JSIKA Vol. 4, No. 2. September 2015
ISSN 2338-137X
RANCANG BANGUN APLIKASI APOTEK (Studi Kasus: Apotek Ashara Husada Sidoarjo) Nicko Happy Atmaja 1) Dewiyani Sunarto 2)Ayuningtyas 3) Program Studi/Jurusan Sistem Informasi Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya Jl. Raya Kedung Baruk 98 Surabaya, 60298 Email : 1)
[email protected], 2)
[email protected], 3)
[email protected]
Abstract
Ashara Husada pharmacy in cooperation with health foundation of PT .Telkom Indonesia. This health foundation formed to serve needs of health for the employees, retired employees, and their families those residing in Sidoarjo and the surrounding areas. Ashara Husada Clinics and pharmacies are not only serve the employees, retired employees, and families, but also commit services for the public, which there are currently have difficulty processes to running it. The difficulty lies in the supply of medicines which are always in shortage supply, as well as the lack of information available me dicine stocks. The idea design of pharmacy application on ashara husada pharmacy are takes part to commit the transaction records, handle the shortages and overage of medicine stock, as well as displaying a graph of purchase, sale and rejection of medicine sales. With this pharmacy application, can assist the pharmacist in purchasing of medicines up to print the transaction report. After the trialled, the pharmacy application at ashara Husada pharmacy can record the medicine transaction. So this application can 1) records the medicine transactions, 2) handle the shortage and overage stock of medicines with ROP calculations, 3) Displaying a graph of sales, purchasing, stock and rejection of medicine sales. Keywords: Recording of Transactions ,Reorder Point (ROP), Pharmacy
Klinik
Husada
pada pegawai, pensiunan, dan keluarga PT.
terletak di Ruko Jati Kepuh Indah Blok C7, Jl.
Telkom Indonesia karena klinik dan apotek
Larangan, Sidoarjo. Apotek Ashara Husada
Ashara Husada memiliki kerja sama dengan
bekerja
dengan Yayasan Kesehatan
Yayasan Kesehatan (YAKES) PT. Telkom
(YAKES) PT. Telkom Indonesia. Yayasan
Indonesia. Permasalahan timbul ketika apoteker
Kesehatan ini merupakan yayasan yang dibentuk
saat akan melakukan penjualan tetapi obat yang
untuk melayani pemenuhan kebutuhan kesehatan
akan dibeli pasien tidak tersedia atau kehabisan
bagi pegawai, pensiunan, serta keluarga yang
stok, maka pasien harus melakukan pemesanan
menjadi
obat. Hal ini disebabkan oleh stok obat selalu
sama
dan
tanggungan
apotek
Ashara
pegawai PT.
Telkom
Indonesia yang berdomisili di Sidoarjo dan
mengalami
kekurangan
sekitarnya. Klinik dan apotek Ashara Husada
mengakibatkan pasien harus menunggu 3 hari
tidak hanya melayani pegawai, pensiunan, dan
untuk
keluarga PT. Telkom Indonesia saja, namun juga
pengadaan
melakukan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
menentukan jumlah pembelian setiap obat, serta
umum.
tidak adanya catatan baku mengenai jumlah obat
obat tersedia obat
stok
kembali, pada
apoteker
tidak
sehingga proses mampu
yang dibeli dan yang terjual. Bila hal tersebut Prosedur pada apotek Ashara Husada dalam penjualan obat mengutamakan pelayanan JSIKA Vol . 4, No. 2, September 2015, ISSN 2338-137X
tidak diambil tindakan maka beresiko kepada berkurangnya kepercayaan masyarakat kepada Page 1
JSIKA Vol. 4, No. 2. September 2015 apotek bahwa
ISSN 2338-137X
apotek dinilai tidak mampu
Dalam pencatatan seluruh data transaksi
menyediakan pelayanan kesehatan masyarakat
pembelian obat, pembelian obat, dan pesanan
serta pemutusan kerja sama denga pihak yayasan
obat pasien YAKES dilakukan secara manual dan
kesehatan PT. Telkom. Bila obat tidak tersedia
menggunakan
maka pihak apotek akan mencatat obat tersebut
rawan
dan berusaha melakukan pembelian obat dengan
pencatatan yang demikian, keakuratan data
segera untuk pasien pegawai, pensiunan dan
sangat diragukan karena sulitnya melakukan
keluarga PT. Telkom dengan jumlah penolakan
pengecekan transaksi penjualan obat, pembelian
rata-rata 5% dari transaksi penjualan setiap bulan.
