Jambore Perempuan Bersama Memimpin Menciptakan Ekonomi Baru dan Perdamaian Tanpa Kekerasan Jakarta, 7-9 November, 2015.
Latar Belakang Diskriminasi berbasis gender dan kelas telah menciptakan men kekerasan terhadap perempuan dalam berbagai konteks situasi. Berbagai kekerasan struktural yang dihadapi perempuan baik baik dalam mempertahankan sumber–sumber sumber kehidupan ekonomi perempuan baik tanah, kerja layak dan memperjuangkan keberagaman dan perdamaian telah memunculkan inisiatif dan strategi baru pemimpin perempuan merespon situasi tersebut. Kekerasan terhadap perempuan semakin in meningkat dipengaruhi oleh; Pertama, menguatnya fundamentalisme agama di beberapa wilayah semakin meningkatkan kekerasan terhadap perempuan, dan menjauhkan perempuan dari nilai-nilai nilai nilai pluralitas dan perdamaian; Kedua, meningkatnya perampasan tanah yang disertai dengan penggusuran, rendahnya akses dan kontrol perempuan petani atas tanah pertanian, tidak adanya pengakuan sebagai pekerja dan perlindungan atas kerja layak bagi pekerja informal, terutama PRT, pekerja rja rumahan dan buruh gendong. g Karena itu, solidaritas dan strategi baru menjadi kebutuhan penting perempuan pemimpin saat ini untuk menciptakan strategi bagaimana menjadikan hidup dan sumber kehidupan perempuan sebagai pusat perhatian ian negara/pemerintah untuk menjamin pengakuan, perlindungan dan pemenuhan hak perempuan untuk menciptakan ekonomi baru yang berkeadilan, perdamaian tanpa kekerasan ekerasan Upaya pengurangan kemiskinan struktural dan kekerasan terhadap perempuan sangatlah sulit diwujudkan tanpa kepemimpinan perempuan yang senantiasa melawan relasi kekuasaan yang tidak adil untuk mengatasi terjadinya kekerasan berbasis gender yang dikuatkan dan dilegitimasi oleh alasan sosial budaya. Bahkan kemiskinan struktural pun tidak dapat dikurangi kurangi tanpa peningkatan akses dan kontrol perempuan atas sumberdaya ekonomi untuk menghilangkan segala yang membatasi dan memarginalkan perempuan dari ruang publik dan politik. politik Melihat situasi tersebut, Institute for Women’s Empowerment (IWE) di Indonesia dalam menjalankan program bertujuan untuk memperkuat kepemimpinan perempuan dalam rangka mempromosikann situasi masyarakat yang adil gender, plural dan damai. Kepemimpinan perempuan yang melawan alasan sosial budaya yang melegitimasi dan melanggengkan kekerasan terhadap perempuan. Kepemimpinan perempuan dalam proses meningkatkan hak-hak hak perempuan terhadap akses dan kontrol sumber-sumber sumber ekonomi – tanah pertanian dan pekerjaan yang layak sebagai pekerja informal. Selain itu, IWE pun mengembangkan dan memperkenalkan Feminist Leadership Transformative formative and Sustainable (FLTS). Untuk mewujudkan tujuan tersebut IWE bekerja bersama dengan berbagai kelompok kelompok perempuan dari berbagai latar belakang, diantaranya perempuan aktivis keagamaan, perempuan petani, perempuan pekerja rumah tangga, perempuan buruh gendong dan perempuan pekerja rumahan. Bersama perempuan aktivis keagamaan (perempuan pengurus pesantren, pesantren, majlis taklim dan organisasi keagamaan). keagamaan) IWE mengembangkan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan perempuan dalam rangka mempromosikan penguatan hakhak hak perempuan, keadilan gender, anti-kekerasan anti dan non-diskriminasi diskriminasi dengan mengedepankan prinsip solidaritas solidari dalam keberagaman dan perdamaian. Di Aceh, bersama perempuan di komunitas mengembangkan sekolah perempuan sebagai upaya membuka ruang perempuan berbagi dan belajar untuk merespon politisasi politisas agama dan mengadvokasi kebijakan yang diskriminatif. Di Sumatera, Sumate Jawa Sulawesi dan Bali, IWE bekerja bersama perempuan petani dalam rangka meningkatkan kapasitas perempuan petani memimpin sebagai upaya untuk memperjuangkan akses dan kontrol atas tanah dan sumber penghidupan. Selain itu, untuk mengupayakan sumber penghidupan lainnya, perempuan petani di Sumatera Selatan dan Jawa Timur mengembangkan praktek ekonomi alternatif yang bersolidaritas sosial. Mereka memanfaatkan lahan pertanian dan hasil pertanian secara kolektif. Upaya-upaya Upaya upaya tersebut dilakukan setelah sebelumnya belajar bersama-sama mengenai kepemimpinan perempuan petani dan pemetaan situasi dan kondisi perempuan dengan menggunakan metode PRA (participatory rural appraisal) a yang berperspektif kesetaraan dan keadilan gender.
