PENGGUNAAN KOAGULAN ROLLFLOC UNTUK PENGOLAHAN AIR ASAM TAMBANG DI PT SEMESTA CENTRAMAS BALANGAN: PENGARUH pH DAN DOSIS KOAGULAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN (ROLLFLOC COAGULANT USE FOR WATER TREATMENT OF ACID MINE DRAINAGE AT PT SEMESTA CENTRAMAS BALANGAN: EFFECT OF pH AND DOSE OF COAGULANT TO DECREASE TURBIDITY) Selly Andiani1, Rony Riduan2 dan Riza Miftahul Khair2 Mahasiswi Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik,ULM 2 Dosen Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, ULM JL. A. Yani Km 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714, Indonesia E-mail:
[email protected] 1
ABSTRAK Pertambangan batubara tersebar luas di Indonesia. Salah satu yang terbesar yaitu terdapat di Pulau Kalimantan khususnya Kalimantan Selatan. Salah satu dampak negatif dari proses penambangan adalah timbulnya limbah cair yang berasal dari kegiatan pertambangan seperti air asam tambang (AAT). Timbulnya air asam tambang ini tentu tidak bisa diabaikan begitu saja karena dampaknya yang besar bagi kelestarian lingkungan serta bagi masyarakat sekitar baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu upaya yaitu dengan mengelola dan mengolah limbah tersebut pada settling pond. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik air limbah dan variasi dosis koagulan serta pengaruh pH terhadap persen penurunan kekeruhan dengan metode respon permukaan. Metode yang digunakan yaitu penelitian eksperimental nyata. Untuk menganalisa penurunan kekeruhan dilakukan dengan jar test yang sebelumnya telah didapat 26 pengujian dengan rancangan awal menggunakan Central Composite Design (CCD). Diketahui pada penelitian ini air tidak bersifat asam karena kadar sulfur dalam tanah yang bernilai kurang dari 0,6% dengan variabel pH tidak menunjukkan adanya hubungan linear maupun kuadratik dan didapatkan dosis optimum 8 ppm dengan pH 8 untuk mencapai reduksi kekeruhan optimum.
Kata Kunci : Air asam tambang, Koagulan, Kekeruhan.
ABSTRACT Coal mining is widespread in Indonesia. One of the largest is located on Borneo Island, especially in South Borneo. One of the negative impacts of the mining process is the emergence of liquid waste coming from mining activities such as acid mine drainage (AMD). The emergence of acid mine drainage certainly can not be ignored because it has huge implications for the environment and surrounding communities either directly or indirectly. One of the efforts is to manage and process such waste in the settling pond. This study aims to investigate the characteristics of the wastewater and coagulant dose variation and the effect of pH on percent decrease in turbidity with response surface method. The method used is the real experimental research. To analyze the turbidity decrease jar test done previously obtained 26 tests with a preliminary draft using a Central Composite Design (CCD). In this study, the waste water is not acidic because of the levels of sulfur in the soil that is worth less than 0.6%, variable pH does not
indicated a linear and quadratic modes and optained the optimum dosage wort 8 ppm with 8 of pH to achieve optimum turbidity reduction.