obat, pesanan obat, retur obat, dan penanganan
Namun
obat
untuk
masyarakat
umum,
dalam
dokumen
konvensional
rusak dan hilang.
kadaluarsa
pasien
Dengan metode
YAKES
dokumen-dokumen
obat tidak tersedia maka pasien umum dapat
dokumen yang sebelumnya adalah berupa tabel
membeli di apotek lain.
Sedangkan untuk
excel, buku, catatan kecil untuk persediaan obat.
penolakan layanan penjualan obat bagi pasien
Akibatnya tidak dapat diketahui apabila ada
umum hanya dilakukan secara lisan tanpa ada
transaksi yang tidak tercatat atau stok obat yang
catatan apapun.
tidak diketahui jumlahnya akibat tidak akuratnya
apotek akan menerima obat dan menanyakan alasan obat tersebut dikembalikan. Biasanya pasien
mengembalikan
obat
karena
pasien
ada.
dengan
penjualan obat kurang diprioritaskan karena bila
Pada proses retur obat dari pasien, pihak
yang
yang
Dokumen-
dokumen-dokumen tersebut. Sehingga pelayanan terhadap penyediaan obat menjadi menurun. Bila kondisi ini dibiarkan, dapat berakibat pihak PT. Telkom akan mencabut kerja sama dengan pihak klinik dan apotek tersebut.
tersebut mengalami alergi terhadap pemakaian obat tertentu dan pihak apotek memberikan
Pada
penelitian
sebelumnya
yang
catatan tertentu terhadap pasien tersebut, tetapi
dilakukan oleh Ontowiryo (2012) pada klinik
pihak apotek tidak memberikan ganti rugi obat
Ashara Husada membahas tentang pendapatan
yang diretur oleh pasien.
klinik
Ashara
Husada
meliputi
pelayanan
kesehatan seperti pemeriksaan pasien, pelayanan Pihak
apotek
dalam
melakukan
pembelian memastikan obat yang dibeli memiliki tanggal kadaluarsa lebih dari 1 tahun. Jika pada saat memesan obat ke pihak suplier dan obat yang dipesan apotek memiliki tanggal kadaluarsa kurang dari 1 tahun, maka suplier tersebut akan menginformasikan bahwa obat tersebut akan kadaluarsa dan pihak apotek tidak memesan obat tersebut kepada suplier tersebut dan memesan obat ke suplier lain. JSIKA Vol . 4, No. 2, September 2015, ISSN 2338-137X
laboratorium, dan transaksi penjualan obat. Penelitian tersebut bertujuan untuk membantu pihak klinik untuk mencatat transaksi pelayanan kesehatan
guna
menghasilkan
rekap klaim
pelayanan kesehatan yang akan diberikan kepada YAKES PT. Telkom, serta rekap transaksi pelayanan kesehatan pasien umum. Sedangkan pada penelitian ini hanya membahas transaksi penjualan,
pembelian
obat,
retur
obat, Page 2
JSIKA Vol. 4, No. 2. September 2015
ISSN 2338-137X
penanganan kadaluarsa obat dan penolakan
Proses planning merupakan lanjutan dari
pelayanan penjualan obat.
proses communication (analysis requirement). Tahapan
Untuk mengatasi permasalahan pada apotek Ashara
Husada
diperlukan sebuah aplikasi
pencatatan transaksi penjualan dan pembelian obat yang dapat membantu bagian apoteker
ini menggambarkan tugas-tugas
teknis yang dilakukan, sumber daya yang dibutuhkan, produk yang harus dihasilkan, dan jadwal-jadwal kerja termasuk rencana yang akan dilakukan.
