanggal 23 April mereka kembali ke Jerman. Para Suster di Generalat merasa senang, atas pengalamanpengalaman yang indah, dan bersharing bersama melalui doa bersama, makan bersama, dan berbagi pengalaman saat berjalan. Konferensi Keluraga Fransiskan di Antonianum, tanggal 22- 25 April 2013 Yang menghadiri konfrensi ini mewakili dari tingkat nasional dan internasional berasal dari Indonesia, Jerman, Australia, Amerika Serikat, Italia dan Brasil. Kaya pengalaman dan intensif sharing berfokus pada tiga usulan Fransiskan yang dikembangkan dari hasil pertemuan Rio + 20 pada musim panas di Rio de Janeiro pada tahun yang lalu. Sekarang disebut dengan Kelompok Kerja Keadilan Lingkungan Keluarga Fransiskan, diperbaharui dan diperkaya dengan kerja yang dilakukan pada tiga usulan: 1) keaslian gaya hidup, 2) Survei pertambangan dan 3) upaya untuk mengatakan tidak pada efek buruk terhadap ekonomi hijau. 1). P. Bernd Beermann, OFM. Cap. menyajikan rancangan kerja keluarga Fransiskan di Jerman pada "dampak dari gaya hidup kita: sebuah proses refleksi disediakan untuk pelayanan keadilan, perdamaian dan ekologi." Tulisan diterima dengan baik sebagai panduan yang baik yang dapat disesuaikan baik pribadi dan sharing kelompok. 2) Sr. Sheila Kinsey, FCJM menyoroti data survei tentang pertambangan melalui PowerPoint. Survei ini dikembangkan oleh para promotor KPKC di Roma dan upaya kerjasama dengan Dewan Kepausan Keadilan dan Perdamaian. Sumber data yang kaya dari 401 responden dari seluruh dunia, telah menghasilkan lebih dari 16,200 tanggapan. Saat ini, beberapa koneksi Universitas menganalisa data dan akan memberikan arah masa depan. Banyak antusias pada presentasi ini karena survei telah memperoleh informasi yang diperlukan untuk membantu para pendukung dan orang-orang yang bekerja di akar rumput untuk bekerja sama secara lebih efektif. 3) Br. Rodrigo Peret, OFM berbicara tentang dampak negatif dari ekonomi hijau di Brasil. Kelompok ini terinspirasi oleh hasil dari upaya-upaya advokasi Fransiskan di Brasil. Br. Rodrigo membicarakan hasil pertemuan mereka dengan Uskup Brazil dan para Uskup menulis surat kepada pemerintah Brasil meminta sebuah perdebatan yang luas tentang dampak kegiatan pertambangan.
6
Masa mendatang akan disediakan jaringan Website Keluarga Fransiskan supaya bisa mendapat informasi tentang upaya berkelanjutan dalam mengatasi masalah lingkungan; keragamanan hayati, perubahan iklim, penggurunan, air dan sanitasi, pembangunan berkelanjutan, ekonomi hijau, dan kelaparan dan makanan kedaulatan. Majelis Umum IFC - TOR Konferensi Fransiskan Intrenasional Ordo Ketiga Regular (IFC-TOR) mengadakan pertemuan tanggal 25 -30 April 25-30, 2013 di Assisi. Sr. M. Magdalena dan Sr. M. Cunera mewakili Kongregasi kita dalam Konferensi ini. Para peserta datang dari 25 negara untuk menghidupkan kembali komitmen mereka sebagai Fransiskan dan terlibat dalam percakapan tentang kemuridan yang radikal dan misi dalam dunia sekarang ini sebagai transformasi dan kehadiran kita menuntun umat dengan Kristus, seperti Fransiskus dan Klara lakukan. Konfrensi dimulai dengan pembukaan dengan acara doa ritual, diadakan di Basilika Santa Maria degli Angeli oleh Uskup Domenico Sorrentino, Uskup dari Assisi. Presentasi memberi inspirasi selama Majelis yang berbasis pada tema: berakar dalam Kristus, berkobar-kobar dengan Roh dan pergilah... mentransformasi dunia. Mereka menggali cara-cara baru Aturan Ordo Ketiga Regular dari sudut pandang ajaran Injil dan Roh dalam terang Alkitab, Fransiskan dan Anthropologi. Sebagai Fransiskan kita berusaha untuk memperdalam dan memperkuat hubungan kita satu sama lain tetapi kita juga ditantang melalui Kongregasi masing-masing untuk memberikan kontribusi dalam mentransformasi dunia. Setelah setiap presentasi ada kesempatan untuk merefleksikan bahan presentasi ke dalam kelompok lima bahasa yakni: bahasa Inggris (49 orang), Perancis (12 orang), Jerman (17 orang), Italia (13 orang) dan Spanyol/Portugis (28 orang). Setaip kelompok ada fasilitator berperan memandu kelompok untuk merenungkan pertanyaan berdasarkan presentasi yang disajikan, dan menyampaikan hasil diskusi ke sidang pleno dan membantu kelompok dalam mengidentifikasi wawasan penting yang mengarah pada pernyataan final dan rekomendasi untuk dewan berikut. Sr. M. Magdalena sebagai fasilitator kelompok bahasa Jerman dan Sr. Cunera bergabung dengan grup bahasa Inggris. Para peserta dengan sukacita memperkaya diri