Journal of Islamic Education Management ISSN: 2461-0674
80
KETEPATAN PENYUSUNAN KURIKULUM PRODI MPI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN RADEN FATAH DIKAITKAN DENGAN KKNI, SN-DIKTI, DAN PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2014
Nyayu Khodijah, Febriyanti Saiful Annur & Najib Haitami Prodi MPI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Email:
[email protected]
Abstrak: Kurikulum memiliki posisi dan pengaruh strategis dalam keseluruhan proses dan hasil pendidikan. Setiap program studi wajib menyusun deskripsi capaian pembelajaran minimal mengacu pada KKNI bidang pendidikan tinggi sesuai dengan jenjang. Penelitian ini menggunakan model evaluasi kurikulum Countenance. Analisis data dilakukan secara kualitatif berupa analisis naratif kualitatif dari dokumen dan hasil wawancara. Adapun hasil dari penelitian, yakni; (a) cakupan komponen dalam dokumen kurikulum, dokumen kurikulum prodi MPI belum memenuhi cakupan komponen minimal yang ditetapkan oleh DIKTI. (b) rumusan profil lulusan dalam dokumen kurikulum prodi MPI, baik pada proses maupun hasil, sama-sama belum sepenuhnya sesuai standar. (c) rumusan capaian pembelajaran dalam dokumen kurikulum prodi MPI, baik pada proses maupun hasil, sama-sama belum sepenuhnya sesuai standar. (d) sebaran mata kuliah dalam struktur kurikulum prodi MPI belum sepenuhnya memenuhi standar. Kata Kunci: Ketepatan, Penyusunan Kurikulum Abstract: The curriculum has a strategic position and influence in the whole process and outcomes of education. Each program of study required to formulate a minimal learning outcomes description refers KKNI higher education in accordance with the level. This study uses a model curriculum evaluation Countenance. The data were analyzed qualitatively in the form of qualitative narrative analysis of documents and interviews. The results of the study, namely; (A) the coverage of document components in the curriculum, a curriculum document Prodi MPI components do not meet the minimum coverage specified by the Higher Education. (B) the formulation of graduate profiles in curriculum documents Prodi MPI, both on process and outcome, both not fully meet standards. (C) the formulation of learning outcomes in the curriculum document Prodi MPI, both on process and outcome, both not fully meet standards. (D) the distribution of subjects in the curriculum structure Prodi MPI has not fully meet the standards. Keywords: Accuracy, Curriculum Development
strategis dalam keseluruhan proses
Pendahuluan Harus diakui bahwa kurikulum memiliki
posisi
dan
pengaruh
dan
hasil
pendidikan.
Bahkan,
kebanyakan pakar kurikulum sepakat
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
Juni 2016, Vol. 2 No. 1, pp 80- 100
81
menempatkan kurikulum di posisi
kompetensi yang dapat menyanding-
sentral dalam proses pendidikan.
kan,
Bahkan
ada
menyetarakan,
dan
meng-
yang
menyatakan
integrasikan antara bidang pendidikan
kurikulum
sebagai
jantungnya
dan bidang pelatihan kerja serta
pendidikan.
Kurikulum
memiliki
pengalaman
kerja
dalam
peran yang sangat strategis, karena
pemberian
kurikulum menghubungkan idealisme
kerja sesuai dengan struktur pekerjaan
pendidikan dengan kenyataan/praktik
di berbagai sektor. Dengan demikian,
pendidikan.
berfungsi
KKNI merupakan perwujudan mutu
sebagai alat dan sekaligus sebagai
dan jati diri Bangsa Indonesia terkait
gambaran
praktik
dengan sistem pendidikan nasional
pendidikan harus dilaksanakan dan
dan pelatihan yang dimiliki negara
capaian yang diharapkan. Kurikulum
Indonesia.
juga
Kurikulum
seperti
berfungsi
pelaksanaan
apa
KKNI
memberikan
pedoman
parameter
pendidikan,
sehingga
kualifikasi dari jenjang 1 terendah
kurikulum
ukur
kompetensi
sebagai
hasil pendidikan sangat diwarnai oleh keberadaan
pengakuan
rangka
berupa
jenjang
sampai jenjang 9 tertinggi.
tersebut.
Sebagai
konsekuensi
dari
Kedudukan kurikulum yang penting
kebijakan KKNI, semua program
itu yang menyebabkan keberadaannya
studi di perguruan tinggi dituntut
selalu menjadi fokus utama dalam
untuk menyusun capaian pembelajar-
setiap
an
perubahan/perbaikan
sistem
pendidikan.
dengan
sebagai
menggunakan
tolok
ukurnya.
KKNI Dalam
Dalam rangka kesetaraan mutu
Permendikbud nomor 73 tahun 2013
serta kesepahaman tentang kualifikasi
tentang Penerapan KKNI Bidang
dari berbagai bidang pekerjaan dan
Pendidikan Tinggi pasal 10 ayat 4
profesi di era global, pada tahun 2012
dinyatakan bahwa “setiap program
pemerintah mengeluarkan Peraturan
studi
Presiden no 8 tahun 2012 tentang
capaian
Kerangka
mengacu
Kualifikasi
Nasional
wajib
menyusun
pembelajaran pada
bidang
pendidikan
kerangka
jenjang”. Pada ayat yang sama juga
kualifikasi
sesuai
minimal
Indonesia (KKNI). KKNI merupakan penjenjangan
tinggi
KKNI
deskripsi
dengan
Journal of Islamic Education Management
82
ISSN: 2461-0674
dinyatakan bahwa “setiap program
pengetahuan.
studi wajib menyusun kurikulum,
ketrampilan umum telah dirumuskan
melaksanakan,
secara rinci dan tercantum dalam
dan
mengevaluasi
Unsur
lampiran
KKNI bidang pendidikan tinggi”.
ketrampilan khusus dan pengetahuan
Kurikulum yang mengacu pada KKNI
harus
ini
program studi sejenis yang merupa-
sebagai
Kurikulum
sedangkan
dan
pelaksanaan kurikulum mengacu pada
disebut
SN,
sikap
dirumuskan
garis besar, K-DIKTI terdiri dari
Berdasarkan
rumusan
‘capaian
rumusan capaian pembelajaran, bahan
pembelajaran’
tersebut
kurikulum
kajian yang harus dikuasai, strategi
suatu program studi dapat disusun.
Dalam
KKNI
“kemampuan”
prodi
forum
kan
sistem penilaian ketercapaiannya.
lulusan
oleh
Pendidikan Tinggi (K-DIKTI). Secara
pembelajaran untuk mencapai, dan
ciri
unsur
tersebut.