dalam melaksanakan tugasnya untuk melakukan pencatatan transaksi penjualan, pembelian obat,
3. Modeling (pemodelan)
retur obat dan penanganan kadaluarsa obat guna
Proses modeling ini akan menerjemahkan
menghasilkan laporan pelayanan transaksi pasien
syarat kebutuhan-kebutuhan menjadi sebuah
YAKES PT. Telkom Indonesia dan pasien
perancangan software yang dapat diperkirakan
umum.
sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada rancangan struktural data, arsitektur
METODE
software, representasi interface, dan detail
Tahapan SDLC
(algoritma) prosedural. Pada aplikasi apotek Kebutuhan
perangkat
lunak
dapat
ini menggunakan perhitungan Reorder Point
diartikan sebagai properti yang harus dipamerkan
System(ROP). Dalam sistem ROP setiap pusat
dalam rangka memecahkan beberapa masalah di
distribusi pada tingkat lebih rendah (store or
dunia nyata (Alfarisyi, 2014). Model incremental
branch warehouse) meramalkan permintaan
melakukan pendekatan secara sistematis dan urut
untuk produk guna melayani pelanggannya,
mulai dari level kebutuhan sistem perangkat
kemudian memesan dari pusat distribusi pada
lunak yaitu tahap communication, planning,
tingkat lebih tinggi (main warehouse) apabila
modeling, construction dan deployment Berikut
kuantitas dalam stok pada pusat distribusi
ini adalah penjelasan dari tahap-tahap yang
yang lebih rendah (branch warehouse)
dilakukan di dalam model waterfall:
mencapai ROP
1. Communication (komunikasi)
diterapkan untuk setiap stockkeeping unit
(Gaspersz, 2004).
ROP
(sku) sebagai ramalan permintaan selama Langkah ini merupakan analisis terhadap
waktu tunggu pengisian (panjang waktu
kebutuhan
tunggu untuk resupply dari wholesale, atau
mengadakan melakukan
software,
dan
pengumpulan pertemuan
tahap data
dengan
untuk dengan
customer,
area
atau
pengaman).
warehouse ROP
dan
ditambah stok
stok
pengaman
maupun mengumpulkan data-data tambahan
ditentukan secara konvensional. Sistem ini
baik yang ada di jurnal, artikel, maupun dari
dapat menghasilkan permintaan yang sangat
internet.
bervariasi di pusat distribusi pada tingkat yang
2. Planning (perencanaan) JSIKA Vol . 4, No. 2, September 2015, ISSN 2338-137X
lebih tinggi (central warehouse) karena hanya Page 3
JSIKA Vol. 4, No. 2. September 2015
ISSN 2338-137X
memiliki interaksi yang kecil atau sedikit di
buah, maka
antara
Cardivask sebagai berikut
branch
warehouse,
warehouse
sehingga
dan central
membutuhkan stok
pengaman yang relative besar pada central
perhitungan ROP
DLT = total permintaan – persediaan
warehouse di samping stok pengaman pada
= 450 – 390 = 60 Tablet
branch warehouse.
SS = 20 Tablet
Pada proses pengadaan obat terdapat perhitungan ReOrder Point(ROP) yang berguna untuk menentukan pada jumlah berapa obat harus melakukan
pengadaan kembali.
Gambar
untuk obat
ROP = DLT + SS (10) ROP = 60 tablet + 20 tablet ROP = 80 tablet
di
bawah ini merupakan flowchart perhitungan dari ROP.