mereka secara timbal bailk dan setiap orang merasa tertantang menjadi nabi dalam perbuatan, menghidupi Injil antar-budaya dan menjangkau orang-orang yang terpinggirkan dalam masyarakat dan Gereja dalam dunia sekarang ini. Pada hari terakhir terpilih Dewan yang baru untuk periode tahun 2013-2017. Sr. Deborah Lock-wood, USA, sebagai Presiden; Sr. Celestine Giertych,USA/Polandia dan Sr. Klara Simunovic, Kroasia sebagai Dewan, tinggal atau dekat Roma; Sr. Maria do Livramento Melo De Oliveira, USA/Brazil, Sr. Sinclair, India dan Sr. Marianne Jungbluth, Belgia sebagai Dewan, tinggal di luar Roma. Pertemuan ditutup dengan misa pelantikan Dewan baru dan dilanjutkan dengan ucapan syukur kepada Dewan lama dan Dewan baru terpilih. Dalam pernyataan poin terakhir dalam Sidang Umum dikatakan "Jadi, mari kita pergi... mari kita mulai". Dewan Pleno UISG Siding Pleno Ikatan Pemimpin Umum Internasional (UISG) diadakan tanggal 3-7 Mei 2013, dan dibuka oleh Sr. Mary Lou sebagai Presiden dari UISG. Pertemuan, diadakan setiap 3 tahun, lebih kurang 800 Pemimpin Umum dari 76 negara. Tema Pertemuan adalah Tidaklah demikian di antara kamu (Mat 20: 26): Pelayanan Pemimpin menurut
7
Injil. Pemimpin dalam Injil berbeda dari mereka yang menjadi penguasa terhadap otoritas mereka terhadap orang lain. Presentasi dalam pertemuan membuka tema dari berbagai aspek selama beberapa hari bersama-sama. Pemimpin Religius pertama bercermin dari sudut pandang sesudah Konsili Vatikan ke-II. Hal ini diikuti dengan melihat bagaimana otoritas menurut Alkitab, yaitu, bahwa otoritas cinta dalam pelayanan, menempatkan diri untuk melayani orang lain. Pemimpin Religius kemudian bercermin berdasarkan aspek sosial dan psikologis, sebagai "rahmat pendampingan". Presentasi terakhir memandang pelaksanaan otoritas dalam komunitas yang matang. Semua bahan presentasi memberikan refleksi yang kaya untuk dibahas dan bahan dialog. Audiensi dengan Bapa Suci Hari Rabu pagi setelah Sidang Pleno UISG, para peserta sidang merasa beruntung karena ada kesempatan untuk audiensi pribadi dengan Paus Fransiskus di gedung Aula Paus Paulus VI, sebelum Paus Fransiskus mengadakan audiensi umum di lapangan St. Petrus. Pertemuan ini penting karena belum pernah terjadi sebelumnya. Kardinal Joᾶo Aviz dari Kongregasi Suci untuk kaum Religius menyampaikan pesan dengan memperkenalkan para Pemimpin Umum dan Paus Fransiskus menyampaikan refleksinya. Setelah pesan dari Paus, Sr. Mary Lou, sebagai Presiden UISG, bersama Dewan Eksekutif UISG ada kesempatan untuk menyalam Paus Fransiskus secara pribadi. Bagi para Pemimpin Umum audiensi ini merupakan suatu yang istimewa bagi mereka. Presiden UISG Pada tanggal 9-10 Mei para utusan terpilih dari berbagai konstelasi UISG di seluruh dunia, datang bersama-sama untuk menghadiri pertemuan dalam menangani bisnis dan memilih Presiden baru serta Dewan Eksekutif UISG. Sr. Mary Lou sudah menyelesaikan jabatannya sebagai Presiden UISG selama 3 tahun, Presiden yang baru terpilih Sr. Carmen Sammut, Suster Missionaris Perawan Maria dari Afrika. Sr. Mary Lou berterima kasih atas kesempatan menjabat sebagai Presiden UISG selama 3 tahun, dan sekaligus mewakili Kongregasi dalam peran ini. Informasi tentang kegiatan-kegiatan mendatang: Tangga 14-17 Juni Seminar di Malawi. Sr. Sheila tidak sabar lagi untuk memfasilitasi pengalaman ini. Tujuan dari seminar ini adalah: untuk mengeksplorasi tujuan para guru yang berkarya di SD dan TK di sekolah St. Fransiskus. Para guru dan siswa memiliki keberanian berfokus pada keaslian gaya hidup di sekolah, di rumah dan di komunitas kita. Setiap hari seminar akan dimulai dengan PowerPoint disiapkan oleh guru-guru menampilkan semua apa yang telah mereka buat untuk mewujudkan tujuan ini. Melalui cerita dan sharing pengalaman, para peserta diharapakan supaya semakin memahami tentang bagaimana mereka dapat melanjutkan pekerjaan ini bersama-sama. Para guru juga akan mempertimbangkan cara mereka dapat membantu para siswa semakin sadar akan pentingnya sikap dan perilaku konsisten. Perhatian dari seminar ini akan berfokus pada bidang keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan. Sr. Mary Lou, Sr. Magdalena dan Sr. Cunera mengadakan kunjungan ke Romania dari tanggal 1-8 Juni, 2013 Sr. Susan Hooks, OSB kembali ke biaranya di Ferdinand/Indiana, USA pada tanggal 1 Augustus, 2013. Sr. Susan telah menjadi bagian dari komunitas Generalat. Dewan Pleno tanggal 22-28 September, 2013 di Roma
8