Menyesuaikan dengan kebijakan
DIKTI
tersebut,
prodi
MPI
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
dirumuskan ke dalam istilah “capaian
telah
pembelajaran”, dimana kompetensi
Pendidikan Tinggi (K-DIKTI) yang
tercakup di dalamnya atau merupakan
berbasis KKNI. Namun kurikulum
bagian dari capaian pembelajaran.
yang disusun masih memuunculkan
Deskripsi
sejumlah pertanyaan terkait relevansi
capaian
pembelajaran
menyusun
dalam KKNI, mengandung empat
rumusan
unsur, yaitu unsur sikap dan tata nilai,
dengan KKNI dan Standar Nasional
unsur
Pendidikan
kemampuan
penguasaan
kerja,
keilmuan,
unsur
capaian
Kurikulum
Tinggi
pembelajaran
(SN-DIKTI).
dan unsur
Selain itu masih menjadi pertanyaan
kewenangan dan tanggung jawab.
apakah sebaran mata kuliah dalam
Rumusan
struktur kurikulum sudah relevan
capaian
pembelajar-an
tercakup dalam salah satu Standar
dengan
rumusan
capaian
Nasional Pendidikan Tinggi yaitu
pembelajaran yang telah dirumuskan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
serta apakah implementasi kurikulum
Dalam SN Dikti capaian pembelajar-
sudah sesuai harapan.
an terdiri dari unsur sikap, ketrampil-
Secara terminologi, kurikulum
an umum, ketrampilan khusus, dan
berarti suatu program pendidikan
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
Juni 2016, Vol. 2 No. 1, pp 80- 100
83
yang berisikan berbagai bahan ajar
dan tanggung jawab sekolah atau
dan
lembaga
pengalaman
diprogramkan,
belajar
yang
beserta
staf
dan
pengajarnya. Dalam Undang-Undang
dirancangkan secara sistematika atas
No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
dasar norma-norma
berlaku
Pendidikan Nasional dan Peraturan
dalam
Pemerintah RI No.19 tahun 2005
proses pembelajaran bagi pendidik
tentang Standar Nasional Pendidikan
untuk mencapai tujuan pendidikan
dijelaskan bahwa kurikulum adalah
2004:3).
seperangkat rencana dan pengaturan
dan
dijadikan
(Dakir,
direncanakan
pendidikan
yang
pedoman
Menurut
Suryosubroto (2002:13), kurikulum
mengenai tujuan, isi dan
bahan
adalah segala pengalaman pendidikan
pelajaran serta cara yang digunakan
yang diberikan oleh sekolah kepada
sebagai
seluruh anak didiknya, baik dilakukan
kegiatan
di dalam sekolah maupun di luar
mencapai tujuan pendidikan tertentu
sekolah.
(BSNP, 2008:6).
pedoman penyelenggaraan pembelajaran
untuk
Dari berbagai pengertian di atas
Menurut Nurgiantoro (1988:2), kurikulum adalah alat untuk mencapai
maka
tujuan tertentu dalam pendidikan.
kurikulum adalah seperangkat isi,
Kurikulum dan pendidikan adalah dua
bahan
hal yang sangat erat kaitannya, tidak
ditempuh sebagai pedoman penye-
dapat dipisahkan satu sama yang lain.
lenggaraan
Relasi
dan
untuk mencapai tujuan pendidikan.
kurikulum adalah relasi tujuan dan isi
Kurikulum memiliki lima komponen
pendidikan. Karena ada tujuan, maka
utama, yaitu: 1) tujuan; perumusan
harus ada alat yang sama untuk
tujuan kurikulum sangat terkait erat
mencapainya,
untuk
dengan filsafat yang melandasinya.
menempuh adalah kurikulum. Secara
Jika kurikulum yang dikembangkan
singkat menurut Nasution (1989:5),
menggunakan dasar filsafat klasik
kurikulum adalah suatu rencana yang
(perenialisme,
disusun untuk melancarkan proses
eksistensialisme)
belajar mengajar dibawah bimbingan
utamanya maka tujuan kurikulum
antara
pendidikan
dan
cara
dapat disimpulkan bahwa
ajar,
tujuan
kegiatan
yang
akan
pembelajaran
essensialisme, sebagai
pijakan
Journal of Islamic Education Management
84
ISSN: 2461-0674
lebih
banyak
diarahkan
pada
mengetengahkan
tentang
sekuens
pencapaian penguasaan materi dan
susunan materi pembelajaran, yaitu:
cenderung menekankan pada upaya
Sekuens kronologis; Sekuens kausal;
pengembangan aspek intelektual atau
Sekuens struktural; Sekuens logis dan
aspek kognitif. 2) materi; peng-
psikologis; Sekuens spiral; Sekuens
embangan kurikulum yang didasari
rangkaian
filsafat
berdasarkan
klasik
(perenialisme,
ke
belakang; hierarki
Sekuens
belajar.
essensialisme, eksistensialisme) peng-
strategi
uasaan materi pembelajaran menjadi
dalam penentuan tujuan dan materi
hal
pembelajaran,
yang
utama.
Untuk
materi
pembelajaran;
3)
perbedaan
tentu
memiliki
terhadap
penentuan
pembelajaran yang didasarkan pada
konsekuensi
filsafat progresivisme lebih mem-
strategi pembelajaran yang hendak
perhatikan tentang kebutuhan, minat,
dikembangkan. Apabila yang menjadi
dan kehidupan peserta didik. Untuk
tujuan dalam pembelajaran adalah
materi pembelajaran yang didasarkan
penguasaan informasi-intelektual –
pada
sebagaimana
yang
banyak
dikembangkan
oleh
kalangan
dikemas
filsafat
konstruktivisme,
sedemikian
rupa
dalam
bentuk tema-tema dan topik-topik
pendukung
yang diangkat dari masalah-masalah
rangka pewarisan budaya ataupun
sosial yang krusial, misalnya tentang
keabadian, maka strategi pembelajar-
ekonomi, sosial bahkan tentang alam.
an yang dikembangkan akan lebih
Sedangkan untuk materi pembelajar-
berpusat
an yang berlandaskan pada teknologi
pembelajaran yang berorientasi pada
pendidikan
guru tersebut mendapat reaksi dari
banyak
diambil
dari
disiplin ilmu, tetapi telah diramu
kalangan
sedemikian rupa dan diambil hal-hal
kalangan
yang
esensialnya
filsafat
kepada
klasik
guru.
progresivisme. progresivisme,
dalam
Strategi
Menurut yang
saja
untuk
seharusnya aktif dalam suatu proses
penguasaan
suatu
pembelajaran adalah peserta didik itu
kompetensi. Terlepas dari filsafat
sendiri. Pembelajaran yang berpusat
yang
pada peserta didik mendapat dukung-
mendukung
materi,
mendasari
pengembangan
Sukamadinata
(1997)
an dari kalangan rekonstruk-tivisme
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
Juni 2016, Vol. 2 No. 1, pp 80- 100
85
yang menekankan pentingnya proses
Brown,
evaluasi
pembelajaran
tindakan
atau
melalui
kelompok.