1
Pada konteks pekerja informal, IWE bekerjasama dengan organisasi yang fokus pada perjuangan hak pekerja, dan serikat pekerja rumah tangga di Jakarta, Yogyakarta, semarang. Organisasi dan pekerja rumahan di Malang, Jawa Timur dan organisasi dan buruh gendong di Jogjakarta. Sampai saat ini, sebutan pekerja informal masih dilekatkan disebabkan negara tidak memiliki kemauan dan kehendak untuk mengakui sebagai pekerja yang dijamin dan dilindungi haknya sebagai pekerja oleh negara. Karena itu, pekerja informal sebagai individu maupun kelompok yang masih mengalami diskriminasi berlapis, sangat dimarginalkan baik secara ekonomi, sosial maupun politik dan bahkan rentan mengalami kekerasan. Dalam rangka merespon situasi tersebut, IWE bekerja dalam prinsip solidaritas didasarkan pada realitas pengalaman pekerja informal untuk memperdalam strategi feminis dan mengembangkan proses keberlanjutan. IWE telah mendukung gerakan pekerja informal untuk mengembangkan Sekolah dengan kurikulum berbasis pengalaman konteks hidup pekerja informal. Sekolah telah menjadi inti lingkaran pembelajaran perempuan pekerja informal untuk berbagi pengetahuan tentang hak-hak, kapasitas, menganalisis, membangun solidaritas dan dukungan moral. Bahkan menyusun strategi tindakan bersama, berbagi sumber daya untuk mengadvokasi kebijakan yang melindungi pekerja informal. IWE telah kontribusi untuk mengembangkan kesadaran feminis-realitas kehidupan pribadi sangat dipengaruhi power relasi dengan struktur kekuasaan sosial dan institusi yang telah menciptakan penindasan struktural. FLTS telah mulai diperaktekkan oleh pekerja informal, perempuan petani dan perempuan komunitas seiring dengan aktivitas sehari-hari dan sesuai dengan konteksnya untuk memperjuangkan hak perempuan. Praktek yang telah mulai dilakukan diantaranya adalah: (a) memetakan-menganalisis hubungan kekuasaan sebagai individu baik dalam keluarga, desa/tempat tinggal dan tempat kerja, (b) menganalisis ketidakadilan situasi yang dialami pekerja informal - mengapa gaji rendah, mengapa tidak diakui sebagai pekerja, dan bahkan sampai menganalisi mengapa mereka tidak memiliki pendidikan, (c) mengambil tindakan keluarga – kontrol sumber daya dalam rumah tangga, meskipun sebelumnya semua penghasilan digunakan untuk kebutuhan keluarga, saat ini penghasilan mereka dikontrol oleh mereka sendiri. Kepemimpinan dimulai dengan menjadi agency individu pribadi. (d) mengambil tindakan di tempat kerja - berbicara kepada majikan, otoritas pasar, advokasi untuk diri mereka sendiri tentang masalah di tempat kerja, dan dalam kelompok atau organisasi dan bahkan kepada pemerintah, legislatif, media dan publik luas, (e) berbicara dan membela diri ketika saling menyalahkan, dan pengorganisasian aktivis perempuan dan laki-laki dan untuk mendukung perjuangan pekerja informal, dan mulai mengembangkan inisiatif praktek ekonomi solidaritas sosial dibeberapa komunitas, sebagai upaya untuk praktek menciptakan sistem ekonomi baru yang berkeadilan gender dan bebas dari pemiskinan dan kekerasan.
Tujuan Tujuan umum Jambore adalah berbagi pengalaman dan menciptakan strategi baru untuk perempuan bersama memimpin menciptakan ekonomi baru dan perdamaian tanpa kekerasan. Adapun tujuan khusus Jambore adalah sebagai berikut: Mempertemukan perempuan pemimpin sebagai ruang berbagi pengetahuan pengalaman, strategi dan proses menemukan pembelajaran bersama dalam memperjuangan sumber ekonomi – tanah pertanian, perlindungan kerja layak dan perdamaian. Membangun solidaritas dalam menguatkan aliansi-jaringan bersama untuk memimpin perjuangan hak atas sumberdaya ekonomi – tanah pertanian, kerja layak dan perdamaian Perempuan menyuarakan langsung tuntutannya kepada pemerintah dan publik mengenai akses terhadap dan kontrol atas sumberdaya ekonomi- hak atas anah, perlindungan kerja layak dan perdamaian tanpa kekerasan Menumbuhkembangkan praktek kepemimpinan perempuan dalam mengakses sumberdaya ekonomi dan kerja layak dan proses perdamaian kedepan.