Keywords: Acid mine drainage, Coagulant, Turbidity
I. PENDAHULUAN Pertambangan batubara tersebar luas di Indonesia. Salah satu yang terbesar yaitu terdapat di Pulau Kalimantan khususnya Kalimantan Selatan. Salah satu dampak negatif dari proses penambangan adalah timbulnya air asam tambang (AAT, acid mine drainage = AMD). Timbulnya air asam tambang ini tentu tidak bisa diabaikan begitu saja karena dampaknya yang besar bagi kelestarian lingkungan serta bagi masyarakat sekitar baik secara langsung maupun tidak langsung. Ada lima parameter yang di pantau dalam pengelolaan maupun pengolahan AAT, lima parameter tersebut yaitu : pH, Mn, Cd, Fe, dan TSS. Salah satu permasalahan utama yang ada di PT Semesta Centramas adalah kadar TSS yang sangat tinggi sehigga menyebabkan kekeruhan air. Oleh karena itu perlu dilakukan pengolahan agar parameter tersebut sesuai dengan NAB (Nilai Ambang Batas) dan aman untuk dibuang ke badan air sekitar. Penelitian ini mengidentifikasi penurunan kadar kekeruhan. Kekeruhan digunakan untuk menyatakan derajat kegelapan di dalam air yang disebabkan oleh bahan-bahan yang melayang. Kekeruhan mempunyai hubungan yang erat dengan kadar zat tersuspensi (TSS) karena kekeruhan pada air disebabkan adanya zat-zat tersuspensi dalam air. Penggunaan bahan kimia tertentu berupa koagulan untuk mengolah air limbah pertambangan adalah metode umum yang digunakan, koagulan berfungsi untuk mengendapkan lumpur, menggumpalkan kotoran-kotoran yang larut dalam air dan menjernihkan air. Agar air asam tambang terkelola dengan baik, diperlukan penentuan dosis optimum dan pengaruh pH terhadap penggunaan koagulan. Untuk pengolahan data dengan menggunakan perancangan eksperimen statistika. Rancangan percobaan ini menggunakan Central Composite Design (CCD), Central Composite Design (CCD) adalah sebuah rancangan 2k faktorial dengan ditambahkan beberapa center run dan axialrun (star run) digunakan untuk menentukan dosis optimum dari penggunaan koagulan.
II. METODE PENELITIAN 2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di UPT Laboratorium Lingkungan, terletak di Paringin, Balangan, Kalimantan Selatan pada bulan Juli 2016. Sampel air di ambil dari settling pond pit di PT Semesta Centramas, Paringin, Balangan, Kalimantan Selatan.
4
5
6 3 7 1 10
2
Keterangan : 1. Inlet (Sedimentation pond) 2. Kolam dua (Sedimentation pond) 3. Kolam tiga (Safety pond) 4. Kolam empat (Safety pond) 5. Kolam lima (Safety pond) 6. Kolam enam (Safety pond) 7. Kolam tujuh (Safety pond) 8. Kolam delapan (Mud pond) 9. Kolam Sembilan (Mud pond) 10. Kolam sepuluh (Mud pond)
9
8
SUMP
Gambar 2.1 Denah Settling Pond Pengambilan sampel dilakukan pada kolam 7, tepatnya di muara saluran dari kolam 7 menuju 8 seperti pada gambar 2.1 di atas. 2.2 Alat dan Bahan Penelitian Peralatan yang digunakan antara lain turbidimeter, jerigen penampung sampel kapasitas 5 liter, gelas ukur, flokulator, pH meter, dan pipet tetes. Bahan-bahan yang digunakan antara lain air kolam settling pond pit di PT Semesta Centramas, HNO3, Ca(OH)2 dan kertas label. 2.3 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental nyata (true experimental research). Dengan pengolahan data statistik menggunakan response surface methodology (RSM) atau metode respon permukaan. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Central Composite Design (CCD). Variasi dosis koagulan yang diteliti yaitu 5 ppm - 25 ppm dengan kondisi pH berkisar 6,5 - 8. Rancangan percobaan yang didapat dari CCD dengan kisaran dosis dan pH tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Rancangan Percobaan dengan CCD No