4)
merupakan
salah
evaluasi;
satu komponen
menentukan
proses
nilai
dari
untuk sesuatu.
Menurut John D. Mc. Neil dalam
pengertian
bukunya
evaluasi
kurikulum
diterjemahkan oleh Subandijah (1988:
memeriksa
223),
dimaksudkan tingkat
evaluasi
suatu
Dalam
kurikulum. terbatas,
dinamika
adalah
untuk
ketercapaian
tujuan-tujuan
“Curriculum”
evaluasi
kurikulum
upaya menjawab
dua
adalah
pertanyaan:
pendidikan yang ingin diwujudkan
(1)
melalui kurikulum yang bersangkut-
program pelajaran dan kegiatan yang
an. Sebagaimana dikemu-kakan oleh
direncanakan bila dikembangkan dan
Wright
“curriculum
disusun sungguh-sungguh menghasil-
evaluation may be defined as the
kan hasil yang dikehendaki? dan (2)
estimation of growth and progress of
Bagaimana
students toward objectives or values
dapat secara terbaik diperbaiki?
bahwa
:
Apakah
yang
kesempatan
pencapaian
belajar,
kurikulum
of the curriculum”. Kelima komponen
Menurut Hamalik (2001: 29-
tersebut memiliki keterkaitan yang
30), aspek-aspek yang perlu dinilai
erat dan tidak bisa dipisahkan. Untuk
bertitik tolak dari aspek-aspek tujuan
lebih jelasnya, di bawah ini akan
yang hendak dicapai, baik tujuan
diuraikan
kurikulum, tujuan pembelajaran dan
tentang
masing-masing
komponen tersebut.
tujuan belajar siswa. Setiap aspek
Istilah evaluasi berasal dari bahasa
Inggris,
Dalam
buku
Educational
yaitu
evaluation.
Essentials Evaluation
Of
karangan
yang
dinilai
berpangkal
komponen-komponen hendak tiap
dikembangkan,
komponen
itu
apa
pada yang
sedangkan mengandung
Edwin Wand dan Gerald W. Brown,
unsur-unsur pengetahuan, keterampil-
sebagaimana dikutip oleh Djamarah
an dan sikap serta nilai. Penetapan
dan Zain (2006), dikatakan bahwa
aspek yang dinilai mengacu pada
evaluation refer to the actor process
kriteria
to
yang
determining
the
value
of
something. Jadi, menurut Wand dan
keberhasilan pembelajaran telah
ditentukan
kurikulum tersebut.
dalam
Journal of Islamic Education Management
86
ISSN: 2461-0674
Dalam Nomor
Peraturan
8
Tahun
Kerangka
Presiden
2012
Kualifikasi
Indonesia
tentang Nasional
disebutkan
sistem pendidikan tinggi, utamanya pada kurikulum pendidikan tinggi. Akuntabilitas
penyusunan
bahwa
K‐DIKTI
dapat
Nasional
jawabkan
dengan
dipertanggung
Kerangka
Kualifikasi
Indonesia
(KKNI)
merupakan
sebagai tolok ukur dalam penyusunan
kerangka
penjenjangan
kualifikasi
Capaian Pembelajaran (CP). Secara
kompetensi yang dapat menyanding-
khusus kewajiban menyusun CP yang
kan,
menggunakan tolak ukur
menyetarakan,
dan
meng-
adanya
KKNI
jenjang
integrasikan antara bidang pendidikan
KKNI dinyatakan dalam Peraturan
dan bidang pelatihan kerja serta
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
pengalaman
rangka
Republik Indonesia Nomor 73 Tahun
kompetensi
2013 tentang Penerapan Kerangka
pemberian
kerja
dalam
pengakuan
kerja sesuai dengan struktur pekerjaan
Kualifikasi
di berbagai sektor.
Bidang Pendidikan Tinggi pada pasal
Dengan
demikian,
memungkinkan khususnya
hasil
Nasional
Indonesia
KKNI
10 ayat 4, yakni: setiap program studi
pendidikan,
wajib menyusun deskripsi capaian
pendidikan
tinggi,
pembelajaran minimal mengacu pada
diperlengkapi dengan perangkat ukur
KKNI
yang memudahkan dalam melakukan
sesuai dengan jenjang. Pada ayat yang
penyepadanan
sama juga dinyatakan bahwa: setiap
dan
penyejajaran
bidang
pendidikan
tinggi
dengan hasil pendidikan bangsa lain
program
di dunia. KKNI juga menjadi alat
kurikulum, melaksanakan, dan meng-
yang dapat menyaring hanya orang
evaluasi
atau SDM yang berkualifikasi yang
mengacu
dapat masuk keIndonesia. Dengan
pendidikan tinggi.
fungsi
yang
wajib
pelaksanaan pada
menyusun
kurikulum
KKNI
bidang
ini
Jelas bahwa semua perguruan
menjadikan KKNI berpengaruh pada
tinggi di Indonesia yang menye-
hampir setiap bidang dan sektor
lenggarakan program studi harus
dimana
mengembangkan
sumber
komprehensif
studi
daya
manusia
dikelola, termasuk didalamnya pada
kurikulum
dan
menyusun CP dengan menggunakan
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
Juni 2016, Vol. 2 No. 1, pp 80- 100
87
KKNI sebagai tolak ukurnya. Capaian pembelajaran sebagai
dapat
resultan
dipandang dari
Dalam
Panduan
Penyusunan
Kurikulum (2014: 30-31) dinyatakan
hasil
bahwa dokumen kurikulum minimal
keseluruhan proses belajar yang telah
mencakup: a) Profil, yaitu postur
ditempuh oleh seorang pembelajar/
yang diharapkan pada saat pembelajar
mahasiswa
lulus atau menyelesaikan seluruh
selama
menempuh
studinya pada satu program studi
proses
pembelajaran
dengan
tertentu, di mana unsur capaian
kesesuaian jenjang KKNI, b) CP
pembelajaran mencakup: sikap dan
(Capaian
tata nilai, kemampuan, pengetahuan,
menyesuaikan
dengan
dan tanggung jawab/hak. Seluruh
KKNI
unsur
unsur ini menjadi kesatuan yang
SN‐DIKTI, c) Bahan Kajian: sebagai
saling mengait dan juga membentuk
komponen/materi
relasi sebab akibat.