4. Construction (konstruksi) Construction merupakan proses membuat
mulai
- Int ROP, DLT, SS, inventori
kode. Coding atau pengkodean merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Programmer akan
DLT
menerjemahkan transaksi yang diminta oleh user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan ROP = DLT + SS
secara ROP
nyata
dalam
mengerjakan suatu
software, artinya penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah
selesai
Gambar 1 Gambar Flowchart Perhitungan ReOrder Point ROP = DLT + SS ROP = Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point) DLT = Permintaan Selama Waktu Tunggu (Demand During Lead Time ) SS = Stok Pengaman (Safety Stock ) Untuk contoh perhitungan dari metode ROP ini kita mengambil contoh data pembelian dan penjualan obat pada bulan Maret 2014. Misalnya kita akan menghitung obat Cardivask. Pada data persediaan terdapat 390 tablet obat namun terdapat permintaan obat sampai 450 sehingga permintaan yang belum tercukupi sebanyak 60
pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap perangkat lunak yang telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap perangkat lunak tersebut untuk kemudian bisa diperbaiki. 5. Deplyoment (pengoperasian) Tahapan ini bisa dikatakan akhir dalam pembuatan sebuah software atau sistem. Setelah
melakukan
analisis,
desain
dan
pengkodean maka sistem perangkat lunak yang sudah jadi akan digunakan oleh user. Kemudian software yang telah dibuat harus dilakukan pemeliharaan secara berkala.
tablet dan diketahui stok pengaman sebanyak 20 JSIKA Vol . 4, No. 2, September 2015, ISSN 2338-137X
Page 4
JSIKA Vol. 4, No. 2. September 2015 Analisis Dan Perancangan Sistem
ISSN 2338-137X
Pembelian Obat Apotek
Aliran Sistem Proses Pembelian Obat Pada aliran system proses pembelian obat
Supplier
Mulai
Data penolakan Transaksi penjualan
Data obat
Penjualan Obat
proses diawali dengan sistem terlebih dahulu
Pesanan obat
Hitung ROP
ROP
membaca data dari tabel data obat, data Pilih obat yang akan dibeli
Simpan ROP
penolakan transaksi penjualan, penjualan obat,
Simpan ROP Jumlah pengadaan
dan pemesanan obat untuk menentukan ReOrder
ROP Simpan Surat Pemesanan Obat
System(ROP) di mana ROP ini berfungsi untuk
Data pembelian obat
Cetak Surat Pemesanan Obat
menentukan jumlah obat yang harus melakukan
Surat Pemesanan Obat
pembelian kembali. Setelah ROP diperoleh maka
Surat Pemesanan Obat
Obat
akan muncul obat apa saja yang harus dilakukan
Melakukan pembayaran
Tidak
Kadaluarsa?
Menyerahkan obat
Pembayaran
pembelian, memasukkan jumlah obat yang akan
Data pembelian obat
dipesan yang kemudian data tersebut disimpan ke
Simpan transaksi pengadaan obat
Transaksi pembelian
dalam tabel penjualan obat. Setelah itu pihak
Membuat bukti pembayaran
Bukti pembayaran Obat
Data obat
Perbarui data obat
apoteker mencetak surat pemesanan obat dan
Update stok obat
kemudian memberikan kepada pihak supplier.
Data obat
Setelah supplier menerima surat pemesanan obat, supplier melakukan pengecekan apakah obat yang dipesan mendekati kadaluarsa obat atau
Ya
Selesai
Gambar 3 Aliran Sistem Proses Pembelian Obat Aliran Sistem Proses Penjualan Obat
tidak, bila telah mendekati kadaluarsa maka Pada aliran sistem proses penjualan obat
supplier memberikan informasi bahwa obat yang dipesan akan kadaluarsa dan apoteker dapat memesan obat ke supplier lain. Jika tidak, supplier
memberikan
obat
dan
apoteker
melakukan pembayaran. Kemudian apoteker menyimpan transaksi pembelian obat tersebut pada
tabel transaksi pembelian.