x1
x2
1
1.414
2
-1
0 1
3
0
0
4
0
0
5
0
0
6
-1.414
0
7
0
0
8
0
1.414
9
1
-1
10
0
-1.414
11
-1
-1
12
0
0
13
1
1
14
0
0
15
-1
-1
16
0
0
17
1
-1
18
1.414
0
19
0
1.414
20
1
1
21
0
0
Berdasarkan rancangan tersebut dilakukan pengujian sebanyak 26 kali dengan melakukan jar test yang mengacu pada tabel di atas. Tahapan terakhir berisi kegiatan menganalisa hasil hitungan dan pengamatan penurunan kekeruhan yang terjadi. Semua variabel akan dicari dengan metode response Surface Methodology dengan pendekatan Desirability Function. Untuk itu dibantu dengan software Minitab 16. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Air Limbah Tabel 3.1 Kualitas Air Limbah No 1 2 3 4 5 6 7
Parameter Daya HantarListrik (DHL) Besi (Fe) total Kadmium (Cd) Mangan (Mn) total Total Suspended Solid (TSS) Kekeruhan pH
Satuan µS/cm Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L NTU -
Nilai 250 1,50 <0,05 <0,39 1300 774 6,5
Standar 7 0,05 4 200 6-9
Jika dibandingkan dengan Pergub Kalsel No. 36 Tahun 2008 tentang baku mutu air limbah cair pertambangan batu bara, analisa kualitas awal menunjukkan nilai pH, Fe, Mn dan Cd yang sudah memenuhi standar baku mutu pada Pergub Kalsel No. 36 Tahun 2008. Nilai TSS dapat dikatakan tidak memenuhi standar baku mutu, dimana nilai TSS yang diteliti sebesar 1300 mg/L dan kekeruhan sebesar 774 NTU, kedua parameter ini memiliki kadar yang tinggi. Sedangkan nilai DHL tidak bisa dibandingkan karena tidak ada dalam syarat kualitas limbah cair, namun dengan nilai 250 µS/cm tergolong rendah karena jika >2000-3000 µS/cm air memiliki DHL yang tinggi.
Tabel 3.2 Hasil Uji Jar Test No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Faktor pH 6.5 6.5 6.71 6.71 6.71 6.71 7.25 7.25 7.25 7.25 7.25 7.25 7.25 7.25 7.25 7.25 7.25 7.25 7.25 7.25 7.78 7.78 7.78 7.78 8 8
Dosis (ppm) 15 15 8 8 22 22 5 5 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 25 25 8 8 22 22 15 15
Penurunan Kekeruhan (%) 53.34 53.90 10.90 14.78 4.78 1.04 99.59 99.51 12.84 21.04 0.00 0.00 3.01 1.73 2.66 4.52 0.27 1.73 8.64 0.27 99.82 99.79 51.06 54.15 0.00 0.00
Hasil penelitian di atas didapat dari pengujian secara jar test dengan perlakuan yang sama setiap masing-masing sampel uji kemudian hasil tersebut dianalisis dengan menggunakan Minitab 16 dan didapat hasil desain dengan Central Composite Design (CCD).
3.2 Pengaruh pH dan Dosis Terhadap Penurunan Kekeruhan Tabel 3.3 Analisis Regresi dan ANOVA
Berdasarkan rancangan CCD didapatkan output estimasi koefisien regresi dan ANOVA full quadratic response surface. Interpretasi output response surface menunjukkan variabel pH mempunyai signifikansi di atas 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa pH tidak menunjukkan model linear maupun kuadratik, dapat dilihat dalam model kuadratik signifikansi berkurang atau mendekati 0,05 yaitu sebesar 0,107. Rentang pH menyesuaikan dengan kondisi lapangan dimana kondisi pH air yang terdapat di PT. Semesta Centramas berkisar 6,5 hingga 8. Sedangkan variasi dosis mempunyai pengaruh signifikan pada kondisi hubungan secara linear maupun kuadratik dengan P=value 0,002. Diperhatikan juga hasil uji Lack of Fit yang digunakan untuk menguji kecukupan model. Karena nilai lack of fit adalah 0 dan α yang digunakan sebesar 0,05 berarti terdapat kesesuaian model. Model empiris pengujian model full quadratic dari penurunan kekeruhan berdasarkan RSM maka dapat dirumuskan sebagai berikut : y = 1972,25 + 0,06818X1 – 550,222X2 – 2,48519X1X2 + 0,4854X12 + 41,5060X22 Dalam menduga model diperlukan asumsi bahwa residual bersifat identik dan berditribusi normal.