dipelajari/diajarkan untuk mencapai
Pembelajaran):
atau
dapat
deskriptor CP
yang
pada
harus
Oleh karenanya, unsur CP dapat
CP yang direncanakan, d) Mata
dinyatakan sebagai: siapapun orang di
kuliah: merupakan wadah sebagai
Indonesia, dalam perspektif sebagai
konsekwensi adanya bahan kajian
SDM, pertama‐tama harus memiliki
yang dipelajari mahasiswa dan harus
sikap dan tata nilai keIndonesiaan dan
diajarkan oleh dosen, e) Metode
dilengkapi dengan kemampuan yang
Pembelajaran:
tepat dan menguasiai/didukung oleh
efektif dan efesien dalam menyampai-
pengetahu-an
kan atau mengakuisisi bahan kajian
yang
sesuai,
maka
strategi
padanya berlaku tanggung jawab
selama
sebelum dapat menuntut/mendapat
Metode Penilaian: proses identifikasi
haknya. Apabila unsur‐unsur pada CP
dan
tersebut dijadikan bahan utama dalam
ataupun penguasaan bahan kajian
penyusunan kurikulum pada program
oleh pembelajar melalui parameter
studi, maka lulusannya akan dapat
dan variabel ukur yang akuntabel, g)
mengkonstruksi
Dosen/laboran/teknisi:
dirinya
menjadi
proses
merupakan
penentuan
pembelajaran,
tingkat
f)
penetrasi
SDM
yang
pribadi yang utuh dan unggul dengan
tepat dan kompeten pada bidangnya
karakter yang kuat dan bersih.
sesuai dengan profil yang dituju yang
Journal of Islamic Education Management
88
ISSN: 2461-0674
harus ada dan siap, h) Sarana
Tahun 2012) adalah: “internasilisasi
Pembelajaran:
membangun
dan akumulasi ilmu pengetahuan,
lingkungan dan suasana belajar yang
pengetahuan, pengetahuan praktis,
memberdayakan.
ketrampilan, afeksi, dan kompetensi
Dalam
yang
Panduan
Penyusunan
yang
dicapai
melalui
Kurikulum (2014: 24-48) dijelaskan
pendidikan
bahwa langkah-langkah penyusunan
mencakup suatu bidang ilmu/keahlian
kurikulum yang dilakukan oleh setiap
tertentu atau melalui pengalaman
program studi sebagai berikut: a)
kerja. Dalam SN‐DIKTI pasal 5 ayat
Penetapan Profil Lulusan. Ketentuan
(1) yang dituliskan sebagai berikut:
dari penetapan capaian pembelajaran
“Standar
ini, diatur dalam standar kompetensi
merupakan kriteria minimal tentang
lulusan dalam Peraturan Menteri
kualifikasi kemampuan lulusan yang
Pendidikan
Kebudayaan
mencakup sikap, pengetahuan, dan
Republik Indonesia Nomor 49 Tahun
keterampilan, yang dinyatakan dalam
2014
rumusan
dan
tentang
SN‐DIKTI
Kurikulum
dan
Direktorat
Pembelajaran
Kemahasiswaan,
(Tim
Pembelajaran
2014:
dan
terstruktur
Kompetensi
capaian
dan
Lulusan
pembelajaran
lulusan”. Dengan demikian, unsur capaian
pembelajaran
mencakup:
b)
sikap, pengetahuan, dan keterampilan
Penetapan Capaian Pembelajaran
(umum dan khusus). Dalam KKNI,
(CP). Deskripsi Capaian Pembelajar-
unsur capaian pembelajaran meliputi:
an (CP) menjadi komponen penting
sikap dan tata nilai, kemampuan,
dalam
pengetahuan, dan tanggung jawab/
rangkaian
kurikulum
32).
yang
proses
penyusunan
pendidikan
tinggi
hak.
Seluruh unsur
ini
menjadi
(K‐DIKTI). Definisi CP dinyatakan
kesatuan yang saling mengait dan
pertama
juga membentuk relasi sebab akibat.
kali
dalam
Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 8
c)
Tahun
Kerangka
Menetapkan bahan kajian untuk dapat
Indonesia.
memenuhi ketercapaian dari capaian
pembelajaran
pembelajaran tersebut. Ketentuan dari
2012
Kualifikasi Pengertian
tentang Nasional
capaian
menurut KKNI (Perpres RI No. 8
Penetapan
penetapan
bahan
Bahan
kajian
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
Kajian.
ini,
89
Juni 2016, Vol. 2 No. 1, pp 80- 100
ditetapkan melalui standar isi dalam
karena dipelajari dalam satu bungkus
Peraturan Menteri Pendidikan dan
mata
Kebudayaan
Republik
beberapa bahan kajian menjadi suatu
Nomor
Tahun
49
Indonesia 2014.
Pola
kuliah.
Untuk
merangkai
mata kuliah dapat melalui beberapa
pengembangan yang sesuai dengan
pertimbangan
peraturan mengenai Standar Nasional
keterkaitan yang erat antar bahan
Pendidikan
akan
kajian yang bila dipelajari secara
menjamin keterwujudan kurikulum
terintergrasi diperkirakan akan lebih
yang akuntabel terhadap KKNI, serta
baik hasilnya; 2) adanya pertimbang-
lulusan yang dihasilkan sesuai dengan
an
kualifikasi dari KKNI. d) Penetapan
mahasiswa
Mata Kuliah dan SKS. Penetapan
makna
mata kuliah dan sks diawali dengan
tertentu;
pembentukan mata kuliah dengan
pembelajaran
cara menganalisis hubungan antara
menjadikan pencapaian kompetensi
rumusan kompetensi lulusan dan
lebih
bahan kajian. Dalam hal ini dapat
berdampak positif pada mahasiswa
digunakan matriks rumusan CP dan
bila suatu bahan kajian dipelajari
bahan kajian sebagai alat bantu agar
secara komprehensif dan terintegrasi.
keterkaitan antara kompetensi dengan
Dengan demikian pembentukan mata
bahan kajian menjadi lebih jelas,
kuliah mempunyai fleksibilitas yang
artinya tidak ada bahan kajian yang
tinggi, sehingga satu program studi
tidak terkait dengan CP yang akan
sangat
dicapai.