Kemudian
apoteker memperbarui data obat pada tabel stok obat.
proses
diawali dengan
proses
pengecekan
persediaan obat, jika obat tersedia apakah pasien merupakan pasien pegawai, pensiunan atau termasuk keluarga PT. Telkom atau pasien umum. Jika termasuk pasien pegawai PT. Telkom maka apoteker langsung menyimpan data penjualan pasien PT. Telkom. Jika pasien umum, apoteker menghitung total harga yang dibayar oleh pasien yang kemudian menyimpan data penjualan tersebut ke dalam tabel transaksi penjualan. Jika obat tidak tersedia, maka pasien dapat memesan obat tersebut. Ketidaktersediaan obat dikarenakan obat yang dipesan biasanya tidak terdaftar pada Daftar Obat Telkom, sehingga pasien harus memesan terlebih dahulu.
JSIKA Vol . 4, No. 2, September 2015, ISSN 2338-137X
Page 5
JSIKA Vol. 4, No. 2. September 2015
ISSN 2338-137X
Jika pasien bersedia memesan dan menunggu
Penolakan Penjualan Obat
obat, maka apoteker memasukkan data obat dan
Apotek
data pasien dan menyimpan data tersebut ke dalam
tabel
pemesanan
obat.
Mulai
Resep
Kemudian
1
mencetak data tersebut yang kemudian diberikan kepada
pasien.
Bila
Pasien
Resep
pasien tidak bersedia Resep
memesan dan menunggu obat maka pasien dapat Simpan data obat yang tidak terlayani
membeli obat pada apotek lain, namun apoteker akan mencatat penolakan penjualan obat pada
Data penolakan transaksi penjualan
Resep
Resep
proses penolakan penjualan obat. Selesai
Gambar 5 Aliran Sistem Proses Penolakan Penjualan Obat. Aliran Sistem Proses Menampilkan Obat Kadaluarsa Pada aliran sistem proses menampilkan obat
Penjualan Obat Pasien
Apotek Mulai
2
Resep
Data Obat
Cek persediaan
kadaluarsa ini sistem akan membaca tabel
Pasien
Tersedia? Tidak
Tidak Tidak
transaksi pembelian, stok obat yang kemudian
1
sistem akan melakukan pengecekan tanggal
Ya
Pegawai Telkom
Ya
Menunggu
Ya
Hitung Total Obat
Simpan Transaksi Penjualan
Data Obat
Data obat Total pembayaran
Transaksi Penjualan
kadaluarsa obat. Kemudian data obat yang
pasien
Pembayaran Transaksi Penjualan
Cetak Nota Penjualan Obat
Nota Penjualan Obat
kadaluarsa akan muncul.
Simpan pesanan obat
Pesanan obat 1
Nota Penjualan Obat
Kadaluarsa
Copy resep Cetak Pesanan Obat
Apotek
Pesanan obat Pesanan obat
Mulai Selesai
1
Transaksi Pembelian
Data Obat
Gambar 4 Aliran Sistem Proses Penjualan Obat Cek tanggal kadaluarsa Tidak
Aliran Sistem Proses Penolakan Penjualan Obat
Kadaluarsa?
Ya
Pada proses aliran sistem ini merupakan lanjutan dari aliran sistem penjualan obat. Proses ini diawali dengan proses memasukkan data obat
Data obat kadaluarsa
cetak
Obat kadaluarsa
yang terdapat pada resep dan menyimpan data Selesai
tersebut
pada
tabel
penolakan
transaksi
penjualan. Kemudian resep diberikan kembali kepada pasien.
JSIKA Vol . 4, No. 2, September 2015, ISSN 2338-137X
Gambar 6 Aliran Sistem Proses Menampilkan Obat Kadaluarsa
Page 6
JSIKA Vol. 4, No. 2. September 2015 Aliran Sistem Proses Retur Obat Pada aliran sistem proses retur obat, pasien
ISSN 2338-137X
Menampilkan Data Apotek Mulai
memberikan obat yang diretur. Setelah itu
Data obat Transaksi penjualan
apoteker memasukkan data obat yang diretur,
Pilih Menu
Data Penolakan Transaksi penjualan
kemudian sistem menampilkan data transaksi
Menampilkan Data
Pesanan obat
penjualan, kemudian apoteker memasukkan data keluhan obat pasien ke dalam tabel pasien dan
Data Obat yang terjual
Data Obat yang terpenuhi dan tidak perbulan
disimpan. Obat yang diterima apoteker selanjutna akan disimpan namun tidak dijual kembali dan
Data Obat yang sering dicari perbulan
Stok obat
Cetak data
Data Obat yang terjual
Data Obat yang terpenuhi dan tidak
Data Obat yang sering sering dicari
Stok obat
biasanya untuk dihancurkan atau dikembalikan Selesai
kepada supplier.
