JNE (Jalur Nugraha Ekakurir)
Shelly Iskandar
Nehemia Rhema Y. 90120120012
Denny Sitorus
90120120011 90120120019
Didirikan dengan nama PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau biasa yang dikenal dengan Tiki JNE pada tanggal 26 November 1990 oleh H. Soeprapto Suparno dan Johari Zein.
Kegiatan bisnis: kepabean, impor kiriman barang, dokumen, serta pengantaranya dari luar negeri ke Indonesia.
Latar Belakang
Tujuan awal dari pendirian JNE adalah menangkap kebutuhan pengiriman untuk pasar luar negeri. Namun, dalam perjalanannya JNE lebih fokus menggarap pasar domestik, dan menjadi salah satu pemain besar di negeri ini. Bahkan, bisa dikatakan, JNE menjadi kompetitor tangguh dari TiKi yang melahirkannya.
Latar Belakang
Modal pendirian : Rp 100.000.000 Jumlah karyawan : 8
(setelah 21 tahun s/d 2011) Jumlah
karyawan : 2000 (tanpa mitra-mitra yang menjadi agen dari JNE) Point of service : 1200 Counter JNE : 200 Jumlah asset : Rp 80 milliar
Latar Belakang
Pengiriman paket : 60 ton paket/ hari
(90% domestik, 10% internasional)
Pelanggan : 55% ritel, 45% korporat
Pertumbuhan omzet : 20%-25% / tahun
Size pasar : Rp 5-6 triliun
Target pertumbuhan : 40% (target 2012)
Core values : jujur, adil, disiplin, tanggung jawab, kerjasama, peduli, dan visioner.
Filosofi : efektif, efisien, fleksibel, dan seimbang.
Layana jasa : kurir, logistic, money remittance hingga jasa kargo
Layanan Super Speed Jasa pengantaran yang tepat waktu Layanan Regular Ongkos Kirim Ekonomis Trucking
Core Competency JNE
Produk makanan oleh Pesona (Pesanan Oleh-Oleh Nusantara) Produk kiriman luar negeri oleh UPS Money Remittance oleh Western Union Jasa kepabeanan Jasa penjemputan bandara
Non Core Competency JNE
Kegiatan Outsourcing JNE Kegiatan yang dapat di-outsource-kan Purchasing Finance / Accounting Sales Training Human Resources Legal Processes Insurance
Kegiatan dimana JNE dapat menjadi penyedia jasa outsource expedisi, logistic, kepabean, importer, dan jasa-jasa JNE lainnya yang ditawarkan sebagai penyedia Franchise Jasa pemindahan barang, angkutan darat dan pergudangan
Ketika
meninjau potensi pihak ketiga penyedia logistik (provider) hal-hal yang harus diperhatikann adalah: pengalaman, teknologi, moda transportasi, kemitraan dan keselamatan.
Menyediakan
data yang memadai tentang rantai pasokan (supply chainn) ke penyedia logistik potensial sehingga mereka dapat memberikan proposal yang paling lengkap untuk diprtimbangkan perusahaan.
Membiasakan
diri dengan industri dengan memeriksa artikel dan hasil penelitian tentang logistik, dan bahkan mengambil kelas pengantar logistik di sebuah perguruan tinggi bagi pegawai yang potensial.
Proses Pemilihan Provider
Keterlambatan delivery barang Kesalahan alamat Kerusakan barang yang diantar Hilang barang saat proses shipping antar point Quality Control pada timbangan agen yang mungkin tidak sesuai standar
Permasalahan Yang Dihadapi
Keuntungan
Dapat mengurangi biaya yang timbul, seperti SDM yang bertugas menerima dan menerbitkan resi dipekerjakan oleh counter JNE bukan oleh JNE Pusat. JNE dapat lebih fokus dalam pengembangan core competency-nya yang berupa kehandalan dalam tracing dan tracking.
Keuntungan / Kerugian yang Mungkin Dialami
Meningkatkan performance kerja dari
beberapa bagian yang di-outsource-kan karena di-handle oleh pihak yang lebih
ahli, seperti ekspert di bidang legal dan finance.
Kerugian
Kekurangan dalam pihak outsource yang mungkin akan menyebabkan kurang puas customer. Reputasi yang dipertaruhkan dalam hasil service dari outsourcing.
Management antar point baik dari pihak
core compentencies maupun non core yang tidak seimbang pada suatu saat dan
perlu selalu diatur dan dikontrol. Sehingga adanya miscommunication dalam penyampaian barang customer.
Kekurangan control dalam pihak control
secara online dan pengembangan IT dalam pelayanannya masih dalam
pengembangan seperti halnya JNE mencari pihak yang dapat menghandle social media milik JNE.
Apabila terjadi kehilangan pada barang yang tidak diasuransikan, maka penggantian oleh JNE adalah sebesar maksimal 10 x biaya kirim. Apabila terjadi kehilangan pada barang yang diasuransikan, pada penggantian sebesar 100% dari nilai barang dilakukan oleh pihak asuransi. Tetapi apabila sampai terjadi pihak asuransi tidak mau mengganti, maka pihak JNE yang akan mengganti biaya akibat kehilangan tersebut.
Pada dasarnya, sebagai perusahaan penyedia jasa logistic, JNE berperan sebagai pihak outsourcing terhadap perusahaan-perusahaan lainnya.Tetapi JNE sendiri juga dapat meng-outsourcekan fungsi-fungsi yang merupakan non core competency sehingga dapat meningkatkan performa kerja dari JNE dan meningkatkan kepuasan konsumen.
Kesimpulan