Waktu dan Tempat Kegiatan Jambore perempuan pemimpin akan dilakukan pada hari Sabtu- Senin, tanggal 7-9 November 2015. Tempat kegiatan akan dilakukan di KINASIH RESORT, Jl. Raya Cilangkap- Tapos, Depok- Indonesia. Telp (62-21) 8755042, 8791054. Website: www.thekinasihconference.com
Program Jambore Serangkaian program Jambore yang saling berkaiatn mulai dari berbagi pengetahuan dan strategi bersama mengenai bagaimana praktek kepemimpinan femeninist oleh perempuan pemimpin komunitas – berbagi pembelajaran sekolah perempuan, pengorganisasian perempuan, advokasi sumber-sumber ekonomi – tanah pertanian, perlindungan kerja layak dan perdamaian. Selain itu, akan berlangsung paralel diskusi yang mengulas mengenai tantangan dari Strategi gerakan Perempuan memperjuangkan akses dan kontrol sumber-sumber ekonomi- tanah pertanian, kerja layak dan perdamaian. Proses selanjutnya adalah bagaimana menciptakan gerakan feminis menurut kita dalam berbasis konteks, praktek WeSis sebagai element penting dalam membangun kepemimpinan feminist yang transformatif dan keberlanjutan
2
aktivisme. Selanjutnya akan dilanjutkan Deklarasi perempuan pemimpin, konferensi pers perempuan memimpin dari berbagai latar belakang dan malam Solidaritas. Setelah proses berbagi pengetahuan dan strategi, selanjutnya perempuan pemimpin akan logmarch menuju DPR dengan pakain budaya masing-masing dan melakukan Dialog dengan Pemerintah terkait. Setelah itu, pemimpin perempuan melakukan Refleksi Solidaritas dalam Api Unggun Perempuan Pemimpin bagimana menumbuhkan solidaritas untuk bergerak bersama kedepan. Selain itu, akan ada Pasar Solidaritas yang menerapkan konsep Ekonomi Sosial Solidaritas (ESS). Pasar ini memperkenalkan praktek ESS yang digerakkan oleh perempuan yang terlibat langsung dalam program WELDD. Pada pasar malam solidaritas ini akan ada pertukaran barang (melalui jual-beli) yang tidak sekedar mendapatkan untung, namun berbasis etika dan nilai dengan menanamkan prinsip demokrasi, pluralisme, persamaan, berkeadilan, mutualisme, inklusifitas dan kreativitas.
Peserta Jambore Jambore Perempuan memimpin akan dihadiri oleh para pemimpin perempuan komunitas dan organisasi sebanyak 230 orang dari berbagai kalangan aktivis perempuan dan aktivis perempuan keagamaan, buruh/pekerja informal dan perempuan petani dari berbagai daerah, diantaranya: Aceh, Medan, Palembang, Lampung, Makassar, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DIY Jogjakarta, Jawa Timur, dan beberapa aktivis perempuan dari Hongkong, Singapura, Thailand dan organisisasi atau aktivis perempuan lainnya di Indonesia1.
Pelaksana Kegiatan Jambore Institute for Women’s Empowerment (IWE) yang berpusat di Hongkong, Shirkat Gah Women’s Resource Center (SG) di Pakistan dan Women’s Living Under Muslim Laws (WLUML) yang berpusat di London telah bekerjasama mengembangkan sebuah program Women Empowerment and Leadership Development for Democratisation (WELDD) – pemberdayaan perempuan dan pengembangan kepemimpinan untuk demokratisasi. Program WELDD dilaksanakan di 12 negara berkembang di Timur Tengar, Afrika dan Asia termasuk di Indonesia dengan beberapa partner organisasi sejak tahun 2012 sampai sekarang. Di Indonesia, IWE bekerjasama dengan oragnisasi JALA PRT, Yasanti, MWPRI, Solidaritas Perempuan, KPA, Kaliyanamitra, Rahima dan Fahmina menyelenggarakan sebuah Jambore Perempuan Pemimpin dengan mengusung tema; Bersama Memimpin Menciptakan Ekonomi Baru dan Perdamaian tanpa Kekerasan.