Gambar 3.1 Hubungan residual dengan fittet value untuk penurunan kekeruhan
Pada gambar 3.1 di atas dapat dilihat hubungan residual dengan fitted value. Residual tidak membentuk pola dan tersebar secara acak. Artinya asumsi residual identik telah terpenuhi. Uji distribusi normal dari data penurunan kekeruhan yang dilakukan di Minitab 16 dapat dilihat pada gambar 3.2 di bawah ini. Uji distribusi normal dilakukan untuk mengamati penyimpangan model, residual dikatakan terdistribusi normal ketika pada plot kenormalan residual, titik residual yang dihasilkan telah sesuai atau mendekati garis lurus.
Gambar 3.2 Uji Distribusi Normal Residual Gambar di atas menunjukkan hasil statistik Kolmogorov-Smirnov (KS) dimana nilai P-value > 0,150 yang artinya bahwa residu telah terdistribusi normal. Asumsi kenormalan telah terpenuhi sehingga model regresi yang telah dibuat dapat digunakan. 3.3 Penentuan Dosis Optimum A) Contour Plot Model Full Quadratic Berdasarkan hasil analisis response surface model full quadratic akan ditunjukkan contour plot dan surface plot dari persen penurunan kekeruhan, seperti ditunjukkan pada gambar 3.3. Contour Plot of turbidity vs pH, dosis 7.95
Turbidity < 0 0 – 25 25 – 50 50 – 75 75 – 100
7.80 7.65
4
7.50
3
pH
7.35
2
7.20
1
7.05 6.90 6.75 6.60 6
8
10
12
14 16 Dosis
18
20
22
24
Gambar 3.3 Contour Plot dari Persen Penurunan Kekeruhan Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa stationary point atau titik nol (<0) digambarkan pada lingkaran berwarna biru tua paling dalam dan memperlihatkan bahwa titik tersebut mempunyai kordinat dengan nilai ± 18 untuk dosis (ppm) dan ± 7,20 untuk pH. Sedangkan untuk respon persen penurunan kekeruhan akan semakin besar bila berada di range 5 ppm – 8 ppm atau area 4, dengan mengambil range pada level tersebut maka akan diproleh penurunan kekeruhan melebihi 75-100%.
B) Analisis Pendekatan dengan Desirability Function Dari model yang telah diketahui dapat ditentukan dosis optimum. Metode optimasi yang digunakan adalah pendekatan desirability function dengan menggabungkan respon-respon tersebut dan kemudian dicari titik optimalnya. Penggabungan respon dengan desirability function akan menghasilkan nilai respon yang optimal secara keseluruhan dan juga menjamin bahwa setiap respon optimal yang didapat nilainya tidak akan keluar dari nilai rentang yang sudah ditetapkan. Untuk melakukan analisis menggunakan pendekatan desirability function, maka dimasukkan nilai batas dari respon. Target yang ingin dicapai adalah penurunan kekeruhan yang dihasilkan 99%. Analisis desirability function sebagai hasil dari kombinasi variabel proses yang mencapai target ditunjukkan pada Gambar 3.4 berikut :
Gambar 3.4 Response Optimization Berdasarkan Gambar 3.4 nilai composite desiranility adalah 1,0000 berarti nilai target yang dikehendaki sudah tercapai. Penurunan kekeruhan dengan target 99% didapatkan dengan dosis koagulan 8 ppm pada pH 8. Dapat diperkirakan jumlah penggunaan koagulan di lapangan secara teoritis yaitu sebesar 0,64 gr/detik atau 29,5 mL/menit.. IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Air asam tambang di PT Semesta Centramas berasal dari tanah dan air hujan, dengan kadar Fe 1,50 mg/L ; Cd <0,05 mg/L ; Mn <0,39 mg/L ; TSS 1300 mg/L, kekeruhan 774 NTU ; pH 6,5 ; dan DHL 250 µS/cm. 2. Nilai pH dalam rentang penelitian 6,5 - 8 tidak menunjukkan adanya model secara linear maupun kuadratik terhadap penurunan kekeruhan. Variasi dosis menunjukkan adanya pengaruh signifikan pada kondisi hubungan secara linear maupun kuadratik terhadap penurunan kekeruhan. 3. Berdasarkan hasil analisa menggunakan metode RSM didapatkan dosis optimum 8 ppm dengan pH 8 untuk mencapai reduksi kekeruhan optimum 4.2 Saran Saran yang dapat diberikan yaitu diperhatikan waktu dan kondisi cuaca saat pengambilan sampel. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya dilakukan saat musim hujan karena kadar kekeruhan sedang dalam kondisi optimum, untuk penelitian selanjutnya dapat diteliti tentang pengaruh pH