dengan
jumlah dan jenis mata kuliah yang
matriks ini dapat
sangat berbeda, karena dalam hal ini
Tinggi
Di
menggunakan
sisi
ini,
lain
yaitu:
konteks
1)
adanya
keilmuan,
artinya
akan menguasai suatu
keilmuan 3)
dalam
konteks
adanya yang
efektif
dan
dimungkinkan
tepat
yang
efisien
serta
mempunyai
diketahui asal munculnya mata kuliah
mata
dengan besarnya sks. Ada mata
serangkaian bahan kajian yang dipilih
kuliah
sendiri oleh sebuah program studi. e)
yang
dapat
merupakan
kuliah
metode
integrasi dari berbagai ilmu yang
Penentuan
bertujuan agar mahasiswa memiliki
Sebaran
kemampuan
mendapatkan
yang
komprehensif
hanyalah
Beban Mata
bungkus
Belajar
Kuliah.
beban/alokasi
dan
Setelah waktu
Journal of Islamic Education Management ISSN: 2461-0674
90
untuk sebuah mata kuliah, maka dapat
evaluatif merupakan suatu desain dan
dihitung satuan kredit persemesternya
prosedur evaluasi dalam mengumpul-
dengan
kan dan menganalisis data secara
secara
cara
memperbandingkan
proporsional
beban
mata
sistematik untuk menentukan nilai/
kuliah terhadap beban total untuk
manfaat
mencapai
sks
total
(pendidikan). Penelitian ini meng-
pendidikan
yang
ditetapkan
program oleh
dari
suatu
praktik
gunakan model evaluasi kurikulum
pemerintah (misalnya untuk program
Countenance.
S1 dan DIV minimal beban sks
adalah
Model
model
countenence
pertama
evaluasi
Dalam
kurikulum yang dikembangkan Stake.
Permendikbud Nomor 49 Tahun2014
Stake mendasarkan modelnya pada
pasal 17 ayat 1 menyatakan bahwa
evaluasi yang sangat bergantung pada
”Beban normal belajar mahasiswa
pemakaian
adalah 8 (delapan) jam per hari atau
visitation
48 (empat puluh delapan) jam per
comparisons,
minggu setara dengan 18 (delapan
testing of students” (Stake, 1972: 93
belas) sks per semester, sampai
dalam Hasan, 2009: 207).
dengan 9 (sembilan) jam per hari
Pengumpulan
sebesar
144
sks).
“checklist, by
structured
peers, and
controlled standardized
data
atau 54 (lima puluh empat) jam per
melakukan
minggu setara dengan 20 (dua puluh)
wawancara dilakukan dengan ketua
sks per semester”. Sehingga struktur
program
kurikulum
jawab atas kelancaran penyelenggara-
program
diperkenankan
studi
tidak
memberikan
beban
an
telaah
dengan
studi
program
dokumen,
yang
bertanggung
pendidikan.
Sesuai
melebihi 20 sks pada mahasiswa yang
dengan tujuan penelitian dan data
berkemampuan biasa.
yang
terkumpul,
analisis
data
dilakukan secara kualitatif diskritif. Metode Penelitian
Adapun
Sesuai dengan tujuan penelitian, metode dalam penelitian ini adalah metode
evaluatif.
Menurut
Sukmadinata (2009: 120), penelitian
tahapan-tahapan
analisis
yang dilaku-kan meliputi; analisis cakupan analisis
komponen profil
kurikulum,
lulusan,
analisis
capaian pembelajaran (CP), analisis
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
91
Juni 2016, Vol. 2 No. 1, pp 80- 100
sebaran mata kuliah dalam struktur
Kurikulum
kurikulum.
Landasan Pengembangan Kurikulum,
Untuk
pengumpulan
dibutuhkan
adanya
Program
Studi,
2)
data
3) Maksud dan Tujuan Pengembang-
instrumentasi
an Kurikulum, 4) Visi, Misi dan
evaluasi. Instrumen yang digunakan
Tujuan,
5)
Profil
Lulusan,
meliputi pedoman dokumentasi dan
Deskripsi Kualifikasi Level 6 pada
pedoman wawancara. Analisis data
Kerangka
dilakukan secara kualitatif berupa
Indonesia
analisis naratif kualitatif. Pelaporan
Capaian Pembelajaran, 8) Bobot SKS
hasil evaluasi.
dan Kode Mata Kuliah, 9) Beban
Kualifikasi (KKNI),
7)
6)
Nasional Rumusan
Studi dalam SKS, serta 10) Distribusi Hasil Penelitian Program
Mata Kuliah dalam Program Semester studi
Manajemen
(Tim penyusun, 2015: 1-26).
Pendidikan Islam (MPI) merupakan salah satu program studi yang ada di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Cakupan Komponen Dokumen Kurikulum
dalam
sebagai
Berdasarkan manual penyusun-
pengganti prodi Kependidikan Islam
an kurikulum yang dikeluarkan oleh
berdasarkan
Dirjen
UIN
RF
yang
terlahir
Keputusan
Dirjen
DIKTI,
isi
dokumen
Pendidikan Islam Nomor 625 Tahun
kurikulum program studi minimal
2012 tentang Penyesuaian Nomen-
mencakup: 1) Profil lulusan, 2)
klatur Program Studi pada UIN
Capaian pembelajaran (CP), 3) Bahan
Raden Fatah Palembang Tahun 2012
kajian, 4) Mata kuliah, 5) Metode
(Tim Penyusun, 2015: 3).
pembelajaran, 6) Metoda penilaian, 7)
Hasil telaah terhadap dokumen kurikulum menunjukkan bahwa isi dokumen kurikulum program studi
Dosen, dan 8) Sarana pembelajaran (Tim penyusun, 2015: 30-31). Hasil telaah terhadap dokumen
MPI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
kurikulum
menunjukkan
bahwa
Keguruan UIN RF terdiri dari 14
kurikulum prodi MPI Fakultas Ilmu
(empat belas) bagian, yang meliputi:
Tarbiyah dan Keguruan UIN RF
1) Latar Belakang dan Perkembangan
terdiri dari 14 (empat belas) bagian,
Journal of Islamic Education Management
92
ISSN: 2461-0674
namun
belum
komponen
memuat
minimal
lima
dokumen
kurikulum
prodi
MPI
dokumen
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
kurikulum sesuai panduan DIKTI,
UIN RF belum memenuhi cakupan
yaitu
kajian,
komponen minimal yang ditetapkan
metode pembelajaran, metoda penilai-
oleh DIKTI. Hasil analisis data
an, dosen, dan sarana pembelajaran
cakupan
(Tim penyusun, 2015: 1-26). Dengan
dapat dilihat pada tabel 3.