Agenda Jambore Perempuan Bersama Memimpin Menciptakan Ekonomi Baru dan Perdamaian Tanpa Kekerasan. Depok, Jakarta, 7-9 November, 2015. Agenda dan jadwal terlampir di bawah ini.
1 Solidaritas Perempuan, Kalyanamitra, Rahima, Fahmina, Yasanti, MWPRI, KPA, JALA PRT, Sapu Lidi, LBH APIK Jakarta, Ardhanary, IPP, AMAN Indonesia, Perempuan Mahardika, CWGI, Koalisi Perempuan Indonesia, AKSI, ANBTI, SCN CREST dan JRMK UPC, Alinasi Pelangi Antar Bangksa, Institute Perempuan, Kapal Perempuan, Pulih, HomeNet Indoensia, IKA, ASEC Indonesia, ILO, Institute for Women’s Empowerment (IWE), dll.
3
Agenda Jambore Perempuan Bersama Memimpin Menciptakan Ekonomi Baru dan Perdamaian Tanpa Kekerasan Depok, Jakarta, 7-9 November, 2015.
Hari/waktu
Kegiatan
Jum’at 6 Nov
Kedatangan di Jakarta dan check-in di Kinasih Resort Depok. Mulai chek in, jam 12.30 siang. Hari 1: Sabtu, 7 November 2015 06.30 – 08.30 Breakfast 08.30 – 09.00 Registration peserta Pengumpulan bahan materi Jambore 09.00 – 09.30 Pembukaan Jambore Perempuan: • Selamat datang • Overview secara singkat WELDD • Overview Program Jambore • Informasi logistik 09.30 –10.00 Coffe Break 10.00-12.30 Sesi 1: Feminist Strategi, berbagi pengetahuan dan strategi dalam memperjuangkan akses dan kontrol atas sumberdaya ekonomi – hak atas tanah dan kerja layak dan memajukan perdamaian.
12.30 – 13.30 13.30 – 14.00 14.00 – 17.30
Workshop Paralel dengan 5 groups: • Workshop group agraria/pertanian dengan perempuan petani, oleh SP dan KPA • Workshop group pekerja rumahan, oleh MWPRI • Workshop Pekerja Rumah Tangga, oleh JALA PRT, SPPRT dan KOY • Workshop Buruh Gendong, oleh YASANTI • Workshop Pluralisme & Pedamaian, oleh Rahima, SP dan Fahmina Makan siang Energizer bersama perempuan memimpin, oleh Tim WeSis Sesi 2: Diskusi Paralel World Cafe Tantangan dari Strategi gerakan Perempuan memperjuangkan akses dan kontrol sumber-sumber ekonomi- tanah pertanian, kerja layakan dan perdamaian: • Tantangan dari strategi PRT, Pekerja Rumahan, dan Buruh Gendong memperjuangkan perlindungan hak Kerja Layak dan Jaminan Sosial • Tantangan dari strategi perempuan petani dan perempuan buruh tani • Tantangan dari strategi pejuang perdamaian dalam akses sumberdaya ekonomi • Tantangan dari strategi dalam upaya menghapus Perda Diskriminatif terhadap perempuan; study kasus Qanun Jinayat Aceh. Makan malam Pasar solidaritas, selfcare dan Layar Tancap Film Perempuan Memimpin
17.30 – 19.30 19.30 – 20.30 20.30-Istirahat Hari 2: Minggu, 8 November 2015 06.30 – 08.30 Breakfast 08.30 – 09.00 Energizer bersama perempuan memimpin Oleh tim WeSis 09.00- 10.15
Penganggungjawab Panitia dan peserta
Semua peserta Peserta dan Panitia • Semua peserta • Mabel Au, Ketua IWE • Lin Chew, Direktur IWE • IWE WELDD tim Panitia dan peserta 5 Workshop paralel: • Diskusi dalam Workshop • Mengambar proses perubahan • Menyampaikan cerita perubahan individu - kolektif
Semua peserta Semua peserta Narasumber: • Mitra Wanita Pekerja Rumahan (MWPRI), oleh Cecilia S • Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga, oleh Lita Angraini • Yayasan Annisa Swasti, oleh Amin Muftiyanah • Konsorsium Pembaharuan Agrari (KPA) oleh Dewy Kartika • Perwakilan Fahmina dan Rahima. • Perwakilan FLTS team • Solidaritas Perempuan, oleh Puspa Dewy Fasilitator: Dini Anitasari, dan team Semua peserta • Video informal worker, Video Pluralisme, Pedamaian, dll.