terhadap koagulan Rollfloc dengan nilai rentang yang tinggi ataupun perubahan yang ekstrim dan menganalisa pengaruh pH terhadap penurunan kekeruhan dengan melihat model yang terbentuk dari sebaran data lebih lanjut. UCAPAN TERIMA KASIH Terimakasih kepada dosen pembimbing yaitu Bapak Dr. Rony Riduan, S.T., M.T dan Bapak Riza Miftahul Khair, S.T., M.Eng, kepada kepala UPT Laboratorium Lingkungan Kabupaten Balangan dan Head Section QHSE PT Semesta Centramas Balangan yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Agustina, Fahrianti. 2013. Penyisihan Kekeruhan Air Melalui Flokulator Media Berbutir Menggunakan Koagulan Al2(SO4)3 Dan FeSO4. Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan. Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru. Amri, Amun, Zulfansyah, M. Iwan Fermi, is Sulistyati, Ani Suryani, et al. 2009. Modeling, Variables Influence and Optimization Using Response Surface Method-Central Composite Design (RSM-CCD) On The Sodium Lignosulfonate Productiob From Palm Oil Stem Biomass. Journal Of Reaktor. Vol 12 No. 3. Juni 2009. Hal 183-188. Bangun, Ayu R, Siti Aminah, Rudi Anas Hutahaean, M. Yusuf Ritonga. 2013. Pengaruh Kadar Air, Dosis dan Lama Pengendapan Koagulan Serbuk BijiKelor Sebagai Alternatif Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu. Jurnal Teknik Kimia USU. Vol.2 No.1. 2013. Bariguna, Dipo CB. 2008. Studi Tingkat Kekeruhan Air Menggunakan Citra Radar Airsar. Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. Biorata, Agung Marssada. 2012. Optimasi Produksi Selulase Dari Bacillus sp. BPPT CC RK 2 Menggunakan Metode Respon Permukaan Dengan Variasi Rasio C/N dan Waktu Fermentasi. Skripsi Program Studi Teknologi Bioproses. Depok. Coniwanti, Pamilia, Mertha, Indah D, dan Diana Eprianie. 2013. Pengaruh Beberapa Jenis Koagulan Terhadap Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu dalam Tinjauannya Terhadap kekeruhan, TSS dan COD. Jurnal Teknik Kimia. Universitas Sriwijaya. Vol. 19 No. 3 Agustus, 2013. Dutka, Marcin, Mario Ditaranto and Terese Levas. 2015. Application of a Central Composite Design for the Study of NOx Emission Performance of a Low NOx Burner. Journal of Energies 2015. 8. 3606-3627 Ernawati. 2012. Identifikasi Pengaruh Variabel Proses dan Penentuan Kondisi Optimum Dekomposisi Katalitik Metana dengan Metode Respon Permukaan. Skripsi Program Studi Ekstensi Teknik Kimia. Depok. Environmental Protection Agency (2002), “Water Treatment Manuals: Coagulation, Flocculation & Clarification”, Wexford, Irlandia. Fatimah,Herudiyanto. 2007. Kandungan Sulfur dalam Batubara Indonesia. Penelitian Energi Fosil. Laboratorium Fisika Mineral. Pusat Sumber Daya Geologi. Gebbie, Peter (2005), “A Dummy’s Guide to Coagulants”, 68th Annual Water Industry Engineers and Operators, Conference Schweppes Centre, Bendigo. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, 2003. Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan Atau Kegiatan Pertambangan Batu Bara. Kristijarti, A Prima.,dkk. 2013. Penentuan Jenis Koagulan Dan Dosis Optimum Untuk Meningkatkan Efisiensi Sedimentasi Dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah Pabrik Jamu X. Universitas Katolik Parahyangan.