Gambar 8 Aliran Sistem Proses Menampilkan Data
Retur obat Pasien
Apotek
Mulai
Data Obat Obat Obat retur
pasien
Tampilkan data
Transaksi Penjualan
Penjualan Obat
Tampilkan Form Retur Obat
Form Retur Obat
Keterangan Keluhan obat
Simpan data
Transaksi penjualan? Ya
2
Retur obat
Obat
Tidak Selesai
Gambar 7 Aliran Sistem Proses Retur Obat Aliran Sistem Proses Menampilkan Data Pada
aliran
proses
menampilkan
data,
apoteker memilih menu terlebih dahulu untuk menampilkan data yang ingin ditampilkan, data yang ditampilkan tersebut dapat dicetak. Berikut gambar aliran sistem proses menampilkan data. Gambar 9 Context Diagram
JSIKA Vol . 4, No. 2, September 2015, ISSN 2338-137X
Page 7
JSIKA Vol. 4, No. 2. September 2015
ISSN 2338-137X
butir obat dengan menggunakan perhitungan Model Data Konseptual
ROP. Sistem menangani kekurangan obat dengan menampilkan warning dan bila menekan button
rop rop_id
Serial <M> periode Date <M> ss Integer total_permintaan Integer stok Integer rop Integer rop_pk
bentuk_obat bentuk_obat_id Serial <M> bentuk Variable characters (100) <M> bentuk_obat_pk
apoteker_id Serial <M> nik Variable characters (25) <M> nama Variable characters (255) <M> no_ktp Variable characters (20) <M> hire_date Date apoteker_pk
penggunaan obat perhitungan rop obat
user
user adalah karyawan
user_id Serial <M> username Variable characters (255) <M> password Variable characters (255) <M> user_pk
obat obat_id Serial <M> noreg Variable characters (25) <M> nama Variable characters (100) <M> tanggal_kadaluarsa Date stok_total Integer obat_pk
penolakan penolakan_id Serial <M> no_penolakan Integer <M> tanggal_penolakan Date & Time penolakan_pk
OK pada warning tersebut maka akan langsung
apoteker
obat apa saja yang diretur
menjual
muncul form pemesanan. Hasil uji coba dapat dilihat pada gambar 13 dan 14.