Semua peserta • Review hari sebelumnya • Pembukaan hari ke-2 • Semua peserta Persentasi hasil kelompok diskusi sesi 1 dan rumusan hasil • 5 Raportur cerita perubahan hasil sesi 1
4
• Raportur 7 groups hasil sesi 2. Fasilitator: Dini Anitasari Coffe Break Peserta dan Panitia Sesi 3: Talk Show: Bagaimana menciptakan gerakan feminis Pembicara: menurut Kita berbasis konteks: • Azriana RM, Komnas Perempuan • Mekanisme negara dalam menyikapi tuntutan gerakan • Wardah Hafidz perempuan untuk menghapus KtP, dan upaya • Risma Umar perlindungan Hak Asasi Perempuan. • Vivianne Wee • Gerakan masyarakat sipil indonesia mendukung gerakan • Poonsap- Homenet Thailand perempuan Moderator: Sri Wiyanti Eddyono • Gerakan ekonomi solidaritas sosial, best practices Diskusi: semua peserta • Fokus strategi IWE untuk memperkuat gerakan feminis melalui keberlanjutan aktivisme • Koneksi gerakan perempuan nasional dalam gerakan perempuan global Lunch Peserta dan Panitia Lanjutan Sesi 3: Bagaimana menciptakan gerakan feminis Semua peserta menurut kita berbasis konteks. Pembicara Moderator: Sri Wiyanti Eddyono Sesi 4: Pembahasan Naskah Deklarasi dan Konferensi Pers • Persentasi tim perumus draft Perempuan Memimpin Deklarasi Jambore Perempuan • Diskusi dan masukan Deklarasi Coffe Break Semua peserta Konferensi Pers Perempuan memimpin, oleh pemimpin • Perempuan Pekerja Rumah Tangga, Perempuan Pekerja perempuan dari berbagai latar belakang Rumahan, Perempuan Buruh Gendong, Perempuan Petani, dan Perempuan isu pluralisme dan perdamaian Fasilitator: Marhaini Nasution sesi 2.
10.15 – 10.30 10.30 – 12.30
12.30 – 13.30 13.30 – 15.00
15.00 – 15.30
15.30 –15.45 15.45 –17.30
17.30 – 22.000
Malam Solidaritas: Perempuan Memimpin: makan bersama, • Group Teater PRT, musik Kerudung Hitam, musik musik, tari, teater, dan pembacaan Deklarasi, dan pasar Simponi dan musik anak jalanan solidaritas • Pembacaan Deklarasi Perempuan Memimpin • Kreasi Seni dan Budaya: solidaritas dan perdamaian untuk perempuan memimpin dari berbagai komunitas atau Fasilitator: Wahida Rustam, Hanifah dan Veronika Yuniar wilayah. Meliana
Hari 3: Senin, 9 November 2015 06.30 – 07.30 Breakfast 07.30 – 08.30 March Perempuan: Perempuan Memimpin Ciptakan Ekonomi Baru dan Perdamaian tanpa Kekerasan. 09.00 – 12.00 Sesi 5: Pemimpin Perempuan Dialog dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP&PA) Rombongan peserta menuju lokasi kantor Kementerian Tenaga Kerja, Kementrian Dalam Negeri, Kementerian Pertanian 13.30 – 16.00 Lanjutan Dialog dengan Pemerintah: Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertanian 12.00– 13.30
16.00 – 17.00 Peserta kembali ke Penginapan Kinasih 17.00 – 19.30 Istirahat dan makan malam 19.30 – 22.00 Refleksi Api Unggun Perempuan, dan Penutupan Jambore Hari 4: Selasa, 10 November 2015 Breakfast dan Check out 07.30-12.30
Semua peserta • Koordinator: Raihan, Dinov dan Desy • 230 orang Peserta menuju kantor KPP&PA • Pemimpin Perempuan dialong dengan Menteri KPP&PA • Tempat: Kantor KPPPA • Penyerahan Deklarasi Jambore Perempuan Pemimpin • Koordinasi Panitia per group • Peserta tiba di Lokasi • Pekerja Informal Dialog dengan Kementerian Tenaga Kerja • Perempuan aktivis perdamaian Dialog dengan Kementerian Dalam Negeri • Perempuan Petani Dialog dengan Kementerian Pertanian Koordinasi panitia per group, dan Peserta tiba di Kinasih Semua Peserta Semua peserta Fasilitator : Lin Chew, Wahidah, Sri Marpinjun Peserta kembali ke daerah masing-masing
5