Lubis, Andriani. 2011. Aplikasi Metode Respon Surface Untuk Optimasi Kuantitas Susut Bobot Buah Manggis. Fakultas Pertanian. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh. Magaretha, 2012. Pengaruh Kualitas Air Baku Terhadap Dosis Dan Biaya Koagulan Aluminium Sulfat Dan Poly Aluminium Chloride. Universitas Sriwijaya. Palembang. Montgomery, Douglas C. 2001. Design And Analysis Of Experiments Eighth Edition. Arizona State University. Nurisman, Enggal dkk. 2012. Studi terhadap Dosis Penggunaan Kapur tohor (CaO) Pada Proses Pengolahan Air Asam Tambang Pada Kolam Pengendap Lumpur Tambang Air Laya PT Bukit Asam (Persero). Tbk. Jurnal Teknik. Patra Akademika. Nuryanti, Djati H Salimy. 2008. Metode Respon Permukaan dan Aplikasinya Pada Optimasi Eksperimen. Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir: 6 – 7 Agustus 2008. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan. 2008. Pengelolaan Batubara, Baku Mutu Limbah Cair. Rakhmadina, Khalida. 2013. Pemanfaatan Abu Limbah Kelapa Sawit Sebagai Koagulan Cair Untuk Menurunkan Tingkat Kekeruhan Dan Warna Pada Air Sungai Martapura Kalimantan Selatan. Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan. Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru. Risdianto, Dian. 2007. Optimisasi Proses Koagulasi Flokulasi untuk Pengolahan Air Limbah Industri Jamu (Studi Kasus PT. Sido Muncul). Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang. Riwandi, Ali Munawar. 2007. Uji Laboratorium Sifat-Sifat Limbah Organik dan Mekanisme Remediasi Air Asam Tambang. Laporan Hasil Penelitian Fundamental. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Rolimex. 2015. Trial Report Jart Test Coagulant-Rollfloc 135 Pada Proses Kolam Pengolahan Air Balangan Coal. PT Rolimex Kimia Nusamas. Jakarta. Samudro, Ganjar dan R. Abadi Rulian E. 2011. Studi Penurunan Kekeruhan dan Total Suspended Solid (TSS) dalam Bak Penampung Air Hujan (PAH) Menggunakan Reaktor Gravity Roughing Filter (GRF). Jurnal Presipitasi Fakultas Teknik UNDIP.Vol. 8 No. 1. Maret 2011. ISSN 1907-187x Setiawan, Cahya Dwi Dan M. Rizky Setiawan. 2013. Penentuan Dosis Optimum Penambahan Kapur Dan Tawas Untuk Meningkatkan pH Dan Menurunkan Kekeruhan Di Settling Pond 13 Dan 10 P T Arutmin Indonesia Asam-Asam Mine. Laporan Kerja Praktik Program Studi Teknik Lingkungan. Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru. Tontowi. 2002. Penentuan Kualitas Air Waduk Jatiluhur Sebagai Sumber Baku Air Minum dan Penurunan Kualitasnya Setelah Mengalir Melalui Saluran Tarum Barat. Wulan, Praswasti PDK. 2014. Identifikasi Pengaruh Variabel Proses dan Penentuan Kondisi Optimum Dekomposisi Katalik Metana Dengan Metode Respon Permukaan. Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia. PMIPA FKIP UNS. Surakarta.