komponen:
bahan
komponen
selengkapnya
demikian, dapat dikatakan bahwa
Tabel 3. Analisis Data Cakupan Komponen dalam Dokumen Kurikulum Prodi MPI Komponen Profil lulusan
Capaian pembelajaran (CP)
Bahan kajian
Mata kuliah
Metode pembelajaran
Metode penilaian
Dosen
Sarana pembelajaran
Kriteria Terdapat komponen profil lulusan dalam dokumen kurikulum Terdapat komponen capaian pembelajaran dalam dokumen kurikulum Terdapat komponen bahan kajian dalam dokumen kurikulum Terdapat komponen mata kuliah dalam dokumen kurikulum Terdapat komponen metode pembelajaran dalam dokumen kurikulum Terdapat komponen metode penilaian dalam dokumen kurikulum Terdapat komponen dosen dalam dokumen kurikulum Terdapat komponen sarana pembelajaran dalam dokumen kurikulum
Deskripsi Terdapat komponen profil lulusan dalam dokumen kurikulum Terdapat komponen capaian pembelajaran dalam dokumen kurikulum Tidak terdapat komponen bahan kajian dalam dokumen kurikulum Terdapat komponen mata kuliah dalam dokumen kurikulum Tidak terdapat komponen metode pembelajaran dalam dokumen kurikulum Tidak terdapat komponen metode penilaian dalam dokumen kurikulum Tidak terdapat komponen dosen dalam dokumen kurikulum Tidak terdapat komponen sarana pembelajaran dalam dokumen kurikulum
Pertimbangan -
-
Penambahan komponen bahan kajian -
Penambahan komponen metode pembelajaran Penambahan komponen metode penilaian Penambahan komponen dosen
Penambahan komponen sarana pembelajaran
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
Journal of Islamic Education Management ISSN: 2461-0674
Proses dan Hasil Penetapan Rumusan Profil Lulusan Evaluasi
terhadap
proses
93
yang ada di lingkungan PTKI (UIN, IAIN, STAIN, STAI). Namun proses penyusunannya
tidak
penetapan rumusan profil lulusan
stake
dan
dalam dokumen kurikulum prodi MPI
berdasarkan hasil kajian terhadap
menggunakan kriteria: 1) ditetapkan
kebutuhan pasar kerja dan kebutuhan
oleh kelompok/forum prodi sejenis,
dalam
2) penetapannya melibatkan stake
(Wawancara 2 Nopember
holder, serta 3) berdasarkan hasil
Dengan demikian, dapat dikatakan
kajian terhadap kebutuhan pasar kerja
bahwa proses penyusunan rumusan
dan kebutuhan dalam mengembang-
profil
kan
evaluasi
kurikulum prodi MPI belum sepenuh-
terhadap hasil rumusan profil lulusan
nya sesuai standar. Berdasarkan hasil
menggunakan kriteria: 1) memberi-
analisis
kan gambaran tentang lulusan seperti
pertimbangan
apa yang akan dihasilkan, 2) sesuai
adalah agar penetapan profil lulusan
dengan jenjang kualifikasi lulusan
melibatkan
dalam KKNI, 3) mencakup unsur
dilakukan
sikap dan tata nilai, kemampuan
kebutuhan pasar kerja dan kebutuhan
kerja, pengetahuan, serta tanggung
dalam
jawab
sebagai
IPTEK.
dan
persoalan
Sedangkan
hak, dan
4)
menjawab
tantangan
berkembang di daerah,
yg
serta 5)
holder
melibatkan juga
mengembangkan
lulusan
IPTEK
dalam
data
2015).
dokumen
tersebut, yang
maka
disampaikan
stake hasil
holder kajian
dan
terhadap
mengembang-kan dasar
tidak
IPTEK
penetapan
profil
hasil
telaah
lulusan. Selanjutnya
jumlah profil relevan dengan jenjang
terhadap
pendidikan.
menunjukkan bahwa rumusan profil
dokumen
kurikulum
Hasil wawancara dengan ketua
lulusan dalam dokumen kurikulum
prodi MPI menunjukkan bahwa profil
prodi MPI (Tim penyusun, 2015: 8-9)
lulusan dalam dokumen kurikulum
kurang
prodi MPI disusun oleh kelompok/
tentang lulusan seperti apa yang akan
forum prodi yang dihadiri oleh
dihasilkan
dan
tidak
seluruh Kaprodi dan Sekprodi MPI
persoalan
dan
tantangan
memberikan
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
gambaran
menjawab yang
Journal of Islamic Education Management
94
ISSN: 2461-0674
berkembang di daerah, namun sudah
dirumuskan oleh forum prodi sejenis,
sesuai dengan jenjang kualifikasi
dan 2) diverifikasi oleh tim pakar.
lulusan
dalam
KKNI,
Sedangkan evaluasi terhadap hasil
unsur
sikap
dan
mencakup tata
nilai,
rumusan capaian pembelajaran (CP)
kemampuan kerja, pengetahuan, serta
menggunakan
tanggung jawab dan hak, serta jumlah
unsur CP menjadi kesatuan yg saling
profil sudah relevan dengan jenjang
mengait dan membentuk relasi sebab
pendidikan. Dengan demikian, dapat
akibat, 2) menggunakan taksonomi
dikatakan
profil
pembelajaran yg tepat, 3) relevan
lulusan dalam kurikulum prodi MPI
dengan profil lulusan, 4) relevan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
dengan
UIN Raden Fatah belum sepenuhnya
KKNI, 5) relevan dengan unrus
memenuhi standar. Berdasarkan hasil
capaian
analisis
dalam
bahwa
data
pertimbangan adalah lulusan
rumusan
tersebut, yang
perbaikan agar
disampaikan
rumusan
lebih
maka
profil
memberikan
kriteria:
deskriptor
1)
jenjang
pembelajaran SN-DIKTI,
rumusan
capaian
semua
pada
dan
6)
pada
SKL pada
pembelajaran
keterampilan khusus memuat kemampuan
mengaplikasikan,
mengkaji,
gambaran tentang lulusan seperti apa
membuat desain, manfaatkan IPTEKS
yang
dalam
akan
dihasilkan
serta
diupayakan dapat menjawab persoal-
menyelesaikan
masalah
prosedural.