melakukan pembelian melakukan pemesanan obat
penjualan yang tertolak
retur retur_id Serial <M> no_retur Variable characters (25) <M> tanggal_retur Date & Time <M> retur_pk
penjualan yang diretur penjualan penjualan_id Serial <M> no_penjualan Variable characters (25) <M> tanggal_penjualan Date & Time <M> penjualan_pk
pengadaan ada yang dari pemesanan ada yang tidak pembelian
pesanan pesanan_id Serial <M> no_pesanan Variable characters (25) <M> tanggal_pesanan Date & Time <M> pesanan_pk
pembelian_id Serial <M> no_pembelian Variable characters (25) <M> tanggal_pembelian Date & Time <M> pembelian_pk
Memesan_Obat
pasien
penjualan obat ke pasien
pasien_id Serial <M> kode Variable characters (50) nama Variable characters (255) <M> no_ktp Variable characters (20) <M> pasien_pk
retur obat oleh pasien
jenis pasien jenis_pasien jenis_pasien_id Serial <M> jenis_pasien Variable characters (50) <M> jenis_pasien_pk
Gambar 11 ERD CDM
Gambar 13 Gambar Hasil Uji Coba Penanganan Stok Dengan Menggunakan Perhitungan ROP (1)
apoteker apoteker_id integer nik varchar(25) nama varchar(255) no_ktp varchar(20) hire_date date
rop rop_id
integer
obat_id
integer
bentuk_obat bentuk_obat_id integer bentuk varchar(100)
periode date ss integer total_permintaan integer stok integer rop integer
FK_ROP_PERHITUNG_OBAT
FK_USER_USER_ADAL_APOTEKER
FK_OBAT_PENGGUNAA_BENTUK_O
apoteker_id
integer
username varchar(255) password varchar(255)
obat
FK_OBAT_MENJUAL_PENJUALA
user user_id integer
obat_id
integer
bentuk_obat_id penjualan_id
integer integer
FK_PEMBELIA_MELAKUKAN_OBAT
noreg varchar(25) nama varchar(100) tanggal_kadaluarsa date stok_total integer
FK_RETUR_OBAT_APA__OBAT
FK_RETUR_PENJUALAN_PENJUALA
FK_PESANAN_MELAKUKAN_OBAT penjualan penjualan_id
integer
pas_pasien_id
integer
retur retur_id integer pas_pasien_id integer pen_penjualan_id integer obat_id integer no_retur varchar(25) tanggal_retur timestamp
no_penjualan varchar(25) tanggal_penjualan timestamp
FK_PENOLAKA_PENJUALAN_PENJUALA
penolakan_id penjualan_id
penolakan integer
integer
pesanan pesanan_id integer obat_id integer pas_pasien_id integer no_pesanan varchar(25) tanggal_pesanan timestamp
FK_PEMBELIA_PENGADAAN_PESANAN
pembelian pembelian_id integer pes_pesanan_id integer obat_id integer no_pembelian varchar(25) tanggal_pembelian timestamp
FK_PESANAN_MEMESAN_O_PASIEN
no_penolakan integer tanggal_penolakan timestamp
pasien pasien_id
integer
jen_jenis_pasien_id integer
FK_PENJUALA_PENJUALAN_PASIEN
kode nama no_ktp
varchar(50) varchar(255) varchar(20)
FK_RETUR_RETUR_OBA_PASIEN
FK_PASIEN_JENIS_PAS_JENIS_PA
jenis_pasien jenis_pasien_id integer jenis_pasien varchar(50)
Gambar 12 ERD PDM
Gambar 14 Gambar Hasil Uji Coba Penanganan Stok Dengan Menggunakan Perhitungan ROP (2) Untuk
selanjutnya
adalah
grafik
yang
berfungsi untuk menampilkan data transaksi yang telah disimpan pada database yang telah dibuat. Berikut gambar grafik pada aplikasi apotek ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada uji coba menunjukkan bahwa sistem dapat menangani kekurangan stok obat ketika obat telah mencapai di bawah stok aman yaitu 20 JSIKA Vol . 4, No. 2, September 2015, ISSN 2338-137X
Page 8
JSIKA Vol. 4, No. 2. September 2015
ISSN 2338-137X
Gambar 15 Gambar Tampilan Grafik Aplikasi Apotek. KESIMPULAN Sesudah melakukan analisis, perancangan, uji coba dan evaluasi sistem, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Aplikasi yang dibuat mampu mengurangi jumlah penolakan penjualan obat. 2. Aplikasi
yang
dibuat
mampu
memberikan informasi pembelian obat, penjualan obat, stok obat dan penolakan transaksi penjualan obat. 3. Aplikasi
yang
menampilkan
grafik
dibuat
mampu
dari
transaksi
penjualan obat, pembelian obat, stok obat dan penolakan penjualan obat. DAFTAR PUSTAKA Gaspersz, V. (2004). Production Plan & Inventory Control. Jakarta: Gramedia
JSIKA Vol . 4, No. 2, September 2015, ISSN 2338-137X
Page 9