an dan tantangan yg berkembang di
Hasil wawancara dengan Ketua
daerah. Hasil analisis data profil
program studi MPI menunjukkan
lulusan selengkapnya dapat dilihat
bahwa
pada tabel 4.
dirumuskan dalam forum program
capaian
pembelajaran
studi yang dihadiri oleh seluruh Proses dan Hasil Perumusan Capaian Pembelajaran dalam Dokumen Kurikulum Evaluasi perumusan
IAIN, STAIN, STAI) se-Indonesia
proses
namun tidak melibatkan tim pakar
pembelajaran
manajemen pendidikan Islam untuk
terhadap
capaian
kaprodi dan sekprodi dari PTKI (UIN,
(CP) dalam dokumen kurikulum prodi
memverifikasinya
MPI
Nopember 2015). Dengan demikian,
menggunakan
kriteria:
1)
(Wawancara
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
2
95
dapat
Juni 2016, Vol. 2 No. 1, pp 80- 100
dikatakan
perumusan (CP)
capaian
belum
bahwa
proses
disampaikan adalah pelibatan tim
pembelajaran
pakar manajemen pendidikan Islam
sepenuhnya
sesuai
standar, sehingga pertimbangan yang
untuk
memverifikasi
capaian
pembelajaran yang telah dirumuskan.
Tabel 4. Analisis Data Profil Lulusan dalam Kurikulum Prodi MPI Komponen Proses penetapan rumusan profil lulusan
Hasil rumusan profil lulusan
Kriteria Ditetapkan oleh kelompok/ forum prodi sejenis Penetapannya melibatkan stake holder Berdasarkan hasil kajian terhadap kebutuhan pasar kerja dan kebutuhan dalam mengembangkan IPTEK Memberikan gambaran tentang lulusan seperti apa yang akan dihasilkan Sesuai dengan jenjang kualifikasi lulusan dalam KKNI Mencakup unsur sikap dan tata nilai, kemampuan kerja, pengetahuan, serta tanggung jawab dan hak Menjawab persoalan dan tantangan yg berkembang di daerah Jumlah profil relevan dengan jenjang pendidikan
Deskripsi Ditetapkan oleh kelompok/ forum prodi sejenis Penetapannya tidak melibatkan stake holder Tidak berdasarkan pada hasil kajian terhadap kebutuhan pasar kerja dan kebutuhan dalam mengembangkan IPTEK Kurang memberikan gambaran tentang lulusan seperti apa yang akan dihasilkan Sesuai dengan jenjang kualifikasi lulusan dalam KKNI Mencakup unsur sikap dan tata nilai, kemampuan kerja, pengetahuan, serta tanggung jawab dan hak Tidak menjawab persoalan dan tantangan yg berkembang di daerah Jumlah profil relevan dengan jenjang pendidikan
Pertimbangan -
Melibatkan stake holder Perlu berdasarkan pada hasil kajian terhadap kebutuhan pasar kerja dan pengembangan IPTEK
Perbaikan rumusan profil lulusan
-
-
Diupayakan dapat menjawab persoalan dan tantangan yg berkembang di daerah -
Hasil telaah terhadap dokumen
capaian pembelajaran sudah relevan
kurikulum (Tim penyusun, 2015: 12-
dengan profil lulusan, relevan dengan
18) menunjukkan bahwa rumusan
deskriptor
jenjang
pada
KKNI,
Journal of Islamic Education Management ISSN: 2461-0674
relevan dengan unsur CP pada SKL
rumusan
dalam SN-DIKTI, serta pada rumusan
kesatuan yang saling mengait dan
CP keterampilan khusus memuat
membentuk relasi sebab akibat serta
kemampuan mengaplikasikan, meng-
penggunaan taksonomi pembelajaran
kaji, membuat desain, memanfaatkan
dengan tepat. Hasil analisis data
IPTEKS
capaian pembelajaran selengkapnya
dalam
menyelesaikan
masalah prosedural. Namun unsur capaian pembelajaran (CP) kurang menunjukkan kesatuan
yg saling
mengait dan membentuk relasi sebab akibat,
serta
taksonomi tepat.
tidak
menggunakan
pembelajaran
Dengan
dengan
demikian
dapat
dikatakan bahwa rumusan capaian pembelajaran dalam kurikulum prodi MPI belum sepenuhnya memenuhi standar. Belum terpenuhinya standar rumusan
capaian
kemungkinan
pembelajaran,
disebabkan
tidak
maksimalnya proses perumusannya yang
tidak
melibatkan
pakar
manajemen pendidikan Islam untuk memverifikasinya. Selain itu, hasil wawancara
dengan
menunjukkan
kaprodi
bahwa
MPI
sejumlah
kendala dihadapi dalam penyusunan kurikulum, terutama karena belum ada acuan yang jelas (Wawancara 2 Nopember 2015). Berdasarkan hasil analisis
tersebut,
dipertimbangkan
maka
untuk
perlu
perbaikan
CP
agar
96
menunjukkan
dapat dilihat pada tabel 5. Sebaran Mata Kuliah Struktur Kurikulum
dalam
Secara teoritis terdapat dua macam pendekatan struktur kurikulum, yaitu model serial dan model parallel. Pendekatan model serial adalah pendekatan yang menyusun mata kuliah berdasarkan logika atau struktur keilmuannya. Pada pendekatan serial ini, mata kuliah disusun dari yang paling dasar (berdasarkan logika keilmuannya) sampai di semester akhir yang merupakan mata kuliah lanjutan (advanced). Adapun pendekatan model paralel menyajikan mata kuliah pada setiap semester sesuai dengan tujuan kompetensinya (Dikti, 2014:23). Evaluasi terhadap sebaran mata kuliah dalam struktur kurikulum prodi MPI menggunakan kriteria: 1) relevan dengan bahan kajian, 2) berdasarkan matriks pemetaan keterkaitan mata kuliah dengan capaian pembelajaran
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
97
Juni 2016, Vol. 2 No. 1, pp 80- 100
(CP), dan 3) terstruktur dengan baik.
sebarannya, tidak terdapat matriks
Hasil telaah terhadap kurikulum prodi
pemetaan keterkaitan mata kuliah
MPI Fakultas Ilmu
dan
dengan capaian pembelajaran (CP),
Keguruan UIN Raden Fatah (Tim
serta sebaran mata kuliah kurang jelas
penyusun, 2015: 23-26), menunjuk-
struktur
yang
digunakan,
apakah
kan bahwa tidak terdapat bahan
mengguna-kan
pendekatan
model
kajian
serial atau model paralel.
dijadikan
penentuan
mata
Tarbiyah
rujukan kuliah
dalam dan
Tabel 5. Analisis Data Capaian Pembelajaran dalam Kurikulum Prodi MPI Komponen Proses perumusan capaian pembelajaran (CP)
Kriteria Dirumuskan oleh forum prodi sejenis Diverifikasi oleh tim pakar
Hasil rumusan capaian pembelajaran (CP)
Semua unsur CP menjadi kesatuan yg saling mengait dan membentuk relasi sebab akibat Menggunakan taksonomi pembelajaran dengan tepat Relevan dengan profil lulusan Relevan dengan deskriptor jenjang pada KKNI Relevan dengan unsur CP pada SKL dalam SN-DIKTI Pada rumusan CP keterampilan khusus memuat kemampuan mengaplikasikan, mengkaji, membuat desain, memanfaatkan IPTEKS dlm menyelesaikan masalah prosedural
Deskripsi Dirumuskan oleh forum prodi sejenis Tidak melibatkan tim pakar untuk memverifikasi rumusan CP Kurang menunjukkan kesatuan yg saling mengait dan membentuk relasi sebab akibat Tidak menggunakan taksonomi pembelajaran dengan tepat Relevan dengan profil lulusan Relevan dengan deskriptor jenjang pada KKNI Relevan dengan unsur CP pada SKL dalam SN-DIKTI Pada rumusan CP keterampilan khusus memuat kemampuan mengaplikasikan, mengkaji, membuat desain, memanfaatkan IPTEKS dlm menyelesaikan masalah prosedural
Pertimbangan Pelibatan tim pakar
Perbaikan rumusan CP
Penggunaan taksonomi pembelajaran dengan tepat -
-
-
Journal of Islamic Education Management
98
ISSN: 2461-0674
Dengan demikian, dapat dikata-
matriks pemetaan yang kemudian
kan bahwa sebaran mata kuliah dalam
dijadikan rujukan atau dasar dalam
struktur
penentuan
kurikulum
prodi
MPI
sebaran
mata
kuliah.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Selain itu, sebaran mata kuliah dalam
UIN Raden Fatah belum sepenuhnya
struktur kurikulum diperbaiki dengan
memenuhi standar. Berdasarkan hasil
menggunakan pendekatan tertentu.
analisis tersebut, maka pertimbangan
Hasil analisis data sebaran mata
yang disampaikan adalah penambah-
kuliah selengkapnya dapat dilihat
an komponen bahan kajian dan
pada tabel 6.
Tabel 6. Analisis Data Sebaran Mata Kuliah dalam Struktur Kurikulum Prodi MPI Komponen Sebaran mata kuliah dalam struktur kurikulum
Kriteria Relevan dengan bahan kajian
Deskripsi Tidak terdapat bahan kajian
Pertimbangan Penambahan komponen bahan kajian dalam kurikulum dan dijadikan rujukan dalam penentuan sebaran mata kuliah
Berdasarkan matriks pemetaan keterkaitan mata kuliah dengan CP
Tidak terdapat matriks
Penambahan matriks pemetaan keterkaitan mata kuliah dengan CP dan dijadikan dasar dalam penentuan sebaran mata kuliah
Terstruktur dengan baik
Kurang jelas struktur yang digunakan
Perbaikan sebaran mata kuliah dengan struktur tertentu
Dilihat dari cakupan komponen
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini
dalam dokumen kurikulum, dokumen
dapat
disimpulkan
bahwa
secara
kurikulum
prodi
umum
kurikulum
program
studi
memenuhi
cakupan
Islam
minimal yang ditetapkan oleh DIKTI
Manajemen
Pendidikan
belum
MPI
belum
komponen
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
karena
memuat
UIN Raden Fatah belum sepenuhnya
komponen
memenuhi standar.
kurikulum sesuai panduan DIKTI,
minimal
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
lima
dokumen
Juni 2016, Vol. 2 No. 1, pp 80- 100
99
yaitu
komponen:
metode
bahan
pembelajaran,
penilaian,
dosen,
dan
kajian,
menunjukkan kesatuan yang saling
metoda
mengait dan membentuk relasi sebab
sarana
pembelajaran. Dilihat
akibat,
serta
taksonomi dari rumusan profil
tidak
menggunakan
pembelajaran
dengan
tepat.
lulusan dalam dokumen kurikulum
Dilihat dari sebaran mata kuliah
prodi MPI, baik pada proses maupun
dalam struktur kurikulum prodi MPI
hasil, sama-sama belum sepenuhnya
belum sepenuhnya memenuhi standar
sesuai standar. Hal ini dikarenakan
karena tidak terdapat bahan kajian
proses penyusunannya tidak melibat-
dijadikan rujukan dalam penentuan
kan stake holder dan juga tidak
mata kuliah dan sebarannya, tidak
berdasarkan hasil kajian terhadap
terdapat matriks pemetaan keterkaitan
kebutuhan pasar kerja dan kebutuhan
mata
dalam
IPTEK.
pembelajaran (CP), serta sebaran
Selain itu, rumusan profil lulusan
mata kuliah kurang jelas struktur
dalam dokumen kurikulum kurang
yang digunakan.
mengembangkan
memberikan lulusan
gambaran
seperti
apa
yang
dan
tidak
persoalan
dan
tantangan
akan
menjawab yang
berkembang di daerah. Dilihat dari rumusan capaian dalam
dokumen
kurikulum prodi MPI, baik pada proses maupun hasil,
dengan
capaian
tentang
dihasilkan
pembelajaran
kuliah
sama-sama
belum sepenuhnya sesuai standar. Hal ini dikarenakan proses penyusunan-
Daftar Pustaka Dakir. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Hasan, S. H. 2009. Evaluasi Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
nya tidak melibatkan tim pakar manajemen pendidikan Islam untuk memverifikasinya. Selain itu, unsur capaian pembelajaran (CP) kurang
John D. Mc. Neil. 1988. Kurikulum : Sebuah Pengantar Komprehensif. Terjemahan Subandijah. Jakarta : Wira Sari.
Journal of Islamic Education Management ISSN: 2461-0674
Nurgiyantoro, Burhan, 1988. DasarDasar Pengembangan Kurikulum Sekolah; Sebuah Pengantar Teoritis dan Pelaksanaan. Yogyakarta: BPFE. Nasution, S. 1989. Teknologi Pendidikan. Bandung: CV Jemmars.
100
Sukmadinata, Nana S. 1997. Pengembangan Kurikulum. Bandung : Remaja Rosda Karya. ___________2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare